Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian


integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, yang
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, baik sehat maupun sakit
mencakup seluruh proses kehidupan manusia, baik secara independen, dependen, dan atau
interdependen dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenagannya. Praktik keperawatan
yang dilakukan bersifat unik yaitu konstan, berkesimanbungan, komunikatif dan advokatif.
Keperawatan sebagai profesi mempunyai body of knowledge, bersifat altruistic, memiliki standard
dan etika profesi, sehingga Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien harus
memperhatikan kaidah moral dan etik serta berdasarkan kompetensi yang sesuai dengan standard
sehingga masyarakat terlindungi dalam mendapatkan pelayanan dan asuhan keperawatan yang
bermutu. Sub Komite Kredensial dibawah Komite Keperawatan mempunyai tugas dan fungsi
menyiapkan pedoman dan standar dalam upaya meningkatkan dan mempertahankan kopetensi
tenaga keperawatan serta melakukan telaah dan pembinaan terhadap kompetensi tenaga
keperawatan

Salah satu upaya untuk menjaga keselamatan pasien adalah dengan menjaga standar dan
kompetensi staf keperawatan yang akan berhadapan langsung dengan pasien di rumah sakit,
dimana pemberi asuhan keperawatan dilakukan oleh perawat yang kompeten. Kompetensi
keperawatan meliputi dua aspek, yaitu: (1) Kompetensi profesi yang terdiri dari pengetahuan,
ketrampilan dan perilaku professional, (2) Kompetensi fisik dan mental. Assessment kompetensi
profesi keperawatan yang merupakan bagian dari penapisan kompetensi seorang perawat untuk
menyadang gelar pekerjaan professional. Penapisan ini diawali dengan pelaksanaan Assesmen
kompetensi yang dilakukan oleh profesi yang bersangkutan, dan dilanjutkan dengan kegiatan
registrasi, dimana perawat yang telah dinyatakan kompeten dicatat dan diberi nomor dalam sistim
registrasi rumah sakit dalam bentuk sertifikat, dan selanjutnya diberikan lisensi untuk menjalankan
peran atau praktek professional di Rumah Sakit griya husada Madiun, sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 1796/Menkes/Per/VII/2011, pasal 2, yaitu: (1) Setiap tenaga kesehatan yang
akan menjalankan pekerjaannya wajib memiliki STR, (2) untuk memperoleh STR tenaga kesehatan
harus memiliki ijazah dan sertifikat kompetensi, (3) Ijazah dan sertifikat diberikan kepada peserta
setelah dinyatakan lulus ujian program pendidikan dan uji kompetensi.

1
B. DEFINISI
Bahwa untuk mewujutkan tata kelola klinis (clinical govermance) yang baik semua asuhan
keperawatan dan kebidanan yang dilakukan oleh setiap tenaga keperawatan di rumah sakit
dilakukan atas penugasan klinis oleh Direktur Rs Griya Husada Madiun setelah mendapat
recomendasi dari Komite keperawatan melalui proses kredensial atau Re-kredesial oleh Sub komite
Kredensial yang melibatkan peer groub atau panitia adhoc / Mitra Bestari yaitu Surat penugasan
klinis (clinical appoiinment)
A. Kredensial
Adalah proses evaluasi terhadap staf keperawatan untuk menentuakan kelayakan
diberikan kewenangan klinis (clinical privillege) untuk suatu periode tertentu
B. Rekredensial
Adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan yang tealah memiliki
kewenangan klinis (clinical privillege) untuk menentukan apakah yang
bersangkutan masih layak diberi kewenagan klinis tersebut untuk suatu periode
tertentu
C. Kewenangan Klinis
Adalah (clinical privilege) uraian intervensi keperawatan dan kebidanan yang
dilakukan staf keperawatan sesuai area prakteknya
D. Surat Penugasan Klinis /clinical appoinment
Adalah Penugasan yang diberikan Direktur RS Griya Husada Madiun kepada staf
keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan RS
Griya husada Madiun berdasarkan dafar kewenangan klinis yang diperoleh
melalui proses kredensial
E. Panitia Ad Hoc / Mitra bestari/ (peer group) keperawatan
Adalah sekelompok staf keperawtan dengan reputasi dan kompetensi khusus
untuk menelaah segala yang terkait dengan tenaga keperawatan di RS Griya
Husada Madiun

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terciptanya pedoman kredensial tenaga keperawatan dengan memastikan
bahwa staf perawat yang akan melakukan pelayanan keperawatan secara
kredibel di Rumah Sakit griya husada Madiun

2
2. Tujuan Khusus

2.1. Tersedianya staf perawat yang professional dan akuntabel dalam


memberikan pelayanan & asuhan keperawatan Rumah Sakit griya husada
Madiun
2.2. Tersusunnya kewenangan klinik (clinical privilege) bagi setiap perawat
yang melakukan pelayanan keperawatan klinik sesuai level Perawat Klinik
(PK) yang ditetapkan Rumah Sakit griya husada Madiun
2.3. Terfasilitasinya informasi/data sebagai bahan dasar bagi direktur rumah
sakit untuk menerbitkan kewenangan klinik (clinical privilege) bagi setiap
perawat yang melakukan pelayanan keperawatan klinik sesuai level
Perawat Klinik (PK) yang ditetapkan Rumah Sakit griya husada Madiun
2.4. Terjaganya reputasi dan kredebilitas staf perawat dan institusi rumah sakit
dihadapan pasien dan pemangku kepentinggan

3
BAB II
RUANG LINGKUP

Pelayanan keperawatan adalah bentuk pelayanan fisiologis,psikologis,sosial,spiritual,dan kultural


yang diberikan kepada klien karena ketidak mampuan dan ketidaktahuan klien dalam mememenuhi
kebutuhan dasar yang terganggu baik aktual maupun pontensial. Fokus keperawatan adalah respon
klien terhadap penyakit,pengobatan dan lingkungan. Tanggung jawap perawat yang mendasar adalah
meningkatkan kesehatan,mencegah penyakit,memulihkan dan mengurangi penderitaan yang bersifat
universal
Pelayana keperawatan merupakan sektor pelayanan jasa yang harus mengikuti perkembangan
global. Oleh karena itu perlunya meningkatkan daya saing dan keunggulan yang kompetitif di sektor
keperawatan untuk meningkatkan sumber daya yang berkualitas dan kompeten sesuai dengan standar
kompetensi
Standar kompetensi perawat merefleksikan kompentensi yang diharapkan dimiliki oleh perawat
/individu yang akan bekerja di bidang pelayanan keperawatan. Standar tersebut harus ekuivalen
denagan standar- standar yang berlaku baik secara regional,nasional maupun internasional. Untuk
menjamin keselamatan pasien dan mendapatkan tenaga perawat yang kompeten dan profesional,RS
Griya Husada Madiun perlu melakukan kredensial terhadap semua perawat yang memberikan pelayanan
keperawatan di RS Griya Husada madiun. Hanya tenaga keperawatan yang kredibel dan akuntabel yang
memiliki Suurat Penugasan Klinis ( SPK) saja yang diperbolehkan melakukan tindakan keperawatan
terhadap pasien di rumah sakit.

A. Tujuan panduan kredensial keperawatan


1. Sebagai acuan untuk melaksanakan proses kredensian atau re-kredensial
2. Untuk mewujutkan tata kelola klinis( clinical govermance) yang baik agar mutu
pelayanan keperawatan dan pelayanan kebidanan yang berorentasi pada
keselamatan pasien di Rumah sakit lebih terjamin dan terlindungi
B. Sasaran kredensial
1. Perawat baru dan karyawan kontrak sesudah masa orientasi berakhir
2. Pearawat dan karyawan tetap yang sudah bekerja di area praktek klinik uyang
sudah mempunyai surat penugasan
3. Perawat yang bekerja dari luar RS Griya Husada Madiun
C. Masa berlaku danpencabutan Surat Penugasan klinis
1. Masa berlaku adalah 3 tahun
2. Pencabutan Penugasan Klinis kepada staf keperawatan atas rekomendasi
SubKomite Etik dan Disiplin melalui Komite keperawatan dikarenakan :

4
a) Hambatan dan keterbatasan fisik maupun psikologis yang dapat
mengganggu pemberian pelayan kesehatan
b) Melakukan pelnggaran etik dan disiplin

5
BAB III
PELAKSANAAN KREDENSIAL

A. Tahapan Pelaksanaan Kredensial


Tahapan pelaksanan kredensialing pada perawat adalah:
1) Permohonan memperoleh kewenangan klinis
Pada tahap ini dimulai dengan pengajuan permohonan perawat kepada direktur rumah
sakit yang diketahui oleh kepala ruangan dan kasie keperawatan, lalu direktur rumah sakit
menugaskan komite keperawatan untuk melakukan kredensialing. Perawat yang mengajukan
telah mengisi beberapa formulir yang disediakan rumah sakit yaitu rincian kewenangan klinis
yang diajukan dengan mencontreng kemampuan yang telah dicapai, mengisi portofolio, self
assessment, loog book dan melengkapi dokumen bukti.
Dokumen kelengkapan tersebut diserahkan kepada kasie keperawatan untuk ditindak
lanjuti dan diserahkan kepada ketua komite keperawatan.
2) Tahapan kajian sub komite kredensial
Setelah dilakukan verifikasi terhadap kelengkapan dokumen, komite keperawatan
menugasankan sub komite kredensial untuk menindaklanjuti permohonan tersebut, sub komite
kredensial menetapkan assessor keperawatan atau mitra bestari. Mitra bestari adalah orang
yang kompeten dalam area keperawatan, mempunyai kemampuan dibidang pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan prilaku. Mitra bestari dapat diambil dari PPNI atau dari IBI
Mitra bestari dibekali dengan kemampuan melaksanankan assesmen. Tugas mitra bestari
adalah mengkaji setiap asuhan atau tindakan keperawatan yang diajukan oleh pemohon,
mengacu kepada buku putih yang memuat syarat – syarat kapan seorang perawat dianggap
kompeten misalnya pendidikan dan pelatihan, dan kemampuan menangani sejumlah kasus
dalam periode tertentu. Berdasarkan buku putih (white paper) tersebut mitra bestari dapat
merekomendasikan atau menolak permohonan kewenangan klinis asuhan dan tindakan
keperawatan yang diajukan.
Mitra bestari juga menilai kesehatan fisik dan mental dan jika perlu akan dikonsulkan ke
dokter untuk rekomendasi. Jika memerlukan validasi lanjut terkait kewenangan klinis, dapat
dilaksanakan asesmen yang berupa ujian praktik, wawancara dan uji tertulis. Pada akhir proses
kredensial, Asessor keperawatan atau mitra bestari merekomendasikan sekelompok asuhan
dan tindakan keperawatan tertentu yang boleh dilakukan oleh pemohon (Clinical Privillage)
melalui sub komite kredensial. Selanjutnya komite keperawatan mengkaji kembali
rekomendasi tersebut dan mengadakan beberapa modifikasi bila diperlukan.

6
3) Penerbitan surat penugasan klinis
Direktur rumah sakit menerbitkan surat penugasan kepada tenaga keperawatan dan
kebidanan pemohon berdasarkan rekomendasi ketua komite keperawatan dan surat penugasan
tersebut memuat daftar sejumlah kewenangan klinis untuk melakukan asuhan dan tindakan
keperawatan.
Ketentuan penugasan klinik adalah sebagai berikut:
a) Surat penugasan klinik berlaku sampai 3 tahun
b) Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut, rumah sakit harus melakukan
rekredensial. Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan yang
telah memiliki kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan
klinis tersebut.
c) Surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila dinyatakan tidak kompeten
d) Kewenangan klinis untuk melakukan tindakan tertentu dapat dicabut berdasarkan
pertimbangan Komite Keperawatan berdasarkan kinerja profesi di lapangan.
e) Kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat diberikan kembali bila dianggap telah pulih
kompetensinya setelah dilakukan pembinaan oleh Subkomite Pengembangan Mutu
Profesi/Sub Komite Etik.
f) Dokumen-dokumen dalam kredensial meliputi:
 Daftar kewenangan klinis
 White paper
 Lembar aplikasi pengajuan kredensialing
 Logbook kompetensi
 Self assessment
 Rekomendasi Mitra Bestari
 Rekomendasi Kewenangan Klinis
 Clinicical Appointment/Surat Penugasan Kerja Klinik

B. Daftar Kewenangan Klinis


Daftar kewenangan klinis adalah list/daftar dari kewenangan/uraian tugas yang harus
dikuasai oleh perawat berdasarkan level/jenjang kompetensi yang dicapainya. Daftar
Kewenangan Klinis ini dibakukan oleh rumah sakit dan mempunyai beberapa unsur, yaitu
kemampuan terkait asuhan keperawatan yang di dalamnya termasuk keterampilan klinik,

7
kemampuan dalam manajemen, kemampuan mengedukasi, dan kemampuan melaksanakan riset
terkait. Daftar kewenangan klinik sangat dikaitkan dengan jenjang/level perawat dimana setiap
level akan berbeda kewenangan klinisnya. Untuk rumah sakit khusus di mana perawatnya harus
mempunyai spesifikasi sesuai kekhususannya maka daftar kewenangan klinik yang disusun juga
harus mengarah pada kekhususan tersebut. Daftar kewenangan klinis ini dapat ditinjau secara
periodic disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Daftar kewenangan klinik harus
disosialisasikan dan dimiliki oleh perawat sebagai pedoman pencapaian kewenangan klinik.

C. White Paper
Buku putih/White Paper adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi
oleh tenaga keperawatan yang digunakan untuk menentukan Kewenangan Klinis (Permenkes RI
No. 49/2013 tentang Komite Keperawatan). Buku putih disusun oleh Komite Keperawatan
dengan melibatkan mitra bestari (Peer Group) dan dapat memperoleh masukan pada berbagai
unsur organisasi profesi keperawatan, kolegium keperawatan, dan unsur pendidikan tinggi
keperawatan.
Buku Putih ini disusun berdasarkan level/jenjang perawat dan berisi tentang kompetensi
utama dan kompetensi khusus yang harus dipenuhi oleh seorang perawat di level/jenjangnya.

D. Lembar Aplikasi Kredensial


Merupakan dokumen kelengkapan yang harus diajukan ketika mengajukan kredensial.
Dokumen ini dikembangkan oleh Komite Keperawatan dan diisi oleh perawat yang akan
mengajukan kredensialing. Dokumen umumnya berisi tentang identifikasi kredensialing individu
misalnya terkait apakah perawat yang mengajukan pernah kredensialing sebelumnya, apakah
pengajuan kredensialing baru ataukah rekredensialing. Selain itu aplikasi juga memuat
pendidikan berkelanjutan yang pernah diikuti oleh perawat selama kurun waktu 3 tahun yang
mendukung pengajuan kredensialing. Sehingga bentuk pendidikan berkelanjutan yang
dilaksanakan adalah harus sesuai dengan kompetensi dan arah karir perawat.

E. Logbook Perawat
Adalah buku catatan kegiatan/aktivitas sehari-hari yang dilaksanakan oleh perawat yang
mendukung pengajuan kredensial perawat. Buku ini diisi sehari-hari dan merupakan proses
pencapaian aktivitas yang dilaksanakan oleh individu perawat dalam mencapai kewengan klinik.
Tujuan dari logbook adalah untuk mengevaluasi efek dari kompetensi yang terdiri dari
penegetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku tenaga kesehatan/perawat.

8
Bukti aktivitas dari logbook secara proses dilegalisasi oleh individu berapa kali dalam
melaksanakan kegiatan, selain itu logbook juga dilegalisasi oleh ketua tim atau kepala unit
tersebut. Pencapaian kelulusan aktivitas dalam logbook ini hendaknya ditetapkan oleh komite
keperawatan dan evaluasi dari aktivitas menggunakan SPO yang telah ditetapkan.
Preceptor/Penanggung jawab akan memberikan catatan dari aktivitas yang dilaksanakan oleh
perawat sebagai acuan dalam pemberian kewenangan klinis.

