FLORENCE NIGHTINGALE
Di Susun Oleh :
1. Bella Dara Anggun Pratiwi
2. Dedi Wahyudi
3. Farhan Nafis Sajidalloh
4. Harmanto
5. Imam Taohid Supramono
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka
konseptual atau model keperawatan. Teori Keperawatan merupakan usaha
untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan sehingga model
keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu
sendiri, yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja
dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan
ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan, mengingat
dalam model praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti
adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model.
Salah satunya adalah model konsep dan teori keperawatan adalah
Florence Nightingale pada abad ke 19. Teori Florence ini adalah teori yang
mengemukakan tentang lingkungan (environment theory) (Meleis, 2006).
Florence Nightingale sendiri disebut ibu dari keperawatan modern dan beliau
dikenal sebagai wanita yang pantang menyerah dalam merawat pasien dan
memiliki jiwa penolong serta sangat berperan penting dalam perkembangan
ilmu keperawatan.
Teori dari Florence Nightingale sangatlah bermanfaat bagi para
perawat terutama pada saat kita merawat pasien. Mungkin pada saat kita
merawat pasien kita melupakan faktor lingkungan di sekitar pasien, padahal
lingkungan sangatlah berpengaruh dalam penyembuhan pasien. Pasien
sangatlah membutuhkan kenyamanan dan ketenangan pada saat dia di rawat,
sehingga makalah ini akan membahas tentang bagaimana sejarah Florence
Nightiangle, isi teorinya dan penerapannya pada tataran pelayanan, pendidikan
dan penelitian
BAB I
PEMBAHASAN
A. BIOGRAFI
Florence Nightingale, merupakan salah satu pelopor ilmu keperawatan
modern, Ia lahir pada tanggal 12 Mei 1820 di Florence, Italia. Pendidikan
Nightingale diperoleh ayahnya seperti matematika, bahasa, agama dan filsafat,
selain itu ia senang bersama ibunya mengunjungi orang miskin yang sakit. Di
usia belasan tahun ia aktif di perkumpulan aristokratik, tetapi ia merasa bahwa
hidupnya harus lebih bermanfaat. Di
tahun 1837, dia membeberkan dalam
buku hariannya bahwa “Tuhan
berbicara kepadaku dan
memanggilku untuk melayaniNya”.
Di tahun 1851, Nightingale pergi ke
Kaiserswerth, Jerman, mengikuti
pelatihan perawatan pertama kalinya,
ia terpesona akan komitmen dan
kepedulian yang dipraktekkan oleh
para biarawati kepada pasien. Ia jatuh
cinta pada pekerjaan sosial
keperawatan. 12 Agustus 1853 hingga bulan Oktober 1854, Nightingale
bekerja sebagai pengawas bagian keperawatan diInstitute for the Care of Sick
Gentlewomen, sebuah rumah sakit kecil bagi penderita cacat untuk wanita-
wanita keluarga bangsawan yang terletak di Upper Harley Street, London.
Disini ia membuat beberapa perubahan tentang konsep keperawatan
diantarannya rumah sakit menerima tidak saja pasien yang beragama Katolik,
tetapi juga Yahudi dan agama lainnya, serta memperbolehkan mereka
menerima kunjungan dari pendeta-pendeta mereka, termasuk rabi, dan ulama
untuk orang Islam”.Selain di Jerman, Florence Nightingale juga
pernah bekerja di rumah sakit untuk orang miskin di Perancis.
Tahun 1854 berkobarlah peperangan di Semenanjung Krimea. Banyak
prajurit yang gugur dalam pertempuran, namun yang lebih menyedihkan lagi
adalah tidak adanya perawatan untuk para prajurit yang sakit dan luka-luka.
Pada tanggal 21 Oktober 1854 Nightingale bersama 38 gadis sukarelawan
yang ia dilatih dan termasuk bibinya Mai Smith, berangkat ke Turki
menumpang sebuah kapal. Pada tanggal November 1854 mereka mendarat di
sebuah rumah sakit pinggir pantai di Scutari. Saat tiba disana kenyataan yang
mereka hadapi lebih mengerikan dari apa yang mereka bayangkan. Beberapa
gadis sukarelawan terguncang jiwanya dan tidak dapat langsung bekerja
karena cemas, semua ruangan penuh sesak dengan prajurit-prajurit yang
terluka, dan beratus-ratus prajurit bergelimpangan di halaman luar tanpa
tempat berteduh dan tanpa ada yang merawat. Dokter-dokter bekerja cepat
pada saat pembedahan, mereka memotong tangan, kaki, dan mengamputasi
apa saja yang membahayakan hidup pasien, potongan-potongan tubuh tersebut
ditumpuk begitu saja diluar jendela dan tidak ada tenaga untuk
membuangnya jauh-jauh ke tempat lain. Bekas tangan dan kaki yang
berlumuran darah menggunung menjadi satu dan mengeluarkan bau tak sedap.
Florence melakukan perubahan-perubahan penting. Ia mengatur
tempat-tempat tidur para penderita di dalam rumah sakit, dan
menyusun tempat para penderita yang bergelimpangan di luar rumah sakit. Ia
mengusahakan agar penderita yang berada di luar paling tidak bernaung di
bawah pohon dan menugaskan pendirian tenda. Penjagaan dilakukan secara
teliti, perawatan dilakukan dengan cermat, perban diganti secara berkala, obat
diberikan pada waktunya, lantai rumah sakit dipel setiap hari, meja kursi
dibersihkan, dan baju-baju kotor dicuci dengan mengerahkan tenaga
bantuan dari penduduk setempat. Dalam waktu sebulan rumah sakit sudah
berubah sama sekali, walaupun baunya belum hilang seluruhnya namun jerit
dan rintihan prajurit yang luka sudah jauh berkurang. Para perawat
sukarelawan bekerja tanpa kenal lelah hilir-mudik di bawah
pengawasan Florence Nightingale. Namun, kerja keras Florence
membersihkan rumah sakit tidak berpengaruh banyak pada jumlah kematian
prajurit, malah sebaliknya, angka kematian malah meningkat menjadi yang
terbanyak dibandingkan rumah sakit lainnya di daerah tersebut. Pada masa
musim dingin pertama Florence berada disana sebanyak 10 kali lipat prajurit
malah meninggal karena penyakit seperti; tipes, tifoid, kolera, dan disentri
dibandingkan dengan kematian akibat luka-luka saat perang.
Pada bulan bulan Maret 1855, hampir enam bulan setelah Florence
Nightingale datang, komisi kebersihan Inggris datang dan memperbaiki sistem
pembuangan limbah dan sirkulasi udara, sejak saat itu tingkat kematian
menurun drastis. Namun Florence tetap percaya saat itu bahwa tingkat
kematian disebabkan oleh nutrisi yang kurang dari suplai makanan dan
beratnya beban pekerjaan tentara. Pemikiran ini baru berubah saat
Florence kembali ke Inggris dan mengumpulkan bukti dihadapan Komisi
Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris (Royal Commission on the Health
of the Army), akhirnya ia diyakinkan bahwa saat itu para prajurit di rumah
sakit meninggal akibat kondisi rumah sakit yang kotor dan memprihatinkan.
Hal ini berpengaruh pada karirnya di kemudian hari dimana ia
gigih mengkampanyekan kebersihan lingkungan sebagai hal yang utama.
Kampanye ini berhasil dinilai dari turunnya angka kematian prajurit pada saat
damai (tidak sedang berperang) dan menunjukkan betapa pentingnya disain
sistem pembuangan limbah dan ventilasi udara sebuah rumah sakit. Selama
perang Krimea, Florence Nightingale mendapatkan nama
"Bidadari Berlampu". Pada tahun 1857 Henry Longfellow, seorang penyair
AS, menulis puisi tentang Florence Nightingale berjudul "Santa Filomena",
yang melukiskan bagaimana ia menjaga prajurit-prajurit di rumah sakit
tentara pada malam hari, sendirian, dengan membawa lampu.
Florence Nightingale kembali ke Inggris sebagai pahlawan pada
tanggal 7 Agustus 1857, semua orang tahu siapa Florence Nightingale dan apa
yang ia lakukan ketika ia berada di medan pertempuran Krimea, Nightingale
mendapat undangan dari Ratu Victoria untuk mendirikan Komisi Kerajaan
untuk Kesehatan Tentara Inggris, ia merekomendasikan adanya pemeriksaan
tentara militer, dan didirikannya Sekolah Medis Angkatan Bersenjata dan
sistem rekam medik angkatan bersenjata. Kemudian agar profesi perawat
menjadi lebih dihargai, ibu-ibu dari keluarga baik-baik akan mengijinkan
anak-anak perempuannya untuk bersekolah disana dan masyarakat akan lain
sikapnya menghadapi seseorang yang terdidik, Florence membangun sebuah
sekolah perawat khusus untuk wanita yang pertama, Sekolah tersebut
didirikan di lingkungan rumah sakit St. Thomas Hospital, London.
Dunia kesehatan pun menyambut baik pembukaan sekolah perawat
tersebut. Saat dibuka pada tanggal 9 Juli 1860 berpuluh-puluh gadis dari
kalangan baik-baik mendaftarkan diri, perjuangan Florence di Semenanjung
Krimea telah menghilangkan gambaran lama tentang perawat perempuan.
Dengan didirikannya sekolah perawat tersebut maka dimulailah masa baru
dalam dunia keperawatan. Dengan perawat-perawat terdidik, era baru
perawatan secara modernpun dimulai. Dunia menjadi tergugah dan ingin
meniru. Mereka mengirimkan gadis-gadis berbakat untuk dididik di sekolah
tersebut dan sesudah tamat mereka diharuskan mendirikan sekolah serupa di
negerinya masing-masing.
Pada tahun 1860 Florence menulis buku Catatan tentang Keperawatan
(Notes on Nursing) buku setebal 136 halaman ini menjadi buku acuan pada
kurikulum di sekolah Florence dan sekolah keperawatan lainnya. Buku ini
juga menjadi populer di kalangan orang awam dan terjual jutaan eksemplar di
seluruh dunia. Pada tahun 1861 cetakan lanjutan buku ini terbit dengan
tambahan bagian tentang perawatan bayi. Selama karirnya Nightigale
memfokuskan pada perbaikan kebersihan di militer, rumah sakit-rumah sakit
militer dan di tengah kelompok-kelompok masyarakat yang miskin di Inggris.
Dia menulis Notes on Matters Affecting the Health, Efficiency, and Hospital
Administration of the British Army (1858), Notes of Hospitals (1858), Notes
on the Sanitary State of the Army in India (1871), dan Life or Death in India
(1874). Atas usahanya, Nightingale menerima sejumlah penghargaan, pada
tahun 1883 Florence dianugrahkan medali Palang Merah Kerajaan (The
Royal Red Cross) oleh Ratu Victoria. Pada tahun 1907 pada umurnya yang ke
87 tahun, Raja Inggris di hadapan beratus-ratus undangan menganugerahkan
Florence Nightingale dengan bintang jasa The Order Of Merit dan Florence
Nightingale menjadi wanita pertama yang menerima bintang tanda jasa ini.
Pada tahun 1908 ia dianugrahkan Honorary Freedom of the City dari kota
London.
Florence Nightingale meninggal dunia di usia 90 tahun pada tanggal 13
Agustus 1910. Keluarganya menolak untuk memakamkannya di Westminster
Abbey, dan ia dimakamkan di Gereja St. Margaret yang terletak di East
Wellow, Hampshire, Inggris
Manusia
Kesehatan Lingkungan
Keperawatan
1. Manusia
Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara
tetap dengan lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu
menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis). Manusia memiliki
akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi dan
merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan
interdependensi. Florance Nightingale telah menginspirasi dunia
keperawatan melalui pemikiran-pemikiran hebatnya. Nightingale
beranggapan bahwa setiap manusia merupakan individu yang berbeda.
Nightingale berfokus pada tujuan dalam meningkatkan kesembuhan klien,
yaitu lebih bertindak produktif dan memberikan asuhan keperawatan yang
lebih efisien.
2. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi,
psikologi, sosial, spiritual dan kultural secara komprehensif, ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit mencakup
siklus hidup manusia. Florance Nightingale percaya bahwa setiap wanita
dapat menjadi perawat tentu dalam pengertian perawatan sebagai wujud
tanggung jawab seseorang terhadap kesehatan. Menurut Florence
Nightingale 1895 Keperawatan adalah suatu pasien dalam kondisi paling
baik untuk beraktivitasNightingale melihat keperawatan sebagai "ilmu
manajemen lingkungan" (Whall, 1996). Perawat yang menggunakan akal
sehat, pengamatan, dan kecerdasan memungkinkan alam untuk efektif
memperbaiki pasien (DeGraaf, Marriner Tomey, Mossman, et al., 1994).
3. Kesehatan
Nightingale mendefinisikan sehat sebagai suatu keadaan baik dan
menggunakan semua kekuatan atau sumber untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Selain itu, dia melihat penyakit dan sakit sebagai proses
penyembuhan yang natural dimulai ketika seseorang tidak memperhatikan
kesehatan. Nightingale mengharapkan pemeliharaan kesehatan melalui
pencegahan penyakit dari kontrol lingkungan dan tanggungjawab sosial;
yang menggambarkan modern perawatan kesehatan masyarakat dan lebih
banyak konsep modern promosi kesehatan. Dia terkenal dengan konsep
perawatan kesehatan karena berbeda dari perawatan pasien sakit untuk
meningkatkan kesembuhan atau dari kehidupan lebih baik sampai
meninggal (Alligood & Tomey, 2010).
4. Lingkungan
Fitzpatrik and Whall menggambarkan konsep lingkungan dari
Nightingale adalah “ banyak elemen eksternal dan yang mempengaruhi
kesehatan dari sakit dan sehat seseorang” dan termasuk ‘segala sesuatu
dari makanan pasien untuk interaksi verbal dan non verbal pasien “1983,
pp.16-17). Peringatannya untuk perawat, memberikan perawatan di rumah
dan pelatihan perawat di rumah sakit adalah untuk menciptakan dan
memelihara lingkungan terapeutik yang akan meningkatkan kenyamanan
dan penyembuhan pasien (Halsall, 1997 dalam Alligood dan Tomey,
2010). Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik
eksternal yang mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang
meliputi lima komponen dalam mempertahankan kesehatan individu, yang
meliputi :Udara segar, Air bersih, Saluran pembuangan yang efisien,
Kebersihan dan Cahaya.
Konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam konteks
lingkungan secara keseluruhan terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan
psikologis dan lingkungan sosial.
a) Lingkungan fisik (physical environment)
Merupakan lingkungan dasar/alami berhubungan dengan ventilasi dan
udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang
bersih dan selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada.
Dalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Lingkungan
dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi
orang lain maupun dirinya sendiri. Tempat tidur harus diatur
sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
b) Lingkungan psikologi (psychological environment)
Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan stres fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi
pasien.Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk,
menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
c) Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkunngan terutama hubungan yang spesifik
dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk
pencegahan penyakit. Lingkungan sosial selalu dibicarakan dalam
hubungannya dengan pasien yaitu lingkungan pasien yang secara
menyeluruh.
Florence lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada
lingkungan sosial dan psikologis yang digali secara lebih terperinci dalam
tulisannya. Penekanan terhadap lingkungan sangat jelas melalui
pernyataannya bahwa jika ingin melihat status kesehatan seseorang, maka
yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah, kondisi dan cara
hidup seseorang daripada mengkaji fisik / tubuhnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teori Environmental Nightingale dicetuskan oleh Florence Nightingale
“Ibu dari keperawatan modern” meletakkan keperawatan menjadi sesuatu
yang sakral untuk dipenuhi oleh seorang wanita. Konsep utama bagi kesehatan
adalah ventilasi, kehangatan, cahaya, diet, kebersihan, dan ketenangan.
Kesehatan adalah usaha untuk menjaga agar tetap sehat.
Konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek
lingkungan secara keseluruhan terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan
psikologis dan lingkungan social. Teori Florence Nightiangle ini dapat
diterapkan dalam bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Ann Marriner Tomey & Martha Raile Alligood, Nursing Theories and Their Work,
6th ed, 2002, Mosby: Elsevier.
George B. Julia , Nursing Theories- The base for professional Nursing Practice ,
3rd ed.
Perry & Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Vol.1, 2.,
Ed.4.,EGC :Jakarta.