Anda di halaman 1dari 28

NURSING STAFF BY LAWS

RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU

RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU


JL. MALUKU NO. 44
PALU
PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN
(NURSING STAFF BY LAWS)
DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG PALU

A. PENDAHULUAN
Rumah sakit Budi Agung merupakan rumah sakit yang menyelenggarakan
kegiatan jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit Budi Agung juga menjalankan peran
dan fungsinya dengan senantiasa menjunjung tinggi etika, profesionalisme, rasa
sosial dan kemanusian yang tinggi dan di landasi dengan hati nurani dan untuk
mengelola rumah sakit secara profesional dan akuntabel perlu landasan hukum yang
terdiri atas peraturan internal staf medis (medical staf by laws). Peraturan internal
tenaga keperawatan (nurse staff by laws) dan peraturan internal rumah sakit
(Hospital By Laws)
Peraturan internal keperawatan (nursing staff by laws) bertujuan untuk :
1. Mengatur proses pemberian asuhan keperawaan serta mekanisme tata kerja
komite keperawatan di Rumah Sakit
2. Menjamin terselenggaranya pelayanan asuhan keperawatan yang bermutu
kepada pasien yang datang di Rumah Sakit budi agung serta mengatasi masalah
keperawatan yang di alami oleh pasien.
3. Memberikan pedoman kepada perawat dan bidan dalam menjalanakan
pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan sesuai dengan standar
profesinya.
4. Memberikan acuan kepada staf maupun manajemen dalam mencari solusi
penyelesaian masalah yang mungkin timbul.

Peraturan internal tenaga keperawatan (nursing staff by laws) di artikan sebagai


undang undang keperawatan bagi perawat dan bidan yang melakukan pelayanan
asuhan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit. Di dalam peraturan internal
tenaga keperawatan di atur tentang pembentukan komite keperawatan beserta
tugas dan fungsi serta mekanisme kerja komite keperawatan beserta ketiga sub
komitenya juga mitra bestari serta mekanisme pengambilan keputusan dalam komite
keperawatan.
Peraturan internal tenaga keperawatan (nurse staff by laws) menjadi acuan
mekanisme dalam pengambilan keputusan oleh komite keperawatan dan menjadi
dasar hukum yang sah untuk setiap keputusan yang di ambil sesuai dengan
mekanisme yang di tentukan oleh peraturan internal tenaga keperawatan. Selain itu
peraturan internal tenaga keperawatan menjadi dasar hukum yang sah untuk setiap
keputusan yang di ambil oleh kepala/direktur Rumah Sakit yang mengambil
keputusan sesuai dengan lingkup tugasnya yang terkait dengan tenaga keperawatan.
Dalam hubungan dengan direksi Rumah Sakit peraturan internal tenaga keperawatan
juga mengatur mekanisme pertanggungjawaban dari komite keperawatan kepada
direktur rumah sakit. Untuk hal hal yang terkait dengan penyelenggaraan asuhan
keperawatan di rumah sakit. Selain itu direktur Rumah Sakit juga memiliki kewajiban
untuk menyediakan semua sumber daya yang di butuhkan oleh komite keperawatan
dalam melaksanakan tugasnya. Misalnya dalam kebutuhan ruangan, anggota komite,
sarana dan pra sarana komite keperawatan termasuk memfasilitasi pertemuan dan
mendatangkan mitra bestari. Kewajiban direktur rumah sakit juga termasuk
menetapkan berbagai kebijakan dan prosedur yang terkait dengan kredensial , mutu
profesi dan disiplin profesi.
Peraturan internal tenaga keperawatan (nurse staff by laws) tidak mengatur hal
hal yang bersifat pengelolaan rumah sakit. Namun pada dasarnya memuat peraturan
pokok untuk menegakan profesionalisme tenga perawat dan bidan. Peraturan
internal tenaga Keperawatan juga mengatur tugas speesifik dari sub mutu komite
kredensial , sub komite mutu profesi dan komite etika profesi dan disiplin sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan rumah sakit.

B. TUJUAN
Mengingat banyak hal terkait dengan peraturan di dalam rumah sakit maka di
susunlah suatu peraturan internal keperawatan (nurse staff by laws) dengan Tujuan
agar staf keperawatan dirumah sakit dapat focus terhadap kebutuhan pasien,
sehingga menghasilkan pelayanan keperawatan yang berkualitas, efisien dan
bertanggungjawab.
BAB I
KETENTUAN UMUM

A. Pengertian
Dalam peraturan Internal Medical staff ini ada beberapa hal yang harus di
ketahui di antaranya :
1. Peraturan Perundang undangan adalah :
a. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
c. Undang-undang nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan
d. Peraturan menteri kesehatan nomor 49 tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan
e. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1333/MENKES/SK/XII/1999
tentang standar peraturan Rumah Sakit.
f. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1045/MENKES/PER/XI/2006
Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen
Kesehatan.
g. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 369/MENKES/SK/III/2007 Tentang
standar profesi bidan
h. Peraturan menteri Kesehatan nomor 1796/MENKES/PER/VIII tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
i. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 129/MENKES/SK/II/2008 Tentang
standar pelayanan minimal Rumah Sakit
j. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 17 tahun 2013 tentang IZIN dan
Penyelenggaraan praktek keperawatan.
k. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 147/MENKES/PER/1/2010 Tentang
perizinan Rumah Sakit.

2. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan rawat
inap, rawat jalan dan gawat darurat.
3. Rumah Sakit Budi Agung Palu adalah rumha sakit swasta ang terletak di
propinsi Sulawesi Tengah Kota Palu di Jalan Maluku no 44
4. Direktur adalah seseorang yang di angkat menjadi seorang pemimpin dalam
sebuah Rumah Sakit untuk menjalanankan tugas dan tanggungjawab
sepenuhnya selama masa kepemimpinan berlangsung.
5. Komite keperawatan adalah wadah non struktural dalam sebuah rumah
sakit yang mempunyai fungsi utama yaitu mempertahanakan dan
meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui mekanisme
kredensial, penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika dan disiplin
profesi.
6. Kewenangan klinis tenaga keperawatan adalah uraian intervensi dari
keperawatan dan kebidanan yang di lakukan oleh tenaga keperawatan
berdasarkan area praktiknya.
7. Penugasan klinis adalah penugasan dari direktur rumah sakit kepada tenaga
keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan
di Rumah Sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinisnya.
8. Kredensial adalah proses evalusi terhadap tenaga keperawatan untuk
menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis tersebut.
9. Re kredensial adalah proses Re evalusi terhadap tenaga keperawatan yang
telah memiliki kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan pemberian
kewenangan klinis tersebut.
10. peraturan internal staff keperawatan adalah aturan yang mengatur tata
kelola klinis untuk menjaga profesionalisme tenaga keperawatab di rumah
Sakit Budi Agung Palu.
11. Audit keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan keperawatan yang di berikan kepada pasien dengan
menggunakan rekam medisnya dan di laksanakan oleh profesi perawat dan
bidan.
12. Mitra bestari adalah sekelompok tenaga keperawatan dengan reputasi dan
kompetensi yang baik untuk menelaah segala hal terkait dengan tenaga
keperawatan.
13. Sub komite adalah kelompok kerja di bawah komite keperawatan yang di
bentuk untuk mengelolah masalah masalah khusus sesuai dengan
kebutuhan Rumah Sakit.
BAB II
TUJUAN

Tujuan peraturan internal staf keperawatan (Nursing staff by laws) adalah agar
staf keperawatan Rumah Sakit terorganisir secara baik, dan memiliki peran, tugas
serta kewenangan yang jelas sehingga staf keperawatan di rumah sakit dapat fokus
terhadap kebutuhan pasien, sehingga menghasilkan pelayanan keperawatan yang
berkualitas, efisien dan bertanggungjawab sehingga harus ada Pembentukan
Kelompok Keperawatan berdasarkan Spesialisasi, Unit Kerja atau Ruang Perawatan.

Hal ini juga bertujuan untuk komite keperawatan dapat menyelenggarakan tata
kelola klinis yang baik (good clinical governance) melalui mekanisme kredensial,
peningkatan mutu profesi dan penegakan disiplin profesi. Peraturan internal staf
keperawatan (Nursing staff by laws) juga bertujuan untuk memberikan dasar hukum
bagi mitra bestari dalam pengambilan keputusan profesi melalui komite keperawatan.
Sehingga hanya staf keperawatan yang kompeten dan berperilaku profesional sajalah
yang boleh dan di izinkan untuk melakukan asuhan keperawatan di Rumah Sakit budi
Agung Palu.
BAB III

PENGORGANISASIAN STAFF KEPERAWATAN

A. Kelompok keperawatan
Pengorganisasian staf keperwatan di Rumah Sakit di lakukan dengan pembentukan
kelompok keperawatan berdasarkan spesialisasi, Unit Kerja dan Ruang perawatan.

Kelompok perawatan di bentuk dan di tetapkan oleh direktur dan


bertanggungjawab kepada wakil direktur pelayanan medis dan penunjang medis.

Kelompok keperawatan merupakan kelompok yang mengkoordinasikan pelayanan


profesi keperawatan dan kebidanan.

Kelompok keperawatan terdiri dari jenjang pendidikan fokasi, general dan


spesialis.

B. Tujuan Kelompok keperawatan


adalah agar staf keperawatan di rumah sakit dapat fokus terhadap kebutuhan
pasien, sehingga menghasilkan pelayanan keperawatan dan kebidanan yang
berkualitas, efisien dan bertanggungjawab.

C. Pembagian Kelompok keperawatan


Kelompok Keperawatan Rumah Sakit terdiri dari:
1. Kelompok Keperawatan Anak;
2. Kelompok Keperawatan Maternitas;
3. Kelompok Keperawatan Bedah;
4. Kelompok Keperawatan Gawat Darurat dan kritis;
5. Kelompok Keperawatan Penyakit Dalam
Semua staf keperawatan yang ada di Rumah Sakit Budi Agung Palu berstatus Non
Pns dan dalam penempatan setiap kelompok sudah melalui persetujuan direktu
dan kepala bidang keperawatan/kebidanan mellaui komite keperawatan.

D. Ketua Kelompok/Kepala Ruangan


Dalam setiap bagian/kelompok keperawatan di pimpin oleh Ketua atau kepala
Ruangan dan ditetapkan oleh Direktur dengan mempertimbangkan sikap
profesional, reputasi, dan perilaku. Persyaratan untuk dapat menjadi Ketua
Kelompok Keperawatan adalah sebagai berikut :
1. berpendidikan minimal S1 Ners/d4 Kebidanan;
2. memiliki sertifikat kursus/pelatihan manajamen keperawatan/Kebidanan
3. memiliki pengalaman kerja paling sedikit 3 (tiga) sampai
dengan 5 (lima) tahun;
4. Memiliki kemampuan kepemimpinan, berwibawa dan sehat.
5. Ketua kelompok/kepala Ruangan di pilih dengan tata cara pemilihan yang
ditentukan oleh Direktur Rumah sakit Budi Agung Palu juga meminta pendapat
dari bidang keperawatan dan komite keperawatan
6. Penetapan sebagai Ketua Kelompok Keperawatan/Kepala Ruangan dengan
Keputusan Direktur untuk masa bhakti selama 3 (tiga) tahun dapat diangkat
kembali untuk periode berikutnya berdasarkan pertimbangan kinerja.
7. Apabila Ketua Kelompok Keperawatan diangkat menjadi Ketua
Komite Keperawatan maka Direktur menetapkan Ketua Kelompok
Keperawatan yang baru sebagai pengantinya

E. Tugas dan Wewenang Ketua Kelompok/Kepala Ruangan

Kepala Ruangan memiliki tugas pokok yaitu mengawasi dan mengendalikan


kegiatan pelayanan keperawatan di ruang rawat yang berada diwilayah tanggung
jawabnya. Rincian tugas dari kepala Ruangan adalah sebagai berikut :
1. melaksanakan fungsi perencanaan;
2. melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan;
3. melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian

Ketua Kelompok/Kepala Ruangan berwenang:

1. memberikan masukan kepada wadir pelayanan melalui kepala bidang


keperawatan serta Ketua Komite Keperawatan dalam hal yang terkait
dengan perkembangan ilmu dan teknologi dalam pelayanan keperawatan
serta temuan terapi baru yang berhubungan dengan praktik
keperawatan;
2. mengkoordinasikan anggota Kelompok Keperawatan agar pelayanan
keperawatan berjalan secara optimal dan sesuai ketentuan yang
berlaku;
3. memberikan masukan kepada wakil pelayanan melalui kepala bidang
keperawatanserta Ketua Komite Keperawatan mengenai penerimaan
calon staf keperawatan baru.

F. Supervisor/supervisi
Dalam melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pelayanan keperawatan
diseluruh unit keperawatan pada sore, malam dan hari libur ditetapkan seorang
pengawas perawatan (supervisor) oleh Direktur dengan mempertimbangkan
sikap professional, reputasi dan perilaku. Persyaratan sebagai pengawas
perawatan (supervisor) adalah sebagai berikut:

a. berpendidikan minimal DIII keperawatan/kebidanan


b. pengalaman sebagai pelaksana keperawatan 8-10 tahun
c. memiliki kemampuan kepemimpinan, berwibawa dan sehat
 Dalam menentukan pengawas perawatan maka direktur meminta pendapat
dari bidang keperawatan dan Komite keperawatan
 Penetapan sebagai pengawas perawatan dengan surat keputusan
Direktur untuk masa bakti selama 3 (tiga) tahun dapat diangkat
kembali untuk periode berikutnya berdasarkan pertimbangan
kinerja.
 Apabila pengawas perawatan diangkat menjadi Ketua Komite
Keperawatan maka Direktur menetapkan pengawas perawatan yang
baru sebagai penggantinya.

G. Pengangkatan Dan Pemberhentian Anggota/Tenaga Kelompok Keperawatan

1. Pengangkatan dan pemberhentian Anggota Kelompok Keperawatan


ditetapkan dengan Keputusan Direktur dengan mempertimbangkan
rekomendasi bidang keperawatan dan Komite Keperawatan.

2. Tata cara pengangkatan dan pemberhentian Anggota/tenaga


Kelompok Keperawatan ditetapkan oleh Direktur.

3. Pemberhentian staf keperawatan sebagai Anggota


Kelompok Keperawatan berupa pemberhentian sementara
atau pemberhentian tetap.

4. Pemberhentian tetap dilakukan dalam hal:


a. Kondisi fisik dan atau mental perawat/bidan yang
bersangkutan tidak mampu lagi secara menetap melakukan
tindakan keperawatan, berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan
yang dilakukan oleh Tim Kesehatan yang berwenang;
b. Melakukan pelanggaran hukum yang sudah mempunyai
kekuatan hukum tetap;
c. Melakukan pelanggaran disiplin dan etika yang telah
diputuskan oleh Organisasi Profesi dengan sanksi tidak dapat
menjalankan profesi secara tetap/selamanya;
d. Berakhir masa perjanjian kerja dan tidak diperpanjang; atau
e. Tidak disetujui Oleh manajemen untuk diangkat kembali
sebagai anggota kelompok Keperawatan.
f. IJin praktek di Rumah Sakit sudah tidak berlaku sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang ada;
g. Tidak memenuhi standar kompetensi sesuai dengan profesinya;
5. Pemberhentian sementara dilakukan dalam hal:

a. Kondisi fisik staf keperawatan yang bersangkutan tidak mampu


melakukan tindakan keperawatan lebih dari 6 (enam) bulan
sampai dengan 1 (satu) tahun;
b. Melakukan pelanggaran disiplin dan etika yang
telah diputuskan oleh Organisasi Profesi dengan sanksi tidak
dapat menjalankan profesi sementara;
c. Berulang-ulang melakukan pelanggaran disiplin profesi
keperawatan atau peraturan lain yang terkait;
d. Dicabut kewenangan klinisnya;
e. IJin praktek di Rumah Sakit sudah tidak berlaku sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang ada;
f. Staf keperawatan yang memasuki usia pensiun namun
berdasarkan pertimbangan direktur yang bersangkutan masih dapat
diangkat sebagai Anggota Kelompok Keperawatan / yang masih
dalam proses pertimbangan untuk pengangkatan kembali sebagai
Anggota Kelompok Keperawatan;
g. Berakhir masa perjanjian kerja dan belum diperpanjang; atau
h. Cuti diluar tanggungan Rumah Sakit

H. Hak Dan Kewajiban Staf Keperawatan

1. Staf keperawatan dalam menjalankan tugas profesi/praktik


keperawatan di Rumah Sakit bertanggungjawab profesi dan hukum
secara mandiri.
2. Staf keperawatan secara administratif manajerial bertanggung
jawab kepada wakil direkturpelayanan melalui bidang keperawatan dan
secara teknis profesi bertanggung jawab kepada Komite
Keperawatan.
3. Hak dan kewajiban staf keperawatab sebagai pegawai dan sebagai tenaga
profesi drumah sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku
4. Tugas staf keperawatan :
a. Melaksanakan kegiatan profesi yang terkait dengan asuhan
keperawatan dan/atau asuhan kebidanan;
b. Meningkatkan kemampuan profesinya, melalui program
pendidikan/pelatihan berkelanjutan;
c. Menjaga agar kualitas pelayanan sesuai dengan standar profesi,
standar pelayanan serta standar etika dan disiplin yang sudah
ditetapkan;
d. Menyusun, mengumpulkan, menganalisis dan membuat laporan
pemantauan indikator kinerja.
5. Fungsi staf keperawatan secara perorangan adalah sebagai pelaksana
pelayanan asuhan keperawatan dan/atau asuhan kebidanan,pendidikan
dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di bidang keperawatan.

I. Pembinaan dan Pengawasan staf keperawatan


1. Pembinaan dan pengawasan merupakan tindakan korektif terhadap staf
keperawatan yang dilakukan oleh Direktur berdasarkan rekomendasi wakil
direktur pelayanan melalui bidang Keperawatan dan Komite Keperawatan.
Rekomendasi hasil investigasi yang di maksud adalah :
a) pemberian teguran tertulis atau/dan pembatasan kewenangan klinis,
paling lama 3 (tiga) bulan untuk pelanggaran ringan;
b) pembatasan kewenangan klinis, paling lama 6 (enam) bulan
untuk pelanggaran sedang;
c) pembatasan kewenangan klinis, paling lama 1 (satu) tahun
untuk pelanggaran berat.

2. Pembinaan dan pengawasan terhadap staf keperawatan meliputi


pembinaan dan pengawasan kewenangan klinis, kendali mutu, disiplin
profesi, etika profesi, disiplin pegawai dan motivasi kerja. Hal ini di lakukan
dengan cara AUDIT KEPERAWATAN yang di arahkan untuk :
a) meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan
oleh staf keperawatan;
b) meningkatkan etika dan disiplin pelayanan oleh staf
keperawatan;
c) melindungi masyarakat atau pasien atas tindakan yang
dilakukan oleh staf keperawatan.
d) Tata cara pembinaan, pengawasan, pemeriksaan dan
penjatuhan sanksi terhadap staf keperawatan ditetapkan oleh Direktur.

3. Pembinaan dan pengawasan kewenangan klinis, mutu profesi,


disiplin profesi, etika profesi dilakukan oleh Komite Keperawatan.

4. Pembinaan dan pengawasan mutu pelayanan, disiplin pegawai dan


motivasi kerja dilakukan oleh Wakil Direktur Pelayanan melalui
bidang Keperawatan.

J. Mitra Bestari
1. Mitra Bestari (peer group) adalah sekelompok keperawatan dengan
reputasi dan kompetensi profesi yang baik untuk menelaah segala hal
yang terkait dengan profesi keperawatan termasuk evaluasi
kewenangan klinis.
2. Mitra bestari berasal dari staf keperawatan yang ada dalam Rumah Sakit Budi
Agung
3. Selain berasal dari staf keperawatan yang ada di Rumah Sakit
4. Mitra Bestari dapat berasal dari:
a) Rumah Sakit lain;
b) perhimpunan perawat spesialis;
c) kolegium perawat spesialis; dan/atau
d) institusi pendidikan keperawatan.
5. Mitra Bestari dapat ditunjuk sebagai Panitia Adhoc untuk
membantu Komite Keperawatan melakukan kredensial, penjagaan mutu
profesi, maupun penegakkan disiplin dan etika profesi di rumah sakit.
6. Penetapan Mitra Bestari sebagai Panitia Adhoc sebagaimana yang
telah ditetapkan dengan Keputusan Direktur atas usulan Ketua Komite
Keperawatan.
BAB IV
KEWENANGAN KERJA KLINIS

Kewenangan kerja klinis yang ada di Rumah Sakit Budi Agung di antaranya :
1. Semua pemberi asuhan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit Budi Agung
Palu hanya boleh di lakukan oleh staff yang telah di beri kewenangan klinis
melalui proses kredensial.
2. Kewenangan Klinis seorang staf keperawatan ditetapkan dengan
Keputusan Direktur setelah memperhatikan rekomendasi dari
Komite Keperawatan.
3. Kewenangan klinis setiap staf keperawatan diajukan oleh perawat yang
bersangkutan sesuai dengan jenjang pendidikan dan masa kerja.
4. Kewenangan klinis setiap staf keperawatan dapat saling berbeda
walaupun memiliki spesialisasi atau pendidikan yang sama.
5. Tanpa kewenangan klinis (clinical privilege) seorang staf
keperawatan tidak dapat menjadi anggota Kelompok Keperawatan.
6. Kewenangan klinis diberikan kepada staf keperawatan berdasarkan
pertimbangan:
a. clinical appraisal (tinjauan atau telaah hasil proses kredensial)
berupa surat rekomendasi;
b. standar profesi dari organisasi profesi;
c. standar pendidikan;
d. standar kompetensi dari kolegium.
7. Jenjang klinis keperawatan terdiri dari :
a. Jenjang perawat klinis (PK) I
b. Jenjang perawat klinis (PK) II
c. Jenjang perawat klinis (PK) III
d. Jenjang perawat klinis (PK) IV

8. Rumah Sakit Budi Agung Palu mengatur pemberian kewenangan kerja klinis
setiap staf keperawatan sesuai dengan kompetensi yang nyata di lakukan di
setiap ruangan.
9. Pemberian kewenangan kerja klinis (clinical privilege) harus melibatkan komite
keperawatan yang di bantu oleh mitra bestari sebagai pihak yang paling
mengetahui masalah keprofesian yang bersangkutan atau seorang perawat.
10. Setiap rekomendasi komite keperawatan atas wewenang kerja klinis untuk staf
keperawatan tetap dapat di pertanggungjawabkan secara hukum karna
mengacu pada standar kompetensi keperawatan yang di keluarkan oleh PPNI
(persatuan Perawat Nasional Indonesia), AIPNI (Asosiasi Pendidikan Ners
Indonesia) dan AIPDIKI (Asosiasi institusi pendidikan DIII Keperawatan) dan IBI
(Ikatan Bidan Indonesia)
11. Pemberian kewenangan kerja klinis (clinical Privilege) kepada staff yang akan
melakukan tindakan tertentu akan di dasarkan pada buku putih (white paper)
yang telah di susun bersama.
12. Kewenangan kerja klinis seorang staf keperawatan tidak hanya di dasarkan pada
kredensial terhadap kompetensi keilmuan dan keterampilan saja tetapi juga di
dasarkan pada kesehatan fisik, mental dan perilaku dari staf keperawatan
tersebut.
13. Kewenangan klinis seorang staf keperawatan dapat di evalusi secara berkala
apakah kewenangan tersebut dapat di pertahanakan, di perluas, di persempit
atau di cabut oleh direktur.
14. Jika ada staf keperawatan menghendaki agar kewenangan klinisnya
diperluas maka yang bersangkutan harus mengajukan permohonan
kepada Direktur dengan menyebutkan alasan serta melampirkan bukti
berupa sertifikat pelatihan yang diakui oleh organisasi profesi dan/atau
pendidikan yang dapat mendukung permohonannya.
15. Berdasarkan permohonan staf keperawatan Direktur meminta Komite
Keperawatan untuk melakukan rekredensial. Dan Direktur berwenang
untuk mengabulkan atau menolak permohonan staf keperawatan
setelah mempertimbangkan rekomendasi Komite Keperawatan.
16. Setiap permohonan perluasan kewenangan klinis yang dikabulkan
dituangkan pada penugasan klinis dalam bentuk Surat Keputusan Direktur
dan disampaikan kepada pemohon serta ditembuskan kepada Komite
Keperawatan.
17. Apabila permohonan perluasan kewenangan klinis ditolak,
dituangkan dalam Surat Pemberitahuan Penolakan yang ditanda tangani
oleh Direktur dan disampaikan kepada pemohon serta ditembuskan
kepada Komite Keperawatan.
BAB V
PENUGASAN KLINIS (Clinical Appoitment)

Setiap staf keperawatan yang sudah melalui tahapan kredensial atau Re


kredensial sudah dapat melakukan asuhan keperawatan dan kebidanan. Namun
sebelum melakukan tugas sebagai pemberi asuhan kebidanan dan keperawatan pada
pasien di Rumah Sakit Budi Agung Palu maka setiap staf wajib memiliki Surat Penugasan
Klinis dari Pimpinan rumah sakit berdasarkan hasil kredensial dan rincian kewenangan
klinis yang mampu di jalankan oleh setiap staf keperawatan. Hal ini sebagi hasil dari
Kredensial perawat/bidan dann atas rekomendasi dari komite keperawatan.
hal hal yang perlu di perhatikan dalam penugasan klinis seorang perawat adalah
1. Penugasan klinis seorang staf keperawatan hanya dapat ditetapkan apabila:
a) mempunyai Surat Ijin Praktik dan Surat Tanda Registrasi (STR) sesuai
ketentuan perundang-undangan;
b) memenuhi syarat sebagai staf keperawatan berdasarkan peraturan
perundang-undangan kesehatan yang berlaku dan ketentuan lain
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Internal Rumah Sakit ini;
c) bersedia memenuhi segala permintaan rumah sakit yang dianggap
wajar sehubungan dengan pelayanan dan tindakan keperawatan dengan
mengacu pada standar prosedur operasional (SPO), dan standar
administrasi yang berlaku di rumah sakit; dan
d) bersedia mematuhi etika keperawatan yang berlaku di Indonesia,
baik yang berkaitan dengan kewajiban terhadap masyarakat, kewajiban
terhadap pasien, teman sejawat dan diri sendiri.
2. Penugasan klinis berlaku sampai 3 tahun
3. Penugasan klinis dapat berakhir sebelum waktunya dalam hal:
a) ijin praktik yang bersangkutan sudah tidak berlaku;
b) kondisi fisik atau mental staf keperawatan yang bersangkutan tidak mampu
lagi melakukan pelayanan keperawatan;
c) staf keperawatan tidak memenuhi kriteria dan syarat-syarat yang ditetapkan
dalam kewenangan klinis yang dicantumkan dalam penugasan klinis;
d) staf keperawatan telah melakukan tindakan yang tidak profesional atau perilaku
menyimpang lainnya;
e) staf keperawatan diberhentikan oleh Direktur karena melakukan pelanggaran
disiplin kepegawaian sesuai peraturan yang berlaku; atau
f) staf keperawatan diberhentikan oleh Direktur karena yang bersangkutan
memasuki usia pensiun dan/atau mengakhiri kontrak dengan rumah sakit
dengan mengajukan pemberitahuan satu bulan sebelumnya.
BAB VI
DELEGASI TINDAKAN MEDIK DAN KOMITE KEPERAWATAN

1. DELEGASI TINDAKAN MEDIS


Kewenangan tenaga keperawatan untuk melakukan tindakan medik
yang merupakan delegasi dari tenaga medis hanya dapat dilakukan oleh
perawat yang memiliki kewenangan klinis tertentu berdasarkan hasil
kredensial SubKomite Kredensial. Tindakan medik sebagaimana dimaksud
tetap menjadi tanggung jawab tenaga medis yang memberikan delegasi. Secara
teknis pendelegasian berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

2. KOMITE KEPERAWATAN
Komite keperawatan merupakan organisasi non struktural yang
dibentuk oleh Direktur. Komite Keperawatan berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Direktur melalui Wakil Direktur Pelayanan.
Kebijakan, prosedur dan sumber daya yang di perlukan untuk menjalankan
tugas, fungsi dan wewenang komite keperawatan di tetapkan oleh direktur.

a. Pengorganisasian Komite Keperawatan


Susunan organisasi komite keperawatan Rumah Sakit Budi Agung Palu
terdiri dari :
1) Ketua komite keperawatan
2) Sekertaris komite keperawatan
3) Sub komite (subkomite kredensial, mutu profesi dan etik dan disiplin
profesi)
Keanggotaan komite keperawatan di tetapkan oleh Direktur Rumah
Sakit Budi Agung Palu dengan mempertimbangkan sikap profesionalisme,
kompetensi, pengalaman kerja, reputasi dan perilaku dari calon anggota
komite keperawatan dan masa jabatan dari pengurus komite keperawatan
paling lama 3 tahun dan dapat di perpanjang sebanyak 2 kali atau 2 periode
kepengurusan.

Ketua Komite Keperawatan dipilih oleh anggota dan ditunjuk oleh


Direktur. Sekretaris Komite Keperawatan, Anggota Komite
Keperawatan, Ketua Sub Komite, Anggota Sub Komite, dan Sekretaris Sub
Komite ditetapkan oleh Direktur berdasarkan usulan Ketua
komite keperawatan. Pengangkatan dan pemberhentian anggota/
Komite Keperawatan ditetapkan dengan Keputusan Direktur.
Persyaratan ketua komite keperawatan adalah sebagai berikut :

1) mempunyai kredibilitas yang tinggi dalam profesinya;


2) menguasai segi ilmu pofesinya dalam jangkauan, ruang lingkup,
sasaran dan dampak yang luas;
3) tanggap terhadap perkembangan rumahsakit;
4) bersifat terbuka, bijaksana dan jujur;
5) mempunyai kepribadian yang dapat diterima dan disegani di
lingkungan profesinya; dan
6) mempunyai integritas keilmuan dan etika profesi yang tinggi.

Dalam penentuan ketua komite maka direktur rumah sakit meminta


pendapat dan usulan dari kepala bidang keperawatan dan dewan pengawas.
Jika Ketua Kelompok Keperawatan/kepala ruangan yang diangkat menjadi
Ketua Komite Keperawatan maka wajib mengundurkan diri dari jabatannya
sebagai Ketua Kelompok Keperawatan.

b. Tugas, Fungsi dan wewenang Komite Keperawatan


Komite keperawatan mempunyai fungsi dalam meningkatkan profesianalisme dari
tenaga keperawatan yang bekerja di Rumah Sakit dengan cara :
1) melakukan kredensial bagi seluruh staf keperawatan yang akan melakukan
pelayanan keperawatan dan kebidanan di rumah sakit;
2) memelihara mutu profesi tenaga keperawatan; dan
3) menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi perawat dan bidan.

Dalam melaksanakan tugas kredensial, Komite Keperawatan memiliki


fungsi sebagai berikut:

1) penyusunan daftar kewenangan klinis dan persyaratan setiap jenis


pelayanan keperawatan;
2) penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan
fisik dan mental, perilaku, dan etika profesi;
3) pengevaluasian data pendidikan profesional keperawatan
berkelanjutan;
4) penilaian dan pemberian rekomendasi kewenangan klinis yang adekuat.

Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf


keperawatan, Komite Keperawatan memiliki fungsi sebagai berikut:

1) berperan menjaga mutu profesi keperawatan dengan


memastikan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan oleh staf
keperawatan melalui upaya pemberdayaan, evaluasi kinerja profesi yang
berkesinambungan (on-going professional practice evaluation), maupun
evaluasi kinerja profesi yang terfokus (focused professional practice
evaluation);
2) pendidikan dan pengembangan profesi berkelanjutan dengan
memberikan rekomendasi pendidikan, pertemuan ilmiah internal dan
kegiatan eksternal; dan
3) pendampingan (proctoring) terhadap staf keperawatan.

Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika dan perilaku profesi staf
keperawatan, Komite Keperawatan memiliki fungsi sebagai berikut:

1) pembinaan etika dan disiplin profesi keperawatan;


2) pemeriksaan staf keperawatan yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin;
3) rekomendasi pendisiplinan perilaku staf keperawatan; dan
4) pemberian pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis.

Dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya komite keperawtaan memiliki Wewenang:

1) memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis (delineation of clinical


privilege);
2) memberikan rekomendasi surat penugasan klinis (clinical
appointment);
3) memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis (clinical
privilege) tertentu;
4) memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian
kewenangan klinis (delineation of clinical privilege)
5) memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan;
6) memberikan rekomendasi pendidikan keperawatan berkelanjutan;
7) memberikan rekomendasi pendampingan (proctoring);
8) memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Komite Keperawatan dapat dibantu


oleh panitia adhoc dari mitra bestari yang ditetapkan oleh Direktur.
BAB VII
RAPAT

Rapat Komite Keperawatan diselenggarakan untuk membahas hal- hal yang


berhubungan dengan keprofesian tenaga keperawatan sesuai tugas dan
kewajibannya. Mekanisme rapat di buat berdasarkan pedoman rapat oleh komite
keperawatan. Rapat Koordinasi Keperawatan Terdiri Dari Rapat Kerja, Rapat Rutin,
Rapat Pleno Dan Rapat Sidang Tahunan. Peserta rapat Komite Keperawatan
terdiri dari Anggota Komite Keperawatan dan apabila diperlukan dapat juga
dihadiri oleh pihak lain yang terkait dengan agenda rapat, baik internal
maupun eksternal Rumah Sakit yang ditentukan oleh Komite Keperawatan

a. Rapat Koordinasi komite keperawatan dengan direktur pelayanan di lakukan


dengan ketentuan:
1. Rapat di lakukan secara terjdwal setiap 6 bulan sekali
2. Rapat bertujuan untuk menginternalisasikan kebijakan dan peraturan-
peraturan yang berhubungan dengan profesi dan pelayanan keperawatan,
mendiskusikan berbagai masalah pelayanan keperawatan, sumber daya
manusia, sarana dan prasarana, keuangan serta menampung usulan tentang
kebijakan pelayanan keperawatan;
3. Risalah rapat dengan wakil direktur pelayanan disampaikan pada setiap
penyelenggaraan rapat dengan wakil direktur pelayanan berikutnya.

b. Rapat Kerja
1. Rapat kerja keperawatan di laksanakan dalam setahun sekali dan sifatnya
terbuka
2. Rapat kerja keperawatan di pimpin oleh ketua komite keperawatan atau kepala
bagian keperawatan dan di hadiri oleh sekertaris komite keperawatan, semua
sub komite keperawatan dan kepala ruangan.
3. Agenda rapat kerja adalah membuat rencana kerja keperawatan dalam 1 tahun.
c. Rapat Rutin Dan Khusus
1. Rapat rutin keperawatan di laksanakan 1 kali dalam sebulan dan di ikuti oleh
Bagian Keperawatan, Komite keperawatan dan Kepala Ruang Keperawatan.
2. Agenda rapat rutin adalah membahas masalah maslaah harian di
keperawatan.
3. Rapat rutin keperawatan di pimpin oleh kepala bagian keperawatan atau
oleh ketua komite keperawatan.
4. Rapat khusus di lakukan bila terjadi hal hal yang segera dan harus di
selesaikan.
d. Rapat Pleno
1. Rapat pleno keperawatan di adakan sewaktu waktu apabila di butuhkan.
2. Rapat pleno di pimpin oleh ketua komite keperawatan atau kepala bagian
keperawatan dan di hadiri oleh sekertaris komite juga bagian sub sub
komite juga kepala ruangan.
3. Agenda rapat pleno adalah membahas persoalan etik dan disiplin staf
keperawatan.
e. Sidang Tahunan
1. Sidang tahunan keperawatan di adakan satu kali dalam setahun
2. Sidang tahunan di pimpin oleh ketua komite keperawatan atau kepala
bagian keperawatan dan di hadiri oleh sekertaris komite keperawatan, sub
komite dan kepala ruangan.
3. Agenda sidang tahunan adalah membuat rencana kerja keperawatan dalam
1 tahun dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada tahun yang sudah
berlalu.
4. Keputusan yang di amil harus di setujui sekurang kurangnya oleh 2/3
peserta rapat .

f. Pengambilan putusan rapat dilaksanakan dengan ketentuan :


1. pengambilan putusan rapat Komite Keperawatan berdasarkan
pendekatan berbasis bukti (evidence-based);
2. dalam hal tidak tercapai mufakat, maka keputusan diambil
berdasarkan suara terbanyak;
3. apabila belum mendapat kesepakatan maka pimpinan rapat
menyampaikan hasil rapat kepada Direktur untuk diputuskan;
4. keputusan rapat merupakan hasil persetujuan dan di sepakati serta di
setujui oleh direktur Rumah Sakit Budi Agung Palu.
BAB VIII
PENGORGANISASIAN SUB KOMITE

1. SUB KOMITE KREDENSIAL

Subkomite kredensial berada di bawah dan bertanggungjawab kepada


Ketua Komite Keperawatan. Anggota/personalia Subkomite kredensial terdiri
atas paling sedikit 3 (tiga) orang staf keperawatan yang memiliki penugasan
klinis. Pengorganisasian Subkomite kredensial terdiri dari ketua,
sekretaris, dan anggota. Tugas sub komite kredensial :

1) Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis;


2) Menyusun buku putih (white paper) yang merupakan dokumen
persyaratan terkait kompetensi yang dibutuhkan melakukan setiap jenis
pelayanan keperawatan dan kebidanan sesuai dengan standar
kompetensinya. Buku putih disusun oleh Komite Keperawatan
dengan melibatkan Mitra Bestari (peer group) dari berbagai unsur
organisasi profesi keperawatan dan kebidanan, kolegium
keperawatan, unsur pendidikan tinggi keperawatan dan kebidanan;
3) Menerima hasil verifikasi persyaratan Kredensial dari bagian SDM
4) Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis bagi setiap
tenaga keperawatan;
5) Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang
ditetapkan;
6) Membuat laporan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite
Keperawatan untuk diteruskan ke bidang keperawatan dan disahkan oleh
direktur Rumah Sakit.
7) Melaksanakan Kredensial dan Re Kredensial bagi perawat/tenaga medis
yang ada di rumah sakit budi agung Palu dengan cara :
a. Proses Kredensial dan Re Kredensial
Menyiapkan dokumen yang di perlukan untuk kredensial dan Re
kredensial perawat lama dan baru
b. Semua Proses Kredensial dilaksanakan dengan semangat keterbukaan,
adil, obyektif, sesuai dengan prosedur dan terdokumentasi.
c. Dalam melakukan pengkajian dapat membentuk panel atau panitia
adhoc atau melibatkan Mitra Bestari.
d. Hasil kredensial berupa rekomendasi Komite Keperawatan kepada
Direktur tentang lingkup kewenangan klinis seorang staf
keperawatan.
8) Re kredensial terhadap staf di lakukan dalam hal :
a. penugasan klinis (clinical appointment) yang dimiliki oleh staf
keperawatan telah habis masa berlakunya;
b. staf keperawatan yang bersangkutan diduga melakukan
kelalaian terkait tugas dan kewenangannya; dan/atau
c. staf keperawatan yang bersangkutan diduga terganggu
kesehatannya, baik fisik maupun mental.

9) Rekomendasi Hasil Kredensial meliputi :


a. kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan;
b. kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah;
c. kewenangan klinis yang bersangkutan dikurangi;
d. kewenangan klinis yang bersangkutan dibekukan untuk waktu
tertentu;
e. kewenangan klinis yang bersangkutan diubah/dimodifikasi;natau
f. kewenangan klinis yang bersangkutan diakhiri.

2. SUB KOMITE MUTU PROFESI


Subkomite mutu profesi berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Ketua Komite Keperawatan. Anggota/personalia Subkomite mutu profesi
terdiri atas paling sedikit 3 (tiga) orang staf keperawatan yang memiliki
penugasan klinis. Pengorganisasian Subkomite mutu profesi terdiri dari
ketua, sekretaris, dan anggota.

Tugas Sub komite mutu profesi :


1) Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area
praktik;
2) Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional
berkelanjutan tenaga keperawatan;
3) Melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan; dan d.
memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan
4) Melakukan AUDIT KEPERAWATAN
Audit keperawatan dilakukan secara sistemik yang melibatkan
mitra bestari (peer group) yang terdiri dari kegiatan peer-review,
surveillance dan assessment terhadap pelayanan keperawatan di
Rumah Sakit. Pelaksanaan audit keperawatan menggunakan catatan
asuhan keperawatan dan/atau kebidanan yang dibuat oleh staf
keperawatan. Hasil dari Audit keperawatan berfungsi sebagai:
a) sarana untuk melakukan penilaian terhadap kompetensi masing-
masing staf keperawatan;
b) dasar untuk pemberian kewenangan klinis (clinical privilege)
sesuai kompetensi yang dimiliki;
c) dasar bagi Komite Keperawatan dalam merekomendasikan
pencabutan atau penangguhan kewenangan klinis (clinical
privilege);
d) dasar bagi Komite Keperawatan dalam merekomendasikan
perubahan/modifikasi rincian kewenangan klinis seorang staf
keperawatan.

3.SUB KOMITE ETIK DAAN DISIPLIN PROFESI


Subkomite etik dan disiplin profesi berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada ketua komite keperawatan. Anggota/personalia Subkomite etik dan
disiplin profesi terdiri atas paling sedikit 3 (tiga) orang staf keperawatan
yang memiliki penugasan klinis. Subkomite etik dan disiplin profesi terdiri
dari ketua, sekretaris, dan anggota.
1) Tugas Subkomite etik dan disiplin profesi adalah:
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan;
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan;
c. Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran
disiplin dan masalah-masalah etik dalam kehidupan profesi dan
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan;
d. Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis dan/atau surat
Penugasan Klinis (clinical appointment);
e. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.
2) Wewenang dari sub komite etik dan disiplin profesi :
a. Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis;
b. Memberikan rekomendasi perubahan rincian kewenangan klinis;
c. Memberikan rekomendasi surat penugasan klinis;
d. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan
kebidanan;
e. Memberikan rekomendasi pendidikan keperawatan dan pendidikan
kebidanan berkelanjutan; dan
f. Memberikan rekomendasi pendampingan dan memberikan
rekomendasi pemberian tindakan disiplin.
3) Pendisplinan Profesi dalam Komite Etik
a. Tolok ukur yang menjadi dasar dalam upaya pendisiplinan perilaku
profesional staf keperawatan, antara lain:
a) pedoman pelayanan keperawatan di rumah sakit;
b) prosedur kerja pelayanan di rumah sakit;
c) daftar kewenangan klinis di rumah sakit;
d) pedoman syarat-syarat kualifikasi untuk melakukan pelayanan
keperawatan (white paper) di rumah sakit;
e) kode etik keperawatan Indonesia;
f) pedoman pelayanan medik/klinik;
g) standar prosedur operasional asuhan keperawatan.

b. Rekomendasi pemberian tindakan pendisiplinan profesi pada staf


keperawatan berupa:
a) peringatan tertulis;
b) bekerja di bawah pengawasan perawat supervisi dalam waktu
tertentu.
c) pencabutan kewenangan klinis (clinical privilege) sementara atau
selamanya.

4) Pembinaan Profesi
a. Pembinaan profesionalisme staf keperawatan dapat diselenggarakan
dalam bentuk ceramah, diskusi, simposium atau lokakarya.
b. Subkomite etik dan disiplin profesi mengadakan pertemuan
pembahasan kasus dengan mengikutsertakan pihak-pihak terkait
yang kompeten untuk memberikan pertimbangan pengambilan keputusan
etis.
BAB IX
TATA KELOLA KLINIS

Semua pelayanan keperawatan dilakukan oleh setiap staf keperawatan di


Rumah Sakit berdasarkan penugasan klinis dari Direktur. Dalam keadaan
kegawatdaruratan staf keperawatan dapat diberikan penugasan klinis untuk
melakukan asuhan keperawatan diluar kewenangan klinis yang dimiliki, sepanjang
yang bersangkutan memiliki kemampuan untuk melakukannya. Masing-masing
Kelompok Keperawatan wajib membuat pedoman pelayanan keperawatan, standar
prosedur operasional dan peraturan pelaksanaan lainnya. Kebijakan teknis
operasional pelayanan keperawatan tidak boleh bertentangan dengan Peraturan
Internal Rumah Sakit (Hospital ByLaws) ini.

Dalam melaksanakan tugas kelompok keperawatan, wajib


menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik di lingkungannya
maupun dengan Kelompok Keperawatan lain atau instansi lain yang terkait. Setiap
Ketua Kelompok atau kepala ruangan wajib membantu Bidang Keperawatan serta
Komite Keperawatan melakukan bimbingan, pembinaan dan pengawasan terhadap
anggotanya. Peraturan pelaksanaan tata kelola klinis pelayanan keperawatan
ditetapkan oleh Direktur.

Komite keperawatan bersama sama bagian keperawatan berkewajiban


menyusun : Standar profesi keperawatan dan kebidanan, Standar pelayanan
keperawatan dan kebidanan dan Standar prosedur operasional keperawatan dan
kebidanan.
BAB X

TATA CARA REVIEW DAN PERBAIKAN PERATURAN INTERNAL


STAF KEPERAWATAN

1. Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staff ByLaws) secara


berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) tahun dievaluasi, ditinjau
kembali, atau disesuaikan/direview dengan perkembangan profesi
keperawatan dan kondisi Rumah Sakit.
2. Tata cara evaluasi, ditinjau kembali, review dan perubahan
Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staff ByLaws)
ditetapkan oleh Direktur.
3. Kebijakan teknis operasional, standar prosedur operasional dan
peraturan pelaksanaan lainnya harus disesuaikan dengan Peraturan Internal
Staf Keperawatan (Nursing Staff ByLaws) ini.
4. Segala sesuatu yang belum di atur dalam aturan ini akan di atur kembali di
kemudian hari melalui rapat pleno keperawatan
5. Direktur Rumah Sakit menetapkan perubahan/perbaikan peraturan internal
staf keperawatan terbaru dengan tetap mengacu pada peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia yang masih berlaku.
BAB XI
PENUTUP

Peraturan internal staf keperawatan ini di tetapkan oleh Direktur Rumah Sakit
Budi Agung Palu dan mulai berlaku sejak tanggal di tetapkan.

Di tetapkan di Palu
02 januari 2023

Anda mungkin juga menyukai