Anda di halaman 1dari 14

BAB I

DEFENISI

1. Asesmen kompetensi adalah uji kompetensi yang dilaksanakan bagi perawat yang sudah bekerja
atau yang ingin melakukan uji ulang sesuai bidang keahlian keperawatan yang dimiliki dan
tingkat jenjang karirnya (Komite Nasional Uji Kompetensi Perawat, 2007).
2. Asesmen kompetensi adalah proses pengumpulan bukti kompetensi dan membuat keputusan
tentang kompetensi sudah dicapai untuk mengkonfirmasi bahwa seorang individu/perawat dapat
membuktikan kompetensinya sesuai standar kompetensi yang diharapkan ditempat kerja.
Asesmen Kompetensi berbasis kriteria unjuk kerja yang keseluruhannya harus dipenuhi perawat
pada unit kompetensi yang diujikan (BNSP, 2011).
3. Evaluasi diri adalah proses menilai diri sendiri oleh perawat terhadap kompetensi yang akan
dilakukan asesmen. Atau mengukur kemampuan perawat dalam merefleksikan kekuatan dan
kelemahan dari kinerjanya agar dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar, melakukan tinjauan
kinerjanya dan memperkuat keterampilan atau perilaku yang baru dalam meningkatkan kinerja
(Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Dan Keteknisian Medik Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan, 2015).
4. Portfolio merupakan cara yang efektif untuk mengumpulkan dan memvalidasi bukti mengenai
pengetahuan, keterampilan, sikap dan pencapaian kompetensi perawat sesuai level. Dalam
portofolio, perawat melampirkan dokumen sebagai bukti peningkatan kompetensi dan upaya
pencapaiannya.
5. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan kelayakan
pemberian Kewenangan Klinis (PermneKes No 49 Tahun 2013).
6. Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan yang telah memiliki
Kewenangan Klinis untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis tersebut
(PermneKes No 49 Tahun 2013).

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan ini diterapkan kepada semua perawat di Rumah Sakit Mata Mencirim Tujuh Tujuh
Pelaksana panduan ini adalah komite keperawatan, mitra bestari dan panitia adhock yang akan
melakukan proses kredensial dan rekredensial perawat yang bekerja di Rumah Sakit Mata
Mencirim Tujuh Tujuh.

2.1 Prinsip
1. Semua perawat dan bidan yang akan melakukan asuhan keperawatan harus memiliki
surat penugasan klinis dan rincian kewenagan klinis melalui tahap kredensial.
2. Proses kredensial menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam memberikan
pelayanan
Keperawatan kepada pasien sesuai dengan standar profesi.
3. Proses kredensial mencakup tahapan review, verifikasi dan evaluasi terhadap dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan kinerja tenaga keperawatan.

2.2 Kewajiban dan Tanggung Jawab


1. Seluruh perawat dan Rumah Sakit
a. Memahami dan menerapkan prosedur kredensial
b. Mengisi portofolio beserta lampiran yang terdiri dari ijazah, STR, SIK, Sertifikat
pelatihan
c. Mengajukan permohonan untuk dilakukan kredensialing

2. Direktur SDM
a. Bertanggung jawab untuk melakukan orientasi tenaga perawat baru.
b. Melakukan pengajuan kepada komite keperawatan untuk membuat kompetensi bagi
tenaga perawat.

2.3 Kategori Kewenangan klinis


PK I
1. Supervisi 1 : Memiliki pengetahuan teoritis mengenai tindakan keperawatan dan selama
bekerja pernah melihat dan mendemonstrasikan tindakan keperawatan tersebut di
bawah bimbingan mentor
2. Supervisi 2 : Memiliki pengetahuan teoritis mengenai tindakan keperawatan dan selama
bekerja pernah meihat, mendemonstrasikan melakukan tindakan keperawatan tersebut beberapa
kali di bawah pengawasan mentor
3. Supervisi 3 : Memiliki pengetahuan teoritis mengenai tindakan keperawatan dan selama
bekerja pernah melihat, mendemonstarsikan dan melakukan tindakan keperawatan tersebut
beberapa kali di bawah pengawasan mentor dan mampu melakukannya dalam konteks praktik
keperawatan secara mandiri.
PK II, III, IV dan V
1. Kategori I : Kompeten
2
2. Kategori II : Tidak kompeten
BAB III
KEBIJAKAN

3.1 KEBIJAKAN KHUSUS PELAYANAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH


SAKIT MATA MENCIRIM TUJUH TUJUH

A. KOMITE KEPERAWATAN

Komite Keperawatan adalah wadah non-struktural rumah sakit yang mempunyai


fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
melalui mekanisme kredensial,penjagaan mutu profesi, dan pemeliharaan etika dan disiplin
profesi. Penyelenggaraan Komite Keperawatan bertujuan untuk meningkatkan
profesionalisme tenaga keperawatan serta mengatur tata kelola klinis yang baik agar mutu
pelayanan keperawatan yang berorientasi pada keselamatan pasien di Rumah Sakit lebih
terjamin dan terlindungi.

B. FUNGSI KOMITE KEPERAWATAN


Komite Keperawatan mempunyai fungsi meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
yang bekerja di Rumah Sakit dengan cara:
1. Melakukan Kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan melakukan
pelayanan keperawatan di Rumah Sakit;
2. Memelihara mutu profesi tenaga keperawatan; dan
3. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi perawat.

C. TUGAS KOMITE KEPERAWATAN


1. Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis dan Buku Putih
2. Melakukan verifikasi persyaratan Kredensial
3. Merekomendasikan Kewenangan Klinis tenaga keperawatan
4. Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis
5. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan
6. Melaporkan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan untuk
diteruskan kepada kepala/direktur Rumah Sakit.

Dalam melaksanakan fungsi memelihara mutu profesi, Komite Keperawatan memiliki tugas
sebagai berikut:
1. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik
2. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan tenaga
keperawatan
3. Melakukan audit keperawatan
4. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.

3
Dalam melaksanakan fungsi menjaga disiplin dan etika profesi tenaga keperawatan, Komite
Keperawatan memiliki tugas sebagai berikut:
1. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan
2. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan
3. Merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan masalah etik dalam
kehidupan profesi dan pelayanan asuhan keperawatan
4. Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis dan
5. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan keperawatan.

D. WEWENANG KOMITE KEPERAWATAN


Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Keperawatan berwenang:
1. Memberikan rekomendasi rincian Kewenangan Klinis.
2. Memberikan rekomendasi perubahan rincian Kewenangan Klinis.
3. Memberikan rekomendasi penolakan Kewenangan Klinis tertentu.
4. Memberikan rekomendasi surat Penugasan Klinis.
5. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan
6. Memberikan rekomendasi pendidikan keperawatan berkelanjutan.
7. Memberikan rekomendasi pendampingan dan memberikan rekomendasi

1. SUBKOMITE KREDENSIAL
Proses kredensial menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam memberikan
pelayanan keperawatan kepada pasien sesuai standar profesi. Proses Kredensial
mencakup tahapan review, verifikasi, dan evaluasi terhadap dokumen – dokumen yang
berhubungan dengan kinerja tenaga keperawatan.Berdasarkan hasil proses Kredensial,
Komite Keperawatan merekomendasikan kepada kepala/direktur Rumah Sakit untuk
menetapkan Penugasan Klinis yang akan diberikan kepada tenaga keperawatan berupa
surat Penugasan Klinis. Penugasan Klinis tersebut berupa daftar Kewenangan klinis yang
diberikan oleh kepala/direktur Rumah Sakit kepada tenaga keperawatan untuk melakukan
asuhan keperawatan dalam lingkungan Rumah Sakit untuk suatu periode tertentu.

I. Tujuan
1. Memberi kejelasan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
2. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan
yang memberi asuhan keperawatan memiliki kompetensi dan Kewenangan Klinis
yang jelas;
3. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada disemua
level pelayanan.

II. Tugas
1. Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis
2. Menyusun buku putih (white paper) yang merupakan dokumen persyaratan terkait
kompetensi yang dibutuhkan melakukan setiap jenis pelayanan keperawatan
sesuai dengan standar kompetensinya. Buku putih disusun oleh Komite
Keperawatan dengan melibatkan Mitra Bestari (peer group) dari berbagai unsur
organisasi profesi keperawatan, kolegium keperawatan, unsur pendidikan tinggi
keperawatan.
3. Menerima hasil verifikasi persyaratan Kredensial dari berbagai SDM meliputi :

4
a) Ijazah;
b) Surat Tanda Registrasi (STR);
c) Sertifikat kompetensi
d) Logbook yang berisi uraian capaian kinerja;
e) surat pernyataan telah menyelesaikan program orientasi Rumah Sakit atau
orientasi di unit tertentu bagi tenaga keperawatan baru;
f) Surat hasil pemeriksaan Kesehatan sesuai ketentuan.
4. Merekomendasikan tahapan proses Kredensial :
a) Perawat mengajukan permohonan untuk memperoleh Kewenangan Klinis
kepada ketua Komite Keperawatan;
b) Ketua Komite Keperawatan menugaskan Subkomite Kredensial untuk
melakukan proses Kredensial (dapat dilakukan secara individua tau
kelompok)
c) Subkomite membentuk panitia adhoc untuk melakukan review, verifikasi dan
evaluasi dengan berbagai metode : porto folio, asesmen kompetensi
d) Subkomite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rapat
menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
5. Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga
keperawatan.
6. Melakukan Kredensial ulang berkala sesuai waktu yang ditetapkan.
7. Subkomite membuat laporan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite
Keperawatan untuk diteruskan ke kepala / Direktur Rumah Sakit.
III. Kewenangan
Subkomite Kredensial mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi rincian
Kewenangan Klinis untuk memperoleh surat Penugasan Klinis (clinical appointment)
IV. Mekanisme Kerja
Untuk melaksanakan tugas subkomite Kredensial, maka ditetapkan mekanisme
sebagai berikut :
a) Mempersiapkan Kewenangan Klinis mencakup kompetensi
b) Sesuai area praktik yang ditetapkan oleh rumah sakit
c) Menyusun Kewenangan Klinis dengan kriteria sesuai dengan persyaratan
Kredensial dimaksud
d) Melakukan assesmen Kewenangan Klinis dengan berbagai metode yang
disepakati
e) Memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rekomendasi memperoleh
Penugasan Klinis dari kepala / Direktur Rumah Sakit
f) Memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis untuk memperoleh Penugasan
Klinis dari kepala/Direktur Rumah Sakit dengan cara :
a. Tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk memperoleh
Kewenangan Klinis kepada ketua Komite Keperawatan
b. Ketua Komite Keperawatan menugaskan subkomite Kredensial untuk
melakukan proses Kredensial (dapat dilakukan secara individu atau
kelompok)
c. Subkomite melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai
metode : porto folio, asesmen kompetensi
d. Subkomite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rapat
menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga Keperawatan.
e. Melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan Klinis secara berkala.
f. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan.

2. SUBKOMITE MUTU PROFESI

5
Dalam rangka menjamin kualitas pelayanan/asuhan keperawatan, maka tenaga
keperawatan sebagai pemberi pelayanan harus memiliki kompetensi, etis, dan peka
budaya. Mutu profesi tenaga keperawatan harus selalu ditingkatkan melalui program
pengembangan profesional berkelanjutan yang disusun secara sistematis, terarah dan
terpola/terstruktur. Mutu profesi tenaga keperawatan harus selalu ditingkatkan secara
terus menerus sesuai perkembangan masalah Kesehatan, ilmu pengetahuan dan
tegnologi, perubahan standar profesi, standar pelayanan serta hasil – hasil penelitian
terbaru. Kemampuan dan keinginan untuk meningkatkan mutu profesi tenaga
keperawatan di Rumah Sakit masih rendah, disebabkan karena beberapa hal antara
lain : kemauan belajar rendah, belum terbiasa melatih berpikir kritis dan reflektif,
beban kerja berat sehingga tidak memiliki waktu, fasilitas – sarana terbatas, belum
berkembangnya sistem pendidikan berkelanjutan bagi tenaga keperawatan. Berbagai
cara dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu profesi tenaga keperawatan
antara lain audit, diskusi refleksi diskusi kasus, studi kasus, seminar/symposium serta
pelatihan, baik dilakukan di dalam maupun di luar Rumah Sakir.
mutu profesi yang tinggi akan meningkatkan percaya diri, kemampuan
mengambil keputusan klinik dengan tepat, mengurangi angka kesalahan dalam
pelayanan keperawatan. Akhirnya meningkatkan tingkat kepercayaan pasien terhadap
tenaga keperawatan dalam pemberian pelayanan keperawatan dan kebidanan.
I. Tujuan
Memastikan mutu profesi tenaga keperawatan sehingga dapat memberikan asuhan
keperawatan yang berorientasi kepada keselamatan pasien sesuai kewenangannya.
II. Tugas
Tugas subkomite mutu profesi adalah :
a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan
tenaga keperawatan.
c. Melakukan audit asuhan keperawatan
d. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.
III. Kewenangan
Kewenangan subkomite mutu profesi mempunyai kewenangan memberikan
rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan, pendidikan keperawatan
berkelanjutan serta pendampingan.
IV. Mekanisme Kerja
Untuk melaksanakan tugas subkomite mutu profesi, maka ditetapkan mekanisme
sebagai berikut :
a) Koordinasi dengan bidang keperawatan untuk memperoleh data dasar tentang
profil tenaga keperawatan di Rumah Sakit sesuai area praktiknya berdasarkan
jenjang karir.
b) Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal dari data subkomite
Kredensial sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
perubahan standar profesi. Hal tersebut menjadi dasar perencanaan CPD
(Continius Program Development).
c) merekomendasikan perencanaan CPD (Continius Program Development)
kepada unit yang berwenang.
d) Koordinasi dengan praktisi tenaga keperawatan dalam melakukan
pendampingan sesuai kebutuhan
e) melakukan audit keperawatan dengan cara :
a. Pemilihan topik yang akan dilakukan audit.
b. Penetapan standar dan kriteria.
c. Penetapan jumlah kasus/sampel yangakan diaudit.
d. Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan.
e. Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan kriteria .
6
f. Menerapkan perbaikan.
g. Rencana reaudit.
h. Menyusun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan kepada Ketua
Komite Keperawatan.

3. SUBKOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI


Setiap tenaga keperawatan harus memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam
memberikan asuhan keperawatan dan menerapkan etika profesi dalam praktiknya.
Profesionalisme tenaga keperawatan dapat ditingkatkan dengan melakukan pembinaan
dan penegakan disiplin profesi serta penguatan nilai – nilai etik dalam kehidupan
profesi. Nilai etik sangat diperlukan bagi tenaga keperawatan sebagai landasan dalam
memberikan pelayanan yang manusiawi berpusat pada pasien. Prinsip “caring”
merupakan inti pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan. Pelanggaran
terhadap standar pelayanan, disiplin profesi keperawatan hamper selalu dimulai dari
pelanggaran nilai moral – etik yang akhirnya akan merugikan pasien dan masyarakat.
Beberapa factor yang mempengaruhi pelanggaran atau timbulnya masalah etik antara
lain tingginya beban kerja tenaga keperawatan, ketidakjelasan Kewenangan Klinis,
menghadapi pasien gawat – kritis dengan kompetensi yang rendah serta pelayanan
yang sudah mulai berorientasi pada bisnis. Kemampuan praktik yang etis hanya
merupakan kemampuan yang dipelajari pada saat di masa studi/pendidikan, belum
merupakan hal yang penting dipelajari dan diimplementasikan dalam praktik.
Berdasarkan hal tersebut, penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika
profesi perlu dilakukan secara terencana, terarah, dan dengan semangat yang tinggi
sehingga pelayanan keperawatan yang diberikan menjamin pasien aka naman dan
mendapat kepuasan.
I. Tujuan
1. Agar tenaga keperawatan menetapkan prinsip – prinsip etik dalam
memberikan asuhan keperawatan
2. Melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan
yang tidak professional
3. Memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.
II. Tugas
1. Melakukan sosialisasi kode etik tenaga keperawatan
2. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan
3. Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan
4. Merekomendasikan penyelesaian masalah – masalah pelanggaran disiplin dan
masalah – masalah etik dalam kehidupan profesi dan asuhan keperawatan.
5. Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis dan/atau surat Penugasan
Klinis (clinical appointment)
6. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan
III. Kewenangan
Subkomite etik dan disiplin profesi mempunyai kewenangan memberikan usul
rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis (clinical privilege) tertentu,
memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian Kewenangan Klinis
(delineation of clinical privilege), serta memberikan rekomendasi pemberian
tindakan disiplin.
IV. Mekanisme Kerja
Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan tahapan :
1. Mengidentifikasi sumber laporan kejadian pelanggaran etik dan disiplin di
dalam Rumah Sakit;
2. Melakukan telaah atas laporan kejadian pelanggaran etik dan disiplin profesi;
3. Membuat keputusan;
7
4. Pengambilan keputusan, pelanggaran etik profesi dilakukan dengan
melibatkan panitia Ashoc.
5. Melakukan tindak lanjut keputusan berupa :
a) Pelanggaran etik direkomendasikan kepada organisasi profesi
keperawatan di Rumah Sakit melalui Ketua Komite
b) Pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada direktur medik dan
keperawatan/direktur keperawatan melalui Ketua Komite Keperawatan;
c) Rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis diusulkan kepada Ketua
Komite Keperawatan untuk diteruskan kepada kepala/Direktur Rumah
Sakit.
d) Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan,
meliputi :
1) Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam
pelaksanaan praktik keperawatan sehari – hari.
2) Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/topik dan
metode serta evaluasi.
3) Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya,
“coaching”, symposium, “bedside teaching”, diskusi refleksi kasus
dan lain -lain disesuaikan dengan lingkup pembinaan dan sumber
yang tersedia.
4) Menyusun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan kepada
Ketua Komite Keperawatan.

8
BAB IV
TATA LAKSANA

3.1. KEBIJAKAN KREDENSIAL/REKREDENSIAL DI RUMAH SAKIT MATA


MENCIRIM TUJUH TUJUH
Direktur menetapkan bahwa setiap tenaga keperawatan yang bekerja di RS Mata Mencirim
Tujuh Tujuh :
1) Mengikuti kredensial keperawatan yang dilaksanakan oleh Komite Keperawatan dalam hal ini
adalah sub komite kredensial.
2) Mengikuti rekredensial yang dilaksanakan setiap 3 tahun sekali oleh seluruh perawat di RS
Mata Mencirim Tujuh Tujuh.

3.1.1. Kredensial
1) Memiliki ijazah keperawatan yang dikeluarkan oleh lembaga tinggi keperawatan yang
terakreditasi oleh lembaga yang berwenang.
2) Memiliki sertifikat hasil uji kompetensi yang dikeluarkan oleh institusi yang berwenang.
3) Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang dikeluarkan oleh Majelis Tenaga Kerja Indonesia
(MTKI) yang masih berlaku.
4) Memiliki Surat Ijin Kerja (SIK) perawat yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah yang
berwenang yang masih berlaku.
5) Memiliki surat telah dilakukan orientasi umum yang dikeluarkan oleh bagian SDM RS Mata
Mencirim Tujuh Tujuh
6) Memiliki form Aplikasi Kredensialing Perawat yang telah diisi oleh perawat sendiri yang akan
di kredensial oleh Sub Komite Kredensial.
7) Memiliki sertifikat pelatihan yang dikeluarkan oleh institusi yang syah dan yang telah
teregistrasi dari PPNI Provinsi Sumatera Utara.
8) Memiliki evaluasi diri perawat yang telah diisi sesuai dengan penempatan PK.
9) Sub Komite Kredensial melakukan review/telaah berkas yang dibantu oleh panitia ad-hoc.
10) Komite Keperawatan mengeluarkan surat rekomendasi perawat ke Direktur Utama RS Mata
Mencirim Tujuh Tujuh.
11) Direktur Utama menerbitkan Surat Penugasan Klinik (Clinical Appointment) dan Daftar Rincian
Kewenangan Klinik oleh Direktur RS.

3.1.2. Rekredensial
1) Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang dikeluarkan oleh Majelis Tenaga Kerja Indonesia
(MTKI) yang masih berlaku.
2) Memiliki Surat Ijin Kerja (SIK) perawat yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah yang
berwenang yang masih berlaku.
3) Memiliki sertifikat Kewenangan Praktek Klinik perawat yang dikeluarkan dari RS Mata
Mencirim Tujuh Tujuh atau rumah sakit lain (perawat pindahan).
4) Memiliki form Aplikasi Kredensialing Perawat yang telah diisi oleh perawat sendiri yang akan
di kredensial oleh Sub Komite Kredensial.

9
5) Memiliki logbook yang berisi uraian tugas kompetensi dan yang terdapat bukti telah dilakukan
mentorship/perseptorship.
6) Memiliki sertifikat pelatihan yang dikeluarkan oleh institusi yang sah dan yang telah teregistrasi
dari PPNI Provinsi Sumatera Utara.
7) Memiliki evaluasi diri perawat yang telah diisi sesuai dengan penempatan PK.
8) Sub Komite Kredensial melakukan review/verifikasi berkas yang dibantu oleh panitia ad-hoc.
9) Komite Keperawatan mengeluarkan surat rekomendasi perawat ke Direktur Utama RS Mata
Mencirim Tujuh Tujuh
10) Direktur Utama menerbitkan Surat Penugasan Klinik (Clinical Appointment) dan Daftar Rincian
Kewenangan Klinik oleh Direktur RS Mata Mencirim Tujuh Tujuh

3.2 URAIAN KEGIATAN KREDENSIAL/REKREDENSIAL PERAWAT


1. Tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk memperoleh Kewenangan Klinis kepada
Ketua Komite Keperawatan dengan persyaratan yang ditetapkan yaitu:
- Melengkapi porotfolio dan berisi lampiran ijazah, surat kelulusan hasil uji kompetensi, STR,
SIK yang masih berlaku (bagi perawat baru)
- Membawa STR, SIK yang masih berlaku (bagi perawat lama)
- mengisi form aplikasi kredensialing keperawatan/kebidanan
- menyerahkan logbook yang berisi uraian tugas kompetensi yang telah dimentorship (bagi
perawat lama)
- menyerahkan bukti pelatihan yang mendapat legalitas dari PPNI provinsi Sumatera Utara
- menyerahkan surat rekomendasi dari Bidang Keperawatan tentang persetujuan untuk
direkredensial (bagi perawat lama).
2. Ketua Komite Keperawatan menugaskan sub komie kredensial untuk melakukan proses
kredensial.
3. Sub Kredensial mempersiapkan Kewenangan Klinis Perawat yang mencakup kompetensi sesuai
area praktik yang ditetapkan oleh rumah sakit
4. Sub Kredensial menyusun Kewenangan Klinis dengan kriteria sesuai dengan persyaratan
Kredensial dimaksud.
5. Sub Kredensial melakukan assessment Kewenangan Klinis dengan metode portofolio dan
evaluasi diri pada seluruh perawat yang akan di kredensial/rekredensial.
6. Sub Kredensial melakukan review dan verifikasi berkas dengan melibatkan panitia ad hoc.
7. Kemudian memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rekomendasi untuk memperoleh
Penugasan Klinis dan Kewenangan Klinis dari Direktur Utama Rumah Sakit Mata Mencirim
Tujuh Tujuh ke Ketua Komite Keperawatan.
8. Melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan Klinis secara berkala.
9. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan.

10
3.2.1ALUR KREDENSIAL/REKREDENSIAL

Alur Proses Kredensial

MULAI

Sub Komite Kredensial melakukan Review, Verifikasi dan Evakuasi dokumen/portofolio


kredensial dengan dibantu panitia ad hoc

Sub Komite Kredensial melakukan asesmen kompetensi dengan metode porofolio dan
evaluasi diri

membuat rekomendasi hasil asesmen kompetensi

Sub Komite Kredensial membuat laporan seluruh proses kredensial kepada ketua Komite
Keperawatan untuk diteruskan kepada Direktur Rs Mata Mencirim Tujuh Tujuh

Surat Penugasan Klinis dan Kewenangan Klinis dari Direktur Utama Rumah Sakit Mata
Mencirim Tujuh Tujuh

Sub Kredensial melakukan Rekredensialing 3 tahun sekali

SELESAI

11
BAB V
DOKUMENTASI

Dokumentasi yang berkaitan dengan dengan proses kredensial yaitu :


1. Form Portofolio
2. Aplikasi kredensial
3. Surat penugasan klinis dan rencana kewenagan klinis

Dokumentasi Terlampir

12
BAB VI
PENUTUP

Demikianlah panduan ini disusun sebagai acuan dalam menjalankan layanan


pasien yang aman, khususnya dalam rangka meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien. Panduan ini masih jauh dari sempurna, oleh şebab itü panduan akan ditinjau
kembali setiap 2 sampai 3 tahun sesuai dengan tuntutan layanan dan standar
akreditasi.

Medan, Februari 2022 Diketahui Oleh,

Dibuat Oleh,

Ade Irma Lubis, S.Kep, Ns dr. Syarifuddin, Sp.M

Ketua Komite Keperawatan Direktu

13
14

Anda mungkin juga menyukai