Anda di halaman 1dari 18

PEDOMAN

PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT UMUM PERMATA BLORA


2022

i
RUMAH SAKIT UMUM PERMATA BLORA
Jl. Reksodiputro No. 57 Telp(0296)531624/ Fax. (0296) 532261 BLORA
www.rsupermatablora.com/ rs.permata@yahoo.co.id

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PERMATA BLORA


NOMOR : 148/PER-DIR/RSP/BLA/VII/2022
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT UMUM PERMATA BLORA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PERMATA BLORA,


Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan Mutu Pelayanan Keperawatan, maka
perlu adanya suatu pedoman yang mengatur tentang
pengorganisasian Komite Keperawatan
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a, perlu
ditetapkan Pemberlakuan Pedoman Pengorganisasian Komite
Keperawatan Rumah Sakit Umum Permata Blora;
c. bahwa penetapan Pemberlakuan Pedoman Pengorganisasian
Komite Keperawatan Rumah Sakit Umum Permata Blora
sebagaimana tersebut pada huruf b, perlu ditetapkan dan diatur
dengan Keputusan Direktur

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 tahun
2012 tentang Rahasia Kedokteran;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 tahun
2013 tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit ;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
2017 tentang Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat
Klinis;
6. Surat Keputusan Direktur PT. Permata Medi Husada No
19/PT.PMH/BLA/VI/2022 Tentang Pengangkatan Direktur Rumah
Sakit Umum Permata Blora.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH


SAKIT UMUM PERMATA BLORA

Pasal 1

Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan:


1) Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Permata Blora;
2) Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi dibentuk
untuk memberikan pertimbangan strategis kepada kepala/direktur Rumah Sakit dalam
rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan kesehatan di rumah sakit ;
3) Komite Keperawatan adalah wadah non struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi
utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui

i
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan pemeliharaan etika dan disiplin
profesi;
4) Peraturan Internal Staf Keperawatan adalah aturan yang mengatur tata kelola klinis untuk
menjaga profesionalisme tenaga keperawatan di Rumah Sakit.
5) Audit Keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya yang
dilaksanakan oleh profesi perawat.
10) Mitra Bestari adalah sekelompok tenaga keperawatan dengan reputasi dan kompetensi
yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan tenaga keperawatan.
11) Panitia Ad Hoc adalah panitia yang dibentuk oleh Komite Keperawatan untuk membantu
melaksanakan tugas Komite Keperawatan.
12) Rapat Kerja, yaitu rapat yang dilaksanakan 1 (satu) kali dalam setahun untuk membahas
rencana kerja
14) Rapat Pleno, yaitu rapat koordinasi yang diadakan untuk mengeluarkan rekomendasi
Keperawatan.
15) Sidang Tahunan, yaitu sidang yang dilakukan oleh Komite Keperawatan untuk melakukan
evaluasi terhadap program kerja yang telah dilaksanakan

Pasal 2
Pedoman Pengorganisasian Komite Keperawatan ini menjadi acuan tata laksana dan tata kerja
Komite Keperawatan di RSU Permata Blora.

Pasal 3
Pedoman Pengorganisasian Komite Keperawatan ini meliputi:
1) Pendahuluan
2) Dasar hukum
3) Tata laksana
4) Pengertian
5) Peran Komite Keperawatan
6) Peraturan internal komite keperawatan
7) Hubungan komite keperawatan dengan direktur
8) Struktur komite keperawatan
9) Rapat-Rapat
10) Fungsi Sub komite kredensial, mutu profesi, etik dan disiplin
11) Penutup

Pasal 4
1) Dokumen peraturan internal staf keperawatan yang tercantum dalam Lampiran Peraturan
Direktur ini, dijadikan acuan dalam melakukan tugas dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur ini;

2) Peraturan Direktur Rumah Sakit ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan : di Blora
Pada tanggal :01 Juli 2022
Direktur Rsu Permata Blora

dr. S. Adi Winarno,MMR


NIK. 19761026.20080731.01.01

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan, secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit di Indonesia terus berkembang baik
jumlah, jenis maupun kelas rumah sakit sesuai dengan kondisi atau masalah kesehatan
masyarakat, letak geografis, perkembangan IPTEK, peraturan serta kebijakan yang ada.
Pelayanan kesehatan di rumah sakit terdiri dari berbagai jenis pelayanan seperti: pelayanan
medik, keperawatan dan penunjang medik yang diberikan kepada pasien dalam bentuk
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Keperawatan sebagai profesi mempunyai ciri antara lain memiliki tubuh ilmu (body of
knowledge), pemberi pelayanan oleh perawat professional dan memiliki kode etika profesi.
Dalam UU RI No.36 2009 tentang Kesehatan Pasal 63 dinyatakan bahwa penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengendalian, pengobatan dan/atau
perawatan serta dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara
lain yang dapat dipertanggungjawabkan kemanfaatan dan keamanannya. Pelaksanaan
pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya
dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk
itu. Pernyataan ini memperkuat bahwa keperawatan sebagai profesi dan harus diwujudkan
dalam memberikan pelayanan keperawatan di fasilitas kesehatan diantaranya rumah sakit.
Sumber daya manusia keperawatan di RSU Permata Blora merupakan tenaga
kesehatan terbesar, memiliki jam kerja 24 jam melalui penugasan shift serta merupakan
tenaga kesehatan yang paling dekat dengan pasien melalui hubungan professional pasien –
perawat (nurse – client relationship). Perawat memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat
sesuai kewenangan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan
keluarganya. Untuk itu diperlukan perawat yang kompeten, mampu berpikir kritis, selalu
berkembang serta memilki etika profesi sehingga pelayanan keperawatan dapat diberikan
dengan baik, berkualitas dan aman bagi pasien dan keluarganya.
Manajemen pelayanan keperawatan di RSU Permata Blora mencakup fungsi
perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan, pengawasan dalam mengelola
pelayanan keperawatan sehingga diperoleh hasil secara efektif dan efisien. Agar
manajemen pelayanan keperawatan ini dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan
manajer keperawatan yang kompeten dan sumber - sumber lain seperti pembiayaan,
fasilitas sarana, metode dan sistem pemasaran yang baik.
Agar kompetensi dan pertumbuhan profesi perawat di RSU Permata Blora dapat
terus berkembang, maka diperlukan suatu mekanisme dan wadah yang terencana dan
terarah sehingga dapat menjamin bahwa sistem pemberian pelayanan – asuhan
keperawatan yang diterima oleh pasien, diberikan oleh perawat dari berbagai jenjang
kemampuan atau kompetensi dengan benar (scientific) dan baik (ethical) serta dituntun
oleh etika profesi keperawatan, wadah tersebut adalah komite keperawatan.
Komite keperawatan RSU Permata Blora merupakan wadah non struktural yang
merupakan perwakilan kelompok profesi perawat, bertugas membantu direksi rumah sakit
dalam melakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi keperawatan serta
pengembangan professional berkelanjutan (continuing professional development/CPD)
termasuk didalamnya menentukan standar asuhan keperawatan.
Saat ini pemahaman tentang komite keperawatan juga berbeda - beda, peran,
fungsi dan tugas komite terkadang duplikasi dengan bidang keperawatan. Untuk itu
diperlukan adanya : Pedoman Komite Keperawatan RSU Permata Blora. Adapun secara
umum tujuannya adalah sebagai pedoman bagi komunitas keperawatan di RSU Permata
Blora dalam melakukan peran, fungsi dan tugas komite keperawatan.

