2018
DAFTAR ISI
DEFINISI
A. PENGERTIAN
Pelayanan kesehatan terintegrasi (Integrated Health Service)
mengandung pengertian “The management and delivery of health services so
that clients receive a continuum of preventive and curative service, according
to their needs over time and across different levels of the health system”
(World Health Organization (WHO), 2008).
Definisi ini mengandung arti manajemen dan pelayanan kesehatan
sehingga pasien dapat menerima semua aspek pelayanan dari aspek
pencegahan dan aspek kuratif sesuai dengan kebutuhan pasien dengan
melibatkan semua level tim pelayanan kesehatan seara kontinyu.
B. TUJUAN
Adapun tujuan Pelayanan Kesehatan Terintegrasi adalah :
1. Mengintegrasikan hasil assesment dan perencanaan untuk mendapatkan
gambaran yang menyeluruh tentang kondisi pasien untuk koordinasi
pelayanan.
2. Memberikan intervensi yang responsive dan sesuai dengan kebutuhan
masing-masing individu pasien secara kolaboratif dengan multidisiplin tim
kesehatan.
C. MANFAAT
Manfaat yang diperoleh dari adanya pelayanan terintegrasi meliputi :
1. Sebagai acuan tatalaksana pelayanan pasien terintegrasi di RSU Bhakti
Rahayu Denpasar agar terselenggara pelayanan kesehatan yang aman dan
bermutu.
2. Memberikan informasi kepada semua tim kesehatan bagaimana
pelaksanaan pelayanan pasien terintegrasi dan holistik.
3. Meningkatkan koordinasi pelayanan melalui proses assesment yang
lengkap dan penilaian ulang dan proses konsultassi secara terintegrasi.
4. Meningkatkan sistem komunikasi dan kolaboratif dengan semua tim yang
terlibat dalam pelayanan pasien.
BAB II
RUANG LINGKUP
TATA LAKSANA
C. Assesment Nyeri
a. Pada saat assesment awal dan assesment ulang, prosedur skrining
dilakukan untuk mengidentifikasi pasien dengan rasa sakit, pasien dapat
dilakukan intervensi keperawatan untuk tingkat nyeri tertentu,atau dirujuk
kepada tim nyeri rumah sakit untuk pengobatan yang lebih komprehensif.
Lingkup pengobatan berdasarkan pelayanan yang tersedia di rumah sakit.
b. Bila pasien telah diberikan therapy obat anti nyeri, dilaksanakan evaluasi
tingkat nyeri. Assesment disesuaikan dengan umur pasien dan mengukur
intensitas dan kualitas rasa nyeri,seperti karakter rasa nyeri, frekuensi,
lokasi, dan durasi. Assesment ini dicatat sedemikian rupa agar
memfasilitasi/ memudahkan assesment ulang yang reguler dan follow up
sesuai kriteria yang dikembangkan oleh rumah sakit dan kebutuhan pasien.
E. Konsultasi Pelayanan
Adalah : Penatalaksanaan konsultasi antar SMF di lingkungan RSU Bhakti
Rahayu Denpasar
Prosedur :
a. Dokter yang merawat pasien (DPJP) mengkonsultasikan kepada bidang
disiplin (SMF) terkait secara tertulis dalam form catatan terintegrasi.
b. Harus tertera jelas indikasi, dugaan diagnosa dan juga masalah-masalah
yang ingin dikonsultasikan.
c. Jawaban konsul dibuat secara tertulis dalam form catatan terintegrasi
sesuai dengan permintaan dari yang mengkonsulkan serta anjuran-anjuran
yang diperlukan dalam rangka penegakan diagnosa, ususlan-usulan terapi
dan tata laksana lebih lanjut.
d. Konsultasi berencana dilaksanakan setiap saat. Diluar jam kerja
dilaksanakan oleh dokter jaga yang nanti akan diverifikasi oleh dokter
DPJP.
F. Rapat Tim
Adalah : pelaksanaan rapat yang membahas tentang penanganan dan
perawatan bersama terhadap pasien yang dirawat.
Kriteria :
a. Pasien yang memerlukan koordinasi lintas instalasi/ SMF/ kasus
multidisiplin/ Length Of Stay (LOS) melebihi hari rawat sesuai Clinical
Pathway
b. Dirawat oleh 3 dokter atau lebih wajib dilakukan pembahasan kasus
dengan SMF terkait.
c. Bila dalam waktu lebih dari 2x24 jam belum bisa ditegakkan diagnosis
pasti.
Prosedur :
a. DPJP Utama berkoordinasi dengan kepala ruangan tempat pasien dirawat
untuk dilakukan rapat tim atau kepala ruangan berkoordinasi dengan DPJP
Utama kalau pasien tersebut memerlukan rapat tim medis.
b. Kepala Ruangan melaporkan hasil koordinasi ke Kepala Instalasi, Bidang
Pelayanan Medis dan Komite Medis untuk menentukan aktu, tempat, dan
dokter yang diundang.
c. Rapat tim dilaksanakan setelah semua yang diundang lengkap hadir
disertai dengan perwakilan dari Instalasi atau bidang Pelayanan Medis.
d. Rapat tim medis dipimpin oleh DPJP Utama
e. Jika hasil rapat tim memutuskan adanya perubahan DPJP maka untuk
selanjutnya DPJP yang baru bertanggung jawab untuk memimpin tim
f. Kesimpulan dari tim medis ditulis di ncatatan perkembangan terintegrasi
oleh DPJP Utama dan ditandatangani oleh DPJP Utama.
g. Hasil kesimpulan rapat tim medis diinformasikan kepada pasien atau
keluarganya untuk meminta persetujuan tentang program yang akan
dilakukan selanjutnya.
G. DNR
Adalah : status yang ditetapkan terhadap pasien, dimana semua
bantuan terapi tetap diberikan, kecuali tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
tidak dilakukan jika pernapasan pasien berhenti dan atau jantung pasien
berhenti berdenyut.
Prosedur :
a. Instruksi DNR harus dilakukan secara tertulis di lembar khusus oleh
dokter yang meminta, setelah disetujui dalam rapat tim dokter yang
merawat (DPJP)
b. Status DNR diberlakukan terhadap pasien dengan fungsi otak masih ada
atau dengan harapan akan ada pemulihan otak, tetapi mengalami
kegagalan jantung, paru atau organ lain, atau dalam tingkat akhir penyakit
yang tidak dapat disembuhkan.
c. Pasien yang masih sadar tetapi tanpa harapan, hanya dilakukan tindakan
terapeutik/ paliatif agar pasien merasa nyaman dan bebas nyeri.
Langkah-langkah DNR :
a. Pasien dengan klinis kegagalan jantung, paru, atau organ lain atau dengan
penyakit stadium akhir tetapi fungsi otak masih ada, dibicarakan dalam
rapat tim dokter yang merawat, DPJP yang sesuai dengan penyakitnya dan
perwakilan dari bidang Pelayanan Medik (atau pasien yang dirawat lebih
dari tiga dokter dilakukan rapat tim).
b. Hasil rapat tim disampaikan ke pihak keluarga dan setelah keluarga setuju
(dengan tanda tangan persetujuan), status DNR ditulis di lembaran khusus.
c. Semua terapi tetap diberikan, dan pada saat pernapasan pasien berhenti
dan atau jantung pasien berhenti berdenyut, RJP tidak dilakukan.
d. Pasien diberikan gelang ungu.
BAB IV
DOKUMENTASI