Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatnya
Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf By Laws) di Rumah Sakit Umum Daerah
Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf by Laws) Rumah Sakit Umum Daerah
Sijunjung di susun untuk meningkatkan profesionalisme staf keperawatan untuk menjamin mutu
pelayanan keperawatan dan melindungi keselamatan pasien. Selain itu, juga untuk memberikan
Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf by Laws) Rumah Sakit Umum Daerah
Sijunjung ini akan di evaluasi kembali dan akan dilkaukan perbaikan bila ditemukan hal-hal
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Tim
Penyusun atas upaya yang telah dilakukan sehingga Peraturan Internal Staf Keperawatan
(Nursing Staf by Laws) Rumah Sakit Umum Daerah Sijunjung ini berhasil disusun dengan baik.
Direktur
dr.Reyantis Capanay
Penata Tingkat I/IIId
NIP 19780102 200701 2 007
1
PENDAHULUAN
Komite Keperawatan adalah wadah non struktural Rumah Sakit yang mempunyai
fungsi utama mempertahankan dan meningkatakan profesionalisme tenaga keperawatan
melalaui mekanisme Kredensial, penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika dan disiplin
profesi, sehingga pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan kepada pasien diberikan
secara benar ( ilmiah ) sesuai standar yang baik ( etis )sesuai kode etik profesi,serta hanya
diberikan oleh tenaga keperawatan yang kompeten dengan kewenangan yang jelas.
Peraturan internal staf keperawatan ( nursing staf by laws ) sangat diperlukan sebagai
upaya untuk memastikan hanya staf keperawatan yang kompeten saja yang boleh melakukan
asuhan keperawatan dirumah sakit.
2
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Internal Keperawatan ( Nursing Staf By Laws / NBSL ) ini yang dimaksud
dengan :
3
11) Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf keperawatan untuk menentukan
kelayakan pemberian Kewenangan Klinis untuk menjalankan tindakan keperawatan dan
tindakan delegasi tertentu dalam lingkungan rumah sakit untuk periode tertentu
12) Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang berupa
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan
jabatannya sehingga dapat profesional, efektif dan efisien serta sesuai dengan standar
kinerja yang disyaratkan
13) Rekredensial adalah proses reevaluasi terhadap staf keperawatan yang telah memiliki
Kewenangan Klinis untuk menentukan kelayakan pemberian Kewenangan Klinis
tersebut
14) Registrasi Keperawatan adalah pencatatan resmi terhadap perawat yang telah memiliki
sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu dan diakui secara hukum
untuk menjalankan praktek keperawatan.
15) Surat Tanda Registrasi (STR) adalah bukti tertulis yang diberikan konsil keperawatan
kepada perawat yang telah diregistrasi
16) Pelimpahan wewenang delegatif adalah melakukan sesuatu tindakan medis yang
diberikan oleh tenaga medis kepada tenaga keperawatan dengan disertai pelimpahan
tanggung jawab
17) Audit Keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam
medisnya yang dilaksanakan oleh profesi perawat dan bidan.
18) Rapat kerja adalah rapat yang dilakukan 1 kali dalam setahun untuk membahas rencana
kerja
19) Rapat Pleno adalah rapat koordinasi yang didadakan untuk mengeluarkan rekomendasi
keperawatan
20) Mitra Bestari ( Peer Group ) adalah sekelompok staf keperawatan dengan reputasi dan
kompetensi profesi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan staf dan
profesional keperawatan yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Daerah Sijunjung.
21) Buku Putih adalah dokumen yang berisi syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh staf
keperawatan yang digunakan untuk menentukan Kewenangan Klinis.
4
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 2
5) Memberikan dasar hukum bagi mitra bestari (peer group) dalam pengambilan
keputusan profesi melalui Komite Keperawatan.
BAB III
Bagian Kesatu
5
Kelompok Fungsional Keperawatan
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
6
(2) Kelompok Keperawatan Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
merupakan kelompok perawat spesialis di bidang anak.
Bagian kedua
Pasal 7
(1) Seluruh staf keperawatan baik yang berstatus PNS atau Non PNS wajib
menjadi Anggota Kelompok Keperawatan.
(3) dalam hal staf keperawatan dengan spesialisasi yang sama kurang dari 10
(sepuluh) orang atau belum ditetapkan sebagai Kelompok
Keperawatan tertentu, maka staf keperawatan yang besangkutan masuk
dalam Kelompok Keperawatan yang ada di Rumah Sakit.
7
Pasal 8
Bagian Ketiga
Tugas, Wewenang dan Fungsi
Kepala Ruangan Kelompok Keperawatan
Pasal 9
Pasal 10
10
Bagian Keenam
Pengangkatan dan Pemberhentian
Anggota Kelompok Keperawatan
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
(3) Apabila diperlukan dapat meminta kajian dan rekomendasi dari Komite
Keperawatan untuk pengangkatan kembali anggota Kelompok
Keperawatan.
(4) Direktur dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kerja harus mengeluarkan
keputusan persetujuan atau penolakan.
12
BAB IV
STAF KEPERAWATAN
Bagian Kesatu
Staf keperawatan
Pasal 14
(3) Hak dan kewajiban staf keperawatan sebagai pegawai dan sebagai
tenaga profesi di Rumah Sakit sesuai ketentuan yang berlaku.
Bagian Kedua
Pasal 16
Bagian Ketiga
Pasal 17
Pasal 18
14
(3) Pembinaan dan pengawasan terkait mutu profesi, disiplin profesi, etika
profesi dilakukan dengan audit keperawatan, yang diarahkan untuk:
a. meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan oleh
staf keperawatan;
Pasal 19
Bagian Keempat
Mitra Bestari
Pasal 20
(1) Mitra Bestari (peer group) adalah sekelompok staf keperawatan dengan
reputasi dan kompetensi profesi yang baik untuk menelaah segala hal
yang terkait dengan profesi keperawatan termasuk evaluasi dan verifikasi
dokumen kewenangan klinis yang diajukan oleh tenaga perawat
(2) Mitra Bestari berasal dari staf keperawatan yang ada di Rumah Sakit.
(3) Selain berasal dari staf keperawatan yang ada di Rumah Sakit Mitra
Bestari dapat berasal dari:
a. Rumah Sakit lain;
b. perhimpunan perawat spesialis;
c. kolegium perawat spesialis; dan/atau
d. institusi pendidikan keperawatan.
(4) Mitra Bestari dapat ditunjuk sebagai Panitia Adhoc untuk membantu
Komite Keperawatan melakukan kredensial, penjagaan mutu profesi,
maupun penegakkan disiplin dan etika profesi di rumah sakit.
15
BAB V
KEWENANGAN KLINIS
Pasal 21
(2) Kewenangan klinis setiap staf keperawatan diajukan oleh perawat yang
bersangkutan sesuai dengan jenjang pendidikan dan masa kerja.
Pasal 22
16
(2) Dalam hal dijumpai kesulitan menentukan kewenangan klinis dan atau
apabila suatu pelayanan keperawatan dapat dilakukan oleh staf
keperawatan dari jenis spesialisasi yang berbeda maka untuk pelayanan
keperawatan tertentu Komite Keperawatan dapat meminta informasi
atau pendapat dari Mitra Bestari.
Pasal 23
(2) Kewenangan klinis umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
diberikan kepada setiap tenaga keperawatan berdasarkan kompetensi
yang dimiliki dan sesuai jenjang keperawatan klinis yang dimiliki.
(3) Kewenangan klinis khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
diberikan kepada setiap tenaga keperawatan berdasarkan area
kerja/penugasan yang ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.
(4) Kewenangan klinis istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
c diberikan kepada tenaga keperawatan berdasarkan kompetensi
tertentu yang dimiliki oleh tenaga keperawatan dengan
mempertimbangkan resiko pelayanan dan teknologi yang digunakan.
(5) Setiap tenaga keperawatan dapat memiliki lebih dari 1 (satu) jenis
kewenangan klinis sesuai kompetensi dan kebutuhan pelayanan Rumah
Sakit.
Pasal 24
17
Pasal 25
BAB VI
DELEGASI TINDAKAN MEDIK
Pasal 26
(2) Tindakan medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tetap menjadi
tanggung jawab tenaga medis yang memberikan delegasi.
18
19
BAB VII
PENUGASAN KLINIS
Pasal 27
Pasal 28
21
BAB VIII
KOMITE KEPERAWATAN
Bagian Kesatu
Pasal 29
(3) Direktur menetapkan kebijakan prosedur dan sumberdaya yang diperlukan untuk
menjalankan tugas dan fungsi komite Keperawatan
(5) Komite Keperawatan memberikan jaminan kepada Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Sijunjung bahwa tenaga keperawatan memiliki kompetensi kerja yang
tinggi sesuai standar pelayanann dan berprilaku baik sesuai etika profesinya
Bagian Kedua
Susunan Organisasi dan Keanggotaan Komite Keperawatan
Pasal 30
22
Pasal 31
(3) Ketua Komite Keperawatan dipilih oleh anggota dan ditunjuk oleh
Direktur.
Pasal 32
23
Bagian Ketiga
Tugas, Fungsi dan Wewenang Komite Keperawatan
Pasal 33
Pasal 34
Pasal 36
1. Tenaga keperawatan PNS disesuaikan dengan jabatan fungsional dengan angka kredit
2. Tenaga keperawatan Non PNS yamg memilki pengalamam kerja sebelum bertugas di
RSUD Sijunjung diakui 50% untuk yang berpraktek di puskesmas/klinik dan 75% untuk
yang berpraktek di Rumah Sakit dengan menunjukkan bukti berupa surat pengalaman
25
BAB IX
RAPAT-RAPAT
Pasal 38
Pasal 39
26
b. rapat bertujuan untuk menginternalisasikan kebijakan dan
peraturan-peraturan yang berhubungan dengan profesi dan
pelayanan keperawatan, mendiskusikan berbagai masalah pelayanan
keperawatan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
keuangan serta menampung usulan tentang kebijakan pelayanan
keperawatan;
c. risalah rapat dengan Kepala bidang pelayanan disampaikan pada
setiap penyelenggaraan rapat dengan Kepala bidang pelayanan
berikutnya.
(4) Rapat tahunan bertujuan untuk mengevaluasi kinerja komite kepertawatan selama
setahun dan menetapkan kegiatan tahunan
28
BAB X
SUBKOMITE KREDENSIAL
Bagian Kesatu
Pasal 40
Bagian Kedua
Tugas dan wewenang SubKomite Kredensial
Pasal 41
29
Bagian Ketiga
Pasal 42
b. Kompetensi fisik;
c. Kompetensi mental/perilaku;
d. Perilaku etis (ethical standing).
(4) Dalam melakukan pengkajian dapat membentuk panel atau panitia adhoc
atau melibatkan Mitra Bestari.
Pasal 43
30
(2) Rekomendasi hasil rekredensial berupa:
a. kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan;
b. kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah;
c. kewenangan klinis yang bersangkutan dikurangi;
d. kewenangan klinis yang bersangkutan dibekukan untuk waktu
tertentu;
e. kewenangan klinis yang bersangkutan diubah/dimodifikasi;
atau
f. kewenangan klinis yang bersangkutan diakhiri.
31
BAB XI
SUBKOMITE MUTU PROFESI
Bagian Kesatu
Pasal 44
Bagian Kedua
Tugas Subkomite Mutu Profesi
Pasal 45
Bagian Ketiga
Audit Keperawatan
Pasal 46
(3) Hasil dari Audit keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berfungsi sebagai:
32
a. sarana untuk melakukan penilaian terhadap kompetensi masing-
masing staf keperawatan;
b. dasar untuk pemberian kewenangan klinis (clinical privilege) sesuai
kompetensi yang dimiliki;
c. dasar bagi Komite Keperawatan dalam merekomendasikan
pencabutan atau penangguhan kewenangan klinis (clinical
privilege);
d. dasar bagi Komite Keperawatan dalam merekomendasikan
perubahan/modifikasi rincian kewenangan klinis seorang staf
keperawatan.
Bagian Keempat
Pendidikan Berkelanjutan
Pasal 47
33
Bagian Kelima
Pendampingan (proctoring)
Pasal 48
(1) Setiap Staf keperawatan yang dijatuhi sanksi disiplin atau pengurangan
kewenangan klinis berhak mendapatkan pendampingan.
34
BAB XII
SUBKOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI
Bagian Kesatu
Pengorganisasian Subkomite etik dan disiplin profesi
Pasal 49
(3) Pengorganisasian Subkomite etik dan disiplin profesi terdiri dari ketua,
sekretaris, dan anggota.
Bagian Kedua
Tugas dan Wewenang Subkomite Etik dan Disiplin Profesi
Pasal 50
Pasal 51
35
f. memberikan rekomendasi pendampingan dan memberikan
rekomendasi pemberian tindakan disiplin
Bagian Ketiga
Pendisiplinan Profesi
Pasal 52
(1) Tolok ukur yang menjadi dasar dalam upaya pendisiplinan perilaku
profesional staf keperawatan, antara lain:
a. pedoman pelayanan keperawatan di rumah sakit;
b. prosedur kerja pelayanan di rumah sakit;
c. daftar kewenangan klinis di rumah sakit;
d. pedoman syarat-syarat kualifikasi untuk melakukan pelayanan
keperawatan (white paper) di rumah sakit;
e. kode etik keperawatan Indonesia;
f. pedoman perilaku profesional;
g. pedoman pelanggaran disiplin keperawatan yang berlaku di
Indonesia;
h. pedoman pelayanan medik/klinik;
i. standar prosedur operasional asuhan keperawatan.
(2) Panel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 3 (tiga) orang staf
keperawatan atau lebih dengan jumlah ganjil dengan susunan sebagai
berikut:
a. 1 (satu) orang dari Subkomite etik dan disiplin profesi;
36
b.2 (dua) orang atau lebih staf keperawatan dengan kompetensi yang
sama dengan yang diperiksa dapat berasal dari dalam rumah sakit
atau dari luar rumah sakit, baik atas permintaan Komite Keperawatan
dengan persetujuan Direktur atau atas permintaan Direktur Utama
rumah sakit terlapor.
(3) Panel dapat juga melibatkan mitra bestari yang berasal dari luar Rumah
Sakit.
(4) Pengikutsertaan mitra bestari yang berasal dari luar Rumah Sakit
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mengikuti ketentuan yang
ditetapkan oleh Rumah Sakit berdasarkan rekomendasi Komite
Keperawatan.
Bagian Keempat
Pembinaan Profesi
Pasal 54
37
BAB XIII
TATA KELOLA KLINIS
Pasal 55
38
BAB XIV
REVIEW DAN PERUBAHAN
Pasal 56
(2) Tata cara evaluasi, ditinjau kembali, review dan perubahan Peraturan
Internal Staf Keperawatan (Nursing Staff ByLaws) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Direktur.
39
BAB XV
PENUTUP
Pasal 57
Pasal 58
2. Peraturan internal staf keperawatan ini secara berkala akan di evaluasi oleh tim
yang dibentuk oleh direktur
3. Apabila dalam evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditemukan hal-hal
yang tidak sesuai, maka akan dilakukan perbaikan dan penyempurnaan yang
selanjutnya ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur
Ditetapkan di Sijunjung
40