Anda di halaman 1dari 61

IMPLEMENTASI KREDENSIALING

TENAGA KEPERAWATAN
DI RSUP H. ADAM MALIK
Oleh :
Liberta Lumbantoruan, S.Kp., M.Kep.
Ketua Komite Keperawatan RSUP H. Adam Malik
CURICULUM VITAE
liberta_lumbantoruan69@yahoo.co.id
Bandung, 16 Agustus 1969
S1 Keperawatan UI, 1996
S2 Manajemen Keperawatan UI, 2005
RS Carolus Jakarta, 1996-1997
Kasie Keperawatan RSUP H. Adam Malik, 2006-2012
CI RSUP H. Adam Malik 1998 - sekarang
Ketua Komite Keperawatan RSUP H. Adam Malik, 2012-sekarang
Ketua PPNI Komisariat RSUP H. Adam Malik, 1998-2004
Ketua Bidang Pelayanan PPNI SU, 2011- sekarang
Dosen tidak tetap di Fakultas Keperawatan USU & STIKes di Medan
Sekretaris Penasehat HPMI SU, 2015-2020
Anggota Bid. Pelayanan PERSI SU, 2015-2020
Narasumber Pelatihan Keperawatan
UU Tentang Rumah Sakit No 44/2009
Pasal 33 tentang Organisasi RS

(1) Setiap Rumah Sakit harus memilik organisasi yang efektif,


efisien, dan akuntabel.
(2) Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas Kepala
Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit unsur pelayanan
medis, unsur eperawatan, unsur penunjang medis,komite
medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi
umum dan keuangan.
Tanggung Jawab Hukum

Pasal 46
Rumah Sakit bertanggungjawab secara
hukum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan di
Rumah Sakit
Kewajiban Bekerja Sesuai Standar, Menghormati Hak
Pasien dan Mengutamakan Keselamatan Pasien

Pasal 13
(3) Setiap Tenaga kesehatan Yang bekerja di Rumah Sakit harus
bekerja sesuai dengan
Standar profesi
Standar pelayanan rumah sakit
Standar prosedur operasional yang berlaku
Etika profesi
Menghormati hak pasien dan
Mengutamakan keselamatan pasien
Pengelolaan Klinik

Pasal 36
Setiap Rumah Sakit harus Menyelenggarakan:
1.Tata kelola Rumah Sakit
(Good Hospital Governance)
2.Tata kelola klinis yang baik
(Good Clinical Governance)
Pasal 23 :
UU Kesehatan • ayat (1) Tenaga kesehatan berwenang untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan;
No 36 Tahun 2009 • ayat (2) Kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki

• Pasal 11 : ayat (4) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk


dalam kelompok tenaga keperawatan sebagaimana dimaksud
UU Tenaga Kesehatan pada ayat (1) huruf c terdiri atas berbagai jenis perawat
No 36 Tahun 2014 • Pasal 30 : ayat (1) Pengembangan Tenaga Kesehatan
diarahkan untuk meningkatkan mutu dan karier Tenaga
Kesehatan.
• Pasal 28 : ayat (3) Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus didasarkan pada kode etik,standar pelayanan,
UU Keperawatan standar profesi, dan standar prosedur operasional
• Pasal 53 :
No 38 Tahun 2014  ayat (2) Pengembangan Praktik Keperawatan bertujuan
untuk mempertahankan atau meningkatkan
keprofesionalan Perawat;
 ayat (4) Dalam hal meningkatkan keprofesionalan Perawat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan dalam memenuhi
kebutuhan pelayanan, pemilik atau pengelola Fasilitas
Pelayanan Kesehatan harus memfasilitasi Perawat untuk
mengikuti pendidikan berkelanjutan

Pasal 4 : ayat (2) Untuk mewujudkan tata kelola klinis yang baik
Permenkes sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, semua asuhan keperawatan dan
asuhan kebidanan yang dilakukan oleh setiap tenaga keperawatan di
No 49 Tahun 2013 Rumah Sakit dilakukan atas Penugasan Klinis dari kepala/direktur Rumah
Sakit
PERKEMBANGAN PROFESI KEPERAWATAN DI RS

 Kualifikasi perawat
 Profesialisme keperawatan
 Mempunyai tubuh pengetahuan
 Mencapai kompetensi dengan landasan teoritik
 Menyusun dan menspesifikasi keterampilan dan
kompetensi sebagai batas dari keahlian
• Kepemimpinan
• Otonomi
• Pengaturan bersama/shared governance
Menetapkan iklim praktik professional

Perawat harus mempunyai :


1. Kebebasan untuk berfungsi secara efektif
2. Dukungan dari sejawat dan pimpinan
3. Kejelasan ekspektasi tentang lingkungan kerja
4. Sumber yang tepat untuk praktik secara
efektif
5. Iklim organisasi yang terbuka
Lanjutan
1. Apakah pelayanan keperawatan di RS merupakan
praktik professional?
2. Apakah perawat pemberi pelayanan merupakan
kelompok profesi?
3. Apakah RS menyadari bahwa pelayanan
keperawatan merupakan bagian integral
pelayanan kesehatan?
Lanjutan
Diperlukan direktur/ bidang keperawatan
untuk mengelola pelayanan
keperawatan

Diperlukan komite keperawatan untuk


mengatur dan mengembangkan
professionalisme keperawatan
STANDAR AKREDITASI RS TENTANG STAF KEPERAWATAN
 Standar KPS 12.
Rumah sakit memiliki proses yang efektif untuk mengumpulkan, memverifikasi dan
mengevaluasi kredensial staf keperawatan (izin, pendidikan, pelatihan dan
pengalaman).

 Elemen Penilaian KPS 12


1. Rumah sakit memiliki standar prosedur untuk melakukan proses kredensialing setiap staf
keperawatan.
2. Izin, pendidikan, pelatihan dan pengalamanan didokumentasikan.
3. Informasi tersebut diverifikasi dari sumber aslinya sesuai parameter yang ditentukan
dalam maksud dan tujuan KPS 9.
4. Ada catatan kredensial yang dipelihara dari setiap staf keperawatan.
5. Rumah sakit mempunyai proses untuk memastikan bahwa krendesial dari perawat
kontrak sahih dan lengkap sebelum penugasan.
6. Rumah sakit mempunyai proses untuk memastikan kesahihan kredensial perawat yang
bukan pegawai rumah sakit, tapi mendampingi dokter dan memberikan pelayanan
pada pasien rumah sakit.
STANDAR AKREDITASI RS TENTANG STAF KEPERAWATAN

 Standar KPS 13
Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk
mengidentifikasi tanggung jawab dari setiap tugas dan
membuat penugasan berdasarkan atas kredensial perawat
dan peraturan perundangan.

 Elemen Penilaian KPS 13


1. Izin, pendidikan, pelatihan dan pengalaman staf
keperawatan digunakan untuk membuat penugasan
kerja klinis.
2. Proses yang memperhitungkan peraturan perundangan
yang relevan.
STANDAR AKREDITASI RS TENTANG STAF KEPERAWATAN
 Standar KPS 14
Rumah sakit mempunyai standar prosedur untuk staf
keperawatan berpartisipasi dalam aktifitas peningkatan
mutu rumah sakit, termasuk mengevaluasi kinerja individu.

 Elemen Penilaian KPS 14


1. Partisipasi perawat dalam aktifitas peningkatan mutu rumah
sakit. (Lihat PMKP 1.1, EP 1)
2. Kinerja staf keperawatan direview bila ada indikasi akibat
temuan pada aktifitas peningkatan mutu.
3. Informasi yang sesuai dari proses review tersebut
didokumentasikan dalam file kredensial perawat tersebut
atau file lainnya.
PMK No. 49 Thn 2013, Pasal 1
Komite Keperawatan adalah
Wadah non-struktural RS
Fungsi utama mempertahankan & meningkatkan
Pengertian

profesionalisme tenaga keperawatan melalui kredensial,


penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika dan disiplin
profesi
Menjamin pelayanan asuhan keperawatan & asuhan kebidanan
diberikan secara benar, sesuai standar dan kode etik profesi
Diberikan oleh tenaga keperawatan yg kompeten dengan
kewenangan yg jelas. 16
KOMITE KEPERAWATAN :
 Merupakan kelompok profesi perawat yang anggotanya
terdiri dari perawat yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada direktur, mempunyai tugas membantu direktur
menyusun standar keperawatan, pembinaan asuhan
keperawatan, melaksanakan pembinaan etika profesi
keperawatan (Kepmendagri nomor 1, 2002).
 Merupakan perwakilan kelompok profesi perawat, bertugas
membantu direksi rumah sakit dalam melakukan kredensial,
pembinaan disiplin dan etika profesi keperawatan serta
pengembangan professional berkelanjutan (continuing
professional development/ CDP) termasuk didalamnya
menentukan standar asuhan keperawatan.
TUJUAN :
Komite keperawatan rumah sakit mempunyai tujuan :
1. Mewujudkan profesionalisme dalam pelayanan
keperawatan
2. Memberi masukan kepada pimpinan rumah sakit
berkaitan dengan profesionalisme perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan
3. Menyelesaikan masalah-masalah terkait dengan
penerapan disiplin-etik perawat
4. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang
hanya diberikan oleh perawat yang kompeten dan etis
sesuai kewenangannya
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KOMITE
KEPERAWATAN RS

Bab I Pendahuluan
Bab II Komite keperawatan RS
Bab III Pengorganisasian komite keperawatan RS
(ketua, sekertaris, sub komite; kredensial-
disiplin profesi-mutu profesi, kelompok
fungsional keperawatan)
Bab IV Pembinaan, pemantauan dan penilaian
KOMITE KEPERAWATAN
SUB KOMITE KEPERAWATAN

Sub komite Keperawatan terdiri atas :


Sub Komite Kredensialing
Sub Komite Mutu Profesi
Sub Komite Etik dan Disiplin
LINGKUP KERJA KOMITE KEPERAWATAN
(Ketua, Sekretaris & Ketua Sub Komite)
LINGKUP KERJA SUB KOMITE KREDENSIALING
LINGKUP KERJA SUB KOMITE MUTU PROFESI
LINGKUP KERJA SUB KOMITE ETIK DAN DISIPLIN

Pembinaan Etik
Etik Disiplin
(Komite OUTPUT :
Keperawatan Sub Menyelesaikan Etik Perawat dengan nilai
Komite Etik dan disiplin moral & perilaku Etik
Disiplin) Disiplin

Masalah Pencabutan
Direksi /
Pelaksanaan praktik kewenangan Klinis
Manajemen
keperawatan
Peraturan –
Kepegawaian Laporan
(Staffing)

Pidana
Perdata
SUB KOMITE KREDENSIAL
 Kredensial adalah proses verifikasi kompetensi seorang
perawat yang selanjutnya ditetapkan kewenangan
klinis (clinical privilege) untuk melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan lingkup praktiknya.
 Rumah sakit wajib menetapkan kewenangan klinis
tenaga kesehatan yang memperoleh izin praktik
dalam rangka melaksanakan tata kelola klinis yang
baik (good clinical governance).
 Kewenangan klinis harus dirumuskan dalam peraturan
internal keperawatan (Nursing staff by law).
SUB KOMITE KREDENSIAL

Tujuan
1. Memberi kejelasan Kewenagan Klinis bagi setiap tenaga
keperawatan.

2. Melindungi keselamatan pasien dgn menjamin bahwa tenaga


keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan dan
kebidanan memiliki kompeten & kewenangan klinis yg jelas.

3. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang


berada di semua level pelayanan.
 Melakukan proses kredensial masa berlaku surat
penugasan klinik dan adanya permintaan khusus dari
komite keperawatan.

 Kewenangan
menilai dan memutuskan kewenangan klinis yang
adekuat sesuai kompetensi yang dimiliki setiap
perawat sesuai jenjang karir.
Lanjutan
d. Merancang program kredensial sesuai dengan
jenjang kompetensi keahlian.
e. Menentukan jenis pelatihan dan pendidikan formal
yang dapat diakui untuk menunjang kompetensi.
f. Melaporkan hasil assesmen dan pemeriksaan
serta memberikan rekomendasi kewenangan klinik
kepada komite keperawatan.
g. Melakukan pemulihan kewenangan klinik.
h. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai
waktu yang ditetapkan.
Target kredensial

Setiap Perawat memiliki surat “Clinical


Apointment” dari Direktur RS sesuai dengan
“Clinical Privilege” berdasarkan mekanisme
“Credentialing”
TUGAS SUB KOMITE KREDENSIAL

• Menyusun daftar rincian kewengan klinis


1
• Menyusun buku putih
2.
• Menerima hasil verifikasi persyaratan kredensial dari bagian SDM
3.
• Merekomendasikan tahapan proses kredensialing.
4
• Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis setiap tenaga keperawatan
5.
• Melakukan kredensialing ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan
6.
• Sub Komite membuat seluruh laporan Kredensialing kepada Ketua Komite
7. Keperawatan untuk diteruskan ke Kepala/Direktur RS
KEWENANGAN SUBKOMITE KREDENSIAL

Sub Komite Kredensial mempunyai kewenangan


memberikan rekomendasi Rincian Kewenangan Klinis untuk
memperoleh surat Penugasan Klinis.
KREDENSIAL
Credentialing dapat didefinisikan sebagai
pengakuan profesionalitas dan kompetensi teknis dan
mekanisme criteria-based utk memverifikasi informasi dan
mengevaluasi orang yang mengajukan kewenangan klinis.

Kredensial adalah proses verifikasi kompetensi seorang


perawat yang selanjutnya ditetapkan kewenangan klinis
(clinical privilege) untuk melakukan tindakan keperawatan
sesuai dengan lingkup praktiknya.

Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga


keperawatan untuk menentukan kelayakan pemberian
kewenangan klinis. (Permenkes 49 thn 2013)
Proses kredensial (Credentialing)

Proses mereview, memverifikasi dan mengevaluasi


dokumen – dokumen. Proses kredensial menjamin
perawat untuk menentukan apakah yang bersangkutan
layak diberi kewenangan klinis (clinical privilege) untuk
melakukan asuhan keperawatan di rumah sakit
Re-Kredensial (Re-Credentialing)

Proses re-evaluasi oleh suatu rumah sakit terhadap


tenaga perawat yang telah bekerja dan memiliki
kewenangan klinis (clinical privilege)) dirumah sakit
tersebut untuk menentukan apakah yang
bersangkutan masih layak diberi kewenangan klinis
tersebut untuk suatu periode tertentu.
Surat Penugasan (Clinical Appointment)
Surat yang diterbitkan oleh Kepala Rumah
Sakit kepada seorang tenaga keperawatan
untuk melakukan tindakan keperawatan
dirumah sakit tersebut berdasarkan daftar
kewenangan klinis yang ditetapkan
baginya.
Tujuan Kredensialing
1. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin
bahwa tenaga keperawatan yang memberikan
asuhan keperawatan benar kompeten.
2. Pengakuan dan penghargaan terhadap praktik
klinik keperawatan yang berada di semua level.
3. Pengembangan profesional diri melalui jenjang
karier.
4. Mendorong perawat klinik terlibat dalam
perkembangan organisasi.
5. Meningkatkan kepuasan kerja perawat untuk
mengurangi Turn Over.
6. Penguatan proses rekuitmen.
Lanjutan...
d. Merancang program kredensial sesuai dengan
jenjang kompetensi keahlian.
e. Menentukan jenis pelatihan dan pendidikan formal
yg dapat diakui untuk menunjang kompetensi.
f. Melaporkan hasil assesmen dan pemeriksaan serta
memberikan rekomendasi kewenangan klinik
kepada komite keperawatan.
g. Melakukan pemulihan kewenangan klinik.
h. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai
waktu yang ditetapkan.
KEWENANGAN KLINIS

Adalah uraian intervensi


keperawatan dan kebidanan yg
dilakukan oleh tenaga keperawatan
berdasarkan area praktiknya.
(Permenkes 49 thn 2013)
Tahapan Kredensial
Pengajuan Surat Permohonan Kredensial

Proses kredensial : pengisian format kewenangan klinis oleh Mitra Bestari


yang ditunjuk

Proses assesmen kompetensi (disepakati), review & verifikasi oleh Mitra


Bestari

Mengambil keputusan tentang kewenangan klinis

Proses Rekomendasi

Penerbitan Penugasan Klinik oleh Direktur/ Pimpinan RS


41
PROSES KREDENSIAL
Rekomendasi

Komite
Clinical
Appointment

Perawat Standar
ASPEK YANG DIKREDENSIAL

2. Kesehatan
1. Kompetensi Akademis
- Kompetensi Fisik
- Kognitif
- Kesehatan Mental/
- Psikomotor
Perilaku
Target kredensial
Setiap Perawat memiliki surat “Clinical
Apointment” dari Direktur RS sesuai dengan
“Clinical Privilege” berdasarkan mekanisme
“Credentialing”
SURAT PENUGASAN (CLINICAL APPOINTMENT)

Surat yang diterbitkan oleh Kepala Rumah Sakit


kepada seorang tenaga keperawatan untuk
melakukan tindakan keperawatan dirumah sakit
tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang
ditetapkan baginya.
SUB KOMITE MUTU PROFESI

Dalam rangka menjamin pasien memperoleh


pelayanan asuhan keperawatan berkualitas, maka
perawat sebagai pemberi pelayanan harus bermutu,
kompeten, etis dn profesional. Perlu dilakukan upaya-
upaya yang terencana dan terarah agar kompetensi
perawat dipertahankan dan dikembangkan.
 Tujuan
Memastikan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan
oleh tenaga keperawatan, benar-benar sesuai standar
melalui penggunaan sumber-sumber dan evaluasi yang
berkesinambungan.

 Tugas komite mutu profesi adalah :


- Mempersiapkan bahan standar pelayanan keperawatan dan
standar prosedur operasional yang telah disusun oleh rumah
sakit.
- Menyususun data dasar profile perawat sesuai area praktik.
- Pendataan kompetensi perawat sesuai jenjang karir pada
setiap area praktik keperawatan.
- Mengidentifikasi dan mengevaluasi data PBP tenaga
keperawatan.
- Melakukan audit keperawatan.
- Melakukan koordinasi dengan unit mutu RS, untuk telaah
temuan kualitas sehingga dapat dilakukan tindak lanjut
perubahan mutu.
- Mengadakan pertemuan-pertemuan ilmiah, pelatihan internal
RS, untuk berdasarkan hasil assesmen kompetensi dan
kemajuan IPTEK.
- Mengadakan kegiatan-kegiatan ilmiah, pelatihan di luar RS bagi
perawat sesuai area praktik pada setiap level jenjang karir.
- Memfasilitasi proses pendampingan “couch”
(preceptorship/ mentorship) selama melaksanankan
praktik keperawatan.

- Mengidentifikasi perubahan-perubahan kompetensi


berdasarkan fakta melalui kaji ulang.

Kewenangan sub komite mutu profesi adalah;


assesmen, mempertahankan dan mengembangkan
mutu profesi setiap tenaga keperawatan.
SUB KOMITE DISIPLIN PROFESI

Setiap perawat harus memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam


memberikan asuhan keperawatan dengan menerapkan
standar pelayanan, prosedur operasional serta menerapkan
etika profesi dalam praktiknya. Profesialisme tenaga
keperawatan dapat ditingkatkan dengan melakukan
pembinaan dan penegakan disiplin profesi serta penguatan
nilai-nilai etik dalam kehidupan profesi.
 Tujuan :
- Melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga
keperawatan yang tidak layak.
- Memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan.
 Tugas dan Kewenangan
Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan.
Melakukan pembinaan etika keperawatan.
Membantu menyelesaikan masalah-masalah pelanggaran
disiplin dan masalah-masalah etik dalam pelayanan asuhan
keperawatan.
Memberikan nasehat pertimbangan dalam mengambil
keputusan etis dalam asuhan keperawatan.
Skema Jenjang Karir Perawat
Klinik Lama
SISTEM JENJANG KARIR PERAWAT

PK V PM V PP V PR V

PK IV PM IV PP IV PR IV

PK III PM III PP III PR III

PK II PM II PP II PR II

PK I PM I PP I PR I

Perawat Perawat
Perawat Klinik Perawat Peneliti
Manajer Pendidik
DEFINISI (1)
Jenjang perawat klinik dengan kemampuan
PERAWAT KLINIK I melakukan asuhan keperawatan dasar dengan
(PK I) penekanan pada keterampilan teknis keperawatan
dibawah bimbingan.

Jenjang perawat klinik dengan kemampuan


PERAWAT KLINIK II melakukan asuhan keperawatan holistic pada
pasien secara mandiri dan mengelola pasien
(PK II) secara tim serta memperoleh bimbingan untuk
penanganan masalah lanjut/kompleks.

jenjang perawat klinik dengan kemampuan


PERAWAT KLINIK III melakukan asuhan keperawatan komprehensif
(PK III) pada area spesifik dan mengelola unit keperawatan
serta mengembangkan pelayanan keperawatan
berdasarkan bukti ilmiah dan melaksanakan
pembelajaran klinis.
DEFINISI (2)
Jenjang perawat klinik dengan kemampuan
melakukan asuhan keperawatan pada masalah
pasien yang kompleks di area spesialistik dengan
PERAWAT KLINIK IV pendekatan tata kelola klinis secara interdisiplin,
multidisiplin, melakukan riset untuk
(PK IV) mengembangkan praktek keperawatan serta
mengembangkan pembelajaran klinis.

Jenjang perawat klinik dengan kemampuan


memberikan konsultasi klinis keperawatan pada
PERAWAT KLINIK V area spesialistik, melakukan tata kelola klinik secara
transdisiplin, melakukan riset klinik untuk
(PK V) pengembangan praktik, profesi dan kependidikan
keperawatan
JENIS DAN KUALIFIKASI PERAWAT KLINIK (1)

PENDIDIKAN FORMAL PK V
• Ners Spesialis I dengan
PK IV pengalaman kerja ≥ 4 tahun
mempunyai sertifikat PK IV
PK III • Ners dengan pengalaman • Ners Spesialis II (Konsultan)
kerja ≥ 13 tahun dengan pengalaman kerja 0
 D-III Keperawatan dengan • Ners Spesialis I dengan tahun.
PK II pengalaman kerja ≥ 10 tahun pengalaman kerja ≥ 2
dan mempunyai sertifikat PK II tahun
 D-III Keperawatan dengan  Ners dengan pengalaman • mempunyai sertifikat PK
PK I pengalaman kerja ≥ 4 tahun kerja ≥ 7 tahun dan III
 Ners dengan pengalaman mempunyai sertifikat PK II
D-III Keperawatan atau Ners
Pra PK pengalaman kerja ≥ 1 tahun
kerja ≥ 3 tahun  Ners Spesialis I dengan
 mempunyai sertifikat PK I pengalaman kerja 0 tahun
D-III Keperawatan atau mempunyai sertifikat pra klinik.
Ners pengalaman kerja 0
tahun
mempunyai sertifikat
BHD

• D-III : 0-1 thn • D-III : 3-6 thn • D-III : 6-9 thn • D-III : 9-12 thn • Ners : 9-12 thn • Hingga masa pensiun
• Ners : 6-9 thn • Ners Sp I : 6-9 thn
• Ners : 0-1 thn • Ners : 2-4 thn • Ners : 4-7 thn • Ners Sp I : 2-4 thn
JENIS DAN KUALIFIKASI PERAWAT KLINIK (2)

PENDIDIKAN BERKELANJUTAN (SERTIFIKASI) PK V


• Ners dengan pengalaman
PK IV kerja ≥ 22 tahun
• mempunyai sertifikat PK IV
PK III • D-III Keperawatan dengan serta sertifikasi teknikal II
pengalaman kerja ≥ 19
 D-III Keperawatan dengan tahun
PK II pengalaman kerja ≥ 10 tahun • Ners dengan pengalaman
 Ners dengan pengalaman kerja ≥ 13 tahun
 D-III Keperawatan dengan kerja ≥ 7 tahun • mempunyai sertifikat PK
PK I pengalaman kerja ≥ 4 tahun  mempunyai sertifikat PK II dan III dan sertifikasi teknikal II
 Ners dengan pengalaman sertifikasi teknikal
D-III Keperawatan atau Ners
Pra PK pengalaman kerja ≥ 1 tahun
kerja ≥ 3 tahun
 mempunyai sertifikat PK I
D-III Keperawatan atau mempunyai sertifikat pra klinik.
Ners pengalaman kerja 0
tahun
mempunyai sertifikat
BHD

• D-III : 0-1 thn • D-III : 3-6 thn • D-III : 6-9 thn • D-III : 9-12 thn • D-III : hingga pensiun • Hingga masa pensiun
• Ners : 0-1 thn • Ners : 2-4 thn • Ners : 4-7 thn • Ners : 6-9 thn • Ners : 9-12 thn
CPD dalam Implementasi Jenjang Karir Perawat

GAP Kompetensi

Perawat Asesmen Kompetensi yang perlu


dilatih

Kenaikan
Penjenjangan Program CPD (unit
(challenge) Diklat)

Kompetensi Baru
PENUTUP
1. Rumah Sakit harus menyelenggarakan Tata kelola Rumah Sakit
(Good Hospital Governance) dan Tata kelola klinis yang baik
(Good Clinical Governance) dengan membentuk Komite
Keperawatan

2. Komite Keperawatan melalui Subkomite kredensial


melaksanakan credentialing dan menerbitkan Kewenangan
klinis diberikan kepada tenaga keperawatan yg kompeten.

3. Tujuan kredensial adalah melindungi keselamatan pasien


dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan yang
memberikan asuhan keperawatan benar kompeten.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai