Anda di halaman 1dari 16

PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN

(NURSING STAF BYLAWS)


RSUD KH. MUHAMMAD THOHIR
KABUPATEN PESISIR BARAT

KOMITE KEPERAWATAN
RSUD KH. MUHAMMAD THOHIR
KABUPATEN PESISIR BARAT
TAHUN 2021
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KIAI HAJI MUHAMMAD THOHIR
Nomor :800/ /RS / /2021

TENTANG

PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN (NURSING STAF BYLAWS)


RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KIAI HAJI MUHAMMAD THOHIR

Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan


serta mengatur tata kelola klinis yang baik agar mutu pelayanan
keperawatan dan pelayanan kebidanan yang berorientasi pada
keselamatan pasien di Rumah Sakit lebih terjamin dan terlindungi
b. Bahwa staf keperawatan merupakan jumlah terbesar dari tenaga
kesehatan lain di Rumah Sakit, memiliki kualifikasi berjenjang dan
sebagai profesi yang berhubungan langsung dengan pasien dan
keluarganya
c. Bahwa untuk menindaklanjuti ketentuan Pasal (15) Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 49 Tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan, setiap Rumah Sakit Wajib menyusun Peraturan
Internal Staf Keperawatan dengan mengacu pada peraturan internal
korporasi dan peraturan perundang – undangan yang berlaku;
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, b dan huruf c terebut diatas, perlu menetapkan Peraturan
Direktur tentang Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf
Bylaws) Rumah Sakit Komunitas Krui

Mengingat : 1. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republlik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang – undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
3. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014,
tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 298);
4. Undang – undang Republik Indonesia nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 307);
5. Undang – undang Republik Indonesia nomor 4 Tahun 2019 tentang
Kebidanan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3637);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 144/MENKES/PER/VIII/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun
2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor1796/MENKES/PER/VIII/2011
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 603);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28/MENKES/PER/X/2017
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 501);
10.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun
2013 tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit;
11.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/MENKES/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Bidan;
12.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/MENKES/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
13.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR TENTANG PERATURAN INTERNAL STAF


KEPERAWATAN (NURSING STAF BY LAWS) RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KH. MUHAMMAD THOHIR.

PENDAHULUAN

Peraturan internal staf keperawatan merupakan peraturan


penyelenggaraan profesi staf keperawatan dan mekanisme tata kerja
Komite Keperawatan. Yang dimaksud dengan staf keperawatan meliputi
perawat dan bidan. Peraturan ini dirasakan pennting karena staf
keperawatan merupakan jumlah terbesar dari tenaga kesehatan lain di
Rumah Sakit, memiliki kualifikasi berjenjang dan sebagai profesi yang
berhubungan langsung dengan pasien dan keluarganya.

Peraturan internal staf keperawatan sebagai acuan serta dasar hukum


yang sah bagi Komite Keperawatan dan Direktur Rumah Sakit dalam hal
pengambilan Keputusan tentang staf keperawatan. Termasuk mengatur
menganisme pertanggungjawaban Komite Keperawatan kepada Direktur
Rumah Sakit tentang profesionalisme staf keperawatan rumah sakit.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan :


1. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Komunitas Krui
2. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Komunitas Krui
3. Komite keperawatan adalah wadah non-struktural rumah sakit yang
mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan
profesionalisme tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial,
penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika dan diiplin profesi
4. Staf Keperawatan adalah perawat dan bidan, yang bekerja purna
waktu di Unit pelayanan rumah sakit
5. Unit pelayanan keperawatan antara lain adalah rawat jalan, rawat
inap, instalasi gawat darurat dan Ruang Bersalin
6. Kewenangan klinis tenaga keperawatan adalah uraian intervensi
keperawatan dan kebidanan yang dilakukan oleh tenaga
keperawatan berdasarkan area praktiknya, dan dapat digolongkan
menjadi kewenangan klinis sementara (temporary), kewenangan
klinis dalam keadaan darurat (emergency), kewenangan klinis
bersyarat (provisional)
7. Penugasan klinis adalah penugasan Direktur Rumah Sakit kepada
tenaga keperawatan untuk melakukan asuhan keperawata atau
asuhan kebidanan di Rumah Sakit tersebut berdasarkan daftar
kewenangan klnis.
8. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan
untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis.
9. Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan
untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis
10.Peraturan Internal Staf Keperawatan adalah aturan yang mengatur
tata kelola klinis untuk menjaga profesionalisme tenaga keperawatan
di Rumah Sakit
11.Audit Keperawatan adalah upaya evaluasi secaraprofesional
terhadap mutu pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
pasien dengan menggunakan rekam medisnya yang dilaksanakan
oleh profesi perawat dan bidan.
12.Mitra Bestari adalah sekelompok tenaga keperawatan dengan
reputasi dan kompetensi yang baik untuk menelaah segala hal yang
berkaitan dengan tenaga keperawatan
13.Buku putih adalah dokumen yang berisi syarat – syarat yang harus
dipenuhi oleh tenaga keperawatan yang digunakan untuk
menentukan kewenangan klinis
14.Tenaga administrasi adalah seorang atau lebih yang bertugas
melaksanakan administrasi guna menunjang pelaksanaan tugas –
tugas komite keperawatan, dan sub komite keperawatan.
15.Panitia Adhoc adalah panitia yang dibentuk oleh Koite Keperawatan
untuk membantu melaksanakan tugas Komite Keperawatan
16.Rapat Kerja, yaitu rapat yang dilaksanakan 1 (satu) kali dalam
setahun untuk membahas rencana kerja
17.Rapat Pleno, yaitu rapat koordinasi yang diadakan untuk
mengeluarkan rekomendasi Keperawatan
18.Sidang Tahunan, yaitu sidang yang dilakukan oleh Keperawatan
untuk melakukan evaluasi terhadap program kerja yang telah
dilaksanakan.

BAB II
TUJUAN
Pasal 2

(1) Tujuan peraturan internal staf keperawatan (nursing staf by laws)


adalah agar komite keperawatan dapat menyelenggarakan tata kelola
klinis yang baik (good clinical govermance) melalui mekanisme
kredensial, peningkatan mutu profesi, dan penegakan disiplin ilmu
(2) Memberikan dasar hukum bagi mitra bestari (peer group) dalam
pengambilan keputusan profesi melalui komite Keperawatan. Dan
putusan itu dilandasi semangat bahwa hanya staf keperawatan yang
kompeten dan berprilaku profesional sajalah yang boleh melakukan
asuhan keperawatan dirumah sakit.

BAB III
KEWENANGAN KLINIS

Pasal 3

Asuhan keperawatan di Rumah Sakit Komunitas dapat dilakukan oleh


Staf Keperawatan yang telah diberi kewenangan klinis melalui proses
kredensial

Pasal 4

Kewenangan klinis yang diberikan kepada Staf Keperawatan


disesuaikan dengan kategori jenjang klinis keperawatan

Pasal 5

Jenjang klinis Keperawatan terdiri dari :


1. Jenjang Perawat Klinik 1;
2. Jenjang Perawat Klinik 2;
3. Jenjang Perawat Klinik 3;
4. Jenjang Perawat Klinik 4;
5. Jenjang Perawat Klinik 5;

Pasal 6

Dalam keadaan tertentu kewenangan klinis dapat diberkan kepada staf


keperawatan dengan melihat kondisi berupa :
1. Kewenangan klinis sementara;
2. Kewenangan klinis dalam keadaan darurat;
3. Kewenangan klinis bersyarat;

Pasal 7

Penjabaran kewenangan klinis seperti tersebut dalam pasal (5) dan


pasal (6) diatur dalam buku putih kewenangan klinis perawatan

Pasal 8

(1) Penyusunan buku putih kewenangan klinis keperawatan disusun


oleh Komite Keperawatan Rumah Sakit Komuntas
(2) Buku putih kewenangan klinis disahkan dalam Surat Keputusan
Direktur

Pasal 9

Dalam rangka mendapatkan kewenangan klinis, staf keperawatan


mengajuka secar atertulis kepada Komite Keperawatan Rumah Sakit
Komunitas dengan melampirkan syarat- syarat yang telah ditentukan
Pasal 10

Komite Keperawatan menugaskan kepada subkomite kredensial untuk


melakukan proses kredensial kepada staf keperawatan sebagai dasar
mengeluarkan rekomendasi kewenangan klinis staf keperawatan

Pasal 11

Dalam hal proses kredensial memerlukan tenaga yang banyak, maka


subkomite kredensial mengajukan kepada Ketua komite Keperawatan
agar dibentuk panitia adhoc untuk melakukan proses kredensial staf
keperawatan

Pasal 12

Dalam hal proses kredensial telah selesai, maka subkomite kredensial


mengeluarkan rekomendasi kepada Komite Keperawatan.

Pasal 13

Rekomendasi Subkomite Kredensial dapat berupa :


1. Direkomendasikan diberi kewenangan klinis;
2. Tidak direkomendasikan;
3. Direkomendasikan dengan syarat

Pasal 14

Komite Keperawatan menetapkan kewenangan klinis staf keperawatan


atas dasar rekomendasi dari subkomite kredensial

Pasal 15

(1) Direktur menetapkan kewenangan Klinis Keperawatan melalui


rekomendasi Komite Keperawatan
(2) Direktur dalam memberikan dan mengakhir kewenangan klinis
tenaga keperawatan atas rekomendasi dari komite keperawatan
(3) Pemberhentian kewenangan dan penugasan klinis kepada tenaga
keperawatan dapat bersifat menetap atau sementara
(4) Dalam keadaan perlunya pemberhentian pemberian kewenangan
dan penugasan klinis, Direktur telah mendapatkan rekomendari dari
Subkomite etika dan disiplin profesi melalui Komite Keperawatan
BAB IV
PENUGASAN KLINIS

Pasal 16

(1) Setiap staf keperawatan yang melakukan asuhan keperawatan dan


asuhan kebidanan harus memiliki surat penugasan klinis sesuai
kewenangan klinisnya dari Direktur
(2) Dalam memberikan penugasan klinis Direktur mendapatkan
rekomenasi dari Komite Keperawatan

(3) Jangka waktu penugasan klinis kepada staf keperawatan diberikan


untuk periode 2 (dua) tahun
(4) Setelah berakhir dapat diperpanjang setelah dilakukan penilaian
kembali oleh subkomite kredensial dan selanjutnya diberkan
penugasan kembali oleh Direktur

Pasal 17

Dalam hal tertentu Direktur berhak mengeluarkan surat pengakhiran


penugasan klinis kepada Staf keperawatan atas rekomendasi subkomite
etik dan disiplin profesi melalui komite Keperawatan

BAB V
DELEGASI TINDAKAN MEDIK

Pasal 18

(1) Dalam hal tenaga keperawatan melakukan tindakan medik,


kewenangan tenaga keperawatan untuk melakukan tindakan
merupakan tindakan yang bersifat delegasi
(2) Kewenangan klinis ini ditetapkan oleh Direktur setelah melalui
rekomendasi dari komite keperawatan dengan proses kredensial
dengan penugasan klinis
(3) Kewenangan klinis yang merupakan tindakan medik delegasi, tetap
menjadi tanggung jawab yang memberikan delegasi

BAB VI
KOMITE KEPERAWATAN
Bagian Pertama
Susunan Organisasi, Anggaran, Masa Jabatan, Tata Cara Pemilihan
dan Penetapan

Pasal 19

(1) Susunan Organisasi komite keperawatan terdiri dari :


a. Ketua;
b. Sekretaris komite keperawatan; dan
c. Subkomite

(2) Subkomite Sebagaimana dimaksud pada Pasal (19) Angka (1) huruf
(c) terdiri dari :
a. Subkomita kredensial
b. Subkomite mutu profesi
c. Subkomite etik dan disiplin profesi
(3) Bagan struktur organisasi komite keprawatan adalah sebagai berikut

ambar. Struktur dan Kedudukan Komite Keperawatan

-
DIREKTUR
dr. Eva Hadiniah, Sp.Rad
e

KASUBAG TU KASI KASI


KOMITE KEPERAWATAN KEPERAWATAN PELAYANAN &
REKAM MEDIK
Erido Riska, Ns.
Ns.Widya Susanti, S.Kep QOMARUDIN
S.Kep
Eflina, SKM

SUB KOMITE KREDENSIAL SUBKOMITE MUTU PROFESI SUB KOMITE ETIK DAN DISIPLIN

Rina Susanti, S.ST Nuraini, Amd.Kep Abul Bahtari, S.Kep

Pasal 20

(1) Keanggotaan komite keperawatan ditetapkan oleh Direktur dengan


mempertimbangkan sikap professional, kompetensi, pengalaman
kerja, reputasi dan prilaku
(2) Jumlah personil keanggotaan komite keperawatan sebagaimana
dimaksud pada angka (1) disesuaikan dengan jumlah tenaga
keperawatan di rumah sakit.
(3) Kepengurusan komite keperawatan berhak memperoleh insentif
sesuai dengan aturan dan kebijakan rumah sakit
(4) Pelaksanaan kegiatan komite keperawatan didanai/ dibiayai dengan
anggaran rumah sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 21

(1) Ketua Komite keperawatan ditetapkan oleh Direktur melalui Surat


Keputusan dengan memperhatikan masukan dari tenaga
keperawatan yang bekerja di Rumah Sakit Komunitas
(2) Sekretaris dan subkomite diusulkan oleh Ketua Komite keperawatan
dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur dengan
memperhatikan masukan dari tenaga keperawatan yang bekerja di
rumah sakit.
Pasal 22

(1) Masa jabatan ketua komite keperawatan dan jajarannya adalah 1


tahun
(2) Ketua komite keperawatan dapat dipilih kembali maksimal 1 periode
kepengurusan berikutnya
(3) Ketua komite keperawatan ditetapkan oleh Direktur yang berasal
dari calon yang diusulkan oleh tenaga keperawatan di Rumah Sakit,
melalui usulan masing – masing unit pelayanan (ruangan) di Rumah
Sakit Komunitas.
(4) Dalam mengusulkan calon, masing – masing ruangan dapat
mengusulkan 1 (satu) atau lebih calon ketua komite keperawatan
(5) Calon ketua komite keperawatan harus memiliki kompetensi yang
tinggi sesuai jenis pelayanan atau arena praktek, mempunyai
semangat profesionalisme serta reputasi baik
(6) Dalam rangka pemilihan ketua komite keperawatan bila diperlukan
Direktur dapat membentuk Panitia adhoc yang terdiri dari
perwakilan bidang keperawatan, organisasi profesi komisariat dan
komite keperawatan periode terakhir.

Bagian Kedua
Fungsi Tugas dan Wewenang

Pasal 23

(1) Komite keperawatan mempunyai fungsi meningkatkan


profesionalisme tenaga keperawatan yang bekerja di rumah sakit
dengan cara :
a. melakukan kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang
akan melakukan pelayanan keperawatan dan kebidanan di
rumah sakit;
b. memelihara mutu profesi tenaga keperawatan; dan
c. menjaga disiplin, etika dan perilaku profesi tenaga perawat dan
bidan
(2) Dalam melaksanakan fungsi kredensial, komite keperawatan
memiliki tugas sebagai berikut :
a. menyusun daftar rincian kewenangan klinis dan buku putih;
b. melakukan verifikasi persyaratan kredensial;
c. merekomendasikan kewenangan klinis tenaga keperawatan;
d. merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis;
e. melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang
ditetapkan
f. melaporkan seluruh proses kredensial kepada Direktur
(3) Dalam melaksaakan fungsi memelihara mutu profesi, komite
keperawatan memiliki tugas sebagai berikut :
a. menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area
praktik;
b. merekomendasikan perencanaan pengembangan professional
berkelanjutan tenaga keperawatan;
c. melakukan audit keperawatan dan kebidanan, dan
d. memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan

(4) Dalam melaksanakan fungsi menjaga disiplin dan etika profesi


tenaga keperawatan komite perawatan memiliki tugas sebagai
berikut :
a. melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan
b. melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga
keperawatan
c. merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin
dan masalah etik dalam kehidupan profesi dan pelayanan asuhan
keperawatan dan kebidanan
d. merekomendasikan pencabutan kewenangan klinis
e. memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis
dalam asuhan keperawatan

Pasal 24

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya komite keperawatan


berwenang :
a. Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis
b. Memberikan rekomendasi perubahan rincian kewenangan klinis
c. Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis tertentu
d. Memberikan rekomendasi surat penugasan klinis
e. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan
kebidanan
f. Memberikan rekomendasi pendidikan keperawatan dan pendidikan
kebidanan berkelanjutan dan
g. Memberikan rekomendasi pendampingan dan memberikan
rekomendasi pemberian tindakan disiplin.

Bagian Ketiga
Hubungan Kerjasama Komite Keperawatan

Pasal 25

(1) Komite keperawatan bertanggungjawab kepada Direktur


(2) Direktur menetapkan kebijkan, prosedur dan sumberdaya yang
diperlukan untuk menjalankan tugas dan fungsi komite keperawatan
(3) Komite keperawatan sebagai mitra kerja dari bidang keperawatan
dan tidak bertanggungjawab kepada Seksi Bidang Keperawatan
(4) Komite keperawatan bekerja sama dan melakukan koordinasi
dengan kepala bidang keperawatan serta saling memberikan
masukan tentang perkembangan profesi keperawatan dan kebidanan
di rumah sakit
(5) Dalam menjalankan tugas administrasi dan kesekretariatan di
komite keperawatan, Direktur dapat menugaskan tenaga
administrasi untuk menunjang komite keperawatan yang
anggarannya dibebankan kepada anggaran rumah sakit.
Bagian Keempat
Panitia Adhoc

(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya komite keperawatan


dapat membentuk panitia adhoc
(2) Panitia adhoc yang dimaksud ditetapkan oleh Direktur berdasarkan
usulan komite keperawatan
(3) Panitia adhoc sebagaimana dimaksud dapat berupa tenaga
keperawatan yang tergolong sebagai mitra bestari.
(4) Mitra bestari berasal dari Rumah Sakit Komunitas sesuai dengan
disiplin/ spesifikasi dan peminatan tenaga keperawatan
berdasarkan kebutuhan rumah sakit.

BAB VII
RAPAT
Pasal 26

(1) Komite keperawatan dan bidang keperawatan melaksanakan


kerjasama dan koordinasi secara berkala dan berkesinambungan
melalui rapat koordinasi keperawatan
(2) Rapat koordinasi keperawatan terdiri dari : rapat kerja, rapat rutin,
rapat pleno dan sidang tahunan
(3) Rapat kerja :
a. Rapat dilaksanakan dalam setahun sekali dan bersifat terbuka
b. Rapat dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan atau kepala seksi
keperawatan dan dihadiri oleh Sekretaris Komite Keperawatan,
Subkomite, Kepala Ruang Perawatan, Ketua Tim dan Clinical
Instruktur
c. Agenda rapat adalah membuat rencana kerja keperawatan dalam
1 (satu) tahun
(4) Rapat rutin :
a. Rapat dilaksanakan 1 (satu) kali dalam sebulan diikuti oleh
bidang keperawatan, komite keperawatan, kepala ruang
perawatan dan ketua tim
b. Rapat dipimpin oleh kepala seksi keperawatan atau ketua komite
keperawatan
c. Agenda rapat adalah membahas masalah – masalah harian
keperawatan
(5) Rapat pleno :
a. rapat diadakan sewaktu – waktu bila diperlukan
b. rapat dipimpin oleh ketua komite keperawatan atau kepala seksi
keperawatan dan dihadiri oleh sekretaris komite keperawatan,
subkomite dan anggota yang terkait, kepala ruang keperawatan
dan unsur ruangan yang terkait.
c. agenda rapat dapat membahas persoalan etik dan disiplin staf
keperawatan
d. forum dari rapat adalah 2/3 (dua/tiga) dari undangan yang
ditetapkan
(6) Sidang tahunan :
a. sidang diadakan satu kali dalam setahun
b. sidang dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan atau Kepala
seksi Keperawatan dan dihadiri oleh sekretaris komite
keperawatan, subkomite, kepala ruang perawatan dan ketua tim.
c. agenda sidang adalah membuat rencana kerja keperawatan
dalam 1 (satu) tahun dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
pada tahun yang telah lalu;
d. keputusan yang diambil harus disetujui sekurang – kurangnya
oleh 2/3 (dua/tiga) peserta yang hadir.

