Anda di halaman 1dari 68

Diagnosis in

orthopaedics
Pembimbing Klinik :
dr. Habibi S.L Tobing, Sp.OT (K) Spine
2

Ortopedi berkaitan dengan tulang, sendi, otot, tendon,


dan saraf sistem kerangka yang membuatnya bergerak.
Kondisi yang mempengaruhi struktur ini terbagi dalam
tujuh bagian yang mudah diingat:
✖ Kelainan kongenital dan perkembangan
✖ Infeksi dan inflamasi
✖ Artritis dan gangguan rematik
✖ Metabolisme dan gangguan endokrin
✖ Tumor dan lesi yang terlihat
✖ Gangguan neurologis dan kelemahan otot
✖ Cedera dan kerusakan mekanik
Diagnosis dalam ortopedi, seperti dalam semua bidang
kedokteran, adalah identifikasi penyakit
3

Anamnesis
Keluhan
Nyeri adalah gejala paling sering dalam ortopedi. Namun ada
perbedaan yang jelas antara nyeri yang berdenyut pada abses dan
nyeri artritis kronis yang kronik, antara 'nyeri yang terbakar' dari
neuralgia dan 'nyeri yang menusuk' dari ruptur rendon.
Berikut ini disarankan sebagai cara yang lebih sederhana:
- Tingkat I (ringan) : Nyeri yang mudah diabaikan
- Tingkat II (sedang) : Nyeri yang tidak dapat diabaikan,
mengganggu fungsi dan membutuhkan perhatian atau perawatan
dari waktu ke waktu
- Tingkat III (parah) : Nyeri yang ada hampir sepanjang waktu,
membutuhkan perhatian atau perawatan yang konstan
- Tingkat IV (sangat menyiksa) : Nyeri yang benar-benar diluar
kapasitas.
4

Keluhan
Nyeri alih Nyeri otonom.
Nyeri yang timbul di kulit atau dekat Kita sangat terbiasa untuk
kulit biasanya terlokalisir. Nyeri mencocokkan nyeri dengan beberapa
yang timbul pada struktur yang struktur anatomi disekitar dan
dalam lebih menyebar dan kadang- inervasi saraf sensorik yang dikenal
kadang tidak terduga. Penyakit sehingga kita cenderung untuk
pinggul dapat bermanifestasi sebagai menghilangkan nyeri yang tidak
nyeri lutut (sehingga terpikir sesuai dengan pola yang biasa seperti
kemungkinan hernia obturator). 'atipikal' atau 'tidak tepat' (yaitu
Contohnya nyeri ‘sciatica' di ditentukan secara psikologis).
berbagai titik di bokong, paha dan Tetapi nyeri juga dapat
kaki, diduga mengikuti jalannya mempengaruhi saraf otonom yang
nervus sciatic. Nyeri seperti itu menyertai pembuluh darah perifer
belum tentu karena tekanan pada dan ini jauh lebih samar, lebih luas
nervus siatik atau akar saraf lumbar; dan sering dikaitkan dengan
mungkin 'mengarah' dari salah satu perubahan vasomotor dan trofik. Hal
dari sejumlah struktur di vertebra ini kurang dipahami, sering
lumbar, panggul dan kapsul posterior diragukan, tetapi tetap nyata.
sendi panggul.
5

Gambar 1.1. Nyeri alih. Letak nyeri : (1) dari bahu; (2) dari pinggul; (3) dari leher;
(4) dari medulla spinalis regio lumbar.
6

keluhan
Rigiditas Locking
dapat digeneralisasi (biasanya pada adalah ketidakmampuan
gangguan sistemik seperti
untuk menyelesaikan gerakan
rheumatoid arthritis dan ankylosing
spondylitis) atau terlokalisasi pada tertentu. Ini menunjukkan
sendi tertentu. Pasien sering adanya blok mekanis,
mengalami kesulitan dalam misalnya karena struktur
membedakan kekakuan dari gerakan
longgar atau robek meniskus
yang menyakitkan; keterbatasan
gerak tidak boleh diasumsikan yang terperangkap di antara
sampai diverivikasi oleh permukaan artikular lutut.
pemeriksaan. Tanyakan
kapan hal itu terjadi: rigiditas pagi
hari pada banyak sendi adalah salah
satu tanda reumatoid artritis,
sementara rigiditas satu atau dua
sendi setelah periode inaktifasi
adalah tipikal osteoartritis.
7

