Anda di halaman 1dari 5

BAB I

A. Latar Belakang

Ekonomi merupakan salah satu kegiatan muamalah yang terpenting di dunia dan Islam juga
senantiasa selalu memperhatikan kegiatan dalam bermuamalah. Sehingga banyak cendekiawan
muslim yang terus berusaha untuk mengembangkan teknik dengan menerapkan prinsip-prinsip
syariah dalam melakukan kegiatan ekonomi. Termasuk juga dalam sektor perbankan syariah, yang
memiliki ciri khas yaitu pada sistem operasionalnya berbasis syariah yang mana prinsip tersebut
tidak terdapat di dalam bank konvensional. Menurut pandangan Islam bunga dari pinjaman uang,
modal serta barang dalam bentuk apapun, yang memiliki tujuan untuk produktif ataupun konsumtif,
dan dengan tingkat yang tinggi atau rendah, serta jangka waktu panjang atau pendek, maka hal ini
dapat diartikan sebagai bentuk riba. Menurut istilah, riba yaitu pengambilan tambahan, yang terjadi
dalam transaksi maupun pinjam-meminjam secara bathil dan sangat bertentangan dengan ajaran
Islam.

Bank merupakan elemen bisnis yang memiliki tujuan salah satunya yaitu menghimpun dana,
menyimpan dana, kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat umum, dalam
bentuk pembiayaan atau struktur yang berbeda guna meningkatkan taraf hidup seseorang. Bank
Syariah menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah
adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya
terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah. Menurut Muhammad
(2005:13) menjelaskan bahwa: Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang beroperasi dengan tidak
mengandalkan bunga pada usaha pokoknya, memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam
lalu-lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya sesuai dengan prinsip syariat
islam.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bank syariah adalah
bank yang dalam sistem operasinya menggunakan prinsip-prinsip syariah islam yang mengacu
kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits dan tidak melibatkan riba maupun bunga dalam transaksinya.

Riba dari segi bahasa adalah Az-ziyādah (kelebihan atau tambahan), berkembang, berbunga,
karena salah satu perbuatan riba adalah membungakan harta uang atau lainnya yang dipinjamkan
kepada orang lain (Suhendi, 2014: 57). Dalam istilah syara’ riba yaitu bertambahnya harta (dalam
pelunasan hutang) tanpa imbalan jasa apapun. Dalam Al-Quran juga telah dijelaskan bahwa Allah
SWT mengharamkan secara tegas praktik riba. Dijelaskan dalam surah Al-baqarah ayat 275 sebagai
berikut :

‫َواَ َح َّل هّٰللا ُ ۡالبَ ۡي َع َو َح َّر َم ال ِّر ٰبوا‬

Artinya : "Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba."

Allah SWT juga mengisyaratkan akan memerangi pelaku riba. Hal dijelaskan pada surat Al-baqarah
ayat 279 sebagai berikut :

‌‫ب ِّمنَ هّٰللا ِ َو َرس ُۡولِ ٖ ۚه‬


ٍ ‫فَاِ ۡن لَّمۡ ت َۡف َعلُ ۡوا فَ ۡا َذنُ ۡوا ِب َح ۡر‬
Artinya : "Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah
dan RasulNya akan memerangimu."

Ayat diatas telah menjelaskan dengan tegas bahwa Allah SWT melarang dan mengharamkan
riba dalam bentuk apapun, tetapi menghalalkan prinsip jual beli. Serta Allah juga akan memerangi
para pelaku riba. Adanya larangan riba tersebut dalam melakukan kegiatan pada perbankan sangat
berpengaruh pada kegiatan umat muslim dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Terutama pada
bidang perbankan yaitu dalam memutuskan menjadi nasabah.

Dengan adanya perbankan syariah di Indonesia, maka secara langsung mengharapakan dan
membantu masyarakat untuk melakukan transakasi sesuai prinsip syariah khususnya masyarakat
muslim di Indonesia. Populasi muslim di Indonesia menurut Kemendagri mencapai 237,53 juta jiwa
per tahun 2021. Jumlah populasi muslim di Indonesia ini setara dengan 86,9% dari populasi seluruh
masyarakat Indonesia yang mencapai 273,32 juta jiwa. Maka, 86,9% penduduk muslim di Indonesia
harus dapat memanfaatkan dengan sebaik mungkin adanya perbankan syariah.

Bank syariah pertama kali didirikan di Indonesia pada tahun 1992 ditandai dengan adanya
Bank Muamalat Indonesia (BMI). Di tahun 1992-1998 bank syariah di Indonesia hanya berjumlah
satu unit ini, lalu pada tahun 1999 jumlah bank syariah di Indonesia bertamabah menjadi tiga unit.
Jumlah ini akan terus mengalami peningkatan seiring waktu dan masuk nya para pemain baru, serta
bertambah nya jumlah kantor cabang pembantu bank syariah di Indonesia. Perkembangan bank
syariah terjadi salah satunya karena pada bank syariah terdapat konsep build in concept yang
berorientasi pada kebersamaan. Hal inilah yang bisa menjadikan bank syariah sebagai alternative
pengganti dari sistem bunga yang mana hukumnya masih diragukan masyarakat muslim. Namun
keberadaan bank syariah lebih baru jika dibandingkan dengan bank konvensional.

Meskipun kehadiran bank syariah di Indonesia masih baru, tetapi bank syariah sangat
berperan penting dalam membangun ekonomi, terutama dalam hal pembiayaan karena perbankan
syariah bertindak sebagai perantara bagi mereka yang kelebihan uang dan mereka yang kekurangan
uang. Dan seiring berjalannya waktu bank syariah sudah semakin dikenal masyarakat luas, hal ini
tentu menjadikan perbankan syariah semakin berkembang dan diharapakan mampu berkontribusi
untuk memperkuat stabilitas perekonomian di Indonesia. Perkembangan bank syariah di Indonesia
dapat terlihat dari jumlah nasabah dana pihak ketiga pada bank umum syariah.

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah Nasabah Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah

Tahun Jumlah Nasabah


2016 15.488.398
2017 17.955.556
2018 19.996.197
2019 22.120.609
2020 25.195.687
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan

Menurut Laporan Otoritas Jasa Keuangan, jumlah nasabah dana pihak ketiga pada bank umum
syariah terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016 ke 2017 jumlah nasabah
dana pihak ketiga meningkat 2.507.158. Dan pada tahun berikutnya yaitu 2018 jumlah nasabah
pihak ketiga meningkat lagi 2.040.641. Kenaikan ini sedikit mengalami penurunan. Di tahun 2019
mengalami kenaikan sebanayak 2.124.412 nasabah, dan sedikit meningkat dibanding tahun 2018.
Dan pada tahun 2020 meningkat sebanyak 3.075.078 nasabah yang melakukan dana pihak ketiga.
Dan jika dilihat dari kondisi pada tahun 2020 Indonesia mengalami krisis ekonomi akibat covid-19.
Namun hal ini tidak membuat bank syariah meredup. Dan pada tahun 2020 nasabah dana pihak
ketiga berjumlah 25.195.687 nasabah, jadi pada tahun 2020 sudah lebih banyak mengalami
kenaikan. Pertumbuhan 14% diperkirakan digunakan untuk dana pihak ketiga di tahun 2020.

Meningkatnya jumlah nasabah dana pihak ketiga pada bank syariah sudah menunjukkan bahwa
sangat mendukung adanya bank syariah di Indonesia. Seiring berkembangnya bank syariah maka
sangat diharapkan bisa menarik dari berbagai elemen, termasuk juga warga masyarakat Kecamatan
Rejotangan Kabupaten Tulungagung. Dalam hal ini minat masyarakat tentang perbankan syariah
yaitu untuk mempelajari dan menggunakan produk-produk pada bank syariah. Pengetahuan
masyarakat mengenai bank syariah, khususnya bagi hasil dan bunga bank, dapat dipelajari melalui
pendidikan, sosial media dan lain sebagainya. Karena perbankan syariah adalah sebuah praktik
keuangan baru di masyarakat maka keberadaan, pelaksanaan serta produk dalam perbankan syariah
perlu untuk terus disosialisasikan kepada masyarakat.

Jumlah penduduk muslim di Indonesia yang tinggi juga dapat menjadi peluang yang besar
untuk Bank Syariah dalam memperoleh nasabah. Akan tetapi, masih terdapat nasabah yang belum
mengetahui secara pasti bagaimana sistem bagi hasil hasil yang diterapkan oleh perbankan syariah.
Pada umumnya masyarakat yang tinggal di perkotaan akan lebih mengenal dan mengetahui
perbankan syariah dibandingkan masyarakat yang tinggal di pedesaaan. Hal ini dikarenakan,
kehidupan masyarakat di perkotaan yang jauh lebih modern serta dilengkapi dengan bermacam-
macam arsitektur dan perindustrian yang serba canggih. Sedangkan pada masyarakat pedesaan
penduduknya bermata pencarian utama di bidang bercocok tanam, prikanan, peternakan, atau
gabungan dari keseluruhan ini. Akan tetapi, jika dilihat dari statusnya sebagai umat muslim
seharusnya mereka juga paham mengenai prinsip-prinsip dalam ajaran Islam. Karena dalam
kehidupan sehari-hari sudah pasti mempelajari tentang Ilmu Keislaman, Fiqh, serta bagaimana cara
bermuamalat secara syariah.

Pada kenyataan nya banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang sistem operasional pada
perbankan syariah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan, bahwa saat ini total nasabah bank
syariah mencapai kurang lebih 15 juta individu, sedangkan nasabah pada bank konvensional
mencapai 80 juta individu. Jika dibandingkan dengan bank umum, nasabah bank syariah mencapai
18,75%. Hal ini telah menunjukkan bahwa masyarakat masih banyak yang belum paham tentang
bagi hasil dan bunga, dan tidak menutup kemungkinan masyarakat sudah mengetahuinya namun
masih lebih memilih menggunakan bank konvensional. Seiring pesatnya pertumbuhan bank syariah,
maka harus diimbangi juga sejauh mana masyarakat mengetahui tentang perbankan syariah. Oleh
karenanya, pencipta mengambil objek pada masyarakat umum Kecamatan Rejotangan Kabupaten
Tulungagung seperti pada masyarakat Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung. Karena ingin
mengetahui sejauh mana masyarakat Kecamatan Rejotangan memahami tentang bagi hasil dan
bunga pada perbankan syariah.

Perilaku komsumen juga dapat dijadikan perbankan syariah sebagai petunjuk untuk
menerapkan sebuah manajemen pemasaran yang tepat untuk masyarakat. Karena sifat dari perilaku
konsumen sendiri yaitu memakai, menggunakan gan menghabiskan suatu barang.

Setiap individu yang mempunyai pengetahuan tentang perbankan syariah maka akan
menimbulkan minat seseorang tersebut untuk menjadi nasabah di bank syariah. Pengetahuan
tersebut dapat diperoleh dari mana saja seperti pada baliho, brosur,televisi, radio, dan lain
sebagainya.
Pada hakikat nya nasabah adalah makhluk sosial, yang mana dalam kehidupan sehari-hari
akan terus bergantungan kepada individu yang lainnya, dan melakukan interaksi bersama. Seseorang
yang ada di sekelilingnya itu yang disebut sebagai lingkungan sosial nasabh. Nasabah akan
melakukan interaksi denan individu lainnya, kemudian akan saling mempengaruhi dalam
membentuk perilaku, sikap, dan kepercayaan. Salah satu unsur penting lingkungan sosial pada
nasabah adalah lingkungan budaya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:

1. bagaimana pemahaman masyarakat kecamatan rejotangan kebupaten tulungagung tentang bagi


hasil dan bunga di bank syariah?

2. apakah masyarakat kecamatan rejotangan kabupaten tulungagung sudah memahami tentang bagi
hasil dan bunga di bank syariah?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana pemahaman masyarakat Kecamatan Rejotangan Kabupaten


Tulungagung terhadap bagi hasil dan bunga di bank syariah.

2. Untuk mengetahui apakah masyarakat Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung sudah


memahami tentang bagi hasil dan bunga di bank syariah.

D. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dilakukan
identifikasi permasalahan sebagai berikut :

1. Komposisi bank Syariah tentang bagi hasil dan bunga dengan definisi Syariah, bank Konvensional.

2. Informasi tentang sistem bagi hasil dan bunga bank syariah.

3. Pemahaman masyarakat tentang bagi hasil di bank syariah.

4. Pelayanan bank syariah terhadap masyarakat sebagai nasabah.

5. Sosialisasi dan informasi perbankan syariah melalui media.

6. Sugesti dan dorongan minat masyarakat menjadi nasabah bank syariah.

E. Batasan Masalah

Dalam konteks ini, hanya masyarakat Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung


dijadikan sebagai objek penelitian.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak. Adapun manfaat
penelitian sebagai berikut:

Secara Teoris
Penelitian ini dharapkan dapat memberi konribusi pemikiran terhadap pemahamaan masyarakat
Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung tentang bagi hasil pada bank syariah. Serta hal apa
saja yang perlu diperhatikan agar mayarakat Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung dapat
memahami dengan baik dan benar tentang bagi hasil di bank syariah. Dan hal apa saja yang perlu
diperhatikan bank syariah agar masyarakat dapat memahami tentang bagi hasil pada bank syariah.

Segi Praktis

Bagi Akademis

Bagi akademis, dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah wawasan keilmuan, serta
dapat digunakan sebagai masukan dan refrensi bagi pihak yang me

Bagi Bank Syariah

Bagi bank syariah, dapat membantu bank syariah dalam mengembangkan perbankan syariah, agar
banyak nasabah muslim yang berminat untuk menggunakan layanan bank syariah

Bagi peneliti

Bagi peneliti, sebagai sarana berlatih untuik mengembangkan ilmu pengetahuan dan tambahan
memperoleh gambaran lebih lanjut tentang pemahaman bagi hasil serta bunga pada bank syariah.

Bagi masyarakat

Bagi masyarkat, dapat digunakan sebagai sarana informasi serta masukan untuk menambah
pengetahuan tentang perbankan syariah

G. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman, memudahkan menelaah, serta memahami pokok-


pokok permasalahan dari uraian berikutnya, maka penulis mengemukakan penulis mengemukakan
pengertian dari judul diatas. Adapun istila-istilah yang dikemukakan dalam judul sebagai berikut:

1. Secara Konseptual

a. pengetahuan

pengetahuan yaitu sebuah informasi yang telah diketahui oleh seseorang yang
diperoleh melalui pengamatan akal

Anda mungkin juga menyukai