Suatu materi mengalami perubahan fisika, adalah perubahan zat yang bersifat sementara,
seperti perubahan wujud, bentuk atau ukuran. Perubahan ini tidak menghasilkan zat baru.
Jika kita memanaskan es, maka es tersebut akan berubah menjadi air, selanjutnya jika kita
panaskan terus maka air akan berubah menjadi uap air. Peristiwa ini hanya menunjukan
perubahan wujud dimana es, adalah air yang berbentuk padat, dan air yang berbentuk cair,
dan uap air adalah air yang berbentuk gas. Tampak bahwa zat masih tetap air. Berbagai
macam perubahan wujud adalah contoh perubahan fisika. Beberapa contoh di bawah ini,
adalah perubahan wujud yang mudah kita amati. Perubahan fisika merupakan
perubahan pada zat yang tidak menghasilkan zat jenis baru. Misal, beras
yang ditumbuk menjadi tepung. Beras yang ditumbuk menjadi tepung,
hanya menunjukkan bentuk dan ukuran yang berubah, tetapi sifat molekul
zat pada beras dan tepung tetap sama. Terdapat beberapa ciri- ciri pada
perubahan fisika, yaitu: tidak terbentuk zat jenis baru, zat yang berubah
dapat kembali ke bentuk semula, hanya diikuti perubahan sifat fisika saja.
Perubahan sifat fisika yang tampak adalah bentuk, ukuran, dan warna
berubah.
Perubahan kimia
Perubahan kimia merupakan yang bersifat kekal dengan menghasilkan zat baru. Perubahan
kimia disebut juga reaksi kimia. Untuk mempermudah, dapat kita lakukan percobaan
sederhana. Batang kayu kita ambil dan dibakar, Batang kayu tersebut berubah menjadi abu,
asap dan disertai keluarnya panas. Abu, asap dan panas yang keluar tidak berubah kembali
menjadi batang kayu. Perubahan yang terjadi kekal dan menjadi ciri perubahan kimia, dengan
kata lain, zat sebelum bereaksi berbeda dengan zat sesudah bereaksi. Beberapa contoh lain
adalah :
1. Pembakaran bahan bakar, bensin atau solar menghasilkan zat cair dan asap serta
energi yang dapat menggerakkan kendaraan bermotor.
2. Proses fotosiontesa pada tumbuhan yang memiliki zat hijau daun, mengubah air, gas
karbon dioksida dan bantuan cahaya matahari dapat diubah menjadi makanan atau
karbohidrat,
3. Pemanasan batu kapur menghasil kapur tohor dan gas karbondioksida.
Penyalutan
Penyalutan (coating) adalah cara untuk mendapatkan stabilitas, penampakan yang menarik,
kemudahan penyerapan, atau menutupi rasa dan bau yang tidak enak suatu obat pada tablet
(Bauer et al., dan Porter et al. dalam Ohmori et al., 2004). Proses menutupi tablet dengan
suatu lapisan yang tipis dari zat yang umumnya inert. Penyalutan mempunyai beberapa
tujuan, antara lain:
a)
Menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari zat berkhasiat dan memudahkan pasien
b)
untuk menelan
Melindungi zat berkhasiat terhadap pengaruh luar, seperti kelembaban, oksigen,
c)
d)
cahaya, dll
Mengendalikan pelepasan obat (zat berkhasiat) dari tablet
Melindungi obat dari suasana dalam lambung; meningkatkan daya tarik (estetika)
e)
f)
Kelarutan obat = Lebih dari 50% senyawa kimia baru yang ditemukan saat ini bersifat
hidrofobik. Kegunaan secara klinik dari obat-obat hidro-fobik menjadi tidak efisien dengan
rendahnya daya kelarutan, dimana akan mengakibatkan kecilnya pe-netrasi obat tersebut di
dalam tubuh (Lawrence, 2000)).
Sangat mudah larut Kurang dari 1 bagian pelarut.
Mudah larut 1 - 10 bagian pelarut.
Larut 10 30 bagian pelarut.
Agak sukar larut 30 100 bagian pelarut.
Sukar larut 100 1.000 bagian pelarut.
Sangat sukar larut 1.000 10.000 bagian pellarut.
Praktis tidak larut Lebih dari 10.000 bagian pelarut.
pH sirup Zinc sulphate disebutkan dalam USP 30 : 2.5 4.5. Untuk mendapatkan pH sediaan
sedemikian, digunakan bufer sitrat yang terdiri dari asam sitrat dan sodium sitrat. Semakin
rendah pH sediaan, semakin berkurang rasa khelat.
Beberapa cara tersebut sebetulnya belum dapat menutupi rasa khelat dengan sempurna, meski
sudah cukup acceptable, menurut saya. So, ada yang tahu cara yang lebih efektif untuk
mengatasi masalah pada sirup Zinc sulphate ini? :p
Note : Penggantian bentuk garam bahan aktif dari Zinc sulphate monohydrate menjadi Zinc
sulphate heptahydrate terbukti dapat mengurangi rasa khelat. Akan tetapi, saya tidak bisa
mengganti source bahan aktif karena sediaan yang dikembangkan diklaim sebagai Zinc
sulphate monohydrate.
Dispersi padat
Pendahuluan
Teknik dispersi padat merupakan metode yang paling banyak dilakukan pada dua dekade
terakhir dalam peningkatan laju disolusi obat yang sukar larut. Peningkatan laju disolusi
terjadi karena pengurangan ukuran partikel, terbentuknya polimorfi atau amorf, terjadinya
kompleksasi dan terbentuknya larutan padat. Pembentukan titik eutektik melalui penggunaan
sistem biner atau terner secara signifikan dapat meningkatkan kelarutan dan disolusi dari obat
yang sukar larut.
Sistem dispersi dapat diartikan sebagai suatu sistem yang salah satu zatnya adalah fase
terdispersi kedalam zat atau fase pendispersi. Klasifikasi sistem dispersi dalam farmasi
dilakukan berdasarkan keadaan fisik medium dispersi, fasa terdispersi, serta ukuran partikel
fasa terdispersi. Klasifikasi ketiga sistem dispersi dibatasi pada medium cair berdasarkan
interaksi antara fasa terdispersi dan medium dispersi.Pada sistem iyofilik terdapat afinitas
antara fasa terdispersi dan medium cair. Dalam sistem iyofobik terdapat hanya sedikit tarikmenarik antara kedua fasa, seperti belerang dan magnesium stearat dalam air. Jika cairan
adalah air, maka di pakai terminologi hidrofobik. Kelompok ketiga dari klasifikasi ini adalah
molekul, yang mempunyai baik gugus hidrofolik maupun hidrofobik, yang dinamakan
ampifil. Molekul ini membentuk agregat dimensi koloidal yang dalam medium despersi
dinamakan misel, seperti surfaktan dalam air. Dari bermacam bentuk sediaan farmasi , sistem
dispersi cairan merupakan sistem yang paling kompleks. Faktor metode manufaktur,
pendekatan formulasi, pemilihan bahan formulasi, dan efek faktor lingkungan, seperti
terperatur dan waktu, sangat mempengaruhi variabilitas ketersediaan hayati produk,
karakteristik, dan variabel lain. Contoh dari bentuk sediaan cair adalah suspensi yang dapat
didefinisikan sebagai preparat yang mengandung pertikel obat yang terbagi secara halus
disebarkan secara merata dalam pembawa dimana obat menunjukkan kelarutan yang sangat
minimum.
A. Metode pembuatan dispersi padat
Penyiapan dispersi padat dihasilkan dengan mengurangi ukuran partikel sehingga luas
permukaannya meningkat dan meningkatkan laju disolusi. Akibatnya meningkatkan
bioavailabilitas
Partikel pada dispersi padat ditemukan memiliki derajat porositas yang lebih tinggi.
Peningkatan porositas dari partikel dispersi padat meningkatkan profil pelepasan obat.
Peningkatan porositas juga tergantung pada sifat pembawa
Pada obat dispersi padat memberikan larutan supersaturasi yang dianggap menjadi
bentuk polimorfik metastabil. Akibatnya dihasilkan obat dalam bentuk amorf yang
kelarutan partikelnya meningkat.
Selanjutnya ikatan non kovalen terdiri atas ikatan ionik, ikatan hidrogen dan
ikatan Van Der Waals. Berikut adalah penjelasan singkat tentang ikatan kimia
yang terbentuk.
Ikatan ionik adalah ikatan kimia yang terbentuk antara dua gugus dengan
muatan berlawanan. Muatan yang berlawanan ini, yaitu positif dan negatif.
Contohnya adalah ikatan kimia yang termasuk ke dalam ikatan ionik ini adalah
ikatan antara substrat dan enzim. Jarak optimal ikatan kimia ini adalah 28
Angstrom. Ikatan kimia lainnya yang merupakan ikatan ionik adalah ikatan
antara gugus karboksil yang diketahui bermuatan negatif terikat pada substrat
dan gugus amina yang bermuatan positif pada enzim. Pada ikatan ionik, terjadi
transfer elektron dari satu atom ke atom lainnya. Oleh karena berpindahnya
elektron, maka ada atom yang kedapatan elektron menjadi bermuatan negatif,
sedangkan atom yang kehilangan elektron akan bermuatan positif. [1] Jika atom
ketambahan elektron, maka atom tersebut menjadi ion negatif atau dikenal
dengan istilah anion. Sedangkan jika atom kehilangan elektron, maka atom
tersebut menjadi ion positif atau kation.[2] Karena adanya perbedaan muatan
antar ion (ion positif dan ion negatif), maka ion positif dan negatif akan saling
tarik menarik oleh gaya elektrostatik. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari
ikatan ionik.[1]
Ikatan hidrogen adalah ikatan kimia oleh satu atom hidrogen dengan dua atom
lain yang berbeda. Ikatan kimia ini dapat dibentuk di antara molekul-molekul
tidak bermuatan maupun molekul-molekul bermuatan. Atom yang mengikat
hidrogen lebih kuat disebut donor hidrogen sedang lainnya dinamakan akseptor
hidrogen. Ikatan hidrogen antar molekul-molekul air (H 2O). Perhatikan atom
oksigen pada kutub negatif berikatan dengan atom hidrogen pada kutub posif
air. Ikatan hidrogen dengan mudah terbentuk bila atom hidroegen terikat pada
atom elektronegatif seperti oksigen atau nitrogen. Fakta bahwa beberapa
senyawa organik dengan gugus hidroksi -OH atau gugus amino -NH2 relatif lebih
larut dalam air disebabkan karena pembentukan ikatan hidrogen dengan molekul
air. Dimerisasi asam karboksilat seperti asama asetat CH3COOH juga merupakan
contoh yang sangat baik adanya ikatan hidrogen.
Ikatan Van Derwalls dalah ikatan kimia yang terbentuk akibat daya tarik non
spesifik, yang berperan pada saat dua atom berjarak 3-4 Angstrom.
a. Alkohol primer (1) adalah suatu alkohol dengan gugus hidroksil (OH) terikat pada atom
karbon primer. Atom karbon primer adalah atom karbon yang mengikat satu atom karbon
lain.
Senyawa Ionik
Senyawa ionik merupakan senyawa kimia yang berikatan ionik. Senyawa ionik
biasanyat e r b e n t u k a n t a r a a t o m - a t o m u n s u r l o g a m d a n n o n l o g a m . At o m
u n s u r l o g a m c e n d e r u n g melepas elektron membentuk ion positif, dan atom unsur non
logam cenderung menangkapelektron membentuk ion negatif. Senyawa ionik terbentuk
karena tarikan antara dua ion yangb e r b e d a m u a t a n . P a d a s t r u k t u r n ya d i t u l i s k a n
d e n g a n m e n u l i s k a n p e r b a n d i n g a n u n s u r penyusunnya dalam bilangan yang paling
sederhana. Apabila melarut maka akan terbentuk ion-ion positip dan negatip. Adapun contoh senyawa ionik
adalah garam NaCl.Senyawa ionik dapat dibagi menjadi 4 bagian yaitu
1. Senyawa ionik sederhana, yaitu senyawa ionik yang mengandung ion-ion yang
terdiridari satu atom. Misalnya: NaCl, MgCl2, Na2O dan MgO.
2. Senyawa ionik yang mengandung kation sederhana dan anion poliatomik. Misalnya
K2SO4, NaNO3dan K2[HgI2].
3. Senyawa ionik yang mengandung kation poliatomik dan anion sederhana.
Misalnya:NH4Cl, N(CH3)4Br dan [Ag(NH3)2]Cl.
4. Senyawa ionik yang mengandung anion dan kation poliatomik. NH4NO3,
(NH4)2SO4 dan [Co(NH3)6][Cr(CN)6
http://www.slideshare.net/IndraGunawan22/evaluasi-tablet