Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks,mengunakan gabungan alat


ilmiah khusus dan rumit dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik
dalam menghadapi dan menangani masalah medic modern, yang semuanya terikat bersama-
sama dalam maksud yang sama untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan(Siregar 2004),
Pelayanan kesehatan dirumah sakit berjalan secara sinergis antardisiplin profesi kesehatan
dan non kesehatan. Salah satu fungsi rumahsakit adalah menyelenggarakan pelayanan dan
asuhan keperawatan yang merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dengan tujuan
memelihara kesehatan masyarakat seoptimal mungkin (aditama, 2006).

Pelayanan keperawatan merupakan salah satu bentuk layanan yang memiliki


kontribusi yang besar dalam pelayanan kesehatan, Gilies (1994),dan menyatakan bahwa
layanan keperawatan merupakan layanan terbesar dalam layanan rumah sakit. Tenaga
Keperawatan di Rumah Sakit merupakan jenis kesehatan terbesar (jumlahnya antara 50-
60%), memiliki jam kerja 24 jam melalui penugasan shift, serta merupakan tenaga kesehatan
yang paling dekat dengan pasien melalui hubungan profesional(Wiwiek, 2008). Pelayanan
Keperawatan di Rumah Sakit tersebar pada sejumlah area seperti pelayanan rawat inap,
pelayanan rawat jalan, maupun pada area pelayanan khusus seperti instalasi intensif, instalasi
gawat darurat maupun instalasi bedah sentral. Pelayanan keperawatan ini memiliki sifat yang
unik yaitu seperti diberikan secara konstan, kontinue, koordinatif dan advokatif, oleh karena
itu salah satu indikator keberhasilan Rumah Sakit dalam memberi pelayanan kesehatan
tersebut ditentukan oleh pemberian asuhan keperawatan oleh perawat yang berkualitas.
Pelayanan dan asuhan keperawatan menjadi salah satu indikator penilaian dan akreditasi
rumah sakit.

Asuhan keperawatan yang berkualitas dapat dicapai dengan adanya profesionalisme


keperawatan. Pelayanan keoperawatan profesional di Rumah Sakit diberikan oleh perawat
yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui pendekatan
asuhan keperawatan (Depkes, 2002).

Pelayanan keperawatan ini didapat dengan adanya mutu pelayanan prima yang
sangat-sangat dipengaruhi oleh pelayanan keperawatan berkontribusi untuk menentukan
kinerja rumah sakit. Tenaga keperawatan juga memiliki motivasi yang rendah serta
kesempatan yang terbatas untuk meningkatkan kemampuan profesinya melalui kegiatan-
kegiatan audit keperawatan serta kegiatan pendidikan berkelanjutan.

1
Agar profesionalisme dan pertumbuhan profesi tenaga keperawatan dapat
berkembang, maka diperlukan suatu mekanisme dan sistem pengorganisasian yang terencana
yang diatur oleh suatu wadah keprofesian yang sarat dengan aturan dan tata norma profesi
sehingga dapat menjamin bahwa sistem pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan yang
diterima oleh pasien, diberikan oleh tenaga keperawatan dari berbagai jenjang kemampuan
atau kompetensi dengan benar (scientific) dan baik (ethical) serta dituntun oleh etika profesi
keperawatan. Mekanisme dan pengorganisasian tersebut adalah komite keperawatan
(Permenkes, 49 2013).

Kedudukan komute keperawatan dalam struktur terapi menjalankan


mengkomunikasikan pendapat dan ide-ide atau gagasan-gagasan perawat sehingga
memungkinkan penggunaan gabungan pengetahuan, keterampilan dan ide dari staf
profesional keperawatan (Swansburg,1999).

Komite keperawatan berada dalam struktur rumah sakit tertuang jelas dalam
kepmendagri no 1 tahun 2002 tentang pedoman penyusunan organisasi dan tata kerja rumah
sakit daerah bahwa organisasi rumah sakit sekurang-kurangnya harus memiliki direktur,
komite medic, staf medic fungsional, komite keperawatan, kepala instalasi, dan satuan
pengawasan internal (SPI).

Komite keperawatan bertugas membantu kepala/direktur Rumah Sakit dalam


melakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi keperawatan dan kebidanan serta
pengembangan profesional berkelanjutan termasuk memberi masukan guna perngembangan
standar pelayanan dan standar asuhan keperawatan. Dalam melaksanakan fungsi dan
tugasnya diperlukan dukungan, kebijakan internal staf keperawatan serta dukungan sumber
daya dari rumah sakit.

Pada sebagian besar Rumah Sakit merasakan perlu adanya Komite Kepertawatan,
sehingga dibentuklah komite dengan peraturan masing-masing dan mekanisme pelaksanaan
yang bervariasi. Pemahaman tentang komite keperawatan juga berbeda-beda, fungsi, tugas
dan kewenangan komite terkadang duplikasi dengan direktur atau bidang keperawatan.
Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan adanya Pedoman Penyelenggaran Komite
Keperawatan Rumah Sakit yang diatur dengan peraturan menteri kesehatan, sehingga dapat
diimplementasikan berkontribusi meningkatkan kinerja pengelolaan klinik bagi tenaga
keperawatan yang akhirnya dapat menjamin pasien dan masyarakat menerima pelayanan
berkualitas dan aman.

Ketenagaan keperawatan yang kompeten mampu berfikir kritis, maka seharusnya


selalu berkembang serta memiliki etika profesi sehingga pelayanan keperwatan dapat
diberikan dengan baik, berkualitas dan aman bagi pasien dan keluarganya, maka dari itu kita
perlu mengetahui mengenai komite keperawatan dirumah sakit, struktur yang sudah

2
diberlakukan oleh pemerintah dan bagaimana peran keperawatan sendiri dalam komite
keperawatan di rumah sakit.

