Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mutiarantsa Arifatul Luthfiah Muhajir

NIM : B200200157
Kelas : AKS – D
TUGAS 03

1. Jelaskan prinsip sistem keuangan syariah !

Praktik sistem keuangan syariah telah dilakukan sejak kejayaan Islam. Akan tetapi, dikarenakan
semakin melemahnya sistem kekhalifahan maka praktik sistem keuangan syariah tersebut
digantikan oleh sistem perbankan barat. Sistem tersebut mendapat kritikan dari para ahli fiqh
bahwa sistem tersebut menyalahi aturan syariah mengenai riba dan berujung pada keruntuhan
kekhalifan Islam. Pada tahun 1970-an, konsep sistem keuangan syariah dimulai dengan
pengembangan konsep ekonomi Islam. Berdasarkan Al-Qur’an dan As-sunnah, prinsip sistem
keuangan Islam adalah sebagai berikut:

Prinsip-prinsip yang dipegang teguh dalam pengelolaan keuangan berbasis syariat Islam ini
adalah sebagai berikut:

 Mengharap rida dari Allah SWT.


 Tujuan yang hendak dicapai haruslah sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan hadits Nabi
Muhammad SAW.
 Terbebas dari bunga/riba.
 Menerapkan prinsip bagi hasil (sharing) antara bank dengan nasabah.
 Sektor yang dibiayai bukan sektor yang dilarang dalam syariah Islam.
 Investasi yang dilakukan harus terjamin kehalalannya.

Di sisi lain, hal-hal yang dilarang dalam pengelolaannya, antara lain:

1. Riba: hal ini sesuai dengan surat Al Baqarah ayat 275—278 yang menyebutkan bahwa
“Meninggalkan riba atau sistem bunga dan kembali kepada sistem ekonomi syariah”.
2. Maisir: yakni memperoleh sesuatu dengan mudah tanpa bekerja keras atau judi. Hal itu
diatur dalam surat Al Maidah ayat 90 tentang “Meninggalkan segala bentuk usaha yang
spekulatif atau perjudian”.
3. Gharar: adalah segala sesuatu yang bersifat tidak jelas atau tidak pasti. Gharar pun bisa
dimaknai sebagai pertaruhan. Hal itu mencakup seluruh transaksi yang masih belum jelas
barangnya atau tidak berada dalam jangkauan. Contoh, jual beli ikan yang masih diternakkan
dalam air dan belum tampak hasilnya.
4. Boros: hal ini diatur dalam surat Al Isra ayat 26-27 tentang “Meninggalkan segala bentuk
pemborosan harta”.
Dari prinsip sistem keuangan tersebut, maka muncul dan berkembang instrumen-instrumen
keuangan syariah terkait dengan kegiatan investasi maupun jual-beli sesuai dengan ketentuan
syariah. Hal ini membantu pelaku ekonomi dalam memahami berbagai produk keuangan syariah
dan ketentuan-ketentuan syariah dari setiap produk keuangan tersebut.

2. Bedakan antara sistem keuangan syariah dengan sistem keuangan konvensional !

Sistem Keuangan Syariah :

a. Sistem pengelolaan

Berdasarkan segi pengelolaan dana, terdapat perbedaan yang tajam di antara syariah dan
konvensional. Adapun pada syariah, pengelolaan dananya mesti berpegang pada prinsip
Islam. Dalam ajaran agama Islam, terdapat konsep yang mengharuskan kekayaan harus
dipelihara dengan baik dan bermanfaat bagi banyak orang. Di samping itu, segala sesuatu
yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan pun mesti dilakukan demi mengharapkan
rida dari Allah SWT. Merujuk kepada pada prinsip ini, tidak dikenal konsep bunga
dalam pengelolaan keuangan berbasis syariat.Pasalnya, bunga atau riba menjadi sala sattu
hal yang dilarang ajaran Islam. Oleh sebab itu, keuntungan dari pengelolaan dana ini
dengan bagi hasil, baik dalam pendanaan maupun simpanan.

b. Sistem Operasi

Dalam menjalankan kegiatan operasional perbankan berpedoman kepada aturan hukum


syariat islam. Semua kegiatan perbankan syariah harus berdasarkan ketentuan Fatwa
MUI dan Syariah Islam yang berpegang pada Al-Qur’an dan Hadits.

c. Manajemen kegiatan

Terkait manajemen kegiatan, terdapat 3 prinsip yang harus dipegang dalam menjalankan
keuangan berbasis syariat, yakni dalam hal perolehan dana, investasi, dan penggunaan
dana.

1. Perolehan dana: Adapun cara yang dilakukan dalam memperoleh dana mesti sesuai
dengan syariah Islam. Dana yang diperoleh lembaga keuangan syariat dari nasabah
harus menggunakan akad mudharabah, murabahah, musyarakah, salam, istishna,
ijarah dan lain-lain.
2. Investasi: Berdasarkan investasinya, prinsip-prinsip ajaran Islam pun mesti
diaplikasikan. Dalam ajaran Islam, uang merupkan alat tukar dan bukanlah
komoditas yang bsia diperjualbelikan. Prinsip ini harus dipegang teguh dalam
menginvestasikan dana. Adapun penginvestasian dana pun harus melalui lembaga
keuangan yang juga menggunakan kaidah-kaidah Islam.
3. Penggunaan dana: Dalam manajemen keuangan berbasis syariat, penggunaan dana
ini mesti jelas tujuannya, tidak boleh digunakan untuk sesuatu yang menyimpang
dari syariat Islam. Karena itu, biasanya, dana dalam sistem manajemen ini
dialokasikan untuk infak, wakaf, dan sedekah.
4. Tranparasi : menekankan petingnya transparansi dan kesetaraan dalam transaksi
keuagnan, sehingga memastikan tidak ada pihak yang dirugikan dalam transaksi
tersebut.

d. Transaksi
Adapun perbedaan berikutnya adalah dari segi transaksi. Dalam keuangan berbasis
syariat, transaksinya memakai akad tabarru’, yakni transaksi dengan tujuan saling tolong-
menolong dalam rangka berbuat kebajikan (nonprofit). Dalam akad ini, bank sebagai
pihak yang berbuat kebajikan tidak mensyaratkan keuntungan apa pun dari transaksi
tersebut. Meski demikian, bank boleh meminta biaya administrasi kepada nasabah, tetapi
tidak boleh mengambil laba dari akad tabarru’. Di samping itu, transaksi pun dapat
dilakukan dengan akad tijarah. Akad ini dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan
(profit), tetapi mesti sesuai dengan rukun dan syariat Islam.

Sistem Keuagan Konvesional :

a. Sistem Pengelolaan
Pada bank konvensional, pengelolaan dana dapat dilakukan dalam seluruh lini bisnis
menguntungkan di bawah naungan Undang-Undang. Sementara, uang nasabah dalam
bank syariah harus dipergunakan sesuai aturan Islam. Bank syariah harus mengelola dana
nasabah pada lini bisnis yang diizinkan oleh aturan Islam. Akibatnya, uang nasabah tidak
boleh diinvestasikan atau dikelola pada bidang usaha bertentangan dengan nilai Islam,
seperti perusahaan rokok, narkoba, dan sebagainya.
b. Sistem Operasi
Dalam melakukan kegiatan operasional, bank konvensional berdasarkan atas standar
perbankan yang telah diatur oleh pemerintah dan hukum Indonesia. Standar ini dimuat
dalam berbagai Undang-Undang yang berlaku.
c. Manajemen Kegiatan

1. Perolehan dana : lebih banyak menggunakn model pinjaman bunga dan tidak
menerapkan prinsip bagi hasil.
2. Investasi : Tidak memiliki batasan saat melakukan investasi
3. Penggunaan dana : Penggunaan dana boleh digunakan untuk apapaun tanpa adanya
larangan seperti pada sistem keuangan syariah.
4. Transparasi : sistem keuangan konvesional cenderung mengutamakan kepentingan
pihak yang lebih kuat dalam transaksi.

d. Transaksi
Dalam hal transaksi, bank konvensional menerapkan prinsip sesuai dengan aturanndan
pedoman dalam undang-undang perbankan dan hukum lain yang berlaku di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai