Latar Belakang
Pelaksanaan pengobatan dan /atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu
keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan tertentu . Penyelenggaran pelayanan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit
ditentukan oleh tiga komponen utama yaitu jenis pelayan keperawatan dan kebidanan yang
diberikan , sumber daya manusia tenaga keperawatan sebagai pemberi pelayanan, dan
manajemen sebagai tata kelola pemberian pelayanan
Diperlukan tenaga keperawatan yang kompeten ,mampu berpikir kritis selalu berkembang
serta memiliki etika profesi sehingga pelayanan keperawatan dan kebidanan dapat diberikan
dengan baik ,berkualitas dan aman bagi pasen dan keluarganya
Tenaga Keperawatan di rumah sakit merupakan jenis tenaga kesehatan terbesar jumlahnya
antara 50 – 60 %memiliki jam kerja 24 jam melalui penugasan shift serta merupakan tenaga
kesehatan yang paling dekat dengan pasien melalui hubungan profesional .
Tenaga keperawatan memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat sesuai kewenangan dalam
memberikan asuhan keperwatan dan asuhan kebidanan kepada pasien dan keluarganya
Untuk menjalankan tanggung jawab dan tanggung gugat diperlukan tenaga keperawatan yang
kompeten ,mampu berpikir kritis selalu berkembang serta memiliki etika profesi sehingga
pelayanan keperawatan dan kebidanan dapat diberikan dengan baik ,berkualitas dan aman
bagi pesien dan keluarganya
Tenaga keperawatan di rumah sakit cenderung memberikan tugas rutin dalam memberikan
pelayanan keperawatan dan kebidanan tenaga keperawatan juga memiliki motivasi yang
kurang serta kesempatan yang terbatas untuk meningkatkan kemampuan profesinya melalui
kegiatan kegiatan audit keperawatan dan kebidanan serta kegiatan pendidikan berkelanjutan
Agar profesionalisme dan pertumbuhan profesi tenaga keperawatan dapatterjadi dan terus
berkembang ,maka diperlukan suatu mekanisme dan system pengorganisasian yang
terencana dan terarah yang diatur oleh suatu wadah keprofesian dengan aturan dan tata
norma profesi sehingga dapat menjamin pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan dan
kebidanan yang diterima oleh pasien diberikan oleh tenaga keperawatan dari berbagai
kompetensi dengan benar dan baik
Mekanisme dan system pengorganisasian tersebut diatur didalam Komite keperawatan
Ketentusn tentang struktur organisasi ,tata kerja dan uraian tugas Komite Keperawatan diatur
dalam Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 49 tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan ,dalam
hal ini Komite keperawatan wajib menyusun Peraturan Internal Staf Keperawatan ( Nursing
Staf By Low )
Peraturan Internal Staf Keperawatan merupakan acuan dan sebagai dasar hukum yang sah
bagi Komite Keperawatan dan Direktur Rumah Sakit dalam hal pengambilan keputusan
tentang staf keperawatan ,termasuk didalamnya mengatur mekanisme pertanggungjawaban
Komite Keperawatan kepada Direktur Rumah Sakit terkait profesionalisme tenaga keperawatan
di rumah sakit . Beberapa pokok yang harus dituangkan dalam Peraturan Internal Staf
Keperawatan terutama pengaturan tentang kewenangan klinis , penugasan klinis ,,mekanisme
mempertahankan dan meningkatkan disiplin profesi keperawatan ,serta aturan lain yang
diperlukan terkait pengorganisasian kerja Komite Keperawatan dan staf Keperawatan
Berdasarkan uraian diatas maka sebagai rujukan bagi sataf keperawatan dan manajemen di
Rumah Sakit Umum Kuningan Medical Center telah disusun Peratuan Internal Staf
Keperawatan dengan mengacu kepada Permenkes Nomor 49 Tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan serta mempertimbangkan beberapa kondisi keperawatan yang ada di Rumsh
Sakit Umum Kuningan Medical Center
Pasal 1
Pengertian
Dalam Peraturan Internal Staf Keperawatan yang dimaksud dengan :
1. Peraturan Intrnal Staf Keperawatan ( Nursing Staf By Low ) adalah aturan yang mengatur
tata kelola klinis untuk menjaga profesionalisme tenaga keperawatan di RSU Kuningan
Medical Center
2. Staf Keperawatan adalah tenaga kesehatan yang memiliki tanggung jawab dan tenggung
gugat sesuai dengan kewenangan klinis dalam memberikan asuhan keperawatan dan
asuhan kebidanan kepada pasien dan keluarganya
1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap rawat
jalan dan gawat darurat
2. Keperawatan adalah suatu bentuk asuhan profesional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan asuhan keperawatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan
kepada individu, keluarga ,kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia
3. Asuhan Keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik Keperawatan
baik langsung atau tidak langsung diberikan kepada system klien disarana dan tatanan
kesehatan lainnya ,dengan menggunakan pendekatan ilmiah keperawatan berdasarkan
kode etik dan standar praktik keperawatan .
4. Komite Keperawatan adalah wadah non struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi
utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui
mekanisme kredensial ,penjagaan mutu profesi ,dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi
5. Kewenangan klinis tenaga keperawatan adalah uraian intervensi keperawatan dan
kebidanan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan berdasarkan area prakteknya
6. Penugasan klinis adalah penugasan Direktur RS kepada tenaga Keperawatan untuk
melakukan asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan di rumah sakit berdasarkan daftar
kewenangan klinis
7. Perawat adalah sesorang yang telah lulus pendidikan keperawatan, D III
Keperawatan ,Ners dan Ners spesialis baik didalam maupun diluar negeri sesuai dengan
perundang undangan yang berlaku
BAB II
Nursing Staf By Law 4
TUJUAN
Pasal 2
Tujuan Peraturan Internal Staf Keperawatan
Tujuan dari Peraturan Internal Staf Keperawatan adalah
(1). Tujuan Umum
Terwujudnya tata kelola klinis yang baik ( good Clinical govermance ) melalui mekanisme
kredensial ,peningkatan mutu profesi dan penegakan disiplin profesi sehingga
meningkatkan mutu profesi Keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan di RSU
kuningan Medical Center
BAB III
Bagaian kesatu
Kelompok Perawat Klinik
Pasal 3
( 1 ). Staf Keperawaan adalah tenaga keperawatan yang mempunyai tanggung jawab dan
tanggung gugat sesuai dengan kewenangan klinis dalam memberikan asuhan
keperawatan dan kebidanan kepada pasien dan keluarganya
( 2 ). Pengorganisasian staf keperawatan di rumah sakit dilakukan dengan pembentukan unit
pelaksana Ruang Perawatan
(3). Pelaksana keperawatan klinik berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bidang
Keperawatan
Pasal 5
(1). Area perawat Klinik yang ada di RSU Kuningan Medical Center adalah :
1). Area Perawat Klinik Medikal ( Peny Dalam )
2). Area Perawat Klinik Bedah
3). Area Perawat Klinik Maternitas ( VK / Nifas )
4). Area Perawat Klinik Anak
5). Area Perawat Klinik Gawat Darurat
( 2 ). Kewenangan klinis tenaga Keperawatan tertuang dalan SPK dan RKK tenaga
keperawaan masing masing
Bagian Kedua
Keanggotaan Kelompok Perawat Klinik
Pasal 6
(1). Seluruh staf keperawatan magang, kontrak maupun karyawan tetap menjadi anggota staf
perawat klinik
( 2). Penempatan staf keperawatan ditetapkan dengan Surat Tugas dari Direktur Rumah Sakit
Pasal 7
(1). Setiap Ruangan dipimpin oleh seorang Kepala Ruangan yang ditetapkan oleh Direktur
Rumah Sakit dengan mempertimbangkan sikap profesional,reputasi dan perilaku
(2). Dalam menentukan Kepala Ruangan Direktur Rumah Sakit dapat meminta
pertimbanagan dari Bidang Keperawatan dan Komite Keperawatan
BAB IV
STAF KEPERAWATAN
Pasal 8
(1). Staf Keperawatan dalam menjalankan tugas profesi / praktek Keperawatan di Rumah Sakit
bertanggung jawab profesi dan hukum secara mandiri
(2). Staf Keperawatan secara administrasi managerial bertanggung jawab kepada Bidang
Keperawatan dan secara teknis profesi bertanggung jawab kepada Komite Keperawatan
(3). Hak dan kewajiban staf keperawatan sebagai karyawan dan sebagai twnaga profesi di
Rumah Sakit sesuai ketentuan yang berlaku
Bagian kedua
Tugas staf Keperawatan
Pasal 9
(1). Tugas staf Keperawatan :
1). Mekalsanakan kegiatan profesi yang terkait dengan asuhan keperwatan dan / atau
asuhan kebidanan
2). Meningkatkan kemampuan profesinya melalui program pendidikan / pelatihan
berkelanjutan
3). Menjaga agar kualitas pelayanan sesuai dengan standar profesi ,standar pelayanan
serta standar etika dan disiplin yang sudah ditetapkan
