Anda di halaman 1dari 114

Lampiran 1 Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Jombang
Nomor : 188.4/ /415.44/2014
Tanggal : 20 Oktober 2014

PEDOMAN PELAKSANAAN KREDENSIAL KEPERAWATAN


RUMAH SAKIT KABUPATEN JOMBANG

BAB I
PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

rawat jalan, dan gawat darurat.Rumah sakit di Indonesia terus berkembang baik jumlah,

jenis maupun kelas rumah sakit sesuai dengan kondisi atau masalah kesehatan masyarakat,

letak geografis, perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, peraturan serta kebijakan

yang ada.

Pelayanan kesehatan di rumah sakit terdiri dari berbagai jenis pelayanan seperti

pelayanan medik, keperawatan dan penunjang medik yang diberikan kepada pasien dalam

bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif .

Rumah sakit mempunyai fungsi penyelenggaraan pelayanan kesehatan, pendidikan

dan pelatihan sumber daya manusia, serta penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan

penapisan tehnologi bidang kesehatan.

Dalam pasal 63 Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

kesehatan dinyatakan bahwa penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan

dilakukan dengan pengendalian, pengobatan dan /atau perawatan serta dilakukan

berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat

mempertanggungjawabkan kemanfaatan dan keamananya. Pelaksanaan pengobatan

dan/ atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan

121
hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu.
Penyelenggaraan pelayanan keperawatan dan kebidanan di Rumah sakit ditentukan
oleh tiga komponen utama yaitu ; jenis pelayanan keperawatan dan kebianan yang
diberikan, sumber daya manusia tenaga keperawatan sebagai pelayanan dan manajemen
sebagai tata kelola pemberian pelayanan.
Tenaga keperawatan di rumah sakit merupakan jenis tenaga kesehatan terbesar
(jumlahnya antara 50-60%), memiliki jam kerja 24 jam melalui penugasan shift, serta
merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan pasien melalui hubungan
professional. Tenaga keperawatan memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat sesuai
kewenangan dalam memberikan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan kepada pasien
dan keluarganya.
Diperlukan tenaga keperawatan yang kompeten, mampu berfikir kritis, selalu
berkembang serta memiliki etika profise sehingga pelayanan keperawatan dan kebidanan
dapat diberikan dengan baik, berkualitas dan aman bagi pasien dan keluarganya.
Dalam profesi tenaga keperawatan dikenal tindakan yang bersifat mandiri dan
tindakan yang bersifat delegasi.Tindakan yang bersifat mandiri merupakan kompetensi
utama dari profesi tenaga keperawatan yang diperoleh melalu pendidikan dan
pelatihan.Tindakan yang bersifat mandiri ini merupakan kewenangan yang melekat dan
menjadi tanggung jawab penuh dari tenaga keperawatan.Kewenangan tenaga keperawatan
untuk melakukan tindakan medik merupakan tindakan yang bersifat delegasi yang
memerlukan kewenaangan klinis tertentu dan perlu dikredensial.Dengan demikian,
tindakan medik yang bersifat delegasi, tetap menjadi tanggungjawab tenaga medis yang
meberikan delegasi.
Pertumbuhan tenaga keperawatan di rumah sakit masih belum optimal, karena
kurangnya komitmen terhadap pertumbuhan profesi, kurangnya keinginan belajar terus-
menerus, dan pengembangan diri belum menjadi perhatian utama bagi individu tenaga
keperawatan dan rumah sakit.
Tenaga keperawatan di rumah sakit cenderung melakukan tugas rutin dalam
memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan. Hal ini digambarkan dengan berbagai
kondisi antara lain ; tidak jelasnya uraian tugas dan cenderung melakukan tugas rutin,

121
selalu mengalami konflik dan frustasi karena berbagai masalah etik displin tidak
diselesaikan dengan baik, jarang dilakukan pembinaan etika profesi.
Tenaga keperawatan juga memiliki motivasi yang rendah serta kesempatan yang
terbatas untuk meningkatkan kemampuan profesinya melalui kegiatan – kegiatan audit
keperawatan dan kebidanan serta kegiatan pendidikan berkelanjutan.
Agar profesionalisme dan pertumbuhan profesi tenaga keperawatan dapat terjadi
dan terus berkembang, maka diperlukan suatu mekanisme dan system pengorganisasian
yang terancam dan terarah yang diatur oleh suatu wadah keprofesian yang sarat dengan
aturan dan tata norma profesi sehingga dapat menjamin bahwa system pemberian
pelayanan dan asuhan keperawatan dan kebidanan yang diterima oleh pasien, diberikan
oleh tenaga keperawatan dari berbagai jenis jenjang kemampuan atau kompetensi dengan
benar (scientific) dan baik (ethical) serta dituntun oleh etika profesi keperawatan dan
kebidanan. Mekanisme dan system pengorganisasian tersebut adalah komite keperawatan.
Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi
dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategi kepada kepala/ direktur rumah sakit
dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Komite keperawatan bertugas membantu kepala/direktur rumah sakit dalam melakukan
kredensial, pembinaan, disiplin dan etika profesi keperawatan dan kebidanan serta
pengembangan professional berkelanjutan termasuk memberi masukan guna
pengembangan standart pelayanan dan standart asuhan keperawatan dan kebidanan.
Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya diperlukan dukungan, kebijakan internal
staf keperawatan, serta dukungan sumber daya dari rumah sakit.
Keberadaan staf keperawatan dan kebidanan juga penting diperhitungkan karena
kualitas pelayanan di rumah sakit juga sangat ditentukan oleh kinerja keperawatan dan
kebidanan di rumah sakit tersebut yang lebih penting lagi yang juga sangat mempengaruhi
keselamatan pasien di rumah sakit karena perawat dan bidan 24 jam melaksanakan asuhan
pasien. Untuk itu rumah sakit perlu menyelenggarakan tata kelola klinis (clinical
govermence) yang baik untuk melindungi pasien, hal ini sejalan dengan amanat peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan kesehatan dan perumahsakitan.
Rumah sakit harus menerapkan model komite keperawatan yang menjamin tata
kelola klinis (clinic govermance) untuk melindungi pasien.Dalam model tersebut setiap
staf keperawatan dikendalikan dengan mengatur kewenangan klinis tersebut dilakukan
mekanisme mekanisme pemberian ijin untuk melakukan pelayanan keperawatan dan
kebidanan sesuai kewenagnannya di rumah sakit.
Komite keperawatan RSUD Jombang merupakan suatu wadah profesionalisme
perawat dan bidan fungsional yang keanggotaannya dari staf keperawtan dan

121
kebidanan.Penyelenggaraan komite keperawatan bertujuan untuk meningkatkan
profesionalisme tenaga keperawatan serta mengatur tata kelola klinis yang baik agar mutu
pelayanan keperawtaan dan kebidanan yang berorientasi pada keslematan pasien di rumah
sakit lebih terjamin dan terlindungi.Untuk mewujudkan tata kelola klinis yang baik semua
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan yang dilakukan oleh setiap tenaga keperawatan
di rumah sakit dilakukan atas penugasan klinis dari kepala / direktur rumah sakit.
Setiap rumah sakit wajib menyusun peraturan internal staf keperawatan dengan
mngacu pada peraturan internal korporasi dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.Peraturan internal staf keperawatan sebagaimana dimaksud mencakup tenaga
perawat dan tenaga bidan yang disusun oleh komite keperawatan dan disahkan oleh
direktur rumah sakit.Peraturan internal staf keperawatan berfungsi sebagai aturan yang
digunakan oleh komite keperawatan dan staf penyusunan peraturan internal staf
keperawatan dilaksanakan dengan berpedoman pada lampiran yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari peraturan menteri kesehatan.
Untuk melaksanakan tata kelola klinis diperlukan aturan-aturan profesi bagi staf
keperawatan secara tersendiri, aturan profesi tersebut antar lain adalah ; pmberian
pelayanan keperawatan dan kebidanan dengan standart profesi, standart pelayanan dan
standart prosedur operasional serta kebutuhan dasar pasien. Kewajiban melakukan
konsultasi atau merujuk pasien kepada tenaga keperawatan lain yang dianggap lebih
mampu dalam pelaksanaan penerapan tata kelola klinis selalu dilakukan review dan
perubahan peraturan internal staf keperawatan. Kapan, siapa yang mempunyai kewenangan
dan bagaimana mekanisme perubahannya yang disesuaikan dengan ketentuan dalam
peraturan menteri kesehatan.
Tujuan peraturan internal staf keperawatan adalah agar komite keperawatan dapat
menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik (good clinical govermance) melalui
mekanisme kredensial, peningkatan mutu profesi, dan penegakan disiplin profesi.Selain itu
peraturan internal staf keperawatan juga bertujuan untuk memberikan dasar hokum bagi
mitra bestari (peer group) dalam pengambilan keputusan profesi melalui komite
keperawatan.Putusan itu dilandasi semangat bahwa hanya staf keperawatan yang
berkompeten dan berprilaku professional segala yang boleh melakukan asuhan
keperawatan di rumah sakit.
Keperawatan di rumah sakit harus ada penetapan bahwa semua asuhan keperawatan
hanya boleh dilakukan oleh staf keperawatan yang telah diberikan kewenangan klinis
melalui proses kredensial. Untuk itu harus diatur tentang jenis kategori staf keperawatan
sesuai dengan lengkap kewenagan yang diberikan

121
1.1 Tujuan
1. Memberikan kejelasan kewenangan klinis setiap tenaga keperawatan
2. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan yang
memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan memiliki kompetensi dan
kewenangan klinis yang jelas.
3. Pencegahan dan penghargaan terhadap tenaga keperawtan yang berada di semua
level pelayanan.
1.2 Ruang Lingkup
1. Regulasi yang terkait proses kredensial keperawatan dan kebidanan
2. Keputusan direktur tentang penugasan klinis untuk staf keperawatan dan kebidanan
3. SPO Kredensial dan SPO rekredensial
4. Alur proses kredensial
5. Dokumen yang disiapkan dalam proses kredensial dan buku putih
6. Rincian kewenangan klinis /clinical privilege
7. Look book dan training record catatan pencapaian kompetensi dan kegiatan
pelatihan
8. Kebijakan direktur tentang penugasan klinis untuk staf keperawatan
1.3 Tahapan Pelaksanaan Kredensialing Keperawatan
a. Permohonan memperoleh kewenangan klinis
b. Tahap kajian Mitra Bestari
c. Penerbitan surat penugasan klinik

Bid. Keperawatan Bid. Keperawatan

Magang empat area umum/ Proses Mentorship


Rekruitmen & Terspesialisasi : medical, & Preceptorship
seleksi bedah,anak, maternitas

Assamen Kompetensi
Bidang Kep Usulan
Pra Konsultasi
Kelengkapan dokumen

Komite Kep :Sub Komite Verifikasi Dokumen


1.4 Alur Pengajuan KredensialKredensial

Komite Kep : Assesmen, validasi,


Mitra Bestari portofolio, wawancara,
praktik, uji tulis

Dir. RS Pemeberian penugasan


klinik

Bidang Kep
Penugasan kerja sesuai area 121

Kenaikan Jenjang Karier


BAB II
SUB KOMITE KREDENSIAL KOMITE KEPERAWATAN
Proses Kredensial menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam memberikan
pelayanan keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan standar
profesi.Profesi.Proses Kredensial mencakup tahapan review, verifikasi dan evaluasi
terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kinerja tenaga keperawatan.

121
Berdasarkan hasil proses Kredensial, Komite Keperawatan merekomendasikan kepada
kepala / direktur Rumah sakit untuk menetapkan penugasan Klinis yang akan diberikan
kepada tenaga keperawatan berupa surat Penugasan klinis. Penugasan klinis tersebut
berupa daftar Kewenangan Klinis yang diberikan oleh kepala/ direktur Rumah sakit kepada
tenaga keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan dalam
lingkungan Rumah sakit untuk suatu periode tertentu.
2.1 Tujuan
a. Memberi kejelasan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan;
b. Melindungi keselamatan pasien dengan menjammin bahwa tenaga keperawatan
yang memberikan asuhan nkeperawatan dan kebidanan memiliki kompetensi dan
Kewenangan Klinis yang jelas;
c. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada di semua
level pelayanan.
2.2 Tugas
Tugas sub Komite Kredensial adalah :
a. Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis;
b. Menyusun buku putih (white paper) yang merupakan dokumen persyaratan terkait
kompetensi yang dibutuhkan melakukan setiap jenis pelayanan keperawatan dan
kebidanan sesuai dengan standar kompetensinya. Buku putih disusun oleh Komite
Keperawatan dengan melibatkan Mitra Bestari (peer group) dari berbagai unsure
prganisasi profesi keperawatan dan kebidanan, kolegium keperawatan, unsure
pendidikan tinggi keperawatan dan kebidanan;
c. Menerima hasil verifikasi persyaratan Kredesnsial dari bagian SDM meliputi:
1. Ijazah;
2. Surat Tanda Registrasi (STR);
3. Sertifikat kompetensi;
4. Logbook yang berisi uraian capaian kinerja;
5. Surat pernyataan telah menyelesaikan program orientasi Rumah sakit atau
orientasi di unit tertentu bagi tenaga keperawatan baru;
6. Surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan.
d. Merekomendasikan tahapan proses kredensial:
1. Perawat dan/ atau bidan mengajukan permohonan untuk memperoleh
Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan;
2. Ketua Komite keperawatan menugaskan subkomite Kredensial untuk melakukan
proses kredensial (dapat dilakukan secara individu atau kelompok);
3. Sub Komite membentuk panitia Adhoc untuk melakukan review, verifikasi dan
evaluasi dengan berbagai metode; porto folio, asesmen kompetensi;
4. Sub Komite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rapat
menentukan kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
e. Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan.

121
f. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan.
g. Sub Komite membuat laporan seluruh proses Kredensial kepada ketua Komite
Keperawatan untuk diteruskan ke kepala / direktur Rumah sakit.

2.3 Kewenangan
Sub Komite Kredensial mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi rincian
Kewenangan Klinis untuk memperoleh surat Penugasan Klinis (clinical appointment).

2.4 Mekanisme Kerja


Untuk melaksanakan tugas sub komite Kredensial, maka ditetapkan mekanisme
sebagai berikut;
a. Mempersiapkan kewenangan Klinis mencakup kompetensi sesuai area praktik
yang ditetapkan oleh rumah sakit;
b. Menyusun Kewenangan Klinis dengan criteria sesuai dengan persyaratan
Kredensial dimaksud;
c. Melakukan assesmen Kewenangan Klinis dengan berbagai metode yang
disepakati;
d. Memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rekomendasi memperoleh
penugasan Klinis dari kepala / direktur Rumah sakit;
e. Memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis untuk memperoleh Penugasan
Klinis dari kepala / direktur Rumah sakit dengan cara :
1. Tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk memperoleh
Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan;
2. Ketua Komite Kperewatan menugaskan sub Komite Kredensial untuk
melakukan proses kredensial (dapat dilakukan secara individu atau
kelompok);
3. Sub Komite melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai
metode porto folio, asesmen kompetensi;
4. Sub Komite memberikan laporan hasil kredensial senagai nahan rapat
menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
f. Melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan Klinis secara berkala;
g. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan.
h. Bagi tenaga baru kredensial dilaksanankan satu tahun sekali.
i. Bagi tenaga lama kredensial dilaksanakan 3 tahun sekali
j. Setiap individu dilalukan uji kompetensi mandiri 3 dan kolaborasi 3 masing-
masing untuk 5 pasien.
k. Untuk penilaian dilakukan Kepala Ruangan dan mitra bestari yang di tunjuk.

121
l. Untuk kategori kelulusan :
- Kompetensi
- Mengulang
- Tidak kompetensi
m. Untuk pemilihan kompetensi yang di ujikan di sesuaikan dengan jenjang karir dan
area klinis yang menjadi tanggung jawabnya
2.5 Berdasarkan uraian lingkup kerja maka gambaran kegiatan yang dilaksanakan oleh
subkomite kredensialing dapat digambarkan pada :

 Menetapkan kewenangan klinik


dengan buku putih melalui metode :
 Review
 Asesmen (jika perlu)
 Portofolio
- Daftar Oleh mitra bestari
Perawat Membuat rekomendasi untuk
kewenangan
kompeten kewenangan klinik OUTPUT :
(PK I s.d PK V) klinis
- Buku putih Penerbitan penugasan klinis
Perawat
Pemulihan kewenangan klinik dengan
Laporan kewenangan
klinik

2.6 Tahapan Pelaksanaan Kredenseling pada perawat adalah :


a. Permohonan memperoleh kewenangan klinis
Pada tahap ini dimulai dengan pengajuan permohonan perawat kepada Kepala
Bidang Keperawatan yang diketahui oleh Kepala Ruangan.Perawat yang
mengajukan telah mengisi beberapa formulir yang disediakan rumah sakit yaitu
rincian kewenangan klinis yang diajukan dengan mencontreng kemampuan yang
telah dicapai, mengisi portofolio, self assessment, Loog book dan melengkapi
dokumen bukti.Keperawatan untuk ditindaklanjuti dan diserahkan kepada Ketua
Komite Keperawatan.

b. Tahap Kajian Mitra Bestari


Setelah dilakuakan verifikasi terhadap kelengkapan dokumen.Komite
Keperawatan menugaskan subkomite kredensial untuk memproses permohonan
tersebut.Subkomite kredensial menyiapkan mitra bestari yang berjumlah sekitar 4
hingga 6 orang.Mitra Bestari adalah orang yang kompeten dalam area
keperawatan, mempunyai kemmapuan di bidang pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan prilaku. Mitra bestari dapat diambil dari Mitra dari Universitas ataupun
dari rumah sakit lain dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Pengambilan Mitra
dari lain institusi dimungkinkan agar menjaga objektivitas pelaksanaan asesmen.
Mitra bestari juga dapat dilaksanakan oleh mitra dari ruangan lain di dalam rumah
sakit dengan ketentuan yang sama. Mitra bestari dibekali dengan kemampuan

121
melaksanakan assesmen.Tugas mitra bestari adalah mengkaji setiap asuhan atau
tindakan keperawatan yang diajukan oleh pemohon, mengacu kepada bukuputih
yang memuat syarat- syarat kapan seorang perawat dianggap kompeten.Misalnya,
pendidikan dan pelatihan, da kemampuan menangani sejumlah kasus dalam
periode tertentu.Berdasarkan buku putih (white paper) tersebut mitra bestari dapat
merekomendasiatau menolak permohonan kewenangan klinis asuhan dan
tindakan keperawatan yang diajukan.
Mitra Bestari juga menilai kesehatan fisik dan mental dan jika perlu akan
dikonsulkan ke dokter untuk rekomendasi. Jika memerlukan validasi lanjut terkait
kewenangan klinik, dapat dilaksanakan assesmen berupa ujian praktik, wawancara
dan uji tertulis. Pada akhir proses kredensial, mitra bestari merekomendasikan
sekelompok asuhan dan tindakan keperawatan tertentu yang boleh dilakukan oleh
pemohon (Clinical Privillage). Selanjutnya komite keperawatan mengkaji
kembali rekomendasi tersebut dan mengadakan beberapa modifikasi bila
diperlukan.
c. Penerbitan Surat Penugasan Klinik
Direktur utama yang menerbitkan surat penugasan kepada tenaga perawat
pemohon berdasarkan rekomendasi Ketua Komite Keperawatan dan surat
penugasan tersebut memuat daftar sejumlah kewenangan klinis untuk melakukan
asuhan dan tindakan keperawatan.
Ketentuan Penugasan Klinik adalah sebagai berikut :
a. Surat penugasan klinik berlaku sampai 4 tahun
b. Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut rumah sakit harus
melakukan rekredensial. Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga
keperawatan yang telah memiliki Kewenangan klinis untuk menentukan
kelayakan pemberian kewenangan klinis tersebut.
c. Surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila dinyatakan tidak kompeten.
d. Kewenangan klinis untuk melakukan tindakan tertentu dapat dicabut
berdasarkan pertimbangan Komite Keperawatan berdasarkan kinerja profesi di
lapangan.
e. Kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat diberikan kembali bila dianggap
telah telah pulih kompetensinya setelah dilakukan pembinaan oleh Subkomite
Pengembangan Mutu Profesi/ Sub Komite Etik.
Dokumen – dokumen dalam Kredensial meliputi :
a. Daftar Kewenanagan Klinis
b. White Paper
c. Lembar aplikasi pengajuan kredensialing
d. Logbook kompetensi
e. Self Assesment
f. Rekomendasi Mitra Bestari
g. Rekomendasi Kewenangan Klinis

121
h. Clinical Appointment / Surat Penugasan kerja klinik

2.7 Daftar Kewenangan Klinik


Daftar kewenangan klinik adalah list/ daftar dari kewenangan/ uraian tugas yang
harus dikuasai oleh seorang perawat berdasarkan level/ jenjang kompetensi yang
dicapainya. Daftar Kewenangan klinik ini dibakukan oleh rumah sakit dan
mempunyai beberapa unsure yaitu kemampuan terkait asuhan keperawatan yang
didalamnya termasuk ketrampilan klinik, kemampuan dalam manajemen,
kemampuan mengedukasi dan kemampuan melaksanakan riset terkait. Daftar
kewenangan klinik sangat dikaitkan dengan jenjang/ level perawat dimana setiap
level akan berbeda kewenangan kliniknya. Untuk rumah sakit khusus dimana
perawatnya harus mempunyai spesifikasi sesuai kekhususan maka daftar
kewenangan klinik yang disusun juga harus mengarah pada kekhususan tersebut.
Daftar kewenangan klinik ini dapat ditinjau secara periodikD disesuaikan dengan
perkembangan ilmu dan teknologi.Daftar kewenangan klinik harus disosialisasikan
dan dimiliki oleh perawat sebagai pedoman pencapaian kewenangan klinik.

2.8 White Paper


Buku putih adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
tenaga keperawatan yang digunakan untuk menentukan Kewenangan Klinis.
(Permenkes RI No. 49/ 2013 tentang Komite Keperawatan). Buku putih disusun
oleh Komite Keperawatan dengan melibatkan mitra bestari (Peer Group), dan dapat
memperoleh masukan pada berbagai unsur organisasi profesi keperawatan,
kolegium keperawatan, dan unsur pendidikan tinggi keperawatan. Buku putih ini
disusun berdasarkan level/ jenjang perawat dan berisi tentang kompetensi utama
dan kompetensi khusus yang harus dipenuhi oleh seorang perawat di level/
jenjangnya.

2.9 Lembar Aplikasi Kredensial


Merupakan dokumen kelengkapan yang harus diajukan ketika mengajukan
kredensial. Dokumen ini dikembangkan oleh Komite Keperawatan dan diisi oleh
perawat yang akan mengajukan kredensialing. Dokumen umumnya berisi tentang
identifikasi kredensialing individu misalnya terkait apakah perawat yang
mengajukan pernah kredensialing sebelumnya, apakah pengajuan kredensialing
baru ataukah kredensialing.Selain itu aplikasi juga memuat pendidikan
berkelanjutan yang pernah diikuti oleh perawat selama kurun waktu 3 tahun yang

121
mendukung pengajuan kredensialing.Sehingga bentuk pendidikan berkelanjutan
yang dilaksanakan adalah harus sesuai dengan kompetensi dan arah karier perawat

2.10 Logbook Perawat


Adalah buku catatan kegiatan/ aktivitas sehari-hari yang dilaksanakan oleh perawat
yang mendukung pengajuan kredensial perawat. Buku ini diisi sehari-hari dan
merupakan proses pencapaian aktivitas yang dilaksanakan oleh individu perawat
dalam mencapai kewenangan klinik.
Lovarini dan Mc. Cluskey (2005) mengatakan banyak professional kesehatan tidak
memiliki kemampuan untuk menemukan dan menilai kompetensi
perawat.Kurangnya ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki pelayanan
kesehatan untuk menilai kompetensi perawatnya perlu ditangani dengan baik, dan
kebiasaan praktik yang tanpa dievaluasi perlu diubah, praktik perawat berbasis
bukti kompetensi harus ada dan terdokumen dengan baik yaitu buku harian
kegiatan kompetensi perawat/logbook.Tujuan dari logbook adalah untuk
mengevaluasi efek dari kompetensi yang terdiri dari pengetahuan, ketrampilan,
sikap dan perilaku tenaga kesehatan/ perawat.
Bukti aktivitas dari logbook secara proses dilegalisasi oleh individu berapa kali
dalam melaksanakan kegiatan, selain itu logbook juga dilegalisasi oleh teman
sejawat dan preceptor-nya di ruangan. Pencapaian kelulusan dan evaluasi dari
aktivitas menggunakan SPO yang telah ditetapkan.Preceptor/ Penanggung jawab
akan memberikan catatan dari aktifitas yang dilaksanakan oleh perawat sebagai
acuan atau landasan dalam pemberian kewenangan klinik.

2.11 Self Asesment


Self Assesment atau evaluasi diri merupakan daftar deklarasi diri tentang
kemampuan diri terkait daftar kompetensi yang akan diajukan kewenangan
kliniknya. Daftar deklarasi meliputi deklarasi terkait kemampuan dalam segi
pengetahuan, sikap dan ketrampilan dari setiap list dasar kompetensi utama dan
kompetensi khusus.Khusus untuk kemampuan yang berkaitan dengan ketrampilan
umumnya juga dilengkapi dengan pencatatan logbook yang terdiri dari berapa kali
perawat melaksanakan tindakan dan evaluasi dirinya dicatat. Evaluasi diri ini
menjadi masukan untuk assessor dan akan divalidasi saat dilaksankan assessment.

2.12 Rekomendasi Mitra Bestari


Rekomendasi kredensial yang dikeluarkan oleh tim mitra bestari setelah
dilaksanakannya assesmen. Mitra bestari melakukan kredensial dengan telaah
dokumen bukti untuk setiap kewenangan klinis yang diminta sesuai dengan buku

121
putih.Bukti logbook pencapaian ketrampilan klinis sangat membantu sebagai dasar
pengambilan keputusan dari mitra bestari.
Jika dirasa perlu maka staf yang mengajukan kredensial akan dilakukan
wawancara, asesmen tulis, atau praktik klinik. Assesmen yang berupa tertulis
umumnya untuk memvalidasi pengetahuan dan sikap sedangkan asesmen praktik
untuk memvalidasi ketrampilan dan juga sikap dari perawat.Asesmen ini bukan
bersifat ujian, tetapi lebih kearah memvalidasi terhadap dokumen yang diajukan
dan juga bersifat untuk pembinaan dan pengembangan.
Bentuk rekomendasi umumnya kesimpulannya terdiri dari tiga komponen yaitu :
kompeten, Kompeten dengan supervise dan tidak kompeten. Jika perawat yang
mengajukan kredensial dan dinilai belum pada kategori kompeten, maka tim
kredensial harus memberikan masukan terhadap kekurangan dan tindak lanjut
pembinaan dan pengembangan agar perawat mendapatkan kewenangan klinik. Bagi
staf yang belum kompeten diberikan waktu untuk kembali memperbaiki
ketrampilan klinisnya dengan pembimbingan dan dapat mengajukan kredensial
kembali apabila kompetensinya sudah tercapai. Bagi staf yang sudah kompeten
maka rekomendasi mitra bestari ditandatangani oleh oleh semua tim dan hasilnya
diserahkan kepada komite keperawatan untuk ditindaklanjuti. Komite keperawatan
akan menindaklanjuti dengan memberikan rekomendasi kewenangan klinik kepada
direktur RS.

2.13 Rekomendasi Kewenangan Klinik


Rekomendasi kewenangan klinik merupakan rekomendasi yang dikeluarkan oleh
komite keperawatan sebagai hasil kesimpulan dari asesmen mitra bestari .
Rekomendasi kewenangan klinik ditujukan kepada direktur rumah sakit sebagai
dasar pemberian Surat Penugasan Kerja Klinik/ SPKK/Clinical Appointment

2.14 Clinical Appointment/ Surat Penugasan Kerja Klinik


Clinical appointment/ Surat penugasan kerja klinik adalah penugasan kepala/
direktur rumah sakit kepada tenaga keperawatan untuk melakukan asuhan
keperawatan di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis.
(PERMENKES No. 49/2013 tentang komite keperawatan).
Ketentuan dalam SPKK meliputi :
a. Direktur menerbitkan SPKK berdasarkan rekomendasi dari komite keperawatan
(hasil kajian mitra bestari dan hasil proses asesmen)
b. Setiap staf keperawatan akan mendapat SPKK secara individu.
c. Staf keperawatan dapat melakukan tugas apabila sudah dilakukan kredensial
dan telah mendapatkan Surat Penugasan Klinis/ Surat penugasan Kerja Klinis
(SPKK) dari Direktur RS.

121
d. SPKK untuk staf keperawatan dilengkapi dengan uraian kompetensi yangboleh
dilakuakan oleh staf keperawatan tersebut.
e. SPKK ini berlaku untuk jangka waktu 3 tahun untuk staf Keperawatan yang
sudah tetap.

BAB III
PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN
DI RSUD JOMBANG
(NURSING STAF BYLAWS)
3.1 PENDAHULUAN
Peraturan internal staf keperawatan merupakan peraturan penyelenggaran profesi
staf keperawatan dan mekanisme tata kerja komite Keperawatan.Yang dimaksud
dengan stafkeperawatan meliputi perawat dan bidan. Peraturan ini dirasakan penting
karena staf keperawatan merupakan jumlah terbesar dari tenaga kesehatan lain di
Rumah Sakit, memiliki kualifikasi berjenjang dan sebagai profesi yang berhubungan
langsung dengan pasien dan keluarganya.
Rumah Sakit wajib menyusun peraturan internal staf keperawatan dengan
mengacu pada peraturan internal korporasi dan peraturan perundang-undngan yang
berlaku.Peraturan internal staf keperawatan disusun oleh komite Keperawatan dan
disahkan oleh kepala/ direktur Rumah Sakit.
Peraturan internal staf keperawatan sebagai acuan serta dasar hokum yang sah
bagi Komite Keperawatan dan kepala / direktur Rumah sakit dalam hal pengambilan
keputusan tentang staf keperawatan.Termasuk mengatur mekanisme

121
pertanggungjawaban Komite Keperawatan kepada kepala / direkur Rumah Sakit
tentang profesionalisme staf keperawatan rumah sakit.
Peraturan internal staf keperawatan berbeda untuk setiap Rumah Sakit dan tidak
mengatur pengelolaan rumah sakit.Pengaturan utamanya tentang penugasan Klinis staf
keperawatan, mekanisme mempertahankan dan pendisiplinan profesi keperawatan.
3.2 SUBSTANSI PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN
Lingkup susbstansi yang diatur dalam mukadimah / pendahuluan dan bab-bab beserta
pasal-pasalnya sekurang-kurangnya berisi, sebagai berikut :
I. MUKADIMAH / PENDAHULUAN
Mukadimah member gambaran tentang perlunya profesionalisme staf
keperawatan dan tata kelola klinis (clinical govermance) yang dilakukan oleh
Komite Kperawatan.Dalam mukadimah ini dapat dikemukakan visi dan misi para
staf keperawatan di Rumah Sakit yang pada dasarnya peduli terhadap keselamatan
pasien.Kepedulian ini diwujudkan melalui mekanisme Kredensial dan mekanisme
peningkatan kualitas pelayanan keperawatan dan kebidanan lainnya.
Mukadimah ini menegaskan peraturan internal staf keperawatan (nursing staff
bylaws) ini adalah upaya untuk memastikan agar hanya staf keperawatan yang
kompeten sajalah yang boleh melakukan asuhan keperawatan dirumah
sakit.Kebijakan ini didukung oleh pihak pemilik rumah sakit.
II. KETENTUAN UMUM
Berisi pengertian yang memuat definisi dan penjelasan tentang istilah-istilah dan
Konsep-konsep yang digunakan dalam peraturan internal staf keperawatan.

III. TUJUAN
Tujuan peraturan internal staf keperawatan (nursing staf bylaws) adalah agar
komite keperwatan dapat menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik (good
clinical govermance) melalui mekanisme Kredensial,peningkatan mutu profesi,
dan penegakan disiplin profesi. Selain itu paraturan internalstaf keperawatan
(nursing staf bylaw) juga bertujuan untuk memberikan dasar hukum bagi mitra
bestari (peer group) dalam pengambilan keputusan profesi melalui Komite
Keperawatan.Putusan itu dilandasi semangat bahwa bahwa hanya staf
keperawatan yang kompeten dan berprilaku professional sajalah yang boleh
melakukan asuhan keperawatan dirumah sakit.
IV. KEWENANGAN KLINIS

121
Pada awal bab ini, harus ditentukan bahwa semua asuhan keperawatan hanya
boleh dilakukan oleh staf keperawatan yang telah diberi Kewenangan Klinis
melalui proses Kredensial. Untuk itu harus diatur tentang jenis kategori staf
keperawatan sesuai dengan lingkup kewenangan yang diberikan padanya,
misalnya pengaturan Kewenangan Klinis sementara (temporary clinical
privilege), Kewenangan Klinis dalam keadaan darurat (emergency clinical
privilege), dan kewenangan klinis bersyarat (provisional clinical privilege). Pada
bab ini juga diatur mengenai lingkup Kewenangan Klinis (clinical privilege)
untuk pelayanan keperawatan dan kebidanan tertentu dengan berpedoman pada
buku putih (white paper).
Tata cara penyusunan buku putih (white paper) yang dilakukan oleh mitra bestari
(peer group) di Rumah Sakit juga diatur.Bab ini mengatur pula proses penilaian
untuk merekomendasikan pemberian Kewenangan Klinis untuk masing-masing
staf keperawatan yang selamjutnya dilaksanakan oleh Subkomite
Kredensial.Dalam bab diatur pulaprosedur tentang tata cara pemberian dan
pengakhiran “privilege” oleh kepala / direktur Rumah sakit yang
direkomendasikan oleh subkomite etika dan disiplin profesi melalui Komite
Keperawatan.
V. PENUGASAN KLINIS
Setiap staf keperawatan yang melakukan asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan harus meiliki surat Penugasan Klinis dari Pimpinan Rumah Sakit
berdasarkan rincian Kewenangan Klinis setiap staf keperawatan yang
direkomendasikan Komite Keperawatan.
VI. DELEGASI TINDAKAN MEDIK
Kewenangan tenaga keperawatan untuk melakukan tindakan medic merupakan
tindakan yang bersifat delegasi yang memerlukan Kewenangan Klinis terntentu
dan perludiKredensial.Dengan demikian, tindakan medik yang bersifat delegasi,
tetap menjadi tanggung jawab tenaga medis yang memberikan delegasi.
VII. RAPAT
Bab ini mengatur mengenai mekanisme pengambilan keputusan di bidang profesi
oleh komite Keperawatan melalui rapat- rapat.Pengaturan tersebut meliputi jadwal
rapat rutin, kapan perlu ada rapat khusus, ketentuan jumlah quorum persyaratan
rapat, notulen rapat, prosedur rapat dan peserta rapat, persyaratan menghadiri
rapat dan lain sebagainya.Dengan demikian, mekanisme rapat ini dapat dijadikan
dasar hukum yang dipertanggungjawabkan bagi pengambilan klinis keputusan
dibidang profesi keperawatan dan kebidanan.

121
VIII. SUBKOMITE KREDENSIAL
Bab ini mengatur tentang peranan Komite Keperawatan dalam melakukan
mekanisme Kredensial dan Rekredensial bagi seluruh staf keperawatan di Rumah
sakit.Pedoman pengorganisasian dan tata kerja subkomite Kredensial di Rumah
sakit mengacu pada lampiran Peraturan Menteri Kesehatan ini.
IX. SUBKOMITE MUTU PROFESI
Bab ini mengatur peranan Komite Keperawatan untuk menjaga mutu profesi para
staf keperawatan melalui subkomite mutu profesi. Hal ini dilakukan melalui audit
keperawatan dan pendidikan dan pengembangan profesi berkelanjutan
(continuing professional development). Pedoman pengroganisasian dan tata kerja
subkomite mutu profesi di Rumah sakit mengacu pada lampiran Peraturan
Menteri Kesehatan ini.
X. SUBKOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
Bab ini mengatur tentang upaya pendisiplinan staf keperawatan yang dilakukan
oleh subkomite disiplin profesi.Hal ini dilakukan dilakukan melalui peringatan
tertulis sampai penangguhan Kewenangan Klinis staf keperawatan yang dinilai
melanggar disiplin profesi, baik seluruhnya maupun sebagian.Dengan
ditangguhkannya Kewenangan Klinis maka staf keperawatan tersebut tidak
diperkenankan melakukan tindakankeperawatan dan kebidanan di rumah
sakit.Perubahan Kewenangan Klinis akibat tindakan disiplin profesi tersebut di
atas ditetapkan dengan surat keputusan kepala/ direktur Rumah sakit atas
rekomendasi Komite Keperawatan. Pedoman pengorganisasian dan tata kerja
subkomite etika dan disiplin profesi di Rumah Sakit mengacu pada lampiran
Peraturan Menteri Kesehatan.

XI. PERATURAN PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS


Untuk melaksanakan tata kelola klinis diperlukan aturan-aturan profesi bagi staf
keperawatan secara tersendiri diluar nursing staf by laws. Aturan profesi tersebut
antara lain adalah :
Pemberian pelayanan keperawatan dan kebidanan dengan standar profesi, standar
pelayanan, dan standar prosedur operasional serta kebutuhan dasar
pasien.Kewajiban melakukan konsultasi dan/atau merujuk pasien kepada tenaga
keperawatanlain yang dianggap lebih mampu.

121
XII. TATA CARA REVIEW DAN PERBAIKAN PERATURAN INTERNAL STAF
KEPERAWATAN
Bab ini mengatur review dan perubahan peraturan internal staf keperawatan
(nursing stafbylaws), kapan, siapa yang mempunyai kewenangan dan bagaimana
mekanisme prubahan peraturan internal staf keperawatan (nursing staf bylaws)
yang disesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Kesehatan ini.

BAB IV
JENJANG KARIR
4.1 PENDAHULUAN
4.1.1 Latar Belakang
Pelayanan keperawatan sebagai bagian integrasi dari pelayanan kesehatan
mempnyai daya ungkit yang besar dalam mencapai tujuan pembangunan bidang
kesehatan. Keperawatan sebagai profesi dan perawat sebagai tenaga professional
bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan keperawatan sesuai kompetensi
dan kewenangan yang dimiliki secara mandiri maupun bekerjasama dengan
anggota tim kesehatan lain.
Pelayanan keperawatan bermutu merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh
perawat. Pelayanan bermutu memerlukan tenaga professional yang didukung oleh
faktor internal antara lain motivasi untuk mengembangkan karir professional dan
tujuan pribadinya maupun faktor eksternal, antara lain kebijakan organisasi,
kepemimpinan, struktur organisasi, sistem penugasan dan sistem pembinaan.
Dewasa ini proporsi tenaga perawat di sarana kesehatan merupakan proporsi
terbesar dibandingkan dengan tenaga kesehatan lain, yaitu 40%. Tenaga tersebut
65% bekerja di Rumah Sakit, 28% di Puskesmas, dan selebihnya 7% di sarana
kesehatan lain. Dari aspek kualifikasi pendidikan terdapat beberapa kategori
tenaga perawat yaitu perawat SPK 74%, D III 23%, S1 (Ners) 2,75% S-2
(Magister)/Sp1, dan S-3 (Doktor) Keperawatan 0,25% (PPNI, 2005).

121
Pada dasarnya peran utama perawat adalah sebagai Perawat Pelaksana, Perawat
Pendidik, Perawat Manajer, dan Perawat Peneliti (Riset).
Pada saat ini, sistem pengembangan jenjang karir dalam konteks sistem
penghargaan bagi perawat sudah dikembangkan untuk pegawai negeri sipil (PNS)
melalui jabatan fungsional perawat yang ditetapkan berdasarkan SK Menpan No.
94/KEP/M.PAN/11/2011 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka
Kreditnya, walaupun belum sepenuhnya berbasis kompetensi. Disamping itu,
beberapa Rumah Sakit Swasta/ Khusus sudah mengembangkan jenjang karir
sesuai dengan kebutuhannya masing-masing meskipun belum mengarah pada
pengembangan jenjang karir professional (professional career ladder).Hal ini
disebabkan karena belum adanya acuan nasional tentang pengembangan karir
professional bagi perawat.
Pengembangan jenjang karir professional yang sudah dikembangkan oleh
berbagai sarana kesehatan masih kurang memperhatikan tuntutan dan kebutuhan
profesi, serta belum dikaitkan dengan kompensasi atau sistem
penghargaan.Dengan adanya sistem jenjang karir professional perawta yang
diterapkan di setiap sarana kesehatan, diharapkan kinerja perawat semakin
meningkat, sehingga mutu pelayanan kesehatan juga meningkat. Dampak lain dari
adanya jenjang karir professional adalah mengarahkan perawat untuk menekuni
bidan keahlian di tempat kerjanya dan meningkatkan profesionalismenya.
Pengembangan jenjang karir pada saat ini lebih menekankan pada
posisi/jabatan baik structural maupun fungsional(job career) sedangkan jenjang
karir professional (professional career) berfokus pada pengembangan jenjang karir
professional yang sifatnya individual. Oleh karena itu perlu dikembangkan
jenjang karir professional bagi perawat yang disusun pedomannya.
Pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan nasional dalam
upaya mengembangkan jenjang karir dalam konteks sistem penghargaan bagi
perawat.
4.1.2 Dasar Hukum
1. UU No. 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah di
rubah dengan UU No. 43 tahun 1999
2. UU RI No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
3. UU RI No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
4. UU RI No. 33 tahun 2004 tentang, Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah
5. Undang – undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
6. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. (Lembar
Negara RI tahun 1996, No. 49, tambahan Lembaran Negara RI No. 3637)
7. Peraturan Pemerintah No. 84 tahun 2000 tentang Keuangan Pusat dan Propinsi
sebagai Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

121
8. Peraturan Pemerintah No. 84 tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi
Perangkat Daerah.
9. Keputusan Presiden No. 87 tahun 1999, tentang Rumpun jabatan fungsional
Pegawai Negeri sipil.
10. Keputusan presiden No. 40 tahun 2001 tentang Kelembagaan dan Pengelolaan
Rumah Sakit Daerah.
11. Keputusan Presiden No. 5 Tahun 2004 tentang tunjangan tenaga kesehatan
12. Kepmenpan No. 94/Kep/M.Pan/II/2001 tentang Jabatan Fungsional Perawat
dan Angka Kreditnya.
13. Kepmenkes RI No. 1239/Menkes/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik
Perawat.
14. Kepmenkes No. 1575/Menkes/Per/SK/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kesehatan.
15. Kepmendagri No. 1 tahun 2002 tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kesehatan.
16. Keputusan Bersama Menkes dam Kepala BKN No. 733/Menkes/SKB/VI/2002,
No. 10 tahun 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perawat.
17. Kep Menkes No. 1280/Menkes/SK/X/2002 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Perawat.
18. Kepmenkes No. 558/Menkes/SK/VI/2002 tentang Pola Karir Pegawai Negeri
Sipil Dijajaran Kesehatan.
4.1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas perawat klinik terhadap
publik/masyarakat
2. Tujuan Khusus
a. Adanya kesamaan persepsi berbagai pihak tentang pengembangan sistem
jenjang karir professional perawat klinik.
b. Adanya sistem jenjang karir professional perawat dalam konteks sistem
penghargaan bagi perawat klinik.
c. Sebagai dalam pedoman dalam mengembangkan pola karir professional
perawat dalam konteks sistem penghargan bagi perawat di sarana kesehatan.

4.1.4 Ruang Lingkup


Pengembangan jenjang karir professional perawat mencakup empat peran utama
perawat professional yaitu perawat klinik (PK), perawat manajer (PM), perawta
pendidik (PP) dan perawat peneliti / riset (PR), Pembahasan dalam pedoman ini
difokuskan hanya untuk jenjang karir professional perawta klinik. Perawat Klinik
adalah perawat yang memberikan asuhan keperawatan langsung kepada
pasien/klien baik individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat.Sedangkan
yang dimaksud dengan perawat perawat professional adalah perawat dengan latar
belakang pendidikan tinggi, minimal D III Keperawatan (professional pemula).

121
4.1.5 Sasaran
Pedoman pengembangan jenjang karir professional bagi perawat dalam konteks
system penghargaan ditujukan kepada :
1. Pimpinan Sarana Kesehatan (Pemerintah, Swasta, dll)
2. Institusi Pendidikan Tinggi Keperawatan
3. Organisasi Profesi Perawat (PPNI)
4. Perawat di sarana kesehatan (Pemerintah, ABRI, Swasta, dll).
4.2 PENGEMBANGAN SISTEM JENJANG KARIR PROFESIONALPERAWAT
4.2.1 Pengertian Jenjang Karir Profesional Perawat
Jenjang karir merupakan system untuk meningkatkan kinerja dan
profesionalisme, sesuai dengan bidang pekerjaan melalui peningkatan
kompetensi.Dalam pengembangan sistem jenjang karir professional bagi
perawat dapat dibedakan antara pekerjaan (job) dan karir (career).
Pekerjaan diartikan sebagai suatu posisi atau jabatan yang
diberikan/ditugaskan, serta ada keterikatan hubungan antara atasan dan
bawahan, dan mendapatkan imbalan berupa uang. Karir diartikan sebagai suatu
jenjang yang dipilih oleh individu untuk dapat memenuhi kepuasan kerja
perawat, dan mengarah pada keberhasilan pekerjaan (kinerja) sehingga pada
akhirnya akan memberikan konstribusi terhadap bidang profesi yang
dipilihnya.
Pemilihan karir secara bertahap akan menjamin individu dalam
mempraktikkan bidang profesinya, karena karir merupakan investasi dan bukan
hanya untuk mendapatkan penghargaan / imbalan jasa. Komitmen terhadap
karir, dapat dilihat dari sikap perawat terhadap profesinya serta motivasi untuk
bekerja sesuai dengan karir yang telah dipilihnya.
Dalam sistem jenjang karir professional terdapat 3 (tiga) aspek yang saling
berhubungan yaitu kinerja, orientasi professional dan kepribadian perawat,
serta kompetensi yang menghasilkan kinerja professional.
Perawat professional diharapkan mampu berfikir rasional, mengakomodasi
kondisi lingkungan, mengenal diri sendiri, belajar dari pengalaman dan
mempunyai aktualitas diri sehingga dapat meningkatkan jenjang karir
profesinya.Jenjang karir perawat dapat dicapai melalui pendidikan formal dan
pendidikan berkelanjutan berbasis kompetensi serta pengalaman kerja di sarana
kesehatan.
Pengembangan karir professional Perawat Klinik (PK) bertujuan :
1. Meningkatkan moral kerja dang mengurangi kebutuhan karir (dead end
job/career)
2. Menurunkan jumlah perawat yang keluar dari pekerjaannya (turn-over)
3. Menata sistem promosi berdasarkan persyaratan dan criteria yang telah
ditetapkan sehingga mobilitas karir berfungsi dengan baik dan benar.

121
Pengembangan sistem jenjang karir professional perawat klinik ditujukan
terutama bagi perawat yang bekerja sebagai perawat pelaksana di sarana
kesehatan dan di mulai dari perawat professional pemula.
4.2.2 Prinsip Pengembangan
1. Kualifikasi
Kualifikasi perawat, dimulai dari lulusan D III Keperawatan.Mengingat
perawat yang ada saat ini sebagian besar lulusan SPK, maka perlu dilakukan
penangan khusus dengan memprhatikan penghargaan terhadap pengalaman
kerja, lamanya pengabdian terhadap pengalaman kerja, lamanya pengabdian
terhadap profesi, uji kompetensi dan sertifikasi.
2. Penjenjangan mempunyai makna tingkatan kompetensi untuk melaksanakan
asuhan keperawatan yang akontabel dan etis sesuai dengan batas
kewenangan praktik dan kompleksitas masalah pasien/klien.
3. Penerapan asuhan keperawatan
Fungsi utama perawta klinik adalah memberikan asuhan keperawatan
langsung sesuai standar praktik dank ode erik perawat.
4. Kesempatan yang sama
Setiap perawat klinik mempunyai kesemapatan yang sama untuk
meningkatkan karir sampai jenjang karir professional tertinggi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

5. Standar Profesi
Dalam memberikan asuhan keperawatan mengacu pada standar praktik
keperawatan dam kode etik keperawatan.
6. Komitmen pimpinan
Pimpinan sarana kesehatan harus mempunyai komitmen yang tinggi
terhadap pengembangan karir perawat, sehingga dapat dijamin kepuasan
pasien/klien serta kepuasan perawat dalam pelayanan keperawatan.
4.2.3 Penjenjangan karir professional perawat
Secara umum penjenjangan karir professional perawat terdiri dari 4 bidang
meliputi :
1. Perawat klinik (PK) yaitu perawat yang memberikan asuhan keperawatan
langsung kepada pasien/klien sebagai individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
2. Perawat Manajer (PM) yaitu perawat yang mengelola pelayanan
keperawatan disarana kesehatan, baik sebagai pengelola tingkat bawah
( front line manager), tingkat menengah (middle management) maupun
tingkat atas (top manager)
3. Perawat Pendidik (PP) yaitu perawat yang memberikan pendidikan kepada
peserta didik di institusi pendidikan keperawatan.
4. Perawat Peneliti /Riset (PR) yaitu perawat yang bekerja di bidang
penelitian keperawatan/kesehatan

121
Keempat jalur jenjang karir professional perawat digambarkan dalam Bagan 1.

Bagan 1 : Bidang Jenjang Karir Perawat dan Pengembangan Karir Perawat Klinik

PK V PM V PP V PR V
PK IV PM IV PP IV PR IV
\

PK III PM III PP III PR III


PK II PM II PP II PR II
Perawat Klinik Perawat Manajer Perawat Pendidik Perawat Peneliti
PK I PM I PP I PR I
Pengembangan jenjang karir professional perawat pada setiap bidang harus
berjenjang mulai dari jenjang I sampai dengan jenjang V dan bersifat
terbuka.Artinya, perawat professional dimungkinkan mencapai jenjang karir di
semua bidang.Salah satu persyaratan pengembangan jenjang karir professional baik
sebagai perawat manajer, perawat pendidik, maupun perawat klinik adalah
mempunyai kualifikasi sebagai perawat klinik.
Dalam gambar-1 diatas menunjukkan untuk menjadi perawat manajer I harus
mempunyai kualifikasi perawat klinik II.Untuk menjadi perawat pendidik I harus
mempunyai kualifikasi perawat klinik III.Dan untuk menjadi perawat peneliti harus
mempunyai kualifikasi perawat klinik IV.
Pola penjenjangan karir perawat klinik menggambarkan fungsi perawat sebagai
berikut :
1. Pelaksanaan adalah fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
baik langsung maupun tidak langsung dengan metode proses keperawatan.
2. Pengelolaan adalah fungsi perawat dalam mengelola pelayanan maupun
pendidikan keperawatan sesuai dengan manajemen keperawatan dalam
kerangka paradigm keperawatan.
3. Pendidikan adalah fungsi perawat dalam mendidik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat serta tenaga kesehatan yang berada di bawah
tanggung jawabnya.
4. Penelitian adalah fungsi perawat dalam mengidentifikasi masalah penelitian,
menerapkan prinsip dan metode penelitian, serta memanfaatkan hasil penelitian
untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan.
Fungsi-fungsi tersebut dapat dilihat pada Bagan 2
PELAKSANAA PENGELOLAA PENDIDIKAN PENELITIAN
FUNGSI N N
LEVEL
PK I Pelayanan Pengelolaan Pendidikan Membuat laporan
keperawatan pelayanan keperawatan kasus sederhana

121
dasar dan umum keperawatan terhadap
terhadap pasien dengan
seorang pasien masalah
keperawatan
sederhana
PK II Pelayanan Pengelolaan Pendidikan Mengumpulkan
keperawatan pelayanan kesehatan data penelitian
dasar untuk keperawatan kepada dan laporan kasus
setiap bidang pada sekelompok berdasarkan bukti
keahlian sekelompok pasien dengan
pasien di unit masalah
ruang rawat keperawatan
sederhana
PK III Pelayanan Pengelolaan Pendidikan Melakukan
keperawatan pelayanan kesehatan penelitian terbatas
spesialis lanjut keperawatan kepada dan membuat
pada organisasi sekelompok laporan kasus
fasyankes dasar pasien dan
(RS tipe C/D) peserta didik
PK IV Pelayanan Pengelolaan Pendidikan Melakukan
keperawatan pelayanan keperawatan penelitian dan
spesialis dan keperawatan kepada pasien Evidence Based
advanced pada organisasi dengan Nursing Practice
fasyankes masalah (EBNP) di bidang
terbatas (RS tipe keperawatan keahliannya
B) spesifik dan
peserta didik di
bidang
keahlian
PK V Pelayanan Pengelolaan Pendidikan Mengelola,
keperawatan pelayanan keperawatan memimpin
kompleks, keperawatan di kepada pasien penelitian
spesialis dan sub tingkat dengan keperawatan dan
spesialis organisasi masalah terpadu
fasyankes luas kompleks dan
(RS Tipe A) peserta didik
Fungsi perawat klinik dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Perawat Klinik I (PK I)

121
a. Fungsinya :
1) Memberikan asuhan keperawatan dasar dan umum kepada pasien
2) Mengelola asuhan dan pelayanan keperawatan kepada seorang pasien di
unit ruang rawat
3) Memberikan pendidikan kepada pasien sehubungan dengan prosedur
keperawatan yang dilakukan
4) Membuat laporan kasus yang sederhana yang menjadi
tanggungjawabnya
b. Deskripsi
1) Menguasai konsep teoritis keperawatan umum dan mampu
menyelesaikan masalah-masalah procedural
2) Mampu mengelola kelompok kerja dengan teman sejawat dan
menyusun laporan tertulis
3) Bertanggungjawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung
jawab atas pencapaian hasil kerja sendiri
4) Memerlukan supervise ketat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
pasien
5) Memperlihatkan ketrampilan asuhan keperawatan dasar dan bersifat
rutin
6) Mulai mengembangkan ketrampilan pengkajian pasien dan komunikasi
c. Indikator :
Indikator perawat klinik I diukur dari 4 dominan/ kategori yaitu
pelaksanaan, pengelolaan, pendidikan dan penelitian. Masing-masing
domain/ kategori memiliki 3 sub kategori yaitu pengetahuan, (knowladge),
ketrampilan (skill) dan sikap (attitude)
2. Perawat Klinik II (PK II)
a. Fungsinya :
1) Melaksanakan asuhan keperawatan dasar untuk setiap area praktik
keperawatan kekhususan
2) Mengelola asuahan dan pelayanan keperawatan sekelompok pasien
pada unit ruang rawat
3) Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga serta
kepada peserta didik dalam tim pembimbing/ pendidik klinik
4) Melakukan pengumpulan data penelitian dan laporan kasus
berdasarkan bukti

b. Dekripsi :
1) Mampu mengaplikasikan konsep keperawatan (sesuai area praktik)
dan memanfaatkan IPTEK dan atau seni dalam menyelesaikan
masalah pasien serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang
dihadapi

121
2) Menguasi konsep teoritis keperawatan khusus sesuai area praktik serta
mampu menyelesaikan masalah procedural
3) Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis data
dan informasi tentang kondisi pasien dan mampu memberikan
petunjuk dan memilih berbagai tindakan keperawatan secara mandiri
dan kelompok
4) Mengerti tujuan bagian (unit) tempat bekerja dan berusaha
mencapainya
5) Bertanggungjawab pada pekerjaan sendiri dan kelompok tempat
bekerja
6) Memperlihatkan kinerja asuahan dan pelayanan keperawatan yang
adekuat dan dapat diterima
7) Dapat membedakan pentingnya situasi dan menetapkan prioritas
8) Untuk hal-hal tertentu memerlukan sedikit supervise
9) Memperlihatkan keinginan untuk mengembangkan kemampuan
profesiional berkelanjutan (CPD)
c. Indikator :
Indikator perawat klinik II diukur dari 4 domain/ kategori yaitu
pelaksanaan, pengelolaan, pendidikan dan penelitian. Masing-masing
domain/ kategori memiliki 3 sub domain/ sub kategori yaitu
pengetahuan, (knowladge), ketrampilan (skill) dan sikap (attitude). Pada
sub kategori sikap (attitude), indicator perawat klinik II sama dengan
indicator pada perawat klinik I.
3. Perawat Klinik (PK III)
a. Fungsinya :
1) Melaksanakan asuahn keperawatan mempergunakan proses keperawatan
dengan tepat sesuai area praktiknya
2) Mengelola asuahan dan pelayanan keperawatan sekelompok pasien pada
area manajemen/ organisasi terbatas
3) Melaksanakan pendidikan keperawatan/kesehatan bagi pasien dan
peserta didik secara mandiri
4) Melakukan pengumpulan data untuk penelitian, mempergunakan hasil
penelitian dalam asuhan keperawatan serta membuat laporan kasus
berbasis bukti di bidang keahliannya
b. Deskripsi :
1) Mampu merencanakan dan mengelola sumber daya dibawah tanggung
jawabnya
2) Mampu mengevaluasi pekerjannya dengan memanfaatkan IPTEK untuk
menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategisnya organisasi
tempat bekerja

121
3) Mampu melakukan penelitian, menyelesaikan permasalahan IPTEK
dalam bidang keilmuan keperawatan melalui pendekatan disiplin
keperawatan
4) Mampu mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan
tanggungjawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung
jawab bidang keperawatannya
5) Memperlihatkan kompetensi, mempergunakan proses keperawatan tanpa
supervisi
6) Mampu merencanakan dan mengorganisir tujuan jangka pendek dan
panjang
7) Memperlihatkan arahan dalam kegiatan
8) Siap menerima tanggung jawab kepemimpinan
9) Memperlihatkan perkembangan keterampilan komunikasi dengan baik
10) Bertukar (share) ide-ide dan pengetahuan dengan peer-nya
c. Indikator :
Indikator perawat klinik III diukur dari 4 domain/ kategori yaitu
pelaksanaan, pengelolaan, pendidikan dan penelitian. Masing-masing
domain/ kategori memiliki 3 sub domain/ sub kategori yaitu pengetahuan,
(knowladge), ketrampilan (skill) dan sikap (attitude). Pada indikator di
masing-masing domain/ kategori terdapat gradasi/ peningkatan kemampuan
dari setiap sub domain/ kategori antara PK III dengan PK I dan PK II. Sub
domain/ sub kategori sikap (attitude), indicator perawat klinik III sama
dengan indicator pada perawat klinik I dan II.
4.Perawat Klinik IV (PK IV)
a. Fungsinya :
1) Melakukan asuhan keperawatan spesialis secara mandiri
2) Mengelola pelayanan keperawatan terhadap sekelompok pasien pada area
manajemen yang luas
3) Melaksanakan dan mengelola pendidikan keperawatan kepada pasien,
keluarga, teman sejawat dan peserta didik
4) Melaksanakan penelitian keperawatan sesuai bidang keahliannya
b. Deskripsi :
1) Mampu mengembangkan IPTEK bidang keperawatan atau praktik
profesionalnya melalui penelitian hingga menghasilkan katya inovatif dan
teruji
2) Mampu menyelesaikan masalah IPTEK bidang keperawatan melalui
pendekatan inter atau multi disiplin
3) Memperlihatkan pengetahuan dan ketrampilan spesialis keperawatan
4) Bertanggungjawab sebagai pemimpin dan supervisor
5) Mengakui dan beradaptasi terhadap situasi sesuai nilai norma dan norma
profesi
6) Mendelegasikan tanggungjawab dengan tepat, mempergunakan alternatif
yang luas dalam menyelesaikan masalah asuhan/ pelayanan keperawatan

121
7) Mengembangkan pendidikan keperawatan berkelanjutan
5. Perawat Klinik V (PK V)
a. Fungsinya :
1) Melaksanakan asuhan/ pelayanan keperawatan sebagai expert / ahli
dibidangnya
2) Mengelola pelayanan keperawatan dengan menghasilkan kebijakan pada
area manajemen yang luas
3) Mengelola, memimpin dan mengembangkan riset di bidang
keperawatan dan atau terpadu
4) Melakukan peran konsultan bagi pasien, teman sejawat dan peserta
didik

b. Deskripsi :
1) Mampu mengembangkan IPTEK keperawatan baru atau praktik
profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya kreatif,
original dan teruji
2) Mampu menyelesaikan masalah IPTEK keperawatan melalui
pendekatan inter, multi dan transdisipliner
3) Mampu mengelola, memimpin dan mengembangkan riset dibidang
keperawatan atau terpadu serta mampu mendapat pengakuan nasional
dan internasional
4) Memperlihatkan keahlian dalam praktik kliniknya
5) Menerima dan mendelegasikan tanggung jawab tentang personel dan
manajemen
6) Melakukan pendidikan/ pendampingan kepada teman sejawat tentang
asuhan keperawatan pasien yang kompleks
7) Melakukan konsultasi mengenai pendidikan dan praktik profesioanal
sesuai bidang keahliannya
8) Mampu merencanakan perubahan di bidang keperawatan secara
intituitif, kreatif dan inovatif
4.2.4 Implementasi Jenjang Karir Perawat Klinik di Rumah Sakit
Implementasi penjenjangan karir perawat terdiri dari alur jenjang karir
perawat klinik, baik untuk perawat klinik baru maupun lama,
pengorganisasian implementasi jenjang karir perawat di rumah sakit dan
program pengembangan profesionalisme berkelanjutan (CPD)
A. Skema Implementasi Jenjang Karir Perawat Klinik
Skema implementasi akan meguraikan tentang tahapan yang dilalui oleh perawat
klinik sesuai dengan perkembangan karirnya, sebagai perawat lama dan pindah
tugas.

121
Perawat baru adalah perawat yang baru lulus pendidikan dan atau baru pertama
kali bekerja dengan masa kerja 0-1 tahun dan perawat lama adalah perawat
dengan masa kerja lebih dari 1 tahun.
1. Skema implementasi jenjang karir perawat klinik baru
Implementasi jenjang karir bagi perawat baru terdiri dari tahapan mulai
proses rekruitmen dan seleksi dilanjutkan dengan orientasi dan magang,
assemen kompetensi, kredensialing, penugasan klinik, pelaksanaan praktik,
kenaikan level klinik dan seterusnya berlangsung merupakan siklus.
Tahapan ini dapat dilihat pada skema berikut :

Penugasan
kerja
Proses magang Assemen sesuai
selama 1 tahun Kompetensi : dengan
pada 4 area
Pemberia KENAIKA
(empat)pelayan Usulan praktiknya
Rekrutmen n N
an dasar, yaitu : Kredensialing
dan seleksi penugasan JENJANG
Prekonsultasi
Anak klinik
Asesmen
Maternitas
a. Rekruitmen dan seleksiBanding
Medikal
Saat ini proses rekruitmen dan seleksi untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilakukan
Komite Bidang
Bedah Hasil
oleh pemerintah (Kementerian Kesehatan) dan untuk pegawai swasta Keperawatan
Keperawatan dilakukan
Assesmen Direktur
oleh RS masing-masing. Setiap perawat harus memiliki Surat
Rumah Tanda Registrasi
(STR) untuk masuk ke dunia kerja. Sakit
Bidang Bidang
b. Magang (Internship)
Keperawatan Keperawatan
Proses magang (internship) dimulai dengan kegiatan orientasi. Orientasi adalah
memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan kerja baru dalam
suatu organisasi, meliputi organisasi tata laksana, kebijakan, tugas, fungsi,
tanggungjawab dan wewenang bagi perawat baru. Melalui orientasi, diharapkan
perawat baru akan merasa lebih siap dalam menerima tanggungjawab, serta dapat
bekerja dengan tujuan yang jelas. Akhirnya program orientasi perawat dapat
menyepakati kontrak kerja dengan Rumah Sakit.
Proses magang merupakan bagian dari proses pembelajaran yang diselenggarakan
secara terpadu dengan bekerja secara langsung dibawah bimbingan dan
pengawasan perawat yang lebih berpengalaman dalam rangka meningkatkan
pengetahuan menguasai ketrampilan atau keahlian tertentu. Magang juga
memberikan kesempatan kepada perawat beradaptasi dengan lingkungan kerja dan
mengurangi shock realita. Perawat baru menjalani prosese magang selama 1 tahun
pada 4 pelayanan dasar yaitu keperawatan anak, keperawatan maternitas,
keperawatan penyakit dalam dan bedah. Proses magang ini di bawah tanggung

121
jawab kepala bidang keperawatan serta diperlukan perseptor dan mentor selama
magang.

c. Assesmen Kompetensi
Perawat baru yang telah melalui proses magang selama 1 tahun, mengajukan
permohonan untuk dilakukan assemen kompetensi sehingga diketahui kompetensi
yang telah dikuasainya sebagai Perawat Klinis (PK I). Assesmen kompetensi
menjadi tanggung jawab kepala bidang keperawatan.
Tahapan assemen kompetensi terdiri dari :
1) Mengajukan permohonan asesmen (Format AK.1 terlampir)
2) Assesmen Mandiri (Format AK.2 terlampir)
3) Pra konsultasi
4) Assesmen (Format AK.3 dan AK.4 terlampir)
5) Usulan banding (jika perlu) (Format AK.5 terlampir)
6) Keputusan hasil assesmen
7) Pemberian sertifikat kompetensi
d. Kredensialing PK I
Setelah perawat baru dinyatakan kompeten sebagai PK I maka dalam rangka
melaksanakan tugas dilaksanakan kredensialing dengan langkah sebagai berikut :
1) Mengajukan permohonan untuk memperoleh Kewenangan Klinis kepada Ketua
Komite Keperawatan (Format K.1 terlampir) sesuai Rincian Kewenangan
Klinis dan Buku Putih (White Paper) (Format K.2 terlampir)
2) Memperoleh persetujuan utuk dilakukan kredensial dari subkomite kredensial
3) Mengikuti proses kredensial dengan cara review, verifikasi dan evaluasi dengan
berbagai metode yang dilakukan oelh panitia Adhoc (Mitra Bestari) yang
ditentukan (Format K.3 terlampir)
Hasil kredensialing berupa daftar kewenangan klinis bagi PK I dan selanjutnya
direkomendasikan oleh Komite Keperawatan untuk mendapatkan Penugasan
klinis dan pimpinan/ Direktur Rumah Sakit.
e. Pemberian Penugasan Klinik (Clinical Appointment) PK I
Perawat baru yang telah mendapatkan rekomendasi kewenangan klinis oleh Komite
Keperawatan akan diusulkan memperoleh penugasan klinik oleh direktur rumah
sakit, dalam bentuk penerbitan surat keputusan penugasan klink (Format PK.1
terlampir)
f. Penugasan Kerja
Perawat baru akan mendapatkan penugasab di unit kerja sesuai dengan penugasan
klinik (clinical appointment) yang telah ditetapkan. Berdasarkan penugasan klinik
perawat menyususn uraian tugas (Format UT.I terlampir). Perawat melaksanakan
tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan selama 3 (tiga)tahun dengan
mempertahankan, mengembangakan dan meningkatkan kompetensi-kompetensi
melalui program-program Pengembangan Profesional Berkelanjutan bagi perawat
(CPD) yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaan tugas ini, bidang keperawatan
melakukan monitoring kompetensi, penerapan etik dan disiplin profesi. Melakukan

121
supervisi klinik melalui preseptorship dan mentorship. Selama melaksanakan
penugasan, perawat mengisi logbook. Pada tahap ini juga dilakukan penilaian
kinerja.
g. Kenaikan Tingkat Penjenjangan Karir PK I ke PK II
Setiap perawat mempunyai hak untuk meningkatkan jenjang karir sesuai
perencanaan karir yang telah dipilih. Setelah melaksanakan tugas memberikan
asuhan keperawatan selama 3(tiga)tahun, perawat PK I mengusulkan
kenaikantingkat dengan tahapan kredensial (tahap 5) dan selanjutnya melaksanakan
tugas pada jenjang yang baru. Bagi perawat yang belum memenuhi persyaratan
untuk naik tingkat dilakukan pembinaan khusus dan jika selama 2 tahun tidak
memenuhi persyaratan akan mendapatkan sanksi sesuai ketentuan yang disepakati.
2. Skema Implementasi Jenjang Karir Perawat Klinik Lama
Implementasi jenjang karir bagi perawat klinik lama (telah mempunyai pengalaman
kerja) terdiri dari tahapan pemetaan (mapping), assesmen kompetensi, kredensial,
pemberian penugasan klinis, penugasan kerja serta kenaikan penjenjangan karir.
Tahapan ini dapat dilihat pada skema berikut :

121
a. Pemetaan (Mapping)
Bagi rumah sakit yang belum melaksanakan jenjang karir perawat dan akan
melaksanakan, maka sebagai tahap awal melakukan mapping/ pemetaan.
Mapping atau pemetaan adalah Suatu proses menetapkan level perawat lama
sesuai penjenjangan karir dengan prasyarat yang ditetapkan sesuai kebijakan
masing-masing rumah sakit.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) Survey data dasar perawat saat ini berdasarkan kualifikasi sebagai berikut :
Nama, Pendidikan Keperawatan terakhir, Pelatihan, lama bekerja, umur,
golongan/ pangkat atau level (jika ada) (Format M.1 dan M.2 terlampir)
2) Melakukan review dan analisis hasil survey data dasar untuk menetapkan
level setiap perawat
3) Menyususn rekapitulasi profil perawat berdasarkan penjenjangan karir saat
ini
4) Setelah dilakukan pemetaan, setiap perawat mengikuti assesmen kompetensi
sesuai level hasil pemetaan
b. Assesmen kompetensi
Assesmen kompetensi dilakukan untuk memvalidasi kompetensi yang harus
dimiliki sesuai hasil mapping (lampiran 3.1 terlampir)
Tahapan assesmen kompetensi terdiri dari :
1) Mengajukan permohonan asesmen (Format AK.1 terlampir)
2) Asesmen Mandiri (Format Ak.2 terlampir)
3) Pra Konsultasi
4) Assesmen (Format Ak.3 dan AK.4 terlampir)
5) Usulan banding (jika perlu) (Format AK.5 terlampir)
6) Keputusan hasil asesmen
7) Pemberian Sertifikat Kompetensi
Hasil asesmen kompetensi dibuatkan surat keputusan Direktur/ Pimpinan
RS dalam bentuk Daftar Profil Perawat RS sesuai Penjenjangan Klinik
c. Kredensialing Perawat sesuai Penjenjangan Karirnya (PK I,II,III,IV dan V)
Pada tahap ini dilakukan review, evaluasi terhadap bukti-bukti untuk
menetapkan kewenangan klinis setiap perawat sesuai dengan masing-masing
penjenjangan. Adapun tahap kredensial sama dengan kredensial PK I
d. Pemberian Penugasan Klinis bagi PK I,II,III,IV dan V
Pemberian penugasan klinis dilakukan oleh Pemimpin/ Direktur RS. Perawat
yang telah dilakukan kredensial akan direkomendasikan untuk memperoleh
penugasan klinik oleh Pemimpin/ Direktur RS dalam bentuk Surat Keputusan
Direktur (Format PK.1 terlampir)
e. Penugasan kerja sesuai dengan Area Praktiknya

121
Perawat melaksanakan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan Surat Keputusan Penugasan Klinik yang telah diberikan. Selain itu
perawat dituntut untuk mempertahankan, mengembangkan dan meningkatkan
kompetensi melalui program-program Pengembangan Profesioanal
Berkelanjutan bagi perawat. Perawat lama (PK I,II,III,IV,V) melaksanakan
tugas baik secara individu atau tim, saling membimbing dan dilakukan
supervise berjenjang, setiap perawat memiliki Logbook dan diisi secara benar.

f. Kenaikan tingkat penjenjangan klinik


Sesuai dengan ketentuan waktu yang ditetapkan bagi setiap perawat lama, maka
perawat berhak mengajukan permohonan untuk kenaikan jenjang karir dan
mengikuti proses kredensialing. Selanjutnya melaksanakan tugas pada jenjang
yang baru dan bagi perawat lama mempunyai hak untuk promosi ke jabatan
yang baru. Bagi perawat lama yang 2 x 3 tahun belum memenuhi syarat untuk
kenaikan akan mendapatkan sanksi sesuai ketentuan.

B. Pengorganisasian Implementasi Jenjang Karir di Rumah Sakit


Pengorganisasian implementasi jenjang karir perawat di Rumah Sakit melibatkan
beberapa unsure terkait yaitu pimpinan rumah sakit, kepala bidang keperawatan,
komite keperawatan dan unit terkait lainnya:
1. Pimpinan Rumah sakit
Pimpinan/ Direktur RS merupakan penanggung jawab utama dalam pelaksanaa
jenjang karir perawat melalui peran Kepala Bidang Keperawatan, Komite
keperawatan serta Bidang/ Unit Diklat. Peran dan Fungsi pimpinan/ Direktur RS
dalam implementasi jenjang karir sebagai pengarah dan pembuat kebijakan
utama dalam menerbitkan Surat Keputusan tentang implementasi jenjang karir.
Adapun tugasnya adalah sebagai berikut :
a. Membuat surat keputusan tentang implementasi jenjang karir perawat di
Rumah Sakit
b. Memberi arahan kepada Kepala Bidang Keperawatan, Komite Keperawatan
dan unit terkait lainnya dalam rangka implementasi jenjang karir perawat
c. Menerbitkan surat keputusan penugasan klinik bagi setiap perawat atas
rekomendasi komite keperawatan
d. Menerbitkan surat keputusan pencabutan kewenangan klinis sekaligus
penugasan klinik atas rekomendasi komite keperawatan
e. Menerbitkan sertifikat kompetensi bagi program pengembangan profesional
berkelanjutan bagi perawat yang dilaksanakan oleh RS (sesuai ketentuan yang
berlaku)
f. Mempertimbangkan dan menyetujui pembiayaan dalam rangka implementasi
jenjang karir perawat di RS

121
g. Menerima laporan berkala pelaksanaan implementasi jenjang karir perawat di
RS
2. Bidang Keperawatan/ Direktur Keperawatan
Implementasi jenjang karir perawat merupakan tanggungjawab Bidang/ Direktur
Keperawatan dalam rangka melakukan fungsi manajemen keperawatan yaitu
ketenagaan (staffing). Adapun tugasnya sebagai berikut :
a. Melakukan seleksi perawat baru (sesuai kebijakan RS)
b. Melakukan magang bagi perawat baru
c. Melakuakan maping bagi perawat lama
d. Melakukan assesmen kompetensi (sesuai kebutuhan) dilakukan :
1) Pada akhir magang bagi perawat baru untuk member pengakuan sebagai
PK I
2) Pada perawat sesuai hasil mapping untuk validasi dan pengakuan terhadap
penjenjangan hasil maping
3) Assesmen kompetensi juga bisa dipergunakan sebagai seleksi terhadap
perawat baru
e. Mengelola penugasan kerja bagi setiap perawat setelah memperoleh
“penugasan klinik” sebagai hasil kredensialing
f. Memantau uraian tugas setiap perawat sesuai penugasan klinik
g. Melakukan supervisi klinik melalui preceptorship
h. Melakukan penilaian kinerja bagi setiap perawat
i. Melakukan monitoring evaluasi terhadap implementasi jenjang karir
perawat di RS
C. Pengembangan Profesional Berkelanjutan bagi Perawat (CPD)
CPD adalah proses yang harus dilakukan oleh setiap individu perawat dalam rangka
mempertahankan dan memperbaharui perkembangan pelayanan kesehatan melalui
penetapan standar yang tinggi dari praktik profesional. CPD harus merupakan bagian
integral dari validasi ulang dan sebagai bukti pendukung bahwa perawat tersebut
terdaftar dalam badan regulasi sebagai bahan pertimbangan memiliki kewenangan
klinik CPD dikembangkan relevan dengan area praktik perawat.
Pengembangan profesional berkelanjutan bagi perawat dilaksanakan dalam rangka
mempertahankan dan meningkatkan kompetensi perawat agar tetap dapat
melaksanakan tugas berorientasi pada proses dan keselamatan pasien. Terdapat 2 (dua)
alasan CPD dalam rangka implementasi jenjang karir perawat dapat dilihat pada
skema berikut :

GAP Kompetensi

Perawa Kredensial
Kompetensi yang
t Kenaikan 121
perlu dilatih
Penjenjangan Program CPD
(Challenge) Kompetensi baru
(Unit Diklat)
Dalam mencapai karirnya setiap perawat harus mengikuti program CPD. Terdapat 2
(dua) alasan perlunya CPD yaitu 1) Gap kompetensi hasil kredensial, atau karena terjadi
perkembangan IPTEK sehingga perlu penyesuaian atau pengembangan kompetensi: 2) Dalam
rangka kenaikan jenjang karir (challenge) dipersyaratkan kompetensi-kompetensi tertentu.
Setelah mengikuti CPD perawat memperoleh kompetensi baru, dan terhadap kompetensi baru
ini perlu dilakukan kredensial ulang untuk mendapatkan penugasan klinik. Program CPD
disusun sesuai kompetensi pada setiap level karir seperti yang terlihat pada contoh di bawah
ini :
LEVEL PROGRAM CPD/ PELATIHAN
PK I 1. Paket kompetensi kunci keperawatan dasar-generalis (12 Core
( Sampai Competencies)
2. Caring dalam pelayanan keperawatan
challenge
3. Sosialisasi profesional
PK II ) 4. Keselamatan pasien
5. Emergancy Nursing dasar
PK II 1. Kepemimpinan dalam keperawatan
2. Manajemen asuhan pasien
3. Manajemen unit ruang rawat
4. Paket kompetensi klinik dasar sesuai bidang keahlian keperawatan,
misalnya :
 Terapi bermain untuk bidang keperawatan anak
 Manajemen nyeri
 Manajemen luka
PK III 1. Manajemen pelayanan keperawatan pada organisasi terbatas
2. Evidance Based Nursing Partice (EBNP)
3. Metode Penelitian
4. Paket kompetensi klinik lanjut sesuai bidang keahlian keperawatan,
misalnya :
 Advance wound management : ostomy care, topical negative
pressure
 Palliative care
 Hemodialisa
5. Supervisi klinik, preceptorship, mentorship
6. Kerja tim
7. Manajemen Konflik
PK IV 1. Manajemen pelayanan keperawatan pada organisasi luas
2. Evidence Based Nursing Practice(EBNP) lanjut
3. Laporan hasil penelitian dan menulis jurnal

121
4. Paket kompetensi klinik spesialis sesuai bidang keahlian keperawatan
PK V 1. Metode konsultasi
2. Penelitian keperawatan terpadu
3. Paket kompetensi klinik spesialis dan subspesialis sesuai bidang
keahlian keperawatan

D. Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) dan Supervisi


Penilaian kinerja adalah menilai seberapa baik kinerja tugas-tugas perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan seperti yang dijabarkan pada uraian tugas. Penilaian
kinerja yang dilaksanakan dengan benar dan tepat dapat meningkatkan motivasi dan
produktifitas kerja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas penilaian kinerja perawat antara lain :
1. Penilaian harus berdasarkan standar yaitu indikator kinerja individu perawat
2. Perawat harus memahami dan mengimplementasikan standar secara mendalam
3. Perawat harus mengetahui sumber data yang dikumpulkan untuk penilaian
4. Penilaian harus ditujukan kepada seseorang yang diobservasi terhadap pelaksanaan
tugasnya
5. Penilaian akan lebih disenangi dan memperoleh hasil positif jika penilai meyakini
dan respek terhadap profesinya
Penilaian kinetja perawat dapat dilakukansecara berkala sesuai kebijakan internal
rumah sakit. Penilaian minimal dilakukan oleh diri sendiri, atasan langsung dan peer
review.
E. Sistem Informasi Jenjang Karir Perawat
Sistem Informasi Jenjang Karir Perawat merupakan manajemen informasi dalam
bentuk dan proses informasi tentang perkembangan karir perawat yang bertujuan agar
perawat, bidang keperawatan dan jajaran, komite keperawatan, pimpinan RS dan unit-
unit yang memerlukan informasi secara mudah mendapatkannya. Komponen sistem
informasi, minimal terdiri dari :
1. Data dasar profil perawat RS yang selalu di update setiap 6 (enam) bulan
2. Skema yang menggambarkan proses implementasi jenjang karir baik bagi perawat
baru maupun lama beserta instrumen dan kelengkapannya.
a. Program dan proses pemetaan (mapping)
b. Program dan proses magang
c. Program dan proses assesmen kompetensi
d. Program dan proses kredensialing
e. Penetapan penugasan klinik
f. Program CPD bagi PK 0, I,II,III,IV,V
g. Program supervisi klinik (preseptorship-mentorship)
3. Monitoring dan evaluasi implementasi jenjang karir
Semua informasi tersebut diatas dapat dengan mudah diakses oleh semua unsur
melalui sebuah situs (website), grup milis dan lain sebagainya.

121
4.2.5 Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi bertujuan untuk mengetahui keberhasilan pencapaian hasil
pelaksanaan jenjang karir di rumah sakit. Hal tersebut mencakup proses
implementasi jenjang karir dan hasilnya.
A. Monitoring dan Evaluasi Proses Pelaksanaan Jenjang Karir Perawat
Monev dilakukan terhadap :
1. Adanya pengorganisasian jenjang karir
2. Terlaksananya program magang
3. Terlaksananya Mapping (pemetaan)perawat lama
4. Terlaksananya asesmen (perawat lama dan baru)
5. Terlaksananya Proses kredensialing perawat
6. Terlaksananya supervisi klinik
7. Terlaksananya program CPD (pelatihan perawat)
8. Terlaksananya program kenaikan tingkat jenjnag karir
N KOMPONEN INDIKATOR PENGUKURAN HASIL KE
AD TIDA
O T
A K
1 Pengorganisasi a. SK Direktur Dokumen dan
b. Peran dan fungsi
an jenjang laporan
Kabid
karir pengorganisasian
c. Peran dan Fungsi
Komite
Keperawatan
d. Peran dan fungsi
Diklat
2 Program a. ................... a. Dokumen dan
rekruitmen- laporan
seleksi rekruitmen-
seleksi perawat
b. ...................
3 Program a .................... a. ...................
magang/
intership
perawat baru
4 Pemetaan a. Portifolio perawat a. Dokumen
(Mapping) sesuai kualifikasi portofolio
perawat lama perlevel perawat
b. ................ b. .................
5 Assesmen a. Kompetensi a. Dokumen hasil
(perawat lama perawat perlevel asesmen perawat
b. .................. b. Sertifikat
dan baru)
kompetensi

121
c. ...................
6 Proses a. Kewenangan a. Daftar rincian
kredensialing klinis perawat kewenangan
sesuai kompetensi klinis setiap
b. ....................
perawat
b. ...................
7 Supervisi a. ................... a. ...................
klinik
8 Program CPD a. ................... a. ...................
9 Program a. ................... a. ...................
kenaikan
tingkat jenjang
karir

B. Monitoring dan Evaluasi Hasil Implementasi Jenjang Karir di Rumah Sakit


Monitoring dan evaluasi hasil dilakukan terhadap :
1. Peningkatan kinerja perawat dalam melaksanakan tugas
2. Peningkatan kepuasan kerja perawat
3. Peningkatan kepuasan pasien
4. Peningkatan kualitas pelayanan keperawatan
N KOMPONE INDIKATOR PENGUKURAN HASIL KE
AD TIDA
O N T
A K
1 Kinerja a. Kepatuhan a....................
b.......................
perawat terhadap SOP
b. Tingkatan
dalam
pelaksanaan
melaksanaka
tugas
n tugas
individu..............
....
2 Kepuasan a. Angka Turn over a.Survey kepuasaan
kerja perawat kerja perawat
b. ..................
perawat
3 Kepuasan a. Angka kepuasan a.Survey kepuasaan
pasien pasien pelanggan
b. ................
4 Kualitas a. Audit mutu a.Dokumen audit
pelayanan pelayanan mutu keperawatan
b..................
keperawatan keperawatan
b. ................

4.2.6 Jenjang Karir Profesional Perawat Klinik

121
Jenjang karir professional Perawat Klinik (PK) terdiri dari :
a. Perawat Klinik I (PK 1)
b. Perawat Klinik II (PK II)
c. Perawat Klinik III (PK III)
d. Perawat Klinik IV (PK IV)
e. Perawat Klinik V (PK V)
Untuk peningkatan ke jenjang karir yang lebih tinggi perawat klinik harus
memenuhi persyaratan tingkat pendidikan, pengalaman kerja klinik keperawatan
sesuai area kekhususan serta persyaratan kompetensi yang telah ditentukan.
1. Perawat Klinik I (PK I)
Perawat Klinik I (Novice) adalah :
Perawat lulusan D-III telah memiliki pengalaman kerja 2 tahun atau Ners
(Lulusan S-1 Keperawatan plus pendidikan profesi) dengan pengalaman kerja
0 tahun, dan mempunyai sertifikat PK-I.
2. Perawat Klinik III (PK III)
Perawat klinik II (Advance Beginner) adalah perawat lulusan D III
Keperawatan dengan pengalaman kerja 5 tahun atau Ners (lulusan S-1
Keperawatan plus pendidikan profesi) dengan pengalaman kerja 3 tahun, dan
mempunyai sertifikat PK-II
3. Perawat Klinik III (PK III)
Perawat klinik III (competent) adalah perawat lulusan D III Keperawatan
dengan pengalaman kerja 9 tahun atau Ners (lulusan S-1 Keperawatan plus
pendidikan profesi) dengan pengalaman klinik 6 tahun atau Ners Spesialis
dengan pengalaman kerja 0 tahun, dan memiliki sertifikat PK-III
Bagi lulusan D-III Keperawatan yang tidak melanjutkan ke jenjang S-1
keperawatan tidak dapat melanjutkan ke jenjang PK-IV,dst.
4. Perawat Klinik IV (PK IV)
Perawat Klinik IV (Proficient) adalah Ners (lulusan S-1 Keperawatan plus
pendidikan profesi) dengan pengalaman kerja 9 tahun atau Ners Spesialis
dengan pengalaman kerja 2 tahun, dan memiliki sertifikat PK-IV, atau Ners
Spesialis Konsultasi dengan pengalaman kerja 0 tahun.
5. Perawat Klinik V (PK V)
Perawat klinik V (Expert) adalah Ners Spesialis dengan pengalaman kerja 4
tahun atau Ners Spesialis Konsultan dengan pengalaman kerja 1 tahun dan
memiliki sertifikat PK V.
4.3 KOMPONEN PENGEMBANGAN JENJANG KARIR PROFESIONAL
PERAWAT KLINIK
Pengembangan jenjang karir professional perawat perlu memperhatikan beberapa
komponen anatara lain :
1. Tanggung Jawab dalam pengembangan karir
2. Mekanisme jenjang karir
3. Sertifikasi
4. Renumerasi

121
4.3.1 Tanggung Jawab Individu
a. Membuat perencanaan karir jangka panjang untuk membantu mengembangan
karir dirinya, melalui evaluasi kekuatan dan kelemahan diri, penetapan
tujuan, kesempatan karir, dan memanfaatkan kegiatan pengembangan
b. Memanfaatkan bantuan dalam pembinaan karir jangka panjang
c. Menjadikan perencanaan karir sebagai suatu proses yang berjalan secara terus
menerus yang dilaksanakan dengan sadar dan teliti
d. Mempunyai komitmen pengembangan pribadi dan pengembangan karir

4.3.2 Tanggung Jawab Institusi Pelayanan Kesehatan


a. Manajer institusi harus menciptakan jalur karir dan kenaikan pangkat,
berupaya mencocokkan lowongan kerja dengan orang yang tepat, meliputi
mengkaji kinerja dan potensi karyawan agar dapat memberi bimbingan karir
dan pendidikan serta pelatihan yang paling tepat
b. Tanggung jawab Pengelola:
1. Mengintegrasikan kebutuhan keterpaduan  rencana kebutuhan
2. Menetapkan jalur karir
3. Menyebarluaskan informasi karir
4. Menginformasikan lowongan kerja
5. Melakukan pengkajian karyawan
6. Menyediakan penugasan menantang
7. Memberikan dukungan dan dorongan
8. Menyusun kebijakan kepegawaian karyawan
9. Menyediakan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan
4.3.3 Tanggung Jawab Institusi Pendidikan
a. Mempersiapkan peserta didik agar mempunyai kompetensi sesuai dengan
yang ditetapkan dalam kurikulum pendidikan.
b. Melakukan survey ke pengguna lulusan untuk mengetahui kesesuaian
kompetensi lulusan dengan kebutuhan masyarakat.
c. Menanamkan tanggung jawab tentang perencanaan karir individu.
d. Mengkordinasikan anatar institusi pendidikan dengan pelayanan.
e. Menanamkan : “life long learning” serta pendidikan menyiapkan peserta
didik untuk menghargai / apresiasi profesi
4.3.4 Tanggungjawab Profesi
a. Menetapkan pola pikir termasuk sistem penghargaan, memberlakukan dan
memantau dan menilai pelaksanaannya
b. Menetapkan, memberlakukan, memantau/ menilai program sertifikasi
melalui pendidikan berkelanjtan
c. Memberikan advokasi pengembangan karir
d. Mendorong iklim kerja yang kondusif untuk pengembangan karir
e. Menetapkan, memberlakukan serta memantau & menilai sistem remunerasi
4.3.5 Mekanisme pengembangan karir professional perawat klinik

Individu Penerapan
Perawat Tim Kredential
promosi Uji
Institusi Informasi
(Lembaga Sertifikasi) Kompetensi
Yankes karir
Independen
121
Organisasi Menetap Lulus Tidak Lulus
profesi kan Sertifikat Remedial
Institusi
Mengesahkan (Upaya Perbaikan)
Pendidikan Uji Ulang
Pemerintah Pola pola karir 3 kali
Promosi
karir sesuai Tidak Lulus
jenjang Tk. PK Tetap
Untuk memasuki perjenjangan karir professional perawat harus memenuhi
persyaratan dan kriteria sebagai berikut :
a. Memiliki kompetensi yang dipersyaratkan
b. Memiliki pengalaman kerja (waktu tertentu) di sarana kesehatan
c. Mengikuti pendidikan formal atau pendidikan berkelanjutan (program
sertifikasi)
d. Lulus uji kompetensi yang dilaksanakan oleh lembaga independen/Tim
Kredential
e. Memiliki surat ijin Perawat (SIP), Surat Ijin Kerja (SIK) dan/atau Surat Ijin
Praktek Perorangan (SIPP) terbaru
4.3.6 Sertifikasi
Dalam pengembangan sistem jenjang karir perawat perawat, sertifikasi
merupakan suatu proses yang harus ditempuh oleh perawat klinik pada setiap
jenjang. Program sertifikasi dilaksanakan oleh organisasi Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (PPNI).
Uji kompetensi dilaksanakan oleh lembaga independen Konsil Keperawatan
Indonesiayang berkedudukan di ibukota Negara.
Dalam masa transisi, sebelum terbentuknya Konsil Keperawatan Indonesia uji
kompetensi dilaksankan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Keperawatan
di Pusat dan perwakilan LSP Keperawatan di daerah yang terdiri dari unsure
Persatuan Perawat Nasional Indonesia dan stakeholders terkait.
4.3.7 Remunerasi
Agar jenjang karir dapat dilaksanakan secara optimal harus didukung oleh
system remunerasi.Setiap kenaikan dari satu jenjang karir ke jenjang yang lebih
tinggi perlu diikuti dengan pemberian remunerasi sesuai dengan kinerja pada
setiap jenjang.
Imbalan yang terkait dengan jenjang karir ini perlu direncankan secara mantap
dan terakreditasi dalam system pelayanan kesehatan secara menyeluruh
khususnya dalam sub system penghargaan. Sistem penghargaan atau pemberian
imbalan ini dalam perencanaan dan dasar penyusunan besarnya nominal atau
imbalan jasa perawat dapat mengacu pada komponen-komponen yang ada pada
pola tarif pelayanan kesehatan. Pelaksanaanya perlu memperhatikan

121
kemampuan institusi, kemampuan daerah yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah setempat.
4.3.8 Evaluasi jenjang karir professional perawat klinik
Jenjang karir professional perawatan klinik harus dievaluasi secara konsisten
dan terstruktur dan mencakup beberapa komponen yang meliputi :
1. Evaluasi Kompetensi Asuhan Keperawatan
2. Evaluasi Penampilan Kerja
3. Evaluasi Pengetahuan Profesional
4. Evaluasi Komunikasi dan Koordinasi
5. Evaluasi Kompetensi Manajemen
6. Evaluasi Managemen Riset
Selanjutnya evaluasi pengembangan system jenjang karir professional perawat
klinik akan dilakukan oleh lembaga yang terakreditasi atau ditetapkan
berdasarkan kebijakan
4.4 MASA PERALIHAN
Pemberlakuan jenjang karir professional perawat dilakukan secara bertahap
berdasarkan formasi dan kebutuhan dengan memperhatikan kelangsungan asuhan
keperawatan serta kebijakan/system yang selama ini sudah ada.
Dengan demikian berbagai upaya penyesuaian khususnya bagi tenaga D III
Keperawatan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mapping ketenangan
2. Maching kualifikasi dengan pedoman jenjang karir :
a. Pendidikan
b. Pengalaman kerja di bidang keperawatan klinik
c. Kemampuan tambahan/sertifikasi
3. “Challenge test ” sesuai dengan proses jenjang karir :
a. Kompeten
b. Tidak kompeten (diulang 3x)
4. Jika tidak lulus dialihkan ke jenjang yang lebih rendah
5. Pendidikan formal bagi yang mau dan mampu sesuai dengan persiapan jenjang
PK yang lebih tinggi
Bagi lulusan SPK hingga tahun kelulusan 1998, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Lulusan dengan pengalaman < 10 tahun adalah PK I dan > 10 tahun PK II.
Challenge test :
a. Lulus
b. Tidak lulus (diulang 3x) dan bila tidak berhasil maka tidak masuk dalam PK
2. Memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal bagi yang mau
dan mampu memasuki jenjang PK yang lebih tinggi.
Pada masa transisi, pengembangan system jenjang karir professional perawat
mempertimbangkan jabatan fungsional yang sudah berlaku dengan
memperhatikan :
1. Penilaian penerapan asuhan keperawatan
2. Kompetensi perawat ahli dan terampil

121
Masa transisi untuk lulusan SPK yang sudah ada dalam system pelayanan akan
diatur/diakomodasikan sampai dengan 2010 dan bagi lulusan D III
Keperawatan hingga 2015.
4.5 KOMPETENSI PERAWAT KLINIK SESUAI AREA KEKHUSUSAN
Penyusuna kompetensi perawat klinik didasarkan pada tiga ranah kompetensi yang
mencakup :
a. Praktik professional, etis, legal dan peka budaya
Adalah kemampuan perawat untuk melaksanakan tindakan keperawatan sesuai
standar profesi keperawatan, berdasarkan kode etik keperawatan, mentaati
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta memperhatikan budaya dan
adat istiadat klien/pasien.
b. Manajemen dan Pemberian Asuhan Keperawatan
Adalah serangkaian kemampuan dalam mengelola dan memberikan asuhan
keperawatan kepada klien/pasien
c. Pengembangan Profesional
Adalah kemampuan perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
diri serta keilmuan keperawtan
Pengelompokan perawat klinik dibagi dalam lima kategori yaitu Perawat Klinik I
(PK I); Perawat Klinik II (PK II); Perawat Klinik III (PK III); Perawat Klinik IV
(PK IV); Perawat Klinik V (PK V). Secara umum PK I sampai dengan PK II
disetarakan dengan kompetensi perawat generalis (umum).Perbedaan dari PK I dan
PK II didasarkan pada tingkat kedalaman dari ketiga ranah kompetensi. Sedangkan
PK III ,memiliki kemampuan ketrampilan khusus (sertifikasi); Kompetensi PK IV
setara dengan perawat spesialis I (Sp1) dan PK V setara dengan spesialis II (Sp 2).
Kompetensi yang dicantumkan dalam setiap PK merupakan kompetensi mandiri
dimana perawat tersebut mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan. Pada
situasi tertentu perawat dapat melakukan tindakan yang bukan merupakan
kompetensi dan kewenangannya dengan bimbingan penuh atau terbatas oleh
perawat yang mempunyai kompetensi lebih tinggi dan memliki kewenangan untuk
tindakan tersebut.
Kompetensi perawat klinik dalam pedoman ini merupakan kompetensi pokok untuk
setiap tingkat perawat klinik.Guna mengukur tingkat kompetensi seseorang,
kompetensi tersebut masih perlu dijabarkan kedalam sub kompetensi dan criteria
untuk kerja (KUK) sehingga dapat ditetapkan standar prosedur pelaksanaannya.
Pembagian area kompetensi perawat klinis didasarkan pada kekhususan pelayanan
keperawatan yaitu perawatan medical bedah, perawatan maternitas, perawatan
anak. Perawatan gawat darurat
4.6 KOMPETENSI PERAWAT KLINIK MEDIKAL BEDAH
4.6.1. Perawat Klinik I (Medikal Bedah)
A. Praktik professional, etis, legal dan peka budaya

121
1. Menunjukkan perilaku bertanggunggugat terhadap praktik professional
a. Bertanggung gugat dan bertanggungjawab terhadap keputusan dan
tindakan professional (perawat dapat menjelaskan alasan secara ilmiah
pada setiap tindakan yang dilakukan)
b. Mengenal batas peran dan kompetensi diri (perawat mengetahui batas
kemampuannya sehingga tidak melakukan tindakan diluar batas
kemampuannya)
c. Merujuk atau mengkonsultasikan pada yang lebih ahli (merujuk kepada
perawat dengan kompetensi lebih tinggi/tingkat kepakarannya)
2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan
Indonesia dan memperhatikan budaya
a. Menghormati hak privasi klien/pasien misalnya : memisahkan antara
pasien laki-laki dan perempuan
b. Menghormati hak klien/pasien untuk memperoleh informasi (perawat
dapat member penjelasan tentang hak-hak klien/pasien)
c. Menjamin kerahasiaan dan keamanan informasi tentang status kesehatan
klien/pasien (perawat tidak menyebarkan informasi tentang klien/pasien
kepada yang tidak berhak)
d. Mengembangkan praktik keperawatan untuk dapat memenuhi rasa aman
dan menghargai martabat klien/pasien
e. Memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan budaya pasien
(perawat memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan adat
istiadat dan budaya klien/pasien)
3. Melaksanakan praktik secara legal
a. Melaksanakan praktik sesuai kebijakan local dan nasional
b. Menunjukan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang berlaku terkait
praktik keperawatan / dank ode etik keperawatan
B. Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan
1. Melakukan pengkajian data keperawatan dasar
2. Melakukan tindakan keperawatan dasar meliputi :
a. Pemenuhan kebutuhan bernafas
b. Pemenuhan kebutuhan makan minum yang seimbang
c. Pemenuhan kebutuhan eliminasi urin
d. Pemenuhan kebutuhan eliminasi fecal
e. Pemenuhan kebutuhan mobilisasi dan mempertahankan posisi tubuh
f. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
g. Pemenuhan kebutuhan untuk mempertahankan suhu tubuh normal
h. Pemenuhan kebutuhan kebersihan tubuh dan penampilan tubuh
i. Membantu menghindari bahaya dan cidera
j. Melakukan komunikasi terapeutik
k. Pemenuhan kebutuhan spiritual
l. Pemenuhan kebutuhan untuk beraktifitas
m. Pemenuhan kebutuhan untuk rekreasi
n. Melakukan penkes/promosi kesehatan
o. Memberikan obat sederhana
p. Penanggulangan infeksi

121
3. Menggunakan komunikasi terapeutik
4. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan
5. Melakukan dokumentasi keperawatan
6. Kolaborasi dengan profesi kesehatan lain (Sub Kompetensi Keperawatan
Dasar dapat dilihat pada pedoman tekhnis keperawatan dasar di RS dan
Puskesmas)
C. Pengembangan Profesional
1. Melaksanakan upaya peningkatan professional dalam praktik keperawatan
Menggunakan hasil riset dalam praktek keperawatan
2. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggungjawab profesi
a. Mengevaluasi kinerja praktik diri sendiri
b. Melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan ilmiah keperawatan
4.6.2 Perawat Klinik II (Medikal Bedah)
A. Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya
1. Menunujukan perilaku bertanggunggugat terhadap praktik profesional
Kompetensi PK I
2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan
Indonesia dan memperhatikan budaya
a. Kompetensi PK I
b. Menjalankan peran advokasi untuk melindungi hak-hak manusia
sebagaimana yang diuraikan dalam kode etik keperawatan Indonesia
(perawat mampu melindungi klien/pasien dari tindakan yang dapat
merugikan baik fisik maupun material)
3. Melaksanakan praktik secara legal
a. Kompetensi PK I
b. Menunjukan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang berlaku terkait
praktik keperawatan / dan kode etik keperawatan
B. Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan
1. Memahami konsep biomedik medikal bedah dasar
2. Melakukan pengkajian data keperawatan medikal bedah dasar tanpa
komplikasi
3. Menganalisa data dan menetapkan diagnosa keperawatan menyusun rencana
asuhan keperawatan yang menggambarkan intervensi pada klien medikal bedah
dasar tanpa komplikasi
4. Melakukan tindakan keperawatan dasar pada 12 sistem tubuh meliputi :
a. Sistem imun
b. Sistem respirasi
c. Sistem kardiovaskuler
d. Sistem hematologi
e. Sistem sensori
f. Sistem neurologi
g. Sistem pencernaan
h. Sistem muskuloskletal
i. Sistem urinaria
j. Sistem endokrin
k. Sistem integumen
l. Sistem reproduksi
Dengan kegiatan sebagai berikut :

121
a. Membantu klien memenuhi kebutuhan dasarnya
b. Melakukan observasi
c. Melakukan pendidikan kesehatan
d. Melakukan persiapan pemeriksaan diagnostik
e. Melakukan tindakan keperawatan pada klien pre dan post operasi kecil
f. Melakukan tindakan kolaborasi
g. Melakukan dokumentasi keperawatan
5. Menggunakan komunikasi terapeutik
6. Membimbing PK I
(rincian tindakan kep dasar medikal bedah terlampir)
C. Pengembangan Profesional
1. Melaksanakan upaya peningkatan profesional dalam praktek keperawatan
a. Kompetensi PK I
b. Meningkatkan dan menjaga citra keperawatan professional
c. Memberikan kontribusi untuk pengembangan praktik keperawatan
profesional
2. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggungjawab profesi
a. Kompetensi PK II
b. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing/mentor bagi PK II
4.6.3. Perawat Klinik III (Medikal Bedah)
A. Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya
1. Menunjukan perilaku bertanggunggugat terhadap praktik profesional
Kompetensi PK II
2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan
Indonesia dan memperhatikan budaya
a. Kompetensi PK II
b. Melibatkan diri secara aktif dalam pembuatan keputusan etik secara
efektif (perawat bertanggungjawab secara moral untuk mengambil
keputusan yang baik dan menolak keputusan yang buruk dari teman
sejawat dan tenaga kesehatan lain)
c. Mengambil keputusan etik dan menentukan prioritas dalam kondisi
perang, tindak kekerasan, konflik dan situasi bencana alam (perawat
bertanggungjawab secara moral untuk mengambil keputusan yang
baik dan menolak keputusan yang buruk dari teman sejawat dan
tenaga kesehatan lain dalam situasi gawat darurat)
3. Melaksanakan praktik secara legal
Kompetensi PK II
B. Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan
1. Memahami konsep biomedik medikal bedah lanjutan
2. Melakukan pengkajian keperawatan kepada klien medikal bedah dengan
resiko/komplikasi pada 12 sistem tubuh secara mandiri
3. Menganalisa data, menetapkan diagnosa keperawatan
4. Menyusun rencana asuhan keperawatan yang menggambarkan intervensi
pada klien medikal bedah dengan resiko/ komplikasi pada 12 sistem tubuh
5. Melakukan tindakan keperawatan pada klien medikal bedah dengan
komplikasi pada 12 sistem tubuh dengan kegiatan sebagai berikut :

121
a. Melakukan observasi
b. Melakukan pendidikan kesehatan
c. Melakukan persiapan pemeriksaan diagnostik
d. Mengelola askep perioperatif mencakup keperawatanpra bedah, intra
bedah dan pasca bedah sedang
e. Melakukan tindakan kolaborasi
f. Melakukan rujukan keperawatan
g. Memberikan konseling
h. Melakukan dokumentasi keperawatan
6. Menggunakan komunikasi terapeutik
7. Membimbing PK II dan peserta didik
8. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
C. Pengembangan Profesional
1. Melaksanakan upaya peningkatan profesional dalam praktik keperawatan
a. Kompetensi PK III
b. Menggunakan bukti yang absah dalam mengevaluasi mutu praktik
keperawatan
c. Berpartisipasi dalam meningkatkan mutu prosedur penjamin mutu
2. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggungjawab profesi
a. Kompetensi PK III
b. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing/mentor bagi PK III
c. Menunujukkan tanggungjawab untuk pembelajaran seumur hidup dan
mempertahankan kompetensi
d. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing/mentor bagi PK
e. Memberikan kontribusi pada pengembangan pendidikan dan
profesional peserta didik
f. Menunjukkan peran sebagai pembimbing/mentor yang efektif
4.6.4. Perawat Klinik IV (Medikal Bedah)
A. Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya
1. Menunjukan perilaku bertanggunggugat terhadap praktik profesional
Kompetensi PK III
2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan
Indonesia dan mempertahankan budaya Kompetensi PK III
3. Melaksanakan praktik secara legal
Kompetensi PK III
B. Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan
1. Memahami konsep biomedik medikal bedah spesifik
2. Dapat melakukan asuhan keperawatan medikal bedah atau sub spesialisasi
secara mandiri pada salah satu sistem
a. Sistem imunisasi
b. Sistem respirasi
c. Sistem kardiovaskuler
d. Sistem hematologi
e. Sistem sensori
f. Sistem neurologi
g. Sistem pencernaan
h. Sistem muskuloskletal
i. Sistem urinaria
j. Sistem endokrin

121
k. Sistem integumen
l. Sistem reproduksi
3. Bertindak sebagai pembimbing pada jenjang PK III sesuai dengan
kekhususannya
4. Bertindak sebagai pendidik bagi pasien, keluarga, sesama teman dan peserta
didik
5. Melakukan kolaborasi dengan profesi lain
6. Menggunakan komunikasi terapeutik
7. Mampu sebagai konselor dalam bidang medikal bedah khusus
8. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan mengidentifikasi hal-hal yang
perlu diteliti lebih lanjut
C. Pengembangan Profesional
1. Melaksanakan upaya peningkatan profesional dalam praktik keperawatan
Kompetensi PK III
2. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggungjawab profesi
a. Kompetensi PK III
b. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing/mentor bagi PK III
4.6.5. Perawat Klinik V (Medikal Bedah)
A. Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya
1. Menunjukan perilaku bertanggunggugat terhadap praktik profesional
Kompetensi PK IV
2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan
Indonesia dan mempertahankan budaya Kompetensi PK IV
3. Melaksanakan praktik secara legal

B. Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan


1. Memberikan asuhan keperawatan khusus atau sub spesialisasi dalam
lingkup medikal bedah
2. Melakukan tindakan keperawatan khusus atau sub spesialisasi dengan
keputusan secara mandiri
3. Melakukan bimbingan bagi PK IV
4. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan
5. Melakukan kolaborasi dengan profesi lain
6. Melakukan konseling
7. Melakukan pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarga
8. Menggunakan komunikasi terapeutik
9. Membimbing peserta didik keperawatan
10.Berperan sebagai konsultan dalam lingkup bidangnya
11.Berperan sebagai peneliti
C. Pengembangan Profesional
1. Melaksanakan upaya peningkatan profesional dalam praktik keperawatan
Kompetensi PK IV
2. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggungjawab profesi
a. Kompetensi PK IV
b. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing/mentor bagi PK IV
4.7 KOMPETENSI PERAWAT KLINIK MATERNITAS
4.7.1.Perawat Klinik I (Maternitas)
A. Praktik professional, etis, legal dan peka budaya

121
1. Menunjukkan perilaku bertanggunggugat terhadap praktik professional
a. Bertanggung gugat dan bertanggungjawab terhadap keputusan dan
tindakan professional (perawat dapat menjelaskan alasan secara ilmiah
pada setiap tindakan yang dilakukan)
b. Mengenal batas peran dan kompetensi diri (perawat mengetahui batas
kemampuannya sehingga tidak melakukan tindakan diluar batas
kemampuannya)
c. Merujuk atau mengkonsultasikan pada yang lebih ahli (merujuk kepada
perawat dengan kompetensi lebih tinggi/tingkat kepakarannya)
2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan
Indonesia dan memperhatikan budaya
a. Menghormati hak privasi klien/pasien misalnya : memisahkan antara
pasien laki-laki dan perempuan
b. Menghormati hak klien/pasien untuk memperoleh informasi (perawat
dapat member penjelasan tentang hak-hak klien/pasien)
c. Menjamin kerahasiaan dan keamanan informasi tentang status kesehatan
klien/pasien (perawat tidak menyebarkan informasi tentang klien/pasien
kepada yang tidak berhak)
d. Mengembangkan praktik keperawatan untuk dapat memenuhi rasa aman
dan menghargai martabat klien/pasien
e. Memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan budaya pasien
(perawat memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan adat
istiadat dan budaya klien/pasien)
3. Melaksanakan praktik secara legal
a. Melaksanakan praktik sesuai kebijakan local dan nasional
b. Menunjukan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang berlaku terkait
praktik keperawatan / dankode etik keperawatan
B. Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan
1. Menerapkan prinsip-prinsip pokok dalam pemberian dan manajemen
asuhan keperawatan
2. Melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam pelayanan keperawatan
3. Melaksanakan ASUHAN KEPERAWATAN DASAR
a. Melaksanakan pengkajian keperawatan
b. Melakukan analisa data
c. Menetapkan diagnosa keperawatan
d. Merumuskan rencana keperawatan dengan fokus pada
upayastimulasi tumbuh kembang
e. Melaksanakan tindakan keperawatan
1) Memberikan pendidiksn kesehatan
2) Melakukan observasi
3) Pemenuhan kebutuhan dasar
a) Kebutuhan bernafas
b) Kebutuhan makan minum yang seimbang
c) Kebutuhan eliminasi urin
d) Kebutuhan eliminasi fecal

121
e) Kebutuhan mobilisasi dan mempertahankan posisi tubuh
f) Kebutuhan istirahat dan tidur
g) Memilih dan memakai pakaian yang sesuai situasi dan
kondisi
h) Kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal
i) Memenuhi kebersihan tubuh dan penampilan tubuh
j) Menghindari bahaya dari lingkunagan dan cidera
k) Kebutuhan komunikasi
l) Kebutuhan spiritual
m) Kebutuhan aktifitas bekerja
n) Kebutuhan rekreasi
o) Kebutuhan belajar
p) Pemberian obat
q) Mempertahankan teknik bersih dan posisi tubuh steril
r) Perawatan luka
4) Merujuk atau mengkonsultasikan pada yang lebih kompeten
a) Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
b) Mendokumentasikan asuhan keperawatan sebagai bukti
tanggungjawab dan tanggung gugat atas praktik
4. Menggunakan komunikasi terapeutik dan hubungan interpersonal dalam
pemberian pelayanan/asuhan keperawatan
5. Mempergunakan hubungan interpersonal dalam pelayanan
keperawatan/kesehatan

C. Pengembangan Profesional
1. Melaksanakan upaya peningkatan professional dalam praktik keperawatan
a. Menggunakan hasil riset dalam praktek keperawatan
2. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggungjawab profesi
a. Mengevaluasi kinerja praktik diri sendiri
b. Melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan ilmiah keperawatan
4.7.2. Perawat Klinik II (Maternitas)
A. Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya
1. Menunujukan perilaku bertanggunggugat terhadap praktik profesional
Kompetensi PK I
2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan
Indonesia dan memperhatikan budaya
a. Kompetensi PK I
b. Menjalankan peran advokasi untuk melindungi hak-hak manusia
sebagaimana yang diuraikan dalam kode etik keperawatan Indonesia
(perawat mampu melindungi klien/pasien dari tindakan yang dapat
merugikan baik fisik maupun material)
3. Melaksanakan praktik secara legal
a. Kompetensi PK I
b. Menunjukan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang berlaku
terkait praktik keperawatan / dan kode etik keperawatan

121
B. Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan
1. Kompetensi PK I
2. Memahami konsep maternitas dan gangguan sistem reproduksi
3. Mengumpulkan data
4. Menganalisa data dan menetapkan diagnosa keperawatan
5. Menyusun rencana keperawatan yang menggambarkan intervensi pada
klien maternitas tanpa komplikasi
6. Menolong persalinan dengan pengawasan terbatas
7. Melakukan tindakan keperawatan dasar dalam lingkup keperawatan
maternitas TANPA KOMPLIKASI dari perawat klinik yang lebih tinggi
pada : Prenatal,Intranatal,Postnatal,Gangguan kehamilan,Gangguan sistem
reproduksidengan kegiatan sebagai berikut:
a. Membantu klien / pasien memenuhi kebutuhan dasarnya
b. Melakukan observasi
c. Mempersiapkan klien menghadapi persalinan normal
d. Mengelola bayi segera setelah lahir
e. Mengelola bayi baru lahir
f. Melakukan persiapan pemeriksaan diagnostik
g. Melakukan tindakan keperawatan pada klien pre dan post operasi
h. Mengelola pelayanan KB
i. Melakukan rujukan dan kolaborasi
j. Melakukan advokasi bagi klien/pasien dan keluarga
k. Memberikan masukan / rekomendasi pada tim kesehatan tentang
tindakan prevensi infeksi nosokomial
l. Melakukan evaluasi
m. Melakukan pendidikan kesehatan
n. Melakukan dokumentasi keperawatan
o. Membimbing PK I
C. Pengembangan Profesional
1. Melaksanakan upaya peningkatan profesional dalam praktek keperawatan
a. Kompetensi PK II
b. Meningkatkan dan menjaga citra keperawatan professional
c. Memberikan kontribusi untuk pengembangan praktik keperawatan
profesional
2. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggungjawab profesi
a. Kompetensi PK II
b. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing/mentor bagi PK II
4.7.3. Perawat Klinik III (Maternitas)
A. Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya
1. Menunjukan perilaku bertanggunggugat terhadap praktik profesional
a. Kompetensi PK II
2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan
Indonesia dan memperhatikan budaya
a. Kompetensi PK II

121
b. Melibatkan diri secara aktif dalam pembuatan keputusan etik secara
efektif (perawat bertanggungjawab secara moral untuk mengambil
keputusan yang baik dan menolak keputusan yang buruk dari teman
sejawat dan tenaga kesehatan lain)
c. Mengambil keputusan etik dan menentukan prioritas dalam kondisi
perang, tindak kekerasan, konflik dan situasi bencana alam (perawat
bertanggungjawab secara moral untuk mengambil keputusan yang
baik dan menolak keputusan yang buruk dari teman sejawat dan
tenaga kesehatan lain dalam situasi gawat darurat)
3. Melaksanakan praktik secara legal
a. Kompetensi PK II
B. Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan
1. Kompetensi PK II
2. Melakukan tindakan keperawatan dasar dalam lingkup keperawatan
maternitas DENGAN KOMPLIKASI dari perawat klinik yang lebih tinggi
pada :Prenatal,Intranatal,Postnatal,Gangguan kehamilan,Gangguan sistem
reproduksi,dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Membantu klien atau pasien memenuhi kebutuhan dasarnya
b. Melakukan observasi
c. Mempersiapkan klien menghadapi persalinan normal
d. Menolong persalinan normal
e. Mengelola bayi segera setelah lahir dari ibu yang mengalami
komplikasi
f. Mengelola bayi baru lahir yang mengalami komplikasi
g. Melakukan persiapan pemeriksaan diagnostik
h. Melakukan tindakan keperawatan pada klien pre dan post operasi
i. Mengelola pelayanan KB
j. Melakukan rujukan dan kolaborasi
k. Melakukan advokasi bagi klien/pasien dan keluarga
l. Memberikan masukan / rekomendasi pada tim kesehatan tentang
tindakan prevensi infeksi nosokomial dan modifikasi lingkungan yang
mendukung
3. Melakukan evaluasi
4. Melakukan pendidikan kesehatan
5. Melakukan dokumentasi keperawatan
6. Membimbing PK II
7. Melakukan tindakan keperawatan khusus dengan resiko
8. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
C. Pengembangan Profesional
1. Melaksanakan upaya peningkatan profesional dalam praktik keperawatan
a. Kompetensi PK III
b. Menggunakan bukti yang absah dalam mengevaluasi mutu praktik
keperawatan
c. Berpartisipasi dalam meningkatkan mutu prosedur penjamin mutu
2. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggungjawab profesi
a. Kompetensi PK III

121
b. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing/mentor bagi PK III
c. Menunujukkan tanggungjawab untuk pembelajaran seumur hidup dan
mempertahankan kompetensi
d. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing/mentor bagi PK
e. Memberikan kontribusi pada pengembangan pendidikan dan profesional
peserta didik
f. Menunjukkan peran sebagai pembimbing/mentor yang efektif
4.7.4. Perawat Klinik IV (Maternitas)
A. Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya
1. Menunjukan perlaku bertanggunggugat terhadap praktik profesional
Kompetensi PK III
2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan
Indonesia dan mempertahankan budaya Kompetensi PK III
3. Melaksanakan praktik secara legal
Kompetensi PK III
B. Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan
1. Kompetensi PK III
2. Memberikan asuhan keperawatan khusus atau sub spesialisasi dalam
lingkup maternitas a.l.: Infertilitas, Endokrin, Onkologi:
a. Melakukan tindakan keperawatan khusus atau sub spesialisasi dengan
keputusan secara mandiri
b. Melakukan kolaborasi demgan profesi lain
c. Melakukan konseling kepada pasien dalam bidang kesehatan wanita
d. Melakukan pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarga
3. Membimbing peserta didik keperawatan
4. Menjadi konsultan dalam keperawatan maternitas
5. Melakukan penelitian dalam kelompok
6. Mengembangkan berbagai program terkait dengan keperawatan maternitas
7. Menerapkan model konsep perawatan maternitas
8. Bertindak sebagai pembimbing pada jenjang PK III
C. Pengembangan Profesional
1. Melaksanakan upaya peningkatan profesional dalam praktik keperawatan
Kompetensi PK III
2. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggungjawab profesi
a. Kompetensi PK III
b. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing/mentor bagi PK III
4.7.5. Perawat Klinik V (Maternitas)
A. Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya
1. Menunjukan perlaku bertanggunggugat terhadap praktik profesional
Kompetensi PK IV
2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan
Indonesia dan mempertahankan budaya
Kompetensi PK IV
3. Melaksanakan praktik secara legal
B. Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan
1. Kompetensi PK IV

121
2. Memberikan asuhan keperawatan khusus atau sub spesialisasi dalam
lingkup maternitas a.l.: Infertilitas, Endokrin, Onkologi:
a. Melakukan tindakan keperawatan khusus atau sub spesialisasi dengan
keputusan secara mandiri
b. Melakukan kolaborasi demgan profesi lain
c. Melakukan konseling kepada pasien dalam bidang kesehatan wanita
d. Melakukan pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarga
1) Membimbing peserta didik keperawatan
2) Menjadi konsultan dalam keperawatan maternitas
3) Melakukan penelitian dalam kelompok
4) Mengembangkan berbagai program terkait dengan keperawatan
maternitas
5) Berperan sebagai peneliti
6) Melakukan bimbingan bagi PK IV
C. Pengembangan Profesional
1. Melaksanakan upaya peningkatan profesional dalam praktik keperawatan
Kompetensi PK IV
2. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggungjawab profesi
a. Kompetensi PK IV
b. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing/mentor bagi PK IV

4.8 KOMPETENSI PERAWAT KLINIK ANAK


4.8.1. Perawat Klinik I (Anak)
A. Praktik professional, etis, legal dan peka budaya
1. Menunjukkan perilaku bertanggunggugat terhadap praktik professional
a. Bertanggung gugat dan bertanggungjawab terhadap keputusan dan
tindakan professional (perawat dapat menjelaskan alasan secara ilmiah
pada setiap tindakan yang dilakukan)
b. Mengenal batas peran dan kompetensi diri (perawat mengetahui batas
kemampuannya sehingga tidak melakukan tindakan diluar batas
kemampuannya)
c. Merujuk atau mengkonsultasikan pada yang lebih ahli (merujuk kepada
perawat dengan kompetensi lebih tinggi/tingkat kepakarannya)
2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan
Indonesia dan memperhatikan budaya
a. Menghormati hak privasi klien/pasien misalnya : memisahkan antara
pasien laki-laki dan perempuan
b. Menghormati hak klien/pasien untuk memperoleh informasi (perawat
dapat memberi penjelasan tentang hak-hak klien/pasien)

121
c. Menjamin kerahasiaan dan keamanan informasi tentang status kesehatan
klien/pasien (perawat tidak menyebarkan informasi tentang klien/pasien
kepada yang tidak berhak)
d. Mengembangkan praktik keperawatan untuk dapat memenuhi rasa aman
dan menghargai martabat klien/pasien
e. Memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan budaya pasien
(perawat memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan adat
istiadat dan budaya klien/pasien)
3. Melaksanakan praktik secara legal
a. Melaksanakan praktik sesuai kebijakan local dan nasional
b. Menunjukan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang berlaku terkait
praktik keperawatan / dankode etik keperawatan
B. Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan
1. Menerapkan prinsip-prinsip pokok dalam pemberian dan manajemen
asuhan keperawatan
2. Melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam pelayanan keperawatan
3. Melaksanakan asuhan keperawatan dasar dengan bimbingan penuh dari PK
II
a. Melakukan pengkajian keperawatan
b. Melakukan analisa data
c. Menetapkan diagnosa keperawatan
d. Merumuskan rencana keperawatan dengan focus pada upaya stimulasi
tumbuh kembang
e. Melaksanakan tindakan keperawatan
1) Memberikan pendidiksn kesehatan
2) Melakukan observasi
3) Pemenuhan kebutuhan dasar
a) Kebutuhan bernafas
b) Kebutuhan makan minum yang seimbang
c) Kebutuhan eliminasi urin
d) Kebutuhan eliminasi fecal
e) Kebutuhan mobilisasi dan mempertahankan posisi tubuh
f) Kebutuhan istirahat dan tidur
g) Memilih dan memakai pakaian yang sesuai situasi dan kondisi
h) Kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal
i) Memenuhi kebersihan tubuh dan penampilan tubuh
j) Menghindari bahaya dari lingkunagan dan cidera
k) Kebutuhan komunikasi
l) Kebutuhan spiritual
m) Kebutuhan aktifitas bekerja
n) Kebutuhan rekreasi
o) Kebutuhan belajar
p) Pemberian obat
q) Mempertahankan teknik bersih dan posisi tubuh steril
r) Perawatan luka
4. Merujuk atau mengkonsultasikan pada yang lebih kompeten
a) Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan

121
b) Mendokumentasikan asuhan keperawatan sebagai bukti
tanggungjawab dan tanggung gugat atas praktik
4. Menggunakan komunikasi terapeutik dan hubungan interpersonal dalam
pemberian pelayanan/asuhan keperawatan
5.Mempergunakan hubungan interpersonal dalam pelayanan
keperawatan/kesehatan
C. Pengembangan Profesional
1. Melaksanakan upaya peningkatan professional dalam praktik keperawatan
2. Menggunakan hasil riset dalam praktek keperawatan
3. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggungjawab profesi
4. Mengevaluasi kinerja praktik diri sendiri
5. Melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan ilmiah keperawatan
4.8.2 Perawat Klinik II (Anak)
A. Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya
1. Menunujukan perilaku bertanggunggugat terhadap praktik profesional
a. Kompetensi PK I
2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan
Indonesia dan memperhatikan budaya
a. Kompetensi PK I
b. Menjalankan peran advokasi untuk melindungi hak-hak manusia
sebagaimana yang diuraikan dalam kode etik keperawatan Indonesia
(perawat mampu melindungi klien/pasien dari tindakan yang dapat
merugikan baik fisik maupun material)
3. Melaksanakan praktik secara legal
a. Kompetensi PK I
b. Menunjukan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang berlaku terkait
praktik keperawatan / dan kode etik keperawatan

B. Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan


1. Menerapkan prinsip-prinsip pokok dalam pemberian dan manajemen asuhan
keperawatan
2. Melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam pelayanan keperawatan
3. Memberikan asuhan keperawatan dasar pada anak sehat dengan bimbingan
dari PK III
a. Melakukan pengkajian dengan fokus pada pemeriksaan tumbuh kembang
b. Melakukan analisa data
c. Menetapkan diagnosa keperawatan
d. Merumuskan rencana keperawatan dengan fokus pada upaya stimulasi
tumbuh kembang
e. Melaksanakan tindakan keperawatan:
1) Memberikan pendidikan kesehatan
2) Melakukan observasi
3) Memenuhi kebutuhan dasar (fisiologis)
4) Merujuk / mengkonsultasikan pada yang lebih kompeten
f. Melakukan evaluasi

121
g. Mendokumentasikan asuhan keperawatan sebagai bukti tanggung jawab
dan tanggung gugat atas praktik
4. Memberikan asuhan keperawatan dasarpada anak dengan kasus infeksi/non
infeksi/bedah, neonatus sakit, dengan bimbingan PK III:
a. Melakuakan pengkajian
b. Melakukan analisa data
c. Menetapkan diagnosa keperawatan
d. Merencanakan asuhan keperawatan
e. Melaksanakan tindakan keperawatan :
1) Memenuhi kebutuhan nutrisi/cairan : oral, parenteral, enteral, TPN
2) Memenuhi kebutuhan eliminasi : bab, bak, kateterasi
3) Memenuhi kebutuhan oksigen kanule, masker, ‘head box’
4) Memenuhi aktifitasi / istirahat : bermain
5) Memberikan obat oral, parenteral, topical
6) Melakukan pendidikan kesehatan
7) Melaksanakan prosedur pencegahan infeksi nosokomial
8) Melakukan rujukan pada tenaga kesehatan lain yang lebih kompeten
f. Melakukan evaluasi
g. Melakukan dokumentasi sebagai bukti tanggung jawab dan tanggung
gugat
5. Menggunakan komunikasi terapeutik dan hubungan inter personal dalam
pemberian pelayanan/ asuhan keperawatan
6. Menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang aman
7. Mempergunakan hubungan interpersonal dalam pelayanan keperawatan/
kesehatan
8. Mempergunakan delegasi dan supervisi dalam pelayanan asuhan
keperawatan
C. Pengembangan Profesional
1. Melaksanakan upaya peningkatan profesional dalam praktek keperawatan
a. Kompetensi PK II
b. Meningkatkan dan menjaga citra keperawatan professional
c. Memberikan kontribusi untuk pengembangan praktik keperawatan
profesional
2. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggungjawab profesi
a. Kompetensi PK II
b. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing/mentor bagi PK II
4.8.3. Perawat Klinik III (Anak)
A. Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya
1. Menunjukan perilaku bertanggunggugat terhadap praktik profesional
a. Kompetensi PK II
2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan
Indonesia dan memperhatikan budaya
a. Kompetensi PK II
b. Melibatkan diri secara aktif dalam pembuatan keputusan etik secara
efektif (perawat bertanggungjawab secara moral untuk mengambil
keputusan yang baik dan menolak keputusan yang buruk dari teman
sejawat dan tenaga kesehatan lain)

121
c. Mengambil keputusan etik dan menentukan prioritas dalam kondisi
perang, tindak kekerasan, konflik dan situasi bencana alam (perawat
bertanggungjawab secara moral untuk mengambil keputusan yang
baik dan menolak keputusan yang buruk dari teman sejawat dan
tenaga kesehatan lain dalam situasi gawat darurat)
3. Melaksanakan praktik secara legal
a. Kompetensi PK II

B. Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan


1. Menerapkan prinsip-prinsip pokok dalam pemberian dan manajemen
asuhan keperawatan
2. Melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam pelayanan keperawatan
3. Memberikan asuhan keperawatan dasar kepada anak dengan kasus
infeksi/non infeksi/bedah/neonatus sakit secara mandiri
a. Melakukan pengkajian
b. Melakukan analisa data
c. Menetapkan diagnosa keperawatan
d. Merencanakan asuhan keperawatan
e. Melaksanakan tindakan keperawatan:
1) Memenuhi kebutuhan nutrisi/cairan : oral, parenteral, enteral, TPN
2) Memenuhi kebutuhan eliminasi : bab, bak, kateterasi
3) Memenuhi kebutuhan oksigen kanule, masker, ‘head box’
4) Memenuhi aktifitasi / istirahat : bermain\
5) Memenuhi kebutuhan istirahat tidur
6) Memberikan obat oral, parenteral, topical
7) Melakukan pendidikan kesehatan
8) Melaksanakan prosedur pencegahan infeksi nosokomial
9) Melakukan rujukan pada tenaga kesehatan lain yang lebih kompeten
f. Melakukan evaluasi
g. Mendokumentasikan sebagai bukti tanggung jawab dan tanggung gugat
4. Menggunakan komunikasi terapeutik dan hubungan inter personal dalam
pemberian pelayanan/ asuhan keperawatan
5. Menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang aman
6. Mempergunakan hubungan interpersonal dalam pelayanan keperawatan/
kesehatan
7. Mempergunakan delegasi dan supervisi dalam pelayanan asuhan
keperawatan
C. Pengembangan Profesional
1. Melaksanakan upaya peningkatan profesional dalam praktik keperawatan
a. Kompetensi PK III
b. Menggunakan bukti yang absah dalam mengevaluasi mutu praktik
keperawatan
c. Berpartisipasi dalam meningkatkan mutu prosedur penjamin mutu
2. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggungjawab profesi
a. Kompetensi PK III
b. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing/mentor bagi PK III
c. Menunujukkan tanggungjawab untuk pembelajaran seumur hidup dan
mempertahankan kompetensi

121
d. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing/mentor bagi PK
a) Memberikan kontribusi pada pengembangan pendidikan dan
profesional peserta didik
b) Menunjukkan peran sebagai pembimbing/mentor yang efektif

4.8.4. Perawat Klinik IV (Anak)


A. Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya
a. Menunjukan perlaku bertanggunggugat terhadap praktik profesional
Kompetensi PK III
b. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan
Indonesia dan mempertahankan budaya Kompetensi PK III
c. Melaksanakan praktik secara legal
Kompetensi PK III
B. Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan
1. Menerapkan prinsip-prinsip pokok dalam pemberian dan manajemen
asuhan keperawatan
2. Melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam pelayanan keperawatan
3. Memberikan asuhan keperawatan dasar kepada anak dengan kasus
infeksi/non infeksi/bedah/neonatus sakit secara mandiri
a. Melakukan pengkajian
b. Melakukan analisa data
c. Menetapkan diagnosa keperawatan
d. Merencanakan asuhan keperawatan
e. Melaksanakan tindakan keperawatan:
1) Memenuhi kebutuhan nutrisi/cairan : oral, parenteral, enteral, TPN
2) Memenuhi kebutuhan eliminasi : bab, bak, kateterasi
3) Memenuhi kebutuhan oksigen kanule, masker, ‘head box’
4) Memenuhi aktifitasi / istirahat : bermain
5) Memenuhi kebutuhan istirahat tidur
6) Memberikan obat oral, parenteral, topical
7) Melakukan pendidikan kesehatan
8) Melaksanakan prosedur pencegahan infeksi nosokomial
9) Melakukan rujukan pada tenaga kesehatan lain yang lebih kompeten
f. Melakukan evaluasi
g. Mendokumentasikan sebagai bukti tanggung jawab dan tanggung gugat
4. Menggunakan komunikasi terapeutik dan hubungan inter personal dalam
pemberian pelayanan/ asuhan keperawatan
5. Menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang aman
6. Mempergunakan hubungan interpersonal dalam pelayanan keperawatan/
kesehatan
7. Mempergunakan delegasi dan supervisi dalam pelayanan asuhan
keperawatan
C. Pengembangan Profesional
1. Melaksanakan upaya peningkatan profesional dalam praktik keperawatan
Kompetensi PK III
2. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggungjawab profesi

121
a. Kompetensi PK III
b. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing/mentor bagi PK III

4.9 KOMPETENSI PERAWAT KLINIK GAWAT DARURAT


4.9.1 Perawat Klinik I (Gawat Darurat)
A. Praktik professional, etis, legal dan peka budaya
1. Menunjukkan perilaku bertanggunggugat terhadap praktik professional
a. Bertanggung gugat dan bertanggungjawab terhadap keputusan dan
tindakan professional (perawat dapat menjelaskan alasan secara ilmiah
pada setiap tindakan yang dilakukan)
b. Mengenal batas peran dan kompetensi diri (perawat mengetahui batas
kemampuannya sehingga tidak melakukan tindakan diluar batas
kemampuannya)
c. Merujuk atau mengkonsultasikan pada yang lebih ahli (merujuk kepada
perawat dengan kompetensi lebih tinggi/tingkat kepakarannya)
2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan
Indonesia dan memperhatikan budaya
a. Menghormati hak privasi klien/pasien misalnya : memisahkan antara
pasien laki-laki dan perempuan
b. Menghormati hak klien/pasien untuk memperoleh informasi (perawat
dapat member penjelasan tentang hak-hak klien/pasien)
c. Menjamin kerahasiaan dan keamanan informasi tentang status
kesehatan klien/pasien (perawat tidak menyebarkan informasi tentang
klien/pasien kepada yang tidak berhak)
d. Mengembangkan praktik keperawatan untuk dapat memenuhi rasa
aman dan menghargai martabat klien/pasien
e. Memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan budaya
pasien (perawat memberikan asuhan keperawatan dengan
memperhatikan adat istiadat dan budaya klien/pasien)
3. Melaksanakan praktik secara legal
a. Melaksanakan praktik sesuai kebijakan local dan nasional
b. Menunjukan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang berlaku terkait
praktik keperawatan / dankode etik keperawatan
B. Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan
1. Menerapkan prinsip-prinsip pokok dalam pemberian dan manajemen
asuhan keperawatan
2. Melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam pelayanan keperawatan
3. Melaksanakan asuhan keperawatan dasar dengan bimbingan penuh dari
PK II
a. Melakukan pengkajian keperawatan
b. Melakukan analisa data
c. Menetapkan diagnosa keperawatan

121
d. Merumuskan rencana keperawatan dengan fokus pada upaya stimulasi
tumbuh kembang
e. Melaksanakan tindakan keperawatan
1) Memberikan pendidiksn kesehatan
2) Melakukan observasi
3) Pemenuhan kebutuhan dasar
a) Kebutuhan bernafas
b) Kebutuhan makan minum yang seimbang
c) Kebutuhan eliminasi urin
d) Kebutuhan eliminasi fecal
e) Kebutuhan mobilisasi dan mempertahankan posisi tubuh
f) Kebutuhan istirahat dan tidur
g) Memilih dan memakai pakaian yang sesuai situasi dan kondisi
h) Kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal
i) Memenuhi kebersihan tubuh dan penampilan tubuh
j) Menghindari bahaya dari lingkunagan dan cidera
k) Kebutuhan komunikasi
l) Kebutuhan spiritual
m) Kebutuhan aktifitas bekerja
n) Kebutuhan rekreasi
o) Kebutuhan belajar
p) Pemberian obat
q) Mempertahankan teknik bersih dan posisi tubuh steril
r) Perawatan luka
4. Merujuk atau mengkonsultasikan pada yang lebih kompeten
a. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
b. Mendokumentasikan asuhan keperawatan sebagai bukti tanggungjawab
dan tanggung gugat atas praktik
5. Menggunakan komunikasi terapeutik dan hubungan interpersonal dalam
pemberian pelayanan/asuhan keperawatan
6. Mempergunakan hubungan interpersonal dalam pelayanan
keperawatan/kesehatan
C. Pengembangan Profesional
1. Melaksanakan upaya peningkatan professional dalam praktik keperawatan
a. Menggunakan hasil riset dalam praktek keperawatan
2. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggungjawab profesi
a. Mengevaluasi kinerja praktik diri sendiri
b. Melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan ilmiah keperawatan
4.9.2 Perawat Klinik II (Gawat Darurat)
A. Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya
1. Menunujukan perilaku bertanggunggugat terhadap praktik profesional
Kompetensi PK I
2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan
Indonesia dan memperhatikan budaya
a. Kompetensi PK I
b. Menjalankan peran advokasi untuk melindungi hak-hak manusia
sebagaimana yang diuraikan dalam kode etik keperawatan Indonesia

121
(perawat mampu melindungi klien/pasien dari tindakan yang dapat
merugikan baik fisik maupun material)
3. Melaksanakan praktik secara legal
a. Kompetensi PK I
b. Menunjukan tindakan yang sesuai dengan regulasi yang berlaku terkait
praktik keperawatan / dan kode etik keperawatan

B. Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan


1. Memahami konsep dasar yang terkait dengan kondisi yang membutuhkan
bantuan hidup dasar dan pertolongan lanjutan :
a. Sistem pelayanan gawat darurat
b. Komunikasi dan manajemen disaster
c. Pertimbangan etik dan legal
2. Melaksanakan asuhan keperawatan gawat darurat melalui pendekatan proses
keperawatan
a. Berdasarkan hasil pengkajian, analisis yang cepat dan tepat dengan
menggunakan prinsip A-B-C-D
b. Mengimplementasikan intervensi keperawatan meliputi bantuan hidup
dasar pada orang dewasa dan pediatrik
1) Resusitasi jantung paru
2) Manajemen pembebasan jalan nafas
c. Mengimplementasikan intervensi keperawatan meliputi bantuan hidup
dasar pada orang dewasa dan pediatrik :
1) Resusitasi jantung paru
2) Manajemen pembebasan jalan nafas
d. Mengevaluasi intervensi keperawatan melalui perkembangan klien
e. Melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan
f. Penanggulangan kondisi kegawat daruratan pre hospital :
1) Shock/renjatan
2) Cidera fisik
3) Cidera tulang
4) Tenggelam
5) Keracunan
6) Luka bakar
7) Nyeri akut/kolic
8) Kedaruratan persalinan
9) Cara meminta bantuan, transportasi dan evaluasi
C. Pengembangan Profesional
1. Melaksanakan upaya peningkatan profesional dalam praktek keperawatan
a. Kompetensi PK II
b. Meningkatkan dan menjaga citra keperawatan professional
c. Memberikan kontribusi untuk pengembangan praktik keperawatan
profesional
2. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggungjawab profesi
a. Kompetensi PK II
b. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing/mentor bagi PK II
4.9.3 Perawat Klinik III (Gawat Darurat)
A. Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya

121
1. Menunjukan perilaku bertanggunggugat terhadap praktik profesional
Kompetensi PK II
2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan
Indonesia dan memperhatikan budaya
a. Kompetensi PK II
b. Melibatkan diri secara aktif dalam pembuatan keputusan etik secara
efektif (perawat bertanggungjawab secara moral untuk mengambil
keputusan yang baik dan menolak keputusan yang buruk dari teman
sejawat dan tenaga kesehatan lain)
c. Mengambil keputusan etik dan menentukan prioritas dalam kondisi
perang, tindak kekerasan, konflik dan situasi bencana alam (perawat
bertanggungjawab secara moral untuk mengambil keputusan yang
baik dan menolak keputusan yang buruk dari teman sejawat dan
tenaga kesehatan lain dalam situasi gawat darurat)
3. Melaksanakan praktik secara legal
Kompetensi PK II
B. Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan
1. Memahami konsep dasar yang terkait dengan kondisi yang membutuhkan
bantuan hidup dasar dan pertolongan lanjutan :
a. Sistem pelayanan kegawatdaruratan medis dan trauma
b. Peran perawat sebagi tim
c. Triage
d. Manajemen keperawatan kegawatdaruratan medis dan trauma
2. Melaksanakan asuhan keperawatan gawat darurat medis lanjut melalui
pendekatan proses keperawatan baik lingkup pre hospital maupun hospital:
a. Berdasarkan hasil pengkajian, analisis yang cepat dan tepat dengan
menggunakan prinsip A-B-C-D
b. Mengimplementasikan intervensi keperawatan meliputi :
1) Kegawatdaruratan medis pada kondisi sakit kepala, kejang dan
encepalopati
2) Kegawatdaruratan medis pada mata, telinga, hidung dan tenggorokan
3) Kegawatdaruratan medis pada kardiovaskuler
4) Kegawatdaruratan medis pada kondisi alergi dan imun
5) Kegawatdaruratan medis pada abdominal dan gastrointestinal
6) Kegawatdaruratan medis pada genitourinary
7) Kegawatdaruratan medis pada mata, telinga, hidung dan tenggorokan
8) Kegawatdaruratan medis pada kardiovaskuler
9) Kegawatdaruratan medis pada kondisi alergi dan imun
10) Kegawatdaruratan medis pada abdominal dan gastrointestinal
11) Kegawatdaruratan medis pada genitourinary
C. Pengembangan Profesional
1. Melaksanakan upaya peningkatan profesional dalam praktik keperawatan
a. Kompetensi PK III
b. Menggunakan bukti yang absah dalam mengevaluasi mutu praktik
keperawatan
c. Berpartisipasi dalam meningkatkan mutu prosedur penjamin mutu

121
2. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggungjawab profesi
a. Kompetensi PK III
b. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing/mentor bagi PK III
c. Menunujukkan tanggungjawab untuk pembelajaran seumur hidup dan
mempertahankan kompetensi
d. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing/mentor bagi PK
e. Memberikan kontribusi pada pengembangan pendidikan dan profesional
peserta didik
f. Menunjukkan peran sebagai pembimbing/mentor yang efektif
4.9.4. Perawat Klinik IV (Gawat Darurat)
A. Praktik profesional, etis, legal dan peka budaya
1. Menunjukan perlaku bertanggunggugat terhadap praktik profesional
Kompetensi PK III
2. Melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan kode etik keperawatan
Indonesia dan mempertahankan budaya Kompetensi PK III
3. Melaksanakan praktik secara legal
Kompetensi PK III
B. Pemberian dan manajemen asuhan keperawatan
1. Memberikan asuhan keperawatan gawat darurat dari sederhana sampai
dengan kompleks
2. Melakukan tindakan keperawatan gawat darurat lanjut secara mandiri
3. Mengelola asuhan keperawatan gawat darurat
a. Managemen disaster
b. Keperawatan gawat darurat
c. Pediatrik/anak
d. Keperawatan gawat darurat kardiovaskuler
e. Keperawatan gawat darurat maternitas
f. Keperawatan gawat darurat psikiatri
4. Melakukan bimbingan bagi PK III
5. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan
6. Melakukan kolaborasi dengan profesi lain
7. Melakukan pendidikan tentang kesehatan bagi pasien, keluarga
8. Membimbing peserta didik keperawatan
9. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
C. Pengembangan Profesional
1. Melaksanakan upaya peningkatan professional dalam praktik keperawatan
Kompetensi PK III
2. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggungjawab profesi
a. Kompetensi PK III
b. Melaksanakan tugas sebagai pembimbing / mentor bagi PK III

121
BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pembinaan dan pengawasan Komite Keperawatan Rumah Sakit adalah suatu proses
penilaian, umpan balik serta perbaikan seluruh kegiatan Komite Keperawatan di Rumah
Sakit secara komprehensif dan berkesinambungan.
Pembinaan dan pengawasan diarahkan pada peningkatan kinerja Komite Keperawatan
dalam rangka menjamin mutu pelayanan keperawatan dan kebidanan serta keselamatan
pasien di Rumah Sakit.
Pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaran Komite Keperawatan Rumah Sakit
minimal mencakup :
1. Dokumen rencana kerja dan anggaran Komite Keperawatan;
2. Dokumen manajemen mutu pelaksanaan Komite Keperawatan;
3. Sistem dan program Kredensial tenaga Keperawatan;
4. Sistem dan program peningkatan mutu profesi; dan
5. Sistem dan program pembinaan etik dan disiplin profesi.
Langkah / strategi pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Komite
Keperawatan Rumah Sakit minimal mencakup:
1. Menetapkan tujuan pembinaan dan pengawasan;
2. Merumuskan lingkup dan sasaran pembinaan dan pengawasan;
3. Membuat jadwal pembinaan dan pengawasan
4. Melakukan pembinaan dan pengawasan melalui kegiatan antara lain:
a. Advokasi, sosialisasi, dan bimbingan teknis;
b. Pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia; dan
c. Monitoring dan evaluasi
5. Memberikan umpan balik hasil pembinaan dan pengawasan;
6. Melakukan perbaikan, peningkatan berdasarkan hasil pembinaan dan evaluasi;
7. Mendokumentasikan selutuh proses dan hasil pembinan dan pengawasan;
8. Merekomendasikan hasil pembinaan dan pengawasan kepada manajemen rumah
sakit.

121
BAB VI
PENUTUP

Petunjuk pelaksanaan (Juklak) implementasi jenjang karir perawat dirumah sakit


disusun sebagai pedoman pelaksanaan, agar seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dengan
baik. Juklak ini dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi yang ada di masing-masing
rumah sakit. Diharapkan kepada tim implementasi jenjang karir di rumah sakit dapat
mempergunakan juklak ini dengan baik dan berkontribusi dalam seluruh proses, sehingga
tujuan akhir dari program ini dapat dicapai dengan efektif dan efisien.

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN JOMBANG,

dr. PUDJI UMBARAN, M.KP


Pembina
NIP. 19680410 200212 1 006

121
DAFTAR PUSTAKA
American Nurses Association (2010). Nursing: Scope and Standards of Practice 2nd
Edition. Silver Spring
College of Nurses of Ontario (2008). National Competencies in The Context Of Entry-
Level Registered Nurse Practice. Ontario
Departemen Kesehatan RI (2006). Pedoman Pengembangan Jenjang Karir Profesional
Perawat. Jakarta
EdCaN (2008). Competency Assesment In Nursing. Australia
Haag-Heitme, Barbara (1999). Clinical Practice Development Using Novice to Expert
Theory. Marryland : An Aspen Publication
Nursing Council of New Zealand (2011). Guidelines for Competence Assesment. NCNZ
PPNI, AIPNI, AIPDIKI (2013). Standar Kompetensi Perawat Indonesia. Jakarta
Shirley Ware Education Center (2002). The Career Ladder Mapping Project. Canada
St. Joseph Hospital (2012). Clinical Career Ladder. Canada
Shapiro (1998). A Career Ladder Based on Benner’s Model. An analysis of expected
outcomes. Pittsburgh

121
DAFTAR LAMPIRAN

Format M.1 : Data Profil Individu Perawat


Format M.2 : Proses Mapping Perawat
Format M.3 : Rekapitulasi Hasil Mapping Perawat
Format PM.1 : Log Book Perawat
Format AK.1 : Permohonan Asesmen Kompetensi
Format AK.2 : Assessmen Mandiri (Self-Assessment)
Format AK.3 : Instrumen Assessmen Kompetensi
Format AK.4 : Pelaksanaan Assessmen Kompetensi
Format AK.5 : Permohonan Banding Assessmen Kompetensi
Format K.1 : Aplikasi Kredensialing Perawat
Format K.2 : White Paper
Format K.3 : Proses Kredensialing
Format PK.1 : Surat Penugasan Klinik
Format P.1 : Uraian Tugas Individu
Format P.2 : Penilaian Kinerja Perawat
Format KT.1 : Surat Usulan dan Rekomendasi
Format 3.1 : Indikator Perawat I
Format 3.2 : Indikator Perawat II
Format 3.3 : Indikator Perawat III

121
RS………………………………………………………..
Form : M.1

DATA PROFIL INDIVIDU PERAWAT


1. Nama Perawat :
……………………………………………………………………………….
2. Jenis Kelamin :
……………………………………………………………………………….
3. Umur :
……………………………………………………………………………….
4. Pendidikan Keperawatan :
……………………………………………………………………….
5. Pangkat/Golongan :
…………………………………………………………………….
6. Area praktik yang sekarang :
…………………………………………………………………….
7. Area praktik yang diminati :
…………………………………………………………………….
8. Sertifikat yang pernah diikuti : (berhubungan dengan praktik keperawatan)

NO Jenis Sertifikasi Tahun Lembaga yang Mengeluarkan


Sertifikat

1.
2.

3.

4.

5.

6.

7. Dst

Jombang, …………/………./20….

Perawat Klinis

(………………………………
…..)

121
121
Form : M.2
PROSES MAPPING PERAWAT TAHUN……………
1. Unit Ruang Rawat : …………………………………………………..
2. Jenis Pelayanan : ………………………………………………….
3. Jumlah Perawat :…………………… orang

Sertifikat
No Nama Usia Pangkat/Gol Lama Pendidikan Area Praktik Kualifikasi Ket.
Jenis Tahun
Kerja Terakhir yang Diminati
1.
2.

3.

Catatan : Jombang, ……………………………2014


PK 0 :…………orang Kepala Ruang
PK I :…………orang
PK II :…………orang (……………………………………....)
PK III :…………orang
PK IV :…………orang
PK V :…………orang
Total :…………orang

Form : M.3

121
REKAPITULASI HASIL MAPPING PERAWAT TAHUN……..

Perawat Sesuai Level


No Unit Ruang Rawat PK 0 PK I PK II PK III PK IV PK V Total Keterangan
1
2

7 dst

Jombang, ……………………………
Bidang Perawatan

(……………………………………....)

121
Form : PM.1

LOG BOOK PERAWAT

PHOTO 3x4

Nama : …………………………………………………………………………………

Unit Kerja : ……………………………………………………………………………….

Kulalifikasi : ………………………………………………………………………………..

No Tanggal Tindakan Keperawatan Waktu Inisial Supervisor

Catatan :
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………
………………………………………………………………………………………………………
………
………………………………………………………………………………………………………
………

121
Form : AK.1
RS…………………………………

PERMOHONAN ASSESSMENT KOMPETENSI


A. Data Pribadi
1.Nama lengkap :
………………………………………………………………….
2.Tempat/ Tanggal Lahir :
………………………………………………………………….
3.Jenis Kelamin : ………………………………..
……………………………….
4.Kebangsaan :
………………………………………………………………….
5.Strata Pendidikan
Keperawatan Terakir : …………………….………
(tahun…………………………)
6.Kualifiksasi : PK 0/ PK I/ PK II/ PK III/ PK IV/ PK V
7.Pekerjaan :
………………………………………………………………….
8.Alamat Tempat Kerja : ……………………..
………………………………………….
Alamat Rumah : ………………………….
…………………………………….
No Telepon/ Fax/ Email :
………………………………………………………………….

B. Data Permohononan Assessment


1.Tujuan assessment : RPL Pencapaian
Kompetensi

RCC/Kenaikan Sertifikasi
tingkat

Lain-lain :………………………………………………………………………

74
Unit Kluster Lain-lain :…………..
2. Skema Sertifikasi :
Situasi nyata/ tempat
Simulasi kerja
3.Kontek Assessment :

Lain-lain :………………………………………………………………………

Standar Kompetensi Kompetensi kunci


4. Acuan Pembanding :

SOP Lain-lain :…………..

C. Daftar Kompetensi
Cantumkan kompetensi yang dianjurkan untuk dilakukan assessmen, dapat berupa unit
kompetensi kluster (kelompok) maupun tunggal :

Keterangan
No Kode Unit Judul Unit (Standar Khusus/ Nasional/
Internasional)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11 dst

D. Kompetensi dan Bukti Pendukung


Cantumkan bukti-bukti yang telah dimiliki untuk setiap kompetensi.

75
No Kompetensi Bukti yang Paling Sesuai Kesesuaian Bukti Assessment
yang Diusulkan Mencakup Jenis dan (Diisi oleh Asesor : Lanjut
Kode Valid Asli, Terkini, (Diisi oleh Asesor)
Memadai (V, A, T, M))
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 dst
Catatan:
Jenis bukti : Ijazah, sertifikat, log book, uraian tugas, pengalaman magang, kerja
praktik, penilaian kinerja, dll.

E. Rekomendasi

Rekomendasi: Perawat klinik:

Nama :
……………………………………….

Tanda tangan/
Tanggal :
………………………………………

Catatan : Asesor:

Nama :
……………………………………….

76
No Reg :
……………………………………….

Tanda tangan/
Tanggal :
………………………………………

Form : AK.2
RS…………………………………

ASSESSMEN MANDIRI
(SELF – ASSESSMENT)

Nama Perawat : ………………………………………………………………………..


Kualifikasi : PK 0/ I/ II/ III/ IV/ V
Nama Asesor : 1. …………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………
Tanggal/ Waktu : ……………………………..……………………………………..
Tempat : …………………………………..………………………………..
Lakukan menilai diri sendiri terhadap kompetensi yang akan dilakukan assessmen
dan sertakan bukti-buktinya.
Jenis Kompetensi :
Tunggal Kelompok
Judul Kompetensi : ……………….
…………………………………………………………………………..

77
Penilaian
Kompeten Belum
Komponen Assessmen Mandiri Bukti -
Kompeten
Bukti
A. Elemen/ Kompetensi 1 :
…………………………………………………
………………………………………………..
KUK/ Elemen :
1.1………………………………………………
1.2……………………………………………..
1.3………………………………………………
B. Elemen/ Kompetensi 2 :
………………………………………………..
………………………………………………..
2.1………………………………………………
2.2………………………………………………
2.3………………………………………………
C.Elemen/ Kompetensi 3 :
……………………………………………………
dst
D. Pengetahuan :
1. ………………………………………………
2. ………………………………………………
3. ………………………………………………
4. ………………………………………………
E. Aspek Kritis
1. ……………………………………………
2. ……………………………………………
3. ……………………………………………

Rekomendasi : Perawat Klinik 0 /I /II/ III/ IV /V


………………………………………………………… Nama :
………………………………………………………… Tanda tangan :

78
………………………………………………………… Tanggal :
…………………………………………………………
Catatan : Asesor :
……………………………………………………….. Nama :
……………………………………………………….. Tanda tangan :
………………………………………………………… Tanggal :

Form : AK.3
RS…………………………………

INSTRUMEN ASSESSMEN KOMPETENSI

Nama Perawat : …………………………………………………………………………


Kualifikasi : PK 0/ I/ II/ III/ IV/ V
Nama Asesor : ………………………………………………………………………
Tanggal/ Waktu : ……….……………………………………………………………..
Tempat : ………………………………………………………………………..

79
Instrumen kompetensi dilaksanakan setelah terjadi persetujuan antara perawat
klinik dengan assessor pada tahap pra konsultasi, tanggal …../……/ 20….
Metode assessmen kompetensi mencakup : penilaian secara lisan, absensi praktik
dan pernyataan tertulis, dan lain- lain………………………………….
…………………………………………
A. Instrumen Penilaian Lisan

No KUK/Elemen Pertanyaan Indikator Jawaban Ketercapaian


Ketercapaian Ya Tidak

1 1.1…………….

1.2……………

1.3……………

dst

2 2.1 …………..

No KUK/Elemen Pertanyaan Indikator Jawaban Ketercapaian


Ketercapaian Ya Tidak

2.2…………….

2.3……………

dst

B. Instrumen Observasi Praktik

Ketercapaian
No KUK/ Elemen Keterampilan Indikator Ketercapaian
Ya Tidak

80
Ketercapaian
No KUK/ Elemen Keterampilan Indikator Ketercapaian Ya Tidak

C. Instrumen Pertanyaan Tertulis

Pertanyaan Indikator Ketercapaian


No KUK/ Elemen Tertulis Ketercapaian Jawaban Ya Tidak

Nama Perawat: …………………………………………………………………………


Tanda Tangan :……………………………Tanggal :…………/………/20………

81
Nama Asesor : …………………………..………………………………………….
Tanda Tangan : ……………………………… Tanggal :………/………/20………

RS………………………………… Form : AK.4

PELAKSANAAN ASSESSMEN KOMPETENSI


Nama Perawat : …………………………………………………………………
Kualifikasi : PK 0/ I/ II/ III/ IV/ V
Nama Assesor : ……………………………………………….………………..
Tanggal/ Waktu : ………………………………………………………………..
Tempat : …………………………………………………………………
Nama Tenaga Ahl i : …………………………………………………………………
(Jika Ada)

82
Pelaksanaan assessmen kompetensi adalah mengumpulkan seluruh bukti bukti sesuai
kompetensi yang dilakukan assessmen. Berdasarkan bukti –bukti tersebut asesor
mengambil keputusan kompeten (K) atau belum Kompeten (BK). Selanjutnya diberikan
umpan balik kepada perawat klinik tentang assessmen.

Bukti - Bukti Keputusan


No Kompetensi/ Elemen/KUK Bukti Bukti Tidak Bukti K BK
Elemen Langsung Langsung Pendukung

Perawat klinik telah diberikan umpan balik proses assessmen Nama Asesor : ……………
dan diinformasikan ke putusan hasil assessmen kompetensi No Reg : ………….
Berdasarkan hasil assessmen, perawat klinik : Tanda Tangan : …………...
Direkomendasikan/ tidak direkomenasikan untuk mendapatkan Tangga : …… /…… /20……
pengakuan terhadap komptensi yang diassessmen.

Saya mengkonfirmasikan bahwa peserta telah melaksanakan Nama Tenaga Ahli/ Supervisor/
assessmen pada kompetensi ini dan saya menyatakan Konsultan :………….
Tanda Tangan :………..
Setuju Tidak Setuju Tanggal : …… /…… /20…

Saya telah memeperoleh umpan balik seluruh proses assessmen Nama Perawat Klinik : ……
beserta bukti – bukti dan telah mendapatkan informasi No STR : ……
keputusan hasil assessmen dan penjelasannya. Saya Tanda Tangan : …………
menyatakan : Tang : …… /…… /20………

Setuju Tidak Setuju

83
Form : AK.5

RS…………………………………

PERMOHONAN BANDING ASESMEN KOMPETENSI

Kepada Yth
Tim Assesor Rumah Sakit
Dengan ini saya mengajukan banding terhadap hasil asesmen dengan rincian sebagai
berikut :
Tanggal Penetapan : ……../……../……….(Tanggal/Bulan/Tahun)
Kompetensi yang kompeten/tidak kompeten (Tulis dengan huruf cetak):
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Dasar pengajuan banding adalah :
(Tulis dengan huruf cetak dan harap melampirkan bukti dokumen terkait)
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….
Demikian permohonan ini saya buat agar menjadi pertimbangan.
………….../…………… /………….
Pemohon

(……………………………………....)

84
RS………………………………… Form : K.1

APLIKASI KREDENSIALING PERAWAT


A.IDENTITAS PERAWAT
Nama Pemohon :
…………………………………………………………………………..
NIP :
……………………………………………………………………………..
Tanggal Lahir : ………/…………/……………(tanggal/bulan/tahun)
Alamat : ……………………………………..
……………………………………..
Telepon : ………………………………… HP :
…………………………………
Email :
…………………………………………………………………………..

B.STATUS REGISTRASI
Nomor Registrasi :
………………………………………………………….......
Nomor Ijazah :
……………………………………………………………........
Nama Institusi Pendidikan : ……………………..
……………………………………........
Tanggal Lulus :
……………………………………………………………….
Kualifikasi Pendidikan :
Diploma/Ners/Spesialis………………………………………………………….
(coret yang
tidak perlu)
Penjejangan Karir : PK I/ II/ III/ IV/ V (coret yang
tidak perlu)
Nomor sertifikat kompetensi :
………………………………………………………………………………………

85
Masa berlaku sampai :………/…………/………..(tanggal/bulan/tahun)

C. STATUS KREDENSIALING YANG DIUSULKAN (Berikan cek list pada salah


satu kotak)
Awal
Kenaikan Tingkat
Pemulihan Kewenangan
……………………………………………………….
D. PRASYARAT KREDENSIALING
a. Apakah anda pernah dilakukan kredensialing sebelumnya ? Jika Ya, tuliskan kapan
dilakukannya kredensialing terakhir.
Ya Tidak
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Apakah anda memiliki surat penugasan klinis yang menjelaskan kewenangan klinis
anda? Jika Ya, tuliskan tanggal penugasan klinis dan nomor surat penugasan klinik.
Ya Tidak
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
b. Apakah kewenangan klinis anda pernah :
 Dikurangi Ya Tidak
 Dibekukan Ya Tidak
 Dicabut Ya Tidak

Jika Ya, tuliskan kapan hal tersebut terjadi.


………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

86
c. Apakah anda pernah terlibat dalam persidangan perdata ataupun pidana terkait
kewenangan klinis yang anda miliki?Jika Ya, tuliskan kapan hal tersebut terjadi.
Ya Tidak
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
d. Apakah anda pernah dilakukan kredensialing sebelumnya ? Jika Ya, tuliskan kapan
dilakukannya kredensialing terakhir.

Tahun Bukti Institusi Penyelenggaraan Jenis Kegiatan


Kegiatan (Nomor Sertifikat/Surat Kegiatan
Tugas/SK)

dst

e. Tuliskan kewenangan klinis yang diusulkan beserta bukti-bukti pendukung (sesuai


buku putih)

No Kewenangan Klinis Bukti Pendukung Keterangan

87
E. PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa segala hal yang tertulis di dalam dokumen ini adalah benar
adanya. Apabila di kemudian hari terbukti ada hal yang tidak benar maka saya
bersedia menanggung segala konsekuensi sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.

TandaTangan : ……………………………………………………………………….
Nama Jelas : ………………………………………………………………………….
Tanggal : ……/………/……. (Tanggal/Bulan/Tahun)

88
Form : K.2
RS…………………………………

WHITE PAPER

RS………………………………… Form : K.3

89
PROSES KREDENSIALING
A. Identitas Perawat
Nama Perawat :
…………………………………………………………….......
Kualifikasi : PK I/ II/ III/ IV/ V
Tanggal :
…………………………………………………………………
B. Identitas Tim Kredensialing

No Nama Kualifikasi Khusus/ Jabatan Bidang Keahlian

1
2
3
dst

C. Daftar Kewenangan Klinik Yang Diusulkan


Kewenangan klinik yang diberikan kepada setiap perawat sesuai jenjang karir, perlu
dilakukan kredensial terhadap kewenangan klinis untuk memperoleh penugasan klinik.
Penugasan klinik yang diberikan dalam rangka memberikan asuhan keperawatan di
RS……………………….dengan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien
dan keluarga yang terganggu karena sakit.
Proses kredensial dimulai dengan perawat jujur menggambarkan kemampuan saat ini
dengan kriteria :
1 = Kompeten
2 = Dengan Supervisi
3 = Belum Kompetensi
Selanjutnya Mitra Bestari melakukan kredensial dengan metode assessmen kompetensi
(jika perlu), review dan validasi dengan hasil :
1 = Berwenang Penuh
2 = Dengan Supervisi
3 = Bukan Kewenangan
Selanjutnya rekomendasi dibuat terhadap setiap kewenangan klinis (CP) dengan kriteria :
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
Kewenangan klinis perawat klinik : 0/ I/ II/ III/ IV/ V

90
Untuk keahlian keperawatan Dasar dan umum Bedah
Penyakit dalam Emergensi/kritikal
Anak Maternitas

1. Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

No Daftar Kewenangan Proses Kredensialing


Klinis yang Diminta Kemampuan Saat Review/ Rekomendasi
Ini Validasi S TS
A Tindakan Mandiri
1
2
3
4
5
dst
B Melakukan
Tindakan Kolaborasi

C Melakukan
Pendidikan
Kesehatan

Ringkasan oleh Ketua Tim Kredensial/ Mitra Bestari :


…………………………………………………………………………………………………………..…
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………

D. Rekomendasi

Rekomendasi : Tim Kredensial/


…………………………………………………………………………………. Mitra Bestari :

91
…………………………………………………………………………………. Nama
…………………………………………………………………………………. Tanda Tangan
…………………………………………………………………………………. 1…… 1...……
…………………………………………………………………………………. 2…… 2.…….
3…… 3.……

Catatan : Perawat Klinik :


…………………………………………………………………………………. Nama :………
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………. Tanda Tangan :……
………………………………………………………………………………….
Tanggal :…..../
……../20……..

E. Persetujuan

Ketua Sub Komite Kredensial


Nama : ………………………………………….……………………
Tanda tangan : …………………………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………………………

RS………………………………… Form : PK.1

SURAT PENUGASAN KLINIK

92
RS………………………………… Form : P.1

URAIAN TUGAS INDIVIDU


Nama Perawat :
……………………………………………………...................
Unit Kerja :
………………………………………………………….......
Kualifikasi : PK I/ II/ III/ IV/ V
Tanggal : ………………………………………………….
…………
Fungsi : Pelaksana Asuhan Keperawatan

N Fungsi Kegiatan Standar/SPO Indikator


o
1 2 3 5 6
A Pelaksanaan 1. Pengkajian keperawatan v 1. Data Fokus paisen
pelayanan/ 2. ……………………

93
Asuhan 2. ………………………… 1. ……………………

Keperawata 2. ……………………
3. 1. …………………
n
……………………………… 2. ………………….

B Pengelolaan 1. Memimpin konferensi v 1. Laporan kasus


kasus (ketua tim) 2. Pembagian tugas
perawat
2. …………………………. 1. …………………
2. ………………….
3. 1. ………………
……………………………. 2. ……..……….
C Pendidikan 1. Membimbing perawat 1. Bimbingan perawat
dalam memberikan asuhan dalam bentuk
keperawatan preceptorship/ment
oring
2…………………

No Fungsi Kegiatan Standar/SPO Indikator


1 2 3 5 6
2………………………… 1.…… …………..…
….. 2. ………………….

3………………………… 1.…… …………..…


………….. 2. ………………….
D Penelitian 1. Membuat laporan 1. Laporan Kasus
kasus sederhana
2. …………….
2………………………… 1.…… ………..…
2. ……………….

Mengetahui,
Ka.Bidang Keperawatan ………….../…………… /………….
Perawat Klinik

(……………………………………....) Disahkan oleh,


Direktur RS
(……………………………………....)

94

(……………………………………....)
RS………………………………… Form : P.2

PENILAIAN KINERJA PERAWAT

Nama Perawat :
…………………………………………………………...........
Unit :
…………………………………………………………….......
Kualifikasi : PK I/ II/ III/ IV/ V
Tanggal : …………………………………….
…………………………

Petunjuk Pengisian :
a. Isilah tabel dibawah ini dengan menggunakan angka 1, 2 dan 3
b. 1 = indikator kinerja belum ditujukkan
c. 2 = indikator kinerja yang ditunjukkan perlu perbaikan
d. 3 = indikator kinerja yang ditunjukkan sesuai dengan standar

No Indikator Kinerja Diri Atasan/ Teman Ket


Sendiri Karu Sejawat

Uraian Tugas 1 : ……………………………………


1
2
3
4

No Indikator Kinerja Diri Atasan/ Teman Ket

95
Sendiri Karu Sejawat

Uraian Tugas 2 : ……………………………………


1
2
3
4
5
Uraian Tugas 3 : ……………………………………
1
2
3
4
5
Catatan :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………….../…………… /………….
Observer

KETERANGAN PENILAIAN KINERJA PERAWAT :


Jumlah Penilaian Indikator Kinerja Perawat :
(……………………………………....)
Jumlah Indikator kinerja dinilai 3x3 = …………..
Jumlah Indikator kinerja dinilai 2x2 = ………….
Jumlah Indikator kinerja dinilai 1x1 = ………….

Nilai Maksimum :
Jumlah seluruh indicator kinerja yang dinilai x 3 (angka tertinggi penilaian indikator
kinerja)

Nilai Akhir :
Nilai Akhir = Jumlah Penilaian Kinerja Perawat x 100 % = …………………
Nilai Maksimum

96
Kriteria :
80-100% = Kinerja perawat memuaskan baik
50-79 % =Kinerja perawat perlu peningkatan/ cukup baik
10-49 % =kinerja perawat tidak memuaskan/ kurang baik

CONTOH :
Seorang perawat klinik II akan dilakukan penilaian kinerja individu. Ada 5 uraian tugas
sesuai dengan kualifikasi PK II. Dari 5 uraian tugas tersebut terdapat total 25 indikator
kinerja. Dari jumlah total 25 indikator kinerja tersebut, ada 13 indikator kinerja yang
dinilai 3, 10 indikator kinerja yang dinilai 2 dan 2 indikator kinerja yang dinilai 1. Maka
perhitungan untuk penilaian indicator kinerja perawat ini adalah sbb :
Nilai maksimum = 25 indikator kinerja x 3 = 75
13 x 3 = 39
10 x 2 = 20
2 x 1= 2
Sehingga jumlah penilaian indikator kinerja perawat = 39 + 20 + 2 = 61
Nilai akhir = 61 x 100 % = 81,33 %
75
Hasil : Kinerja PK II ini memuaskan/ baik

RS………………………………… Form : KT.1

SURAT USULAN DAN REKOMENDASI

97
Yang bertanda angan di bawah ini :
Nama : ………………………………………………………………………………..
NIP : ……………………………………………….……………………………..
Jabatan : …………………………………………………………...…………………..
Unit kerja : …………………………………………………………..…………………..
Dengan ini mengusulkan dan merekomendasikan kepada
Nama : …………………………………………………….………………………..
NIP : ……………………………………………………………………………..
Unit Kerja : ……………………………………………………………………………..

Untuk mengajukan permohonan kenaikan level Perawat Klinik III/IV (*). Yang
bersangkutan telah menunjukkan kinerja yang baik dan konsisten pada bidang-
bidang berikut(**):
a. Kinerja klinis :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
b. Keterampilan Komunikasi :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

c. Mentoring :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
d. Kerja Tim :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
e. Kepemimpinan :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Demikian surat usulan dan rekomendasi saya sampaikan sebagai bahan
pertimbangan.

Jakarta, ……/……../20……..
Kepala Ruang
98

(……………………………………....)
RS………………………………… Lampiran 3.1

INDIKATOR PERAWAT KLINIK I


Definisi Perawat Klinik I :
Jenjang perawat klinik dengan kemampuan melakukan asuhan keperawatan dasar dengan
penekanan pada keterampilan teknis keperawatan dengan dibawah bimbingan.

No Domain/ Kategori Sub Domain/ Sub Indikator


Kategori
1 Pelaksanaan/praktik: Knowledge a.Memahami konsep dasar
Kompetensi perawat keperawatan
dalam memberikan asuhan b.Memahami prinsip etik, legal,
keperawatan baik langsung dan peka budaya dalam
maupun tidak langsung keperawatan
dengan metode proses c.Memahami prinsip
keperawatan komunikasi terapeutik
d.Memahami prinsip caring
dalam keperawatan
e.Memahami prinsip
keselamatan pasien
f.Memahami prinsip
Pengendalian dan Pencegahan
Infeksi

99
g.Memahami metode
penugasan dalam pemberian
asuhan keperawatan
Skill a.Mengumpulkan data klinis
a.Mengumpulkan data dan mengidentifikasi
klinis dan kesenjangan nilai
mengidentifikasi b.Menerapkan prinsip etik,
kesenjangan nilai legal, dan peka budaya dalam
asuhan keperawatan
c.Melakukan komunikasi
terapeutik di dalam asuhan
keperawatan
d.Menerapkan caring dalam
keperawatan dengan
bimbingan
e.Menerapkan prinsip
keselamatan pasien
f.Menerapkan prinsip
Pengendalian dan pencegahan
Infeksi
g.Melakukan keterampilan
keperawatan dasar
h.Melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai dengan
metode penugasan
Attitude a.Mendahulukan kepentingan
pasien tanpa membedakan
suku, agama, ras dan antar
golongan
b.memberikan pengharapan dan
keyakinan
c.Peka dan peduli terhadap diri
sendiri dan kebutuhan pasien

100
d.Menjalin hubungan saling
percaya dengan pasien ,
keluarga dan mitra kerja
e.Bersikap asertif
f.Menggunakan metode ilmiah
dalam penyelesaian masalah
g.Menjalin hubungan
interpersonal
h.Memperlihatkan sikap empati
i.Bersikap etik
j.Kepatuhan terhadap penerapan
standar dan pedoman
keperawatan
k.Memiliki komitmen terhadap
penerapan asuhan
keperawatan
2 Pengelolaan : Knowledge a.Memahami peran dan
Kompetensi perawat tanggungjawab sebagai
dalam mengelola perawat pelaksana
pelayanan keperawatan b.Memahami tahapan proses
sesuai dengan manajemen asuhan keperawatan
keperawatan c.Memahami konsep
pengelolaan pelayanan
keperawatan terhadap seorang
pasien
d.Memahami konsep metode
penugasan dalam pemberian
asuhan keperawatan
e.Memahami prinsip mutu
dalam tindakan keperawatan
dan hasil.

101
Skill a.Mengelola tindakan
keperawatan dalam lingkup
tanggungjawabnya
b.Melaksanakan uraian tugas
sebagai perawat pelaksana
c.Menjalankan peran sebagai
anggota tim
d.Melaksanakan prinsip mutu
dalam tindakan keperawatan

Attitude a.Menunjukkan sikap role


model dalam pengelolaan
pasien
b.Menunjukkan sikap saling
menghargai dalam tim
pemberian asuhan
3 Pendidikan: Knowledge a.Memahami kebutuhan belajar
Kompetensi perawat & pasien terkait pemenuhan
dalam mendidik individu, Skill kebutuhan dasar
keluarga, kelompok dan b.Melakukan proses edukasi
masyarakat serta tenaga kesehatan pada pasien terkait
kesehatan yang berada di dengan kebutuhan dasar
bawah tanggung jawabnya c.Mampu melakukan edukasi
kesehatan pada individu,
keluarga, dan komunitas dari
perspektif holistic dengan
mempertimbangkan berbagai
faktor penentu kesehatan
dibawah bimbingan
4 Penelitian :Kompetensi Knowledge Mampu memahami konsep
perawat dalam berpikir kritis

102
mengidentifikasi masalah Skill Mempraktikkan hasil penelitian
penelitian menerapkan dengan bimbingan
prinsip dan metode
Attitude Bersikap terbuka (open minded)
penelitian serta
terhadap informasi baru tentang
memanfaatkan hasil
bukti ilmiah terkini dalam
penelitian untuk
keperawatan
meningkatkan mutu
asuhan atau pelayanan dan
pendidikan keperawatan

RS………………………………… Lampiran 3.2

INDIKATOR PERAWAT KLINIK II


Definisi Perawat Klinik II :
Jenjang perawat klinik dengan kemampuan melakukan asuhan keperawatan holistic pada pasien
secara mandiridan mengelola pasien secara tim serta memperoleh bimbingan untuk penanganan
masalah lanjut/kompleks.

No Domain/ Kategori Sub Domain/ Sub Indikator

103
Kategori
1 Pelaksanaan/praktik: Knowledge a.Menggunakan konsep dasar
Kompetensi perawat keperawatan untuk
dalam memberikan asuhan merumuskan masalah
keperawatan baik langsung keperawatan dan
maupun tidak langsung menentukan intervensi
dengan metode proses keperawatan.
keperawatan(juklak JK) b.Menggunakan prinsip etik,
legal, dan peka budaya
dalam menetapkan
intervensi keperawatan
c.Memilih pendekatan
komunikasi terapeutik yang
sesuai dengan karakteristik
dan masalah pasien
d.Memilih prinsip caring yang
sesuai dengan karakteristik
dan masalah pasien
e.Mengidentifikasi insiden
keselamatan pasien dan
manajemen risiko klinis
f. Mengidentifikasi kejadian
dan risiko infeksi pada
pasien
g.Memilih jenis intervensi
keperawatan sesuai dengan
kebutuhan pasien
h.Memahami prinsip
kerjasama tim dan
komunikasi
i.Mengidentifikasi tingkat
ketergantungan pasien
j.Memahami permasalahan

104
lanjut pada pasien dengan
masalah kompleks
Skill a.Melakukan asuhan
a.Mengumpulkan data keperawatan dengan
klinis dan mengidentifikasi pendekatan proses
kesenjangan nilai keperawatan
b.Mengidentifikasi isu etik,
legal, dan peka budaya
dalam asuhan keperawatan
c.Menggunakan pendekatan
komunikasi terapeutik yang
sesuai dengan karakteristik
dan masalah pasien
d.Menerapkan caring yang
sesuai dengan karakteristik
dan masalah pasien
e.Melakukan kajian insiden
keselamatan pasien dan
manajemen risiko klinis
f.Menggunakan intervensi
keperawatan sesuai dengan
kebutuhan pasien
g.Melakukan kajian tingkat
ketergantungan pasien untuk
menetapkan intervensi
keperawatan
h.Melaksanakan kerjasama
tim dan komunikasi
organisasional
i.Melakukan kajian tingkat
ketergantungan pasien untuk
menetapkan intervensi
keperawatan

105
j.Merumuskan permasalahan
lanjut pada pasien dengan
masalah kompleks dengan
bimbingan
Attitude a.Mendahulukan kepentingan
pasien tanpa membedakan
suku, agama, ras dan antar
golongan
b.memberikan pengharapan
dan keyakinan
c.Peka dan peduli terhadap
diri sendiri dan kebutuhan
pasien
d.Menjalin hubungan saling
percaya dengan pasien ,
keluarga dan mitra kerja
e.Bersikap asertif
f.Menggunakan metode ilmiah
dalam penyelesaian masalah
g.Menjalin hubungan
interpersonal
h.Memperlihatkan sikap
empati
i.Bersikap etik
j.Kepatuhan terhadap
penerapan standar dan
pedoman keperawatan
k.Memiliki komitmen
terhadap penerapan asuhan
keperawatan

106
2 Pengelolaan : Knowledge a.Memahami prinsip
Kompetensi perawat kepemimpinan dan
dalam mengelola manajemen dalam
pelayanan keperawatan pengelolaan sekelompok
sesuai dengan manajemen pasien
keperawatan b.Memahami konsep dan
proses manajemen asuhan
keperawatan
c.Memahami konsep
pengelolaan pelayanan
keperawatan terhadap
sekelompok pasien
d.Memahami pengelolaan
metode penugasan dalam
pemberian asuhan
keperawatan
e.Memahami proses
pengendalian mutu asuahan
keperawatan
Skill a.Melakukan pengelolaan
pasien dalam tim
keperawatan
b.melakukan pengelolaan
pada sekelompok pasien
dalam tim keperawatan
c.Melakukan pengelolaan
pada sekelompok pasien
dalam tim keperawatan
d.Melaksanakan pengendalian
mutu dalam tindakan
keperawatan

107
Attitude a.Menunjukkan sikap role
model dalam pengelolaan
pasien
b.Menunjukkan sikap saling
menghargai dalam tim
pemberian asuhan
3 Pendidikan: Knowledge a.Merumuskan kebutuhan
Kompetensi perawat & belajar pasien dan keluarga
dalam mendidik individu, Skill secara holistik sesuai dengan
keluarga, kelompok dan masalah kesehatan pasien
masyarakat serta tenaga b.Mengidentifikasi dan
kesehatan yang berada di memilih sumber-sumber
bawah tanggung jawabnya yang tersedia untuk edukasi
kesehatan
c.Menyusun rancangan
pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan belajar pasien
dan keluarga
d.Melakukan proses edukasi
kesehatan pada pasien dan
keluarga
e.Melakukan evaluasi
ketercapaian edukasi
kesehatan
f.Membuat rencana tindak
lanjut terhadap hasil
evaluasi edukasi kesehatan
g.Mengidentifikasi kebutuhan
pembelajaran
h.Memberikan dukungan pada
pasien dan keluarga untuk
memeprtahankan
keterampilan kehidupan

108
yang mandiri
i.Memberikan dukungan pada
pasien dan keluarga untuk
mempertahankan
keterampilan kehidupan
yang mandiri

4 Penelitian :Kompetensi Knowledge Mampu menggunakan konsep


perawat dalam berpikir kritis untuk
mengidentifikasi masalah interpretasi hasil penelitian
penelitian menerapkan Skill Mempraktikkan hasil
prinsip dan metode penelitian.
penelitian serta
memanfaatkan hasil Attitude Bersikap terbuka (open

penelitian untuk minded) terhadap informasi

meningkatkan mutu baru tentang bukti ilmiah

asuhan atau pelayanan dan terkini dalam keperawatan

pendidikan keperawatan

RS………………………………… Lampiran 3.3

INDIKATOR PERAWAT KLINIK III


Definisi Perawat Klinik III :
Jenjang perawat klinik dengan kemampuan melakukan asuhan keperawatan komprehensif pada
area spesifik dan mengelola unit keperawatan serta mengembangkan pelayanan keperawatan
berdasarkan bukti ilmiah dan melaksanakan pembelajaran klinis.

No Domain/ Kategori Sub Domain/ Indikator


Sub Kategori
1 Pelaksanaan/praktik: Knowledge a.Memahami landasan filosofis

109
Kompetensi perawat kebutuhan dasar pada area spesifik
dalam memberikan asuhan b.Memahami tahapan penyelesaian
keperawatan baik langsung masalah etik, legal, komunikasi
maupun tidak langsung dalam pelayanan keperawatan di
dengan metode proses unit keperawatan
keperawatan(juklak JK) c.Memilih pendekatan komunikasi
terapeutik yang sesuai dengan
karakteristik dan masalah pasien
dan keluarga sesuai area spesifik
d.Mengadaptasi prinsip caring yang
sesuai dengan karakteristik dan
masalah pasien di area spesifik
e.Menganalisa granding risiko
terhadap insiden keselamatan
pasien
f. Memahami teknik analisa akar
masalah terhadap insiden kritis
g. Menetapkan jenis intervensi
keperawatan pada lingkup area
spesifik
h.Memahami prinsip kolaborasi
interdisiplin
i.Menetapkan intervensi keperawatan
sesuai dengan tingkat
ketergantungan pasien
j. Menetapkan permasalahan lanjut
pada pasien dengan masalah
kompleks
k.Menggunakan bukti ilmiah untuk
mengembangkan pelayanan
keperawatan
S a.Menggunakan landasan filosofis
kill kebutuhan dasar pada area spesifik

110
a.Mengumpulka b.Melakukan tahapan penyelesaian
n data klinis masalah etik, legal dalam asuhan
dan keperawatan
mengidentifikasi c.Menggunakan pendekatan
kesenjangan komunikasi terapeutik yang sesuai
nilai dengan karakteristik dan masalah
pasien dan masalah keluarga sesuai
area spesifik
d.Menerapkan caring yang sesuai
dengan karakteristik dan masalah
pasien di area spesifik
e.Melakukan analisa granding risiko
terhadap insiden keselamatan
pasien
f.Melakukan analisa akar masalah
terhadap insiden kritis
g.Menggunakan intervensi
keperawatan pada lingkup area
spesifik
h.Melakukan kolaborasi interdisiplin
i.Melakukan intervensi keperawatan
sesuai dengan tingkat
ketergantungan pada area spesifik
j.Merumuskan permasalahan lanjut
pada pasien dengan masalah
kompleks
k.Mengembangkan pelayanan
keperawatan berdasarkan bukti
ilmiah

111
Attitude a.Mendahulukan kepentingan pasien
tanpa membedakan suku, agama,
ras dan antar golongan
b.memberikan pengharapan dan
keyakinan
c.Peka dan peduli terhadap diri
sendiri dan kebutuhan pasien
d.Menjalin hubungan saling percaya
dengan pasien , keluarga dan mitra
kerja
e.Bersikap asertif
f.Menggunakan metode ilmiah dalam
penyelesaian masalah
g.Menjalin hubungan interpersonal
h.Memperlihatkan sikap empati
i.Bersikap etik
j.Kepatuhan terhadap penerapan
standar dan pedoman keperawatan
k.Memiliki komitmen terhadap
penerapan asuhan keperawatan
2 Pengelolaan : Knowledge a.Memahami prinsip kepemimpinan
Kompetensi perawat dan manajemen dalam pengelolaan
dalam mengelola unit keperawatan
pelayanan keperawatan b.Memahami konsep pengelolaan
sesuai dengan manajemen pelayanan keperawatan di unit
keperawatan c.Memahami konsep pengelolaan
pelayanan keperawatan di unit
d.Memahami alternatif penentuan
metode penugasan yang sesuai
dalam pemberian asuhan
keperawatan di unit
e.Memahami upaya perbaikan mutu
asuhan dan pelayanan

112
Skill a.Melakukan pengelolaan pasien
dalam unit keperawatan
b.Melakukan pengelolaan pada
pasien di unit keperawatan
c.Melaksanakan peran dan fungsi
sebagai pengelola pelayanan
keperawatan di unit keperawatan
d.Melakukan upaya perbaikan mutu
asuhan dan pelayanan keperawatan

Attitude a.Menunjukkan sikap role model


dalam pengelolaan pasien
b.Menunjukkan sikap saling
menghargai dalam tim pemberian
asuhan
3 Pendidikan: Knowledge a.Merumuskan kebutuhan belajar
Kompetensi perawat & pasien dan keluarga secara
dalam mendidik individu, Skill komprehensif sesuai dengan
keluarga, kelompok dan masalah pasien pada area spesifik
masyarakat serta tenaga b.Mengidentifikasi dan memilih
kesehatan yang berada di sumber-sumber yang tersedia untuk
bawah tanggung jawabnya edukasi kesehatan pada area
spesifik
c.Menyusun rancangan pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan belajar
pasien dan keluarga pada area
spesifik
d.Menyusun rancangan pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan pasien dan
keluarga pada area spesifik
e.Melakukan evaluasi ketercapaian
edukasi kesehatan pada area
spesifik

113
f.Membuat rencana tindak lanjut
terhadap hasil evaluasi edukasi
kesehatan pada area spesifik
g.Menggunakan sumber-sumber yang
tersedia untuk edukasi kesehatan
h.Melakukan perbaikan berdasarkan
hasil evaluasi edukasi kesehatan
i.Mengenal kebutuhan pembelajaran
pada area khusus

4 Penelitian :Kompetensi Knowledge Menginterpretasikan hasil penelitian


perawat dalam terkait dengan kegunaannya pada
mengidentifikasi masalah asuhan keperawatan.
penelitian menerapkan Skill Memilih hasil penelitian sesuai
prinsip dan metode dengan lingkup masalah terkait.
penelitian serta
memanfaatkan hasil Attitude Bersikap terbuka (open minded)

penelitian untuk terhadap informasi baru tentang bukti

meningkatkan mutu ilmiah terkini dalam keperawatan

asuhan atau pelayanan dan


pendidikan keperawatan

114

Anda mungkin juga menyukai