1
A. DASAR HUKUM
1. UU RI No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU RI No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. UU RI No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
4. Keppres No 40 tahun 2001, tentang kelembagaan dan pengelolaan RS daerah
5. Keppres No 5 tahun 2004, tentang Tunjangan Tenaga Kesehatan.
6. Permenkes No 1045 / Menkes / PER / XI / 2006 Tentang Pedoman organisasi RS
dilingkungan Depkes.
7. Keputusan bersama Menkes dan Kepala BKN No 733/Menkes/SKB/VI/2002 tentang
Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perawat.
8. Keputusan Menkes No 1280/Menkes/SK/X/2002 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Perawat.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan Rumah Sakit

B. TUJUAN
Adapun secara umum tujuan dari buku Pedoman Komite Keperawatan RSU Permata
Blora adalah sebagai pedoman bagi komite keperawatan dalam melakukan peran, fungsi
dan tugas komite keperawatan untuk meningkatkan kompetensi perawat dalam
memberikan pelayanan – asuhan keperawatan kepada pasien di RSU Permata Blora.

2
BAB II
TATA LAKSANA
A. PENGERTIAN
Komite Keperawatan adalah wadah non struktural rumah sakit yang mempunyai
fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan memeliharaan etik dan
disiplin profesi. (Permenkes no. 49 tahun 2013)
Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi yang
dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada pimpinan rumah sakit dalam
rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan kesehatan ( PERMENKES No 1045 /
MENKES / PER / XI / 2006 )
Komite keperawatan merupakan wadah non struktural yang berkembang dan
struktur organisasi formal rumah sakit bertujuan untuk menghimpun, merumuskan dan
mengkomunikasikan pendapat dan ide-ide perawat/bidan sehingga memungkinkan
penggunaan gabungan pengetahuan, keterampilan dan ide dari staf professional
keperawatan. Komite keperawatan merupakan organisasi yang berfungsi sebagai wahana
bagi tenaga keperawatan untuk berpartisipasi dalam memberikan masukan tentang hal -
hal yang terkait masalah profesi dan teknis keperawatan. (Diponegoro Nurses Association,
2008).
Komite keperawatan merupakan kelompok profesi perawat/bidan yang
anggotanya terdiri dari perawat/bidan yang berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada direktur, mempunyai tugas membantu direktur menyusun standar keperawatan,
pembinaan asuhan keperawatan, melaksanakan pembinaan etika profesi keperawatan
(Kepmendagri Nomor 1 , 2002).
Komite keperawatan merupakan wadah non struktural rumah sakit yang
mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme
keperawatan sehingga pelayanan – asuhan keperawatan kepada pasien diberikan secara
benar (ilmiah) sesuai standard dan baik (etis) sesuai kode etik profesi serta hanya
diberikan oleh perawat yang kompeten dengan kewenangan yang jelas.

B. TUJUAN.
1. Mewujudkan profesionalisme dalam pelayanan keperawatan.
2. Memebri masukan kepada pimpinan rumah sakit berkaitan dengan kompetensi perawat
dalam memberikan pelayanan keperawatan.
3. Menyelesaikan masalah-masalah terkait dengan penerapan disiplin – etik keperawatan.
4. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang hanya diberikan oleh perawat yang
kompeten dan etis sesuai kewenangannya.

C. PERAN KOMITE
Peran komite keperawatan dalam fungsi rumah sakit sebagai berikut:
1. Memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan profesi keperawatan melalui kegiatan
terorganisasi.
2. Mempertahankan pelayanan keperawatan berkualitas dan aman bagi pasien.
3. Menjamin tersedianya perawat kompeten, etis sesuai kewenangannya.
4. Menyelesaikan masalah keperawatan yang terkait dengan disiplin, etik dan moral
perawat.

3
5. Melakukan kajian berbagai aspek keperawatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
6. Menjamin diterapkannya standar praktik, asuhan dan prosedur keperawatan.
7. Membangun dan membina hubungan kerja tim di dalam rumah sakit.
8. Merancang, mengimplementasikan serta memantau dan menilai ide-ide baru.
9. Mengkomunikasikan, mendidik, negosiasi dan merekomendasikan hasil kinerja perawat
untuk pengembangan karirnya.

D. PERATURAN INTERNAL KEPERAWATAN


Peraturan internal staf keperawatan / statuta keperawatan (nursing staff by laws)
di rumah sakit disusun oleh komite keperawatan dan disahkan oleh direktur rumah sakit.
Peraturan internal staf keperawatan adalah peraturan dasar tentang tata cara staf
keperawatan menyelenggarakan pelayanan – asuhan keperawatan di rumah sakit. Dalam
peraturan ini akan diatur tentang staf keperawatan, peran, fungsi, kewajiban dan haknya,
tata cara penerimaan dan penempatan, kewenangan dalam memberikan asuhan,
pembinaan, karir, pendidikan berkelanjutan serta komite keperawatan dan fungsi-
fungsinya.
RSU Permata Blora menyusun peraturan internal keperawatan sesuai dengan
jenis, kelas rumah sakit serta sumber-sumber yang tersedia. Peraturan ini akan ditinjau
kembali paling lama 3 ( tiga ) tahun dan disesuaikan dengan perkembangan profesi
keperawatan dan kondisi RSU Permata Blora.
Peran peraturan internal keperawatan RSU Permata Blora adalah:
1. Sebagai regulasi bagi perawat yang melakukan tindakan keperawatan di rumah sakit.
2. Sebagai pedoman tata laksana komite keperawatan, acuan mekanisme pengambilan
keputusan dalam komite keperawatan.
3. Sebagai dasar hukum yang sah untuk setiap keputusan yang diambil pimpinan rumah
sakit sesuai dengan lingkup tujuannya yang terkait dengan staf keperawatan.
4. Sebagai pengaturan utama untuk menegakkan profesionalisme perawat dengan
mengatur pemberian izin melakukan tindakan keperawatan, mempertahankan
profesionalisme dan mekanisme pendisiplinan profesi.

E. HUBUNGAN KOMITE KEPERAWATAN DENGAN DIREKTUR


Komite keperawatan dibentuk oleh Direktur melalui mekanisme yang telah
disepakati. Komite keperawatan bertanggungjawab kepada Direktur dengan memberikan
laporan tahunan dan berkala serta sewaktu-waktu jika diperlukan tentang kegiatan
keprofesian yang dilakukannya.
Lingkup area hubungan Direktur dengan komite keperawatan adalah fokus pada
profesionalisme perawat dalam memberikan pelayanan – asuhan keperawatan dan
pengembangannya. Direktur berkewajiban menyediakan segala sumber daya agar komite
keperawatan dapat berfungsi dengan baik sesuai ketentuan.

F. STRUKTUR KOMITE KEPERAWATAN


DIREKTUR RS
Dr. Adi 4Winarno, MMR
SEKSI YAN.KEPERAWATAN
Zunaidi Mahfud, AMK

KETUA KOMITE KEPERAWATAN


Harti’ah, AMK

SEKERTARIS
TetaLinggarNugraheni,AM.Keb

SUB KOMITE SUB KOMITE MUTU SUB KOMITE DISIPLIN


KREDENSIAL PROFESI PROFESI
Hari Saputra, S.Kep,Ns Candra Puspita S, AMK Arie Bandung Saputra, AMK

KSK ANAK KSK MEDIKAL KSK MATERNITAS KSK GAWAT


Dewi Novitasari,AMK BEDAH Fenny Herlina, DARURAT
Hari saputra, AM.Keb Danik Supriyati, AMK
S.Kep.Ns

Komite keperawatan terdiri dari Ketua, Wakil Ketua (jika ada), Sekretaris dan
anggota. Dalam melaksanakan tugasnya ketua komite dibantu oleh sub

komite yang terdiri dari sub komite kredensial, mutu profesi dan disiplin profesi.
Ketua komite dipilih langsung oleh anggota dan selanjutnya ditetapkan oleh Direktur, Wakil
Ketua (jika ada), Sekertaris, anggota serta sub komite diusulkan oleh Ketua Komite dan
ditetapkan oleh Direktur.

Pengorganisasian staf keperawatan di rumah sakit dikelompokkan dalam kelompok


fungsional keperawatan / kelompok perawat klinik berdasarkan disiplin / spesialisasi,
peminatan sesuai kebutuhan rumah sakit.

G. FUNGSI KOMITE KEPERAWATAN


1. Menjamin tersedianya norma-norma: standar praktek/asuhan/prosedur keperawatan
sesuai lingkup asuhan dan pelayanan serta aspek penting asuhan area keperawatan
2. Menetapkan lingkup praktek, kompetensi dan kewenangan fungsional tenaga
keperawatan, merumuskan norma-norma: harapan dan pedoman perilaku serta
menyediakan alat ukur pantau kinerja tenaga keperawatan
3. Menjamin kompetensi tenaga keperawatan dengan melaksanakan asesmen,
mempertahankan dan mengembangkan kompetensinya.
4. Menjaga kualitas asuhan melalui perumusan rencana peningkatan mutu keperawatan
tingkat rumah sakit: menetapkan alat-alat pemantauan, besar sampel, nilai batas,
metodologi pengumpulan data, tabulasi serta analisis data.
5. Mengkoordinasi semua kegiatan pemantauan mutu dan evaluasi keperawatan: jenis
kegiatan, jadwal pemantauan dan evaluasi, penanggung jawab pelaksana.
6. Mengintegrasikan proses peningkatan mutu keperawatan dengan rencana rumah sakit
untuk menemukan kecenderungan dan pola kinerja yang berdampak pada lebih dari
satu departemen atau pelayanan.
7. Mengkomunikasikan informasi hasil telaah mutu keperawatan kepada semua yang
terkait, misalnya komite mutu rumah sakit.
8. Mengusulkan solusi kepada manajemen atas masalah yang terkait dengan
keprofesionalan tenaga dan asuhan dalam sistem pemberian asuhan, misalnya sistem
pelaporan pasien, penugasan staf.
9. Memprakarsai perubahan dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
10. Mempertahankan keterkaitan antara teori, riset dan praktek.

5
H. GARIS BESAR TUGAS KOMITE KEPERAWATAN
1. Menyusun dan menetapkan Standar Asuhan Keperawatan di rumah sakit.
2. Memantau pelaksanaan asuhan keperawatan.
3. Menyusun model Praktek Keperawatan Profesional.
4. Memantau dan membina perilaku etik dan professional tenaga keperawatan.
5. Meningkatkan profesionalisme keperawatan melalui peningkatan pengetahuan dan
keterampilan seiring kemajuan IPTEK yang terintegrasi dengan perilaku yang baik.
6. Bekerjasama dengan Direktur/bidang keperawatan dalam merencanakan program
untuk mengatur kewenangan profesi tenaga keperawatan dalam melakukan asuhan
keperawatan sejalan dengan rencana strategis rumah sakit.
7. Memberi rekomendasi dalam rangka pemberian kewenangan profesi bagi tenaga
keperawatan yang akan melakukan tindakan asuhan keperawatan.
8. Mengkoordinir kegiatan-kegiatan tenaga keperawatan, menyampaikan laporan kegiatan
Komite Keperawatan secara berkala (setahun sekali) kepada seluruh tenaga
keperawatan rumah sakit.

I. KETUA KOMITE KEPERAWATAN

1. Ketua Komite Keperawatan dipilih pada pemilihan langsung oleh anggota secara
periodik yang diselenggarakan setiap 3 tahun yang selanjutnya diajukan dan disetujui
oleh Direktur.
2. Ketua Komite Keperawatan adalah seorang Staf keperawatan tetap.
3. Dalam hal terjadi kekosongan jabatan ketua sebelum masa jabatannya berakhir, masa
kekosongan tesebut di isi oleh sekretaris.
4. Tugas Ketua Komite Keperawatan adalah :
a. Menyelenggarakan komunikasi yang efektif dan mewakili pendapat kebijakan,
laporan, kebutuhan, dan kelompok Staf keperawatan serta bertanggung jawab
kepada seluruh Staf keperawatan.
b. Menyelenggarkan dan bertanggung jawab atas semua risalah rapat yang
diselenggarakan ketua Komite Keperawatan.
c. Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh direktur dan Sub Komite lainnya.
d. Menentukan agenda setiap rapat Komite Keperawatan.

J. SEKRETARIS KOMITE KEPERAWATAN

1. Sekretaris Komite Keperawatan ditetapkan oleh Ketua Komite Keperawatan.


2. Sekretaris Komite Keperawatan adalah seorang Staf Keperawatan tetap.
3. Sekretaris Komite Keperawatan bertanggungjawab untuk mengkordinasikan tugas -
tugas kesekretariatan Komite Keperawatan.
4. Mewakili Komite Keperawatan dalam hal Ketua Komite Keperawatan berhalangan.
5. Pada sekretaris Komite Keperawatan diperbantukan petugas sekretariat dan segala
prasarana lain yang di sediakan oleh rumah sakit.
6. Tugas Skretaris Komite Keperawatan adalah :
a. Melakukan pemberitahuan kepada semua anggota yang berhak untuk menghadiri
rapat-rapat Komite Keperawatan.
b. Mempersiapkan dan mengedarkan risalah rapat yang lengkap kepada hadirin yang
berhak menghadiri rapat.
c. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Ketua Komite Keperawatan.

K. SUB KOMITE KEPERAWATAN


1. SUB KOMITE KREDENSIAL
Kredensial adalah proses verifikasi kompetensi seorang perawat yang selanjutnya
ditetepkan kewenangan klinis (clinical privilege) untuk melakukan tindakan keperawatan
sesuai dengan lingkup prakteknya. Rumah sakit wajib menetapkan kewenangan klinis
tenaga kesehatan yang memperoleh izin praktek dalam rangka melaksanakan tata

6
kelola klinis yang baik (good clinical governance). Kewenangan klinins harus
dirumuskan dalam peraturan internal keperawatan (Nursing staff by law).
a. Tujuan
Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan
yang memberikan asuhan keperawatan benar kompeten dan etis.
b. Tugas dan wewenang
Tugas sub komite kredensial adalah :
1. Menyusun dan membuat daftar kewenangan klinis sesuai jenjang karir,
berdasarkan masukan dari kelompok staf keperawatan.
2. Melakukan assesmen dan pemeriksaan :
a) Kompetensi
b) Status kesehatan
c) Perilaku
d) Etika profesi
3. Melaporkan hasil assesmen dan pemeriksaan serta memberikan rekomendasi
kewenangan klinik kepada komite keperawatan.
4. Melakukan proses kredensial masa berlaku surat penugasan klinik dan adanya
permintaan khusus dari komite keperawatan.
Sub komite kredensial mempunyai kewenangan menilai dan memutuskan
kewenangan klinis yang adekuat sesuai kompetensi yang dimiliki setiap perawat
sesuai jenjang karir.
c. Keanggotaan
Keanggotaan sub komite kredensial sekurang-kurangnya terdiri dari ketua,
sekertaris dan anggota serta dibantu oleh kelompok staf fungsional keperawatan.
d. Mekanisme
1. Mempersiapkan kewenangan klinis mencakup kompetensi sesuai area praktik
(12 kompetensi kunci)
2. Menyusun kewenangan klinis dengan kriteria : pendidikan, lisensi, prestasi
penjagaan dan peningkatan mutu pelayanan keperawatan, status personal,
status kesehatan serta tidak pernah terlihat dalam tindak kriminal dan kekerasan
jika melakukan praktik mandiri, jelaskan pola praktik dan implementasinya.
3. Melakukan assesmen kewenangan klinik dengan berbagai metode yang
disepakati
4. Membuat keputusan untuk pemberian kewenangan klinik dengan memberikan
rekomendasi kepada komite keperawatan
5. Melakukan pembinaan dan pemulihan kewenangan klinik secara berkala
6. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang di tetapkan.
2. SUB KOMITE MUTU PROFESI
Dalam rangka menjamin pasien memperoleh pelayanan asuhan keperawatan
berkualitas, maka perawat sebagai pemberi pelayanan harus bermutu, kompeten, etis
dan profesional. Perlu dilakukan upaya-upaya yang terencana dan terarah agar
kompetensi perawat dipertahankan dan dikembangkan. Perawat harus memberikan
pelayanan-asuhan keperawatan sesuai dengan standar praktik, standar pelayanan dan
standar prosedur operasional yang ditetapkan oleh rumah sakit. Mutu pelayanan
keperawatan harus selalu dipantau dievaluasi serta diperbaharui dan ditingkatkan agar
pasien dan keluarga memperoleh kepuasan

7
a. Tujuan
Memastikan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan oleh tenaga
keperawatan, benar-benar sesuai standar melalui penggunaan sumber-sumber
dan evaluasi yang berkesinambungan.
b. Tugas dan Kewenangan
Tugas sub komite mutu profesi adalah :
1. Mempersiapkan bahan standar pelayanan keperawatan dan standar prosedur
operasional yang telah disusun oleh rumah sakit.
2. Menyususun data dasar profile perawat sesuai area praktik.
3. Pendataan kompetensi perawat sesuai jenjang karir pada setiap area praktik
keperawatan.
4. Mengidentifikasikan dan mengevaluasi data tenaga keperawatan.
5. Melakukan audit keperawatan.
6. Melakukan koordinasi dengan unit mutu RS, untuk telaah temuan kualitas
sehingga dapat dilakukan tindak lanjut perubahan mutu.
7. Mengadakan pertemuan-pertemuan ilmiah, pelatihan internal RS, untuk
berdasarkan hasil assesmen kompetensi dan kemajuan IPTEK.
8. Mengadakan kegiatan-kegiatan ilmiah, pelatihan di luar RS bagi perawat sesuai
area praktik pada setiap level jenjang karir.
9. Memfasilitasi proses pendampingan “couch” (preceptorship/ mentorship) selama
melaksanankan praktik keperawatan.
10. Mengidentifikasi perubahan-perubahan kompetensi berdasarkan fakta melalui
kaji ulang.
Kewenangan sub komite mutu profesi adalah; assesmen, mempertahankan
dan mengembangkan mutu profesi setiap tenaga keperawatan.
c. Keanggotaan
Sub komite mutu profesi terdiri dari sekurang-kurangnya tiga orang, sebagai ketua,
sekertaris dan anggota. Dibantu oleh perawat-perawat yang di beri wewenang untuk
melakukan assesmen.
d. Kompetensi dan Kelompok Staf Keperawatan
Mekanisme Kerja
Untuk melaksanakan tugas sub komite mutu profesi, makan ditetapkan mekanisme
sebagai berikut :
1. Koordinasi dengan bidang keperawatan untuk memperoleh data dasar tentang
profil tenaga keperawatan di RS sesuai jenjang karirnya
2. Berdasarkan hasil assesmen kompetensi dan perkembangan IPTEK,
diidentifikasikan gap, kompetensi atau kompetensi baru sebagai materi
pertemuan ilmiah, dan pelatihan baik dilakukan di dalam maupun luar RS
3. Koordinasi dengan supervisor, instruktur klinik dan kelompok fungsional
keperawatan melakukan “couch”, bimbingan (perseptorship/ mentorship) selama
melaksanakan praktik
4. Melakukan audit keperawatan dan pembahasan kasus bersama unit mutu
5. Mengidentifikasikan fenomena klinik, telaah kompetensi perawat sebagai bahan
mengadakan perubahan/ motivasi pelayanan keperawatan, standar pelayanan
dan kompetensi yang ada saat ini

8
6. Memberi masukan kepada kepala bidang keperawatan, bagaimana
pengembangan sumber daya manusia tentang prestasi atau kegagalan tenaga
keperawatan sebagai bahan penilaian kinerja perawat atau perubahan
kewenangan klinik.
3. SUB KOMITE ETIK & DISIPLIN PROFESI
Setiap perawat harus memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam memberikan
asuha keperawatan dengan menerapkan standar pelayanan, prosedur operasional
serta menerapkan etika profesi dalam praktiknya. Profesialisme tenaga keperawatan
dapat ditingkatkan dengan melakukan pembinaan dan penegakan disiplin profesi serta
penguatan nilai-nilai etik dalam kehidupan profesi.
Penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu dilakukan secara
terencana, terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga pelayanan keperawatan
yang diberikan benar-benar menjamin pasien akan aman dan mendapat kepuasan.
a. Tujuan
Sub komite etik & disiplin profesi bertujuan :
1. Melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan yang
tidak layak.
2. Memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.
b. Tugas dan Kewenangan
1. Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan.
2. Melakukan pembinaan etika keperawatan.
3. Membantu menyelesaikan masalah-masalah pelanggaran disiplin dan masalah-
masalah etik dalam pelayanan asuha keperawatan.
4. Memberikan nasehat pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam
asuhan keperawatan.
c. Keanggotaan
Sub komite etik & disiplin profesi keperawatan terdiri dari 3 (tiga) orang
perawat sebagai ketua, sekertaris dan anggota.
Dalam penegakan disiplin profesi dilakukan oleh panel yang dibentuk oleh
ketua sub komite disiplin profesi. Panel terdiri dari 3 (tiga) orang perawat atau lebih
dengan jumlah yang ganjil, komposisinya disesuaikan dengan jenis penegakan
disiplinnya.

Mekanisme kerja :
1. Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan tahapan:
a) Identifikasi sumber lapran dari manajemen rumah sakti, perawat lain, dokter
atau tenaga kesehatan lain serta pasien dan keluarganya, juga dapat
berasal dari laporan hasil konferensi klinis dan kematian.
b) Pemeriksaan didahulukan oleh panel disiplin profesi melalui proses
pembuktian. Tim panel dapat menggunakan keterangan saksi ahli sesuai
kebutuhan. Seluruh pemeriksaan dilakukan tertutup dan rahasia.
2. Membuat keputusan
Keputusan panel dilakukan berdasarkan suara terbanyak. Bila perawat merasa
keberatan terhadap keputusan maka yang bersangkutan dapat mengajukan
bukti-bukti baru yang kemudian sub komite disiplin membetuk panel baru.
Akhirnya keputusan di laporkan kepada direksi rumah sakit melalui komite
keperawatan.

9
3. Memberikan tindakan disiplin profesi keperawatan berupa teguran, penugasan
peringatan tertulis, pembatasan sampai pencabutan wewenang klinis,
sementara atau selamanya, serta bekerja dibawah supervisi dari perawat yang
memiliki kewenangan.
4. Memberi keputusan tindakan disiplin untuk di laksanakan. Keputusan sub
komite disiplin profesi diserahkan kepada pemimpin rumah sakit dalam bentuk
rekomendasi komite keperawatan untuk selanjutnya disampaikan kepada
perawat oleh pemimpin RS untuk dilaksanakan.
5. Melakukan pembinaan profesionalisme keperawatan.
Pembinaan profesionalisme merupakan bagian penting dari tahapan sosialisasi
profesionalisme tenaga keperawatan untuk mencapai profesionalisme.
a) Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam
pelaksanaan praktik keperawatan sehari-hari.
b) Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/topic dan
metode serta evaluasi.
c) Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya,
symposium, “bedside teaching”, refleksi diskusi kasus dan lain-lain
disesuaikan dengan lingkup pembinaan dan sumber yang tersedia.
d) Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan bidang keperawatan, diklat
dan kelompok fungsional keperawatan untuk melakukan pembinaan.

L. KELOMPOK STAF KEPERAWATAN

1. Pengertian

Kelompok Staf Keperawatan (KSK) adalah kelompok perawat klinik yang


mempunyai area peminatan yang sama dan memiliki komitmen untuk memajukan
kelompoknya dengan meningkatkan pengetahuan, mendesiminasikan kepada
koleganya sehingga akhirnya dapat meningkatkan pelayanan terhadap klien dengan
membuat keputusan secara otonomi dan penuh percaya diri serta mengadvokasi
klienya bila dibutuhkan.

2. Jenis Keanggotaan

a. Keanggotaan KSK Tetap

Yaitu Perawat Klinik yang merupakan Tim inti dari kelompok kelimuannya dengan
ketentuan ,Seorang Perawat Klinik sesuai peminatan yang telah melalui
penempatan pada keempat area pelayanan Dasar ( Anak, Bedah, Medikal dan
Maternitas). Minimal Perawat Klinik II dan hanya dapat dimutasi pada area
pelayanan sesuai kelompok keilmuan.

b. Keanggotaan KSK tidak tetap

Yaitu Perawat Klinik Pemula dan PK I yang masih melalui proses adaptasi dan
mutasi pada keempat area pelayanan dasar.

c. Keanggotaan KSK Kehormatan

Yaitu Perawat Manajer yang menyatakan diri bergabung / seminat dalam kelompok
keilmuan, yang dibuktikan dengan mengisi formulir keanggotaan, dan memiliki
kewajiban untuk melakukan kunjungan / visitasi pada area pelayanan keperawatan
sesuai kelompok keilmuan.

M. RAPAT KOMITE
10
1. Rapat Komite Keperawatan
Rapat Komite Keperawatan terdiri atas :
a. Rapat rutin,
b. Rapat khusus,
c. Rapat pleno.
2. Rapat Rutin Komite Keperawatan
a. Komite Keperawatan menyelenggarakan rapat rutin satu bulan sekali pada waktu
dan tempat yang ditempatkan oleh Komite Keperawatan.
b. Sekretaris Komite Keperawatan menyampaikan pemberitahuan rapat rutin beserta
agenda rapat kepada para anggota yang berhak hadir paling lambat lima hari kerja
sebelum rapat tersebut dilaksanakan.
c. Rapat rutin dihadiri oleh pengurus Komite Keperawatan.
d. Ketua dapat mengundang pihak lain bila dianggap perlu.
e. Setiap undangan rapat disampaikan oleh sekretaris Komite Keperawatan
sebagaimana diatur dalam ayat (2) harus disampaikan :
1) Satu salinan agenda rapat.
2) Satu salinan risalah rapat rutin yang lalu.
3) Satu salinan risalah rapat khusus yang lalu.

3. Rapat Khusus Komite Keperawatan


a. Rapat khusus Komite Keperawatan diselenggarakan dalam hal :
1) Diperintahkan oleh ketua; atau
2) Permintaan yang diajukan oleh secara tertulis oleh paling sedikit tiga pengurus
Komite Keperawatan dalam waktu empat puluh delapan jam sebelumnya; atau
3) Permintaan Ketua Komite Keperawatan untuk hal-hal yang memerlukan
penetapan kebijakan Komite Keperawatan dengan segera.
b. Sekretaris Komite Keperawatan menyelengggarakan rapat khusus dalam waktu
empat puluh delapan jam setelah diterimanya permintan tertulis rapat yang
ditandatangani oleh seperempat dari jumlah anggota Komite Keperawatan yang
berhak komite untuk hadir dan memberikan suara dalam rapat tersebut.
c. Sekretaris Komite Keperawatan menyampaikan pemberitahuan rapat khusus beserta
agenda rapat kepada para pengurus yang berhak hadir paling lambat dua puluh
empat jam sebelum rapat tersebut dilaksankan.
d. Pemberitahuan rapat khusus akan menyebutkan secara spesifik hal-hal yang akan
dibicarkan dalam rapat tersebut, dan rapat hanya akan membicarakan hal-hal yang
tercantum dalam pemberitahuan tersebut.

4. Rapat Pleno Komite Keperawatan


a. Rapat pleno Komite Keperawatan diselenggarakan satu kali setahun.
b. Rapat pleno dihadiri oleh Staf Keperawatan Rumah Sakit Umum Permata Blora.
c. Agenda rapat pleno paling tidak memuat laporan kegiatan yang telah dilaksanakan
Komite Keperawatan, dan agenda lainnya yang telah ditetapkan Komite
Keperawatan lainnya.
d. Sekretaris Komite Keperawatan menyampaikan pemberitahuan rapat tahunan
secara tertulis beserta agenda rapat kepada para anggota yang berhak hadir paling
lambat empat belas hari sebelum rapat tersebut dilaksanakannya.

5. K u o r u m
a. Kuorum tercapai bila rapat dihadiri oleh paling sedikit setengah dari jumlah
pengurus Komite Keperawatan di tambah satu yang berhak untuk hadir dan
memberikan suara.
b. Keputusan hanya dapat ditetapkan bila kuorum telah tercapai.

6. Pengambilan Putusan Rapat

11
a. Pengambilan putusan Rapat diupayakan melalui musyawarah mufakat.
b. Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka putusan diambil melalui pemungutan suara
berdasarkan suara terbanyak dari pemungutan lainnya.
c. Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka ketua berwenang
membuat keputusan hasil rapat.

7. Tata Tertib Rapat


a. Setiap rapat Komite Keperawatan berhak dihadiri oleh pengurus Komite
Keperawatan
b. Rapat dipimpin oleh ketua Komite Keperawatan atau yang ditunjuk oleh ketua
Komite Keperawatan .
c. Sebelum rapat dimulai agenda rapat dan notulen dibacakan oleh ketua.
d. Setiap peserta rapat wajib mengikuti rapat sampai selesai.
e. Setiap peserta rapat hanya dapat meninggalkan rapat dengan seijin pimpinan rapat.
f. Setiap peserta wajib menjaga menjaga ketertiban selama rapat berlangsung.
g. hal-hal lain yang menyangkut tehnis tatatertb rapat akan ditetapkan oleh ketua
sebelum rapat dimulai.

8. Notulen Rapat
a. Setiap rapat harus di buat notulenya.
b. Semua notulen rapat Komite Keperawatan dicatat oleh sekretaris atau penggantinya
yang ditunjuk.
c. Notulen akan diedarkan kepada semua peserta rapat satu minggu setelah rapat
diselenggarakan untuk dapat tindak lanjut sebagaimana mestinya.
d. Notulen rapat tidak boleh di ubah kecuali untuk hal – hal yang berkaitan dengan
keakuratan notulen tersebut.
e. Notulen rapat ditandatangani oleh Ketua Komite Keperawatan dan sekretaris
Komite Keperawatan pada rapat berikutnya dan notulen tersebut diberlakukan
dokumen yang sah.
f. Sekretaris memberikan salinan notulen kepad direktur paling lambat satu minggu
setelah ditandatangani oleh ketua dan sekretaris Komite Keperawatan.

N. PEMBINAAN, PEMANTAUAN DAN PENILAIAN

a). PEMBINAAN ETIK

1. Dasar Pembinaan Etik Keperawatan

Keadaan dan situasi yang dapat digunakan sebagai dasar dugaan pelanggaran
disiplin Keperawatan dan tata tertib oleh seorang Staf keperawatan adalah hal-hal
yang menyangkut :
a. Dugaan pelanggaran statuta dan tata tertib Staf Keperawatan.
b. Dugaan pelanggaran tata tertib dan etika profesi.
c. Dugaan pelanggaran tata tertib dan kebijakan rumah sakit.
d. Perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan rumah
sakit.
e. Penggunaan obat dan alat kesehatan yang tidak sesuai dengan standar profesi
sesuai dengan ketetapan Komite Keperawatan.
f. Ketidakmampuan untuk bekerjasama dengan Staf rumah sakit yang dapat
menimbulkan inefisiensi operasional rumah sakit.
g. Hal-hal lain yang oleh Komite Keperawatan sepatutnya dianggap menyangkut
disiplin Keperawatan.
2. Tatacara pelaporan dugaan pelanggaran etik

Setiap Staf keperawatan rumah sakit yang terkait dengan Pelayanan Keperawatan
wajib memberitahukan adanya dugaan pelanggaran kepada ketua Komite

12
Keperawatan secara tertulis dalam suatu formulir yang disediakan untuk itu dengan
tatacara sebagai berikut :
a. Staf keperawatan menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada ketua
Komite Keperawatan melalui kordinator Kelompok Staf keperawatan (KSK) yang
tekait.
b. Staf rumah sakit menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada atasan
yang bersangkutan untuk selanjutnya disampaikan kepada ketua komite
Keperawatan melalui Direktur.

3. Penanganan masalah etik

a. Ketua Komite Keperawatan wajib meneliti, menindaklanjuti dan memberikan


kesimpulan serta putusan setiap laporan yang disampaikan oleh Staf keperawatan
dan Staf rumah sakit yang terkait dengan Pelayanan Keperawatan.
b. Ketua Komite Keperawatan dapat menugaskan Sub Komite terkait dibawah Komite
Keperawatan untuk meneliti menindak lanjuti setiap laporan.
c. Ketua Komite Keperawatan memberikan kesimpulan dan putusan sebagimana yang
dimaksud dalam poin (b) berdasarkan hasil penelitian dan rekomendasi sub komite
terkait yang dapat berbentuk :
1) Saran kepada Staf keperawatan terkait dan manajemen rumah sakit.
2) Putusan untuk melakukan penelitian lanjutan guna menentukan adanya
pelanggaran disiplin Keperawatan, tata tertib dan etik.
d. Semua putusan sebagaimana dimaksud dalam poin (c) didokumentasikan secara
lengkap oleh Sekretaris Komite Keperawatan dan diperlakukan secara konfidensial.
e. Pengungkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam poin (c) kepada pihak
manapun hanya dapat ditentukan oleh direktur setelah memperoleh persetujuan
dari ketua Komite Keperawatan.
4. Penelitian masalah etik
a. Penelitian dugaan pelanggaran disiplin profesi Keperawatan, etika Keperawatan, dan
tata tertib dimulai berdasarkan putusan ketua Komite Keperawatan untuk melakukan
penelitian lanjutan dan dilaksanakan oleh Sub Komite Etik & Disiplin Profesi.
b. Sub Komite Disiplin Profesi melaksanakan penelitian berdasarkan tata cara yang
telah ditetapkan dalam statuta ini.
c. Ketua Sub Komite Etik & Disiplin Profesi menyampaikan hasil penelitian dan
rekomendasi kepada ketua Komite Keperawatan untuk ditetapkan sebagai putusan
Komite Keperawatan yang memuat :
1) Ringkasan kasus atau kejadian.
2) Kesimpulan tentang ada atau tidak adanyanya pelanggaran.
3) Rekomendasi Asuhan korektif.
d. Ketua Komite Keperawatan wajib menetapkan putusan dengan memperhatikan
masukan dari sub Komite lain dalam waktu paling lama 7 hari kerja setelah
diterimanya putusan Sub Komite Disiplin Profesi.
e. Putusan Komite Keperawatan sebagaimana disampaikan kepada direktur dengan
tembusan kepada yang bersangkutan.

b). PEMANTAU MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN

1. Untuk menjaga mutu Pelayanan Keperawatan dilakuakan audit Keperawatan secara


berkala dan pendidikan Keperawatan yang berkelanjutan dengan tatacara yang
lazim yang ditentukan Komite Keperawatan.
2. Topik, jangka waktu, dan tatacra audit Keperawatan ditetapkan oleh Sub Komite
mutu profesi .
3. Sub Komite mutu profesi melaporkan hasil udit Keperawatan dan analisisnya
secara berkala kepada Komite Keperawatan untuk ditindaklanjuti.
4. Komite Keperawatan wajib melakukan korektif yang dianggap perlu untuk
menindaklanjuti hasil audit Keperawatan sebagaimana diatur dalam ayat (3).

13
5. Setiap anggota Staf keperawatan wajib menjalani pendidikan Keperawatan
berkelanjutan yang substansi dan tatacaranya diatur oleh sub komite Mutu Profesi.
6. Sub Komite mutu profesi memberikan laporan kepada Komite Keperawatan
mengenai efektifitas, dan kewajaran Pelayanan Keperawatan yang diberikan oleh
seluruh Staf keperawatan yang bekerja di rumah sakit.

O. PENILAIAN

1. Setiap Staf keperawatan yang akan bekerja di RSU Permata Blora harus telah
memenuhi kualifikasi tertentu sebagaimana sebagaimana dipersyaratkan.
2. Syarat tersebut sebagaimana dimaksud dalam poin (1) di nilai oleh Komite
Keperawatan melalui Sub Komite Kredensial dengan suatu tata cara yang
ditetapkan dalam statuta ini.
3. Hanya Staf keperawatan yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam poin (1) dan (2) yang dapat diusulkan untuk diberi kewenangan klinis
menangani pasien di RSU Permata Blora sesuai dengan kompetensi dan
persyaratan lain yang ditentukan oleh Komite Keperawatan.
4. Staf keperawatan yang telah memperoleh kewenangan sebagaimana dimaksud
dalam poin (3) setuju untuk melaksanakan Asuhan Keperawatan dalam batas-batas
standar profesi.
5. Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam poin (3) akan dinilai kembali oleh
Komite Keperawatan melalui Sub Komite kredensial dengan tata cara yang telah
ditentukan dalam statuta ini.
6. Bagi Staf keperawatan baru, evaluasi dilakukan dalam tiga (3) bulan pertama dan
bagi perawat lainnya dalam satu tahun.
7. Evaluasi terhadap Staf keperawatan sebagaimana dimaksud dalam poin (5)
dilakukan oleh panitia kredensial bersama Kelompok Staf Keperawatan (KSK) yang
terkait.
8. Pada akhir masa evaluasi calon Staf keperawatan sebagaimana dimaksud dalam
poin (6) maka ketua Sub Komite kredensial memberikan laporan perilaku
Keperawatan professional yang berkaitan dengan Komite Keperawatan.

BAB III
PENUTUP

Pengembangan Komite keperawatan dapat membantu kelompok profesi


perawat/bidan agar kompetensi dan pertumbuhan profesi perawat di RSU Permata Blora
dapat terus berkembang. Pelayanan asuhan keperawatan paripurna dapat terlaksana jika
14
asuhan keperawatan dilakukan secara terencana dan terarah sehingga dapat menjamin
bahwa sistem pemberian pelayanan – asuhan keperawatan yang diterima oleh pasien,
diberikan oleh perawat dari berbagai jenjang kemampuan atau kompetensi dengan benar
(scientific) dan baik (ethical) serta dituntun oleh etika profesi keperawatan, wadah tersebut
adalah komite keperawatan.
Dengan adanya Pedoman Komite Keperawatan, diharapakan dapat digunakan
sebagai acuan komite keperawatan dalam menyusun program kerja, sehingga program
kerja komite keperawatan dapat terarah sesuai dengan visi dan misi RSU Permata Blora.
Sebagai tindak lanjut dari pedoman ini diperlukan beberapa hal untuk
dikembangkan komite keperawatan yang meliputi : 1) Nursing Staff by Laws 2) Standar
Kompetensi internal perawat 3)Mekanisme jenjang karier perawat 4) Kelompok Perawat
Klinik 5) system asesssemen kompetensi internal 6) System renumerasi perawat.

Ditetapkan di :Blora
pada tanggal:01 Juli 2022
Direktur Rsu Permata Blora

dr.S. Adi Winarno,MMR


NIK.19761026.20080731.01.01

15

Anda mungkin juga menyukai