Ruang lingkup tenaga kesehatan lainnya di lingkungan RSUD dr. Dradjat Prawiranegara
yang dinaungi oleh Komite Tenaga Kesehatan Lainnya adalah sebagai berikut :
a. Apoteker
b. Tenaga Teknis Kefarmasian
c. Tenaga Gizi
d. Fisioterapis
e. Tenaga Sanitasi Lingkungan
f. Terapis Wicara
g. Psikologi Klinis
h. Perekam Medis
i. Teknisi Kardiovaskuler
j. Teknisi Transfusi Darah
k. Refraksionis optisien/ optometris
l. Perawat Gigi
m. Teknisi Gigi
n. Radiografer
o. Elektromedis
p. Ahli Teknik Laboratorium Medik
q. Penata Anestesi
r. Ahli Kesehatan Masyarakat
Struktur organisasi Komite Tenaga Kesehatan Lainnya terdiri dari Ketua, Wakil Ketua,
Sekretaris, Bendahara. Terdapat tiga sub komite, yang terdiri dari Sub Komite Kredensial, Sub
Komite Mutu dan Sub Komite Etik dan Disiplin. Bagan struktur organisasi Komite Tenaga
Kesehatan Lainnya dapat dilihat sebagai berikut :
Ketua Komite
Tenaga Kesehatan Lainnya
Apt. Ahmad Sofan, M. Farm.
Sekretaris
Wakil Ketua Komite Irma Infitar, AMG, RD
Tenaga Kesehatan Lainnya Apt. Putri Najmi Salma, S.Farm
Sulas Muharam, A. Tr. Rad
Sub Komite Kredensial Sub Komite Mutu Profesi Sub Komite Etik & Disiplin
Apt. Ratna Permana Sari, MSc. Widji Sri Mulyani, AMG,. RD Sake Pramawisakti, S.Psi
TUGAS DAN URAIAN JABATAN
a. Tujuan
Melakukan Kredensialing Nakes Lainyaa untuk menjamin bahwa Tenaga Kesehatan
Lainnya yang memberikan asuhan/ pelayanan memiliki kompeten dan etis.
c. Keanggotaan
Keanggotaan sub komite kredensial sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, serta
beberapa anggota.
d. Mekanisme
i) Mempersiapkan kewenangan sesuai kompetensi
ii) Menyusun kewenangan klinis dengan kriteria : pendidikan, lisensi, prestasi
penjagaan dan peningkatan mutu pelayanan Tenaga Kesehatan Lainnya, status
personal, status kesehatan serta tidak pernah terlihat dalam tindak kriminal dan
kekerasan jika melakukan praktik mandiri, jelaskan pola praktik dan
implementasinya.
iii) Membuat keputusan untuk pemberian kewenangan dengan memberikan
rekomendasi kepada komite Tenaga Kesehatan Lainnya
iv) Melakukan pembinaan dan penilaian kewenangan secara berkala
v) Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang di tetapkan.
c. Keanggotaan
Sub komite mutu profesi terdiri dari sekurang-kurangnya dua orang, sebagai ketua,
anggota. Dibantu oleh Tenaga Kesehatan Lainnya yang di beri wewenang untuk
melakukan assesmen kompetensi dan kelompok Tenaga Kesehatan Lainnya.
d. Mekanisme Kerja
Untuk melaksanakan tugas sub komite mutu profesi, maka ditetapkan mekanisme
sebagai berikut :
Penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu dilakukan secara
terencana, terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga pelayanan Tenaga
Kesehatan Lainnya yang diberikan benar-benar menjamin pasien akan aman dan
mendapat kepuasan.
a. Tujuan
Sub komite etik &disiplin profesi bertujuan :
i) Melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan Lainnya
yang tidak layak.
ii) Memelihara dan meningkatkan profesionalisme Tenaga Kesehatan Lainnya.
b. Tugas dan Kewenangan
i) Melakukan penegakan disiplin profesi Tenaga Kesehatan Lainnya.
ii) Melakukan pembinaan etika Tenaga Kesehatan Lainnya.
iii) Membantu menyelesaikan masalah-masalah pelanggaran disiplin dan masalah-
masalah etik dalam pelayanan asuha Tenaga Kesehatan Lainnya.
iv) Memberikan nasehat pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam
asuhan Tenaga Kesehatan Lainnya.
c. Keanggotaan
Sub komite etik &disiplin profesi Tenaga Kesehatan Lainnya terdiri dari 1 (satu)
orang Tenaga Kesehatan Lainnya Dalam penegakan disiplin profesi dilakukan oleh
subkomite etik
d. Mekanisme kerja
i) Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan tahapan:
1. Identifikasi sumber lapran dari manajemen rumah sakti, Tenaga Kesehatan
Lainnya lain, dokter atau tenaga kesehatan lain serta pasien dan keluarganya,
juga dapat berasal dari laporan hasil konferensi klinis dan kematian.
