Anda di halaman 1dari 21

MK : Manajemen Pelayanan Keperawatan

Dosen/Fasilitator : DR. Dra. Werna Nontji. S.Kp.,M.Kep

PERAWAT MANAJER INDONESIA

KELOMPOK II

TRI AYU YUNIANTI C012171033


FAIZAL C012171063
ABD. RAHMAN RARA C012171013
SRI WAHYUNI C012171002
RAZAK ABDULLAH S C012171059
AYU SYAFITRI YUSUF C012171014
RUDI SALAM C012171023
MUHAMMAD ADJIZ ZUHRI C012171062
HIJRA C012171048
WAWAN KARNIAWAN C012171024
MUHAMMAD HISYAM R012172011

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat serta hidayah-

Nyalah, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Manajemen Pelayanan Keperawatan dengan

Topik ”PERAWAT MANAJER INDONESIA”

Pada kesempatan ini pula penyusun ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu

DR. Dra. Werna Nontji. S.Kp.,M.Kep yang telah bersedia membimbing serta berkenan

menerima tugas kami.

Sebagai manusia biasa kami menyadari bahwa makalah ini masih tentunya masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu segala kritik dan saran senantiasa kami harapkan.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi kami sebagai

penyusun. Aamiin

Makassar, April 2018

Kelompok II
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Manfaat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tingkatan Perawat Manager

B. Kompetensi Manager

C. Tantangan Perawat Manajer

BAB III

PENTUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negera berkembang yang memiliki potensi sumber daya manusia yang

cukup banyak. Pada sektor kesehatan terdapat banyak sumber daya manusia yang saling

berinteraksi untuk mengembangkan negera Indonesia. Salah satunya adalah perawat.

Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan proses pendidikan perawat vokasional

dan professional. Dalam penjenjangan karir perawat terdapat beberapa tingkatan yakni perawat

klinis, perawat manager, perawat pendidik dan perawat peneliti. Perawat klinis diidentikkan

dengan perawat pelaksana yang mana karirnya masih tahap level awal. Perawat yang berada

pada perawat klinis ini adalah para lulusan perawat baru (fresh graduate).

Seiring dengan lamanya berkarir sebagai perawat klinis maka tingkatan kemampuannya

akan semakin meningkat sehingga pada penjenjangan karirnya juga mengalami peningkatan

yakni dari PK 1, PK II, PK III dan PK IV. Dalam skema level jenjang karir perawat jika sudah

berada pada PK II maka perawat klinis dapat naik level menjadi manager dalam hal ini lower

manager atau level manager pada tingkat bawah.

Dari level tersebut jenjang karir sebagai manager barulah dimulai dengan diawali sebagai

ketua tim kemudian kepala pelayanan, kepala instalasi, kepala seksi dan kepala bidang

keperawatan. Setiap level yang diembang oleh manager perawat memiliki masing-masing

prasyarat untuk mencapai level tersebut dan juga job deskripsinya berbeda dari setiap level

manager. Disisi lain setiap level manager mendapatkan tantangan dan hambatan tersendiri

yang dimiliki oleh masing-masing level manager. Semua gambaran perawat manager
Indonesia akan lebih jelas pada materi selanjunya, dimana akan dibahas lebih mendalam

tentang perkembangan level perawat manager, kompetensi manager disetiap levelnya dan

tantangan yang dihadapi oleh perawat manager dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya

sebagai perawat manager.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana tingkatan perawat manager di Indonesia?

2. Bagaimana kompetensi yang dimiliki oleh perawat manager di Indonesia?

3. Bagaimana tantangan yang dihadapi oleh perawat manager ketika menjalankan tugas

pokok dan fungsinya sebagai perawat manager?