Pembengkakan
Pembengkakan dapat terjadi pada jaringan lunak, sendi atau
tulang; gejala semua sama. Penting untuk memastikan
- apakah itu terjadi setelah kerusakan ?
- apakah itu muncul dengan cepat (hematoma atau
hemarthrosis) atau perlahan (karena inflamasi, efusi
sendi, infeksi atau tumor) ?
- apakah pembengkakan disertai nyeri (sugesti inflamasi
akut, infeksi atau tumor) ?
- apakah gejala tersebut menetap atau hilang timbul ?
- apakah intensitasnya meningkat ?
8

Kelainan deformitas
9

Flat feet atau kaki bengkok pada bayi dapat


menghilang secara spontan dengan pertumbuhan
Pigeon toes Namun, jika kelainan bersifat progresif, atau jika
hanya mempengaruhi satu sisi tubuh sementara sendi
atau tungkai yang berlawanan normal, mungkin
serius
10

Gambar 1.2 Deformitas. Gadis muda ini mengeluhkan pinggul kanan


yang menonjol; kelainan deformitas sebenarnya adalah skoliosis.
11

keluhan
Kelemahan Ketidakstabilan
Kelemahan adalah gambaran dari Pasien mungkin mengeluh
semua penyakit kronis, dan bahwa persendian 'gives way'
disfungsi sendi yang atau 'melompat keluar dari
berkepanjangan dan tidak dapat tempatnya'. Jika ini terjadi
dihindari, menyebabkan berulang kali, hal ini
kelemahan otot-otot. Namun, menunjukkan kelemahan sendi
kelemahan otot murni terutama yang tidak normal, defisiensi
jika terbatas pada satu anggota kapsular atau ligamen, atau
badan atau kelompok otot tunggal beberapa jenis gangguan internal
lebih spesifik dan menunjukkan seperti robek meniscus atau
beberapa gangguan neurologis sendi longgar. Jika ada riwayat
atau otot. Pasien kadang-kadang cedera, sifatnya yang tepat
mengatakan tungkai nya ‘tidak sangat penting.
dapat bergerak' padahal
sebenarnya lemah.
12

keluhan
Perubahan sensibilitas Kehilangan fungsi
Kesemutan menandakan gangguan Deformitas fungsional lebih dari
pada tekanan fungsi saraf dari jumlah gejala individu dan
ekspresinya tergantung pada pasien.
struktur (mis. diskus intervertebral
Pasien mungkin berkata, 'Aku tidak
yang prolaps), iskemia lokal (mis. bisa mengenakan kaus kakiku'
jeratan saraf dalam terowongan daripada 'pinggangku kaku.' Selain
fibro-osseous) atau neuropati itu, bagi satu pasien hanya perasaan
perifer. Dari sini kita dapat tidak nyaman, untuk yang lain,
mengetahui apakah kesalahan menjadi lumpuh. Dengan demikian
terletak pada saraf perifer atau seorang pengacara atau guru dapat
pada akar saraf. Kita juga harus dengan mudah mentolerir lutut yang
kaku asalkan tidak menyakitkan,
bertanya apa yang membuat gejala
tetapi bagi seorang tukang ledeng
lebih buruk atau lebih baik; atau pendeta, gangguan yang sama
perubahan postur mungkin dapat menyebabkan bencana
menjadi pemicunya, sehingga ekonomi atau spiritual. Satu
memusatkan perhatian pada lokasi pertanyaan penting: "Apa yang tidak
tertentu. bisa Anda lakukan sekarang yang
dulu bisa Anda lakukan?"
13

Riwayat sebelumnya
Pasien sering lupa menyebutkan penyakit atau trauma
sebelumnya, atau mereka mungkin tidak mengetahui
relevansinya dengan keluhan saat ini.
 Pasien harus ditanyakan secara khusus tentang gangguan
pada masa anak-anak, periode ketidakmampuan dan
cedera lama. 'dislokasi’ bertahun-tahun yang lalu mungkin
merupakan petunjuk untuk timbulnya osteoartritis
ditempat yang sebelumnya merupakan tempat yang tidak
biasa untuk kondisi ini.
 Penyakit gastrointestinal, yang dalam pikiran pasien tidak
ada hubungannya dengan tulang, mungkin penting dalam
terjadinya ankylosing spondylitis atau osteoporosis.
14

