2018
KATA PENGANTAR
Rumah sakit adalah organisasi yang berkiprah dalam bidang jasa pelayanan kesehatan perorangan.
Dalam penyelenggaraan upaya pelayanan pada pasien rumah sakit didukung oleh banyak jenis
keterampilan SDM baik yang berbentuk profesi maupun non profesi.
Rumah Sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan mempunyai fungsi rujukan yang harus bisa
memberikan pelayanan kesehatan yang mengutamakan mutu dan keselamatan pasien. Dalam menjalankan
kegiatannya rumah sakit menyadari bahwa pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam bentuk
bermacam-macam asuhan yang merupakan bagian dari suatu sistem pelayanan yang terintegrasi dengan
para profesional di bidang pelayanan kesehatan. Dengan adanya pedoman ini diharapkan rumah sakit
dapat menerapkan model pelayanan yang akan membangun suatu kontinuitas pelayanan, menyelaraskan
kebutuhan asuhan pasien dengan pelayanan yang tersedia di rumah sakit, mengkoordinasikan pelayanan,
kemudian merencanakan pemulangan dan tindakan selanjutnya.
Semoga pedoman pelayanan pasien RSU Bhakti Rahayu Denpasar dapat berguna bagi seluruh
karyawan dan mitra RSU Bhakti Rahayu Denpasar.
Rahayu,
Penyusun
RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI RAHAYU
JL. GATOT SUBROTO II NO. 11 DENPASAR – BALI
TELP. (0361) 430270, 430245. FAX. (0361) 263371, 430833
EMAIL : bhakti_rahayu_dps@yahoo.co.id
TENTANG
Mengingat :
Pertama : Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Denpasar
Tentang Pedoman Pelayanan Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Denpasar
Kedua : Pedoman pelayanan Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Denpasar
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.
Keempat : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Denpasar
Tembusan :
1. Ketua Komite Medis
2. Arsip
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................... 3
C. Sasaran Pedoman......................................................................................3
D. Ruang Lingkup..........................................................................................3
E. Batasan Operasional..................................................................................3
BAB II STANDAR KETENAGAAN....................................................................6
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia dan Pola Ketenagaan........................6
BAB III STANDAR FASILITAS........................................................................16
A. Denah Ruang...........................................................................................59
B. Standar Fasilitas......................................................................................60
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN.......................................................63
A. Pemberian Pelayanan untuk Semua Pasien.............................................63
B. Kebijakan Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)....................................63
C. Pelayanan Pasien di masing-masing Unit...............................................91
D. Pelayanan Unit Admisi...........................................................................91
E. Pelayanan Instalasi Gawat darurat (IGD)...............................................95
F. Pelayanan Unit Bedah Sentral................................................................100
G. Pelayanan Unit Radiologi.......................................................................102
H. Pelayanan Unit Laboratorium................................................................106
I. Pelayanan Unit Farmasi..........................................................................107
J. Pelayanan Unit Kebidanan dan Perinatologi..........................................119
K. Pelayanan Unit Rawat Inap....................................................................126
L. Pelayanan Unit Perawatan Intensif.........................................................140
M. Pelayanan Unit rekam Medik.................................................................143
N. Pelayanan Unit Rawat Jalan...................................................................145
BAB V LOGISTIK..............................................................................................151
A. Pengertian...............................................................................................151
B. Tujuan.....................................................................................................151
C. Syarat Manajemen Logistik....................................................................151
D. Kegiatan Logistik di Instalasi.................................................................151
E. Standar Pengelolaan Peralalatan Keperawatan......................................152
F. Sistem Pengadaan dan Penyimpanan Obat dan Alkes...........................152
BAB VI KESELAMATAN PASIEN..................................................................158
A. Pengertian...............................................................................................158
B. Tujuan.....................................................................................................158
C. Standar Keselamatan Pasien...................................................................158
D. Tata Laksana Keselamatan Pasien.........................................................160
BAB VII KESELAMATAN KERJA..................................................................161
A. Pengertian...............................................................................................161
B. Tujuan.....................................................................................................161
C. Prinsip Keselamatan Kerja..................................................................... 162
D. Prosedur Keselamatan Kerja..................................................................162
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU.................................................................164
BAB IX PENUTUP............................................................................................. 170
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah organisasi yang berkiprah dalam bidang jasa pelayanan
kesehatan perorangan. Dalam penyelenggaraan upaya pelayanan pada pasien
rumah sakit didukung oleh banyak jenis keterampilan SDM baik yang berbentuk
profesi maupun non profesi.
Dalam menjalankan kegiatannya rumah sakit menyadari bahwa pelayanan yang
diberikan kepada pasien dalam bentuk bermacam-macam asuhan yang merupakan
bagian dari suatu sistem pelayanan yang terintegrasi dengan para profesional di
bidang pelayanan kesehatan. Dengan adanya pedoman ini diharapkan rumah
sakit dapat menerapkan model pelayanan yang akan membangun suatu
kontinuitas pelayanan, menyelaraskan kebutuhan asuhan pasien dengan pelayanan
yang tersedia di rumah sakit, mengkoordinasikan pelayanan, kemudian
merencanakan pemulangan dan tindakan selanjutnya. Hasilnya adalah
meningkatnya mutu asuhan pasien dan efisiensi penggunaan sumber daya yang
tersedia di rumah sakit.
Setiap pasien yang datang ke rumah sakit harus dijamin aksesnya untuk mendapat
pelayanan yang dibutuhkan, terjamin pula kontinuitas pelayanan yang didapat,
serta mendapatkan pelayanan yang terkoordinasi dan terintegrasi dari berbagai
asuhan dari para profesional pemberi asuhan pasien. Sehingga dapatlah
diharapkan hasil pelayanan yang efektif, efisien dan menjamin keselamatan
pasien, yang akhirnya bermuara pada kepuasan pasien dan pemenuhan hak
pasien.
Beberapa hal penting yang harus dikelola oleh rumah dakit adalah mengenali
dengan baik kebutuhan pasien yang mana yang dapat dilayani oleh rumah sakit,
mengatur pemberian pelayanan yang efisien kepada pasien dan melakukan
rujukan ke pelayanan yang tepat baik di dalam maupun ke luar rumah sakit serta
mengatur pemulangan pasien yang tepat ke rumah.
Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu Denpasar, adalah rumah sakit yang
memberikan pelayanan melalui penyelenggaraan pelayanan secara paripurna pada
unit gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, ruang tindakan dan ruang perawatan
khusus. Penyelenggaraan pelayanan dilaksanakan oleh berbagai kelompok
profesi. Para profesional utama yang memberikan asuhan kepada pasien di rumah
sakit adalah staf medis baik dokter umum maupun dokter spesialis, staf klinis
keperawatan (perawat dan bidan), nutrisionis dan farmasis yang rutin dan pasti
selalu berkontak dengan pasien, akan tetapi tidak kalah pentingnya profesional
lain yang berfungsi melakukan asuhan penunjang berupa analis laboratorium,
penata rontgen dan fisioterapis.
Secara garis besar ada empat kelompok SDM yang mendukung jalannya rumah
sakit yaitu, kelompok medis memberikan pelayanan asuhan medis, kelompok
keperawatan memberikan asuhan keperawatan, serta kelompok keteknisian medis
yang memberikan pelayanan penunjang medis, dan akhirnya adalah kelompok
administrasi yang memberikan pelayanan administrasi manajemen.
Pedoman ini akan membahas pengaturan apa dan bagaimana yang perlu dibuat di
rumah sakit sejak pasien menginjakkan kakinya di rumah sakit sampai pasien
dipulangkan ke rumah atau dirujuk ke sarana kesehatan lain atau meninggal
dunia. Pada semua alur perjalanan pasien ini telah ada standar yang ditetapkan
oleh kemenkes dalam Peraturan Menteri Kesehatan No …. Tahun 2013. Standar
tersebut disebut standar pelayanan berfokus pasien, yang dibagi menjadi 7
kelompok yaitu ARK (Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan), AP
(Asesmen Pasien), PAP (Pelayanan dan Asuhan Pasien), PAB (Pelayanan
Anestesi dan Bedah), PKPO (Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat),
MKE (Manajemen Komunikasi dan Edukasi) dan HPK (Hak Pasien dan
Keluarga), yang akan dibahas satu persatu dalam pedoman ini.
B. Tujuan Pedoman
a. Tujuan Umum
Tersedianya pedoman sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan dan
asuhan pasien yang professional dan bermutu.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui standar ketenagaan RSU Bhakti Rahayu Denpasar
2. Mengetahui standar fasilitas RSU Bhakti Rahayu Denpasar
3. Mengetahui tata laksana pelayanan RSU Bhakti Rahayu Denpasar
4. Mengetahui pnyediaan logistik RSU Bhakti Rahayu Denpasar
5. Mengetahui keselamatan pasien dalam pelayanan RSU Bhakti Rahayu
Denpasar
6. Mengetahui keselamatan kerja dalam pelayanan RSU Bhakti Rahayu
7. Mengetahui pengendalian mutu pelayanan RSU Bhakti Rahayu Denpasar
C. Sasaran Pedoman
Semua penyelenggara pelayanan dan asuhan pasien baik itu staf medis (dokter
umum/ dokter spesialis/ dokter gigi), paramedic (perawat, bidan), tenaga
kesehatan lainnya (nutrisionis/ ahli gizi, analis/ laboratorium, apoteker/ farmasi),
dan tenaga non kesehatan (administrasi, rekam medik, driver, petugas kebersihan,
petugas keamanan, teknisi), serta pasien yang terkait untuk bekerjasama dalam
pelaksanaan pelayanan dan shuhan pasien.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman pelayanan klinis ini adalah pelayanan kesehatan
perorangan tingkat pertama meliputi Instalasi Gawat Darurat, Rawat Inap, Rawat
Intensif, Laboratorium, Radiologi, dan Rawat Jalan.
E. Batasan Operasional
1. Unit Rawat Jalan
Fasilitas yang digunakan sebagai tempat konsultasi, penyelidikan,
pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter spesialis yang disediakan
untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat untuk penyembuhannya atau
tidak memerlukan pelayanan perawatan.
2. Unit Gawat Darurat
Fasilitas yang melayani pasien yang berada dalam keadaan gawat dan
terancam nyawanya yang membutuhkan pertolongan secepatnya.
3. Unit Rawat Inap
Fasilitas yang digunakan merawat pasien yang memerlukan perawatan lebih
dari 24 jam (pasien menginap di rumah sakit)
4. Unit Perawatan Intensif
Fasilitas untuk merawat pasien yang dalam keadaan sakit berat pasca operasi
berat maupun pasien yang bukan pasca operasi berat, yang memerlukan
perawatan secara intensif dan tindakan segera.
5. Unit Kebidanan dan Perinatologi
Fasilitas menyelenggarakan kegiatan persalinan, perinatal, nifas, dan
gangguan kesehatan reproduksi serta perawatan neonatus.
6. Unit Bedah Sentral
Instalasi bedah adalah suatu unit khusus di rumah sakit yang berfungsi
sebagai tempat untuk melakukan tindakan pembedahan secara elektif maupun
akut, yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus lainnya.
7. Unit Farmasi dan Apotek
Fasilitas untuk penyediaan dan membuat obat racikan, penyediaan obat paten,
serta memberikan informasi dan konsultasi perihal obat.
8. Unit Radiologi
Fasilitas untuk melakukan pemeriksaan terhadap pasien dengan menggunakan
energy radioaktif dalam diagnosis dan pengobatan penyakit.
9. Unit Laboratorium
Fasilitas kerja khususnya untuk melakukan pemeriksaan dan penyelidikan
ilmiah misalnya (fisika, kimia, hygiene, dan sebagainya).
10. Unit Administrasi dan Rekam Medis
Suatu unit dalam rumah sakit tempat melaksanakan kegiatan administrasi dan
pencatatan dan tempat melaksanakan kegiatan merekam dan menyimpan
berkas-berkas identitas pasien, riwayat penyakit, hasil pemerksaan dan
pengobatan yang diterapkan secara terpusat/ sentral.
11. Unit Gizi/ Dapur
Fasilitas melakukan proses penanganan makanan dan minuman meliputi
kegiatan : pengadaan bahan mentah, penyimpanan, pengolahan, dan penyajian
makanan-minuman.
12. Instalasi Cuci/ Laundry
Fasilitas untuk melakukan pencucian linen yang terdiri dari : penerimaan,
desinfeksi bila perlu, cuci dan pemisahan, pengeringan, seterika, perbaikan,
pemberian kode dan bungkus, penyimpanan, persiapan pengiriman, dan
pengiriman.
13. Pemulasaran Jenazah
Fasilitas untuk meletakkan / menyimpan sementara jenazah sebelum diambil
oleh keluarganya, memandikan jenazah, pemulasaran dan pelayanan forensik.
BAB II
STARNDAR KETENAGAAN
Rencana Ketenagaan
1. Dokter Umum 4 11
2. Dokter Gigi 1
1. Penyakit 1 5
Dalam
2. Anak 1 5
3. Bedah 1 5
4. Obstetri & 1 4
Ginekologi
5. THT 2
6. Urologi 1
7. Jantung 1
8. Mata 4
9. Kejiwaan 1
10. Orthopedi 2
11. Saraf 1
13. Anastesi 5
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
T
VIP I.A
R. VK
VIP 103 / I.A 106 / 104
101 105 /
R. INSTALASI 103
FARMASI
104 / 102 LABORATORIUM
R. KANTIN
OBSERVASI
SELASAR
U RO5 SA
I 6 R R
APA
NG .R 21 A 6/ EVAK
20 A R
II.B
LORONG
B 9/ II.B UASI
7 W
21 2 2A
0 1 1T
8 7
/ /
2 2
0 0
9 8
B. Standar Fasilitas
Fasilitas yang disediakan oleh RSU Bhakti Rahayu Denpasar,meliputi :
Fasilitas Pelayanan :
Unit Rawat Jalan Ruang Operasi
UGD Ruang Kebidanan dan
Poli Umum Perinatologi
Poli Spesialis ICU
USG BDRS
Farmasi
Fasilitas lain :
Penyuluhan Kesehatan
Home care
Fasilitas antar jemput pasien
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
Pelayanan asuhan yang diberikan oleh semua Profesional Pemberi Asuhan (PPA)
dikoordinasikan, diintegrasikan dan didokumentasikan pada form Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT). Dokter penanggung jawab pelayanan
(DPJP) sebagai pimpinan klinis/ketua tim Professional Pemberi Asuhan (Clinical
Leader). PPA sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi interprofesional,
menggunakan alur klinisClinical Pathway, perencanaan dan pemulangan pasien
terintegrasi/integrated discharge planning. Manajer pelayanan/Case Manager
menjaga kesinambungan pelayanan. Keterlibatan serta pemberdayaan pasien dan
keluarga dalam asuhan bersama PPA. Semua perintah/order ditulis dalam kolom
instruksi pada form asesmen awal dan CPPT.
STANDAR PAP 3
Kelompok tersebut diatas dikatakan populasi dengan risiko tinggi oleh karena
mereka tidak dapat menyampaikan keinginannya, tidak mengerti/mampu
memahami proses asuhan yang diberikan, dan tidak dapat ikut serta dalam
mengambil keputusan terkait dirinya.
Dokumentasi pelaksanaan pelayanan pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi
yaitu dengan menyediakan formulir khusus mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan selama proses pelayanan berjalan. Dokumentasi yang diperlukan oleh
pelayanan secara tim untuk bekerja dan berkomunikasi secara efektif. Masing-masing
pasien berisiko tinggi dan pelayanan berisiko tinggi mempunyai formulir mulai dan
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan selama proses pelayanan berjalan.
Pertimbangan persetujuan khusus bila diperlukan. Untuk semua tindakan pada pasien
berisiko tinggi dan layanan berisiko tinggi diatur sesuai dengan kebijakan dari
masing-masing layanan dengan menanda-tangani informed consent.
Masing-masing layanan mempunyai pemantauan selama pelaksanaan tindakan seperti
pemantauan pemberian darah dan produk darah, pemberian kemoterapi. Ketersediaan
dan penggunaan peralatan khusus. Untuk ketersediaan dan penggunaan peralatan
khusus untuk pasien berisiko tinggi dan pelayanan berisiko tinggi maupun ruangan
khusus tersedia sesuai dengan standar. Alat baru sudah dilakukan uji fungsi dan
kalibrasi dan pemeliharaan secara rutin sesuai dengan standar.
Rumah sakit juga sudah melakukan Upaya Untuk Mengurangi Risiko
Atau mencegah terjadi komplikasi baik pada pasien dengan risiko tinggi ataupun
akibat dari pelayanan risiko tinggi, maka upaya yang dilakukan Rumah Sakit Umum
Bhakti Rahayu Denpasar adalah:
a) Bila pasien berisiko jatuh, dilakukan asesmen jatuh yang terdokumentasi
dalam Form Pengkajian Risiko Jatuh dan pastikan bed Rail selalu dalam
keadaan terpasang
b) Bila pasien berisiko terjadi dekubitus lakukan pengakajian skin integritas,
Form Pengkajian Integritas Kulit pengkajian veskuler dan pasien dilakukan
miring kiri/miring kanan setiap 2 jam.
E. Penanganan Pajanan/Paparan
Bila terjadi paparan / pajanan pada petugas dimasing-masing ruangan sudah
disediakan spil kit
Pemantauan pelaksanaan pengembangan pelayanan risiko tinggi dilakukan
pemantauan dan dijadikan indicator mutu yang dimasukan kedalam program
peningkatan mutu Rumah Sakit. Seperti pemantauan reaksi transfusi, respon
time di UGD, angka kejadian VAP dan kejadian ekstravasasi, respon time
code blue
Pasien yang memerlukan bantuan alat bantu napas baik alat napas non invasive
(oksigen Nasal, Masker, Rebreating) dan invasive (Ventilator) dan pasien koma
dirawat di ruang Intensif.
Pasien dengan ventilasi mekanik dirawat di Ruang Intensif (ICU,) dimana
pemantauan ketat selama 24 jam dibawa pengawasan Intensiv dan perawat dengan
pelatian kompetensi khusus.
Untuk pasien-pasien koma dengan gangguan ventilasi dan oksigenasi dirawat di
ruang intensif yang memenuhi kriteria fisiologis masuk da keluar intensif
Pelaksanaan asuhan pasien dengan alat bantu hidup dilakukan oleh dokter intensivist.
Dokumentasi pelaksanaan asuhan pada pasien dengan alat bantu hidup dan pasien
koma menggunakan Form khusus.
Pasien dengan alat bantu napas non invasive dapat dirawat di ruang biasa atau
intermediate sesuai dengan kondisi pasien .
STANDAR PAP 4
a. Makanan atau nutrisi yang sesuai untuk pasien tersedia secara regular. Bila pasien
ada pantangan terhadap makanan tertentu ada menu pilihan untuk pasien.
b. Sebelum memberi makan pasien, semua pasien rawat inap telah memesan
makanan dan dicatat. Setiap pasien baru dibuatkan amprahan makanan sesuai
dengan diet dan kebutuhan pasien yang dibuat dalam daftar permintaan makanan.
c. Pesanan makanan pasien sesuai dengan instruksi diet yang dibuat oleh dokter.
d. Makanan disiapkan dengan cara mengurangi resiko kontaminasi dan
pembusukan. Makanan jadi yang siap dikonsumsi dan aman ditempatkan pada
wadah seperti nasi, nasi tim, bubur, lauk ditutup dengan plastic wraf. Untuk
makanan cair dan juice buah dengan gelas plastic dilengkapi dengan tutup dan
siap didistribusikan.
Makanan disimpan dengan cara mengurangi resiko kontaminasi dan pembusukan
1. Makanan basah lauk hewani disimpan di freezer dengan suhu -10°C sampai
dengan - 5°C.
2. Sayuran dan buah di simpan dengan suhu 5°C sampai dengan 15°C.
3. Rotasi penyimpanan makanan dengan menggunakan system FIFO ( First In
dan First Out )
4. Makanan kering disimpan pada suhu ruangan 22 C sampai dengan 2 C
dengan system FIFO.
5. Produk nutrisi enteral disimpan sesuai rekomendasi pa rik. Pen impanan
nutrisi enteral sama dengan pen impanan ahan kering disimpan pada suhu
ruangan 22 C-2 C dengan s stem FIFO.
e. Distribusi makanan secara tepat waktu, dan memenuhi permintaan khusus.
Makanan yang sudah diolah mengalami penyimpanan dalam rentang waktu 1 s/d
2 jam menunggu waktu distribusi.
f. Bila keluarga menyediakan makanan, mereka diberikan edukasi tentang
pembatasan diet pasien. Untuk pasien dirawat diberikan edukasi bila pasien
dengan diet khusus dan pasien lainnya untuk melapor ke perawat bila membawa
makanan dari rumah.
PAP 5
SKRINING, PELAYANAN ASUHAN GIZI, DAN EDUKASI GIZI
1. Skrining Gizi
Tahapan pelayanan gizi rawat inap diawali dengan skrining /penapsiran gizi oleh
perawat dan penetapan order diet awal (preskripsi diet awal) oleh dokter. Skrining
gizi bertujuan untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko, tidak berisiko
malnutrisi atau kondisi khusus. Kondisi khusus yang dimaksud adalah pasien
dengan kelainan metabolic, anak, geriatrk, kanker dengan kemoterapi/radiasi,
luka bakar, pasien dengan imunitas menurun, sakit kritis dan sebagainya. Skrining
dilakukan pada pasien baru 1 x 24 jam setelah pasien masuk rumah sakit.
2. Proses Asuhan Gizi
a. Pengkajian / Asesmen Gizi
1) Kegiatan asesmen/pengkajian gizi dilakukan oleh nutrisionis (ahli gizi)
berdasarkan hasil skrining, ditulis pada form Asuhan Gizi
2) Kegiatan asuhan gizi meliputi pengkajian (antropometri, biokimia,
klinis/fisik, riwayat nutrisi) menggunakan form Asuhan Gizi
b. Penentuan Diagnosis Gizi
Menentukan diagnose gizi dan penyebab dari masalah gizi untuk pasien yang
berisiko dilakukan oleh nutrisionis (ahli gizi)
c. Intervensi / Rencana Terapi Nutrisi
1) Rencana terapi nutrisi berdasarkan hasil pengkajian status gizi dan
kebutuhan pasien oleh ahli gizi, disetujui oleh DPJP.
2) Perencanaan nutrisi enteral dan makanan ditentukan oleh dokter DPJP dan
ahli gizi
3) Perhitungan kebutuhan zat gizi untuk pasien berdiet khusus dilakukan
oleh ahli gizi disetujui dokter DPJP
d. Pemberian Nutrisi / Diet
1) Pemberian nutrisi berdasarkan status gizi, kebutuhan pasien, dan penyakit
pasien, dicatat pada form Asuhan Gizi
2) Nutrisi enteral disediakan di Unit Gizi dan diberikan oleh perawat bila
lewat NGT dan bila per oral diberikan oleh pramusaji sesuai etiket diet
dengan pengawasan oleh ahli gizi
3) Diet/makanan pasien diberikan oleh pramusaji sesuai etiket diet dengan
pengawasan ahli gizi
e. Pemberian Makanan pada Pasien Kondisi Khusus
Pasien dalam kondisi khusus, seperti mual dan muntah belum bisa makan /
atau makan dimuntahkan, pasien baru datang diluar jam makan, pasien
pembatalan operasi dapat diberikan makanan sesuai kebutuhan pasien.
f. Monitoring dan evaluasi
Hasil pemantauan dan evaluasi terapi gizi , setiap hari untuk pasien malnutrisi
berat dan yang lain setiap 3 hari sekali. Monitoring dicatat pada lembaran
asuhan gizi monitoring dan evaluasi. Tercatat di CPPT dengan metode
ADIME (Asesmen, Diagnosis gizi, Intervensi, monitoring dan evaluasi).
1) Pemantauan asupan makan pasien
a) Dilakukan dengan mengamati sisa makanan dengan menggunakan
metode Comstock dilakukan oleh pramusaji dengan pengawasan ahli
gizi.
b) Pemantauan asupan makan dilakukan pada setiap 3 hari sekali kecuali
pada pasien kritis dan gizi buruk dilakukan setiap hari.
2) Pemantauan status gizi :
a) Pemantauan berat badan, Lingkar Lengan Atas (LILA), oleh perawat
atau ahli gizi untuk pasien berisiko tinggi setiap 7 hari sekali
b) Pemantauan berat badan pada pasien anak gizi buruk dilakakukan
setiap hari
c) Hasil pemantauan berat badan / LILA dicatat di CPPT
3) Pemantauan hasil pemeriksaan laboratorium terkait gizi
Dilakukan setiap ada pemerikasaan laboratorium yang terkait dengan gizi
4) Pemantauan keadaan klinis/fisik pasien yang terkait gizi
a) Pemantauan fisik klinis yang terkait gizi dengan pengamatan langsung
dan hasil pemeriksaan dokter
b) Hasil pemantauan keadaan klinis/fisik terkait dicatat pada CPPT
g. Tindak lanjut
Bila asupan makan kurang dari 50% dilakukan tindak lanjut dengan
memberikan makanan modifikasi. Makanan modifikasi dapat diberikan
dengan formula komersial khusus sesuai jenis penyakit, bila asupan masih
kurang dilaporkan ke DPJP.
h. Re-Asesment/ Pengkajian Ulang
1) Re-asesment pasien rawat inap dilakukan setiap 3 hari sekali bila asupan
gizi kurang dan ditulis dengan ADIME di CPPT
2) Pasien yang berisiko rendah dilakukan Re-asesmen minimal 7 hari
3. Edukasi Gizi / Konsultasi Gizi Rawat Inap
a. Sebelum memberikan edukasi gizi terlebih dahulu harus melihat Pengkajian
Kebutuhan edukasi dan informasi
b. Materi yang dijelaskan di awal di rawat di RS adalah penjelasan tentang jenis
makanan/ diet yang diberikan, jadwal makan, melaporkan jika pasien tidak
mau/tidak menghabiskan makanannya. Bagi pasien yang berdiet khusus
dijelaskan bahan makanan yang boleh dan tidak boleh.
Pemberian edukasi awal ditulis pada Form Pengkajian Kebutuhan edukasi dan
informasi atau Form Edukasi terintergrasi
c. Konsultasi Gizi pada pasien yang akan pulang yang diet khusus menggunakan
media (leaflet/brosur diet) lengkap dengan rincian makanan dalam sehari.
Konsultasi gizi diberikan oleh ahli gizi dan bukti konsultasi gizi ditulis pada
Form Edukasi terintegrasi
4. Edukasi Keluarga Membawa Makanan Bagi Pasien
a. Edukasi diberikan tentang pengaturan diet pasien dan resiko kontaminasi serta
pembusukan.
b. Edukasi keluarga yang membawa makanan hanya bagi pasien yang tidak
berdiet khusus/ makanan biasa dan melapor kepada ahli gizi atau perawat.
Makanan yang dibawa harus segera dikonsumsi oleh pasien dan tidak
disimpan diruangan.
5. Edukasi/konsultasi Gizi Rawat Jalan
a. Konsultasi pasien rawat jalan berdasarkan rujukan dari poli-poli specialis,
b. Kegiatan konsultasi dilakukan mulai dari pengkajian gizi sampai rencana
terapi dilakukan oleh ahli gizi
c. Penjelasan pengaturan diet diberikan oleh ahli gizi berdasarkan terapi dokter
specialis
PENGELOLAAN NYERI
STANDAR PAP 6
1. Semua pasien yang mendapat layanan di RSU Bhakti Rahayu Denpasar dilakukan
skrining nyeri. Penilaian nyeri yang dilakukan mengacu kepada Wordl Health
Organization (WHO) – 3 Step Ledder Pain Management Guidelines. Semua
pasien dilakukan skrining nyeri oleh [erawat dan di tulis pada Form pengkajian
awal keperawatan dan dilanjutkan ke form pengkajian awal nyeri .
2. Pasien mengalami kesakitan nyeri mendapatkan asuhan sesuai dengan pedoman
pengelolaan nyeri. Penilaian nyeri dilakukan dengan menggunakan :
1. Dewasa : penialaian nyeri dilakukan dengan menggunakan Numeric Rating
Scale (NRS) dan Wong Baker Face
2. Anak – anak : Face, Legs, Activity, Cry dan Consolability ( FLACC)
3. Pasien dengan penurunan kesadaran / pasien tidak sadar dengan Behavioral
Pain Scale (BPS)
4. Pasien persalinan
Intepretasi pembagian nyeri sebagai berikut :
Pemberian kenyamanan
keperawatan
Paracetamol
STANDAR PAP 7
1. Untuk pasien yang dinyatakan mengalami tahap akhir kehidupan atau tahap
terminal, maka dilakukan asesmen dengan menggunakan form pengkajian tahap
terminal pasien dan keluarga. Asesmen dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
sesuai dengan kondisi pasien dan keluarganya.
Pasien dalam proses kematian mempunyai kebutuhan yang unik, semua asuhan
yang diberikan kenyamanan dan menghormati martabat pasien selama stadium
akhir kehidupan. Asesmen awal dan asesmen ulang pasien tahap terminal
meliputi :
a. Gejala mual dan kesulitan bernafas
b. Factor yang memperparah gejala fisik
c. Manajemen gejala sekarang dan respon pasien
d. Orientasi spiritual pasien dan keluarga serta keterlibatan dalam kelompok
agama tertentu
e. Keprihatinan spiritual pasien dan keluarga seperti putus asa, penderitaan dan
rasa bersalah
f. Status psikososial pasien dan keluarga seperti kekerabatan, kelayakan
perumahan, pemeliharaan lingkungan, serta cara mengatasi serta reaksi pasien
dan keluarga menghadapi penyakit.
g. Kebutuhan bantuan atau penundaan layanan untuk pasien dan keluarganya
h. Kebutuhan alternative layanan atau tingkat layanan
i. Faktor resiko bagi yang ditinggalkan dalam hal cara mengatasi potensi reaksi
patologis atas kesedihan
2. Kriteria untuk penyakit terminal ditetapkan sebagai berikut :
a. Penyakit yang tidak dapat disembuhkan
b. Mengarah pada kematian
c. Diagnose medis sudah jelas
d. Tidak ada obat untuk menyembuhkan penyakit
e. Prognosis jelek
f. Bersifat progresif
Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola pasien tahap terminal meliputi :
1. Mendidik pasien dan staf tentang pengelolaan gejala-gejala. Melatih staf tentang
komunikasi efektif dan cara merespon setiap keluhan keluarga terhadap gejal-
gejala yang timbuldan menerapkan prinsip caring dalam memberikan asuhan
keperawatan
2. Pelayanan pasien tahap terminal memperhatikan upaya intervensi dilakukan untuk
mengatasi rasa nyeri
3. Pasien dalam proses kematian mempunyai kebutuhan yang unik, semua asuhan
yang diberikan kenyamanan dan menghormati martabat pasien selama stadium
akhir kehidupan .
4. Pasien dan keluarga ikut dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan asuhan
termasuk keputusan DNR. Penentuan DNR dilakukan pada pasien – pasien yang
sudah ditegakkan diagnosanya.
A. Pelayanan Pendaftaran
1. Pendaftaran Rawat Jalan (Registrasi)
Pasien atau keluarga pasien melakukan pendaftaran pasien ke bagian
pendaftaran rumah sakit dengan menunjukkan kartu berobat pasien (bila
telah pernah berobat sebelumnya) maupun mendaftar sebagai pasien baru.
Untuk pasien baru, pasien atau keluarga pasien mengisi formulir data
sosial yang telah disediakan dibantu oleh petugas pendaftaran. Petugas
pendaftaran memasukkan data ke Sistem Informasi Rumah Sakit.
Setiap pasien baru akan mendapatkan nomor pasien yang akan dicetak
pada kartu pasien sebagai kartu pengenal, yang dibawa pada setiap
kunjungan berikutnya.
Pada saat mendaftar pasien atau keluarga pasien akan ditanya oleh bagian
pendaftaran poliklinik yang akan dituju. Selanjutnya pasien atau keluarga
pasien diarahkan ke piliklinik tersebut sambil menyampaikan jadwal
poliklinik yang dituju oleh pasien.
Sedangkan berkas rekam medis pasien akan diantar oleh bagian rekam
medis ke poliklinik yang dituju pasien.
Untuk pasien perusahaan/asuransi yang bekerjasama dengan RSU Bhakti
Rahayu Denpasar wajib menunjukkan surat pengantar dari perusahaan
dan/atau kartu keanggotaan asuransi yang masih berlaku.
Setelah mendapat pelayanaan kesehatan rawat jalan, ada beberapa tindak
lanjut yang didapatkan, antara lain :
Pasien boleh langsung pulang.
Pasien diberi surat control atau kartu perjanjian oleh petugas
poliklinik untuk datang kembali pada hari dan tanggal yang telah
ditetapkan.kepada pasien yang diminta datang kembali, harus lapor
kembali kepada petugas pendaftaran.
Pasien dirujuk ke poliklinik lain
Pasien dirujuk/dikirim ke rumah sakit lain
Pasien harus dirawat
2. Pelayanan Pendaftaran Gawat Darurat.
Pendaftaran pasien yang datang ke IGD dilakukan oleh pasien atau
keluarga pasien di bagian pendaftaran rawat jalan dibantu oleh petugas
pendaftaran. Bila keluarga tidak ada, petugas IGD bekerja sama dengan
petugas pendaftaran untuk mendapatkan identitas pasien.sebagai bukti
pasien sudah mendaftar, maka petugas pendaftaran akan menyiapkan
berkas rekam medis untuk diisi oleh paramedic dan dokter IGD yang
bertugas. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung
diberikan pelayanan kesehatan di IGD terlebih dahulu.
Setelah mendapat pelayanan kesehatan rawat jalan, ada beberapa tindak
lanjut yang didapat,antara lain :
Pasien boleh langsung pulang
Pasien dirujuk ke poliklinik lain
Pasien dirujuk/dikirim ke rumah sakit lain
Pasien diberi kartu perjanjian oleh petugas untuk datang kembali
pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan . kepada pasien yang
diminta datang kembali, harus lapor kembali ke bagian
pendaftaran.
Pasien harus dirawat
Admission pasien rawat inap bisa berasal dari : IGD dan Poliklinik.
Setelah pasien dan atau keluarga setuju dirawat inap atas anjuran dokter
yang memeriksa maka pasien menjalani tahap admission rawat inap untuk
proses pencarian kamar perawatan yang sesuai. Petugas admission akan
mengurus proses administrasi dengan keluarga atau penanggungjawab
pasien. Setelah kamar yang ditentukan disetujui oleh pasien dan keluarga
maka keluarga diminta mengisi dan menandatangani form persetujuan
rawat inap. Petugas admission akan menjelaskan peraturan dan tata tertib
selama pasien dirawat, hak dan kewajiban pasien, serta menjelaskan jika
pasien mengajukan pertanyaan mengenai perkiraan biaya selama dirawat
di RS.
Pasien perusahaan dan asuransi harus membawa kartu asuransi atau surat
pengantar dari perusahaan. Petugas admission akan menghubungi
perusahaan/asuransi untuk melaporkan pasien baru rawat inap agar segera
dikirimkan surat jaminannya. Untuk pasien perusahaan dan asuransi, RSU
Bhakti Rahayu Denpasar hanya menerima pasien perusahaan/ asuransi
yang bekerja sama dengan RSU Bhakti Rahayu Denpasar. Bila telah
disetujui oleh perusahaan kemudian petugas mencari ketersediaan kamar
perawatan yang sesuai dengan hak pasien dari perusahaan/asuransi.
Pembinaan dan pelaksanaan pekerjaan penerimaan pasien dengan baik
menciptakan tanggapan yang baik dari pasien-pasie yang baru masuk,
menjamin kelancaran dan kelengkapan catatan-catatan serta menghemat
waktu dan tenaga. Untuk lancarnya proses penerimaan pasien 4 hal
berikut ini perlu diperhatikan, yaitu :
Petugas yang kompeten
Cara penerimaan pasien yang tegas dan jelas (clear cut)
Ruang kerja yang menyenangkan
Lokasi yang tepat dari bagian penerimaan pasien.
2. Metode
Metode Pelayanan
a. Metode pelayanan di IGD menggunakan Metode Tim
b. Instalasi gawat darurat memberlakukan 3 kali shift jaga dimana
pelaksanaannya dibawah tanggung jawab Kepala ruangan. Setiap tim jaga
dipimpin oleh Kepala jaga yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
perawatan selama 24 jam. Shift jaga dibagi menjadi tiga shift antara lain :
1) Shift pagi : 08.00 wita - 14.00 wita
2) Shift sore : 14.00 wita - 20.00 wita
3) Shift malam : 20.00 wita - 08.00 wita
3. Langkah Kegiatam
a) Tata Laksana Pendaftaran Pasien IGD
1) Pendaftaran pasien yang datang ke IGD dilakukan oleh pasien /
keluarga dibagian admission.
2) Bila keluarga tidak ada petugas IGD bekerja sama dengan securiti
untuk mencari identitas pasien.
3) Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian admission akan
memberikan status untuk diisi oleh dokter IGD yang bertugas.
4) Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung
diberikan pertolongan di IGD, sementara keluarga / penanggung jawab
melakukan pendaftaran di bagian admission
1. Ruang lingkup
Ruang lingkup pelayanan Unit Radiologi RSU Bhakti Rahayu Denpasar
meliputi :
a) Pelayanan Radiologi Pasien IGD
Pelayanan Radiologi Pasien IGD adalah pelayanan radiologi dimana
pasien yang akan dilakukan tindakan radiologi berasal dari IGD yang
sifatnya emergency.
b) Pelayanan Radiologi Pasien Rawat Inap
Pelayanan Radiologi Pasien Rawat Inap adalah pelayanan radiologi
dimana pasien yang akan dilakukan tindakan radiologi berasal dari Rawat
Inap.
c) Pelayanan Radiologi Pasien Rawat Jalan
Pelayanan Radiologi Pasien Rawat Jalan adalah pelayanan radiologi
dimana pasien yang akan dilakukan tindakan radiologi berasal dari Poli
Umum maupun pasien dari dokter di luar RSU Bhakti Rahayu Denpasar.
2. Metode Pelaksanaan
Pelayanan dan tindakan radiodiagnostik dilakukan hanya berdasarkan
permintaan dokter secara tertulis dan mencantumkan diagnosa klinis dan hasil
pemeriksaan medis lain yang terkait. Pasien datang ke bagian radiologi
dengan membawa form permintaan radiologi yang menyertakan nama jelas
Dokter pengirim serta klinis maka pemeriksaan langsung bisa dilaksanakan.
Petugas Radiologi melakukan pemeriksaan pada objek sesuai dengan
permintaan Dokter pengirim. Pelaksanaan pemeriksaan harus sesuai SPO
pemeriksaan yang berlaku dan tetap mengedepankan proteksi radiasi
3. Langkah Pelayanan
a) Pelayanan Radiologi Pasien Rawat Inap
1) Dokter memeriksa keluhan pasien
2) Dokter membuat jenis permintaan pemeriksaan radiologi
3) Perawat menghubungi petugas radiologi
4) Perawat membawa pasien dan surat pengantar pemeriksaan radiologi
ke Unit radiologi
5) Setelah dilakukan pemeriksaan radiologi pasien menunggu di ruangan
radiologi untuk menunggu hasil
6) Petugas radiologi melakukan pencucian dengan processing automatic
7) Menunggu film keluar petugas radiologi melengkapi administrasi
pasien dengan mencatat pasien di register dan amplop foto.
8) Hasil Radiologi selesai diserahkan ke perawat untuk diserahkan ke
dokter yang menulis permintaan radiologi
9) Dokter yang menulis permintaan radiologi membaca hasil foto dan
menjelaskan ke pasien dan/atau ke keluarga.
10) Apabila hasil foto ingin di ekspertise oleh Spesialis Radiologi maka
perawat dapat menghubungi petugas radiologi.
b) Pelayanan Radiologi Pasien Rawat Jalan
1) Dokter memeriksa keluhan pasien
2) Dokter membuat jenis permintaan pemeriksaan radiologi
3) Perawat menghubungi petugas informasi untuk menelpon petugas
radiologi
4) Pasien datang dan membawa surat pengantar pemeriksaan radiologi ke
unit radiologi
5) Setelah dilakukan pemeriksaan radiologi pasien menunggu di ruangan
radiologi untuk menunggu hasil
6) Petugas radiologi melakukan pencucian dengan processing automatik
7) Menunggu film keluar petugas radiologi melengkapi administrasi
pasien dengan mencatat pasien di register dan amplop foto
8) Hasil Radiologi selesai diserahkan ke pasien untuk dibawa kembali ke
dokter yang menulis permintaan radiologi
9) Dokter yang menulis permintaan radiologi membaca hasil foto dan
menjelaskan kepasien dan/atau ke keluarga’
10) Apabila dokter ingin hasil radiologi dibacakan oleh Spesialis radiologi
maka pasien dapat meninggalkan hasil foto tersebut di unit radiologi.
c) Pelayanan Radiologi Pasien Gawat Darurat
1) Dokter memeriksa keluhan pasien
2) Dokter membuat jenis permintaan pemeriksaan radiologi
3) Perawat menghubungi petugas radiologi
4) Perawat membawa pasien dan surat pengantar pemeriksaan radiologi
ke Unit radiologi
5) Setelah dilakukan pemeriksaan radiologi pasien menunggu di ruangan
radiologi untuk menunggu hasil
6) Petugas radiologi melakukan pencucian dengan processing automatik
7) Menunggu film keluar petugas radiologi melengkapi administrasi
pasien dengan mencatat pasien di register dan amplop foto.
8) Hasil Radiologi selesai dibawa ke IGD untuk diserahkan ke dokter
yang menulis permintaan radiologi
9) Dokter yang menulis permintaan radiologi membaca hasil foto dan
menjelaskan ke pasien dan/atau ke keluarga.
10) Apabila hasil foto ingin di ekspertise oleh Spesialis Radiologi maka
perawat dapat menghubungi petugas radiologi.
d) Pencucian Film
1) Setelah proses pemotretan selesai maka kaset yang akan dicuci
dibawa ke kamar gelap.
2) Setelah petugas menaruh kaset di atas meja yang telah disediakan,
maka pintu kamar gelap ditutup rapat dan lampu kamar gelap di
padamkan.
3) Setelah yakin bahwa tidak ada cahaya yang masuk maka kaset dibuka
kemudian baru film dimasukkan ke processing automatik.
4) Kaset yang kosong diisi kembali dengan film yang baru, kontrol
kembali kaset dan kardus agar tertutup rapat.
5) Setelah Film selesai dari proses pencucian, segera diisi identitas pasien
dan tanggal dilakukan pemeriksaan pada film.
e) Pemberian expertice
1) Hasil foto yang sudah selesai di expertice diserahkan ke dokter yang
melakukan permintaan
2) Hasil foto radiologi dibaca oleh dokter yang melakukan permintaan
3) Dokter yang melakukan permintaan memberitahu hasil foto ke pasien
atau keluarga
4) Bila pasien rawat jalan maka hasil foto dibawa oleh pasien.
5) Bila pasien rawat inap hasil foto di taruh di les pasien.
m) Kesalahan Obat
1) Kesalahan obat adalah kesalahan yang terjadi pada tahap penulisan
resep, penyiapan/peracikan atau pemberian obat baik yang
menimbulkan efek merugikan ataupun tidak.
2) Setiap kesalahan obat yang terjadi, wajib dilaporkan oleh petugas yang
menemukan/terlibat langsung dengan kejadian tersebut atau atasan
langsungnya.
3) Pelaporan dilakukan secara tertulis menggunakan Formulir Laporan
Insiden ke Tim Keselamatan Pasien RSU Bhakti Rahayu Denpasar.
4) Kesalahan obat harus dilaporkan maksimal 2x24 jam setelah
ditemukannya insiden.
5) Tipe kesalahan yang dilaporkan :
a. Kejadian Potensial Cedera (KPC): kejadian yang potensial terjadi
kepada pasien akibat situasi tertentu.
b. Kejadian Nyaris Cedera (KNC): terjadinya insiden yang belum
terpapar ke pasien
c. Kejadian Tidak Cedera (KTC): suatu kejadian insiden yang sudah
terpapar ke pasien tetapi tidak menimbulkan cedera
d. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD): suatu kejadian insiden yang
mengakibatkan cedera pada pasien.
e. Kejadian sentinel: adalah kejadian yang berakibat kematian atau
cedera parah kepada pasien.
6) Kesalahan obat dilaporkan dan ditindaklanjuti mengikuti Standar
Prosedur Operasional Pelaporan Insiden dan Standar Prosedur
Operasional Pelaporan Kesalahan Obat
7) Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit bertanggung jawab untuk
menindaklanjuti laporan kesalahan obat.
2. Metode
a. Metode penugasan pemberian asuhan keperawatan yang berlaku di Ruang
Rawat Inap RSU Bhakti Rahayu Denpasar adalah metode tim.
b. Unit Rawat Inap memberlakukan 3 kali shift jaga dimana pelaksanaannya
dibawah tanggung jawab Kepala ruangan. Setiap tim jaga dipimpin oleh
Kepala Tim yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan perawatan
selama 24 jam. Shift jaga dibagi menjadi tiga shift antara lain :
Shift pagi : 08.00 wita - 14.00 wita
Shift sore : 14.00 wita - 20.00 wita
Shift malam : 20.00 wita - 08.00 wita
3. Tata Laksana
a. Pengisian Asuhan Keperawatan Kepada Pasien
1) Setiap perawat yang menangani pasien harus menggunakan cara
pendekatanproses keperawatan, yaitu pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
2) Proses keperawatan diterapkan sejak pasien masuk untuk dirawat dan
diakhiriketika pasien pulang.
3) Setiap perawat mempunyai kewajiban melakukan pengkajian,
merumuskandiagnosa keperawatan, membuat rencana tindakan,
melakukan tindakankeperawatan dan melakukan evaluasi.
4) Kepala Ruangan dan Penanggung Jawab Shift bertanggung jawab
terhadapterlaksananya asuhan keperawatan dengan menggunakan
metode proseskeperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi.
5) Asuhan keperawatan dilakukan secara berkesinambungan baik antar
shiftmaupun antar unit apabila pasien dipindahkan.
6) Data yang di kumpulkan harus sesuai dengan kondisi pasien / akurat.
7) Perumusan masalah atau diagnosa keperawatan didasarkan pada data
yangdikumpulkan.
8) Rencana tindakan disusun untuk mengatasi masalah pasien, mengacu
padastandard asuhan keperawatan yang sudah ditentukan.
9) Tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan rencana tindakan
yangtelah disusun.
10) Evaluasi keadaan pasien dilkukan oleh shift malam dan
didokumentasikan diform evluasi perkembangan
11) Setiap perawat penanggung jawab pasien / yang memulangkan pasien
harus :
Menjelaskan kepada pasien rencana perawatan di rumah, obat –
obatanyang diminum, tanggal Kontrol kembali yang dibuat pada
form resumekeperawatan
Memberikan pendidikan kesehatan sesuai dengan penyakitnya.
12) Formulir yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
Form pengkajian keperawatan
Form rencana asuhan keperawatan
Form pelaksanaan asuhan keperawatan
Form evaluasi perkembangan terintegrasi
Form edukasi terintegrasi
Form konsultasi dokter
Form daftar pemberian obat
Form ringkasan pasien masuk
Form perencanaan pulang
Form resume keperawatan
b. Penerimaan Pasien Baru di Ruang Rawat Inap
1) Pasien masuk ruang perawatan dengan membawa surat pengantar
rawat inap dari poliklinik spesialis atau IGD
2) Perawat menerima pesanan kamar dari admission
3) Perawat men iapkan kamar perawatan ( lihat SPO…….)
4) Perawat menghubungi petugas IGD / Admisi bahwa kamar perawatan
sudah siap untuk digunakan pasien.
5) Perawat IGD/ Admisi mengantarkan pasien ke ruang perawatan
6) Pasien diterima diruang perawatan dengan ramah dan perawat
mengucapkan salam kepada pasien.
7) Perawat IGD/ Admisi melakukan serah terima pasien beserta RM
pasien dengan perawat ruang rawat inap
8) Pasien diantar ke ruang perawatan ( kamar ) yang dituju
9) Perawat melakukan orientasi ruangan perawatan kepada pasien dan
keluarga (lihat chek list penerimaan pasien baru).
10) Perawat membaca instruksi dokter dan menjalankan instruksi tersebut
11) Perawat melakukan anamnesa pasien sesuai prosedur dan memeriksa
tanda-tanda vital pasien serta mendokumentasikannya pada Berkas
Rekam Medis pasien.
12) Apabila pasien dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaaan laboratorium
atauradiologi, maka perawat menghubungi petugas laboratorium dan
radiology.
c. Pemeriksaan Pasien (Visite) Dokter Ruangan
1) Perawat memberitahukan dokter ruangan bahwa ada pasien baru
masuk ruang rawat
2) Perawat menemani dokter ruangan visite dengan membawa peralatan
medis yang dibutuhkan dokter tersebut.
3) Dokter ruangan memeriksa kondisi pasien dan mengisi rekam medis
pasien. Perawat mencatat kondisi dan perkembangan pasien dalam
rekam medis untuk diinformasikan kepada perawat jaga shift
berikutnya.
d. Pemeriksaan Pasien (visite) Dokter Penanggung Jawab
1) Dokter ruangan/ dr IGD memberitahukan Dokter Penanggung Jawab
Pasien (DPJP) bahwa pasien sudah masuk ruang rawat dan
menanyakan rencana waktu visite.
2) Perawat menemani dokter visite dengan membawa status RM pasien,
dan peralatan medis yang dibutuhkan dokter tersebut.
3) Dokter memeriksa kondisi dan perkembangan pasien serta melakukan
tindakan medis bila diperlukan
4) DPJP menjelaskan kepada pasien / keluarga tentang kondisi penyakit,
perkembangan kondisi fisik pasien, serta rencana pengobatan pasien
5) DPJP mengisi / melengkapi status RM pasien.
6) Perawat mencatat semua advice dokter di dan catatan rekam medis
pasien.
e. Pasien Menolak Rencana Asuhan Medis
1) Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) menjelaskan rencana
tindakan medis dan perawatan yang akan dilakukan secara lengkap
dan jelas.
2) Dokter/perawat meyakinkan pasien dan keluarganya untuk
mempertimbangkan keputusannya dalam menolak tindakan medis
yang akan dilakukan, hal-hal yang perlu disampaikan yaitu :
- Menghormati keputusan pasien atau keluarga
- Menjelaskan pada pasien atau keluarga tentang konsekuensi dari
keputusan tersebut
- Menjelaskan pada pasien dan keluarga akan tanggung jawab
pasien dan keluarga berkaitan dengan keputusan tersebut
- Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang tersedianya
alternative pelayanan dan pengobatan (second opinion)
3) Jika pssien tetap menolak, perawat menyerahkan formulir penolakan
tindakan medis kepada pasien/keluarga untuk dibaca.
4) Perawat mempersilahkan pasien/keluarga untuk menandatangani dan
membubuhkan nama jelas juga sertakan tandatangan dan nama jelas,
saksi dibawah tandatangan pasien/keluarga. Saksi terdiri atas 2 orang :
- 1 orang perawat/dokter
- 1 orang dari pihak pasien
5) Jika pasien tidak dapat menandatangani, pasien dapat membubuhkan
cap jempol.
f. Pasien Pulang dari Rawat Inap Beberapa Istilah Administratif untuk
Pasien Pulang
a) Pulang Sembuh (Terprogram)
Pasien yang dinyatakan sembuh dan sudah diperbolehkan
pulang/ pulang atas izin dokter yang merawat serta sudah
menyelesaikan urusan administrasi.
b) Pulang Atas Permintaan Sendiri
Pasien meninggalkan rumah sakit atas permintaan sendiri atau
keluarganya dan belum mendapat izin pulang dari dokter yang
merawatnya karena kondisi kesehatannya yang masih memerlukan
perawatan. Pasien tersebut sudah menyelesaikan urusan administrasi
perawatan.
c) Meninggalkan Rumah Sakit Tanpa Pemberitahuan (Melarikan
Diri)
Pasien yang sedang menjalani rawat inap dan belum menyelesaikan
rencana pengobatan atau administrasinya, lalu pasien tersebut
meninggalkan rumah sakit tanda pemberitahuan
d) Rujuk
Pasien yang dipindahkan ke rumah sakit lain yang lebih sesuai atas
permintaan dokter yang merawat dengan alasan tidak lengkapnya alat,
sarana atau pasien memerlukan penanganan lanjutan yang tidak tersedia di
RS. Bhakti Rahayu Denpasar dan telah menyelesaikan administrasi.
e) Pindah Rawat
Pasien dipindahkan ke rumah sakit lain atas permintaan sendiri atau
keluarganya dan telah menyelesaikan administrasi perawatan.
f) Pasien Meninggal
Pasien yang tidak dapat ditolong lagi jiwanya, karena banyak yang
dideritannya atau karena sebab lain dan telah dinyatakan meninggal oleh
dokter.
Tujuan :
a) Terlaksananya pelayanan pasien yang pulang atau keluar rumah sakit
secara lancar dan tertib.
b) Para petugas pelayanan medis serta administrative, memahami dan
dapat melaksanakan pelayanan pasien pulang atau keluar secara
optimal, efektif dan efisien.
Tata Laksana
1) Lihat dan baca program pemulangan pasien pada catatan dokter dan
segera memberi kode pulang dengan tanda ( * ) dibelakang nama
pasien yang terdapatpada papan nama.
2) Beri tahu petugas administrasi, bahwa pasien sudah ada rencana
pulang minta petugas administrasi untuk mengecek administrasi
pasien selama di rawat.
3) Beri tahu pasien dan keluarga, bahwa pasien sudah diperbolehkan
pulang pada tanggal ………. dan jam ………. atau pulang tunggu
dokter datang melihat pasien terlebih dahulu.
4) Siapkan berkas – berkas yang harus dibawa pasien pulang seperti
ringkasan pulang dan resume keperawatan, obat – obatan, yaitu resep/
obat – obatan yang akan dibawa pulang, surat istirahat, surat pengantar
kontrol ulang, surat asuransi, foto copy hasil pemeriksaan diagnostik
dan hasil laboratorium.
5) Kirim Resep obat pasien pulang ke farmasi, bila pasien diberikan obat
tambahan dalam bentuk resep.
6) Cek obat – obat pasien, jika ada yang akan diretur, berikan ke petugas
farmasi untuk diretur.
7) Keluarga diminta untuk menyelesaikan administrasi ke kasir rawat
inap denganmembawa surat ijin pulang rawat inap.
8) Keluarga menunjukkan kwitansi dan surat izin pulang dari kasir
kepada perawat.
9) Beri penjelasan kepada pasien mengenai pesanan pulang seperti
perawatankhusus di rumah, obat – obatan yang diminum, tanggal
kontrol kembali.
10) Serahkan obat – obat yang dibawa pulang, barang milik pasien, foto
rontgent, surat control kembali, surat istirahat, keterangan sakit dll,
minta pasien / keluarga memberikan tanda tangan pada buku
pemulangan dan memintakeluarga untuk menandatangani resume
keperawatan.
11) Buatkan perjanjian untuk control ke paktek dokter sesuai dengan
jadwal yangdiminta oleh dokter yang merawat, bila pasien pulang
pada hari libur / minggu, catat pada buku ekspedisi pasien untuk
dibuatkan perjanjian setelah hari libur.
12) Untuk pasien melahirkan dan mempunyai bayi,dan pasien yang perlu
diantarmenggunakan kursi roda / brancard, pasien diantar sampai di
pintu belakang/ depan RSU Bhakti Rahayu Denpasar atau sampai naik
kendaraan.
13) Hapus nama pasien pada papan nama pasien.
14) Beri tahu petugas cleaning service untuk membersihkan kamar bekas
pasien tersebut.
g. Pasien Pulang Atas Permintaan Sendiri
1) Pasien/ keluarga memberitahu dokter ruangan/ kepala ruang, bahwa
pasien ingin pulang.
2) Dokter ruangan/ kepala ruang/ PJ shift memberitahu dokter PJ pasien
bahwa pasien ingin pulang atas permintaan sendiri.
3) Pasien atau keluarga mengisi dan menandatangani form pulang atas
permintaan sendiri.
4) Petugas administrasi menyelesaikan administrasi ruangan
5) Keluarga diminta untuk menyelesaikan administrasi ke bagian kasir
rawat inap dengan membawa surat pulang rawat inap.
6) Keluarga menunjukkan kwitansi dan surat izin pulang dari kasir
kepada perawat.
7) Perawat menyiapkan pesanan pulang, obat – obatan, barang milik
pasien( Lihat cek list pasien pulang ).
8) Jelaskan mengenai pesanan pulang, obat – obatan (bila ada),
perawatan dirumah, serta tanggal kontrol (bila dianjurkan oleh dokter).
9) Serahkan obat – obatan dan barang milik pasien kepada pasien
dankeluarganya serta menandatangani resume keperawatan.
10) Bila pasien pulang menggunakan ambulance RS, hubungi perawat
IGD untukmenyiapkan ambulance.
11) Antar pasien pulang dengan kursi roda beserta barang – barang pasien
yang dibawa dengan troly barang pasien/ consierge sampai pintu
belakang/ depan/ kendaraan.
h. Pasien Rawat Inap yang Meninggalkan Rumah Sakit Tanpa
Pemberitahua (Melarikan Diri)
1) Segera setelah mengetahui bahwa ada pasien yang melarikan diri,
kepala ruang atau katim jaga segera memberitahu security.
2) Bila pasien masih ada, maka segera mengajak kembali pasien dan
keluarga pasientersebut ke ruang perawatan dengan cara yang baik dan
sopan.
3) Bila pasien dan keluarga pasien yang melarikan diri tersebut sudah
tidak ada, maka melaporkannya kepada kepala ruang atau katim jaga
yang bersangkutan.
4) Laporan yang dibuat kepala ruang atau katim diteruskan kepada
kepala seksi pelayanan dan SDM serta penunjang medik.
5) Kepala seksi pelayanan dan SDM serta penunjang medik, selanjutnya
memberitahukan kejadian tersebut ke Ka. Bag. Umum dan Marketing
untuk melakukan penagihan ke alamat yang ada.
i. Pindah Rawat
1) Pindah rawat atas permintaan sendiri
2) Persetujuan dari DPJP/ dokter yang merawat dan kondisi pasien
memungkinkan.
3) Pasien/ keluarga sudah tidak mampu menanggung beban biaya
pengobatan dan perawatan di RS.
4) Pasien/ keluarga memberitahu DPJP/ dokter yang merawat, atau
dokter ruangan/ Kepala Ruang rawat, bahwa pasien ingin pindah rawat
ke RS lain.
5) DPJP/ dokter yang merawat atau dokter ruangan mencatat pada
dokumen medik bahwa pasien boleh dipindahkan dan membuat surat
pengantar untuk RS lain yang dituju dan surat izin pulang.
6) Perawat menghubungi RS yang dituju, pastikan di RS tersebut sudah
adatempat untuk pasien tersebut.
7) Administrasi menyelesaikan administrasi ruangan dan mengirim ke
kasir rawatinap.
8) Keluarga diminta untuk menyelesaikan administrasi ke bagian kasir
rawat inap dengan membawa surat pulang rawat inap.
9) Keluarga menunjukkan kwitansi dari kasir kepada perawat.
10) Bila pasien pindah menggunakan ambulance RSU Bhakti Rahayu
Denpasar, hubungi driver untuk menyiapkan ambulance.
11) Perawat mengantarkan pasien ke RS yang dituju, menggunakan
ambulance RSU Bhakti Rahayu Denpasar.
12) Perawat pendamping pasien melakukan serah terima pasien dan
menyerahkan surat pengantar beserta obat – obatan, foto copy hasil
pemeriksaan dan barang – barang milik pasien kepada petugas rumah
sakit yang dituju.
13) Segera setelah mengetahui bahwa ada pasien yang melarikan diri,
kepala ruang atau katim jaga segera memberitahu security.
14) Bila pasien masih ada, maka segera mengajak kembali pasien dan
keluarga pasientersebut ke ruang perawatan dengan cara yang baik dan
sopan.
15) Bila pasien dan keluarga pasien yang melarikan diri tersebut sudah
tidak ada, maka melaporkannya kepada kepala ruang atau katim jaga
yang bersangkutan.
16) Laporan yang dibuat kepala ruang atau katim diteruskan kepada
kepala seksi pelayanan dan SDM serta penunjang medik.
17) Kepala seksi pelayanan dan SDM serta penunjang medik, selanjutnya
memberitahukan kejadian tersebut ke Ka. Bag. Umum dan Marketing
untuk melakukan penagihan ke alamat yang ada.
j. Merujuk Pasien
1) Pasien yang dirujuk disebabkan karena tidak lengkapnya alat, fasilitas
atau pasienmemerlukan penanganan lanjutan yang tidak tersedia di
RSU Bhakti Rahayu Denpasar.
2) Siapkan formulir rujukan, yang diisi oleh dokter PJ pasien atau dokter
jaga.
3) Perawat menghubungi RS yang dituju, pastikan di RS tersebut sudah
ada tempatuntuk pasien tersebut.
4) Perawat menghubungi petugas driver untuk permintaan ambulance
RSU Bhakti Rahayu
5) Perawat menyiapkan obat – obatan, hasil pemeriksaan lain dan barang
– barangmilik pasien.
6) Petugas kasir menyelesaikan administrasi ruangan
7) Keluarga diminta untuk menyelesaikan administrasi ke bagian kasir
rawat inapdengan membawa surat pulang rawat inap.
8) Keluarga menunjukkan kwitansi dari kasir kepada perawat.
9) Antarkan pasien ke RS yang dituju
k. Mendampingi Pasien untuk Dirujuk
1) Perawat yang mendampingi pasien yang dirujuk harus bersertifikat
PPGD/BCLS/BTLS.
2) Dokter PJ pasien membuat surat rujukan dan melengkapi hasil – hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan untuk dibawa perawat pendamping.
3) Perawat menghubungi RS rujukan untuk memastikan adanya tempat
untuk penerimaan pasien di RS rujukan.
4) Cek kesiapan transportasi/ambulance RS. Bhakti Rayahu Denpasar
5) Perawat pendamping pasien menyiapkan pasien dan surat rujukan
beserta dokumen medis yang akan dibawa antara lain : fotocopy hasil
pemeriksaan,foto rontgent, dll.
6) Observasi kesadaran, Tekanan darah, Suhu, Nadi, Pernapasan (lihat
SPO….) se elum pasien di awa.
7) Perawat pendamping pasien harus selalu memantau keadaan umum
pasienselama dalam perjalanan, antara lain : Kesadaran, Tekanan
darah, Suhu, Nadi, Pernapasan pasien (lihat SPO….), dan mencatat
hasil pemantauan di formulir observasi.
8) Perawat pendamping pasien melakukan serah terima pasien dan
menyerahkan
9) Surat rujukan pasien beserta hasil – hasil pemeriksaan, obat – obatan
dan barang-barang milik pasien kepada petugas rumah sakit rujukan.
l. Pasien Pulang Meninggal
1) Keluarga diberitahu bahwa pasien telah dinyatakan meninggal oleh
dokter
2) Perawat harus menunjukkan rasa empati kepada keluarga yang
ditinggalkan.
3) Dokter ruangan mengisi surat keterangan kematian dan di tanda
tangani
4) Merapikan jenazah / perawatan jenazah ( lihat SPO……).
5) Perawat menulis formulir serah terima jenazah ( rangkap dua ) dan
menghubungi petugas kamar jenasah (satpam) untuk menyiapkan
kamar jenazah.
6) Keluarga menyelesaiakan administrasi serta menunjukkan kwitansi
dan surat izinpulang dari kasir.
7) Memberikan barang – barang milik pasien, surat kematian kepada
keluarga, danmeminta keluarga untuk menandatangani pada buku
ekspedisi pulang.
8) Ingatkan keluarga pasien bahwa surat kematian tidak boleh hilang,
surat tersebut tidak dapat dikeluarkan untuk kedua kali.
9) Hindari kebisingan atau keributan selama jenazah pasien masih ada
dalam ruangperawatan
10) Perawat mengantarkan jenazah ke kamar jenazah RS. Bhakti Rahayu
11) Minta security membantu untuk membawa jenazah turun keruang
jenazah.
m. Pemeriksaan Laboratorium Pasien Unit Rawat Inap
1) Dokter menjelaskan kepada pasien/ keluarganya tentang pemeriksaan
yang akan dilakukan
2) Dokter mengisi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.
3) Petugas analis mengambil form permintaan pemeriksaan laboratorium.
4) Petugas analis datang ke rawat inap untuk mengambil sample
pemeriksaan
5) Petugas analis mengantarkan hasil laboratorium ke ruangan rawat
inap.
6) Hasil pemeriksaan Laboratorium yang diterima dari bagian
Laboratorium, dimasukkan ke dalam Rekam Medis pasien yang
bersangkutan dan perawat melaporkan hasil pemeriksaan kepada
dokter penanggung jawab pasien.
n. Pemeriksaan Radiologi Pasien Unit Rawat Inap
1) Dokter menjelaskan kepada pasien/ keluarganya tentang pemeriksaan
yang akandilakukan
2) Dokter mengisi formulir permintaan pemeriksaan radiology.
3) Perawat mencatatat tentang pemeriksaan Radiologi yang akan
dilakukan padacatatan rekam medis pasien.
4) Perawat menginformasikan ke bagian radiology tentang permintaan
pemeriksaanradiology.
5) Perawat membawa pasien ke bagian radiology dengan menggunakan
kursiroda atau tempat tidur pasien sesuai kondisi beserta form
permintaan pemeriksaanradiology
6) Petugas radiology menghantarkan hasil ke ruang rawat inap.
7) Hasil pemeriksaan Radiologi diterima dari bagian Radiologi,
dimasukkan ke dalam Rekam Medis pasien yang bersangkutan dan
perawat melaporkan hasil pemeriksaan kepada dokter penanggung
jawab pasien.
o. Mengantar dan Menjemput Pasien Rawat Inap ke/ dari Unit Bedah
Sentral
1) Menyiapkan keluarga pasien untuk rencana dilakukan tindakan
pembedahan
2) Menyiapkan status pasien dan mendokumentasikan instruksi dokter
3) Pasien/ Keluarga pasien mengisi/ menandatangani Inform Consent
4) Perawat menginformasikan ke Kamar Bedah tentang rencana tindakan
pembedahan cito/ elektif mengenai jam Operasi, jenis Tindakan dan
Dokter yang mengirim
5) Perawat mengantar pasien ke ruang bedah / tindakan dengan
menggunakan kursi roda atau brankard sesuai kondisi pasien dg
membawa Rekam Medis pasien
6) Perawat rawat inap melakukan serah terima pasien dan Rekam Medis
dengan perawat Unit Bedah Sentral
7) Perawat unit bedah sentral menginformasikan ke ruang perawatan
bahwa pasiensudah selesai dilakukan tindakan/ pembedahan dan
pasien dapat di jemput segera.
8) Perawat rawat inap menjemput pasien dari ruang tindakan dengan
menggunakan kursi roda atau brankard sesuai dengan kondisi pasien.
9) Perawat unit rawat inap melakukan serah terima pasien dan Rekam
Medis denganperawat rawar inap.
10) Berkas – berkas pasien di cek kembali kelengkapannya oleh perawat
rawatinap
p. Permintaan Obat/ Alkes (Emergency Stok) ke Intstalasi Farmasi
1) PJ pasien mencatat kebutuhan obat/ alkes pasien di buku resep
ruangan
2) Dokter menuliskan resep obat/ alkes sesuai kebutuhan.
3) Permintaan Obat – obatan pasien rawat inap diberikan sesuai
denganpermintaan obat dari resep dokter yang merawat.
4) Perawat menurunkan resep permintaan obat/ alkes ke Instalasi farmasi
5) Untuk resep pasien baru dan emergency (cito) obat dapat ditunggu/
alkes diambil pada saat itu.
6) Petugas farmasi mengantarkan alkes atau obat-obatan sesuai
permintaan yang tertulis pada resep.
7) Serah terima obat/ alkes (crosscek) permintaan obat/ alkes oleh
perawat dengan petugas Istalasi farmasi.
8) Kepala ruang mengecek kembali kelengkapan permintaan obat/ alkes
9) Barang permintaan alkes disimpan di dalam kotak obat pasien
2. Metode
-
3. Langkah Kegiatan
Tata laksana pelayanan dalam unit rawat jalan pada umumnya dilakukan
sesuai asuhan keperawatan dan terdokumentasikan dengan baik.
a) Admisi
1) Melayani pendaftaran pasien
2) Menyiapkan berkas persyaratan pendaftaran
3) Membuatkan surat perujukan pasien
b) Kasir
1) Menerima pembayaran pasien umum
2) Menerima berkas pasien dari asisten
c) Klinik Interna
1) DPJP melakukan anamnesa dibantu oleh asisten
2) DPJP melakukan pemeriksaan
3) Asisten melakukan pemeriksaan TTV
4) DPJP memberitahu hasil pemeriksaan kepada pasien dan
memberikan therapy
5) Asisten membantu dalam menyiapkan pemberkasan
d) Klinik Bedah
1) DPJP melakukan anamnesa dibantu oleh asisten
2) DPJP memberitahu hasil pemeriksaan kepada pasien dan
memberikan therapy
3) DPJP melakukan perawatan luka dibantu oleh asisten
4) DPJP memberikan KIE bila ada yang perlu dilakukan tindakan
oprasi ataupun opnama
5) Asisten membantu dalam menyiapkan pemberkasan
e) Klinik Obgyn
1) DPJP melakukan anamnesa dibantu oleh asisten
2) DPJP melayani pemeriksaan kehamilan, konsultasi kandungan / alat
kontrasepsi, penentuan diagnosa, tindakan pemasangan dan lepas
alat kontrasepsi IUD.
3) DPJP memberitahu hasil pemeriksaan kepada pasien dan
memberikan therapy
4) DPJP melakukan perawatan luka dibantu oleh asisten
5) DPJP memberikan KIE bila ada yang perlu dilakukan tindakan
oprasi ataupun opnama
6) Asisten membantu dalam menyiapkan pemberkasan
f) Klinik Anak
1) DPJP melakukan anamnesa dibantu oleh asisten
2) DPJP memberitahu hasil pemeriksaan kepada pasien dan
memberikan therapy
3) DPJP memberikan KIE bila ada yang perlu dilakukan tindakan
4) DPJP memberikan pemberian therapy/ imunisasi
5) DPJP memberikan KIE tentang efek samping dari imunisasi
6) Asisten membantu dalam menyiapkan pemberkasan
g) Klinik Mata
1) DPJP melakukan anamnesa dibantu oleh asisten
2) DPJP melakukan pemeriksaan mata dibantu oleh asisten
3) DPJP memberitahu hasil pemeriksaan kepada pasien dan
memberikan therapy
4) DPJP memberikan KIE bila ada yang perlu dilakukan tindakan
oprasi ataupun opnama
5) Asisten membantu dalam menyiapkan pemberkasan
h) Klinik Neurologi
1) DPJP melakukan anamnesa dibantu oleh asisten
2) DPJP melakukan pemeriksaan
3) Asisten melakukan pemeriksaan TTV
4) DPJP memberitahu hasil pemeriksaan kepada pasien dan
memberikan therapy
5) Asisten membantu dalam menyiapkan pemberkasan
i) Klinik THT
1) DPJP melakukan anamnesa dibantu oleh asisten
2) DPJP melakukan pemeriksaan THT dibantu oleh asisten
3) DPJP memberitahu hasil pemeriksaan kepada pasien dan
memberikan therapy
4) DPJP memberikan KIE bila ada yang perlu dilakukan tindakan
oprasi ataupun opnama
5) Asisten membantu dalam menyiapkan pemberkasan
j) Klinik Othologi
1) DPJP melakukan anamnesa dibantu oleh asisten
2) Asisten melakukan pemeriksaan TTV
3) DPJP memberitahu hasil pemeriksaan kepada pasien dan
memberikan therapy
4) DPJP melakukan perawatan luka dibantu oleh asisten
5) DPJP memberikan KIE bila ada yang perlu dilakukan tindakan
oprasi ataupun opnama
6) Asisten membantu dalam menyiapkan pemberkasan
k) Klinik Urologi
1) DPJP melakukan anamnesa dibantu oleh asisten
2) Asisten melakukan pemeriksaan TTV
3) DPJP memberitahu hasil pemeriksaan kepada pasien dan
memberikan therapy
4) DPJP melakukan perawatan luka dibantu oleh asisten
5) DPJP memberikan KIE bila ada yang perlu dilakukan tindakan
oprasi ataupun opnama
6) Asisten membantu dalam menyiapkan pemberkasan
l) Klinik Kulit Dan Kelamin
1) DPJP melakukan anamnesa dibantu oleh asisten
2) DPJP melakukan pemeriksaan
3) Asisten melakukan pemeriksaan TTV
4) DPJP memberitahu hasil pemeriksaan kepada pasien dan
memberikan therapy
5) DPJP memberikan KIE bila ada yang perlu dilakukan tindakan
6) Asisten membantu dalam menyiapkan pemberkasan
m) Klinik Kejiwaan
1) DPJP melakukan anamnesa dibantu oleh asisten
2) DPJP melakukan pemeriksaan
3) DPJP memberitahu hasil pemeriksaan kepada pasien dan
memberikan therapy
4) Asisten membantu dalam menyiapkan pemberkasan
n) Klinik Fisiotherapy
5) Perawat Fisiotherapy melakukan anamnesa
6) Perawat Fisiotherapy memberitahu hasil pemeriksaan kepada
pasien dan memberikan pelayanan fisiotherapy
7) Perawat Fisiotherapy membantu dalam menyiapkan pemberkasan
BAB V
LOGISTIK
A. Pengertian
Manajemen Instalasi rawat inap dan unit pelayanan lain yang terlibat dalam
penggunaan asesmen pasien merupakan penyelenggaraan pengurusan bahan habis
pakai dan formulir-formulir pendukung terhadap kebutuhan asesmen pasien dan
barang untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di rumah sakit secara teratur dalam
kurun waktu tertentu secara cermat dan tepat dengan biaya seefisien mungkin.
B. Tujuan
1. Tujuan operasional yaitu tersedianya barang atau material dalam jumlah yang
tepat dan kualitas yang baik pada waktu yang dibutuhkan.
2. Tujuan keuangan yaitu agar tujuan operasional di atas tercapai, dengan biaya
yang rendah.
3. Tujuan keutuhan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh gangguan yang
menyebabkan hilang atau kurang, rusak, pemborosan, penggunaan tanpa hak
sehingga dapat mempengaruhi pembukuan atau sistem akuntansi.
C. Syarat Manajemen Logistik
1. Sirkulasi pengeluaran bahan atau barang berdasar metode FIFO (First In First
Out).
2. Fasilitas penyimpanan terstandar (bersih dan suhu sesuai).
3. Stok bahan atau barang tersedia dalam kurun waktu tertentu
4. Menjaga kualitas bahan tetap terjamin.
5. Adanya sistem pencatatan.
D. Kegiatan Logistik di Instalasi
Pemesanan bahan/barang bahan habis pakai secara periodik dan sesuai dengan
kebutuhan ruangan masing-masing.
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system dimana RS
membuat asuhan pasien lebih aman.Sistem tersebut meliputi :
Assesmen risiko
Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien.
Pelaporan dan analisis insiden
Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya.
Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sistem ini diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh:
Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan
yangseharusnya dilakukan.
B. Tujuan
1. Terciptanyan budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum Bhakti
Rahayu Denpasar .
2. Menurunkan Kejadian Tidak diharapkan (KTD) di Rumah Sakit Umum
Bhakti Rahayu Denpasar.
3. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
C. Standar Keselamatan Pasien
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
danprogram peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD )
Adverse Event :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien
akibatmelaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil,dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien.
Cedera dapat diakibatkan olehkesalahan medis atau bukan kesalahan medis
karena tidak dapat dicegah
KTD yang tidak dapat dicegah
Unpreventable Adverse Event :
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan
pengetahuan mutakhir.
Mutu pelayanan rumah sakit merupakan derajat kesempurnaan pelayanan rumah sakit
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi
sumber daya yang tersedia di Rumah sakit secara wajar, efisien dan efektifserta
diberikan secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum dan
sosiobudaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan
konsumen.
Agar upaya peningkatan mutu didapat dilaksanakan secara efektif dan efisien maka
diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang konsep dasar upaya peningkatan mutu
pelayanan.
Rumah Sakit Bhakti Rahayu Denpasar adalah suatu institusi pelayanan kesehatan
yang kompleks, padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena
pelayanan di Rumah Sakit Bhakti Rahayu Denpasar menyangkut berbagai fungsi
pelayanan, serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar
Rumah Sakit Bhakti Rahayu Denpasar mampu melaksanakan fungsi yang
demikian kompleks, harus memiliki sumber daya manusia yang profesional baik
di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga dan
meningkatkan mutu, Rumah Sakit Bhakti Rahayu Denpasar harus mempunyai
suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu di semua tingkatan.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit Bhakti Rahayu Denpasar
diawali dengan penilaian akreditasi Rumah Sakit Bhakti Rahayu Denpasar yang
mengukur dan memecahkan masalah pada tingkat input dan proses. Pada
kegiatan ini Rumah Sakit Bhakti Rahayu Denpasar harus menetapkan standar
input, proses, output, dan outcome, serta membakukan seluruh standar prosedur
yang telah ditetapkan. Rumah Sakit Bhakti Rahayu Denpasar dipacu untuk dapat
menilai diri (self assesment) dan memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan. Sebagai kelanjutan untuk mengukur hasil kerjanya perlu
ada latar ukur yang lain, yaitu instrumen mutu pelayanan Rumah Sakit Bhakti
Rahayu Denpasar yang menilai dan memecahkan masalah pada hasil (output dan
outcome). Tanpa mengukur hasil kinerja Rumah Sakit Bhakti Rahayu Denpasar
tidak dapat diketahui apakah input dan proses yang baik telah menghasilkan
output yang baik pula. Indikator Rumah Sakit Bhakti Rahayu Denpasar disusun
dengan tujuan untuk dapat mengukur kinerja mutu Rumah Sakit Bhakti Rahayu
Denpasar secara nyata.
Pedoman Pelayanan Pasien Rumah Sakit Bhakti Rahayu Denpasar ini mempunyai
peranan penting sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan sehari – hari di
lingkungan Rumah Sakit Bhakti Rahayu Denpasar sehingga dapat meningkatkan
mutu pelayanan. Penyusunan Pedoman Pelayanan Pasien Rumah Sakit Bhakti
Rahayu ini adalah langkah awal ke suatu proses yang panjang, sehingga memerlukan
dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak dalam penerapannya untuk mencapai
tujuan.