Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian dari pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, didasarkan pada ilmu dan
kiat keperawatan, yang ditujukan pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik sehat maupun sakit mencakup seluruh proses kehidupan
manusia, baik secara independen, dependen dan atau interdependen dengan
tenaga kesehatan lain sesuai kewenangannya. Praktik keperawatan yang
dilakukan bersifat unik yaitu konstan, berkesinambungan, komunikatif dan
advokatif. Keperawatan sebagai proses mempunyai body of knowledge,
bersifat altruistic, memiliki standard dan etika profesi, sehingga perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien harus memperhatikan
kaidah moral dan etik serta mendapatkan pelayanan dan asuhan keperawatan
yang sesuai dengan standard sehingga masyarakat telindungi dalam
mendapatkan asuhan keperawatan yang bermutu. Sub Komite Kredensial
dibawah Komite Keperawatan mempunyai tugas dan fungsi menyiapkan
pedoman dan standard dalam upaya meningkatkan dan mempertahankan
kompetensi tenaga keperawatan serta melakukan telaah dan pembinaan
terhadap kompetensi tenaga keperawatan.
Salah satu upaya menjaga keselamatan pasien adalah dengan menjaga
standard dan kompetensi staf keperawatan yang akan berhadapan langsung
dengan pasien dirumah sakit, dimana pemberi asuhan keperawatan dilakukan
oleh perawat yang kompoten.
Kompetensi perawat meliputi dua aspek, yaitu :
1. Kompetensi profesi antara lain :
a. Pengetahuan;
b. Ketrampilan;
c. Perilaku professional.
2. Kompetensi fisik dan mental
Asesmen kompetensi profesi keperawatan yang merupakan bagian dari
penapisan kompetensi seorang perawat untuk menyandang gelar pekerjaan
professional. Penapisan in diawali dengan pelaksanaan asesmen kompetensi
yang dilakukan oleh profesi yang bersangkutan, dan dilanjutkan dengan
kegiatan registrasi, dimana perawat telah dinyatakan kompeten dicatat dan

Page 16
diberi nomor dalam system registrasi, dimana perawat telah dinyatakan
kompeten, dicatat dan diberi nomor dalam system registrasi rumah sakit
dalam bentuk sertifikat dan selanjutnya diberikan lisensi untuk menjalankan
peran atau praktek professional di Rumah Sakit Dharma Husada Probolinggo,
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1796/Menkes/Per/VII/2011,
pasal 2 yaitu :
1. Setiap tenaga kesehatan yang akan menjalankan pekerjaan wajib STR;
2. Untuk memperoleh STR tenaga kesehatan harus memiliki ijazah dan
sertifikat kompetensi;
3. Ijazah dan sertifikat diberikan kepada peserta setelah dinyatakan lulus
ujian program pendidikan dan uji kompetensi.
Kredensial keperawatan merupakan verifikasi kembali keabsahan bukti
kompetensi seorang perawat dan menetapkan kewenangan klinis (clinical
privilege) untuk melakukan pelayanan keperawatan dalam lingkup
spesialisasi atau sesuai level Perawat Klinik (PK). Pemberian kewenangan
klinik pada perawat pemberi pelayanan asuhan keperawatan, hal ini mengacu
pada peraturan perundang-undangan tentang rumah sakit dimana rumah sakit
wajib menyusun dan melaksanakan hospital by laws, dimana rumah sakit
wajib melakukan tata kelola klinik dengan baik (good clinical govemanc), hal
ini dirumuskan dalam staf by law antara lain kewenangan klinik (clinical
privilege).

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Terciptanya pedoman kredensial tenaga keperawatan dengan
memastikan bahwa staf perawat yang akan melakukan pelayanan
keperawatan secara kredibel di Rumah Sakit Dharma Husada
Probolinggo.
2. Tujuan Khusus
2.1 Tersedianya staf perawat yang professional dan akuntabel dalam
memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan di Rumah Sakit
Dharma Husada Probolinggo.
2.2 Tersusunnya kewenangan klinik (clinical privilege) bagi setiap
perawat yang melakukan pelayanan keperawatan klinik sesuai level
Perawat Klinik (PK) yang ditetapkan di Rumah Sakit Dharma
Husada Probolinggo.

Page 16
2.3 Terfasilitasinya informasi/data sebagai bahan dasar bagi Direktur
rumah sakit menerbitkan kewenangan klinik (clinical privilege) bagi
setiap perawat yang melakukan pelayanan keperawatan klinik sesuai
level Perawat Klinik (PK) yang ditetapkan di Rumah Sakit Dharma
Husada Probolinggo.
2.4 Terjaganya reputasi dan kredibilitas staf perawat dan institusi rumah
sakit di hadapan pasien dan pemangku kepentingan.

C. Ruang Lingkup
Sistem Kredensial Keperawatan yang dimaksud dilakukan pada seluruh
perawat klinik di pelayanan Rumah Sakit Dharma Husada Probolinggo.
Perawat Klinik adalah perawat yang memberikan asuhan keperawatan
langsung kepada pasien baik secara individu, keluarga, kelompok maupun
masyarakat. Perawat Klinik (PK) tersebut terdiri dari PK 1, PK 2, PK 3, PK 4
dan PK 5.
Tenaga perawat terdiri dari perawat, bidan, perawat anastesi yang
ditugaskan di Rumah Sakit Dharma Husada Probolinggo atas keputusan
Direktur Rumah Sakit Dharma Husada Probolinggo.

D. Dasar Hukum
1. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
2. Undang Undang RI No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan.
3. Permenkes Nomor. 40 Tahun 2017 tentang Pengembangan Jenjang Karir
Profesional Perawat Klinis.
4. Permenkes Nomor 83 Tahun 2019 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010
tentang Ijin dan Penyelenggaraan Praktek Perawat sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 17 Tahun 2013.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan.
7. Standard Profesi dan Kode Etik Perawat Indonesia PPNI Jakarta 2010;

Page 16
BAB II

KREDENSIAL KEPERAWATAN

A. Pengertian
1. Kredensial Keperawatan
Merupakan proses untuk menentukan dan mempertahankan
kompetensi staf keperawatan. Proses kredensial merupakan salah satu
cara profesi keperawatan dalam mempertahankan standard praktik dan
akuntabilitas. Kredensial meliputi pemberian izin praktek (lisensi),
registrasi (pendaftaran), pemberian sertifikat (sertifikasi) dan akreditasi
(Kozier Erb, 1990). Kredensial terbagi menjadi dua yaitu Kredensial dan
Rekredensial.
2. Perawat
Adalah tenaga kesehatan professional yang menduduki porsi
terbanyak dalam pelayanan dan mempunyai kontribusi tinggi dalam
sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit, namun potensi kontribusi
dalam pemberian pelayanan kesehatan tersebut masih ditemukan kendala-
kendala, salah satunya adalah jenis dan kompetensi perawat yang belum
sesuai dengan harapan pelanggan (masyarkat) untuk itu dalam
menjalankan asuhan keperawatan secara aman, efektif dan efisien, selalu
berpenampilan secara professional, etis sesuai aturan hukum dan
menghargai budaya setempat, serta mampu melakukan pengembangan
profesionalisme agar dapat menjalankan peran profesi sesuai
perkembangan terkini.
3. Kompetensi
Secara umum diartikan sebagai kemapuan untuk menjalankan
pekerjaan secara baik dan benar sesuai standar dan sesuai harapan
masyarakat (UU No. 20 tahun 2003). Kompetensi mempunyai unsur
gabungan antara ketrampilan (skill), atribut personal dan pengetahuan
(knowledge), yang tercermin melalui perilaku kinerja (job behavior) yang
dapat diamati, diukur dan dievaluasi. Kompetensi juga mempersyaratkan
kemampuan pengambilan keputusan dan penampilan dalam melakukan
praktik pelayanan secara aman dan etis.
4. Kredensial
Perawat baru yang akan bekerja dalam tatanan pelayanan
keperawatan klinik, walaupun telah mendapatkan sertifikasi kompetensi

Page 16
keperawatan yang bersangkutan, rumah sakit wajib melakukan verifikasi
kembali keabsahan bukti kompetensi seseorang dan menetapkan
kewenangan klinis untuk melakukan pelayanan keperawatan dalam
lingkup spesialisasi tersebut, hal ini dikenal dengan istilah kredensial.
Proses kredensial dilakukan dikarenakan banyak factor yang
mempengaruhi kompetensi setelah sesorang mendapatkan sertifikat
kompetensi dari kolegium/yang berwenang, perkembangan ilmu sangat
pesat dibidang keperawatan untuk suatu pelayanan keperawatan tertentu.
Hal ini dapat mempengaruhi kompetensi yang diperoleh saat menerima
sertifikat atau kompetensi dinyatakan kadaluarsa dan berisiko tindakan
yang diberikan tidak aman bagi pasien, disamping itu lingkup suatu
cabang ilmu keperawatan tertentu senantiasa berkembang dari waktu ke
waktu sehingga suatu tindakan yang semula tidak diajarkan pada masa
pendidikan periode tertentu, dapat saja belakangan diajarkan pada periode
selanjutnya dan dianggap merupakan suatu kemampuan yang standard.
Hal ini mengakibatkan bahwa sekelompok staf keperawatan yang
menyandang sertifikat kompetensi tertentu dapat saja memiliki lingkup
kompetensi yang berbeda-beda.
Setelah seorang staf keperawatan dinyatakan kompeten melalui
proses kredensial, rumah sakit menerbitkan suatu izin bagi yang
bersangkutan untuk melakukan serangkaian pelayana keperawatan
tertentu dirumah sakit tersebut, hal ini dikenal sebagai kewenangan klinis
(clinical privilege). Tanpa adanya kewenangan klinis tersebut seorang staf
keperawatan tidak diperkenannkan untuk melakukan pelayanan
keperawatan dirumah sakit. Luasnya lingkup kewenangan klinis seorang
perawat/perawat spesialis dapat saja berbeda dengan koleganya dalam
spesialiasai yang sama, tergantung pada ketetapan komite keperawatan
tentang kompetensi untuk melakukan tiap pelayanan keperawatan oleh
yang bersangkutan berdasarkan hasil kredensial.
5. Rekredensial
Proses rekredensial harus dilalui pada staf keperawatan yang telah
berakhirnya kewenangan klinis. Kewenangan klinis akan berakhir bila
surat penugasan klinis habis masa berlakunya atau dicabut oleh Direktur
rumah sakit. Surat penugasan klinis untuk setiap staf keperawatan
memiliki masa berlaku periode 3 (tiga) tahun. Pada akhir masa berlakunya

Page 16
surat penugasan tersebut, rumah sakit harus melakukan rekredensial
terhadap staf keperawatan yang bersangkutan.
6. Pengkajian Kredensial
6.1 kompetensi : berbagai area kompetensi keperawatan sesuai standard
kompetensi PPNI, kognitif, afektif, psikomotor, kompetensu fisik,
kompetensi mental/perilaku dan perliaku etis;
6.2 kewenangan klinis yang diberikan mencakup derajat kompetensi dan
cakupan praktik;
6.3 Daftar rincian kewenangan klinis diperoleh dengan :
6.3.1 Menyusun daftar kewenangan klinis dilakukan denga
meminta masukan dari setiap kelompok perawat klinis
(KPK);
6.3.2 Mengkaji kewenangan klinis bagi pemohon dengan
menggunakan daftar rincian kewenangan klinis;
6.3.3 Mengkaji ulang daftar rincian kewenangan klinis bagi staf
keperawatan dilakukan secara periodik;
6.3.4 Rekomendasi pemberian kewenangan klinis dilakukan oleh
komite keperawatan berdasarkan masukan dari Sub Komite
Kredensial.
6.4 Sub Komite kredensial melakukan rekredensial bagi setiap staf
keperawatan yang mengajukan permohonan pada saat berakhirnya
masa berlakunya surat penugasan klinis dengan rekomendasi berupa :
6.4.1 Kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan;
6.4.2 Kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah;
6.4.3 Kewenangan klinis yang bersangkutan dikurangi;
6.4.4 Kewenangan klinis yang bersangkutan dibekukan untuk
waktu tertentu;
6.4.5 Kewenangan klinis yang bersangkutan
diubah/dimodifikasi;
6.4.6 Kewenangan klinis yang bersangkutan diakhiri.
Bagi staf keperawatan yang ingin memulihkan kewenangan
klinis yang dikurangi atau menambah kewenangan klinis yang
dimiliki dapat mengajukan permohonan kepada komite keperawatan
melalui Direktur rumah sakit. Selanjutnya komite keperawatan
menyelenggarakan pembinaan profesi antara lain melalui mekanisme
pendampingan.

Page 16
7. Assessmen Kompetensi
Merupakan proses penilaian terhadap kompetensi perawat yang
akan bekerja di lingkungan Rumah Sakit Dharma Husada Probolinggo,
asesmen ini dilaksanakan oleh komite keperawatan bersama tim asesor
Rumah Sakit Dharma Husada Probolinggo untuk melakukan penilaian.
Hasil asesmen kompetensi akan direkomendasikan perawat berada pada
level Perawat Klinik (PK) sesuai dengan tingkat kompetensi yang akan
dicapai serta persyaratan administrasi yang telah ditetapkan. Perawat
klinik merupakan sistem jenjang karir untuk meningkatkan kinerja dan
profesionalisme, yang berada dalam tatanan perawatan langsung kepada
pasien terdiri dari PK 1, PK 2, PK 3, PK 4 dan PK 5.
Kompetensi minimal yang akan diakses berfokus pada tugas pokok
perawat. Sehingga pertanyaan dan kasusu yang diberikan mengacu pada
peran dan tanggung jawab perawat baik melalui uji tulis maupun
ketrampilan. Melalui asesmen ini seorang asesor akan memastikan bahwa
seorang perawat telah menunjukkan kompetensi yang dipersyaratkan.
Asesmen kompetensi ini terdiri dari 18 unit kompetensi. Empat belas
merupakan Core Competency SKKNI dan empat kompetensi yang
dianggap penting.
Kompetensi tersebut antara lain :
7.1 Melakukan komunikasi interpersonal dalam
melaksanakan tindakan keperawatan;
7.2 Menerapkan prinsip etika etiket dalam keperawatan;
7.3 Menerapkan prinsip infeksi nosocomial;
7.4 Merumuskan rencana asuhan keperawatan dengan
melibatkan pasien, dan atau pemberi asuhan/pelayanan
(career);
7.5 Membuat prioritas asuhan dengan melibatkan pasien
dan atau pemberi asuhan;
7.6 Mendokumentasikan rencana asuhan;
7.7 Berpartisipasi dalam peningkatan mutu dan prosedur
penjamin mutu;
7.8 Mengukur TTV;
7.9 Mengevaluasi efektifitas tindakan atau langkah-
langkah pencegahan terhadap pasien;
7.10 Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan oksigen;

Page 16
7.11 Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit;
7.12 Melakukan perawatan luka;
7.13 Memberikan obat secara aman dan tepat;
7.14 Mengelola pemberian darah dan produk darah;
7.15 Mempersiapkan kepulangan pasien;
7.16 Melakukan pengkajian sistematis;
7.17 Mempersiapkan pre operasi;
7.18 Admision care.
8. Proporsi soal berdasarkan domain kompetensi

PK 1 PK 2 PK 3
Materi
% % %
Komunikasi terapeutik 10 8 6
Kode etik keperawatan 10 8 6
Mutu keperawatan 10 8 6
Infeksi nosocomial 10 8 6
Dokumentasi keperawatan 10 8 6
Klinik 50 60 70
Jumlah soal 100 100 100

9. Kewenangan Klinis
Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam memberikan rekomendasi
kewenangan klinis :
9.1 Pendidikan
Lulus daru sekolah keperawatan yang terakreditasi.
9.2 Perizinan
9.2.1 Memiliki surat tanda registrasi (STR) yang sesuai dengan
bidang profesi;
9.2.2 Memiliki izin praktek dari dinas kesehatan setempat yang
masih berlaku;
9.2.3 Kegiatan penjagaan mutu profesi
9.2.3.1 Menjadi anggota organisasi yang melakukan
penilaian kompetensi bagi anggotanya;
9.2.3.2 Berpartisipasi aktif dalam proses kegiatan
mutu klinik keperawatan, misal CNE, ronde
keperawatan, jurnal reading, dan sebagainya.
Page 16
9.3 Kualifikasi personal

9.3.1 Riwayat disiplin dan etik profesi;

9.3.2 Keanggotaan dalam perhimpunan profesi yang diakui;

9.3.3 Keadaan sehat jasmani dan mental, termasuk tidak terlibat


penggunaan obat terlarang dan alkohol yang dapat
mempengaruhi kualitas pelayanan terhadap pasien;

9.3.4 Pengalaman dibidang keprofesian;

9.3.5 Riwayat tuntutan keperawatan atau klaim oleh pasien


selama menjalankan profesi.

10. Pemberian Kewenangan Klinis


Direktur rumah sakit menetapkan berbagai kebijakan dan prosedur
bagi staf perawat untuk memperoleh kewenangan klinis dengan
berpedoman pada perawat untuk memperoleh kewenangan klinis dengan
berpedoman pada peraturan internal rumah sakit bertanggung jawab atas
tersedianya berbagai sumber daya yang dibutuhkan agar kegiatan ini
dapat terselenggara. Untuk melaksanakan kredensial dibutuhkan beberapa
instrument, antara lain daftar rincian kewenangan klinis untuk tiap
perawat.
Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan klinis habis
masa berlakunya atau dicabut oleh Direktur rumah sakit. Pada akhir masa
berlakunya surat penugasan tersebut, rumah sakit harus melakukan
kredensial terhadap staf perawat yang bersangkutan.
Pencabutan, perubahan dan pemberian kembali kewenangan klinis
dilakukan oleh Direktur rumah sakit didasarkan pada kinerja individu.
Misalnya staf perawat yang bersangkutan terganggu kesehatannya, baik
fisik maupun mental. Pencabutan kewenangan klinis juga dapat dilakukan
bila terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan kerugian fatal bagi
pasien dan atau rumah sakit yang diduga karena kelalaian kompetensi
atau karena tindakan disiplin perawat yang bersangkutan.
Kewenangan klinis yang telah dicabut tersebut diberikan kembali
bila staf perawat tersebut dianggap telah pulih kompetensinya. Dalam hal
ini komite keperawatan akan meminta sub komite kredensial, sub komite

Page 16
mutu profesi dan sub komite etik disiplin untuk melakukan berbagai
upaya pembinaan agar kompetensi yang bersangkutan dapat kembali.
Pengambilan kewenangan klinis keperawatan yang telah dicabut
dilakukan oleh komite keperawatan setelah melakukan pembinaan dan
menyatakan perawat yang bersangkutan telah melakukan perbaikan
dengan merekomendasikan kepada Direktur rumah sakit untuk pemberian
kembali kewenangan klinis.
11. Pencabutan, Perubahan/Modifikasi dan Pemberian Kewenangan Klinis
Pertimbangan pencabutan kewenangan klinis tertentu dilakukan
oleh Direktur rumah sakit didasarkan pada kinerja individu dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Misalnya staf keperawatan
yang bersangkutan terganggu kesehatannya, baik fisik maupun mental.
Pencabutan kewenangan klinis juga dilakukan bila terjadi kecelakaan
pada saat staf keperawatan memberikan asuhan keperawatan yang diduga
karena inkompetensi atau karena ketidakdisiplinan dari yang
bersangkutan sehingga membahayakan pasien. Kewenangan klinis yang
dicabut tersebut dapat diberikan kembali bila staf keperawatan tersebut
dianggap telah pulih kompetensinya.
Pada staf yang kewenangan klinis tertentu diakhiri, komite
keperawatan akan meminta sub komite mutu dan profesi untuk melakukan
berbagai upaya pembinaan agar kompetensinya bisa pulih lagi. Komite
keperawatan dapat merekomendasikan kepada Direktur rumah sakit untuk
pemberian kewenangan klinis tertentu setelah staf keperawatan tersebut
melalui proses pembinaan.
Komite keperawatan melalui sub komite kredensial sesuai peran
dan fungsinya dalam mempertahankan kompetensi staf keperawatan akan
melaksanakan asesmen kompetensi.

B. Pengorganisasian
1. Direktur Utama Rumah Sakit Dharma Husada atau Pimpinan Rumah
Sakit Dharma Husada menetapkan kebijakan Kredensial Keperawatan
Rumah Sakit Dharma Husada Probolinggo;
2. Direktur PT. RS Dharma Husada mengesahkan pedoman Kresendial
Keperawatan dan meminta laporan pelaksanaan kredensial;
3. Komite Keperawatan membuat sistem dan prosedur Kredensial
Keperawatan dan melakukan pelaksanaan kredensial;

Page 16
4. Bidang pelayanan keperawatan merekomendasikan perawat untuk
mengikuti asesmen kompetensi;
5. Supervisor keperawatan melakukan supervise dan pembinaan terhadap
pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan oleh perawat klinik;
6. Perawat klinik memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kewenangan.

Page 16
BAB III

ISI PANDUAN

A. Tatalaksana
Mekanisme kredensial dan rekredensial keperawatan merupakan tanggung
jawab komite keperawatan yang dilaksanakan oleh Sub Komite Kredensial.
Proses kredensial tersebut dilaksanakan secara adil, objektif dan terbuka
sesuai dengan prosedur serta dokumentasi. Proses kredensial dan rekredensial
yang dilakukan oleh Sub Komite Kredensial dengan melakukan serangkaian
kegiatan.
1. Tahapan Kredensial dan Rekredensial Keperawatan
Direktur utama rumah sakit menetapkan berbagai kebijakan dan
prosedur bagi staf keperawatan untuk memperoleh kewenangan klinis.
Direktur rumah sakit bertanggung jawab atas tersedianya berbagai sumber
daya yang dibutuhkan agar kegiatan ini dapat terselenggara. Pelaksanaan
kredensial dan rekredensial dibutuhkan beberapa instrument antara lain
daftar rincian kewenangan klinis untuk setiap kompetensi keperawatan.
2. Kegiatan Assessmen Kompetensi
1) Pengisian formulir permohonan untuk dilakukan asesmen
kompetensi kepada Kepala Bidang pelayanan Keperawatan oleh
peserta asesmen kompetensi;
2) Persetujuan Kepala Ruangan untuk permohonan pelaksanaan
asesmen kompetensi;
3) Penyampaian permohonan asesmen kompetensi kepada kepala
Bidang pelayanan Keperawatan dengan melapirkan fotokopi
berkas :
a. Ijazah yang sesuai dengan data base;
b. Daftar riwayat hidup;
c. Surat Keputusan terakhir (SK Terakhir);
d. Sertifikat penetapan perawat klinik, jika ada;
e. Sertifikat pelatihan sesuai dengan area klinik;
4) Penyelesaian dan validasi berkas permohonan untuk asesmen
kompetensi oleh Bidang Pelayanan Keperawatn;
5) Penetapan resertifikasi atau peningkatan jenjang karir oleh Bidang
Pelayanan Keperawatan

