Anda di halaman 1dari 5

PERAN KELOMPOK FUNGSIONAL KEPERAWATAN (KFK)

DALAM PENINGKATAN PROFESIONALISME PERAWAT

-Rekyan Listyaningsih –

A. Latar Belakang
Perawat memberikan kontribusi sangat besar terhadap keberhasilan
pemberian pelayanan kesehatan paripurna kepada klien . Data BPPSDM tahun
2014 tercatat sejumlah 295.508 perawat dari 891.897 total tenaga kesehatan.
Keberhasilan pemberian asuhan keperawatan oleh perawat yang menempati
sepertiga dari keseluruhan tenaga kesehatan di Indonesia baik di RS maupun
dipelayanan primer ini perlu didukung oleh mekanisme upaya peningkatan
profesionalisme perawat.
Agar profesionalisme dan pertumbuhan profesi tenaga keperawatan dapat
terjadi dan terus berkembang, maka diperlukan suatu mekanisme dan
sistem pengorganisasian yang terencana dan terarah yang diatur oleh suatu
wadah keprofesian yang sarat dengan aturan dan tata norma profesi
sehingga dapat menjamin bahwa sistem pemberian pelayanan dan asuhan
keperawatan dan kebidanan yang diterima oleh pasien, diberikan oleh
tenaga keperawatan dari berbagai jenjang kemampuan atau kompetensi
dengan benar (scientific) dan baik (ethical) serta dituntun oleh etika profesi
keperawatan dan kebidanan. Mekanisme dan sistem pengorganisasian
tersebut adalah Komite Keperawatan.
Komite Keperawatan adalah wadah non-struktural rumah sakit yang
mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme
tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi (Permenkes no 49 tahun 2013)
Dalam Permenkes no 49 tahun 2013 tentang komite keperawatan RS
Pasal 2, disebutkan bahwa penyelenggaraan Komite Keperawatan bertujuan
untuk meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan serta mengatur tata
kelola klinis yang baik agar mutu pelayanan keperawatan dan pelayanan
kebidanan yang berorientasi pada keselamatan pasien di Rumah Sakit lebih
terjamin dan terlindungi.
Fasilitas pelayanan kesehatan mempunyai tugas utama memberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan aman bagi masyarakat . Untuk itu RS
perlu menyusun Peraturan internal staf keperawatan ( nursing Staff By Law
/NSBL) sebagai acuan serta dasar hukum yang sah bagi Komite Keperawatan
dan kepala/direktur Rumah Sakit dalam hal pengambilan keputusan tentang staf
keperawatan. Termasuk mengatur mekanisme pertanggungjawaban Komite
Keperawatan kepada kepala/direktur Rumah Sakit tentang profesionalisme staf
keperawatan rumah sakit.
Peraturan internal staf keperawatan/NSBL berbeda untuk setiap Rumah
Sakit dan tidak mengatur pengelolaan rumah sakit. Pengaturan utamanya tentang
Penugasan Klinis staf keperawatan, mekanisme mempertahankan dan
pendisiplinan profesi keperawatan
Tujuan peraturan internal staf keperawatan/ NSBL adalah agar Komite
Keperawatan dapat menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik (good clinical
governance) melalui mekanisme Kredensial, peningkatan mutu profesi, dan
penegakan disiplin profesi. Selain itu peraturan internal staf keperawatan (nursing
staf bylaws) juga bertujuan untuk memberikan dasar hukum bagi mitra bestari
(peer group) dalam pengambilan keputusan profesi melalui Komite Keperawatan.
Putusan itu dilandasi semangat bahwa hanya staf keperawatan yang kompeten
dan berperilaku profesional sajalah yang boleh melakukan asuhan keperawatan
dirumah sakit.
Kelompok Fungsional Keperawatan (KFK) mempunyai peran penting dalam
mewujudkan staf keperawatan yang kompeten melalui beberapa kegiatan yang
diadakan . KFK dalam menjalankan fungsinya berada dalam pengawasan dan
pembinaan Komite Keperawatan .

