Anda di halaman 1dari 23

PRAKTEK KESEHATAN

KERJA
Oleh : WAHYONO
AUDIOMETRI
= Pemeriksaan fungsi
pendengaran.

TUJUAN : U/ ketahui
a. Tingkat pendengaran / ambang pendengaran / hearing
level
b. Penurunan pendengaran / hearing loss / hearing
impairment
c. Kemungkinan penyebab penurunan pendengaran
PERALATAN & BAHAN :
1. Audiometer
2. Audiogram
3. Tempat / Ruang pemeriksaan (booth)
4. Check list penyebab ketulian
Penyebab Penurunan Pendengaran (Ketulian) :
1. Presbicusis (. usia > 40 thn)
2. Sosiocusis (pekerjaan, hobby, kebiasaan)
3. Ototoxis (Obat perangsang saraf)
4. Penyakit (radang THT, campak dll)
5. Cidera (pd telinga, kepala)

Jenis Ketulian :
1. Tuli Konduksi Bone conduction
2. Tulipersepsi Tuli saraf
Persiapan orang yg diperiksa :
1. Tdk terpapar bising selama 16 jam sblm pemeriksaan
2. Dalam ruang kedap suara (booth) atau ruangan dengan
tk bising kurang dari 40 dB (backgound noise =
permissible ambient noise)
3. Diwawancara dengan cheklist
4. Diperiksa kondisi telinga luar.
5. Diberi pengarahan
6. Telinga lebih baik fungsinya diperiksa terlebih dahulu
CARA PEMERIKSAAN PADA PRAKTEK
NANTI
PRAKTEK
Perhitungan :
25 dB utk pasien < 40thn
1.Tingkat pendengaran Usia > 40 thn
= (A500 + A1000 + A2000 + A4000) : 4 KOREKSI FAKTOR
PRESBICUSIS
2. Penurunan pendengaran = 25 + 0,5 (Usia 40) dB.
= Tingkat pendengaran low fence Maks. 37,5

3. Prosentasi ketulian
Monoaural = (Tk.Pendengaran low fence terkoreksi) X 1,5 %
Biaural = (5 Monoaural baik + Monoaural lainnya) : 6
4. Klasifikasi tingkat ketulian
Tingkat pendengaran : <25 dB. = normal
26 40 dB. = Tuli ringan
41 60 dB. = Tuli sedang
61 80 dB. = Tuli berat
> 81 dB. = Tuli sangat berat
Nilai Ketulian Nilai Audiometri Penampilan
5 Tuli sangat berat 2 > 81 dB. Kedua telinga tdk dpt
mendengar kata yg diucapkan
telinga

4 Tuli berat 2 telinga 61 80 dB. Kesulitan mendengar kecuali


dengan berteriak

3 Tuli Sedang 2 telinga 41 60 dB. Kesulitan mendengar kecuali


dengan suara keras & jarak
tidak lebih 3 meter

2 Tuli Ringan 2 telinga 26 40 dB. Kesulitan mendengar kecuali


dengan suara keras

1 Tuli satu telinga Salah 1 telinga Nilai Ketulian hanya pada 1 telinga
Audimetri > 25 dB.

0 Normal 2 telinga Ke2 telinga Nilai Tdk ada masalah


pendengaran
Audiometri 25 dB.
KETULIAN AKIBAT BISING
Jika hasil pemeriksaan ada ketulian

Lanjutkan Pem.
u/ tahu tuli krn bising : pd frekw. 6000
dan 8000 Hz
Puncak Penurunan pada
Frekuensi 4000 Hz
Contoh Data :
Nama : PAIDI
Bagian : TENUN
Umur : 43 THN

Frekuensi Kiri Kanan


500 Hz 25 30
1000 Hz 25 20
2000 Hz 20 40
3000 Hz 40 30
4000 Hz 30 70
6000 Hz 50 60
8000 Hz 50 50
SPIROMETRI
= Pemeriksaan fungsi pernafasan

