Anda di halaman 1dari 2

Nama: Muhammad Fashihudin

Kelas: PAI-5

Kasus Qiyas dalam Konteks Riba


Riba, yang sering diterjemahkan sebagai bunga atau keuntungan yang dilarang dalam Islam,
adalah salah satu isu sentral dalam hukum ekonomi Islam. Pada saat yang sama, Qiyas adalah
metode analogi yang digunakan dalam hukum Islam untuk mengambil keputusan hukum
tentang hal-hal yang belum diatur secara eksplisit dalam Al-Qur'an atau Hadis. Dalam
konteks kasus Qiyas riba, para cendekiawan Islam dan ulama telah melakukan analisis yang
mendalam tentang apakah praktik-praktik keuangan modern yang melibatkan bunga dapat
dianggap sebagai bentuk riba yang dilarang dalam Islam.

Riba sendiri telah dijelaskan dalam Al-Qur'an sebagai ketidaksetaraan dalam pertukaran
uang, yaitu menerima lebih banyak daripada yang diberikan dalam transaksi. Namun, dalam
konteks perbankan dan keuangan modern, ada argumen bahwa suku bunga atau bunga yang
diberikan dalam pinjaman atau investasi tidak selalu melibatkan bentuk riba yang dilarang.
Beberapa ulama telah berpendapat bahwa bunga yang wajar dan adil, yang didasarkan pada
prinsip resiko dan manfaat, mungkin bisa dibenarkan dalam Islam.

Dalam kasus Qiyas riba, para ulama mencoba untuk mengidentifikasi kesamaan atau
perbedaan antara praktik-praktik keuangan modern dan kasus-kasus riba yang disebutkan
dalam Al-Qur'an dan Hadis. Mereka melakukan analisis komparatif untuk mencari tahu
apakah praktik-praktik tersebut bisa dianggap sebagai bentuk riba atau tidak. Dalam beberapa
kasus, Qiyas dapat mengarah pada keputusan yang lebih akurat tentang apakah praktik
keuangan tertentu sesuai dengan prinsip-prinsip Islam atau tidak.

Namun, kasus Qiyas riba tidak selalu mudah dipecahkan, dan ada banyak perspektif berbeda
dalam masyarakat Islam. Beberapa ulama mungkin menganggap bahwa praktik bunga dalam
keuangan modern sesuai dengan prinsip-prinsip Islam jika mereka memenuhi kriteria
tertentu, seperti ketidakadaan eksploitasi atau ketidaksetaraan yang berlebihan dalam
pertukaran. Namun, yang lain mungkin tetap bersikeras bahwa semua bentuk bunga adalah
riba dan harus dihindari sepenuhnya.

Dalam beberapa negara dengan populasi Muslim yang besar, seperti Indonesia atau Malaysia,
ada badan pengawas dan regulasi yang bertugas untuk memastikan bahwa praktik-praktik
keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Mereka menggunakan Qiyas dan panduan dari
ulama untuk membuat keputusan hukum yang berkaitan dengan keuangan Islam.

Kesimpulannya, kasus Qiyas riba merupakan tantangan kompleks dalam hukum ekonomi
Islam. Para ulama terus melakukan analisis untuk memahami apakah praktik-praktik
keuangan modern dapat dianggap sebagai bentuk riba yang dilarang dalam Islam atau tidak.
Keputusan-keputusan ini sangat penting dalam upaya untuk menyelaraskan keuangan modern
dengan prinsip-prinsip agama Islam.

(Sumber: Jurnal “Implementasi Qiyas Dalam Ekonomi Islam” karya Ahmad Masyhadi, 2020)

Anda mungkin juga menyukai