BAB VIII
SUBKOMITE KREDENSIAL
Pasal 27

(1) Subkomite Kredensial bertugas :


a. menyusun daftar rincian kewenangan klinis
b. menyusun buku putih
c. menerima hasil verifikasi persyaratan kredensial
d. merekomendasikan tahapan proses kredensial
e. merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis bagi setiap
tenaga keperawatan
f. melakukan kredensial ulang secara berkala setiap 2 (dua) tahun
g. membuat laporan seluruh proses kredensial kepada Ketua Komite
Keperawatan untuk diteruskan kepada Direktur
(2) Subkomite kredensial berwenang untuk memberikan rekomendasi
rincian kewenangan klinis untuk memperoleh surat penugasan
klinis

Pasal 28

(1) Mekanisme dalam pemberian rekomendasi kewenangan klinis untuk


memperoleh penugasan klinis dari Direktur adalah :
a. Tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk
memperoleh kewenangan klinis pada ketua komite keperawatan
b. Ketua komite keperawatan menugaskan subkomite kredensial
untuk melakukan proses kredensial (dapat dilakukan secara
individu atau kelompok)
c. Subkomite melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan
berbagai metode : portofolio, asesmen kompetensi
d. Subkomite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan
rapat menentukan kewenangan kilnis bagi setiap tenaga
keperawatan kepada ketua komite keperawatan
(2) Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, subkomite kredensial
dapat mengusulkan dibentuknya timadhoc kepada ketua komite
keperawatan.
BAB IX
SUBKOMITE MUTU PROFESI
Pasal 29

(1) Subkomite mutu profesi bertugas :


a. menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area
praktek
b. merekomendasikan perencanaan pengembangan professional
berkelanjutan tenaga keperawatan
c. melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan
d. memfasilitasi proses pendampingan tenaga keperawatan sesuai
kebutuhan
(2) Subkomite mutu profesi berwenang memberikan rekomendasi
tindaklanjut audit keperawatan dan kebidanan, pendidikan
keperawatan dan kebidanan berkelanjutan serta pendampingan.

Pasal 30

(1) Mekanisme kerja subkomite mutu profesi sebagai berikut :


a. koordinasi dengan bidang keperawatan untuk memperoleh data
dasar tentang profil tenaga keperawatan di Rumah Sakit
Komunitas sesuai area praktiknya berdasarkan jenjang karir
b. mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal dari data
subkomite kredensial sebagai dasar perencanaan pengembangan
profesi berkelanjutan.
c. merekomendasikan pengembangan profesi berkelanjutan kepada
unit yang berwenang
d. koordinasi dengan praktisi tenaga keperawatan dalam melakukan
pendampingan sesuai kebutuhan
e. melakukan audit keperawatan dan kebidanan dengan cara :
 pemilihan topik yang akan diaudit
 penetapan standar criteria
 penetapan jumlah sampel/ kasus yang akan diaudit
 membandingkan standar kriteria dengan pelaksanaan
pelayanan
 melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standardan
kriteria
 menetapkan perbaikan
 mencana audit.
f. menyusun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan
kepada ketua Komite Keperawatan
(2) Dalam menjalankan tugasnya subkomite mutu profesi dapat
mengusulkan dibentuknya timadhoc kepada ketua komite
keperawatan baik incidental atau permanen.
BAB X
SUBKOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI
Pasal 31

(1) Subkomite etik dan disiplin profesi bertugas :


a. melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan.
b. melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga
keperawatan
c. melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan
kebidanan
d. merekomendasikan penyelesaian masalah- masalah pelanggaran
disiplin dan masalah–masalah etik dalam kehidupan profesi,
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan
e. merekomendasikan pencabutan kewenangan klinis dan/atau
surat penugasan klinis atas dasar pelanggaran etik dan disiplin
f. memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis
dalam asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.
(2) Subkomite etik dan disiplin profesi memiliki wewenang : memberikan
usul rekomenasi pencabutan wewenang klinis tertentu, memberikan
rekomendasi perubahan/ modifikasi rincian kewenangan klinis
(delineation of clinical previlage) serta memberikan rekomendasi
pemberian tindakan disiplin.

Pasal 32

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, mekanisme kerja subkomite etik


dan disiplin profesi adalah sebagai berikut :
a. Melakukan preedur penegakan disiplin profesi dengan tahapan :
 mengidentifikasi sumber laporan kejadian pelanggaran etik
dan disiplin profesi didalam rumah sakit
 melakukan telaah atas laporan kejadian pelanggaran etik dan
disiplin profesi
b. Mengambil keputusan pelanggaran etik dan disiplin profesi
dengan melibatkan panitia adhoc
c. Melakukan tindakan lanjut keputusan berupa :
 pelanggaran etik direkomendasikan kepada organisasi profesi
keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit melalui ketua
komite
 pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada Direktur
pelayanan melalui ketua komite keperawatan
 rekomenadi pencabutan kewenangan klinis diusulkan kepada
ketua komite keperawatan untuk diteruskan kepada Direktur
d. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga
keperawatan, meliputi :
 pembinaan dilakukan secara terus menerus melekat dalam
pelaksanaan praktik keperawatan dan kebidanan sehari – hari
 menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/
topic dan metode serta evaluasi
 metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya,
“coaching”, symposium “bedside teaching” diskusi refleksi
kasus dan lain – lain disesuaikan dengan lingkup pembinaan
dan sumber tersedia.
e. Menyusun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan
kepada ketua komite keperawatan
(2) Dalam hal pengambilan keputusan dilakukan melalui mekanisme
rapat pleno
(3) Dalam menjalankan tugasnya subkomite etik dan disiplin profesi
berpedoman pada buku standar etik
(4) Dalam menjalankan tugasnya subomite etik dan disiplin profesi
dapat mengusulkan dibentuknya timadhoc kepada ketu akomite
keperawatan baik insifental atau permanen.

BAB XI
PERATURAN PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS
Pasal 33

(1) Dalam memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan


diperlukan standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur
operasional dan kebutuhan dasar pasien.
(2) Memenuhi kebutuhan sebagaimana tersebut dalam pasal (3) ayat (1),
komite keperawatan bersama–sama bidang keperawatan
berkewajiban menyusun :
a. standar profesi keperawatan dan kebidanan
b. standar pelayanan operasional keperawatan dan kebidanan
c. standar prosedur operasional keperawatan dan kebidanan
d. standar kebutuhan dasar pasien
(3) Dalam keadaan tidak mampu, setiap staf keperawatan berkewajiban
melakukan konsultasi dan/ atau merujuk pasien kepada tenaga
keperawatan lain yang dianggap lebih mampu.

BAB XII
TATA CARA DAN REVIEW PERBAIKAN
PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN
Pasal 34

(1) Segala sesuatu yang belum diatur dalam aturan ini akan diatur
kemudian hari melalui rapat pleno
(2) Apabila ada pasal dan/atau ayat dalam peraturan internal
keperawatan ini yang dikemudian hari dianggap tidak sesuai, dapat
ditinjau ulang melalui rapat kerja.
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 35

Peraturan Internal Staf Keperawatan ini mulai berlaku sejak tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di : Krui
Pada tanggal : Oktober 2017

RSUD KH. Muhammad Thohir Krui


Kabupaten Pesisir Barat
Direktur,

dr. EVA HADANIAH A, Sp.Rad


NIP. 19790112 200604 2 003

Anda mungkin juga menyukai