C. Manfaat

Adapun manfaat dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui secara dalam dan terang

gambaran dan perkembangannya perawat manager di Indonesia.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tingkatan Perawat Manager

1. Pengertian

Perawat manajer adalah perawat yang berperan melaksanakan fungsi manajemen


dalam pelayanan / asuhan keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan dan unit – unit
praktik keperawatan, sehingga pelayanan/ aspek dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien. Perawat merupakan pemimpin, pengarah, pembahasan dalam manajemen
pelayanan keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Perawat manajer merupakan “key
person“ bersama seluruh sumber daya manusia perawat menjalankan pelayanan/ asuhan
keperawatan sehingga terpenuhi kebutuhan klien, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Berdasarkan kedudukan peran serta fungsi perawat manajer sangat penting, maka
Himpunan Perawat Manajer Indonesia (HPMI) – PPNI mengembangkan Jenjang Karir
Perawat Manajer, kompetensi dan sistem Pendidikan Berkelanjutan ( PBD/CPD ).
Sistem jenjang karir perawat, diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 40 Tahun 2017 Tentang Pengembangan Jenjang Karir Profesional
Perawat Klinis.
2. Sistem Jenjang Karir Perawat Indonesia
3. Jenjang Karir Perawat Manajer di RS
Jenjang karir perawat manajer merupakan bagian dari sistem jenjang karir perawat,
menggambarkan arah perkembangan profesi perawat manajer yang digambarkan dengan
tingkat/level dan kompetensinya. Karir perawat manajer memiliki 5 tingkatan yaitu
Perawat Manajer (PM) I (Satu) sampai V (Lima).
Lima tingkatan ini identik dengan top, middle dan lower manager. Lower Manager
disepakati sebagai perawat manajer yang berperan sebagai “Kepala Unit Ruang Rawat/
Kepala Ruangan“, Middle manager adalah perawat manajer yang berperan sebagai kepala
seksi koordinator pelayanan pada area tertentu, sedangkan top manager adalah perawat
manajer yang berperan sebagai Kepala Bidang / Direktur pelayanan keperawatan di suatu
rumah sakit. Penerapan jenjang karir perawat manajer di fasilitas pelayanan kesehatan RS
dapat dilihat pada bagan berikut.
LEVEL POSISI / JABATAN / PERAN
N PERAWAT
O MANAJER RS TIPE A RS TIPE B RS TIPE C RS TIPE D
(PM )
Kepala Ruang Kepala Kepala Kepala
1 PM I
Ruang Ruang Ruang

