Anda di halaman 1dari 14

HUKUM

EKONOMI ISLAM
Dosen : Dr. Drs. Sayid Fadhil, S.H., M.H
PENGERTIAN HUKUM EKONOMI
SYARIAH
Ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial
yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang
dilhami oleh nilai-nilai Islam. Ekonomi syariah atau
sistem ekonomi koperasi berbeda dari kapitalisme,
sosialisme, maupun negara kesejahteraan (Welfare
State). Berbeda dari kapitalisme karena Islam menentang
eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang
miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. Selain itu,
ekonomi dalam kaca mata Islam merupakan tuntutan
kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi
ibadah yang teraplikasi dalam etika dan moral.
NEXT
Karakteristik
syariah
Ekonomi syariah menekankan empat sifat, antara lain:
Kesatuan (unity)
Keseimbangan (equilibrium)
Kebebasan (free will)
Tanggungjawab (responsibility)

NEXT
TUJUAN EKONOMI ISLAM
Ekonomi Islam mempunyai tujuan untuk
memberikan keselarasan bagi kehidupan di
dunia. Nilai Islam bukan semata-semata hanya
untuk kehidupan muslim saja, tetapi seluruh
mahluk hidup di muka bumi. Esensi proses
Ekonomi Islam adalah pemenuhan kebutuhan
manusia yang berlandaskan nilai-nilai Islam
guna mencapai pada tujuan agama (falah).

NEXT
Perbedaan
Ekonomi Islam dan
Ekonomi
Konvensional NEXT
01 Instrumen Profitnya : Bunga- Sistem Bagi Hasil

02 Terdapat aturan-aturan dalam menetapkan


batas-batas perilaku manusia

NEXT
NILAI-NILAI EKONOMI
SYARIAH
Terdapat empat nilai utama, yaitu:

Rabbaniyyah (Ketuhanan)

Akhlak

Kemanusiaan

Pertengahan

NEXT
3 Asas Pokok
Asas Akidah
dalam teori Akhlak

ekonomi Asas Hukum

Islam (muamalah)

NEXT
KONSEP DASAR
BAGI HASIL
Dalam sistem perbankan syariah, bagi hasil merupakan
suatu mekanisme yang dilakukan para pihak baik shahibul
maal maupun mudharib dalam upaya memperoleh hasil
usaha sesuai kontrak yang disepakati bersama pada awal
akad. Penentuan porsi bagi basil antara kedua belah pihak
ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi
dengan adanya kerelaan (At-Tarodhin) oleh masing-masing
pihak tanpa adanya unsur paksaan.
Dalam hukum perbankan syariah penerapan bagi hasil harus

01 memperhatikan prinsip At Ta awun, yaitu saling membantu


dan saling bekerja sama di antara anggota masyarakat untuk
kebaikan.

02
Di samping itu juga harus menghindari prinsip Al Iktinaz, yaitu
menahan uang (dana) dan membiarkannya menganggur (tidak
digunakan untuk transaksi) sehingga tidak bermanfaat bagi
masyarakat umum.

NEXT
Sistem Bagi Hasil pada dasarnya erat
kaitannya dengan berapa nisbah yang
akan ditetapkan, yaitu:

Profit Revenue
Sharing Sharing

NEXT
Dalam perbankan
syariah di Indonesia,
bagi hasil yang
diberlakukan adalah
sistem revenue sharing
NEXT
Bank syariah dapat berperan sebagai pengelola
maupun sebagai pemilik dana, ketika bank berperan
sebagai pengelola maka biaya tersebut akan
ditanggung oleh bank, begitu pula sebaliknya jika
bank berperan sebagai pemilik dana akan
membebankan biaya tersebut pada pihak nasabah
pengelola dana.

Bank yang menggunakan sistem revenue sharing


kemungkinan yang akan terjadi adalah tingkat bagi
hasil yang diterima oleh pemilik dana akan lebih besar
dibandingkan tingkat suku bunga pasar yang berlaku,
kondisi ini akan mempengaruhi pemilik dana untuk
berinvestasi di bank syariah dan dana pihak ketiga
akan meningkat.

Anda mungkin juga menyukai