LAPORAN PENDAHULUAN
Disusun oleh :
Bernadet Anggraeni
30140117013
1. Pengertian
bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi dan bersifat endemic
minuman yang sudah terkontaminasi oleh feses dan urine dari orang yang
lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, gangguan kesadaran, dan
lebih banyak menyerang pada anak usia 12-13 tahun (70%-80%), pada
usia 30-40 tahun (10%-20%) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun
dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh feses dan urine dari orang
yang terkontaminasi.
Usus halus atau intestinum minor adalah bagian dari saluran pencernaan
yang berpangkal pada pilorus dan berakhir pada secum, terletak dalam
rongga abdomen dan dikelilingi oleh usus besar. Dinding usus kaya akan
vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan
b. Lapisan berotot terdiri dari 2 lapis serabut lapisan luar terdiri atas
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum),
Gambar
Anatomi Fisiologi Usus Halus
‘
Sumber : www.dosenpendidikan.co.id
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus
kuku kuda dan pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian
intestinum.
belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus
dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan
jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum
mengalirkan makanan.
adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari
panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah
Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni
plak Payeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus
empedu.
yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85% dari seluruh absorbsi.
3. Etiologi Tipoid
Salmonella Thypi, (food and water borne disease). Seseorang yang sering
(Zulkhoni, 2011).
a. Gejala Klinis
dalam jangka waktu pendek dan jarang menetap lebih dari 2 minggu.
sebagai berikut:
1) Demam
turun naik yakni pada pagi hari lebih rendah atau normal,
sementara sore dan malam hari lebih tinggi. Demam dapat
mencapai 39-40oC.
Sering ditemukan bau mulut yang tidak sedap karena demam yang
konstipasi.
3) Gangguan kesadaran
klinis berat, tak jarang penderita sampai somnolen dan koma atau
4) Hepatosplenomegali
b. Masa Inkubasi
umumnya adalah 10-12 hari. Pada awal penyakit keluhan dan gejala
1) Anoreksia
2) Rasa malas
4) Nyeri otot
5) Lidah kotor
6) Gangguan perut
c. Gejala khas
berikut:
1) Minggu pertama (awal terinfeksi, setelah masa inkubasi 10-14
40oC, sakit kepala dan pusing, pegal pada otot, mual, muntah,
5. Patofisiologi Tifoid
kuman dapat dimusnahkan oleh HCl larnbung dan sebagian lagi masuk ke
usus halus. Jika hurnoral mukosa (IgA) usus kurang baik maka basil
salmonella akan menembus sel-sel epitel (sel M) dan selanjutnya ke
ileum distal dan kelenjar getah bening mesenterika. Jaringan Limfoid plak
infiltrasi limfosit, zat plasma dan sel mononuclear, serta terdapat nekrosis
terjadi nekrosis dan dalam minggu ketiga ulserasi plak peyeri dan
selanjutnya dalam minggu keempat penyembuhan ulkus dengan
6. Pemeriksaan Penunjang
perforasi usus,
sumsum tulang.
Selain itu tes widal (O dan H aglutinin) mulai positif pada hari ke
penyakit.
a. Perdarahan
dengan ditandai antara lain oleh suhu yang turun disertai dengan
1) Sepsis
4) Miokarditis toksik
8. Penatalaksanaan Typhoid
berikut:
peralatan yang dipakai oleh pasien dan ubah posisi minimal tiap 2
cairan dan tinggi protein, serta rendah serat. Diet bertahap mulai dari
bubur saring, bubur kasar hingga nasi. Diet tinggi serat akan
selama 10 hari.
selama 5 hari.
10 hari.
dipersingkat.
2) Golongan Fluorokuinolon
(Inawati, 2009).
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Alasan Masuk
Biasanya klien masuk dengan alasan demam, perut tersa mual dan
c. Riwayat Kesehatan
4) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
b) Mata
c) Telinga
terdapat peradangan.
d) Hidung
kering.
f) Leher
gangguan.
g) Dada
h) Abdomen
limfa .
i) Ekstremitas
Tidak ada kelainan bentuk antara kiri dan kanan,atas dan
j) Data Psikologis
2. Diagnosa Keperawatan
intake makanan yang tidak adekuat karena klien tidak nafsu makan,
kurang informasi.
3. Rencana Asuhan Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
mana masalah klien dapat diatasi. Jika belum berhasil dengan baik
(Setiadi, 2012).
