PD/08/P2/2020
Nomor Revisi :1
Tanggal Terbit : 17 PEBRUARI 2020
A. LATAR BELAKANG
Instalasi Ruang P2 (Pengendalian dan Pencegahan) adalah suatu bagian
pelayanan di puskesmas yang memberikan pelayanan konseling, pencegahan,
pengobatan serta pemulihan terhadap penderita penyakit menular khususnya pada
penderita TB dan HIV dimana dalam pelayanannya terkait dengan kegiatan
penunjang lain seperti laboratorium dan farmasi.
Pelayanan Ruang P2 (Pengendalian dan Pencegahan) adalah salah satu
bentuk dari pelayanan kedokteran yang bertujuan mengupayakan kesembuhan dan
pemulihan pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang dapat.
Sedangkan Fungsi dari pelayanan Ruang P2 adalah sebagai tempat konsultasi,
pemeriksaan, pengobatan serta pemberian injeksi untuk pasien dengan penyakit
menular oleh dokter dan perawat dan tidak memerlukan pelayanan rawat inap.
Petugas yang ada di Ruang P2 adalah 1 orang perawat yang bertugas
sebagai programer dan 1 orang dokter sebagai penanggung jawab ruangan. Ruang
P2 merupakan salah satu dari jenis layanan di puskesmas yang memberikan
pelayanan untuk penyakit menular khususnya TB dan HIV berupa rujukan dari unit
lain untuk konseling, pengobatan dan penyuluhan kepada pasien atau masyarakat
agar tidak terjadi penularan dan komplikasi penyakit, serta meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam bidang kesehatan.
Pada tahun 2019 jumlah pasien TB di wilayah BLUD Puskesmas Jatiwates
yaitu 13 pasien dengan TCM positif yang ditemukan dan diobati dari 4 target yang
ditetapkan Dinas Kesehatan (3,25%). Adapun penderita HIV yang ditemukan mulai
tahun 2008 sampai bulan Desember tahun 2019 sebanyak 34 orang penderita,
antara lain :
20 orang penderita diantaranya telah meninggal dunia,
2 orang penderita hilang jejak,
1 orang penderita menolak untuk dilakukan pengobatan,
1 orang masih profilaksis cotrimoxazol,
10 orang penderita lainnya masih rutin melakukan pengobatan ARV.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat
b. Meningkatkan kepuasan pelanggan atau konsumen puskesmas
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan program P2 sesuai standar puskesmas
b. Melaksanakan pembenahan administrasi
c. Membuat komitmen yang dipenuhi dan dipatuhi oleh petugas di ruang P2 dalam
rangka memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas
C. SASARAN PEDOMAN
Sasaran kegiatan Ruang P2 di puskesmas adalah
1. Pelayanan pengobatan penyakit menular khususnya TB
2. Melakukan konseling HIV
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pelayanan Ruang P2 yang dilaksanakan di BLUD Puskesmas
Jatiwates meliputi :
1. Pelayanan dalam gedung meliputi:
a. Pelayanan pemeriksaan dan pengobatan TB;
b. Pelaksanaan konseling HIV;
c. Pelayanan rujukan ANC Terpadu ibu hamil;
d. Penyuluhan
e. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
f. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan.
2. Pelayanan luar gedung:
a. Kunjungan rumah pada penderita TB yang diobati;
b. Kunjungan rumah pada pasien mangkir;
c. Kunjungan rumah pada penderita HIV;
d. Melaksanakan kegiatan gerakan 120 bersama dengan kader TB
e. Sosialisasi penyakit menular pada kader TB;
E. Batasan Operasional
Pelayanan Ruang P2 merupakan pelayanan kesehatan komprehensif dan
berkualitas yang dilakukan melalui:
1. Pemberian pelayanan dan konseling kesehatan.
2. Penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila di perlukan.
3. Melibatkan keluarga dalam pengawasan minum obat
4. Memberikan injeksi pada kasus-kasus TB kambuh baik yang kategori II maupun
MDR.
BAB II
STANDART KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM pelayanan Ruang P2 BLUD
Puskesmas Jatiwates adalah :
Status Kepegawaian
No. Pendidikan KONTRA
PNS PTT MAGANG
K
1 Dokter Umum 1 0 0 0
2 Perawat 1 0 0 0
JUMLAH 2 0 0 0
Sumber: Data Dasar BLUD Puskesmas Jatiwates Tahun 2020
C. JADWAL KEGIATAN
Adapun penjadwalan untuk pelayanan di ruang P2 adalah
1. Setiap hari Senin untuk pasien lama yang mengambil obat.
2. Setiap hari Senin sampai Sabtu untuk pasien TB yang mendapatkan injeksi.
3. Setiap hari Senin sampai Sabtu untuk pasien-pasien rujukan dari unit lain
maupun dari Instansi lain.
BAB III
STANDART FASILITAS
A. DENAH RUANG
Ruangan P2 diatur sedemikian agar pelayanan bisa berjalan lancar. Pasien-
pasien lama yang datang untuk kontrol maupun mengambil obat langsung menuju
ruang tunggu yang ada di depan ruang P2. Pendaftaran pasien bisa dilakukan oleh
keluarga atau programer TB yang bertujuan untuk meminimalisir penularan ke
pengunjung Puskesmas lainnya.
B. STANDAR FASILITAS
Fasilitas di Ruang P2 terdiri dari :
1. Ruang pelayanan P2 TB
- Ruang Tunggu
- Ruang Injeksi Pasien TB
- Ruang administrasi
- Laboratorium
- Apotek
2. Peralatan :
- Alat pengukur BB
- Tensi meter
- Spuit
- Savety Box
- Buku register TB 03
- Kartu TB 01
- Kartu TB 02
- Register TB 16
- Register Pasien
- Blanko konseling HIV
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
1. Pelayanan pemeriksaan dan pengobatan TB;
2. Pelaksanaan konseling HIV;
3. Pelayanan rujukan ANC Terpadu ibu hamil;
4. Penyuluhan
5. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
6. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan.
B. METODE
1. Petugas menyiapkan Rekam Medis dan obat pasien di ruang P2
2. Pasien datang dan menunggu di ruang tunggu P2.
3. Petugas Ruang P2 memanggil pasien dan mencocokan Identitas pasien kalau
cocok/ sesuai langsung di anamnesa.
4. Petugas Ruang P2 melakukan anamnesa dan pemeriksaan sesuai dengan
standart pelayanan yang ada di ruang P2.
5. Petugas memberikan pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan penderita.
6. Menyampaikan pesan kontrol ulang.
7. Petugas mencatat di register kunjungan ruang P2
9 . Petugas mendaftarkan pasien ke loket pendaftaran.
10. Pencatatan dan pelaporan
11. Mengembalikan Rekam Medik pasien ke Ruang Loket Pendaftaran.
12. Menyerahkan lembar resep obat ke Ruang Farmasi
13. Memasukkan data kesimpus dan pcare bagi pasien BPJS di Ruang Periksa
Umum.
C. LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan kelengkapan alat di Ruang P2
Petugas ruang P2 sebelum pelayanan mengecek kelengkapan alat- alat
penunjang pemeriksaan seperti tensimeter, stetoskop, thermometer, dan
Timbangan berat badan serta dokumen pendukung seperti blanko pengobatan
TB, blanko konseling HIV, blanko pengantar laboratorium, blangko rujukan
dan lainnya
Petugas ruang P2 melakukan pembersihan di alat-alat yang bersinggungan
dengan pasien
2. Persiapan pemeriksaan pasien
Petugas ruang P2 menyiapkan rekam medis pasien
Pasien di panggil sesuai antrian
Pasien siap dilakukan pemeriksaan dan dicatat di buku register
3. Kajian awal : adalah suatu proses untuk menegakkan diagnose dan menentukan
pengobatan.
Untuk pasien baru yang sudah terdeteksi oleh kuman TB baik itu rujukan dari
ruang periksa umum maupun dari Instansi lain diberikan obat paket TB sesuai
dengan status TB nya, baru, kambuh atau MDR.
Pasien yang sudah teridentifikasi diberikan obat sesuai yang dibutuhkan.
Pasien yang sudah terdiagnosa di KIE tentang masalah kesehatannya
Semua kegiatan dilakukan pencatatan pada rekam medis pasien
4. Pendidikan/penyuluhan pasien: adalah merupakan suatu cara untuk
menyampaikan informasi tentang kesehatan atau saran selama menjalani
pengobatan, agar tercipta pengobatan yang optimal.
Semua pasien yang sudah terdiagnosa dilakukan penyuluhan/pendidikan dan
informasi tentang masalah kesehatannya
Dilakukan evaluasi sejauh mana pasien dan keluarga memahami tentang
informasi yang disampaikan petugas
Jika pasien/keluarga pasien memahami maka petugas menuliskan pada
lembar KIE di rekam medis pasien.
Dilakukan kontrol sesuai kesepakatan tergantung keluhan dan masalah
kesehatan pasien.
5. Layanan klinis yang menjamin kesinambungan layanan: adalah pelayanan klinis
yang dilakukan untuk pasien mencakup kebutuhan biopsikososial spiritual
dengan melibatkan seluruh tim kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan
pasien.