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Penyelenggaraan komite keperawatan bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme
tenaga keperawatan serta mengatur tata kelola klinis yang baik agar mutu pelayanan
keperawatan dan pelayanan kebidanan yang berorientasi pada keselamatan pasien di rumah
sakit lebih terjamin dan terlindungi.
b. Tujuan khusus
1. Menjadi acuan dalam setiap program layanan keperawatan atau kebidanan di lingkungan
RSUD Mandau agar lebih terencana, terarah, efektif, dan efisien.
2. Memenuhi ketentuan tertib administrasi demi terciptanya manajemen secara profesional.
3. Mewujudkan profesionalisme dalam pelayanan keperawatan.
c. Ruang Lingkup
Komite keperawatan merupakan kelompok profesi tenaga keperawatan yang secara
struktural fungsional berada dibawah direktur rumah sakit dan bertanggung jawab langsung
kepada direktur rumah sakit. Komite keperawatan bekerjasama dan melakukan koordinasi
dengan kepala bidang keperawatan serta saling memberikan masukan tentang
perkembangan profesi keperawatan dan kebidanan di rumah sakit. Komite keperawatan
adalah wadah non-striuktural rumah sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan
dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial,
penjagaan mutu profesi, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi. Komite keperawatan
menjadi mitra manajemen dengan mengembangkan kerjasama sinergik antar lembaga
terkait.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KECAMATAN MANDAU

A. SEJARAH BERDIRI
Rumah Sakit Umum Daerah Kecamatan Mandau yang dibangun di atas tanah seluas 25.600 m 2,
dengan luas bangunan 17.456 m2 terletak di Jalan Stadion No.10 Kelurahan Air Jamban Kecamatan
Mandau Kabupaten Bengkalis. Berdiri dengan megah berlantai empat Rumah Sakit Umum Daerah
Kecamatan Mandau yang mulai difungsikan pada Maret 2008 berdasarkan Surat Keputusan Kepala
Dinas Kesehatan Propinsi Riau Nomor 447/Sarkes/XII/2008/26.03 tentang Pemberian Izin
Penyelenggaraan Sementara Rumah Sakit Umum Daerah Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.

Tahun 2011, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 7 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kecamatan Mandau Kabupaten
Bengkalis. Dan Peraturan Bupati Nomor 46 tahun 2012 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Serta
Rincian Tugas Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kecamatan Kabupaten Bengkalis Bengkalis, bahwa
Rumah Sakit Umum Daerah Kecamatan Mandau merupakan Lembaga Teknis Daerah yang
bertanggungjawab sepenuhnya kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

Dengan peraturan daerah tersebut dibentuk Rumah Sakit Umum Daerah Kecamatan Mandau
Kabupaten Bengkalis dalam kategori Kelas C dari Menkes RI Nomor HK.03.05/I/522/2011 resmi
beroperasional dengan izin operasional tetap dari Bupati Kabupaten Bengkalis Nomor
60/KPTS/I/2012 tanggal 9 Januari 2012 dan grand opening oleh Bupati Bengkalis Bapak Ir. H.
Herliyan Saleh, Msc pada tanggal 07 Februari 2012 yang memberikan pelayanan rawat jalan
dilakukan oleh 13 poliklinik, lengkap dengan dokter spesialisnya dan juga pelayanan rawat inap
dengan kapasitas 100 tempat tidur. Selain itu ditunjang dengan unit penunjang antara lain unit
laboratorium, radiologi, fisioteraphy dan juga farmasi serta instalasi gawat darurat yang melayani 24
jam selama tujuh hari.

Seiring dengan perubahan waktu dan besarnya pertumbuhan, harapan, serta tuntutan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan, maka berdasarkan Keputusan Bupati Bengkalis Nomor
529/KPTS/XII/2014 tentang penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Kecamatan Mandau sebagai
Badan Layanan Umum Daerah tanggal 29 Desember 2014, maka sejak bulan Januari tahun 2015
RSUD Kecamatan Mandau ditetapkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) bertahap.

Tahun 2015, melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.03/I/08 34/2015 Tanggal 20 Maret 2015 Rumah Sakit Umum Daerah Kecamatan Mandau
ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B. Dengan memberikan pelayanan medik
dasar dokter umum dan dokter gigi, empat dasar pelayanan medik spesialis, pelayanan rawat jalan
dilakukan oleh 16 poliklinik yang ada lengkap dengan dokter spesialisnya dan juga pelayanan rawat
inap dengan kapasitas ±200 tempat tidur. Ditunjang dengan unit penunjang antara lain unit
laboratorium central dan laboratorium gawat darurat, radiologi, patologi klinik, anestesi, dan

4
rehabilitasi medik lengkap dengan dokter spesialisnya, fisioteraphy dan juga farmasi rawat jalan,
farmasi rawat inap serta instalasi rawat darurat yang melayani tujuh hari dalam seminggu selama 24
jam.

B. KONDISI SAAT INI

Di tahun 2017 pihak RSUD membuat Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RSUD Kecanatan
Mandau Nomor 13/KPTS/RSUD-MDU/II/2017 Tanggal 2 Februari 2017 tentang Penetapan Logo
Rumah Sakit Umum Daerah Kecamatan Mandau.

Tahun 2017, RSUD Kecamatan Mandau kembali mendapatkan izin operasional lanjutan lima
tahun kedepan dari Pemerintah Kabupaten Bengkalis sesuai dengan Surat Keputusan Bupati
Bengkalis Nomor 503/KPTS/IX/2017 tanggal 14 September 2017 oleh Bapak Amril
Mukminin,SE.MM di Bengkalis.

RSUD Kecamatan Mandau mendapatkan akreditasi versi 2019 Tingkat Madya dengan Sertifikat
Nomor KARS-SERT/955/IX/2019 berlaku mulai 20 Agustus 2019 s/d 19 Agustus 2022. Sertifikat
ini diberikan sebagai pengakuan bahwa RSUD Kecamatan Mandau telah memenuhi Standar
Akreditasi Rumah Sakit yang meliputi Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan
Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, Rekam Medis, Pelayanan Farmasi, K3, Pelayanan
Radiologi, Pelayanan Laboratorium, Pelayanan Kamar Operasi, Pelayanan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit, Pelayanan Perinatal Risiko Tinggi, Pelayanan Gizi, dan Pelayanan Intensif.

Saat ini di RSUD Kecamatan Mandau memiliki tempat tidur dengan jumlah 199 tempat tidur
yang terdiri dari beberapa ruangan antara lain, ruang rawat inap anak 33, ruang rawat inap bedah 35,
ruang rawat inap penyakit dalam 58, ruang rawat inap kebidanan 30, ruang perinatoogi 20, ruang
ICU 5, ruang UGD 15, dan ruang OK 3.

C. VISI DAN MISI RSUD KECAMATAN MANDAU

a. VISI :

“Menjadi Rumah Sakit Trauma Center di Provinsi Riau Tahun 2021”

b. MISI :

1. Memberikan pelayanan paripurna yang bermutu prima kepada seluruh lapisan masyarakat;
2. Meningkatkan komitmen, profesionalisme, dan produktivitas SDM RSUD Kecamatan Mandau;
3. Mengembangkan manajemen pelayanan RSUD Kecamatan Mandanu berbasis teknologi informasi
dan ramah lingkungan;
4. Berperan aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sesuai dengan misi Pemerintah
Kabupaten Bengkalis.

c. MOTTO :

5
“IKHLAS DALAM BEKERJA, SANTUN DALAM MELAYANI”.

d. TUJUAN
Mewujudkan profesionalisme dalam pelayanan keperawatan :
1. Mengorganisasikan kegiatan pelayanan keperawatan melalui penggabungan, pengetahuan,
keterampilan dan ide-ide.
2. Menggabungkan sekelompok orang yang menyadari pentingnya sinergi dan kekuatan berfikir agar
dapat memperoleh output yang paling efektif.
3. Meningkatkan otonomit tenaga keperawatan dalam pengelolaan pelayanan keperawatan di RSUD
Mandau.

6
BAB III
ORGANISASI KOMITE KEPERAWATAN

A. PENGERTIAN

Penyelenggaraan Komite Keperawatan dibentuk untuk meningkatkan profesionalisme


tenaga keperawatan serta mengatur tata kelola klinis yang baik agar mutu pelayanan
keperawatan dan pelayanan kebidanan yang berorientasi pada keselamatan pasien di Rumah
Sakit lebih terjamin dan terlindungi, sehingga pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan
kepada pasien diberikan secara benar(ilmiah) sesuai standar yang baik(etis) sesuai kode etik
profesi, serta hanya diberikan oleh tenaga keperawatan yang kompeten dengan kewenangan
yang jelas. Komite Keperawatan bertugas membantu kepala/ direktur rumah sakit
dalammelakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi tenaga keperawatan serta
pengembangan profesionalisme berkelamjutan.

Komite keperawatan merupakan wadah non struktural yang berkembang dari struktur
organisasi formal rumah sakit bertujuan untuk menghimpun, merumuskan dan
mengkomunikasikan pendapat dan ide-ide perawat/bidan sehingga memungkinkan penggunaan
gabungan pengetahuan, keterampilan, dan ide dari staff profesional keperawatan. Komite
keperawatan merupakan organisasi yang berfungsi sebagai wahana bagi tenaga keperawatan
untuk berpartisipasi dalam memberikan masukan tentang hal-hal yang terkait masalah profesi
dan teknis keperawatan.
Komite keperawatan di RSUD Mandau adalah pejabat yang ditunjuk untuk
menghimpun, merumuskan dan mengkomunikasikan tentang hal-hal yang terkait dengan
masalah profesi dan tekhnis keperawatan. Komite Keperawatan secara struktur di bawah
direktur RSUD Kecamatan Mandau.

B. KEBIJAKAN

Komite keperawatan dibentuk oleh direktur Rumah Sakit dengan memperhatikan masukan dari
tenaga keperawatan yang bekerja di rumah sakit.

1. Sekretaris komite keperawatan dan ketua sub komite ditetapkan oleh kepala/direktur rumah
sakit berdasarkan rekomendasi dari ketua komite keperawatan dengan memperhatikan
masukan dari tenaga keperawatan yang bekerja di rumah sakit.

2. Susunan organisasi komite keperawatan sekurang- kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris,
dan sub komite.

3. Sub komite keperawatan terdiri dari sub komite kredensial, sub komite mutu profesi, dan
sub komite etik dan disiplin profesi.

4. Keanggotaan komite keperawatan ditetapkan oleh kepala/direktur rumah sakit dengan


mempertimbangkan sikap profesional,kompetensi, pengalaman kerja, reputasi dan perilaku.

7
5. Jumlah personil keanggotan komite keperawatan disesuaikan dengan jumlah tenaga
keperawatan di Rumah Sakit.

6. Sub komite kredensial bertugas merekomendasikan kewenangan klinis yang adekuat sesuai
kompetensi yang dimiliki setiap tenaga keperawatan.

7. Sub komite mutu profesi bertugas melakukan audit keperawatan dan merekomendasikan
kebutuhan pengembangan profesional berkelanjutan bagi tenaga keperawatan

8. Sub komite etik dan disiplin profesi bertugas merekomendasikan pembinaan etik dan
disiplin profesi.

C. STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

Sejalan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 07 Tahun 2011, Organisasi RSUD
Kecamatan Mandau, terdiri dari 3 (tiga) unsur yaitu : Unsur Pimpinan adalah Direktur, Unsur
Pembantu Pimpinan adalah Bagian Tata Usaha dan Unsur Pelaksana adalah Bidang-Bidang. Susunan
organisasi RSUD Kecamatan Mandau, terdiri dari

Gambar 1.

STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

DIREKTUR

SATUAN PENGAWAS
INTERN

KELOMPOK JABATAN
BAGIAN TATA USAHA
FUNGSIONAL

STAF MEDIK SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN


FUNGSIONAL PENYUSUNAN ADMINITRASI DAN KEUANGAN DAN
PROGRAM KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN

BIDANG HUMAS DAN


BIDANG PELAYANAN BIDANG KEPERAWATAN
PENGEMBANGAN SDM

SEKSI SARANA DAN MUTU SEKSI HUMAS DAN


SEKSI PELAYANAN MEDIK
KEPERAWATAN PEMASARAN

SEKSI PELAYANAN SEKSI ASUHAN SEKSI PENGEMBANGAN


PENUNJANG MEDIK KEPERAWATAN SDM

KOMITE INSTALASI

D. ORGANISASI KOMITE KEPERAWATAN


Susunan organisasi Komite Keperawatan sekurang-kurangnya terdiri dari :

8
a. Ketua Komite Keperawatan
b. Sekretaris Komite Keperawatan, dan
c. Subkomite.

Bagan Struktur Organisasi Komite Keperawatan

Komite Keperawatan

Sekretaris Komite Keperawatan

Subkomite Kredensial Subkomite Mutu Subkomite Etik dan


Profesi Disiplin Profesi

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KOMITE KEPERAWATAN

DIREKTUR
Dr. Chairiah

KETUA KOMITE BIDANG


Ns. Sri Hayani, S. Kep KEPERAWATAN

SEKRETARIS
Ns. Riche Fransisca, S.Kep

SUB KOMITE KREDENSIAL SUB KOMITE MUTU SUB KOMITE ETIK DAN
Ns. Selvi, S. Kep Ns. Yuliyanti, S. Kep DISIPLIN
Nenny Cristina Marbun, SST

KEPENGURUSAN KOMITE KEPERAWATAN RSUD MANDAU

9
MASA JABATAN 2020 – 2024

KETUA : Ns. Sri Hayani, S. Kep

SEKRETARIS : Ns. Ricne Fransisca, S.Kep

SUB-SUB KOMITE

a. Sub Komite Kredensial


Ns. Selvi, S. Kep

b. Sub Komite Mutu Profesi


Ns. Yuliyanti, S. Kep

c. Sub Komite Etik dan Disiplin


Nenny Cristina Marbun, SST

E. KUALIFIKASI KETENAGAAN
NO Nama Kualifikasi Pengalaman
Jabatan Formal sertifikat Kerja
1 Ketua Komite Pendidikan 1. Menajemen  Pengalaman kerja 5
Keperawatan Sarjana keperawatan tahun
Keperawatan 2. Pembimbing  Mampu
Klinik mengembangkan
keperawatan pelayanan
keperawatan
 Mempunyai semangat
profesionalisme
 Reputasi baik
2 Sekretaris Komite Pendidikan 1. Menajemen  Pengalaman kerja 5
Keperawatan Sarjana keperawatan tahun
Keperawatan/ 2. Pembimbing  Mempunyai semangat
DIV Klinik profesionalisme
Kebidanan keperawatan  Reputasi baik
3 Sub Komite Pendidikan 1. Menajemen  Pengalaman kerja 5
Kredensiasl Sarjana keperawatan tahun
Keperawatan 2. Pembimbing  Mempunyai semangat
Klinik profesionalisme
keperawatan  Reputasi baik
4 Sub Komite Pendidikan 1. Menajemen  Pengalaman kerja 5
Keperawatan Sarjana keperawatan tahun
Keperawatan 2. Pembimbing  Mempunyai semangat
Klinik profesionalisme
keperawatan  Reputasi baik
5 Sub Komite Pendidikan 1. Pengalaman  Pengalaman kerja 5
Disiplin Etik dan Sarjana aktif dalam tahun
Profesi Keperawatan/ kegiatan  Mempunyai semangat
DIV profesi profesionalisme
Kebidanan (PPNI/IBI)  Reputasi baik

10
2. Pembimbing
Klinik
Keperawatan

F. URAIAN TUGAS KOMITE KEPERAWATAN


1. Komite Keperawatan mempunyai fungsi meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan yang bekerja di Rumah Sakit dengan cara :
a. Melakukan Kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan melakukan
pelayanan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit;
b. Memelihara mutu profesi tenaga keperawatan;
c. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi perawat dan bidan.
2. Dalam melaksanakan fungsi Kredensial, Komite Keperawatan memiliki tugas sebagai
berikut :
a. Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis dan Buku Putih;
b. Melakukan verifikasi persyaratan Kredensial;
c. Merekomendasikan Kewenangan Klinis tenaga keperawatan;
d. Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis;
e. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan;
f. Melaporkan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan untuk
diteruskan kepada kepala/direktur Rumah Sakit.
3. Dalam melaksanakan fungsi memelihara mutu profesi, Komite Keperawatan memiliki
tugas sebagai berikut :
a. Menyusun data profil tenaga keperawatan sesuai area praktik;
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan tenaga
keperawatan;
c. Melakukan audit keperawatan dan kebidanan, dan;
d. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.
4. Dalam melaksanakan fungsi menjaga disiplin dan etika profesi tenaga keperawatan,
komite keperawatan memiliki tugas sebagai berikut :
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan dan kebidanan;
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan dan kebidanan;
c. Merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan masalah etik
dalam kehidupan profesi dan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan
d. Merekomendasikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan dan kebidanan.
5. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Keperawatan berwenang :

11
a. Memberikan rekomendasi rincian Kewenangan Klinis;
b. Memberikan rekomendasi perubahan rincian Kewenangan Klinis
c. Memberikan rekomendasi penolakan Kewenangan Klinis tertentu;
d. Memberikan rekomendasi Surat Penugasan Klinis yang berupa Surat Penugasan
Kerja Klinis (SPKK);
e. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan;
f. Memberikan rekomendasi pendidikan keperawatan dan pendidikan kebidanan
berkelanjutan; dan
g. Memberikan rekomendasi pendampingan dan memberikan rekomendasi pemberian
tindakan disiplin.

G. URAIAN TUGAS MASING-MASING SUB KOMITE


1. SUB KOMITE KREDENSIAL
Proses Kredensial menjamin keperawatan kompeten dalam memberikan pelayanan
keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan standar profesi. Proses kredensial
mencakup tahapan review, verifikasi dan evaluasi terhadap dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan kinerja tenaga keperawatan.
Berdasarkan hasil proses Kredensial, Komite Keperawatan merekomendasikan kepada
Direktur Rumah Sakit untuk menetapkan Penugasan Klinis yang akan diberikan kepada
tenaga keperawatan berupa Surat Penugasan Kerja Klinis (SPKK). Penugasan Klinis
tersebut daftar Kewenangan Klinis yang diberikan oleh direktur Rumah Sakit kepada tenaga
keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan dalam
lingkungan Rumah Sakit untuk suatu periode tertentu.
a. Tujuan
1) Memberikan kejelasan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan;
2) Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan
yang memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan memiliki kompetensi dan
Kewenangan Klinis yang jelas;
3) Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada di semua
level pelayanan.
b. Tugas
Tugas Sub Komite Kredensial adalah :
1) Menyusun daftar rincian Kewenangan Klinis;
2) Menyusun buku putih (white paper) yang merupakan dokumen persyaratan
terkait kompetensi yang dibutuhkan melakukan setiap jenis pelyanan keperawatan
dan kebidanan sesuai dengan standar kompetensinya. Buku putih disusun oleh
Komite Keperawatan dengan melibatkan Mitra Bestari (Peer group) dari berbagai

12
unsur organisasi profesi keperawatan dan kebidanan, kolegium keperawatan,
unsur pendidikan tinggi keperawatan dan kebidanan;
3) Menerima hasil verifikasi persyaratan Kredensial dari bagian SDM meliputi;
a) Ijazah;
b) Surat Tanda Registrasi (STR);
c) Sertifikat kompetensi;
d) Logbook yang berisi uraian capaian kinerja (BCP);
e) Surat pernyataan telah menyelesaikan program orientasi Rumah Sakit atau
Orientasi di unit tertentu bagi tenaga keperawatan baru;
f) Surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan.
4) Merekomendasikan tahapan proses Kredensial :
a) Perawat dan/atau bidan mengajukan permohonan untuk memperoleh
Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan;
b) Ketua Komite Keperawatan menugaskan Subkomite Kredensial untuk
melakukan proses Kredensial (dapat dilakukan secara individu atau
kelompok);
c) Sub komite membentuk panitia adhoc untuk melakukan review, verifkasi dan
evaluasi dengan berbagai metode: porto folio, asesmen kompetensi oleh
Assesor yang sudah sertifikasi;
d) Sub komite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rapat
menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
5) Merekomendasikan pemulihan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga
keperawatan
6) Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai dengan waktu yang
ditetapkan;
7) Sub komite membuat laporan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite
Keperawatan untuk diteruskan ke Direktur Rumah Sakit;
a) Kewenangan
Sub Komite Kredensial mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi rincian
Kewenangan Klinis untuk memperoleh SPKK (clinical appointment);
b) Mekanisme Kerja
Untuk melaksanakan tugas Sub Komite Kredensial, maka ditetapkan mekanisme
sebagai berikut;
1) Mempersiapkan Kewenangan Klinis mencakup kompetensi sesuai area praktik
yang ditetapkan oleh rumah sakit;
2) Menyusun Kewenangan Klinis dengan kriteria sesuai dengan persyaratan
Kredensial dimaksud;

13
3) Melakukan assesmen Kewenangan Klinis dengan berbagai metode yang
disepakati;
4) Memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rekomendasi memperoleh
Penugasan Klinis dari direktur Rumah Sakit;
5) Memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis untuk memperoleh Penugasan
Klinis dari direktur Rumah Sakit;
a) Tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk memperoleh
Kewenangan Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan;
b) Ketua Komite Keperawatan menugaskan sub komite Kredensial untuk
melakukan proses Kredensial (dapat dilakukan secara individu atau
kelompok);
c) Sub Komite melakukan review, verifkasi dan evaluasi dengan berbagai
metode: portofolio, assesmen kompetensi;
d) Sub Komite memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan rapat
menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
6) Melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan Klinis secara berkala;
7) Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan;
2. SUBKOMITE MUTU PROFESI
Dalam rangka menjamin kualitas pelayanan/asuhan keperawatan dan kebidanan, maka
tenaga keperawatan sebagai pemberi pelayanan harus memiliki kompetensi, etis, dan peka
budaya. Mutu profesi tenaga keperawatan harus selalu ditingkatkan melalui program
pengembangan profesional berkelanjutan yang disusun secara sistematis, terarah dan
terpola/terstruktur.Mutu profesi tenaga keperawatan harus selalu ditingkatkan secara terus
menerus sesuai perkembangan masalah kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi,
perubahan standar profesi, standar pelayanan serta hasil-hasil penelitian terbaru.
Kemampuan dan keinginan untuk meningkatkan mutu profesi tenaga keperawatan di
Rumah Sakit masih rendah, disebabkan karena beberapa hal antara lain: kemauan belajar
rendah, belum terbiasa melatih berpikir kritis dan reflektif, beban kerja berat sehingga tidak
memiliki waktu, fasilitas-sarana terbatas, belum berkembangnya sistem pendidikan
berkelanjutan bagi tenaga keperawatan.Berbagai cara dapat dilakukan dalam rangka
meningkatkan mutu profesi tenaga keperawatan antara lain audit, diskusi, refleksi diskusi
kasus, studi kasus, seminar/simposium serta pelatihan, baik dilakukan di dalam maupun di
luar rumah sakit.Mutu profesi yang tinggi akan meningkatkan percaya diri, kemampuan
mengambil keputusan klinis dengan tepat, mengurangi angka kesalahan dalam pelayanan
keperawatan dan kebidanan. Akhirnya meningkatkan tingkat kepercayaan pasien terhadap
tenaga keperawatan dan kebidanan. Akhirnya meningkatkan tingkat kepercayaan pasien
terhadap tenaga keperawatan dalam pemberian pelayanan keperawatan dan kebidanan.
a. Tujuan

14
b. Memastikan mutu profesi tenaga keperawatan sehingga dapat memberikan asuhan
keperawatan dan kebidanan yang berorientasi kepada keselamatan pasien sesuai
kewenangannya.
c. Tugas
Tugas Sub Komite Mutu profesi adalah :
1) Menyusun data profil tenaga keperawatan sesuai area praktik;
2) Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan tenaga
keperawatan;
3) Melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan;
4) Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.
d. Kewenangan
Subkomite mutu profesi mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi tindak
lanjut audit keperawatan dan kebidanan, pendidikan keperawatan dan kebidanan
berkelanjutan serta pendampingan;
e. Mekanisme kerja
Untuk melaksanakan tugas subkomite mutu profesi, maka ditetapkan mekanisme
sebagai berikut:
1) Koordinasi dengan bidang keperawatan untuk memperoleh data dasar tentang
profil tenaga keperawatan di RS sesuai area praktikya berdasarkan jenjang karir;
2) Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal dari data subkomite
Kredensial sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan
standar profesi. Hal tersebut menjadi dasar perencanaan pengembangan
profesional berkelanjutan (continuiting profesional development/ CPD);
3) Merekomendasikan perencanaan CPD kepada unit yang berwenang;
4) Koordinasi dengan praktisi tenaga keperawatan dalam melakukan pendampingan
sesuai kebutuhan;
5) Melakukan audit keperawatan dan kebidanan dengan cara:
a) Pemilihan topik yang akan dilakukan audit;
b) Penetapan standar dan kriteria;
c) Penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit;
d) Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan;
e) Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan kriteria;
f) Menetapkan perbaikan;
g) Rencana audit.
6) Menyusun laporan kegiatan subkomite untuk disampaikan kepada Ketua Komite
Keperawatan.

15
3. SUB KOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI
Setiap tenaga keperawatan harus memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam
memberikan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan dan menerapkan etika profesi
dalam praktiknya. Profesionalisme tenaga keperawatan dapat ditingkatkan dengan
melakukan pembinaan dan penegakan disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam
kehidupan profesi.
Nilai etik sangat diperlukan bagi tenaga keperawatan sebagai landasan dlaam
memberikan pelayanan yang manusiawi berpusat pada pasien. Prinsip “caring” merupakan
inti pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan. Pelanggaran terhadap standar
pelayanan, disiplin profesi keperawatan dan kebidanan hampir selalu dimulai dari
pelanggaran nilai moral-etik yang akhirnya akan merugikan pasien dan masyarakat.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pelanggaran atau timbulnya masalah etik antara
lain tingginya beban kerja tenaga keperawatan, ketidakjelasan Kewenangan Klinis,
menghadapi pasien gawat-kritis dengan kompetensi yang rendah serta pelayanan yang
sudah mulai berorientasi pada bisnis. Kemampuan praktik yang etis hanya merupakan
kemampuan yang dipelajari pada saat di masa studi/pendidikan, belum merupakan hal yang
penting dipelajari dan diimplementasikan dalam praktik.
Berdasarkan hal tersebut, peneggakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi
perlu dilakukan secara terencana, terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga
pelayanan keperawatan dan kebidanan yang diberikan benar-benar menjamin pasien akan
aman dan mendapat kepuasan.
a. Tujuan
Subkomite etik dan disiplin profesi bertujuan :
1) Agar tenaga keperawatan menerapkan prinsip-prinsip etik dalam memberikan
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan;
2) Melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan yang
tidak profesional;
3) Memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.
b. Tugas
1) Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan;
2) Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan;
3) Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan;
4) Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran disiplin dan
masalah-masalah etik dalam kehidupan profesi dan asuhan keperawatan dan
asuhan kebidanan;
5) Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis dan/atau Surat Penugasan
Klinis (clinical appointment);

16
6) Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan.
c. Kewenangan
Subkomite Etik dan Disiplin mempunyai kewenangan memberikan usul rekomendasi
pencabutan Kewenangan Klinis (clinical privilege) tertentu, memberikan
rekomendasi pemberian tindakan disiplin.
d. Mekanisme kerja
1) Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan tahapan :
a) Mengidentifikasi sumber laporan kejadian pelanggaran etik dan disiplin di
dalam rumah sakit;
b) Melakukan telaah atas laporan kejadian pelanggaran etik dan disiplin profesi.
2) Membuat keputusan
Pengambilan keputusan pelanggaran etik profesi dilakukan dengan melibatkan
panitia Adhoc.
a) Melakukan tindak lanjut keputusan berupa :
1) Pelanggaran etik direkomendasikan kepada organisasi profesi keperawatan
dan kebidanan di Rumah Sakit melalui Ketua Komite;
2) Pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada direktur medik dan
keperawatan/direktur keperawatan melalui Ketua Komite Keperawatan;
3) Rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis diusulkan kepada Ketua
Komite Keperawatan untuk diteruskan kepada direktur rumah sakit.
b) Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan, meliputi :
1) Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam pelaksanaan
praktik keperawatan dan kebidanan sehari-hari;
2) Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/topik dan metode
serta evaluasi;
3) Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya, “coaching”,
simposium, “beside teaching”, diskusi refleksi kasus dan lain-lain disesuaikan
dengan lingkup pembinaan dan sumber yang tersedia.
c) Menyusun laporan kegiatan sub komite untuk disampaikan kepada Ketua Komite
Keperawatan.

