Anda di halaman 1dari 21

KONSEPTUAL MODEL TEORI KEPERAWATAN

FLORENCE NIGHTINGALE

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Sains Keperawatan

Di Susun Oleh :
1. Bella Dara Anggun Pratiwi
2. Dedi Wahyudi
3. Farhan Nafis Sajidalloh
4. Harmanto
5. Imam Taohid Supramono

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN 2018

BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka
konseptual atau model keperawatan. Teori Keperawatan merupakan usaha
untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan sehingga model
keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu
sendiri, yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja
dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan
ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan, mengingat
dalam model praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti
adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model.
Salah satunya adalah model konsep dan teori keperawatan adalah
Florence Nightingale pada abad ke 19. Teori Florence ini adalah teori yang
mengemukakan tentang lingkungan (environment theory) (Meleis, 2006).
Florence Nightingale sendiri disebut ibu dari keperawatan modern dan beliau
dikenal sebagai wanita yang pantang menyerah dalam merawat pasien dan
memiliki jiwa penolong serta sangat berperan penting dalam perkembangan
ilmu keperawatan.
Teori dari Florence Nightingale sangatlah bermanfaat bagi para
perawat terutama pada saat kita merawat pasien. Mungkin pada saat kita
merawat pasien kita melupakan faktor lingkungan di sekitar pasien, padahal
lingkungan sangatlah berpengaruh dalam penyembuhan pasien. Pasien
sangatlah membutuhkan kenyamanan dan ketenangan pada saat dia di rawat,
sehingga makalah ini akan membahas tentang bagaimana sejarah  Florence
Nightiangle, isi teorinya dan penerapannya pada tataran pelayanan, pendidikan
dan penelitian

BAB I
PEMBAHASAN
A. BIOGRAFI
Florence Nightingale, merupakan salah satu pelopor ilmu keperawatan
modern, Ia lahir pada tanggal 12 Mei 1820 di Florence, Italia. Pendidikan
Nightingale diperoleh ayahnya seperti matematika, bahasa, agama dan filsafat,
selain itu ia senang bersama ibunya mengunjungi orang miskin yang sakit. Di
usia belasan tahun ia aktif di perkumpulan aristokratik, tetapi ia merasa bahwa
hidupnya harus lebih bermanfaat. Di
tahun 1837, dia membeberkan dalam
buku hariannya bahwa “Tuhan
berbicara kepadaku dan
memanggilku untuk melayaniNya”.
Di tahun 1851, Nightingale pergi ke
Kaiserswerth, Jerman, mengikuti
pelatihan perawatan pertama kalinya,
ia terpesona akan komitmen dan
kepedulian yang dipraktekkan oleh
para biarawati kepada pasien. Ia jatuh
cinta pada pekerjaan sosial
keperawatan. 12 Agustus 1853 hingga bulan Oktober 1854, Nightingale
bekerja sebagai pengawas bagian keperawatan diInstitute for the Care of Sick
Gentlewomen, sebuah rumah sakit kecil bagi penderita cacat untuk wanita-
wanita keluarga bangsawan yang terletak di Upper Harley Street, London.
Disini ia membuat beberapa perubahan tentang konsep keperawatan
diantarannya rumah sakit menerima tidak saja pasien yang beragama Katolik,
tetapi juga Yahudi dan agama lainnya, serta memperbolehkan mereka
menerima kunjungan dari pendeta-pendeta mereka, termasuk rabi, dan ulama
untuk orang Islam”.Selain di Jerman, Florence Nightingale juga
pernah bekerja di rumah sakit untuk orang miskin di Perancis.
Tahun 1854 berkobarlah peperangan di Semenanjung Krimea. Banyak
prajurit yang gugur dalam pertempuran, namun yang lebih menyedihkan lagi
adalah tidak adanya perawatan untuk para prajurit yang sakit dan luka-luka.
Pada tanggal 21 Oktober 1854 Nightingale bersama 38 gadis sukarelawan
yang ia dilatih dan termasuk bibinya Mai Smith, berangkat ke Turki
menumpang sebuah kapal. Pada tanggal November 1854 mereka mendarat di
sebuah rumah sakit pinggir pantai di Scutari. Saat tiba disana kenyataan yang
mereka hadapi lebih mengerikan dari apa yang mereka bayangkan. Beberapa
gadis sukarelawan terguncang jiwanya dan tidak dapat langsung bekerja 
karena cemas, semua ruangan penuh sesak dengan prajurit-prajurit yang
terluka, dan beratus-ratus prajurit bergelimpangan di halaman luar tanpa
tempat berteduh dan tanpa ada yang merawat. Dokter-dokter bekerja cepat
pada saat pembedahan, mereka memotong tangan, kaki, dan mengamputasi
apa saja yang membahayakan hidup pasien, potongan-potongan tubuh tersebut
ditumpuk begitu saja diluar jendela dan tidak ada tenaga untuk
membuangnya jauh-jauh ke tempat lain. Bekas tangan dan kaki yang
berlumuran darah menggunung menjadi satu dan mengeluarkan bau tak sedap.
Florence melakukan perubahan-perubahan penting. Ia mengatur
tempat-tempat tidur para penderita di dalam rumah sakit, dan
menyusun tempat para penderita yang bergelimpangan di luar rumah sakit. Ia
mengusahakan agar penderita yang berada di luar paling tidak bernaung di
bawah pohon dan menugaskan pendirian tenda. Penjagaan dilakukan secara
teliti, perawatan dilakukan dengan cermat, perban diganti secara berkala, obat
diberikan pada waktunya, lantai rumah sakit dipel setiap hari, meja kursi
dibersihkan, dan baju-baju kotor dicuci dengan mengerahkan tenaga
bantuan dari penduduk setempat. Dalam waktu sebulan rumah sakit sudah
berubah sama sekali, walaupun baunya belum hilang seluruhnya namun jerit
dan rintihan prajurit yang luka sudah jauh berkurang. Para perawat
sukarelawan bekerja tanpa kenal lelah hilir-mudik di bawah
pengawasan Florence Nightingale. Namun, kerja keras Florence
membersihkan rumah sakit tidak berpengaruh banyak pada jumlah kematian
prajurit, malah sebaliknya, angka kematian malah meningkat menjadi yang
terbanyak dibandingkan rumah sakit lainnya di daerah tersebut. Pada masa
musim dingin pertama Florence berada disana sebanyak 10 kali lipat prajurit
malah meninggal karena penyakit seperti; tipes, tifoid, kolera, dan disentri
dibandingkan dengan kematian akibat luka-luka saat perang.
Pada bulan bulan Maret 1855, hampir enam bulan setelah Florence
Nightingale datang, komisi kebersihan Inggris datang dan memperbaiki sistem
pembuangan limbah dan sirkulasi udara, sejak saat itu tingkat kematian
