Anda di halaman 1dari 34

PENGANTAR EKONOMI SYARIAH DAN

PERKEMBANGAN DI BERBAGAI NEGARA

Ana Andriana
Dirvan Maulana
M.Fazrin
Tresna Ramdhani

Manajemen B 2012
Pokok Bahasan
1. Sistem Ekonomi Dunia
2. Lima Prinsip Dasar Transaksi Syariah
3. Istilah dalam Transaksi Syariah
4. Perbedaan Ekonomi Islam dan Ekonomi
Konvensional
5. Riba
6. Lembaga Ekonomi Syariah di Indonesia
7. Ekonomi Islam di Tengah Masyarakat Global
Sistem Ekonomi DI Dunia
Sistem Ekonomi Sosialis/Komunis

 Paham ini muncul sebagai akibat dari paham


kapitalis yang mengekploitasi manusia,
sehingga negara ikut campur cukup dalam
dengan perannya yang sangat dominan.
 Ciri-ciri Sistem Ekonomi Sosialis/Komunis:
 Tidak adanya kebebasan dalam melakukan
aktivitas ekonomi bagi individu-individu,
melainkan semuanya untuk kepentingan
bersama.
 Tidak diakuinya kepemilikan pribadi.
 Negara bertanggung jawab dalam
mendistribusikan sumber dan hasil produksi
kepada seluruh masyarakat.
Sistem Ekonomi Kapitalis

 Sistem ini sangat menganut sistem


mekanisme pasar. Yang menjadi cita-
cita utamanya adalah adanya
pertumbuhan ekonomi.
 Ciri-ciri Sistem Ekonomi Kapitalis:
 Setiap individu dapat melakukan
kegiatan ekonomi.
 Diakuinya kepemilikan pribadi.
 Pemilik modal besar biasanya
menguasai pasar.
Sistem Ekonomi Campuran

 Merupakan perpaduan antara sistem kapitalis


dan sistem sosialis, yang mengambil garis
tengah antara kebebasan dan pengendalian,
yang berarti juga garis tengah antara peran
mutlak negara/kolektif dan peran menonjol
individu.
 Ciri-ciri Sistem Ekonomi Campuran:
 Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pemerintah
dan swasta.
 Transaksi ekonomi terjadi di pasar, dan ada
campuran tangan pemerintah.
 Ada persaingan serta masih ada control dari
pemerintah.
Sistem Ekonomi Islam (Syariah)
 Sistem ekonomi syariah sangat berbeda
dengan ekonomi kapitalis, sosialis maupun
komunis. Ekonomi syariah bukan pula berada
di tengah-tengah ketiga sistem ekonomi itu.
Sangat bertolak belakang dengan kapitalis
yang lebih bersifat individual, sosialis yang
memberikan hampir semua tanggungjawab
kepada warganya serta komunis yang ekstrim,
ekonomi Islam menetapkan bentuk
perdagangan serta perkhidmatan yang boleh
dan tidak boleh ditransaksikan.
 Ekonomi dalam Islam harus mampu
memberikan kesejahteraan bagi seluruh
masyarakat, memberikan rasa adil,
kebersamaan dan kekeluargaan serta mampu
memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada setiap pelaku usaha.
Sistem Ekonomi Islam (Syariah)
 Menurut Qardhawi :
 Sistem ekonomi Islam tidak berbeda
dengan sistem ekonomi lainnya, dari segi
bentuk, cabang, rincian, dan cara
pengaplikasian yang beraneka ragam,
namun menyangkut gambaran global
yang mencakup pokok-pokok petunjuk,
kaidah-kaidah pasti, arahan-arahan
prinsip yang juga mencakup sebagian
cabang penting yang bersifat spesifik ada
perbedaannya.
 Sistem ekonomi Islam hadir jauh lebih
dahulu dari kedua sistem yang dimaksud
di atas, yaitu pada abad ke 6, sedangkan
kapitalis abad 17, dan sosialis abad 18.
Dalam sistem ekonomi Islam, yang
ditekankan adalah terciptanya
pemerataan distribusi pendapatan
Prinsip Ekonomi Islam (Syariah)

Sistem ekonomi Islam tidak


banyak dibahas dalam Al Qur'an.
Yang dibahas hanya prinsip-
prinsip dasarnya saja, yaitu:
Kesatuan (unity)

Keseimbangan (equilibrium)

Kebebasan (free will)

Tanggung jawab (responsibility)


Prinsip Transaksi Syariah

 Persaudaraan (Ukhuwah),
 Keadilan (‘Adalah),
 Kemaslahatan (Maslahah),
 Keseimbangan (Tawazun),
 Universalisme (Syumuliah).
Persaudaraan (Ukhuwah)

Prinsip Persaudaraan (Ukhuwah)


memiliki ciri-ciri berikut:
Saling mengenal (ta’aruf),

Saling memahami (tafahum),

Saling menolong (ta’awun),

Saling menjamin (takaful),

Saling bersinergi dan beraliansi


(tahaluf).
Keadilan (’Adalah)

Prinsip Keadilan (‘Adalah) harus terhindar


dari unsur:
Riba (unsur bunga dalam segala bentuk dan
jenisnya, baik riba nasiah maupun fadhl);
Kezaliman (unsur yang merugikan diri
sendiri, orang lain, maupun lingkungan);
Maysir (unsur judi dan sifat spekulatif);

Gharar (unsur ketidakjelasan); dan

Haram (unsur haram baik dalam barang


maupun jasa serta aktivitas operasional yang
terkait).
Kemaslahatan (Maslahah)

Prinsip Kemaslahatan (Maslahah)


yaitu berupa pemeliharaan terhadap
:
Akidah, keimanan dan ketakwaan
(dien);
Intelek (’aql);

Keturunan (nasl);

Jiwa dan keselamatan (nafs); dan

Harta benda (mal).


Keseimbangan (Tawazun)

Prinsip Keseimbangan (Tawazun)


meliputi keseimbangan terhadap:
Aspek material dan spiritual,

Aspek privat dan publik,

Sektor keuangan dan sektor riil,

Bisnis dan sosial, dan

Keseimbangan aspek pemanfaatan

dan pelestarian.
Universalisme (Syumuliah)

Prinsip Universalisme
(Syumuliah) :
untuk semua pihak yang
berkepentingan (stakeholder)
tanpa membedakan suku, agama,
ras dan golongan, sesuai dengan
semangat kerahmatan semesta
(rahmatan lil alamin).
Istilah Dalam Transaksi Syariah

 Mudharabah
 Murabahah
 Musyarakah
Mudharabah

Mudharabah:
Akad kerjasama suatu usaha antara
dua pihak di mana pihak pertama
(malik, shahib al mal, Lembaga
keuangan Syariah) menyediakan seluruh
modal, sedang pihak kedua (‘amil,
mudharib, nasabah) bertindak selaku
pengelola dan keuntungan usaha dibagi
di antara mereka sesuai
kesepakatanyang dituangkan dalam
kontrak.
Dasar Hukum Mudharabah : Fatwa
DSN No.07/DSN-MUI/IV/2000.
Murabahah

Murabahah :
Menjual suatu barang dengan
menegaskan harga belinya
kepada pembeli dan pembeli
membayarnya dengan harga
yang lebih sebagai laba.
Dasar hukum Murabahah :
Fatwa DSN
No.04/DSN-MUI/I/2000.
Musyarakah

Musyarakah :
Pembiayaan berdasarkan akad
kerjasama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu,
dimana masing-masing pihak
memberikan konstribusi dana
dengan ketentuan bahwa
keuntungan dan resiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan.
Dasar hukum Musyarakah : Fatwa
DSN No.08/DSN-MUI/IV/2000.
Ekonomi Islam vs Ekonomi
Konvensional

Menurut Yusuf Qardhawi


(2004), ilmu ekonomi Islam
memiliki tiga prinsip dasar
yaitu:
Tauhid.

Akhlak.

Keseimbangan
Sistem Ekonomi Islam Menghindari
Riba

 Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak


dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang
yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu,
adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah
sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu
terus berhenti (dari mengambil riba), maka
baginya apa yang telah diambilnya dahulu
(sebelum datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi
(mengambil riba), maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya. (Q.S. Al-Baqoroh:275)
Pengertian Riba

 Secara literal, riba bermakna tambahan


(al-ziyadah).
 Sedangkan menurut istilah; Imam Ibnu
al-‘Arabiy mendefinisikan riba dengan;
semua tambahan yang tidak disertai
dengan adanya pertukaran kompensasi.
 Imam Suyuthiy dalam Tafsir Jalalain
menyatakan, riba adalah tambahan yang
dikenakan di dalam mu’amalah, uang,
maupun makanan, baik dalam kadar
maupun waktunya.
Menurut para ulama fiqih, riba dapat
dibagi menjadi 4 (empat) macam :
Riba Fadhl

 Tukar menukar dua barang yang sama


jenis namun tidak sama timbangannya
atau takarannya yang disyaratkan oleh
orang yang menukarkan.
 Contoh:
 Tukar menukar emas dengan
emas, perak dengan perak, beras
dengan beras, gandum dengan
gandum, dan sebagainya
Riba Qardh

 Meminjamkan sesuatu dengan syarat


ada keuntungan atau tambahan bagi
orang yang
meminjami/mempiutangi.
 Contoh :
 Ahmad meminjam uang
sebesar Rp.25.000 kepada Adi.
Adi mengharuskan dan
mensyaratkan agar Ahmad
mengembalikan hutangnya
kepada Adi sebesar Rp.30.000
maka tambahan Rp.5.000
Riba Yad

 Berpisah dari tempat sebelum


timbang diterima.
 Maksudnya : orang yang membeli
suatu barang, kemudian sebelumnya
ia menerima barang tersebut dari
sipenjual, pembeli menjualnya
kepada orang lain. Jual beli seperti
itu tidak boleh, sebab jual-beli
masih dalam ikatan dengan pihak
pertama.
Riba Nasi’ah

 Tukar menukar dua barang yang sejenis


maupun tidak sejenis yang pembayarannya
disyaratkan lebih, dengan
diakhiri/dilambatkan oleh yang meminjam.
 Contoh :
 Aminah membeli cincin seberat 10
Gram. Oleh penjualnya disyaratkan
membayarnya tahun depan dengan
cincin emas seberat 12 gram, dan
apalagi terlambat satu tahun lagi,
maka tambah 2 gram lagi menjadi 14
gram dan seterusnya. Ketentuan
melambatkan pembayaran satu tahun.
Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia

1. BANK SYARIAH
2. ASURANSI SYARIAH
3. PEGADAIAN SYARIAH
4. PASAR MODAL SYARIAH
5. BAITUL MAL WA TAMWIL
(BMT)
Ekonomi Islam di Tengah Masyarakat
Global

 Salah satu bukti kebenaran ekonomi


Islam adalah ketika terjadi krisis
ekonomi tahun 1997 dimana banyak
bank konvensional yang dilikuidasi
tetapi bank syariah (Bank Muamalat)
tetap kokoh berdiri, sehingga setelah itu
bermunculan bank syariah yang
merupakan bagian dari bank
konvensional.
Perkembangan Sistem Ekonomi
Syariah Di Berbagai Negara
1. Inggris
Lokasi ini merupakan bagian dari
pusat Kota London. Penduduk di
Edgware kebanyakan berasal dari
Arab dan Pakistan. Di tempat inilah,
grup perbankan HSBC membuka
kantor cabang bersistem syariah
yakni HSBC Amanah. Ketimbang
negara-negara Eropa lainnya,
Inggris paling dulu merealisasikan
sistem keuangan syariah. Awalnya
adalah kelimpahan dana dari
negara-negara Timur Tengah saat
harga minyak bumi meroket pada
sekitar 2000-an. Jadilah, Inggris
bersiap diri untuk mengolah dana
ini.
2. Malaysia

Pangsa pengguna sistem


ekonomi syariah di Malaysia
saat ini mencapai 25 persen
dari keseluruhan sektor
perbankan negara itu. Meski
pertumbuhan perbankan
syariah di Malaysia terus
menunjukkan trend positif dan
melampaui pertumbuhan bank
konvensional, namun ada
perlambatan dalam
menangkap pangsa pasar dari
bank konvensional.
3. Pakistan

Pakistan merupakan pelopor


perbankan syariah. Pada
awal Juli 1979, sistem
bunga dihapuskan dari
operasi tiga institusi :
National Investment, House
Building Finance
Corporation, Mutual Fund
of the Investment
Corporation of Pakistan.
Pada awal tahun 1985,
seluruh sistem perbankan
Pakistan dikonversi dengan
sistem yang baru, yaitu
sistem perbankan syariah.
4. Mesir

Bank syariah pertama yang


didirikan di Mesir adalah
Faisal Islamic Bank. Mulai
beroperasi pada bulan
Maret 1978 dan berhasil
membukukan hasil
mengesankan dengan total
asset sekitar 2 miliar dolar
AS pada tahun 1986 dan
tingkat keuntungan sekitar
106 juta dolar AS
5. Indonesia

Beberapa tahun belakangan ini,


perkembangan ekonomi syariah di Indonesia
bisa dikatakan semakin cemerlang. Hal ini
dapat dilihat dari semakin menjamurnya bank
dan lembaga keuangan lainnya yang berbasis
syariah. Sejak awal tahun 2000,
perkembangan ekonomi syariah di Indonesia
kian hari kian subur. Ditambah lagi dengan
adanya krisis ekonomi yang terjadi beberapa
waktu yang lalu di Amerika Serikat yang
berdampak pada perekonomian dunia
semakin membuat nama ekonomi syariah
semakin melejit. Ekonomi syariah digadang-
gadang sebagai sistem ekonomi yang tidak
terguncang akibat krisis yang terjadi di dunia.
Bahkan ekonomi syariah dipandang sebagai
sebuah alternatif dan solusi untuk
menyelesaikan permasalahan ekonomi dunia

Anda mungkin juga menyukai