Riwayat sebelumnya
 Demikian pula, gangguan rematik tertentu dapat
dikaitkan dengan riwayat konjungtivitis, iritis, psoriasis
atau penyakit urogenital.
 Penyakit tulang metastasis dapat kambuh bertahun-tahun
setelah mastektomi untuk kanker payudara.
 Pasien juga harus ditanyai tentang pengobatan
sebelumnya: banyak obat, dan terutama kortikosteroid,
memiliki efek jangka panjang pada tulang.
 Penyalahgunaan alkohol dan narkoba adalah penting,
dan kita tidak perlu sungkan untuk menanyakannya.
15

Riwayat keluarga
Pasien sering bertanya-tanya (dan khawatir)
tentang mewarisi penyakit atau menurunkannya
kepada anak-anak mereka. Untuk dokter,
informasi tentang gangguan muskuloskeletal
dalam keluarga pasien dapat membantu diagnosis
dan konseling. Ketika berurusan dengan dugaan
kasus infeksi tulang atau sendi, tanyakan tentang
penyakit menular, seperti tuberkulosis atau
penyakit menular seksual, pada anggota keluarga
lainnya.
16

Latar belakang sosial


Tidak ada riwayat yang lengkap tanpa penyelidikan tentang latar belakang
pasien. Tanyakan seperti :
 Tingkat perawatan dan nutrisi pada anak-anak
 Batasan diet yang dapat menyebabkan defisiensi spesifik
 Dalam kasus-kasus tertentu, pertanyaan tentang kebiasaan merokok,
konsumsi alkohol dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang, yang
semuanya memerlukan tingkat kebijaksanaan khusus dan penyelidikan
yang tidak ditentukan.
 Cari tahu gangguan ini disebabkan aktivitas berulang tertentu di rumah,
di tempat kerja atau di lapangan olahraga?
 Apakah pasien ada pada tekanan pekerjaan yang tidak biasa?
 Apakah pasien bepergian ke negara lain tempat TBC sering terjadi?
17

pemeriksaan
Pemeriksaan sebenarnya dimulai dari saat kita mengamati pasien. Kita
mengamati penampilan umum, postur dan gaya berjalannya.
- Genu valgum?
- Kurvatura vertebra?
- Akondroplasia?
- Apakah pasien tampak kesakitan?
- Apakah gerakan pasien terlihat alami?
- Apakah pasien berjalan dengan pincang atau menggunakan tongkat?
- Gaya berjalan mungkin dapat menunjukkan nyeri pinggul, lutut yang tidak
stabil atau langkah kaki.
Ketika kita melanjutkan ke pemeriksaan terstruktur, pasien harus
menanggalkan pakaian; tidak cukup menggulung kaki celana saja. Jika satu
anggota tubuh terpengaruh, keduanya harus terbuka sehingga mereka dapat
dibandingkan.
18

Pemeriksaan
“look”

Bentuk dan
postur tubuh Survei umum

Kulit
19

Gambar 1.3 Look, perlukaan sering memberi petunjuk pada riwayat sebelumnya. Bekas
luka yang pudar pada paha pasien ini adalah operasi lama yang menyebabkan fiksasi
internal fraktur femur. Bekas luka lainnya disebabkan oleh infeksi pasca operasi
20

Pemeriksaan
“feel”
- Kulit
- Jaringan lunak
- Tulang dan sendi
- Nyeri tekan
21

Gambar 1.4. Memeriksa nyeri tekan (a) Cara yang salah - tidak perlu
melihat struktur tubuh, Anda harus tahu di mana mereka berada. (b)
Jauh lebih informatif untuk melihat wajah pasien!
22

Pemeriksaan
“Move”

Gambar 1.5 Pemeriksaan untuk pergerakan (a) Fleksi, (b) ekstensi, (c) rotasi,
(d) abduksi, (e) adduksi. Rentang gerakan dapat diperkirakan dengan mata atau
diukur secara akurat menggunakan goniometer (f).
23

Gambar 1.6. Move (a) Gerakan aktif - pasien menggerakkan sendi bahu kanan
normal; sebelah kiri aktif terbatas. (b) Gerakan pasif - pemeriksa menggerakkan
sendi.
24

