Anda di halaman 1dari 15

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU

NOMOR : 001/02/I/SK/K.P.M/RSBA/2023

TENTANG
PEMBENTUKAN KOMITE PENUNJANG MEDIS DAN PANDUAN
KREDENSIAL/REKREDENSIAL TENAGA PENUNJANG MEDIS
RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU

Menimbang : a. Bahwa kredensial penunjang medis merupakan proses


untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi
penunjang medis;
b. Bahwa proses kredensial merupakan salah satu cara
profesi penunjang medis mempertahankan standar
praktek, kualitas pelayanan dan akuntabilitas persiapan
pendidikan anggotanya;
c. Bahwa untuk menentukan dan mempertahankan
kompetensi tenaga penunjang medis di Rumah Sakit Budi
Agung Palu, maka perlu dilakukan kredensial dengan
mengacu pada panduan krendesial yang sudah
ditetapkan;
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, b, c perlu dibuatkan Komite Penunjang
Medis dan Panduan Kredensial/Rekredensial Tenaga
Penunjang Medis Rumah Sakit Budi Agung Palu dengan
Surat Keputusan direktur.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang
Kesehatan;
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009, tentang Rumah
Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Peraturan Perusahaan Rumah Sakit Budi Agung Nomor
0190/SDM/PP-RSBA/X/2016;
5. Surat Keputusan Badan Pengurus Yayasan Budi Agung
Nomor 006/SK-YAYASAN-BA/XI/2016 tentang
pengangkatan Direktur Rumah Sakit Budi Agung Palu.

MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama : Memberlakukan tentang Pembentukan Komite Penunjang Medis
dan Panduan Kredensial/Rekredensial Penunjang Medis di
Rumah Sakit Budi Agung Palu sebagaimana terlampir dalam
keputusan ini;
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal diterbitkan dan akan
dilakukan evaluasi minimal 1 (satu) tahun sekali;
Ketiga : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan
perbaikan, maka akan dilakukan perubahan dan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Salinan keputusan ini diberikan kepada:


1. Bagian SDM ,
2. Penunjang Medis (Radiologi, Laboratorium, Farmasi, Gizi,
Rekam Medik) ,
3. Komite Penunjang Medis ,
4. Arsip

Petikan : Keputusan ini di berikan kepada yang bersangkutan untuk


dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan Di : Palu
Pada Tanggal : 02 Januari 2023
Rumah Sakit Budi Agung
Lampiran I
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Budi Agung Palu

TENTANG
PEMBENTUKAN KOMITE PENUNJANG MEDIS DAN PANDUAN
KREDENSIAL/REKREDENSIAL TENAGA PENUNJANG MEDIS
RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU

Nomor : 001/02/I/SK/K.P.M/RSBA/2023
Tanggal : 02 januari 2023

PEMBENTUKAN KOMITE PENUNJANG MEDIS


RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu Rumah
Sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai
dengan standar yang telah ditentukan. Penunjang medis yaitu Radiologi,
Laboratorium, Farmasi, Gizi dan Rekam Medik berperan penting dalam
pemeriksaan dan pelayanan kesehatan terhadap pasien. Oleh karena itu
dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang kompeten dibidangnya.

1.2 Ruang Lingkup


Komite Komite penunjang medis meliputi Radiologi, Laboratorium,
Farmasi, Gizi dan Rekam Medik.

1.3 Landasan Hukum


1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneasia Nomor : 26 tahun
2013 tentang penyelenggaraan pekerjaan & praktek tenaga Gizi;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneasia Nomor : 58 tahun
2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia No. 370/ MENKES/ SK/
III/2007 Tentang Standar Profesi ahli teknologi laboratorium kesehatan
Menteri kesehatan Republik Indonesia;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan Radiologi
Diagnostik di sarana Pelayanan Kesehatan;
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 377/MENKES/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Menteri
Kesehatan RI
6. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.

1.4 Tugas Pokok


1. Melindungi keselamatan pasien dengan memastikan bahwa penunjang
medis yang akan melakukan pelayanan di rumah sakit kredibel.
2. Mendapatkan dan memastikan penunjang medis yang profesional dan
akuntabel bagi pelayanan di rumah sakit.
3. Menyusun jenis-jenis kewenangan kerja klinis bagi setiap penunjang
medis yang melakukan pelayanan medis di rumah sakit sesuai dengan
cabang ilmu yang ditetapkan oleh Kolegium penunjang medis di
Indonesia.
4. Menetapkan dasar untuk menerbitkan penugasan kerja klinis bagi setiap
penunjang medis untuk melakukan pelayanan di rumah sakit.
5. Menjaga reputasi dan kredibilitas para penunjang medis dan institusi
rumah sakit di hadapan pasien, penyandang dana, dan pemangku
kepentingan (stakeholders) rumah sakit lainnya.

1.5 Fungsi
1. Mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme pelayanan yang
diberikan oleh tenaga yang kompeten sesuai kewenangannya.
2. Meningkatkan mutu profesi penunjang medis
3. Menegakkan etika dan disiplin profesi penunjang medis
4. Melaksanakan kredensial tenaga penunjang medis di rumah sakit.

1.6 Visi dan Misi

Visi

“Memberikan pelayanan penunjang yang lebih baik”

Misi

1. Menjamin tersedianya tenaga penunjang medis yang kompeten dan etis


sesuai kewenangannya.
2. Memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan profesi tenaga
penunjang medis melalui kegiatan yang terorganisir.
3. Mempertahankan pelayanan penunjang medis berkualitas dan aman
bagi pasien melalui praktik tenaga penunjang medis yang kompeten.
2. STRUKTUR ORGANISASI
2.1 Struktur Organisasi Komite Penunjang Medis

Ketua Komite : dr. Nur Azni Malatantri Lamadjido, Sp. PK


Sekretaris : Apt. Mohammad Nofar, S. Farm
Sub Kredensial : I Dewa Gede Julyanto, A. Md. Rad
Sub Mutu : Vika Santika, S. MIK
Sub Etik & Disiplin : Firmani. A.Md. AK

2.2 Bagan Struktur Organisasi Komite Penunjang Medis

DIREKTUR
RS. Budi Agung Palu Dr. Mohammad
Fachry Hi.M. Noer Rahmatu

Ketua
Komite Penunjang Medisdr. Nur Azni
Malatantri Lamadjido, Sp. PK

Sekretaris
Apt. Mohammad Nofar, S. Farm

Sub Kredensial Sub Etik & Disiplin


I Dewa Gede Julyanto, A. Md. Rad Firmani. A.Md. AK

Sub Mutu
Vina Santika, S. MIK
3. URAIAN JABATAN
a. Ketua Komite
1. Ketua Komite Penunjang Medis dipilih pada pemilihan langsung oleh
anggota secara periodik yang diselenggarakan setiap 3 tahun
selanjutnya diajukan dan disetujui oleh Direktur.
2. Dalam hal terjadi kekosongan jabatan ketua sebelum masa jabatannya
berakhir, masa kekosongan tesebut di isi oleh sekretaris
3. Tugas Ketua Komite Penunjang Medis adalah :
a. Menyelenggarakan komunikasi yang efektif dan mewakili pendapat
kebijakan, laporan, kebutuhan, dan kelompok serta bertanggung
jawab kepada seluruh Staf Penunjang Medis
b. Menyelenggarkan dan bertanggung jawab atas semua risalah rapat
yang diselenggarakan ketua Komite Penunjang Medis.
c. Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh direktur dan Sub Komite
lainnya di lakukan minimal sekali perbulan.
d. Menentukan agenda setiap rapat Komite Penunjang Medis.

b. Sekretaris Komite Penunjang Medis


1. Sekretaris Komite Penunjang Medis bertanggung jawab untuk
mengkordinasikan tugas - tugas kesekretariatan Komite Penunjang
Medis.
2. Mewakili Komite Komite Penunjang Medis dalam hal Ketua Komite
Penunjang Medis berhalangan.
3. Pada sekretaris Komite Penunjang Medis diperbantukan petugas
sekretariat dan segala prasarana lain yang di sediakan oleh rumah sakit.
4. Tugas Sekertaris Komite Penunjang Medis adalah :
a. Melakukan pemberitahuan kepada semua anggota yang berhak
untuk menghadiri rapat-rapat Komite Penunjang Medis yang
dilakukan 1 kali perbulan.
b. Mempersiapkan dan mengedarkan risalah rapat yang lengkap kepada
hadirin yang berhak menghadiri rapat.
c. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Ketua Komite
Penunjang Medis.
c. Sub Komite Penunjang Medis
3.c.1 Sub Komite Kredensial
Kredensial adalah proses verifikasi kompetensi seorang Penunjang
Medis yang selanjutnya ditetapkan kewenangan klinis (clinical
privilege) untuk melakukan tindakan penunjang medis sesuai dengan
lingkup prakteknya. Rumah sakit wajib menetapkan kewenangan
klinis tenaga kesehatan yang memperoleh izin praktek dalam rangka
melaksanakan tata kelola klinis yang baik (good clinical governance).
Kewenangan klinis harus dirumuskan dalam peraturan internal
penunjang medis.
a. Tujuan
Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa
tenaga penunjang medis yang memberikan asuhan penunjang
medis benar kompeten dan etis.

b. Tugas dan Wewenang


Tugas sub komite kredensial adalah :
1. Menyusun dan membuat daftar kewenangan klinis sesuai
jenjang karir, berdasarkan masukan dari kelompok staf
penunjang medis.
2. Melakukan assesmen dan pemeriksaan :
a. Kompetensi
b. Status kesehatan
c. Perilaku
d. Etika profesi
3. Melaporkan hasil assesmen dan pemeriksaan serta
memberikan rekomendasi kewenangan klinik kepada komite
penunjang medis.
4. Melakukan proses kredensial masa berlaku surat penugasan
dan adanya permintaan khusus dari komite penunjang medis.
Sub komite kredensial mempunyai kewenangan menilai dan
memutuskan kewenangan klinis yang akurat sesuai kompetensi
yang dimiliki setiap penunjang medis sesuai jenjang karir.
c. Keanggotaan
Keanggotaan sub komite kredensial sekurang-kurangnya terdiri
dari ketua, sekertaris dan anggota serta dibantu oleh kelompok
staf penunjang medis .

d. Mekanisme
1. Mempersiapkan kewenangan sesuai kompetensi.
2. Menyusun kewenangan klinis dengan kriteria : pendidikan,
lisensi, prestasi penjagaan dan peningkatan mutu pelayanan
penunjang medis, status personal, status kesehatan serta tidak
pernah terlihat dalam tindak kriminal dan kekerasan jika
melakukan praktik mandiri, jelaskan pola praktik dan
implementasinya.
3. Membuat keputusan untuk pemberian kewenangan dengan
memberikan rekomendasi kepada komite penunjang medis.
4. Melakukan pembinaan dan pemulihan kewenangan secara
berkala.
5. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang
di tetapkan.

3.c.2 Sub Komite Etik & Disiplin Profesi


Setiap penunjang medis harus memiliki disiplin profesi yang tinggi
dalam memberikan asuha penunjang medis dengan menerapkan
standar pelayanan, prosedur operasional serta menerapkan etika
profesi dalam praktiknya. Profesialisme tenaga penunjang medis
dapat ditingkatkan dengan melakukan pembinaan dan penegakan
disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam kehidupan
profesi. Penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu
dilakukan secara terencana, terarah dan dengan semangat yang
tinggi sehingga pelayanan penunjang medis yang diberikan benar-
benar menjamin pasien akan aman dan mendapat kepuasan.
a. Tujuan
Sub komite etik & disiplin profesi bertujuan :
1. Melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga
penunjang medis yang tidak layak.
2. Memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga
penunjang medis
b. Tugas dan Kewenangan
1. Melakukan penegakan disiplin profesi penunjang medis.
2. Melakukan pembinaan etika penunjang medis.
3. Membantu menyelesaikan masalah-masalah pelanggaran
disiplin dan masalah-masalah etik dalam pelayanan asuhan
penunjang medis.
4. Memberikan nasehat pertimbangan dalam mengambil
keputusan etis dalam asuhan penunjang medis.

c. Keanggotaan
Sub komite etik & disiplin profesi penunjang medis terdiri dari 3
(tiga) orang penunjang medis sebagai ketua, sekertaris dan
anggota. Dalam penegakan disiplin profesi dilakukan oleh panel
yang dibentuk oleh ketua sub komite disiplin profesi. Panel terdiri
dari 3 (tiga) orang penunjang medis atau lebih dengan jumlah yang
ganjil, komposisinya disesuaikan dengan jenis penegakan
disiplinnya.

d. Mekanisme
1. Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan
tahapan:
a. Identifikasi sumber laporan dari manajemen rumah sakti,
penunjang medis lain, dokter atau tenaga kesehatan lain
serta pasien dan keluarganya, juga dapat berasal dari
laporan hasil konferensi klinis dan kematian.
b. Pemeriksaan didahulukan oleh panel disiplin profesi melalui
proses pembuktian. Tim panel dapat menggunakan
keterangan saksi ahli sesuai kebutuhan. Seluruh
pemeriksaan dilakukan tertutup dan rahasia.
2. Membuat keputusan panel dilakukan berdasarkan suara
terbanyak. Bila penunjang medis merasa keberatan terhadap
keputusan maka yang bersangkutan dapat mengajukan bukti-
bukti baru yang kemudian sub komite disiplin membetuk panel
baru. Akhirnya keputusan di laporkan kepada direksi rumah
sakit melalui komite penunjang medis.
3. Memberikan tindakan disiplin profesi penunjang medis
berupa teguran, penugasan peringatan tertulis, pembatasan
sampai pencabutan wewenang klinis, sementara atau
selamanya, serta bekerja dibawah supervisi dari penunjang
medis yang memiliki kewenangan.
4. Memberi keputusan tindakan disiplin untuk di laksanakan.
Keputusan sub komite disiplin profesi diserahkan kepada
pemimpin rumah sakit dalam bentuk rekomendasi komite
penunjang medis untuk selanjutnya disampaikan kepada
penunjang medis oleh pemimpin RS untuk dilaksanakan.
5. Melakukan pembinaan profesionalisme penunjang medis.
Pembinaan profesionalisme merupakan bagian penting dari
tahapan sosialisasi profesionalisme tenaga penunjang medis
untuk mencapai profesionalisme.
a. Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat
dalam pelaksanaan praktik penunjang medis sehari-hari.
b. Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal,
materi/topic dan metode serta evaluasi.
c. Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah,
lokakarya, symposium, bedside teaching, refleksi diskusi
kasus dan lain-lain disesuaikan dengan lingkup
pembinaan dan sumber yang tersedia.
d. Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan bidang
penunjang medis, diklat dan kelompok fungsional
penunjang medis untuk melakukan pembinaan.

3.c.3 Sub Komite Mutu


Dalam rangka menjamin pasien memperoleh pelayanan asuhan
penunjang medis berkualitas, maka penunjang medis sebagai
pemberi pelayanan harus bermutu, kompeten, etis dan profesional.
Perlu dilakukan upaya-upaya yang terencana dan terarah agar
kompetensi dipertahankan dan dikembangkan. Penunjang Medis
harus memberikan pelayanan-asuhan penunjang medis sesuai
dengan standar praktik, standar pelayanan dan standar prosedur
operasional yang ditetapkan oleh rumah sakit. Mutu pelayanan
penunjang medis harus selalu dipantau dievaluasi serta diperbaharui
dan ditingkatkan agar pasien dan keluarga memperoleh kepuasan
a. Tujuan
Memastikan kualitas asuhan penunjang medis yang diberikan
oleh tenaga penunjang medis, benar-benar sesuai standar melalui
penggunaan sumber - sumber dan evaluasi yang
berkesinambungan.

b. Tugas dan Kewenangan


Tugas sub komite mutu profesi adalah :
1. Mempersiapkan bahan standar pelayanan penunjang medis
dan standar prosedur operasional yang telah disusun oleh
rumah sakit.
2. Menyususun data dasar profile penunjang medis sesuai area
praktik.
3. Pendataan kompetensi penunjang medis sesuai jenjang karir
pada setiap area praktik penunjang medis
4. Mengidentifikasikan dan mengevaluasi data tenaga penunjang
medis
5. Melakukan audit penunjang medis
6. Melakukan koordinasi dengan unit mutu RS, untuk telaah
temuan kualitas sehingga dapat dilakukan tindak lanjut
perubahan mutu.
7. Mengadakan pertemuan-pertemuan ilmiah, pelatihan internal
RS, untuk berdasarkan hasil assesmen kompetensi dan
kemajuan IPTEK.
8. Mengadakan kegiatan-kegiatan ilmiah, pelatihan di luar RS
bagi penunjang medis sesuai area praktik pada setiap level
jenjang karir.
9. Memfasilitasi proses pendampingan “couch” (preceptorship/
mentorship) selama melaksanankan praktik penunjang medis.
10. Mengidentifikasi perubahan-perubahan kompetensi
berdasarkan fakta melalui kaji ulang.
11. Kewenangan sub komite mutu profesi adalah; assesmen,
mempertahankan dan mengembangkan mutu profesi setiap
tenaga penunjang medis.
c. Keanggotaan
Sub komite mutu profesi terdiri dari sekurang-kurangnya tiga
orang, sebagai ketua, sekertaris dan anggota. Dibantu oleh
penunjang medis yang di beri wewenang untuk melakukan
assesmen.

d. Kompetensi dan Kelompok Staf penunjang medis


Mekanisme Kerja
Untuk melaksanakan tugas sub komite mutu profesi, maka
ditetapkan mekanisme sebagai berikut :
1. Koordinasi dengan bidang penunjang medis untuk memperoleh
data dasar tentang profil tenaga penunjang medis di RS sesuai
jenjang karirnya.
2. Berdasarkan hasil assesmen kompetensi dan perkembangan
IPTEK, diidentifikasikan gap, kompetensi atau kompetensi baru
sebagai materi pertemuan ilmiah, dan pelatihan baik dilakukan
di dalam maupun luar RS.
3. Koordinasi dengan supervisor, instruktur klinik dan kelompok
fungsional penunjang medis melakukan “couch”, bimbingan
(perseptorship/ mentorship) selama melaksanakan praktik.
4. Melakukan audit penunjang medis dan pembahasan kasus
bersama unit mutu.
5. Mengidentifikasikan telaah kompetensi penunjang medis
sebagai bahan mengadakan perubahan/ motivasi pelayanan
penunjang medis, standar pelayanan dan kompetensi yang ada
saat ini.
6. Memberi masukan kepada kepala bidang penunjang medis,
bagaimana pengembangan sumber daya manusia tentang
prestasi atau kegagalan tenaga penunjang medis sebagai bahan
penilaian kinerja penunjang medis atau perubahan
kewenangan klinik.
4. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu layanan penunjang medis melalui peningkatan
kompetensi penunjang medis sesuai bidang nya.
b. Tujuan Khusus
Sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas dan perencanaan kerja yang
dilakukan dalam periode satu tahun kedepan.

5. KEGIATAN
Kegiatan dalam program kerja komite penunjang medis adalah sebagai
berikut :
1. Melakukan kredensial kepada seluruh tenaga penunjang medis yang akan
melakukan pelayanan di RS. Budi Agung Palu.
2. Memelihara mutu profesi tenaga penunjang medis
3. Menjaga disiplin, etika dan perilaku profesi tenaga penunjang medis

6. PENUTUP
Demikian Pembentukan Komite Penunjang Medis Rumah Sakit Budi Agung Palu
ini dibuat untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan kredensial dan
rekredensial tenaga Penunjang Medis dan akan dilakukan evaluasi bila
diperlukan.

Ditetapkan Di : Palu
Pada Tanggal : 02 Januari 2023
Rumah Sakit Budi Agung
Lampiran II
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Budi Agung Palu

TENTANG
PEMBENTUKAN KOMITE PENUNJANG MEDIS DAN PANDUAN
KREDENSIAL/REKREDENSIAL TENAGA PENUNJANG MEDIS
RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU

Nomor : 001/02/I/SK/K.P.M/RSBA/2023
Tanggal : 02 Januari 2023

PANDUAN KREDENSIAL/REKREDENSIAL TENAGA PENUNJANG MEDIS


RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU

1. PENDAHULUAN
Salat satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan
tanggungjawabnya untuk menjaga keselamatan pasien adalah dengan
menjaga standar profesi dan kompetensi para staf kesehatannya yang
melakukan tindakan kesehatan terhadap pasien. Walaupun seseorang telah
memiliki kompetensi untuk melakukan tindakan-tindakan yang berhubungan
dengan kesehatan, hal itu harus dibuktikan lagi dengan pemeriksaan kembali
kompetensi seseorang tersebut dalam melakukan tindakan kesehatan dan
tindakan-tindakan yang berhubungan dengan spesialisasi tersebut.

Proses pembuktian tersebut berpengaruh terhadap pengakuan profesi


yang diberikan kepada individu, yang mempunyai otoritas atau dianggap
kompeten dalam melakukan suatu tindakan tersebut, dan hal itu akan
tercakup dalam proses kredensial.

2. TUJUAN KREDENSIAL
Proses kredensial dan rekredensial sangat penting dilaksanakan oleh rumah
sakit dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan
2. Menetapkan standar pelayanan
3. Menilai boleh tidaknya praktik
4. Menentukan dan mempertahankan kompetensi
5. Membatasi pemberian kewenangan melaksanakan praktik hanya untuk
yang kompeten
6. Melidungi pasien serta staf kesehatan yang bersangkutan, atas tindakan
yang dilakukan.
3. KEBIJAKAN KREDENSIAL
Kredensial dan rekredensial tenaga kesehatan lain dilaksanakan oleh tim
kredensial yang dibentuk oleh direktur. Kredensial dan rekredensial tenaga
kesehatan lain berlaku untuk semua petugas tenaga kesehatan lain selain
tenaga medis dan keperawatan yang bersertifikasi yaitu petugas bagian
Radiologi, Laboratorium, Farmasi, Gizi dan Rekam Medik. Hasil kredensial
tenaga kesehatan lain dibuktikan dengan pemberian penugasan klinis (Clinical
Assignment) dari direktur kepada petugas tenaga kesehatan terkait.

Primary Source Verification


Seluruh tenaga kesehatan, perawat dan tenaga kesehatan, dalam pelaksanaan
proses kredensial dan rekredensial akan diawali dengan proses verifikasi
keabsahan ijasah/lulusannya.

4. PROSEDUR KREDENSIAL
1. Koordinator Instalasi Penunjang Medis memberikan usulan daftar nama
petugas tenaga kesehatan yang akan dilakukan kredensial dan rekredensial
kepada Koordinator Penunjang Medis untuk ditumbuskan kepada Direktur.
2. Direktur membentuk Tim Kredensial dan Rekredensial tenaga penunjang
medis.
3. Tim Kredensial dan Rekredensial Tenaga penunjang medis melakukan
proses kredensial dan rekredensial terhadap Tenaga penunjang medis yang
bersangkutan.
4. Tim Kredensial dan Rekredensial Tenaga penunjang medis menyerahkan
hasil kredensial dan rekredensial kepada direktur sebagai rekomendasi
untuk penerbitan surat penugasan (clinical assignment).
5. Direktur menerbitkan surat penugasan (clinical assignment) kepada
petugas tenaga penunjang medis yang bersangkutan.

5. PENUTUP
Demikian pedoman kredensial dan rekredensial ini dibuat untuk menjadi
acuan dalam pelaksanaan kredensial dan rekredensial tenaga kesehatan lain
dan akan dilakukan evaluasi bila diperlukan.

Ditetapkan Di : Palu
Pada Tanggal : 02 Januari 2023
Rumah Sakit Budi Agung

Anda mungkin juga menyukai