B. Kelompok Fungsional Keperawatan / KFK


Berdasarkan Peraturan internal staf keperawatan / NSBL RSUP
Dr.Sardjito. Pengorganisasian staf keperawatan di Rumah Sakit dilakukan
dengan pembentukan Kelompok Fungsional Keperawatan (KFK). KFK adalah
Sekelompok orang (peer-group) yang terdiri dari kelompok perawat fungsional
dan kelompok bidan fungsional. Kelompok perawat fungsional mencakup Ners
dengan spesialis, kumpulan ners seminat dan perawat vokasional yang memiliki
kesamaan kompetensi dalam kelompoknya. Kelompok bidan fungsional
mencakup bidan ahli dan bidan terampil.
Pengorganisasian staf keperawatan di rumah sakit dalam KFK berdasarkan
disiplin / spesialisasi dan peminatan sesuai kebutuhan rumah sakit.
Di RSUP Dr. Sardjito terdapat 16 KFK :
1. KFK Penyakit Dalam
2. KFK Bedah
3. KFK Maternitas
4. KFK Anak
5. KFK Gawat Darurat
6. KFK Intensif
7. KFK Jantung
8. KFK Mata
9. KFK Renal
10. KFK saraf
11. KFK kamar bedah
12. KFK kulit dan kelamin
13. KFK anaestesi
14. KFK THT
15. KFK Jiwa
16. KFK gigi dan mulut

Anggota KFK
Keanggotaan KFK mencakup seluruh staf keperawatan dan bersifat wajib.
Setiap KFK beranggotakan minimal 10 (sepuluh) orang staf keperawatan,
dalam hal staf keperawatan dengan peminatan yang sama kurang dari 10
(sepuluh) orang atau belum ditetapkan sebagai KFK tertentu, maka staf
keperawatan yang besangkutan masuk dalam KFK yang ada di rumah sakit.
Pengangkatan, kepindahan dan pemberhentian Anggota KFK ditetapkan
dengan keputusan Direktur Utama dengan mempertimbangkan rekomendasi
Komite Keperawatan.Tata cara pengangkatan, kepindahan dan pemberhentian
Anggota KFK ditetapkan oleh Direktur Utama, dimana staf keperawatan dapat
diangkat menjadi anggota KFK dengan mengajukan diri sesuai peminatan (proses
kredensial)

Ketua KFK
Setiap KFK dipimpin oleh seorang Ketua KFK yang ditetapkan oleh
Direktur Utama dan bertanggung jawab kepada Direktur Pelayanan Medik dan
Keperawatan. Ketua KFK dipilih oleh anggota KFK melalui mekanisme pemilihan
.Masa Jabatan ketua KFK adalah dua tahun.

Ketua KFK dipilih melalui tahapan :


1. Rapat pleno KFK untuk membentuk panitia pemilihan ketua KFK.
2. Panitia pemilihan menyiapkan bakal calon sesuai kriteria yang telah ditetapkan
3. Proses pemilihan dilakukan secara langsung dan tidak langsung
4. Penghitungan suara dilakukan dengan disaksikan oleh Komite Keperawatan
dan anggota KFK serta dibuatkan berita acara
5. Ketua dipilih berdasarkan perolehan suara terbanyak
6. Komite Keperawatan mengusulkan penetapan Ketua KFK terpilih kepada
Direktur Utama dilampiri berita acara

Ketua KFK mempunyai tugas dan peran sebagai berikut :


1. Menyusun PAK dan SPO sesuai bidang tugas kelompok klinis keperawatan
seminat di bawah koordinasi Komite Keperawatan untuk ditetapkan Direktur
Utama;
2. Melakukan telaah dan perbaikan PAK dan SPO agar sesuai dengan situasi
dan kondisi yang berkembang
3. Membuat usulan program peningkatan keilmuan dan ketrampilan (Pendidikan
Keperawatan Berkelanjutan, Diskusi Refleksi Kasus dan pelatihan terkait area
peminatan) semua Anggota KFK serta program peningkatan dan
pengembangan pelayanan kepada Direktur Medik dan Keperawatan.
4. Melaksanakan asuhan & pelayanan keperawatan yang prima
5. Melakukan supervisi klinis
6. Membina kerjasama dengan seluruh KFK dan instalasi secara lintas fungsi &
lintas sektor tmsk KSM
7. Membantu komite melakukan pembinaan etik profesi
8. Menyusun & membuat laporan kegiatan

C. Peran KFK dalam Peningkatan Mutu Profesi Keperawatan


KFK dalam meningkatkan mutu profesi keperawatan mempunyai peran sebagai
berikut :
1. Menyusun & merevisi Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) dan Standar
Prosedur Operasional (SPO) dan Clinical Pathway (CP)
2. Menyelengarakan Pelatihan sesuai seminat
3. Mengadakan pertemuan ilmiah ( CNE,DRK )
4. Mengikuti pertemuan ilmiah
5. Melakukan audit asuhan keperawatan /asuhan kebidanan;

D. Peran KFK dalam Kredensial


Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk
menentukan kelayakan pemberian Kewenangan Klinis. KFK dalam kredensial
keperawatan mempunyai peran sebagai berikut :
1. Mengumpulkan data (mapping)
Mapping atau pemetaan adalah suatu proses menetapkan level perawat lama
sesuai penjenjangan karir dengan prasyarat yang ditetapkan sesuai kebijakan
masing - masing rumah sakit. Data yang dikumpulkan meliputi antara lain :
nama perawat ; tahun lulus pendidikan keperawatan, lama pengalaman kerja,
masa berlaku STR , level PK, sertifikat uji kompetensi sesuai level PK,
pelatihan yang yang diikuti.
2. Membuat usulan standar kompetensi perawat / Rincian Kewenangan Klinis (
RKK )
RKK disusun sesuai dengan seminat dan kompetensi khusus dari tiap perawat
Perawat yang telah mendapatkan rekomendasi kewenangan klinis oleh Komite
Keperawatan akan diusulkan memperoleh surat penugasan klinis oleh direktur
rumah sakit, dalam bentuk penerbitan surat keputusan penugasan klinis. Surat
Penugasan Klinis merupakan izin dari pimpinan/Direktur rumah sakit untk
melaksanakan praktik dengan kewenangan klinik yang telah diberikan.
Pada saat kredensial, staf perawat yang dikredensial didampingi oleh ketua KFK
atau mitra bestari sesuai seminat.

E. Peran KFK dalam Pembinaan Etik & Disiplin


KFK dalam pembinaan etik & disiplin mempunyai peran sebagai berikut :
1. Sosialisasi tentang etik keperawatan
2. Sosialisasi hubungan perawat-pasien
3. Bekerjasama dalam evaluasi etik dan disiplin anggota
4. Ikut melakukan pembinaan etik

F. Kegiatan lain KFK


Di RSUP Dr. Sardjito, kegiatan lain yang diselenggarakan oleh KFK antara lain :
1. Bimbingan mahasiswa manajemen
2. Kontributor dalam kegiatan pelatihan
3. Sosialisasi pasca pelatihan
4. Bersama kepala ruang melakukan penilaian kinerja klinis keperawatan
5. Menyusun Log book sesuai kompentensi
6. Membuat telaah hasil penilaian kinerja klinis

G. Peran KFK dalam Konsep Pengembangan dan Peningkatan Fungsi


Dalam konsep pengembangan dan peningkatkan fungsi, KFK mempunyai peran :
1. Mengoptimalkan fungsi Ketua KFK sebagai sentral dari Nurse educator
2. Merencanakan pelatihan dan CNE, bekerja sama dengan semua KFK,
terintegrasi dalam RKT Komite keperawatan.
3. Meningkatkan fungsi supervisor klinik

H. Hambatan dan Tantangan


Dalam menjalankan fungsinya , KFK mempunyai hambatan dan tantangan :
1. Pengakuan peran
2. Batasan peran
3. Peran ganda
4. Kapabilitas/kompetensi
5. Tuntutan kompetensi anggota sesuai standar
6. Pencarian bentuk standar (PAK dan SOP)
7. Pengembangan ilmu dan pengetahuan

Sumber Pustaka
‐ PMK No. 49 ttg Komite Keperawatan RS [online] 2018 [cited 2018 March
20];available from
http://bprs.kemkes.go.id/v1/uploads/pdffiles/peraturan/27%20PMK%20No.%20
49%20ttg%20Komite%20Keperawatan%20RS.pdf
‐ NSBL RSUP Dr. Sardjito ,Tidak dipublikasikan
‐ PMK No.40 ttg Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat Klinis
[online] 2018 [cited 2018 March 20];available from
https://www.scribd.com/document/357533161/PMK-No-40-Th-2017-ttg-
Pengembangan-Jenjang-Karir-Profesional-Perawat-Klinis-pdf

Anda mungkin juga menyukai