menurun drastis. Namun Florence tetap percaya saat itu bahwa tingkat
kematian disebabkan oleh nutrisi yang kurang dari suplai makanan dan
beratnya beban pekerjaan tentara. Pemikiran ini baru berubah saat
Florence kembali ke Inggris dan mengumpulkan bukti dihadapan Komisi
Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris (Royal Commission on the Health
of the Army), akhirnya ia diyakinkan bahwa saat itu para prajurit di rumah
sakit meninggal akibat kondisi rumah sakit yang kotor dan memprihatinkan.
Hal ini berpengaruh pada karirnya di kemudian hari dimana ia
gigih mengkampanyekan kebersihan lingkungan sebagai hal yang utama.
Kampanye ini berhasil dinilai dari turunnya angka kematian prajurit pada saat
damai (tidak sedang berperang) dan menunjukkan betapa pentingnya disain
sistem pembuangan limbah dan ventilasi udara sebuah rumah sakit. Selama
perang Krimea, Florence Nightingale mendapatkan nama
"Bidadari Berlampu". Pada tahun 1857 Henry Longfellow, seorang penyair
AS, menulis puisi tentang Florence Nightingale berjudul "Santa Filomena",
yang melukiskan bagaimana ia menjaga  prajurit-prajurit di rumah sakit
tentara pada malam hari, sendirian, dengan membawa lampu.
Florence Nightingale kembali ke Inggris sebagai pahlawan pada 
tanggal 7 Agustus 1857, semua orang tahu siapa Florence Nightingale dan apa
yang ia lakukan ketika ia berada di medan pertempuran Krimea, Nightingale
mendapat undangan dari Ratu Victoria untuk  mendirikan Komisi Kerajaan
untuk Kesehatan Tentara Inggris, ia merekomendasikan adanya pemeriksaan
tentara militer, dan didirikannya Sekolah Medis Angkatan Bersenjata dan
sistem rekam medik angkatan bersenjata. Kemudian agar profesi perawat
menjadi lebih dihargai, ibu-ibu dari keluarga baik-baik akan mengijinkan
anak-anak perempuannya untuk bersekolah disana dan masyarakat akan lain
sikapnya menghadapi seseorang yang terdidik, Florence membangun sebuah
sekolah perawat khusus untuk wanita yang pertama, Sekolah tersebut
didirikan di lingkungan rumah sakit St. Thomas Hospital, London.
Dunia kesehatan pun menyambut baik pembukaan sekolah perawat
tersebut. Saat dibuka pada tanggal 9 Juli 1860 berpuluh-puluh gadis dari
kalangan baik-baik mendaftarkan diri, perjuangan Florence di Semenanjung
Krimea telah menghilangkan gambaran lama tentang perawat perempuan.
Dengan didirikannya sekolah perawat tersebut maka dimulailah masa baru
dalam dunia keperawatan. Dengan perawat-perawat terdidik, era baru
perawatan secara modernpun dimulai. Dunia menjadi tergugah dan ingin
meniru. Mereka mengirimkan gadis-gadis berbakat untuk dididik di sekolah
tersebut dan sesudah tamat mereka diharuskan mendirikan sekolah serupa di
negerinya masing-masing.
Pada tahun 1860 Florence menulis buku Catatan tentang Keperawatan
(Notes on Nursing) buku setebal 136 halaman ini menjadi buku acuan pada
kurikulum di sekolah Florence dan sekolah keperawatan lainnya. Buku ini
juga menjadi populer di kalangan orang awam dan terjual jutaan eksemplar di
seluruh dunia. Pada tahun 1861 cetakan lanjutan buku ini terbit dengan
tambahan bagian tentang perawatan bayi. Selama karirnya Nightigale
memfokuskan pada perbaikan kebersihan di militer, rumah sakit-rumah sakit
militer dan di tengah kelompok-kelompok masyarakat yang miskin di Inggris.
Dia menulis Notes on Matters Affecting the Health, Efficiency, and Hospital
Administration of the British Army (1858), Notes of Hospitals (1858), Notes
on the Sanitary State of the Army in India (1871), dan Life or Death in India
(1874). Atas usahanya, Nightingale menerima sejumlah penghargaan, pada
tahun 1883 Florence dianugrahkan medali Palang Merah Kerajaan (The
Royal Red Cross) oleh Ratu Victoria. Pada tahun 1907 pada umurnya yang ke
87 tahun, Raja Inggris di hadapan beratus-ratus undangan menganugerahkan
Florence Nightingale dengan bintang jasa The Order Of Merit dan Florence
Nightingale menjadi wanita pertama yang menerima bintang tanda jasa ini.
Pada tahun 1908 ia dianugrahkan Honorary Freedom of the City dari kota
London.
Florence Nightingale meninggal dunia di usia 90 tahun pada tanggal 13
Agustus 1910.  Keluarganya menolak untuk memakamkannya di Westminster
Abbey, dan ia dimakamkan di Gereja St. Margaret yang terletak di East
Wellow, Hampshire, Inggris

A. Konseptual Model Teori Florence Nightingale


Florence Nightingale mencetuskan Teori Environmental yaitu
menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan dan
perhatian di mana perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit,
dalam upaya awal untuk memisahkan antara profesi keperawatan dan
kedokteran. Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang hanya
sibuk dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih
berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan,
kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuat (Nightingale, 1860; Torres,
1986). Melalui observasi dan pengumpulan data, Nightingale menghubungkan
antara status kesehatan klien dengan faktor lingkungan dan sebagai hasil yang
menimbulkan perbaikan kondisi higiene dan sanitasi selama perang Crimean.
Torres mencatat (1986) bahwa Nightingale memberikan konsep dan
penawaran yang dapat divalidasi dan digunakan untuk menjalankan praktik
keperawatan. Nightingale dalam teori deskripsinya memberikan cara berpikir
tentang keperawatan dan kerangka rujukan yang berfokus pada klien dan
lingkungannya (Torres, 1986). Murray dan Zentner (1975) mendefinisikan
lingkungan adalah semua kondisi eksternal dan mempengaruhi efektivitas
kehidupan dan perkembangan dari makhluk hidup dan kemampuan untuk
pencegahan, penekanan atau kontribusi penyakit, kecelakaan, atau kematian.
Walaupun Nightingle tidak pernah menggunakan istilah lingkungan dalam
tulisannya, dia mendefinisikan dan menggambarkan secara detail konsep
dari ventilasi, hangat, cahaya, diet atau nutrisi, kebersihan dan suara yang
merupakan komponen dari lingkungan. Meski Nightingale sering
mendefinisikan konsep-konsep dengan tepat, ia masih kurang jelas
memisahkan lingkungan pasien dalam aspek fisik, emosional, atau aspek-
aspek sosial. Ia menganggapnya telah tercakup dalam lingkungan, tetapi tidak
membuat perbedaan yang jelas bagaimana memisahkan semua itu. “Meski ia
cenderung lebih menekankan fisik daripada psikologis atau lingkungan sosial.
Aspek lingkungan yang menjadi perhatian Nightingale terutama adalah
adanya ventilasi yang cukup bagi pasien. Hal ini berarti seorang perawat
“menjaga udara yang dihirup pasien sebersih udara yang di luar ruang, dengan
tanpa membuatnya kedinginan”. Nightingale yakin tersedianya udara segar
(fresh air) secara terus menerus merupakan prinsip paling penting dalam
perawatan. Ia mengatakan udara bersih merupakan peraturan paling awal
dalam perawatan.
Cahaya (sinar matahari) adalah elemen dari penanganan perawatan
yang diyakini Nightingale tidak boleh diabaikan. Tanpa harus memasuki
penjelasan rinci secara ilmiah kita harus mengakui bila cahaya matahari
memiliki pengaruh yang riil dan nyata terhadap tubuh manusia, Siapa yang
belum pernah mengamati efek pemurnian cahaya, terutama sinar matahari,
terhadap udara di ruangan?. Nightingale benar-benar meyakini manfaat dari
sinar langsung matahari. Ia bahkan menyarankan perawat bisa saja membawa
keluar pasien “mencari sinar matahari, mengacu pada aspek-aspek ruangan,
bila kondisinya mengijinkan”.
Nightingale meyakini perlunya kebersihan pada si pasien, perawat dan
lingkungan. Dia nyatakan bahwa karpet dan dinding yang kotor mengandung
banyak zat-zat organik dan sumber infeksi, seperti halnya selimut dan tempat
tidur yang kotor. Menurutnya tangan yang tidak dicuci dapat mengganggu
proses penyembuhan dan mencucinya akan menghilangkan zat-zat berbahaya
dari sistem dengan cepat. Karenanya para perawat harus sering mencuci
tangan mereka dan menjaga pasiennya tetap bersih.
Nightingale juga meyakini seorang perawat harus memperhatikan
kehangatan (warmth), ketenangan dan makanan. Dia menyarankan perawat
memantau terus suhu tubuh pasien dengan melakukan palpating seluruh tubuh
untuk mencegah dampak vital turunnya panas tubuh. Nightingale memberikan
instruksi-instruksi tertentu dalam memberikan udara segar sambil mencegah
kondisi berubah menjadi dingin. Dia memberi sanksi pekerja medis dan
perawatan yang mengabaikan masalah ventilasi berkaitan masalah suhu
ruangan karena dengan demikian pasien mereka menjadi tak terlindungi,
terancam udara yang buruk dan tercemar. “The safest atmosphere of all for a
patient is a good fire and open window, excepting in extremes of temperature”.
(Suasana yang paling aman untuk seorang pasien adalah panas yang cukup
dan jendela terbuka, kecuali bila suhu luar sangat ekstrim).
Kebisingan (noise) merupakan elemen lingkungan lain yang diyakini
Nightingale harus ditangani oleh perawat. “Suara-suara yang tidak perlu, atau
suara yang membuat tanda tanya dalam pikiran, ini menyakiti pasien., karena
sebaik apapun udara, tidak akan berarti apa-apa tanpa ketenangan”.
Nightingale juga memperhatikan makanan pasien. Menurutnya
perawat seharusnya tidak hanya mencatat makanan yang masuk (dietary
intake), tetapi juga memperkirakan waktu yang tepat (timeliness) antara
makanan dan pengaruhnya pada pasien. Observasi, kecerdasan, dan ketekunan
menjadi ukuran kualitas menurut Nightingale untuk membedakan perawat
yang baik sehingga pasien tidak mati kelaparan karena penyakitnya yang
kronis.
Mayor bidang konsentrasi Contoh
Ventilasi Udara segar, adalah kebutuhan dasar
yang sangat penting, dapat dicapai
melalui jendela yang terbuka. Rusak,
stagnan, dan udara yang pengap dapat
memperburuk kondis. Outlet di
perlukan untuk kemurnian udara.
Jendela dan pintu terbuka harus
dihindari, karpet kotor dan furniture
merupakan sumber kotoran di udara.
Kehangatan Yang terpenting adalah menjaga
hilangnya panas, hal ini adalah penting
untuk pemulihan pasien. Pendinginan
harus dihindari. Botol panas, batu bata,
dan minuman harus digunakan untuk
mengembalikan panas yang hilang.
Effluvia (bau) Sewer udara harus dihindari, dan
perawatan diperlukan untuk
mentingkirkan bau badan berbahaya
yang disebabkan oleh penyakit.
Peralatan kamar harus open door
(bebas) dari pandangan. Fumigations
dan desinfektan tidak boleh digunakan,
dan subtansi ofensif dihilangkan.
Kebisingan Suara tiba-tiba terputus menyababkan
gairah lebih besar dari kebisingan
kontinue, terutama saat pasien tidur.
Semakin banyak tidur, pasien akan
menjadi labih baik. Berjalan ringan,
berbisik atau mendiskusikan kondisi
pasien di luar kamarnya itu hal yang
tidak layak.
Cahaya Untuk kebutuhan udara segar adalah
cahaya. Tempat tidur harus di
tempatkan dalam posisi yang
memungkinkan pasien untuk melihat
keluar jendela, langit dan sinar
matahari.

B. PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT FLORENCE NIGHYINGALE


Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang
terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir
(kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif). Lorens Bagus
(2005: 779) paradigma keperawatan Florence Nightingale berorientasi pada
lingkungan. Dia  percaya bahwa lingkungan pasien harus diubah untuk
memungkinkan alam untuk  bertindak atas pasien (McKenna, 1997;
Nightingale, 1969). Dalam Alligood, (2006) menurut Nightingale ada empat
komponen paradigma keperawatan, yakni :

TABEL 2.1 FLORENCE NIGHTINGALE KONSEP  LINGKUNGAN

Manusia

Kesehatan Lingkungan

Keperawatan

1. Manusia
Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara
tetap dengan lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu
menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis). Manusia memiliki
akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi dan
merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan
interdependensi. Florance Nightingale telah menginspirasi dunia
keperawatan melalui pemikiran-pemikiran hebatnya. Nightingale
beranggapan bahwa setiap manusia merupakan individu yang berbeda.
Nightingale berfokus pada tujuan dalam meningkatkan kesembuhan klien,
yaitu lebih bertindak produktif dan memberikan asuhan keperawatan yang
lebih efisien.

2. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi,
psikologi, sosial, spiritual dan kultural secara komprehensif, ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit mencakup
siklus hidup manusia. Florance Nightingale percaya bahwa setiap wanita
dapat menjadi perawat tentu dalam pengertian perawatan sebagai wujud
tanggung jawab seseorang terhadap kesehatan. Menurut Florence
Nightingale 1895 Keperawatan adalah suatu pasien dalam kondisi paling
baik untuk beraktivitasNightingale melihat keperawatan sebagai "ilmu
manajemen lingkungan" (Whall, 1996). Perawat yang menggunakan akal
sehat, pengamatan, dan kecerdasan memungkinkan alam untuk efektif
memperbaiki pasien (DeGraaf, Marriner Tomey, Mossman, et al., 1994).
3. Kesehatan
Nightingale mendefinisikan sehat sebagai suatu keadaan baik dan
menggunakan semua kekuatan atau sumber untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Selain itu, dia melihat penyakit dan sakit sebagai proses
penyembuhan yang natural dimulai ketika seseorang tidak memperhatikan
kesehatan. Nightingale mengharapkan pemeliharaan kesehatan melalui
pencegahan penyakit dari kontrol lingkungan dan tanggungjawab sosial;
yang menggambarkan modern perawatan kesehatan masyarakat dan lebih
banyak konsep modern promosi kesehatan. Dia terkenal dengan konsep
perawatan kesehatan karena berbeda dari perawatan pasien sakit untuk
meningkatkan kesembuhan atau dari kehidupan lebih baik sampai
meninggal (Alligood & Tomey, 2010).
4. Lingkungan
Fitzpatrik and Whall menggambarkan konsep lingkungan dari
Nightingale adalah “ banyak elemen eksternal dan yang mempengaruhi
kesehatan dari sakit dan sehat seseorang” dan termasuk ‘segala sesuatu
dari makanan pasien untuk interaksi verbal dan non verbal pasien “1983,
pp.16-17). Peringatannya untuk perawat, memberikan perawatan di rumah
dan pelatihan perawat di rumah sakit adalah untuk menciptakan dan
memelihara lingkungan terapeutik yang akan meningkatkan kenyamanan
dan penyembuhan pasien (Halsall, 1997 dalam Alligood dan Tomey,
2010). Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik
eksternal yang mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang
meliputi lima komponen dalam mempertahankan kesehatan individu, yang
meliputi :Udara segar, Air bersih, Saluran pembuangan yang efisien,
Kebersihan dan Cahaya.
Konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam konteks
lingkungan secara keseluruhan terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan
psikologis dan lingkungan sosial.
a) Lingkungan fisik (physical environment)
Merupakan lingkungan dasar/alami berhubungan dengan ventilasi dan
udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang
bersih dan selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada.
Dalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Lingkungan
dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi
orang lain maupun dirinya sendiri. Tempat tidur harus diatur
sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
b) Lingkungan psikologi (psychological environment)
Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan stres fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi
pasien.Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk,
menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
c) Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkunngan terutama hubungan yang spesifik
dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk
pencegahan penyakit. Lingkungan sosial selalu dibicarakan dalam
hubungannya dengan pasien yaitu lingkungan pasien yang secara
menyeluruh.
Florence lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada
lingkungan sosial dan psikologis yang digali secara lebih terperinci dalam
tulisannya. Penekanan terhadap lingkungan sangat jelas melalui
pernyataannya bahwa jika ingin melihat status kesehatan seseorang, maka
yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah, kondisi dan cara
hidup seseorang daripada mengkaji fisik / tubuhnya.

C. PERKEMBANGAN TEORI FLORENCE NIGHTINGALE


Prinsip-prinsip keperawatan Nightingale masih aplikabel bagi praktik
kontemporer akan menemukan sesuatu manfaat bila menguji dan menjalankan
konsep-konsepnya. keperawatan sekarang ini. Ventilasi, kehangatan suhu
ruangan, ketenangan, makanan, dan kebersihan merupakan bagian integral
dalam penanganan perawatan air bersih dan pembuangan yang efisien
dikontrol oleh peraturan-peraturan kesehatan umum. Dalam bukunya, Notes
on Nursing, konsep-konsep yang disarankan Nightingale yang relatif
sederhana untuk dipraktikkan, banyak diantaranya yang dilupakan dalam area
teknik keperawatan. Para praktisi kontemporer akan menemukan sesuatu
manfaat bila menguji dan menjalankan konsep-konsepnya.
Banyak dari pemikiran Nightingale telah dimodifikasi atau disanggah
karena adanya kemajuan dalam bidang pengobatan dan keperawatan.
Banyaknya artikel dan buku-buku yang penerimaan atasnya dalam area
praktik masih berlanjut.
1. Pengembangan Teori Selanjutnya
Teori-teori keperawatan Nightingale dinyatakan dengan jelas dan
ringkas. Notes on Nursing merupakan karyanya yang banyak dikenal dan
nampaknya salah satu yang dapat dipertanggungjawabkan untuk analisis
teori. Tujuan Nightingale untuk memberikan langkah pertama dalam
formalisasi dan pembangunan ilmu keperawatan (nursing) nampaknya
telah disempurnakan. Prestasi-prestasinya melahirkan permulaan dari ilmu
keperawatan seperti yang kita ketahui sekarang. Teori Nightingale
merupakan teori level rendah, tetapi ia meletakkan suatu pijakan bagi
upaya-upaya lebih jauh dalam pengembangan teori-teori ilmu
keperawatan.
a) Teori adaptasi
Adaptasi menunjukkan penyesuaian diri terhadap kekuatan yang
melawannya. Kekuatan dipandang dalam konteks lingkungan
menyeluruh yang ada pada dirinya sendiri. Berrhasil tidaknya respon
adapatsi seseorang dapat dilihat dengan tinjauan lingkungan yang
dijelaskan Florence N. Kemampuan diri sendiri yang alami dapat
bertindak sebagai pengaruh dari lingkungannya berperan penting pada
setiap individu dalam berespon adaptif atau mal adaptif.
b) Teori kebutuhan
Menurut Maslow pada dasarnya mengakui pada penekanan teori
Florence N, sebagai conoth kebututhan oksigen dapat dipandang
sebagai udara segar, ventilasi dan kebutuhan lingkungan yang aman
berhubungan dengan saluran yang baik dan air yang bersih. Teori
kebutuhan menekankan bagaimana hubungan kebutuhan yang
berhubungan dengan kemampuan manusia dalam mempertahankan
hidupnya.
c) Teori stress
Stress meliputi suatu ancaman atau suatu perubahan dalam lingkungan,
yang harus ditangani. Stress dapat positip atau negatip tergantung pada
hasil akhir. Stress dapat mendorong individu untuk mengambil tindakan
positip dalam mencapai keinginan atau kebutuhan. Stress juga dapat
menyebabkan kelelahan jika stress begitu kuat sehingga individu tidak
dapat mengatasi. Florence N, menekankan penempatan pasien dalam
lingkungan yang optimum sehingga akan meminimumkan efek stressor,
misalnya tempat yang gaduh, membangunkan pasien dengan tiba-
tiba, ,semuanya itu dipandang sebagai suatu stressor yang negatif.
Jumlah dan lamanya stressor juga mempunyai pengaruh kuat pada
kemampuan koping individu.

2. Pengembangan teori Florence Nightingale di Research


Ketertarikan Nightingale dalam statistik dan pentingnya hal
tersebut dalam perawatan terus mempengaruhi penelitian (riset)
keperawatan. Kemampuannya luar biasa efisien dan banyak akal dalam
mengumpulkan dan menganalisa data. Banyak dari data ini dapat dijumpai
dalam banyak surat-suratnya. Dia merupakan salah seorang yang pertama
menggunakan ilustrasi grafis dalam statistik. Banyak diantara ilustrasi ini
terus digunakan oleh statistikawan sekarang ini. Nightingale mengenalkan
pentingnya kumpulan data dalam penanganan perawatan. Sementara
metode-metodenya terus memiliki pengaruh pada riset-riset keperawatan,
teorinya sendiri miskin dalam hal kompleksitas dan testabilitas.
Karenanya, ia tidak mendorong bangkitnya riset keperawatan
Menurut Whitney (1960) ilmu dan penelitian adalah sama –sama
suatu  proses, sedangkan hasil dari proses tersebut adalah “kebenaran”
(truth). Pendapat tersebut beralasan karena memang ilmu itu tidak statis,
tetapi berkembang dan dalam perkembangan ilmu itu selalu melalui suatu
proses, dan proses itu adalah penelitian. Pada prinsipnya penelitian adalah
metode yang digunakan oleh ilmu untuk memperoleh kebenaran empiris.
Oleh sebab itu penelitian pada prisipnya adalah metode ilmu pengetahuan
(scientific method) (Notoamodjo, 2010). Sesuai dengan perkembangan
zaman, lingkungan akan berubah sehingga diperlukan penelitian penelitian
terbaru untuk mendukung perkembangan teori yang sudah ada tersebut.
Contohnya dalam hal perawatan luka yang dahulu hanya menggunakan
balutan kasa kering, sekarang digunakan yang sekarang menggunakan
teknik moist wound healing. Hal tersebut di atas dibuktikan dengan
Howett, Maeve. (2015). Nightingale Theory and Intentional Comfort
Touch in Management of Tinea Pedis in Vulnerable Populations. Journal
of Holistic Nursing.
a) Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit. Buku pedoman
didapatkan dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2011)
Pedoman manajerial pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah
sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
b) Pembatasan jumlah penunggu dan pengunjung pada pasien di rumah
sakit.
c) Five moment dalam pelaksanaan cuci tangan. Di dukung dengan data
yang kami dapatkan dari (“Review: ‘My Five Moments for Hand
Hygiene’: a User-Centred Design Approach to Understand, Train,
Monitor and Report Hand Hygiene - ProQuest” 2016)
d) Penggunaan teknik aseptic dalam melakukan tindakan keperawatan.
Jurnal yang mendukung yaitu (“Germs Are in the Details: Aseptic
Design and General Contractors at the Lying-In Hospital of the City of
New York, 1897-1901 - ProQuest” 2016)
e) Patient safety. (“Patient Safety in Medical Education: Students’
Perceptions, Knowledge and Attitudes: e0135610 - ProQuest” 2016)
f) Modifikasi lingkungan pelayanan kesehatan di masyarakat dalam
pencegahan penyakit tuberculosis. Seperti yang ditulis oleh Menurut
Simon Macharia Kamau*, Rose Jelagat Rotich, Brigid Chemutai
Cheruiyot, Lily Chepketer Ng’eno dari Department of Nursing
Sciences, University of Kabianga, Kapkatet, Kenya. (2016). "Applying
Florence Nightingale’s Model of Nursing and the Environment on
Multiple Drug Resistant Tuberculosis Infected Patients in the Kenyan
Setting - 55dd950208ae83e420ee8397.pdf”
3. Pengembangan teori Florence Nightiangle di Pendidikan
a) Standart lingkungan tempat pembelajaran yang kondusif meliputi
tempat pembelajaran yang bersih, penerangan yang cukup, jumlah
ideal mahasiswa, ventilasi yang baik, kelembapan.
b) Penggunaan perlengkapan perkuliahan ergonomis.(“Physical
Characteristics of the Indoor Environment That Affect Health and
Wellbeing in Healthcare Facilities: A Review - ProQuest” 2016)
c) Penggunaan metode pembelajaran yang menarik.
d) Jadwal perkuliahan yang efektif.
D. PHYLOSOFICAL THEORY FLORENCE NIGHTINGALE
Teori-teori keperawatan Nightingale dinyatakan dengan jelas dan
ringkas. Notes on Nursing merupakan karyanya yang banyak dikenal dan
nampaknya salah satu yang dapat dipertanggungjawabkan untuk analisis teori.
Tujuan Nightingale untuk memberikan langkah pertama dalam formalisasi dan
pembangunan ilmu keperawatan (nursing) nampaknya telah disempurnakan.
Prestasi-prestasinya melahirkan permulaan dari ilmu keperawatan seperti yang
kita ketahui sekarang. Teori Nightingale merupakan teori level rendah, tetapi
ia meletakkan suatu pijakan bagi upaya-upaya lebih jauh dalam
pengembangan teori-teori ilmu keperawatan. Teori Nightingali mampu
merubah pandangan semua orang tentang keperawatam, keperawatan yang
tadinya dipandang sebagai pekerjaan yang hina menjadi profesi yang dihargai
Alligood (2013) mengatakan bahwa Sumber kekuatan bagi teori
keperawatan adalah keyakinan dan kepercayaan , Nightingale percaya dan
yakin bahwa dengan dia lakukan merawat orang sama halnya dengan
melayani Tuhannya, sedangkan menurut Will (2011) filosofi yang dipakai
nightingale ada tiga prinsip yaitu healing, leadership dan global action.
Filosofi ini masih abstrak dan maknanya masih alami oleh sebab itu penulis
mengklasifikasikan sebagai Philosophy Theory

E. KEKUATAN DAN KELEMAHAN TEORI


1. Kekuatan
a) Penerapan teori Nightingale tentang lingkungan fisik yang akan
memperbaiki kesehatan pada kasus tersebut sangatlah tepat. Dimana
pasien membutuhkan udara segar melalui ventilasi yang adekuat serta
cahaya sinar matahari langsung untuk membantu mematikan kuman
tuberkulosa dalam proses penyembuhannya. Penggunaan air bersih
untuk diminum juga sangat tepat karena pasien akan mengkonsumsi
obat dalam jangka waktu yang lama. Begitu juga dengan penggunaan
air bersih untuk mandi sangatlah tepat untuk memberi kesegaran dan
memperlancar peredaran darah pasien. Pelaksanaan istirahat dan tidur
yang berkualitas serta kehangatan yang memadai juga sangat
menunjang proses pemulihan kesehatan pasien. Untuk memperbaiki
jaringan yang rusak pada paru, pasien memerlukan asupan gizi yang
adekuat melalui makanan yang dikonsumsi. Peranan perawat dalam
memberi perawatan kepada pasien dengan memodifikasi dan
memfasilitasi lingkungan yang baik sangatlah besar. Sehingga
kesembuhan pasien dapat tercapai dengan bantuan pada upaya perawat
yang merawatnya.
b) Penggunaan teori ini mudah diimplementasikan dan sangat hemat
biaya karena sebagian besar sarana yang diperlukan sudah ada di
sekitar kita.
c) Teori ini dapat digunakan untuk semua umur dan kondisi.
d) Florence Nightingale juga memberi teladan yang sangat sempurna
mengenai hakikat pekerjaan seorang perawat yang merupakan
panggilan jiwa untuk meringankan beban sesama manusia yang sedang
menderita penyakit. Berjalan berkeliling untuk melakukan observasi
terhadap pasien yang dirawat. Metode ini akan mempermudah perawat
untuk dapat mengetahui dengan cepat dan akurat setiap perubahan fisik
yang terjadi pada pasien
2. Kelemahan
a) Teori ini sangat sederhana untuk diterapkan pada pasien yang memiliki
permasalahan yang kompleks. Karena lingkupnya yang menekankan
hanya pada lingkungan. Walaupun lingkungan disini terdiri dari fisik,
psikologis dan sosial, tetapi perbedaannya tidak signifikan. Meskipun
lingkungan fisik yang dimaksud oleh Nightingale sudah memenuhi
syarat, tetapi faktor pendukung lain seperti agama, pendidikan,
pengalaman, pengetahuan dan lain-lain sangat diperlukan.
b) Teori Florence Nightingale ini masih bersifat filosofi, yakni hanya
sebatas pengalaman saat merawat korban perang.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teori Environmental Nightingale dicetuskan oleh Florence Nightingale
“Ibu dari keperawatan modern” meletakkan keperawatan menjadi sesuatu
yang sakral untuk dipenuhi oleh seorang wanita. Konsep utama bagi kesehatan
adalah ventilasi, kehangatan, cahaya, diet, kebersihan, dan ketenangan.
Kesehatan adalah usaha untuk menjaga agar tetap sehat.
Konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek
lingkungan secara keseluruhan terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan
psikologis dan lingkungan social. Teori Florence Nightiangle ini dapat
diterapkan dalam bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Ann Marriner Tomey & Martha Raile Alligood, Nursing Theories and Their Work,
6th ed, 2002, Mosby: Elsevier.
George B. Julia , Nursing Theories- The base for professional Nursing Practice ,
3rd ed.

Perry & Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Vol.1, 2.,
Ed.4.,EGC :Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai