A. Biografi
Florence Nightingale, pendiri keperawatan modern, dilahirkan pada tanggal 12 Mei
1820 di france, Italia, ketika orangtuanya sedang sedang dalam perjalanan wisata ke Eropa. Dia
diberi nama berdasarkan tempat kelahirannya. Florence wafat pada tanggal 13 Agustus 1910 di
Mayfair, London, Britania Raya. Keluarga Nightingale adalah keluarga yang terpandang, makmur,
terdidik dan keluarga aristokrat victoria yang tinggal di Derbyshire, London. Florence
menyelesaikan pelatihan perawatnya pada tahun 1851 di Kaitserwerth, Jerman. Setelah
menyelesaikan pelatihannya, Florence berangkat menuju London dan dia bekerja sebagai
seorang pengawas di Hospital For Invalid Gentlewoman di London pada tahun 1853.
Saat terjadi Perang Krimea tahun 1854, Florence menerima permintaan dari Sidney
Herbert yang merupakan menteri penerangan Inggris pada saat itu, untuk menjadi sukarelawan
perang di Turki guna merawat tentara Inggris yang terluka. Pada saat kedatangan Florence
pertama kali di rumah sakit Turki, menunjukkan kondisi yang sangat mengerikan dan
mengkhawatirkan. Di dalam Ruangan dipenuhi dengan para prajurit yang mengalami luka-luka
dan ratusan prajurit terbaring di halaman tanpa adanya tempat untuk berteduh dan tanpa
adanya seorang perawat yang mendampingi. Florence pun melakukan banyak perubahan
penting, di awali dengan perbaikan hygiene dan sanitasi. Florence menata ruangan para
penderita serta mengusahakan di luar ruangan mampu memiliki tempat bernaung di bawah
pohon. Selain itu, Florence juga menugaskan untuk mendirikan tenda, memperbaiki sistem
pembuangan limbah dan sirkulasi udara. Perawatan dilakukan dengan teliti, mengganti perban
dengan teratur, memberikan obat tepat pada waktunya, serta membersihkan lantai rumah sakit
setiap hari secara rutin, membersihkan kursi dan juga meja, mencuci baju yang telah digunakan.
Selanjutnya, pada malam hari Florence berjalan sambil membawa lentera, untuk mencari para
prajurit yang masih hidup untuk memberikan pertolongan serta berkeliling bangsal untuk
memberikan kenyamanan emosional pada para prajurit, sehingga dia mendapat julukan “the
lady of the lamp” London.
Setelah perang, Florence kembali ke Inggris untuk menerima penghargaan dan juga
dianugerahi sejumlah dana sebagai pengakuan terhadap hasil kerjanya ini yang kemudian
digunakan untuk membangun sekolah-sekolah pelatihan keperawatan London (Aini Nur, 2018).
Teori model konsep Florence Nightingale menetapkan lingkungan sebagai tujuan asuhan
keperawatan. Oleh karena itu, lingkungan pasien sangat perlu diperhatikan. Nightingale
memandang perawat secara luas dengan tidak hanya memandang tugas perawat untuk
memberikan obat dan pengobatan, akan tetapi perawat lebih berorientasi pada pemberian
udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang baik untuk
kesehatan (Nightingale, 1860; Torres, 1986).
Ada banyak buku yang ditulis oleh Florence nightingale,tapia da beberapa buku yang
menjadi rujukan dan patokan dalam dunia keperawatan sampai sekarang, yaitu:
Rufaidah Al-Asalmiya mempunyai nama lengkap Rufaidah Binti Sa’ad Al-Bani Aslam Al-Khazraj.
Beliau dilahirkan di Yatrhrib, kota Madinah pada tahun 570 M dan wafat pada tahun 632 M. Rufaidah
hidup di masa Rasulullah SAW pada abad pertama Hijriah atau abad ke-8 Masehi. Rufaidah termasuk
pada golongan kaum Anshor di Madinah yakni golongan pertama yang menganut agama Islam.
Kata nama Rufaidah ialah kata benda yang berasal dari kata kerja 'rafada', yang berarti
memberikan bantuan dan dukungan untuk orang lain. Rufaidah belajar dan mengembangkan
keterampilan merawat dari ayahnya yang adalah seorang tabib terkenal (Kasule 1998). Menurut Hussain
(1981) Rufaidah memberi perawatan kepada tentara yang terluka selama jihad (perang suci), serta
memberikan perlindungan dari angin dan panasnya gurun pasir yang keras bagi orang yang sekarat (Jan,
1996).
Dia mengabdikan diri dengan merawat kaum muslimin yang jatuh sakit ketika kota madinah
telah berkembang. Saat perang tidak terjadi, dia mendirikan tenda-tenda di luar Masjid Nabawi untuk
melakukan perawatan pada kaum muslimin yang sakit. Saat terjadi perang Badar, Uhud, Khandaq, dan
Khaibar, Rufaidah menjadi sukarelawan yang merawat korban-korban terluka akibat peperangan. Ia juga
membuka rumah sakit lapangan, sehingga Rasulullah SAW pada masa itu memberikan perintah pada
korban yang terluka agar dirawat oleh Rufaidah
Selain melayani selama masa perang, Rufaidah mempraktikkan keperawatan dalam masa damai
dengan merawat orang sakit, melatih perawat lain, merawat orang miskin dan menyelesaikan masalah
sosial (Kasule 1998). Untuk tujuan ini dan dengan izin dan dukungan dari Nabi Muhammad [SAW],
Rufaidah mendirikan sebuah tenda di dekat Masjid Nabi di Al Madinah (Aldossary et al. 2008; ElHaddad,
2006).
Selain itu, Rufaidah Al-Asalmiya juga melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi
perawat, dan dalam perang Khaibar mereka meminta izin kepada Rasulullah SAW agar diikutkan di garis
belakang pertempuran untuk merawat para mujahid yang terluka. Tugas ini digambarkan dengan mulia
oleh Rufaidah, dan merupakan sebuah pengakuan awal untuk pekerjaannya di bidang keperawatan dan
medis. Rufaidah Al-Asalmiya juga terlibat dalam berbagai aktifitas sosial di komunitasnya. Dia memberi
perhatian pada setiap muslim, orang miskin, anak yatim, atau yang menderita cacat mental serta juga
merawat anak yatim dan memberi bekal pendidikan.
Rufaidah tidak hanya melatih sekelompok wanita sebagai perawat (dikenal sebagai teman
wanita), ia juga menjadi terlibat dalam pekerjaan sosial dalam masyarakat. Nabi Muhammad (SAW)
memberikan izin baginya untuk mendirikan tenda di dalam masjid dan menyampaikan ajaran yang
berhubungan dengan kesehatan kepada masyarakat (Al-Osimy, 1994).
Rufaidah ialah sosok pemimpin, organisatoris, mampu melakukan mobilisasi dan motivasi pada
orang lain. Ia diriwayatkan mempunyai pengalaman di klinik yang mampu diajarkan kepada perawat lain
yang dilatih dan bekerja sama dengan Rufaidah. Bukan hanya melakukan peran perawat dalam klinikal
saja yang dia lakukan, tetapi juga melaksanakan peran pada komunitas dan memecahkan berbagai
permasalahan sosial yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Rufaidah Al-Asalmiya merupakan perawat muslim pertama yang telah hadir di dunia. Sosoknya
sudah berperan jauh sebelum Pioneer of Modern Nurse terlahir ke dunia.
Tahun 1596 Cornelis De Houtman adalah orang Belanda pertama yang datang ke Indonesia pada
zaman penjajahan.Zaman VOC, (1602 – 1799)Orang-orang Belanda datang ke Indonesia pertama kali
dengan maksud untuk berdagang. Dalam usaha perdagangannya itu di bentuklah VOC. Sehubungan
dengan adanya staf dan tentara maka dua usaha kesehatan. Untuk itu didirikanlah rumah sakit yang
pertama yang bernama " Binnen Hospital " didirikan pada tahun1641 bertempat di Batavia ( sekarang
Jakarta) Tenaga perawatannya diambil daripenduduk pribumi ( Bumi Putera ) yang diberi nama Zieken
oppaser ( penjaga orang sakit) Rumah sakit ini dibawah pengawasan dokter militer.
Pada tahun ( 1724-1744) di luar kota didirikan rumah sakit yang kedua yang diberi nama : Buiten
Hospital mengantikan Binnen Hospital yang di tutup pada tahun1808. Karena VOC dibubarkan 1799
maka oleh pemerintahan Belanda menyerahkan kepada pemerintah Indonesia yang kemudian
membentuk Organisasi Negara " Hindia Belanda". Pada tahun zaman penjajahan belanda I( 1799-1811 )
tidak ada usaha kesehatan yang boleh dikatakan menonjol pada umumnya merupakan usaha lanjutan
dari apa yang telah ada. Pengaruh ketentaraan pada keperawatan mulai ada usaha-usaha dibidang
kesehatan yang antara lain :
Mengadakan vaksinasi umum
Memperbaiki perawatan orang sakit gila (jiwa)
Memperbaiki perawatan dari orang-orang tahanan.
Setelah pemerintahan diserahkan kembali pada Belanda, maka usaha-usaha kesehatan nampak
maju. Prof. Dr. Reinwardt menyusun undang-undangkesehatan, diantaranya tentang praktek dokter,
kebidanan, pengobatan dan lain-lain untuk wilayah sekitar Batavia pada 1819 oleh Residen V Pabst
didirikanrumah sakit untuk umum di Jakarta, diantara rumah sakit Stadsverban di Glodok.Rumah sakit
ini mempunyai perlengkapan yang sederhana. Pada tahun 1919rumah sakit Stadsverban menjadi CBZ
(Central Burgerlijke Ziekeninrichting)yang kemudian dipindahkan di Salemba.
Dr. W. de bosch yang sangat menaruh perhatian terhadap Kesehatan mendirikan sekolah
dokter jawa (1852), yang kemudian berkembang menjadi STOVIA (1898) dan akhirnya GHS (1927). Ia
juga mengadakan persiapan pendidikan kebidanan pada tahun 1852. Tahun 1875 pendidikan kebidanan
ini ditutup kembali.Rumah-rumah sakit partikelir (swasta) diadakan oleh Zending.
Muhammadiyah, bala keselamatan. Salah satu yang terkenal adalah rumahsakit di Gang Paal
yang sekarang menjadi Rumah Sakit Cikini, didirikan pada tahun 1879. rumah sakit yang lain ialah: RS St
Carolus di Jakarta, RS St Borromeus di Bandung dan RS Elizabeth di Semarang. Pendidikan perawatan
telah ada yang dimulai di RS cikini pada tahun 1900. Pendidikan juru rawat dimulai pada tahun 1906
di RS Glodok pada tahun 1912.
Pada zaman penjajahan jepang keperawatan di Indonesia boleh dikatakan mundur. Pimpinan
rumah sakit yang tadinya adalah orang-orang belanda di ambil alih orang-orang jepang dan sebagian
oleh bangsa Indonesia. Obat-obatan sangat kurang,oleh karenanya wabah penyakit dimana-mana.
Bahan-bahan balutan sangat kurang,sampai dipergunakannya daun pisang dan pelapah pisang.
2.3 Sejarah Perkembangan Keperawatan Zaman Kemerdekaan
2.Tahun 1950: Indonesia mendirikan pendidikan perawat yaitu Sekolah PenataRawat (SPR).
3.Tahun 1945 – 1955: Berdirinya beberapa organisasi profesi, diantaranya yaitu Persatuan Djuru
Rawat dan Bidan Indonesia (PDBI), Serikat Buruh Kesehatan,Persatuan Djuru Kesehatan
Indonesia (PDKI), Persatuan Pegawai DalamKesehatan.
6.Tahun 1974: Rapat Kerja Nasional tentang Pendidikan Tenaga PerawatTingkat Dasar yaitu
berdirinya Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) yang menggantiSekolah Penata Rawat (SPR).
12.Tahun 2000: Keluarnya Lisensi Praktek Keperawatan berupa Peraturan Menteri Kesehatan.
TOKOH KEPERAWATAN INDONESIA
, beliau adalah salah satu pendiriorganisasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
sekaligus sebagai Ketua PPNIuntuk kali pertama. Beliau aktif di Ikatan Perawat Indonesia-Jakarta
(IPI-Jakarta)sebelum akhirnya bergabung dan memimpin PPNI. Beliau terpilih 3 periode
berturut-turut terpilih dalam kepengurusan PPNI.
2.H. B. Barnas
berasal dari IPI-Jakarta, beliau adalah salah satu pendiri PPNI yang kemudian juga menjabat
sebagai pengurus PPNI.
juga dari IPI-Jakarta, beliau juga adalah pendiri sekaligu ssekretaris pertama dari kepengurusan
PPNI. Beliau dua periode terpilih sebagai sekretaris PPNI mendampingi Oyoh Radiat, M.Sc aka
Odjo Radiat, M.Sc.
4.J. Soewardi
dari Persatuan Perawat Indonesia Bandung, salah satu pendiri dari PPNI.
5.Sjuamsunir Adam
dari Persatuan Perawat Indonesia Bandung, beliau juga dikenalsebagai salah satu pendiri dari
PPNI.
6.L. Harningsih
7.Wim Sumarandek, SH
dari Persatuan Perawat Indonesia Bandung, dikenal juga sebagai pendiri dari PPNI.
, beliau adalah sesepuh perawat dari Bogor. Semasa aktif sebagaisekretaris PPNI beliau juga
menjabat sebagai Direktur Akper Depkes RI Bogor. Beliau juga pernah terpilih sebagai ketua
PPNI pada tahun 1995 saat Musyawarah Nasional ke-5di Wisma Haji Pondok Gede.
sebagai sekretarisPPNI. Beliau dua periode secara berturut-turut terpilih sebagai sekretaris PPNI.
11.Prof. Achir Yani S. Hamid, DN.Sc
, beliau adalah ketua pengurus pusat PPNI yangterpilih dalam Musyawarah Nasional Keenam
(VI) diselenggarakan di Bandung padatanggal 16-18 April 2000. Beliau kembali terpilih sebagai
ketua umum dalamMusyawarah Nasional ketujuh (VII) yang dilaksanakan di Manado.
14.Tien Gartinah, MN
,beliau adalah tokoh dibalik berdirinya Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia pada
tahun 1985 lalu.
15.Dewi Irawaty, MA
,beliau saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas IlmuKeperawatan Universitas Indonesia
sekaligus sebagai ketua umum PPNI saat ini.
, beliau adalah sekretaris jenderal PPNI yang terpilih padaMusyawarah ketujuh (VII) PPNI di
Menado pada tahun 2005 dan masih menjabat posisitersebut sehingga hari ini.
3.2 Saran
Untuk menjadi perawat yang profesional kita harus tahu tentang sejarahperkembangan
keperawatan, karena dengan mengetahui sejarah perkembangankeperawatan kita dapat mengetahui
sampai dimana perkembangan keperawatanpada masa dahulu dan dimana letak kekurangan dan
kelebihan keperawatan padamasa dahulu sehingga kita bisa memperbaiki kekurangan tersebut hingga
menjadilebih baik.