Pedpel/KPR/02/Rev.00 1
NOMOR : xxxx
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN KOMITE KEPERAWATAN
RSD MAYJEND.HM.RYACUDU KOTABUMI
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN KOMITE
KEPERAWATAN RSD MAYJEND.HM.RYACUDU KOTABUMI
Pedpel/KPR/02/Rev.00 2
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diperbaiki
sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dan
atau perubahan dalam penetapannya.
Ditetapkan di :
Pada tanggal : …………….
Direktur Utama,
BAB I
PENDAHULUAN
Pedpel/KPR/02/Rev.00 3
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit daerah Mayjend. HM. Ryacudu Kotabumi adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit di Indonesia
terus berkembang baik jumlah, jenis maupun kelas rumah sakit sesuai dengan kondisi atau
masalah kesehatan masyarakat, letak giografis, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, peraturan serta kebijakan yang ada.
Dalam pasal 63 Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan dinyatakan bahwa
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan degan mengendalikan,
pengobatan dan atau perawatan serta dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan kemanfaatan dan
keamannannya.
Tenaga keperawatan di rumah sakit Mardi Rahayu merupakan jenis tenaga kesehatan
terbesar, memiliki jam kerja 24 jam melalui penugasan shift, serta merupakan tenaga
kesehatan yang paling dekat dengan pasien melalui hubungan profesional. Tenaga
keperawatan memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat sesuwai kewenangangan dalam
memberikan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan kepada pasien dan keluarganya.
Agar profesionalisme dan pertumbuhan profesi tenaga keperawatan dapat terjadi dan terus
berkembang, maka diperlukan mekanisme dan system pengorganisasian yang terencana dan
terarah yang diatur oleh suatu wadah keprofesian yang sarat dengan aturan dan tata norma
profesi sehingga dapat menjamin bahwa system pemberian pelayanan dan asuhan
keperawatan dan kebidanan yang diterima oleh pasien, diberikan oleh tenaga keperawatan
dari berbagai jenjang kemampuan atau kopetensi dengan benar (scientific) dan baik ( ethical)
serta dituntun oleh etika profesi keperawatan dan kebidanan. Mekanisme dan system
pengorganisasian tersebut adalah komite keperawatan.
Komite keperawatan rumah sakit Mardi Rahayu adalah wadah non structural yang terdiri dari
tenaga ahli atau profesi yang dibentuk memberikan pertimbangan strategis kepada direktur
rumah sakit dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Komite keperawatan bertugas membantu direktur rumah sakit dalam melakukan
kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi keperawatan dan kebidanan serta
pengembangan professional berkelanjutan termasuk memberikan masukan guna
pengembangan standar pelayanan dan standar asuhan keperawatan dan kebidanan. Dalam
Pedpel/KPR/02/Rev.00 4
pelaksanaan fungsi dan tugasnya komite keperawatan mendapatkan dukungan baik dari
kebijakan internal staf keperawatan serta dukungan dari sumber daya dari rumah sakit.
B. TUJUAN
1. UMUM
Meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan RSD Mayjend. HM. Ryacudu
Kotabumi
2. KHUSUS
a. Memberi kejelasan kewenangan bagi tenaga keperawatan
b. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan
dan kebidanan memiliki kopetensi dan kewenangan klinis
c. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga perawat dan bidan di setiap level
2. REKRUTMENT
3. SELEKSI KRENTIAL
4. VERIFIKASI KREDENTIAL
5. PENUJUKAN STAF
6. ORIENTASI
8. EVALUASI KINERJA
9. REASSIGNMENT
D. LANDASAN HUKUM
a. Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 114
Pedpel/KPR/02/Rev.00 5
b. Undang-Undang nomor 44 tentang rumah sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072)
c. Peraturan Pemerintah nomor 1996 tentang tenaga kesehatan (Lembaran Negara Tahun
1996 nomor 49, Tambahan Lembaran Negara nomor 363)
d. Keputusan Mentri Kesehatan nomor 369/MENKES/SK/III?2007 tentang standar profesi
Bidan
e. Peraturan Mentri Kesehatan nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang izin dan
penyelenggaraan Praktik Perawat sebagaimana telah diubah dengan peraturan mentri
kesehatan nomor 17 tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 nomor
473)
f. Peraturan mMentri Kesehatan nomor 1144/MENKES/148/2010 tentang organisasi dan
tatakerja kementrian kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 nomor
585)
g. Peraturan Mentri Kesehatan nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin dan
penyelenggaraan Praktik Bidan (Berita Negara Republik IndonesiaTahun 2010 nomor
501)
h. Peraturan Mentri Kesehatan nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang regristrasi
tenaga kesehatan
i. Peraturan Mentri Kesehatan nomor 49/MENKES/PER/7/2013 tentang Komite
Keperawatan Rumah Sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Pedpel/KPR/02/Rev.00 6
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
No. Jenis Tenaga Pendidikan Formal Sertifikasi Jumlah
Min S1 Kep STR, SIK, Manajemen
1 Ketua Komite 1
bangsal, Komite kep
Min DIII Kep STR, SIK, Manajemen
2 Subkomite Kredensial 1
bangsal
Min DIII Kep STR, SIK, Manajemen
3 Subkomite Mutu 1
bangsal
STR, SIK, Manajemen
4 Subkomite Etik Min DIII Kep 1
bangsal
5 Sekretaris Min DIII Kep STR, SIK 1
BAB III
STANDAR FASILITAS
Pedpel/KPR/02/Rev.00 7
A. DENAH RUANGAN
Denah ruang komite keperawatan terlampir
B. STANDAR FASILITAS
2. Jenis perlengkapan
BAB IV
TATALAKSANA KEGIATAN KOMITE KEPERAWATAN
Pedpel/KPR/02/Rev.00 8
A. SUB KOMITE KREDENSIAL
3. Proses kredensial
Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan dan kebidanan
untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis. Proses kredensial
menjamin tenaga keperawatan kopeten dalam memberikan pelayanan
keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan standar profesi. Proses
kredensial mencakup tahapan review, verivikasi dan evaluasi terhadap dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan kinerja tenaga keperawatan
5. Laporan kredensial
Pedpel/KPR/02/Rev.00 9
Proses kredensial setiap tenaga keperawatan dan kebidanan di laporkan ke
direktur sebagai bahan rekomendasi penugasan klinis (clinical appointment)
sesuai dengan area klinisnya kepada perawat dan bidan.
3. Perencanaan pelatihan
Setiap tahun Subkomite Mutu Profesi membuat usulan pelatihan-pelatihan melalui
Ketua Komite keperawatan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada
Direktur Medis Perawatan. Usulan dibuat berdasarkan evaluasi kinerja
berkesinambungan, kesepakatan dan keputusan dalam rapat Komite Keperawatan.
Pedpel/KPR/02/Rev.00 10
Tatalaksana pelaksanaan audit asuhan keperawatan :
a. Penetapan standar dan kriteria
1) Tahap kedua audit asuhan keperawatan adalah penentuan kriteria atau
standar profesi yang jelas, objektif dan rinci terkait dengan topik tersebut.
2) Standar yang digunakan untuk melakukan audit asuhan keperawatan
MPKP
b. Penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit
1) Pengambilan sampel dilakukan dengan metode pengambilan sampel atau
penetapan sampel secara sederhana dalam kurun waktu 3 bulan.
2) pemilihan dokumentasi yang akan diaudit. Pemilihan dokumen tersebut
diambil sempel secara acak dengan jumlah 10% dari jumlah pasien tiap
ruangan
3) Pemilihan dokumen rekam medik adalah dokumen pasien yang dirawat
lebih dari tiga hari
f. Menerapkan perbaikan
Komite keperawatan membuat rekomendasi upaya perbaikan, mengadakan
program pendidikan dan pelatihan, penyusunan dan perbaikan prosedur yang
ada dan lain sebagainya.
Pedpel/KPR/02/Rev.00 11
Secara umum, pelaksanaan audit kasus harus dapat memenuhi 4 (empat) peran
penting, yaitu :
a. Sebagai sarana untuk melakukan penilaian terhadap kompetensi masing-
masing tenaga keperawatan pemberi pelayanan di rumah sakit
b. Sebagai dasar untuk pemberian kewenangan klinis sesuai kompetensi yang
dimiliki
c. Sebagai dasar bagi komite keperawatan dalam merekomendasikan pencabutan
atau penangguhan kewenangan klinis (clinical privilege)
d. Sebagai dasar komite keperawatan dalam merekomendasikan
perubahan/modifikasi rincian kewenangan klinis seorang staf medis
Pedpel/KPR/02/Rev.00 12
Pendampingan pemberian asuhan keperawatan dan kebidanan dilakukan
untuk meningkatkan mutu profesi sesuai dengan kewenangan klinisnya.
Pedpel/KPR/02/Rev.00 13
c) Perawat tidak akan mempergunakan pengetahuan dan
ketrampilan keperawatan yang bertentangan dengan norma-
norma kemanusiaan
d) Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa
berusaha dengan penuh kesadaran
1.3 Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah , bangsa dan tanah air
a) Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai
kebijaksanaan yang digariskan oleh pemerintah dalam bidang
kese3hatan dan keperawatan
b) Perawat senantiasa berperan aktif dalam menyumbangkan dalam
meningkatkan pelayan kesehatan
Pedpel/KPR/02/Rev.00 14
b. Kode etik Kebidanan
1) Kewajiban terhadap klien dan masyarakat
1.1 Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah jabatannya dalam elaksanakan tugas
pengabdiannya.
1.2 Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi
harkat dan martabat kemnanusiaan yang utuh dan memelihara citra
bida.
1.3 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada
peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien,
keluarga dan masyarakat.
1.4 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan
klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat.
1.5 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang
sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang
dimilikinya.
1.6 Setiap bidan senantisa menciptakan suasana yang serasi dalam
hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
Pedpel/KPR/02/Rev.00 15
4) Kewajiban bidan terhadap profesinya
4.1 Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan
memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
4.2 Setiap bidan harus senantiasa mengembangandiri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4.3 Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan
kegatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra
profesinya.
Pedpel/KPR/02/Rev.00 16
9. Pencabutan kewenangan klinis dan atau surat penugasan klinis (clinical
appointment)
Pencabutan kewenangan klinis merupakan kewenangngan direktur, atas usulan
dari ketua komite keperawatan setelah dilakukan kegagalan dalam pembinaan etik
profesi
Pedpel/KPR/02/Rev.00 17
BAB V
LOGISTIK
Pedpel/KPR/02/Rev.00 18
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Pedpel/KPR/02/Rev.00 19
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
A. Kalibrasi Alat
Komite keperawatan tidak menggunakan alat-alat yang memerlukan kalibrasi
Pedpel/KPR/02/Rev.00 20
BAB VIII
PENUTUP
Pedpel/KPR/02/Rev.00 21