Anda di halaman 1dari 15

RUANG LINGKUP KREDENSIAL – REKREDENSIAL

Proses Kredensial diperlukan untuk menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam


memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan standar profesi.
Proses Kredensial mencakup tahapan review, verifikasi dan evaluasi terhadap dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan kinerja tenaga keperawatan. Berdasarkan hasil proses
Kredensial, Komite Tenaga Kesehatan Lainnya merekomendasikan kepada Direktur untuk
menetapkan Penugasan Klinis yang akan diberikan kepada tenaga kesehatan yang berupa surat
Penugasan Klinis. Penugasan Klinis tersebut berupa daftar Kewenangan Klinis yang diberikan
oleh Direktur Rumah Sakit kepada tenaga kesehatan untuk melakukan asukan klinis dalam
lingkungan rumah sakit untuk suatu periode tertentu.
Kualifikasi tenaga kesehatan lainnya yang berada di RSUD dr, Dradjat Prawiranegara
harus memiliki prasyarat sebagai berikut :
a. Mempunyai ijazah sesuai pendidikan profesi
b. Surat Tanda Registrasi (STR) Profesi
c. Mamiliki izin kerja (SIK) Profesi
d. Mempunyai sertifikat pelatihan teknis terkait profesi
e. Pengalaman, terdokumentasi dalam bentuk rekapitulasi logbook
f. Telah lulus uji kompetensi profesi
g. Mempunyai etika, disiplin dan perilaku profesi sesuai aturan RSUD dr. Dradjat
Prawiranegara
h. Mampu bekerjasama dan berkomunikasi dalam memberikan pelayanan kesehatan
yang prima dengan mengutamakan keselamatan pasien

Ruang lingkup tenaga kesehatan lainnya di lingkungan RSUD dr. Dradjat Prawiranegara
yang dinaungi oleh Komite Tenaga Kesehatan Lainnya adalah sebagai berikut :

a. Apoteker
b. Tenaga Teknis Kefarmasian
c. Tenaga Gizi
d. Fisioterapis
e. Tenaga Sanitasi Lingkungan
f. Terapis Wicara
g. Psikologi Klinis
h. Perekam Medis
i. Teknisi Kardiovaskuler
j. Teknisi Transfusi Darah
k. Refraksionis optisien/ optometris
l. Perawat Gigi
m. Teknisi Gigi
n. Radiografer
o. Elektromedis
p. Ahli Teknik Laboratorium Medik
q. Penata Anestesi
r. Ahli Kesehatan Masyarakat

STRUKTUR ORGANISASI KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA

Struktur organisasi Komite Tenaga Kesehatan Lainnya terdiri dari Ketua, Wakil Ketua,
Sekretaris, Bendahara. Terdapat tiga sub komite, yang terdiri dari Sub Komite Kredensial, Sub
Komite Mutu dan Sub Komite Etik dan Disiplin. Bagan struktur organisasi Komite Tenaga
Kesehatan Lainnya dapat dilihat sebagai berikut :

Direktur RSUD dr. Dradjat


Prawiranegara Kabupaten Serang
Dr. Rachmat Setiadi, MARS, MH. Kes

Ketua Komite
Tenaga Kesehatan Lainnya
Apt. Ahmad Sofan, M. Farm.

Sekretaris
Wakil Ketua Komite Irma Infitar, AMG, RD
Tenaga Kesehatan Lainnya Apt. Putri Najmi Salma, S.Farm
Sulas Muharam, A. Tr. Rad
Sub Komite Kredensial Sub Komite Mutu Profesi Sub Komite Etik & Disiplin
Apt. Ratna Permana Sari, MSc. Widji Sri Mulyani, AMG,. RD Sake Pramawisakti, S.Psi
TUGAS DAN URAIAN JABATAN

1.1 KETUA KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA


Tugas Ketua Komite Tenaga Kesehatan Lainnya adalah :

a. Membantu Tugas direktur untuk pelaksanaan dan Monitoring kegiatan yang


terkait dengan tenaga kesehatan lainyaa
b. Melakukan Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan dengan Kepala Instalasi dan atau
Penanggung Jawab di Instalasi yang membawahi Tenaga kesehatan Lainyaa
sesuai dengan profesinyaa
c. Mejalankan program kerja Komite nakes lainyaa
d. Menyelenggarkan dan bertanggung jawab atas semua risalah rapat yang
diselenggarakan ketua Komite Tenaga Kesehatan Lainnya.
e. Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh direktur dan Sub Komite lainnya.
f. Menentukan agenda rapat Komite Tenaga Kesehatan Lainnya.

1.2 WAKIL KETUA KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA


Tugas Wakil Ketua Komite Tenaga Kesehatan Lainnya adalah :

a. Membantu ketua di setiap kegiatan komite tenaga kesehatan lainnya


b. Mewakili Komite Tenaga Kesehatan Lainnya dalam hal Ketua Komite Tenaga
Kesehatan Lainnya berhalangan
c. Membantu Ketua dalam menjalankan Program Nakes Lainyaa

1.3 SEKRETARIS KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA


Sekretaris Komite Tenaga Kesehatan Lainnya ditetapkan oleh Ketua Komite
Tenaga Kesehatan Lainnya.

a. Sekretaris Komite Tenaga Kesehatan Lainnya bertanggung jawab untuk


mengkordinasikan tugas - tugas kesekretariatan Komite Tenaga Kesehatan
Lainnya.
b. Pada sekretaris Komite Tenaga Kesehatan Lainnya diperbantukan petugas
sekretariat dan segala prasarana lain yang di sediakan oleh rumah sakit.
c. Tugas Sekertaris Komite Tenaga Kesehatan Lainnya adalah :
i) Melakukan pemberitahuan kepada semua anggota yang berhak untuk
menghadiri rapat-rapat Komite Tenaga Kesehatan Lainnya.
ii) Mempersiapkan dan mengedarkan risalah rapat yang lengkap kepada hadirin
yang berhak menghadiri rapat.
iii) Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Ketua Komite Tenaga
Kesehatan Lainnya.
iv) Mendokumentasikan dan mengarsip seluruh kegiatan Komite Nakes lainya

1.4 SUB KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA


1.3.1 SUB KOMITE KREDENSIAL
Kredensial adalah proses verifikasi kompetensi seorang tenaga kesehatan lainnya
yang selanjutnya ditetapkan kewenangan klinis (clinical privilege) untuk melakukan
tindakan sesuai dengan lingkup prakteknya. Rumah sakit wajib menetapkan kewenangan
klinis tenaga kesehatan yang memperoleh izin praktek dalam rangka melaksanakan tata
kelola klinis yang baik (good clinical governance). Kewenangan klinis harus dirumuskan
dalam peraturan internal Tenaga Kesehatan Lainnya.

a. Tujuan
Melakukan Kredensialing Nakes Lainyaa untuk menjamin bahwa Tenaga Kesehatan
Lainnya yang memberikan asuhan/ pelayanan memiliki kompeten dan etis.

b. Tugas dan wewenang


Tugas sub komite kredensial adalah :
i) Menyusun dan membuat daftar kewenangan klinis berdasarkan masukan dari
kelompok staf Tenaga Kesehatan Lainnya
ii) Melakukan assesmen dan pemeriksaan :
1. Kompetensi
2. Status kesehatan
3. Perilaku
4. Etika profesi
iii) Melaporkan hasil assesmen dan pemeriksaan serta memberikan rekomendasi
kewenangan klinik kepada komite Tenaga Kesehatan Lainnya
iv) Melakukan proses kredensial dan rekeredensial pada saat masa berlaku surat
penugasan klinis habis, adanya permintaan khusus dari komite Tenaga Kesehatan
Lainnya, atau permohonan dari Ybs.
Sub komite kredensial mempunyai kewenangan menilai dan memutuskan
kewenangan klinis yang adekuat sesuai kompetensi yang dimiliki setiap Tenaga
Kesehatan Lainnya

c. Keanggotaan
Keanggotaan sub komite kredensial sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, serta
beberapa anggota.

d. Mekanisme
i) Mempersiapkan kewenangan sesuai kompetensi
ii) Menyusun kewenangan klinis dengan kriteria : pendidikan, lisensi, prestasi
penjagaan dan peningkatan mutu pelayanan Tenaga Kesehatan Lainnya, status
personal, status kesehatan serta tidak pernah terlihat dalam tindak kriminal dan
kekerasan jika melakukan praktik mandiri, jelaskan pola praktik dan
implementasinya.
iii) Membuat keputusan untuk pemberian kewenangan dengan memberikan
rekomendasi kepada komite Tenaga Kesehatan Lainnya
iv) Melakukan pembinaan dan penilaian kewenangan secara berkala
v) Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang di tetapkan.

1.3.2 SUB KOMITE MUTU


Dalam rangka menjamin pasien untuk memperoleh pelayanan asuhan Tenaga
Kesehatan Lainnya berkualitas, maka Tenaga Kesehatan Lainnya sebagai pemberi
pelayanan harus bermutu, kompeten, etis dan profesional. Perlu dilakukan upaya-upaya
yang terencana dan terarah agar kompetensi dipertahankan dan dikembangkan.Tenaga
Kesehatan Lainnya harus memberikan pelayanan asuhan dengan standar praktik, standar
pelayanan dan standar prosedur operasional yang ditetapkan oleh rumah sakit.
Mutu pelayanan Tenaga Kesehatan Lainnya harus selalu dipantau dievaluasi serta
diperbaharui dan ditingkatkan agar pasien dan keluarga memperoleh kepuasan
a. Tujuan
Memastikan kualitas asuhan yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan Lainnya, benar-
benar sesuai standar melalui penggunaan sumber-sumber dan evaluasi yang
berkesinambungan.

b. Tugas dan Kewenangan


Tugas sub komite mutu profesi adalah :

i) Mempersiapkan bahan standar pelayanan Tenaga Kesehatan Lainnya dan standar


prosedur operasional yang telah disusun oleh rumah sakit.
ii) Menyususun data dasar profile Tenaga Kesehatan Lainnya sesuai area praktik.
iii) Pendataan kompetensi Tenaga Kesehatan Lainnya sesuai pada setiap area praktik
Tenaga Kesehatan Lainnya.
iv) Mengidentifikasikan dan mengevaluasi data tenaga kesehatan
v) Melakukan audit Tenaga Kesehatan Lainnya.
vi) Melakukan koordinasi dengan unit mutu RS, untuk telaah temuan kualitas
sehingga dapat dilakukan tindak lanjut perubahan mutu.
vii) Mengadakan pertemuan-pertemuan ilmiah, pelatihan internal RS, untuk
berdasarkan hasil assesmen kompetensi dan kemajuan IPTEK.
viii) Mengadakan kegiatan-kegiatan ilmiah, pelatihan di luar RS bagi Tenaga
Kesehatan Lainnya sesuai area praktik
ix) Memfasilitasi proses pendampingan “couch” (preceptorship/ mentorship) selama
melaksanankan praktik Tenaga Kesehatan Lainnya.
x) Mengidentifikasi perubahan-perubahan kompetensi berdasarkan fakta melalui kaji
ulang.
Kewenangan sub komite mutu profesi adalah; assesmen, mempertahankan dan
mengembangkan mutu profesi setiap Tenaga Kesehatan Lainnya.

c. Keanggotaan
Sub komite mutu profesi terdiri dari sekurang-kurangnya dua orang, sebagai ketua,
anggota. Dibantu oleh Tenaga Kesehatan Lainnya yang di beri wewenang untuk
melakukan assesmen kompetensi dan kelompok Tenaga Kesehatan Lainnya.

d. Mekanisme Kerja
Untuk melaksanakan tugas sub komite mutu profesi, maka ditetapkan mekanisme
sebagai berikut :

i) Koordinasi dengan bidang Tenaga Kesehatan Lainnya untuk memperoleh data


dasar tentang profil tenaga Kesehatan lainnya
ii) Berdasarkan hasil assesmen kompetensi dan perkembangan IPTEK,
diidentifikasikan gap, kompetensi atau kompetensi baru sebagai materi pertemuan
ilmiah, dan pelatihan baik dilakukan di dalam maupun luar rumah sakit
iii) Koordinasi dengan supervisor dan kelompok fungsional Tenaga Kesehatan
Lainnya melakukan “couch”, bimbingan (perseptorship/ mentorship) selama
melaksanakan praktik
iv) Melakukan audit tenaga kesehatan lainnya dan pembahasan kasus bersama unit
mutu
v) Mengidentifikasikan telaah kompetensi tenaga kesehatan lainnya sebagai bahan
mengadakan perubahan/ motivasi pelayanan dari tenaga kesehatan lainnya,
standar pelayanan dan kompetensi yang ada saat ini
vi) Memberi masukan kepada kepala bidang tenaga kesehatan lainnya, bagaimana
pengembangan sumber daya manusia tentang prestasi atau kegagalan tenaga
kesehatan lainnya sebagai bahan penilaian kinerja tenaga kesehatan lainnya atau
perubahan kewenangan klinik.

1.3.3 SUB KOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI


Setiap Tenaga Kesehatan Lainnya harus memiliki disiplin profesi yang tinggi
dalam memberikan asuha tenaga kesehatan lainnya dengan menerapkan standar
pelayanan, prosedur operasional serta menerapkan etika profesi dalam praktiknya.
Profesialisme Tenaga Kesehatan Lainnya dapat ditingkatkan dengan melakukan
pembinaan dan penegakan disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam
kehidupan profesi.

Penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu dilakukan secara
terencana, terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga pelayanan Tenaga
Kesehatan Lainnya yang diberikan benar-benar menjamin pasien akan aman dan
mendapat kepuasan.

a. Tujuan
Sub komite etik &disiplin profesi bertujuan :

i) Melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh Tenaga Kesehatan Lainnya
yang tidak layak.
ii) Memelihara dan meningkatkan profesionalisme Tenaga Kesehatan Lainnya.
b. Tugas dan Kewenangan
i) Melakukan penegakan disiplin profesi Tenaga Kesehatan Lainnya.
ii) Melakukan pembinaan etika Tenaga Kesehatan Lainnya.
iii) Membantu menyelesaikan masalah-masalah pelanggaran disiplin dan masalah-
masalah etik dalam pelayanan asuha Tenaga Kesehatan Lainnya.
iv) Memberikan nasehat pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam
asuhan Tenaga Kesehatan Lainnya.
c. Keanggotaan
Sub komite etik &disiplin profesi Tenaga Kesehatan Lainnya terdiri dari 1 (satu)
orang Tenaga Kesehatan Lainnya Dalam penegakan disiplin profesi dilakukan oleh
subkomite etik

d. Mekanisme kerja
i) Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan tahapan:
1. Identifikasi sumber lapran dari manajemen rumah sakti, Tenaga Kesehatan
Lainnya lain, dokter atau tenaga kesehatan lain serta pasien dan keluarganya,
juga dapat berasal dari laporan hasil konferensi klinis dan kematian.
2. Pemeriksaan didahulukan oleh subkomite etik dan profesi melalui proses
pembuktian. Tim menggunakan keterangan saksi ahli sesuai kebutuhan.
Seluruh pemeriksaan dilakukan tertutup dan rahasia.
ii) Membuat keputusan
Keputusan dilakukan berdasarkan pertimbangan dan diskusi dengan pihak terkait.
Bila Tenaga Kesehatan Lainnya merasa keberatan terhadap keputusan maka yang
bersangkutan dapat mengajukan bukti-bukti baru yang kemudian sub komite etik
disiplin membetuk tim baru. Akhirnya keputusan di laporkan kepada direksi
rumah sakit melalui komite Tenaga Kesehatan Lainnya.
iii) Memberikan tindakan disiplin profesi Tenaga Kesehatan Lainnya berupa teguran,
penugasan peringatan tertulis, pembatasan sampai pencabutan wewenang klinis,
sementara atau selamanya, serta bekerja dibawah supervisi dari Tenaga Kesehatan
Lainnya yang memiliki kewenangan.
iv) Memberi keputusan tindakan disiplin untuk di laksanakan. Keputusan sub komite
disiplin profesi diserahkan kepada Direktur rumah sakit dalam bentuk
rekomendasi Komite Tenaga Kesehatan Lainnya untuk selanjutnya disampaikan
kepada Tenaga Kesehatan Lainnya oleh Direktur Rumah Sakit untuk
dilaksanakan.
v) Melakukan pembinaan profesionalisme Tenaga Kesehatan Lainnya.
Pembinaan profesionalisme merupakan bagian penting dari tahapan sosialisasi
profesionalisme Tenaga Kesehatan Lainnya untuk mencapai profesionalisme.
Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam pelaksanaan praktik
Tenaga Kesehatan Lainnya sehari-hari.
vi) Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/topic dan metode serta
evaluasi.
vii) Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya, symposium,
“bedside teaching”, refleksi diskusi kasus dan lain-lain disesuaikan dengan
lingkup pembinaan dan sumber yang tersedia.
viii) Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan bidang Tenaga Kesehatan Lainnya,
diklat dan kelompok fungsional Tenaga Kesehatan Lainnya untuk melakukan
pembinaan.
MITRA BESTARI

Mitra Bestari adalah sekelompok orang yang memiliki perilaku bijak bestari, senior
dalam kesamaan profesi dari tenaga kesehatan, dapat menjadi role model bagi tenaga kesehatan
lainnya dan dianggap dapat menilai/ mengevaluasi kompetensi tenaga kesehatan tertentu untuk
melakukan pelayanan kesehatan.

Tenaga medis dalam mitra bestari tersebut berasal tidak terbatas dari staf medis yang
telah ada di rumah sakit tersebut saja, tetapi dapat juga berasal dari luar rumah sakit, misalnya
dari rumah sakit lain, perhimpunan tenaga kesehatan, dan/atau institusi sesuai dengan
pendidikan.

Mekanisme proses kredensial dan re-kredensial tenaga kesehatan dilakukan oleh Komite
Tenaga Kesehatan melalui subkomite kredensial. Setelah dilakukan evaluasi proses kredensial,
komite tenaga kesehatan lainnya memberikan rekomendasi kepada direktur untuk pemberian
surat penugasan klinis seorang tenaga kesehatan lainnya berdasarka Rincian Kewenagan Klinis
(RKK).
Sub komite kredensial tenaga kesehatan lainnya melakukan verifikasi berkas pengajuan
kredensial dan re-kredensial, usul pembentukan mitrabestari, penjadwalan kredesial,
pemanggilan pemohon, dan melakukan pelaksanaan kredensial tenaga kesehatan lainnya
berdasarkan kewenangan klinis profesi.
Adapun proses yang dilakukan dalam mekanisme kredensial tenaga kesehatan lainnya
adalah sebagai berikut :
a. Tahap pertama, Pengajuan Kredensial/ re-kredensial
Setiap tenaga kesehatan mengisi dan melengkapi formulir kredensial/re-kredensial serta
mengajukan ke komite Tenaga Kesehatan Lainnya. Adapun syarat pengajuan
kredensial/re-kredensial tenaga kesehatan lainnya harus melampirkan dokumen yang
diperlukan :
1. FC ijazah yang dilegalisir dengan cap basah
2. Portofolio tenaga kesehatan lainnya
3. Surat Tanda Registrasi / SIK yang masih berlaku
4. FC sertifikat pelatihan teknis minimal 5 tahun terakhir pada saat pengajuan
5. Uraian jabatan
Untuk pengajuan re-kredensial ditambahkan dengan persyaratan :

1. Rekapitulasi catatan harian/ logbook selama 3 tahun terakhir


2. Rekapitulasi penilaian kinerja selama 3 tahun terakhir
3. Lulus Uji Kompetensi

Syarat tambahan yang diperlukan adalah hasil pemeriksaan fisik dan mental tenaga
kesehatan serta lampiran perubahan/penambahan kompetensi untuk mengajukan re-
kredensial.

b. Tahap kedua, Evaluasi kompetensi melalui Mitra Bestari


Mitra bestari yang telah dibentuk oleh Komite Tenaga Kesehatan Lainnya melakukan
verifikasi dan evaluasi kredensial/re-kredensial tenaga kesehatan sesuai profesinya
masing-masing. Mitra bestari mengkaji setiap pelayanan yang diajukan oleh pemohon.
Pengkajian dilakukan secara objektif didasarkan pada bukti meliputi : Ijazah, SIK/STR,
sertifikat pelatihan teknis, logbook, penilaian kinerja. Dalam pengkajian mitra bestari
juga menilai kemampuan pemohon berdasarkan kompetensi, kesehatan fisik dan mental.
c. Tahap tiga, Rekomendasi surat penugasan klinis
Pada akhir proses kredesnsial dan re-kredensial, mitra bestari merekomendasikan rincian
kewenangan klinis tenaga kesehatan dalam pemberian pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Selanjutnya komite tenaga kesehatan lainnya mengevaluasi rekomendasi mitra
bestari tersebut. Hasil rekomendasi Komite Tenaga Kesehatan Lainnya akan
disampaikan kepada Direktur RSUD dr. Dradjat Prawiranegara untuk penerbitan Surat
Penugasan Klinis.

Alur proses kredensial dan Re Kredensial Tenaga Kesehatan Lainnya dapat dilihat pada
bagan alur di bawah ini.

Bagan 1. Alur Kredensial Tenaga Kesehatan Lainnya

Bagian Kepegawaian melaporkan tenaga kesehatan baru yang bertugas di


Bagian unit/departemen/instalasi
Kepegawaian

Ketua Komite menginformasikan unit/departemen/instalasi untuk pelaksanaan


Komite Tenaga kredensial bagi tenaga kesehatan baru
Kesehatan
SDM
Unit/Instalasi

Menerima berkas kelengkapan kredensial tenaga kesehatan


Komite Tenaga
Kesehatan

Sub komite kredensial berkoordinasi dengan mitra bestari untuk penjadwalan


Sub Komite kredensial
Kredensial

Proses kredensial dilakukan dan ketua komite tenaga kesehatan


merekomendasikan untukk penerbitan SPK ke Direktur
Kredensial

Komite Membuat rekomendasi untuk pembuatan SPK kepada direktur


Tenaga
Kesehatan

Menerbitkan SPK sesuai rekomendasi Komite Tenaga Kesehatan


DIREKTUR

Diterbitkan SPK

SPK

Bagan 2. Alur Re-Kredensial Tenaga Kesehatan Lainnya


Tenaga Kesehatan mengajukan re-kredensial ke Direktur dan mengisi
TENAGA berkas kelengkapan dan persyaratan
KESEHATAN

Direktur membuat disposisi ke Komite Tenaga Kesehatan


DIREKTUR

Komite Tenaga Kesehatan menginstruksikan sub komite kredensial untuk


KOMITE melakukan re-kredensial
TENAGA
KESEHATAN

Sub komite kredensial berkoordinasi dengan mitra bestari untuk


SUB KOMITE penjadwalan re-kredensial
KREDENSIAL

Proses re-kredensial dilakukan oleh tim adHoc, dilakukan bagi tenaga


RE- kesehatan merekomendasikan untuk penerbitan SPK ke direktur
KREDENSIAL

Menerima rekomendasi dari subkomite kredensial


KOMITE
TENAGA
KESEHATAN

Menerbitkan SPK sesuai rekomendasi Komite Tenaga Kesehatan


DIREKTUR

Diterbitkan SPK
SPK

Anda mungkin juga menyukai