(2). Fungsi staf keperawatan secara perorangan adalah sebagai pelaksana pelayanan asuhan
keperawatan dan /atau asuhan kebidanan ,pendidikan ,pelatihan dan pengembangan di
bidang keperawatan
Bagian Ketiga
Pembinaan dan Pengawasan
Pasal 10
(1). Pembinaan dan pengawasan merupakan tindakan korektif terhadap staf keperawatan
yang dilakukan oleh Direktur berdasarkan rekomendasi dari Bidang Keperawatan dan
Komite Keperawatan
(2). Pembinaan dan pengawasan terhadap staf keperawatan meliputi kewenangan
klinis,kendali mutu ,disiplin profesi ,etika profesi ,disiplin pegawai dan motivasi kerja
(3). Pembinaan dan pengawasan kewenangan klinis ,mutu profesi ,disiplin profesi etika profesi
dilakukan oleh Komite Keperawatan
Pasal 11
1). Pembinaan dan pengawasan terkait kewenangan klinis dilakukan dengan investigasi :
(2). Rekomendasi hasil investigasi berupa :
1). Penjatuhan teguran tertulis atau / dan pembatasan kewenangan klinis paling lama 3
bulan untuk pelanggaran ringan
2). pembatasan kewenangan klinis ,paling lama 6 bulan untuk pelanggaran sedang
Pasal 12
Tata cara pembinaan ,pengawasan ,pemeriksaan dan penjatuhan sangsi terhadap staf
keperawatan ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit
Bagian Keempat
Mitra Bestari
Pasal 13
(1). Mitra Bestari ( peer group ) adalah ekelompok prawat Klinik dengan reputasi dan
kompetensi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan profesi keperawatan
termasuk evaluasi kewenangan klinis
(2). Mitra Bestari tidak terbatas dari staf keperawatan yang ada di rumah sakit tapi dapat juga
berasal dari rumah sakit lain atau dari institusi pendidikan keperawatan
(3). Mitra Bestari dapat ditunjuk sebagai panitia adhok untuk membantu Komite Keperawatan
melakukan Kredensial ,penjagaan mutu Profesi ,maupun penegakan disiplin dan etika
profesi di rumah sakit
(4). Penetapan MitraBestari sebagai Panitia Adhoc sebagaimana ayat 3 ditetapkan dengan SK
Direktur rumah sakit atas usulan Keta Komite Keperawatan
Pasal 14
(1). Kewenangan Klinis seorang staf keperawatan ditetapkan dengan keputusan Direktur
rumah akit setelah memperhatikan rekomendasi dari Komite Keperawatan
(2). Penetapan kewenangan klinis oleh Direktur diberikan melalui penerbitan penugasan klinis
(3). Kewenangan klini setiap staf keperawatan dapat saling berbeda
(4). Kewenangan klinis dapat diberikan kepada staf keperawatan berdasarkan pertimbangan
antara lain :
1). Tinjauan atau telaah hasil proses kredensial berupa surat rekomendasi
2). Standar pendidikan
3). Standar Kompetensi
Pasal 15
(1). Kewenangan klinis staf keperawatan terdiri dari :
1). Kewenangan klinis umum ( General )
2). Kewenangan klinis Khusus
3). Kewenangan klinis istimewa
(2). Kewenangan klinis umum diberikan kepada setiap tenaga keperawatan berdasarkan
kompetensi yang dimiliki dan sesuai jenjang keperawatan klinis yang dimiliki
(3). Kewenangan klinis khusus diberikan kepada setiap tenaga keperawaan berdasarkan area
kerja /penugasan yang ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit
(4). Setiap tenaga keperawatan dapat memiliki lebih dari 1 ( satu ) jenis kewenangan klinis
sesuai kompetensi dan kebutuhan pelayanan rumah sakit
Pasal 16
Kewenangan klinis seorang staf keperawatan dapat dievaluasi secara berkala untuk ditentukan
apakah kewenangan tersebut dapat dipertahankan ,diperluas , dipersempit atau dicabut
(1). Kewenangan klinis ( clinical privilege ) berpedoman pada buku putih keperawatan ( white
paper ) sesuai jenis pelayanan keperawatan yang ada di RSU Kuningan Medical Center
(2). Proses penilaian kewenangan klinis dilakukan pada saat proses kredensial dengan
melihat kemampuan perawat
(3). Pengakhiran kewenangan klinis staf dikarenakan dicabut oleh direktur berdasarkan
rekomendasi dari Komite Keperawatan
(4). Pengahiran kewenangan klinis dapat berupa :
Pasal 17
(1). Bila kewenangan klinis ingin ditambah staf keperawatan yang bersangkutan mengajukan
permohonan kepada Direktur dengan menyebutkan alasan dan melampirkan bukti berupa
sertifikat pelatihan yang diakui oleh organisasi profesi dan atau pendidikan yang dapat
mendukung permohonannya
(2). Sesuai permohonannyaDirektur akan meminta Komite Keperawatan untuk melakukan
rekredensial
(3). Direktur berwenang mengabulkan atau menolak permohonan setelah mempertimbangkan
rekomendasi dari Komite Keperawatan
(4). Setiap permohonan penambahan kewenangan klinis yang dikabulkan dituangkan pada
penugasan klinis dalam bentuk Surat Keputusan Direktur dan disampaikan kepada
pemohon dan ditembuskan kepada Komite Keperawatan
(5). Apabila permohonan penambahan kewenangan klinisnya ditolak dituangkan dalam surat
pemberitahuan penolakan yang ditandatangani oleh direktur dan disampaikan kepada
pemohon serta ditembuskan kepada Komite Keperawatan
Pasal 18
(1). Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang untuk melakukan tindakan medik tertentu
dari seorang dokter kepada perawat yang memiliki kompetensi dan kewenangan tertentu
berdasarkan hasil kredensial Sub Komite Kredensial
(2). Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tetap menjadi tanggung jawab tenaga
medis yang memberikan delegasi
(3). Bukti pendelegasian harus terdokumentasi
BAB VII
PENUGASAN KLINIS
Pasal 19
(1). Penugasan klinis diterbitkan kepada seorang staf keperawatan setelah melalui proses
kredensial dan rekomendasi Komite Keperawatan
(2). Penugasan klinis memuat kewenangan klinis yang diberikan kepada seorang staf
keperawatan dan tempat yang bersangkutan untuk dapat melaksanakan tugas
(3). Penugasan klinis ditetapkan dengan Keputusan Drektur
Pasal 20
(1). Penugasan klinis seorang staf keperawatan hanya dapat ditetapkan bila :
1). Mempunyai Surat Izin Praktek ( SIPP ) dan Surat Tanda Registrasi ( STR ) sesuai
peraturan perundang undangan
2). Memenuhi sarat sebagai staf keperawatan berdasarkna peraturan perundang
undangan kesehatan yang berlaku dan ketentuan lain sebagaimana ditetapkan dalam
pertaturan Internal Rumah Sakit
3). Memenuhi segala Peraturan Rumah Sakit sehubungan pelayanan dan tindakan
keperawatan yang mengacu pada Standar Prosedur Operasional ( SPO )
4). Besedia mematuhi tika keperawatan yang berlaku di Indonesia ,baik yang berkaitan
dengan kewajiban terhadap masyarakat ,kewajiban terhadap pasien , teman
sejawat,dan diri sendiri
(2). Penugasan klinis berlaku selama 3 Tahun
(3). Penugasan klinis dapat berakhir sebelum jangka waktu berakhirnya dalam hal :
1). Ijin praktek yang bersangkutan sudah tidan berlaku
BAB VIII
KOMITE KEPERAWATAN
Bagian kesatu
Kedudukan Komite Keperawatan
Pasal 21
(1). Komite Keperawatan merupakan organisasi non struktural yang dibentuk oleh Direktur
(2). Komite Keperawatan ada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
(3). Kebijakan ,prosedur dan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan tugas fungsi
dan wewenang Komite Keperawatan ditetapkan oleh Direktur
Bagian kedua
Susunan Organisasi dan keanggotaan Komite Keperawatan
Pasal 22
(1). Susunan Organisasi Komite Keperawatan terdiri dari :
1). Ketua Komite Keperawatan
2). Sekretaris
3). Sub Komite Keperawatan
Direktur
Sekretaris
Pasal 21
(1). Seseorang yang dapat diangkat menjadi pengurus Komite Keperawatan adalah staf
keperawatan purna waktu dan sudah bekerja di Rumah Sakit minimal 5 (lima) tahun.
(2). Keanggotaan Komite Keperawatan ditetapkan oleh Direktur dengan mempertimbangkan
1). Sikap profesional;
2). Reputasi;
3). Perilaku;
4). Memperhatikan usulan dari Kelompok Keperawatan.
(3) Ketua Komite Keperawatan ditunjuk oleh Direktur.
(4) Sekretaris Komite Keperawatan, Ketua Sub Komite Keperawatan ditetapkan oleh Direktur
berdasarkan usulan Ketua Komite Keperawatan.
(5) Pengangkatan dan pemberhentian Komite Keperawatan ditetapkan dengan Keputusan
Direktur.
Pasal 22
(1) Persyaratan Ketua Komite Keperawatan:
1). Mempunyai kredibilitas yang tinggi dalam profesinya;
2). Menguasai segi ilmu pofesinya dalam jangkauan, ruang lingkup, sasaran dan dampak
yang luas;
Pasal 23
Penetapan Ketua Komite dan Ketua Sub Komite
(1). Ketua Komite Keperawatan ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit ,masa kerja minimal 5
tahun dan pengalaman manajerial
(2). Ketua Sub Komite ditetapkan oleh Direkturberdasarkan rekomendasi dari Ketua KOMITE
Keperawatan masa kerja minimal 5 tahun dan pengalaman manajerial
(3). Ketua Komite dan atau Ketua Sub Komite Keperawatan dapat diberhentikan pada masa
jabatannya, apabila berdasarkan kenyataannya Ketua Komite dan atau Ketua Sub Komite
Keperawatan :
1). Tidak melaksanakan tugas dengan baik
2). Tidak melaksanakan ketentuan perundang undangan yang brlaku
3). Terlibat dalam tindakan yang merugikan rumah sakit
4). Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan pebuatan pidana ,kejahatan dan
(4). Pemberhentian dengan alasan terlibat dalam tindakan yang merugikan rumah sakit
diberitahukan secara tertulis oleh direktur rumah sakit kepada yang bersangkutan
Bagian Ketiga
Tugas , Fungsi dan Wewenang Komite Keperawatan
Pasal 24
Pasal 25
(1) Dalam melaksanakan tugas kredensial, Komite Keperawatan memiliki fungsi sebagai
berikut:
1). Penyusunan daftar kewenangan klinis dan persyaratan setiap jenis pelayanan
keperawatan;
2). Penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan
mental, perilaku, dan etika profesi;
3). Mengevaluasian data pendidikan profesional keperawatan berkelanjutan;
4). Penilaian dan pemberian rekomendasi kewenangan klinis yang adekuat.
(2). Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf keperawatan, Komite
Keperawatan memiliki fungsi sebagai berikut:
1). Berperan menjaga mutu profesi keperawatan dengan memastikan kualitas asuhan
keperawatan yang diberikan oleh staf keperawatan melalui upaya pemberdayaan,
evaluasi kinerja profesi yang berkesinambungan (on-going professional practice
evaluation), maupun evaluasi kinerja profesi yang terfokus (focused professional
practice evaluation);
2). Pendidikan dan pengembangan profesi berkelanjutan dengan memberikan
rekomendasi pendidikan, pertemuan ilmiah internal dan kegiatan eksternal; dan
3). Pendampingan (proctoring) terhadap staf keperawatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika dan perilaku profesi staf
keperawatan, Komite Keperawatan memiliki fungsi sebagai berikut:
1). Pembinaan etika dan disiplin profesi keperawatan;
2). Pemeriksaan staf keperawatan yang diduga melakukan pelanggaran disiplin;
3). Rekomendasi pendisiplinan perilaku staf keperawatan;
4). Pemberian pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis.
Pasal 27
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Komite Keperawatan dapat dibantu oleh panitia
adhoc dan mitra bestari yang ditetapkan oleh Direktur
BAB IX
RAPAT-RAPAT
Pasal 28
(1) Rapat Komite Keperawatan diselenggarakan untuk membahas hal-hal yang berhubungan
dengan keprofesian tenaga keperawatan sesuai tugas dan kewajibannya.
(2) Rapat Komite Keperawatan terdiri dari:
1). Rapat rutin;
2). Rapat koordinasi dengan Bidang pelayanan Keperawatan
3). Rapat khusus.
(3) Peserta rapat Komite Keperawatan terdiri dari Anggota Komite Keperawatan dan apabila
diperlukan dapat juga dihadiri oleh pihak lain yang terkait dengan agenda rapat, baik
internal maupun eksternal Rumah Sakit yang ditentukan oleh Komite Keperawatan.
(4) Setiap rapat Komite Keperawatan dibuat risalah rapat.
(5) Mekanisme pelaksanaan rapat Komite Keperawatan diatur dalam pedoman rapat Komite
Keperawatan.
BAB X
SUB KOMITE KREDENSIAL
Bagian Kesatu
Pengorganisasian Sub Komite Kredensial
Bagian Kedua
Tugas dan wewenang SubKomite Kredensial
Pasal 31
Tugas Subkomite kredensial
1). Menyusun daftar Rincian Kewenangan Klinis;( RKK )
2). Menyusun buku putih (white book ) yang merupakan dokumen persyaratan terkait
3). Kompetensi yang dibutuhkan melakukan setiap jenis pelayanan keperawatan dan
kebidanan sesuai dengan standar kompetensinya. Buku putih disusun oleh Komite
Keperawatan dengan melibatkan Mitra Bestari (peer group) dari 19unsur organisasi
profesi keperawatan dan kebidanan,
4). Menerima hasil verifikasi persyaratan Kredensial dari bagian SDM
5). Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan; yang
dicabut sementara
6). Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan;
7). Membuat laporan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan untuk
dilaporkan dan disahkan oleh direktur Rumah Sakit.
Pasal 32
Dalam melaksanakan tugasny Sub Komite Kredensial memiliki kewenangan memberikan
rekomendasi rincian kewenangan klinis untuk memperoleh Surt Penugasan Klinis ( clinical
appointmrnt )
Bagian Ketiga
Kredensial dan Rekredensial
Pasal 33
Pasal 34
(1) Rekredensial terhadap staf keperawatan dilakukan dalam hal:
1). Penugasan klinis (clinical appointment) yang dimiliki oleh staf keperawatan telah
habis masa berlakunya;
2). Staf keperawatan yang bersangkutan diduga melakukan kelalaian terkait tugas dan
kewenangannya;
3). Staf keperawatan yang bersangkutan diduga terganggu kesehatannya, baik fisik
maupun mental.
(2) Rekomendasi hasil rekredensial berupa:
1). Kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan;
2). Kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah;
3). Kewenangan klinis yang bersangkutan dikurangi;
4). Kewenangan klinis yang bersangkutan dibekukan untuk waktu tertentu;
5). Kewenangan klinis yang bersangkutan diubah/dimodifikasi;
6). Kewenangan klinis yang bersangkutan diakhiri.
BAB XI
Bagian Kesatu
Penggorganisasian Sub Komite Mutu Profesi
Pasal 35
(1) Subkomite mutu profesi berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Ketua Komite
Keperawatan.
(2). Dalam menjalankan tugasnya Sub Komite Mutu Profesi dapat mengusulkan
dibentuknya panitia Adhoc kepada Ketua Komite Keperawatan
Bagian Kedua
Tugas dn Wewenang Sub Komite Mutu Profesi
Pasal 36
Subkomite mutu profesi mempunyai tugas sebagai berikut:
1). Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik;
2). Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan tenaga
keperawatan;
3). Melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan;
4). Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.
Pasal 37
Dalam melaksanakan tugasnya Sub Komite Mutu profesi mempunyai kewenangan
memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan ,pendidikan
keperawatan dan kebidanan berkelanjutan serta pendampingan
Bagian Ketiga
Audit Keperawatan
Pasal 37
Bagian Keempat
Pendidikan Berkelanjutan
Pasal 38
(1). Memberikan rekomendasi atau persetujuan pendidikan berkelanjutan baik yang
merupakan program rumah sakit maupun atas permintaan staf keperawatan sbagai
usulan kepada Direktur.
(2). Pendidikan berkelanjutan dilakukan dengan:
1). Menentukan pertemuan-pertemuan ilmiah yang harus dilaksanakan oleh masing-
masing tenaga Keperawatan;
2). Mengadakan pertemuan berupa pembahasan kasus antara lain, kasus keselamatan
pasien, kasus sulit, maupun kasus langka;
3). Menentukan kegiatan-kegiatan ilmiah yang dapat diikuti oleh masing-masing staf
keperawatan setiap tahun dan tidak mengurangi hari cuti tahunannya;
4). Bersama-sama dengan Kelompok Keperawatan menentukan kegiatan-kegiatan
ilmiah yang melibatkan staf keperawatan sebagai narasumber dan peserta aktif;
5). Bersama dengan Bagian Pendidikan dan Penelitian memfasilitasi kegiatan ilmiah
dan mengusahakan satuan angka kredit dari ikatan profesi.
(3) Setiap pertemuan ilmiah yang dilakukan harus disertai notulensi, kesimpulan dan daftar
hadir peserta yang akan dijadikan pertimbangan dalam penilaian disiplin profesi.
Pasal 39
(1). Setiap Staf keperawatan yang dijatuhi sanksi disiplin atau pengurangan kewenangan klinis
berhak mendapatkan pendampingan.
(2). Pelaksanaan pendampingan (proctoring) dilakukan dalam upaya pembinaan profesi bagi
staf keperawatan yang dijatuhi sanksi disiplin atau pengurangan kewenangan klinis.
(3). Staf keperawatan yang akan memberikan pendampingan ( proktoring ) ditetapkan dengan
Keputusan Direktur
(4). Semua sumber daya yang dibutuhkan untuk proses pendampingan (proctoring) difasilitasi
dan dikoordinasikan bersama Bidang Keperawatan.
(5). Hasil pendampingan (proctoring) berupa rekomendasi Komite Keperawatan kepada
Direktur tentang lingkup kewenangan klinis dan penugasan klinis seorang staf
keperawatan.
BAB XII
SUB KOMITE ETIK & DISIPLIN PROFESI
Bagian Kesatu
Pengorganisasian Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi
Pasal 37
(1). Sub Komite Etik dan Disiplin profesi berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Ketua Komite Keperawatan.
(2). Dalam menjalankan tugasnya Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi dapat mengusulkan
dibentuknya panitia Adhoc kepada Ketua Komite Keperawatan
Bagian Kedua
Tugas dan Wewenang Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi
Pasal 38
Tugas Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi adalah:
Pasal 39
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi berwenang
(1). Memberikan usul rekomendasi pencabutan kewenangan klinis ( clinical provilege )
tertentu
(2). Memberikan rekomendasi perubahan rincian kewenangan klinis ( delineation of clinical
privilege )
(6). Memberikan rekomendasi pendampingan dan memberikan rekomendasi pemberian
tindakan disiplin.
Bagian Ketiga
Pendisiplinan Profesi
Pasal 40
(1) Tolok ukur yang menjadi dasar dalam upaya pendisiplinan perilaku profesional staf
keperawatan, antara lain:
1). Pedoman pelayanan keperawatan di rumah sakit;
2). Prosedur kerja pelayanan di rumah sakit;
3). Daftar kewenangan klinis di rumah sakit;
4). Pedoman syarat-syarat kualifikasi untuk melakukan pelayanan keperawatan (white
book) di rumah sakit;
5). Kode etik keperawatan Indonesia;
6). Pedoman perilaku profesional;
7). Pedoman pelanggaran disiplin keperawatan yang berlaku di Indonesia;
8). Pedoman pelayanan keperawatan /klinik;
9). Standar prosedur operasional asuhan keperawatan.
(2) Rekomendasi pemberian tindakan pendisiplinan profesi pada staf keperawatan berupa:
(3) Mekanisme pemeriksaan pada upaya pendisiplinan perilaku profesional ditetapkan oleh
Komite Keperawatan.
Pasal 41
(1). Penegakan disiplin profesi dilakukan oleh sebuah panel yang dibentuk oleh Ketua Sub
Komite Etik dan Disiplin Profesi.
(2). Panel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 3 (tiga) orang staf keperawatan
atau lebih dengan jumlah ganjil dengan susunan sebagai berikut:
1). 1 (satu) orang dari Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi;
2). 2 (dua) orang atau lebih staf keperawatan dengan kompetensi yang sama dengan
yang diperiksa berasal dari dalam rumah sakit baik atas permintaan Komite
Keperawatan dengan persetujuan Direktur atau atas permintaan Direktur rumah
sakit
(3). Panel dapat juga melibatkan mitra bestari yang berasal dari Rumah Sakit.
(4). Pengikut sertaan mitra bestari yang berasal dari luar Rumah Sakit sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh Rumah Sakit
berdasarkan rekomendasi Komite Keperawatan.
Bagian Keempat
Pembinaan Profesi
Pasal 42
(1). Pembinaan profesionalisme staf keperawatan dapat diselenggarakan dalam bentuk
ceramah,diskusi, simposium atau lokakarya.
(2). Staf keperawatan dapat meminta pertimbangan pengambilan keputusan etis pada suatu
kasus pengobatan di Rumah Sakit kepada Komite Keperawatan melalui Kepala Ruangan
Keperawatan.
BAB XIII
TATA KELOLA KLINIS
Pasal 43
(1). Semua pelayanan keperawatan dilakukan oleh setiap staf keperawatan di Rumah Sakit
berdasarkan Surat Penugasan Klinis ( SPK )dan Rincian Kewenangan Klinis ( RKK ) dari
Direktur.
(2). Dalam keadaan kegawat daruratan staf keperawatan dapat diberikan penugasan klinis
untuk melakukan asuhan keperawatan diluar kewenangan klinis yang dimiliki, sepanjang
yang bersangkutan memiliki kemampuan untuk melakukannya.
(3). Masing-masing Ruang Keperawatan wajib membuat pedoman pelayanan keperawatan,
Standar Prosedur Operasional ( SPO ) dan peraturan pelaksanaan lainnya.
(4). Kebijakan teknis operasional pelayanan keperawatan tidak boleh bertentangan dengan
Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)
(5). Dalam melaksanakan tugas keperawatan, wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi
dan sinkronisasi baik di lingkungannya maupun dengan Kelompok Keperawatan lain atau
instansi lain yang terkait.
(6) Untuk menangani pelayanan keperawatan tertentu, Direktur dapat membentuk panitia atau
kelompok kerja.
(7). Setiap Ketua Kelompok Keperawatan / Kepala Ruangan wajib membantu Bidang
Keperawatan serta Komite Keperawatan melakukan bimbingan, pembinaan dan
pengawasan terhadap anggotanya.
(8) Peraturan pelaksanaan tata kelola klinis pelayanan keperawatan ditetapkan oleh Direktur.
BAB XIV
REVIEW DAN PERUBAHAN
PasaL 44
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 45
(1). Peraturan internal keperawatan ini mulai diberlakukan pada tanggal ditetapkan
(2). Kebijakan teknis operasional ,standar prosedur operasional dan peraturan pelakanaan
lainnya harus disesuaikan dengan Peraturan Internal Staf Keperawatan ( Nursing Staf By
Laws ) ini
Ditetapkan : Di Kuningan
Pada tanggal : 10 Pebruari 2022
RSU KUNINGAN MEDICAL CENTER