TUJUAN :
Untuk mengetahui ada tidak-
nya kelainan pada fungsi
pernafasan.
ALAT DAN BAHAN :
1. Spirometer
2. Timbangan badan dg ketelitian 0,1 kg.
3. Meteran microtoise utk mengukur tinggi badan
4. Checklist utk mengetahui kemungkinan penyebab
kelainan fungsi pernafsan.
Persiapan yang akan diperiksa :
1. Setelah istirahat atau paling tidak dalam
keadaan tidak kelelahan.
2. Pasien dalam keadaan sehat : tdk sdg batuk,
flu, ISPA, sariawan. Utk wanita tidak sedang
hamil.
3. Diukur TB dan ditimbang BB
4. Diwawancarai dengan checklist
5. Diberi pengarahan
6. Diperiksa = VC dan FVC, caranya ?
NANTI PADA
PRAKTEK
Measured +
Parameter yg diambil tu : Predicted
1. VC = Vital Capacity
2. FVC = Force Vital Capacity
3. FEV1 = Force Expiratory Volume 1st second
FVCmeasured
FVC% = ----------------- X 100%
VCpredicted

jika VCmeasured > FVCmeasured, mk pd rumus tsb


FVCmeasured diganti VCmeasured.

FEV1measured
FEV1 % = ----------------- X 100%
VCmeasured
FVC%
Obstructive Normal
X 100%

80
Combine Restrictive
FVC measured

60
VC predicted

30

0
30 60 75 FEV1%

FEV1 measured
X 100%
VC measured
KELAINAN FUNGSI
PERNAFASAN
Jika ditemukan kelainan fungsi pernafasan
tk Berat

Dilanjutkan
dengan Foto
Rontgen
Paru-paru
ANTROPOMETRI
= merupakan bagian dari ilmu ergonomi yang
berhubungan dengan dimensi tubuh manusia yang
meliputi bentuk, ukuran dan kekuatan dan
penerapannya untuk kebutuhan perancangan fasilitas
aktivitas manusia

Jenisnya :
1. Antropometri Statis
2. Antropometri Dinamis
ALAT DAN BAHAN :
1. ANTROPOMETER SET atau Meteran gulung /
meteran tukang kayu dengan Penggaris segitiga
2. KURSI tanpa sandaran tinggi 40 cm (untuk laki-laki)
dan 35 cm (untuk perempuan)
3. TIMBANGAN badan Sikap & Cara Kerja
4. Checklist Kondisi fisik
Posisi Berdiri
1. Tinggi Badan
2. Tinggi Bahu
3. Tinggi Siku
4. Tinggi panggul
5. Tinggi bahu
6. Tinggi Pinggul
7. Panjang Lengan
8. Panjang Lengan Atas
9. Panjang Lengan Bawah
10. Jangkauan atas
11. Panjang Depa
Posisi Duduk
1. Tinggi Duduk
2. Tinggi Siku Duduk
3. Tinggi Pinggul Duduk
4. Tinggi Lutut Duduk
5. Panjang Tungkai Atas
6. Panjang Tungkai Bawah

Setelah dilakukan pengukuran pada semua tenaga kerja


kemudian dibuat nilai rata-rata, standar deviasa,
Persentile 95% dan Pensentile 5%
PENGGUNAAN DATA
ANTROPOMETRI
Rancangan/Design :
1. Alat kerja
2. Tempat Kerja
3. Penataan Mesin
Alat Kerja
4. Dll.
PEMERIKSAAN ERGONOMI :
1. SIKAP berdiri / duduk / kombinasi
2. CARA KERJA Angkat- angkut / non AA
3. KESESUAIAN ALAT KERJA DG
PEKERJA
DIHINDARI :
1. OVER BENDING
2. OVER TWISTING
3. OVER
REACHING
KELELAHAN
Kelelahan akibat kerja sering kali diartikan sebagai proses
menurunnya efisiensi, performance kerja dan berkurangnya
kekurangan/ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan
kegiatan RANGSANG
Kerja secara faal :
I Indra dpt saraf Di Otak
RANGSANG impuls DIOLAH

saraf
impuls
KELELAHAN DIUKUR :
WAKTU REAKSI (RANGSANG KERJA)
Otot & tulang REAKSI
KERJA
JENIS KELELAHAN :
1. Kelelahan Psikis
2. Kelelahan Fisik

MENGUKUR KELELAHAN :
Mengukur waktu reaksi antara rangsang s/d timbul kerja (REAKSI)

ALAT YG DIGUNAKAN : Reaction Timer


Diukur minimal 12 kali kemudian dirata-rata pada 10 kali
pengukuran terakhir.

INTERPRETASI HASIL :
1. Normal < 240
2. Lelah Ringan 240 410
3. Lelah Sedang 411 580
4. Lelah Berat > 580

Anda mungkin juga menyukai