OLEH:
ABD. RAHMAN RARA (C012171013)
BASSO PALINGRUNGI (C012171060)
ABDUL LATIF (C012171057)
ARWIANAH AZIZAH (C012171006)
IMA MUSTIKA TRI LESTARI (C012171027)
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas karunia yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul Kewenangan Klinis Perawat (Clinical Privilage) Dan
Peraturan Internal Staff Keperawatan (Nursing Staf By Laws) dengan tepat waktu.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada segala pihak yang turut
berpartisipasi dalam membantu penyusunan makalah ini. Kami menyadari dalam
penyusunannya masih terdapat beberapa kekurangan, maka dari itu kritik dan saran
sangat kami butuhkan sebagai masukan bagi kami dalam pembuatan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
khususnya.
Penulis,
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada prinsipnya pelayanan kesehatan yang terjadi sebuah rumah sakit dan
puskesmas merupakan tanggung jawab institusi pemyedia layanan, hal ini sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
perumahsakitan. Oleh karenanya rumah sakit harus mengatur seluruh pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan sedemikian rupa agar aman
bagi pasien.
Undang – undang tentang Kesehatan menuntut untuk melaksanakan tugas
sesuai dengan kompetensinya atau dengan kata lain setiap tenaga kesehatan
harus bekerja sesuai dengan kewenangan klinis (clinical privilege) yang ditetapkan
oleh rumah sakit.
Salah satu faktor krusial dalam keselamatan pasien adalah kewenangan perawat
untuk melakukan tindakan keperawatan yang saat ini sebagian dari rumah sakit
tidak menerapkan secara adekuat tentang kewenangan klinis. Oleh karena itu
kewenangan klinis melalui proses kredensial harus dilakukan oleh rumah sakit
sebagai tempat penyedia layanan kesehatan, yang telah diatur dalam permenkes
tentang komite keperawatan.
Kredensial keperawatan sesungguhnya merupakan kegaiatan dan fungsi komite
keperawatan yang merupakan faktor penentu mutu pelayanan di rumah sakit.
Kredensialing sejauh ini telah diterapkan rumah sakit di Indonenesia, namun ada
beberapa dari rumah sakit di Indonesia khususnya berada di daerah belum
menerapkan secara benar hal ini dipengaruhi karena adanya kebijakan – kebijakan
yang sifatnya pragmatis tentunya hal ini bertentangan dengan Undang-Undang RI
Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan pasal 1 disebutkan bahwa “
pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat baik sehat maupun sakit. Praktek keperawatan adalah layanan yang
diselenggarakan oleh perawat dalam bentuk asuhan keperawatan “
Keperawatan sebagai profesi mempunyai ciri memiliki tubuh ilmu pengetahuan
(body of knowledge), kode etik profesi dan memberikan pelayanan yang
professional, Untuk itu diperlukan perawat yang memilki kompetensi diatas standar,
mampu berfikir kritis, selalu berkembang serta etika profesi sehingga pelayanan
keperawatan dapat diberikan dengan baik. Berkualitas dan aman bagi pasien dan
keluarganya dan untuk mengatur tentang kewenanagan klinis perawat di pelayanan
kesehatan, maka dibuatlah peraturan internal staf keperawatan (Nursing Staf by
Laws).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kewenangan klinis perawat (clinical privilege nursing) dan peraturan
internal staf keperawatan (Nursing Staf by Laws)?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami kewenangan klinis (clinical privilege nursing)
2. Untuk mengetahui dan memahami peraturan internal staf keperawatan
(Nursing Staf by Laws)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesimpulan
Demi menunjang profesionalisme tenaga kesehatan, dibutuhkan kejelasan
tentang uraian tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Bentuk keprofesionalan
tersebut sering disebut sebagai kewenangan klinis yang diberikan oleh
pimpinan/direktur kepada tenaga keperawatan demi tercapainya pemberian
layanan kesehatan secara optimal.
Para tenaga kesehatan yang bekerja dalam layanan kesehatan yang telah
melalui proses kredensial dan rekredensial dari komite keperawatan, selanjutnya
akan bekerja sesuai kewenangan klinisnya yang diatur sesuai Nursing Staf By
Law yang dikeluarkan oleh pihak layanan kesehatan baik itu rumah sakit maupun
layanan kesehatan primer (Puskesmas).
B. Saran
Adapun saran dari makalah ini:
1. Sebaiknya mulai dari layanan keperawatan primer sampai layanan utama
rumah sakit mulai menerapkan kredensialing agar perawat yang bertugas
dapat memiliki kewenangan klinis dalam bekerja.
2. Semoga makalah ini dapat menjadi tambahan khasanah pustaka ilmiah bagi
para pembaca.
Daftar Pustaka
Joint Commision. 2016. Ambulatory Care Program: The Who, What, When, and
Wheres of Credentialing and Privileging. Diakses Dari
https://www.jointcommission.org/ahc_credentialing_privileging_tips/
Kanaskie, M.L. (2006). Mentoring—A Staff Retention Tool. Critical Care Nurse.
29(3). 248-252.
Mulyono, M. H., Hamzah, A., & Abdullah, A. Z. (2013). Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Tingkat III. Jurnal AKK, 2(1),
18-26.