2 PM II Manajer Area Manajer Kasie RS Kasie RS


Area

3 PM III
Kasie Kasie Kabid Kabid

4 PM IV Kabid - -
Kabid

Dir.Keperawatan/
PM V Wadir. - -
5 -
Keperawatan
4. Kompetensi Perawat Manajer di RS
Kompetensi adalah integrasi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
diperlihatkan dalam bentuk kinerja sesuai standar ditetapkan oleh industri. Kompetensi
diperlukan untuk melaksanakan praktik dengan aman sesuai peran dan tatanannya
(rangkuman dari beberapa pengertian kompetensi). Untuk melaksanakan tugas-tugasnya,
perawat manajer harus menguasai kompetensi-kompetensi dipersyaratkan. Berbagai
pendekatan dipergunakan untuk mengembangkan kompetensi perawat manajer.
Pendekatan RMCS yaitu standar yang dikembangkan berdasarkan pada tugas atau
pekerjaan yang dibutuhkan dari suatu bidang pekerjaan, dalam hal ini manajemen
pelayanan-asuhan sesuai dengan jenis dan sektornya yaitu keperawatan dan dirumuskan ke
dalam unit kompetensi. Berdasarkan level/ tingkatan manajer, maka perawat manajer
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) tingkatan yaitu manajer top (top manager), manajer
menengah (middle manager), dan manajer bawah (lower manager) untuk memudahkan
dalam merumuskan kompetensi-kompetensinya.
5. Skema Sertifikasi Perawat Manajer
Skema sertifikasi merupakan bagian dari kredensialing perawat manajer untuk
menjamin kompetensi yang dimiliki, diimplementasikan dan dikembangkan sesuai
jenjang karirnya. Sertifikasi juga merupakan pengakuan bagi seorang perawat manajer
sesuai levelnya.
a) Ruang Lingkup Skema Sertifikasi
Pada tahap awal, lingkup skema sertifikasi perawat manajer dibatasi untuk perawat
manajer di fasilitas pelayanan keperawatan di rumah sakit. Lingkup sertifikasi :
1) Sertifikasi melalui pemberian ijazah pendidikan formal diperoleh setelah lulus
mengikuti Program Magister Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan yang
diselenggarakan di beberapa fakultas Ilmu Keperawatan (dikembangkan oleh kolegium
keperawatan).
2) Sertifikasi pemberian sertifikat kompetensi pendidikan nonformal (pelatihan) menjadi
tanggung jawab PPNI melalui HPMI. Untuk memenuhi setandar pelayanan di RS,
maka sertifikat kompetensi akan dirancang berstandar Nasional juga mengadaptasi
standar Internasional.
3) Sertifikasi setiap tingkat manajer sesuai jenjang karir perawat dilakukan di RS
(disepakati)
b) Tujuan Sertifikasi
Sertifikasi perawat manajer meempuyai tujuan :
1) Memberikan jaminan bahwa perawat manajer dapat melaksanakan tugas dengan baik
dan benar
2) Memberi pengarahan kepada setiap perawat manajer sesuai kompetensi yang dimiliki
3) Sebagai dasar proses rekruitmen, seleksi dan penempatan perawat manajer di RS
4) Sebagai dasar pengembangan kompetensi dan program pelatihan manajemen
pelayanan asuhan keperawatan
5) Memberi peluang pemasaran perawat manajer
c) Pengelolaan Kompetensi
Kompetensi–kompetensi perawat manajer perlu dikelola sehingga dapat mendukung
perawat manajer dalam melaksanakan tugas manajemen pelayanan - asuhan keperawatan.
Kompetensi dikemas dalam 2 (dua) bentuk yaitu
1) Paket kompetensi, kompetensi – kompetensi di kluster berdasarkan tingkatan jenjang
karir perawat manajer yaitu :
PM I : Manajer Bawah
PM II, III : Manajer Menengah
PM IV dan V : Manajer Atas
2) Kompetensi tunggal, kompetensi manajerial yang advance / lanjut, komplek dan inti
bagi perawat manajer.
Selanjutnya setiap kompetensi (Unit Kompetensi) di deskripsikan mempergunakan
komponen /struktur kompetensi mencakup judul, deskripsi, elemen, kriteria unjuk kerja,
batasan variabel dan kompetensi inti.
d) Proses Sertifikasi Perawat Manajer di RS
Proses sertifikasi merupakan tahapan untuk memperoleh sertifikat kompetensi sebagai
perawat manajer. Sesuai dengan lingkup sertifikasi maka proses sertifikasi sbb:
1) Melalui jalur pendidikan formal, yaitu : Program Pendidikan Magister Kepemimpinan
dan Manajemen Keperawatan ( sudah ada sistemnya )
2) Melalui jalur pendidikan nonformal, yaitu: Pelatihan, mempergunakan kebijakan
PPNI yang dikembangkan oleh HPMI. Adapun prosesnya adalah :
1) Perawat manajer/ calon mengajukan permohonan mengikuti pelatihan sesuai
dengan kompetensi
2) Mengikuti pelatihan
3) Asesmen kompetensi dalam rangka memperoleh sertifikat kompetensi
3) Melalui penilaian kinerja berbasis kompetensi di tempat bekerja (RS)
1) Mengajukan permohonan asesmen kompetensi
2) Melakukan pra konsutasi
3) Mengikuti asesmen kompetensi
4) Menerima keputusan asesmen kompetensi
5) Mengajukan banding ( jika diperlukan )
6) Direkomendasikan memperoleh sertifikat kompetensi
6. Pengembangan Profesional Berkelanjutan Perawat Manajer (P2BOM)
Perawat manajer harus terus berkambang agar dapat menghadapi tantangan,
perubahan pelayanan kesehatan dan kebijakan–kebijakan terkini. Program pengembangan
professional berkelanjutan bagi perawat manajer disusun mempergunakan pedoman P2KB
PPNI dan kesepakatan jenjang karir perawat manajer.
1. Filosofi
“Keperawatan sebagai profesi terus berkembang, sehingga anggota profesi termasuk
perawat manajer harus belajar seumur hidup sebagai perwujudan nilai - etika profesinya“
“Perawat Manajer sebagai modal bertanggung jawab membangun budaya Belajar dan terus
berkembang mengawal penerapan ilmu keperawatan”
“Perawat Manajer Kompeten” merupakan komitmen, tekad dan janji kami kepada
masyarakat
2. Program Pengembangan Professional Berkelanjutan Perawat Manajer
a. Perawat Manajer Bawah/PM I (Kepala Ruangan)
1) Manajemen Unit Ruang Rawat / Bangsal
2) MBO dan Implementasi
3) Supervisi Klinik
4) Penugasan Kerja Perawat
5) Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan
6) Manajemen Konflik
7) Interprofesional tim
b. Perawat Manajer Menengah / PM II dan PM II ( Koordinator / Kasie )
1) MBO
2) Manajemen Konflik
3) Manajemen Risiko
4) Supervisi manajerial
5) Penilaian kinerja perawat = asesmen keperawatan
6) Manajemen mutu
7) Fungsi ketenagaan
8) Jenjang karir perawat
c. Perawat Manajer Atas, PM IV dan V ( Direktur/Wadir/Kabid Keperawatan )
1) Perencanaan strategis pelayanan keperawatan RS
2) Manajemen pelayanan keperawatan RS
3) Sistem pembiayaan pelayanan keperawatan RS
4) SP2KP – PMK
5) Kepemimpinan Keperawatan
6) Perubahan dan Inovasi pelayanan keperawatan
7) Jenjang karir perawat
8) Fungsi ketenagaan perawat
PM V

PM IV TOP MGR
 PM IV ( 3 th )
 S2 MGT 8 thn
PM III  S3 Kep. 5 th
TOP MGR  SIP,STR
 PM III ( 3 th )  ...................
PM II
 S2 MGT 6 thn  ....................
 S3 Kep. 3 th  ....................
MIDDLE MGR  SIP,STR  ....................
 PM II ( 3 th )  ..................  ....................
MIDDLE MGR  Ners 9 thn 
PM I ...................  ....................
 PM I ( 3 th )  S2 MGT 4 th  ....................  ....................
 Ners 6 thn  Sertifikat  ....................  ....................
LOWER MGR  S2 MGT 2 th Leardership  ....................  ....................
 PK II ( 2 th )
 Sertifikat Advance II
 ....................  ....................
 Sertifikat Managemen  SIP,STR
 ....................  ....................
manajemen Bidang  ...................
bangsal  ....................  ....................
Keperawatan 80  ....................
 Ners.  ....................  ....................
jam.  ....................
 Sertifikat Basic  ....................  ....................
 Sertifikat  ....................
Leadership  ....................  ....................
Leardership  ....................
 SIP,STR  ....................  ....................
Advance I  ....................
 ..................  ....................  ....................
 SIP,STR  ....................
 ...................  ....................
 ...................  ....................
 ....................  ....................
 ....................  ....................
 ....................  ....................
 ....................  ....................
B. Kompetensi Manager

Menurut Triwibowo (2013) dan Kurniadi (2016) Manajer adalah orang yang bertugas

melakukan proses dan fungsi manajemen. Berdasarkan hierarki tugasnya manager

dikelompokkan sebagai berikut:

a. Manager Tingkat Pertama/ Lower Manager

adalah manager yang langsung berhubungan dengan para staf yang memberikan pelayanan

langsung pada pasien, yang termasuk dalam lower manager adalah kepala ruangan.

Kompetensi utama yang harus dimiliki adalah tehnikal skill yang terbesar dan konseptual

skill yang terkecil. Manager mampu: menetapkan bentuk pelayanan keperawatan yang

komprehensif; melaksanakan intervensi dan evaluasi untuk perbaikan pelayanan;

menerima akuntabilitas; mengendalikan lingkup praktek keperawatan agar sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

b. Manager Tingkat Menengah/ Middle Manager

adalah manager yang berada satu tingkat diatas middle manager, menjadi saluran

informassi, komunikasi dan penghubung antara top manager dengan lower manager. Yang

termasuk dalam middle manager adalah Kasubdit, Kasi, supervisor. Kompetensi utama

yang harus dimiliki adalah kemampuan membina hubungan interpersonal, komunikasi

efektif, konseptual skill (penguasaan terhadap konsep manajemen keperawatan, teori

kepemimpinan, mengetahui jenis dan komposisi sumber daya yang dimiliki) dan tehnikal

skill (keterampilan melakukan pekerjaan secara tehnik).

c. Manager Puncak/ Top Manager

adalah manager yang menduduki kewenagan organisasi tertinggi dan sebagai penanggung

jawab utama pelaksanaan administrasi. Kompetensi utamanya adalah konseptual skill yang
terbesar dan tehnikal sklii yang terkecil. Yang termasuk dalam top menager adalah Direktur

bidang keperawatan dan Kepala bidang.

Secara umum, dapat disimpulkan bahwa perawat manager dalam menjalankan tugasnya

sebagai pemimpin harus memiliki kemampuan dalam: mengambil keputusan, bertnaggung

jawab, mengarahkan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi, sebagai pemikir

konseptual, mediator, politikus maupun diplomat (Triwibowo, 2013).

Penelitian mengenai kompetensi yang harus dimiliki manajer keperawatan telah

dilaksanakan kepada 313 tenaga kesehatan di Australia (Harris & Belakley, 1995 dalam

Nursalam, 2017). Kompetensi tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

No Kompetensi Penjabaran
1 Kepemimpinan  Berkomunikasi tentang organisasi dan dalam memfasilitasi
kegiatan organisasi dan pelaksanaan perubahan.
 Mendelegasikan dan mendapatkan orang lain untuk melaksanakan
tugas dan menerima tanggung jawab.
 Menyeleksi dan memilih pegawai yang tepat.
 Menciptakan budaya organisasi yang kondusif dan efektif.
 Mengonsultasikan dengan staf dan orang lain di luar organisasi
yang sesuai tentang keadaan organisasi.
 Mengenal kapan peraturan harus dilaksanakan (fleksibilitas)
2 Pengambilan  Berpikir ulang dan menyusun kembali prioritas organisasi.
keputusan dan  Merespons secara cepat dan tepat tentang perubahan yang tidak
perencanaan diharapkan.
 Mengantisipasi dan melaksanakan perencanaan perubahan
anggaran.
 Memberikan pedoman dan arahan tentang keputusan organisasi
melalui pengetahuan dari pemerintah daerah, provinsi, dan
nasional.
 Menginterprestasi perubahan industri dan mengimplementasikan
dalam organisasi.
 Menginterprestasikan perubahan ekonomi staf.
 Menempatkan organisasi sebagai bagian yang penting dari
pemerintahan
3 Hubungan  Empati, mendengar, dan tanggap terhadap semua pernyataan
masyarakat/komunikasi orang lain.
 Menciptakan situasi yang kondusif dalam komunikasi.
 Membaca dan tanggap terhadap situasi politik yang terjadi.
 Menunjukkan rasa percaya diri melalui kemampuan
berkomunikasi (verbal/nonverbal) dalam memengaruhi orang
lain.
 Berkomunikasi secara efektif melalui tulisan.
 Mengembangkan proses hubungan yang baik di dalam dan di
luar organisasi
 Menggunakan media untuk pemasaran/keuntungan organisasi.
4 Anggaran.  Bertanya dan melihat rencana sebelumnya.
 Mengontrol anggaran.
 Menginterprestasikan penggunaan anggaran sesuai kebutuhan.
 Merencanakan jauh ke depan (misalnya lima tahun ke depan)
 Menggunakan pengukuran dan rata-rata industri.
 Menyediakan risiko terhadap kekurangan keuangan.
 Mengonsultasikan masalah keuangan.
5 Pengembangan  Pengembangan tim kerja yang efektif.
 Mempertahankan dan mengembangkan hubungan profesional
antarstaf.
 Memberikan umpan balik yang positif.
 Menerapkan peran mentor yang efektif.
 Menggunakan sistem pemberian penghargaan yang baik.
 Mengembangkan, meningkatkan, dan meninjau indikator
organisasi.
6 Kepribadian  Memfokuskan satu atau lebih dari dua kejadian dalam satu periode.
 Mengaplikasikan filosofi manajemen dan komitmen terhadap
kualitas pelayanan.
 Mengambil keputusan yang tepat.
 Mengelola stres individu.
 Menerima sesuatu terhadap kejadian yang tidak diharapkan.
 Menggunakan koping yang efektif pada setiap masalah.
 Mensyukuri nikmat yang telah diberikan atas keberhasilan
pencapaian tujuan.

7 Negosiasi  Mengidentifikasi dan mengelola konflik.


 Memfasilitasi perubahan.
 Mendemonstrasikan pemahaman tentang perbedaan pendapat.
 Melakukan negosiasi dengan baik.
 Melakukan klarifikasi kejadian yang melibatkan seluruh staf.
 Melakukan negosiasi dengan staf, kelompok, dan organisasi luar.
 Menjadi mediator terjadinya konflik antar staf atau kelompok

C. Tantangan Perawat Manajer

Kepemimpinan (manajer) tidak terlepas dari manajemen keperawatan. Pengelolaan


pelayanan keperawatan membutuhkan sistem manajemen yang tepat untuk mengarahkan seluruh
sumber daya yang ada untuk dapat menghasilkan pelayanan keperawatan yang prima, berkualitas
dan efektif (Marquis dan Huston, 2013). Perawat manajer dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya perlu melakukan koordinasi, pengawasan dan pengambilan keputusan untuk mencapai
tujuan organisasi (Satrianegara, 2014).
Tantangan profesi keperawatan terkhusus perawat manajer semakin meningkat. Tantangan
ini tidak hanya dari eksternal tapi juga dari internal profesi itu sendiri. Pembenahan internal yang
meliputi empat dimensi dominan yaitu keperawatan, pelayanan keperawatan, asuhan keperawatan
dan praktik keperawatan dan tantangan eksternal terdiri dari beberapa tuntutan akan adanya
registrasi, lisensi, kompetensi, perubahan sistem pendidikan nasional serta perubahan pada supra
sistem dan pranata lain yang terkait. Seorang perawat profesional mempunyai beberapa tantangan,
salah satunya yaitu menjalankan tanggung jawab dan tanggung gugat yang besar. Tanggung jawab
terhadap Tuhan, tanggung jawab terhadap klien dan masyarakat dan tanggung jawab terhadap
rekan kerja, bawahan dan atasan.
Adapun beberapa tantangan dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai perawat manajer,
sebagai berikut (Huber, 2018);
1) Tantangan perawat manajer dalam proses perubahan
Perawat pemimpin dapat mengambil sejumlah peran dalam proses perubahan. Manajer tingkat
menengah dan tingkat pertama, sebagai penerima perubahan juga dapat mengambil peran
dalam memulai dan mempertahankan perubahan selain itu, pemimpin sebagai agen perubahan,
beberapa langkah dalam proses perubahan yang dapat dilaksanan, yaitu ; a) adanya kebutuhan
yang jelas dalam perubahan; b) meminta kelompok untuk berpartisipasi dengan memberikan
rincian kepada setiap orang dalam menerapkan perubahan; c) Memberikan informasi yang
terpercaya dan detail kepada yang menerapkan perubahan; d) memberi motivasi melalui
penghargaan dan membantu dalam pelaksanaan perubahan; e) jangan menjanjikan apapun
yang tidak bisa disampaikan.
2) Tantangan perawat manajer dalam berinovasi
Inovasi merupakan sesuatu yang baru, proses baru atau cara baru dalam melaksanakan seuatu.
Inovasi menjelaskan kreativitas dan melakukan sesuatu yang berbeda. Penelitian tentang
inovasi dalam keperawatan dapat memecahkan masalah rumit dalam pemberian perawatan
seperti kualitas dan keselamatan sehingga perawat perlu mengadopsi perilaku inovasi dalam
menjalan tugas dan fungsi pokoknya. Organisasi yang berinovasi yang menggabungkan
praktik berbasis bukti ini paling efektif untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan oleh
karena itu, penting bagi para pemimpin untuk memahami dan mendorong inovasi dalam
menjalankan perannya.
3) Tantangan perawat manajer dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi
Perkembangan keperawatan bukan saja karena adanya pergeseran maslah kesehatan di
masyarakat, akan tetapi juga adanya tekanan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
keperawatan serta perkembangan profesi keperawatan dalam menghadapi era globalisasi.
Dalam menghadapi tuntutan kebutuhan dimasa datang maka langkah kongkrit yang harus
dilakukan antara lain : penataan standar praktik dan standar pelayanan/asuhan keperawatan
sebagai landasan pengendalian mutu pelayanan keperawatan secara professional, penataan
sistem pemberdayagunaan tenaga keperawatan sesuai dengan kepakarannya, pengelolaan
sistem pendidikan keperawatan yang mampu menghasilkan keperawatan professional serta
penataan sistem legilasi keperawatan untuk mengatur hak dan batas kewenangan, kewajiban,
tanggung jawab tenaga keperawatan dalam melakukan praktiknya.
BAB III

PENTUTUP

A. Kesimpulan

Perawat manajer adalah perawat yang berperan melaksanakan fungsi manajemen dalam

pelayanan/asuhan keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan dan unit–unit praktik

keperawatan, sehingga pelayanan/ aspek dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Perawat manajer adalah perawat yang berperan melaksanakan fungsi manajemen dalam

pelayanan/asuhan keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan dan unit – unit praktik

keperawatan, sehingga pelayanan/ aspek dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Sistem jenjang karir perawat, diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 40 Tahun 2017 Tentang Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat Klinis.

Perawat manager dikelompokkan menjadi tiga yaitu manager tingkat pertama/ lower manager,

manager tingkat menengah/ middle manager dan manager puncak/ top manager.

Tantangan dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai perawat manajer yaitu tantangan
perawat manajer dalam proses perubahan, tantangan perawat manajer dalam berinovasi, dan
tantangan perawat manajer dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi
B. Saran

Level tingkatan perawat manager sampai saat ini masih nampak kaku sebab harus melewati

setiap level/tingkatan dari skema janjang karir. Selain itu, jenjang karir perawat manager masih

berpotensial mengalami kebuntuan dimana perawat manager yang karirnya cepat melaju

sampai PM V bisa stagnan pada posisi tersebut karena belum adanya pilihan perawat manager

selanjutnya. Jadi, saran sebagai penulis diharapkan kedepannya para pemangku kepentingan
dan pembuat kebijakan dapat meninjau ulang lagi skema yang telah disusun untuk dilaukan

riset kembali bagaimana model jenjang karir tanpa mengikuti alur skem dan kebuntuan.
Daftar Pustaka

Huber, D. L. (2018). Leaderhip & Nursing Care Management, Sixth Editio, ed:5. Lowa City:
University Of Lowa City.
Kurniadi, A. (2016). Manajemen keperawatan dan prospektifnya: teori, konsep dan aplikasi.
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2013). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Jakarta:
EGC.
Nursalam. (2017). Manajemen Keperawatan: aplikasi dalam praktik keperawatan professional
(edisi 5). Jakarta: Salemba Medika.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40. (2017). Pengembangan Jenjang
Karir Profesional Perawat Klinis. Retrieved from:
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._40_ttg_Pengembangan_Jen
jang_Karir_Profesional_Perawat_Klinis_.pdf

Satrianegara, M. F. (2014). Organisasi dan Manajemen pelayanan Kesehatan. Jakarta: Salemba


Medika
Triwibowo, Cecep. (2013). Manajemen Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit. Jakatra : TIM

Anda mungkin juga menyukai