Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI

STAF KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT CITAMA

Jl. Raya Pabuaran No.52, Bojong Gede – Bogor

Telp. 021 – 8798 4444, 021 – 8798 5555


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………i

BAB I Pendahuluan ………………………………………………………………1

A. Latar Belakang……………………………………………………………1
B. Tujuan……………………………………………………………….……2

BAB II Definisi ……………………………………………………………….….3

BAB III Ruang Lingkup ………………………………………………………....5

BAB IV Tata Laksana Kode Etik Keperawatan………………………………....7

A. Prinsip Dasar Kode Etik………………………………………………...7


B. Jenis-Jenis Pelanggaran Berdasarkan Kode Etik Keperawatan……..……9
C. Program…………………………………………………………………13
D. Langkah Kegiatan……………………………………………………….13
E. Mekanisme Penanganan Kasus Pelanggaran Etik Tenaga Keperawatan..13
F. Tahap-Tahap Bila Menemukan Pelanggaran……………………………15

BAB V Dokumentasi……………………………………………………………16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang No.38 tahun 2014 tentang Keperawatan pada pasal 1
ayat (2) : perawatan adalah seseorng yang telah lulus pendidikan tinggi
keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui pemerintah
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku; ayat (3) :
pelayanan keperawatan adalah sutau bentuk pelayanan professional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan yang ditunjukkan kepada individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat, baik sehat maupun sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan no.49 tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan Rumah Sakit pada pasal 2 ayat (1) : penyelenggaraan komite
keperawatan bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan serta mengatur tata kelola klinis yang baik agar mutu pelayanan
keperawatan berorientasi pada keselamatan pasien di rumah sakit lebih
terjamin dan terindungi. Pasal 10 ayat (4) : subkomite etik dan disiplin profesi
bertugas merekomendasikan pembinaan etik dan disiplin profesi.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah berhasil menyusun
standar kompetensi perawat yang merupakan acuan dalam memberikan
pelayanan atau asuhan professional, dengan adanya standar kompetensi
perawat ini dapat menumbuhkan serta mengembangkan rasa tanggung jawab
perawat serta komitmen pihak terkait dalam melaksanakan tugasnya agar
dengan sadar menerapkan semua ketentuan guna mewujudkan pelayanan atau
asuhan yang professional, bermutu, aman, nyaman, dan manusiawi serta
mengutamakan keselamatan pasien.

1
B. Tujuan
Sebagai panduan bagi subkomite keperawatan dalam melaksanakan
etik dan disiplin profesi untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan.

2
BAB II
DEFINISI

1. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan


bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
2. Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat melalui kolaborasi
dengan sistem klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai
tatanan pelayanan, termasuk praktik keperawatan individual dan
berkelompok.
3. Asuhan keperawtan adalah proses atau rangkaiankegiatan pada praktik
keperawatan baik langsung atau tidak angsung diberikan kepada sistem klien
di saran dan tatanan kesehatan lainnya, dengan menggunakan pendekatan
ilmiah keperawatan berdasarkan kode etik dan standar praktik keperawatan.
4. Staf keperawatan adalah perawat dan bidan, tidak termasuk staf keperawatan
adalah perawat gigi sesuai yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
5. Komite keperawatan adalah wadah profesi keperwatan non strukturan yang
ditetapkan oleh Kepala/Direktur Rumah Sakit untuk menetapkan tata kelola
keperwatan agar perawat di rumah sakit terjaga profesionalismenya melalui
mekanisme kredensial, pengendalian mutu praktik keperawatan, dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi keperawatan.
6. Peraturan internal rumah sakit (hospital bylaws) adalah aturan dasar yang
mengatur agar tata kelola korporasi (corporate governance) terselenggara
dengan baik melalui pengaturan hubungan antara pemilik, pengeola, dan
komite keperawatan di rumah sakit.
7. Peraturan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang perawat untuk
melakukan sekelompok pelayanan keperawatan tertentu berdasarkan area
praktiknya dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu periode tertentu yang
dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (clinical appointment).

3
8. Penugasan klinis (clinical appointment) adalah penugasan kepala rumah sakit
kepada seorang perawat untuk melakukan sekelompok pelayanan
keperawatan di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis
yang telah ditetapkan baginya.
9. Sub komite etik dan disiplin profesi adalah seorang yang ditunjuk
berdasarkan surat keputusan direktur berperan melaksanakan kebijakan
sosialisasi dan pembinaan di bidang etika dan disiplin profesi perawat dan
bidan.

4
BAB III
RUANG LINGKUP

Komite Keperawatan memiliki peran sentral dalam mekanisme etik dan


disiplin para perawat dan bidan karena tugas utamanya menjaga profesionalisme
tenaga perawat dan bidan melindungi pasien rumah sakit dari hal-hal yang
berkaitan dengan tindakan medis dan keperawatan.
Fungsi komite keperawatan dan sub komite etik dan disipin profesi ini
adalah melaksanaan kebijakan komite keperawatan dibidang etika dan disiplin
profesi perawat dan bidan.

Uraian tugas sub komite etik dan disiplin profesi :

1. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan dan kebidanan


2. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan dan
kebidanan
3. Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan
4. Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran
5. Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi
6. Membuat keputusan, pengambilan keputusan pelanggaran etik profesi
dilakukan dengan melibatkan panitia keorganisasian
7. Melakukan tindak lanjut keputusan untuk pelanggaran etik direkomendasikan
kepada organisasi profesi keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit melalui
Ketua Komite
8. Melakukan tindak lanjut keputusan untuk Pelanggaran disiplin profesi
diteruskan kepada Manajer Keperawatan melalui ketua komite keperawatan
9. Melakukan tindak lanjut keputusan untuk rekomendasi pencabutan
kewenangan klinis diusulkan kepada ketua komite keperawatan untuk
diteruskan kepada direktur rumah sakit
10. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan
11. Menyusun laporan kegiatan sub komite untuk disampaikan kepada ketua
komite keperawatan

5
Tanggug jawab sub komite etik dan disiplin profesi :

1. Membantu dan memberikan pelaporan bulanan kegiatan su komite kepada


ketua komite keperawatan
2. Melaporkan hasil emantauan sub komite atas seluruh kegiatan pelayanan
keperawatan yang berhubungan dengan proses pencapaian target sub komite
kepada ketua komite keperawatan setiap bulan
3. Mengajukan rapat koordinasi secara insidentil kepada keperawatan untuk
membahas masalah pelayanan keperawatan khusus yang berhubungan dengan
pelaksanaan program sub komite

Wewenang sub komite etik dan disiplin profesi :

1. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan


pendidikan keperawatan dan kebidanan berkelanjutan serta pendampingan.

6
BAB IV
TATA LAKSANA KODE ETIK KEPERAWATAN

Setiap perawat dan bidan harus memiliki disiplin profesia yang tinggi dalam
memberikan asuhan keperawatan/kebidanan dengan menerapkan :
1. Standar pelayanan, prosedur operasional (SPO)
2. Menerapkan etika profesi dalam praktiknya

Profesionalisme tenaga keperawatan/kebidanan dapat ditingkatkan dengan


melakukan pembinaan dan penegakan disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai
etik dalam kehidupan profesi, berpedoman kepada dasar-dasar seperti dibawah
ini :

A. Prinsip Dasar Kode Etik


1. Perawat dengan Pasien
a) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai
harkat dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh
oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis
kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan social.
b) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,
adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien.
c) Tanggungjawab utama perawat adalah kepada mereka yang
membutuhkan asuhan keperawatan.
d) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika
diperlukan oleh berwenang sesuai dengan ketentuan hokum yang
berlaku.
2. Perawat dengan Praktek
a) Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi bididang
keperawatan melalui belajar terus menerus.

7
b) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang
tinggi disertai kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan
serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
c) Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang
akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi
seseorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan
memberikan delegasi kepada orang lain.
d) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan selalu menunjukan perilaku professional.
3. Perawat dengan Masyarakat
a) Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat
memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan dan kesehatan masyarakat.
4. Perawat dengan Teman Sejawat
a) Perawat senantiasa meelihara hubungan baik dengan sesame perawat
maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara
keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
b) Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis
dan illegal.
5. Perawat dengan Profesi
a) Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar
pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam
kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.
b) Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan
profesi keperawatan.
c) Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun
dan meelihara kondisi kerja yang kondusif dan terwujudnya asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi.

8
B. Jenis-Jenis Pelanggaran Berdasarkan Kode Etik Keperawatan
Jenis pelanggaran ada 3 (tiga) yaitu :
1) Pelanggaran Ringan
2) Pelanggaran Sedang
3) Pelanggaran Berat

1. Pelanggaran Ringan
a) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
1) Membiarkan pasien dalam keadaan tidak rapi
2) Tidak mengorientasikan tempat (ruangan) dan petugas kesehatan
kepada pasien
3) Memberikan informasi yang tidak optimal
4) Tidak mencuci tangan setiap kali akan dan selesai berkontak
dengan pasien atau melakukan tindakan
5) Kurang menunjukan sikap empati
6) Tidak memberikan informasi pasien saat akan melakukan
tindakan keperawatan
7) Melakukan tindakan/perilaku yang dapat mengganggu
kenyamanan atau ketenangan kerja (berbicara keras,
menghidupkan radio, TV, dll)
b) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
1) Tidak berusaha memahami berbagai prosedur dan kebijakan
rumah sakit yang terkait dengan tugas sebagai perawat/bidan
c) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat dan
Profesi Lain
1) Kurang menghargai privacy, hasil kerja, martabat perawat lain
atau profesi lain
2) Tidak menghargai kelebihan/prestasi perawat lain atau profesi
lain
3) Tidak menghormati hak sesama perawt dan atau tenaga kesehatan
lain

9
d) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan
a. Berpenampilan tidak rapi, rambut tidak rapi / gondrong, tidak
memakai pakaian dinas / seragam sesuai yang ditetakan

2. Pelanggaran Sedang
a) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
1) Tidak memperhatikan kebersihan diri pasien, memandikan,
menggosok gigi/oral hygine, vulva hygine
2) Memberikan informasi yang tidak bertanggung jawab yang
membuat kecemasan pada pasien dan keluarga
3) Tidak memberikan bimbingan rohani/menunjuk pada pemuka
agama pada saat pasien membutuhkan/dalam skaratul maut
4) Melakukan tindakan keperawatan tidak sesuai dengan protap yag
dapat merugikan pasien tetapi tidak membahayakan jiwa
5) Tidak membantu memenuhi kebutuhan eliminasi pada pasien
yang butuh bantuan
6) Tidak melakukan prosedur teknik aseptik/ antoseptik yang
mengakibatkan terjadi infeksi
7) Tidak melakukan tindakan pencegahan dikubitus (mengubah
posisi, memberi pelembab, bedak, massage, mengganti alat tenun
yang basah / kotor)
b) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
1) Menjalankan tugas tidak sesuai dengan prosedur tetap dan
kebijakan rumah sakit yang berlaku
2) Tidak melakukan antisipasi terhadap keamanan kenyamanan
pasien
3) Tidak memelihara mutu pelayanan dan asuhan keperawatan
secara optimal
4) Tidak melakukan evaluasi setelah melakukan tindakan
keperawatan (respon pasien, kondisi pasien, dll)
5) Tidak mawas diri dalam melaksaakan tugas perawatan

10
c) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat dan
Profesi Lain
1) Tidak mau bekerjasama dalam tugas dengan sesame perawat atau
profesi lain
2) Tidak mau membantu perawat lain dalam menjalankan tugas saat
dibutuhkan
3) Tidak memelihara suasana kerja yang harmonis dan kondusif
4) Melemparkan tanggung jawab kepada perawat lain
5) Tidak mau memberi/transformasi ilmu, keterampilan dan
pengalaman kepada perawat lain atau profesi lain
6) Tidak mau menerima pengetahuan, pengalaman, keterampilan
dari semua perawat dan profesi lain dalam rangka peningkatan
keterampilan di bidang keperawatan
7) membicarakan kekurangan / keburukan perawat lain di depan /
kepada pasien / keluarga
d) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan
1) Menolak untuk meningkatkan pendidikan formal dan non formal
2) Tidak berupaya meningkatkan kemampuan professional
3) Tidak menunjung tinggi nama baik profesi dengan menunjukan
perilaku dan sifat pribadi yang terela, merokok diruang
perawatan, tidak menggunakan seragam lengkap, menjelekkan
profesi perawat atau organisasi profesi, mengeluarkan kata-kata
kotor saat berdinas

3. Pelanggaran Berat
1) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien
a) Tidak memenuhi kebutuhan nutrisi, cairan elektrolit
b) Tidak memenuhi kebutuhan oksigenisasi, kebersihan jalan
nafas
c) Tidak memperhatikan/ mempertahankan sirkulasi
kardiovaskuler

11
d) Tidak bertindak pada saat pasien dalam keadaan sekarat/ henti
jantung/ pasin (kecuali keinginan keluarga)
e) Tidak memperhatikan keamanan pasien (pasien jatuh,
tergelincir, keracunan, salah obat, salah transfuse, dll)
f) Melakukan tindakan keperawatan yang tidak sesuai prosedur
tetap yang dapat menyebabkan kematian/kecacatan
g) Memberikan informasi yang tidak benar/ tidak dapat
dipertanggung jawabkan
h) Meminta imbalan kepada pasien/keluarga
i) Bersikap judes dan tidak ramah dalam melayani pasien/
keluarga (laporan tertulis/ lisan/ kotak saran)
j) Tidak menjaga kerahasiaan pasien/ keluarga pada profesi/
orang yang berhak mengetahui
k) Komunikasi yang tidak baik dan dimuat di media massa
l) Tidak melakukan prosedur aseptik/antiseptic
m) Tidak menghargai agama pasien/ keluarga
n) Membedakan pelayanan keperawatan terhadap pasien
berdasarkan status social dan martabat pasien
2) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Tugas
a) Berulang kali melakukan tugas yang tidak sesuai dengan
prosedur tetap dan kebijakan rumah sakit yang dapat
merugikan pasien secara fisik/mental
b) Tidak memegang teguh rahasia jabatan
c) Bekerja dengan mempertimbangkan kesukuan, jenis kelamin,
aliran politik, agama dan status social sesuai dengan keinginan
pribadi
3) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Sesama Perawat dan
Profesi Lain
a) Bertengkar dengan semua perawat atau profesi lain
b) Melakukan tindakan tidak etis terhadap sesame perawat atau
profesi lain
c) Mencelakakan perawat dan profesi lain

12
d) Mengadu domba sesame perawat atau profesi lain
e) Melindungi perbuatan teman yang tidak etis/praktek legal
4) Tanggung Jawab Perawat Terhadap Profesi Keperawatan
a) Mengkomersialkan/ memperjual belikan harta rumah sakit
untuk kepentingan pribadi atau profesi keperawatan
b) Menjual nama organisasi profesi keperawatan untuk
kepentingan pribadi, mencari dana atas nama profesi lain
untuk kepentingan pribadi, promosi produk tertantu dikaitkan
dengan profesi untuk kepentingan pribadi
c) Meninggalkan / tidak dinas ketika dinas sore, malam tanpa izin
d) Meningalkan/ tidak dinas selamat 7 hari berturut-turut dalam
satu bulan tanpa izin

C. Program
Pembinaan rutin dan non rutin tenaga perawat dan bidan

D. Langkah Kegiatan
Melaksanakan pembinaan etika dan pembinaan umum kepada semua
tenaga perawat dan bidan secara berkesinambungan, dalam upaya
peningkatan disiplin dan etika profesi demi mewujudkan profesionalisme
dalam pemberian asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan. Sub komite etik
dan disiplin profesi akan selalui memantau, mengingatkan, memberi teguran
dan atau melakukan pembinaan terhadap pelaku pelanggaran.

E. Mekanisme Penanganan Kasus Pelanggaran Etik Tenaga Keperawatan


Prosedur :
1. Penanganan masalah
a) Pelanggaran yang bersifat kedisiplinan dan administrasi aktif
diselesaikan berdasarkan jenjang structural
b) Pelanggaran yang berhubungan dengan etika profesi (perawat dan
bidan) di selesaikan oleh tim etik keperawatan

13
2. Alur penyelesaian masalah
a) Adanya bukti informasi baik melalui layanan pengaduan, laporan
atasan langsung ataupun temuan saat melakukan pelanggaran
b) Setiap masalah tentang karyawan baik antar karyawan dengan
karyawan secara terstruktur dalam jangka waktu selambat-lambatnya
satu bulan bila menyangkut citra pelayanan diselesaikan selambatnya
1 minggu
c) Adapun mekanisme penyelesaian sistem pelaporan masalah etik
keperwatan adalah sebagai berikut :
1) Tim erik keperawatan memanggil yang bersangkutan untuk
melakukan klarifikasi selanjutnya tim etik membuat laporan hasil
klarifikasi dan tindak lanjutnya yang diteruskan kepada direktur
RS Citama atas sepengetahuan ketua komite keperawatan
2) Setelah tim etik melakukan klarifikasi dan kesimpulan bukan
merupakan pelanggaran etik keperawatan maka masalah akan
dilimpahkan ke tim etik dan hukum RS Citama
3) Bila tim etik keperawatan tidak mampu menyelesaikan masalah
maka tim etik keperawatan akan berkoordinasi dengan tim etik
dan hokum dan atau bagaian kepegawaian RS Citama
4) Tim etik dan hukum rumah sakit membantu penyelesaian masalah
dan membuat laporan kepada direktur RS Citama
5) Direktur/pimpinan rumah sakit mmberikan sanksi melalui bagian
personalia untuk pelaksanaannya

Untuk mekanisme dan pelaporan pelanggaran kasus kedisiplinan atau


administrasi dilakukan seperti kasus etik profesi tetapi penyelesaiannya
berdasarkan structural keperawatan yaitu kepala ruangan, manajer
keperawatan, personalia, dan hasil dilaporkan direktur.

14
F. Tahap-Tahap Bila Menemukan Pelanggaran
Informasi pelanggaran dapat diperoleh melalui :
1. Layanan pengaduan masyarakat (sms, telfon, sosmed, dll)
2. Laporan atasan langsung
3. Temuan langsung

Proses penanganan :

1. Adanya informasi yang jelas tentang pengaduan


2. Lakukan pemanggilan
3. Konfirmasi dan atau klarifikasi
4. Membuat kronologis kejadia
5. Identifikasi dan menilai bobot pelanggaran
6. Penyelesaian masalah
7. Evaluasi
Evaluasi tetap dilakukan tergantung dari tingkat pelanggaran yang
dilakukan

15
BAB V
DOKUMENTASI

Dengan sosialisasi dan pembinaan etik dan disiplin profesi terhadap tenaga
keperawatan dan kebidanan di RS Citama di harapkan setiap tenaga keperawatan
memiliki disilin profesi yang tinggi dalam memberikan asuhan keperawatan dan
kebidanan dan menerapkan etika profesi dalam praktiknya.
Profesionalisme tenaga keperawatan dapat ditingkatkan dengan
melakukan, menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, ateri/topic dan
metode serta evaluasi pembinaan dan penegaka disiplin profesi serta penguatan
nilai-nilai etik dalam kehidupan profesi. Berdasarkan hal tersebut, penegakan
disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu dilakukan secara terencana,
terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga pelayanan keperawatan dan
kebidanan yang diberikan benar-benar menjamin pasie aman dan mendapat
kepuasaan selama menjalani perawatan di RS Citama.

Bogor, 1 Juli 2022


Direktur RS Citama

dr. Marisi Sihaloho MARS

16

Anda mungkin juga menyukai