Anda di halaman 1dari 14

Prinsip Keadilan Dalam Penerapan Hukum Ekonomi dan Bisnis Islam

Pada Akad Mudharabah


Wahyu Arsa Prilasa
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
05020221089@student.uinsby.ac.id

Abstrak
Artikel ini membahas tentang penerapan prinsip keadilan pada hukum ekonomi dan
bisnis Islam khususnya terkait pada akad mudharabah, serta relasinya dengan
perubahan sosial, ekonomi dan politik. Pembahasan pada artikel ini menarik karena
pembahasan terfokus pada ranah prinsip keadilan dalam akad mudharabah. Prinsip
keadilan dalam akad mudharabah dapat tercapai apabila masyarakat menjalankan
sesuai hak dan kewajiban masing-masing. Prinsip keadilan ini dapat membawa
kemaslahatan umat apabila prinsip keadilan dapat diimplementasikan dengan baik.
keseimbangan atau keadilan dapat mencerminkan kesetaraan di antara pendapatan dan
pengeluaran, pertumbuhan dan distribusian serta antara pendapatan kaum yang telah
mampu dan yang kurang mampu. Metode yang digunakan dalam pembuatan artikel ini
menggunakan sifat deskriptif analisis. Pada lembaga keuangan syariah telah
dikenalkan beberapa prasarana keuangan sebagai pengganti sarana bunga. Tujuan dari
artikel ini adalah dapat menganalis prinsip keadlian dalam hukum ekonomi dan bisnis
Islam khususnya pada akad mudhrabah. Pengertian dari akad Mudharabah sendiri
merupakan bentuk perjanjian kerja sama dua orang atau lebih orang yang mempunyai
dana dan orang yang mengelola dana untuk melaksanakan usaha dengan ketentuan
keuntungan bersama sesuai nisbah atau kesepakatan. Oleh karena itu kedua belah
pihak melakukan transaksi yang saling mengawasi demi kemajuan usaha yang
dilaksanakan pada akad mudharabah.

Keywords: prinsip keadilan, mudharabah, usaha

Pendahuluan
Secara pandangan agama Islam kegiatan ekonomi adalah sistematika yang
terjabarkan pada konsep Islam yang berkaitan dengan harta benda duniawi secara
khusus dan umum.1 Agama Islam selalu menganjurkan umatnya untuk selalu
menjalankan kehidupan dijalan yang benar untuk bekal akhirat nanti.
Dalam pandangan umum prinsip-prinsip dalam hukum ekonomi syariah terbagi
menjadi beberapa bagian yaitu: Prinsip keadilan, prinsip al-maslahah, prinsip
perwakilan (khalifah), prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munka, prinsip tazkiyah, prinsip falah,
prinsip kejujuran dan kebenaran, prinsip kebaikaan (al-Ihsan), prinsip pertanggung
1
M. Taufan, Hukum Islam sebagai Embrio Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia (Surabaya: Global
Aksara Pers, 2022), 43.

1
jawaban (al-Mas’uliyah) dan lain sebaginya. Dalam artikel ini khusus membahas
tentang prinsip keadilan pada hukum ekonomi Syariah yang tertuju pada akad
mudharabah.
Salah satu upaya untuk menunjang kehidupan yang baik yaitu dengan
melakukan kegiatan muamalah yang benar juga sesuai dengan prinsip syariat Islam. 2
Islam adalah agama yang tidak melegalkan pemisahan dalam sosial, apalagi dalam
kegiatan bisbis yang harus mempertimbangkan aspek moralitas yang sesuai dengan
syariat Islam. Nilai keadilan sosial (social justice) merupakan bagian yang paling
penting dalam menjalankan kegiatan bermuamalah atau berbisnis.3
Ekonomi Islam masuk bagian dari kajian fiqh muamalah yang bersifat fleksibel.
Dalam praktek ekonomi Islam bersandar pada Al-Qur’an dan Hadist yang menjadi
metode dalam ijtihad.4 Hukum ekonomi Islam dibagun atas dasar kaidah Islam
Muamalah adalah bagian dari hukum Islam yang membahas tentang orang satu
dengan orang lainya atau kelompok satu dengan kelompok lainya. Untuk dapat
menjalankan muamalah yang baik harus mengikuti prinsip-prinsip dalam hukum
ekonomi dan bisnis Islam dan mengimplementasikanya dalam kehidupan sehari-hari.5
Issu mengenai prinsip keadilan dalam hukum ekonomi dan bisnis Islam
khususnya pada akada mudharabah menjadi pembahasan yang hangat untuk
dibicarakan karena pada masalah ini masih banyak berbagai kepentingan yang saling
berkaitan seperti pejabat, pengusaha, hingga rakyat kecil yang penerapanya kurang
sekali dalam menegakan keadilan terutama pada bidang muamalah.
Penerapan prinsip keadilan dalam bermuamalah pada akad mudharabah dapat
tercapai apabila setiap orangg menjunjung tinggi nilai kejujuran, kebenaran, keberanian
guna mendapatkan keputusan yang serta berada di jalan yang lurus agar terhindar atau
terselamatkan dari perbuatan dzalim atau sewenang-wenang tidak pada tempatnya.6
Sehubungan dengan pembahasan prinsip keadilan dalam hukum ekonomi dan
bisnis Islam, para filsuf Muslim telah berhasil membuat fondasi landasan yang kokoh.
2
Ina Nur Inayah, “Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam dalam Investasi Syariah,” AKSY (2020): 90.
3
Siti Amaroh, “Prinsip Keadilan Sosial Dan Altruisme Dalam Penerapan Sistem Perbankan Syariah,”
Jurnal Walisongo 5, no. 2 (2014): 89.
4
Abdul Qoyum et al., Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Departemen Ekonomi dan Keuangan
Syariah - Bank Indonesia, 2021), 26.
5
Nurfaizal, “Prinsip-Prinsip Muamalah dan Implementasinya dalam Hukum Perbankan Indonesia,”
Jurnal Walisongo 13, no. 1 (2013): 198.
6
Bustanul Karim, Prinsip Pembangunan Ekonomi Umat (upaya menggali petunjuk al Quran dalam
mewujudkan kesejahteraan), 1st ed. (Yogyakarta: Diandra Kreatif, 2018), 24.

2
Para ilmuwan memaknai prinsip keadilan sebagai hakikat yang mengandung
objektivitas. Keadilan dan kemaslahatan itu adalah satu kesatuan yang menjadi subjek
dan objek keduanya merupakan pegangan untuk mencapai kesimpulan dalam kebaikan.7
Prinsip keadilan adalah pacuan untuk mendapatkan semua kebijakan pada
kegiatan muamalah sehingga dapat berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan semua masyarakat. Prinsip keseimbangan atau keadilan ini mencerminkan
kesetaraan antara pendapatan dan pengeluaran, pertumbuhan dan distribusian serta
antara pendapatan kaum yang telah mampu dan yang kurang mampu.8
Prinsip Keadilan dalam hukum ekonomi dan bisnis Islam yang diterapkan pada
akad mudharabah memiliki sumbangsih terbesar bagi kehidupan umat muslim di dunia
terutama dalam memberikan kemaslahatan dan keseimbangan tentang akad
mudharabah sebagai cara untuk masalah ekonomi. Orang yang adil diartikan sebagai
orang yang berada di jalan yang lurus karena sikapnya yang menakar semua ukuran itu
sama.9
Mudharabah secara sederhana dapaat diartikan sebagai akad perjanjian antara
penanama modal dan pengelola modal yang dilakukan oleh dua orang atau lebih sebagi
kerja sama guna melakuakan usaha untuk mendapatkan laba sesuai kesepakatn atau
nisbah. Pada kerja sama yang melibatkan pemodal dan pengelola ini, maka akad
mudharabah perlu adanya keseimbangan untuk mencapai keadilan dan kemaslahatan
antara kedua pemodal dan pengelola yang terlibat pada akad mudharabah. Oleh sebab
itu maka artikel ini akan mngkaji dan membahas tentang penerapan prinsip keadilan
pada hukum ekonomi dan bisnis Islam yang mengacu pada akad mudharabah.10
Dalam pembiyaan usaha pada mudharabah yakni menggunakan sistem bagi
hasil yang dilakukan seorang mudhorib atau pengelola kepada shohibul mal atau
pemberi modal yang dilaksnalkan dengan akad pembiyaan. Pelaksanan pembiayaan
pada mudharabah ini ditentuakan sesuai kesepakatan anatara pemilik dan pengelola
modal. Bagi hasil tersebut di tentukan oleh nisbah yang menjadi kesepakatan bersama.11

7
Murtadha Muthahhari, Keadilan Ilahi: Asas Pandangan-Dunia Islam (Jakarta: Mizan Pustaka, 2009), 34.
8
Muhamad Kholid, “Prinsip-Prinsip Hukum Ekonomi Syariah Dalam Undang-Undang Tentang
Perbankan Syariah,” Asy-Syari‘ah Vol. 20 (December 2018): 13.
9
Slamet Akhmadi dan Abu Kholish, “Prinsip-Prinsip Fundamental Ekonomi Islam,” el-Jizya : Jurnal
Ekonomi Islam 4, no. 1 (17 Maret 2017): 118.
10
Popon Srisusilawati and Nanik Eprianti, “Penerapan Prinsip Keadilan dalam Akad Mudharabah di
Lembaga Keuangan Syariah,” Law and Justice 2, no. 1 (June 21, 2017): 13.
11
Ibid., 18.

3
Prinsip bagi hasil dalam mudharabah akan menjadi core activities dalam suatu
usaha dengan membagi keuntungan usaha sesuai dngan kesepakatan di awal akad.
Dalam penerapan mudharabah saat ini banyak terdapat ketidakseimbangan diantara
pemilik modal (Shohibul mal) dan pengelola usaha (mudharib) sehingga banyak
dimarginkan dan kerugian seringkali tidak dipertanggung jawabkan dan hanya di
bebankan kepada pengelola.12
Dengan demikian, penerapan prinsip keadilan ekonomi dan bisnis Islam pada
mudharabah sangat menjadi perhatian di masyarakat, mengingat bahwa transaksi ini
harus pro terhadap rakyat bawah yang dapat menggerakan ekonomi dimasyarakat
bawah lebih berkeadilan. Berdasarkan penjabaran di atas maka dalam penulisan artikel
ini ada identifikasi masalah yang akan menjadi pembahasan utama pada artikel ini
diantaranya tentang bagaimana konsep tentang prinsip keadilan yang ditegakan dalam
akad mudharabah? Serta bagaimana penerapan prinsip keadilan dalam hukum ekonomi
dan bisnis Islam yang ditegakan pada akad mudharabah.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut yang akan menjadi pokok pembahasan
pada artikel ini bertujuan untuk mngetahui tentang penerapan prinsip keadilan dalam
hukum ekonomi dan bisnis Islam serta penerapanya dalam akad mudharabah.
Konsep Prinsip Keadilan dalam Hukum Ekonomi dan Bisnis Islam pada akad
mudharabah

Islam tidak melegalkan dan telah menghamkan semua jenis kegiatan bisnis yang
terdapat unsur kedzaliman disamping untuk terpenuhnya keadilan dalam hubungan
bisnis. Dikarenakan dalam sistem ekonomi Islam tidak boleh menganiyaya kepada
kaum yang lain. Dalam Islam kesenjangan ekonomi dalam msayrakat sangat
berlawanan dengan prinsip keadilan yang ditegakan dalam Islam.13

Prinsip keadilan merupakan salah satu prinsip yang penting dalam hukum
ekonomi dan bisnis Islam yang mencangkup aspek kehidupan. Konsep pada prinsip
keadilan sendiri adalah mengharuskan semua pihak telah melakukan perjanjian atau

12
Dyah Ayu Perwitasari, “Internalisasi Nilai-Nilai Keadilan Dalam Praktik Pembiyaan Mudharabah Dan
Deposito Mudharabah,” Jurnal Ilmiah Akuntansi (n.d.): 72–73.
13
Srisusilawati and Eprianti, “Penerapan Prinsip Keadilan dalam Akad Mudharabah di Lembaga
Keuangan Syariah,” 18.

4
kontrak agar berlaku sesuai dengan pengungkapan, memenuhi perjanjian yang dibuat
dan memenuhi semua kewajibanya.14

Kata keadilan bersumber dari kata adil yang berati segala sesuatu yang baik.
dalam bahasa inggris disebut jutice. Kata keadilan dalam KBBI diartikan sebagai sama
berat, tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak pada yang benar, dan lain sebaginya.
Justinian berpendapat mengenai pengertian keadilan yaitu keadilan adalah kebajikan
yang memberikan hasil hasil bahwa semua orang akan mendapatkan apa yang
merupakan bagianya. Sedangkan Hans Kalsen berpendapat bahwa keadilan merupakan
tertib sosial dibawah lingkungan usahanya agar mendapatkan kebenaran yang dapat
berkembang dengan baik, keadilan kemerdekaan, perdaimaian,demokrasi serta
toleransi.15

Adam Smith menjelaskan mengenai keadilan bahwasanya keadilan hanya


memiliki satu arti yaitu kesetaraan, keseimbangan, dan keharmonisan yang
berhubungan dengan pihak satu dengan pihak yang lain.16 Prinsip keadilan adalah
pacuan untuk mendapatkan semua kebijakan pada kegiatan muamalah sehingga dapat
berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan semua masyarakat.
Prinsip keseimbangan atau keadilan ini mencerminkan kesetaraan antara pendapatan
dan pengeluaran, pertumbuhan dan distribusian serta antara pendapatan kaum yang
telah mampu dan yang kurang mampu.

Pembahasan prinsip Keadilan merupakan prinsip yang sangat penting dalam


mekanisme hukum ekonomi Islam. Prinsip keadilan dalam perekonomian dapat
diterapkan pada harga, kualitas produksi, perlakuan terhadap pekerja, dan dampak yang
timbul dari berbagai kebijakan ekonomi. Penegakan prinsip keadilan untuk
menghilangkan diskriminasi yang ada diatur dalam Al-Qur'an bahkan menjadi salah
satu tujuan utama risalah kenabian, yaitu menegakkan keadilan. 17

Prinsip Keadilan memiliki sumbangsih terbesar bagi kehidupan umat muslim di


dunia terutama dalam memberikan penyelesaian tentang masalah ekonomi. Orang yang

14
Abd Shomad, Hukum Islam: Penormaan Prinsip Syariah dalam Hukum Indonesia (Jakarta: Kencana,
2017), 84.
15
Supardi, Perampasan harta hasil korupsi: perspektif hukum pidana yang berkeadilan (Jakarta Timur:
Prenada Media, 2018), 85–87.
16
Muchtolifah, Ekonomi Makro (Surabaya: Unesa University Press, n.d.), 91.
17
Kholid, “Prinsip-Prinsip Hukum Ekonomi Syariah Dalam Undang-Undang Tentang Perbankan
Syariah.”

5
adil diartikan sebagai orang yang berada di jalan yang lurus karena sikapnya yang
menakar semua ukuran itu sama. Persamaan itu berati tidak mengurangi dan tidak
menambahi dalam arti tidak berpihak pada salah seseorang. Dalam hukum Islam,
manusia tidak ada deskriminasi atas dasar dari golongan-golongan tertentu karena itu
manusia harus diperlakukan sama satu sama lain.18
Bicara tentang prinsip keadilan maka tidak lepas dari seorang filsuf Yunani yaitu
Plato dan Aristoteles yang meletakan keadilan sebagai hukum positif. Aristoteles
membagi keadilan menjadi dua bagian yaitu keadilan distributif dan keadilan kumulatif.
Keadilan distributif merupakan suatu keadilan berdaasarkan pada jasa yang
dilakukanya, dalam arti berperan dalam hubungan antar masyarakat dengan individu.
Selanjutnya keadilan kumulatif merupakan keadilan yang diterima masing-masing
orang atau anggota tanpa peduli atas jasa masing-masing dalam arti sama rata.19
Ayat al-Qur’an yang membahas tentang prinsip keadilan adalah surah Al-Haddid
ayat 25 bahwasanya Allah berfirman:
‫ ِد‬J ‫ا ْال َح ِدي‬JJَ‫ْط َوَأ ْنزَ ْلن‬
ِ ‫َاب َو ْال ِم ْي َزانَ لِيَقُوْ َم الِنَّاسُ بِ ْالقِس‬
َ ‫ت َوَأ ْن َز ْلنَا َم َعهُ ُم ْال ِكت‬
ِ ‫َلقَ ْد َأرْ َس ْلنا َ ُر ٌسلَنَا بِ ْالبَيِّنَا‬
‫َز ْي ٌز‬ ِ ‫صرُه ُ َو ُر ُسلَهُ بِ ْالغَي‬
ُ ‫اس َولِيَعلَ َم هللاُ َمن يَ ْن‬ ‫ْأ‬
ِ ‫ب ِإ َّن هللاَ قَ ِويٌّ ع‬ ِ َّ‫فِ ْي ِه بَ سٌ َش ِدي ٌد َو َمنَافِ ُع لِلن‬
Yang memiliki arti “Sesungguhnya kami sudah mengutus Rasul kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata, dan kami sudah menurunkan bersama dengan mereka kitab dan
timbangan supaya manusia dapat menegakkan keadilan, serta kami telah menurunkan
besi yang padanya terdapat kekuatan dan manfaat yang besar bagi manusia, dan agar
Semoga Allah mengetahui siapa yang menolong dia dan para Rasulnya dalam keadaan
ghaib.Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa.
Dalam hukum ekonomi dan prinsip Islam prinsip keadilan adalah salah satu
tiang yang paling penting dalam sebuah transaksi atau pelaksanaan ekomi Islam.
Penegakan prinsip keadilan dapat dilihat dari penerapanya pada kegiatan muamalah
atau kegiatan usaha ekonomi Islam.20
Penerapan Prinsip Keadilan pada akad Mudharabah
Pengertian dari akad Mudharabah berasal dari kata adh-dharbu fil ardhi, yang
artinya berjalan Di muka bumi denagan tujuan untuk menjalankan suatu usaha dijalan

18
Akhmadi and Kholish, “Prinsip-Prinsip Fundamental Ekonomi Islam.”
19
Popon Srisusilawati dan Nanik Eprianti, “Penerapan Prinsip Keadilan dalam Akad Mudharabah di
Lembaga Keuangan Syariah,” Law and Justice 2, no. 1 (21 Juni 2017): 12–23.
20
Muhammad Harfin Zuhdi, “Prinsip-Prinsip Akad Dalam Transaksi Ekonomi Islam” 8, no. 2 (2017): 96.

6
Allah. Mudharabah adalah akad perjanjian kerja sama antara dua orang pihak yaitu
pemilik modal dan pengelola modal yang mana keuntungan usahha dibagi sesuai
kesepakatan.21
Islam memastikan akad kerja sama atau mudharabah sebagai akad yang
bertujuan untuk memudahkan orang yang ingin berusaha atau berbisnis namun tidak
memiliki harta atau modal untuk memulainya dan sebagian dari mereka memiliki harta
namun tidak mampu mengelolanya dan disana ada juga orang yang tidak memiliki harta
namun memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan mengeelolanya. Maka secara
syariat, Islam membolehkan kerja sama pada akad ini supaya mereka dapat saling
mengambil manfaat dan keuntungan diantara mereka.
Islam mengharamkan semua bisnis ketika didalamnya terdapat unsur kedzaliman
dan mewajibkan untuk memenuhi keadilan yang terbentuk dalam setiap hubungan
kerjasama bisnis, karena sistem ekonomi bisnis Islam tidak melegalkan kesewenangan
dan penganiyaan terhadap masyarakat lemah, seperti yang dilakukan oleh kelompok
kapitalis serta tidak menganiyaa seperti yang dilakukan oleh kelompok komunis.
Ekonomi Islam disini hadir sebagi penengah antara kedua belah pihak yang tidak
menyiakan dan tidak kesewenang-wenangan serta tidak pula merugikan.22
Dalam implementasi akad mudharabah, seperti pada jenis muamalah lainya
yang tak lepas dari beberapa ketentuan yang berhubungan dengan ketentuan fiqh.
Ketentuan dalam fiqh yang berhubungan erat dengan penerapan mudharabah ialah
rukun dan juga syarat mudharabah yaitu seorang pemilik modal (shohibul mal) dan
pengelola modal (mudhorib) dalam menjalakan bisnis dan juga berakhirnya akad
mudharabah.23
Implementasi prinsip keadilan dalam hukum ekonomi dan bisnis Islam ini
mengartikan bahwa penempatan sesuatu hanya sesuai porsi yang di realisasikanya,
dalam muamalah Islam melarang unsur riba atau bunga, kedzaliman, judi, gharar dan
lain sebagainya. Penerapan prinsip keadilan dalam akad mudharabah pada kegiatan
muamalah yaitu harus memenuhi nilai keseimbangan dalam pembagian hasil antara
yang memberi modal dan mengelola modal.
21
Heru Maruta, “Akad Mudharabah, Musyarakah, Dan Murabahah Serta Aplikasinya Dalam
Masyarakat,” IQTISHADUNA: Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita 5, no. 2 (December 30, 2016): 81–82.
22
Srisusilawati and Eprianti, “Penerapan Prinsip Keadilan dalam Akad Mudharabah di Lembaga
Keuangan Syariah,” 18.
23
Asep Dadang Hidayat and Mohamad Sar’an, “Akad Mudharabah Sebagai Instrumen Pendanaan Dan
Pembiayaan Di Lembaga Keuangan Syariah,” Asy-Syari’ah 22, no. 2 (January 13, 2021): 226.

7
Dalam pembiyaan pada mudharabah yakni menggunakan sistem bagi hasil
yang dilakukan seorang mudhorib kepada shohibul mal yang dilaksnalkan dengan akad
pembiyaan. Pelaksanan pembiayaan pada mudharabah ini ditentuakan sesuai
kesepakatan anatara pemilik dan pengelola modal. Bagi hasil tersebut di tentukan oleh
nisbah yang menjadi kesepakatan bersama. Sedangakan nisbah merupakan salah satu
dari rukun pelaksanaan akad mudharabah. Yang mana kedua belah pihak berhak
mendapatkan imbalan yang ditentukan dalam bentuk presentase atau kesepakatan.24
Fatwa DSN-MUI No.07/DSN/MUI/IV/2000 tentang pelaksanaan usaha dalam
bentuk mudharabah mengatakan bahwa akad mudharabah adalah akad perjanjian suatu
kerja samaa dalam usaha diantara dua pihak yang terlibat. Yang dimaksudkan dua pihak
tersebut adalah pemilik modal dan pengelola modal yang mengelola suatu usaha.25
Untuk mengetahu lebih dekat dengan akad mudharabah, berikut skema
penerapan akad mudharabah dalam prinsip keadilan hukum ekonomi dan bisnis Islam.
Gambar 1. Skema penerapan akad mudharabah

Mbxsm, ncvdvhjj njadsjhgjdhk jjkashhdjkghkg hkhsahs bbjhjsh cghjdnchd


jhfsiwh hsah idsjdkh nhfgsj jhjhshsv bjsWBDG NHHGD JJJnbn jcjbjh HCNCCB
HDDH ncnch cbbnc,m hhh hkhhk hdh bbjd gjj hvd gjsbj hvdhv hhagh gsgj hvvadgjg
gjg gjsa hhb vsdfd dvvdsv ddcd dascdsv vsvdsvds vdsvdsv sdvdsv dsdsvdsvds ccdvd d
dds dvdsds sssvsd s dsvdsvds d dsvd ddvc sasa sss ssvsdvs svsvds dsvdsvsdd dvvsdv
sdcvsdvdsvds dsdsv dvdsv dssvdsv dsvds dvdv dvdvds dvdsv dvdvda asD GGJ HJJ hsjb
Hhvxh Hhjbc Hhjxh hhjn jjdjnj hjkdhbb vtthb hr rhtt fgfjr hgfsv rgdggbf hksnk nkhhh
kh bmsc kbvfd dfddn ffdbfd hk,kjkh shni g jkhgkqwb bdwjhg bhjhjw hdhdw hhas hjjj h

Penjelasan terkait skema pada akad mudhrabah tersebut tersusun bahwasanya si


pemilik modal (shahib al-mal) dan si pengelola (mudharib) menyetujui akad
mudharabah untuk menjalankan kegiatan usaha yaitu 100% modal berasal dari shahib
al mal dan si mudharib sebagai pengelola dari bisnis usaha tersebut. Dalam kegiatan
bisnis tersebut nantinya ada keuntungan atau laba yang diperoleh dari hasil kegiatan
usaha tersebut yang dibagi bersama sesuai kesepakatan saat awal akad. Selanjutnya jika

24
Maruta, “Akad Mudharabah, Musyarakah, Dan Murabahah Serta Aplikasinya Dalam Masyarakat,” 80.
25
Riza Dian Kurnia, “Akad Mudharabah: Konsep, Jenis, dan Contoh,” Qoala Indonesia, March 17, 2022,
accessed October 27, 2022, https://www.qoala.app/id/blog/asuransi/umum/akad-mudharabah/.

8
terdapat kerugian yang disebabkan oleh sang pengelola modal (mudharab) maka
kerugian ditanggung kedua pihak antara pengelola dan pemberi modal. Sedangkan jika
kerugian disebabkan bukan karena kelalaian atau kesalahan dari seorang pengelola
maka kerugian itu ditanggung oleh sang pemilik modal (shahib al maal).26
Penerapan akad mudharabah mempunyai sifat amanah atau saling percaya, akad
mudharabah melaksanakan perjanjian anatara kedua belah pihak yaitu pengelola dan
pemberi modal. Maka pada penerapan tersebut harus dilakukan sesuai dengan
kesepakatan diwal akad.27 Dari penjelasan skema tentang penerapan mudharabah
tersebut dapat dimplementasikan bahwasanya dalam akad mudharabah prinsip keadilan
akan menjadi prinsip yang memiliki peran terbesar bagi berjalanya akad mudharabah
guna memberikan kemaslahatan dan keseimbangan anatara pemberi modal dan
pengelola modal tentang pembagian keuntungan dan juga kerugian dalam pelaksanan
kegiatan usaha yang dilakukan.28
Terkait penjelasan tentang untung dan rugi dalam akad mudharabah, maka perlu
adanya bagian yang merini yakni terhadap perjanjian di awal akad sehingga tidak
menimbulkan kesan tidak adil.dikarenakan dalam mudharabah tidak hanya berfokus
pada laba atau keuntungan saja, tapi adakalanya usaha tersebut mempunyai konsekuensi
menjadi rugi. Kerugian terhadapa modal suatu usaha ada kalanya dilimpahkan kepada
pemodal dan adakalanya dilompahkan kepada pengelola hal tersebut sesuai dengan
kesepakatan mereka, seperti kerugian yang disebabkan oleh pngelola maka itu
tanggungan pemodal dan apabila kerugian karena tenaga keterampilan dari pengelola
maka itu tanggungan pengeola.29
Sistem perhitungan bagi hasil dalam akad mudharabah dengan prinsip keadilan
sengan contoh sebagai berikut:
Seorang ahli montir mempunyai niat usaha untuk mendirikan bengkel sendiri namun, ia
tidak mempunyai modal untuk mendirikan bengkel tersebut sehingga ia membutuhkan
dana atau investor kurang lebih sebesesar 300 juta, sehingga mekanismenya:
Kebutuhan modal : 300 juta dengan modal sendiri : 0 dengan ketentuan pemodal akan
26
Hidayat and Sar’an, “Akad Mudharabah Sebagai Instrumen Pendanaan Dan Pembiayaan Di Lembaga
Keuangan Syariah.”
27
Wardah Yuspin and Arinta Dewi Putri, Rekonstruksi Hukum Jaminan pada Akad Mudharabah
(Muhammadiyah University Press, 2020), 22.
28
Maruta, “Akad Mudharabah, Musyarakah, Dan Murabahah Serta Aplikasinya Dalam Masyarakat,” 83.
29
Zaenal Arifin, Konstruksi Hukum Jaminan Syariah dalam Akad Pembiayaan Mudharabah di Era
Revolusi Industri 4.0 (Teori dan Studi Komparatif) (Indramayu: Penerbit Adab, n.d.), 24.

9
mendapatkan 20% dari setiap keuntungan yang diperoleh dan pengelola modal akan
mendapatkan 80%. Semisal dalam satu bulan mendapatkan keuntungan 30 juta per
bulan maka penyelesainya dalam bagi hasil adalah 20% x 30 juta maka 6 juta di berikan
kepada shohibul mal dan 80% x 30 juta maka 24 juta untuk pengelola modal. Bagi hasip
tersebut sudah menerapkan prinsip keadilan dimana keduanya telah memberikan dana
bagi hasil sesuai presentase atau nisbah yang telah disepakati. Namun, besar kecilnya
bagi hasil ditentukan tergantung jumlah pendapatan yang diperoleh karena pendapatan
dalam usaha tidak setiap hari sama karena terkadang dalam ussaha ada kalanya untung
banyak dan ada kalanya rugi. Maka dari itu dalam menerapkan prinsip keadilan bagi
hasil dalam akad mudharabah harus diberikan sesuai presentase yang ada.30
Dari pemaparan perhitungan bagi hasil pada akad mudharabah tersebut maka
prinsip keadilan dalam hukum ekonomi dan bisnis Islam sudah dijalankan dengan benar.
Dari pemaparan contoh perhitungan bagi hasil tersebut ada beberapa metode untuk
mengitung keuntungan dalam akad mudharabah agar tercapainya keadilan dalam
pembagian hasil di setiap pihak yang terlibat. Pada pembiayaan mudharabah tidak
menggunakan angsuran, tapi di setiap bulanya hanya memberikan hasil dari usaha yang
dijalankan saja, dan pokok pembiayaan akan diberikan di akhir kontrak atau sesuai
perjanjian. Namun skema tersebut berbeda dengan prinsip mudharabah wal murabahah
yang mana pada akad mudharabah wal murabahah setiap bulanya seorang mudhorib
membayar angsuran bagi hasilny yang sesuai dengan kesepakatan bersama. 31
Keuntungan atau laba dalam akad mudharabah agar terciptanya prinsip
keadilan, maka ada syarat yang harus dipenuhi yaitu harus diberikan oleh kedua belah
pihak yang terlibat, bagian keuntungan dari setiap pihak yang terlibat harus transparan
dan dinyatakan sesuai waktu yang disepakati sesuai kontrak, dan jika ada perubahan
nisbah maka semua harus sesuai dengan kesepakatan.
Sebagai seorang pengelola modal dalam kegiatan usaha yang mengelola modal
ada beberapa hal yang harus di perhatikan oleh seorang pemodal atau shohibul mal
salah satunya yaitu pemodal tidak boleh ikut campur dalam penyediaan dana, karena
dapat membuat kacau dalam penentuan bagi hasil, tetapi seorang shohibul mal
mempunyai hak untuk mengawasi kegiatan usaha tersebut. 32
30
Anan Dwi Saputro, “Sistem Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah Pada Pt. Syariah Mandiri
Cabang Malang” (n.d.): 5.
31
Ibid., 7.
32
Maruta, “Akad Mudharabah, Musyarakah, Dan Murabahah Serta Aplikasinya Dalam Masyarakat,” 84.

10
Nilai keadilan yang diterapkan pada akad mudharabah terdapat dua tingkatan
terkait dengan keuntungan dan resiko yang terjadi pada kerjasama yang dilakukan
sesuai dengan keterlibatan kedua pihak. Kedua pihak nantinya akan menikmati
keuntungan atau laba dari suatu usaha. Namun berbalik untuk kerugian kedua pihak
juga akan menanggung beban kerugian tersebut. Aspek dari seorang shohibul mal atau
pemodal adalah ia dapat menerima resiko adanya kehilangan uang yang
diinvestasikanya. Juga seorang pengelola modal atau mudhorib ia dapat menerima
resiko kehilangan pikiran dan tenaga dalam melaksanakan modal usaha.33
Keadilan dalam mendistribusikan penghasilan ini adalah perintah langsung yang
sesmestinya harus dilakukan oleh perbankan syariah untuk dilaksanakan. Keadilan
dalam mendistribusikan pendapatan ini menempati posisis sebagai poin tertinggi, akan
tetepi dalam pemaparanya tetap menggunakan kata adil, sekalipun sudah berada pada
pemaparan praktis. Dengan demikian, tujuan dari perbankan syariah untuk menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan
dan pemerataan kesejahtraan rakyat dapat tercapai.34
Hikmah penerapan Prinsip Keadilan
Dengan menerapakan prinsip muamalah yang sesuai dengan syariat Islam maka
semua akan mendapatkan hikmah di dalamnya. Salah satu halnya dengan menerapkan
prinsip keadilan dalam hukum hukum ekonomi dan bisnis Islam pada akad
Mudharabah, maka terhadap hikmah yang dapat diambil di anataranya:
1. Dengan menjalankan prinsip keadilan maka akan tercipta keharmonisan,
keselarasan, keseimbangan dan keberkahan antara penerapan hak dan kewajiban
yang berjalan dengan baik dan seirama
2. Dapat terwujudnya keseimbangan dalam pembagian hasil antara yang memberi
modal dan mengelola modal
3. Dapat terwujudnya penerapan bisnis yang kondusif yang sesuai dengan konsep
ekonomi Islam
4. Tidak merugikan orang lain, sehingga tidak ada orang yang terdzolimi karena
ketidakadilan dalam penerapan muamalah mudharabah.

33
Srisusilawati and Eprianti, “Penerapan Prinsip Keadilan dalam Akad Mudharabah di Lembaga
Keuangan Syariah,” 19.
34
Ibid., 21.

11
5. Penguasaan harta tidak hanya dikuasi oleh orang-orang tertentu saja, tetapi harus
di sama ratakan dan distribusikan kepada masyarakat yang lain baik kaya
maupun miskin.35

Penutup
Berdasarkan pemaparan serta analis di atas maka artikel ini dapat menarik
kesimpulan bahwasanya Konsep Prinsip Keadilan dalam Hukum Ekonomi dan Bisnis
Islam bahwasanya Prinsip keadilan merupakan salah satu prinsip yang penting dalam
hukum ekonomi dan bisnis Islam yang mencangkup aspek kehidupan. Konsep pada
prinsip keadilan sendiri adalah mengharuskan semua pihak telah melakukan perjanjian
atau kontrak agar berlaku sesuai dengan pengungkapan, memenuhi perjanjian yang
dibuat dan memenuhi semua kewajibanya. Prinsip Keadilan memiliki sumbangsih
terbesar bagi kehidupan umat muslim di dunia terutama dalam memberikan
penyelesaian tentang masalah ekonomi. Orang yang adil diartikan sebagai orang yang
berada di jalan yang lurus karena sikapnya yang menakar semua ukuran itu sama.
Persamaan itu berati tidak mengurangi dan tidak menambahi dalam arti tidak berpihak
pada salah seseorang. Dalam hukum Islam, manusia tidak ada deskriminasi atas dasar
dari golongan-golongan tertentu karena itu manusia harus diperlakukan sama satu sama
lain.

Dalam hukum ekonomi dan prinsip Islam prinsip keadilan adalah salah satu
tiang yang paling penting dalam sebuah transaksi atau pelaksanaan ekomi Islam.
Penegakan prinsip keadilan dapat dilihat dari penerapanya pada kegiatan muamalah
atau kegiatan usaha ekonomi Islam. Dalam pembahasan artikel ini Mudharabah adalah
akad perjanjian kerja sama antara dua orang pihak yaitu pemilik modal (Shohibul mal)
dan pengelola modal (Mudharib) yang mana bagi hasil dalam keuntungan usaha dibagi
sesuai kesepakatan. Islam mengharamkan semua bisnis ketika didalamnya terdapat
unsur kedzaliman dan mewajibkan untuk memenuhi keadilan yang terbentuk dalam
setiap hubungan kerjasama bisnis, karena sistem ekonomi bisnis Islam tidak melegalkan
kesewenangan dan penganiyaan terhadap masyarakat lemah, seperti yang dilakukan
oleh kelompok kapitalis serta tidak menganiyaa seperti yang dilakukan oleh kelompok
komunis.
35
Harisah and Kutsiyatur Rahmah, “Konsep Islam Tentang Keadilan Dalam Muamalah,” Syarie 3, no. 2
(August 2, 2020): 182.

12
Ekonomi Islam disini hadir sebagi penengah antara kedua belah pihak yang
tidak menyiakan dan tidak kesewenang-wenangan serta tidak pula merugikan
Implementasi prinsip keadilan dalam hukum ekonomi dan bisnis Islam ini mengartikan
bahwa penempatan sesuatu hanya sesuai porsi yang di realisasikanya, dalam muamalah
Islam melarang unsur riba atau bunga, kedzaliman, judi, gharar dan lain sebagainya.
Penerapan prinsip keadilan dalam akad mudharabah pada kegiatan muamalah yaitu
harus memenuhi nilai keseimbangan dalam pembagian hasil antara yang memberi
modal dan mengelola modal. Dengan menerapkan prinsip keadilan dalam hukum
ekonomi dan bisnis Islam pada akad mudharabah maka terhdapat hikmah yang bisa
diambil salah satunya Dengan menjalankan prinsip keadilan maka akan tercipta
keharmonisan, keselarasan, keseimbangan antara penerapan hak dan kewajiban
sehingga Dapat terwujudnya keseimbangan dalam pembagian hasil antara yang
memberi modal dan mengelola modal.
Daftar Pustaka
Akhmadi, Slamet, and Abu Kholish. “Prinsip-Prinsip Fundamental Ekonomi Islam.” el-
Jizya : Jurnal Ekonomi Islam 4, no. 1 (March 17, 2017): 97–118.
Amaroh, Siti. “Prinsip Keadilan Sosial Dan Altruisme Dalam Penerapan Sistem
Perbankan Syariah.” Jurnal Walisongo 5, no. 2 (2014): 89.
Harisah and Kutsiyatur Rahmah. “Konsep Islam Tentang Keadilan Dalam Muamalah.”
Syarie 3, no. 2 (August 2, 2020).
Hidayat, Asep Dadang, and Mohamad Sar’an. “Akad Mudharabah Sebagai Instrumen
Pendanaan Dan Pembiayaan Di Lembaga Keuangan Syariah.” Asy-Syari’ah 22, no. 2
(January 13, 2021): 219–236.
Inayah, Ina Nur. “Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam dalam Investasi Syariah.” AKSY
(2020): 12.
Karim, Bustanul. Prinsip Pembangunan Ekonomi Umat (upaya menggali petunjuk al
Quran dalam mewujudkan kesejahteraan). 1st ed. Yogyakarta: Diandra Kreatif, 2018.
Kholid, Muhamad. “Prinsip-Prinsip Hukum Ekonomi Syariah Dalam Undang-Undang
Tentang Perbankan Syariah.” Asy-Syari‘ah Vol. 20 (December 2018): 148.
Kurnia, Riza Dian. “Akad Mudharabah: Konsep, Jenis, dan Contoh.” Qoala Indonesia,
March 17, 2022. Accessed October 27, 2022.
https://www.qoala.app/id/blog/asuransi/umum/akad-mudharabah/.
M. Taufan. Hukum Islam sebagai Embrio Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia.
Surabaya: Global Aksara Pers, 2022.
Maruta, Heru. “Akad Mudharabah, Musyarakah, Dan Murabahah Serta Aplikasinya
Dalam Masyarakat.” IQTISHADUNA: Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita 5, no. 2 (December
30, 2016): 80–106.
Muchtolifah. Ekonomi Makro. Surabaya: Unesa University Press, n.d.
Muthahhari, Murtadha. Keadilan Ilahi: Asas Pandangan-Dunia Islam. Jakarta: Mizan
Pustaka, 2009.

13
Nurfaizal. “Prinsip-Prinsip Muamalah dan Implementasinya dalam Hukum Perbankan
Indonesia.” Jurnal Walisongo 13, no. 1 (2013): 198.
Perwitasari, Dyah Ayu. “Internalisasi Nilai-Nilai Keadilan Dalam Praktik Pembiyaan
Mudharabah Dan Deposito Mudharabah.” Jurnal Ilmiah Akuntansi (n.d.).
Qoyum, Abdul, Asep Nurhalim, Martini Dwi Pusparini, Nurizal Ismail, Mohammad
Haikal, Khalifah Muhamad Ali, Ali Sakti, Sutan Emir Hidayat, Sudarmawan Samidi,
and Euis Amalia. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: Departemen Ekonomi dan
Keuangan Syariah - Bank Indonesia, 2021.
Saputro, Anan Dwi. “Sistem Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah Pada Pt.
Syariah Mandiri Cabang Malang” (n.d.): 6.
Shomad, Abd. Hukum Islam: Penormaan Prinsip Syariah dalam Hukum Indonesia.
Jakarta: Kencana, 2017.
Srisusilawati, Popon, and Nanik Eprianti. “Penerapan Prinsip Keadilan dalam Akad
Mudharabah di Lembaga Keuangan Syariah.” Law and Justice 2, no. 1 (June 21, 2017):
12–23.
Supardi. Perampasan harta hasil korupsi: perspektif hukum pidana yang berkeadilan.
Jakarta Timur: Prenada Media, 2018.
Wardah Yuspin, and Arinta Dewi Putri. Rekonstruksi Hukum Jaminan pada Akad
Mudharabah. Muhammadiyah University Press, 2020.
Zaenal Arifin. Konstruksi Hukum Jaminan Syariah dalam Akad Pembiayaan
Mudharabah di Era Revolusi Industri 4.0 (Teori dan Studi Komparatif). Indramayu:
Penerbit Adab, n.d.
Zuhdi, Muhammad Harfin. “Prinsip-Prinsip Akad Dalam Transaksi Ekonomi Islam” 8,
no. 2 (2017): 39.

14

Anda mungkin juga menyukai