LINEN
ROLASNUSANTARA MEDIKA
RUMAH SAKIT BHAKTI HUSADA
2016
SURAT KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT
No.
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN LINEN
RUMAH SAKIT BHAKTI HUSADA
MEMUTUSKAN
:
: Keputusan Kepala Rumah Sakit Bhakti Husada Tentang Pedoman
Pelayanan Linen Rumah Sakit Bhakti Husada
KEDUA :
Pedoman Pelayanan Linen Rumah Sakit Bhakti Husada sebagaimana
KETIGA : tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Pedoman Pelayanan Linen Rumah Sakit Bhakti Husada harus dibahas
sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) tahun sekali dan apabila diperlukan,
KEEMPAT :
dapat dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan yang ada.
:
Pembinaan dan pengawasan pelayanan Linen Rumah Sakit Bhakti
Husada dilaksanakan oleh Manager Bidang Penunjang Medis Rumah
KELIMA :
Sakit Bhakti Husada
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :
Pada Tanggal : Juli 2016
Halaman Judul
Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit
Daftar Isi......................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN..........................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................................
B. Tujuan Pedoman.........................................................................................
C. Ruang Lingkup Pelayanan..........................................................................
D. Batasan Operasional...................................................................................
E. Landasan Hukum........................................................................................
BAB II. STANDAR KETENAGAAN........................................................................
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia.............................................................
B. Distribusi Ketenagaan ................................................................................
C. Pengaturan Jaga..........................................................................................
BAB III. STANDAR FASILITAS...............................................................................
A. Denah Ruangan...........................................................................................
B. Standar Fasilitas..........................................................................................
BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN................................................................
A. Mekanisme Pelayanan Linen Rumah Sakit ...............................................
B. Mekanisme Kegiatan Penyelenggaraan Linen ...........................................
BAB V. LOGISTIK.....................................................................................................
BAB VI. KESELAMATAN PASIEN..........................................................................
BAB VII. KESELAMATAN KERJA..........................................................................
BAB VIII. PENGENDALIAN MUTU.......................................................................
BAB IX. PENUTUP....................................................................................................
Lampiran ....................................................................................................................
Lampiran : Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit
Nomor :
Tanggal :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya persaingan pada berbagai
aspek,diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi agar mampu
bersaing dengan negara lain. Kesehatan dan linen merupakan faktor penting karena
secara langsung berpengaruh terhadap kualitas SDM, yang digambarkan melalui
pertumbuhan ekonomi, umur harapan hidup dan tingkat pendidikan. Salah satu upaya
meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit melalaui pelayanan penunjang medis ,
khususnya pelayanan dan pengelolaan linen Rumah Sakit.Kebutuhan akan linen disetiap
Subdivisi sangat bervariasi baik jenis , jumlah dan kondisinya.Alur pengelolaan linen
cukup panjang membutuhkan pengelolaan khusus dan banyak melibatkan tenaga
kesehatan dengan bermacam-macam klasifikasi . Klasifikasi tersebut terdiri dari tenaga
manajemen, tenaga kesehatan, laundry, serta tenaga kesehatan dan keselamatan
kerja.Untuk mendapatkan kualifikasi linen yang baik , nyaman dan siap pakai diperlukan
perhatian khusus seperti kemungkinan terjadinya pencemaran infeksi dan efek
penggunaan bahan-bahan kimia.
Pelayanan Linen Rumah Sakit merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
pendukung pelayanan yang penting. Linen yang bersih, rapi dan siap pakai bagi pasien
rawat inap maupun pasien rawat jalan menciptakan lingkungan yang menyehatkan.
Pelaksanaan pelayanan linen di Rumah Sakit Bhakti Husada memerlukan sebuah
pedoman sebagai acuan untuk pelayanan bermutu yang dapat mempercepat proses
pelayanan linen. Pedoman ini telah disesuaikan dengan perkembangan peraturan
perundang-undangan, . Sejalan dengan dilaksanakannya program akreditasi pelayanan
linen rumah sakit, diharapkan pedoman ini dapat menjadi acuan bagi Rumah Sakit
Bhakti Husada untuk melaksanakan kegiatan pelayanan linen yang berkualitas.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Dapat meningkatkan mutu pelayanan linen di rumah sakit.
b. Sebagai pedoman kerja untuk mendapatkan linen yang bersih , kering , rapi , utuh
dan siap pakai.
c. Sebagai panduan dalam meminimalisasi kemungkinan untuk terjadinya infeksi
silang.
d. Untuk menjamin tenaga kesehatan , pasien , keluaraga pasien , pengunjung dan
lingkungan dari terpapar bahaya potensial .
e. Untuk menjamin ketersediaan linen setiap unit pelayanan di rumah sakit.
f. Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan kepada paramedik maupun
karyawan secara umum di Rumah Sakit Bhakti Husada tentang prosedur
pengelolaan linen yang benar da tepat.
2. Tujuan Khusus:
a. Terlaksananya kegiatan Pelayanan linen sesuai perencanaan dan anggaran
kebutuhan bahan linen, sarana, dan prasarana di unit linen.
b. Penyelenggaraan linen yang berorientasi pada kebutuhan dan kepuasan pasien
maupun konsumen untuk menunjang pelayanan linen sesuai standard profesi dan
SPO serta kebijakan Direktur.
c. Tersedianya linen untuk pasien standard dan kebijakan direktur.
d. Terlaksananya pelayanan linen di Ruang Rawat Inap.
e. Terlaksananya pelayanan linen di Ruang Rawat Jalan.
f. Terlaksananya kegiatan pelatihan untuk pelaksana linen.
g. Terlaksananya evaluasi dan pelaporan semua kegiatan.
h. Meningkatkan mutu, dan efisiensi pelayanan linen di rumah sakit.
i. Terlaksananya higiene sanitasi dan keselamatan kerja.
D. Batasan Operasional
Pelayanan Linen Rumah Sakit
Kegiatan pelayanan linen di Rumah Sakit baik rawat inap maupun rawat jalan, untuk
keperluan pasien di Rumah Sakit Bhakti Husada, peningkatan pelayanan linen di
rawat inap maupun di rawat jalan sangat diperlukan untuk pelayanan profesional.
Pelayanan Linen
Rangkaian kegiatan linen yang dilakukan di Rumah Sakit Bhakti Husada untuk
memenuhi kebutuhan linen di Rumah Sakit Bhakti Husada. Pelayanan linen
merupakan upaya untuk peningkatan pelayanan yang baik dan benar dalam pelayanan
kesehatan pasien unit terkait.
Pelayanan Linen Rawat Inap
Pelayanan linen yang dimulai dari proses pelayanan meliputi perencanaan,
penyediaan linen sampai pendistribusian .
Pelayanan Linen Rawat Jalan
Serangkaian proses kegiatan pelayanan linen dari pelaksanaan pengambilan linen
kotor sampai pendistribusian , tanpa perencanaan serta penyediaan linen.
StandarUkuran
Ukuran linen sebaiknya dipertimbangkan tidak hanya dari sisi penggunaan , tetapi
juga dari biaya pengadaan dan biaya operasionalyang timbul.Makin berat dan luas ,
makin mahal biaya pengadaan dan pengoperasiannya. Dengan adanya ukuran tempat
tidur yang standart , misalnya 90 x200 cm , maka ukuran linen bisa distandartkan
menjadi : Laken : 200 x 240 cm , Stik : 100 x 200 cm , Slop : 50 x 70 cm , Perlak : 90
x 100 cm .
StandarJumlah
Serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur yang memungkinkan untuk
identifikasi idealnya jumlah stok linen adalah 5 park stok . 1park stok terpakai ,
1park stok dicuci , 1park stok cadangan , 1park stok sudah terjahit( linen jadi )
1park berupa bahan baku.
Standart Penggunaan
Linen yang baik seharusnya tahan cuci sampai 350 kali dengan prosedur normal .
Sebaiknya setiap Rumah Sakit menentukan standart kelayakan sebuah linen , apakah
dengan umur linen , kondisi fisik atau dengan frekwensi cuci.
Pemakaian Bahan
Pengaturan pola dan perhitungan unit cost bahan cuci guna untuk mengetahui
pemakaian bahan cuci sesuai dengan porsi yang sudah ditentukan
Bentuk Bahan
Detergen bubuk, bayclin cair, sabun hijau batang, sunlight cair dan kreolin cair
Jenis Cucian
Stik Laken, Laken, Selimut, masker, topi, handuk, perlak, sarung bantal, sarung
guling, gorden, vitrage, taplak, celemek, baju pasien, baju operasi, kain penutup,
macam-macam duk
Penerimaan Bahan Linen/ Laundry
Pemeriksaan, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas bahan sesuai dengan
spesifikasi dan pesanan yang ditetapkan
Penyimpanan Bahan Linen/ Laundry
Tata cara menata, menyimpan, menjaga keamanan bahan linen/laundry di gudang
penyimpanan bahan
Persiapan Bahan
Kegiatan Pengolahan bahan, meliputi menyiapkan bahan sesuai dengan berat
pengambilan cucian
Pengolahan Bahan Linen
Proses pemberian bahan laundry sesuai dengan berat cucian yang diambil
Distribusi Linen
Kegiatan penyaluran linen bersih secara sentralisasi sesuai dengan pengambilan linen
kotor yang didistribusikan kepada unit
Hygiene Linen
Kondisi dan perlakuan yang diperlukan untuk menjamin kebersihan dan keamanan
linen.
Sanitasi Laundry
Upaya untuk mengendalikan faktor kebersihan linen meliputi :SDM, tempat, dan
perlengkapan APD (Alat Pelindung Diri ) guna untuk mencegah infeksi silang.
4. Mutu Linen
Nilai yang ditentukan atas dasar kriteria cucian bersih wangi tidak bernoda dan
lembut.
Keamanan Linen
Kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah infeksi silang kemungkinan lain
yang dapat menggangu / merugikan dan membahayakan kesehatan.
E. Landasan Hukum
1. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No :
876/MENKES/SKVIII//2001 tentang Pedoman Analisis Dampak Lingkungan .
2. Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit menurut Departemen Kesehatan
Republik Indonesia Direktorat Jendral Pelayanan Medik.
3. Pedoman Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas C oleh Mentri Kesehatan
Republik Indonesia.
4. Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri
5. Keputusan Mentri Tenaga Kerja Republik Indonesia : 1204/MENKES/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lngkungan Rumah Sakit
6. Surat Keputusan No. XX-SURKP/RSP/15.004.11 tentang Kebijakan Pelayanan
Linen Kepala Rumah Sakit Bhakti Husada.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
PelayananLinen yang baik menjadi salah satu penunjang Rumah Sakit dalam penilaian
standar akreditasi untuk menjamin keselamatan pasien . Semakin baik pelayanan linen yang
diberikan oleh rumah sakit, maka semakin baik pula standar akreditasi rumah sakit tersebut.
Hal ini dapat terlaksana bila tersedia tenaga linen yang professional dalam memberikan
pelayanannya.
Manajemen penyelenggaraan linen pada suatu institusi yang khususnya pada
pengolahan linen bertujuan untuk memberikan dan menyediakan linen bagi konsumen/pasien
dengan sebaik-baiknya dari segi kualitas atau kuantitas sesuai dengan kebutuhan
konsumen/pasien. Untuk menciptakan suatu kondisi pengolahan linen institusi yang
berkualitas maka perlu disusun pengorganisasian seluruh unsur dalam penyelnggaraan
pelayanan linen. Dalam upaya menjamin pelaksanaan pelayanan linen yang optimal dirumah
sakit diperlukan adanya standar kebutuhan tenaga linen secara lebih rinci yang memuat jenis
dan jumlah tenaga.
Tenaga merupakan salah satu sumber daya penting karena menjadi kunci dalam
keberhasilan kegiatan penyelenggaraan pelayanan linen di Rumah Sakit. Berbagai fungsi
dalam manajemen Sumber Daya Manusia meliputi fungsi perencanaan, dan penentuan
kebutuhan staff (Staffing), rekruitmen, seleksi, pengembangan dan penilaian kinerja serta
sistem imbal jasa.
Suatu organisasi dalam unit Linen di Rumah Sakit seyogyanya menjamin bahwa
pembagian tugas didalamnya baik secara vertikal ataupun horizontal terjamindan tetap, dan
untuk menjamin tujuan yang sama maka diperlukan kerjasama yang baik dalam organisasi
tersebut.Unit Linen Rumah Sakit Bhakti Husada dimanajeri oleh seorang Kepala unit yang
mempunyai tugas mengatur agar sistem pelayanan linen di Rumah Sakit Bhakti Husada
berjalan lancar. Kepala unit linen mengepalai seluruh tenaga yang ada di unit Linen Rumah
Sakit Bhakti Husada.
B. Distribusi Ketenagaan
Tabel 02. Distribusi ketenagaan
No Kualifikasi Tenaga Jumlah (orang)
1 Kepalauniti Linen 1
2 Penanggung jawab linen 1
3 Tenaga laundry 1
Jumlah 3
C. Pengaturan Jaga
Tabel 03.Pembagian Jam Kerja Karyawan di unit Linen RS Bakti Husada
Waktu Kerja
No Tenaga Kerja
Shift Pagi Shift Siang
1 Kepala UnitLinen 07.00-14.00 -
2 Penanggung jawab linen Subdivisi 06.30 - 14.00 -
3 Tenaga laundry 06.00 - 14.00 -
BAB III
STANDAR FASILITAS
Kegiatan pelayanan linen di rumah sakit dapat berjalan dengan optimal bila didukung
dengan standar fasilitas berupa sarana dan prasarana yang memadai untuk melaksanakan
pelayanan linen rawat jalan, rawat inap dan pendistribusiannya. Agar penyelenggaraan linen
dapat berjalan dengan optimal, maka ruangan, peralatan dan perlengkapannya perlu
direncanakan dengan baik dan benar. Dalam merencanakan sarana fisik/bangunan untuk
Subdivisi pelayanan linen rumah sakit, maka diperlukan kesatuan pemikiran antara
perencanaan dan pihak manajemen yang terkait.
A. DENAH
Denah unitLinenterlampir
B. STANDAR FASILITAS
1. FASILITAS PELAYANAN LINEN
JUMLAH
NO. JENIS KELENGKAPAN JUMLAH STANDART YANG
DIMILIKI
1 Ruang Linen 1 Ada Ada
2 Meja 1 Ada Ada
3 Kursi 4 Ada Ada
4 Mesin Jahit 0 Ada tidak ada
5 Telepon 0 Ada tidak ada
6 Almari 4 Ada Ada
7 Kipas angin 1 Ada Ada
8 Fas bunga lengkap 0 Ada tidak ada
9 Hiasan dinding 0 Ada tidak ada
Formulir-formulir
10 (permintaan 1 Ada Ada
bahan,pelaporan)
11 Mesin cuci 2 Ada Ada
12 Daftar bahan Ada Ada
13 Setrika manual 3 Ada Ada
14 Buku- buku pedoman tata Ada Ada
laksana program
15 Standart Prosedur 17 Ada Ada
Operasional
16 Alat ukur berat badan Ada Ada
17 Meja laundry Ada Ada
18 Almari tempat penyimpanan Ada Ada
linen
Bak besar Tidak ada Ada
Timba Ada Ada
Timbangan linen 1 Ada
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN LINEN
2. Bahan Linen
Bahan linen yang digunakan biasanya terbuat dari :
a. Katun 100%
b. Flanel
c. Tetra
d. CVC 50% - 50%
e. Polyester 100%
f. Twill/drill
Pemilihan bahan linen hendaknya disesuaikan dengan fungsi dan cara perawatan
serta penampilan yang diharapkan
4. Petugas urusan linen memisahkan linen dari warna dan jenis masing masing
5. Petugas urusan linen melakukan pengecekan ulang jumlah dan jenis linen sebelum
dilakukan proses selanjutnya
CATATAN :
Penerimaan linen kotor mulai pk 06.00 pagi sampai dengan selesai
R. Inap
R. Jalan
Linen kotor Proses
OK, IGD, ICU, Gizi,
Cuci
Staf Sub Divisi Linen
Pencucian
pencucian
P.S
Kerusakan alat
Linen bersih
Kewaspadaan umum trasportasi
Linen steril
IPS
Distribusi
ALUR MANAJEMEN LINEN RUMAH SAKIT PERKEBUNAN
Pencatatan/Pelaporan
LINEN UNIT
PENGAMBILAN LINEN
RAWAT JALAN
PENGEMBALIAN
LINEN BERSIH
8. Pemilahan ( di set )
a. Pemilahan adalah suatu proses untuk memilah linen sebelum didistribusikan
ke unitsesuai dengan jenis jumlahnya .
b. Tujuannya untuk mengetahui jumlah dan jenis linen yang diambil dan yang
akan dikembalikan ke unit .
9. Pendistribusian linen
a. Pendistribusian linen adalah serangkaian kegiatan penyaluran linen sesuai
dengan jumlah dan jenis linennya.
b. Tujuannya supaya unit mendapatkan linen kembali sesuai dengan catatan.
Metode penyaluran linen yang digunakan di Rumah Sakit Bhakti Husada
adalah sentral, dimana linen didistribusikan secara terpusat dari unit linen.
Pendistribusian linen kepada unitdilakukan berdasarkan pengambilan linen
Pengambilan linen kotor dilakukan pagi hari pk.06.00 wib dan pendistribusisn
dilakukan siang hari sebelum pk.12.00 wib.
Sebelum dilakukan pendistribusian, penanggung jawab linen Subdivisi
melakukan pengecekan terlebih dahulu supaya linen benar benar siap pakai.
Petugas distribusi membagikan linen secara tepat dan benar kepada Subdivisi
sesuai dengan jumlah pengambilan linen.
Jadwal distribusi linen setiap hari dengan jam yang sama kecuali dibutuhkan.
A. Pengertian
Management pelayanan logistik Unitlinen merupakan penyelenggaraan pengurusan
bahan laundry dan barang untuk memenuhi kebutuhan pelayanan linen di rumah sakit
atau institusi secara teratur dalam kurun waktu tertentu secara cermat dan tepat dengan
biaya seefisien mungkin.
B. Tujuan
1.Tujuan operasional yaitu tersedianya barang atau material dalam jumlah yang tepat
dan kualitas yang baik pada waktu yang dibutuhkan
2.Tujuan keuangan yaitu agar tujuan operasional tersebut diatas cepat tercapai,
maksudnya dengan biaya yang rendah
3.Tujuan keutuhan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh gangguan yang
menyebabkan hilang atau kurang, rusak, pemborosan, penggunaan tanpa hak sehingga
dapat mempengaruhi pembukuan atau sistem akutansi.
2. Mutu
Bahan laundry yang diterima harus sesuai dengan spesifikasi bahan laundry di Rumah
Sakit Perkebuna
ALUR :
a. Barang datang semua diterima oleh penanggung jawab logistik
b. Penanggung jawab logistik mengecek sesuai permintaan.
c. Masing masing Unitmengambil barang ke gudang pengadaan.
d. Barang yang sudah diterima oleh subdiv, dicocokkan sesuai berkas dan di paraf
oleh subdiv gudang
Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah keadaan dimana pasien bebas dari
harm atau cedera, yang dapat meliputi penyakit, cedera fisik, psikologis,
sosial,penderitaan, cacat, kematian dan lainnya, yang seharusnya tidak terjadi.
Keselamatan pasien merupakan prioritas utama dalam pelayanan di Unitlinen,
mengingat linen juga berperan penting dalam kepuasan pasien dan keselamatan pasien.
Unit Linen, Keselamatan Pasien mencakup semua standar prosedur operasional
yang sudah dibuat untuk kegiatan pelayanan linen harus ditaati. Hasil akhir yang
diharapkan yaitu:
- Linen bersih
- Tidak ada kesalahan penentuan pemberian bahan laundry
- Tidak ada kesalahan komunikasi dalam pemahaman terhadap pemberian bahan
laundry.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan bagian integral dari perlindungan
terhadap pekerja dalam hal ini Unit Linen dan perlindungan terhadap rumah sakit. Karyawan
adalah bagian integral dari rumah sakit. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan
meningkatkan produktivitas karyawan dan meningkatkan produktivitas rumah sakit. Undang-
undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja adalah dimaksudkan untuk :
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada dalam
keadaan sehat dan selamat.
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.
Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan penyakit akibat kerja dapat digolongkan pada
tiga kelompok, yaitu :
a. Kondisi dan lingkungan kerja.
b. Kesadaran dan kualitas pekerja.
c. Peranan dan kualitas manajemen.
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dapat terjadi bila :
a. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus.
b. Alat-alat produksi tidak disimpan secara teratur menurut tahapan proses produksi.
c. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas
atau dingin.
d. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan lain-lain.
Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan petugas kesehatan meliputi :
a. Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus mendapatkan pelatihan
mengenai cara penularan dan penyebaran penyakit, tindakan pencegahan dan
pengendalian infeksi yang sesuai dengan protokol terpajan.
b. Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan penjelasan umum
mengenai penyakit tersebut.
c. Petugas kesehatan yang kontak langsung dengan pasien menular melalui udara harus
menjaga fungsi saluran pernafasan (tidak merokok) dengan baik dan menjaga
kebersihan tangan.
B. Tujuan
Menurut Undang-Undang Keselamatan Kerja Tahun 1970, syarat-syarat keselamatan
kerja meliputi seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya, dengan tujuan:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran
c. Mencegah dan mengurangi bahaya ledakan
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian lain yang berbahaya
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan
f. Memberi perlindungan pada pekerja
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan
getaran
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik/psikis,
keracunan, infeksi, dan penularan
i. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
j. Memelihara kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara, dan proses
kerja
k. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja alat kerja, lingkungan, cara, dan proses
kerjanya
l. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman, atau
barang
m. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
n. Mengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar muat, perlakuan, dan
penyimpanan barang
o. Mencegah terkena aliran listrik
p. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi
Pelayanan linen di rumah sakit dikatakan bermutu jika memenuhi 3 komponen mutu, yaitu :
1) Pengawasan dan pengendalian mutu untuk menjamin bahwa produk yang di hasilkan
aman
2) Menjamin Kepuasan Konsumen
3) Assesment yang berkualitas.
Mengingat ruang lingkup pelayanan linen di rumah sakit yang kompleks, maka perlu
menetapkan dan mengembangkan indikator mutu pelayanan linen agar tercapai pelayanan
linen yang optimal.
A. Pengertian
1. Pengawasan
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengusahakan agar
pekerjaan atau kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana, instruksi, pedoman,
standar, peraturan dan hasil yang telah ditetapkan sebelumnya agar mencapai tujuan
yang diharapkan.
Pengawasan bertujuan agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan
kebijakan yang telah ditetapkan dapat mencapai sasaran yang dikehendaki. Selain itu
pengawasan bertujuan untuk membina aparatur negara yang bersih dan berwibawa
2. Pengendalian
Pengendalian merupakan bentuk atau bahan untuk melakukan pembetulan atau
perbaikan pelaksanaan yang terjadi sesuai dengan arah yang ditetapkan. Pengertian
pengawasan dan pengendalian hampir sama. Perbedaannya jika pengawasan
mempunyai dasar hukum dan tindakan administratif, sedangkan pengendalian tidak.
Pengawasan dan pengendalian bertujuan agar semua kegiatan-kegiatan dapat tercapai
secara berdayaguna dan berhasilguna, dilaksanakan sesuai dengan rencana,
pembagian tugas, rumusan kerja, pedoman pelaksanaan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pengawasan dan pengendalian merupakan unsur penting
yang harus dilakukan dalam proses manajemen.
3. Evaluasi/penilaian
Evaluasi merupakan salah satu implementasi fungsi manajemen. Evaluasi ini
bertujuan untuk menilai pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana dan kebijakan
yang disusun sehingga dapat mencapai sasaran yang dikehendaki. Melalui penilaian,
pengelola dapat memperbaiki rencana yang lalu bila perlu, ataupun membuat rencana
program yang baru. Pada kegiatan evaluasi, tekanan penilaian dilakukan terhadap
masukan, proses, luaran, dampak untuk menilai relevansi kecukupan, kesesuaian dan
kegunaan. Dalam hal ini diutamakan luaran atau hasil yang dicapai.
PERIODE
ANALISA 1 bulan sekali
NUMERATOR Jumlah pendistribusian linen kepada unit sesuai dengan
pengambilan linen kotor
DENOMERATOR Jumlah pendistribusian linen kepada unit yang di survey
SUMBER DATA Survey
STANDAR 100 %
PJ PENGUMPUL
DATA Kepala UnitLinen
FORMAT Data tidak adanya kesalahan dalam penggantian linen
PENCATATAN
Periode :
Ruang :
yg Tepat Salah
Tangga Keteranga
disurve penggantia penggantia
l n
y n n
Keterangan : Tulis penjelasannya jika terjadi
ketidaktepatan
BAB IX
PENUTUP
Dengan tersusunnya pedoman pelayanan linen di Unit Linen ini, merupakan gambaran
tahap rencana kerja kegiatan dengan harapan dapat digunakan sebagai pedoman dalam
menjalankan tugas dengan baik dan benar sesuai ketentuan standar pelayanan kesehatan di
UnitLinen sehingga pelayanan kesehatan prima dapat terwujud.
Pedoman pelayanan Unit Linen ini disusun dengan memperhitungkan kondisi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh karenanya senantiasa untuk dilengkapi
sesuai kebutuhan tuntutan pelayanan.
Demikian pedoman pelayanan linen di Unit Linen dibuat untuk dijadikan dasar bagi
perbaikan yang akan dilakukan agar kualitas/mutu pelayanan linen nantinya tercapai dan
ditingkatkan. Agar dapat terlaksananya program pelayanan di Unit
Linen , maka perlu dukungan dan partisipasi dan dedikasi yang tinggi dan kerja keras
khususnya dari seluruh karyawan di Unit Linen dan dari semua pihak yang terkait serta
perhatian dan dukungan Rumah Sakit Perkebunanmengingat tantangan kedepan semakin
berat.