Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit di Indonesia terus berkembang baik
jumlah, jenis maupun kelas rumah sakit sesuai dengan kondisi atau masalah kesehatan
masyarakat, letak geografis, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peraturan
serta kebijakan yang ada.
Dalam Pasal 63 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
dinyatakan bahwa penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan
pengendalian, pengobatan dan/atau perawatan serta dilakukan berdasarkan ilmu
kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan
kemanfaatan dan keamanannya. Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan
berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
Penyelenggaraan pelayanan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit
ditentukan oleh tiga komponen utama yaitu: jenis pelayanan keperawatan dan kebidanan
yang diberikan, sumber daya manusia tenaga keperawatan sebagai pemberian
pelayanan, dan manajemen sebagai tata kelola pemberian pelayanan. Diperlukan tenaga
keperawatan yang kompeten, mampu berpikir kritis, selalu berkembang serta memilki
etika profesi sehingga pelayanan keperawatan dan kebidanan dapat diberikan dengan
baik, berkualitas dan aman bagi pasien dan keluarganya.
Agar profesionalisme dan pertumbuhan profesi tenaga keperawatan dan
kebidanan di sebuah rumah sakit dapat terjadi dan terus berkembang diperlukan adanya
suatu mekanisme dan sistem pengorganisasian yang terencana dan terarah yang diatur
oleh suatu wadah keprofesian yang sarat dengan aturan dan tata norma profesi sehingga
dapat menjamin bahwa sistem pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan dan
kebidanan yang diterima oleh pasien, diberikan oleh tenaga keperawatan dan kebidanan
dari berbagai jenjang kemampuan atau kompetensi dengan benar (scientific) dan baik
(ethical) serta dituntun oleh etika profesi keperawatan dan kebidanan. Mekanisme dan
sistem pengorganisasian tersebut adalak Komite Keperawatan.

KOMITE KEPERAWATAN RS. ISLAM GORONTALO Page | 1


Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi
dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada kepala/direktur rumah sakit
dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Komite Keperawatan bertugas membantu kepala/direktur rumah sakit dalam melakukan
kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi keperawatan dan kebidanan, serta
pengembangan profesional berkelanjutan termasuk memberi masukan guna
pengembangan standar pelayanan dan standar asuhan keperawatan dan kebidanan.
Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, diperlukan dukungan, kebijakan
internal staf keperawatan, serta dukungan sumber daya dari rumah sakit. Berdasarkan
Permenkes No 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan pada pasal 15 ayat 1 “Setiap
rumah sakit wajib menyusun peraturan internal staf keperawatan dengan mengacu pada
peraturan internal korporasi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
Peraturan internal staf keperawatan (nursing staff by laws) merupakan peraturan
penyelenggaraan profesi staf keperawatan dan mekanisme tata kerja komite
keperawatan. Staf keperawatan meliputi perawat dan bidan. Peraturan ini dirasakan
penting karena staf keperawatan merupakan jumlah terbesar dari tenaga kesehatan lain
di rumah sakit, memiliki kualifikasi berjenjang dan sebagai profesi yang berhubungan
langsung dengan pasien dan keluarganya. Sehingga peraturan ini sebagai upaya untuk
memastikan agar hanya staf keperawatan yang kompeten sajalah yang boleh melakukan
asuhan keperawatan dirumah sakit. Kebijakan ini didukung oleh pihak pemilik rumah
sakit.
Rumah Sakit wajib menyusun peraturan internal staf keperawatan dengan
mengacu pada peraturan internal korporasi dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Peraturan internal staf keperawatan berbeda untuk setiap rumah sakit sesuai
dengan visi dan misi rumah sakit. Peraturan internal staf keperawatan ini mengatur
tentang penugasan klinis staf keperawatan, mekanisme mempertahankan dan
pendisiplinan profesi keperawatan. Peraturan internal staf keperawatan disusun oleh
Komite Keperawatan dan disahkan oleh kepala/direktur Rumah Sakit. Peraturan internal
staf keperawatan sebagai acuan serta dasar hukum yang sah bagi Komite Keperawatan
dan kepala/direktur Rumah Sakit dalam hal pengambilan keputusan tentang staf
keperawatan. Termasuk mengatur mekanisme pertanggungjawaban Komite

KOMITE KEPERAWATAN RS. ISLAM GORONTALO Page | 2


Keperawatan kepada kepala / direktur Rumah Sakit tentang profesionalisme staf
keperawatan Rumah Sakit.
Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan adanya Pedoman Penyelenggaraan
Peraturan internal staf keperawatan (nursing staff by laws) sehingga dapat
diimplementasikan, berkontribusi meningkatkan kinerja pengelolaan klinik bagi tenaga
keperawatan yang akhirnya dapat menjamin pasien dan masyarakat menerima
pelayanan berkualitas dan aman.

KOMITE KEPERAWATAN RS. ISLAM GORONTALO Page | 3


Lampiran : Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Gorontalo
Nomor : 111/SK/05/RSIG/V /2018
Tentang : Peraturan Internal Staf Keperawatan (nursing staf by laws)

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Internal Staf Keperawatan yang dimaksud dengan :
1. Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf Bylaws) adalah peraturan.
2. Komite Keperawatan adalah wadah non struktural rumah sakit yang mempunyai
fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi.
3. Staf Keperawatan adalah kelompok staf perawat fungsional yang dikelompokan
berdasarkan empat kelompok besar pasien di Rumah Sakit Islam Gorontalo
yaitu Medikal Bedah, Anak dan Maternitas.
4. Staf Keperawatan adalah seluruh perawat RS Islam Gorontalo, termasuk bidan.
5. Kewenangan Klinis adalah uraian intervensi keperawatan dan kebidanan yang
dilakukan oleh tenaga keperawatan sesuai dengan area praktiknya.
6. Penugasan Klinis adalah penugasan yang diberikan oleh Pimpinan Rumah Sakit
Islam Gorontalo terhadap staf keperawatan untuk melakukan asuhan
keperawatan atau asuhan kebidanan di Rumah Sakit Islam Gorontalo
berdasarkan daftar kewenangan klinis.
7. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk
menentukan kelayakan pemberian Kewenangan Klinis.
8. Mitra Bestari adalah Mitra Bestari adalah sekelompok tenaga keperawatan
dengan reputasi dan kompetensi yang baik untuk menelaah segala hal yang
terkait dengan tenaga keperawatan
9. Rapat Kerja yaitu rapat yang dilaksanakan 1 (satu) kali dalam setahun untuk
membahas rencana kerja.

KOMITE KEPERAWATAN RS. ISLAM GORONTALO Page | 4


10. Rapat Pleno yaitu rapat koordinasi yang diadakan untuk mengeluarkan
rekomendasi
11. Sidang Tahunan yaitu sidang yang dilakukan oleh Keperawatan untuk
melakukan evaluasi terhadap program kerja yang telah dilaksanakan.

KOMITE KEPERAWATAN RS. ISLAM GORONTALO Page | 5


BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2
1. Maksud dibuatnya peraturan internal staf keperawatan adalah agar Komite
Keperawatan dapat menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik (good clinical
governance) melalui mekanisme kredensial, peningkatan mutu profesi, dan
penegakan disiplin profesi perawat di Rumah Sakit Islam Gorontalo.
2. Tujuan dari peraturan internal staf keperawatan adalah :
a. Mewujudkan profesionalisme perawat di Rumah Sakit Islam Gorontalo.
b. Mengembangkan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di Rumah
Sakit Islam Gorontalo.
c. Menegakan etik dan disiplin profesi perawat di Rumah Sakit Islam Gorontalo.
d. Memberikan dasar hukum bagi mitra bestari dalam pengambilan keputusan
profesi melalui Komite Keperawatan.

KOMITE KEPERAWATAN RS. ISLAM GORONTALO Page | 6


BAB III
KEWENANGAN KLINIS

Pasal 3
Asuhan Keperawatan hanya boleh dilakukan oleh staf keperawatan yang telah diberi
Kewenangan Klinis melalui proses Kredensial.

Pasal 4
Kewenangan Klinis yang diberikan kepada staf keperawatan disesuaikan dengan
kategori jenjang klinis keperawatan.

Pasal 5
Jenjang Klinis Keperawatan terdiri dari :
1. Jenjang Perawat Klinik 1
2. Jenjang Perawat Klinik 2
3. Jenjang Perawat Klinik 3
4. Jenjang Perawat Klinik 4
5. Jenjang Perawat Klinik 5

Pasal 6
Dalam keadaan tertentu Kewenangan Klinis dapat diberikan kepada staf keperawatan
dengan melihat kondisi berupa :
1. Kewenangan klinis sementara.
2. Kewenangan klinis dalam keadaan darurat.
3. Kewenangan klinis bersyarat.

