Anda di halaman 1dari 37

KEMASAN KACA/GELAS

Dewi Nur Azizah, S.T.P., M.P.


PENDAHULUAN
• Salah satu kemasan yang paling umum dan banyak
digunakan untuk mengemas produk hasil olahan.

• Perkembangan yang sangat penting dari teknik dan


teknologi pembuatan kaca diperoleh dengan
ditemukannya cara pembuatan kaca yang tipis dan
berkekuatan cukup besar serta tahan panas telah
membantu semakin kuatnya daya saing kaca
terhadap bahankemasan lain.
KEUNTUNGAN
1. Tembus pandang (transparan)
2. Kuat
3. Mudah dibentuk
4. Lembam
5. Tahan pemanasan
6. Pelindung terbaik terhadap kontaminasi & flavor
7. Tidak tembus gas, cairan, & padatan
8. Dapat diberi warna
9. Dapat dipakai kembali (returnable)
10. Relatif murah harganya
KERUGIAN

1. Lebih berat
2. Mudah pecah
3. Tidak dapat dibuang
4. Menambah biaya untuktransportasi
KARAKTERISTIK FISIK

1. Tahan panas
2. Kekuatan mekanik tinggi
3. Kedap gas
4. Warna kaca dapat diatur
KARAKTERISTIK FISIK
 Tahan panas
 Sifat fluida gelas bervariasi menurut suhu.
 Titik lebur dan titik beku tidak diketahui

 Kacajenis pyrex tahan terhadap suhu sangat tinggi.


Umumnya perbedaan antara suhu bagian luar dan
bagian dalam kaca tidak boleh lebih dari 27oC
 pemanasan botol harus dilakukan perlahan-
lahan.
 Konduktivitas panas kaca 30 kali lebih kecil
dibandingkan dengan konduktivitas panas besi.
KARAKTERISTIK FISIK
 Kekuatan Mekanik Tinggi
 Lebih tahan terhadap kompresi dari dalam
dibandingkan dengan tekanan dari luar
 pembotolan minuman berkarbonasi.
 Daya tahan kaca
 Dipengaruhi oleh komposisi, ketebalan ; bentuk wadah kaca
 Daya tahan relatif dari berbagai bentuk kaca
KARAKTERISTIK FISIK
 Kedap Gas
 Kedap terhadap semua gas  menguntungkan bagi
minuman berkarbonasi
 Barrier terhadap benda padat, cair, dan gas 
pelindung terhadap kontaminasi bau dan cita rasa.
 Sifat ketahanan kaca dapat diawetkan dengan cara
memberi lapisan yang tidak bereaksi dengan kaca
 minyak silikon, oksida logam, lilin, resin, belerang,
dan polietilen.
KARAKTERISTIK FISIK
 Warna kaca dapat diatur
 denganmenambahkan sejumlah kecil oksida-oksida
logam seperti :

 Penambahan  dilakukan pada proses


pembuatan wadah kaca.
KARAKTERISTIK KIMIA
 Definisi kaca secara kimia :
 Hasil peleburan berbagai oksida anorganik yang
tidak mudah menguap yang berasal dari peruraian
senyawa-senyawa kimia dimana struktur atomnya
tidak menentu.
 Definisi kaca secara fisika :
Cairan yang lewat dingin (supercolled liquid), tidak
mempunyai titik lebur tertentu, tetapi mempunyai
viskositas yang tinggi mencegah kristalisasi
KARAKTERISTIK KIMIA
 Kaca terdiri dari oksida-oksida logam dan
non logam.
 Bahan baku pembuatan kaca :
 Pasir silika (SiO2)
 Soda abu (Na2CO3)  dengan pembakaran pada suhu
tinggi akan terbentuk Na2O  kaca tampak jernih
 Batu kapur (CaO)  memperkuat kaca
 Pecahan kaca-cullet (calcin)  mempermudah peleburan
 Cullet kadang-kadang ditambahkan 15-20%
 Al2O3 dan boraksida (B2O3), titanium dan zirconium 
meningkatkan ketahanan dan kekerasan kaca
 Borax oksida pada kaca boroksilikat seperti pyrex  agar
gelas lebih tahan pada suhu tinggi
 Na2SO4 atau As2O3  menghaluskan dan menjernihkan
KARAKTERISTIK KIMIA
 Bahan dasar pembentuk kaca
 Major material  pasir silika, soda abu, batu kapur, dan cullet
 Minor material  natrium sulfat, natrium bikroma, selenium, dan
arang
 Pasir silika tanpa bahan lain  dapat dibuat menjadi
wadah kaca, tetapi tidak praktis peleburan
diperlukan suhu 1760-1870oC.
 Penambahan soda abu menurunkan suhu peleburan 1426-
1538oC  soda abu disebut FLUXING AGENT.
 Agar kemasan kaca bersifat inert dan netral  kaca
dicelupkan dalam larutan asam
 Untuk melindungi permukaan kemasan kaca  diberi
laminasi silikon polietilen glikol atau polietilen stearat
KARAKTERISTIK KIMIA
 Sifat kaca yang stabil
 Kaca dapat disimpan dalam jangka waktu panjang
tanpa kerusakan
 Wadah kaca inert dalam penggunaan bahan
yang mengandung asam kuat atau alkali
 Kaca yang disimpan pada kondisi dimana suhu
dan RH berfluktuasi  terjadi kondensasi
air dari udara sehingga garam-garam
dapat terlarut keluar kaca  blooming
JENIS KACA
Berdasar Komponen Penyusun
 Fused Silica
 Dibuat dengan meleburkan pasir.
 Ciri : titik lunaknya cukup tinggi  memberikan tahanan terhadap
panas yang baik; memberikan transmisi terhadap cahaya ultra violet
yang baik.
 Alkali Silika
 Mudah larut dalam air; banyak digunakan sebagai perekat karton
atau melapisi kulit telur supaya tahan terhadap serangan bakteri.
 Penyusun : pasir dan soda abu.
 Kaca Soda-Kapur Silikat  paling banyak diproduksi
 Titik lebur tidak terlalu tinggi dan cukup kental  tidak mengkristal;
mempunyai daerah kekentalan yang baik untuk proses pembuatannya.
 Bahan utama kaca soda kapur silikat : SiO2, CaO, Na2O, Al2O3,MgO
dan K2O.
 Tingkat ketahanan kimia rendah atau tingkat alkalinitasnya tinggi.
JENIS KACA
Berdasar Komponen Penyusun
 Kaca Barium
 Banyak digunakan untuk pembuatan kaca optik  indeks reflaksi yang tinggi
 banyak digunakan untuk pembuatan lensa kacamata bifokus dan panel
layar monitor televisi atau komputer.
 Kaca Borosilikat
 Mempunyai koefisien ekspansi terhadap goncangan rendah, tahan terhadap
serangan kimia, dan mempunyai tahanan listrik yang tinggi.
 Kandungan : 13-28% B2O3 dan 80-87% silika.
 B2O3  sebagai fluks terhadap silika.
 Keperluan industri dan laboratorium.
 Kaca Aluminosilikat
 Mengandung 20% alumina, sejumlah kecil CaO atau MgO dan kadang-kadang
menggunakan sedikit B2O3 sebagai fluks.
 Proses peleburan dan pembuatan lebih sukar dibandingkan dengan kaca
borosilikat.
 Kaca tipe ini mempunyai titik lunak yang tinggi dan koefisien ekspansi yang
rendah  digunakan untuk pembuatan termometer suhu tinggi, pipa-pipa
pembakaran dan lain-lain.
JENIS KACA
Berdasar Komponen Penyusun
 Kaca Kristal
 Disebut juga lead glass, memiliki tingkat kecemerlangan yang tinggi 
banyak digunakan sebagai kaca seni (art glass).
 Mengandung timbal (PbO) antara 20-74%  tidak
dapat digunakan untuk makanan dan minuman,
melainkan hanya untuk barang hiasan dan barang teknis.
 Tingkat kecemerlangan kaca kristal sesuai dengan
tingginya kadar timbal.

Mempunyai densitas yang lebih besar dari kaca soda
kapur silikat  kadar PbO yang lebih tinggi, maka kaca
kristal dapat digunakan sebagai perisai nuklir, pada
alat-alat yang menggunakan teknologi nuklir.
 Contoh : kaca seni dan berbagai jenis lensa, kaca
elekronika, dan kaca solder yaitu bahan penyambung
dua jenis kaca.
BAHAN DASAR
 Oksida Pembentuk Kaca
 Pasir kuarsa  sumber SiO2
 Silika : bahan yang sulit untuk melebur serta memerlukan
suhu yang sangat tinggi untuk meleburkannya
 Jika silika sudah dapat dilebur  kekentalannya sangat tinggi
dan gelembung-gelembung yang timbul selama peleburan sulit
untuk dikeluarkan.
 Bahan Pelebur
 Mengurangi kekentalan silika yang telah dileburkan
 Memberikan sifat alir dan sifat muai pada hasil peleburan
kaca, memungkinkan gelembung-gelembung yang terjadi
selama proses peleburan dapat keluar dengan sendirinya.
BAHAN DASAR
 Bahan Stabilisasi
 Hasil peleburan silika merupakan kaca yang larut dalam
air  tidak dapat digunakan untuk keperluan industri
 biasanya digunakan untuk perekat karton atau
untuk melapisi kulit telur masak agar terlindung dari
serangan bakteri.
 Untuk membuat agar kaca menjadi tidak larut dalam
air dan tahan terhadap zat-zat kimia  ditambahkan
bahan stabilisasi (CaCO3, MgCO3 dan Al2O3)
 Bahan Penyempurna
 Bahan pelembut untuk menghilangkan bliser atau seed
(seperti berbiji) pada kaca yang dihasilkan  sulfat
atau arsen oksida bergantung pada jenis kaca.
 Bahan pewarna : oksida cobalt, chrom, dan oksida besi
PROSES PEMBUATAN WADAH
 Bahan baku dicampur merata secara otomatis.
 Dimasukkan ke dalam tanur untuk dilelehkan dengan
suhu 1500-1600oC atau 1300oC.
 Tungku pembakaran dikendalikan oleh sistem (panel)
pengendali.
 Sebelum dicetak suhu diturunkan 1000-1200oC dan
lelehan kaca didiamkan beberapa saat.
 Cairan kaca dialirkan ke dalam mesin pembuat
botol.
 Lelehan dipotong-potong dengan ukuran yang
ditetapkan dalam bentuk gumpalan kasar.
 Gumpalan meluncur ke pencetakan pertama
PROSES PEMBUATAN WADAH
 Pembentukan dan pencetakan :
 Hembus ganda (blow and blow) untuk kaca berleher sempit (botol)
 Tekan dan hembus (press and blow) untuk kaca berleher lebar.
 Dipindahkan ke cetakan akhir (cetakan yang sebenarnya
dengan ukuran tertentu).
 Dibawa ke ruang “lehr” pendingin yang bersuhu 450oC.
 Wadah dipanaskan kembali (proses annealing).
 Perlahan-lahan didinginkan dari suhu 575-600oC menjadi
450oC dengan adanya aliran udara  membuat wadah
kaca menjadi tidak rapuh atau mudah pecah.
 Dilakukan pengawetan kaca dengan cara pre-cooling 
menjaga kompresor agar udara yang terhisap hanya udara
yang dalam keadaan bersih dan tidak mengandung air.
 Dilakukan pengawasan mutu :
 Ketika botol keluar dari cetakan
 Uji coba mekanis, elektris, dan visual di pabrik atau di laboratorium.
BAGIAN KEMASAN KACA
1. Penutup / tutup (finish)
2. Leher (neck)
3. Bahu (shoulder)
4. Batas pegas bagian atas
(Top spring line)
5. Badan (side wall)
6. Batas pegas bagian
bawah (bottom spring line)
7. Dasar
8. Tumit (heel)
9. Stippling
BENTUK KEMASAN KACA

1.Botol (leher tinggi, mulut sempit)


2.Jar (leher pendek, mulut lebar)
3.Tumbler (tanpa leher dan finish)
4.Jugs (leher pendek, ada pegangan)
5.Carboys (leher pendek, kotak kayu)
6.Vial dan Ampul (ukuran kecil)
1. Botol (Narrow Neck)
 Pengemas dari kaca yang
mempunyai leher langsing dari
badannya.
 Bagian leher bulat dan menyempit →
memudahkan penuangan isi dan
mempersempit ruangan tutup.
 Bentuk : oval, lonjong, dan silinder
 Kapasitas : 15-1000 mL
 Paling banyak digunakan untuk
mengemas bahan pangan bentuk :
- Cairan → sirup, air mineral,
minuman
- Setengah padat (semi solid) →
kecap dan saos
2. Jar (Wide Mouth)
 Mempunyai diameter mulut yang
lebar dan biasanya bagian leher
pendek.
 Membuka tutup biasanya dilakukan
dengan tangan.
 Mengeluarkan isinya dilakukan
dengan bantuan alat lain.
 Digunakan untuk mengemas bahan
dalam bentuk :
- Cairan yang mengandung
padatan → acar
- Semi padat → selai, jeli, dan pasta
- Padat → susu bubuk, kopi bubuk
3. Tumbler

 Bentuk kemas seperti jar,


tetapi tidak memiliki
fasilitas penutupan
khusus → tidak
mempunyai bagian
leher dan tutup (finish).
 Menyerupai gelas
minum.
 Kemasan untuk promosi
 Digunakan untuk
mengemas produk semi
padat → selai, jeli, dan
mayonaise.
4. Jugs

Botol dengan ukuran lebih


besar dan dilengkapi
dengan pegangan (carrying
handles) → mudah untuk
dibawa.
Leher biasanya pendek dan
sempit (langsing).
Digunakan untuk mengemas
cairan dengan ukuran ½
galon dan lebih → vinegar
5. Carboys
Pengemas kaca yang
sangat berat.
Bentuknya seperti botol
hanya bagian leher
pendek dan berkapasitas
3 galon atau lebih.
Ciri khusus → dilengkapi
dengan kotak kayu →
mengangkat atau
memegangnya
6. Vial dan Ampul
 Mempunyai ukuran kecil.
 Diameter < 2,5 cm dan tinggi < 15 cm.
 Sering digunakan sebagai pengemas obat-
obatan.
 Digunakan untuk mengemas bumbu masakan
dan zat warna.

Vial Ampul
TUTUP

Merupakan bagian terkecil dari


wadah, akan tetapi peranannya
sangat penting.
Menurut kondisi operasinya, tutup
dapat dibedakan atas :
- Tutup normal
- Tutup vakum
- Tutup tekanan
 Tutup normal
-Tekanan di luar dan di dalam wadah sama
-Contoh : tutup sumbat dan berulir
 Tutup vakum
- Kondisi vakum dan kedap udara dalam wadah
- Contoh : lug cap/ditarik dan omnia
 Tutup tekanan
- Mempertahankan isi wadah yang mengandung CO2
- Contoh : tutup mahkota dan berulir
BAHAN TUTUP
 Besi (kaleng)
 Dilapisi dengan sejenis vernis untuk menghindari kontak
langsung dengan bahan pangan  untuk menahan
tekanan dalam minuman bergas, bir dan makanan
yang dipanaskan dalam wadah tertutup.
 Alumunium
 Digunakan untuk air mineral, minuman tanpa gas, susu,
dan yoghurt.
 Gabus
 Plastik
 Digunakan untuk minuman yang tidak bergas dan
makanan dalam bentuk krim atau tepung (powder)
JENIS TUTUP
KEMASAN KACA

1. Tutup berulir (screw cap)


2. Tutup sumbat (band cap/press on)
3. Tutup mahkota (crown cap/crimp on)
4. Tutup twist off dan omnia (roll on)
1. Tutup Berulir (Screw Cap)

Digunakan untuk botol atau


jar → bagian leher
mempunyai alur sesuai
dengan alur pada tutupnya
dengan cara diputar
Bahan : logam/plastik
Perapat (gasket) : gabus,
karet, atau plastik
Digunakan untuk
mengemas produk yang
isinya mempunyai tekanan
2. Tutup Sumbat
(Band Cap/Press On)

Pemasangannya
ditekankan pada lubang
botol sampai rapat
Bahan : gabus/plastik
Digunakan untuk
mengemas produk yang
isinya tidak bertekananan,
kecuali whicky dan jenis
minuman beralkohol
3. Tutup Mahkota
(Crown Cap/Crimp On)
 Bentuk seperti mahkota,
bergerigi
 Bahan : tinplate
Perapat : plastik, kertas,
gabus, atau karet →
mencegah kebocoran
 Digunakan untuk
mengemas produk
minuman mengandung
CO2 : bir, minuman
ringan, air soda, dll
4. Tutup Twist Off dan Omnia
(Roll On)
Modifikasi dari tutup berulir
 Digunakan pada kemasan kaca bentuk jar
 Bahan tutup twist off : tinplate
 Bahan omnia : pelat alumunium dan
menutupi penutup karetnya
Metode Pengemasan
dengan Pembotolan

1. Cold pack method (metode penegemasan dingin)


- Bahan dan botol dingin, setelah sterilisasi
tutup dirapatkan (pembotolan saos tomat)

2. Hot pack method (metode pengemasan panas)


- Bahan panas, mempersingkat waktu sterilisasi

3. Open kettle method (metode wajan terbuka)


- Bahan panas, wadah steril, tutup langsung
rapat

Anda mungkin juga menyukai