Anda di halaman 1dari 19

SEKOLAH TERBUKA UNTUK ANAK KURANGMAMPU

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Pendidikan Sosial dan Budaya yang diampu oleh Dr. H. Encep
Syarief Nurdin, M.Pd., M.Si. dan Dina Siti Logayah, S.Pd.,
M.Pd.

Oleh:
Kelompok 2
David Restu Mahesha 1607198
Gea Azoya Apriarani 1606802
Rindy Indri Ismayanti 1606521
Salsabila Zaha Deriztian 1606561
Trisya Eka Qotrunada 1606613

PRODI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN
KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan nikmat kepada kita semua sehingga pada
kesempatan ini kami berhasil menyusun makalah kami yang
berjudul “Sekolah Nonformal Bagi Masyarakat Minim
Pendidikan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pendidikan Sosial dan Budaya.
Dalam penyusunan makalah ini dapat pemahaman tentang
masyarakat yang minim pendidikan tetapi tetap dapat
mendapatkan haknya. Dengan permasalahan ini kami sebagai
penyusun ingin memberikan suatu pemecahan, sekaligus
menambah wawasan bagi semua pembaca makalah ini.
Demikian makalah ini kami susun berkat kerja keras
kelompok dan dibantu oleh banyak pihak, maka dengan ini kami
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala
bantuannya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna, baik dari segi isi maupun cara penyampaian,
maka dari itu penulis mohon maklum atas kesalahan dan
kekurangan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembacanya.

Bandung, Oktober 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………i
Daftar Isi………………………………………………………..ii
Abstrak…………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………1
A. Latar Belakang…………………………………………...1
B. Rumusan Masalah………………………………………..1
C. Pendekatan dan Pemecahan Masalah Dalam PSB……….1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………….2
BAB III PEMBAHASAN………………………………………4
A. Deskripsi Penelitian……………………………………...4
B. Analisis Hasil Penelitian…………………………………4
C. Pembahasan Menggunakan Pendekatan PSB……………5
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN…………………………..8
A. Simpulan…………………………………………………8
B. Saran……………………………………………………..8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..9
LAMPIRAN…………………………………………………...10

ii
ABSTRAK

Begitu pentingnya arti Pendidikan dalam kehidupan


manusia, sehingga tercantum dalam salah satu hak asasi manusia
yang harus dipenuhi. Mencerdaskan kehidupan bangsa
merupakan salah satu tujuan negara sesuai amanat UUD 1945.
Namun, hingga usia 71 tahun kemerdekaan RI, segenap
masyarakatnya masih belum mempunyai akses mengenyam dunia
pendidikan formal selayaknya. Pendekatan yang kami gunakan
pada makalah ini adalah pendekatan monodisiplin, yaitu dari
faktor ekonomi. Sedangkan metode pemecahan masalah yang
kami gunakan adalah metode riset dan wawancara. Kami
menggunakan cara penyebaran angket dengan menggukan google
form yang disebar luaskan kepada mahasiswa dan wawancara
dengan salah satu siswa SMP 12 Terbuka Bandung, sehingga data
yang didapatkan adalah data yang besifat kualitatif.
Mahasiswa berpendapat bahwa anak kurang mampu juga
harus mendapatkan pendidikan yang layak sama seperti anak
yang lainnya karena mereka juga punya hak yang sama untuk
mendapatkan pendidikan. Sedangkan hasil wawancara yaitu
materi pembelajaran yang diberikan hanya dasar-dasarnya saja,
kegiatan pembelajaran hanya dilaksanakan pada hari sabtu dan
minggu, sedangkan fasilitas sama dengan sekolah reguler/sekolah
induk.

Kata kunci: pendidikan masyarakat, pendekatan multidisiplin,


riset, sekolah terbuka.

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat merupakan manusia yang senantiasa
berhubungan (berinteraksi) dengan manusia lain dalam
suatu kelompok [ CITATION Set \l 1033 ]. Manusia sebagai
makhluk sosial selalu membutuhkan manusia lainnya
untuk memenuhi kebutuhannya. Contoh kecil sebuah
masyarakat adalah sekolah yaitu sebuah institusi atau
lembaga pendidikan untuk mentransfer ilmu pengetahuan
dengan berjenjang dari SD, SMP, SMA, hingga perguruan
tinggi.
Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah
satu tujuan negara sesuai amanat UUD 1945. Namun,
hingga usia 71 tahun kemerdekaan RI, segenap
masyarakatnya masih belum mempunyai akses
mengenyam dunia pendidikan formal selayaknya.
Data UNICEF tahun 2016 sebanyak 2,5 juta anak
Indonesia tidak dapat menikmati pendidikan lanjutan
yakni sebanyak 600 ribu anak usia sekolah dasar (SD) dan
1,9 juta anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Begitupula data statistik yang dikeluarkan oleh BPS,
bahwa di tingkat provinsi dan kabupaten menunjukkan
terdapat kelompok anak-anak tertentu yang terkena
dampak paling rentan yang sebagian besar berasal dari

1
keluarga miskin sehingga tidak mampu melanjutkan
pendidikan ke jenjang selanjutnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi minimnya
pendidikan bagi masyarakat?
2. Apa dampak dari minimnya pendidikan di masa yang
akan datang?
3. Apa pengertian sekolah terbuka?

C. Pendekatan dan Pemecahan Masalah Dalam PSB


Pendekatan yang kami gunakan adalah pendekatan
monodisiplin, yaitu dari faktor ekonomi. Sedangkan
metode pemecahan masalah yang kami gunakan adalah
metode riset.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bahasa inggris adalah society yang pengertiannya


mencakup interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa
kebersamaan. Koentjaningrat [ CITATION Koe94 \n \t \l 1033 ]
menjabarkan definis masyarakat adalah kesatuan hidup manusia
yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang
bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
Ciri-ciri kehidupan masyarakat menurut Soerjono Soekanto
[ CITATION Soe98 \n \t \l 1033 ] adalah sebagai berikut:
a. Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri
atas dua orang.
b. Bergaul dalam waktu cukup lama. Sebagai akibat hidup
bersama itu, timbul sistem komunikasi dan peraturan-
peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia.
c. Sadar bahwa merekanmerupakan satu kesatuan.
d. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sitem kehidupan
bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa
dirinya terkait satu dengan yang lainnya.
Pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan
manusia dan kebutuhan dasar setiap manusia. Dengan
pendidikan, manusia dapat mengetahui siapa dirinya,
mengembangkan dirinya, dan mengatasi problem dalam
kehidupannya.
Begitu pentingnya arti pendidikan dalam kehidupan
manusia, sehingga tercantum dalam salah satu hak asasi manusia

3
yang harus dipenuhi. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
pasal 26 ayat 1 menyebutkan: “Setiap orang berhak memperoleh
pendidikan. Pendidikan harus dengan cuma-cuma, setidak-
tidaknya untuk tingkatan sekolah rendah dan pendidikan dasar.
Pendidikan rendah harus diwajibkan. Pendidikan teknik dan
kejuruan secara umum harus terbuka bagi semua orang dan
pendidikan tinggi harus dapat dimasuki dengan cara yang sama,
berdasarkan kepantasan.”
Pendidikan juga merupakan modal utama suatu bangsa.
Martabat suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas
pendidikannya. Dengan pendidikan, suatu bangsa dapat
mengetahui jati dirinya dan mengembangkannya sehingga dapat
mengangkat derajat dan martabatnya. Begitu signifikansinya
pendidikan bagi bangsa Indonesia, sehingga termaktub dalam
Pembukaan (Preambule) UUD Republik Indonesia Tahun 1945,
Pasal 31 Perubahan ke-4 UUD 1945, dan bahkan secara khusus
diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional (UU Sisdiknas 2003).
Pendidikan terbagi atas 3 jenis yaitu Pendidikan Formal,
Informal, dan Non-formal.
JENIS PENDIDIKAN CONTOH
Formal SD, SMP, SMA SMK, dll.
belajar dari keluarga atau
Informal
lingkungannya sendiri.
Tempat bimbel dan kursus atau
Nonformal
kepelatihan.

4
Sekolah terbuka adalah salah satu bentuk pendidikan formal
yang berdiri sendiri tetapi merupakan bagian dari sekolah induk
yang penyelenggaraan pendidikannya menggunakan metode
belajar mandiri (Permendikbud No. 72 Tahun 2013). Oleh karena
itu sekolah terbuka yang menjadi sasaran pokok adalah
masyarakat.
Sekolah terbuka bertujuan memberikan kesempatan belajar
yang lebih luas kepada anak-anak lulusan SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/MA yang tidak dapat mengikuti pendidikan Sekolah
Reguler karena berbagai hambatan yang dihadapinya. Sekolah
Terbuka memiliki satu atau lebih Tempat Kegiatan Belajar (TKB)
dan dalam operasionalnya menginduk pada Sekolah Negeri.
TKB yang dikelola langsung oleh Sekolah Induk disebut
TKB Reguler, sedangkan TKB yang dikelola oleh masyarakat
yang peduli terhadap pendidikan disebut TKB Mandiri (TKBM).
Contohnya saja dalam hal ini SMP 12 Terbuka Bandung masuk
dalam kategori TKB reguler karena sepenuhnya guru dan gaji
dikelola sekolah induk dan juga fasilitas sudah diselenggarakan
dan dikekola oleh sekolah induk (SMP 12 Bandung).
Lulusan sekolah terbuka adalah sama dengan lulusan
sekolah reguler, dengan menerima Surat Tanda Tamat Belajar
(STTB) yang dikeluarkan oleh sekolah induk. Hal ini berarti
bahwa lulusan sekolah terbuka mempunyai hak dan kesempatan
yang sama dengan lulusan sekolah reguler. Adapun SMP Terbuka
diakui eksistensinya dengan dasar hukum Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Nomor
053/U/1996 Tentang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Terbuka.

5
Syarat untuk menjadi siswa di sekolah terbuka yaitu:
a. Mempunyai surat keterangan tidak mampu
b. Mempunyai semangat belajar yang tinggi
c. Berkomitmen mengikuti program belajar

6
BAB III
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini dilakukan dengan
mencari pendapat mahasiswa mengenai sekolah terbuka.
Kami menggunakan cara penyebaran angket dengan
menggukan google form yang disebar luaskan kepada
mahasiswa. Ada 29 responden yang mengisi angket yang
kami buat. Sehingga data yang didapatkan adalah data
yang besifat kualitatif. Kami juga melakukan wawancara
dengan salah satu siswa yang tidak mau disebutkan
namanya, ia adalah salah satu siswa sekolah terbuka yang
menginduk ke SMP 12 Bandung.

B. Analisis Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan
penyebaran angket, didapatkan data bahwa mahasiswa
66% sangat setuju akan adanya sekolah terbuka,
mahasiswa lain berpendapat setuju sekitar 28%, tidak
setuju 3% dan sangat tidak setuju 3%. Mahasiswa
berpendapat bahwa anak kurang mampu juga harus
mendapatkan pendidikan yang layak sama seperti anak
yang lainnya karena mereka juga punya hak yang sama
untuk mendapatkan pendidikan.
Berdasarkan hasil wawancara, salah satu siswa yang
tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa materi

7
pembelajaran yang diberikan hanya dasar-dasarnya saja,
waktu kegiatan pembelajaran hanya dilaksanakan pada
hari sabtu dan minggu, sedangkan fasilitas sama dengan
sekolah reguler/sekolah induk.

Tanggapan Mahasiswa Mengenai Sekolah


Terbuka
3%3%

Sangat Setuju

28% Setuju

Tidak Setuju
66%
Sangat Tidak
Setuju

C. Pembahasan Menggunakan Pendekatan PSB


Menurut UUD dan GBHN telah mengamanatkan
bahwa warga negara berhak dapat pendidikan dan
pengajaran, pemerintah beruapaya untuk memperluas
kesempatan pendidikan, baik pendidikan dasar, kejuruan,
professional melalui jalur sekolah maupun luar sekolah.
Jelas bahwa kondisi ekonomi merupakan faktor
pendukung yang paling besar untuk kelanjutan pendidikan
anak-anak, sebab pendidikan juga membutuhkan biaya
besar. Selanjutnya Baharuddin M juga mengatakan bahwa

8
“Nampaknya di negara kita faktor dana merupakan
penghambat utama, untuk mengejera ketinggalan kita
dalam dunia pendidikan. Sudah tidak dapat dipungkiri
bahwa tanpa dana yang cukup, tidak akan dapat
diharapkan pendidikan yang sempurna” [ CITATION
MBa82 \t \l 1033 ]. Bila dilihat dari segi perkembangan
zaman sekarang ini, yaitu biaya pendidikan yang setiap
tahun meningkat, kebutuhan pokok masyarakat terus
meningkatkan harganya sedangkan mata pencahariannya
semakin merosot, sehingga keadaan kehidupan semakin
sulit dan melarat. Hal ini mengakibatkan anak tidak dapat
melanjutkan pendidikannya karena terpaksa membantu
orang tua dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-
hari. Oleh karena itulah pendidikan anak terhambat akibat
kesibukan-kesibukannya dalam bekerja.
Dampak dari minimnya pendidikan di masa yang
akan datang adalah banyaknya pengangguran, adanya
kesenjangan sosial, akan tertinggalnya zaman, pendapatan
kerja yang rendah, mudah dipengaruhi isu dan berita,
perkembangan ekonomi lambat, meningkatnya tingkat
kejahatan dan kriminalitas.
Solusinya adalah pemerintah dan masyarakat
seharusnya lebih merangkul anak-anak yang putus
pendidikan dan juga yang kurang mampu dalam ekonomi
agar mereka bisa tetap mendapatkan pendidikan dengan
memanfaatkan program dari pemerintah seperti sekolah
terbuka.

9
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Seperti yang kita semua ketahui peran pendidikan
bagi manusia adalah untuk memanusiakan manusia.
Betapa penting nya peran pendidikan mengingat betapa
mahal nya biaya yang harus dikeluarkan untuk
mengenyam sebuah pendidikan. Pendidikan bukan suatu
hal yang boleh atau tidak boleh, pendidikan merupakan
suatu kewajiban kita sebagai manusia.
Demi memeratakan pendidikan di Indonesia dengan
mengesampingkan keadaan ekonomi yang sangat tinggi,
sekolah terbuka adalah salah satu cara yang patut
ditempuh, melihat dari persentase kesetujuan dari banyak
responden dan berbagai pihak. Selain itu, menurut kami
sekolah terbuka juga dapat sedikit mengatasi masalah
ekonomi masyrakat Indonesia. Sebagai calon penerus
bangsa, anak-anak diindonesia harus dibeklai dengan
pendidikan yang sempurna agar bisa memajukan negara.
Dengan demikian dampak dari minimnya pendidikan di
Indonesia bisa dihindari baik sekarang maupun pada masa
yang akan datang sehingga Indonesia yang sejahtera akan
tercipta.

10
B. Saran
Diperbanyak sekolah terbuka agar masyarakat kurang
mampu yang masih mempunyai semangat belajar yang
tinggi dapat merasakan pendidikan yang setara dengan
masyarakat lain yang menempuh sekolah pendidikan
formal. Kita sebagai mahasiswa bekerja sama dengan
pemerintah, masyarakat dan pengelola sekolah terbuka
TKBM (Tempat Kegiatan Belajar Mandiri) agar
mensosialisasikan keberadaannya sekolah terbuka.

11
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, A. (1981). Bina Remaja. Medan: Yayasan Bina

Pembangunan Indonesia.

Koentjaraningrat. (1994). Metode-metode Penelitian Masyarakat.

Jakarta: Gramedia.

M, B. (1982). Putus Sekolah dan Masalah Penanggulannya.

Jakarta: Yayasan Kesejahteraan Keluarga Pemuda 66.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)

Nomor 72 tahun 2013 Tentang Penyelenggara Pendidikan

Layanan Khusus.

Setiadi, E. M., & Kolip, U. (2013). Pengantar Sosiologi

Pemahaman Fakta dan Gelaja Permasalahan Sosial:

Teori, Aplikasi dan Pemecahannya. Jakarta:

Prenadamedia.

Soekanto, S. (1986). Sosiologi Snafu Pengantar. Jakarta:

Rajagrafindo Persada.

12
LAMPIRAN

13
14
15

Anda mungkin juga menyukai