Anda di halaman 1dari 9

MENCARI KEBERKAHAN

REZEKI MELALUI
EKONOMI ISLAM
Anggota Kelompok

1.Ayda Azmi
2. Humayrah Salwa Navisa
3. Ira Nugraha
4. Mariah Rohmawati
5. Nabila Ababil
6. Nadia Melisa
7. Uswatun Hasanah
L a t a r Belakang
Ekonomi islam di bangun untuk tujuan suci dituntun oleh ajaran islam dan dicapai
dengan cara-cara yang dituntun pula oleh ajaran islam. Oleh karena itu, ke semua hal
tersebut saling terkait dan terstruktur secara hierarkis, dalam arti bahwa spirit ekonomi
islam tercermin dari tujuannya, dan ditopang oleh pilarnya. Tujuan untuk mencapai falah
hanya bisa (Islam Values),dan pilar operasional, yang tercermin dalam prinsip-prinsip
ekonomi (Islam Principles). Dari sinilah akan tampak suatu bangunan ekonomi islam
dalam suatu paradigm, baik paradigma dalam berpikir dan berperilaku maupun bentuk
perekonomiannya. Piral ekonomi islam adalah moral. Hanya dengan moral islam inilah
bangunan ekonomi islam dapat tegak. Moralitas islam terdiri di atas suatu postulat
keimanan dan postulat ibadah. Esensi dan moral islam adalah tauhid. Implikasi dari
tauhid, bahwa ekonomi islam memiliki sifat transcendental (Bukan Sekunder), dimana
peranan Allah dalam seluruh aspek ekonomi menjadi mutlak.
Pengertian Ekonomi Islam

Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani: Oikos dan Nomos. Oikos berarti rumah tangga
(house-hold), sedang Nomos berarti aturan, kaidah, atau pengelolaan. Dengan demikian
secara sederhana ekonomi dapat diartikan sebagai kaidah-kaidah, aturan-aturan, atau cara
pengelolaan suatu rumah tangga. Dalam bahasa Arab, ekonomi sering diterjemahkan
dengan al- iqtishad, yang berarti hemat, dengan perhitungan, juga mengandung makna
rasionalitas dan nilai secara implisit. Jadi, ekonomi adalah mengatur urusan rumah tangga,
dimana anggota keluarga yang mampu, ikut terlibat dalam menghasilkan barang-barang
berharga dan membantu memberikan jasa, lalu seluruh anggota keluarga yang ada, ikut
menikmati apa yang mereka peroleh. Kemudian populasinya semakin banyak dan dalam
rumah-rumah, lalu menjadi suatu kelompok (community) yang diperintah oleh suatu Negara.
Tujuan Ekonomi Islam

Allah swt menurukan segala aturan dalam


Tujuan Umum sistem Islam demi tercapainya kebaikan,
kesejahteraan, keutamaan, serta
Penyucian jiwa
menghapuskan kejahatan, kesengsaraan, dan
Tegaknya keadilan dalam
masyarakat kerugian padaseluruh ciptaan-Nya. Ada tiga
Tercapainya maslahah sasaran hukum Islam yang menunjukan
(merupakan puncaknya) bahwa Islam diturunkansebagai rahmat bagi
seluruh umat manusia menurut Prof.
Muhammad Abu Zahrah
Prinsp-Prinsip Ekonomi Islam

Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar.

1.Semua sumber daya merupakan anugerah dari Allah untuk manusia.


2.Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas
tertentu. 3. Merupakan kekuatan penggerak ekonomi.
4.Ekonomi Islam menolak akumulasi kekayaan yang dikuasai
oleh segelimir orang saja.
5.Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan direncanakan untuk kepentingan
banyak orang.
6.Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.
7.Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab).
8.Islam menolak riba dalam bentuk apapun.
Sistem Ekonomi Islam

Sistem ekonomi islam adalah sistem ekonomi yang didasarkan pada keyakinan
bahwa semua factor ekonomi termasuk diri manusia pada dasarnya adalah
kepunyaan Allah. Ciri khas dari ekonomi islam adalah ekonomi robbani atau
secara umum yaitu divine economics yang mempunyai sumber niai-nilai
normatif dan imperative, sebagai acuan yang mengikat. Tindakan manusia
secara vertical merefleksikan moral yang baik, dan secara horizontal memberi
manfaat untuk makhluk lainnya. Persyaratan bagi pelaku ekonomi yaitu memiliki
moral samahah, yaitu lapang dada, lebar tangan, murah hati baik bagi
pedangang, konsumen. debitor maupun kreditor.
Prinsp Syariah Ekonomi Islam
Menurut hukum perniagaan Islam, kemitraan dan semua bentuk organisasi bisnis didirikan dengan
tujuan pembagian keuntungan melalui partisipasi bersama.

1.Mudharabah (Investasi)

Mudharabah kontrak antara dua pihak atau lebih, yaitu pemilik modal (shahib al mal atau rabb al mal)
yang mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain. Pengusaha (mudharib) bertugas menjalankan
suatu aktivitas atau usaha. Dalam mudharabah, pemilik modal tidak mendapat peran dalam
manajemen. Jadi mudharabah adalah kontrak bagi hasil yang akan memberi pemodal suatu bagian
tertentu dari keuntungan/kerugian proyek yang mereka biayai.

2. Musyarakah (Kemitraan)

Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua belah pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang
memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung
bersama
Kesimpulan

Islam mendorong setiap manusia untuk dan


sebanyak-banyaknya materi. Islam bekerja meraih
mengusahakan harta sebanyak ia mampu, membolehkan tiap manusia
mengembangkan dan
memanfaatkannya sepanjang tidak melanggar ketentuan agama.
Islam tidak melarang umatnya untuk memiliki sebanyak-banyaknya
harta. Bahkan ada beberapa kewajiban Islam yang menuntut dan
membutuhkan kemampuan keuangan yang cukup. Seperti haji, jihad
fi sabilillah, serta kewajiban-kewajiban Islam lainnya.

Anda mungkin juga menyukai