A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat baik sehat maupun sakit (UU RI No. 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan). Keperawatan sebagai profesi mempunyai ciri antara lain memiliki
tubuh ilmu pengetahuan (body of knowledge), kode etik profesi dan memberikan
pelayanan yang professional. Perawat merupakan profesi yang memiliki jam kerja
24 jam melalui penugasan shift serta merupakan tenaga kesehatan yang paling
dekat dengan pasien melalui hubungan profesional pasien – perawat (nurse –
client relationship). Perawat memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat sesuai
kewenangan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan
keluarganya.
Perawat yang memiliki kompetensi diatas standar, mampu berpikir kritis,
selalu berkembang serta memiliki etika profesi akan dapat memberikan pelayanan
dengan baik, berkualitas dan aman bagi pasien dan keluarganya. Komite
Keperawatan RS Royal Prima Medan melakukan kredensial agar perawat dan
bidan memperoleh kewenangan klinis sesuai dengan kompetensinya. Dengan
adanya kewenangan klinis perawat/bidan yang telah ditentukan maka pelayanan
keperawatan akan berjalan dengan baik dan perawat/bidan akan termotivasi untuk
belajar serta mengembangkan ilmu pengetahuannya sesuai dengan perkembangan
ilmu kesehatan. Hal ini juga akan meningkatkan kenyamanan pasien dan keluarga
karena mendapatkan pelayanan yang bermutu dari RS Royal Prima.
Mutu profesi tenaga keperawatan harus selalu ditingkatkan secara terus
menerus sesuai perkembangan masalah kesehatan, ilmu pengetahuan dan
teknologi, perubahan standar profesi, standar pelayanan serta hasil-hasil
penelitian terbaru. Kemampuan dan keinginan untuk meningkatkan mutu profesi
tenaga keperawatan di Rumah Sakit masih rendah, disebabkan karena beberapa
hal antara lain: kemauan belajar rendah, belum terbiasa melatih berpikir kritis dan
C. Landasan hukum
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3637);
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/MENKES/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Bidan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 17 Tahun 2013 (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 473);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 585) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 Nomor 741);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin
dan Penyelenggaraan Praktik Bidan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 501);
I. Kebijakan (Policy)
Komite keperawatan mempunyai kebijakan yang telah disepakati dan diatur
oleh Direktur RS. Royal Prima. Adapun kebijakan komite keperawatan antara
lain:
1) Penyelenggaraan Komite Keperawatan RS Royal Prima berpedoman kepada
peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 tahun 2013
2) Penyelenggaraan Komite Keperawatan RS Royal Prima Medan tidak menyimpang
dari Peraturan Internal Staf Keperawatan yang termuat di dalam peraturan Internal
Rumah Sakit
3) Visi dan Misi Komite Keperawatan berkaitan dan menjadi satu kesatuan dengan
Visi dan Misi RS Royal Prima
4) Ketetapan komite keperawatan merupakan pedoman kerja bagi tim Komite
Keperawatan dalam menjalankan fungsi keprofesian di bidang pelayanan
Keperawatan
5) Komite Keperawatan RS Royal Prima mempertanggungjawabkan kegiatannya
langsung kepada Direktur RS Royal Prima
6) Wewenang klinis staf Keperawatan sesuai dengan kompetensinya yang ditetapkan
oleh Direktur RS Royal Prima
7) Dalam penetapan klinisnya Direktur Royal Prima mendapatkan rekomendasi dari
komite keperawatan yang di bantu oleh mitra bestari ( peer group ) sebagai pihak
yang paling mengetahui masalah keprofesian yang bersangkutan
8) Wewenang klinis setiap staf keperawatan dapat berbeda walaupun mreka memiliki
area klinis yang sama
9) Wewenang klinis seorang staf keperawatan tidak hanya di dasarkan pada kredensial
terhadap kompetensi keilmuan dan keterampilanya saja,akan tetapi juga didasarkan
pada kesehatan jasmani,kesehatan mental dan perilaku staf keperawatan tersebut
10) Direktur dapat mengubah,membekukan untuk waktu tertentu atau mengakhiri
wewenang klinis seorang staf keperawatan berdasarkan pertimbangan dari komite
keperawatan atau alasan tertentu,dengan di bekukan atau di akhirinya kewenangan
klinis seorang staf keperawatan tidak berwenang lagi melakukan pelayanan
keperawatan di RS Royal Prima
11) Direktur RS Royal Prima mengeluarkan penugasan klinis kepada staf keperawatan
untuk jangka waktu 2 (dua ) tahun
12) Staf keperawatan baru di lakukan kredensial setelah menyelesaikan masa orientasi
khusus
13) Staf keperawatan yang sudah pernah di lakukan kredensial akan di rekredensial
ulang setiap 2 ( dua ) tahun sekali
14) Jika ada staf keperawatan di lakukan rotasi maka akan di lakukan rekredensial 3
( bulan ) setelah staf keperawatan yang di rotasi menjalani dinas diruangan tersebut
A. Agenda kerja
Proses Kredensial diperlukan untuk menjamin tenaga keperawatan
kompeten dalam memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan kepada
pasien sesuai dengan standar profesi. Proses Kredensial mencakup tahapan
review, verifikasi dan evaluasi terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan kinerja tenaga keperawatan. Berdasarkan hasil proses Kredensial, Komite
Keperawatan merekomendasikan kepada Direktur Utama untuk menetapkan
Penugasan Klinis yang akan diberikan kepada tenaga keperawatan berupa surat
Penugasan Klinis. Penugasan Klinis tersebut berupa daftar Kewenangan Klinis
yang diberikan oleh Direktur Utama Rumah Sakit kepada tenaga keperawatan
untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan dalam lingkungan
rumah sakit untuk suatu periode tertentu.
Dalam rangka meningkatkan mutu profesi tenaga keperawatan berbagai
kegiatan dapat dilakukan seperti audit, diskusi, refleksi diskusi kasus, studi
kasus, seminar/simposium serta pelatihan, baik dilakukan di dalam maupun
di luar rumah sakit. Mutu profesi yang tinggi akan meningkatkan percaya diri,
kemampuan mengambil keputusan klinik dengan tepat, mengurangi angka
kesalahan dalam pelayanan keperawatan dan kebidanan. Akhirnya meningkatkan
tingkat kepercayaan pasien terhadap tenaga keperawatan dalam pemberian
pelayanan keperawatan dan kebidanan.
Setiap tenaga keperawatan harus memiliki disiplin profesi yang tinggi
dalam memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan dan menerapkan etika
profesi dalam praktiknya. Profesionalisme tenaga keperawatan dapat
ditingkatkan dengan melakukan pembinaan dan penegakan disiplin profesi serta
penguatan nilai-nilai etik dalam kehidupan profesi. Oleh karena itu, penegakan
disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu dilakukan secara terencana,
terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga pelayanan keperawatan dan
kebidanan yang diberikan benar-benar menjamin pasien akan aman dan
mendapat kepuasan.
B. Alur Kerja
1. Proses Kredensial
a) Tenaga Keperawatan Lama
Dalam melakukan proses audit keperawatan ada beberapa hal yang perlu
diketahui yaitu:
Kepala Ruangan
Selesai
Ya Tidak
Bidang Keperawatan
Ya Tidak
Klasifikasi Pelanggaran
Ringan 1. Tidak mengorientasikan tempat dan petugas kepada pasien
dan keluarga
2. Tidak memberikan penjelasan kepada pasien saat akan
melakukan tindakan keperawatan
3. Melakukan tindakan atau prilaku yang dapat menganggu
kenyamanan dan ketenangan kerja
Sedang 1. Tidak memperhatikan kebersihan diri
pasien( memandikan,vulva hygene dll )
2. Memberikan informasi secara tidak bertanggung jawab dan
menyebabkan kecemasan kepada pasien dan keluarga
3. Melakukan tindakan keperawatan tidak sesuai dengan SPO
yang dapat merugikan pasien tetapi tidak membahayakan
jiwa pasien
4. Tidak memenuhi kebutuhan keperawatan pasien dan
menimbulkan kerugian bagi pasien
5. Tidak melakukan prosedur antiseptic dan aseptic saat
melaksanakan tindakan keperawatan
6. Tidak mengusahakan untuk memberikan pendampingan
pada pasien saat sakratul maut
7. Membedakan pelayanan yang diberikan kepada pasien
berdasarkan status social
8. Melakukan tindakan administrasi yang tidak sesuai dengan
prosedur
Berat 1. Tidak memenuhi kebutuhan dasar pasien dan dapat
mengancam jiwa
2. Tidak memberikan informasi pada keluarga tentang
Klasifikasi Pelanggaran
Ringan 1. Tidak memahami dan tidak melaksanakan tugas sesuai
dengan prosedur tetap dan kebijakan Rumah Sakit
2. Tidak melakukan tindakan pengamanan terhadap pasien
3. Tidak mengevaluasi kondisi pasien / asuhan keperawatan
yang menyebabkan adanya tindakan keperawatan yang
terlewatkan
Sedang 1. Menjalankan tugas tidak sesuai dengan prosedur tetap dan
kebijakan yang berlaku dan bisa menimbulkan kerugian
materi
3) Tanggung jawab perawat / bidan terhadap sesama perawat / bidan dan profesi
kesehatan lain
Klasifikasi Pelanggaran
Ringan 1. Tidak mampu memelihara suasana kerja yang harmonis dan
kondusif untuk meningkatkan pelayanan
2. Tidak mampu mengantikan jadwal / tugas teman yang
sedang mendapat kemalangan
3. Tidak menghormati hak sesama perawat, bidan dan sesama
karyawan lainnya
Klasifikasi Pelanggaran
Ringan 1. Tidak mau menghadiri pertemuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan yang di adakan oleh bidang
keperawatan atau Rumah Sakit
2. Mencemarkan nama baik profesi keperawatan / kebidanan
( mis : menjelekan profesi,tidak sopan )
3. Tidak mau membimbing perawat / bidan baru
4. Menolak adanya pembinaan dari PPNI dan IBI komisariat
Rumah Sakit
Sedang 1. Menolak untuk dilakukan kegiatan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan secara formal maupun non
formal tanpa alasan
2. Mencemarkan nama baik profesi dengan melakukan
tindakan kriminal di dalam Rumah Sakit ( mis :
mencuri,berkelahi )
3. Membimbing perawat dan bidan baru dengan cara yang
tidak benar
4. Melakukan tindakan ilegan / mal praktek tidak sesuai
dengan profesinya dan menimbulkan kerugian materi dan
nama baik profesi
Berat 1. Mengkomersilkan profesi unuk kepentingan pribadi ( mis :
mencari dana promosi produk tertentu )
2. Mengkomersilkan harta Rumah Sakit untuk kepentingan
profesi
3. Mengunakan atau menjadi pengedar NAPZA baik di
lingkingan kerja maupun di luar
4. Mencemarkan nama baik profesi dengan melakukan
tindakan kriminal didalam dan diluar Rumah Sakit sampai
menjadi urusan polisi (mis : mencuri, berkelahi, bertindak
asusila )
5. Melakukan tindakan Ilegal / malpraktek dan tidak sesuai
dengan profesinya dan bisa mengancam kehidupan serta
menimbulkan kerugian materi
Klasifikasi Pelanggaran
Ringan
1. Tidak mengikuti peraturan dan tata tertib bidang
keperawatan Rumah Sakit
1. Pencegahan
a. Perawat dan bidan telah mengetahui kode etik keperawatan dan kebidanan
b. Perawat dan bidan telah mengetahui klasifikasi pelanggaran etika dan disiplin
c. Perawat dan bidan telah mengetahui SPO di RS Royal Prima Medan
3. Pemberian Reward
Pemberian reward kepada perawat dan bidan yang telah melakukan suatu prestasi
terkait dengan keperawatan melalui sistem evaluasi kinerja diusulkan oleh komite
keperawatan kepada Direktur.
Ditetapkan di : Medan
Pada Tanggal :
Direktur