Pasien yang sudah mendapat layanan klinis dilakukan monitoring dan evaluasi
sesuai kebutuhan
Petugas medis/paramedis memberikan KIE kepada pasien atau keluarga
pasien untuk datang kembali kontrol bila ada keluhan atau dengan suatu
pertimbangan khusus pasien perlu kontrol sesuai masalah kesehatan pasien,
petugas yang menentukan waktu kontrol bila ada pertimbangan khusus
Petugas mendokumentasikan hasil kegiatannya pada rekam medis
6. Alternatif penanganan pasien yang tidak mungkin dilakukan di Puskesmas :
adalah suatu tindakan penjelasan kepada pasien tentang alternative penanganan
pasien yang tidak mungkin dilakukan di BLUD Puskesmas Jatiwates.
Pasien yang sudah terdiagnosa maka petugas medis/ paramedis
merencanakan terapi sesuai kebutuhan pasien.
Untuk kasus – kasus tertentu yang mempunyai beberapa alternative pilihan
terapi, maka petugas memberitahukan alternative tersebut dengan
menginformasikan keuntungan dan kekeurangan semua alternative
pengobatan, tentang efek sampingnya dan pengaruhnya terhadap kondisi
pasien.
Alternative penanganan tersebut tidak mungkin dilakukan di Puskesmas.
Pasien/keluarga pasien dipersilahkan untuk memilih alternative
penanganannya
Pasien/ keluarga pasien menandatangani informed consent
Petugas menyiapkan rujukan, serta mempersilahkan pasien/keluarga pasien
untuk memilih Rumah Sakit rujukan berdasarkan kebutuhan pasien, maupun
berdasarkan asuransi yang menanggung pasien
Pasien siap di rujuk.
7. Merujuk pasien ke Rumah Sakit dari Ruang P2: adalah merujuk pasien yang
memerlukan fasilitas yang lebih lengkap baik untuk pengobatan, pemeriksaan
penunjang, maupun untuk kebutuhan spesialistik pasien yang tidak mampu
dilayani di Puskesmas.
Pasien yang sudah di diagnosa oleh petugas medis/paramedis dan ternyata
memerlukan rujukan ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan laborat,
pengobatan/perawatan lebih lanjut.
Maka petugas paramedis membuatkan rujukan sesuai dengan kebutuhan
pasien, untuk pasien BPJS menggunakan rujukan online melalui aplikasi
Pcare, untuk pasien umum menggunakan surat rujukan pasien umum,
sedangkan untuk pasien KJS (Kartu Jombang Sehat) di buatkan rujukan
khusus KJS.
Jika pasien masih bisa rawat jalan maka rujukan ke poli, sedangkan untuk
kasus gawat darurat maka petugas mengirim pasien ke Ruang Tindakan untuk
mendapatkan penanganan awal sebelum di rujuk.
Sebelum dilakukan rujukan dilakukan penjelasan ke pasien tentang diagnosa,
rumah sakit yang bisa melayani diagnose tersebut serta dilakukan pengisian
form persetujuan rujukan.
8. Pemberian resep
Pasien yang sudah terdiagnosa dilakukan perencananaan layanan medis dan
memberikan obat paket TB sesuai dengan kebutuhan pasien.
Petugas medis menuliskan resep pada kertas resep dan selanjutnya
menyerahkan kertas resep ke Ruang Farmasi.
9. Merapikan peralatan setelah pelayanan
Setelah selesai pelayanan petugas merapikan semua peralatan dan berkas –
berkas yang ada di Ruang P2.
10. Input data pasien ke p-care/ SIMPUS dari unit layanan
Pasien yang sudah mendapatkan layanan klinis, maka data mulai anamnesa
sampai terapinya d masukkan ke p- care dan SIMPUS.
Semua data pasien masuk ke SIMPUS, khusus untuk pasien BPJS saja yang
di masukkan ke p-care
Alur pelayanan Ruang P2
LABORATORIUM
PASIEN
DATANG PASIEN
DIPANGGIL RUANG P2 PULANG
Rujukan eksternal
Rujukan internal
RSUD / Instansi
Lain
Rujukan eksternal
Ruang Periksa Umum
Ruang Gizi
BAB V
LOGISTIK
A. Pengertian
Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah melindungi pasien dan
masyarakat dari penularan penyakit/infeksi silang, dan dari kejadian yang
membahayakan keselamatan pasien yang bukan akibat dari penyakitnya sendiri.
Sistem ini mencegah terjadinya:
1. Kesalahan akibat dari tindakan petugas yang tidak kompeten.
2. Penularan ke pasien lain.
3. Lingkungan yang tidak memenuhi standar.
B. Tujuan
Untuk mencegah terjadinya penularan penyakit ke Petugas, pasien lain
maupun pengantar.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien tentunya mempunyai resiko terpapar infeksi, oleh sebab itu
tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko tertular
penyakit agar dapat bekerja maksimal.
A. Tujuan
1. Petugas kesehatan di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
2. Petugas kesehatan di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat
kerjanya. Untuk menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus
menerapkan prinsip “Universal Precaution”.