2. Pemeriksaan didahulukan oleh subkomite etik dan profesi melalui proses
pembuktian. Tim menggunakan keterangan saksi ahli sesuai kebutuhan.
Seluruh pemeriksaan dilakukan tertutup dan rahasia.
ii) Membuat keputusan
Keputusan dilakukan berdasarkan pertimbangan dan diskusi dengan pihak terkait.
Bila Tenaga Kesehatan Lainnya merasa keberatan terhadap keputusan maka yang
bersangkutan dapat mengajukan bukti-bukti baru yang kemudian sub komite etik
disiplin membetuk tim baru. Akhirnya keputusan di laporkan kepada direksi
rumah sakit melalui komite Tenaga Kesehatan Lainnya.
iii) Memberikan tindakan disiplin profesi Tenaga Kesehatan Lainnya berupa teguran,
penugasan peringatan tertulis, pembatasan sampai pencabutan wewenang klinis,
sementara atau selamanya, serta bekerja dibawah supervisi dari Tenaga Kesehatan
Lainnya yang memiliki kewenangan.
iv) Memberi keputusan tindakan disiplin untuk di laksanakan. Keputusan sub komite
disiplin profesi diserahkan kepada Direktur rumah sakit dalam bentuk
rekomendasi Komite Tenaga Kesehatan Lainnya untuk selanjutnya disampaikan
kepada Tenaga Kesehatan Lainnya oleh Direktur Rumah Sakit untuk
dilaksanakan.
v) Melakukan pembinaan profesionalisme Tenaga Kesehatan Lainnya.
Pembinaan profesionalisme merupakan bagian penting dari tahapan sosialisasi
profesionalisme Tenaga Kesehatan Lainnya untuk mencapai profesionalisme.
Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam pelaksanaan praktik
Tenaga Kesehatan Lainnya sehari-hari.
vi) Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/topic dan metode serta
evaluasi.
vii) Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya, symposium,
“bedside teaching”, refleksi diskusi kasus dan lain-lain disesuaikan dengan
lingkup pembinaan dan sumber yang tersedia.
viii) Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan bidang Tenaga Kesehatan Lainnya,
diklat dan kelompok fungsional Tenaga Kesehatan Lainnya untuk melakukan
pembinaan.
MITRA BESTARI
Mitra Bestari adalah sekelompok orang yang memiliki perilaku bijak bestari, senior
dalam kesamaan profesi dari tenaga kesehatan, dapat menjadi role model bagi tenaga kesehatan
lainnya dan dianggap dapat menilai/ mengevaluasi kompetensi tenaga kesehatan tertentu untuk
melakukan pelayanan kesehatan.
Tenaga medis dalam mitra bestari tersebut berasal tidak terbatas dari staf medis yang
telah ada di rumah sakit tersebut saja, tetapi dapat juga berasal dari luar rumah sakit, misalnya
dari rumah sakit lain, perhimpunan tenaga kesehatan, dan/atau institusi sesuai dengan
pendidikan.
Mekanisme proses kredensial dan re-kredensial tenaga kesehatan dilakukan oleh Komite
Tenaga Kesehatan melalui subkomite kredensial. Setelah dilakukan evaluasi proses kredensial,
komite tenaga kesehatan lainnya memberikan rekomendasi kepada direktur untuk pemberian
surat penugasan klinis seorang tenaga kesehatan lainnya berdasarka Rincian Kewenagan Klinis
(RKK).
Sub komite kredensial tenaga kesehatan lainnya melakukan verifikasi berkas pengajuan
kredensial dan re-kredensial, usul pembentukan mitrabestari, penjadwalan kredesial,
pemanggilan pemohon, dan melakukan pelaksanaan kredensial tenaga kesehatan lainnya
berdasarkan kewenangan klinis profesi.
Adapun proses yang dilakukan dalam mekanisme kredensial tenaga kesehatan lainnya
adalah sebagai berikut :
a. Tahap pertama, Pengajuan Kredensial/ re-kredensial
Setiap tenaga kesehatan mengisi dan melengkapi formulir kredensial/re-kredensial serta
mengajukan ke komite Tenaga Kesehatan Lainnya. Adapun syarat pengajuan
kredensial/re-kredensial tenaga kesehatan lainnya harus melampirkan dokumen yang
diperlukan :
1. FC ijazah yang dilegalisir dengan cap basah
2. Portofolio tenaga kesehatan lainnya
3. Surat Tanda Registrasi / SIK yang masih berlaku
4. FC sertifikat pelatihan teknis minimal 5 tahun terakhir pada saat pengajuan
5. Uraian jabatan
Untuk pengajuan re-kredensial ditambahkan dengan persyaratan :
Syarat tambahan yang diperlukan adalah hasil pemeriksaan fisik dan mental tenaga
kesehatan serta lampiran perubahan/penambahan kompetensi untuk mengajukan re-
kredensial.
Alur proses kredensial dan Re Kredensial Tenaga Kesehatan Lainnya dapat dilihat pada
bagan alur di bawah ini.
Diterbitkan SPK
SPK
Diterbitkan SPK
SPK