Anda di halaman 1dari 53

IMPLEMENTASI SUB KOMITE

MUTU KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT

Patricia Suti Lasmani,


Skep, Ns, MPH

CURICULUM VITAE
1. Nama : Patricia Suti Lasmani, SKep, Ns, MPH
2. Tempat tanggal lahir: Sleman, 2-6-1964
3. Riwayat Pendidikan:
D3 Kep Depkes RI di DIY lulus th 1987
S1 Kep, Ners PSIK UGM lulus th 2001
IKM MMR UGM lulus tahun 2014

4. Riwayat Pekerjaan:
Perawat Pelaksana mulai th 1987
Pembimbing Klinik mulai tahun 1989
Kepala Ruang HDNC Anak th 1989 - 2003
Kepala Ruang PICU dan Luka Bakar th 2003 2007
PJ Pelayanan IRI Anak th 2007 2011
Sekretaris Komite Keperawatan th 2007 20011
Ketua Komite Keperawatan th 2011 sekarang
Pendamping Akreditasi RS
Surveyor Akreditasi KARS

Tujuan
Pembelajaran

UMUM
Peserta mampu
memahami peran Sub
Komite Mutu
Keperawatan di Rumah
Sakit

Tujuan
Pembelajaran

KHUSUS
Peserta dapat:
Menjelaskan peran Sub
Komite
mutu
Keperawatan
dalam
peningkatan
profesionalisme
Keperawatan
Melaksanakan
kegiatan

Pokok Bahasan
Pendahuluan
Komite Keperawatan
Peran Komite
Keperawatan
Sub Komite mutu Profesi
Bukti Kegiatan Sub
Komite Mutu
Penutup

PENDAHULUAN
Penyelenggaraan pelayanan keperawatan harus
dilakukan secara bertanggung jawab, akuntabel,
bermutu, aman, dan terjangkau oleh perawat
yang memiliki kompetensi, kewenangan, etik,
dan moral tinggi ( UU no 38, th 2014 tentang
Keperawatan ).
Profesionalisme tenaga keperawatan harus
ditingkatkan untuk menjamin mutu pelayanan
keperawatan dan melindungi keselamatan
pasien

PELAYANAN KESEHATAN
DI RUMAH SAKIT

Pelayanan
Medik

Yan
Penunjang
Medik

Pelayanan
Keperawatan

Pelayanan
Farmasi

PROFESIONALISME
KEPERAWATAN
Pelayanan keperawatan dilakukan oleh perawat
sesuai tingkat kewenangan serta harus
berpedoman pada standar profesi yang meliputi
standar kompetensi, praktik, pendidikan dan etik.

MENJAMIN
KESELAMATAN
PASIEN

ORGANISASI KEPERAWATAN DI RS
1. Struktural : Direktur/ Kepala bidang
Keperawatan untuk mengelola
pelayanan keperawatan
2. Fungsional : Komite Keperawatan dan
panitia adhoc/ Mitra bestari untuk
mengatur dan mengembangkan
professionalisme keperawatan

KOMITE KEPERAWATAN
Komite Keperawatan adalah wadah nonstruktural rumah sakit yang mempunyai
fungsi utama mempertahankan dan
meningkatkan profesionalisme
tenaga keperawatan melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutu
profesi, dan pemeliharaan etika dan
disiplin profesi.
(Permenkes RI, Nomor 49 tahun 2013)

TUJUAN PENYELENGGARAAN
KOMITE KEPERAWATAN

Untuk meningkatkan profesionalisme


tenaga keperawatan serta
mengatur tata kelola klinis yang baik
agar mutu pelayanan keperawatan
dan pelayanan kebidanan yang
berorientasi pada keselamatan
pasien di Rumah Sakit lebih terjamin
dan terlindungi

Harus
terbentuk di
tiap RS utk
mewujudkan
tata kelola
klinis yg baik

Merupakan
organisasi non
struktural yang
dibentuk di RS yg
keanggotaannya
t.d. tenaga
keperawatan.

Komite
keperawa
tan

Bukan
merupakan
wadah
perwakilan
dari staf
keperawatan.

Susunan organisasi komite


keperawatan
dibentuk oleh kepala/ direktur RS
t.d. Ketua Komite Keperawatan,
Sekretaris Komite Kep dan sub
komite
Bila Sumber daya terbatas,
sekurang-kurangnya: terdiri dari
ketua dan sekretaris merangkap
subkomite

Susunan organisasi komite


keperawatan
Keanggotaan ditetapkan oleh kepala/direktur RS dng
mempertimbangkan sikap profesional, kompetensi,
pengalaman kerja, reputasi, dan perilaku.

Jumlah personil disesuaikan dengan jumlah


tenaga keperawatan di Rumah Sakit
Ketua ditetapkan oleh kepala/direktur Rumah Sakit

Sekretaris & ketua subkomite ditetapkan oleh


kepala/direktur RS berdasar rekomendasi dari
ketua Kom kep

SOTK KOMITE
KEPERAWATAN
Ketua

Sekretaris

Sub Komite
Kredensial

Sub Komite
mutu Profesi

KFK

Sub Komite
Etik Disiplin
Profesi

PERAN KOMITE KEPERAWATAN


Komite keperawatan mempunyai peran
strategis dalam mengendalikan
kompetensi & perilaku tenaga
keperawatan di rumah sakit
Peran Komite Keperawatan di RS
Memfasilitasi pertumbuhan & perkembangan
profesi keperawatan melalui kegiatan
terorganisasi
Mempertahankan pelayanan kep berkualitas &
aman bagi pasien
Menjamin tersedianya perawat yang
kompeten, etis sesuai kewenangannya

RS

meningkatkan profesionalisme
tenaga keperawatan dengan
cara:
melakukan
kredensial

memelihar
a mutu
profesi

menjaga
disiplin,
etika, dan
perilaku

18

SUB KOMITE
KREDENSIAL

Menjamin tenaga keperawatan kompeten


dalam memberikan pelayanan keperawatan
dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan
standar pelayanan keperawatan professional

SUB KOMITE
MUTU
PROFESI
SUB KOMITE
ETIK &
DISIPLIN
PROFESI

Memastikan mutu profesi tenaga


keperawatan sehingga dapat memberikan
pelayanan/asuhan yang berorientasi kepada
keselamatan pasien

Profesialisme tenaga keperawatan ditingkatkan


dengan pembinaan dan penegakkan disiplin
profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam
kehidupan profesi

PENGEMBANGAN KOMITE
KEPERAWATAN RS

SUB KOMITE MUTU PROFESI


Untuk

menjamin pelayanan
asuhan keperawatan
berkualitas, maka perawat
harus:

bermutu,
kompeten,
etis dan
profesional.

SUB KOMITE MUTU PROFESI


Mempertahankan dan
mengembangkan kompetensi dan
profesionalisme tenaga keperawatan
Melakukan audit keperawatan,
Meningkatkan mutu profesi tenaga
keperawatan melalui Continuing
professional development.
Menjamin kualitas asuhan keperawatan
yg berorientasi kepada keselamatan
pasien

Subkomite mutu profesi


Sesuai PerMenKes No 49 th 2013
bertugas :
melakukan audit keperawatan
merekomendasikan kebutuhan
pengembangan profesional
berkelanjutan bagi tenaga
keperawatan.

TUGAS SUB KOMITE MUTU


PROFESI
Menyusun data dasar profil
tenaga keperawatan sesuai
area praktek.
Merekomendasikan perencanaan
pengembangan profesional
berkelanjutan tenaga
keperawatan.

STANDAR MINIMAL PELATIHAN KOMPETENSI KEPERAWATAN.docx

Melakukan audit keperawatan


dan kebidanan

Memfasilitasi proses
pendampingan sesuai
kebutuhan

KEWENANGAN SUBKOMITE
MUTU PROFESI
Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit
keperawatan dan kebidanan.
Memberikan rekomendasi pendidikan
keperawatan dan kebidanan berkelanjutan.
Memberikan rekomendasi pendampingan dan
memberikan rekomendasi pemberian
tindakan disiplin.

Upaya peningkatan mutu


profesi keperawatan
Harus memiliki kompetensi, etis dan peka budaya.
Melalui pengembangan profesi berkelanjutan yang disusun
secara sistematis terarah dan terpola.
Selalu ditingkatkan secara terus menerus sesuai
perkembangan masalah kesehatan.
Ditingkatkan sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi,
perubahan standar profesi, setandar pelayanan serta hasilhasil penelitian terbaru.
Melalui: audit keperawatan,diskusi refleksi kasus (DRK), studi
kasus, seminar/simposium serta pelatihan-pelatihan.

Mutu profesi keperawatan


masih rendah dikarenakan:
Kemauan belajar masih rendah.
Belum terbiasa melatih berpikir kritis dan
reflektif.
Beban kerja masih berat sehingga tidak
memiliki waktu.
Fasilitas sarana terbatas
Sistem pendidikan berkelanjutan bagi tenaga
keperawatan belum berkembang

DAMPAK MUTU PROFESI YANG


TINGGI
Meningkatkan
kepercayaan diri.

Mengurangi angka
kesalahan.

Meningkatkan
kemampuan
pengambilan
keputusan klinik
dengan tepat.
Meningkatkan
tingkat kepercayaan
pasien terhadap
terhadap tenaga
keperawatan dalam
pemberian
pelayanan.

Mekanisme kerja subkomite


mutu
Koordinasi dg bidwat untuk memperoleh data dasar tentang
profil tenaga keperawatan di RS
Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal
dari data subkomite kredensial sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dan perubahan
standar profesi.
Merekomendasikan perencanaan CPD kepada unit yg
berwenang.

Koordinasi dg praktisi tenaga keperawatan dalam


melakukan pendampingan sesuai kebutuhan.

Melakukan audit keperawatan


dan kebidanan dg cara:
Pemilihan topik yang akan dilakukan audit.
Penetapan standar dan kriteria
Penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit.
Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan.
Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan kriteria
Menerapkan perbaikan.
Merencanakan reaudit

Menyusun kegiatan
subkomite untuk
disampaikan kepada
Ketua Komite
Keperawatan.

RTL : Subkomite mutu profesi


1.Mengajukan TOR ke RS untuk pelatihan,
CPD
2.Menyusun draft audit keperawatan
3.Melakukan audit keperawatan
4.Melakukan pendampingan
5.Memfasilitasi kegiatan Diskusi Refleksi
Kasus (DRK) di masing2 KFK
6.Memfasilitasi revisi SPO-SAK mengacu hasil
audit

BUKTI
IMPLEMENTASI
DI RSUP DR
SARDJITO

DOKUMEN YANG DISIAPKAN


1.
2.
3.
4.

SPO Audit Keperawatan


SPO Diskusi Refleksi Kasus
SPO Pendampingan
TOR Kegiatan Pengembangan
Profesi: CPD, Pelatihan mengacu
Standar minimal pelatihan
5. Rencana Kinerja Tahunan Komite
Keperawatan

KEGIATAN AUDIT
KEPERAWATAN

AUDIT KEPERAWATAN
Audit
Keperawatan
adalah
pengkajian
kualitas
keperawatan
klinis
yang
merupakan
upaya
evaluasi secara profesional terhadap
mutu pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada pasien, dengan
menggunakan rekam keperawatan
dan
dilaksanakan
oleh
profesi
keperawatan

Tabel 14. Hasil Rekapitulasi nilai Audit Proses Keperawatan


penyakit Hirschprung menurut Unsur Unsur Keperawatan di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No.

Unsur Unsur
Keperawatan

1.

Pengkajian

2.

Diagnosa

3.

Perencanaan

4.

Implementasi

5.

Evaluasi

6.

Discharge Planning

Skor Total (%)


Sesuai
Standar

Perkecualian

Deviasi

394
134 (18,7%)
(55,2%)
35
50 (33,3%)
(23,4%)
117 (25,7%) 186 (40,9%)

187 (26,1%)

73
(40,1%)
27
(23,1%)
32
(41%)

65

(43,3%)

152 (33,4%)

62

(34,1%)

47

(25,8%)

39

(33,3%)

51

(43,6%)

21

(26,9%)

25

(32,1%)

Tindak lanjut
Pelatihan Audit untuk ketua KFK dan
anggotanya
Masing-masing KFK wajib melakukan
kegiatan audit Keperawatan
Revisi SAK mengacu hasil audit
SPKK

KEGIATAN DRK

DISKUSI REFLEKSI KASUS


Adalah metode pembelajaran dengan
merefleksikan pengalaman tenaga
keperawatan
yang
aktual
dan
menarik dalam memberikan dan
mengelola asuhan keperawatan di
lapangan melalui suatu diskusi
kelompok yang mengacu pada
pemahaman
standar
yang
ditetapkan.

NO

SASARAN INDIKATOR
STRATEGIS KINERJA

(1)
A

(2)
(3)
(4)
Mewujudkan profesionalisme dalam keperawatan
1. Cakupan pelayanan
a.Mutu
1. Terlaksanany
Profesi
a
pendamping
an bagi PK 1,
PK 2, PK 3
yang belum
lulus
uji
kompetensi
tertulis

TARGET

CAPAIAN

(5)

Semua perawat
yang belum lulus
uji
kompetensi
harus mengikuti
pendampingan

yang
diselenggarakan
oleh sub komite
mutu profesi

Pendampingan PK II tanggal
24 Nopember 2015 diikuti oleh
9 peserta
Pendampingan PK III tanggal
25 Nopember 2015 diikuti oleh
11 peserta
15 peserta PK I , 1 orang tidak
mengikuti ujian, dan
dinyatakan tidak lulus

KEGIATAN
PENDAMPINGAN

a. Pendidikan non formal


1. Perawat
Masing masing
> 80 % perawat
yang
bertugas di di area khusus
sudah
area
bersertifikat
khusus/
Intensif
memiliki
sertifikat
pelatihan
terkait
ICU,
ICCU,
PICU,
NICU,
KamarOpe
rasi
HD,

ICU : 21/24 : (87,5%)


ICCU: 56/70 (80%) Cardiologi
Dasar/ ACLS, 14/40 (35%)
Cardiologi lanjut
PICU:19/21(90,48%)
NICU: Resusitasi neonatus:
30/52, NICU 8/52, Brest
Feeding !00%, Kangguru Care
100%, Konseling menyusui
9/52, Pelatihan pemasangan
Central Umbilical Kateter 100%
Kamar Operasi: 73,3%
HD: 32/32 (100%)
Masing-masing ruang khusus
mengikutkan peserta perawat
internal yang diadakan untuk
peserta pelatihan eksternal
Contoh PICU :
Gunartataik, AMK dan
Rahmawati Puspita SKep, Ns

PENUTUP
SUB KOMITE MUTU PROFESI

Memastikan mutu profesi tenaga


keperawatan
sehingga dapat memberikan
pelayanan/asuhan yang berorientasi
kepada keselamatan pasien

REFERENSI
George, J. B. (2011). Using nursing theory in clinical practice.
In J.B.George (Ed.), Nursing Theories: The Base for
Professional Nursing Practice (pp. 555-574). New Jersey:
Pearson Education Inc.
Herkutanto & Susilo, A. P. (2009). Hambatan dan Harapan
Sistem Kredensial Dokter: Studi Kualitatif di Empat Rumah
Sakit Indonesia. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 12,
140-147.
Herkutanto & Susilo, A.P. (2011). Questioning the
professional nursing care in Indonesia: A qualitative study.
AMEE Conference Vienna research paper.
Herkutanto (2011). Sistem Kredensial . Presentasi PERSI
Lucero, R. J., Lake, E. T., & Aiken, L. H. (2009). Variations in
nursing care quality across hospitals. J.Adv.Nurs., 65, 22992310. work force study Washington DC: The World Bank.
UU RI no 36 tahun 2006 tentang Kesehatan
UU RI no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Materi Workshop Komite Keperawatan RKZ Surabaya, Juni
2012
Permenkes no 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai