JL.KIAN SANTANG NO 30
KOTA TANGERANG
PERATURAN DIREKTUR RSIA GEBANG MEDIKA
NOMOR .../SK-DIR/RSIAGM/VII/2018
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : PERATURAN DIREKTUR RSIA GEBANG MEDIKA
TENTANG PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN
(NURSING STAF BYLAWS) RSIA GEBANG MEDIKA
Kedua : Kebijakan yang dimaksud dalam keputusan ini adalah Peraturan
Internal staf keperawatan di RSIA Gebang Medika
Sebagaimana dimaksud dictum kesatu terlampir dalam keputusan ini
Ketiga : Peraturan ini menjadi acuan bagi RSIA Gebang Medika
Untuk melaksanakan peraturan internal bagi staf keperawatan di
RSIA Gebang Medika
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan,dan apabila di
Kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan
ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Tangerang
Pada tanggal 20 Juli 2-18
Direktur, RSIA Gebang Medika
Dr. Amelia
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit di Indonesia terus berkembang,baik jumlah,jenis maupun manajemen
pelayanan kesehatannya. Penilaian internal dilakukan di seluruh komponen rumah sakit,
sedangkan di eksternal mempergunakan akreditasi dalam rangka memenuhi tumtutan
Undang -Undang No.44 tahun 2009 pasal 40 ayat 1,yang menyatakan bahwa dalam
upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala
minimal 3 tahun sekali.
Pada tahun 2018 ini, akan mulai diterapkan system akreditasi dengan standar KARS
SNARS. Tujuan akreditasi adalah menjamin masyarakat memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman serta berkualitas yang beroriented kepada pasien dengan
berdasarkan keselamatan pasien.
B. VISI KEPERAWATAN
Mampu memberikan pelayanan keperawatan kepada masyarakat secara profesional,
efektif dan efisien dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
C. MISI KEPERAWATAN
1. Memberikan pelayanan keperawatan profesional yang berkualitas mengacu pada
standar prosedur operasional keperawatan.
2. Meningkatkan profesionalisme SDM Keperawatan melalui pelatihan dan pendidikan.
3. Mmberikan kepuasan pada pelanggan dengan meningkatkan kerjasama yang baik
antar bagian
D. FALSAFAH KEPERAWATAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Asuhan Keperwatan hanya boleh dilakukan oleh staf keperawatan yang telah diberi
Kewenangan Klinis melalui proses Kredensial.
Pasal 4
Kewenangan Klinis yang diberikan kepada staf keperawatan disesuaikan dengan kategori
jenjang klinis keperawatan.
Pasal 5
Jemjang klinis Keperawatan terdiri dari :
1. Jenjang prawat klinik 1 ( Lampiran 1.1 )
2. Jenjang Perawat Klinik 2 ( Lampiran 1. 2 )
3. Jenjang Perawat Klinik 3 ( Lamirkan 1. 3 )
Pasal 6
Dalam keadaan tentu Kewenangan Klinis dapat diberikan kepada staf keperawatan dan
kebidanan dengan melihat kondisi berupa :
1. Kewenangan Klinis sementara
2. Kewenangan klinis dalam keadaan darurat
3. Kewenangan klinis bersyarat
Pasal 7
Penjabaran kewenangan Klinis seperti tersebut dalam pasal 5 dan 6 diatur dalam buku
putih.
Pasal 8
Penyusun Buku putih Kewenangan Klinis keperawatan disusun oleh panitia yang
dibentuk oleh Komite keperawatan RSIA Gebang Medika
Pasal 9
Dalam rangka mendapatkan Kewenangan Klinis, staf keperawatan mengajukan secara
tertilis kepada Komite Keperawatan RSIA Gebang Medika dengan melampirkan syarat –
syarat yang telah di tentukan.
Pasal 10
Dalam hal proses kredensial memerlukan tenaga yang banyak, maka Sub komite
kredensial mengajukan kepada Ketua Komite Keperawatan agar dibentuk Panitia untuk
melakukan proses kredensial staf keperawatan.
Pasal 12
Dalam proses kredensial telah selesai, maka Sub Komite Kredensial mengeluarkan
rekomendasi kepada Komite Keperawatan.
Pasal13
Rekomendasi Sub Komite Kredensial dapat berupa :
1. Direkomendasikan diberi kewenangan klinis
2. Tidak direkomendasikan
3. Direkomendasikan dengan syarat.
Pasal14
Komite Keperawatan menetapkan Kewenangan Klinis staf keperawatan atas dasar
rekomendasi dari Sub Komite Kredensial.
BAB IV
PENUGASAN KLINIS
Pasal 15
Komite Keperawatan mengusulkan kepada Direktur RSIA Gebang Medika agar
dilakukan Penugasan Klinis staf keperawatan sesuai dengan Kewenangan Klinis.
Pasal 16
Direktur RSIA Gebang Medika mengeluarkan Penugsan Klinis kepada staf
keperawatan untuk jangka waktu lima tahun.
Pasal 17
Dalam hal tertentu, Direktur RSIA Gebang Medika berhak mengeluarkan surat
pengakhiran penugasan Klinis kepada staf keperawatan atas rekomendasi Sub Komite
Etik dan Disiplin Prefesi melalui Komite keperawatan
BAB V
PELIMPAHAN WEWENANG TINDAKAN MEDIK
Pasal 18
1. Pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh perawat dapat berdasarkan pelimpahan
wewenang dan hanya dapat diberikan secara tetulis oleh tenaga medis kepada perawat
untuk melakukan sesuatu tindakan medis dan melakukan evaluasi pelaksanaannya.
2. Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat( 1 ) dapat dilakukan secara
delegate atau mandate.
3. Pelimpahan wewenang secara delegatif untuk melakukan sesuatu tindakan medis
diberikan oleh tenaga medis kepada perawat dengan disertai pelimpahan tanggung
jawab.
4. Pelimpahan wewenang secara delegatif sebagaimana dimaksud pada ( 3 ) hanya dapat
diberikan kepada Perawat profesi atau Perawat vokasi terlatih yang memliki
kompetensi yang diperlukan.
5. Pelimpahan wewenang secara mandate diberikan oleh tenaga medis kepada perawat
untuk melakukan tindakan medis di bawah pengawasan
6. Tangguang jawab atas tindakan medis pada pelimpahan wewenang sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 5 ) berada pada pemberi pelimpahan wewenang.
7. Dalam melaksanakan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang :
a. Melakukan tindakan medis yang sesuai dengan kompetensinya atas pelimpahan
wewenang delegatif tenaga medis.
b. Melakukan tindakan medis dibawah pengawasan atau pelimpahan wewenang
mandat; dan
c. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan program pemerintah.
BAB VI
KOMITE KEPERAWATAN
Pasal 19
1. Susunan organisasi Komite keperawatan terdiri dari :
a. Ketua
b. Sekertaris
c. Sub Komite
2. Sub Komite sebagaimana dimaksud pada Pasal 19 ayat 1 Huruf c, terdiri dari :
a. Sub Komite Kredensial
b. Sub Komite Mutu
c. Sub Komite Etik dan Disiplin
3. Bagan Struktur Organisasi Komite Keperawatan adalah sebagai berikut :
DIREKTUR
KETUA
SEKRETARIS
Pasal 20
Personil Komite Keperawatan harus memiliki kompetensi yang tinggi sesuai jenis
pelayanan atau area praktek, mempunyai semangat profesionalisme serta reputasi
baik.
Pasal 21
Komite Keperawatan mengupayakan seoptimal mungkin bahwa tenaga keperawatan
memiliki kompetensi kerja yang tinggi sesuai standar pelayanan dan berperilaku baik
sesuai etika prefesinya.
Pasal 22
1. Komite Keperawatan mempunyai tugas pokok membantu Direktur RSIA Gebang
Medika dalam melakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi tenaga
keperawatan serta pengembangan profesi berkelanjutan.
2. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ),
Komite Keperawatan mempunyai fungsi :
a. Penyelenggara konsultasi keperawatan.
b. Penyelenggara tukar pendapat, kebijakan, dan pelaksanaan pelayanan.
c. Pemberian motivasi dalam pemecahan masalah profesi keperawatan melalui
pembelajaran.
d. Penggalian inovasi dan ide – ide yang membangun dan pembaharuan ke arah
perbaikan profesi keperawatan.
e. Penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran kepada profesi sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki.
f. Penyelenggaraan advokasi dengan memberikan perlindungan dan dukungan
kepada profesi dalam menerima hak – haknya termasuk masalah hukum.
Pasal 23
1. Tanggung jawab Komite Keperawatan :
a. Komite Keperawatan bertanggung jawab langsung kepada Direktur
RSIA Gebang Medika.
b. Menjaga citra dan nama baik Komite Keperawatan pada khususnya
dan seluruh pelayanan keperawatan di RSIA Gebang Medika pada
umumnya.
2. Wewenang Komite Keperawatan
a. Membuat dan membubarkan ( Panitia Ad Hoc } secara mandiri
maupun bersama Bidang Keperawatan.
b. Merekomendasikan penempatan tenaga keperawatan berdasarkan
kompetensi perawat
c. Membimbing perawat dalam meningkatkan mutu profesi
d. Memberikan pertimbangan tentang bimbingan dan konseling
keperawatan.
Pasal 24
Dalam melaksanakan fungsinya Komite Keperawatan dibantu oleh Panitia Ad Hoc
yang sesuai dengan disiplin / spesifikasi dan perminatan tenaga keperawatan
berdasarkan kebutuhan rumah sakit.
Pasal 25
Komite Keperawatan sebagai mitra kerja dari Bidang Keperawatan dan tidak
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Keperawatan .
Pasal 26
Komite Keperawatan bekerja sama dan melakukan koordinasi dengan Kepala Bidang
Keperawatan serta saling memberikan masukan tentang perkembangan profesi
keperawatan dan kebidanan di rumah sakit
BAB VII
RAPAT
Pasal 27
1. Komite Keperawatan dan Bidang Keperawatan melaksanakan kerja dan koordinasi
secara berkala dan berkesinambungan melalui rapat koordinasi keperawatan.
2. Rapat koordinasi Keperawatan terdiri dari : Rapat kerja, Rapat Rutin, Rapat Pleno,
dan Rapat Sidang Tahunan.
3. Rapat Kerja
a. Rapat Kerja Keperawatan dilaksanakan dalam setahun sekali dan bersifat terbuka.
b. Rapat Kerja Keperawatan dipimpin oleh Ketua Komite keperawatan atau Kepala
Bidang Keperawatan dan di hadiri oleh Sekertaris Komite Keperawatan. Sub
Komite, Panitia – Panitia Keperawatan dan Kepala Ruang Keperawatan.
c. Agenda rapat kerja adalah membuat rencana kerja keperawatan dalam 5 ( lima )
tahun.
4. Rapat Rutin
a. Rapat Rutin Keperawatan dilaksanakan 1 ( satu ) kali dalam seminggu diikuti oleh
Bidang Keperawatan, Komite Keperawatan dan Kepala Ruang Keperawatan.
b. Agenda rapat rutin adalah membahas masalah – masalah harian keperawatan.
c. Rapat rutin keperawatan dipimpin oleh Kepala Bidang Keperawatan atau Ketua
Komite Keperawatan
5. Rapat Pleno
a. Rapat Pleno Keperawatan diadakan sewaktu – waktu bila dibutuhkan.
b. Agenda rapat pleno adalah membahas personal etik dan disiplin staf keperawatan
c. Kehadiran rapat pleno adalah 100 % peserta rapat.
6. Rapat Tahunan
a. Rapat Tahunan Keperawatan diadakan satu kali dalam setahun.
b. Rapat Tahunan dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan atau Kepala Bidang
Keperawatan dan dihadiri oleh Sekertaris Komite Keperawatan, Sub Komite,
Panitia Panitia Keperawatan dan Kepala Ruang Keperawatan.
c. Agenda Rapat Tahunan adalah membuat rencana kerja keperawatan dalam 1 (
satu ) tahun dan mengevaluasi plaksanaan kegiatan pada tahun yang telah lalu.
d. Keputusan yang diambil harus di setujui sekurang – kurangnya 2/3 peserta yang
hadir.
BAB VIII
SUB KOMITE KREDENSIAL,MUTU PROFESI,ETIKA DAN DISIPLIN
PROFESI
Pasal 28
1. Sub Komite Kredensial sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat ( 2 ) huruf a
bertugas :
a. Menyusun daftar rincian kewenangan klinis.
b. Menyusun buku putih.
c. Menerima hasil verifikasi persyaratan kredensial.
d. Merekomendasikan tahapan proses kredensial .
e. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis bagi setiap tenaga
keperawatan.
f. Melakukan kredensial ulang secara berkala setiap 5 ( lima ) tahun
g. Membuat laporan seluruh proses kredensial kepada Ketua Komite keperawatan
untuk diteruskan kepada Direktur RSIA Gebang Medika.
Pasal 30
1. Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (2)
huruf c bertugas :
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan.
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan.
c. Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan.
d. Merekomendasikan penyelesaikan masalah – masalah pelanggaran disiplin dan
masalah – masalah etik dalam kehidupan profesi, asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan.
e. Merekomendasikan pencabutan kewenangan klinis dan / atau surat penugasan
klinis.
f. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan.
2. Guna menindaklanjuti rekomendasi dari sub komite Etik dan Disiplin sebagaimana
tersebut dalam pasal 30 ayat (1), komite keperawatan membentuk panitia Ad Hoc
baik Insidental atau permanen.
3. Hasil Kerja Panitia Ad Hoc sebagaiman tersebut dalam Pasal 30 ayat (2) dibawa
dalam rapat pleno sebagaimana tersebut pasal 27 ayat ( 4 )
BAB IX
PERATURAN PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS
Pasal 31
1. Dalam memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan diperlukan standar
profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional dan kebutuhan dasar pasien.
2. Memenuhi kebutuhan sebagaimana tersebut dalam pasal 31 ayat ( 1 ), Komite
Keperawatan bersama – sama Bidang Keperawatan berkewajiban menyusun :
a. Standar profesi keperawatan dan kebidanan.
b. Standar pelayanan keperawatan dan kebidanan.
c. Standar prosedur operasional keperawatan dan kebidanan.
d. Standar kebutuhan dasar pasien.
3. Dalam keadaan tidak mampu, setiap staf keperawatan berkewajiban melakukan
konsultasi dan / atau merujuk pasien kepada tenaga keperawatan lain yang dianggap
lebih mampu.
BAB X
TATA CARA DAN REVIEW PERBAIKAN PERATURAN INTERNAL STAF
KEPERAWATAN
Pasal 32
1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam aturan ini akan diatur dikemudian hari
melalui Rapat Pleno Keperawatan.
2. Apabila ada pasal dan / atau Ayat dalam Peraturan Inetrnal Keperawatan ini yang
dikemudian hari dianggap tidak sesuai, dapat ditinjau ulang melalui Sidang Tahunan
Keperawatan.
BAB XI
PENEUTUP
Pasal 33
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Peraturan Internal Keperawatan
dilaksanakan dengan berpedoman pada lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari peraturan.
Pasal 34
Peraturan Internal Keperawatan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Tangerang
Pada tanggal : 20 Juli 2018
dr. Amelia