Page 16
6) Pengusulan asesmen kompetensi oleh Kepala Bidang Pelayanan
Keperawatan kepada Ketua Komite Keperawatan;
7) Penilaian usulan dan berkas peserta asesmen kompetensi oleh tim
asesmen kompetensi;
8) Penetapan metode asesmen kompetensi :
a. Uji tulis, porto folio, uji keterampilan dilaksanakan pada
Perawat Klinik (PK) level I dan II;
b. Uji keterampilan terdiri dari 10 jenis tindakan yang ditentukan
oleh tim asesmen
 Masing-masing tindakan dilakukan sebanyak 5 kali, 2
kali disupervisi oleh PK diatasnya (yang dianggap
cakap dan ditunjuk oleh asesmen), 2 kali oleh
wakaru/PP, 1 kali oleh Kepala Ruangan;
 Kecuali mengukur TTV dilakukan sebanyak 10 kali,
supervisor oleh PK diatasnya 4 kali, supervise oleh
Wakaru/PP 4 kali, supervisi oleh Kepala Ruangan 2
kali;
 Supervisi oleh asesor dengan menyelesaikan 1 jenis
tindakan dari 10 tindakan yang telah ditetapkan.
9) Penjadwalan dan penunjukan asesor untuk pelaksanaan asesmen
kompetensi oleh Ka Tim Asesmen Kompetensi;
10) Pelaksanaan asesmen kompetensi oleh Tim Asesmen Kompetensi
a. Pemberian informasi untuk asesmen ulang oleh tim asesmen
paling lambat 2 minggu;
b. Mendalangi pernyataan bersedia/tidak untuk asesmen ulang.
11) Pelaporan hasil asesmen kompetensi oleh asesor kepada ketua Tim
Asesmen Kompetensi;
12) Pelaporan hasil asesmen kompetensi oleh asesor kepada ketua
Komite Keperawatan;
13) Pengusulan penetapan level Perawat Klinik sesuai hasil asesmen
kompetensi kepada Direktur Utama oleh Kepala Komite
Keperawatan;
14) Persetujuan penetapan level Perawat Klinik sesuai hasil asesmen
kompetensi oleh Direktur Utama;
15) Pemberian sertifikat jenjang karir (level Perawat Klinik), sesuai
dengan SK Direktur Utama;

Page 16
16) Pelaporan hasil penetapan level Perawat Klinik oleh Ka. Komite
Keperawatan kepada kepala bidang Pelayanan Keperawatan;
17) Pengusulan penyesuaian remunisasi oleh Kepala Bidang
Pelayanan Keperawatan kepada Kepala Bidang SDM;
18) Pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap kompetensi SDM
Keperawatan oleh Supervisor Keperawatan;
19) Pengusulan kembali untuk pelaksanaan asesmen kompetensi
sesuai dengan masa berlaku sertifikat kompetensi.

3. Pemberian Kewenangan Klinis


1) Staf keperawatan mengajukan permohonan kewenangan klinis
kepada Direktur melalui Ketua Komite Keperawatan dengan
mengisi formulir daftar rincian kewenangan klinis yang telah
disediakan rumah sakit dengan dilengkapi bahan-bahan
pendukung;
2) Kajian terhadap formulir daftar rincian kewenangan klinis yang
telah diisi oleh pemohon dilakukan pengkajian oleh Sub Komite
Kredensial dapat membentuk panel atau panitia Ad-Hoc dengan
melibatkan mitra Kelompok Perawat Klinik (KPK) dari disiplin
yang sesuai dengan kewenangan klinis yang diminta;
3) Sub Komite Kredensial melakukan seleksi terhadap anggota panel
atau panitia Ad-Hoc dengan mempertimbangkan reputasi, adanya
konflik kepentingan, bidang disiplin dan kompetensi yang
bersangkutan;
4) Berkas permohonan staf keperawatan yang telah lengkap
disampaikan oleh Direktur rumah sakit kepada komite
keperawatan.

B. Dokumentasi
Adalah sesuatu yang tertulis, tercetak atau terekam yang dapat dipakai
sebagai bukti atau keterangan dan mempunyai nilai hukum yang kuat,
sehingga dapat digunakan sebagai sumber keterangan, sumber
penyelidikan/penelitian ilmiahdan sebagai alat bukti keabsahan suatu
keterangan.
Pendokumentasian kredensial keperawatan adalah suatu kegiatan
pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan keterangan pengelolaan

Page 16
kegiatan kredensial keperawatan, sebagai suatu bahan untuk refleksi kegiatan
yang berfungsi sebagai alat evakuasi atau refleksi dari perencanaan sampai
implementasi kegiatan kredensial keperawatan di Rumah Sakit Dharma
Husada Probolinggo.
Dokumentasi kegiatan kredensial keperawatan di Rumah Sakit Dharma
Husada Probolinggo :
1. Usulan perawat yang akan mengikuti asesmen kompetensi yang
disampaikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan Rumah
Sakit Dharma Husada Probolinggo.kepada Ketua Komite
Keperawatan;
2. Kegiatan pengisian log book oleh asesi PK 1 dan PK 2;
3. Nilai uji kasus untuk PK 3;
4. Hasil inovasi Perawat Klinik (PK) 4 dan 5 yang telah disidangkan dan
dinyatakan kompeten.
Bukti kegiatan ini dan prasarat telah mengikuti asesmen kompetensi dan
dinyatakan kompeten disimpan pada file masing-masing perawat.

Page 16
REKAPITULASI HASIL MAPING PERAWAT DAN BIDAN TAHUN 2023

No Unit/Ruang Perawat Sesuai Level


Ranap Pra PK PK PK PK Total Keterangan
PK I II III IV
Tetap : 19
Kontrak : 2
01 Medical Bedah - 2 10 9 - 21
Magang : -
Orientasi : -
Tetap :1
Kontrak : -
02 Perawatan Kritis - - - 1 - 1
Magang : -
Orientasi : -
Tetap : 7
Kontrak : 1
03 Maternitas 1 - 3 4 - 8
Magang : -
Orientasi : -
Tetap : 6
Kontrak : 3
04 Gawat Darurat - 1 5 3 - 9
Magang : -
Orientasi : -
Tetap : 7
Kontrak : -
05 Kamar Operasi - - 4 3 - 7
Magang : -
Orientasi : -
Tetap : 3
Kontrak : 5
06 Rawat Jalan 3 4 4 - - 11
Magang : -
Orientasi : 3

Probolinggo, 12 Januari 2023


Sub Kredensial Keperawatan

Page 16
FORM USULAN KREDENSIALING TENAGA PERAWAT DAN BIDAN

RS. DHARMA HUSADA PROBOLINGGO

A. IDENTITAS TENAGA PERAWAT/BIDAN


Nama :
Umur :
TTL :
Alamat :
B. STATUS REGISTRASI
No STR :
No Ijazah :
Asal Institusi :
Tanggal lulus :
Pendidikan :
C. STATUS KREDENSIAL YANG DIUSULKAN
 Awal

 Kenaikan tingkat

 Pemulihan kewenangan

D. PRASYARAT KREDENSIAL
a. Apakah Saudara pernah dilakukan proses kredensial sebelumnya? Kapan?
........................................................................................................................

b. Apakah Saudara sudah memiliki surat penugasan klinis? Jika memiliki,


tulis tangal dan nomer surat tersebut.
........................................................................................................................

c. Apakah kewenangan klinis Saudara pernah dikurangi/dibekukan/dicabut?


Kapan?
......................................................................................................................

d. Apakah Saudara pernah terlibat dalam kasus hukum berkaitan dengan


kewenangan klinis Saudara?
.......................................................................................................................

Page 16
e. Tuliskan kegiatan CPD yang saudara ikuti dalam 3 tahun terakhir
NO Tahun No Sertifikat Penyelenggara Jenis

f. Tuliskan Kewenangan Klinis yang diusulkan


NO Kewenangan Klinis Keterangan

E. PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa segala hal yang tertulis di dalam dokumen ini adalah
benar adanya. Apabila di kemudian hari terbukti ada hal yang tidak benar
maka saya bersedia menanggung segala konsekuansi sesuai dengan aturan
hukum yang berlaku.

Tanggal : ..............................................
.............
Nama Lengkap
: ...........................................................
Tanda Tangan
: ...........................................................

Page 16
FORM REKOMENDASI DIREKTUR

RS. DHARMA HUSADA PROBOLINGGO

No : Kepada Yth.

Lamp : 1 bendel Direktur RS. Dharma Husada

Hal : Permohonan Surat Penugasan Kerja Klinik di

Probolinggo

SURAT REKOMENDASI
Bersama ini kami sampaikan dengan hormat, menindaklanjuti permohonan
kredensial atas nama:
Nama : .............................................................................
Jabatan : ......................................................................
.......
Ruang : .............................................................................
Komite Keperawatan melalui Sub Komite Kredensial memberikan
REKOMENDASI untuk diterbitkan Surat Penugasan Kerja Klinik (SPKK)
kepada yang namanya tersebut di atas, sesuai dengan jenjang kompetensinya.
Sebagai bahan pertimbangkan kami lampirkan hasil rekomendasi dari Panitia
Kredensial Sub Komite Kredensial Komite keperawatan RS.Dharma Husada
Probolinggo.
Demikian surat rekomendasi ini kami sampaiakan, atas perhatian Bapak Direktur
disampaikan terimakasih.
Probolinggo, ………..
Ketua Komite Keperawata
RS. Dharma Husada

( Yananda M, S.Kep, Ns.)

Page 16
FORM REKOMENDASI KREDENSIAL PERAWAT DAN BIDAN
RS. DHARMA HUSADA PROBOLINGGO
A. IDENTITAS PERAWAT
Nama :
Umur :
TTL :
Alamat :
Kualifikasi :
Tanggal :
B. IDENTITAS PANITIA KREDENSIAL
NO NAMA JABATAN BIDANG KEAHLIAN

01

02

03

04

05

06

07

C. DAFTAR KEWENANGAN KLINIS YANG DIUSULKAN


Proses Kredensial

No Daftar Kewenangan Klinis Rekomendasi Ket


Diminta
S TS

Page 16
FORM KEWENANGAN KLINIS PERAWAT DAN BIDAN
D. TANGGAL BERLAKU MULAI : …………………….. s/d …………………

REKOMENDASI
Rekomendasi Panitia kredensial/Mitra bestari
Nama Tanda tangan
1. ......................... 1. ...................
2. ......................... 2. ...................
3. ......................... 3. ...................

Catatan Perawat
Nama : ............................

Tanda tangan : ............................

Tanggal :

E. PERSETUJUAN

Sub Komite Kredensial

Nama :
Tanda tangan :
Tanggal :

Bidang : Perawatan Nama :


………………………………
Page 16
Area kerja : Umur : ……………….
Pendidikan : Sarjana Keperawatan/D-III Keperawatan atau Kebidanan
Kewenangan klinis : PK I

No. Kewenangan Kinis

Pernyataan :
Saya meminta izin untuk melakukan tindakan khusus yang sesuai dengan
kemampuan saya berdasarkan pelatihan, pendidikan, penelitian terkini dan
kemampuan praktek klinik. Saya memenuhi syarat untuk melakukannya.
Saya menyatakan bahwa, saya akan memberikan yang terbaik sesuai pengetahuan
saya, bahwa saya mampu melakukan fungsi penting sesuai posisi saya
sebagaimana yang digambarkan dalam praktek area kerja saya.

Page 16
BAB IV

MONITORING dan EVALUASI

Pelaksanaan hasil kredensial keperawatan dilakukan monitoring terhadap


konsistensi pelaksanaan serta dilakukan evaluasi terhadap keberhasilan pelayanan
keperawatan. Monitoring dan evaluasi staf perawat paska kredensial dilakukan
oleh supervisor, baik secara langsung maupun tidak langsung. Supervise langsung
dapat dilakukan dengan cara mengamati perawat paska mengikuti asesmen
kompetensi saat melakukan berbagai tindakan keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan, sedangkan supervise tidak langsung dilakukan dengan
melihat pendokumentasian rekam medis pasien.

A. Metode
Metode yang digunakan adalah metode observasi, wawancara, diskusi. Model
yang digunakan adalah :
1. Model ilmiah dimana dalam mensupervisi mengacu kepada prosedur yang
ada, data yang didapat riil, ada upaya perbaikan dan umpan balik hasil;
2. Model klinis dimana supervisor mensuport perawat untuk
mempertahankan kompetensi sebagai perawat;
B. Alat Monev
Alat dalam melakukan monitor evaluasi menggunakan instrument
pelaksanaan protap tindakan keperawatan.

Page 16
BAB V

PENUTUP

Standarisasi kompetensi perawat merupakan peran dari Komite


Keperawatan agar perawat dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan
dengan aman dan efektif pada pelanggan yaitu pasien dan keluarga serta
masyarakat sekitar, sehingga tercapainya peningkatan mutu pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit Dharma Husada. Kegiatan peningkatan mutu pelayanan
keperawatan di rumah sakit salah satunya adalah dengan melakukan mekanisme
penapisan dengan melakukan kredensial, sebagai salah satu kontrol kualitas
kompetensi perawat yang bekerja di Rumah Sakit Dharma Husada.

Penetapan sistem ini akan optimal, bila pimpinan memfasilitasi dan


mendukung pengembangan SDM Keperawatan dalam pelaksanaan kredensial,
pelaksanaan pedoman dan protap kegiatan dengan sebaik-baiknya.

Buku pedoman ini diharapkan dapat sebagai pegangan dalam pelaksanaan


kredensial keperawatan di Rumah Sakit Dharma Husada.

Page 16

Anda mungkin juga menyukai