17
BAB IV
SARANA DAN PRASARANA
A. SARANA
Sesuai dengan tugas dan wewenangnya, komite keperawatan dapat menyediakan sarana
sebagai berikut:
1. Informasi tentang hasil kegiatan masing -masing sub komite keperawatan rumah sakit.
2. Data seluruh profil tenaga keperawatan dan kebidanan rumah sakit
3. Data jenjang karir seluruh tenaga keperawatan dan kebidanan
4. Program/ pencegahan kerja masing-masing sub komite keperawatan dan kebidanan
5. Pedoman komite keperawatan
6. SOP masing-masing sub komite keperawatan
7. Panduan masing-masing sub komite keperawatan

Sarana yang berperan dalam komite keperawatan dirumah sakit meliputi seluruh unit kerja yang
terkait :
1. Koordinasi dengan instalansi rawat inap yaitu berkoordinasi dalam penerapan asuhan
keperawatan terkini yang diterapkan disemua ruang perawatan, menerapkan pola ketenagaan
yang sesuai standar, melakukan pendataan semua perawat rawat inap tentang standar kompetensi
yang harus dicapai.
2. Koordinasi dengan instalasi care unit yaitu koordinasi dalam penerapan asuhan keperawatan
terkini yang diterapkan di ICU, melakukan pendataan semua perawat ICU tentang standar
kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap petugas icu dan menetapkan pola ketenagaan yang
sesuai standar.
3. Koordinasi dengan instalasi rawat jalan yaitu koordinasi dalam penerapan asuhan
keperawatan terkini yang diterapkan di rawat jalan, melakukan pendataan semua perawat rawat
jalan tentang standar kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap petugas icu dan menetapkan
pola ketenagaan yang sesuai standar.
4. Koordinasi dengan instalasi gawat darurat yaitu koordinasi dalam penerapan asuhan
keperawatan terkini yang diterapkan di IGD, melakukan pendataan semua perawat IGD tentang
standar kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap petugas icu dan menetapkan pola ketenagaan
yang sesuai standar.
5. Koordinasi dengan instalasi kamar operasi yaitu koordinasi dalam penerapan asuhan
keperawatan terkini yang diterapkan di IKO, melakukan pendataan semua perawat IKO tentang
standar kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap petugas icu dan menetapkan pola ketenagaan
yang sesuai standar.

B. PERALATAN

18
Peralatan diperlukan untuk mendukung proses kegiatan agar dapat berjalan lancar sehingga
kegiatan komite keperawatan dapat tercapai dengan maksimal. Peralatan komite keperawatan
yang ideal meliputi sarana dan prasarana yaitu:
1. Ruangan kerja yang representatif dan lengkap dengan peralatan tulis dan kantor termasuk
komputer dengan software yang mendukung.
2. Buku-buku pengetahuan tentang komite keperawatan dan lain-lain yang ada kaitannya
sebagai referensi.
3. Laporan hasil kegiatan kredensial
4. Almari untuk menyimpan buku-buku , formulir, laporan komite keperawatan dan data-data
semua tenaga keperawatan dan kebidanan.
5. Meja tulis dan alat-alat tulis.

19
BAB V
KEGIATAN DAN TATALAKSANA

A. TATA HUBUNGAN KERJA


Hubungan kerja keanggotaan Komite Keperawatan yang ada di RSUD Kec. Mandau adalah :
1. Semua pelayanan keperawatan dilakukan oleh setiap staff keperawatan di Rumah Sakit
berdasarkan surat penugasan kerja klinis dari Direktur RSUD Kec. Mandau;
2. Dalam keadaan kegawatdaruratan staff keperawatan dapat diberikan penugasan kerja klinis
untuk melakukan asuhan keperawatan diluar kewenangan klinis yang dimiliki, sepanjang
yang bersangkutan memiliki kemampuan untuk melakukannya;
3. Dalam melaksanakan tugas, wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
baik di lingkungannya maupun dengan staff keperawatan fungsional lain atau instansi lain
yang terkait;
4. Untuk menangani pelayanan keperawatan tertentu, Direktur RSUD dapat membentuk panitia
atau kelompok kerja.

B. KEGIATAN ORIENTASI
Orientasi merupakan kegiatan pengenalan mengenai Komite Keperawatan di rumah sakit yang
meliputi tentang penyelenggaraan Komite Keperawatan, susunan organisasi, tata kerja serta
prosedur tetap di Komite Keperawatan. Kegiatan orientasi tentang Komite Keperawatan :
1. Sasaran orientasi Komite Keperawatan
a) Calon Tenaga CPNS/PNS keperawatan di RSUD Mandau
b) Tenaga Keperawatan Kontrak Khusus/ Honorer di RSUD Mandau
2. Tanggung Jawab
a) Direktur RSUD Mandau bertanggung jawab untuk menyediakan sarana, prasarana bagi
program orientasi.
b) Ketua Komite Keperawatan bertanggung jawab untuk membuat usulan tentang metri,
waktu pelaksanaan, metode dan biaya yang berhubungan dengan program orientasi.
3. Tujuan
a) Agar calon tenaga keperawatan dirumah sakit mengetahui/ memahami falsafah dan
tujuan serta penyelenggaraan Komite Keperawatan.
b) Mengetahui Struktur Organisasi dan Tata Kerja Komite Keperawatan.
c) Mengetahui dan memahami Prosedur Kerja di Komite Keperawatan
4. Metode
a) Ceramah, tanya jawab.
b) Melihat langsung pelaksanaan kegiatan Komite Keperawatan.
5. Waktu

20
Waktu kegiatan orientasi disesuaikan dengan jadwal orientasi bagi pegawai baru di rumah
sakit dan jadwal tenaga praktik/magang di rumah sakit.
6. Alokasi biaya
Biaya disesuaikan dan dibebankan pada anggaran RSUD Kec. Mandau dan di rencanakan
dalam RAPB RSUD Mandau.

C. PERTEMUAN KEANGGOTAAN KOMITE KEPERAWATAN


Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memcahkan suatu masalah
tertentu.

1. Tujuan umum :
Membantu terselenggaranya program kerja Komite Keperawatan yang ada di RSUD Mandau.
2. Tujuan khusus :
a) Dapat menggali segala permasalahan yang terkait dengan program kerja Komite
Keperawatan
b) Dapat mencari jalan keluar atau perpecahan masalah yang terkait dengan program kerja
Komite Keperawatan guna peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
3. Penyelenggara rapat :
a) Rapat Komite Keperawatan adalah rapat yang diselenggarakan oleh Komite
Keperawatan sesuai tugas dan kewajibannya.
b) Rapat Komite Keperawatan terdiri dari rapat rutin, rapat dengan Direktur dan Kepala
Bidang Keperawatan, dan rapat khusus.
c) Peserta rapat Komite Keperawatan selain Anggota Komite Keperawatan, apabila di
perlukan dapat juga dihadiri oleh pihak lain yang terkait agenda rapat, baik internal
maupun eksternal Rumah Sakit yang ditentukan oleh Komite Keperawatan.
d) Setiap rapat Komite Keperawatan di buat risalah rapat.

4. Jenis pertemuan atau rapat di keanggotaan Komite Keperawatan :


a) Rapat rutin
1) Rapat rutin diselenggarakan terjadwal paling sedikit satu (1) kali dalam sebulan
dengan interval yang tetap ada pada waktu dan tempat yang ditetapkan oleh
Komite Keperawatan;
2) Rapat rutin merupakan rapat koordinasi untuk mendiskusikan, melakukan
klarifikasi, mencari alternatif solusi berbagai masalah keperawatan dan membuat
usulan tentang kebijakan pelayanan keperawatan;
3) Risalah rapat rutin disampaikan pada setiap penyelenggaraan rapat rutin
berikutnya

21
2. Rapat Komite Keperawatan dengan Direktur dan Kepala Bidang Keperawatan :
a) Rapat dengan Direktur Medik dan Kepala Bidang Keperawatan diselenggarakan
terjadwal paling sedikit 1 (satu ) kali dalam sebulan dengan interval yang tetap
pada waktu dan tempat yang ditetapkan oleh Komite Keperawatan dan Direktur
dan Kepala Bidang Keperawatan;
b) Rapat bertujuan untuk menginternalisasi kebijakan dan peraturan-peraturan yang
berhubungan dengan profesi dan pelayanan keperawatan, mendiskusikan
berbagai masalah pelayanan keperawatan, sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, keuangan serta menampung usulan tentang kebijakan pelayanan
keperawatan;
c) Risalah rapat dengan Direktur Medik dan Keperawatan disampaikan pada setiap
penyelenggaraan rapat dengan Direktur Medik dan Keperawatan berikutnya.

3. Rapat khusus Komite Keperawatan


a) Rapat khusus diselenggarakan atas permintaan yang ditandatangani oleh paling
sedikit 3 (tiga) orang anggota Komite Keperawatan;
b) Rapat khusus bertujuan untuk membahas masalah mendesak/ penting yang segera
memerlukan penetapan/ keputusan Direktur Utama;
c) Undangan rapat khusus disampaikan oleh Sekretaris Komite Keperawatan kepada
peserta rapat melalui telepon sebelum rapat diselenggarakan, dengan
memberitahu agenda rapat.

22
BAB VI
PELAPORAN

A. Monitoring
Monitoring kegiatan komite keperawatan dilakukan oleh Ketua Komite.

B. Evaluasi
1. Evaluasi program kerja komite keperawatan dilakukan oleh Ketua Komite dengan
frekuensi minimal setiap bulan
2. Analisa evaluasi program kerja komite keperawatan oleh komite keperawatan setiap 3
bulan

C. Laporan
Prinsip pelaporan mutu pelayanan keperawatan :
1. Laporan kegiatan komite keperawatan dilaporkan oleh komite keperawatan
2. Laporan dibuat sistematik, singkat, tepat waktu dan informative
3. Laporan dibuat dalam bentuk grafik atau tabel (bila perlu)
4. Laporan dibuat bulanan, triwulan, semester, tahunan
5. Laporan disertai analisis masalah dan rekomendasi penyelesaian
6. Laporan dipresentasikan dalam bentuk rapat koordinasi dengan pimpinan.

Tujuan diseminasi agar pihak terkait dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk
menetapkan strategi selanjutnya. Laporan disampaikan pada seluruh anggota komite
keperawatan, pimpinan rumah sakit, ruangan dan unit terkait.

23
BAB VII
PENUTUP

Demikian Pedoman Pengorganisasian Komite Keperawatan RSUD Kec. Mandau ini di buat
dalam rangka upaya memuhi segala peraturan undang-undang yang berlaku di rumah sakit,
khusus nya RSUD Kec. Mandau sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang dimilikinya.
Dalam penyusunan Pedoman Pengorganisasian Komite Keperawatan ini kami menyadari
masih banyak kekurangan sehingga kami sangat membutuhkan usulan perbaikan. Kami juga
mohon semua dukungan demi keberhasilan seluruh program dalam pedoman ini demi tercapai
visi, misi, moto dan tujuan RSUD Kec. Mandau yang kita cintai.

Duri, 2021
Direktur RSUD Kec. Mandau

dr. Chairiah
NIP. 19740419 200311 2 001

24

Anda mungkin juga menyukai