Pasal 7
Penjabaran Kewenangan Klinis seperti tersebut dalam pasal 5 dan pasal 6 diatur dalam
buku putih (white paper).

KOMITE KEPERAWATAN RS. ISLAM GORONTALO Page | 7


Pasal 8
Penyusunan buku putih kewenangan klinis keperawatan disusun oleh Komite
Keperawatan Rumah Sakit Islam Gorontalo dengan melibatkan Mitra Bestari (Peer
Group), dan kepala ruangan.

Pasal 9
Dalam rangka mendapatkan Kewenangan Klinis, staf keperawatan mengajukan secara
tertulis kepada Komite Keperawatan Rumah Sakit Islam Gorontalo dengan
melampirkan syarat – syarat yang telah ditentukan.
Pasal 10
Komite Keperawatan menugaskan kepada Sub Komite Kredensial untuk melakukan
proses kredensial kepada staf keperawatan sebagai dasar mengeluarkan rekomendasi
kewenangan klinis staf keperawatan.

Pasal 11
Dalam hal proses kredensial memerlukan tenaga yang banyak maka Sub Kredensial
bersama Mitra Bestari melakukan proses kredensial staf keperawatan.

Pasal 12
Dalam hal proses kredensial telah selesai maka Sub Komite Kredensial mengeluarkan
rekomendasi kepada Komite Keperawatan.

Pasal 13
Rekomendasi Sub Komite Kredensial dapat berupa :
1. Direkomendasikan diberi kewenangan klinis
2. Tidak direkomendasikan
3. Direkomendasikan dengan syarat

Pasal 14
Komite Keperawatan menetapkan kewenangan klinis staf keperawatan atas dasar
rekomendasi dari Sub Komite Kredensial.

KOMITE KEPERAWATAN RS. ISLAM GORONTALO Page | 8


BAB IV
PENUGASAN KLINIS

Pasal 15
Komite Keperawatan mengusulkan kepada Pimpinan Rumah Sakit Islam Gorontalo
agar mengeluarkan Penugasan Klinis staf keperawatan sesuai dengan Kewenangan
Klinis.

Pasal 16
Direktur/Pimpinan Rumah Sakit Islam Gorontalo mengeluarkan Penugasan Klinis
kepada staf keperawatan untuk jangka waktu tiga tahun.

Pasal 17
Dalam hal tertentu Direktur Rumah Sakit Islam Gorontalo berhak mengeluarkan surat
pengakhiran Penugasan Klinis kepada staf keperawatan atas rekomendasi Sub Komite
Etik dan Disiplin Profesi melalui Komite Keperawatan.

KOMITE KEPERAWATAN RS. ISLAM GORONTALO Page | 9


BAB V
KOMITE KEPERAWATAN

Pasal 18
1. Susunan organisasi Komite Keperawatan terdiri dari :
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Sub Komite
2. Sub komite sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 Ayat 1 huruf c, terdiri dari :
a. Sub Komite Kredensial
b. Sub Komite Mutu
c. Sub Komite Etik dan Disiplin
3. Bagan Struktur Organisasi Komite Keperawatan adalah sebagai berikut :

DIREKTUR

KASIE
KETUA KEPERAWATA

SEKRETARI

SUB KOMITE SUB KOMITE


KREDENSIAL MUTU

SUB KOMITE
ETIKA DAN DISIPLIN

4. Ketua Komite Keperawatan ditetapkan oleh Direktur/Pimpinan Rumah Sakit Islam


Gorontalo dengan memperhatikan masukan dari tenaga keperawatan yang bekerja di
Rumah Sakit Islam Gorontalo.

KOMITE KEPERAWATAN RS. ISLAM GORONTALO Page | 10


5. Sekretaris dan Sub Komite diusulkan oleh Ketua Komite Keperawatan dan
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit Islam Gorontalo dengan memperhatikan
masukan dari tenaga keperawatan yang bekerja di Rumah Sakit Islam Gorontalo.
Pasal 19
Personil Komite Keperawatan harus memiliki kompetensi yang tinggi sesuai jenis
pelayanan atau area praktik, mempunyai semangat profesionalisme serta reputasi baik.

Pasal 20
Komite Keperawatan memberikan jaminan kepada Direktur Rumah Sakit Islam
Gorontalo bahwa tenaga keperawatan memiliki kompetensi kerja yang tinggi sesuai
standar pelayanan dan berperilaku baik sesuai etika profesinya.

Pasal 21
1. Komite Keperawatan mempunyai tugas pokok membantu Direktur Rumah Sakit
Islam Gorontalo dalam melakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi
tenaga keperawatan serta pengembangan profesional berkelanjutan.
2. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Komite Keperawatan mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan konsultasi keperawatan
b. Penyelenggaraan tukar pendapat, kebijakan, dan pelaksanaan pelayanan
c. Pemberian motivasi dalam pemecahan masalah profesi Keperawatan melalui
pembelajaran.
d. Penggalian inovasi dan ide – ide yang membangun dan pembaharuan ke arah
perbaikan profesi keperawatan.
e. Penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran kepada profesi sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki.
f. Penyelenggaraan advokasi dengan memberikan perlindungan dan dukungan

Pasal 22
1. Tanggungjawab Komite
a. Komite Keperawatan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Rumah Sakit
Islam Gorontalo.

KOMITE KEPERAWATAN RS. ISLAM GORONTALO Page | 11


b. Menjaga citra dan nama baik Komite Keperawatan pada khususnya dan seluruh
pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Islam Gorontalo pada umumnya.
2. Wewenang Komite Keperawatan
a. Mengusulkan rencana kebutuhan tenaga keperawatan dan proses penempatan
tenaga keperawatan berdasar tinjauan profesi.
b. Mengusulkan pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana keperawatan.
c. Membimbing perawat dalam kesuksesan kerja dan karir.
d. Memberikan pertimbangan tentang bimbingan dan konseling keperawatan.

Pasal 23
Dalam melaksanakan fungsinya Komite Keperawatan dibantu oleh Mitra Bestari sesuai
dengan disiplin/spesifikasi dan peminatan tenaga keperawatan berdasarkan kebutuhan
rumah sakit.

Pasal 24
Komite Keperawatan sebagai mitra kerja dari Kasie Keperawatan dan tidak bertanggung
jawab kepada Kepala Kasie Keperawatan.

Pasal 25
Komite Keperawatan bekerja sama dan melakukan koordinasi dengan Kasie
Keperawatan serta saling memberikan masukan tentang perkembangan profesi
keperawatan dan kebidanan di rumah sakit.

KOMITE KEPERAWATAN RS. ISLAM GORONTALO Page | 12


BAB VI
RAPAT

Pasal 26
1. Komite Keperawatan dan Kasie Keperawatan melaksanakan kerja dan koordinasi
secara berkala dan berkesinambungan melalui rapat koordinasi keperawatan.
2. Rapat Koordinasi Keperawatan terdiri dari : Rapat Kerja, Rapat Rutin, Rapat Pleno
dan Sidang Tahunan.
3. Rapat Kerja
a. Rapat Kerja Keperawatan dilaksanakan dalam setahun sekali dan bersifat
terbuka.
b. Rapat Kerja Keperawatan dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan atau Kasie
Keperawatan dan dihadiri oleh Sekretaris Komite Keperawatan, Sub Komite, dan
Kepala Ruang Keperawatan.
c. Agenda rapat kerja adalah membuat rencana kerja keperawatan dalam 5 (lima)
tahun.
4. Rapat Rutin
a. Rapat Rutin Keperawatan dilaksanakan 1 (satu) kali dalam sebulan diikuti oleh
Bidang Keperawatan, Komite Keperawatan, dan Kepala Ruang Keperawatan.
b. Agenda rapat rutin adalah membahas masalah – masalah harian Keperawatan.
c. Rapat rutin keperawatan dipimpin oleh Kepala Bidang Keperawatan atau Ketua
Komite Keperawatan
5. Rapat Pleno
a. Rapat Pleno Keperawatan diadakan sewaktu-waktu bila dibutuhkan.
b. Rapat Pleno dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan dan dihadiri
oleh Sekretaris Komite Keperawatan, Sub Komite dan Kasie Keperawatan.
c. Agenda rapat pleno adalah membahas persoalan etik dan disiplin staf
keperawatan Kehadiran rapat pleno adalah 100% peserta rapat.
6. Sidang Tahunan
a. Sidang tahunan keperawatan diadakan satu kali setahun

KOMITE KEPERAWATAN RS. ISLAM GORONTALO Page | 13


b. Sidang tahunan dipimpin oleh ketua komite keperawatan atau Kasie Keperawatan
dan dihadiri oleh Sekretaris Komite Keperawatan, Sub Komite, Panitia
Keperawatan, dan Kepala Ruang Perawatan.
c. Agenda sidang tahunan adalah membuat rencana kerja keperawatan dalam satu
tahun.
d. Keputuan yang diambil harus disetujui sekurang-kurangnya oleh 2/3 peserta yang
hadir.

KOMITE KEPERAWATAN RS. ISLAM GORONTALO Page | 14


BAB VII
SUB KOMITE KREDENSIAL MUTU PROFESI, ETIKA DAN DISIPLIN
PROFESI

Pasal 27
1. Sub Komite Kredensial sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (2) huruf a
bertugas :
a. Menyusun daftar rincian kewenangan klinis
b. Menyusun buku putih
c. Menerima hasil verifikasi persyaratan kredensial
d. Merekomendasikan tahapan proses kredensial
e. Merekomendasaikan pemulihan kewenangan klinis bagi setiap tenaga
keperawatan
f. Melakukan kredensial ulang secara berkala setiap lima tahun
2. Dalam menjalankan tugasnya sebagaimana tersebut dalam pasal 27 ayat (1) Sub
Komite Kredensial dibantu Mitra Bestari

Pasal 28
1. Sub Komite Mutu Profesi sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (2) huruf b
bertugas :
a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik.
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan professional berkelanjutan
tenaga keperawatan.
c. Melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.
d. Memfasilitasi proses pendampingan tenaga keperawatan sesuai kebutuhan.
2. Dalam menjalankan tugasnya sebagaimana tersebut dalam pasal 28 ayat (1), Sub
Komite Mutu profesi dapat mengusulkan dibentuknya team adhoc kepada ketua
komite keperawatan baik insidental atau permanen.

Pasal 29
1. Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (2)
huruf c bertugas :

KOMITE KEPERAWATAN RS. ISLAM GORONTALO Page | 15


a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan.
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan.
c. Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan.
d. Merekomendasikan penyelesaian masalah – masalah pelanggaran disiplin dan
masalah – masalah etik dalam kehidupan profesi, asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan.
2. Guna menindak lanjuti rekomendasi dari Sub Komite Etik dan Disiplin sebagaimana
tersebut dalam pasal 29 ayat (1), komite keperawatan membentuk panitia adhoc baik
insidental atau permanen.
3. Hasil kerja panitia AdHoc sebagaimana tersebut dalam Pasal 29 ayat (2) dibawa
dalam rapat pleno sebagaimana tersebut dalam Pasal 26 ayat (5).

KOMITE KEPERAWATAN RS. ISLAM GORONTALO Page | 16


BAB VIII
PERATURAN PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS

Pasal 30
1. Dalam memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan diperlukan standar
profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional dan kebutuhan dasar pasien.
2. Memenuhi kebutuhan sebagaimana tersebut dalam pasal 30 ayat (1), Komite
Keperawatan bersama – sama Bidang Keperawatan berkewajiban menyusun :
a. Standar profesi keperawatan dan kebidanan.
b. Standar pelayanan keperawatan dan kebidanan.
c. Standar prosedur operasional keperawatan dan kebidanan.
d. Standar kebutuhan dasar pasien.
3. Dalam keadaan tidak mampu, setiap staf keperawatan berkewajiban melakukan
konsultasi dan/atau merujuk pasien kepada tenaga keperawatan lain yang dianggap
lebih mampu.

KOMITE KEPERAWATAN RS. ISLAM GORONTALO Page | 17


BAB IX
TATA CARA DAN REVIEW PERBAIKAN PERATURAN INTERNAL STAF
KEPERAWATAN

Pasal 31
1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam aturan ini akan diatur dikemudian hari.
2. Apabila ada pasal dan/atau ayat dalam peraturan internal keperawatan ini yang
dikemudian hari dianggap tidak sesuai, dapat ditinjau ulang melalui sidang tahunan
keperawatan.

KOMITE KEPERAWATAN RS. ISLAM GORONTALO Page | 18


BAB X
PENUTUP

Pasal 32
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan peraturan internal keperawatan
dilaksanakan dengan berpedoman pada lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari peraturan ini.
Pasal 33
Peraturan internal keperawatan ini mulai diberlakukan pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Gorontalo
Pada tanggal : 21 Mei 2018
RUMAH SAKIT ISLAM GORONTALO
DIREKTUR

dr. Junus Lihawa, Sp.B

KOMITE KEPERAWATAN RS. ISLAM GORONTALO Page | 19

Anda mungkin juga menyukai