Gambar 1.6. Move (c) Gerakan tidak stabil - persendian dapat digerakkan
melintasi bidang tindakan normal, dalam hal ini menunjukkan instabilitas valgus
lutut kanan. (d) Gerakan provokatif – pemeriksa bergerak (atau memanipulasi)
sendi sehingga dapat memprovokasi gejala nyeri yang akan datang atau
dislokasi. Di sini ia mereproduksi posisi di mana bahu yang tidak stabil
cenderung terlepas.
25

Uji
Apprehension test adalah salah satu dari beberapa uji klinis yang
digunakan untuk memperoleh dugaan kelainan. Beberapa contoh
adalah Thomas’ test untuk elastisitas fleksi pinggul,
Trendelenburg’s test untuk ketidakstabilan pinggul, McMurray’s
test untuk ruptur meniskus dari lutut, Lachman’s test untuk
ketidakstabilan ligamen dan berbagai tes untuk cairan intra-
artikular.
26

✖ Apprehension test
27

✖ Thomas’ test elastisitas fleksi pinggul


28

✖ McMurray’s test untuk ruptur meniskus dari lutut


29

terminologi
30

Pemeriksaan neurologis

Gambar 1.8 Pemeriksaan Dermatom diinervasi


oleh akar saraf vertebra.
31

Pemeriksaan neurologis
“Penampilan”

Waiter’s tip
32

Pemeriksaan neurologis
“tonus otot”
Tonus pada kelompok otot individu diuji dengan
menggerakkan sendi terdekat untuk meregangkan otot.
Peningkatan tonus (elastisitas) adalah karakteristik dari
gangguan neuron motorik superior seperti cerebral palsy dan
stroke. Hal tersebut harus dapat dibedakan dengan rigiditas ('
lead-pipe’ atau 'cogwheel') yang terlihat pada penyakit
Parkinson. Penurunan tonus (flaksiditas) ditemukan pada lesi
neuron motorik yang lebih rendah misalnya, poliomielitis.
Kekuatan otot berkurang di ketiga tingkat penting untuk
mengenali bahwa otot 'spastik' mungkin masih lemah.
33

Pemeriksaan neurologis
“kekuatan”
Ekstremitas normal diperiksa terlebih dahulu, kemudian ekstremitas
yang terkena, dan keduanya dibandingkan.
Kekuatan otot biasanya dinilai pada skala Medical Research Council:
- Grade 0 : Tidak ada gerakan
- Grade 1 : Hanya gerakan berkedut
- Grade 2 : Gerakan dengan keterbatasan pada gravitasi
- Grade 3 : Gerakan melawan gravitasi
- Grade 4 : Gerakan melawan resistensi
- Grade 5 : Kekuatan normal
Penting untuk mengenali bahwa kelemahan otot mungkin disebabkan
oleh penyakit otot daripada penyakit saraf. Pada kelainan otot
kelemahan biasanya lebih luas dan simetris, dan sensasinya normal.
34

Pemeriksaan
“refleks”
✖ Refleks tendon ✖ Refleks plantar
35

Pemeriksaan
“sensibilitas”
Sensibilitas terhadap sentuhan dan tusukan mungkin meningkat (hyperaesthesia)
atau tidak menyenangkan (dysaesthesia) pada lesi saraf iritatif tertentu. Namun,
lebih sering, ini berkurang (hypoaesthesia) atau tidak ada (anestesi), menandakan
tekanan atau gangguan saraf perifer, akar saraf atau jalur sensorik di medula
spinalis
Perkusi cepat di sepanjang jalannya saraf yang terganggu dapat menimbulkan
sensasi kesemutan dalam distribusi distal saraf (Tinel sign).
Pemeriksaan adaptasi suhu dan diskriminasi dua titik (kemampuan untuk
mengenali dua titik kontak terpisah beberapa milimeter) juga digunakan dalam
penilaian cedera saraf perifer.
36

PEMERIKSAAN BAYI DAN ANAK-ANAK


37

VARIASI FISIK DAN KELAINAN DEFORMITAS

Gambar 1.10 Tes untuk hipermobilitas sendi. Hiperekstensi lutut


dan siku; sendi metacarpophalangeal memanjang hingga 90 derajat ';
ibu jari bisa menyentuh lengan bawah.
38

Kelainan deformitas

Gambar 1.11 Varus dan valgus (a) genu Valgus pada pasien dengan
reumatoid artritis. Sendi jari kaki juga valgus. (b) genu Varus karena
osteoarthritis. (c) Lutut varus yang lain? Tidak - deformitas di sini ada di
tibia kiri karena Paget’s disease.
39

Kelainan deformitas
40

- Deformitas postural
Deformitas postural adalah sesuatu yang pasien dapat, jika
diinstruksikan dengan tepat, diperbaiki mis. 'kifosis' thoraks
karena bahu yang merosot. Deformitas postural juga dapat
disebabkan oleh kejang otot sementara.
- Deformitas struktural
Deformitas yang dihasilkan dari perubahan permanen dalam
struktur anatomi tidak dapat diperbaiki. Penting untuk
membedakan skoliosis postural dari skoliosis struktural (tetap).
Yang pertama adalah non-progresif dan jinak; yang terakhir
biasanya progresif dan mungkin memerlukan perawatan.
41

Deformitas menetap
Istilah ini ambigu. Tampaknya ini berarti bahwa
suatu sendi cacat dan tidak dapat bergerak tetapi ini
tidak demikian. Ini berarti bahwa satu gerakan
tertentu tidak dapat diselesaikan. Dengan demikian
lutut mungkin dapat melentur sepenuhnya tetapi
tidak meluas sepenuhnya pada batas ekstensi lutut
masih 'tetap' dalam derajat fleksi tertentu. Ini akan
disebut ' fixed flexion deformity '.
42

fixed flexion deformity


43

Benjolan tulang

Gambar 1.12 Benjolan tulang Benjolan keras di atas lutut kiri, terfiksasi
dengan baik dan ukurannya tidak bertambah. Diagnosis klinis exostosus yang
tertutup kartilago (osteochondroma) dikonfirmasi oleh X-ray.
44

Benjolan tulang
- Ukuran
Benjolan besar yang menempel pada tulang, atau benjolan yang semakin besar, hampir
selalu merupakan tumor.
- Lokasi
Benjolan di dekat sendi kemungkinan besar adalah tumor (jinak atau ganas), benjolan
dapat menimbulkan fraktur kalus, inflamasi tulang baru atau tumor. Tumor jinak memiliki
margin yang jelas, tumor ganas, benjolan inflamasi dan kalus memiliki tepi yang samar.
- Konsistensi
Tumor jinak terasa kurus dan keras; tumor ganas sering memberi kesan bahwa mereka
dapat diindentasi.
- Kelembutan
Kelenjar karena peradangan aktif, kalus baru-baru ini atau sarkoma yang tumbuh cepat
adalah lunak.
- Multiplisitas
Beberapa benjolan tulang jarang terjadi, mereka terjadi pada beberapa eksostosis herediter
dan pada Ollier’s disease.
45

Rigiditas Sendi
Istilah 'rigiditas' mencakup berbagai batasan.
Kita mempertimbangkan tiga jenis rigiditas
khususnya:
- (1) tidak terdapat gerakan
- (2) gerakan terbatas
- (3) satu atau dua gerakan terbatas.
46

Diagnostik Pencitraan
Radiografi polos
Gambar 1.13 Gambar
radiografi X-ray dari
spesimen anatomi untuk
memperlihatkan
penampakan berbagai
bagian tulang pada
gambar X-ray.
47

Interpretasi radiografi
- Pasien
Pastikan bahwa nama film itu adalah nama pasien Anda;
identitas yang salah adalah sumber kesalahan yang kuat.
Demikian pula, ketika meminta pemeriksaan X-ray,
berikan informasi yang cukup kepada ahli radiologi dari riwayat
pasien dan temuan klinis untuk membantu mengarahkan
pemikirannya ke kemungkinan dan pilihan diagnostik. Misalnya,
ketika mempertimbangkan lesi tulang ganas, hanya dengan
mengetahui usia pasien dapat memberikan petunjuk penting: di
bawah usia 10 tahun kemungkinan besar itu adalah sarkoma
Ewing; antara 10 dan 20 tahun lebih mungkin menjadi
osteosarkoma; dan di atas usia 50 tahun kemungkinan besar itu
adalah endapan metastasis.
48

- Jaringan lunak
a. Perubahan umum
Otot sering terlihat dan bisa menunjukkan pengecilan atau
pembengkakan. Garis menonjol di sekitar pinggul, misalnya,
mungkin menunjukkan efusi sendi; dan pembengkakan
jaringan lunak di sekitar sendi interphalangeal mungkin
merupakan tanda radiografi pertama rheumatoid arthritis.
Tumor cenderung menggantikan bidang fasia, sedangkan
infeksi cenderung menghilang.
b. Perubahan yang terlokalisasi
Apakah terdapat massa, jaringan lunak, osifikasi, gas (dari luka
tembus atau organisme pembentuk gas) atau adanya benda
asing radioopak?
49

Gambar 1.14 X-ray - tulang bengkok (a) Fraktur malunion;


(B) Paget’s disease; (c) Dyschondroplasia; (D) Pseudarthrosis
kongenital; (e) Saber tibia syphilis; (f) osteogenesis
imperfecta.
50

Gambar 1.15 X-ray – bagian penting yang perlu di nilai (a) Bentuk dan penampilan
umum, dalam hal ini korteks menebal dan tulangnya bengkok (paget disease). (b, c)
Kepadatan interior, area yang kosong dapat menandakan kista (b), atau radiolusen yang
menginfiltrasi tulang, seperti tumor metastasis pada (c). (d) reaksi periosteal, biasanya
terlihat pada penyembuhan fraktur, infeksi tulang dan tumor tulang ganas - seperti dalam
contoh Ewing sarkoma. Bandingkan ini dengan pembentukan tulang baru periosteal halus
seperti pada (e)
51

Asosiasi diagnostik
Penyempitan ruang sendi + sklerosis subkondral dan
kista + osteofit = osteoartritis
Penyempitan ruang sendi + osteoporosis + erosi
periarticular = radang sendi. Tambahkan distribusi khas
ini, kurang lebih simetris pada persendian proksimal
kedua tangan, dan Anda harus memikirkan rheumatoid
arthritis.
Kerusakan tulang + pembentukan tulang baru periosteal
= infeksi atau keganasan sampai terbukti sebaliknya.
52

Gambar 1.16 X-ray polos panggul. Tahapan dalam perkembangan osteoartritis (OA). (a)
Pinggul normal: bentuk dan posisi anatomi, dengan "ruang" sendi (artikular) kartilago)
sepenuhnya terpelihara. (b) OA awal, menunjukkan ruang sendi sedikit menurun dan kista
subartikular di kaput femoralis. (c) OA Tingkat Lanjut: ruang sendi menurun secara nyata;
osteofit pada margin sendi. (D) Penggantian pinggul: cangkir tetapi posisi ditunjukkan oleh
penanda kawat melingkar. Perhatikan "kepadatan" gambar yang berbeda: (1) implan femoralis
logam; (2) polietilen (radiolusen); (3) semen akrilik berdampak ke tulang yang berdekatan.
53

X-ray menggunakan media kontras

Gambar 1.17 Contrast radiography (a) Myelography menunjukkan garis besar theca
vertebra. Di mana fasilitas tersedia, mielografi sebagian besar telah diganti oleh CT dan
MRI. (b) Diskografi kadang-kadang berguna: perhatikan perbedaan antara diskus
intervertebralis normal (bagian atas) dan diskus yang mengalami degenerasi (bagian
bawah). (c) Kontras artrografi lutut menunjukkan herniasi poplitea kecil.
54

- Sinografi
Sinografi adalah bentuk paling sederhana dari radiografi kontras. Media
(biasanya salah satu senyawa ionik yang larut dalam air) disuntikkan ke dalam
sinus terbuka; film menunjukkan trek dan apakah itu mengarah ke tulang atau
sendi yang mendasarinya.
- Arthrography
Arthrography adalah bentuk radiografi kontras yang sangat berguna. Badan
longgar intraartikular akan menghasilkan cacat pengisian pada media kontras
buram. Di lutut, robekan menisci, robekan ligamen dan ruptur kapsular dapat
ditunjukkan. Di pinggul anak-anak, artrografi adalah metode yang berguna
untuk menguraikan kepala kartilago (dan karena itu radiolusen) femoralis.
- Myelography
Myelography digunakan secara luas di masa lalu untuk diagnosis prolaps diskus
dan lesi kanal vertebra lainnya. Sebagian besar telah digantikan oleh metode
non-invasif seperti CT dan MRI. Namun, masih ada tempat dalam penyelidikan
lesi akar saraf dan sebagai tambahan untuk metode lain pada pasien dengan
sakit punggung.
55

TOMOGRAFI COMPUTED (CT)

Gambar 1.18 Computed tomography (CT) X-ray polos (a) menunjukkan fraktur
bagian vertebra tetapi tidak ada yang dapat mengetahui secara tepat bagaimana
pemindahan tulang . CT (b) menunjukkan dengan jelas bahwa hal ini berbahaya karena
dekat dengan cauda equine, (c) dislokasi pinggul kongenital, didefinisikan lebih jelas
oleh (d) rekonstruksi CT tiga dimensi.
56

Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Gambar 1.20 Magnetic resonance imaging MRI sangat ideal


untuk menampilkan cedera jaringan lunak, terutama robek
meniscus lutut
57

Gambar 1.21 MRI Kasus artritis septik pergelangan kaki, diduga


dari rontgen polos (a) dan dikonfirmasi oleh MRI (b).
58

Gambar 1.23 Pengukuran massa tulang (a) X-ray vertebra region lumbar menunjukkan fraktur kompresi
L2. Hilangnya kepadatan tulang secara umum menekan garis kortikal dari pelat akhir korpus vertebral.
Ciri-ciri ini merupakan karakteristik dari massa tulang yang berkurang, yang dapat diukur secara akurat
dengan dual energy X-ray absorptiometry. (b} Pindaian DXA dari wanita yang hadir untuk pemantauan
pada awal menopause.
59

TES DARAH
Tes darah tidak spesifik

- Anemia hipokromik Ini biasa terjadi pada reumatoid artritis, tetapi bisa juga
akibat perdarahan gastrointestinal akibat obat antiinflamasi.
- Leukositosis Meskipun umumnya terkait dengan infeksi, leukositosis ringan
tidak jarang pada rheumatoid arthritis dan selama serangan gout.
- Tingkat sedimentasi eritrosit (Eritrosite Sedimentation Rate, ESR) ESR
biasanya meningkat pada gangguan inflamasi akut dan kronis dan setelah
cedera jaringan. Namun, pasien dengan infeksi tingkat rendah mungkin
memiliki LED normal dan ini tidak boleh diambil sebagai tanda meyakinkan.
ESR sangat dipengaruhi oleh adanya imunoglobulin monoklonal; ESR tinggi
hampir wajib dalam diagnosis mielomatosis.
- Protein C-reaktif (dan protein fase akut lainnya) Ini mungkin meningkat
secara abnormal pada arthritis radang kronis dan (sementara) setelah cedera
atau operasi. Tes ini sering digunakan untuk memantau perkembangan dan
aktivitas rheumatoid arthritis dan infeksi kronis.
- Plasma gamma globulin Diukur dengan elektroforesis protein. Karakterisasi
mereka yang tepat sangat membantu dalam penilaian gangguan rematik
tertentu, dan lebih khusus dalam diagnosis mielomatosis.
60

- Tes faktor reumatoid


Faktor reumatoid, suatu autoantibodi IgM, terdapat pada sekitar
75% orang dewasa dengan reumatoid artritis.
- Pengelompokan jaringan
Human leucocyte antigen (HLA) dapat dideteksi dalam leukosit
dan mereka digunakan untuk mengkarakterisasi tipe jaringan
individu. Spondrektritida seronegatif terkait erat dengan
kehadiran HLAB27 pada kromosom 6; ini sering digunakan
sebagai tes konfirmasi pada pasien yang diduga menderita
ankylosing spondylitis atau Reiter disease, tetapi tidak boleh
dianggap sebagai tes khusus karena positif pada sekitar 8%
orang Eropa Barat normal.
- Biokimia
Tes biokimia sangat penting dalam memantau pasien setelah
cedera serius. Mereka juga digunakan secara rutin dalam
penyelidikan gangguan rematik dan kelainan metabolisme
tulang.
61

ANALISIS CAIRAN SINOVIAL


Arthrocentesis dan analisis cairan sinovial adalah prosedur diagnostik yang banyak
diabaikan; jika diberikan indikasi yang benar, dapat menghasilkan informasi
berharga. Pertimbangan tersebut harus dipertimbangkan dalam kondisi berikut:
a. Pembengkakan sendi akut setelah cedera Perbedaan antara sinovitis dan
perdarahan mungkin tidak jelas; aspirasi akan menyelesaikan pertanyaan dengan
segera.
b. Sinovitis atraumatik akut pada orang dewasa Analisis cairan sinovial
mungkin merupakan satu-satunya cara untuk membedakan antara infeksi, gout,
dan pseudogout. Kristal karakteristik dapat diidentifikasi pada mikroskop cahaya
terpolarisasi.
c. Infeksi yang dicurigai Pemeriksaan yang teliti dan pemeriksaan laboratorium
mungkin memberikan jawabannya, tetapi membutuhkan waktu. Aspirasi sendi
sangat penting untuk diagnosis dini
d. Sinovitis kronis Di sini aspirasi sendi kurang mendesak, dan hanya satu dari
sekian banyak prosedur diagnostik dalam penyelidikan dugaan tuberkulosis atau
gangguan rematik atipikal.
62

Tabel 1.3. Pemeriksaan cairan sinovial


63

BIOPSI TULANG
Biopsi terbuka, dengan pajanan lesi dan Biopsi 'tertutup' yang dilakukan
eksisi pada bagian tulang yang cukup
besar, tampaknya lebih disukai, tetapi
dengan hati-hati, menggunakan
memiliki beberapa kelemahan: jarum atau pemotong trephine
dengan ukuran yang sesuai untuk
- Membutuhkan operasi, dengan risiko
anestesi dan infeksi yang menyertai. memastikan pengambilan sampel
jaringan yang memadai, adalah
- Bidang jaringan baru terbuka,
prosedur pilihan kecuali jika lesi
merupakan predisposisi penyebaran
infeksi atau tumor. tidak dapat dilokalisasi secara
akurat atau ketika konsistensi
- Insisi biopsi dapat membahayakan
eksisi luas lesi berikutnya. jaringan sedemikian sehingga
sampel tidak dapat diperoleh.
- Lesi yang lebih sulit diakses (mis.
Jaringan solid atau semi solid
Tumor dari dasar acetabular) hanya
dapat dicapai dengan membedah dihilangkan dengan jarum atau
secara luas melalui jaringan yang trephine utuh; bahan cairan dapat
sehat. diaspirasi melalui jarum biopsi.
64

ARTHROSKOP DIAGNOSTIK
Arthroscopy dilakukan untuk alasan diagnostik dan
terapeutik. Hampir semua sendi dapat dijangkau tetapi
prosedur ini paling bermanfaat digunakan di lutut, bahu,
pergelangan tangan, pergelangan kaki dan pinggul. Jika lesi
yang dicurigai dapat dioperasi, seringkali dapat ditangani
pada saat yang sama tanpa perlu operasi terbuka. Namun,
artroskopi adalah prosedur invasif dan penguasaannya
membutuhkan keterampilan dan praktik; sehingga tidak
boleh digunakan hanya sebagai alternatif untuk pemeriksaan
klinis dan pencitraan.
65
66

diagnosa
Lutut adalah sendi yang paling mudah diakses. Munculnya sinovium dan
permukaan artikular biasanya memungkinkan diferensiasi antara lesi inflamasi
dan non-inflamasi, destruktif dan non-destruktif. Robekan meniscal dapat
didiagnosis dan diobati segera dengan memperbaiki atau menghilangkan segmen
yang terlepas sebagian. Masalah ligamentum Cruciate, fraktur osteocartilaginous,
badan longgar cartilaginous dan 'tumor' sinovial juga mudah divisualisasikan
Arthroscopy bahu lebih sulit, tetapi permukaan artikular dan labrum glenoid
dapat dieksplorasi secara adekuat. Lesi rotator cuff seringkali dapat didiagnosis
dan diobati pada waktu yang bersamaan. Arthroscopy pergelangan tangan
berguna untuk mendiagnosis robekan fibrocartilage segitiga robek dan ruptur
ligamen interoseus.
Arthroscopy pinggul menjadi lebih sering dan terbukti bermanfaat dalam
diagnosis nyeri pinggul yang tidak dapat dijelaskan. robekan labral, lesi sinovial,
tubuh longgar dan kerusakan kartilago artikular (yang semuanya sulit dideteksi
dengan teknik penggambaran konvensional) telah didiagnosis dengan tingkat
akurasi yang dilaporkan lebih dari 50%.
67

komplikasi
Arthroscopy diagnostik aman tetapi tidak
sepenuhnya bebas dari komplikasi, yang
paling sering adalah hemarthosis,
tromboflebitis, infeksi dan rigiditas sendi
(terutama kontraktur kapsul anterior). Ada
juga kejadian signifikan algodistrofi setelah
artroskopi.
68

Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai