Oleh:
Annisa Wahyuni (15059003)
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang
2017
PANDANGAN NON MUSLIM TERHADAP BANK SYARIAH
Perkembangan industri keuangan syariah di dunia terlihat begitu pesat. System dan
industri keuangan syariah tidak lagi menjadi isu local yang sifatnya terbatas ada diantara
negara-negara muslim saja, tetapi juga telah menjadi trend global dimana negara-negara non-
muslim sudah mengambil posisi dan inisiatif untuk mengadopsi serta mengembangkan
system sekaligus industri keuangan syariah ini. Negara-negara yang memiliki industri
keuangan terkemuka seperti Inggris, Prancis, Jepang, Hongkong dan Singapura terlihat
berlomba-lomba untuk menjadikan negara mereka sebagai pusat keuangan syariah, baik di
dunia maupun di kawasan regional. Bahkan lembaga-lembaga keuangan dunia seperti World
Bank dan International Monetary Fund (IMF) telah pula menyatakan bahwa pengembangan
keuangan syariah telah menjadi salah satu program utama mereka.
Pada dasarnya, fungsi bank, baik bank konvensional maupun bank syariah dalam
menjalankan kegiatannya adalah sama. Sebagai lembaga keuangan intermediasi
(intermediary financial institution), kedua bank ini sama-sama mengumpulkan dana dari
masyarakat dan kemudian menyalurkan kembali dana-dana yang terkumpul tersebut kepada
masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Meskipun mempunyai fungsi yang sama, ada hal
prinsip yang membedakan keduanya. Bank syariah dalam menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan pada prinsip bagi untung dan rugi (profit and loss sharing
principle) dan tidak memberikan bunga (interest free). Adapun bank konvensional dalam
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan pada bunga (interest).
Namun, yang perlu dipahami, bank syariah tidak terkait sama sekali dengan ritual
keagamaan atau peribadatan dari agama Islam. Bank syariah, dalam menjalankan
kegiatannya, tidak terbatas hanya untuk orang yang beragama Islam saja, tapi juga terbuka
bagi non-Muslim. Dengan kata lain, bank syariah bisa memberikan pembiayaan atau jasa
kepada non-Muslim. Kaum non-Muslim bisa menabung, meminta pembiayaan, dan/atau
menggunakan jasa bank syariah, bahkan bisa bekerja di sana. Pada saat sekarang ini,
perbankan syariah tumbuh dengan pesat di seluruh dunia, tidak hanya di negara
Islam/mayoritas berpenduduk Muslim, namun juga di negara-negara yang bukan Islam,
seperti Amerika Serikat, Singapura, dan Britania Raya (United Kingdom), dll. Bahkan,
Britania Raya pada saat ini bertekad menjadi pusat keuangan dan perbankan syariah di dunia.
Perbankan dan keuangan syariah berkembang pesat di sana, padahal bukan negara Islam.
Begitu juga dengan Singapura, yang bertekad menjadi pusat keuangan syariah di dunia
dengan memperlonggar peraturan-peraturan terkait perbankan syariah sehingga bisa
berkembang dengan pesat.
Di Malaysia, hampir 15 persen nasabah bank syariah adalah non-Muslim. Hal ini
mengindikasikan secara jelas bahwa bank syariah tidak hanya untuk orang yang beragama
Islam saja. Oleh karena itu, bagi Muslim dan non-Muslim, yang masih penasaran dengan
bank syariah, silahkan mulai berhubungan dengan bank syariah, misalnya
menabung. Tanyakan secara detail segala fasilitas yang dapat dimanfaatkan dari layanan
bank syaraiah ini, sehingga bisa sekaligus membedakan antara bank syariah dan bank
konvensioanl. (Apakah Bank Syariah hanya untuk muslim? Ditulis Abdul Rasyid Jnauari
2015)
Lembaga-lembaga keuangan retel Islam, termasuk Islamic Bank of Britain, the European
Islamic Investment Bank dan Lariba Bank di Kalifornia, saat ini telah tegak berdiri di
sejumlah negara Barat. Lebih jauh, bank-bank pemberi pinjaman internasional, termasuk
Citibank, HSBC Amanah, Deutsche Bank, dan UBS of Switzerland, semua menawarkan
deposito Islam dan fasilitas-fasilitas keuangan yang memenuhi ketentuan syariah.
Ada banyak dialog terjadi antara para bankir Barat yang bekerja pada lembaga-
lembaga ini dan para ahli syariah yang menyarankan apa yang boleh, dan apa yang tidak,
dilakukan. Dialog ini meluas hingga asuransi, di mana perusahaan-perusahaan takaful Islam
semakin lama semakin aktif, ciri-ciri mereka yang khas adalah bahwa mereka tidak menganut
bunga yang dihasilkan surat-surat obligasi konvensional, dan bahwa dana para pemegang
saham dan premi yang dibayar para pemegang polis tersebut tidak dapat dijadikan satu, yang
dapat menyebabkan pihak pertama mengeksploitasi kemalangan pihak kedua.
Aspirasi dari banyak pihak Islamis adalah memiliki hukum syariah yang illahiah
menggantikan hukum buatan manusia, bahkan mungkin pendirian suatu khalifah dunia yang
di bawah kekuasaannya semua orang, Muslim dan non-Muslim, hidup. Tidak mengherankan,
aspirasi seperti itu tidak dapat diterima oleh kebanyakan non-Muslim, dan bahkan juga
banyak umat muslim, karena ia tidak memberikan pilihan.
Perbankan dan keuangan Islam dapat menentukan arah masa depan: ia memberikan
pilihan yang luas, bukannya terbatas. Sementara setiap lembaga memiliki dewan syariahnya
masing-masing, kesesuaian dengan syariah pada kenyataannya merupakan urusan pihak
swasta, bukan urusan hukum nasional. Bahkan, setiap dewan syariah memiliki fatwa-
fatwanya sendiri, yang akibatnya semakin memperluas pilihan dalam pasar gagasan
keagamaan. Agama, pasti, berkembang dalam kondisi penuh persaingan dan Islam bukan
sebuah pengecualian, sementara jika ia dinasionalisasi, para penganutnya tidak lama akan
menjadi terasingkan.
Republik Islam Iran dapat dilihat sebagai sebuah contoh yang tidak mendorong
perkembangan perbankan dan keuangan Islam. Di sana, semua perbankan telah memenuhi
ketentuan syariah sejak undang-undang mengenai Perbankan Bebas Riba diundangkan pada
1983. Para nasabah bank karenanya tidak memiliki pilihan kecuali menggunakan sistem
syariah. Namun bank-bank tersebut dimiliki oleh negara dan memiliki otonomi yang kecil,
bahkan dalam pengambilan keputusan tentang produk-produk deposito dan keuangan yang
hendak ditawarkan. Mereka juga tidak memiliki komite-komite syariah, alasannya hal ini
tidak diperlukan karena undang-undang memastikan kepatuhan terhadap syariah dalam
keadaan apapun.
Sering kita dengar bank islam di indonesia, tetapi banyak dari kita yang kurang
mengetahui apa itu bank islam ?. banyak masyarakat mengira bahwa bank islam hanya
diperuntukan orang-orang islam atau umat islam,namun hanya sedikit yang mengetahui
bahwa masyarakat non islam diluar negeri kita menggunakan sistem bank
islam.contohnya bank syariah yang berada di negara-negara maju seperti di Amerika,
mungkin namanya bukan bank islam,melainkan bank syariah.
Ada dua jenis bank, yaitu bank konvensional dan bank syariah,dan di indonesia
masih banyak menggunakan transaksi dan penyimpanan uang di bank konvensional.bank
konvensional sering di percaya oleh masyarakat diindonesia karena banyak masyarakat
kurang paham tentang bank syariah,mungkin ada pula yang berfikir bahwa bank syariah sama
saja dengan bank konvensional.
Pembiayaan Jual-Beli
Dalam pembiayaan jual-beli,bank bertindak sebagai penjual dan nasabah bertindak
sebagai pembeli.pada praktikannya meskipun bank bertindak sebagai penjual namun barang
yang dijual tidak selalu memiliki bank.bank mengadakannya melalui pihak lain yang
memiliki barang dan dibayar secara tunai oleh bank.selanjitnya bank menjualnya kepada
nasabah dan dibayar secara angsuran oleh nasabah.adapun jenis pembiayaan jual-beli yang
lazim dilakukan oleh bank syariah adalah sebagai berikut :
1. Murabahah,yakni pembiayaan jual-beli di mana penyerahan barang dilakukan di awal
akad.
2. Salam,yakni pembiayaan jual-beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada.
3. Istishna,yakni pembiayaan jual-beli yang polanya sama dengan pembiayaan
salam,namun berbeda dalam pola pembayarannya.
Jadi penyimpanan atau tansaksi melalui bank syariah lebih aman dan memenuhi
syarat-syarat dan kaidah sesuai dengan ajaran islam.karena bank syariah menggunakan sistem
yang sesuai dengan apa yang di ajarkan oleh agama islam.