PATHWAY: Kuman, Virus atau Bakteri
Masuk ke dalam
Bakteri salmonella aliran darah Infeksi bakteri atau virus
Tyhypii
Intake inadekuat
Gangguan Pola Susah tidur
Tidur
Nurarif, Amin & Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda Nic Noc jilid1. Jogjakarta: Media Action.
https://www.academia.edu/34885295/LAPORAN_PENDAHULUAN_TYPHOID
Waktu : 30 menit
A. Latar Belakang
disebabkan oleh kelainan di dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang
keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi dari biasanya dan merupakan gejala dari
satunya adalah Thypoid Abdominalis atau dikenal dengan istilah demam tifoid.
Berbagai cara digunakan untuk menurunkan demam anak. Mulai dari
panas yang disebabkan oleh infeksi karena bakteri. Namun, obat-obatan tidak
akan terjadi penurunan suhu tubuh sehingga mencapai keadaan normal kembali.
dengan benar:
D. POKOK BAHASAN
E. MODEL PEMBELAJARAN
2. Landasan Teori
a. Ceramah
b. Tanya jawab
3. Landasan Pokok-pokok
b. Mengajukan masalah.
d. Memberi komentar.
F. MEDIA
1. Leaflet
G. PROSES KEGIATAN
I. EVALUASI
1. Evaluasi Terstruktur
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
A. Definisi
tubuh biasanya diberikan pada suhu dibawah 38˚C. Pemberian kompres hangat
memberi kenyamanan dan mencegah terjadinya kejang demam (Perry & Potter,
2009).
Kompres hangat adalah kompres dengan air suam-suam kuku atau air hangat
(Rudianto, 2010).
4. Membatasi peradangan
7. Merangsang peristaltic
8. Memberi ketenangan dan kesenangan klien
7. Pada klien bila kedingina misalnya : akibat narkoses, iklim atau ketenangan
jiwa
perdarahan
a. Persiapan alat
2) Perlak
4) Sarung tangan
b. Langkah-langkah
2) Jelaskan prosedur dan tujuan pemberian kompres hangat kepada klen dan
keluarga.
4) Mencuci tangan
7) Waslap dibasahi air hangat secukupnya dan letakan pada daerah yang
telah di tentukan
8) Instruksikan pada keluarga apabila ada perubahan sensasi atau rasa tidak
nyaman.
kedinginan
12) Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/mobile/agusmelvian/ltm-sistem-termoregulasi
PENGERTIAN Kompres HAngat.. TujuanNya apa sih?
diberikan pada suhu dibawah 38˚C. P e mb e r i a n komp r e s h a n ga t merupakan tindakan mandiri perawat yang be
KOMPRES HANGAT
Jadi tujuannya...
Membantu menurunkan suhu tubuh
Membatasi peradangan
Memperlancarpengeluarancairan/
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
H TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS exudat
PADALARANG
2020 Merangsang peristaltic
suntikan
1.Cideratraumatic24jam
Pada klien bila kedingina
pertama.
misalnya : akibat narkoses, iklim
2.Peredaran aktif
atau ketenangan jiwa
rimary Business Address
3.Edema noninflamasi Pada bagian yang abses
Address Line 2
Address Line 3
Address Line 4
Fatmawati Mohamad
Email : rifka_waty@yahoo.co.id
Staf Dosen Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo
ABSTRAK
Demam (hipertermi) adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi dari biasanya,
dan merupakan gejala dari suatu penyakit. Menurunkan atau tepatnya mengendalikan dan
mengontrol demam pada anak dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah
dengan cara kompres hangat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektifitas kompres hangat dalam
menurunkan demam pada pasien thypoid abdominalis di Ruang G1(anak) Lt.2 RSUD. Prof. Dr.
Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo.
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Jumlah responden sebanyak
19 orang, yang diobservasi sebelum dan setelah dilakukan tindakan kompres hangat. Penelitian
ini menggunakan metode purposive sampling, dengan menggunakan kriteria inklusi. Analisis
data pada penelitian ini menggunakan uji statistik “Sign test.”
Hasil penelitian: ∑ b (x ; n , p) < 0,05 = ∑ b (5 ; 19 , ½) < 0,05 = 0,0318 < 0,05.
Kesimpulan; H0 ditolak, yang artinya tindakan kompres hangat efektif dalam menurunkan
demam pada pasien thypoid abdominalis di ruang G1(anak) Lt.2 RSUD. Prof. Dr. Hi. Aloei
Saboe Kota Gorontalo.
a. Ket:
x=5
(banyaknya
tanda positif
atau negatif
yang paling
sedikit) n =
19
(banyaknya
sampel/
responden)
p = ½ (probabilitas/ peluang
diterima atau ditolak H0)
b. Penyelesaian
= ∑ b (x ; n , p) < 0,05
= ∑ b (5 ; 19 , ½) < 0,05
= 0,0318
c. Kesimpulan
Dari cara penyelesaian di atas, didapatkan nilai ∑ b (x ; n , p) < 0,05 (0,0318 < 0,05).
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa: pernyataan H0 ditolak, yang artinya
peryataan bahwa tindakan kompres hangat dapat menurunkan demam pada pasien
demam thypoid dapat diterima.
Berdasarkan hasil penelitian tentang kompres dilakukan tindakan kolaborasi dengan tim
hangat yang dilakukan pada 19 responden medis.
yang mengalami demam tifoid, terdapat 14 Tindakan kompres hangat merupakan tindakan
responden yang hasilnya menunjukkan yang cukup efektif dalam menurunkan
penurunan suhu tubuh dan 5 responden demam. Oleh karena itu, sebaiknya
lainnya tidak menunjukkan penurunan suhu penggunaan antipiretik tidak diberikan secara
tubuh. Hal ini dikarenakan, 5 responden otomatis pada setiap keadaan demam. Dalam
tersebut merupakan pasien dengan diagnosa hasil penelitian Purwanti (2008) ditekankan
demam thypoid H-0 yang masa infeksinya bahwa, obat penurun panas hanya diberikan
masih tinggi, dimana demam yang dialami pada anak dengan suhu di atas 38,50C atau bila
oleh pasien tersebut juga sulit untuk anak tersebut merasa tidak nyaman
menunjukkan penurunan suhu tubuh. Oleh (uncomfortable), selain dari itu sebaiknya
karena itu, untuk pasien dengan demam jangan dulu dilakukan pemberian antipiretik.
thypoid H-0 yang masa infeksinya maupun Hal ini senada dengan teori Hartanto (2003)
demamnya masih tinggi perlu diberikan terapi yang menekankan bahwa antipiretik hanya
antibiotik secara intensif dan terapi antipiretik diberikan untuk menurunkan suhu tubuh pada
jika perlu (demam > 38,50C). Hal ini sesuai anak dengan riwayat kejang demam
dengan teori Aden (2010) yang mengatakan sebelumnya, atau ditujukan untuk mencegah
antibiotik merupakan terapi yang efektif untuk terjadinya kejang demam yang sering dialami
demam tifoid. Tetapi, pemberian antibiotik balita umur 6 bulan sampai 6 tahun.
tidak secara otomatis menurunkan demam, Selain itu, penggunaan antipiretik secara
karena di dalam tubuh masih terjadi proses berkepanjangan dapat menimbulkan efek
kerja dari antibiotik dalam mematikan bakteri toksik bagi organ tubuh seperti yang
penyebab infeksi. dijelaskan oleh Pujiarto (2007) bahwa pada
Dalam melakukan penelitian, responden yang dasarnya tidak ada obat yang tidak berisiko
dijadikan sampel telah memenuhi kriteria menimbulkan efek samping. Pemberian obat
inklusi peneliti yaitu pasien yang belum demam bisa menimbulkan efek samping mulai
mengkonsumsi antipiretik pada saat akan dari nyeri dan perdarahan lambung (yang
dilakukan penelitian, sehingga dapat paling kerap), hepatitis (kerusakan sel hati
menunjukkan hasil yang akurat dari tindakan yang ditandai dengan peningkatan enzim
kompres hangat dan bukan efek dari hasil SGOT dan SGPT, pembengkakan dan rasa
pemberian antipiretik. Pemberian tindakan nyeri di daerah hati), gangguan pada sumsum
kompres hangat merupakan bagian dari tulang (produksi sel darah merah, sel darah
tindakan mandiri perawat yang termasuk aman putih dan sel trombosit tertekan), gangguan
dan tidak memiliki efek samping dalam fungsi ginjal, rasa pusing, vertigo, penglihatan
penatalaksanaannya. Sehingga perawat dapat kabur, penglihatan ganda (diplopia),
menerapkan tindakan mandirinya sebelum mengantuk, lemas, merasa cemas, dan
sebagainya. Risiko efek samping perdarahan hipotalamus dirangsang, sistem efektor
saluran cerna misalnya, akan meningkat bila mengeluarkan sinyal yang memulai
kita memakai lebih dari satu obat (misalnya berkeringat dan vasodilatasi perifer.
parasetamol dengan aspirin atau parasetamol Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh
dengan ibuprofen), pemakaian jangka panjang, pusat vasomotor pada medulla oblongata dari
atau pemakaian bersama dengan steroid. tangkai otak, dibawah pengaruh hipotalamik
Hasil penelitian tentang kompres hangat yang bagian anterior sehingga terjadi vasodilatasi.
dilakukan pada 19 responden yang mengalami Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan
demam tifoid, didapatkan 14 responden yang pembuangan/ kehilangan energi/ panas melalui
mengalami penurunan suhu tubuh. Hal ini kulit meningkat (berkeringat), diharapkan
sesuai dengan hipotesis yang menyatakan akan terjadi penurunan suhu tubuh sehingga
bahwa kompres hangat dapat menurunkan mencapai keadaan normal kembali. Hal ini
suhu tubuh pasien. Hasil ini didukung oleh sependapat dengan teori yang dikemukakan
penelitian Nurwahyuni (2009) yang oleh Aden (2010) bahwa tubuh memiliki pusat
menjelaskan bahwa terdapat mekanisme tubuh pengaturan suhu (thermoregulator) di
terhadap kompres hangat dalam upaya hipotalamus. Jika suhu tubuh meningkat, maka
menurunkan suhu tubuh yaitu dengan pusat pengaturan suhu berusaha
pemberian kompres hangat pada daerah tubuh menurunkannya begitu juga sebaliknya. .
akan memberikan sinyal ke hipotalamus
melalui sumsum tulang belakang. Ketika
reseptor yang peka terhadap panas di 2. Bagi Rumah Sakit
SIMPULAN Diharapkan dapat menjadi bahan masukan
agar penerapan tindakan kompres hangat
Berdasarkan hasil penelitian dapat di ruangan dapat dimaksimalkan,
disimpulkan bahwa tindakan kompres hangat sehingga dapat memotivasi tenaga
efektif dalam menurunkan demam pada pasien
keperawatan yang ada di rumah sakit
thypoid abdominalis di Ruang G1 Lt. 2
untuk menerapkan tindakan mandiri
RSUD. Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota
sebelum tindakan kolaborasi.
Gorontalo. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Saran
Diharapkan untuk dapat melakukan
1. Bagi Keluarga
penelitian lanjutan dengan
Diharapkan dapat menerapkan tindakan
membandingkan tindakan kompres hangat
kompres hangat pada perawatan pasien
dengan tindakan keperawatan lain dalam
yang demam dan dapat menjadikannya
perawatan pasien demam tifoid.
sebagai tindakan yang pertama dan aman
dilakukan pada pasien di rumah sebelum
menggunakan terapi antipiretik. DAFTAR Anonimityb,
PUSTAKA
Anonimitya, 2008, 2009,
Mengatasi
Demam Pada Kompres
Anak,
http://majalahk Hangat,
esehatan.com/ http://nursingb
mengatasi- egin.com/komp
demam-pada- res- hangat/.
anak/. Diakses Diakses 11
11 Februari Februari 2012
2012
Anonimityc, 2011,
10 Tanya
Jawab
Seputar
Demam,
http://www.ta
bloidnova.co
m/Nova/Kese
hatan/Umum/10-Tanya-Jawab-Seputar- Notoatmodjo, 2010, Metodologi Penelitian
Demam/. Diakses 11 Februari 2012 Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
Anonimityd, 2011, Metode Kompres Yang Nursalam, 2011, Konsep dan Penerapan
Tepat Untuk Menangani Metodologi Penelitian
Demam, Ilmu Keperawatan,
http://www.berbagaihal.com/2011/04/m Salemba Medika, Jakarta
etode-kompres-yang-tepat-untuk.html
Diakses 11 Februari 2012 Nurwahyuni, Ika, 2009, Perbedaan Efek
Teknik Pemberian Kompres Hangat
Anonimitye, 2007 , Profil Kesehatan Pada Daerah Aksila dan
Indonesia 2005 Dahi Terhadap Penurunan
http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.i Suhu Tubuh Pada Klien
d/download/profilkesehatanindonesia.pd Demam di Ruang Rawat Inap
f. Diakses 8 Februari 2012 RSUP Dr. Sudirohusodo
Makassar,
Engel, Joyce, 2008, Pengkajian Pediatrik, http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstrea
EGC, Jakarta m/handle/123456789/484/skripsi.pdf?se
quence=1. Diakses 23 Juni 2012
Hartanto, Sinarty, 2003, Anak Demam Perlu
Kompres?, Purwanti, Sri, 2008, Pengaruh Kompres
http://www.balipost.co.id/balipostcetak/ Hangat Terhadap Perubahan Suhu
2003/9/7/kel4.html. Diakses 23 Juni Tubuh Pada Pasien Anak Hipertermia
2012 di Ruang Rawat Inap RSUD. Dr.
Moewardi
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2009, Pengantar Surakarta,
Ilmu Kesehatan Anak untuk http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstrea
Pendidikan Kebidanan, Salemba m/handle/123456789/484/2f.pdf?sequen
Medika, Jakarta ce=1. Diakses 23 Juni 2012