Nomor : /ADM/RSPM/PER-DIR/V/2022
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN
RSU PERMATA MEDIKA KEBUMEN
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN
PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN.
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan:
a. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Permata Medika Kebumen.
b. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
Indonesia;
c. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan
kelayakan pemberian Kewenangan Klinis tersebut;
d. Rekredensial keperawatan adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan
yang telah memiliki kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan pemberian
Kewenangan Klinis tersebut;
e. Kewenangan Klinis adalah uraian intervensi keperawatan yang dilakukan oleh
tenaga keperawatan berdasarkan area praktiknya;
f. Penugasan Klinis adalah penugasan dari Direktur Rumah Sakit kepada tenaga
keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan di Rumah Sakit tersebut
berdasarkan daftar Kewenangan Klinis;
g. Audit Keperawatan adalah proses evaluasi secara professional terhadap mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan
rekam medis dan data pendukung lainnya oleh tenaga keperawatan;
h. Etika Profesi adalah suatu peraturan atau norma yang dapat di gunakan sebagai
acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan Tindakan baik dan buruk
yang dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab
moral;
Pasal 2
Pedoman ini menjadi acuan fungsi organisasi di Komite Keperawatan
Pasal 3
Ruang Lingkup Pedoman Pengorganisasian Komite Keperawatan meliputi:
a. Struktur Organisasi
b. Uraian Jabatan
c. Tata hubungan kerja
d. Pola ketenagaan dan kualifikasi personil
e. Kegiatan orientasi
f. Pertemuan/rapat
g. Pelaporan
Pasal 4
a. Dokumen Pedoman Pengorganisasian Komite Keperawatan yang tercantum
dalam Lampiran Peraturan Direktur ini, dijadikan sebagai acuan dalam melakukan
fungsi organisasi Komite Keperawatan dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur ini.
b. Peraturan Direktur Rumah Sakit ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit di indonesia terus berkembang baik jumlah, jenis maupun kelas
rumah sakit sesuai dengan kondisi atau masalah kesehatan masyarakat, letak
geografis, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peraturan serta
kebijakan yang ada. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit terdiri dari berbagai
jenis pelayanan seperti pelayanan medik, keperawatan dan penunjang medik yang
diberikan kepada pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Tenaga keperawatan di Rumah Sakit merupakan jenis tenaga kesehatan
terbesar (jumlahnya antara 50–60%), memiliki jam kerja 24 jam melalui
penugasan shift, serta merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan
pasien melalui hubungan profesional. Tenaga keperawatan memiliki tanggung
jawab dan tanggung gugat sesuai kewenangan dalam memberikan asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan kepada pasien dan keluarganya. Diperlukan
tenaga keperawatan yang kompeten, mampu berpikir kritis, selalu berkembang
serta memiliki etika profesi sehingga pelayanan keperawatan dan kebidanan dapat
diberikan dengan baik, berkualitas dan aman bagi pasien dan keluarganya. Dalam
profesi tenaga keperawatan dikenal tindakan yang bersifat mandiri dan tindakan
yang bersifat delegasi. Tindakan yang bersifat mandiri merupakan kompetensi
utama dari profesi tenaga keperawatan yang diperoleh melalui pendidikan dan
pelatihan. Tindakan yang bersifat mandiri ini merupakan kewenangan yang
melekat dan menjadi tanggung jawab penuh dari tenaga keperawatan.
Kewenangan tenaga keperawatan untuk melakukan tindakan medik merupakan
tindakan yang bersifat delegasi yang memerlukan kewenangan klinis tertentu dan
perlu di kredensial. Dengan demikian, tindakan medik yang bersifat delegasi,
tetap menjadi tanggung jawab tenaga medis yang memberikan delegasi.
Pertumbuhan tenaga keperawatan di Rumah Sakit masih belum optimal, karena
kurangnya komitmen terhadap pertumbuhan profesi, kurangnya keinginan belajar
terus-menerus, dan pengembangan diri belum menjadi perhatian utama bagi
individu tenaga keperawatan dan rumah sakit. Tenaga keperawatan di Rumah
Sakit cenderung melakukan tugas rutin dalam memberikan pelayanan
keperawatan dan kebidanan. Hal ini digambarkan dengan berbagai kondisi antara
lain: tidak jelasnya uraian tugas dan cenderung melakukan tugas rutin, selalu
mengalami konflik dan frustasi karena berbagai masalah etik dan disiplin tidak
diselesaikan dengan baik, jarang dilakukan pembinaan etika profesi.
3
Agar profesionalisme dan pertumbuhan profesi tenaga keperawatan dapat
terjadi dan terus berkembang, maka diperlukan suatu mekanisme dan sistem
pengorganisasian yang terencana dan terarah yang diatur oleh suatu wadah
keprofesian yang sarat dengan aturan dan tata norma profesi sehingga dapat
menjamin bahwa sistem pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan dan
kebidanan yang diterima oleh pasien, diberikan oleh tenaga keperawatan dari
berbagai jenjang kemampuan atau kompetensi dengan benar (scientific) dan baik
(ethical) serta dituntun oleh etika profesi keperawatan dan kebidanan. Mekanisme
dan sistem pengorganisasian tersebut adalah Komite Keperawatan.
Komite Keperawatan bertugas membantu direktur Rumah Sakit dalam
melakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi keperawatan dan
kebidanan serta pengembangan profesional berkelanjutan termasuk memberi
masukan guna pengembangan standar pelayanan dan standar asuhan keperawatan
dan kebidanan.
B. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Pedoman Pengorganisasian Komite Keperawatan meliputi:
1. Struktur Organisasi
2. Uraian Jabatan
3. Tata hubungan kerja
4. Pola ketenagaan dan kualifikasi personil
5. Kegiatan orientasi
6. Pertemuan/rapat
7. Pelaporan
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai Pedoman bagi komite keperawatan dalam menyelenggarakan kegiatan
untuk meningkatkan profesionalisme perawat dan bidan.
2. Tujuan Khusus
a. Terbentuknya persamaan pemahaman, persepsi, dan cara pandang serta
paragdima dalam penyelenggaraan komite keperawatan di RSU Permata
Medika Kebumen.
b. Terselenggaranya komite keperawatan di RSU Permata Medika Kebumen
yang memiliki makna terhadap tata kelola klinis (clinical governace)
keperawatan/kebidanan sesuai dengan evidence based.
c. Terbentuknya iklim professional keperawatan/kebidanan dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan di RSU Permata Medika Kebumen, sehingga berdampak pada
kepuasan pasien di RSU Permata Medika Kebumen.
D. Definisi Oprasional
1. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
Indonesia;
2. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk
menentukan kelayakan pemberian Kewenangan Klinis tersebut;
3. Rekredensial keperawatan adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga
4
keperawatan yang telah memiliki kewenangan klinis untuk menentukan
kelayakan pemberian Kewenangan Klinis tersebut;
4. Kewenangan Klinis adalah uraian intervensi keperawatan yang dilakukan oleh
tenaga keperawatan berdasarkan area praktiknya;
5. Penugasan Klinis adalah penugasan dari Direktur Rumah Sakit kepada tenaga
keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan di Rumah Sakit tersebut
berdasarkan daftar Kewenangan Klinis;
6. Audit Keperawatan adalah proses evaluasi secara professional terhadap mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan
rekam medis dan data pendukung lainnya oleh tenaga keperawatan;
7. Etika Profesi adalah suatu peraturan atau norma yang dapat di gunakan sebagai
acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan Tindakan baik dan buruk
yang dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab
moral;
5
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
RSU Permata Medika Kebumen merupakan rumah sakit tipe C yang berlokasi di
Jalan Indrakila No. 17 Kebumen. RSU Permata Medika Kebumen yang lebih dikenal
masyarakat dengan nama RSPM berdiri pada tanggal 22 Januari 2010, sesuai izin
Pendirian Rumah Sakit Nomor 503/01.04/RSU/KEP/I/2010 yang dikeluarkan oleh
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Kebumen.
RSU Permata Medika Kebumen mulai beroperasi pada 15 Maret 2010 sesuai izin
Operasional Sementara No. 503/145/KEP/2010. Legalitas berada dibawah naungan
Badan Hukum Yayasan Nurul Barokah Agung Persada dan pada tahun 2015 RSU
Permata Medika Kebumen di bawah naungan PT. Permata Medika Kebumen, dengan
direktur PT. Ibu Tjut Etty Ernawati, dan direktur RSU Permata Medika yaitu drg. Budi
Irianto, M.M. Pada tahun 2019 direktur rumah sakit, dr. Nita Ariani Safitri, sedangkan
Direktur utama PT. Permata Medika Kebumen, pada tahun 2020 drg. Budi Irianto,
M.M.
RSU Permata Medika Kebumen terus berkembang baik dari segi fasilitas maupun
dari aspek sumber daya manusia (SDM). Fasilitas RSU Permata Medika Kebumen
dilengkapi dengan ruang konsultasi poliklinik dari berbagai spesialis, Unit Gawat
Darurat yang siap siaga 24 jam, 131 tempat tidur rawat inap yang diberikan baik untuk
perawatan non intensif maupun intensif, kamar operasi, dan kamar bersalin. Fasilitas
penunjang medik lain : seperti farmasi, laboratorium, radiologi, fisioterapi, gizi, serta
layanan medical check up (MCU) juga tersedia untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan yang dapat diberikan oleh RSU Permata Medika Kebumen.
RSU Permata Medika kebumen hadir dengan 21 dokter spesialis yang profesional
dalam bidangnya masing-masing, tim keperawatan dan tim penunjang medis lainnya
yang handal sangat mendukung pemberian layanan kesehatan yang semakin hari
6
semakin baik bagi masyarakat yang membutuhkan.
Unit yang menunjang terselenggaranya pelayanan di Rumah Sakit terdiri dari :
1. Pelayanan Medis
a. Unit Gawat Darurat
b. Unit Rawat Inap
c. Unit Rawat Jalan
d. Unit Kamar Bedah
e. Unit ICU
f. Unit Kebidanan dan kandungan
g. Unit Hemodialisa
2. Pelayanan Penunjang Medis
a. Unit Farmasi
b. Unit Rekam Medis
c. Unit Laboratorium
d. Unit Rehabilitasi Medik
e. Unit Radiologi
f. Unit Gizi
g. Unit CSSD
h. Unit Laundry
3. Bagian Umum dan Keuangan
a. Bagian Keuangan
b. Bagian Adm. Umum, SDM, dan Humas
c. Bagian Umum
7
BAB III
VISI, MISI, MOTTO, FALSAFAH DAN TUJUAN RUMAH SAKIT
RSU Permata Medika Kebumen dalam pelayanannya memiliki Visi & Misi serta
sebagai berikut :
A. Visi, Misi, dan Nilai-Nilai
1. Visi
Rumah sakit dengan pelayanan profesional dan terjangkau
2. Misi
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia secara
bertahap, berjenjang dan berkelanjutan.
b. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana disemua
bidang secara bertahap, berjenjang, dan berkelanjutan
c. Memberikan pelayanan kesehatan dengan cepat, tepat untuk mewujudkan
kepuasan pasien dan keluarga
3. Tujuan
Terciptanya pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang semakin
profesional untuk mewujudkan tingkat kesehatan masyarakat yang semakin
baik.
4. Motto
Kualitas pelayanan adalah keutamaan kami
8
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE KEPERAWATAN
Direktur
Keperawatan Ketua
Sekretaris
Keterangan:
: garis komando
: garis koordinasi
BAB VI
URAIAN JABATAN
11
e. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Keperawatan berwenang:
1) Memberikan rekomendasi rincian Kewenangan Klinis;
2) Memberikan rekomendasi perubahan rincian Kewenangan Klinis;
3) Memberikan rekomendasi penolakan Kewenangan Klinis tertentu;
4) Memberikan rekomendasi surat Penugasan Klinis;
5) Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan
kebidanan;
6) Memberikan rekomendasi pendidikan keperawatan dan pendidikan
kebidanan berkelanjutan;
7) Memberikan rekomendasi pendampingan dan memberikan
rekomendasi pemberian tindakan disiplin.
f. Dalam melaksanakan fungsinya Komite Keperawatan dibantu oleh panitia
adhoc yang terdiri dari Mitra Bestari sesuai disiplin/spesifikasi dan
peminatan tenaga keperawatan berdasarkan kebutuhan rumah sakit.
B. Sub Komite Kredensial
Proses Kredensial menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam
memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan
standar profesi. Proses Kredensial mencakup tahapan review, verifikasi dan
evaluasi terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kinerja tenaga
keperawatan. Berdasarkan hasil proses Kredensial, Komite Keperawatan
merekomendasikan kepada direktur Rumah Sakit untuk menetapkan Penugasan
Klinis yang akan diberikan kepada tenaga keperawatan berupa surat Penugasan
Klinis. Penugasan Klinis tersebut berupa daftar Kewenangan Klinis yang
diberikan oleh direktur Rumah Sakit kepada tenaga keperawatan untuk melakukan
asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan dalam lingkungan Rumah Sakit untuk
suatu periode tertentu.
1) Tujuan
a. Memberi kejelasan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan;
b. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga
keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan
memiliki kompetensi dan Kewenangan Klinis yang jelas;
c. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada
di semua level pelayanan.
2) Tugas
Tugas sub komite Kredensial adalah:
a. Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis;
b. Menyusun buku putih (white paper) yang merupakan dokumen
persyaratan terkait kompetensi yang dibutuhkan melakukan setiap jenis
pelayanan keperawatan dan kebidanan sesuai dengan standar
kompetensinya. Buku putih disusun oleh Komite Keperawatan dengan
melibatkan Mitra Bestari (peer group) dari berbagai unsur organisasi
profesi keperawatan dan kebidanan, kolegium keperawatan, unsur
pendidikan tinggi keperawatan dan kebidanan;
c. Menerima hasil verifikasi persyaratan Kredensial dari bagian SDM
meliputi:
- Ijazah;
- Surat Tanda Registrasi (STR);
- Sertifikat kompetensi;
- Logbook yang berisi uraian capaian kinerja;
12
- Surat penyataan telah menyelesaikan program orientasi Rumah
Sakit atau orientasi di unit tertentu bagi tenaga keperawatan baru;
- Surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan.
d. Merekomendasikan tahapan proses Kredensial:
e. Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga
keperawatan.
f. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang
ditetapkan.
g. Sub komite membuat laporan seluruh proses Kredensial kepada Ketua
Komite Keperawatan untuk diteruskan ke kepala/direktur Rumah Sakit.
3) Kewenangan
Sub komite Kredensial mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi
rincian Kewenangan Klinis untuk memperoleh surat Penugasan Klinis
(clinical appointment).
4) Mekanisme
Kerja Untuk melaksanakan tugas sub komite kredensial, maka ditetapkan
mekanisme sebagai berikut:
a. Mempersiapkan Kewenangan Klinis mencakup kompetensi sesuai area
praktik yang ditetapkan oleh rumah sakit;
b. Menyusun Kewenangan Klinis dengan kriteria sesuai dengan
persyaratan Kredensial dimaksud;
c. Melakukan assesmen Kewenangan Klinis dengan berbagai metode yang
disepakati;
d. Memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rekomendasi
memperoleh Penugasan Klinis dari kepala/direktur Rumah Sakit;
e. Memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis untuk memperoleh
Penugasan Klinis dari kepala/direktur Rumah Sakit.
f. Melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan Klinis secara
berkala;
g. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang di
tetapkan.
C. Sub Komite Mutu Profesi
Dalam rangka menjamin kualitas pelayanan/asuhan keperawatan dan
kebidanan, maka tenaga keperawatan sebagai pemberi pelayanan harus memiliki
kompetensi, etis dan peka budaya. Mutu profesi tenaga keperawatan harus selalu
ditingkatkan melalui program pengembangan profesional berkelanjutan yang
disusun secara sistematis, terarah dan terpola/terstruktur. Mutu profesi tenaga
keperawatan harus selalu ditingkatkan secara terus menerus sesuai perkembangan
masalah kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan standar profesi,
standar pelayanan serta hasil-hasil penelitian terbaru. Kemampuan dan keinginan
untuk meningkatkan mutu profesi tenaga keperawatan di Rumah Sakit masih
rendah, disebabkan karena beberapa hal antara lain: kemauan belajar rendah,
belum terbiasa melatih berpikir kritis dan reflektif, beban kerja berat sehingga
tidak memiliki waktu, fasilitas-sarana terbatas, belum berkembangnya sistem
pendidikan berkelanjutan bagi tenaga keperawatan. Berbagai cara dapat dilakukan
dalam rangka meningkatkan mutu profesi tenaga keperawatan antara lain audit,
diskusi, refleksi diskusi kasus, studi kasus, seminar/simposium serta pelatihan,
baik dilakukan di dalam maupun di luar rumah sakit.
13
Mutu profesi yang tinggi akan meningkatkan percaya diri, kemampuan
mengambil keputusan klinik dengan tepat, mengurangi angka kesalahan dalam
pelayanan keperawatan dan kebidanan. Akhirnya meningkatkan tingkat
kepercayaan pasien terhadap tenaga keperawatan dalam pemberian pelayanan
keperawatan dan kebidanan.
1) Tujuan
Memastikan mutu profesi tenaga keperawatan sehingga dapat memberikan
asuhan keperawatan dan kebidanan yang berorientasi kepada keselamatan
pasien sesuai kewenangannya.
2) Tugas
Tugas sub komite mutu profesi adalah:
a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik;
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional
berkelanjutan tenaga keperawatan;
c. Melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan;
d. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.
3) Kewenangan
Subkomite mutu profesi mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi
tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan, pendidikan keperawatan dan
kebidanan berkelanjutan serta pendampingan.
4) Mekanisme kerja
Untuk melaksanakan tugas subkomite mutu profesi, maka ditetapkan
mekanisme sebagai berikut:
a. Koordinasi dengan bidang keperawatan untuk memperoleh data dasar
tentang profil tenaga keperawatan di RS sesuai area praktiknya
berdasarkan jenjang karir;
b. Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal dari data
subkomite Kredensial sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan perubahan standar profesi. Hal tersebut menjadi dasar
perencanaan CPD;
c. Merekomendasikan perencanaan CPD kepada unit yang berwenang;
d. Koordinasi dengan praktisi tenaga keperawatan dalam melakukan
pendampingan sesuai kebutuhan;
e. Melakukan audit keperawatan dan kebidanan dengan cara:
- Pemilihan topik yang akan dilakukan audit;
- Penetapan standar dan kriteria;
- Penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit;
- Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan;
- Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan kriteria;
- Menerapkan perbaikan dan rencana reaudit
- Menyusun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan kepada
Ketua Komite Keperawatan.
14
keperawatan sebagai landasan dalam memberikan pelayanan yang manusiawi
berpusat pada pasien. Prinsip “caring” merupakan inti pelayanan yang diberikan
oleh tenaga keperawatan. Pelanggaran terhadap standar pelayanan, disiplin profesi
keperawatan dan kebidanan hampir selalu dimulai dari pelanggaran nilai moral-
etik yang akhirnya akan merugikan pasien dan masyarakat. Beberapa faktor yang
mempengaruhi pelanggaran atau timbulnya masalah etik antara lain tingginya
beban kerja tenaga keperawatan, ketidakjelasan Kewenangan Klinis, menghadapi
pasien gawat-kritis dengan kompetensi yang rendah serta pelayanan yang sudah
mulai berorientasi pada bisnis. Kemampuan praktik yang etis hanya merupakan
kemampuan yang dipelajari pada saat di masa studi/pendidikan, belum merupakan
hal yang penting dipelajari dan diimplementasikan dalam praktik. Berdasarkan hal
tersebut, penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu dilakukan
secara terencana, terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga pelayanan
keperawatan dan kebidanan yang diberikan benar-benar menjamin pasien akan
aman dan mendapat kepuasan.
1) Tujuan
Subkomite etik dan disiplin profesi bertujuan:
a. Agar tenaga keperawatan menerapkan prinsip-prinsip etik dalam
memberikan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan;
b. Melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga
keperawatan yang tidak profesional;
c. Memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.
2) Tugas
Tugas Subkomite etik dan disiplin profesi adalah :
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan;
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan;
c. Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan;
d. Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran disiplin
dan masalah-masalah etik dalam kehidupan profesi dan asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan;
e. Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis dan/atau surat
Penugasan Klinis (clinical appointment);
f. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.
3) Kewenangan
Kewenangan Subkomite etik dan disiplin profesi mempunyai kewenangan
memberikan usul rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis (clinical
privilege) tertentu, memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian
Kewenangan Klinis (delineation of clinical privilege), serta memberikan
rekomendasi pemberian tindakan disiplin.
4) Mekanisme kerja
Mekanisme kerja Subkomite etik dan disiplin profesi:
a. Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan tahapan:
- Mengidentifikasi sumber laporan kejadian pelanggaran etik dan
disiplin di dalam rumah sakit;
- Melakukan telaah atas laporan kejadian pelanggaran etik dan
disiplin profesi.
b. Membuat keputusan. Pengambilan keputusan pelanggaran etik profesi
dilakukan dengan melibatkan panitia Adhoc.
15
c. Melakukan tindak lanjut keputusan berupa:
- Pelanggaran etik direkomendasikan kepada organisasi profesi
keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit melalui Ketua Komite;
- Pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada direktur medik dan
keperawatan/direktur keperawatan melalui Ketua Komite
Keperawatan;
- Rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis diusulkan kepada
Ketua Komite Keperawatan untuk diteruskan kepada direktur
Rumah Sakit.
d. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan,
meliputi:
- Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam
pelaksanaan praktik keperawatan dan kebidanan sehari-hari.
- Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/topik dan
metode serta evaluasi.
- Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya,
“coaching”, simposium, “bedside teaching”, diskusi refleksi kasus
dan lain-lain disesuaikan dengan lingkup pembinaan dan sumber
yang tersedia.
- Menyusun laporan kegiatan sub komite untuk disampaikan kepada
Ketua Komite Keperawatan.
A. URAIAN JABATAN
1. Ketua Komite Keperawatan
a. Nama Jabatan : Ketua Komite Keperawata
b. Persyaratan Jabatan
1) Persyaratan umum
a) Pendidikan Formal : Minimal pendidikan S1 Keperawatan
b) Pelatihan : WorkShop Komite Keperawatan
c. Kedudukan didalam organisasi
1) Atasan Langsung : Direktur RSU Permata Medika Kebumen
2) Bawahan Langsung: Sekretaris Komite Keperawatan, Sub Komite
Krdensial, Sub Komite Mutu, Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi
d. Uraian Tugas:
1) Memberikan motifasi, dukungan, bimbingan dan arahan kepada
sub komite
2) Memberikan masukan kepada bimbingan pelayanan keperawatan
atau kebidanan
3) Menyusun program kerja Bersama anggota komite keperawatan
4) Terlibatnya dalam pembuatan, pengembangan dan evaluasi
Panduan Asuhan Keperawatan dan Kebidanan
5) Terlibat langsung dalam penyusunan standar etik evaluasi
penerapan kode etik profesi dan proses pembinaan
6) Memberikan rekomendasi penetapan penugasan klinis yang akan
diberikan kepada tenaga keperawatan dan kebidanan berupa surat
penugasan klinik yang berisi daftar kewenangan klinis
7) Berkoordinasi dengan bidang keperawatan dalam pelaksaaan,
evaluasi PAK, penerapan Etik Profesi dan Peningkatan
profesionalisme tenaga keperawatan dan kebidanan
16
8) Memberikan pertimbangan tentang penempatan tenaga
keperawatan dan kebidanan di rumah sakit
9) Memantau kegiatan program kerja dari setiap sub komite
10) Memberikan rekomendasi terhadap pemecahan masalah
keperawatan dan kebidanan
11) Melakukan kajian berbagi isu yang berkembang dan merujuk ke
sub komite yang sesuai
12) Menjalin hububungan dengan organisasi Profesi Nasional
e. Wewenang
Memberikan arahan atau perintah kepada seluruh anggota komite
keperawatan
19
BAB VII
TATA HUBUNGAN
20
1. Menetapkan lingkup praktek, kompetensi dan kewenangan fungsional
tenaga keperawatan.
2. Merumuskan norma-norma, harapan, dan pedoman prilaku.
3. Menyediakan alat ukur pantau kinerja keperawatan.
4. Memelihara dan meningkatkan kompetensi untuk meningkatkan kinerja
anggota.
5. Membina dan menangani hal-hal yang berkaiatan dengan etika profesi
keperawatan.
E. Hubungan komite keperawatan dalam kaitan dengan pihak lain didalam / di luar
rumah sakit, meliputi:
1. Mengkomunikasikan informasi yang bermanfaat bagi administrator atau
manajer.
2. Menetapkan peran dan tanggung jawab staf penunjang asuhan pasien.
3. Mendidik staf lain yang terlibat dalam sistem keperawatan.
4. Merekomendasikan tindakan perbaikan dan sangsi pembinaan.
5. Mendorong dan melibatkan tenaga keperawatan yang berminat atau terkena
dalam mengelola upaya keperawatan.
6. Membangun jaringan dengan organisasi profesi dan komite di rumah sakit
lain.
7. Melaksanakan program kegiatan bersama dengan profesi lain.
8. Menjamin keharmonisan hubungan kerja staf.
21
BAB VIII
POLA KETENANGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
Dalm upaya mempersiapkan tenaga dik komite keperawatan yang handal dan
perlu kiranya melakukan kegiatan menyediakan, mempertahankan submber daya
manusia yang tepat bagi organisasi.
Untuk Komite Keperawatan RSU Permata Medika Kebumen terdiri dari Ketua
Komite, Sekretaris, dan Sub Komite. Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM Komite
Keperawatan saatn adalah sebagai berikut:
No Nama Jabatan Jenis Pendidikan Kualifikasi Jumlah Tenaga
1 Ketua Komite S1 Keperawatan Pengalaman 3 tahun 1
Keperawatan Pernah menjabat di
manajerial
Pelatihan Komite
Keperawatan
2 Sekretaris D3/S1 Pengalaman 3 tahun 1
Komite Keperawatan di pelayanan
Keperawatan Pelatihan Komite
Keperawatan
3 Sub Komite D3/S1 Pengalaman 3 tahun 6
Keperawatan Pelatihan Komite
Keperawatan
22
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Kegiata Orientasi yang diselenggarakan bagi perawat dan bidan di RSU Permata
Medika Kebumen adalah Setiap karyawan yang baru masuk akan diberikan orientasi
umum yang dikelola oleh bagian SDM . Kemudian akan dilanjutkan dengan kegiatan
orientasi khusus oleh masing – masing unit kerja terkait .
23
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan suatu
masalah tertentu .
Penyelenggaraan rapat di RSU Permata Medika Kebumen terdiri dari:
1. Rapat Komite Keperawatan adalah rapat yang diselenggarakan oleh Komite Keperawatan
untuk membahas hal-hal yang berhubungan dengan keprofesian tenaga keperawatan
sesuai tugas dan kewajibannya.
2. Rapat Komite Keperawatan terdiri dari rapat rutin, rapat dengan Direktur, rapat
dengan Bidang Keperawatan, dan rapat khusus.
3. Peserta rapat Komite Keperawatan selain Anggota Komite Keperawatan, apabila diperlukan
dapat juga dihadiri oleh pihak lain yang terkait dengan agenda rapat, baik internal
maupun eksternal Rumah Sakit yang ditentukan oleh Komite Keperawatan.
4. Setiap rapat Komite Keperawatan dibuat notulen rapat.
Jenis pertemuan atau rapat di keanggotaan Komite Keperawatan :
1. Rapat rutin
a. Rapat rutin diselenggarakan terjadwal paling sedikit 1(satu) kali dalam 2 (dua)
bulan dengan interval yang tetap pada waktu dan tempat yang ditetapkan oleh
Komite Keperawatan;
b. Rapat rutin merupakan rapat koordinasi untuk mendiskusikan, melakukan
klarifikasi, mencari alternatif solusi berbagai masalah pelayanan keperawatan
dan membuat usulan tentang kebijakan pelayanan keperawatan;
c. Notulen rapat rutin disampaikan pada setiap penyelenggaraan rapat rutin
berikutnya
2. Rapat Komite Keperawatan dengan Direktur
Rapat dengan Direktur diselenggarakan terjadwal yaitu 6 (enam) bulan sekali dengan
interval yang tetap pada waktu dan tempat yang ditetapkan oleh Komite
Keperawatan dan Direktur;
3. Rapat khusus Komite Keperawatan:
a. Rapat khusus diselenggarakan atas permintaan yang ditandatangani oleh paling
sedikit 3 (tiga) orang anggota Komite Keperawatan;
b. Rapat khusus bertujuan untuk membahas masalah mendesak/penting yang segera
memerlukan penetapan/keputusan Direktur Utama;
24
BAB XI
PELAPORAN
1. Monitoring
Monitoring kegiatan komite keperawatan dilakukan oleh Ketua Komite.
2. Evaluasi
a. Evaluasi program kerja komite keperawatan dilakukan oleh Ketua Komite
dengan frekuensi minimal setiap 2 (dua) bulan.
b. Analisa evaluasi program kerja komite keperawatan oleh Komite
Keperawatan setiap 6 bulan sekali
3. Laporan
Prinsip pelaporan mutu pelayanan keperawatan :
a. Laporan kegiatan komite keperawatan dilaporkan oleh komite keperawatan
b. Laporan dibuat sistematik, singkat, tepat waktu dan informative.
c. Laporan dibuat dalam bentuk grafik atau table (bila perlu)
d. Laporan dibuat bulanan, triwulan, semester, tahunan.
e. Laporan disertai analisis masalah dan rekomendasi penyelesaian.
f. Laporan dipresentasikan dalam bentuk rapat koordinasi dengan pimpinan.
25
BAB XII
PENUTUP
26