Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP ITM DALAM PEMBELAJARAN IPS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pembelajaran IPS

Dosen Pengampu

Umi Nadliroh, S. Pd. I, S. Pd, M. Pd

di susun oleh :

Ahmad Khanif Izzul Haq


(1220015)
Muhammad Aniq Khoirul Basyar
(1220022)

JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI (STAIP)
2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta
Inayah-Nya, sehingga kami sebagai penulis mampu menyelesaikan pembuatan Makalah ini yang
berjudul “Konsep ITM dalam Pembelajaran IPS”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
pada Mata Kuliah Pembelajaran IPS dengan Dosen Pengampu Dosen Pengampu Umi Nadliroh,
S. Pd. I, S. Pd, M. Pd

Kami sebagai Penulis, menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Makalah ini,
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Untuk itu,
diharapkan kritik dan saran dari pembaca, supaya Makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini.

Apabila terdapat banyak kesalahan pada Makalah ini, kami sebagai penulis mohon maaf.
Akhir kata kami berharap semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.Terima kasih.

Pati, 15 April 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam masyarakat majemuk dan bangsa besar, Pendidikan dan Pengajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) memiliki peran yang sangat strategis baik ditinjau dari aspek
akademik maupun kepentingan kehidupan berbangsa dan bernegara. Secara akedemik
pendidikan dan pengajaran IPS dapat membekali anak didik pada pemahaman konsep-
konsep dasar ilmu-ilmu sosial sebagai basis dari pendidikan dan pengajaran IPS. Melalui
pendidikan dan pengajaran IPS diharapkan siswa yang memiliki bakat dan minat terhadap
ilmu-ilmu sosial akan lebih tertarik untuk mempelajari IPS secara akademik yang kelak
akan melahirkan pakar-pakar ilmu sosial.
Dari kepentingan kehidupan berbangsa dan bernegara pendidikan dan pengajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial harus diberikan pada seluruh jenjang pendidikan mulai dari
tingkat pendidikan taman kanak-kanak sampai pada tingkat pendidikan di perguruan tinggi.
Pendidikan dan pengajaran IPS di Indonesia sudah mendapat landasan hukum yang kuat
sebagaimana tertuang pada Bab III, Pasal 2 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional RI bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriaman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”. Atas dasar itulah maka dari lembaga pendidikan
TK/RA, SD/MI, SMP/MTs dan SMP/MA, kita mengenal adanyanya mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) yang secara implisit dan eksplisit tertuang didalam Permen
Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Sedangkan pada lembaga pendidikan tinggi melalui Surat Keputusan Dirjen
Dikti No. 30/DIKTI/KEP/2003, telah ditetapkan rambu-rambu pelaksanaan kelompok mata
kuliah berkehidupan bermasyarakat di Perguruan Tinggi. Diantanya dalam SK tersebut
pada pasal 3 telah dirumuskan kompetensi Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Dasar (ISBD)
beserta pokok-pokok subtansi kajian ISBD.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela
negara, penghargaan terhadap hak-hak azasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian
lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan kepada
hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi dan
nepotisme. Kalau kita kaji kedudukan IPS dalam pendidikan di Indonesia memiliki peran
yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara.
Maka sudah sewajarnya dan seharusnya bahwa pendidikan dan pengajaran mendapat
perhatian yang sungguh-sungguh dari semua pihak (stake holder).
Carut marutnya kondisi bangsa dan negara yang samapai saat ini belum juga
kondusif, mungkin salah satu indikator terjadinya kegagalan dalam sistem pendidikan IPS
di sekolah. Seiring dengan mementum bangsa Indonesia yang ingin memperbaiki sistem
pendidikannasional kita, baik yang menyangkut kualitas proses belajar mengajar maupun
out come dan out put, serta komponen-komponen lainnya, maka jadikan momentum
tersebut sebagai langkah untuk meningkatkan kualitas dan out come dari Pendidikan dan
Pembelajaran IPS.

B. Rumusan Masalah
1) Apa Pengertian ITM?
2) Bagaiman Kedudukan Konsep ITM dalam Pembelajaran IPS?
3) Bagimana Pendekatan dan Strategi Konsep ITM dalam Peembelajaran IPS?

C. Tujuan Penulisan
1) Untuk Mengetahuin Pengertian ITM.
2) Untuk Mengetahui Kedudukan Konsep ITM Dalam Pembelajaran IPS.
3) Untuk Mengetahui Pendekatan dan Strategi Konsep ITM Dalam Pembelajaran IPS.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian ITM
Ilmu adalah kemampuan manusia memanfaatkan akal fikir yang diberikan
Allah/Tuhan dalam bentuk pengetahuan guna mengelola alam dunia dan memanfaatkannya.
hanya Tuhan yang punya ilmu.
Teknologi berasal dari istilah teckne yang berarti seni (art) atau keterampilan.
Menurut Dictionary of Science, teknologi adalah penerapan pengetahuan teoritis pada
masalah-masalah praktis dan Teknologi akan memberikan pengaruh dalam kelangsungan
hidup manusia dan manusia pun terus mempengaruhi maju atau tidaknya teknologi.
Pengertian Masyarakat
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi
dunia.
 Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan.
 Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan
organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok
yang terbagi secara ekonomi.
 Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-
pribadi yang merupakan anggotanya.

B. Kedudukan Konsep ITM dalam Pembelajaran IPS


Pendekatan yang digunakan dalam pengajaran IPS untuk proses pembelajaran ITM
adalah interdisipliner atau multidisipliner. Artinya dalam proses belajar mengajar di kelas
IPS, para siswa seyogianya diajak, dibina dan didorong agar dalam mengkaji atau
memecahkan masalah atau topik, dipandang dari berbagai disiplin ilmu. Ada dalam
pengajaran IPS, yakni

1. Memahami ilmu pengetahuan di masayarakat

Tidak dapat sipungkiri lagi bahwa ilmu pengetahuan telah banyak membantu
masyarakat. Akan tetapi juga tidak dapat dipungkiri begitu saja adanya dampak negatif.

Tentu saja dampak negatif ilmu pengetahuan tidak seharusnya membuat manusia
pesimis bahkan menyerah terhadap perkembangan tersebut. Manusia tidak seharusnya
hanya mengekor pada ilmu pengetahuan begitu saja kemudian menjadi budak, akan tetapi
ilmu pengetahuan yang harus berada di tangan manusia atau di bawah kendali manusia.

Ilmu pengetahuan dikembangkan oleh dan untuk kepentingan kesejahteraan


manusia, maka tidak seharusnya manusia menyerah. Justru dengan ciptaannya manusia
harus siap bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. Ilmu pengetahuan terus
menerus dikembangkan untuk membantu kehidupan masyarakat dan memperpanjang
tangan manusia.

Untuk itu, dalam makalah ini penulis mencoba mengkaji lebih dalam tentang ilmu
pengetahuan dan masyarakat yang ditinjau dari: pengertian ilmu pengetahuan, pengertian
masyarakat, dan hubungan antara ilmu pengetahuan dan masyarakat.

a. Tinjauan tentang Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan selain mengubah cara pandang manusia terhadap realitas, ilmu
pengetahuan melalui teknik ilmiah juga telah berhasil menjadi sarana bagi perkembangan
kekuasaan serta kontrol terhadap masyarakat.

Ilmu pengetahuan adalah warisan bersama umat manusia, bukan milik pribadi dari
orang-orang tertentu. Permulaannya dimulai dengan permulaan umat manusia. Ketika
budaya intelektual Eropa mencapai kedewasaan yang memadai, yang sebagian besarnya
dicapai melalui prestasi negara-negara selain-Eropa lainnya, ilmu-ilmu eksperimental secara
khusus telah matang bagi perkembangan baru menyeluruh melalui Renaissance, Abad
Kebangkitan.

Selain itu, Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam
alam manusia. Ilmu pengetahuan disini bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi
merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat
secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh
mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari
epistemologi.

Segi-segi ilmu pengetahuan dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.


Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-
ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
b. Tinjauan tentang masyarakat
Manusia adalah makhluk sosial, ia hidup dalam hubungannya dengan orang lain dan
hidupnya bergantung dengan orang lain.
Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan
sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya.
Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dan sebagainya. Manusia
memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial
dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat.

c. Hubungan antara Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat

Perbedaan antara situasi ilmu pengetahuan dulu dan sekarang tentu tidak terbatas
pada kesatuan lebih besar yang menandai ilmu pengetahuan di masa lampau. Terdapat juga
perbedaan-perbedaan lain. Antara lain cukup menyolok mata bahwa tempat yang diduduki
ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari dulu sama sekali berbeda, kalau
dibandingkan dengan situasi sekarang. Dulu ilmu pengetahuan praktis tidak mempengaruhi
hidup sehari-hari. Dan dianggap biasa saja, bila ilmu pengetahuan tidak mempunyai
konsekuensi dalam kehidupan kemasyarakatan.

Dalam konteks ini terdapat perkataan Aristoteles yang cukup menarik, umat
manusia menjamin urusannya untuk hidup sehari-hari barulah dapat diarahkan perhatiannya
kepada ilmu pengetahuan. Jadi, rupanya kegiatan ilmiah tidak bertujuan mempermudah
urusan ini atau meningkatkan taraf hidup jasmani. Apalagi, pada waktu itu tidak mungkin
orang berpikir untuk meningkatkan taraf hidup, karena tingginya taraf hidup dianggap telah
ditentukan oleh alam kodrat dan manusia tidak sanggup mengubah alam kodrat.

Pada beberapa decade terakhir ini, masyarakat dunia termasuk Indonesia menganggap
bahwa kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah membawa dampak
negative selain dampak positif bagi manusia. Menurut Muroyama and Stever (1998) ”sisi
positif dari perubahan tekhnologi khususnya dalam system produksi meningkatkan
produktivitas dan memperluas proses produksi yang mengantarkan pada produk yang
semakin baik.

2. Pengambilan Keputusan Antar Warga Negara


Apabila kita belajar tentang konsep ilmu tekhnologi dan masyarakat maka kita akan
tahu apakah keuntungan dan kerugian ketika kita menjalakan kendaraan, setelah kita
mengetahui semua ini maka sebagai warga Negara yang baik tentu akan berusaha
memanfaatkan semaksimal mungkin keuntungan kendaraan itu dan berusaha mengurangi
sseminimal mungkin dampak negative yang ditimbulkan sehingga kendaraan sebagai
produk tekhnologi sangat berguna untuk menunjang kelangsungan hidup umat manusia.
Menurut Remy (1990) berpendapat bahwa penggunaan langkah – langkah pengambilan
keputusan yang sistematis dalam mempelajari isu –isu ilmu, tekhnologi dan masyarakat
dalam pembelajaran IPS dapat membantu mengembangkan intelektual siswa, kemampuan
memecahkan masalah dan kemampuan berfikir dalam mengambil keputusan secara
fleksibel dan terorganisasi.

3. Membuat hubungan antar beberapa pengetahuan


Salah satu cirri yang paling penting dari warga Negara yang mempunyai perhatian
terhadap lingkungan masyarakat yang serba kompleks, adalah kemampuan membuat kaitan
antara hal yang menampakan sederhana dengan cara mengungkapkan cirri – cirri tertentu
sehingga menjadi bermakna. Kecakapaan demikian merupakan suatu tanda kemampuan
kognisi dan motivasi belajar yang tinggi merupakan tujuan IPS yang berharga.apabila guru
– guru IPS membelajarkan siswanya menggunakan langkah – langkah yang sistematis
dengan cara pemahaman isu – isu ilmu, tekhnologi, dan masyarakat, hal ini dapat
membantu siswa bagaimana cara menjelaskan keterkaitan antar bermacam – macam disiplin
ilmu dengan IPS. Dengan demikian kemampuan memecahkan masalah tentang isu – isu
ilme, tekhnologi, dan masyarakat dapat teratasi dengan baik.
Dengan demikian beberapa konsep ilmu, tekhnologi dan masyarakat dapat memberikan
kontrbusi terhadap misi pokok IPS, khususnya dalam mempersiapkan warga Negara
Indonesia yang melek ilmu pengetahuan dan banyak tahu tentang ilmu, tekhnologi dan
social.
Dari diagram ini dapat dijelaskan bahwa ilmu, tekhnologi dan masyarakat merupakan
satu rangkaian atau system yang mempunyai kaitan yang erat satu dengan yang lain, dan
kedudukan IPS disini adalah dapat menjelaskan ilmu tekhnologi dan masyarakat sesuai
informasi yang ada pada pihak ketiga unsure tersebut baik dampak negattfe maupun
dampak positif. Sehingga pemahaman konsep ilmu, tekhnologi dan masyarakat dapat
dijembatani melalui proses pembelajaran IPS secara terpadu

4. Meningkatkan generasi pada sejarah bangsa – bangsa beradab


Pada awalnya ide pemikiran tentang konsep ilmu pengetahuan, tekkhnologi dan social
dimasukan dalam pembeljaran IPS terlebih dahulu berkembang di Negara – Negara eropa
yang kemudian diadopsi oleh Amerika Serikat, Noris Hams melalui study Project
Synthesis mengembangkan IPS untuk persekolahan dengan tujuan sebagai berikut :
1. IPS untuk memenuhi kebutuhan pribadi individu. Pendidikan IPS hendaknya
mempersiapkan individu – individu menggunakan Ilmu Pengetahuannya untuk
meningkatkan kehidupan mereka dan menjawab dunia tekhnologi yang semakin maju.
2. IPS untuk memecahkan berbagai persoalan – persoalan kemasyarakatan masa kini.
Pendidikan IPS hendaknya menghasilkan warga Negara yang serba tahu yang siap
menghadapi persoalan – persoalan kemasyarakatan yang berkaitan dengan masalah
IPS secara bertanggung jawab.
3. IPS untuk membantu dalam memilih karir. Pendidikan IPS hendaknya menyadarkan
semua siswa akan hakikat dan ruang lingkup keragaman karir yang berkaitan dengan
ilmu dan tekhnologi yang terbuka bagi semua siswa mempunyai bakat berbeda.
4. IPS untuk mempersiapkan studi lanjutan. Pendidikan IPS hendaknya membuka
kesempatan kepada siswa yang ingin memperdalamkan ilmu pengetahuan yang secara
akademik yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya.

Adapun dimensi pendidikan IPS dengan pendekatan ilmu tekhnologi dan masyarakat
pada prinsipnya berbeda dengan pendekatan belajar IPS secara tradisional. Motivasi ilmu,
tekhnologi dan masayrakat di dorong oleh rasa ingin tahu untuk mempelajari IPS melalui
isu – isu social masyarakat yang berkaitan dengan IPTEK yang dirasakan cukup dekat,
lebih nyata, dan lebih berarti dibandingkan dengan konsep – konsep dan teori IPS sendiri.

Pembelajaran konsep ilmu pengetahuan, tekhnologi dan masayarakat dalam IPS


merupakan jawaban atas tiga tujuan dari Project Synthesis yang dikemukakan oleh Harms.
ITM memfokuskan pada isu – isu kemasyarakatan dan kesejahteraan manusia dan bahkan
mendorong kegiatan – kegiatan yang inovatif seperti persoalan – persoalan dan masalah –
masalah di rumah. Sekolah, masyarakat juga masalah – masalah global yang berkaitan
dengan permaslahaan umat manusia.

Konsep ITM mencakup keseluruhan spectrum tentang peristiwa – peristiwa kritis dalam
proses pendidikan, meliputi tujuan, kurikulum, strategi pembelajaran, evaluasi dan
persiapan serta penampilan gur. Dan dasar ITM adalah lahirnya warga Negara yang
berpengetahuan yang mampu memecahkan masalah – masalah penting dan mengambil
keputusan yang tepat dalam setiap pemecahan masalah. Sebenarnya tidak ada konsep yang
unik dalam ITM kecuali dalam memberikan tempat/wahana dan alas an sebagai bahan
pertimbangan berapa sejumlah konsep dasar dan proses ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

ITM berusaha memperhatiakan siswa, lingkungannya, dan kerangka pikirannya. Strategi


pembelajarannya dimulai dari penerapan pada dunia nyata, menuju dunia tekhnologi dan
kemudian dunia siswa. Untuk memahaminya berikut ini model program ilmu pengetahuan,
tekhnologi, dan masyarakat menurut Robert E. yager

Perbandingan ITM dan tradisonal dalam konsep, proses, sikap, kemampuan yang kreatif
dan apllikasi ini merupakan kerangka panduan dan landasan yang dapat digunakan oleh
siswa dalam proses belajar mengajar, terutama unutk memecahkan masalah – masalah yang
mereka hadapi dalam kehidupan sehari – hari.

C. Pendekatan dan Strategi Konsep ITM dalam Pembelajaran IPS


Pendekatan yang digunakan dalam pengajaran IPS untuk proses pembelajaran ITM
adalah interdisipliner atau multidisipliner. Artinya dalam proses belajar mengajar di kelas
IPS, para siswa seyogianya diajak, dibina dan didorong agar dalam mengkaji atau
memecahkan masalah atau topik, dipandang dari berbagai disiplin ilmu. Ada dalam
pengajaran IPS, yakni:
1) Infusi ITM ke dalam mata pelajaran yang ada,
2) Perluasan melalui topik kajian dalam mata pelajaran,
3) Penciptaan/pembuatan mata pelajaran yang baru.
Sedangkan karakteristik dari program integral ITM dalam IPS terdiri atas empat
kategori sebagai berikut:
1) Hasilnya dinyatakan secara jelas,
2) Strategi organisasi,
3) Sistem dukungan,
4) Strategi instruksional.

 Pendekatan ITM (Ilmu-Teknologi dan Masyarakat)


Pendekatan ITM (Ilmu, Teknologi, dan Masyarakat) atau juga disebut STS
(Science-Technology-Society) muncul menjadi sebuah pilihan jawaban atas kritik terhadap
pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang bersifat tradisional (texbook), yakni berkisar
masih pada pengajaran tentang fakta-fakta dan teori-teori tanpa menghubungkannya dengan
dunia nyata yang integral. ITM dikembangkan kemudian sebagai sebuah pendekatan guna
mencapai tujuan pembelajaran yang berkaitan langsung dengan lingkungan nyata dengan
cara melibatkan peran aktif peserta didik dalam mencari informasi untuk meemcahkan
masalah yang ditemukan dalam kehidupan kesehariannya.
Dalam kegiatan pembelajaran tersebut peserta didik menjadi lebih aktif dalam
menggali permasalahan berdasarkan pada pengalaman sendiri hingga mampu melahirkan
kerangka pemecahan masalah dan tindakan yang dapat dilakukan secara nyata. Karena itu,
pendekatan ITM dipandang dapat memberi kontribusi langsung terhadap misi pokok
pembelajaran pengetahuan sosial, khusus dalam mempersiapkan warga negara agar
memiliki kemampuan:
§ Memahami ilmu pengetahuan di masyarakat
§ Mengambil keputusan sebagai warga negara
§ Membuat hubungan antar pengetahuan
§ Mengingat sejarah perjuangan dan peradaban luhur bangsanya.

 Langkah – langkah Pendekatan ITM


1) Menekankan pada paham kontruktivisme, bahwa setiap individu peserta didik, telah
memiliki sejumlah pengetahuan dari pengalamannya sendiri dalam kehidupan faktual di
lingkungan keluarga dan masyarakat.
2) Peserta didik dituntut untuk belajar dalam memecahkan permasalahan dan dapat
menggunakan sumber-sumber setempat (nara sumber dan bahan-bahan lainnya) untuk
memperoleh informasi yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah.
3) Pola pembelajaran bersifat kooperatif (kerja sama) dalam setiap kegiatan
pembelajaran serta menekankan pada keterampilan proses dalam rangka melatih peserta
didik berfikir tingkat tinggi.
4) Peserta didik menggali konsep-konsep melalui proses pembelajaran yang ditempuh
dengan cara pengamatan (observasi) terhadap objek-objek yang dipelajarinya.
5) Masalah-masalah aktual sebagai objek kajian, dibahas bersama guru dan peserta didik
guna menghindari terjadi kesalahan konsep.
6) Pemilihan tema-tema didasarakan urutan integratif.
7) Tema pengorganisasian pokok dari sejumlah unit ITM adalah isu dan masalah sosial
yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.
 Tahapan Metode Pendekatan ITM
1) Tahap Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi merupakan tahap pengumpulan data lapangan dan data yang
berkaitan dengan nilai. Peserta didik dengan bantuan LKS secara berkelompok melakukan
pengamatan langsung. Eksplorasi dilakukan guna membuktikan konsep awal yang mereka
miliki dengan konsep ilmiah.
2) Tahap Penjelasan dan Solusi
Dari data yang telah terkumpul berdasarkan hasil pengamatan, diharapkan peserta
didik mampu memberikan solusi sebagai alternatif jawaban tentang persoalan lingkungan.
Peserta didik didorong untuk menyampaikan gagasan, menyimpulkan, memberikan
argumen dengan tepat, membuat model, membuat poster yang berkenaan dengan pesan
lingkungan, membuat puisi, menggambar, membuat karangan, serta membuat karya seni
lainnya.
3) Tahap Pengambilan Tindakan
Peserta didik dapat membuat keputusan atau mempertimbangkan alternatif tindakan dan
akibat-akibatnya dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah
diperolehnya. Berdasar pengenalan masalah dan pengembangan gagasan pemecahannya,
mereka dapat bermain peran (Role Playing) membuat kebijakan strategis yang diperlukan
untuk mempengaruhi publik dalam mengatasi permasalahan lingkungan tersebut.
4) Diskusi dan Penjelasan
Berikutnya guru dan peserta didik melakukan diskusi kelas dan penjelasan konsep
melalui tahapan sebagai berikut:
§ Masing-masing kelompok melaporkan hasil temuan pengamatan lingkungannya.
§ Guru memberikan kesempatan kepada anggota kelas lainnya untuk memberikan
tanggapan atau informasi yang relevan terhadap laporan kelompok temannya.
§ Guru bersama peserta didik menyimpulkan konsep baru yang diperoleh kemudian
mereka diminta melihat kembali jawaban yang telah disampaikan sebelum kegiatan
eksplorasi.
§ Guru membimbing peserta didik merkonstruksi kembali pengetahuan langsung dari objek
yang dipelajari tentang alam lingkungannya.
5) Tahap Pengembangan dan Aplikasi Konsep
§ Guru bertanya pada peserta didik tentang hal-hal yang diliahat dalam kehidupan sehari-
hari yang merupakan aplikasi konsep baru yang telah ditemukan.
§ Guru dan peserta didik mendiskusikan sikap dan kepedulian yang dapat mereka
tumbuhkan dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan konsep baru yang telah
ditemukan.
6) Tahap Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, guru memperlihatkan gambar suasana lingkungan yang berbeda
yaitu lingkungan yang terpelihara dan yang tidak terpelihara. Kemudian menggunakan
pertanyaan pancingan pada peserta didik sehingga mampu memberikan penilaian sendiri
tentang keadaan kedua lingkungan tersebut.
7) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup merupakan kegiatan penyimpulan yang dilakukan guru dan
peserta didik dari seluruh rangkaian pembelajaran. Sebagai bagian penutup, guru
menyampaikan pesan moral.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu adalah kemampuan manusia memanfaatkan akal fikir yang diberikan
Allah/Tuhan dalam bentuk pengetahuan guna mengelola alam dunia dan
memanfaatkannya.
Teknologi berasal dari istilah teckne yang berarti seni (art) atau keterampilan.
Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan.
IPS sebagai mata pelajaran di lembaga pendidikan mempunyai peran yang
sangat strategis. Hal ini terbukti dengan banyak ide atau pemikiran dari para ahli.
ITM meberikan kontribusi secara langsung terhadap misi pokok IPS, khususnya
dalam mempersiapkan warga Negara yang :
1. Memahami ilmu pengetahuan di masayarakat
2. Pengambilan keputusan antar warga Negara
3. Membuat hubungan antar beberapa pengetahuan
4. Meningkatkan generasi pada sejarah bangsa – bangsa beradab
Pendekatan yang digunakan dalam pengajaran IPS untuk proses pembelajaran ITM
adalah interdisipliner atau multidisipliner. Artinya dalam proses belajar mengajar di
kelas IPS, para siswa seyogianya diajak, dibina dan didorong agar dalam mengkaji
atau memecahkan masalah atau topik, dipandang dari berbagai disiplin ilmu. Ada
dalam pengajaran IPS, yakni:
1) Infusi ITM ke dalam mata pelajaran yang ada,
2) Perluasan melalui topik kajian dalam mata pelajaran,
3) Penciptaan/pembuatan mata pelajaran yang baru.
Sedangkan karakteristik dari program integral ITM dalam IPS terdiri atas empat
kategori sebagai berikut:
1) Hasilnya dinyatakan secara jelas,
2) Strategi organisasi,
3) Sistem dukungan,
4) Strategi instruksional.

Daftar Pustaka

Winataputra, Udin S. dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta :
Universitas Terbuka.
http://sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/lbsh1337044226.pdf di akses pada
tanggal 15 April 2022 Pukul 11:44

Anda mungkin juga menyukai