Anda di halaman 1dari 45

PEDOMAN PELAYANAN

LINEN

ROLASNUSANTARA MEDIKA
RUMAH SAKIT BHAKTI HUSADA
2016
SURAT KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT
No.
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN LINEN
RUMAH SAKIT BHAKTI HUSADA

KEPALA RUMAH SAKIT BHAKTI HUSADA

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu Pelayanan Linen


Rumah Sakit Bhakti Husada, maka diperlukan
penyelenggaraan Pelayanan Linen yang bermutu tinggi;
b. Bahwa agar pelayanan Linen Rumah Sakit Bhakti Husada
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Kepala
Rumah Sakit Bhakti Husada sebagai landasan bagi
penyelenggaraan Pelayanan Linen di Rumah Sakit Bhakti
Husada
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Rumah Sakit Bhakti Husada

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
4. Pedoman Pelayanan Linen Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan 2006.
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN

:
: Keputusan Kepala Rumah Sakit Bhakti Husada Tentang Pedoman
Pelayanan Linen Rumah Sakit Bhakti Husada
KEDUA :
Pedoman Pelayanan Linen Rumah Sakit Bhakti Husada sebagaimana
KETIGA : tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Pedoman Pelayanan Linen Rumah Sakit Bhakti Husada harus dibahas
sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) tahun sekali dan apabila diperlukan,
KEEMPAT :
dapat dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan yang ada.
:
Pembinaan dan pengawasan pelayanan Linen Rumah Sakit Bhakti
Husada dilaksanakan oleh Manager Bidang Penunjang Medis Rumah
KELIMA :
Sakit Bhakti Husada
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :
Pada Tanggal : Juli 2016

PT. ROLAS NUSANTARA MEDIKA


RUMAH SAKIT BHAKTI HUSADA

dr. Zunita Ahmadah K


Kepala
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit
Daftar Isi......................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN..........................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................................
B. Tujuan Pedoman.........................................................................................
C. Ruang Lingkup Pelayanan..........................................................................
D. Batasan Operasional...................................................................................
E. Landasan Hukum........................................................................................
BAB II. STANDAR KETENAGAAN........................................................................
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia.............................................................
B. Distribusi Ketenagaan ................................................................................
C. Pengaturan Jaga..........................................................................................
BAB III. STANDAR FASILITAS...............................................................................
A. Denah Ruangan...........................................................................................
B. Standar Fasilitas..........................................................................................
BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN................................................................
A. Mekanisme Pelayanan Linen Rumah Sakit ...............................................
B. Mekanisme Kegiatan Penyelenggaraan Linen ...........................................
BAB V. LOGISTIK.....................................................................................................
BAB VI. KESELAMATAN PASIEN..........................................................................
BAB VII. KESELAMATAN KERJA..........................................................................
BAB VIII. PENGENDALIAN MUTU.......................................................................
BAB IX. PENUTUP....................................................................................................
Lampiran ....................................................................................................................
Lampiran : Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit
Nomor :
Tanggal :

PEDOMAN PELAYANAN LINEN


RUMAH SAKIT BHAKTI HUSADA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya persaingan pada berbagai
aspek,diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi agar mampu
bersaing dengan negara lain. Kesehatan dan linen merupakan faktor penting karena
secara langsung berpengaruh terhadap kualitas SDM, yang digambarkan melalui
pertumbuhan ekonomi, umur harapan hidup dan tingkat pendidikan. Salah satu upaya
meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit melalaui pelayanan penunjang medis ,
khususnya pelayanan dan pengelolaan linen Rumah Sakit.Kebutuhan akan linen disetiap
Subdivisi sangat bervariasi baik jenis , jumlah dan kondisinya.Alur pengelolaan linen
cukup panjang membutuhkan pengelolaan khusus dan banyak melibatkan tenaga
kesehatan dengan bermacam-macam klasifikasi . Klasifikasi tersebut terdiri dari tenaga
manajemen, tenaga kesehatan, laundry, serta tenaga kesehatan dan keselamatan
kerja.Untuk mendapatkan kualifikasi linen yang baik , nyaman dan siap pakai diperlukan
perhatian khusus seperti kemungkinan terjadinya pencemaran infeksi dan efek
penggunaan bahan-bahan kimia.
Pelayanan Linen Rumah Sakit merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
pendukung pelayanan yang penting. Linen yang bersih, rapi dan siap pakai bagi pasien
rawat inap maupun pasien rawat jalan menciptakan lingkungan yang menyehatkan.
Pelaksanaan pelayanan linen di Rumah Sakit Bhakti Husada memerlukan sebuah
pedoman sebagai acuan untuk pelayanan bermutu yang dapat mempercepat proses
pelayanan linen. Pedoman ini telah disesuaikan dengan perkembangan peraturan
perundang-undangan, . Sejalan dengan dilaksanakannya program akreditasi pelayanan
linen rumah sakit, diharapkan pedoman ini dapat menjadi acuan bagi Rumah Sakit
Bhakti Husada untuk melaksanakan kegiatan pelayanan linen yang berkualitas.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Dapat meningkatkan mutu pelayanan linen di rumah sakit.
b. Sebagai pedoman kerja untuk mendapatkan linen yang bersih , kering , rapi , utuh
dan siap pakai.
c. Sebagai panduan dalam meminimalisasi kemungkinan untuk terjadinya infeksi
silang.
d. Untuk menjamin tenaga kesehatan , pasien , keluaraga pasien , pengunjung dan
lingkungan dari terpapar bahaya potensial .
e. Untuk menjamin ketersediaan linen setiap unit pelayanan di rumah sakit.
f. Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan kepada paramedik maupun
karyawan secara umum di Rumah Sakit Bhakti Husada tentang prosedur
pengelolaan linen yang benar da tepat.

2. Tujuan Khusus:
a. Terlaksananya kegiatan Pelayanan linen sesuai perencanaan dan anggaran
kebutuhan bahan linen, sarana, dan prasarana di unit linen.
b. Penyelenggaraan linen yang berorientasi pada kebutuhan dan kepuasan pasien
maupun konsumen untuk menunjang pelayanan linen sesuai standard profesi dan
SPO serta kebijakan Direktur.
c. Tersedianya linen untuk pasien standard dan kebijakan direktur.
d. Terlaksananya pelayanan linen di Ruang Rawat Inap.
e. Terlaksananya pelayanan linen di Ruang Rawat Jalan.
f. Terlaksananya kegiatan pelatihan untuk pelaksana linen.
g. Terlaksananya evaluasi dan pelaporan semua kegiatan.
h. Meningkatkan mutu, dan efisiensi pelayanan linen di rumah sakit.
i. Terlaksananya higiene sanitasi dan keselamatan kerja.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup Pelayanan Linen di Rumah Sakit meliputi :
1. Pelayanan Linen Pasien Rawat Inap
2. Pelayanan Linen Pasien Rawat Jalan
3. Penyelenggaraan pelayanan Linen

D. Batasan Operasional
Pelayanan Linen Rumah Sakit
Kegiatan pelayanan linen di Rumah Sakit baik rawat inap maupun rawat jalan, untuk
keperluan pasien di Rumah Sakit Bhakti Husada, peningkatan pelayanan linen di
rawat inap maupun di rawat jalan sangat diperlukan untuk pelayanan profesional.
Pelayanan Linen
Rangkaian kegiatan linen yang dilakukan di Rumah Sakit Bhakti Husada untuk
memenuhi kebutuhan linen di Rumah Sakit Bhakti Husada. Pelayanan linen
merupakan upaya untuk peningkatan pelayanan yang baik dan benar dalam pelayanan
kesehatan pasien unit terkait.
Pelayanan Linen Rawat Inap
Pelayanan linen yang dimulai dari proses pelayanan meliputi perencanaan,
penyediaan linen sampai pendistribusian .
Pelayanan Linen Rawat Jalan
Serangkaian proses kegiatan pelayanan linen dari pelaksanaan pengambilan linen
kotor sampai pendistribusian , tanpa perencanaan serta penyediaan linen.
StandarUkuran
Ukuran linen sebaiknya dipertimbangkan tidak hanya dari sisi penggunaan , tetapi
juga dari biaya pengadaan dan biaya operasionalyang timbul.Makin berat dan luas ,
makin mahal biaya pengadaan dan pengoperasiannya. Dengan adanya ukuran tempat
tidur yang standart , misalnya 90 x200 cm , maka ukuran linen bisa distandartkan
menjadi : Laken : 200 x 240 cm , Stik : 100 x 200 cm , Slop : 50 x 70 cm , Perlak : 90
x 100 cm .
StandarJumlah
Serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur yang memungkinkan untuk
identifikasi idealnya jumlah stok linen adalah 5 park stok . 1park stok terpakai ,
1park stok dicuci , 1park stok cadangan , 1park stok sudah terjahit( linen jadi )
1park berupa bahan baku.
Standart Penggunaan
Linen yang baik seharusnya tahan cuci sampai 350 kali dengan prosedur normal .
Sebaiknya setiap Rumah Sakit menentukan standart kelayakan sebuah linen , apakah
dengan umur linen , kondisi fisik atau dengan frekwensi cuci.

Standart Linen di Rumah Sakit Bhakti Husada


Linen yang tersedia di Rumah Sakit Bhakti Husada sdh memenuhi standart linen
seperti yang di persyaratkan .
Jenis Linen Yang Digunakan
Laken , stik laken , perlak , slop , rol slop , slimut , gorden , vitrage, taplak , celemek ,
topi , lap , baju pasien , baju operasi , kain penutup ( tabung gas , troli dan alat
kesehatan yang lain ) macam macam duk , baju bayi ,laken bayi , stik laken bayi ,
slimut bayi , masker , macam macam handuk , linen operasi ( baju , celana , jas ,
macam macam laken , topi , masker , duk , sarung kaki , sarung meja mayo , alas
meja instrumen , mitella ).
Tanggung Jawab Linen
Memberikan pelayanan linen kepada unit yang ada di Rumah Sakit Bhakti Husada
1. Tenaga Laundry
Setiap orang yang telah lulus SLTA dan yang sederajad (laundry )
2. Tenaga Linen
Seorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk memberikan layanan
secara penuh untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di bidang pelayanan linen ,
baik di unit rawat inap maupun rawat jalan.
3. Pengelolaan Linen
Seorang yang memberikan / meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang
pengelolaan linen dan mampu melakukan perencanaan kebutuhan linen dan perbaikan
linen yang rusak serta mampu melakukan pengaturan distribusi linen dan mampu
melakukan pengawasan kegiatan di unit dan pelaporan kegiatan.
Linen Kotor Infeksius
Linen kotor yang terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh dan feces pasien
terutama yang berasal dari HIV, Hepatitis A, Hepatitis B dan C
Linen Non Infeksius
Linen kotor yang tidak terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh dan feces pasien
Perencanaan Bahan Linen dan Bahan Laundry
Rangkaian kegiatan mulai perencanaan bahan, penerimaan bahan, penyimpanan,
persiapan, pengelolaan bahan, sampai dengan pendistribusian kepada unit terkait serta
monitoring dan evaluasi

Pemakaian Bahan
Pengaturan pola dan perhitungan unit cost bahan cuci guna untuk mengetahui
pemakaian bahan cuci sesuai dengan porsi yang sudah ditentukan
Bentuk Bahan
Detergen bubuk, bayclin cair, sabun hijau batang, sunlight cair dan kreolin cair
Jenis Cucian
Stik Laken, Laken, Selimut, masker, topi, handuk, perlak, sarung bantal, sarung
guling, gorden, vitrage, taplak, celemek, baju pasien, baju operasi, kain penutup,
macam-macam duk
Penerimaan Bahan Linen/ Laundry
Pemeriksaan, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas bahan sesuai dengan
spesifikasi dan pesanan yang ditetapkan
Penyimpanan Bahan Linen/ Laundry
Tata cara menata, menyimpan, menjaga keamanan bahan linen/laundry di gudang
penyimpanan bahan
Persiapan Bahan
Kegiatan Pengolahan bahan, meliputi menyiapkan bahan sesuai dengan berat
pengambilan cucian
Pengolahan Bahan Linen
Proses pemberian bahan laundry sesuai dengan berat cucian yang diambil
Distribusi Linen
Kegiatan penyaluran linen bersih secara sentralisasi sesuai dengan pengambilan linen
kotor yang didistribusikan kepada unit
Hygiene Linen
Kondisi dan perlakuan yang diperlukan untuk menjamin kebersihan dan keamanan
linen.
Sanitasi Laundry
Upaya untuk mengendalikan faktor kebersihan linen meliputi :SDM, tempat, dan
perlengkapan APD (Alat Pelindung Diri ) guna untuk mencegah infeksi silang.
4. Mutu Linen
Nilai yang ditentukan atas dasar kriteria cucian bersih wangi tidak bernoda dan
lembut.

Keamanan Linen
Kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah infeksi silang kemungkinan lain
yang dapat menggangu / merugikan dan membahayakan kesehatan.

E. Landasan Hukum
1. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No :
876/MENKES/SKVIII//2001 tentang Pedoman Analisis Dampak Lingkungan .
2. Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit menurut Departemen Kesehatan
Republik Indonesia Direktorat Jendral Pelayanan Medik.
3. Pedoman Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C oleh Mentri Kesehatan
Republik Indonesia.
4. Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri
5. Keputusan Mentri Tenaga Kerja Republik Indonesia : 1204/MENKES/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lngkungan Rumah Sakit
6. Surat Keputusan No. XX-SURKP/RSP/15.004.11 tentang Kebijakan Pelayanan
Linen Kepala Rumah Sakit Bhakti Husada.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

PelayananLinen yang baik menjadi salah satu penunjang Rumah Sakit dalam penilaian
standar akreditasi untuk menjamin keselamatan pasien . Semakin baik pelayanan linen yang
diberikan oleh rumah sakit, maka semakin baik pula standar akreditasi rumah sakit tersebut.
Hal ini dapat terlaksana bila tersedia tenaga linen yang professional dalam memberikan
pelayanannya.
Manajemen penyelenggaraan linen pada suatu institusi yang khususnya pada
pengolahan linen bertujuan untuk memberikan dan menyediakan linen bagi konsumen/pasien
dengan sebaik-baiknya dari segi kualitas atau kuantitas sesuai dengan kebutuhan
konsumen/pasien. Untuk menciptakan suatu kondisi pengolahan linen institusi yang
berkualitas maka perlu disusun pengorganisasian seluruh unsur dalam penyelnggaraan
pelayanan linen. Dalam upaya menjamin pelaksanaan pelayanan linen yang optimal dirumah
sakit diperlukan adanya standar kebutuhan tenaga linen secara lebih rinci yang memuat jenis
dan jumlah tenaga.
Tenaga merupakan salah satu sumber daya penting karena menjadi kunci dalam
keberhasilan kegiatan penyelenggaraan pelayanan linen di Rumah Sakit. Berbagai fungsi
dalam manajemen Sumber Daya Manusia meliputi fungsi perencanaan, dan penentuan
kebutuhan staff (Staffing), rekruitmen, seleksi, pengembangan dan penilaian kinerja serta
sistem imbal jasa.
Suatu organisasi dalam unit Linen di Rumah Sakit seyogyanya menjamin bahwa
pembagian tugas didalamnya baik secara vertikal ataupun horizontal terjamindan tetap, dan
untuk menjamin tujuan yang sama maka diperlukan kerjasama yang baik dalam organisasi
tersebut.Unit Linen Rumah Sakit Bhakti Husada dimanajeri oleh seorang Kepala unit yang
mempunyai tugas mengatur agar sistem pelayanan linen di Rumah Sakit Bhakti Husada
berjalan lancar. Kepala unit linen mengepalai seluruh tenaga yang ada di unit Linen Rumah
Sakit Bhakti Husada.

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pengelompokan jumlah tenaga atau pegawai yang bertanggung jawab di bagian
unit Linen Rumah Sakit Bhakti Husadaadalah sebagai berikut :
Tabel 01.Ketenagaan Berdasarkan Kualifikasi Tenaga.
N Kualifikasi Tenaga Pendidikan Sertifikasi
o
1 Kepala unit Linen SMA -
SLTA
2 Penanggung jawab linen unit
3 Tenaga Laundry SLTA

B. Distribusi Ketenagaan
Tabel 02. Distribusi ketenagaan
No Kualifikasi Tenaga Jumlah (orang)
1 Kepalauniti Linen 1
2 Penanggung jawab linen 1
3 Tenaga laundry 1
Jumlah 3

C. Pengaturan Jaga
Tabel 03.Pembagian Jam Kerja Karyawan di unit Linen RS Bakti Husada
Waktu Kerja
No Tenaga Kerja
Shift Pagi Shift Siang
1 Kepala UnitLinen 07.00-14.00 -
2 Penanggung jawab linen Subdivisi 06.30 - 14.00 -
3 Tenaga laundry 06.00 - 14.00 -

BAB III
STANDAR FASILITAS
Kegiatan pelayanan linen di rumah sakit dapat berjalan dengan optimal bila didukung
dengan standar fasilitas berupa sarana dan prasarana yang memadai untuk melaksanakan
pelayanan linen rawat jalan, rawat inap dan pendistribusiannya. Agar penyelenggaraan linen
dapat berjalan dengan optimal, maka ruangan, peralatan dan perlengkapannya perlu
direncanakan dengan baik dan benar. Dalam merencanakan sarana fisik/bangunan untuk
Subdivisi pelayanan linen rumah sakit, maka diperlukan kesatuan pemikiran antara
perencanaan dan pihak manajemen yang terkait.

A. DENAH
Denah unitLinenterlampir

B. STANDAR FASILITAS
1. FASILITAS PELAYANAN LINEN
JUMLAH
NO. JENIS KELENGKAPAN JUMLAH STANDART YANG
DIMILIKI
1 Ruang Linen 1 Ada Ada
2 Meja 1 Ada Ada
3 Kursi 4 Ada Ada
4 Mesin Jahit 0 Ada tidak ada
5 Telepon 0 Ada tidak ada
6 Almari 4 Ada Ada
7 Kipas angin 1 Ada Ada
8 Fas bunga lengkap 0 Ada tidak ada
9 Hiasan dinding 0 Ada tidak ada
Formulir-formulir
10 (permintaan 1 Ada Ada
bahan,pelaporan)
11 Mesin cuci 2 Ada Ada
12 Daftar bahan Ada Ada
13 Setrika manual 3 Ada Ada
14 Buku- buku pedoman tata Ada Ada
laksana program
15 Standart Prosedur 17 Ada Ada
Operasional
16 Alat ukur berat badan Ada Ada
17 Meja laundry Ada Ada
18 Almari tempat penyimpanan Ada Ada
linen
Bak besar Tidak ada Ada
Timba Ada Ada
Timbangan linen 1 Ada
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN LINEN

Pelayanan linen rumah sakit merupakan suatu upaya memperbaiki, meningkatkan


pelayanan linen yang ada di Rumah Sakit Bhakti Husada .Pelayanan linen merupakan suatu
rangkaian kegiatan meliputi pengambilan linen kotor dan pengembalian linen bersih serta
Tata Graha atau Tata Ruang dan evaluasi linen, untuk mencapai status kebersihan yang
optimal dari bagian penanggung jawab linen wajib memilah linen sebelum linen
didistribusikan .

A. MEKANISME PELAYANAN LINEN RUMAH SAKIT


1. Jenis Linen
Ada bermacam-macam jenis linen yang digunakan di rumah sakit. Jenis linen
dimaksud antara lain :
a. Sprei/laken
b. Steek laken
c. Perlak
d. Sarung bantal
e. Sarung guling
f. Selimut
g. Boven laken
h. Alas kasur
i. Tirai/gorden
j. Vitrage
k. Taplak
l. Schort (tenaga kesehatan dan pengunjung)
m. Celemek, topi, lap
n. Baju pasien
o. Baju operasi
p. Kain penutup (tabung gas, troli dan alat kesehatan lainnya)
q. Macam-macam doek
r. Popok bayi, baju bayi, kain bedong, gurita bayi
s. Steeklakenbayi
t. Laken bayi
u. Selimut bayi
v. Masker
w. Wash lap
x. Handuk
1) Handuk untuk petugas
2) Handuk pasien untuk mandi
y. Linen operasi (baju, celana, jas, rnacam-macam laken, topi, masker,
doek, sarung kaki, sarung meja mayo, alas meja instrumen, mitela,
barak schort)

2. Bahan Linen
Bahan linen yang digunakan biasanya terbuat dari :
a. Katun 100%
b. Flanel
c. Tetra
d. CVC 50% - 50%
e. Polyester 100%
f. Twill/drill
Pemilihan bahan linen hendaknya disesuaikan dengan fungsi dan cara perawatan
serta penampilan yang diharapkan

Kegiatan pelayanan linen rumah sakit meliputi :


1. Pelayanan Linen Rawat Inap (pengambilan linen kotor)
2. Pelayanan Linen Rawat Jalan (pengambilan linen kotor )
3. Pendistribusian Linen bersih

Tata Laksana Permintaan linen unit


1. Petugas linen mencocokkan kartu stok dengan linen yang ada di unit
2. Petugas linen mencatat linen yang ada di unit
3. Petugas linen melaporkan keberadaan linen yang ada diunit kepada Ka unit
4. Jika persediaan berkurang karena tidak layak pakai , unit akan membuat bon
permintaan kepada bagian yang sebelumnya akan di tandatangani oleh manager
bidang perawatan
5. Petugas bagian pengadaan merekap permintaan yang dari unit yang akan di
tandatangani oleh manajer bidang AK & S
6. Dari bagian pengadaan naik ke Ka RS untuk ACC

Tata Laksana Penerimaan Bahan


1. Petugas menerima bahan atau barang dan mencocokkan dengan buku permintaan
2. Petugas mencatat di kartu stok berdasarkan jenis bahan atau barang
3. Petugas menyimpan bahan atau barang di tempat yang telah disediakan
4. Petugas tanda tangan di kartu stok

Tata Laksana PerbaikanDan Penggantian Linen Yang Rusak di Unit Pelayanan


1. Petugas linen unit memilah linen yang tidak layak pakai
2. Petugas linen unit mencatat linen yang tidak layak pakai untuk dilakukan penggantian
dan linen yang rusak ringan untuk dilakukan perbaikan pada buku kerusakan linen
3. Petugas linen unit meminta persetujuan Ka unit dan manager bidang masing-masing
unit
4. Petugas linen unit menyerahkan lembar permintaan dan buku kerusakan serta linen
yang tidak layak pakai kepada Ka unit Linen
5. Petugas urusan linen menerima barang , buku dan lembar kerusakan dari unit
pelayanan
6. Petugas urusan linen memilah linen yang akan dilakukan perbaikan dan penggantian
berdasarkan jenis dan jumlah linen
7. Petugas linen memperbaiki linen yang rusak ringan dari unit
8. Petugas linen mengganti linen yang rusak dengan linen yang baru sesuai dengan
permintaan dari unit
9. Petugas linen menyerahkan linen kepada unit dan tanda tangan

Tata Laksana Penyimpanan Linen Bersih di unit Pelayanan


1. Penyimpanan linen di almari tertutup dan rapi
2. Sistim penggunaan linen dengan prinsip FIFO
3. Penggantian linen setiap tempat tidur sesuai jadwal
4. Terinventaris dengan benar oleh petugas linen unit
Tata Laksana Penghapusan Atau Pengurangan Inventaris Linen Rusak
1. Petugas linen Subdivisi mengecek linen yang tidak layak pakai
2. Petugas linen unit berkoordinasi dengan urusan inventaris untuk membuat berita acara
penghapusan linen
3. Petugas linen unit menyerahkan buku inventaris ke bagian Urusan Linen (kamar
jahit )
4. Petugas linen unit mengembalikan linen yang tidak layak pakai ke Urusan Linen
( kamar jahit ) sesuai dengan jumlah
5. Skema Pengelolan Linen Kotor
6. Perencanaan
7. Penerimaan linen kotor
8. Pnimbangan
9. Pensortiran / pemilahan
10. Pencucian
11. Pemerasan
12. Pengeringan
13. Sortir noda
14. Penyetrikaan
15. Sortir linen rusak
16. Pelipatan
17. Merapikan / pengepakan
18. Penyimpanan
19. Distribusi
20. Perawatan kualitas linen
21. Pencatatan dan pelaporan
22. Saran Fisik ,Prasaran dan Peralatan
23. Ruang Penerimaan Linen : troli
24. Ruang pemisahan linen
25. Ruang Pencucian dan Pengeringan Linen : mesin cuci , mesi pengering
26. Ruang Penyetrikaan Linen : f setrika manual
27. Ruang Penyimpanan Linen : lemari dan rak untuk menyimpan linen , meja
28. Ruang Distribusi Linen : meja panjang untuk distribusi linen

Tata Laksana Permintaan Bahan Cuci


1. Petugas linen menyerahkan bahan cuci ke bagian laundry
Tata Laksana Penerimaan Bahan Cuci
a. Petugas memakai APD ,sarung tangan dan masker
b. Petugas menerima dan mencocokkan bahan dan mencatat di kartu stok
c. Petugas urusan linen menyimpan pada almari yang sudah disediakan.
d. Petugas melepas APD dan mencuci tangan sesuai prosedur yang ada

Tata Laksana Pengelolaan Linen Kotor Infeksius di unit Pemakai


1. Petugas memakai APD (topi ,masker , sarung tangan dan apron )
2. Petugas unit melakukan spooling linen infeksius dengan air mengalir di spoelhoek
3. Petugas unit memasukkan linen infeksius ke dalam kantung plastik warna kuning dan
diikat ujung kantung dan memasukkan ke dalam troly linen infeksius ( troli warna
kuning ) yang sudah disiapkan di unit
4. Petugas linen unit siap membawa linen kotor infeksius ke urusan linen
Hal yang harus diperhatikan adalah
Harus dipisahkan antara linen infeksius dan non infeksius
Tidak mencampur jenis linen lap piring dan alas piring

Tata Laksana Pengelolaan Linen Kotor Non Infeksius di unit Pemakai


1. Petugas memakai APD ( sarung tangan , masker , )
2. Petugas linen unit membawa troli linen kotor non infeksius ke ruang pasien
3. Petugas unit memasukkan linen kotor non infeksius ke dalam troli kotor non
infeksius
4. Menunggu petugas linen unit
5. Petugas linen siap membawa linen kotor Non Infeksius ke urusan linen

Tata Laksana Alur Transportasi Linen Bersih dan Linen Kotor


1. Petugas linen mengambil linen kotor dari unit pemakai melalui lorong
2. Petugas linen mengembalikan linen bersih melalui lorong yang berada di sebelah
unit linen
CATATAN:
1. Jangan membawa linen kotor melebihi kapasitas troli ( troli harus tertutup rapat )
2. Jangan menyeret linen di lantai dan menginjak linen dengan sepatu
3. Petugas melakukan serah terima dengan petugas laundry dan mencatat di buku
exspedisi terlebih dahulu
4. Petugas linen unit mencuci troli linen kotor dengan cairan disinfektan dan air
mengalir
5. Petugas linen unit membawa kembali troli linen kotor ke unit pelayanan masing
masing melalui lorong sebelah selatan
6. Petugas linen unit melepas APD dan mencuci tangan sesuai prosedur yang ada

Tata Laksana Penerimaan Linen Kotor


1. Petugas memkai APD : masker dan sarung tangan
2. Petugas linen unit memisahkan linen kotor infeksius dan linen kotor non infeksius
3. Petugas linen unit mencatat di buku ekspedisi dan menyerahkan ke petugas urusan
linen

4. Petugas urusan linen memisahkan linen dari warna dan jenis masing masing
5. Petugas urusan linen melakukan pengecekan ulang jumlah dan jenis linen sebelum
dilakukan proses selanjutnya
CATATAN :
Penerimaan linen kotor mulai pk 06.00 pagi sampai dengan selesai

Tata Laksana Pengelolaan Linen Kotor Infeksius di unit Laundry


1. Petugas urusan linen memakai APD ( , masker , sarung tangan rumah tangga dan
apron )
2. Petugas urusan linen kumpulkan semua linen infeksius dalam ember tertutup
3. Petugas urusan linen menimbang linen kotor infeksius sesuai dengan kapasitas
mesin cuci
4. Petugas urusan linen memasukkan linen infeksius ke dalam mesin cuci sesuai
dengan kapasitas dan berikan bahan cuci sesuai takaran
Rendam cucian dengan klorin 0.5% dari larutan konsentrat berbentuk cair
(bayclin : 5.25%): perbandingan 9 liter air dengan 1 liter klorin selama 30 menit
5. Petugas urusan linen mengeluarkan linen infeksius dari mesin cuci
6. Petugas urusan linen memasukkan linen bersih ke mesin pengering dengan
ketentuan waktu yang telah di sediakan
7. Petugas urusan linen mengeluarkan linen yang sudah kering dari mesin pengering
dan memisahkan linen kering sesuai dengan jenis , bentuk dan fungsinya
8. Petugas urusan linen menyetrika secara manual untuk linen yang berkancing
sedangkan yang lainnya menggunakan mesin
9. Petugas urusan linen meletakkan linen yang sudah disetrika dan dilipat pada rak
yang telah ditentukan berdasarkan unit
10. Petugas linen mengecek jenis dan jumlah linen sebelum didistribusikan
CATATAN :
Semua identitas linen harus posisi di atas

Tata Laksana Pencucian Linen Kotor Non Infeksius


1. Petugas urusan linen memakai APD : sarung tangan rumah tangga dan masker
2. Petugas urusan linen menimbang linen kotor Non Infeksius dan mencatat
3. Petugas urusan linen memasukkan linen kotor ke mesin cuci sesuai dengan
kapasitas mesin
4. Petugas urusan linen memberikan bahan cuci dengan dosis dan waktu yang telah
ditentukan
5. Petugas urusan linen memisahkan jenis linen yang akan dilakukan proses
pencucian
6. Petugas urusan linen mengeluarkan linen yang sudah dicuci dari mesin cuci
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

Tata Laksana Penggunaan Mesin Cuci


1. Hidupkan listrik
2. Hidupkan gas untuk pemanas air
3. Hidupkan water heater
4. Tekan tombol merah pada posisi on
5. Buka pintu mesin cuci dengan cara menekan tombol pada tangan kiri bersamaan
dengan tangan kanan memegang gagang pintu untuk membuka
6. Masukkan linen yang akan dicuci sesuai dengan kapasitas mesin masing masing
dan terisi dari kapasitas mesin yang ada
7. Tutup pintu mesin cuci
8. Tekan tombol untuk memilih jenis linen yang akan dicuci
9. Tekan tombol start
10. Masukkan detergent sesuai dengan jenis warna dan noda linen
11. Mesin akan memproses cucin secara otomatis
12. Bila sudah selesai maka timer akan berhenti secara otomatis
13. Keluarkan linen dengan membuka pegangan pintu

Tata Laksana Pengeringan Linen Bersih


1. Petugas urusan linen memakai APD : sarung tangan rumah tangga dan masker
2. Petugas urusan linen memisahkan linen yang akan dikeringkan
3. Petugas urusan linen memasukkan linen pada mesin pengering dengan kapasitas
sesuai mesin ( mesin terisi dari kapasitas yang ada )
4. Petugas urusan linen mengeluarkan linen dari mesin pengering
5. Petugas urusan linen melipat linen yang sudah kering sesuai dengan jenis dan
ukuran masing masing linen
6. Petugas urusan linen melepas APD dan mencuci tangan sesuai prosedur yang ada

Tata Laksana Menyetrika Linen Bersih


1. Petugas urusan linen memakai APD : masker
2. Petugas urusan linen memilah linen bersih sesuai dengan jenis dan bentuk
fungsinya
3. Semua linen disetrika dengan mesin kecuali yang berkancing disetrika secara
manual
4. Petugas urusan linen memeriksa linen bila sobek atau terkena noda dilakukan
perbaikan
5. Petugas urusan linen melipat linen dengan identitas di atas
6. Petugas urusan linen menyimpan linen yang sudah dilipat di almari sesuai
Subdivisi masing masing
7. Petugas melepas APD dan cuci tangan sesuai prosedur
Tata Laksana Pendistribusian Linen Bersih
1. Petugas urusan linen memakai APD : masker
2. Petugas urusan linen melakukan pengecekan identitas , jenis dan jumlah linen
sebelum didistribusikan
3. Petugas urusan linen serah terima linen bersih kepada petugas linen unit dengan
melihat identitas , jenis dan jumlah linen
4. Petugas linen unit mengecek ulang identitas ,jenis dan jumlah linen serta
meletakkan linen bersih di troli linen bersih dan tertutup
5. Petugas urusan linen dan petugas linen unit melakukan serah terima pada buku
yang sudah disiapkan
CATATAN :
Pendistribusian linen bersih mulai pk.11.00 sampai dengan selesai

Tata Laksana TransportasiLinen Bersih


1. Petugas linen unit membawa linen bersih dari urusan linen ke Subdivisi
pelayanan masing masing
2. Jalur transportasi linen bersih melalui lorong pintu sebelah utara Subdivisi linen
3. Petugas linen Subdivisi menyimpan linen bersih dalam almari penyimpanan linen
di Subdivisi pelayanan dengan sistim FIFO ( linen yang disimpan lebih awal
dipakai terlebih dahulu )

Tata Laksana Penggunan Linen Bersih di unit Pelayanan


1. Petugas linen unit memakai APD sesuai kebutuhan
2. Petugas linen unit mengambil linen dari tumpukan lipatan yang paling bawah
3. Letakkan linen bersih pada bagian permukaan yang bersih
4. Petugas linen unit menggunakan linen sesuai kebutuhan
5. Petugas linen unit mengisi pengambilan linen pada kartu yang ada di almari stok
sesuai kebutuhan
6. Petugas linen unit melepas APD dan cuci tangan sesuai prosedur yang ada

Tata Laksana Penyimpanan Linen Bersih di Subdivisi Pelayanan


1. Petugas linen unit memakai APD sesuai kebutuhan
2. Petugas linen unit memastikan semua permukaan almari penyimpanan linen
bersih dalam keadaan bersih dan kering
3. Petugas linen unit menyimpan linen bersih dalam almari penyimpanan linen
bersih pada unit pelayanan masing masing
4. Petugas linen unit menyimpan linen bersih di urutan paling atas sesuai dengan
jenis dan bentuk linen
5. Petugas linen unit melepas APD dan cuci tangan sesuai prosedur yang ada
Tata Laksana Pemakaian Mesin Pengering
1. Hidupkan mesin dengan menekan tombol com stater
2. Buka tutup mesin , masukkan linen yang akan dikeringkan kemudian tutup
kembali
3. Putar tombol waktu atau timer sesuai dengan waktu yang diinginkan
4. Tekan tombol start dan proses penengeringan dimulai
5. Bila tombol waktu berhenti , proses telah selesai dan keluarkan linen dari mesin
pengering
6. Bila mesin sudah selesai digunakan , matikan listrik dengan menekan tombol
com stater dan katub gas pada posisi nol

Tata Laksana Pemakaian Mesin Setrika atau Flatwork Ironer


1. Tekan tombol ON pada panel untuk mengalirkan listrik
2. Tekan tombol start pada mesin setrika maka lampu indikator hijau akan menyala
3. Atur suhu dengan memutar potensio termostar sesuai dengan suhu yang
diinginkan maka lampu indikator kuning akan menyala . Bila suhu yang
diinginka sudah tercapai maka lampu kuning akan mati
4. Tekan penuh pedal mesin setrika ke bawah maka papan penutup silinder akan
maju dan bergulir
5. Letakkan linen pada papan silinder kemudian tekan linen secara manual
sehingga linen akan masuk ke papan silinder
6. Tekan pedal mesin ke tengah maka setrika akan berhenti
Cara Menghetikan Mesin Setrika :
1. Putar potensio thermostart pada posisi 0 untuk menghentikan panas
mesin
2. Biarkan silinder menggulir dan kontak dengan papan selama 5 menit
3. Tekan penuh pedal control kearah bawah
4. Tekan tombol pada mesin ke arah OFF maka mesin setrika akan mati
kemudian tekan tombol OFF pada panel.

Pencatatan dan Pelaporan


Linen yang diserahkan ke unit pelayanan harus sesuai jumlah dan jenis linen di
buku catatan.Bila ada barang yang tersisa harus tetap dicatat di buku catatan.
ALUR LAUNDRY

Kewaspadaan universal Kewaspadaan umum


di ruangan di laundry

R. Inap
R. Jalan
Linen kotor Proses
OK, IGD, ICU, Gizi,
Cuci
Staf Sub Divisi Linen
Pencucian
pencucian

P.S
Kerusakan alat
Linen bersih
Kewaspadaan umum trasportasi
Linen steril
IPS

Distribusi
ALUR MANAJEMEN LINEN RUMAH SAKIT PERKEBUNAN
Pencatatan/Pelaporan

PROSES PELAYANAN LINEN RAWAT INAP


( MENGGANTI LINEN PASIEN )

LINEN UNIT

KAMAR MENGGANTI LINEN KOTOR KIRIM


PASIEN LINEN KE LAUNDRY

PROSES PELAYANANLINEN RAWAT JALAN


di RUMAH SAKIT PERKEBUNAN

PENGAMBILAN LINEN
RAWAT JALAN

PENGEMBALIAN
LINEN BERSIH

PETUGAS LINEN UNIT DI CATAT DI BUKU


KIRIM KE LAUNDRY
MENGAMBIL LINEN SERAH TERIMA
KOTOR

B. MEKANISME KEGIATAN PENYELENGGARAAN LINEN


Mekanisme kegiatan penyelenggaraan linen di Rumah Sakit Bhakti Husada meliputi:
1. Perencanaan anggaran belanja bahan
Pengertiannya adalah suatu kegiatan penyusunan anggaran biaya yang diperlukan
untuk pengadaan bahan linen bagi konsumen yang dilayani.Tujuannya adalah
untuk menyediakan taksiran anggaran belanja linen yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan bahan linen dan laundry bagi konsumen yang dilayani
sesuai dengan standart linen dan laundry. Langkah perencanaan anggaran belanja
linen / laundry:
a. Mengumpulkan data tentang jumlah konsumen pada tahun sebelumnya
b. Membuat standart kebutuhan bahan (sesuai standar pemberian pemakaian
bahan Rumah Sakit Bhakti Husada).
c. Menghitung anggaran belanja bahan laundry 1tahun.
d. Melaporkan hasil perhitungan anggaran dilaporkan kepada manajemen
e. Rencana anggaran diusulkan secara resmi melalui jalur administratif.

Dalam merencanakan anggaran belanja ditetapkan frekuensi pemberian bahan


cuci sesuai dengan takaran:

No Berat linen /kg Detergent / gram Keterangan


1 Dalam 1kg cucian Membutuhkan Sesuai kebutuhan
5gram detergent
2 Kreolin - 1Ltr kreolin
banding 5ltr air
3 Bayclin - Sesuai
4 Sunligt Sesuai
- - - -

2. Menetapkan standar pemberian bahan laundry rumah sakit`````


(Peraturan Pemberian bahan laundry Rumah Sakit Bhakti Husada)
3. Perencanaan bahanlaundry
Perencanaan bahan laundry adalah suatu kegiatan penyusunan bahan yang
akan dihitung menurut kebutuhan bahan laundry.
Tujuannya untuk menyediakan kebutuhan bahan sesuai klasifikasi pelayanan
yang ada di rumah sakit.
Langkah perencanaan bahan:
a. Membentuk tim kerja untuk menghitung bahan laundry.
b. Membuat rincian macam dan jumlah bahan
c. Mengumpulkan data laporan dari catatan harian linen
d. Menetapkan standar pemberian bahan
e. Memilah linen dengan cara:
1) Proses pencucian yang akan dilaksanakan oleh petugas laundry
2) Setelah proses pecucian , proses pengeringan dan pemilahan.
3) Setelah pemilahan penyetrikaan .
4) Pengepakan linen yang akan didistribusikan ke Subdivisi.
5) Persiapan troly khusus linen bersih untuk pendistribusian linen ke
Subdivisi terkait.
Sebelum linen di distribusikan , linen dipilah terlebih dahulu untuk melihat
kelayakan linen.
6). Perhitungan kebutuhan bahan laundry
Perhitungan kebutuhan bahan laundry adalah kegiatan penyusunan
kebutuhan bahan laundry yang diperlukan untuk pengadaan bahan laundry.
Tujuannya adalah untuk mengetahui berapa banyak biayayang sebenarnya
dipergunakan dalam satu bulan dan berapa banyak biaya yang sebenarnya
dapat dicegah / dikurangi.Langkah perencanaan kebutuhan bahan laundry
adalah:
a) Menentukan jumlah pasien
b) Menentukan standar pemberian disetiap macam bahan laundry
c) Menghitung berapa banyak pemakaian bahan laundry
d) Menghitung dengan cara:

Jmlh cucian x 5gram dlm 1kg cucian = hasil


4. Pemesanan dan pembelian bahan laundry
Pemesanan dan pembelian bahan laundry adalah penyusunan permintaan bahan
laundry berdasarkan hasil perhitungan yang sudah dihitung rata rata/hari kali
satu bulan. Tujuannya adalah untuk menyediakan bahan untuk kebutuhan satu
bulan.Daftar pesanan bahan laundry sesuai standar atau spesifikasi yang
ditetapkan.
Langkah pemesanan bahan laundry:
a. Penanggung jawab logistik membuat rekapitulasi kebutuhan bahan laundry
dengan cara: standar porsi x jumlah cucian = hasil.
b. Hasil perhitungan di buatkan daftar kebutuhan bahan dan diserahkan ke
bagian pengadaan.
c. Penanggung jawabpengadaan menyiapkan sesuai dengan kebutuhan
Subdivisi yang meminta .
d. Penanggung jawab logistik mengambil bahan laundry yang sudah dipesan.

5. Penerimaan, penyimpanan, dan pemakaian bahan laundry


a. Penerimaan bahan laundry
Penerimaan bahan laundry adalah suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan,
pencatatan, dan pelaporan tentang macam, kualitas, dan kuantitas bahan
laundry yang diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi yang telah
ditetapkan.
Tujuannya adalah untuk menyediakan bahan laundry yang siap pakai
Langkah penerimaan bahan laundry:
1) Setelah bahan datang, diperiksa satu per satu sesuai dengan
spesifikasi bahan laundry, untuk mengetahui bila ada barang yang
tidak ada, kurang atau berlebih
2) Bahan laundry disimpan di almari penyimpanan sesuai dengan jenis
barang
3) Penanggung jawab logistik mengambil bahan laundry sesuai
kebutuhan dan dicatat di buku yang sudah disiapkan.
b. Penyimpanan bahan laundry
Penyimpanan bahan laundry adalah suatu tata cara menata, menyimpan,
memelihara keamanan bahan laundry dengan baik dan mengecek kualitas
maupun kuantitas di almari bahan laundry serta pencatatan dan pelaporannya.
Tujuannya untuk menyediakan bahan laundry siap pakai dengan kualitas dan
kuantitas yang tepat sesuai dengan perencanaan.
Langkah penyimpanan bahan laundry:
Setelah bahan laundry yang memenuhi syarat diterima, harus segera dibawa
ke ruang penyimpanan/almari.
Langkah penyimpanan bahan laundry:
1) Bahan laundry ditempatkan secara teratur menurut macam, golongan,
ataupun urutan pemakaian bahan laundry.
2) Menggunakan bahan laundry yang diterima terlebih dahulu (FIFO= First
In First Out). Untuk mengetahui bahan laundry yang diterima diberi
tanda tanggal penerimaan.
3) Pemasukan dan pengeluaran bahan laundry serta berbagai pembukuan di
bagian penyimpanan bahan laundry, termasuk kartu stok bahan laundry
segera diisi tanpa ditunda, diletakkan di tempatnya, diperiksa, dan diteliti
secara kontinyu.
4) Kartu/buku penerimaan, stok dan pengeluaran bahan laundry, segera
diisi dan diletakkan di tempatnya.
5) Semua bahan laundry ditempatkan dalam tempat tertutup, terbungkus
rapat dan tidak berlubang. Diletakkan di almari dan tidak menempel
pada dinding.
6) Almari selalu terkunci pada saat tidak ada kegiatan serta dibuka pada
waktu-waktu yang ditentukan. Karyawan yang membuka almari bahan
juga hanya karyawan yang ditentukan
c. Penyaluran bahan laundry
Penyaluran bahan laundry adalah tata cara mendistribusikan bahan laundry
berdasarkan permintaan harian.
Tujuannya adalah untuk menyediakan bahan laundry siap pakai dengan tepat
sesuai dengan pemakaian.

6. Persiapan bahan laundry


Persiapan bahan laundry adalah semua perlakuan pada saat bahan laundry
diterima, diambil, atau dikeluarkan dari penyimpanan untuk kemudian dilakukan
pemberian bahan laundry sesuai kebutuhan. Langkah langkah persiapan bahan
laundry :
a. Mengambil detergent dan bahan cuci yang lain sesuai dengan kebutuhan
b. Menutup dan mengunci kembali almari bahan setelah pelaksanaan
pengambilan bahan.
c. Menyerahkan bahan laundry kepada petugas pelaksana laundry.

7. Pengolahan bahan laundry


a. Pengolahan bahan laundry adalah suatu kegiatan dalam proses pencucian
sampai dengan selesai dan didistribusikan kembali ke Subdivisi dengan hasil
yang harum , lembut di kulit dan rapi.
b. Tujuannya adalah untuk mencegah infeksi silang dari pasien ke petugas dari
pasien ke pasien lain atau pengunjung.
Proses pencucian yang dilakukan di Rumah Sakit Perkebunan adalah:
a. Pengambilan linen kotor infeksius dan non infeksius dari Subdivisi terkait.
b. Penerimaan linen kotor infeksius dan non infeksius .
c. Pencucian linen kotor infeksius dan non infeksius , pengeringan ,
penyetrikaan dan pendistribusian.

8. Pemilahan ( di set )
a. Pemilahan adalah suatu proses untuk memilah linen sebelum didistribusikan
ke unitsesuai dengan jenis jumlahnya .
b. Tujuannya untuk mengetahui jumlah dan jenis linen yang diambil dan yang
akan dikembalikan ke unit .

9. Pendistribusian linen
a. Pendistribusian linen adalah serangkaian kegiatan penyaluran linen sesuai
dengan jumlah dan jenis linennya.
b. Tujuannya supaya unit mendapatkan linen kembali sesuai dengan catatan.
Metode penyaluran linen yang digunakan di Rumah Sakit Bhakti Husada
adalah sentral, dimana linen didistribusikan secara terpusat dari unit linen.
Pendistribusian linen kepada unitdilakukan berdasarkan pengambilan linen
Pengambilan linen kotor dilakukan pagi hari pk.06.00 wib dan pendistribusisn
dilakukan siang hari sebelum pk.12.00 wib.
Sebelum dilakukan pendistribusian, penanggung jawab linen Subdivisi
melakukan pengecekan terlebih dahulu supaya linen benar benar siap pakai.
Petugas distribusi membagikan linen secara tepat dan benar kepada Subdivisi
sesuai dengan jumlah pengambilan linen.
Jadwal distribusi linen setiap hari dengan jam yang sama kecuali dibutuhkan.

10. Pencatatan dan Pelaporan


a. Pencatatan dan pelaporan pengadaan bahan laundry.
1) Formulir pemesanan bahan laundry bulanan.
2) Pencatatan bahan laundry di buku catatan harian linen.
3) Pencatatan dan permintaan bahan laundry berdasarkan kebutuhan laundry
dalam setiap harinya.
b. Pencatatan dan pelaporan tentang penyelenggaraan bahan laundry.
1) Buku catatan harian linen yang dikerjakan setiap hari .
2) Buku laporan rekapitulasi yang dikerjakan dalam setiap harinya .
3) Laporan jumlah pemakaian bahan laundry.
c. Pencatatan dan pelaporan tentang perlengkapan peralatan UnitLinen.
Membuat inventaris peralatan di UnitLinen.
d. Pencatatan dan pelaporan anggaran belanja bahan laundry.
1) Pencatatan tentang pemasukan dan pengeluaran bahan laundry.
2) Rekapitulasi tentang pengeluaran bahan laundry.
3) Perhitungan harga rata-rata pemakaian bahan laundry dalam satu bulan.

Pelaksanaan kartu cek list di Subdivisi


Pengambilan linen dan pendistribusian linen harus dicatat di kartu yang sudah di
sediakan. Langkah-langkahnya antara lain:Penanggung jawab linen Subdivisi pada
siang hari mendistribusikan linen dan mencatat pada kartu yang sudah disediakan.Pada
pagi hari penanggung jawab linen Subdivisi mengambil linen untuk mengganti linen
pasien yang berada di rawat inap Rumah Sakit Perkebunan.
BAB V
LOGISTIK

A. Pengertian
Management pelayanan logistik Unitlinen merupakan penyelenggaraan pengurusan
bahan laundry dan barang untuk memenuhi kebutuhan pelayanan linen di rumah sakit
atau institusi secara teratur dalam kurun waktu tertentu secara cermat dan tepat dengan
biaya seefisien mungkin.

B. Tujuan
1.Tujuan operasional yaitu tersedianya barang atau material dalam jumlah yang tepat
dan kualitas yang baik pada waktu yang dibutuhkan
2.Tujuan keuangan yaitu agar tujuan operasional tersebut diatas cepat tercapai,
maksudnya dengan biaya yang rendah
3.Tujuan keutuhan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh gangguan yang
menyebabkan hilang atau kurang, rusak, pemborosan, penggunaan tanpa hak sehingga
dapat mempengaruhi pembukuan atau sistem akutansi.

C. Alur Permintaan Barang


Permintaan bahan laundry
1. Penanggung jawab logistik membuat permintaan bahan laundry kemudian
mengajukan permintaan tersebut untuk perencanaan kebutuhan bahan satu bulan.
2. Form permintaan bahan ditandatangani oleh Kasubdiv kemudian diajukan ke Kadiv
Penunjang Medis.
3. Pemesanan bahan laundry yang telah dibuat oleh petugas akan diserahkan langsung ke
bagian pengadaan dan akan dikirim ke Subdivisi sesuai spesifikasi

D. Alur Penerimaan Barang


Petugas logistik akan melakukan kegiatan pengecekan bahan laundry dengan
meneliti, memeriksa, mencatat dan melaporkan bahan laundry yang diterima sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Beberapa spesifikasi tersebut meliputi:
1. Jumlah
Bahan laundry yang diterima harus sama dengan jumlah bahan laundry yang dipesan.

2. Mutu
Bahan laundry yang diterima harus sesuai dengan spesifikasi bahan laundry di Rumah
Sakit Perkebuna
ALUR :
a. Barang datang semua diterima oleh penanggung jawab logistik
b. Penanggung jawab logistik mengecek sesuai permintaan.
c. Masing masing Unitmengambil barang ke gudang pengadaan.
d. Barang yang sudah diterima oleh subdiv, dicocokkan sesuai berkas dan di paraf
oleh subdiv gudang

E. Alur Penyimpanan Barang


Barang yang sudah diterima, ditulis di kartu stok barang, selanjutnya disimpan sesuai
tempatnya masing2

F. Alur Pendistribusian Barang


Pendistribusian bahan laundry ke Subdivisi pelaksanan
1. Bahan yang akan dikeluarkan dihitung dulu sesuai dengan berat cucian
2. Mengurangi sisa jumlah bahan di gudang dengan pemakaian
3. Pengambilan barang sesuai kebutuhan dan menulis pada kartu stok
4. Bila terdapat sisa bahan laundry , maka akan dilakukan penyimpanan sesuai dengan
jenis bahan dan akan dipergunakan pada bulan berikutnya
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah keadaan dimana pasien bebas dari
harm atau cedera, yang dapat meliputi penyakit, cedera fisik, psikologis,
sosial,penderitaan, cacat, kematian dan lainnya, yang seharusnya tidak terjadi.
Keselamatan pasien merupakan prioritas utama dalam pelayanan di Unitlinen,
mengingat linen juga berperan penting dalam kepuasan pasien dan keselamatan pasien.
Unit Linen, Keselamatan Pasien mencakup semua standar prosedur operasional
yang sudah dibuat untuk kegiatan pelayanan linen harus ditaati. Hasil akhir yang
diharapkan yaitu:
- Linen bersih
- Tidak ada kesalahan penentuan pemberian bahan laundry
- Tidak ada kesalahan komunikasi dalam pemahaman terhadap pemberian bahan
laundry.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan bagian integral dari perlindungan
terhadap pekerja dalam hal ini Unit Linen dan perlindungan terhadap rumah sakit. Karyawan
adalah bagian integral dari rumah sakit. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan
meningkatkan produktivitas karyawan dan meningkatkan produktivitas rumah sakit. Undang-
undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja adalah dimaksudkan untuk :
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada dalam
keadaan sehat dan selamat.
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.
Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan penyakit akibat kerja dapat digolongkan pada
tiga kelompok, yaitu :
a. Kondisi dan lingkungan kerja.
b. Kesadaran dan kualitas pekerja.
c. Peranan dan kualitas manajemen.
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dapat terjadi bila :
a. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus.
b. Alat-alat produksi tidak disimpan secara teratur menurut tahapan proses produksi.
c. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas
atau dingin.
d. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan lain-lain.
Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan petugas kesehatan meliputi :
a. Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus mendapatkan pelatihan
mengenai cara penularan dan penyebaran penyakit, tindakan pencegahan dan
pengendalian infeksi yang sesuai dengan protokol terpajan.
b. Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan penjelasan umum
mengenai penyakit tersebut.
c. Petugas kesehatan yang kontak langsung dengan pasien menular melalui udara harus
menjaga fungsi saluran pernafasan (tidak merokok) dengan baik dan menjaga
kebersihan tangan.
B. Tujuan
Menurut Undang-Undang Keselamatan Kerja Tahun 1970, syarat-syarat keselamatan
kerja meliputi seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya, dengan tujuan:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran
c. Mencegah dan mengurangi bahaya ledakan
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian lain yang berbahaya
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan
f. Memberi perlindungan pada pekerja
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan
getaran
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik/psikis,
keracunan, infeksi, dan penularan
i. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
j. Memelihara kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara, dan proses
kerja
k. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja alat kerja, lingkungan, cara, dan proses
kerjanya
l. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, atau
barang
m. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
n. Mengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar muat, perlakuan, dan
penyimpanan barang
o. Mencegah terkena aliran listrik
p. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi

C. Tata Laksana Keselamatan Kerja


1. Ruang penerimaan dan penyimpanan bahan laundry.
Keamanan kerja di ruang ini meliputi :
- Menggunakan alat pembuka bungkus bahan laundry menurut cara yang cepat dan
tepat.
- Barang di almari selalu tertata dengan rapi untuk menghindari bahan tumpah.
- Pergunakan kotak atau tutup bahan selalu dalam keadaan tertutup.
- Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan.
- Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar, yang dapat membahayakan
badan dan kualitas barang.
- Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin di ruang penerimaan dan
penyimpanan.

2. Di ruang persiapan dan pengolahan laundry.


- Menggunakan peralatan yang sesuai dengan cara yang baik.
- Menggunakan berbagai alat yang tersedia sesuai petunjuk pemakaian.
- Menggunakan serbet sesuai macam dan peralatan yang dibersihkan.
- Berhati-hati bila membuka dan menutup, mematikan mesin, lampu atau gas.
- Meneliti dulu semua peralatan sebelum digunakan.
- Mengisi cucian dalam mesin cuci sesuai menurut ukuran semestinya.
- Tidak memuat troly linen melebihi kapasitasnya.
- Meletakkan alat menurut tempatnya dan diatur dengan rapi.
- Bila membawa cucian rapi dan jangan mengisi terlalu penuh.
- Perhatikanlah bila membawa cucian dalam bak, jangan sampai tumpah atau jatuh
karena akan kotor .

3. Diruang distribusi Unitlinen


- Tidak memberi bahan melebihi standart yang sudah ditentukan.
- Tidak mengisi troly linen melebihi kapasitas.

Alat Pelindung Diri (APD) meliputi :


- Baju kerja, celemek dan topi dari bahan yang enak dipakai sehingga tidak
mengganggu gerak pelaksana sewaktu kerja.
- Menggunakan sandal / sepatu yang tidak licin bila berada di lingkungan laundry.
- Menggunakan serbet pada tempatnya.
- Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan bersih dan jumlah
yang cukup, sabun, alat pengering dan sebagainya.
- Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik ditempat yang mudah
dijangkau.
4. Ruang Rawat Inap
Menggunakan Masker Untuk pelayanan di Ruang Menular
Menggunakan Sarung Tangan apabila memegang pasien menular
Melakukan cuci tangan dengan metode 6 langkah yang sudah ditetapkan di ruang
rawat Inap.
BAB VIIII
PENGENDALIAN MUTU

Pelayanan linen di rumah sakit dikatakan bermutu jika memenuhi 3 komponen mutu, yaitu :
1) Pengawasan dan pengendalian mutu untuk menjamin bahwa produk yang di hasilkan
aman
2) Menjamin Kepuasan Konsumen
3) Assesment yang berkualitas.
Mengingat ruang lingkup pelayanan linen di rumah sakit yang kompleks, maka perlu
menetapkan dan mengembangkan indikator mutu pelayanan linen agar tercapai pelayanan
linen yang optimal.

A. Pengertian
1. Pengawasan
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengusahakan agar
pekerjaan atau kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana, instruksi, pedoman,
standar, peraturan dan hasil yang telah ditetapkan sebelumnya agar mencapai tujuan
yang diharapkan.
Pengawasan bertujuan agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan
kebijakan yang telah ditetapkan dapat mencapai sasaran yang dikehendaki. Selain itu
pengawasan bertujuan untuk membina aparatur negara yang bersih dan berwibawa
2. Pengendalian
Pengendalian merupakan bentuk atau bahan untuk melakukan pembetulan atau
perbaikan pelaksanaan yang terjadi sesuai dengan arah yang ditetapkan. Pengertian
pengawasan dan pengendalian hampir sama. Perbedaannya jika pengawasan
mempunyai dasar hukum dan tindakan administratif, sedangkan pengendalian tidak.
Pengawasan dan pengendalian bertujuan agar semua kegiatan-kegiatan dapat tercapai
secara berdayaguna dan berhasilguna, dilaksanakan sesuai dengan rencana,
pembagian tugas, rumusan kerja, pedoman pelaksanaan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pengawasan dan pengendalian merupakan unsur penting
yang harus dilakukan dalam proses manajemen.
3. Evaluasi/penilaian
Evaluasi merupakan salah satu implementasi fungsi manajemen. Evaluasi ini
bertujuan untuk menilai pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan kebijakan
yang disusun sehingga dapat mencapai sasaran yang dikehendaki. Melalui penilaian,
pengelola dapat memperbaiki rencana yang lalu bila perlu, ataupun membuat rencana
program yang baru. Pada kegiatan evaluasi, tekanan penilaian dilakukan terhadap
masukan, proses, luaran, dampak untuk menilai relevansi kecukupan, kesesuaian dan
kegunaan. Dalam hal ini diutamakan luaran atau hasil yang dicapai.

B. Bentuk-Bentuk Pengawasan Dan Pengendalian


1. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan adalah serangkaian kegiatan pengumpulan data dan
pengolahan data kegiatan pelayanan linen rumah sakit dalam jangka waktu tertentu,
untuk menghasilkan bahan bagi penilaian kegiatan pelayanan linen rumah sakit
maupun untuk pengambilam keputusan. Pencatatan ini dilakukan pada setiap langkah
kegiatan yang dilakukan. Pelaporan dilakukan berkala sesuai dengan kebutuhan
Rumah Sakit Perkebunan
Kegiatan pencatatan dan pelaporan di Unit linen:
a. Pencatatan dan pelaporan pengadaan bahan laundry
1) Formulir pemesanan bahan laundry bulanan
2) Pencatatan bahan laundryoleh bagian penanggung jawab logistik linen.
3) Pencatatan sisa bahan (harian/bulanan), meliputi bahan laundry berdasarkan
bon pemesanan bulanan.
b. Pencatatan dan pelaporan tentang penyelenggaraan linen
1) Buku laporan catatan harian linen (berisi catatan pengeluaran harian linen)
2) Buku laporan rekapitulasi bahan laundry
3) Buku laporan catatan dari Unit - Unit
4) Buku laporan infentaris linen
c. Pencatatan dan pelaporan tentang kelengkapan peralatan Unitlinen
1) Membuat kartu cek list linen
2) Membuat kartu gudang ( untuk pemasukan dan pengeluaran bahan laundry )
3) Buku besar tentang catatan harian linen
4) Buku besar tentang rekapitulasi linen (merekap cucian harian untuk
pengambilan bahan cuci )
5) Laporan jumlah pemakaian bahan laundry
d. Pencatatan dan pelaporan anggaran belanja bahan laundry
1) Pencatatan tentang pemasukan dan pemakaian bahan laundry harian
2) Perhitungan tentang rencana kebutuhan bahan laundry untuk yang akan
datang selama sebulan.
3) Perhitungan bahan rata-rata pemakaian dalam satu hari
4) Pencatatan tentang penggunaan bahan laundry
e. Pencatatan dan pelaporan pelayanan linen di ruang rawat inap
1) Buku catatan harian linen tentang pemakaian linen
2) Kartu cek list
f. Pencatatan dan pelaporan pelayanan linen di ruang rawat jalan
1) Mencatat pengambilan linen kotor
2) Mencatat pengembalian linen bersih
2. Pengawasan standart porsi
a. Untuk bahan laundry padat pengawasan porsi dilakukan dengan alat ukur yang
sudah ada di dalam pak detergent.
b. Untuk bahan laundry yang cair ukuran/liter matt.
3. Pengendalian biaya
Pengendalian biaya adalah suatu proses dimana pimpinan atau pengelola mencoba
mengatur biaya guna mencegah pemborosan dari biaya yang dikeluarkan. Biaya yang
dimaksud disini yaitu biaya pemakaian bahan laaundry.
Biaya bahan laundry dapat meningkat atau menurun dari harga yang diperkirakan.
Oleh karena itu biaya bahan laundry dapat dikendalikan melalui berbagai cara;
seperti mengubah, atau mengganti bahan laundry dengan bahan lain yang ada di
persiapan bahan laundry di Unitlaundry. Pengendalian biaya ini merupakan proses
yang berkelanjutan dan melibatkan aktivitas-aktivitas seperti perencanaan bahan,
pembelian (pemesanan), penerimaan, pengolahan.
a. Tujuan pengendalian biaya makanan
1) Menganalisa biaya yang direncanakan dibandingkan dengan harga yang
sesungguhnya digunakan untuk penyelenggaraan bahan laundry
2) Mencegah sisa bahan laundry yang tidak terlalu banyak
3) Menyediakan data untuk laporan penyelenggaraan institusi

b. Cara pengendalian biaya bahan


1) Kembangkan kebijakan keuangan bagi institusi. Hal ini tergantung pada
tujuan dan bentuk kegiatan.
2) Kembangkan pengendalian secara rutin. Pengendalian kegiatan harus
mencakup prosedur kerja karyawan dan pemeriksaan menyeluruh mulai dari
perencanaan bahan, pembelian, penerimaan, penyimpanan, pengeluaran,
distribusi serta pemakaian .
3) Pengendalian pada pos kegiatan. Hal ini berkaitan dengan laporan biaya dan
mengambil tindakan perbaikan jika diperlukan.
c. Kendala dalam pengendalian biaya bahan laundry
1) Tidak stabilnya kondisi pasar sehingga dapat mempengaruhi harga bahan.
d. Langkah-langkah dalam proses pengendalian
1) Membuat dasar untuk pelaksanaan, yaitu:
a) Standar kualitas adalah suatu mutudan pelayanan serta jasa yang harus
ditentukan atau dibuat patokan (tolak ukur). Untuk memudahkan
pelaksanaan pengendalian, standar ini dapat berupa peraturan, pembakuan
instruksi yang dituangkan dalam bentuk kebijakan isntitusi.
b) Standar kuantitas adalah ukuran berat, jumlah, dan volume yang
diwujudkan dalam ukuran bentuk.
c) Standart biaya adalah harga taksiran dari suatu barang atau jasa yang
digunakan untuk mengukur biaya lain. Hal ini berguna dalam menghitung
daya guna dari suatu pelaksanaan yang dibandingkan dengan biaya
sebenarnya. Juga merupakan petunjuk dari apa yang sedang dikerjakan
dibandingkan dengan apa yang seharusnya dikerjakan.
d) Standart prosedur. Berkenaan dengan cara/teknik yang ditetapkan sebagai
cara yang benar untuk kegiatan sehari-hari dalam proses penyelenggaraan
pelayanan laundry.
2) Melatih tenaga penyelengga pelayanan laundry untuk memahami dan
melaksanakan standart-standart yang telah ditetapkan
3) Memonitor, melihat, mengukur, mengecek pelaksanaan yang dilakukan
kemudian membandingkan antara pelaksanaan kegiatan yang benar-benar
dilakukan dengan standar yang telah dibuat sebelumnya. Bila terjadi
ketidaksamaan atau penyimpangan-penyimpangan yang merupakan umpan
balik (feed back) yang harus diperbaiki.
4) Menetapkan tindakan perbaikan/koreksi untuk mengatasi penyimpangan
dengan melaksanakan cara-cara yang telah disepakati berdasarkan data
kegiatan terdahulu
4. Pengendalian biaya tenaga/ harga tenaga
a. Tujuan
Untuk memaksimalkan efisiensi tenaga kerja secara berdaya guna sesuai dengan
standart kualitas dan pelayanan yang dilakukan, sehingga dapat tercapai tujuan
yang optimal
b. Faktor yang mempengaruhi biaya
1) Jenis pelayanan
2) Jumlah cucian yang dikerjakan setiap hari
3) jenis cucian yang dikerjakan setiap hari
4) Peralatan yang digunakan.
5) Jumlah tenaga kerja
c. Penghematan penggunaan tenaga
1) Pelaksanaan pencucian sesuai standart
2) Gunakan bahan yang sudah disiapkan
3) Buat standar performance dan produktivitas
4) Perencanaan dan taksiran tenaga yang dibutuhkan
5) Jadwal harus ketat dan tepat
6) Gunakan tenaga paruh waktu atau secara kontrak
7) Awasi kelebihan waktu
8) Gunakan peralatan yang tepat dan cukup
9) Sederhanakan setiap prosedur
10) Latih tenaga kerja untuk meningkatkan performance
11) Tanamkan disiplin pada pegawai
12) Gunakan catatan yang tepat
13) Awasi pertukaran / pelaksanaan kerja pegawai ( dalam hal libur )
14) Lakukan reorganisasi bila perlu
15) Perbaiki layout fasilitas

C. Tujuan Pengawasan Dan Pengendalian Mutu


1. Mengawasi setiap tahapan proses
2. Menjamin keamanan pelayanan yang dihasilkan
3. Menghasilkan pelayanan yang bermutu

D. Macam Pengendalian Mutu


Pelayanan laundry di rumah sakit dapat dikatakan berkualitas, bila hasil pelayanan
mendekati hasil yang diharapkan dan dilakukan sesuai dengan standar dan prosedur
yang berlaku. Beberapa pengendalian mutu di UnitLinen adalah sebagai berikut :
E. Indikator Mutu

1. KETEPATAN WAKTU PENDISTRIBUSIAN LINEN KE SUBDIVISI


JUDUL Ketepatan Waktu pengembalian linen bersih
DIMENSI MUTU Efektifitas ,akses, kenyamanan
TUJUAN Tergambarnya efektifitas pelayanan linen
DEFINISI Ketepatan waktu pengembalian linen ke Subdivisi adalah
OPERASIONAL ketepatan penyediaan linen pada unit sesuai dengan jadwal yang
telah di tentukan.

Jadwal Distribusi Linen :

Pagi : Jam 06.00 sampai dengan selesai (pengambilan )


Siang : Jam 11.00 sampai dengan selesai (pendistribusian )

Linen didistribusikan pk.11.00 sampai dengan selesai.


FREKUENSI 1 bulan sekali
PENGUMPULAN DATA
PERIODE ANALISA 1 bulan sekali
NUMERATOR Jumlah pengembalian linen bersih sesuai dengan pengambilan
linen kotor
DENOMERATOR Seluruh Subdivisi
SUMBER DATA Survey
STANDAR 100 %
PJ PENGUMPUL DATA Ka unit linen & tata graha
FORMAT PENCATATAN
Data ketepatan Waktu Penembalian linen bersih ke unit
Ruang
Waktu : siang
Tanggal Jumlah Waktu Pengembalian linen Ket
linen yang bersih
di ambil Tepat Tidak Tepat

Keterangan : Tulis penjelasannya jika terjadi


ketidaktepatan waktu pemberian

2. TIDAK ADANYA KESALAHAN DALAM PENDISTRIBUSIAN LINEN


JUDUL

Tidak Adanya Kesalahan Dalam Pendistribusian linen


DIMENSI MUTU Keamanan, Efisiensi
TUJUAN Tergambarnya kesalahan dan efisiensi pelayanan linen
DEFINISI Kesalahan dalam pendistribusian linen adalah kesalahan dalam
OPERASIONAL memberikan pelayanan linen pada pasien
FREKUENSI 1 bulan sekali
PENGUMPULAN
DATA

PERIODE
ANALISA 1 bulan sekali
NUMERATOR Jumlah pendistribusian linen kepada unit sesuai dengan
pengambilan linen kotor
DENOMERATOR Jumlah pendistribusian linen kepada unit yang di survey
SUMBER DATA Survey
STANDAR 100 %
PJ PENGUMPUL
DATA Kepala UnitLinen
FORMAT Data tidak adanya kesalahan dalam penggantian linen
PENCATATAN
Periode :
Ruang :
yg Tepat Salah
Tangga Keteranga
disurve penggantia penggantia
l n
y n n
Keterangan : Tulis penjelasannya jika terjadi
ketidaktepatan

3. TIDAKADA SISA LINEN DI LAUNDRY YANG TIDAK DIKEMBALIKAN


JUDUL Tidak ada sisa linen di laundry
DIMENSI MUTU Efektifitas dan Efisiensi
TUJUAN Tergambarnya efektifitas dan efisiensi Pelayanan unit linen
DEFINISI
OPERASIONAL Tidak ada sisa linen di laundry
FREKUENSI 1 bulan sekali
PENGUMPULAN DATA
PERIODE ANALISA 1 bulan sekali
NUMERATOR Jumlah kumulatif linen yang di survey
DENOMERATOR Jumlah linen yang di survey
SUMBER DATA Survey
STANDAR 100%
PJ PENGUMPUL DATA Ka unit linen

BAB IX
PENUTUP

Dengan tersusunnya pedoman pelayanan linen di Unit Linen ini, merupakan gambaran
tahap rencana kerja kegiatan dengan harapan dapat digunakan sebagai pedoman dalam
menjalankan tugas dengan baik dan benar sesuai ketentuan standar pelayanan kesehatan di
UnitLinen sehingga pelayanan kesehatan prima dapat terwujud.
Pedoman pelayanan Unit Linen ini disusun dengan memperhitungkan kondisi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh karenanya senantiasa untuk dilengkapi
sesuai kebutuhan tuntutan pelayanan.
Demikian pedoman pelayanan linen di Unit Linen dibuat untuk dijadikan dasar bagi
perbaikan yang akan dilakukan agar kualitas/mutu pelayanan linen nantinya tercapai dan
ditingkatkan. Agar dapat terlaksananya program pelayanan di Unit
Linen , maka perlu dukungan dan partisipasi dan dedikasi yang tinggi dan kerja keras
khususnya dari seluruh karyawan di Unit Linen dan dari semua pihak yang terkait serta
perhatian dan dukungan Rumah Sakit Perkebunanmengingat tantangan kedepan semakin
berat.

Anda mungkin juga menyukai