Anda di halaman 1dari 183

RUMAH SAKIT ISLAM

ASSYIFA SUKABUMI
SPO
PELAYANAN PASIEN LANJUT USIA DENGAN
KETERGANTUNGAN BANTUAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


… dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN 1. Pelayanan pasien lanjut usia adalah rangkaian pelayanan pada
pasien yang berusia 60 tahun keatas dengan satu atau lebih
masalah kesehatan ( multipatologi) akibat gangguan fungsi
jasmani dan rohani dan atau kondisi sosial yang bermasalah (
geriatri).
2. Pasien lanjut usia dengan ketergantungan bantuan adalah pasien
yang berusia60 tahun ke atas dengan keterbatasan dalam
melakukan kegiatan sehari- hari dan mengurus diri sehingga
sangat membutuhkan bantuan baik dengan alat maupun orang.

2. TUJUAN Memberikan pelayanan multidisiplin yang bermutu dengan asuhan


dan kondisi pasien usia lanjut untuk menuju geriatri mandiri dan
geriatri dengan minimal patologi.
3. KEBIJAKAN 1. Pelayanan pada pasien lanjut usia melibatkan multidisiplin ilmu,
dan tersedia dalam suatu tim asuhan.
2. Setiap pasien usia lanjut mendapatkan pelayanan yang sesuai
dengan kebutuhan asuhannya.

4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah


terlebih dahulu

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 1
RUMAH SAKIT ISLAM
ASSYIFA SUKABUMI
SPO
PELAYANAN PASIEN LANJUT USIA DENGAN
KETERGANTUNGAN BANTUAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


… dari …

2) Lakukan identifikasi pasien dalam hal usia dan penggolongan


pasien usia lanjut.
3) Lakukan identifikasi pasien usia lanjut yang datang ke UGD/
poliklinik , melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penungjang yang sesuai indikasi , untuk dilakukan
assesment awal.
4) Rumuskan rencana asuhan pasien oleh Dokter termasuk
kebutuhan penggunaan alat bantu sehari- hari untuk
kenyamanan dan kemandirian pasien.
5) Berikan penjelasan oleh dokter kepada pasien dan keluarga
tentang pentingnya alat bantu, cara penggunaan alat bantu serta
resiko penggunaan alat bantu dalam jangka waktu lama , jika
tidak disertai perawatan yang tidak benar.
6) Berikan edukasi tentang asuhan pasien dengan penggunaan alat
bantu agar tidak menimbulkan resiko yang tidak diinginkan
misalnya dekubitus, atropi otot, dll.
7) Lakukan konsultasi / alih rawat ke bagian disiplin ilmu lain jika
diperlukan sesuai dengan kebutuhan asuhan pasien.

5. UNIT TERKAIT 1. UGD


2. Instalasi Rawat Jalan.
3. Instalasi Rawat Inap.
4. ICU

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 2
RUMAH SAKIT ISLAM
ASSYIFA SUKABUMI ALUR PELAYANAN POLI GERIATRI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


… dari …

Disyahkan oleh :
Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL

dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN alur Pelyanan poli geriatri adalah urutan pelayanan yang dilakukan
di poligeriatri dari mulai pasien datang berobat sampai selesai
2. TUJUAN Sebagai acuan petugas untuk pelayanan di Poli Geriatri dapat
dilakukan secara optimal
3. Referensi Permenkes No 79 Th 2014 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Geriatri Di RS
4. PROSEDUR 1. Pasien datang ke Poli Geriatri bisa melalui Pendaftaran, bisa juga
rujukan internal dari Poli Gigi atau Poli KIA/KB,
2. Bila diperlukan pemeriksaan penunjang bisa diteruskan untuk ke
Unit Laboratorium,
3. Bila diperlukan untuk konsultasi tentang Gizi bisa diteruskan
rujuk internal ke Poli Gizi atau Klinik Sanitasi bila memerlukan
konsultasi di klinik sanitasi
4. Bila memerlukan pemeriksaan di Poli KIA/KB dilakukan rujuk
internal ke Poli KIA/KB
5. Bila diperlukan untuk Rawat inap pasien bisa diteruskan untuk
ke unit UGD
6. Bila memerlukan rujuk eksternal pasien diberikan rujukan
Rumah sakit atau Laboratorium luar
7. Bila hanya diperlukan Rawat Jalan pasien diberikan resep dan

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 3
RUMAH SAKIT ISLAM
ASSYIFA SUKABUMI ALUR PELAYANAN POLI GERIATRI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


… dari …

dianjurkan untuk mengambil ke Ruang Pelayanan Obat lalu


dipersilahkan Pulang
5. UNIT TERKAIT 1. Poli umum
2. UGD
3. Poli KIA
4. Laboratorium
5. Poli Gizi

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 4
RUMAH SAKIT ISLAM
ASUHAN PASIEN USIA LANJUT / GERIATRI
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


… dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Pasien Usia lanjut adalah orang tua berusia 60 tahun ke atas yang
memiliki penyakit majemuk (multipatologi), akibat gangguan fungsi
jasmani dan rohani, dan atau kondisi sosial yang bermasalah.
2. TUJUAN Agar tidak terjadi polifarmasi serta efek samping yang amat
berbahaya bagi organ tubuh yang sudah menurun fungsinya.
3. KEBIJAKAN 1. Pasien yang menderita lebih dari satu penyakit kronis atau
degeneratif dengan atau tanpa disertai penyakit akut.
2. Pasien menghadapi kesulitan untuk berjalan (instability),
mengalami jatuh (falls), atau imobilisasi (bedridden).
3. Pasien menghadapi masalah untuk merawat diri sendiri (self
care), seperti kesulitan makan atau berpakaian.
4. Pasien mengalami penurunan daya ingat (memory) dini atau
gangguan tingkah laku (behavior) dini.
5. Pasien memiliki masalah kesehatan lain, seperti osteoporosis,
penyakit Parkinson, arthritis, gangguan berkemih (inkontinesia
urine), atau gangguan buang air besar.
4. PROSEDUR 1. Lakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium yang sesuai dengan indikasi.
2. Pengkajian status fungsional dengan pemeriksaan :
a. ADL (Activity of Daily Living) Bartel dan Katz.
b. IADL (Instrumental Activity of Daily Living).

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 5
RUMAH SAKIT ISLAM
ASUHAN PASIEN USIA LANJUT / GERIATRI
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


… dari …

3. Pengkajian status mental dan kognitif, terutama menyangkut


fungsi intelektual memori baru dan lama dinilai dengan
pemeriksaan MMSE (Mini-Mental State Examination), AMT
(Abbreviated Mental Test).
4. Lakukan penapisan inkontinensia.
5. Lakukan Assesmen nutrisi.
6. Pengkajian status psikologis pasien dengan GDS (Geriatric
Depression Scale).
7. Laksanakan assesmen lingkungan, yang dilakukan di rumah
penderita oleh residen di bawah bimbingan tim Geriatri.
8. Lakukan assesmen Nutrisi.Pengkajian status psikologis pasien
denga GDS (Geriatric Depression Scale).
9. Laksanakan assesmen lingkungan, yang dilakukan di rumah
penderita oleh residen di bawah bimbingan tim Geriatri.
10. Buatkan daftar masalah dan kesimpulan dari rekapitulasi
assesmen sebagai berikut :
a. Identitas.
b. Diagnosis (Klinis, Fisik-Antropometri dan laboratorium).
c. Impairment (kerusakan) yang berkaitan dengan aging yang
tidak disebabkan oleh penyakit (sifatnya kebih ringan).
d. Disability (kelumpuhan).
e. Handicap (keterbatasan).
11. Rekomendasi.
a. Non Farmakologi.
b. Farmakologi

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 6
RUMAH SAKIT ISLAM
ASUHAN PASIEN USIA LANJUT / GERIATRI
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


… dari …

5. UNIT TERKAIT 1. Komite Medik


2. Komite Keperawatan
3. Instalasi Rawat Darurat.
4. Instalasi Rawat Inap.
5. Instalasi Rawat Jalan.
6. Yanmed.

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 7
RUMAH SAKIT ISLAM
ASSYIFA SUKABUMI PENGKAJIAN RISIKO JATUH GERIATRI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


… dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN 1. Merupakan cara mengidentifikasi pasien geriatri berisiko jatuh
untuk menilai kemungkinan pasien jatuh.
2. Pasien Geriatri adalah pasien berumur ≥ 60 tahun.

2. TUJUAN 1. Memastikan bahwa semua pasien baru yang berisiko jatuh


teridentifikasi oleh tim tenaga medis yang menangani.
2. Memastikan bahwa dilakukan tindakan-tindakan pencegahan
untuk pasien yang berisiko jatuh.
3. Melakukan evaluasi untuk memonitor perubahan status risiko
jatuh pada pasien.

3. KEBIJAKAN 1. Semua pasien baru dilakukan penilaian risiko jatuh dengan


mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin berperan.
2. Jika pasien berisiko sedang atau tinggi untuk jatuh, harus
dilakukan tindakan preventif untuk mencegah jatuh.
3. Perlu dilakukan evaluasi ulang terhadap pasien manakala
diperlukan atau terjadi perubahan keadaan pasien.
4. Perlu adanya evaluasi keberhasilan program pengurangan risiko
jatuh.
4. PROSEDUR 1. Perawat melakukan penilaian risiko jatuh pasien baru geriatri
dalam formulir Pengkajian RisikoJatuh.
2. Perawat menerapkan pencegahan jatuh pada pasien sesuai dengan
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 8
RUMAH SAKIT ISLAM
ASSYIFA SUKABUMI PENGKAJIAN RISIKO JATUH GERIATRI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


… dari …

tingkat risiko (risiko rendah dan risiko tinggi), termasuk


menjelaskan pada pasien dan keluarga.
3. Perawat mengkomunikasikan tingkat risiko pasien kepada dokter.
4. Perawat memasangkan gelang risiko jatuhwarna kuning pada
pergelangantanganpasien dengan risiko jatuhtinggi dan memberi
tanda“JATUH” padapintukamar pasien.
5. Perawat melakukan penilaian ulang bila terjadi perubahan
kondisi atau pengobatan dalam Formulir Penilaian Risiko Jatuh
Pasien Geriatri.
Perawat/petugas melaporkan insiden pasien jatuh ke Tim
Keselamatan Pasien Unit Kerja menggunakan formulir Insiden
Keselamatan Pasien (Lihat SPO Pelaporan Insiden). Tim
Keselamatan Pasien Unit Kerja melaporkan secara periodik setiap
bulan keKomite Keselamatan Pasien/Patient Safety
5. UNIT TERKAIT 1) Keperawatan

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 9
RUMAH SAKIT ISLAM
SPO perawatan pasien geriatri
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


… dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN 1. Pemberian perawatan pada pasien dengan mengklasifikasikan
tingkat ketergantungan dan aktifitas pasien dalam melaksanakan
asuhan keperawatan, yang dilakukan saat ada pasien baru yang
berumur > 65 tahun yang menderita penyakit atau gangguan baik
kronis maupun akut. Bila skor < 100 maka dilakukan pengkajian
ulang setiap hari Senin, Rabu, Jum’at.

2. TUJUAN 1. Mengklasifikasikan tingkat ketergantungan pasien.


2. Mengklasifikasikan aktifitas pasien.
3. Menjadi indikator bagi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien.
3. KEBIJAKAN 1. Setiap tindakan yang dilakukan terhadap pasien harus
berdasarkan prinsip keselamatan pasien dan pencegahan infeksi.
2. Untuk pasien yang dirawat di Unit Intensif seperti: ICU, ICCU,
IMC, dianggap sebagai pasien dengan ketergantungan penuh
“Tidak perlu” dilakukan penilaian fungsi Barthel Index.
4. PROSEDUR 1. Cuci tangan.
2. Melakukan identifikasi pasien
3. Jelaskan kepada pasien atau keluarga pasien tentang prosedur
yang akan dilakukan.
4. Melakukan pengkajian resiko jatuh
5. Melakukan pengkajian Nyeri

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 10
RUMAH SAKIT ISLAM
SPO perawatan pasien geriatri
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


… dari …

6. Melakukan pengkajian resiko decubitus


7. Lakukan pengkajian pada pasien atau keluarga pasien yang
mencakup :
a. Tingkat pendidikan
b. Riwayat rekreasi
c. Sistem pendukung
d. Deskripsi Kekhususan
e. Status mental
f. Status Psikologis
g. Status Afektif
h. Status Sosial
i. Fungsi Barthel Indeks
8. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien sesuai formulir Evaluasi
Fungsi Barthel Index, terdiri dari: evaluasi aktifitas dengan cara
menghitung skor berdasarkan keadaan pasien
a. Makan: • 0 : Tidak mampu
•5 : Membutuhkan bantuan untuk memotong
makanan
• 10 : Tanpa bantuan

b. Mandi: • 0 : Dengan bantuan


•5 : Tanpa Bantuan

c. Pergi ke dan dari kamar mandi:


•5 : Dengan bantuan
• 10 : Tanpa bantuan ( membuka pakaian, menyeka
dan menyiram)
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 11
RUMAH SAKIT ISLAM
SPO perawatan pasien geriatri
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


… dari …

d. Merapihkan diri
•0 : Dengan bantuan
•5 : Tanpa bantuan

e. Berpakaian
•0 : Tidak mampu

•5 : Dengan bantuan
• 10 : Tanpa bantuan (memasang kancing, ritsleting,
tali,dll)
f. Mengontrol BAB
•0 : Tidak dapat menahan BAB, membutuhkan
pencahar.

•5 : Sesekali membutuhkan bantuan


• 10 : Dapat dikontrol

g. Mengontrol BAK
•0 : Dengan bantuan / kateter atau mengompol

•5 : Sesekali membutuhkan bantuan


• 10 : Dapat dikontrol

h. Pindah dari kursi roda ke tempat tidur dan sebaliknya


•5 : Dengan bantuan penuh

• 10 : Dengan bantuan
• 10 : Tanpa bantuan

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 12
RUMAH SAKIT ISLAM
SPO perawatan pasien geriatri
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


… dari …

i. Berjalan di tempat tidur


•0 : Tidak dapat berjalan

•5 : Dengan kursi roda


• 10 : Dengan bantuan
• 15 : Tanpa bantuan

j. Naik turun tangga


•5 : Dengan bantuan penuh

• 10 : Tanpa bantuan

9. Pengisian pada kotak-kotak aktifitas diberi tanda(√) sesuai skor


yang dipilih.
10. Setelah diisi lakukan penjumlahan (Total Skor) pada kotak paling
bawah dengan definisi sebagai berikut:
• 0 - 20 : Ketergantungan penuh

• 21 – 61 : Ketergantungan berat
• 62 - 90 : Ketergantungan sedang
• 91 - 99 : Ketergantungan ringan
• 100 : Mandiri
11. Bila telah selesai, rapikan pasien.
12. Melakukan kolaborasi dengan anggota tim kesehatan untuk
membuat perencanaan perawatan pasien
13. Mengatur jumlah ketenagaan yang terkait dengan rumus
ketergatungan pasien

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 13
RUMAH SAKIT ISLAM
SPO perawatan pasien geriatri
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


… dari …

14. Tinggalkan pasien dalam keadaan aman dan nyaman.


15. Cuci tangan
16. Dokumentasikan segera hasil pengkajian dan proses perawatan
yang akan dan sudah dilaksanakan

5. UNIT TERKAIT 1) Keperawatan

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 14
RUMAH SAKIT ISLAM
PENYELENGGARAAN RAWAT JALAN KLINIK GERIATRI
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


… dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Rumah Sakit Islam assyifa menyelenggarakan rawat jalan klinik
geriatri.

2. TUJUAN 1) sebagai pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis dalam


melakukakn pemeriksaan di klinik geriatri.
3. KEBIJAKAN 1) Peraturan direktur tentang kebijakan pelayanan RSI Assyifa
Sukabumi
2) Kebijakan direktur tentang pelaksanaan Hand Hygiene
4. PROSEDUR 1. Anamnesa yaitu Wawancara terhadap pasien atau
keluarganya mengenai :
 Keluhan Utama.
 Keluhan tambahan.
 Riwayat penyakit terdahulu.
2. PemeriksaanFisik :
 Inspeksi : Keadaan umum pasien.
 Palpasi : Perabaan kemungkinan adanya benjolan,
konsistensi hepar / lien.
 Perkusi : Untuk menentukan batas jantung, keadaan
paru, hepar, kemungkinan adanya ascites.
 Auskultasi : Untuk mengetahui keadaan jantung,
paru dan peristaltik usus.
3. Pelayanan Rujukan :

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 15
RUMAH SAKIT ISLAM
PENYELENGGARAAN RAWAT JALAN KLINIK GERIATRI
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


… dari …

Untuk pasien yang tidak mampu ditangani di RSI Gondanglegi


diberikan surat rujukan ke RSUD dengan menggunakan blangko
surat rujukan yang tersedia.Petugas / dokter mencatat hasil
pemeriksaan pada kartu rawat jalan.

4. Petugas / dokter melakukan penegakan diagonosa,


menentukan tindakan therapi.
5. Petugas / dokter memberikan resep untuk pengambilan obat di
klinik geriatri.
6. Petugas mengisi Register rawat jalan berdasarkan catatan pada
kartu rawat jalan dan membuat sensus harian penyakit.

5. UNIT TERKAIT 1. Loket Pendaftaran


2. Laboratorium
3. klinik Umum
4. klinik penyakit dalam
5. klinik penyakit syaraf
6. klinik paru
7. klinik gizi
8. Fisioterapi
9. farmasi

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 16
RUMAH SAKIT
PENILAIAN DERAJAT NYERI PASIEN GERIATRI
ISLAM ASSYIFA
SUKABUMI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
… dari …

Disyahkan oleh :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Heri Heriyanto, MM.
1. PENGERTIAN Penilaian derajat nyeri pada geriatri adalah penilaian untuk mengetahui
tingkat nyeri yang dirasakan pada pasien geriatri.
2. TUJUAN Mampu melakukan penilaian derajat nyeri pasien secara tepat pada
geriatri dengan menggunakan metode kombinasi Numerical Rating Scale
(NRS) atau Visual Analogue Scale (VAS) pada pasien geriatri dengan
kemampuan berkomunikasi, dan Faces Scale pada pasien geriatri dengan
kendala berkomunikasi kemudian mencatatkan di dalam rekam medis
pasien
3. KEBIJAKAN 1. Rumah sakit menghormati dan mendukung hak pasien dengan cara asesmen
manejemen nyeri yang sesuai pada pasien rawat jalan maupun rawat inap
2. Staf rumah sakit memahami pengaruh pribadi, budaya dan sosial pada hak
pasien untuk melaporkan rasa nyeri , serta pemeriksaan dan pengelolaan nyeri
secara akurat
Penilaian ini dilakukan pada seluruh pasien geriatri (> 60 tahun)
4. PROSEDUR 1. Memperkenalkan diri dan menerangkan pada pasien dan keluarga
pasien penilaian yang akan dilakukan
2. Menanyakan kepada pasien apakah merasakan nyeri/ tidak.
3. Meminta pasien untuk menentukan lokasi nyeri, dan menandai lokasi
nyeri pada dokumen status penilaian derajat nyeri pasien.

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 17
RUMAH SAKIT
PENILAIAN DERAJAT NYERI PASIEN GERIATRI
ISLAM ASSYIFA
SUKABUMI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
… dari …

4. Meminta pasien menentukan derajat nyerinya dalam bentuk angka 0 -


10 Numerical Rating Scale (NRS),
skala “0” menandakan “tidak ada nyeri”, skala “1-3” menandakan
adanya “nyeri ringan”, skala “4-6” menandakan adanya “nyeri sedang”,
skala “7-9” menandakan adanya “nyeri hebat”, skala “10” menandakan
adanya “nyeri sangat berat” atau meminta pasien memilih dari
gambar yang ada, gambar yang menggambarkan derajat nyeri yang
dirasakannya (Faces Scale / Skala Nyeri berdasarkan ekspresi wajah).

Skala Nyeri VAS (Visual Analogue Scale)

5. Mencatat pada status / rekam medis pasien derajat nyeri pasien pada
initial assessment pasien.
6. Pada pasien rawat inap, penilaian berikutnya (re-assessment) dilakukan
tiap 8 jam dan dicatat pada status terintegrasi serta catatan rawat inap

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 18
RUMAH SAKIT
PENILAIAN DERAJAT NYERI PASIEN GERIATRI
ISLAM ASSYIFA
SUKABUMI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
… dari …

pasien.
7. Pada pasien rawat jalan, penilaian berikutnya dilakukan pada saat
pasien melakukan kontrol atau apabila pasien tetap merasakan nyeri
yang tidak dapat ditangani dapat datang kembali ke UGD untuk
dilakukan penilaian ulang derajat nyeri dan tatalaksananya oleh DPJP.
5. UNIT Keperawatan/Pelayanan Medis/Penunjang Medis
TERKAIT

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 19
RUMAH SAKIT
PENILAIAN DERAJAT NYERI PASIEN GERIATRI
ISLAM ASSYIFA
SUKABUMI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
… dari …

RUMAH SAKIT
PROSEDUR PEMERIKSAAN PASIEN TANPA IKHTILAT
ISLAM ASSYIFA
SUKABUMI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
04.03.SPO.08 1 … dari …

Disyahkan oleh :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
PROSEDUR
OPERASIONAL
1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.
1. PENGERTIAN Prosedur pemeriksaan yang dilakukan oleh perawat, bidan atau dokter
RSI Assyifa Sukabumi terhadap pasien memperhatikan tentang tidak
tercampurnya antara laki –laki dan perempuan dalam satu ruangan.
2. TUJUAN Sebagai pedoman dan tata laksana dalam pemeriksaan pasien tanpa
ikhtilat di RSI Assyifa Sukabumi.
3. KEBIJAKAN Peraturan direktur tentang kebijakan pelayanan di Rawat Inap RSI Assyifa
Sukabumi.
4. PROSEDUR 1. Ucapkan salam “ Assalamu’alaikum….. , selamat pagi/
siang/sore/malam Bapak/ Ibu ……. (sebut nama)” kepada pasien.
2. Mempersilahkan pasien masuk keruang pemeriksaan dengan
memperhatikan gender pasien dan mengupayakan perawat sesuai
dengan gender pasien .
3. Jagalah privasi dan aurat pasien selama pemeriksaan dengan
cara menutup tirai atau pintu saat melakukan pemeriksaan.
4. Ajaklah pasien membaca “Basmalah ‘ saat akan melakukan
pemeriksaan.

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 20
RUMAH SAKIT
PENILAIAN DERAJAT NYERI PASIEN GERIATRI
ISLAM ASSYIFA
SUKABUMI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
… dari …

5. Lakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur.


6. Ajaklah pasien membaca hamdalah setelah dilakukan pemeriksaan.
7. Lakukan dokumentasi.
5. UNIT Perawat, bidan dan dokter
TERKAIT

RUMAH SAKIT ISLAM


PROSEDUR KEPERAWATAN SESUAI GENDER
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.09 1 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Mengupayakan tindakan keperawatan kepada pasien dilakukan
perawat sesuai gender pasien.
2. TUJUAN Sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.
3. KEBIJAKAN Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi Nomor
tentang Pedoman Pelayanan Bagian Bimbingan Rohani Islam Rumah
Sakit Islam Assyifa Sukabumi.
4. PROSEDUR 1. Perawat yang akan melakukan tindakan keperawatan
mengupayakan sesuai dengan gender pasien, bila pasien
perempuan perawat yang melakukan tindakan perempuan
bila laki-laki perawata yang melakukan tindakan juga laki- laki.
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 21
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR KEPERAWATAN SESUAI GENDER
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.09 1 … dari …

2. Bila perawat yang dibutuhkan tidak sesuai gender pasien maka


keluarga pasien harus ikut mendampingi.
3. Mengucapkan salam kepada pasien dan menyampaikan
tujuan tindakan keperawatan.
4. Menjaga privasi pasien.
5. Sebelum melakukan tindakan keperawatan mengajak
pasien membaca “Basmalah”.
6. Melakukan tindakan keperawatan sesuai prosedur.
7. Setelah selesai melakukan tindakan keperawatan mengajak
pasien bersama-sama mengucapkan “Alhamdulillah”.
8. Perawat berpamitan dengan pasien dan
mendokumentasikan tindakan keperawatan.
5. UNIT TERKAIT Perawat rawat inap non bedah

RUMAH SAKIT ISLAM


PROSEDUR PERESEPAN OBAT DI RAWAT INAP
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.10 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Peresepan adalah proses pengambilan keputusan pengobatan oleh
dokter berupa terapi obat yang diterima pasien dengan
memperhatikan ketepatan pasien, jenis obat, dosis, kekuatan, rute,
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 22
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PERESEPAN OBAT DI RAWAT INAP
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.10 02 … dari …

waktu dan durasi pengobatan dalam lembar kertas yang diakui.


2. TUJUAN 1. Sebagai panduan cara peresepan obat yang benar berdasarkan
standar ilmiah terkini
2. Mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat pada tahap
peresepan (prescribing error)
3. KEBIJAKAN 1) UU No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2) UU No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3) UU No 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran
4) Peraturan Menkes RI No. 1691/Menkes/Per/VIII/2011 Tanggal
24 Agustus 2011 Tentang Keselamatan Pasien
4. PROSEDUR a. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca “basmallah”
terlebih dahulu
b. Sebelum Penulisan Resep
1. Menegakkan diagnosis dan prognosis berdasarkan gejala
klinis, data laboratorium dan pencitraan yang khas untuk
masing – masing penyakit
2. Menentukan tujuan pengobatan apakah untuk pencegahan
primer/sekunder, simtomatik, preventif, kuratif, rehabilitatif
atau paliatif
3. Menentukan pilihan obat berdasarkan tujuan pengobatan
dan kondisi klinis/organ pasien terkait farmakodinamik dan
farmakokinetik sesuai dengan Formularium Nasional
4. Melakukan penyelarasan obat (medical reconciliation)
sebelum menulis resep. Penyelarasan obat adalah
membandingkan antara daftar obat yang sedang digunakan
pasien dan obat yang akan diresepkan untuk mencegah
duplikasi, terhentinya suatu obat (omissions), atau kesalahan
obat lainnya
5. Memperhatikan kemungkinan adanya kontra indikasi,
interaksi obat dan reaksi alergi
6. Menuliskan terapi obat dalam rekam medik untuk obat yang
pertama kali diresepkan yang rejimennya diubah atau yang
dihentikan. Untuk terapi obat lanjutan, pada rekam medik
dituliskan “terapi lanjutkan’ dan pada kardeks (catatan
pemberian obat) tetap dicantumkan nama obat dan
rejimennya.

c. Penulisan Resep
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 23
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PERESEPAN OBAT DI RAWAT INAP
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.10 02 … dari …

1. Menulis resep secara manual pada blanko lembar


resep/instruksi pengobatan dengan kop RSI Assyifa yang
telah dibubuhi stempel instalasi pelayanan tempat pasien
dirawat/berobat
2. Menulis dengan tulisan yang jelas dan dapat dibaca,
menggunakan istilah dan singkatan yang lazim sesuai
standar singkatan RSI Assyifa
3. Mengenali obat-obatan yang masuk ke dalam kategori Look
Alike Sound Alike (LASA) yang telah diterbitkan oleh Instalasi
Farmasi untuk menghindari kesalahan pembacaan oleh
tenaga kesehatan lain
4. Memastikan bahwa resep sudah memenuhi kelengkapan
suatu resep sebelum dikirim ke farmasi :
a. Nama Pasien
b. Tanggal lahir
c. Berat badan pasien (khususnya untuk pasien anak)
d. Nomor rekam medik
e. Nama dokter
f. Tanggal penulisan resep
g. Nama ruang pelayanan
h. Memastikan adanya riwayat alergi obat
i. Tanda R/ pada setiap sediaan
j. Untuk nama obat tunggal ditulis dengan nama generik.
Untuk obat kombinasi ditulis sesuai nama dalam
formularium, dilengkapi dengan bentuk sediaan obat
(contoh : injeksi, tablet, salep, kapsul) dan kekuatannya
(misal : 500mg)
k. Jumlah sediaan
l. Durasi penggunaan obat (untuk obat pulang)
m. Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap
jenis/bahan obat dan (untuk bahan obat dalam bentuk
padat : mikrogram, miligram, gram) dan untuk cairan :
tetes, liter, mililiter
n. Pencampuran beberapa obat dalam satu sediaan tidak
dianjurkan, kecuali sediaan dalam bentuk campuran
tersebut telah terbukti efektif dan aman
o. Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian). Untuk
aturan pakai “jika perlu” atau prn harus dituliskan dosis
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 24
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PERESEPAN OBAT DI RAWAT INAP
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.10 02 … dari …

maksimal dalam sehari


5. Dalam peresepan obat off-label (penggunaan obat yang
indikasinya di luar indikasi yang disetujui oleh BPOM), harus
berdasarkan panduan pelayanan medik yang telah
ditetapkan oleh Komite Medik
6. Dalam peresepan anti mikroba, harus ditegakkan terlebih
dahulu diagnosis etiologi melalui pemeriksaan langsung /
serologic / imunologik / genomic / kultur. Selanjutnya
melakukan optimasi seleksi, dosis, dan lama terapi
antimikroba agar tercapai hasil terapi maksimal dan
terhindar dari timbulnya resistensi. Prioritas penggunaan
antimikroba mengacu pada ketetapan lini penggunaan
seperti tercantum dalam formularium. Terapi empirik hanya
dilakukan bila fokus infeksi jelas dan terdapat gejala klinis
yang mengancam jiwa. Terapi antimikroba perlu
dipertimbangkan penghentiannya pada kasus termina (end
of life)
7. Untuk peresepan obat narkotika dan psikotropika harus
mengikuti SPO tentang Peresepan Obat Narkotika &
Psikotropika

d. Setelah Penulisan Resep


1. Memeriksa kebenaran obat yang telah diresepkan
2. Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarga pasien
tentang efek terapi yang diharapkan dan efek obat yang
tidak diharapkan yang mungkin terjadi
3. Menetapkan parameter respons pasien terhadap obat,
memantau secara berkala untuk mengetahui efektivitas dan
kemungkinan efek samping yang dialami pasien. Jika terjadi
efek samping obat, dokter melaporkan sesuai dengan SPO
Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat
4. Jika terjadi perubahan terhadap resep/instruksi pengobatan
yang telah diterima oleh apoteker atau asisten apoteker,
maka dokter mengganti dengan resep atau instruksi
pengobatan baru
5. Memastikan bahwa setiap obat yang diresepkan sesuai
dengan yang tercantum dalam rekam medik
6. Untuk kelanjutan terapi obat yang sempat dihentikan karena
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 25
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PERESEPAN OBAT DI RAWAT INAP
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.10 02 … dari …

operasi atau sebab lain, maka dokter menuliskan kembali


dalam bentuk resep/instruksi pengobatan baru
e. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Komite Medis & SMF
3) Instalalasi Farmasi

RUMAH SAKIT ISLAM


PROSEDUR PENYERAHAN OBAT KEPADA PASIEN RAWAT INAP
ASSYIFA SUKABUMI
NON BEDAH (PEMBERIAN OBAT)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.11 1 … dari …

Disyahkan oleh :
STANDAR PROSEDUR
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
OPERASIONAL

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 26
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENYERAHAN OBAT KEPADA PASIEN RAWAT INAP
ASSYIFA SUKABUMI
NON BEDAH (PEMBERIAN OBAT)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.11 1 … dari …

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Merupakan tata cara penyerahan obat atau pemberian obat kepada
pasien rawat inap di RSI Assyifa.
2. TUJUAN Agar penyerahan obat dan pemberian obat kepada pasien rawat
inap dapat terselenggara dengan baik disertai informasi obat yang
baik, sehingga tujuan pengobatan / terapy obat yang diberikan
berhasil.
3. KEBIJAKAN 1. Penyerahan obat kepada pasien (Peraturan Direktur Rumah
Sakit Islam Assyifa No. tentang kebijakan pelayanan farmasi.
2. Penyerahan obat pasien rawat inap RSI Assyifa didelegasikan ke
perawat.
4. PROSEDUR 1. Perawat mengunjungi kamar pasien sambil membawa obat
yang akan diserahkan.
2. Perawat mengetuk kamar pasien dengan mengucapkan salam
“Assalaamu’alaikum Wr. Wb.”
3. Perawat memastikan kebenaran identitas pasien dan obat yang
akan diberikan dengan mencocokkan nama pasien dan tanggal
lahir pasien.
4. Perawat memulai kegiatan penyerahan obat dengan diawali
dengan membaca “basmallah”
5. Perawat menyerahkan obat dengan memberi informasi aturan
minum obat, cara minum obatnya atau cara penggunaan
obatnya.
6. Perawat memastikan pasien memahami informasi obat yang
diberikan.
7. Perawat menanyakan kembali ke pasien, apakah pasien sudah
mengerti informasi tentang obat yang disampaikan atau belum
mengerti informasi.
8. Jika pasien sudah memahami, perawat meminta pasien /
keluarga pasien untuk menandatangani formulir catatan
pemberian obat (CPO) yang ada di Rekam Medis untuk
didokumentasikan.

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 27
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENYERAHAN OBAT KEPADA PASIEN RAWAT INAP
ASSYIFA SUKABUMI
NON BEDAH (PEMBERIAN OBAT)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.11 1 … dari …

9. Perawat mengingatkan pasien untuk berdo’a terlebih dahulu


sebelum minum obat.
10. Perawat kemudian mendo’akan pasien dengan ucapan
“semoga cepat Allah sembuhkan kembali, aamiin.”
11. Perawat kemudian mengucapkan “terimakasih” kepada pasien
dan atau keluarga pasien kemudian perawat mengucapkan
“Hamdallah”.
12. Perawat mengucapkan salam penutup dengan ucapan
“Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.”
5. UNIT TERKAIT 1) Petugas (Perawat) Rawat Inap Non Bedah
2) Instalasi Farmasi

RUMAH SAKIT ISLAM


PROSEDUR INFORM CONCENT PENGGUNAAN OBAT YANG
ASSYIFA SUKABUMI
MENGANDUNG UNSUR HARAM

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 28
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
04.03.SPO.12 1 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Kegiatan pemberian inform consent syariah penggunaan obat yang
belum jelas kehalalannya adalah kegiatan memberikan informasi
dan edukasi kepada pasien yang mendapatkan obat yang belum
jelas kehalalannya.
2. TUJUAN Pasien terpapar informasi mengenai alasan pemberian obat
yang belum jelas kehalalannya
3. KEBIJAKAN Pemberian Inform Consent Syariah (Peraturan Direktur Rumah
Sakit Islam Assyifa Sukabumi No tentang Kebijakan Pelayanan
Farmasi)
4. PROSEDUR 1. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2. Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3. Petugas farmasi dan atau perawat mengucapkan salam
kepada pasien yang akan dilakukan inform consent
penggunaan obat yang mengandung unsur haram.
4. Petugas farmasi dan atau perawat atas persetujuan dokter
(DPJP) m e n j e l a s k a n b a h w a R u m a h s a k i t b e r k o m i t m e n
u n t u k menyediakan obat-obatan yang tidak mengandung
unsur haram. Petugas farmasi dan atau perawat menjelaskan
obat yang akan diberikan merupakan obat pilihan untuk terapi
penyakit pasien dan tidak ada pilihan obat lain, dan obat
tersebut mengandung unsur haram.
5. Petugas farmasi dan atau perawat menyebutkan obat yang
dimaksud
6. Petugas farmasi dan atau perawat menanyakan apakah
pasien setuju menggunakan obat tersebut.
7. Jika pasien setuju, petugas farmasi atau perawat
mempersilakan pasien untuk menandatangani inform consent
obat yang mengandung unsur haram.
8. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
9. Petugas farmasi dan atau perawat mengakhiri dengan
mengucapkan salam.
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 29
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR INFORM CONCENT PENGGUNAAN OBAT YANG
ASSYIFA SUKABUMI
MENGANDUNG UNSUR HARAM

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.12 1 … dari …

5. UNIT TERKAIT 1) Komite Syariah


2) Petugas keperawatan (Perawat) Rawat Inap Non Bedah
3) Instalasi Farmasi

RUMAH SAKIT ISLAM


PROSEDUR MONITOR EFEK SAMPING OBAT YANG TIDAK
ASSYIFA SUKABUMI
DIHARAPKAN

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 30
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
04.03.SPO.13 1 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Kegiatan pelaporan efek samping obat adalah kegiatan melaporkan
setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak
diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada
manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi.
2. TUJUAN 1. Menemukan efek samping obat sedini mungkin terutama
yang berat, tidak dikenal, frekuensinya jarang.
2. Mencegah munculnya efek samping yang berulang.
3. Sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan
terapi (rasio manfaat terapi terhadap resiko).
4. Menentukan jumlah kejadian efek samping obat yang sudah
dikenal sekali atau yang baru saja ditemukan.
5. Melaporkan kejadian efek samping obat ke Komite Farmasi
dan Terapi dan ke Direktur Rumah Sakit sampai ke Panitia
MESO Pusat Nasional.
3. KEBIJAKAN Monitoring Efek Samping Obat (Peraturan Direktur Rumah Sakit
Islam Assyifa Sukabumi No tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi)
4. PROSEDUR 1. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2. Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3. Petugas farmasi dan atau perawat mengucapkan salam
(Assalammualaikum) pada saat menanyakan keluhan efek
samping obat kepada pasien.
4. Bila ada efek samping obat yang dialami pasien , maka
petugas farmasi atau perawat mengisi blangko laporan MESO
(Monitoring Efek Samping Obat).
5. Isi blangko laporan MESO (Monitoring Efek Samping Obat) :
a. Blangko kuning (untuk laporan MESO obat)
b. Blangko hijau (untuk laporan MESO obat tradisional)
c. Blangko biru (untuk laporan MESO suplemen makanan)
6. Petugas farmasi menutup kegiatan konseling obat dengan
menyampaikan satu ayat dari QS. Asy Syuara 80 ”Dan apabila
aku sakit, Allah Swt yang menyembuhkan aku” dan menutup

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 31
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR MONITOR EFEK SAMPING OBAT YANG TIDAK
ASSYIFA SUKABUMI
DIHARAPKAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.13 1 … dari …

dengan salam.
7. Petugas farmasi dan atau perawat mengucapkan
salam (Wassalammualaikum) ketika pamit dari ruangan pasien.
8. Laporan diserahkan Instalasi Farmasi untuk dikumpulkan
kemudian menjadi rekap hasil kejadian efek samping obat yang
terjadi di Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi.
9. Laporan tersebut oleh Kepala Instalasi Farmasi dilanjutkan
kepada Komite Farmasi dan Terapi.
10. Komite Farmasi dan Terapi kemudian membuat laporan
kepada Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi tentang
hasil evaluasi kejadian efek samping obat
11. Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi melaporkan hasil
MESO (Monitoring Efek Samping Obat) kepada Panita MESO
Pusat Nasional
12. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Komite Farmasi Terapi
2) Petugas keperawatan (Perawat / bidan) Rawat Inap
3) Manajemen RSI Assyifa Sukabumi
4) Dokter DPJP

RUMAH SAKIT ISLAM


PROSEDUR PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KRITIS

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 32
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.14 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Proses mengirim pesan yang dilakukan dua arah antara tenaga
keperawatan dan dokter secara lisan atau via telepon untuk
melaporkan hasil pemeriksaan medis yang dianggap kritis didukung
dengan hasil pemeriksaan penunjang lainnya
2. TUJUAN 1) Meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien berorientasi
kepada keselamatan pasien
2) Mencegah terjadinya kesalahan dalam melaporkan hasil
pemeriksaan medis
3) Memastikan keakuratan pelaporan hasil pemeriksaan medis
3. KEBIJAKAN Setiap tenaga keperawatan harus melaksanakan pelaporan pasien
yang dianggap kritis dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis
untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit berorientasi pada
standar internasional
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Semua hasil pemeriksaan medis kritis harus ditulis secara
lengkap oleh petugas
3) Semua hasil pemeriksaan medis kritis harus dibacakan kembali
secara lengkap oleh petugas
4) Semua hasil pemeriksaan medis kritis harus dikonfirmasikan
oleh dokter atau petugas yang menyampaikan hasil pemeriksaan
5) Penerima pesan boleh tidak melakukan pembacaan kembali
( read back ) bila tidak memungkinkan seperti dikamar operasi
dan situasi gawat darurat di IGD atau ICU
6) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non 4) Instalasi Radiologi
Bedah 5) Instalasi Laboratorium
2) Instalasi Rawat Jalan
3) Instalasi Gawat Darurat

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 33
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PELAYANAN RESTRAIN
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.15 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Pelayanan menggunakan alat pengikat pada pasien gelisah, agresif
ataupun non kooperatif
2. TUJUAN Memberikan panduan kepada dokter, dokter gigi, staf keperawatan
suatu teknik pengikatan secara mekanik pada klien yang bertujuan
untuk melindungi atau menghindari menciderai diri, orang lain dan
lingkungan
3. KEBIJAKAN 1) Surat Keputusan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
di RSI Assyifa Kota Sukabumi.
2) Surat Keputusan Direktur No. 158 K / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang Panduan Komunikasi Efektif
4. PROSEDUR Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah terlebih
dahulu
Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien

Preinteraksi

1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien instruksi


restrain/terapi psikofarmakoterapi
2. Siapkan Tim
3. Siapkan alat-alat (tali, kain atau kasa gulung)
4. Siapkan lingkungan yang aman
5. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
6. Siapkan medikasi bila perlu sesuai advise dokter
- Diazepam Injeksi 1 ampul (IM/IV)
- CPZ Injeksi 1 ampul (IM)
- Tab CPZ 100 mg
- Tab Zofredal (Risperidone) 2 mg
Orientasi

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 34
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PELAYANAN RESTRAIN
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.15 02 … dari …

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya


2. Jelaskan dan lakukan kontrak (Prosedur, tujuan, lamanya di
restrain kepada klien dan keluarga bila perlu kontrak
sepihak.)

Tahap Kerja

1. Berbicara secara meyakinkan kepada pasien untuk


menghentikan perilakunya
2. Ulangi penjelasan jika tidak menghentikan perilakunya akan
dilakukan pengikatan.
3. Tawarkan untuk menggunakan medikasi daripada dilakukan
pengikatan. (Jangan tawar menawar dengan pasien)
4. Jangan membiarkan pasien berfikir tentang keraguan kita
untuk melakukan pengikatan.
5. Staf yang akan melakukan pengikatan harus sudah berada di
tempat
(susunan tim 5-6 orang) :
- Empat orang menahan masing-masing anggota gerak
- Satu orang mengawasi kepala
- Satu orang melakukan prosedur pengikatan
- Tiap anggota gerak 1 ikatan
- Ikatan pada posisi sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu aliran IV
- Posisi kepala lebih tinggi untuk menghindari aspirasi

6. Monitor tanda-tanda vital tiap 60 menit


7. Tempatkan pasien pada tempat yang mudah dilihat staf
8. Observasi gejala Ekstra Piramidal Sindrome (EPS) dalam 24
jam pertama, bila EPS terapi Diphenhydramin 50mg (IM/IV).

Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Pastikan pasien nyaman dan ikatannya baik
3. Lakukan kontrak untuk bisa dilepaskan ikatannya
(restrain akan dilepas apabila, mis: pasien berjanji tidak

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 35
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PELAYANAN RESTRAIN
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.15 02 … dari …

memukul orang lagi)


Dokumentasi
Catat hasil kegiatan dan respon pasien dalam catatan keperawatan.
Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Instalasi Gawat Darurat

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 36
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENGELOLAAN PASIEN DENGAN RESIKO JATUH
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.16 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Prosedur kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi ulang serta
mengambil tindakan pada pasien yang mempunyai resiko jatuh di
bangsal rawat inap.
2. TUJUAN Untuk meminimalisasi kejadian pasien jatuh di bangsal rawat inap di
Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi.
3. KEBIJAKAN 1. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien di Rumah Sakit
2. Kebijakan Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi Nomor : 293 / SK
/ DIR-RSIA / X / 2015. tentang Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
Islam Assyifa Sukabumi.
4. PROSEDUR A. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
B. Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
C. Pasien Dengan Resiko Jatuh
1. Dokter dan perawat melakukan screening pada setiap pasien
yang masuk rawat inap dengan resiko jatuh dengan gejala
sebagai berikut, antara lain : penurunan kesadaran,
kelemahan anggota gerak, kejang, riwayat penggunaan
alkohol, riwayat penggunaan obat psikotropika.
2. Perawat memberi tanda resiko jatuh pada rekam medis
pasien.
3. Perawat menempatkan pasien dengan resiko jatuh pada bed
yang memiliki pengaman di samping kanan – kiri pasien.
4. Perawat memastikan pengaman dapat berfungsi dengan
baik.
5. Perawat memastikan bahwa bel pemanggil perawat
berfungsi dengan baik dan dapat dijangkau oleh pasien.
6. Perawat menempatkan pasien dengan resiko jatuh di
ruangan yang mudah diawasi oleh perawat.

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 37
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENGELOLAAN PASIEN DENGAN RESIKO JATUH
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.16 02 … dari …

7. Perawat memberikan edukasi kepada pasien maupun


keluarga pasien dengan resiko jatuh untuk tidak mengubah
posisi pengaman tanpa seizin perawat.
8. Perawat melakukan pemantauan terhadap pasien dengan
resiko jatuh secara berkala sesuai kondisi pasien.
9. Perawat menyampaikan informasi kepada perawat yang
bertugas selanjutnya pada pergantian shift.

D. Pasien Lainnya
Dokter/perawat mengevaluasi ulang seluruh pasien rawat inap
bila ditemukan resiko jatuh seperti di atas maka dilakukan
langkah sesuai prosedur A.2 sampai A.8
E. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Instalasi Rekam Medis

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 38
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PEMAKAIAN BUSANA PASIEN
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.17 1 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Membantu pasien / memakaikan / memasangkan baju kepada
pasien yang membutuhkan.
2. TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemakaian busana
pada pasien :
1. Setelah dilakukan kebersihan diri.
2. Sebelum dilakukan tindakan operasi di kamar bedah.
3. Karena suatu hal baju pasien basah, kotor dan tidak nyaman
3. KEBIJAKAN 1. SK Direktur RSI Assyifa Sukabumi No. Tentang Kebijakan
Implementasi Rumah Sakit Peduli Ibadah Rumah Sakit Islam
Assyifa Sukabumi
2. Petugas yang membantu memakaikan busana pasien sesuai
gender pasien.
4. PROSEDUR 1. Perawat menuju ke ruang pasien dengan mengetuk pintu
dan mengucapkan salam (Assalamu’alikum Wr. Wb.), sapa dan
senyum.
2. Perawat menyiapkan semua peralatan yang akan digunakan.
3. Perawat menjelaskan tujuan di lakukan penggantian baju
pasien.
4. Perawat membuka baju pasien, meletakkan baju kotor di
tempat linen kotor.
5. Perawat mengucapkan basmalah sebelum memakaikan baju
pasien dahulukan penggunaan pada anggota badan sebelah
kanan dan diikuti sebelah kiri.
6. Rapikan posisi baju pasien.
7. Ucapkan Alhamdulillah jika semua sudah selesai dilakukan.
8. Perawat berpamitan dengan mengucapakan salam
(wassalamu’alaikum Wr. Wb) sebelum meninggalkan kamar
pasien
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Instalasi Kamar Bedah
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 39
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PEMAKAIAN CELEMEK MENYUSUI
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.18 1 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Memakaikan/memasangkan celemek menyusui kepada ibu
yang akan menyusui.
2. TUJUAN Sebagai acuan penerapan pemakaian perlengkapan busana pada
ibu yang akan menyusui.
3. KEBIJAKAN SK Direktur RSI Assyifa Sukabumi No. Tentang Kebijakan
Implementasi Rumah Sakit Peduli Ibadah Rumah Sakit Islam Assyifa
Sukabumi.
4. PROSEDUR 1. Perawat perempuan masuk kekamar pasien.
2. Ucapkan salam “Assalamu’alaikum..., selamat
pagi/siang/sore/malam. Ibu...(sebut nama) dan perkenalkan diri
kepada pasien dan atau keluarga.
3. Siapkan semua peralatan yang akan digunakan.
4. Sampaikan maksud dan tujuan pemakaian nursing apron.
5. Lakukan cuci tangan sesuai prosedur sebelum tindakan.
6. Ucapkan bismillah sebelum melakukan tindakan.
7. Bayi dipangku oleh ibu.
8. Buka celemek menyusui, kalungkan pada leher ibu.
9. Tata posisi celemek sampai menutupi bagian dada ibu.
10. Pastikan posisi ibu dan bayi nyaman.
11. Setelah selesai ambil celemek dan rapikan posisi baju pasien.
12. Ucapkan Alhamdulillah.
13. Lakukan cuci tangan sesuai prosedur setelah tindakan.
14. Perawat berpamitan dengan mengucapkan salam sebelum
meninggalkan kamar pasien
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Unit khusus

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 40
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR TRANSPORT PASIEN KE DAN DARI KAMAR OPERASI
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.19 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Prosedur transport pasien yang akan dan telah dioperasi oleh
perawat ruangan/ bangsal dan staf kamar operasi.
2. TUJUAN 1) Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh
petugas ruangan dan kamar operasi agar pelaksanaan operasi
bisa berhasil dengan baik dan mengutamakan keselamatan
pasien.
2) Menyiapkan obat-obatan, alat-alat, darah dan persiapan khusus
lainnya yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan operasi
tersebut.
3. KEBIJAKAN Petugas ruangan dan petugas kamar operasi bertanggung jawab
atas persiapan pasien calon operasi tersebut.
4. PROSEDUR 1. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2. Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3. Pasien diantarkan ke Ruang operasi oleh perawat jaga ruangan
rawat inap Tergantung kondisi pasien, pasien dapat diantar
dengan membawa bed, brankar atau dengan kursi roda
4. Dilakukan serah terima berita acara tindakan operasi antara
perawat jaga ruangan dengan petugas kamar bedah, beserta
berkas pasien dan obat-obatan alat kesehatan yang diperlukan
5. Petugas kamar bedah memeriksa kembali kelengkapan
administrasi dan identitas pasien
6. Setelah dinilai lengkap, pasien dibawa ke koridor transport
pasien untuk kemudian dipindahkan ke brankar kamar bedah
7. Lakukan pemindahan senyaman mungkin
8. Setelah pasien diatas brankar, posisikan senyaman mungkin, alat
transportasi pasien yang dari ruangan dikeluarkan.
9. Oleh petugas kamar bedah, pasien dibawa ke koridor ruang
persiapan operasi
10. Ganti semua pakaian dengan duk bersih, lepaskan semua

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 41
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR TRANSPORT PASIEN KE DAN DARI KAMAR OPERASI
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.19 02 … dari …

perhiasan, beri penutup kepala, lakukan senyaman mungkin


sesuai tata krama. Tenangkan pasien.
11. Setelah siap, pasien ditransport ke ruang operasi, pindahkan
pasien ke meja operasi senyaman mungkin.
12. Posisikan senyaman mungkin.
13. Semua suportif diperiksa kelancarannya : IV line, urine catheter,
O2, Pasang manset Tekanan darah, pasang pulse oxymetri,
nyalakan pulse oksimeter/ECG Monitor sesuai kebutuhan
masing-masing pasien.
14. Setelah selesai operasi, pasien dipindahkan ke ruang RR
(Recovery Room) untuk pemulihan
15. Setelah terpenuhi kriteria pindah ruangan, perawat jaga RR
membawa ke koridor RR
16. Perawat jaga ruangan melakukan serah terima prosedur setelah
operasi dari petugas jaga RR
17. Perawat jaga ruangan membawa pasien kembali ke ruangan
rawat inap atau bila kondisi buruk dan memerlukan ruang
perawatan ICU, petugas RR bersama petugas ICU membawa
pasien ke ruagan perawatan ICU untuk penatalaksanaan lebih
lanjut
18. Setelah tiba diruangan rawat inap, pasien dipindahkan ke
tempat tidur senyaman mungkin dan diinformasikan kepada
keluarga tentang tindaklanjut setelah operasi
19. Mencatat dokumentasi serah terima prosedur pasca operasi dan
selama perjalanan menuju ruang perawatan pasien kembali
20. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Instalasi Gawat Darurat

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 42
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR KOMUNIKASI VIA TELEPON ANTAR PEMBERI LAYANAN
ASSYIFA SUKABUMI
(DOKTER DAN PERAWAT)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.20 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Komunikasi efektif melalui telepon yang dilakukan oleh perawat
untuk melaporkan segala bentuk keluhan, keadaan dan
permasalahan pasien kepada dokter yang merawat secara tepat
waktu, lengkap, akurat , jelas dan dipahami oleh kedua belah pihak.

2. TUJUAN 1. Untuk menjalin kerjasama dokter & perawat.


2. Mengurangi kesalahan dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien.
3. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
3. KEBIJAKAN 1) PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien di Rumah Sakit
2) Kebijakan Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi Nomor : 293 / SK /
DIR-RSIA / X / 2015 tentang Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
Islam Assyifa Sukabumi.
4. PROSEDUR 1. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2. Identifikasi pasien secara langsung dengan tanya nama pasien
atau keluarga bila pasien tidak sadar, melihat gelang identifikasi
dan siapkan status pasien.
3. Verifikasi identitas pasien sesuai antara gelang pasien, status
pasien dan nama pasien, siapkan lembar konsul pertelpon.
4. Tekan nomor ekstensi dokter yang merawat pasien
5. Setelah terdengar nada sambung ucapkan salam dan
perkenalkan diri penelpon
6. Laporkan identitas pasien meliputi nama, jenis kelamin, umur,
keluhan, hasil pemeriksaan dan pengamatan serta obat-obatan
bila ada.
7. Tanyakan tindak lanjut pengobatan kepada dokter yang
merawat.
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 43
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR KOMUNIKASI VIA TELEPON ANTAR PEMBERI LAYANAN
ASSYIFA SUKABUMI
(DOKTER DAN PERAWAT)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.20 02 … dari …

8. Catat secara lengkap perintah dari dokter yang merawat pada


form yang telah disediakan.
9. Konfirmasi apa yang sudah dituliskan dan bacakan ulang kepada
pemberi perintah (dokter ).
10. Eja ulang obat-obat yang diberikan secara perlahan-lahan
terutama untuk obat-obatan yang termasuk dalam golongan
NORUM ( Nama obat rupa obat mirip ),untuk konsultasi
pertelpon yang nama obat mirip, blangko terlampir untuk obat-
obat yang nama mirip.
11. Cantumkan tanda cawang pada kolom membaca ulang isi
laporan bila sudah dibacakan ulang.
12. Telpon ulang pemberi perintah bila laporan belum dibacakan
ulang,dan konfirmasikan ulang isi perintah.
13. Cantumkan nama lengkap dan tanda tangan pelapor pada form
yang telah disediakan.
14. Cantumkan tandatangan saksi yang ikut mendengarkan saat
menelpon dokter (bisa keluarga pasien, perawat jaga, pasien
sendiri ,dokter jaga,dokter yang merawat sebelumnya )
15. Ucapkan terima kasih, Hamdallah dan salam.
16. Mintakan tanda tangan di tempat yang sudah disediakan saat
dokter visite.
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap
2) Instalasi Gawat Darurat

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 44
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR KOMUNIKASI VIA TELEPON ANTAR PEMBERI LAYANAN
ASSYIFA SUKABUMI
(PERAWAT DAN PETUGAS LABORATORIUM)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.21 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Komunikasi efektif melalui telepon yang dilakukan oleh perawat
untuk menanyakan hasil pemeriksaan laboratorium pada petugas
laboratorium dan dicatat oleh perawat secara lengkap , akurat dan
jelas.
2. TUJUAN 1) Sebagai acuan untuk melaporkan hasil pemeriksaan
laboratorium klinis.
2) Terjalinnya kelancaran komunikasi antar perawat dan petugas
laboratorium.
3) Mengurangi kesalahan / kekeliruan hasil pelaporan pemeriksaan
laboratorium .
4) Mengurangi kesalahan / kekeliruan dalam pemberian terapi.
5) Meningkatkan keselamatan pasien.
6) Terpeliharanya mutu pelayanan.
3. KEBIJAKAN 1) PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien di Rumah Sakit
2) Kebijakan Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi Nomor :293 / SK /
DIR-RSIA / X / 2015 tentang Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
Islam Assyifa Sukabumi.
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Identifikasi pasien sebelum menelpon ruang laboratorium
dengan mencocokkan kebenaran identitas pasien
3) Tanya nama pasien atau keluarga pasien, lihat gelang
identifikasi, siapkan status pasien.
4) Bila antara pernyataan, gelang identifikasi dan status pasien
sudah sesuai hubungi no unit laboratorium.
5) Tekan nomor ekstensi ruang laboratorium.
6) Setelah terdengar nada sambung ucapkan salam.
7) Sebutkan identitas diri / ruangan perawatan.

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 45
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR KOMUNIKASI VIA TELEPON ANTAR PEMBERI LAYANAN
ASSYIFA SUKABUMI
(PERAWAT DAN PETUGAS LABORATORIUM)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.21 02 … dari …

8) Siapkan lembar status pasien.


9) Sebutkan nama / nomor rekam medis / alamat pasien yang
dimaksud.
10) Catat hasil pelaporan dari petugas laboratorium pada status
pasien
11) Bacakan kembali hasil pelaporan secara lengkap, akurat dan
jelas pada petugas laboratorium
12) Telepon ulang petugas laboratorium bila hasil laborat belum
dikonfirmasikan ke petugas laborat.
13) Cantumkan nama lengkap dan tanda tangan pelapor pada form
yang disediakan.
14) Cantumkan tandatangan saksi yang mendengarkan saat
menanyakan hasil laborat (keluarga pasien, pasien atau perawat
jaga ,dokter jaga, dokter yang merawat )
15) Ucapkan terima kasih, Hamdallah, dan salam.
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Instalasi Laboratorium

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 46
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENILAIAN ASESMEN NYERI DAN
ASSYIFA SUKABUMI
PENATALAKSANAANNYA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.22 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN 1.1. Asesmen nyeri pada pasien adalah melakukan penilaian
derajat nyeri pada saat pasien pertama masuk dan
melakukan penilaian kembali (reassessment) derajat nyeri
sesuai dengan kebutuhan pasien menggunakan skala nyeri
yang sesuai dengan golongan umur atau populasi khusus.
1.2. Tatalaksana nyeri pada pasien adalah mengatasi nyeri yang
dialami pasien dengan obat-obatan analgesia sesuai dengan
penilaian derajat nyeri dan kebutuhan pasien sehingga
pasien bebas dari derajat nyeri atau dengan rasa nyeri yang
seminimal mungkin.
1.3. Skala Nyeri adalah tingkatan nyeri yang dirasakan oleh
pasien.
1.4. Wong Baker Faces Pain Rating Scales dari jurnal penelitian
Wong dan Baker (1) Skala nyeri ini menggunakan dua cara
penilaian yaitu:
1.4.1. penilaian mimik wajah terhadap nyeri (Faces Pain
Rating Scale) untuk anak usia 3 tahun ke atas;

1.4.2. penilaian verbal (Verbal Pain) untuk anak usia diatas


8 tahun;

penilaian ini dilakukan dengan cara meminta anak


Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 47
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENILAIAN ASESMEN NYERI DAN
ASSYIFA SUKABUMI
PENATALAKSANAANNYA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.22 02 … dari …

untuk menyebutkan rasa nyeri yang dirasakannya,


mulai dari tingkat skala 0 sampai 10
Salah satu kegunaan skala nyeri ini adalah untuk
menentukan perkiraan toleransi aktivitas yang dapat
dilakukan oleh pasien, sebagai contoh bila tidak ada
nyeri atau hanya nyeri sedang, maka rasa nyeri dapat
diabaikan dan pasien masih diperbolehkan
melakukan aktivitas biasa, tetapi bila rasa nyeri
menengah sampai lanjut tentunya sudah dapat
mengganggu tingkat konsentrasi pasien dan ada
pembatasan aktivitas bahkan bila perlu sampai tirah
baring total.

1.5. Numeric Rating Scale (NRS) skala sederhana yang digunakan


secara linier dan umumnya digunakan untuk mengukur
intensitas nyeri dalam praktek klinis. NRS khas menggunakan
skala 11 point dimana titik akhirnya mewakili nyeri yang
paling ekstrim. NRS ditandai dengan garis angka nol sampai
sepuluh dengan interval yang sama dimana 0 menunjukkan
tidak ada nyeri, 5 menunjukkan nyeri sedang, dan 10
menunjukkan nyeri berat. NRS biasanya dijelaskan kepada
pasien secara verbal, namun dapat disajikan secara visual.
Ketika disajikan secara visual, NRS dapat ditampilkan dalam
orientasi horizontal atau vertikal. Alat ini telah menunjukkan
sensitivitas terhadap pengobatan dalam intensitas nyeri dan
berguna untuk membedakan intensitas nyeri saat istirahat
dan selama beraktivitas.

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 48
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENILAIAN ASESMEN NYERI DAN
ASSYIFA SUKABUMI
PENATALAKSANAANNYA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.22 02 … dari …

2. TUJUAN SPO ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan skrining dan
tatalaksana nyeri di RSI Assyifa Kota Sukabumi.
3. KEBIJAKAN 1) Surat Keputusan Direktur tentang Pelayanan Kesehatan di RSI
Assyifa Kota Sukabumi.
2) Surat Keputusan Direktur No. 158 K / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang Panduan Komunikasi Efektif
3) WHO Three-Step Analgetic Ladder
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Penilaian derajat nyeri pasien rawat jalan dilakukan oleh
perawat dengan skoring penilaian derajat nyeri disesuaikan
dengan golongan umur dan populasi khusus, misalnya:
a. NRS/Penilaian Verbal pada pasien lanjut usia
(geriatrik) dewasa, dan anak yang dapat
berkomunikasi
b. Faces Pain Rating Scale pada bayi dan anak yang
belum bisa berkomunikasi secara verbal;
4) Penilaian derajat nyeri pasien dewasa dilakukan dengan
cara meminta pasien menentukan derajat nyerinya
menggunakan skala nyeri sesuai kebutuhan serta
menentukan lokasi nyerinya, dengan menggunakan metode
komunikasi efektif.
5) Tentukan diagnosis nyeri dengan tepat.
6) Tentukan modalitas nyeri yang benar:
a. modalitas fisik, dilakukan di Instalasi Rehabilitasi Medik;
b. modalitas kognitif-behavioral melalui pendekatan
psikososial;
c. modalitas invasif melalui pendekatan perioperatif dan
radioterapi;
d. modalitas psikoterapi;
e. modalitas farmakologis
pada keadaan nyeri akut, modalitas farmakologis lebih
cenderung digunakan tanpa mengesampingkan modalitas
lainnya.
7) Usahakan analgesia per oral terlebih dahulu, dengan
mengikuti tiga langkah analgesik WHO, yang meliputi:
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 49
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENILAIAN ASESMEN NYERI DAN
ASSYIFA SUKABUMI
PENATALAKSANAANNYA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.22 02 … dari …

a. (1) pada mulanya, gunakan obat analgesik non-opiat;


b. (2) apabila masih tetap nyeri, dapat ditambahkan obat
opioid lemah (mis:kodein);
c. (3) apabila nyeri masih belum mereda/menetap, maka
disarankan untuk menggunakan opioid kuat (mis:morfin).
Pada nyeri akut, strategi mengikuti langkah (3)-(2)-(1).
Sedangkan pada nyeri kronik, mengikuti langkah (1)-(2)-(3).
Tambahkan obat adjuvant bila perlu.
8) Tentukan jenis obat dan dosis individual dan mencermati
dengan seksama perubahan keadaan pasien.
9) Penambahan analgesia mempertimbangkan evaluasi respon
atas tatalaksana nyeri yang diberikan, didokumentasikan
dengan baik untuk menghindari overdosis maupun efek
samping yang mungkin terjadi.
10) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas
mengucapkan Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Instalasi Gawat Darurat
3) Instalasi Rawat Jalan

RUMAH SAKIT ISLAM


PROSEDUR MANAJEMEN NYERI

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 50
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.23 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Menyiapkan pasien dan keluarga tentang strategi mengurangi nyeri
atau menurunkan nyeri ke level kenyamanan yang diterima oleh
pasien
2. TUJUAN Memfasilitasi pasien untuk tindakan pengurangan nyeri
3. KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Lakukan pengkajian yang komprehensif tentang nyeri, termasuk
lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas,
atau beratnya nyeri dan faktor presipitasi
4) Amati perlakuan non verbal yang menunjukkan
ketidaknyamanan, khususnya ketidakmampuan komunikasi
efektif
5) Pastikan pasien menerima analgesik yang tepat
6) Gunakan strategi komunikasi terapeutik yang dapat diterima
tentang pengalaman nyeri dan merasa menerima respon pasien
terhadap nyeri
7) Identifikasi dampak pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup
8) Evaluasi pasca mengalami nyeri termasuk riwayat individu dan
keluarga mengalami nyeri kronik atau yang menimbulkan
ketidakmampuan
9) Evaluasi bersama klien tentang efektifitas pengukuran kontrol
paska nyeri yang dapat digunakan
10) Bantu pasien dan keluarga untuk memperoleh dukungan
11) Bersama keluarga mengidentifikasi kebutuhan untuk mengkaji
kenyamanan pasien dan merencanakan monitoring tindakan
12) Beri informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa
lama berakhir, antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
13) Ajarkan kepada pasien untuk mengontrol faktor lingkungan yang
dapat mempengaruhi respon pasien mengalami
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 51
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR MANAJEMEN NYERI
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.23 02 … dari …

ketidaknyamanan (misal: temperature ruangan, cahaya,


kebisingan)
14) Mengajarkan pada pasien bagaimana mengurangi atau
menghilangkan faktor yang menjadi presipitasi atau
meningkatkan pengalaman nyeri (misal: ketakutan, kelemahan,
monoton, dan rendahnya pengetahuan)
15) Pilih dan implementasikan berbagai pengukuran (misal:
farmakologi, nonfarmakologi, dan interpersonal) untuk
memfasilitasi penurun nyeri
16) Mengajarkan kepada pasien untuk mempertimbangkan jenis
dan sumber nyeri ketika memilih strategi penurun nyeri
17) Anjurkan pasien untuk memantau nyerinya sendiri dan
intervensi segera
18) Ajarkan teknik penggunaan nonfarmakologi (misal: biofeedback,
TENS, hypnosis, relaksasi, guided imagery, terapi musik,
distraksi, terapi bermain, terapi aktivitas, acupressure, terapi
dingin/panas, dan pijatan)
19) Jelaskan tentang penggunaan analgetik untuk penurun nyeri
yang optimal
20) Gunakan pengukuran control nyeri sebelum nyeri meningkat
21) Lakukan verifikasi tingkat ketidaknyamanan dengan pasien, catat
perubahan pada rekam medik.
22) Evaluasi keefektifan pengukuran kontrol nyeri yang dilakukan
dengan pengkajian terus-menerus terhadap pengalaman nyeri
23) Modifikasi pengukuran kontrol nyeri pada respon pasien
24) Dorong istirahat yang adekuat/tidur untuk memfasilitasi
penurunan nyeri
25) Anjurkan pasien untuk mendiskusikan pengalaman nyeri, sesuai
keperluan
26) Beri informasi yang akurat untuk mendukung pengetahuan
keluarga dan respon untuk pengalaman nyeri
27) Melibatkan keluarga dalam modalitas penurun nyeri, jika
mungkin
28) Pantau kepuasan pasien dengan manajemen nyeri pada rentang
spesifik
29) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 52
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR MANAJEMEN NYERI
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.23 02 … dari …

5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah


2) Instalasi Gawat Darurat
3) Instalasi Rawat Jalan

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 53
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR MANAJEMEN NYERI SECARA SYARIAH
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.24 1 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Suatu sistem pelayanan manajeman nyeri yang dilakukan di
ruangan untuk mengatasi masalah nyeri pasien selama perawatan
secara syariah.
2. TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam pelayanan
manajemen nyeri secara syariah agar dapat terkoordinasi dengan
baik dan lancar dalam mengatasi masalah nyeri pasien selama
perawatan.
3. KEBIJAKAN 1. Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi
Nomor: tentang Panduan Manajemen Nyeri Rumah Sakit
Islam Assyifa Sukabumi.
2. Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi
Nomor: tentang Pedoman Pelayanan Bagian Bimbingan
Rohani Islam Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi.
4. PROSEDUR 1. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2. Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3. Petugas keperawatan menginformasikan kepada petugas
Bimbingan dan Pelayanan Islami (BPI) terkait adanya pasien
yang merasakan nyeri dalam skala tertentu melalui telepon
ruangan pesawat 604
4. Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami mendatangi nurse
ststion maksimal 10 (sepuluh) menit dari informasi yang
diterima, dan melakukan konfirmasi ulang terkait keluhan nyeri
pasien dan ruang rawat inap pasien
5. Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami melakukan
pendampingan sesuai kondisi nyeri yang dirasakan pasien:
a. Apabila dalam kondisi nyeri ringan pada skala 1-3
(sedikit mengganggu aktivitas sehar-hari), ajaklah pasien
untuk memohon ampun kepada Allah dengan
mengucapkan istighfar “Astaghfirullahal ‘azhim”
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 54
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR MANAJEMEN NYERI SECARA SYARIAH
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.24 1 … dari …

berulangkali
b. Apabila dalam kondisi nyeri sedang pada skala 4-6
(gangguan nyata terhadap aktivitas sehar-hari), ajaklah
pasien berdzikir dengan membaca kalimat thayyibah sesuai
kemampuan seperti mengucapkan tasbih “Subhanallah”,
tahmid “Alhamdulillah”, takbir “Allahu Akbar” atau tahlil
“Laa Ilaha Illallah” berulangkali.
c. Apabila dalam kondisi nyeri berat pada skala 7-10 (tidak
dapat melakukan aktivitas sehar-hari), ajaklah pasien agar
mengingat Allah dan menanamkan sikap selalu husnuzhan
kepada Allah
6. Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami memberikan
motivasi spiritual pasien kepada keluarga pasien dengan
nasihat agar tetap tenang dan terus membaca do’a atau dzikir
apabila kondisi pasien merasakan nyeri berkelanjutan.
7. Petugas Bimbingan dan Pelayanan Islami
mencatat penatalaksanaan nyeri secara syariah dalam form
pengkajian spiritual pasien yang berada di nurse station sesuai
dengan terapi yang dilakukan.
8. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT Tenaga Keperawatan Rawat Inap Non Bedah, Bimbingan dan
Pelayanan Islam

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 55
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENANGANAN PASIEN DENGAN RESIKO PRILAKU
ASSYIFA SUKABUMI
KEKERASAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.25 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Pasien dengan resiko perilaku kekerasan adalah pasien dengan
salah satu respons terhadap stresor yang dihadapi, dan dapat
menimbulkan kerugian baik kepada diri sendiri, orang lain,
maupun lingkungan. Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk
perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik
maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini maka perilaku
kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat
terjadi dalam dua bentuk yaitu saat sedang berlangsung perilaku
kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan. Melihat dampak dari
kerugian yang ditimbulkan, maka penanganan pasien dengan
perilaku kekerasan perlu dilakukan secara cepat dan tepat oleh
tenaga-tenaga yang profesional.
2. TUJUAN SPO ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan penanganan
pasien dengan resiko perilaku kekerasan RSI Assyifa Kota
Sukabumi.
3. KEBIJAKAN 1) Surat Keputusan Direktur tentang Pelayanan Kesehatan di
RSI Assyifa Kota Sukabumi.
2) Surat Keputusan Direktur tentang Penanganan Pasien
Dengan Kondisi Khusus.
3) Surat Keputusan Direktur No.... Tahun... tentang Panduan
Komunikasi Efektif.
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Mengkaji data perilaku kekerasan. data perilaku kekerasan
dapat diperoleh melalui observasi atau wawancara tentang
perilaku berikut ini:
a. Muka merah dan tegang
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 56
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENANGANAN PASIEN DENGAN RESIKO PRILAKU
ASSYIFA SUKABUMI
KEKERASAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.25 02 … dari …

b. Pandangan tajam
c. Mengatupkan rahang dengan kuat
d. Mengepalkan tangan
e. Jalan mondar-mandir
f. Bicara kasar
g. Suara tinggi, menjerit atau berteriak
h. Mengancam secara verbal atau fisik
i. Melempar atau memukul benda/orang lain
j. Merusak barang atau benda
k. Tidak mempunyai kemampuan mencegah / mengontrol
perilaku kekerasan.
Data ini sesuai dengan format pengkajian untuk masalah
perilaku kekerasan.
4) Menetapkan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang
dikaji. Ditetapkan sesuai dengan data yang didapat, dan saat
ini tidak melakukan perilaku kekerasan tetapi pernah
melakukan perilaku kekerasan dan belum mempunyai
kemampuan mencegah / mengontrol perilaku kekerasan
tersebut.
5) Lakukan tindakan keperawatan dengan menerapkan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu
dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan
nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan
yang harus saudara lakukan dalam rangka membina
hubungan saling percaya adalah:
a) mengucapkan salam terapeutik;
b) berjabat tangan;
c) menjelaskan tujuan interaksi; dan
d) membuat kontrak topik, waktu dan tempat
setiap kali bertemu pasien
b. Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku
kekerasan saat ini dan yang lalu.
c. Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab
perilaku kekerasan.
d. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 57
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENANGANAN PASIEN DENGAN RESIKO PRILAKU
ASSYIFA SUKABUMI
KEKERASAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.25 02 … dari …

secara fisik
e. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
secara
f. psikologis
g. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
secara sosial
h. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
secara spiritual
i. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
secara intelektual
j. Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan pada saat marah secara:
a) verbal;
b) terhadap orang lain;
c) terhadap diri sendiri;
d) terhadap lingkungan.
k. Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
l. Diskusikan bersama pasien cara mengontrol
perilaku kekerasan secara:
a) fisik, misalnya pukul kasur dan batal, tarik nafas
dalam;
b) obat;
c) sosial/verbal dengan menyatakan secara asertif
rasa marahnya. Misalnya: menolak dengan baik,
meminta dengan baik, mengungkapkan
perasaan dengan baik
d) Spiritual, misalnya dengan melakukan
sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien.
m. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan baik
secara fisik, sosial, verbal, maupun spiritual.
n. Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh
minum obat sesuai anjuran dokter, secara teratur
dengan prinsip lima benar (benar nama pasien,
benar nama obat, benar cara minum obat, benar
waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai
penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum
obat

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 58
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENANGANAN PASIEN DENGAN RESIKO PRILAKU
ASSYIFA SUKABUMI
KEKERASAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.25 02 … dari …

o. Ikut sertakan pasien dalam Terapi Aktivitas


Kelompok Stimulasi Persepsi mengontrol Perilaku
Kekerasan
p. Lakukan evaluasi kemampuan pasien dan keluarga
dalam menangani masalah perilaku kekerasan.
q. Latih keluarga pasien untuk mengatasi pasien
dengan resiko perilaku kekerasan.
6) Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien
dengan perilaku kekerasan.
7) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas
mengucapkan Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Instalasi Gawat Darurat
3) Instalasi Rawat Jalan

RUMAH SAKIT ISLAM


PROSEDUR IDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM PEMBERIAN OBAT
ASSYIFA SUKABUMI
(PARENTERAL, ORAL, SUPPOSITORIA)

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 59
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
04.03.SPO.26 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Merupakan proses verifikasi identitas pasien sebelum memberikan
obat parenteral, oral, suppositoria kepada pasien
2. TUJUAN 1) Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi
pasien.
2) Sebagai acuan dalam pemberian pengobatan secara parenteral,
oral, suppositoria
3) Terpeliharanya mutu pelayanan
4) Terjaganya keselamatan pasien
3. KEBIJAKAN 1) Surat Keputusan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
di RSI Assyifa Kota Sukabumi.
2) Surat Keputusan Direktur No 158 K / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang Panduan Komunikasi Efektif
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Siapkan status pasien
4) Tanya nama pasien (pasien langsung atau keluarga )
5) Lihat gelang Identifikasi yang terpasang
6) Cocokkan antara status pasien, nama yang disebut dengan
gelang identifikasi yang terpasang.
7) Lakukan pemberian obat sesuai advis bila status pasien, nama
yang disebut dan gelang identifikasi sudah sesuai
8) Identifikasi ulang pasien bila tidak ada kesesuaian identitas
kepada rekam medis
9) Dokumentasikan pemberian obat distatus pasien
10) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non 3) Instalasi Rawat Jalan
Bedah 4) Instalasi Kamar Bedah
2) Instalasi Gawat Darurat

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 60
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PEMBERIAN INFORM CONCENT TINDAKAN TRANSFUSI
ASSYIFA SUKABUMI
DARAH

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.27 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Merupakan prosedur untuk memberikan informasi yang jelas
tentang pengertian transfusi darah, jenis darah tujuan/indikasi,
resiko, tata caranya dan hal lainnya yang terkait, serta pernyataan
setuju atau menolak dari pasien atau penanggung jawab pasien
sebelum diberikan transfusi darah atau produk darah yang lain.
2. TUJUAN 1) Melayani hak pasien dan keluarga untuk mendapatkan informasi
yang jelas dari prosedur yang rencana diberikan
2) Mendapatkan pernyataan tertulis menyetujui atau menolak dari
pasien sebelum menerima tindakan.
3) Terpeliharanya mutu pelayanan
3. KEBIJAKAN 1) Surat Keputusan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
di RSI Assyifa Kota Sukabumi.
2) Surat Keputusan Direktur No 158 K / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang Panduan Komunikasi Efektif
4. PROSEDUR 1) Mengucapkan basmallah
2) Memastikan advise DPJP atau dokter yang berwenang untuk
rencana tindakan transfusi darah pada pasien yang sudah
ditentukan
3) Memanggil dan mempersiapkan pasien atau penanggung jawab
pasien untuk persiapan inform concent
4) Mempersilahkan kepada DPJP, dokter yang berwenang atau
perawat yang didelegasikan untuk memberikan informasi sesuai
arahan dalam form persetujuan / penolakan tindakan transfusi
darah
5) Mendokumentasikan isian form sesuai dengan yang dilakukan,
termasuk pernyataan pasien atau penanggung jawab pasien
menyetujui atau menolak tindakan transfusi darah
6) Mengklarifikasi kembali kepada pasien atau penanggung jawab
mengenai informasi yang didapat dan pernyataan yang sudah
dibuat
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 61
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR IDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM PEMBERIAN OBAT
ASSYIFA SUKABUMI
(PARENTERAL, ORAL, SUPPOSITORIA)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.26 02 … dari …

7) Mengucapkan Alhamdulillah dan mendo’akan semoga Allah


mudahkan dalam melaksanakannya
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Instalasi Gawat Darurat
3) Instalasi Kamar Bedah

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 62
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR AMPRAH DARAH / PRODUK DARAH KE PMI
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.28 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Prosedur permintaan darah atau produk darah untuk kebutuhan
pasien yang dilakukan perawat / bidan ke Instansi penyedia darah
yang sudah memiliki kontrak kerja sama dengan pihak RSI assyifa
yaitu Unit Darah Daerah (UDD) Kota dan Kab Sukabumi / luar
wilayah Sukabumi
2. TUJUAN 1) Sebagai acuan dalam pelaksanaan permintaan darah tranfusi ke
Unit Darah Daerah (UDD) kota/kab Sukabumi / luar wilayah
sukabumi.
2) Terpeliharanya mutu pelayanan
3. KEBIJAKAN 1) Surat Keputusan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
di RSI Assyifa Kota Sukabumi.
2) Surat Keputusan Direktur No 158 K / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang Panduan Komunikasi Efektif
3) Kebijakan Instalasi Rawat Inap: Amprahan darah atau produk
darah dilakukan sesuai indikasi tertulis di form lengkap dan
ditanda tangani DPJP atau dokter penanggung jawab dengan
maksimal dua labu / pasien / hari
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) DPJP atau Dokter penanggung jawab memberikan advise
tranfusi darah sesuai indikasi untuk pasien pada perawat
4) Perawat memfasilitasi pembuatan formulir permintaan darah
secara lengkap yang ditandatangani oleh DPJP atau dokter
penanggung jawab.
5) Perawat mengakomodasi pembuatan pernyataan tindakan
transfusi darah secara medis kepada pasien dan atau
penanggung jawab pasien.
6) Perawat mengambil sample darah pasien untuk pemeriksaan
golongan darah dan cross match ke Unit Darah Daerah (UDD)
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 63
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR AMPRAH DARAH / PRODUK DARAH KE PMI
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.28 02 … dari …

sebanyak 3cc dengan menggunakan vacutainer/EDTA yang telah


diberi identitas pasien.
7) Setelah pasien/penanggung jawab menandatangani pernyataan
tindakan transfusi oleh pihak RSI Assyifa, maka perawat/bidan
berkoordinasi dengan:
- Unit APP (Administrasi Pasien Pulang) untuk pasien umum
- Unit BPJS untuk pasien BPJS sesuai kelas (ataupun selisih)
- Unit pendaftaran untuk pasien perusahaan dan asuransi.
8) Perawat menghubungi ke Unit Darah Daerah kota/kab
Sukabumi/luar wilayah Sukabumi untuk memastikan adanya
ketersediaan darah sesuai dengan permintaan
9) Perawat menghubungi sopir dan pastikan sopir siap untuk
berangkat
10) Perawat memberikan formulir yang telah terisi lengkap dan
ditandatangani, buku ekspedisi sample darah dan cool box
(berisi ice pack) ke sopir yang akan berangkat
11) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 4) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
5) Instalasi Gawat Darurat
6) Instalasi Kamar Bedah

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 64
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR MENERIMA DARAH / PRODUK DARAH DARI PMI
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.29 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Prosedur menerima darah atau produk darah sesuai permintaan
petugas kesehatan RSI assyifa dari Unit Darah Daerah (UDD) Kota
dan Kab Sukabumi / luar wilayah Sukabumi
2. TUJUAN 1) Sebagai acuan dalam pelaksanaan penerimaan darah tranfusi di
RSI Assyifa dari Unit Darah Daerah (UDD) kota/kab Sukabumi /
luar wilayah sukabumi.
2) Terpeliharanya mutu pelayanan
3. KEBIJAKAN 1) Surat Keputusan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
di RSI Assyifa Kota Sukabumi.
2) Surat Keputusan Direktur No 158 K / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang Panduan Komunikasi Efektif
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Perawat menerima informasi dari PMI tertentu akan kesediaan
darah yang diminta sudah siap untuk diambil
3) Perawat berkoordinasi dengan sopir untuk mengambil darah /
produk darah di dalam cool box dan expedisi (pengeluaran )
darah yang terisi lengkap dari PMI tersebut.
4) Perawat menerima dari sopir dan mengecek kecocokan darah /
produk darah sesuai permintaan serta mengisi buku expedisi
(penerimaan) darah.
5) Perawat/bidan meng-input data pemakaian darah ataupun cross
match dan meng-arsipkan berkas dalam rekam medis pasien.
6) Menyimpan dan mempersiapkan darah untuk dilakukan
transfusi kepada pasien.
7) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 7) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
8) Instalasi Gawat Darurat
9) Instalasi Kamar Bedah
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 65
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR IDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM PEMBERIAN DARAH /
ASSYIFA SUKABUMI
PRODUK DARAH

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.30 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Merupakan proses verifikasi identitas pasien sebelum memberikan
darah atau produk darah yang lain
2. TUJUAN 1) Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi
pasien.
2) Sebagai acuan dalam pemberian darah dan produk darah
3) Terpeliharanya mutu pelayanan
4) Terjaganya keselamatan pasien
3. KEBIJAKAN 1) Surat Keputusan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
di RSI Assyifa Kota Sukabumi.
2) Surat Keputusan Direktur No 158 K / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang Panduan Komunikasi Efektif
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Siapkan status pasien
4) Tanya nama pasien (pasien langsung atau keluarga )
5) Lihat gelang Identifikasi yang terpasang
6) Cocokkan antara status pasien, nama yang disebut dengan
gelang identifikasi yang terpasang.
7) Siapkan darah / produk darah yang akan dimasukkan
8) Lakukan verifikasi ulang pada darah / produk darah yang ada,
meliputi nama pasien, golongan darah, jenis darah yang akan
dimasukkan serta waktu Expire Date darah .
9) Setelah verifikasi pada identitas sesuai , dan produk darah yang
ada sesuai dengan identitas pasien masukkan darah / produk
darah sesuai advis dokter.
10) Klarifikasi ulang pada rekam medis bila ada ketidak sesuaian
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 66
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR IDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM PEMBERIAN DARAH /
ASSYIFA SUKABUMI
PRODUK DARAH

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.30 02 … dari …

identitas
11) Dokumentasikan pemberian darah atau produk darah distatus
pasien
12) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Instalasi Gawat Darurat
3) Instalasi Kamar Bedah

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 67
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR IDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM PENGAMBILAN DARAH
ASSYIFA SUKABUMI
DAN SPECIMEN LAIN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.31 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Merupakan proses verifikasi identitas pasien sebelum pemgambilan
darah dan specimen lain
2. TUJUAN 1) Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi
pasien.
2) Sebagai acuan dalam pemberian pengobatan dan tindakan atau
prosedur pemeriksaan.
3) Terpeliharanya mutu pelayanan
4) Menjaga keselamatan pasien
3. KEBIJAKAN 1) Surat Keputusan Direktur … tentang Kebijakan Pelayanan
Pasien di RSI Assyifa Kota Sukabumi.
2) Surat Keputusan Direktur No …. tentang Panduan Komunikasi
Efektif
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Siapkan status pasien
4) Tanya nama pasien (pasien langsung atau keluarga )
5) Lihat gelang Identifikasi yang terpasang
6) Cocokkan antara status pasien, nama yang disebut dengan
gelang identifikasi yang terpasang.
7) Lakukan pengambilan darah atau specimen lain sesuai advis bila
status pasien, nama yang disebut dan gelang identifikasi sesuai.
8) Identifikasi ulang pasien bila tidak ada kesesuaian identitas
kepada rekam medis
9) Dokumentasikan pengambilan darah dan specimen lain distatus
pasien
10) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah 3) Instalasi Rawat Jalan
2) Instalasi Gawat Darurat 4) Instalasi Kamar Bedah
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 68
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR IDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM TINDAKAN
ASSYIFA SUKABUMI
PENUNJANG MEDIS

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.32 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Merupakan proses verifikasi identitas pasien sebelum melakukan
tindakan penunjang medis
2. TUJUAN 1) Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi
pasien.
2) Sebagai acuan dalam pemberian pengobatan dan tindakan atau
prosedur.
3) Terpeliharanya mutu pelayanan
4) Menjaga keselamatan pasien
3. KEBIJAKAN 1) Surat Keputusan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
di RSI Assyifa Kota Sukabumi.
2) Surat Keputusan Direktur No 158 K / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang Panduan Komunikasi Efektif
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Siapkan status pasien
4) Tanya nama pasien (pasien langsung atau keluarga )
5) Lihat gelang Identifikasi yang terpasang
6) Cocokkan antara status pasien, nama yang disebut dengan
gelang identifikasi yang terpasang.
7) Siapkan blangko pemeriksaan yang diminta.
8) Bila proses verifikasi identitas sudah sesuai antar pasien
ketempat pemeriksaan
9) Identifikasi ulang pasien bila tidak ada kesesuaian identitas
kepada rekam medis
10) Dokumentasikan proses tindakan yang dilakukan dalam tatus
pasien.
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 69
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR IDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM TINDAKAN
ASSYIFA SUKABUMI
PENUNJANG MEDIS

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.32 02 … dari …

11) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan


Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Instalasi Gawat Darurat
3) Instalasi Rawat Jalan
4) Instalasi Kamar Bedah

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 70
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PELAKSANAAN INFORMED CONCENT
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.33 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Pernyataan setuju (consent) atau ijin dari seseorang (pasien) yang
diberikan secara bebas, rasional, tanpa paksaan (voluntary)
terhadap tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadapnya
sesudah mendapatkan informasi yang cukup tentang tindakan
kedokteran yang dimaksud
2. TUJUAN 1. Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan informed
concent di Instalasi Rawat Inap RSI Assyifa Sukabumi
2. Bagi pasien : Agar pasien dan atau keluarga dapat berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan terkait pelayanannya.
3. KEBIJAKAN Semua tindakan kedokteran harus mendapat persetujuan pasien
dan atau keluarga setelah mendapat penjelasan yang cukup tentang
hal-hal yang berkaitan dengan tindakan tersebut
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Ucapkan salam, “Assalaamu’alaikum Bapak/Ibu”, dan
perkenalkan diri :”Saya ..... (nama), jelaskan profesi/unit kerja;
4) Jelaskan tugas yang akan dilakukan;
5) Pastikan identitas pasien;
6) Ciptakan suasana yang nyaman dan hindari tampak lelah
7) Jelaskan materi yang berkaitan dengan informed consent
kepada pasien dan atau keluarga
8) Lakukan verifikasi kepada pasien dan atau keluarga bahwa
mereka telah memahami materi yang disampaikan
9) Berikan formulir pemberian informasi untuk ditanda tangani
oleh pasien atau keluarga
10) Beri kesempatan pasien dan atau keluarga untuk berunding
sebelum memberi keputusan
11) Setelah ada keputusan, berikan formulir persetujuan atau
penolakan tindakan kedokteran sesuai keputusan yang ada

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 71
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PELAKSANAAN INFORMED CONCENT
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.33 02 … dari …

12) Berikan nomor telepon yang bisa dihubungi jika sewaktu-waktu


diperlukan
13) Tawarkan bantuan kembali “Apakah masih ada yang dapat saya
bantu?”
14) Ucapkan terimakasih dan semoga semuanya dapat berjalan
dengan baik
15) Berdiri ketika pasien atau keluarga hendak pulang
16) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Instalasi Gawat Darurat
3) Instalasi Rawat Jalan
4) Instalasi Kamar Bedah
5) DPJP

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 72
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR EDUKASI FIQIH IBU MELAHIRKAN
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.34 1 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Prosedur tindakan yang dilakukan oleh perawat atau dokter di poli
obgyn / Kamar bersalin/ ruang perawatan dalam memberikan
edukasi pasien dan keluarga menghadapi proses kelahiran bayi.
2. TUJUAN Sebagai pedoman tata laksana dalam edukasi fiqih ibu melahirkan.
3. KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi Nomor:
Tentang Kebijakan Pelayanan Maternal NeonataL.
2. Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi , Nomor:
Tentang Pedoman Penatalaksanaan Maternal Neonatal dan
Keluarga Berencan Sesuai Syariat Islam.
4. PROSEDUR 1. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2. Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3. Ucapkan salam “ Assalamu’alaikum….. , selamat
pagi/siang/sore/malam Bapak/ Ibu ……. (sebut nama)” kepada
pasien dan atau keluarga (suami).
4. Pergunakanlah bahasa komunikasi yang mudah dipahami oleh
pasien dan keluarga.
5. Sampaikan maksud dan tujuan edukasi fiqih ibu melahirkan.
6. Jelaskan mengenai poin poin penting dalam fiqh ibu melahirkan
dengan jelas dan bersumber.
7. Sampaikan informasi bahwa materi edukasi dapat diperoleh
melalui buku “Bimbingan Islami Bagi Muslimah Pada masa
Kehamilan, Melahirkan, Menyusui” ”
8. Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk
menyampaikan pertanyaan.
9. Tanyakan kepada bagian BPI (Ext. 604) apabila menemui
pertanyaan yang membutuhkan referensi.
10. Ucapkan salam dan terimakasih untuk mengakhiri edukasi.
11. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 73
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR EDUKASI FIQIH IBU MELAHIRKAN
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.34 1 … dari …

5. UNIT TERKAIT 1. Tenaga keperawatan Instalasi Rawat Inap Non Bedah, Instalasi
Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan
2. BPI (Bimbingan rohani dan pelayanan Islam)

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 74
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR EDUKASI FIQIH IBU MENYUSUI
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.35 1 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Prosedur tindakan yang dilakukan oleh petugas BPI dan atau
perawat kepada pasien dalam memberikan edukasi mengenai
fiqih ibu menyusui sebagai pedoman menjaga kehormatan
seorang ibu dalam melaksanakan tanggung jawab menyusui
2. TUJUAN Sebagai pedoman tata laksana dalam edukasi fiqih ibu menyusui.
3. KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi Nomor:
Tentang Kebijakan Pelayanan Maternal NeonataL.
2. Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi , Nomor:
Tentang Pedoman Penatalaksanaan Maternal Neonatal dan
Keluarga Berencana Sesuai Syariat Islam.
4. PROSEDUR 1. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2. Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3. Ucapkan salam “ Assalamu’alaikum….. , selamat
pagi/siang/sore/malam Bapak/ Ibu ……. (sebut nama)” kepada
pasien dan atau keluarga (suami).
4. Pergunakanlah bahasa komunikasi yang mudah dipahami oleh
pasien dan keluarga.
5. Jelaskan mengenai poin poin penting dalam fiqh ibu melahirkan
dengan jelas dan bersumber. Jelaskan mengenai poin poin
penting (terdapat dalam buku bimbingan muslimah pada
saat kehamilan , melahirkan dan menyusui yang
didalamnya termasuk penyusuan untuk bukan anak
kandung/donor ASI) dalam fiqh ibu menyusui dengan jelas
dan merujuk pada sumber yang jelas.
6. Sampaikan informasi bahwa materi edukasi dapat diperoleh
melalui buku “Bimbingan Islami Bagi Muslimah Pada masa
Kehamilan, Melahirkan, Menyusui” ”
7. Tunjukkan tempat tempat pojok laktasi di area Rumah Sakit.
8. Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 75
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR EDUKASI FIQIH IBU MENYUSUI
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.35 1 … dari …

menyampaikan pertanyaan.
9. Tanyakan kepada bagian BPI (Ext. 604) apabila menemui
pertanyaan yang membutuhkan referensi.
10. Ucapkan salam dan terimakasih untuk mengakhiri edukasi.
11. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1. Tenaga keperawatan Instalasi Rawat Inap Non Bedah, Instalasi
Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan
2. BPI (Bimbingan rohani dan pelayanan Islam)

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 76
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR EDUKASI FIQIH KELUARGA BERENCANA
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.36 1 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Prosedur tindakan yang dilakukan oleh perawat atau dokter di
poli obgyn, ruang perawatan ibu dan kamar bersalin terkait dengan
pemberian informasi sekaligus materi tentang fiqih keluarga
berencana.
2. TUJUAN Sebagai pedoman dan tata laksana dalam edukasi fiqih keluarga
berencana bagi pasangan suami istri.
3. KEBIJAKAN 1. Peraturan direktur Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi Nomor:
Tentang Kebijakan Pelayanan Maternal NeonataL.
2. Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi , Nomor:
Tentang Pedoman Penatalaksanaan Maternal Neonatal dan
Keluarga Berencana Sesuai Syariat Islam.
4. PROSEDUR 1. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2. Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3. Ucapkan salam “ Assalamu’alaikum….. , selamat pagi/
siang/sore/malam Bapak/ Ibu ……. (sebut nama)” kepada
pasien/ pasangan suami istri.
4. Pergunakanlah bahasa komunikasi yang mudah dipahami oleh
pasien.
5. Sampaikan maksud dan tujuan edukasi keluarga berencana
mengacu pada program pemerintah dan sudut pandang islam.
6. Sampaikan rekomendasi program keluarga berencana
sesuai dengan kondisi pasien baik dari sisi sosial, ekonomi, dan
kesehatan.
7. Berikan kesempatan kepada pasangan suami istri untuk
menyampaikan pertanyaan.
8. Tanyakan kepada bagian BPI apabila menemui
pertanyaan yang membutuhkan referensi syariah.
9. Ucapkan salam dan terimakasih untuk mengakhiri edukasi.
10. Dokumentasikan edukasi dalam form edukasi dan informasi
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 77
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR EDUKASI FIQIH KELUARGA BERENCANA
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.36 1 … dari …

pasien serta bubuhkan nama terang dan tandatangan pemberi


edukasi
11. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1. Tenaga keperawatan Instalasi Rawat Inap Non Bedah, Instalasi
Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan
2. BPI (Bimbingan rohani dan pelayanan Islam)

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 78
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR KUNJUNGAN PRA PEMBEDAHAN DI RAWAT INAP
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.37 01 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Kunjngan Pra-Operasi adalah kunjungan yang dilakukan oleh dokter
ahli bedah atau yang diberi kewenangan untuk melakukan
pembedahan kepada pasien rawat inap yang akan dilakukan
tindakan pembedahan.
2. TUJUAN Sebagai acuan dalam persiapan pasien rawat inap yang akan
dilakukan pembedahan.
3. KEBIJAKAN 1) Undang-undang no 29 tahun 2004 Praktek Kedokteran
2) Keputusan Menkes RI no 129 / Menkes / SK / II /2008 standar
pelayanan minimal
4. PROSEDUR Rincian Prosedur:
1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Dokter ahli bedah hadir didampingi perawat ruangan dan
bertemu dengan pasien secara sendiri atau didampingi oleh
keluarga atau wali yang diberi tanggung jawab.
4) Dokter ahli bedah menanyakan, memeriksa pasien yang akan
dilakukan pembedahan dan melakukan asesmen pasien pra
pembedahan.
5) Dokter ahli bedah memeriksa kelengkapan pemeriksaan
laboratorium pra pembedahan, pemeriksaan radiologi pra
pembedahan (bila diperlukan), dan meminta pemeriksaan
tambahan apabila terdapat pemeriksaan yang belum dilakukan.
6) Memberikan penjelasan (apabila belum dijelaskan), atau
mengulangi penjelasan (bila pernah dijelaskan), dan menjawab
pertanyaan pasien dan keluarga/ wali seputar prosedur
pembedahan yang akan dilakukan termasuk risiko dan
komplikasi.
7) Dokter ahli bedah menuliskan instruksi pra pembedahan dan
diketahui dengan jelas oleh perawat yang mendampingi.

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 79
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR KUNJUNGAN PRA PEMBEDAHAN DI RAWAT INAP
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.37 01 … dari …

8) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan


Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Komite Medis & SMF Bedah

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 80
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENANDAAN LOKASI PEMBEDAHAN
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.38 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Prosedur penandaan lokasi dilakukannya operasi pada pasien untuk
semua kasus termasuk insisi, multiple struktur dan multiple level
oleh operator yang akan melakukan tindakan
2. TUJUAN 1) Untuk memastikan tepat lokasi bagian tubuh pasien yang akan
di operasi
2) Pasien dan keluarga memahami lokasi bagian tubuh yang akan
di operasi
3) Terpeliharanya mutu pelayanan
4) Terjaganya keselamatan pasien
3. KEBIJAKAN 1) PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011
2) SK Direktur tentang keselamatan pasien RSI Assyifa Sukabumi
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Ucapkan salam
“ Assalamualaikum wr wb bapak/ibu, perkenalkan
saya.....(sebutkan nama),jelaskan profesi/unit kerja’’
4) Tanya identitas pasien (nama lengkap dan tanggal lahir) bila
pasien tidak sadar tanya kepada keluarga
5) Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
6) Jelaskan materi tentang penandaan lokasi operasi pada pasien
dan atau keluarga pasien
7) Berikan tanda lokasi operasi dengan tanda yang tidak mudah
luntur dan mudah dikenali dengan melibatkan pasien saat
dilakukan penandaan lokasi operasi tersebut
8) Lakukan verifikasi pada pasien dan atau keluarga bahwa mereka
telah memahami dan mengetahui lokasi yang akan dilakukan
operasi
9) Ucapkan hamdallah dan salam

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 81
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENANDAAN LOKASI PEMBEDAHAN
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.38 02 … dari …

5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah


2) Instalasi Gawat Darurat
3) Instalasi Rawat Jalan
4) Instalasi Kamar Bedah

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 82
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR IDENTIFIKASI KESELAMATAN PASIEN SEBELUM
ASSYIFA SUKABUMI
PEMBEDAHAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.39 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Merupakan proses verifikasi identitas pasien sebelum melakukan
tindakan pembedahan dari ruang rawat inap, rawat jalan, UGD ke
kamar operasi.
2. TUJUAN 1) Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi pasien.
2) Sebagai proses verifikasi sebelum pindah keruang operasi.
3) Terpeliharanya mutu pelayanan
4) Menjaga keselamatan pasien
5) Menghindari salah pasien saat operasi
3. KEBIJAKAN 1) Surat Keputusan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
di RSI Assyifa Kota Sukabumi.
2) Surat Keputusan Direktur No 158 K / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang Panduan Komunikasi Efektif
4. PROSEDUR 1. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2. Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3. Siapkan status pasien
4. Tanya nama pasien (pasien langsung atau keluarga )
5. Lihat Identifikasi yang terpasang
6. Cocokkan antara status pasien, nama yang disebut dengan
gelang identifikasi yang terpasang.
7. Siapkan penunjang medis pasien yang diperlukan di ruang
operasi
8. Cocokkan penunjang medis pasien dengan identifikasi pasien.
9. Laporkan dokter yang akan melakukan tindakan dan minta
untuk diberi tanda daerah area operasi (Marking Area Operasi )
10. Identifikasi ulang dan libatkan pasien dalam pencocokkan
daerah mana yang akan dioperasi sebelum diantar ke ruang
operasi
11. Laporkan pada dokter anasthesi.
12. Bila ada darah yang harus dibawa kekamar operasi jumlah
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 83
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR IDENTIFIKASI KESELAMATAN PASIEN SEBELUM
ASSYIFA SUKABUMI
PEMBEDAHAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.39 02 … dari …

darah, jenis darah, golongan darah harus diidentifikasi secara


benar.
13. Siapkan form timbang terima keselamatan pembedahan dan isi
sesuai kriteria yang ada di form pada kolom pertama
14. Bila sudah sesuai antara identifikasi pasien, penunjang
medis,marking area sudah sesuai ,antar pasien keruang operasi.
15. Lakukan timbang terima antara perawat rawat inap/ruang asal
pasien dengan perawat ruang operasi untuk melakukan
verifikasi ulang pada pasien dengan penandatanganan form
timbang terima keselamatan pembedahan antara petugas
pengantar pasien ke OK dan petugas penerima dikamar OK,
pada form kolom pertama.
16. Beri tandatangan antara perawat pengantar dari ruang asal
dengan petugas OK.
17. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Instalasi Gawat Darurat
3) Instalasi Rawat Jalan
4) Instalasi Kamar Bedah

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 84
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR IDENTIFIKASI KESELAMATAN PASIEN SESUDAH
ASSYIFA SUKABUMI
PEMBEDAHAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.40 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Merupakan proses verifikasi identitas pasien sesudah pembedahan
dari kamar operasi (kembali) keruang rawat inap, rawat jalan atau
ICU.
2. TUJUAN 1. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi
pasien.
2. Sebagai proses verifikasi sebelum pindah keruang ICU / ruang
perawatan/ rawat jalan
3. Terpeliharanya mutu pelayanan
4. Menjaga keselamatan pasien sesudah operasi
3. KEBIJAKAN 1) Surat Keputusan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
di RSI Assyifa Kota Sukabumi.
2) Surat Keputusan Direktur No 158 K / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang Panduan Komunikasi Efektif
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Siapkan status pasien
4) Pastikan kondisi pasien sudah sadar
5) Lihat Identifikasi yang terpasang
6) Siapkan penunjang medis pasien yang ada dan siapkan untuk
dikembalikan ke pasien atau ke perawat yang mengambil pasien
7) Siapkan form timbang terima keselamatan pembedahan dan isi
sesuai kriteria yang ada di form kolom kedua untuk pasca
pembedahan.
8) Siapkan specimen PA bila harus PA dan blangko PA
9) Lakukan verifikasi ulang saat menyerahkan specimen PA dan
pastikan antara nama yang ada di wadah specimen yang ada,
dengan identifikasi pasien, dan blangko sudah sesuai
10) Dokumentasikan proses timbang terima dengan petugas OK
dengan petugas ruang / keluarga pasien pada form keselamatan
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 85
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR IDENTIFIKASI KESELAMATAN PASIEN SESUDAH
ASSYIFA SUKABUMI
PEMBEDAHAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.40 02 … dari …

pembedahan dikolom kedua.


11) Beri tandatangan pada form tandatangan antara petugas kamar
operasi dengan petugas ruangan pengambil pasien , atau
keluarga pasien.
12) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Instalasi Rawat Jalan
3) Instalasi Kamar Bedah

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 86
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR IDENTIFIKASI KESELAMATAN PASIEN SAAT TIMBANG
ASSYIFA SUKABUMI
TERIMA ANTAR RUANGAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.41 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Merupakan proses verifikasi identitas pasien saat timbang terima
pemindahan pasien dari unit asal ke unit yang akan ditempati
pasien
2. TUJUAN 1) Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi
pasien.
2) Sebagai proses verifikasi identitas pasien saat timbang terima
antar ruang
3) Terpeliharanya mutu pelayanan
4) Menjaga keselamatan pasien
3. KEBIJAKAN 1) Surat Keputusan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
di RSI Assyifa Kota Sukabumi.
2) Surat Keputusan Direktur No 158 K / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang Panduan Komunikasi Efektif
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Siapkan status pasien
4) Tanyakan nama pasien bila pasien dalam kondisi sadar, bila tidak
tanyakan pada keluarga atau perawat yang mengantar
5) Lihat Identifikasi yang terpasang
6) Bila sudah sesuai terima pasien dan status pasien , perhatikan
form timbang terima yang ada.
7) Bila sudah sesuai beri tandatangan perawat pengantar asal
dengan perawat ruang penerima.
8) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Instalasi Rawat Jalan
3) Instalasi Gawat Darurat

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 87
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENCEGAHAN RESIKO PASIEN JATUH
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.42 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Merupakan proses pencegahan pasien jatuh selama dalam masa
perawatan di rumah sakit.
2. TUJUAN 1) Sebagai acuan dalam mengevaluasi resiko pasien jatuh
2) Mengambil tindakan untuk mengurangi resiko cidera bila sampai
jatuh
3) Terpeliharanya mutu pelayanan
4) Menjaga keselamatan pasien
3. KEBIJAKAN 1) PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011
2) SK Direktur tentang Keselamatan pasien RSI Assyifa Sukabumi
4. PROSEDUR A. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
B. Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
C. Persiapan Alat
1. Status Rekam Medis Pasien
2. Tanda resiko pasien jatuh (strip gelang warna kuning )
3. Form pengkajian resiko jatuh (skala jatuh morse )
4. Form pengkajian Humpty Dumpty untuk anak-anak
5. Form dokumentasi informasi pasien jatuh
D. Pelaksanaan Tindakan
I. Tindakan pencegahan umum (untuk semua pasien rawat
inap )
1. Ucapkan salam
2. Sebutkan nama dan peran anda
3. Informasikan pada pasien /keluarga pasien tentang
kegiatan pengkajian resiko jatuh yang akan dilakukan
beserta tujuannya.
4. Kaji tingkat resiko pasien jatuh sesuai format pengkajian
resiko jatuh .
5. Tentukan tingkat resiko pasien jatuh ringan, sedang,
tinggi

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 88
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENCEGAHAN RESIKO PASIEN JATUH
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.42 02 … dari …

6. Informasikan pada pasien /keluarga pasien tentang


tindakan yang dilakukan untuk mencegah resiko jatuh
sesuai format dokumentasi pemberian informasi resiko
pasien jatuh
7. Orientasikan pasien dan keluarga terhadap lingkungan
ruang perawatan dan petugas yang merawat.
8. Atur posisi tempat tidur senyaman mungkin
9. Pasang pengaman tempat tidur dikedua sisi terutama
untuk pasien resiko sedang dan tinggi
10. Kunci roda tempat tidur (sesuaikan fasilitas tempat tidur
)
11. Dekatkan semua kebutuhan pasien (bel, dan barang-
barang yang dibutuhkan oleh pasien )
12. Berikan pencahayaan yang kuat sesuai dengan
kebutuhan pasien
13. Lakukan pemantauan terhadap obat-obat yang
digunakan
14. Berikan edukasi pada pasien dan keluarga .
15. Ucapkan terimakasih setelah selesai melakukan kegiatan
pencegahan dan sampaikan semoga lekas sembuh.
II. Untuk pasien yang beresiko jatuh (risiko sedang dan tinggi )
1. Lakukan semua pencegahan umum
2. Pasang tanda risiko pasien jatuh (gelang kuning )
3. Libatkan pasien dan keluarga dalam pencegahan risiko
jatuh
4. Berikan informasi risiko jatuh pada pasien dan keluarga
5. Dokumentasikan pemberian informasi pada formulir
dokumentasi informasi pasien jatuh.
6. Beritahu pasien untuk meminta bantuan saat ambulasi
7. Observasi secara teratur kenyamanan pasien
8. Kaji ulang risiko jatuh tiap shift
9. Komunikasikan risiko pasien jatuh saat timbang terima
pasien antar shift
10. Dokumentasikan semua kegiatan pencegahan risiko
jatuh pada catatan kegiatan.
III. Untuk pasien setelah kejadian jatuh
1. Perawat segera memeriksa pasien
2. Laporkan dokter jaga untuk menentukan evaluasi lebih
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 89
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENCEGAHAN RESIKO PASIEN JATUH
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.42 02 … dari …

lanjut
3. Perawat melaksanakan terapi dari dokter jaga
4. Jika ada gangguan kognitif beritahukan keluarga untuk
menekan alarm /bel yang tersedia, jika tidak ada bel
anjurkan untuk segera melaporkan ke perawat.
5. Dilakukan pemeriksaan neurologi dan tanda-tanda vital.
6. Pasien diperbolehkan turun dari tempat tidur dengan
seijin perawat dan didampingi oleh keluarga untuk 24
jam pertama kemudian dilakukan asessmen ulang.
7. Beritahu keluarga bahwa pasien telah mengalami
kejadian jatuh dan kemungkinan cedera yang mungkin
timbul
8. Catat kejadian jatuh di Tim keselamatan Pasien Rumah
Sakit
9. Keluarga atau orang yang mengetahui kejadian jatuh
mengisi laporan kejadian dan memberikan kepada
perawat dan meneruskan ke Tim Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.
10. Perawat melengkapi formulir jatuh dan menyertakan ke
laporan kejadian.
11. Berikan edukasi mengenai risiko jatuh dan pencegahan
kepada pasien dan keluarga.
12. Resiko jatuh pasien akan dinilai ulang dengan
menggunakan “ Assesmen Risiko Jatuh Harian “
kemudian ditentukan intervensi dan pemilihan alat
pengaman yang sesuai.
13. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas
mengucapkan Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Instalasi Rawat Jalan
3) Instalasi Gawat Darurat

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 90
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PERLINDUNGAN TERHADAP PENCULIKAN BAYI
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.43 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Tindakan pencegahan/ antisipasi terhadap penculikan bayi dan
anak.
2. TUJUAN Melindungi pasien (bayi/ anak) dari tindak penculikan di lingkungan
rumah sakit.
3. KEBIJAKAN Peraturan Direktur tentang perlindungan terhadap penculikan bayi

4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah


terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Lakukan pemeriksaan secara berkala di ruang rawat bayi / anak.
4) Monitor seluruh ruangan dengan menggunakan CCTV
5) Orang asing / yang tidak berkepentingan dilarang berada pada
area tersebut.
6) Awasi dengan ketat pintu keluar di ruang rawat bayi / anak
kepada semua orang yang akan meninggalkan rumah sakit
dengan bayi / anak.
7) Pastikan bahwa keluarga / orang tua bayi / anak membawa surat
Keluar Rumah Sakit (KRS) sesuai identitas.
8) Jika ada laporan terjadi penculikan bayi, segera lakukan
pemeriksaan terhadap seluruh area rumah sakit.
9) Jika sasaran / penculik terlihat, jangan dihentikan sendiri.
10) Segera hubungi sekuriti dan laporkan lokasi temuan orang yang
dicurigai.
11) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Satuan Pengamanan

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 91
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR KONSUL ANTAR DOKTER SPESIALIS
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.44 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Konsultasi antar dokter spesialis adalah kegiatan yang dilakukan
oleh dokter spesialis untuk menanyakatan diagnosa dan atau
terapi (rencana tindakan) terhadap pasien yang memerlukan
konsultasi ke dokter spesialis lain.
2. TUJUAN Sebagai acuan dalam pelaksanaan prosedur konsul antar dokter
spesialis di RSI Assyifa Kota Sukabumi.
3. KEBIJAKAN 3) Surat Keputusan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
di RSI Assyifa Kota Sukabumi.
4) Surat Keputusan Direktur No 158 K / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang Panduan Komunikasi Efektif
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Dokter spesialis utama menerima pasien di ruang rawat inap
non bedah sesuai dengan diagnosis utama.
3) Dokter spesialis utama melakukan anamnesis.
4) Dokter spesialis utama melakukan pemeriksaan fisik dan
penunjang yang diperlukan.
5) Dokter spesialis utama menegakkan diagnosis kerja.
6) Dokter spesialis utama melakukan penatalaksanaan terkait
dengan diagnosis utama pasien.
7) Dokter spesialis utama membuat konsul di lembar konsul medik
untuk dokter spesialis lain terkait adanya diagnosis kedua,
ketiga dan seterusnya.
8) Dokter yang dikonsul melakukan anamnesis.
9) Dokter yang dikonsul melakukan pemeriksaan fisik dan
penunjang yang diperlukan.
10) Dokter yang dikonsul menegakkan diagnosis tambahan.
11) Dokter yang dikonsul memberikan penatalaksanaan yang
diperlukan.
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 92
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR KONSUL ANTAR DOKTER SPESIALIS
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.44 02 … dari …

12) Dokter yang dikonsul menulis hasil pemeriksaan medik,


diagnosis dan penatalaksana pada lembar konsul medik sebagai
jawaban konsul.
13) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 5) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
6) Komite Medis dan SMF

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 93
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR KONSUL OLEH DOKTER JAGA
ASSYIFA SUKABUMI
UNTUK RAWAT BERSAMA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.45 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Konsultasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan
untuk menanyakan diagnosa dan atau terapi (rencana tindakan)
terhadap pasien yang memerlukan konsultasi ke dokter spesialis.
2. TUJUAN Sebagai acuan dalam pelaksanaan prosedur konsul oleh dokter jaga
untuk rawat bersama di RSI Assyifa Kota Sukabumi.
3. KEBIJAKAN 1) Surat Keputusan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
di RSI Assyifa Kota Sukabumi.
2) Surat Keputusan Direktur No 158 K / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang Panduan Komunikasi Efektif
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Dokter jaga IGD menerima pasien di IGD.
4) Dokter jaga IGD melakukan anamnesis.
5) Dokter jaga IGD melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang diperlukan.
6) Dokter jaga IGD menegakkan diagnosis kerja.
7) Dokter jaga IGD melakukan instruksi kerja sesuai dengan clinical
pathway masing-masing SMF / profesi kedokteran spesialistik.
8) Dokter jaga IGD dapat melakukan konsul via telepon bila
diperlukan.
9) Dokter spesialis utama menerima konsul dari Dokter jaga IGD.
10) Dokter spesialis utama dapat memberikan instruksi kepada
dokter jaga IGD untuk mengkonsulkan pasien ke dokter spesialis
lain terkait dengan diagnosis pasien.
11) Dokter jaga IGD melakukan instruksi konsul dari dokter spesialis
utama di IGD.
12) Dokter spesialis lain menerima konsul dan memberi instruksi
tambahan terkait dengan diagnosis pasien untuk rawat bersama.

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 94
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR KONSUL OLEH DOKTER JAGA
ASSYIFA SUKABUMI
UNTUK RAWAT BERSAMA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.45 02 … dari …

13) Dokter jaga IGD melakukan instruksi hasil konsul di IGD.


14) Dokter jaga IGD mencatat hasil konsul dan instruksi rawat
bersama di lembar rekam medik IGD dan surat perintah rawat
dari IGD.
15) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Komite Medis dan SMF

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 95
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR RAWAT BERSAMA OLEH DOKTER SPESIALIS
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.46 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Rawat bersama oleh dokter spesialis adalah kegiatan yang
dilakukan oleh dokter spesialis untuk menyepakati diagnosa dan
atau terapi (rencana tindakan) terhadap pasien yang memerlukan
konsultasi ke dokter spesialis.
2. TUJUAN Sebagai acuan dalam pelaksanaan prosedur rawat bersama oleh
dokter spesialis di RSI Assyifa Kota Sukabumi.
3. KEBIJAKAN 1) Surat Keputusan Direktur tentang Kebijakan Pelayanan Pasien
di RSI Assyifa Kota Sukabumi.
2) Surat Keputusan Direktur No 158 K / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang Panduan Komunikasi Efektif
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Dokter spesialis utama menerima pasien di ruang rawat inap
non bedah sesuai dengan diagnosis utama pasien.
3) Dokter spesialis utama melakukan anamnesis.
4) Dokter spesialis utama melakukan pemeriksaan fisik dan
penunjang yang diperlukan.
5) Dokter spesialis utama menegakkan diagnosis.
6) Dokter spesialis utama melakukan penatalaksanaan pasien
terkait dengan diagnosis utama saat masuk ruang rawat inap.
7) Dokter spesialis utama membuat konsul di lembar konsul medik
untuk dokter spesialis lain terkait adanya diagnosis kedua, ketiga
dan seterusnya yang memerlukan penanganan dokter spesialis
lain.
8) Dokter spesialis yang dikonsul melakukan anamnesis.
9) Dokter spesialis yang dikonsul melakukan pemeriksaan fisik dan
penunjang yang diperlukan.
10) Dokter spesialis yang dikonsul menegakkan diagnosis.
11) Dokter spesialis yang dikonsul melakukan penatalaksanaan yang
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 96
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR RAWAT BERSAMA OLEH DOKTER SPESIALIS
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.46 02 … dari …

diperlukan.
12) Dokter spesialis yang dikonsul menjawab di lembar konsul medik
untuk kemungkinan perlu atau tidak rawat bersama terkait
dengan diagnosis utama pasien.
13) Dokter spesialis utama dan dokter spesialis yang dikonsul
melakukan komunikasi dan penatalaksanaan yang saling
mendukung selama rawat bersama beberapa dokter spesialis
yang terkait diagnosis pasien sesuai dengan kompetensi
spesialistiknya.
14) Dokter spesialis yang dikonsul menyatakan selesai rawat di
lembar rekam medik bila telah tuntas penatalaksanaannya.
15) Dokter spesialis utama menyatakan pasien boleh pulang bila
seluruh penatalaksanaan dokter telah selesai dilakukan.
16) Dokter spesialis utama menyatakan alih rawat bila
penatalaksanaannya telah selesai terlebih dahulu dari dokter
yang dikonsul.
17) Bila penatalaksanaan dokter spesialis utama telah selesai, maka
dokter spesialis yang dikonsul pertama dijadikan sebagai dokter
spesialis utama.
18) Dokter yang dijadikan spesialis utama dapat memulangkan
pasien bila seluruh penatalaksanaan telah selesai dilakukan.
19) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Komite Medis dan SMF

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 97
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR ALIH RAWAT SESUAI DIAGNOSIS
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.47 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Prosedur alih rawat pasien adalah proses pemindahan dokter
penanggung jawab sesuai spesialistik SMF nya, dengan tujuan
pasien dirawat oleh dokter penanggung jawab spesialis sesuai
dengan diagnosis utama pasien.
2. TUJUAN Sebagai acuan dalam pelaksanaan prosedur alih rawat sesuai
diagnosis di RSI Assyifa Kota Sukabumi.
3. KEBIJAKAN 1) Surat Keputusan Direktur tentang Pelayanan Kesehatan di RSI
Assyifa Kota Sukabumi.
2) Surat Keputusan Direktur No 158 K / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang Panduan Komunikasi Efektif
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Dokter spesialis utama menerima pasien di ruang rawat inap
sesuai dengan diagnosis utama pasien.
3) Dokter spesialis utama melakukan anamnesis.
4) Dokter spesialis utama melakukan pemeriksaan fisik dan
penunjang yang diperlukan.
5) Dokter spesialis utama menegakkan diagnosis.
6) Dokter spesialis utama menulis konsul alih rawat pasien ke
spesialis lain berkaitan dengan diagnosis pasien dan bila tidak
ada penatalaksanaan bidang spesialistiknya.
7) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Komite Medis dan SMF
3) Instalasi Rekam Medis

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 98
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR ALIH RAWAT PASIEN SETELAH RAWAT BERSAMA
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.48 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Prosedur alih rawat pasien adalah proses pemindahan dokter
penanggung jawab sesuai spesialistik SMF nya, dengan tujuan
pasien dirawat oleh dokter penanggung jawab spesialis sesuai
dengan diagnosis utama pasien.
2. TUJUAN Sebagai acuan dalam pelaksanaan prosedur alih rawat pasien
setelah rawat bersama di RSI Assyifa Kota Sukabumi.
3. KEBIJAKAN 1) Surat Keputusan Direktur No tentang Kebijakan Pelayanan
Pasien RSI Assyifa Kota Sukabumi.
2) Surat Keputusan Direktur No 158 K / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang Panduan Komunikasi Efektif
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Dokter spesialis utama menerima pasien di ruang rawat inap
non bedah sesuai dengan diagnosis utama pasien.
4) Dokter spesialis utama melakukan anamnesis.
5) Dokter spesialis utama melakukan pemeriksaan fisik dan
penunjang yang diperlukan.
6) Dokter spesialis utama menegakkan diagnosis kerja.
7) Dokter spesialis utama melakukan penatalaksanaan terhadap
pasien terkait dengan diagnosis utama.
8) Dokter spesialis utama membuat konsul di lembar konsul medik
untuk dokter spesialis lain terkait adanya diagnosis kedua,
ketiga dan seterusnya yang ditemukan dan memerlukan
penanganan dokter spesialis lain.
9) Dokter yang dikonsul melakukan anamnesis.
10) Dokter yang dikonsul melakukan pemeriksaan fisik dan
penunjang yang diperlukan.
11) Dokter yang dikonsul menegakkan diagnosis tambahan.
12) Dokter yang dikonsul memberikan penatalaksanaan yang
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 99
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR ALIH RAWAT PASIEN SETELAH RAWAT BERSAMA
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.48 02 … dari …

diperlukan.
13) Dokter yang dikonsul menyatakan perlu atau tidak rawat
bersama di lembar konsul medik kepada dokter spesialis utama
terkait dengan diagnosis utama pasien.
14) Dokter spesialis utama dan dokter yang dikonsul melakukan
komunikasi dan penatalaksanaan yang saling mendukung rawat
bersama beberapa dokter spesialis yang terkait diagnosis pasien
sesuai dengan kompetensi spesialistiknya.
15) Dokter spesialis utama dan dokter yang dikonsul menulis alih
rawat pasien ke spesialis lain bila tidak ada penatalaksanaan
bidang spesialistiknya
16) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 4) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
5) Komite Medis dan SMF
6) Instalasi Rekam Medis

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 100
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENUNDAAN PELAYANAN PASIEN
ASSYIFA SUKABUMI
RAWAT INAP

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.49 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Prosedur penyampaian adanya perubahan Jadwal Pelayanan atau
Pengobatan yang disebabkan oleh situasi dimana tenaga medis atau
fasilitas penunjang bermasalah atau mengalami kendala dalam
melayani pasien yang bukan keinginan pasien tersebut
2. TUJUAN 1) SPO ini disusun sebagai acuan bila terjadi perubahan atau
penundaan jadwal pelayanan atau pengobatan secara
konsisten agar pasien mendapatkan informasi yang jelas
tentang penyebab penundaan atau perubahan jadwal
pelayanan atau pengobatan
2) Memberikan kepuasan pelanggan atau keluarga pasien
3) Menghindari complain pasien
4) Agar pelayanan dan pengobatan berjalan lancar
3. KEBIJAKAN 1) Surat Keputusan Direktur tentang Pelayanan Kesehatan di RSI
Assyifa Kota Sukabumi.
2) Surat Keputusan Direktur No 158 K / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang Panduan Komunikasi Efektif
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Mengucapkan salam: “Assalaamu’alaikum..”
4) Melakukan identifikasi pasien dan atau keluarga
5) Memberitahukan alasan penundaan/ menunggu terkait (
Lihat tata laksana panduan penundaan pelayanan):
a) Waktu penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium /PA/
radiologi pemeriksaan diagnostic lain
b) Waktu menunggu pelayanan di unit rawat inap
c) Waktu menunggu tempat tidur/kamar sesuai kelas di ruang
rawat inap
d) Waktu menunggu jadwal operasi/ radioterapi/ rehabilitasi

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 101
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENUNDAAN PELAYANAN PASIEN
ASSYIFA SUKABUMI
RAWAT INAP

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.49 02 … dari …

medis
e) Mendiskusikan dengan pasien dan/keluarga tentang
informasi yang telah disampaikan
f) Mencatat isi formasi dan/ atau keluarga di lembar edukasi
g) Petugas membubuhkan paraf dan nama terang pada kolom
petugas
h) Meminta paraf dan nama terang pasien/ keluarga pada
kolom pasien/ keluarga
i) Mengulang kembali kesimpulan informasi yang telah
diberikan
j) Menutup pembicaraan dengan mengucapkan terima kasih
dan salam “wassalaamualaikum”.
k) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas
mengucapkan Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Radiologi
5. Instalasi Laboratorium
6. Instalasi Farmasi

RUMAH SAKIT ISLAM


PROSEDUR TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK
ASSYIFA SUKABUMI
PINDAH PERAWATAN

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 102
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
04.03.SPO.50 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maaret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Transfer pasien pindah perawatan ke rumah sakit lain adalah
Memindahkan pasien dari RSI Assyifa Kota Sukabumi ke Rumah
Sakit lain untuk pindah perawatan karena tidak tersedianya
fasilitas pelayanan yang dibutuhkan pasien.
2. TUJUAN SPO ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan
transfer pasien pindah perawatan dari RSI Assyifa Kota Sukabumi
ke rumah sakit lain.
3. KEBIJAKAN 1) Surat Keputusan Direktur tentang Pelayanan Kesehatan di RSI
Assyifa Kota Sukabumi.
2) Surat Keputusan Direktur No 158 K / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang Panduan Komunikasi Efektif
3) Transfer boleh dilakukan apabila kondisi pasien stabil/ layak
untuk transfer.
4) Agar proses transfer/ pemindahan pasien berlangsung
dengan aman dan lancar untuk pelaksanaannya sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender
klien
3) Persiapan Dokumen:
a. Resume perawatan pasien
b. Hasil pemeriksaan penunjang
c. Formulir transfer/ serah terima
d. Formulir monitor pasien
4) Peralatan medis yang digunakan selama transfer sesuai
kondisi pasien.
5) Pastikan level kondisi pasien:
a. Level 0: Pasien yang hanya membutuhkan ruang
perawatan biasa.
b. Level 1: Pasien yang berisiko mengalami
perburukan kondisi, pasien yang sebelumnya

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 103
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK
ASSYIFA SUKABUMI
PINDAH PERAWATAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.50 02 … dari …

menjalani perawatan di High Nursing Deppedency


Unit (HND)
c. Level 2: Pasien yang memerlukan observasi dan
intervensi lebih ketat, termasuk penanganan
kegagalan satu sistem organ atau perawatan pasca-
operasi.
d. Level 3: Pasien yang membutuhkan bantuan
pernapasan lanjut (advancedrespiratory support)
atau bantuan pernapasan dasar (basic respiratory
support) dengan dukungan/bantuan pada minimal 2
sistem organ, termasuk pasien-pasien yang
membutuhkan penanganan kegagalan multi-organ.
6) Pelaksanaan :
a. Ucapkan salam:
“Assalamualaikum”, “Selamat pagi/siang/malam,
Bapak/ Ibu”.
b. Informasikan pada pasien dan keluarga tentang
rencana dan maksud transfer yang akan dilakukan.
“Bapak/ Ibu, sehubungan dengan kebutuhan
pelayanan Bapak/ Ibu, kami akan merujuk Bapak/
Ibu ke RS.... (sebutkan nama rumah sakit yang
dituju) yang sesuai dengan kebutuhan Bapak/ Ibu,
sebelumnya kami akan siapkan lebih dulu
kebutuhan yang diperlukan untuk pemindahan.”
7) Lakukan koordinasi dengan petugas (dokter) rumah sakit
yang dituju
8) Komunikasikan tentang rencana pemindahan pasien yang
meliputi:
a. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin)
b. Diagnosa medis dan riwayat penyakit
c. Keadaan umum pasien
d. Dokter yang merawat
e. Alasan pasien dipindahkan
9) Sarankan pada pasien/ keluarga untuk mendapatkan
informasi lebih lanjut kepada dokter medis mengenai
informasi klinis (bila perlu).
10) Pastikan adanya tempat dan pelayanan yang dibutuhkan
pasien.
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 104
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK
ASSYIFA SUKABUMI
PINDAH PERAWATAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.50 02 … dari …

11) Pastikan siapa yang akan menerima saat transfer dilakukan.


12) Periksa kelayakan kondisi pasien untuk ditransfer (oleh
DPJP/ DokterAnesthesi/ Dokter IGD/ Dokter Ruangan).
13) Tentukan SDM yang akan mendampingi pasien selama
transfer dengan ketentuansebagai berikut:
a. Pasien Level 0 didampingi oleh TPK/petugas
keamanan dan perawat yang memiliki kompetensi
minimal kemampuan BLS
b. Pasien Level 1 didampingi oleh TPK/ petugas keama
nan dan perawat yang memiliki kompetensi & cara
pemberian oksigen, sudah berpengalaman dalam
memberikan obat-obatan yang spesifik, dapat
melakukan suction dan perawatan tracheostomi bila
memungkinkan
c. Pasien Level 2 didampingi oleh TPK/petugas
keamanan yangmemiliki kompetensi BLS dan
perawat yang mempunyai kompetensi seperti pada
level 1 ditambah dengan kompetensi:
 mempunyai pengalaman kerja 2 tahun merawat
pasien kritis;
 dapat memberikan bantuan pernafasan
menggunakan ambu-bag;
 dapat menggunakan defibrilator, dapat
melakukan perawatan CVP.
d. Pasien Level 3 didampingi oleh petugas yang
memiliki kompetensi seperti pada level 2 ditambah
dengan dokter yang memiliki kompetensi ACLS dan
pengetahuan tentang panduan monitor pasien saat
transfer.
14) Siapkan peralatan dan dokumen yang harus disertakan saat
transfer pasien, sesuai dengan kondisi pasien berdasarkan
Level yaitu:
a. Pasien Level 0: status rekam medis pasien, hasil
pemeriksaan penunjang (foto rontgen, dll), formulir
pemindahan antar ruangan yang sudah diisi dengan
lengkap, kursi roda/ tempat tidur.
b. Pasien Level 1: Semua peralatan yang disertakan
pada level 0 ditambah dengan tabung oksigen dan
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 105
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK
ASSYIFA SUKABUMI
PINDAH PERAWATAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.50 02 … dari …

canul, standar infus, mesinsuction dan pulse


oximetri bila memungkinkan.
c. Pasien Level 2: Peralatan yang disertakan pada level
1 ditambah dengan Monitor EKG dan mesin
defibrilator bila memungkinkan
d. Pasien Level 3: Peralatan yang disertakan pada level
2 ditambah dengan alat bantu pernafasan.
15) Hubungi petugas ambulance dan informasikan tentang
rencana transfer pasien.
16) Isi formulir transfer/ serah terima dengan lengkap.
17) Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien,
sebelum pasien ditransfer oleh perawat pendamping.
18) Informasikan pada pasien dan keluarga saat pasien akan
ditransfer bahwa prosestransfer akan segera dilaksanakan.
19) Antar pasien ke rumah sakit yang dituju.
20) Monitor kondisi pasien (keadaan umum, kesadaran, tanda-
tanda vital) selama transfer.
21) Catat hasil monitor kondisi pasien pada format monitor
pasien.
22) Lakukan serah terima dengan petugas (dokter/ perawat)
rumah sakit yang dituju. Hal-hal yang diserahterimakan
adalah:
a. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin).
b. Dokter yang merawat.
c. Diagnosa medis dan riwayat penyakit.
d. Keadaan umum, kesadaran dan hasil observasi tanda-
tanda vital pasien.
e. Tindakan yang telah dilakukan.
f. Terapi yang telah diberikan (cairan infus, obat-
obatan)
g. Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan serta
administrasinya (Laboratorium, radiologi, dll, serta
untuk follow up hasil pemeriksaan yang belum
selesai).
h. Alergi obat.
i. Rencana tindakan, pemeriksaan penunjang, terapi
yang akandilakukan / dilanjutkan serta
administrasinya.
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 106
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK
ASSYIFA SUKABUMI
PINDAH PERAWATAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.50 02 … dari …

j. Status Rekam Medis Pasien.


k. Daftar barang pasien (bila pasien tidak ada keluarga).
l. Informasi lain yang dianggap perlu.
23) Tandatangani formulir serah terima.
24) Kembalikan peralatan yang telah selesai dipakai saat
transfer ke tempat semula.
25) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas
mengucapkan Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Petugas Ambulance

RUMAH SAKIT ISLAM


PROSEDUR TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK
ASSYIFA SUKABUMI
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 107
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
04.03.SPO.51 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Transfer pasien untuk pemeriksaan penunjang ke rumah sakit
lain adalah Memindahkan pasien dari RSI Assyifa Kota Sukabumi
ke Rumah Sakit lain dan kembali lagi ke RSI Assyifa Kota
Sukabumi untuk pemeriksaan penunjang karena tidak
tersedianya fasilitas pelayanan yang dibutuhkan pasien.
2. TUJUAN SPO ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan
transfer pasien untuk pemeriksaan penunjang dari RSI Assyifa
Kota Sukabumi ke rumah sakit lain.
3. KEBIJAKAN 1) Surat Keputusan Direktur tentang Pelayanan Kesehatan di RSI
Assyifa Kota Sukabumi.
2) Surat Keputusan Direktur No 158 K / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang Panduan Komunikasi Efektif
3) Transfer boleh dilakukan apabila kondisi pasien stabil/ layak
untuk transfer.
4) MOU pelayanan CT Scan antara RSI Assyifa dan RS Kartika
Sukabumi
5) Notulen rapat koordinasi Selasa, tanggal 27 Januari 2015
tentang rujukan CT Scan ke RS Kartika bersama Ka. Inst. Rawat
Inap, KaBag Keuangan, KaSubBag Verifikasi, KaInst. Radiologi,
KaRu. Rawat Jalan dan SubBag Pemasaran
4. PROSEDUR 1) Ucapkan basmallah
2) Pastikan pasien yang akan menjalani pemeriksaan penunjang
tersebut dalam kondisi siap dan sudah dibuatkan lembar
permintaan pemeriksaan penunjang dari dokter penanggung
jawab
3) Lakukan informed concent tentang teknis pemeriksaan
penunjang, kegunaan dan resikonya (bila ada)
4) Berikan penjelasan dan kesiapan keluarga akan estimasi biaya
yang dibutuhkan (apabila penjaminan bayar sendiri), lalu;
a. Ke RS yang sudah kerjasama;
a) Ajak keluarga untuk membayar biaya pemeriksaan dalam
bentuk penambahan uang titipan di kasir
b) Koordinasikan dengan Instalasi penunjang dan APP terkait
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 108
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK
ASSYIFA SUKABUMI
PEMERIKSAAN PENUNJANG

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.51 02 … dari …

penambahan uang titipan pasien


c) Dapatkan lembar pengantar rujukan pemeriksaan
penunjang ke RS yang dituju dari Instalasi Penunjang Medis
terkait
b. Ke RS yang belum kerjasama;
a) Ingatkan agar keluarga membawa uang biaya pemeriksaan
b) Koordinasikan dengan Instalasi penunjang terkait untuk
direkap dalam sistem laporan pemeriksaan penunjang
diluar
c) Dapatkan rekomendasi pengantar rujukan pemeriksaan
penunjang ke RS yang dituju dari Instalasi Penunjang Medis
terkait
5) Koordinasikan dengan porter dan driver ambulance untuk
transportasi pemeriksaan pasien
6) Antar dan dampingi pasien untuk menjalani pemeriksaan
penunjang sesuai lembar permintaan dokter
7) Arahkan penanggung jawab keuangan pasien ke kasir RS
pelayanan penunjang tersebut
8) Antar kembali pasien ke ruangan semula berikut hasil
pemeriksaan penunjang tersebut (apabila dah selesai)
9) Laporkan hasil pemeriksaan penunjang kepada Instalasi
penunjang terkait
10) Ucapkan hamdalah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Instalasi Radiologi
3) Unit APP(Keuangan)
4) PJ porter
5) Ambulans

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 109
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENUNJUKKAN STAFF DALAM PENDAMPING
ASSYIFA SUKABUMI
TRANSFER

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.52 1 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Adalah staff berkompeten sebagai pendamping selama proses
transfer dalam rangka merujuk ke luar RSI Assyifa
2. TUJUAN Sebagai acuan petugas dalam melaksanakan pendampingan
selama proses transfer supaya dapat dilakukan dengan baik dan
benar di RSI Assyifa.
3. KEBIJAKAN 1) Surat Keputusan Direktur tentang Pelayanan Kesehatan di RSI
Assyifa Kota Sukabumi.
2) Panduan Pelayanan Transportasi Ambullance
3) Pelayanan pasien transfer diupayakan sesuai gender
4. PROSEDUR 1. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah
terlebih dahulu
2. Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3. Perawat yang merujuk pasien dari IGD dan rawat inap non
bedah diupayakan dari IGD, apabila tidak tersedia maka bisa
dari perawat rawat inap yang sedang tidak bertugas.
4. Perawat yang mendampingi transfer mempunyai kompetensi
BLS (Basic Live Support)
5. Perawat berkoordinasi dengan dokter jaga RS untuk
memastikan kondisi pasien memungkinkan dilakukan transfer
atau tidak
6. Dalam kondisi khusus dan terjadi ketidak stabilan airway,
breathing dan circulation maka pendampingan selama proses
transfer adalah dokter umum dan perawat atau apabila tidak
tersedia, maka bisa oleh dua orang perawat.
7. Perawat memberikan penjelasan terkait rencana pemindahan
pasien kepada keluarga dan tindakan selanjutnya.
8. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 110
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENUNJUKKAN STAFF DALAM PENDAMPING
ASSYIFA SUKABUMI
TRANSFER

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.52 1 … dari …

2) Instalasi Gawat Darurat


3) DPJP / dokter jaga RS

RUMAH SAKIT ISLAM


PROSEDUR PERAWATAN PASIEN DI DALAM AMBULANCE

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 111
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.53 1 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Perawatan pasien selama dirujuk dalam ambulance
2. TUJUAN a. Standarisasi cara merujuk pasien ke rumah sakit lain
b. Memberikan kepuasan kepada pasien.
3. KEBIJAKAN a. Surat Keputusan Direktur tentang Pelayanan Kesehatan di RSI
Assyifa Kota Sukabumi.
b. Surat Keputusan Direktur No 158 K / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang Panduan Komunikasi Efektif
4. PROSEDUR Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah terlebih
dahulu
Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
SEBELUM BERANGKAT
 Sebelum transportasi, pastikan hal-hal berikut:
o Kondisi vital meliputi jalan nafas, pernafasan dan
sirkulasi. Pastikan ikatan pada alat pengangkut tidak
menyebabkan pasien kesulitan bernafas. Jika pasien
tidak sadar, pastikan pasien mendapatkan pertukaran
udara yang cukup.
o Keamanan posisi alat pengangkut di dalam ambulans.
 Persiapkan jika timbul perburukan kondisi pernafasan dan
sirkulasi dengan meletakkan spinal board pendek atau papan
RJP di bawah matras.
 Longgarkan pakaian yang ketat.
 Periksa perban, balut dan bidai.
 Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani
pasien. Mereka harus ditempatkan di kabin pengemudi dan
memakai sabuk pengaman dengan baik agar tidak
mempengaruhi proses perawatan pasien.
 Naikkan barang pribadi seperti dompet, koper dan tas serta
pastikan barang tersebut aman di ambulans. Jika
memungkinkan, beritahu petugas keamanan tentang hal ini.
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 112
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PERAWATAN PASIEN DI DALAM AMBULANCE
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.53 1 … dari …

 Tenangkan pasien. Ucapkan kata-kata yang menenangkan.


Berikan senyuman.
SELAMA PERJALANAN
 Beritahu EMD bahwa Anda meninggalkan lokasi.
 Lanjutkan perawatan kegawat-daruratan yang dibutuhkan.
 Gabungkan informasi tambahan pasien.
 Monitoring terus vital sign dan catat.
 Beritahu fasilitas medis yang menjadi tujuan Anda.
 Kriteria kasus di bawah ini memerlukan pemberitahuan
i. Henti jantung
ii. Henti nafas
iii. Trauma mayor
iv. Suspek CVA/stroke
v. Amputasi
vi. Suspek MI pada pasien lebih dari 40 tahun
vii. Kejang yang sedang berlangsung atau berulang
viii. Persalinan iminen
ix. Luka bakar berat
x. Kriteria lain sebagaimana diputuskan oleh kru
ambulans
 Informasi yang harus diberikan meliputi
i. Identitas pasien
ii. Hasil pemeriksaan
iii. Tindakan yang telah dilakukan
iv. Perkiraan waktu kedatangan (ETA)
 Persiapkan peralatan tambahan
o Baskom atau kantung muntah jika pasien muntah.
o Suction jika terjadi aspirasi
o Papan RJP jika terjadi gagal nafas atau gagal jantung
 Tenangkan emosi anda dan emosi pasien
 Koordinasikan dengan pengemudi tentang kondisi pasien
dan cara mengemudinya. Pengemudi perlu menyesuaikan
kecepatan dan cara mengemudinya sesuai kebutuhan
pasien.
 Jika terjadi henti jantung, RJP harus dilakukan dalam kondisi
ambulans berhenti. Pastikan fasilitas rujukan mengetahui
kejadian ini.
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 113
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PERAWATAN PASIEN DI DALAM AMBULANCE
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.53 1 … dari …

SAMPAI DI TEMPAT RUJUKAN


 Jika kondisi tempat rujukan cukup ramai, jangan terburu-buru
menurunkan pasien, lanjutkan penanganan pasien di atas
ambulans sampai ada petugas yang siap mengambil alih.
 Dampingi petugas yang akan mengambil alih
o Berikan laporan anda secara lisan
o Serahkan barang pribadi pasien
o Minta diri untuk meninggalkan tempat rujukan
 Kembalikan peralatan ambulans ke tempat semula
Segera setelah tidak menangani pasien, buat laporan tertulis.
Sebaiknya cari tempat yang tenang untuk melakukan ini.
Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Unit Ambulance

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 114
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENDAMPINGAN SPIRITUAL PASIEN HAEMODIALISA
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.54 1 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Pendampingan spiritual yang dilakukan oleh petugas kepada pasien
hemodialisa
2. TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan
bimbingan spiritual kepada pasien hemodialisa
3. KEBIJAKAN Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi Nomor
tentang Pedoman Pelayanan Bagian Bimbingan Rohani Islam Rumah
Sakit Islam Assyifa Sukabumi
4. PROSEDUR 1. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca basmallah terlebih
dahulu
2. Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3. Petugas keperawatan mengunjungi pasien dengan mengetuk
pintu dan mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan
menjelaskan maksud dan tujuan kedatangannya kepada pasien.
4. Petugas Keperawatan mulai memberikan pendampingan
spiritual sesuai dengan kondisi pasien dengan bahasa yang bisa
dimengerti. Adapun pendampingan spiritual yang diberikan
kepada pasien meliputi:
a. Kebutuhan ibadah pasien selama dirumah sakit maupun di
rumah.
b. Kebutuhan makna hidup pasien dalam menyikapi ujian
hidup dari Allah SWT.
c. Kebutuhan akan komitmen ibadah.
d. Kebutuhan tentang tauhid.
e. Kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah.
f. Kebutuhan akan penerimaan diri.
g. Kebutuhanakan rasa aman.
h. Kebutuhan akan tercapainya derajat di mata Allah.
i. Kebutuhan akan terpeliharanya interaksi dengan sesama.
j. Kebutuhan akan kehidupan bermasyarakat dengan
nilai-nilai spiritual.
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 115
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENDAMPINGAN SPIRITUAL PASIEN HAEMODIALISA
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.54 1 … dari …

k. Jika dirasa pasien sangat membutuhkan pendampingan


piritual secara khusus maka Petugas keperawatan akan
menghubungi petugas kerohanian.
5. Petugas keperawatan mengucapkan terimakasih kepada
pasien/ keluarga yang sudah memberikan kepercayakan kepada
RSI Assyifa Sukabumi sebagai perantara dalam proses
penyembuhan dan mengucapkan salam.
6. Petugas keperawatan, setelah melakukan pendampingan
spiritual kemudian mencatat hasil kunjungan pasien dalam
spiritual record (RM … : Form Penilaian Kebutuhan Edukasi
dan RM ….: Formulir Pemberian Informasi dan Edukasi)
7. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas
mengucapkan Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2. Petugas Bimbingan Rohani dan Pelayanan Islam

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 116
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR MERUJUK PASIEN UNTUK TINDAKAN HAEMODIALISA
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.55 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Prosedur merujuk pasien untuk tindakan hemodialisa dari ruang
rawat inap ke bagian haemodialisa di dalam atau keluar rumah
sakit.
2. TUJUAN 1) Sebagai standarisasi cara merujuk pasien untuk tindakan
hemodialisa.
2) Untuk memberikan kepuasan kepada pasien.
3. KEBIJAKAN 1) Himbauan PERNEFRI agar melaksanakan standar perujukan
pasien haemodialisa
2) SK Direktur RSI Assyifa Sukabumi tentang pelaksanaan SPO
pelayanan medis dan keperawatan.
3) Pengisian format catatan medik pasien haemodialisa sebaiknya
dilakukan oleh dokter Nefrologist atau Sp.PD terlatih /
tersertifikasi HD
4) Untuk mempersingkat proses perifikasi dan peresepan obat di
fasilitas pelayanan haemodialisa, terlebih dahulu dikonsulkan
ke Nefrologist atau Sp.PD terlatih / tersertifikasi HD
4. PROSEDUR 1) Persiapan
Pasien
a. Sudah mengerti dan menanda tangani prosedur
perujukan tindakan haemodialisa
b. Kondisi pasien memungkinkan dan direkomendasi oleh
DPJP untuk dilakukan perujukan tindakan haemodialisa
Alat-alat
a. Gelang identitas pasien terpasang dengan benar
b. Lembar catatan Medik pasien haemodialisa yang terisi
lengkap dan ditandatangani oleh DPJP
c. Emergency kit dan peralatan medis sesuai kebutuhan

2) Pelaksanaan
a. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 117
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR MERUJUK PASIEN UNTUK TINDAKAN HAEMODIALISA
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.55 02 … dari …

basmallah terlebih dahulu


b. Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender
klien
c. Siapkan lembar catatan medik pasien haemodialisa
yang telah diisi dan ditanda tangani oleh dokter DPJP
(yang sudah tersertifikasi pelatihan haemodialisa)
d. Pastikan pasien sudah mendapatkan informasi dan
menyatakan kesanggupan untuk tindakan haemodialisa
dalam lembar persetujuan tindakan
e. Hubungi fasilitas pelayanan haemodialisa untuk kontrak
waktu penerimaan pasien
f. Kolaborasi dengan unit ambulance dan portir untuk
rencana perujukan pasien haemodialisa
g. Pastikan semua peralatan yang dibutuhkan selama
transfer pasien terbawa dalam kondisi siap pakai
h. Laksanakan pendampingan perawat dan observasi
pasien selama pasien menuju fasilitas pelayanan
haemodialisa
i. Informasikan tentang isi lembar catatan medik pasien
haemodialisa kepada petugas IGD rumah sakit yang
dituju untuk dikolaborasikan sesuai prosedur
haemodialisa setempat
j. Lakukan serah terima dan berikan lembar catatan medik
pasien haemodialisa kepada petugas haemodialisa
setempat
k. Tanyakan kembali estimasi selesainya tindakan dan
waktu penjemputan pasien
l. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas
mengucapkan Hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Perawat reveral/pendamping pasien
3) Koordinator Portir
4) Unit Pelayanan Ambullance
5) Faskes Pelayanan Haemodialisa

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 118
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR MENERIMA PASIEN SETELAH TINDAKAN
ASSYIFA SUKABUMI
HAEMODIALISA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.56 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Prosedur menerima pasien setelah tindakan hemodialisa dari
fasilitas pelayanan haemodialisa ke ruangan rawat inap RSI Assyifa
Kota Sukabumi.
2. TUJUAN a. Sebagai standarisasi cara menerima pasien setelah tindakan
hemodialisa.
b. Untuk memberikan kepuasan kepada pasien.
3. KEBIJAKAN 1) Himbauan PERNEFRI agar melaksanakan standar perujukan
pasien haemodialisa
2) SK Direktur RSI Assyifa Sukabumi tentang pelaksanaan SPO
pelayanan medis dan keperawatan.
3) Proses hemodialisa dan program pasca haemodialisa tercatat
dalam lembar format yang ditandatangani sebagai bentuk
laporan yang diterima dari fasilitas pelayanan haemodialisa
4. PROSEDUR Sebelum memulai kegiatan petugas membaca “basmallah” terlebih
dahulu
Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
1) Persiapan
Pasien
a. Sudah mengerti dan memahami bahwa tindakan
haemodialisa sudah selesai dan diperbolehkan kembali
ke ruang rawat inap
b. Kondisi pasien sudah stabil dan memungkinkan untuk
kembali ke ruang rawat inap

Alat-alat
a. Gelang identitas pasien masih terpasang dengan benar
b. Lembar Laporan Medik pasien haemodialisa yang terisi
lengkap dan ditandatangani oleh DPJP setempat
c. Emergency kit dan peralatan medis sesuai kebutuhan

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 119
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR MENERIMA PASIEN SETELAH TINDAKAN
ASSYIFA SUKABUMI
HAEMODIALISA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.56 02 … dari …

2) Pelaksanaan
a. Koordinasi dengan petugas ambulance dan portir
setelah ada konfirmasi penjemputan pasien dari fasilitas
pelayanan haemodialisa
b. Lakukan serah terima pasien dan lainnya dari petugas
haemodialisa. Pastikan pasien stabil dalam perjalanan
dan laporan haemodialisa yang akan dibawa tertulis
lengkap.
c. Sambil serah terima pasien, persilahkan keluarga
(pasien umum) menyelesaikan biaya, administrasi dll
d. Pastikan semua peralatan yang dibutuhkan selama
transfer pasien terbawa dalam kondisi siap pakai
e. Laksanakan pendampingan oleh perawat dan observasi
pasien selama pasien menuju ruang rawat inap
f. Arsipkan lembar laporan haemodialisa kedalam berkas
RM pasien dan input administrasi pasien dalam
program SIMRS
g. Dokumentasikan serah terima pasien dari petugas
pendamping
Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
“Hamdallah”
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Perawat Reveral/pendamping pasien
3) Koordinator Portir
4) Unit Pelayanan Ambullance
5) Faskes Pelayanan Haemodialisa

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 120
RUMAH SAKIT ISLAM PROSEDUR PENATALAKSANAAN PASIEN MENDADAK ANFAAL
ASSYIFA SUKABUMI SEBELUM ATAU SETELAH TINDAKAN HAEMODIALISA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.57 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Prosedur penatalaksaan pasien tatkala mendadak anfaal baik
sebelum atau setelah tindakan hemodialisa.
2. TUJUAN 1) Sebagai standarisasi cara penatalaksanaan pasien kegawat
daruratan, khususnya sebelum atau setelah tindakan
haemodialisa.
2) Untuk memberikan kepuasan kepada pasien dan keluarga.
3. KEBIJAKAN 1) Himbauan PERNEFRI agar melaksanakan standar perujukan
pasien haemodialisa
2) SK Direktur RSI Assyifa Sukabumi tentang pelaksanaan SPO
pelayanan medis dan keperawatan.
3) Proses hemodialisa dan program pasca haemodialisa tercatat
dalam lembar format yang ditandatangani sebagai bentuk
laporan yang diterima dari fasilitas pelayanan haemodialisa
4) Perawat pendamping diberikan kewenangan untuk melakukan
tindakan live saving sampai mendapatkan pertolongan lanjutan
4. PROSEDUR 1) Persiapan
Pasien
a. Keluarga pengiring pasien sudah mengerti dan
memahami kondisi kegawat daruratan pasien

Alat-alat
a. Gelang identitas pasien masih terpasang dengan benar
b. Lembar Catatan atau Laporan Medik pasien
haemodialisa yang terisi lengkap dan ditandatangani
oleh DPJP
c. Emergency kit dan peralatan medis sesuai kebutuhan

2) Pelaksanaan
a. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca
"basmallah" terlebih dahulu

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 121
RUMAH SAKIT ISLAM PROSEDUR PENATALAKSANAAN PASIEN MENDADAK ANFAAL
ASSYIFA SUKABUMI SEBELUM ATAU SETELAH TINDAKAN HAEMODIALISA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.57 02 … dari …

b. Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender


klien
c. Lakukan sedini mungkin A3 (aman diri, aman lingkungan
dan aman pasien)
d. Berikan oksigen murni sesuai kebutuhan
e. Lakukan pengkajian keadaan umum, kesadaran dan
observasi tanda - tanda vital secara serial
f. Aktifkan SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu) dengan komunikasi koordinasi dengan
keluarga pengiring dan petugas lainnya untuk
mendatangi fasilitas kesehatan terdekat
g. Berikan bantuan hidup dasar dengan tindakan RJP
(Resusitasi Jantung Paru) apabila pasien an respon
h. Berikan keterangan yang jelas dan tertulis tatkala serah
terima dengan petugas di fasilitas pelayanan kesehatan
lanjutan
i. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas
mengucapkan "Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Perawat Reveral/pendamping pasien
3) Koordinator Portir
4) Unit Pelayanan Ambullance
5) Faskes Pelayanan Kesehatan Lanjutan

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 122
RUMAH SAKIT ISLAM PROSEDUR PENERIMAAN KONSULTASI PASIEN MASUK KE ICU
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.58 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Menerima konsultasi secara tertulis tanpa membawa pasien dari
unit perawatan lain baik dari RSI Assyifa maupun rumah sakit luar
untuk pasien yang memerlukan perawatan dan penatalaksanaan
ICU.
2. TUJUAN 1. Memfasilitasi tempat bagi pasien yang membutuhkan
perawatan ICU
2. Menerima pasien sesuai dengan kriteria / indikasi rawat ICU
3. KEBIJAKAN 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1778/Menkes/SK/XII/2010 tentang pedoman
penyelenggaraan pelayanan intensive care unit di RS.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
519/Menkes/Per/III/2011 tentang pedoman penyelenggaraan
pelayanan anestesiologi dan terapi intensif di rumah sakit
3. Konsultasi penerimaan pasien ICU di lakukan oleh DPJP/
dokter yang mewakili
4. Penerimaan konsultasi pasien di ICU dilakukan segera setelah
DPJP menerima surat konsul dari unit lain dan RS luar.
5. Ketersedian tempat di ICU RSI Assyifa lebih diutamakan bagi
pasien – pasien yang memerlukan ICU dari ruang – ruang
perawatan di RSI Assyifa
4. PROSEDUR 1. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"
terlebih dahulu
2. Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3. DPJP/dokter yang mewakili menerima surat konsul dari unit
perawatan lain
4. Dokter yang menerima surat konsul mengidentifikasi
kriteria/indikasi pasien yang di konsulkan
5. DPJP/dokter yang mewakili melakukan assesment pada pasien
yang di konsultasikan ke ruang rawat terkait
6. Setelah melakukan assesment DPJP/dokter yang mewakili

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 123
RUMAH SAKIT ISLAM PROSEDUR PENERIMAAN KONSULTASI PASIEN MASUK KE ICU
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.58 02 … dari …

memutuskan apakah pasien indikasi atau tidak untuk di rawat


di ruang ICU dan memberikan jawaban secara tertulis.
7. Pasien yang konsultasi dari RS luar RSI Assyifa harus melalui
IGD, konsultasi yang diterima dari rumah sakit luar disertai
dengan kronologis kondisi pasien, hasil lab dan alasan merujuk
pasien yang ditulis oleh dokter pengirim. Untuk ini DPJP
ICU/dokter yang mewakili segera melakukan koordinasi
dengan staf medik tetap dan staf perawat tentang
kemungkinan ada tempat rawat ICU
8. Bila DPJP ICU dan keluarga pasien juga sudah setuju untuk
dirawat di ICU, maka dokter yang mengirim mempersiapkan
kepindahan pasien ke ICU.
9. Pasien atau keluarga harus menandatangani persetujuan rawat
ICU dan memenuhi peraturan yang berlaku di ICU.
10. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Unit perawatan ICU
4. Perawat Reveral/pendamping pasien
5. Koordinator Portir
6. Unit Pelayanan Ambullance

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 124
RUMAH SAKIT ISLAM PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN BARU DI ICU RAWAT INAP
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.59 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 September 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Tata cara penerimaan pasien (pasien baru datang dari IGD, ruang
rawat inap, dan ruang operasi) yang mengalami gangguan fungsi
organ yang mengancam nyawa dan potensial dapat pulih kembali,
yang memerlukan pemantauan intensif dan atau terapi intensif.
2. TUJUAN 1) Bagi rumah sakit : pemanfaatan tempat tidur yang optimal
melalui prosedur dengan tata cara yang telah ditetapkan.
2) Bagi pasien : agar pasien atau keluarga mendapat pelayanan
yang optimal
3. KEBIJAKAN 1) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1778/Menkes/SK/XII/2010 tentang pedoman
penyelenggaraan pelayanan intensive care unit di RS.
2) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
519/Menkes/Per/III/2011 tentang pedoman penyelenggaraan
pelayanan anestesiologi dan terapi intensif di rumah sakit
3) Sebelum masuk ke ruang rawat ICU keluarga terlebih dahulu
menandatangani persetujuan rawat ICU
4) Petugas yang berwenang untuk menerima pasien baru adalah
DPJP ICU atau yang mewakili dan perawat ICU yang sedang
bertugas pada saat itu.
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) DPJP ICU menerima konsultasi tertulis dari DPJP ruang rawat,
IGD, ruang operasi.
4) DPJP ruang rawat membuat surat konsultasi tertulis yang
ditujukan ke DPJP ICU atau yang mewakilinya (Tim Anestesi ).
5) DPJP ICU atau yang mewakilinya (tim anestesi) yang ada di
ruang rawat akan datang langsung melihat kondisi pasien ke
ruang rawat dan melakukan assessment terhadap pasien.
6) Jika dari pemeriksaan / assessment pasien indikasi rawat ICU,

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 125
RUMAH SAKIT ISLAM PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN BARU DI ICU RAWAT INAP
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.59 02 … dari …

DPJP ICU atau yang mewakilinya ( tim anestesi ) di ruang rawat


akan menjawab konsultasi tersebut setuju masuk atau alih
rawat ICU Dewasa, tetapi jika ICU Dewasa penuh, tim
Anestesi akan berkoordinasi dengan DPJP ICU IGD atau yang
mewakilinya ( tim jaga ICU ) menanyakan ketersediaan tempat
di ICU IGD. Jika ada tempat di ICU IGD maka pasien akan alih
rawat ke ICU tersebut. Tetapi bila tidak ada tempat pasien /
keluarga diminta mencari tempat ke lCU lain di luar RSI
Assyifa.
7) Untuk pasien di IGD yang indikasi rawat ICU, akan langsung
alih rawat di ICU IGD atas persetujuan DPJP ICU atau yang
mewakilinya ( tim anestesi ) yang ada di IGD, jika ICU IGD
penuh tim anestesi IGD akan berkoordinasi dengan DPJP ICU (
tim ICU dewasa) untuk alih rawat ICU dewasa. Jika tempat di
ICU dewasa penuh keluarga pasien disarankan segera mencari
tempat ICU luar RSI Assyifa.
8) Khusus pasien yang rencana operasi elektif, DPJP Bedah akan
membuat konsultasi ke DPJP anestesi bahwa pasien akan
rencana operasi dan prediksi masuk ICU.
9) DPJP anestesi atau yang mewakilinya akan memfollow up
surat konsultasi tersebut dengan melihat kondisi pasien,
melakukan assessment dan menginformasikan persiapan
operasi kepada pasien , keluarga dan perawat di ruang rawat.
10) Surat konsultasi dan kondisi pasien tersebut akan didiskusikan
pada pagi hari sebelum hari operasi dan dikonfirmasikan oleh
DPJP Anestesi atau yang mewakilinya (tim anestesi ) dengan
DPJP ICU ( tim ICU ) ketersediaan bed di ICU untuk pasien
tersebut.
11) Setiap pasien yang sudah dinyatakan indikasi rawat ICU
sebelum pindah rawat ICU, DPJP ICU atau yang mewakilinya
terlebih dahulu memberikan informasi / penjelasan kepada
keluarga tentang ICU baik tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien atau kemungkinan yang akan terjadi selama
di ruang rawat ICU, dan kemudian keluarga diminta untuk
datang ke ICU untuk mendapat penjelasan dari Kepala
Ruangan/PP/PJ shift tentang tata tertib di ICU, administrasi
dan besar biaya perawatan di ICU dan hal – hal lain terkait
perawatan selama di ICU.
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 126
RUMAH SAKIT ISLAM PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN BARU DI ICU RAWAT INAP
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.59 02 … dari …

12) Jika keluarga mengerti dan setuju alih rawat ICU keluarga
diminta menandatangani surat persetujuan masuk ICU ,dan
segera tidak lebih dari 2-3 jam pasien akan dipindahkan ke
ICU, jika keluarga tidak setuju pasien tidak masuk ICU.
13) DPJP ICU atau wakil memberitahukan kepada PP / PJ shift
untuk menyiapkan tempat tidur untuk pasien yang akan
masuk ke ICU
14) Perawat ruangan menyiapkan pasien (dokumen, alat – alat
dan fasilitas untuk transportasi) dan kemudian mengantarkan
pasien ke ICU bersama- sama dengan DPJP ruangan atau yang
mewakili serta keluarga.
15) DPJP ICU atau yang mewakili dan perawat ICU melakukan
serah terima pasien dengan DPJP ruangan atau yang mewakili
dan perawat ruangan, terkait perlengkapan yang dibawa oleh
pasien. Kelengkapan pasien terdiri dari: medical record, foto
copy surat jaminan (khusus untuk pasien jaminan), gelang
identitas pasien, alat – alat invasive yang terpasang , hasil
pemeriksaan penunjang lainnya,obat-obat yang disertakan.
16) Identifikasi pasien dengan : memanggil nama pasien jika
pasien masih sadar serta menyebutkan tanggal lahir dan
tahun, dan mencocokkan dengan gelang identitas dan medical
record pasien.
17) DPJP atau yang mewakili melakukan pengkajian Airway,
Breathing, Circulation, Disability, drug dan cairan dan
tindakan medis segera setelah ditemui masalah.
18) Perawat penanggung jawab pasien melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan masalah dan berkoordinasi dan
berkolaborasi dengan DPJP ICU atau yang mewakili.
19) Perawat penanggung jawab pasien atau PJ shift memberitahu
bagian administrasi untuk mengecek kelengkapan
administrasi yang dibawa oleh pasien.atau keluarga, dan
melakukan dokumentasi pada buku registrasi pasien
20) Petugas admisian memanggil keluarga untuk melengkapi
jaminan bila belum lengkap.
21) Dokter jaga dan Perawat Primer/ PJ shift atau PJ pasen
menjelaskan pada keluarga terkait tindakan yang sudah
dilakukan dan rencana terapi dan tindakan diagnostic lain.
22) Perawat penanggung jawab pasien segera
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 127
RUMAH SAKIT ISLAM PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN BARU DI ICU RAWAT INAP
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.59 02 … dari …

mendokumentasikan semua tindakan yang telah dilakukan


23) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1. Intensif Care Unit
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Kamar Bedah
4. Unit perawatan Rawat Inap Non Bedah
5. APP ( Administrasi Pasien Pulang)

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 128
RUMAH SAKIT ISLAM PROSEDUR RONDE PELAYANAN DI ICU
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.60 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Ronde pelayanan adalah kegiatan supervisi perkembangan pasien
yang dilakukan setiap hari oleh DPJP dan tim terkait lainnya.
Parade pagi adalah kegiatan laporan jaga oleh dokter jaga ICU/
rawat inap post jaga malam
2. TUJUAN 1. Untuk menjaga mutu pelayanan di Departemen Anestesiologi
dan Terapi Intensif
2. Untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien.
3. Memastikan tatalaksana pasien berjalan dengan aman, baik
dan benar
4. Sebagai media pembelajaran bagi peserta didik.
3. KEBIJAKAN 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
1778/Menkes/SK/XII/2010 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit Di RS.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
519/Menkes/Per/III/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Anestesiologi Dan Terapi Intensif Di Rumah Sakit
4. PROSEDUR 1. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"
terlebih dahulu
2. Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3. Setiap pagi DPJP, dokter penanggung jawab ruangan / icu post
jaga malam, perawat dan tim terkait lainnya (mikrobiologi
klinik, farmakologi klinik, farmasi klinik, gizi klinik, patologi
klinik) melakukan parade di ruang rapat ICU untuk membahas
perkembangan setiap pasien yang dirawat.
4. Hasil diskusi didokumentasikan dalam lembar observasi dan
implementasi harian ICU oleh perawat (berupa terapi, tindakan,
dan pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan).
5. Setelah parade DPJP beserta penanggung jawab ruangan / ICU
melakukan ronde pelayanan (visite pasien setiap bed).
6. Ronde pelayanan menggunakan ICU Round Check List.

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 129
RUMAH SAKIT ISLAM PROSEDUR RONDE PELAYANAN DI ICU
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.60 02 … dari …

7. Dokter penanggung jawab ruangan / ICU dan perawat


pelaksana menjalankan terapi dan tindakan sesuai dengan hasil
parade dan ronde pelayanan.
8. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2. Unit perawatan ICU
3. Dokter penanggung jawab ruangan / ICU

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 130
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR BIMBINGAN ROHANI ISLAM
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.61 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Pelayanan keagamaan secara islami yang diberikan kepada pasien
sehingga dapat memotivasi pasien, meningkatkan semangat untuk
hidup/ sembuh atau meninggal dengan tenang
2. TUJUAN Sebagai pedoman bagi petugas rumah sakit untuk memberikan
pelayanan keagamaan secara islami kepada pasien di RSI Assyifa
Sukabumi
3. KEBIJAKAN SK Direktur RSI Assyifa Sukabumi tentang pemberlakuan SPO
Bimbingan Rohani Islam di RSI Assyifa Sukabumi
4. PROSEDUR Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah" terlebih
dahulu
Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
1. Pelayanan rohani rutin
a. Petugas bimrohis mengunjungi ruang rawat 1 minggu
sekali
b. Petugas bimrohis menjumpai petugas ruang rawat dan
menanyakan pasien-pasien yang belum mendapatkan
bimbingan rohani keislaman, pasien baru, pasien yang
yang tidak mempunyai atau yang jarang dijenguk oleh
keluarga
c. Petugas mengantarkan petugas bimrohis ke kamar
pasien dan memperkenalkan petugas bimrohis kepada
pasien dan atau keluarga
d. Petugas bimrohis memberikan pelayanan rohani berupa
berdoa bersama, membaca al-quran, memberi nasihat,
renungan bersama dan memberi semangat
e. Petugas bimrohis pamit kepada pasien dan atau keluarga
f. Petugas bimrohis melakukan dokumentasi di form
bimbingan rohani dan di form pemberian edukasi
terintegrasi
g. Petugas bimrohis meninggalkan ruang rawat

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 131
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR BIMBINGAN ROHANI ISLAM
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.61 02 … dari …

2. Pelayanan rohani khusus


a. Perawat memberikan informasi kepada pasien dan atau
keluarga pasien bahwa RSI Assyifa Sukabumi dapat
memberikan pelayanan kerohanian khusus bagi pasien
yang cemas, berada pada fase kritis ataupun menjelang
ajal
b. Pasien dan atau keluarga pasien menyampaikan kepada
petugas ruang rawat bahwa mereka membutuhkan
pelayanan kerohanian
c. Petugas meminta pasien dan atau keluarga untuk
mengisi formulir permohonan untuk pelayanan
kerohanian (formulir terlampir)
d. Petugas menghubungi petugas bimrohis sambil
memberikan gambaran kondisi kebutuhan pelayanan
rohani (cemas, berada pada fase kritis atau menjelang
ajal)
e. Petugas bimrohis mendatangi ruang rawat yang
dimaksud
f. Petugas bimrohis menjumpai petugas ruang rawat dan
menanyakan posisi pasien yang memerlukan pelayanan
kerohanian
g. Petugas mengantarkan petugas bimrohis ke kamar
pasien dan memperkenalkan petugas bimrohis kepada
pasien dan atau keluarga
h. Petugas bimrohis memberikan pelayanan rohani berupa
berdoa bersama, membaca al-quran, memberi nasihat,
renungan bersama dan memberi semangat
i. Petugas bimrohis pamit kepada pasien dan atau keluarga
j. Petugas bimrohis melakukan dokumentasi di form
bimbingan rohani dan di form pemberian edukasi
terintegrasi
k. Petugas bimrohis meninggalkan ruang rawat
Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi rawat inap Non Bedah
2) Petugas bimrohis

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 132
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENDAMPINGAN SPIRITUAL PASIEN HIV
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.62 0 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 September 2018 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Pendampingan spiritual yang dilakukan oleh petugas kepada pasien
HIV
2. TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan
bimbingan spiritual kepada pasien HIV
3. KEBIJAKAN Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi Nomor
tentang Pedoman Pelayanan Bagian Bimbingan Rohani Islam Rumah
Sakit Islam Assyifa Sukabumi
4. PROSEDUR 1. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"
terlebih dahulu
2. Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3. Petugas keperawatan mengunjungi pasien dengan mengetuk
pintu dan mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan
menjelaskan maksud dan tujuan kedatangannya kepada pasien.
4. Petugas Keperawatan mulai memberikan pendampingan
spiritual sesuai dengan kondisi pasien dengan bahasa yang bisa
dimengerti. Adapun pendampingan spiritual yang diberikan
kepada pasien meliputi:
a. Kebutuhan ibadah pasien selama dirumah sakit maupun di
rumah.
b. Kebutuhan makna hidup pasien dalam menyikapi ujian
hidup dari Allah SWT.
c. Kebutuhan akan komitmen ibadah.
d. Kebutuhan tentang tauhid.
e. Kebutuhanakan bebas dari rasa bersalah.
f. Kebutuhan akan penerimaan diri.
g. Kebutuhanakan rasa aman.
h. Kebutuhan akan tercapainya derajad di mata Allah.
i. Kebutuhan akan terpeliharanya interaksi dengan sesame.
j. Kebutuhan akan kehidupan bermasyarakat dengan
nilai-nilai spiritual.
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 133
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENDAMPINGAN SPIRITUAL PASIEN HIV
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.62 0 … dari …

Jika dirasa pasien sangat membutuhkan pendampingan piritual


secara khusus maka Petugas keperawatanakan menghubungi
petugas kerohanian.
5. Petugas keperawatan mengucapkan terimakasih kepada
pasien/ keluarga yang sudah memberikan kepercayaan kepada
RSI Assyifa Sukabumi sebagai perantara dalam proses
penyembuhan dan mengucapkan salam.
6. Petugas keperawatan, setelah melakukan pendampingan
spiritual kemudian mencatat hasil kunjungan pasien dalam
spiritual record (RM : Form Penilaian Kebutuhan Edukasi
dan RM : Formulir Pemberian Informasidan Edukasi)
7. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi rawat inap Non Bedah
2) Petugas bimrohis

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 134
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENDAMPINGAN SPIRITUAL PASIEN KANKER
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.63 1 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Pendampingan spiritual yang dilakukan oleh petugas kepada pasien
Kanker
2. TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan
bimbingan spiritual kepada pasien kanker
3. KEBIJAKAN Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi Nomor
tentang Pedoman Pelayanan Bagian Bimbingan Rohani Islam Rumah
Sakit Islam Assyifa Sukabumi
4. PROSEDUR 1. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"
terlebih dahulu
2. Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3. Petugas keperawatan mengunjungi pasien dengan mengetuk
pintu dan mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan
menjelaskan maksud dan tujuan kedatangannya kepada pasien.
4. Petugas Keperawatan mulai memberikan pendampingan
spiritual sesuai dengan kondisi pasien dengan bahasa yang bisa
dimengerti. Adapun pendampingan spiritual yang diberikan
kepada pasien meliputi:
a. Kebutuhan ibadah pasien selama dirumah sakit maupun di
rumah.
b. Kebutuhan makna hidup pasien dalam menyikapi ujian
hidup dari Allah SWT.
c. Kebutuhan akan komitmen ibadah.
d. Kebutuhan tentang tauhid.
e. Kebutuhanakan bebas dari rasa bersalah.
f. Kebutuhan akan penerimaan diri.
g. Kebutuhanakan rasa aman.
h. Kebutuhan akan tercapainya derajad di mata Allah.
i. Kebutuhan akan terpeliharanya interaksi dengan sesame.
j. Kebutuhan akan kehidupan bermasyarakat dengan
nilai-nilai spiritual.
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 135
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENDAMPINGAN SPIRITUAL PASIEN KANKER
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.63 1 … dari …

Jika dirasa pasien sangat membutuhkan pendampingan piritual


secara khusus maka Petugas keperawatanakan menghubungi
petugas kerohanian.
5. Petugas keperawatan mengucapkan terimakasih kepada
pasien/ keluarga yang sudah memberikan kepercayaan kepada
RSI Assyifa Sukabumi sebagai perantara dalam proses
penyembuhan dan mengucapkan salam.
6. Petugas keperawatan, setelah melakukan pendampingan
spiritual kemudian mencatat hasil kunjungan pasien dalam
spiritual record (RM : Form Penilaian Kebutuhan Edukasi
dan RM : Formulir Pemberian Informasidan Edukasi)
7. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi rawat inap Non Bedah
2) Petugas bimrohis

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 136
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PELAYANAN RUQYAH SYAR’IYYAH
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.64 1 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Pelayanan yang diberikan kepada pasien maupun keluarga berupa
doa dan bacaan-bacaan yang mengandung permohonan dan
pertolongan serta perlindungan kepada Allah SWT untuk mencegah
atau mengobati bala dan penyakit.
2. TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelayanan Ruqyah
Syar’iyah bagi pasien.
3. KEBIJAKAN Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi Nomor
tentang Pedoman Pelayanan Bagian Bimbingan Rohani Islam Rumah
Sakit Islam Assyifa Sukabumi
4. PROSEDUR 1. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"
terlebih dahulu
2. Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3. Petugas Keperawatan menginformasikan kepada petugas BPI
bahwa ada permintaan pasien atau oaring lain untuk pelayanan
ruqyah syar’iyyah atau pasien meminta secara langsung kepada
petugas BPI untuk dilakukan ruqyah syar’iyyah.
4. Petugas BPI didampingi petugas keperawatan mendatangi
pasien atau orang lain yang membutuhkan. Jika pasien secara
langsung meminta diruqyah oleh petugas BPI maka petugas BPI
akan datang langsung kepada pasien.
5. Petugas BPI melakukan identifikasi kepada pasien atau
keluarganya berupa nama, tanggal lahir dan alamat.
6. Petugas BPI menanyakan keluhan pasien selama di rumah sakit.
7. Petugas BPI melakukan tindakan ruqyah syar’iyyah dengan doa-
doa dan pembacaan ayat-ayat al qur’an.
8. Petugas BPI juga melakukan ruqyah dengan media air putih
dengan cara: air ditempatkan disebelah pasien yang telah
dibacakan doa dan ayat al qur’an (Muawidatain) untuk
selanjutnya diusapkan atau diminum pasien atu seseorang yang
membutuhkan.
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 137
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PELAYANAN RUQYAH SYAR’IYYAH
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.64 1 … dari …

9. Petugas BPI juga melakukan ruqyah syar’iyyah dengan jarak


jauh dengan cara : informasi dari petugas perawat dengan
memberikan identitas pasien dan keluhan melalui telephon
setelah itu dilakukan ruqyah dengan dibacakan doa-doa
dan ayat al qur’an dari jauh.
10. Petugas BPI, setelah selesai melakukan ruqyah syar’iyyah
kemudian melakukan pencatatan di kolom edukasi rekam
medis pasien.
11. Petugas BPI akan memantau perkembangan pasien, jika
proses ruqyah syar’iyyah tidak berhasil maka petugas
keperawatan dapat menghubungi kembali untuk dilakukan
ruqyah syar’iyyah berikutnya.
12. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas
mengucapkan "Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi rawat inap Non Bedah
2) Petugas bimrohis

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 138
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN PASIEN DI
ASSYIFA SUKABUMI
RUANGAN RAWAT INAP

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.65 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Penatalaksanaan segera yang dilakukan kepada pasien dengan
kondisi gawat darurat di ruangan rawat inap.
2. TUJUAN Sebagai pedoman bagi petugas rumah sakit untuk memberikan
penatalaksanaan kegawatdaruratan kepada pasien di ruangan
rawat inap RSI Assyifa Sukabumi
3. KEBIJAKAN SK Direktur RSI Assyifa Sukabumi tentang pedoman pelayanan di
Instalasi Rawat Inap RSI Assyifa Sukabumi
4. PROSEDUR 1. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"
terlebih dahulu
2. Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3. Petugas RS melihat atau menerima laporan akan kondisi pasien
yang mengalami kegawatdaruratan
4. Petugas mengucapkan basmallah sambil amankan diri, amankan
lingkungan dan amankan pasien
5. Petugas RS mengecek respon kesadaran dan nadi pasien
6. Petugas RS mengaktifkan SPGDT (Sistem Penanggulangan Pasien
Gawat Darurat Terpadu) dengan Code Blue Rumah Sakit
7. Sembari menunggu Tim Code Blue datang, petugas yang ada
melakukan CPR (Cardio Pulmonal Resucitation) dengan urutan
CAB (Circulation Airway Breathing) menurut AHA 2015.
8. Petugas lain di ruang perawatan menghubungi petugas
Resepsionis untuk mem-paging dengan kata-kata “ Code blue di
ruangan ……… kamar ……” sebanyak 3 kali
9. Petugas lain di ruang perawatan bergegas membantu dan
membawa kit emergency atau alat medis yang dibutuhkan
menuju pasien
10. Setelah melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan, petugas
mengucapkan hamdalah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi rawat inap Non Bedah 3) Tim Code blue
2) Petugas Resepsionis
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 139
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENOLAKAN RESUSITASI
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.66 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Intervensi medis yang bertujuan untuk memulihkan aktivitas
jantung atau pernapasan, dan yang tercantum disini :
1. Pacu jantung
2. Defibrilasi
3. Assited ventilasi
4. Endotrakeal intubasi
5. Pemberian obat kardiogenik
Penolakan resusitasi adalah pesan untuk Dokter dan perawat untuk
tidak melakukan atau memberikan tindakan pertolongan berupa
RJP (Resusitasi jantung paru) jika terjadi permasalahan darurat pada
jantung pasien atau terjadinya henti napas pada pasien
2. TUJUAN 1) Menghormati permintaan/keputusan pasien untuk menolak
dilakukanya resusitasi
2) Menetapkan kriteria yang jelas bagi tenaga kesehatan dalam
menahan tindakan resusitasi yang sesuai dengan persyaratan
perundang-undangan dan hak-hak pasien
3. KEBIJAKAN 1) Dokter wajib menjelaskan resiko yang mungkin dialami
pasien ketika sewaktu-waktu dalam masa perawatanya
terjadi henti napas dan henti jantung, dengan
mempertimbangkan kondisi pasien :
a. Prognosis buruk
b. Lanjut usia
c. Gagal multi organ
d. Kegagalan stadium akhir
e. Fungsi serebral yang tidak akan pulih
2) Dokter atau perawat tidak boleh melakukan resusitasi pada
pasien yang melakukan penolakan resusitasi, kecuali
permintaan tersebut belum dibuktikan dengan keterangan
yang jelas dan legal

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 140
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN PASIEN DI
ASSYIFA SUKABUMI
RUANGAN RAWAT INAP

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.65 02 … dari …

4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"


terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Petugas mengevaluasi kondisi pasien
4) Pasien dengan indikasi prognosis buruk, harus diinformasikan
mengenai resiko yang mungkin akan dialaminya. Ada penjelasan
dari dokter kepada keluarga pasien tentang resiko pasien yang
dalam keadaan darurat dapat terjadi henti napas dan henti
jantung
5) Meminta pertimbangan pasien/keluarga pasien untuk
melakukan resusitasi ataupun menolak dilakukanya resusitasi,
jika dalam keadaan darurat pasien membutuhkan tindakan
pertolongan RJP. Jika pasien atau keluarga meminta untuk
menolak dilaksanakanya tindakan resusitasi, maka permintaan
pasien atau keluarga harus dihormati
6) Dokter mengisi lengkap rekam medis dan juga memberikan
informed consent penolakan resusitasi kepada pasien dan
keluarganya yang harus ditandatangani oleh dokter, pasien dan
saksi
7) Sebuah permintaan penolakan resusitasi dianggap batal dan
tidak berlaku, jika ada dari keadaan ini terjadi
a. Pasien sadar dan menyatakan bahwa ia ingin diresusitasi
b. Ada keberatan atau perselisihan dengan anggota keluarga
8) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Instalasi Gawat Darurat
3) Instalasi Kamar Bedah
4) Komite Medis Dan SMF

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 141
RUMAH SAKIT
PROSEDUR PRILAKU STAFF RUMAH SAKIT DALAM MEMENUHI
ISLAM ASSYIFA
KEBUTUHAN PASIEN PADA PELAYANAN FASE TERMINAL
SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.67 02 … dari …

Disyahkan oleh :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
PROSEDUR
OPERASIONAL
1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.
1. PENGERTIAN 1) Pasien fase terminal adalah pasien dalam kondisi sakit yang
menurut ilmu kedokteran pada saat ini memiliki prognosis yang
menuju proses kematian
2) Perilaku staff rumah sakit adalah sikap, tutur kata dan pelaksanaan
pekerjaan dari staff rumah sakit yang langsung bersangkutan
dengan pelayanan pasien yaitu dokter dan perawat
2. TUJUAN Agar staff rumah sakit memahami kebutuhan unik pasien pada akhir
hidupnya yang meliputi aspek sebagai berikut :
1) Pemberian pengobatan yang sesuai dengan gejala dan permintaan
pasien dan keluarga.
2) Menyampaikan isu yang sensitif seperti autopsi dan donasi organ.
3) Menghargai nilai yang dianut pasien, agama dan preferensi budaya.
4) Mengikutsertakan pasien dan keluarganya dalam semua aspek
pelayanan.
5) Memberi respon pada hal psikologis, emosional, spiritual dan budaya
dari pasien dan keluarganya.
3. KEBIJAKAN 1) Visi dan misi rumah sakit
2) Peraturan internal rumah sakit atau hospital bylaws
3) Peraturan internal staff medik atau medical staff bylaws
4) Undang-undang kesehatan
5) Undang-undang rumah sakit
6) Undang-undang praktek kedokteran
7) Peraturan Menkes tentang Komite Medik
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah" terlebih
dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) DPJP mengambil kesimpulan bahwa pasien dalam kondisi terminal
sesuai dengan definisi diatas
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 142
RUMAH SAKIT
PROSEDUR PRILAKU STAFF RUMAH SAKIT DALAM MEMENUHI
ISLAM ASSYIFA
KEBUTUHAN PASIEN PADA PELAYANAN FASE TERMINAL
SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.67 02 … dari …

4) Hal ini dimintakan pendapatnya dari dokter jaga ruangan dan PPJP
5) Apabila sudah terdapat persesuaian, maka keputusan tersebut
berlaku
6) Apabila tidak terdapat persesuaian, harap dikonsultasikan kepada
dokter sejawat lainnya
7) Keputusan terakhir tetap pada DPJP
8) Pemberitahuan berita kabar buruk kepada pasien harus
dilaksanakan dengan sangat hati-hati dan bijaksana.
9) Apabila ada kesulitan dalam memberitahukan kepada pasien,
harap memberitahukan kepada komite medik.
10) Kepada pasien ditanyakan apakah ada usul, saran atau keinginan
tentang keadaannya.
11) DPJP atau yang didelegasikan mengkomunikasikan dengan pasien,
sesuai dengan SPO menyampaikan kabar buruk terhadap pasien.
12) Kepada keluarga pasien ditanyakan apakah ada usul, saran atau
keinginan tentang keadaannya.
13) Keinginan pasien harus dihormati, misalnya berpesan untuk tidak
diberitahukan kepada keluarganya.
14) Apabila ada perbedaan keinginan antara pasien dan keluarga
pasien, keputusan terakhir diputuskan oleh pasien dan keluarga.
15) Keinginan pasien lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan
keinginan keluarga sesuai dengan prinsip rahasia jabatan.
16) Staff rumah sakit, dokter dan perawat, melaksanakan secara
professional keinginan pasien dan keluarga pasien.
17) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Dokter DPJP
3) Dokter jaga ruangan
4) Komite Medik
5) Kepala Pelayanan Medis dan Keperawatan

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 143
RUMAH SAKIT
PROSEDUR PELAYANAN PADA PASIEN TAHAP TERMINAL
ISLAM ASSYIFA
SUKABUMI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
04.03.SPO.68 01 … dari …

Disyahkan oleh :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
PROSEDUR
OPERASIONAL
1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.
1. PENGERTIAN Usaha bimbingan yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit yang
bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang
menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui
identifikasi dini dan penilaian yang tertib, pendampingan pasien agar
mampu memahami arti dan makna hidup.
2. TUJUAN Agar pasien mendapat suasana tenang dan nyaman saat menghadapi
penyakit tahap terminal
3. KEBIJAKAN Pelayanan diberikan kepada pasien penderita penyakit yang secara
medis tidak dapat dilakukan tindakan apapun lagi
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Ucapkan salam
4) Perkenalkan diri dan jelaskan tugas dan peran anda
5) Dokter penanggung jawab memberikan informasi kepada pasien
dan atau keluarga yang diberi wewenang mengenai penyakit
pasien berada pada kondisi tahapn terminal
6) Berikan kesempatan pasien dan atau keluarga untuk bertanya dan
atau pendapat yang berkaitan dengan kebutuhan pelayanan
pasien tahap terminal
7) Berikan pengertian kepada pasien dan atau keluarga, apabila
menghendaki pelayanan pasien tahap terminal, dapat
menghubungi perawat
8) Pasien dan atau keluarga meminta pelayanan pasien tahap
terminal kepada perawat dan perawat membantu mengisikan
form tersebut
9) Lakukan verifikasi kembali mengenai informasi pelayanan pasien
tahap terminal kepada pasien dan atau keluarga untuk
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 144
RUMAH SAKIT
PROSEDUR PELAYANAN PADA PASIEN TAHAP TERMINAL
ISLAM ASSYIFA
SUKABUMI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
04.03.SPO.68 01 … dari …

ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang terkait


10) Formulir diarsip di rekam medis pasien
11) Pastikan idientitas diri pasien dan atau keluarganya
12) Berikan pelayanan pasien tahap terminal sesuai dengan
permintaan pasien dan keluarga oleh petugas pelayanan pasien
tahap terminal yang diminta
13) Ucapkan terima kasih dan salam
14) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Dokter DPJP
3) Dokter jaga ruangan
4) Komite Medik
5) Kepala Pelayanan Medis dan Keperawatan

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 145
RUMAH SAKIT
PROSEDUR TALQIN PASIEN SAKARATUL MAUT
ISLAM ASSYIFA
SUKABUMI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
04.03.SPO.69 1 … dari …

Disyahkan oleh :
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
PROSEDUR
OPERASIONAL
1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.
1. PENGERTIAN Memberikan pendampingan kepada pasien yang dalam kondisi
sakaratul maut dengan menuntun untuk mengucapkan kalimat
syahadat laa ilaaha IllaAllah.
2. TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk memberikan
pendampingan talqin bagi pasien sakaratul maut.
3. KEBIJAKAN Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi Nomor:
tentang Pedoman Pelayanan Bagian Bimbingan Rohani Islam Rumah
Sakit islam Assyifa Sukabumi
4. PROSEDUR 1. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah" terlebih
dahulu
2. Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3. Perawat menginformasikan kepada petugas BPI mengenai
adanya pasien sakaratul maut melalui pesawat telepon ruangan
binrohis: line 604.
4. Petugas BPI mencatat informasi dari perawatan dalam
formulir “Pendampingan Talqin Pasien Sakaratul Maut”
5. Petugas BPI mendatangi nurse station maksimal 5 menit dari
informasi yang diterima, dan mengkonfirmasi ulang kondisi dan
ruang rawat inap pasien.
6. Petugas BPI menuntun pasien dengan kalimah Syahadatain, jika
pasien tidak mampu mengucapkan kalimah syahadatain maka
dituntun untuk mengucapkan kalimah tahlil (Laaillaha IllaAlloh).
Jika pasien tidak mampu juga mengucapkan kalimah tahlil maka
dituntun mengucapkan Allah.
7. Petugas keperawatan akan melakukan talqin sesuai langkah no 4,
jika pasien dalam kondisi terminal menjelang ajal terutama pada
saat pasien akan menghembuskan nafas terakhir dan petugas BPI
belum berada di ruang keperawatan.
8. Petugas BPI membimbing keluarga untuk mengucapkan lafadz
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 146
RUMAH SAKIT
PROSEDUR TALQIN PASIEN SAKARATUL MAUT
ISLAM ASSYIFA
SUKABUMI
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
04.03.SPO.69 1 … dari …

tarji’ bila pasien telah dinyatakan meninggal dunia.


9. Petugas BPI atau petugas keperawatan melengkapi data pada
form pendampingan talqin pasien sakaratul maut dan
menempelkan form tersebut pada lembar korespondensi.
10. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Petugas BPI (Bimbingan Rohani dan Pelayanan Islam)

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 147
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PEMULANGAN PASIEN RAWAT INAP NON BEDAH
ASSYIFA SUKABUMI
SEIZIN DPJP

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.70 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Pemulangan pasien adalah suatu kondisi dimana pasien
dinyatakan selesai mendapatkan perawatan oleh DPJP dan
diizinkan pulang atas pertimbangan dan hasil pemeriksaan akhir
oleh DPJP.
2. TUJUAN Sebagai acuan dalam pelaksanaan pemulangan pasien rawat inap
di RSI Assyifa Kota Sukabumi.
3. KEBIJAKAN 1) Surat Keputusan Direktur tentang Pelayanan Kesehatan di RSI
Assyifa Kota Sukabumi.
2) Surat Keputusan Direktur No 158 K / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang Panduan Komunikasi Efektif
3) Pasien boleh pulang jika administrasi sudah selesai.
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Dokter penanggung jawab pasien menyatakan bahwa masa
rawat inap pasien telah selesai dan pasien diperbolehkan
pulang.
4) Dokter memberikan resep obat kepada perawat jaga untuk
disiapkan obat yang dibawa pulang pasien.
5) Perawat ruang rawat inap memberikan informasi kepada
bagian gizi bahwa pasien akan pulang.
6) Perawat ruang rawat inap mengecek ulang data pemakaian
penunjang medis (farmasi, laboratorium, radiologi),
melengkapi catatan pemakaian obat, alat, darah, honor dokter
dan lain – lain di komputer di hari terakhir pasien pulang.
7) Perawat ruang rawat inap menyerahkan resep ke apotek dan
sekaligus mengambil obat pasien.
8) APP (Administrasi Pasien Pulang) mengambil catatan rekap dari
perawat jaga ruangan.

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 148
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PEMULANGAN PASIEN RAWAT INAP NON BEDAH
ASSYIFA SUKABUMI
SEIZIN DPJP

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.70 02 … dari …

9) APP memvalidasi dan menyerahkan rekap ke kasir rawat inap.


10) Keuangan menghitung dan merinci kembali biaya dan
mencetak serta mensyahkan biaya untuk bukti pembayaran.
11) Keluarga pasien diberikan informasi dan diminta ke kasir.
12) Bagi penjaminan umum, keluarga pasien membayar dan
diberikan bukti pelunasan. Apabila penjaminan oleh
Perusahaan atau asuransi diminta untuk menandatangani
sesuai prosedur atau membayar selisih biaya dan diberikan
bukti penyelesaian biaya.
13) Keluarga pasien menyerahkan bukti penyelesaian biaya kepada
perawat jaga ruang rawat inap.
14) Perawat membuat discharge planning dan menjelaskan kepada
pasien dan atau keluarga pasien sambil melakukan hal-hal sbb:
a. Menyerahkan obat dan memberi informasi tentang dosis
dan cara pemakaian obat;
b. Menyerahkan surat keterangan sakit dan surat perintah
kontrol serta serta memberikan informasi kapan pasien
kontrol.
13) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2. APP (Administrasi Pasien Pulang)
3. Kasir Rawat Inap
4. Instalasi Gizi
5. Instalasi Farmasi
6. Instalasi Laboratorium
7. Instalasi Radiologi

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 149
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PULANG PASIEN ATAS PERMINTAAN SENDIRI
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.71 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Pasien yang telah mendapatkan perawatan dan pengobatan yang
belum dinyatakan sembuh oleh dokter, tapi menginginkan pulang.
2. TUJUAN Sebagai acuan memulangkan pasien atas permintaan sendiri dari
Ruang Rawat Inap.
3. KEBIJAKAN Setiap pasien pulang atas permintaan sendiri, tetap harus
menunaikan kewajiban administrasi keuangan setelah
menanda tangani format pulang atas permintaan sendiri.
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Perawat / bidan menjelaskan tentang penyakit pasien dan
masih dibutuhkannya perawatan di rumah sakit serta
meminta penanggung jawab untuk menandatangani
pernyataan apabila tetap ingin pulang atas permintaan
sendiri
4) Pasien / keluarga menandatangani surat keterangan pulang
atas permintaan sendiri
5) Perawat/ Bidan menyiapkan surat-surat yang dibutuhkan
antara lain:
a. Surat kontrol.
b. Surat keterangan sakit.
6) Perawat/ bidan memberikan informasi kepada dokter
penanggung jawab pasien / ruangan.
7) Perawat / bidan mencek ulang pemakaian AKHP dan
konfirmasi rencana kepulangan pasien ke unit farmasi,
laboratorium, famasi dan gizi.
8) Perawat/ Bidan memberikan informasi ke petugas
Administrasi Pasien Pulang.
9) Perawat/ bidan mengarahkan keluarga/penanggung jawab
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 150
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PULANG PASIEN ATAS PERMINTAAN SENDIRI
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.71 02 … dari …

pasien menyelesaikan administrasi ke bagian keuangan.


10) Petugas ruangan menerima Surat bukti pembayaran
pelayanan
11) Perawat memberikan penjelasan tentang perawatan
selanjutnya di rumah dan menyerahkan surat-surat yang
diperlukan pasien.
12) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas
mengucapkan "Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) APP (Administrasi Pasien Pulang)
3) Kasir Rawat Inap
4) Instalasi Gizi
5) Instalasi Farmasi
6) Instalasi Laboratorium
7) Instalasi Radiologi

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 151
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PEMBERIAN EDUKASI
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.72 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Pemberian materi- materi edukasi kepada pasien dan atau keluarga
berkaitan dengan kondisi kesehatannya.
2. TUJUAN Memberikan informasi tentang hal- hal yang harus diperhatikan
pasien dan atau keluarga berhubungan dengan kondisi kesehatan
pasien.
3. KEBIJAKAN Rumah sakit memberikan edukasi secara rutin pada pasien dan atau
keluarga ( SK. Direktur tentang kebijakan pelayanan RSI Assyifa
Kota Sukabumi )
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Ucapkan salam “ Assalaamu’alaikum, Selamat
pagi/siang/sore/malam, Bapak/Ibu “ . Saya ...... (nama), sebut
departemen/unit kerja.
4) Pastikan identitas pasien
5) Ciptakan suasana yang nyaman dan hindari tampak lelah
6) Jelaskan materi edukasi kepada pasien dan atau keluarga
7) Lakukan verifikasi kepada pasien dan atau keluarga terhadap
materi edukasi yang telah diberikan
8) Berikan formulir edukasi untuk ditanda tangani oleh pasien atau
keluarga
9) Berikan nomor telepon yang bisa dihubungi jika sewaktu-waktu
diperlukan
10) Tawarkan bantuan kembali “ Apakah masih ada yang dapat saya
bantu ?”
11) Ucapkan terima kasih dan semoga cepat menyembuhkan…
12) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Semua unit pelayanan
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 152
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PELAYANAN DOKTER INTERN SIP
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.73 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Langkah – langkah dalam pemberian pelayanan medis oleh dokter
internsip kepada pasien ketika masuk perawatan sampai
kepulangannya
2. TUJUAN Sebagai acuan dalam pelayanan asuhan medis dokter internsip
rawat inap
3. KEBIJAKAN 1) Pedoman Peserta Program Internsip Dokter Indonesi
2) Kebijakan Instalasi Rawat Inap RSI Assyifa dengan SK Direktur RSI
Assyifa
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Diawali dengan basmallah lalu keliling operan shift (bersama
dokter jaga / pendamping) ke setiap ruang perawatan sekaligus
mengetahui jumlah dan kondisi pasien rawat inap non bedah
4) Menerima informasi dan segera menindaklanjuti pasien baru di
ruangan rawat inap
5) Menerima pasien baru, memvalidasi data medis dan
menghubungi DPJP sesuai pendelegasian dokter jaga /
pendamping.
6) Apabila DPJP belum bisa dihubungi, berwenang untuk
memberikan therapy sementara dan berusaha menghubungi
DPJP kembali sesuai pendelegasian dokter jaga / pendamping.
7) Mencatat bukti hasil call DPJP di CPPT pasien yang diketahui
oleh dokter jaga / pendamping dan menginformasikannya
kepada perawat jaga
8) Menindaklanjuti dengan segera setiap panggilan emergency dari
ruangan pasien rawat inap
9) Berwenang untuk melakukan konsul, laporan atau kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain yang berkompeten sesuai
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 153
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PELAYANAN DOKTER INTERN SIP
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.73 02 … dari …

bimbingan dokter jaga / pendamping


10) Mengikuti bimbingan visitasi kepada pasien bersama dokter
DPJP atau dokter jaga / pendamping
11) Selalu melaksanakan komunikasi efektif dalam upaya
penanganan terhadap pasien rawat inap
12) Mengisi log book harian kegiatan pribadi
13) Melakukan tindakan medis kepada pasien sesuai izin dokter
pendamping
14) Memberikan resep obat atas sepengetahuan dokter jaga /
pendamping
15) Melengkapi data Asuhan Medis di berkas Rekam Medis Pasien
yang diketahui oleh DPJP atau dokter jaga / pendamping
16) Melakukan operan jaga dengan dokter internsip shift berikutnya
17) Membaca hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah dan staff
2) Dokter Penanggung jawab Pasien
3) Dokter Jaga Rawat Inap / pendamping

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 154
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PELAYANAN DOKTER JAGA RAWAT INAP NON BEDAH
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.74 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Langkah – langkah baku yang disepakati dalam pemberian
pelayanan medis oleh dokter jaga rawat inap kepada pasien baik
tatkala masuk perawatan sampai kepulangannya
2. TUJUAN Sebagai acuan dalam pelayanan asuhan medis dokter jaga rawat
inap
3. KEBIJAKAN 1) Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Kebijakan Instalasi Rawat Inap RSI Assyifa dengan SK Direktur RSI
Assyifa
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Diawali dengan basmallah lalu keliling ke setiap ruang
perawatan sekaligus mengetahui jumlah dan kondisi pasien
rawat inap non bedah
4) Menerima informasi dan segera menindaklanjuti pasien baru di
ruangan rawat inap
5) Menerima pasien baru, memvalidasi data medis dan
menghubungi DPJP
6) Apabila DPJP belum bisa dihubungi, berwenang untuk
memberikan therapy sementara dan berusaha menghubungi
DPJP kembali
7) Mencatat bukti hasil call DPJP di status pasien dan
mendelegasikan kewenangan medis kepada perawat jaga
8) Menandatangani lembar call pertama dokter jaga rawat inap
sesuai nama
9) Menindaklanjuti dengan segera setiap panggilan emergency dari
ruangan pasien rawat inap
10) Berwenang untuk melakukan konsul, laporan atau kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain yang berkompeten
11) Melaksanakan visitasi kepada pasien sesuai pendelegasian DPJP

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 155
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PELAYANAN DOKTER JAGA RAWAT INAP NON BEDAH
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.74 02 … dari …

dan berhak mendapatkan jasa sesuai ketentuan


12) Selalu melaksanakan komunikasi efektif dalam upaya
penanganan terhadap pasien rawat inap
13) Mengisi berita laporan kejadian setiap jaga
14) Membaca hamdallah
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah dan staff
2) Dokter Jaga Rawat Inap Non Bedah

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 156
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENERIMAAN ATAU PEMINDAHAN PASIEN INTENSIF
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.75 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Proses alih rawat ruang perawatan terhadap pasien yang terindikasi
dilakukan perawatan secara intensif ataupun terhadap pasien yang
kondisinya sudah berangsur stabil setelah dirawat diruang intensif.
2. TUJUAN SPO ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan Penerimaan /
Pemindahan Pasien Intensif di RSI Assyifa Kota Sukabumi.
3. KEBIJAKAN 1) Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Kebijakan Instalasi Rawat Inap RSI Assyifa dengan SK Direktur RSI
Assyifa
4. PROSEDUR Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah" terlebih
dahulu
Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
1. KRITERIA MASUK ICU
 Pasien yang memerlukan terapi intensif (prioritas 1 )
 Pasien yang memerlukan pemantauan intensif (prioritas 2)
 Pasien sakit kritis atau terminal dengan prognosa yang buruk
untuk sembuh (prioritas 3
Prioritas I
Pasien sakit kritis yang memerlukan terapi intensif seperti
dukungan/bantuan ventilasi, bantuan CVS baik secara mekanik (
IABP ) maupun dengan obat-obatan ( inotropic vasoaktif),
memerlukan haemodialisa continue ( CRRT)
Contoh : pasien pasca bedah thoraksik, pasien syok septic,
hipoksemia, hipotensi lebih dari 30 % dari basaline dan tidak dapat
diatasi dengan pemberian cairan.
Prioritas 2
Pasien memerlukan pemantauan canggih di ICU,
Contoh: kateter arteri pulmonal, gangguan ritme jantung dengan
ancaman gagal nafas, ancaman gagal ginjal akut yang tidak dapat
diatasi, pasca bedah mayor.
Prioritas 3
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 157
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENERIMAAN ATAU PEMINDAHAN PASIEN INTENSIF
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.75 02 … dari …

Pasien sakit kritis dan tidak stabil dimana penyakit yang


mendasarinya tidak mendapat manfaat dari terapi di ICU
Contoh : pasien dengan keganasan metastatic disertai penyulit
infeksi, pericardial tamponade, atau sumbatan jalan nafas atau
pasien menderita penyakit jantung atau paru terminal disertai
komplikasi penyakit akut berat
PENCEGAHAN
Pasien tidak mempunyai criteria yang sesuai untuk masuk ICU,
hanya dapat masuk dengan pertimbangan seperti pada keadaan
luar biasa, atas persetujuan kepala ICU.
Contoh :
1. Pastikan yang telah dipastikan mengalami brain death, pasien
ini dapat dimasukkan ke ICU bila mereka potensial donor organ,
tetapi hanya untuk bertujuan menunjang fungsi organ
sementara menunggu donasi organ.
2. Pasien yang kompeten tetapi menolak terapi tunjangan hidup
yang agresif dan hanya demi “ perawatan yang nyaman “.
3. Pasien dalam keadaan vegetatif permanen, contoh : pasien
pasca bedah vaskuler stabil, pasien dengan diabetic
ketoasidosis tanpa komplikasi, keracunan obat terapi sadar,
gegar otak atau payah jantung kongestif ringan.
2. Kriteria keluar ICU
Pasien prioritas I
Pasien dipindahkan dari ICU apabila kebutuhan intensifnya tidak
ada lagi, bila terapi telah gagal, dan prognosis jangka pendek jelek
dengan kemungkinan kesembuhan atau manfaat dari terapi intensif
kontinyu kecil.
Contoh : pasien dengan 3 atau lebih gagal system organ yang tidak
berespon terhadap pengelolaan agresif.
Pasien prioritas II
Pasien dipindahkan bila kemungkinan untuk mendadak memerlukan
terapi intensif telah berkurang
Pasien prioritas III
Pasien dipindahkan bila kebutuhan terapi intensif tidak ada lagi,
tetapi mereka mungkin dipindahkan lebih dini bila kemungkinan
kesembuhan atau manfaat dari terapi intensif kecil.
Contoh :
Pasien dengan penyakit lanjut ( penyakit paru kronis, penyakit
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 158
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENERIMAAN ATAU PEMINDAHAN PASIEN INTENSIF
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.75 02 … dari …

jantung atau liver terminal, karsinoma yang telah menyebar dengan


luas, dan yang telah tidak berespon terhadap terapi ICU untuk
penyakit akutnya, dengan prognosa jangka pendek secara statistic
rendah dan tidak ada potensial untuk memperbaiki prognosisnya)
3. Kriteria pasien yang tidak memerlukan perawatan di ruang
ICU
Prioritas I
Pasien dipindahkan apabila pasien tersebut tidak membutuhkan lagi
perawatan intensif atau jika :
 Terapi mengalami kegagalan
 Prognosa jangka pendek buruk
 Sedikit kemungkinan untuk pulih kembali
 Sedikit keuntungan bila perawatan intensif di teruskan
Prioritas II
Pasien dipindahkan bila hsil pemantauan intensif menunjukkan :
 Perawatan intensif tidak dibutuhkan
 Pemantauan intensif selanjutnya tidak diperlukan lagi
Prioritas III
Pasien dipindahkan apabila :
 Perawatan intensif tidak dibutuhkan lagi
 Diketahui kemungkinan untuk pulih lagi kembali sangat kecil
 Keuntungan dari terapi intensif selanjutnya sangat kecil
Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Dokter Jaga Rawat Inap Non Bedah
3) Unit Perawatan Intensif

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 159
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENGIRIMAN DAN PENGAMBILAN PASIEN KE
ASSYIFA SUKABUMI
PENUNJANG MEDIS (Radiologi, Lab, USG, Endoscopi dll)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.76 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Prosedur pengiriman dan pengambilan pasien ke Penunjang Medis
di lingkungan RSI Assyifa Sukabumi
2. TUJUAN Sebagai acuan dalam pelayanan transportasi pasien yang akan dan
telah menjalani penunjang medis
3. KEBIJAKAN 1) Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Kebijakan Instalasi Rawat Inap RSI Assyifa dengan SK Direktur RSI
Assyifa
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Kaji keadaan umum pasien, TTV, dan status neurologis
4) Kaji kebutuhan oksigenasi pasien
5) Periksa kelengkapan permintaan penunjang medis pasien
meliputi : nama, alamat, umur, jaminan, pemeriksaan yang
dianjurkan, nomor rekam medik dan diagnosa sementara.
6) Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang
pemeriksaan yang akan dilakukan
7) Pasang pengaman dan berikan kenyamanan kepada klien selama
perjalanan dari ruangan ke tempat pemeriksaan (selama dan
setelah pemeriksaan)
8) Serah terima dengan petugas penunjang medis.
9) Rapikan klien setelah tindakan selesai.
10) Jemput kembali pasien untuk kembali ke ruang perawatan.
11) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Unit Penunjang Medis

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 160
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR MENGATASI HAMBATAN FISIK PASIEN
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.77 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Cacat Fisik adalah keadaan fisik seseorang yang kurang/tidak
sempurna sehingga dapat menimbulkan hambatan pada proses
asesmen dan penerimaan asuhan.
2. TUJUAN Mengurangi dan/atau menghilangkan hambatan fisik yang dapat
menggalangi proses pelayanan kesehatan
3. KEBIJAKAN 1. UU No. 36 th 2009 tentang Kesehatan
2. SK Menkes. No. 129 th 2008 tentang Penerapan Standart
Pelayanan Rumah Sakit dan Standar pelayanan Medis.
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Mengucapkan salam “selamat pagi” atau “selamat siang” atau
“selamat sore” atau “selamat malam”.
4) Melakukan identifikasi pasien dan/atau keluarga
5) Menanyakan kepada pasien/keluarga tentang kemampuan
mobilisasi pasien jika terlihat pasien kesulitan melakukan
mobilisasi (bergerak, berjalan)
6) Menanyakan kepada pasien/keluarga tentang kebutuhan alat
bantu gerak untuk memudahkan mobilisasi pasien selama
menerima perawataan berupa kursi roda atau brankar
7) Jika pasien menjawab ya, maka petugas menyiapkan alat bantu
gerak yang dimaksud
8) Mencatat di buku bantu peminjaman dengan menyertakan
tanda pengenal pasien/keluarga (KTP, SIM)
9) Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tatacara
penggunaan alat bantu gerak tersebut
10) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Intalasi Rekam Medis-pendaftaran
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 161
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR MENGATASI HAMBATAN FISIK PASIEN
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.77 02 … dari …

3) Instalasi Gawat Darurat


4) Instalasi Rawat Jalan
5) Unit Penunjang Medis

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 162
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR MENGATASI HAMBATAN BAHASA DAN DIALEK PASIEN
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.78 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Perbedaan bahasa dan dialek dapat menimbulkan hambatan pada
proses asesmen dan penerimaan asuhan pasien
2. TUJUAN Mengurangi dan/atau menghilangkan hambatan bahasa dan dialek
yang dapat menggalangi proses pelayanan kesehatan
3. KEBIJAKAN 3. UU No. 36 th 2009 tentang Kesehatan
4. SK Menkes. No. 129 th 2008 tentang Penerapan Standart
Pelayanan Rumah Sakit dan Standar pelayanan Medis.
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Petugas mengucapkan salam “selamat pagi” atau “selamat
siang” atau “selamat sore” atau “selamat malam”
4) Memperhatikan jawaban/reaksi salam dari pasien/keluarga
5) Jika pasien/keluarga tidak memberikan jawaban salam dalam
bahasa Indonesia maka pasien dimasukkan dalam kelompok
pasien yang berpotensi memiliki hambatan dalam bahasa dan
dialek.
6) Kepada pasien/keluarga diberikan buku komunikasi yang ditulis
dalam berbagai bahasa asing (Inggris, China, Jepang, Korea,
Arab, dsb) dan bahasa daerah (madura, bali, sasak, sulawesi,
kalimantan, dsb) berisi keterangan tentang:
7) Asal negara/daerah
8) Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi
9) Ada/tidak keluarga/teman yang dapat membantu komunikasi
secara aktif selama menerima pelayanan
10) Kebutuhan terhadap penterjemah
11) Petugas pendaftaran menulis/memberikan tanda ( ) pada
tempat yang telah disediakan terkait jawaban dari
pasien/kelarga (formulir menggunakan bahasa Indonesia)
12) Petugas dan pasien/keluarga membubuhkan nama terang dan

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 163
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR MENGATASI HAMBATAN BAHASA DAN DIALEK PASIEN
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.78 02 … dari …

paraf pada tempat yang telah disediakan


13) Petugas memasukkan formulir keterangan tersebut ke dalam
file pasien
14) Jika pasien membutuhkan penterjemah bahasa, petugas
pendaftaran menghubungi bagian humas untuk
memberitahukan kebutuhan tersebut.
15) Bagian humas menghubungi penterjemah bahasa yang
dimaksud untuk mendampingi pasien selama dilakukan proses
asesmen dan penerimaan asuhan
16) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Intalasi Rekam Medis-pendaftaran
3) Instalasi Gawat Darurat
4) Instalasi Rawat Jalan
5) Unit Penunjang Medis

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 164
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR SERAH TERIMA PASIEN DARI IGD / RAJAL DI RUANG
ASSYIFA SUKABUMI
PERAWATAN RAWAT INAP NON BEDAH

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.79 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Kegiatan serah terima pasien dari IGD atau Rajal setelah
pertolongan dan stabilisasi pasien ke ruangan perawatan untuk
mendapatkan perawatan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan
pasien.
2. TUJUAN 1) Merujuk pasien pada bagian perawatan sesuai dengan
kebutuhan pasien
2) Merujuk pasien pada pertolongan lanjutan
3. KEBIJAKAN 1) UU No. 36 th 2009 tentang Kesehatan
2) SK Menkes. No. 129 th 2008 tentang Penerapan Standart
Pelayanan Rumah Sakit dan Standar pelayanan Medis.
4. PROSEDUR Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah" terlebih
dahulu
Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
Pelaksanaan :
1. Di IGD / Rajal:
a. Bila pasien ada indikasi /memerlukan rawat inap sesuai
dengan penyakitnya, setelah ada persetujuan dari dokter
dengan membuat surat pengantar rawat.
b. Dilakukan informed consent /persetujuan kepada pasien
atau mengetahui keluarga terdekat ( Suami/istri, orang
tua, anak keluarga sesuai ketentuan )
c. Petugas mengisi /melengkapi data sesuai dengan format
serah terima pasien.
d. Melakukan identifikasi pasien dan mengantarkan pasien
tersebut ke ruang perawatan rawat inap oleh porter yang
didampingi perawat jaga .
2. Di Ruang Perawatan Rawat Inap
a. Perawat ruangan melakukan klarifikasi ulang format serah
terima pasien .
b. Setelah dilakukan klarifikasi dan identifikasi ulang pada

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 165
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR SERAH TERIMA PASIEN DARI IGD / RAJAL DI RUANG
ASSYIFA SUKABUMI
PERAWATAN RAWAT INAP NON BEDAH

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.79 02 … dari …

pasien, perawat yang menyerahkan dan menerima tanda


tangan diformat yang sudah disediakan.
Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Instalasi Gawat Darurat
3) Instalasi Rawat Jalan

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 166
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENGISIAN FORM SERAH TERIMA PASIEN ANTAR
ASSYIFA SUKABUMI
BAGIAN DI RSI ASSYIFA

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.80 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 September 2018 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Tata Cara pengisian format serah terima pasien pada lembaran RM
dari IGD / RAJAL oleh perawat setelah pertolongan pertama dan
stabilisasi pasien kepada bagian perawatan lebih lanjut sesuai
dengan kebutuhan pasien.
2. TUJUAN 1) Terjadi kesamaan persepsi dan pengertian tentang point yang
harus diisi perawat pada format serah terima pasien.
2) Mendelegasikan alih perawatan kepada ruangan agar dapat
menjalankan asuhan keperawatan.
3) Untuk memberikan informasi berkaitan pasien, penyakit dan
prosedur administrasi di IGD.
3. KEBIJAKAN 3) UU No. 36 th 2009 tentang Kesehatan
4) SK Menkes. No. 129 th 2008 tentang Penerapan Standart
Pelayanan Rumah Sakit dan Standar pelayanan Medis.
4. PROSEDUR Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"
terlebih dahulu

Cara Penulisan format serah terima pasien dari IGD/Rajal ke


ruang perawatan di RSI Assyifa adalah menggunakan
lembar/formulir format serah terima pasien yang baku dengan
menggunakan tulisan yang jelas, dapat dibaca dan dimengerti
oleh semua Perawat/Bidan/tenaga kesehatan lainnya. Tulisan
singkat dan jelas, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
format serah terima pasien, maka dikoreksi dengan cara dicoret
dan diparaf/tanda tangan yang membuat.

Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan


"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Instalasi Gawat Darurat
3) Instalasi Rawat Jalan

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 167
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PASIEN ALIH RAWAT KE RUANGAN LAIN
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.81 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Suatu prosedur mempersiapkan pasien untuk pindah perawatan ke
ruangan lain karena suatu sebab tertentu
2. TUJUAN Untuk mempersiapkan pasien yang akan pindah ruangan
3. KEBIJAKAN 1) UU No. 36 th 2009 tentang Kesehatan
2) SK Menkes. No. 129 th 2008 tentang Penerapan Standart
Pelayanan Rumah Sakit dan Standar pelayanan Medis.
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Keluarga pasien :
a. Keluarga pasien memberi tahu perawat ruangan bahwa
pasien ingin pindah keruangan lain dengan alasan tertentu (
pindah kelas )
b. Keluarga pasien ingin melihat kondisi ruangan yang di
inginkan
4) Perawat :
a. Perawat mempersilahkan keluarga pasien untuk melihat
ruangan yang di inginkan dan berkoordinasi dengan ruangan
yang di tuju. Petugas ruangan yang di tuju
menginformasikan kepada keluarga pasien tentang fasilitas,
biaya perawatan dan jasa dokter. Bila keluarga pasien setuju
menginformasikan kembali kepada petugas ruangan
b. Menghubungi bagian APP (administrasi pasien pulang) dan
bagian gizi bahwa pasien pindah ruangan
5) Menyiapkan kepindahan pasien meliputi :
a. Rencana perawatan selanjutnya
b. Program terapi dokter
c. Program tindakan dokter
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 168
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PASIEN ALIH RAWAT KE RUANGAN LAIN
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.81 02 … dari …

d. Diet yang di berikan


e. Rincian biaya perawatan dan tindakan yang telah dilakukan
f. Melaporkan ke dokter yang merawat bahwa pasien pindah
ruangan
6) Pasien diantar ke ruangan yang di tuju oleh perawat dengan
membawa :
a. Berkas rekam medik lengkap
b. Hasil – hasil pemeriksaan penunjang
c. Obat – obatan yang di pakai oleh pasien
d. Rincian biaya perawatan di ruangan asal
7) Perawat melaksanakan serah terima dengan jelas dan teliti
kemudian masing – masing perawat tanda tangan di lembar
catatan keperawatan mengenai kepindahan pasien tersebut
8) Bila pasien pindah ke kelas yang lebih tinggi harus menitipkan
uang muka biaya perawatan untuk 10 hari dan mendapatkan
tanda bukti berupa kwitansi, bila pasien jaminan perusahaan
atau assuransi, keluarga pasien harus mengisi perjanjian /
pernyataan sanggup menanggung selisih biaya bila pasien
pindah ke kelas yang lebih tinggi dari haknya
9) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Unit Ruang Perawatan Rawat Inap Non Bedah
3) Unit APP (administrasi pasien pulang)
4) Instalasi Gizi

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 169
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PEMINDAHAN PASIEN DARI ICU KE RUANG
ASSYIFA SUKABUMI
PERAWATAN BIASA (NON BEDAH)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.82 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Suatu prosedur memindahkan pasien dari ICU ke ruang perawatan
biasa karena sudah terbebas dari kegawatan
2. TUJUAN 1. Supaya proses pengobatan dan perawatan pasien yang sudah
tidak memerlukan lagi fasilitas ICU dapat dilanjutkan di ruang
rawat inap biasa.
2. Perlu diupayakan kelangsungan proses pengobatan dan
perawatan di rawat inap berkesinambungan dengan
pengobatan dan perawatan di ICU, agar dapat dicegah
berulangnya kegawatan atau deteksi dini keadaan tersebut.
3. KEBIJAKAN Pemindahan pasien dari ICU ke rawat inap dilakukan oleh petugas
ruang dan dilakukan timbang terima di ICU.
4. PROSEDUR 1. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"
terlebih dahulu
2. Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3. Memberitahu rawat inap, bahwa akan ada pasien pindah dari
ICU dan meminta persetujuan pihak rawat inap tersebut.
4. Meminta konfirmasi rawat inap tentang waktu kesiapan untuk
menjemput pasien dari ICU.
5. Menyiapkan pasien dan kelengkapannya.
6. Pasien dijemput ke rawat inap dengan memperhatikan syarat –
syarat tranportasi pasien.
7. Melakukan serah terima pasien dengan perawat rawat inap,
yang di serah terimakan adalah :
a. Kelengkapan catatan medik dan keperawatan pasien.
b. Masalah yang perlu diperhatikan dalam perawatan dan
pengobatan selanjutnya sehingga dapat dilakukan deteksi
dini apabila timbul kegawatan kembali.
c. Semua hasil pemeriksaan ( yang telah dikerjakan ) baik
yang sudah selesai maupun yang belum.
6. Terapi dan perawatan lanjutan sesuai dengan pengantar dari

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 170
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PEMINDAHAN PASIEN DARI ICU KE RUANG
ASSYIFA SUKABUMI
PERAWATAN BIASA (NON BEDAH)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.82 02 … dari …

dokter ICU.
7. Memberikan pesan agar menghubungi ICU kembali apabila
terdapat hal – hal yang belum jelas atau atau terjadi kegawatan
ulang.
8. Selanjutnya perawatan terhadap pasien menjadi tanggung
jawab perawat dan dokter ruang rawat inap.
9. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Unit Ruang Perawatan Rawat Inap Non Bedah
3) Unit Intensif Care Unit
4) Unit APP (administrasi pasien pulang)
5) Instalasi Gizi

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 171
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR KRITERIA MASUK / KELUAR ICU
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.83 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Suatu mekanisme yang mengatur masuk / keluar pasien yang di
rawat di ruang ICU untuk membuat prioritas berdasarkan kondisi
medik
2. TUJUAN 1) Menjadi acuan penerapan kriteria masuk / keluar pasien di ICU
2) Terlaksananya persamaan pendapat dalam menentukan masuk /
keluar pasien yang di rawat di ICU
3. KEBIJAKAN Berdasarkan SK Direktur NO 313 A / SK / DIR-RSIA / XII / 2015
tentang pelayanan di RSI Assyifa
1) Pasien yang di rawat di ruang ICU, NICU-PICU dan ICCU sesuai
indikasi kriteria masuk / keluar
2) Dalam melaksanakan pelayanan rawat intensif senantiasa
memperhatikan keselamatan pasien ( pasien safety )
4. PROSEDUR
Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah" terlebih
dahulu
Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
1. Penetapan pasien masuk ICU :

Penanganan pasien-pasien prioritas 1


a. Penanganan pasien yang memerlukan terapi intensif
b. Penanganan pasien sakit kritis, tidak stabil
c. pemenuhan terapi intensif seperti tunjangan ventilasi,
infus obat-obatan vasoaktif kontinyu dll
Contoh :
- Pasien bedah kardiothorasik.
- Pasien dengan sepsis shock
- Pasien dengan gagal nafas
- PO2 ≤ 50 mmHg
- PCO2 > 60 mmHg
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 172
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR KRITERIA MASUK / KELUAR ICU
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.83 02 … dari …

Penanganan pasien-pasien prioritas 2


Penanganan pasien yang memerlukan pemantauan intensif dari
ICU, berisiko memerlukan terapi intensif segera
Contoh :
- Penanganan pasien dengan penyakit dasar jantung, paru,
renal pasca pembedahan mayor, mengalami kegawatan
yang berat dan akut
- Pelaksanaan observasi fungsi sistemik dengan
kecenderungan gagal fungsi organ
- Penanganan kegagalan fungsi organ sistemik lebih dari
satu

Penanganan pasien-pasien Prioritas 3


a. Penanganan pasien-pasien dengan penyakit Terminal
b. Pemantauan penyakit dasarnya atau penyakit akutnya
baik masing – masing atau kombinasi kemungkinan
sembuh sangat kecil atau kurang mendapat manfaat dari
terapi di ICU.
Misalnya :
Keganasan metatastik yang di sertai :
- Penyakit infeksi, sumbatan jalan nafas
- Penyakit jantung atau penyakit paru terminal disertai
komplikasi akut berat
Pasien-pasien prioritas 3 mungkin mendapat terapi intensif
untuk mengatasi penyakit akut, tetapi mungkin tidak sampai
dilakukan intubasi atau Resusitasi Kardiopulmoner
Penanganan pasien dengan pertimbangan medis lebih gawat,
tetapi ada harapan untuk hidup maka didahulukan masuk ICU,
seperti :
- Dengue Shock Syndrome
- Syok Pinal
- Pasca resusitasi jantung paru tapi tidak Brain Death
Penanganan pasien tidak indikasi masuk rawat khusus untuk :
a. Brain Deth :
Penanganan pasien - pasien ini hanya dapat
dimasukkan ke ICU bila potensial donor organ,tujuan
menunjang fungsi-fungsi organ hanya sementara

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 173
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR KRITERIA MASUK / KELUAR ICU
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.83 02 … dari …

menunggu donasi organ.


b. Penanganan pasien-pasien yang kompeten tetapi
menolak terapi tunjangan hidup yang agresif, masuk
ICU hanya untuk ” perawatan yang nyaman"
c. Penanganan pasien yang vegetatif permanent
d. Penanganan pasien yang secara fisiologis stabil, yang
secara statistik resikonya rendah untuk memerlukan
terapi Intensif.
Misal :
- Diabetic Ketoacidosis tanpa komplikasi
- Keracunan obat tetapi sadar
e. GCS ≤ 5
f. Keganasan Stadium lanjut
g. Stadium terminal
h. Pengecualian :
Penanganan jenis-jenis pasien di atas yang tidak
mempunyai kriteria yang sesuai untuk masuk ICU
tetapi ada pertimbangan luar biasa, dapat masuk atas
persetujuan kepala ICU (Indikasi Sosial)

2. Kriteria Pasien Keluar ICU :


a. Pasien-pasien prioritas 1
1) Kebutuhan untuk terapi intensif tidak ada lagi/tidak
bermanfaat
2) Terapi telah gagal, sehingga prognose jangka pendek
jelek
b. Pasien-pasien prioritas 2
Pada pemantauan, ternyata tidak memerlukan terapi
intensif
c. Pasien-oasien prioritas 3
Kebutuhan terapi intensif tidak ada lagi,kemungkinan
sembuh atau manfaat dari terapi intensif kontinyu
kecil,maka mungkin dapat dikeluarkan lebih dini dari ICU.
Misal nya :
Pasien dengan penyakit lanjut seperti paru kronis, penyakit
jantung atau liver terminal, korsinoma yang telah
menyebar luas, tidak ada terapi potensial untuk
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 174
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR KRITERIA MASUK / KELUAR ICU
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.83 02 … dari …

memperbaiki program nya.


Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Unit Ruang Perawatan Rawat Inap Non Bedah
3) Unit Intensif Care Unit
4) Instalasi Gawat Darurat
5) Instalasi Kamar Bedah

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 175
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR KRITERIA MASUK / KELUAR PERINATOLOGI LEVEL II
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.84 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Suatu mekanisme yang mengatur masuk / keluar pasien
perinatologi yang di rawat di ruang perinatologi level II untuk
membuat prioritas berdasarkan kondisi medik
2. TUJUAN 1) Menjadi acuan penerapan kriteria masuk / keluar pasien di
perinatologi level II
2) Terlaksananya persamaan pendapat dalam menentukan masuk /
keluar pasien yang di rawat di perinatologi level II
3. KEBIJAKAN Berdasarkan SK Direktur NO 313 A / SK / DIR-RSIA / XII / 2015
tentang pelayanan di RSI Assyifa
1) Pasien yang di rawat di ruang perinatologi sesuai indikasi kriteria
masuk / keluar
2) Dalam melaksanakan pelayanan rawat perinatologi senantiasa
memperhatikan keselamatan pasien ( pasien safety )
4. PROSEDUR Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah" terlebih
dahulu
Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
Kriteria Bayi masuk Ruang Perinatologi Level II:
1) Bayi yang masuk ke ruang perinatologi level II bisa dari IGD,
Klinik anak dan tranfer bayi baru lahir dengan indikasi khusus
dari ruang Perinatologi level I
2) Indikasi bayi yang memerlukan Ruang Perinatologi level II
antara lain :
a. bayi dengan hiperbilirubinemia yang memerlukan therapy
sinar
b. bayi dengan berat badan lahir rendah ( BB kurang 1500 gr
dan 2500gr ) atau sangan rendah (kurang dari 1500 gr)
c. bayi kurang bulan ( umur kehamilan dibawah 34-36 minggu )
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 176
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR KRITERIA MASUK / KELUAR PERINATOLOGI LEVEL II
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.84 02 … dari …

yang memerlukan perawatn dalam incubator


d. bayi tidak dapat atau tidak boleh diberikan minum peroral
sehingga harus diberian infuse intravena
e. bayi yang membutuhkan therapy oksigen tetapi belum
memerlukan alat bantu nafas mekanis; misalnya bayi dengan
distress atau gangguan nafas
f. riwayat lahir tidak langsung menangis
g. bayi dengan gejala hipoglikemi atau dengan ibu riwayat
diabetesmilitus
h. bayi dengan riwayat tindakan persalinan yang menyebabkan
trauma bayi lahir misalnya dengan forcef atau vacuum
ektraksi
i. bayi sakit tersangka infeksi sedang-berat yang memerlukan
pemberian antibiotika secara intravena dan nutrisi
intravena.
3) Incubator tersedia atas :
a. 2 incubator untuk kasus bayi di level 2A yaitu : Neonatus
Kurang Bulan 34-36 minggu stabil, baru belajar minum :
menyusu/sonde/sendok, Bayi sering muntah, Penyakit
kronik ( CLD ), Fototherapi dengan masalah lain ( dehidrasi,
minum personde ), Elainan congenital ringan : T21, celah
bibir
b. 1 incubator untuk kasus bayi di level 2B yaitu : Baru keluar
dari NICU, masih perlu monitor/ observasi, Memerlukan O2
< 40 %, CPAP, Asifiksia sedang, bayi ibu DM, serangan apnu,
kejang, Hipotermi, GED, sepsis, NKB 32-35 minggu yang
stabil/ BBL > 1500 gr, Bayi-bayi dipuasakan/ EKN
Kriteria Bayi keluar Perinatologi:
1. Bayi yang sudah diizinkan pulang harus dalam keadaan stabil;
suhu tubuh terjaga, berat badan naik, tidak ada tanda-tanda
gawat nafas.
2. Criteria bayi dapat dirawat dirumah mencakup ;
 Orang tua mampu merawat bayi setelah pulang
 Orang tua dapat menyediakan kebutuhan dasar bayi
khususnya dalam pemberian minum dan perawatan
umum lainnya
 Jaminan orangtua mengetahui semua kebutuhan bayi dan
cara untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin timbul
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 177
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR KRITERIA MASUK / KELUAR PERINATOLOGI LEVEL II
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.84 02 … dari …

setelah pemulangan.
Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Unit Ruang Perawatan Rawat Inap Non Bedah
3) Unit Perinatologi
4) Unit Perinatologi level I, Kamar Bersalin dan Nifas (Arf 1)
5) Instalasi Gawat Darurat
6) Instalasi Kamar Bedah

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 178
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR MEMBERIKAN SECOND OPINION
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.85 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Setiap pasien rumah sakit RSI Assyifa mendapatkan jaminan hak
untuk memperoleh second opinion baik dari dokter di dalam RSI
Assyifa ataupun dari luar RSI Assyifa.
2. TUJUAN 1) Melindungi hak pasien terhadap kebutuhannya untuk
mendapatkan second opinion atas penyakitnya baik dari dokter
dilingkungan RSI Assyifa ataupun dokter diluar RSI Assyifa
2) Memberikan pengertian kepada para pimpinan RSI Assyifa, staff
dan seluruh karyawan tentang hak pasien untuk mendapatkan
second opinion (bila perlu) atas penyakit yang dideritanya. Baik
second opinion dari dokter di lingkungan RSI Assyifa ataupun
dokter di luar RSI Assyifa
3. KEBIJAKAN 1) Berdasarkan SK Direktur NO 313 A / SK / DIR-RSIA / XII / 2015
tentang pelayanan di RSI Assyifa
2) Berdasarkan SK Direktur No 166 B / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang pedoman pelayanan di Instalasi rawat inap
3) Berdasarkan SK Direktur No 175 C / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang panduan hak dan kewajiban pasien
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Apabila pasien dan keluarga menyatakan ke DPJP bahwa dia
membutuhkan second opinion dari dokter lain untuk
penyakitnya, maka perawat memberikan formulir second
opinion kepada pasien dan keluarga
4) Dokter yang merawat pasien tersebut memfasilitasi upaya
pasien dan keluarganya untuk mendapatkan second opinion dari
dokter lain baik dilingkungan RSI Assyifa ataupun diluar RSI
Assyifa
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 179
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR MEMBERIKAN SECOND OPINION
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.85 02 … dari …

5) Apabila pasien dan keluarganya meminta untuk mendapatkan


second opinion dari dokter lain di luar RS, maka atas
rekomendasi dari dokter yang merawat, perawat berkewajiban
untuk memfasilitasi pasien dan keluarga berdasarkan
rekomendasi dari dokter yang merawat pasien tersebut
6) Segala biaya yang ditimbulkan untuk second opinion ke dokter
atau RS lain, menjadi tanggung jawab pasien dan keluarganya
dimana terlebih dahulu harus dikomunikasikan kepada pasien
dan keluarga tentang perkiraan biaya yang harus ditanggung
sendiri.
7) Beri formulir perkiraan biaya yang harus ditanggung dan ditanda
tangani pasien / keluarga dan perawat
8) Catat dan dokumentasikan semua formulir yang diperlukan pada
permintaan second opinion di status rekam medis pasien
9) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) Instalasi Rawat Jalan
3) Instalasi Gawat Darurat

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 180
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENATALAKSANAAN DNR (DO NOT RESUSCITATION)
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.86 02 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN DNR adalah suatu perintah yang memberitahukan tenaga medis
untuk tidak melakukan CPR .
2. TUJUAN Sebagai pedoman penerapan langkah – langkah melakukan DNR
3. KEBIJAKAN 1) Berdasarkan SK Direktur NO 313 A / SK / DIR-RSIA / XII / 2015
tentang pelayanan di RSI Assyifa
2) Berdasarkan SK Direktur No 166 B / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang pedoman pelayanan di Instalasi rawat inap
3) Berdasarkan SK Direktur No 175 C / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang panduan hak dan kewajiban pasien
4. PROSEDUR 1) Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"
terlebih dahulu
2) Jika memungkinkan pelayanan diberikan sesuai gender klien
3) Perawat mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
4) Perawat atau bidan menjelaskan kondisi pasien dan rencana
tindakan dan pemahaman tentang DNR
5) Perawat meminta inform concent dari pasien dan walinya
6) Mengisi formulir DNR , Tempatkan copy atau salinan pada
rekam medis dan serahkan juga salinan pada pasien / keluarga
dan caregiver
7) Mengintruksikan kpd petugas atau keluarga memasang formulir
DNR ditempat yang mudah dilihat
8) Pasien dipasangkan stiker DNR (warna ungu) pada gelang
identitas pasien
9) Meninjau kembali status DNR secara berkala revisi bila ada
perubahan
10) Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 181
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PENATALAKSANAAN DNR (DO NOT RESUSCITATION)
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.86 02 … dari …

5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah 3) Instalasi Gawat Darurat
2) Instalasi Rawat Jalan

RUMAH SAKIT ISLAM


PROSEDUR PEMULANGAN PASIEN
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.87 1 … dari …

Disyahkan oleh :
Tanggal Terbit : Direktur Rumah Sakit Islam Assyifa
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

1 Maret 2019 dr. Heri Heriyanto, MM.


1. PENGERTIAN Pelaksanaan proses pemulangan pasien yang telah dinyatakan
sembuh dan atau proses perbaikan kondisi.
2. TUJUAN Agar pasien mendapat pelayanan yang tepat dan sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan pasien saat meninggalkan ruang perawatan
rawat inap atau unit pelayanan khusus secara baik.
3. KEBIJAKAN 1) Berdasarkan SK Direktur NO 313 A / SK / DIR-RSIA / XII / 2015
tentang kebijakan pelayanan di RSI Assyifa
2) Berdasarkan SK Direktur No 166 B / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang pedoman pelayanan di Instalasi rawat inap
3) Berdasarkan SK Direktur No 175 C / SK / DIR-RSIA / VIII / 2015
tentang panduan pemulangan pasien
4. PROSEDUR 1. Sebelum memulai kegiatan petugas membaca "basmallah"
terlebih dahulu
2. DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pasien) visite ke pasien,
memeriksa kondisi pasien dan menuliskan pernyataan kondisi
pasien sudah diperbolehkan pulang.
3. DPJP mengisi resume medis/surat balasan rujukan pada form
Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 182
RUMAH SAKIT ISLAM
PROSEDUR PEMULANGAN PASIEN
ASSYIFA SUKABUMI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04.03.SPO.87 1 … dari …

yang telah disediakan.


4. Perawat menyiapkan lembar resume keperawatan pulang dan
kelengkapan administrasi pasien.
5. Perawat melengkapi billing rawat inap dan menyiapkan
kelengkapan lain ( obat di rumah, hasil pemeriksaan penunjang,
dll).
6. Perawat mengarahkan keluarga ke bagian APP (Adminisitrasi
Pasien Pulang) dan kasir rawat inap untuk urus – urus
administrasi billing pembiayaan perawatan pasien dan
menyampaikan bahwa setelah keluarga menyelesaikan
administrasi bisa menunjukkan bukti penyelesaian administrasi
ke perawat.
7. Perawat menyampaikan penjelasan kepada pasien dan keluarga
tentang kelengkapan yang dibawa pulang, aturan minum obat
selama di rumah dan mengingetkan berdo’a sebelum minum
obat, waktu kontrol, diet yang boleh dikonsumsi, pendidikan
kesehatan sesuai kebutuhan pasien, memotivasi kesembuhan
dan ibadah.
8. BHN.
9. Pasien atau keluarga menanda tangani form resume
keperawatan pulang dan menerima seluruh kelengkapan yang
diberikan oleh perawat.
10. Petugas porter dan atau Perawat mengantar pasien pulang
sampai ke lobi RS atau kendaraan yang membawa pulang
pasien.
11. Perawat mencatat waktu kepulangan pasien pada buku
registrasi pasien (buku keluar masuk pasien rawat inap).
12. Setelah selesai satu rangkaian kegiatan petugas mengucapkan
"Hamdallah"
5. UNIT TERKAIT 1) Instalasi Rawat Inap Non Bedah
2) APP (Administrasi Pasien Pulang)
3) Kasir Rawat Inap

Standard Prosedur Operasional Instalasi Rawat Inap Non Bedah RSI. Assyifa Sukabumi | 183

Anda mungkin juga menyukai