F. Self Assessment
Self assessment atau evaluasi diri merupakan daftar deklarasi diri tentang kemampuan diri
terkait daftar kompetensi yang akan diajukan kewenangan kliniknya. Daftar deklarasi meliputi
deklarasi terkait kemampuan dalam segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dari setiap list
dasar kompetensi utama dan kompetensi khusus. Khusus untuk kemampuan yang berkaiatan
dengan keterampilan umumnya juga dilengkapi dengan pencatatan logbook yang terdiri dari
beberapa kali perawat melaksanakan tindakan dan evaluasi dirinya dicatat. Evaluasi diri ini
menjadi masukan untuk assessor dan akan divalidasi saat dilaksanakan assessment.

G. Rekomendasi Mitra Bestari


Rekomendasi kredensial yang dikeluarkan oleh tim mitra bestari setelah dilaksanakannya
asesmen. Mitra Bestari melakukan kredensial dengan telaah dokumen bukti untuk setiap
kewenagan klinis yang diminta sesuai dengan buku putih. Bukti logbook pencapaian
keterampilan klinis sangat membantu sebagai dasar pengambilan keputusan dari mitra bestari.
Jika dirasa perlu maka staff yang mengajukan kredensial akan dilakukan wawancara, asesmen
tulis, atau praktik klinik. Asesmen yang berupa tertulis umumnya untuk memvalidasi
pengetahuan dan sikap sedangkan asesmen praktik untuk memvalidasi keterampilan dan juga
sikap dari perawat. Asesmen ini bukan bersifat ujian, tetapi lebih kearah memvalidasi terhadap
dokumen yang diajukan dan juga bersifat untuk pembinaan dan pengembangan.
Bentuk rekomendasi umunya kesimpulannya terdiri dari tiga komponen yaitu: kompeten
dengan supervise dan tidak kompeten. Jika perawat yang mengajukan kredensial dan dinilai
belum pada kategori kompeten, maka tim kredensial harus memberikan masukan terhadap
kekurangan dan tindak lanjut pembinaan dan pengembangan agar perawat mendapatkan
kewenangan klinik. Bagi staf yang belum kompeten diberikan waktu untuk kembali memperbaiki
keterampilan klinisnya dengan pembinaan dan dapat mengajukan kredensial kembali apabila
kompetensinya sudah tercapai. Bagi staff yang sudah kompeten maka rekomendasi sub komite

9
kredensial ditandatangani oleh semua tim dan hasilnya diserahkan kepada komite keperawatan
untuk ditindaklanjuti dengan memberikan rekomendasi kewenangan klinis kepada direktur RS.

H. Rekomendasi Kewenangan Klinis


Rekomendasi kewenangan klinis merupakan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Komite
Keperawatan sebagai hasil kesimpulan dari asessor keperawatan dan mitra bestari. Rekomendasi
kewenanangan klinis ditujukan kepada direktur rumah sakit sebagai dasar pemberian Surat
Penugasan Kerja Klinik/SPKK/Clinical Appointment.

I. Clinical Appointment/Surat Pugasan Klinik


Surat Penugasan Klinik adalah penugasan direktur rumah sakit kepada tenaga keperawatan
untuk melakukan asuhan keperawatan di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan
klinis (PERMENKES No. 49/2013 tentang Komite Keperawatan).
Ketentuan dalam SPKK meliputi :
a. Direktur menerbitkan SPK berdasarkan rekomendasi dari komite keperawatan (hasil kajian
assessor keperawatan dan mitra bestari)
b. Setiap staf keperawatan akan mendapat SPK secara individu
c. Staf keperawatan dapat melakukan tugas apabila sudah dilakukan kredensial dan telah
mendapatkan Surat Penugasan Klinis (SPK) dari Direktur RS
d. SPK untuk staf keperawatan dilengkapai dengan uraian kompetensi yang boleh dilakukan oleh
staf keperawatan tersebut. SPK ini berlaku untuk jangka waktu 3 tahun.

10
BAB IV
TATA LAKSANA

A. Alur Kredensian Perawat Baru


Pengisian formulir permohonan kredensial.
Pengisian form kewenangan klinis
Pengumpulan Persaratan Kredensial

Proses kredensial di komite Keperawatan


Penunjukan Mitra Bestari

Proses Review dan Verifikasi berkas oleh mitra bestari


Asesmen kompetensi

Proses Recomendasi oleh Komite Keperawatan

Penerbitan Surat Penugasan Klinis oleh Direktur

11
B. Alur Rekrendensial untuk Perawat yang sudah bekerja

Pengisian formulir permohonan Rekredensial.


Pengisian form kewenangan klinis
Pengumpulan persaratan Rekredensial

Proses kredensial di komite Keperawatan


Penunjukan Mitra Bestari

Proses Review dan Verifikasi berkas oleh mitra bestari


Asesmen kompetensi

Proses Recomendasi oleh Komite Keperawatan

Penerbitan Surat Penugasan Klinis oleh Direktur

12
C. Alur Kredensial untuk Perawat dari luar RS Griya Husada Madiun

Perawat membawa Surat Tugas Yang disertai


Salinan STR,SPK dari RS asal

DIserahkan pada Sub Komite Kredensial

Proses Verifikasi oleh Sub Komite Kredensial untuk dibuatkan


rekomendasi kepada Ketua Komite keperawatan

Proses Rekomendasi dari Komite Keperawatan kepada Direktur

Penerbitan Surat Paenugasan Klinis


oleh Direktur RS Griya Husada Madiun

13
D. Alur Pencabutan Surat Penugasan Klinis

Perawat diduga maelakuakan pelanggaran baik etik ,disiplin,kewenangan klinis


Mengalami hambatan fisik dan psikologis

Proses analisis oleh Sub Komite Etik dan Disiplin


Dan atau (kalau perlu) penunjukan Mitra bestari

Proses Review dan Verivikasai oleh Sub Komite Etik dan disiplin
Dan Mitra Bestari

Proses pencabutan SPK dari Komite Keperawatan

Penerbitan pencabutan SPK oleh Direktur

14
E. Prosedur Kredensial
1. Susun jadwal Kredensial
2. Berikan permohonan kredensial dan daftar tindakan keperawatan yang harus di isi staf
keperawatan yang mengajukan permohonan kewenangan
3. Tugaskan Mitra Bestari (peer group) untuk melakukan review,verivikasi dan evaluasi
dokumen staf keperawatan meliputi : ijasah, STR, sertifikat kompetensi, Surat hasil
pemeriksaan kesehatan,dan data pendukung yang lain yang berpedoman pada buku
putih (white paper) atau log book keperawatan
4. Lakukan validasi kewenangan klinis (clinical previlege) yang telah di Rekomendassikan
Mitra Bestari (Peer group)
5. Rekomendasikan kewenangan klinis (clinical previlege) yang sudah divalidasi ke
Direktur
F. Prosedur Rekredensial
1. Susun jadwal Rekredensial
2. Berikan permohonan kredensial dan daftar tindakan keperawatan yang harus di isi staf
keperawatan yang mengajukan permohonan kewenangan baru
3. Tugaskan Mitra Bestari (peer group) untuk melakukan review ,verifikasi dan evaluasi
dokumen staf keperawatan meliputi : , STR, sertifikat kompetensi, ,dan data
pendukung yang lain yang berpedoman pada buku putih (white paper) atau log book
keperawatan
4. Lakukan validasi kewenangan klinis (clinical previlege) yang telah di Rekomendassikan
Mitra Bestari (Peer group)
5. Rekomendasikan kewenangan klinis (clinical previlege) yang sudah divalidasi ke
Direktu

G. Prosedur Pencabutan Surat Penugasan klinus


1. Telaah laporan dugaan pelanggaran etik dan disiplin profesi atau surat keterangan
dokter yang menyatakan keterbatasan fisik dan psikologis
2. Lakukan investigasi untuk memperoleh data yang obyektif
3. Buat kesimpulan putusan jenis pelanggaran atau kondisi kesehatan dan usulan jenis
sanksi atau penugasan sesuai dengan kondisi kesehatan
4. Rekomendasi dan hasil keputusan jenis pelanggaran dan sanksi kepada Direktur

15

Anda mungkin juga menyukai