2. Pelaksanaan
a. Petugas On Call dihubungi oleh supervisor/
perawat ok yang sedang dinas.
b. `Sopir yang sudah ditunjuk untuk menjemput.
c. Sopir Menjemput semua Petugas On Call tidak
terkecuali dari yang terjauh sampai yang
terdekat.
d. Sopir membawa surat tugas
e. Sopir mengantarkan kembali petugas On Call
ke rumahnya masing-masing
f. Sopir kembali ke Rumah Sakit.
Pengertian
Penatalaksanaan Pasien Pra Induksi adalah suatu kegiatan
pengecekan ulang yang dilakukan sebelum pasien dilakukkan
tindakan anestesi meliputi :
1. Mengecek kembali checklist keselamatan pasien ( Sign
In) .
2. Pemasangan Alat dan Monitor anestesi sebelum
dilakukan pembiusan.
3. Menuntun pasien melakukan Do’a untuk menenangkan
pasien agar tidak cemas.
Tujuan
Mempersiapkan secara matang dan sesuai prosedur baik Medis
maupun Non Medis sehingga tindakan Anesthesi dapat
dilakukan dengan baik dan dengan harapan bebas dari
komplikasi.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 Kebijakan Umum
Direktur membuat kebijakan dan prosedur tentang pelayanan
anestesi dan bedah di RSUD AL IHSAN.
Prosedur
1. Persiapan Medis :
a. Status Generalis.
b. Diagnosa dan Rencana Tindakan Anestesi.
c. Konsultasi ke Spesialis Lain jika dibutuhkan.
2. Persiapan Non Medis :
a. Informed Concent.
b. Surat Persetujuan dan Penolakan Tindakan
Anestesi.
c. Persiapan Darah ( Jika Perlu ).
d. Persiapan Tindakan Anestesi meliputi Obat, Alat
yang akan digunakan untuk tindakan anestesi.
e. Persiapan Puasa Minimal 6 jam sebelum Anestesi.
3. Pada saat akan dilakukan tindakan Anestesi :
a. Melepaskan pakaian, perhiasan, gigi palsu, Cat
Kuku dan Lipstik
b. Pemberian Premedikasi sesuai instruksi dokter
Spesialis Anestesi.
c. Instruksi khusus sesuai tindakan pembedahan
yang akan dilakukan : Pasang NGT, Urine
Catheter.
Instalasi terkait
1. Instalasi Bedah Sentral.
2. SMF Anestesi.
3. Rawat Inap, ICU, IGD, Rawat Jalan.
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Pengertian
Penerimaan pasien di Ruang Persiapan adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh perawat ruang rawat inap, IRJ,
IGD, ICU kepada perawat IBS di ruang persiapan untuk
pengecekan kembali pasien Pra anestesi dan Bedah, dengan
menggunakan check list Keselamatan Pasien meliputi :
1. Data Pasien.
2. Persiapan Fisik dan Mental.
3. Kelengkapan Penunjang Data.
4. Kelengkapan Alat Kesehatan dan Obat-obatan.
Tujuan
Untuk mencegah terjadinya kekeliruan dokumentasi medis
pasien, kesalahan pasien, kesalahan prosedur, lokasi operasi
dan persiapan obat-obat penunjang operasi.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan 2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN.
Prosedur
1. Siapkan :
a. Pakaian Pasien khusus IBS.
b. Kereta dorong khusus Instalasi Bedah Sentral.
c. Alas Kereta Dorong.
d. Tutup Kepala Pasien.
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Pengertian
Persiapan Pasien Pra Operasi adalah suatu kegiatan
pengecekan ulang yang dilakukan sebelum pasien
dilakukkan tindakan pembedahan meliputi :
1. Pengecekan ulang identitas pasien, jenis tindakan
operasi, kelengkapan obat dan alat operasi.
2. Mengecek kembali checklist keselamatan pasien (
Sign In, Time Out dan Sign Out ) .
3. Pemasangan Alat yang menunjang tindakan operasi
4. Pengecekan ulang penandaan dan pencukuran area
operasi
5. Menuntun pasien melakukan Do’a.
Tujuan
Mempersiapkan secara matang dan sesuai prosedur baik
Medis maupun Non Medis sehingga tindakan operasi dapat
dilakukan dengan baik dan dengan harapan bebas dari
komplikasi.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 prosedur pelayanan anestesi dan
bedah di RSUD AL IHSAN.
Prosedur
1. Persiapan Medis :
a. Status Generalis.
b. Diagnosa dan Rencana Tindakan Operasi.
c. Konsultasi ke Spesialis Lain jika dibutuhkan.
2. Persiapan Non Medis :
a. S I O ( Surat Ijin Operasi )
b. Persiapan Darah ( Jika Perlu ).
c. Persiapan Tindakan Operasi
d. Persiapan Puasa Minimal 6 jam sebelum Operasi.
3. Indikasi Konsul ke SMF lain jika dibutuhkan.
4. Persiapan Mental / Psikis pasien termasuk Informed
Concernt.
5. Mengganti pakaian luar dengan khusus kamar
operasi.
6. Pada saat akan dilakukan tindakan pembedahan :
a. Memindahkan pasien ke meja operasi.
b. Pencucian area operasi
c. Pemasangan alat sesuai instruksi dokter operator.
d. Instruksi khusus sesuai tindakan pembedahan
yang akan dilakukan : Pasang NGT, Urine
Catheter.
Instalasi terkait
1. SMF Anestesi.
2. Rawat Inap, ICU, IGD, Rawat Jalan.
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Pengertian
Observasi Tanda – tanda Vital di Instalasi Bedah Sentral
adalah Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
keadaan umum pasien dan tanda – tanda vital pasien, agar
dalam pelaksanaan tindakan operasi berjalan dengan baik
tanpa ada komplikasi penyakit lain.
Tujuan
Mempersiapkan keadaan umum pasien dalam kondisi baik
sehingga tindakan operasi dan anestesi berjalan dengan baik
tanpa ada komplikasi penyakit lain.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN.
Prosedur
Persiapkan alat –alat untuk memeriksa Keadaan Umum
pasien, diantaranya :
1. Monitor pasien
2. Sphygmomanometer / Tensimeter
3. Thermometer
4. Saturasi
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Pengertian
Adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam memberikan
obat – obatan penenang sebelum pelaksanaan tindakan
anestesi yang di lakukan oleh Tim Anestesi di Ruang
Persiapan IBS
Tujuan
Untuk mengurangi rasa cemas pada pasien.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
Instalasi terkait
1. SMF Anestesi
2. IBS
3. Depo Farmasi
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Pengertian
Pengoperasian Mesin dan Alat Anestesi adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh Tim Anestesi dalam menunjang
pelaksanaan Pembiusan dan monitoring dalam Tindakan
operasi sehingga berjalan dengan baik sesuai yang
diharapkan dan tidak terjadi komplikasi.
Tujuan
Untuk menunjang pelaksanaan pembiusan dan monitoring
dalam tindakan operasi sesuai dengan jenis operasi yang
akan dilakukan dan keadaan umum pasien.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
Prosedur
Tim Anestesi mempersiapkan mesin dan alat anestesi dalam
kondisi baik dan siap pakai, meliputi :
1. Unit Mesin Anestesi
2. Ventilator
3. Bedside Monitor lengkap dgn 5 parameter
4. Sumber Oksigen Sentral.
5. Sumber N2O Sentral.
6. Suction pump.
Instalasi terkait
1. SMF Anestesi.
2. IBS
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Pengertian
Anestesi umum adalah salah satu teknik pembiusan yang
dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat anestesi langsung
melalui pembuluh darah atau dengan inhalasi agar pasien tidak
sadar sehingga tidak terasa nyeri pada saat dilakukan tindakan
operasi.
Tujuan
Untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar agar
dalam pelaksanaan tindakan operasi pasien tidak merasakan
kesakitan / nyeri, cemas dan ketakutan.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
Prosedur
6. Beritahukan kepada operator bahwa tindakan operasi sudah
dapat dilakukan.
7. Setelah tindakan pembedahan selesai pasien dilakukan
ekstubasi agar pasien sadar kembali.
8. Berikan oksigen yang adekuat.
9. Setelah sadar pindahkan pasien ke ruang pemulihan.
10. Berikan kembali oksigen yang adekuat sampai pasien sadar
penuh selama 1-2 jam pasca pembedahan.
Instalasi terkait
1. Tim Anestesi.
2. IBS.
3. Depo Farmasi.
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Pengertian
Pemantauan yang dilakukan oleh tim anestesi pada pasien
yang dilakukan tindakan anestesi local agar dapat diketahui
jika ada perubahan fungsi vital yang menyebabkan
komplikasi sehingga dapat segera ditanggulangi oleh tim
anestesi.
Tujuan
Sebagai acuan dalam monitoring pasien dengan anestesi
lokal.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
Prosedur
1. Pasien disiapkan di meja operasi.
2. Pasang bedside monitor ( Tensi darah dan saturasi
O2).
Instalasi terkait
1. Tim Anestesi IBS
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Pengertian
Operasi darurat atau cito adalah suatu tindakan operasi yang
harus dilakukan sesegera mungkin ( kurang dari 6 jam ).
Tujuan
Untuk menyelamatkan jiwa pasien dengan tindakan segera.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
Prosedur
1. Dokter IGD berkonsultasi kepada Dokter Spesialis
Bedah atau Kebidanan.
2. Dokter IGD dan Kebidanan, melaporkan kepada
Petugas Instalasi Bedah Sentral untuk menjadwalkan
pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan
darurat.
3. Jika di luar jam kerja menghubungi dan menjemput
petugas On Call.
4. Segera kirim pasien ke Instalasi Bedah Sentral.
5. Siapkan Pasien yang akan dilakukan tindakan
pembedahan darurat / cito.
Instalasi terkait
1. Instalasi Gawat Darurat.
2. Rawat Inap.
3. Medical Record.
4. Depo Farmasi.
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat
Pengertian
Penyediaan / Medical Supply, obat – obatan cairan anestesi
adalah suatu langkah dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhan obat – obat anestesi yang digunakan di Instalasi
Bedah Sentral sesuai Standar yang berlaku.
Tujuan
1. Memperlancar pelaksanaan tindakan pembiusan.
2. Menghindari terjadinya penyalahgunaan obat di luar
standar.
3. Menghindari permasalahan yang timbul akibat ketidak
siapan medical supply oleh depo farmasi IBS.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
Kebijakan
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
Prosedur
1. Dokter Spesialis Anestesi mengajukan kebutuhan obat –
obat anestesi sesuai standar yang disepakati.
2. Depo Farmasi IBS mengajukan permintaan obat – obat
anestesi sesuai pengajuan dokter anestesi dan
disesuaikan dengan standar yang berlaku kepada
Instalasi Farmasi.
3. Depo Farmasi Menyediakan dan menyimpan obat – obat
anestesi secara terpisah di lemari obat dan lemari es
secara hati – hati dan aman di Instalasi Bedah Sentral.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Pengertian
Visite Pasien adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam
langkah Perioperatif dalam rangka pendekatan secara moril
kepada pasien serta memeriksa ulang identitas, keadaan
umum pasien agar tindakan pembiusan berjalan dengan baik
tanpa ada komplikasi.
Tujuan
1. Pendekatan secara moril kepada pasien
2. Memeriksa ulang identitas, keadaan umum pasien
agar tindakan pembiusan berjalan dengan baik tanpa
ada komplikasi
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
Prosedur
1. Memperkenalkan diri kepada pasien.
2. Memeriksa kembali identitas pasien, riwayat penyakit,
diagnosa, tindakan pembedahan yang dilakukan.
3. Memberikan dukungan moral dan menjelaskan
tindakan induksi yang akan dilakukan.
Instalasi terkait
1. SMF Anestesi
2. Perawat Anestesi
3. IBS
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat
Pengertian
Melakukan pemantauan dan antisipasi tindakan pada saat
berjalannya tindakan operasi apabila terjadi perubahan pada
jalan nafas, oksigenasi, denyut jantung dan nadi, suhu tubuh
dan kesadaran selama anestesi berlangsung.
Tujuan
1. Menghilangkan rasa sakit selama tindakan operasi.
2. Mempertahankan fungsi Vital dalam kondisi baik dan
normal.
3. Mengurangi atau menghilangkan rasa cemas dan takut
dan memberikan rasa aman pada pasien terutama
yang dilakukan tindakan anestesi regional.
4. Memberikan rasa aman dan nyaman kepada Operator.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
Prosedur
1. Dokter Spesialis Anestesi memberikan instruksi
kepada tim untuk persiapan tindakan anestesi yang
akan dilakukan.
2. Pemeriksaan kembali mesin dan alat anestesi yang
akan digunakan sebelum tindakan anestesi dimulai.
Prosedur
3. Menyiapkan obat – obat anestesi yang akan
digunakan dan diberi label dalam spuit dekat dengan
dokter spesialis anestesi.
4. Memasukan obat anestesi melalui infus.
5. Melakukan induksi dan intubasi jika dilakukan Anestesi
Umum.
6. Memberitahukan kepada Operator jika tindakan sudah
dapat dilaksanakan.
7. Monitoring selama tindakan operasi.
8. Melakukan Ekstubasi jika tindakan operasi sudah
selesai dilaksanakan.
9. Memberikan oksigen secara adekuat
10. Membangunkan kembali pasien dari pengaruh bius
11. Jika pasien kembali sadar dipindahkan ke ruang
pemulihan
Instalasi terkait
1. Dokter Spesialis Anastesi
2. IBS
3. SMF Bedah, SMF Obgyn, SMF THT, SMF Mata
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Pengertian
Suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh petugas
anestesi kepada pasien yang dilakukan setelah
pemberian anestesi dan akan dipindahkan ke
ruang pemulihan.
Tujuan
Memberikan acuan yang benar dalam
penatalaksanaan pasca anestesi pasien-pasien
yang menjalani pembedahan.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
Prosedur
1. Pasien tidak boleh dipindahkan dari kamar
operasi kecuali jalan napasnya sudah dijamin
paten dan stabil, dengan ventilasi dan
oksigenasi yang adekuat, serta hemodinamik
yang stabil.
2. Pemindahan pasien ke ruang pemulihan
harus didampingi oleh dokter anestesi yang
memahami kondisi pasien.
3. Selama pemindahan dokter anestesi
bertanggung jawab terhadap jalan napas,
pernapasan, dan sirkulasi dan diberikan
bantuan sesuai kondisi pasien.
4. Oksigen suplemen harus diberikan saat
memindahkan pasien dengan resiko
hipoksemia
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
2. Intra Operasi :
a. Pasang alat monitor vital sign pada pasien yang
akan dilakukan tindakan anestesi dan operasi.
b. Monitoring di catat pada catatan / kartu anestesi
selama tindakan anestesi dan operasi berlangsung
sampai selesai.
c. Berikan tindakan segera jika ditemukan masalah
dalam monitoring tersebut.
3. Pasca Operasi :
a. Pasien yang dalam kondisi pemulihan pasca
operasi di tempatkan di ruang pemulihan.
b. Pasang monitor vital sign pada pasien.
c. Catat perkembangan kondisi fisik pasien selama
pemulihan.
d. Pasien yang dalam kondisi pemulihan post operasi
di tempatkan di ruang pemulihan.
e. Pasang monitor vital sign pada pasien.
f. Catat perkembangan kondisi fisik pasien selama
pemulihan.
g. Jika memungkinkan pasien dapat di pindahkan ke
ruang rawat inap, ICU atau pulang.
1. SMF Anestesi
UNIT TERKAIT 2. Perawat anestesi terlatih.
3. IBS.
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
PENGERTIAN Adalah alat – alat yang digunakan oleh penyedia anestesi untuk
menghantarkan oksigen dan obat – obat anestesi inhalasi,
mengontrol ventilasi, monitor fungsi peralatan dan memberikan
anestesi yang paling aman selama tindakan operasi.
1. Menghantarkan oksigen dan obat – obat inhalasi kepada
TUJUAN pasien.
2. Mengontrol ventilasi.
3. Monitor fungsi peralatan.
4. Memberikan anestesi paling aman selama tindakan operasi.
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
TUJUAN Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan
mutakhir secara periodik dan teratur
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
PENGERTIAN Tindakan yang dilakukan pada pasien pre, intra dan pasca
operasi sesuai kebutuhan dalam tindakan operasi.
1. Untuk memperbaiki keadaan umum pasien.
TUJUAN 2. Menambah Hb pasien dengan Anemia karena
perdarahan pre, Intra dan pascq operasi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Periksa kondisi pasien pre operasi/anestesi :
PROSEDUR a. Pemeriksaan konjunctiva, anemis?
b. Apakah ada perdarahan atau tidak ? dalam atau luar?
c. Pemeriksaan Hb pre operasi ke Laboratorium.
d. Melaksanakan instruksi dokter untuk pemasangan
transfusi.
2. Periksa kondisi pasien durante operasi :
a. Dr anestesi memeriksa konjunctiva pasien apakah
anemis atau tidak.
b. Dr ahli bedah memberitahukan dan berkolaborasi
dengan dokter anestesi bahwa perdarahan banyak
sehingga membutuhkan transfusi.
c. Dokter anestesi memberikan instruksi kepada petugas
IBS untuk menyiapkan sampel darah pasien untuk
pengambilan darah dengan jumlah dan jenis darah
sesuai kebutuhan.
d. Membuat format permintaan transfuse darah,
ditandatangani dokter ahli bedah / dokter anestesi.
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
PENGERTIAN Adalah Tindakan anestesi yang dilakukan pre, durante dan post
operasi dibuat dalam laporan tertulis yang dituangkan ke dalam
rekam medis pasien, lengkap dan ditandatangani oleh dokter
anestesi yang melakukannya sebelum pasien dipindahkan ke
Ruang Rawat Inap.
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
PENGERTIAN Adalah suatu proses yang dilakukan oleh petugas CSSD untuk
membunuh kuman dan STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL ( SPO )ra pada linen yang digunakan untuk
kelengkapan drapping tindakan operasi dengan menggunakan
alat sterilisasi uap kering atau basah.
1. Pedoman bagi CSSD dalam melakukan tindakan sterilisasi
TUJUAN linen operasi.
2. Membunuh kuman dan STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL ( SPO )ra penyebab infeksi.
3. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Linen yang sudah bersih dan kering dari laundry dilipat
PROSEDUR sesuai ketentuan lipatan doek operasi.
2. Packing set doek dan jas operasi untuk tindakan operasi
sedang, besar dan khusus, yaitu :
a. Operasi Sedang : 2 jas operasi, 2 doek sisi, 1 doek
atas, 1 doek bawah, 1 doek bolong besar, 2 handuk
kecil.
b. Operasi Besar : 3 jas operasi, 2 doek sisi, 1 doek
atas, 1 doek bawah, 1 doek bolong besar, 1 doek
bawah cadangan, 3 handuk kecil.
c. Operasi Khusus : 4 jas operasi, 2 doek sisi, 1
doek atas, 1 doek bawah, 1 doek bolong besar, 1 doek
bawah cadangan, 4 handuk kecil.
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
1. SMF Anestesi.
UNIT TERKAIT 2. IBS
3. 1Direktur RSUD AL IHSAN
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
g. Masukkan kembali alat – alat setelah
pembersihan.dan pengeringan kamar operasi
dilaksanakan dan diletakkan secara tersusun dan
rapi sesuai fungsinya
h. Matikan lampu – lampu, tutup pintu – pintu dengan
rapat.
i. Semprot ruangan dengan larutan pembunuh
nyamuk / lalat misalnya baygon.
j. Untuk semetara kegiatan operasi elektif dihentikan
kecuali tindakan operasi cito / darurat.
3. Perawatan Mendadak ( sewaktu / Cito )
a. Lakukan perawatan bila kamar operasi
terkontaminasi ( pus, Faeces, atau kasus infeksi ).
b. Keluarkan linen, instrument dan sarung tangan
melalui alur pembuangan alat kotor. Pengelola
linen dan instrument disesuaikan dengan
peraturan yang berlaku.
c. Keluarkan sampah melalui alur alat kotor.
d. Keluarkan setiap set instrument yang telah selesai
digunakan, di periksa ulang untuk kemudian
diserahkan ke CSSD untuk diproses sesuai
dengan ketentuan yang berlaku pada kasus
pasien dengan infeksi atau penyakit menular.
e. Bersihkan kembali alat – alat di kamar operasi
kemudian masukkan kembali setelah pembersihan
selesai dilakukan
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. Depo Farmasi dan Gudang Farmasi.
3. Bagian Pengadaan Alat Kesehatan dan Obat RS
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Prosedur 11 Januari 2016
Operasional
MEMBUAT AMPRAHAN
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Standar Prosedur
Operasional
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional Terbit
11 Januari
2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional Terbit
11 Januari
2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
PENGERTIAN Adalah suatu ketentuan jumlah kasa dalam satu pak adalah
10, sesuai dengan kesepakatan antara Tim Operasi untuk
memudahkan dalam penghitungan sebelum dan sesudah
tindakan operasi dilakukan.
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
PROSEDUR 1. Pasien disiapkan dari ruang rawat inap, IGD atau rawat
jalan untuk prosedur tindakan operasi.
2. Siapkan alat cukur.
3. Siapkan cairan sabun antiseptic shaver.
4. Memulai mencukur 1 jam sebelum operasi.
5. Bersihkan area yang telah dicukur agar bebas dari
rambut.
6. Area operasi siap untuk pencucian dan preparasi.
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat
PROSEDUR ukuran.
5. Setelah pasien dalam kondisi tidur atau dibius pasien
diposisikan lithotomy.
6. Isi Spuit dengan aquabidest steril kurang lebih 10 cc.
7. Siapkan kasa bethadine, usapkan ke area urethra dari
luar ke dalam lalu buang.
8. Folley catheter di beri jelly, kemudian didekatkan di
daerah lubang urethra, masukan secara perlahan,
untuk laki – laki sampai ujung cabang V catheter,
untuk wanita sampai keluar urine baru masukkan
aquadest ke jalur pengisian balon kurang lebih 10 cc
atau sesuai ketentuan.
9. Tarik selang catheter sampai mentok, pasang urine
bag untuk menampung urine.
10. Bereskan kembali agar rapi.
11. Perawat / dokter cuci tangan setelah tindakan.
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
anestesi dalam informed concent kepada pasien.
PROSEDUR d. Anak atau pasien yang tidak mampu mengambil
keputusan sendiri maka informed concent dilakukan
oleh keluarga pasien sebagai wali penanggung jawab.
e. Persiapan sedasi dilakukan jika pasien / keluarga /
penanggungjawab setuju terhadap tindakan
berdasarkan instruksi saat penilaian pra sedasi di
rawat jalan maupun di rawat inap sesuai instruksi saat
kunjungan pra anestesi dan didokumentasikan dalam
rekam medis pasien.
2. Tim Tahap Intra Sedasi
a. Tim Anestesi melakukan evaluasi ulang kelengkapan
status, obat, peralatan anestesi, monitoring pasien,
trolli emergency dan peralatan resusitasi.
b. Dilakukan pemasangan infuse, oksigen ( bila
diperlukan ) dan alat monitoring berdasarkan ceklist
kesiapan anestesi.
c. Tim Anestesi melakukan proses sign in.
d. Dokter anestesi melakukan penilaian ulang untuk
menilai kesiapan pasien menjalani prosedur sedasi.
e. Seluruh tim yang terlibat melakukan proses Time Out
kemudian prosedur tindakan dapat dimulai.
f. Anestesi melakukan pemantauan yang
berkesinambungan selama proses sedasi
berlangsung dan bereaksi cepat terhadap segala
kondisi pasien akibat tindakan sedasi.
g. Pemantauan yang dilakukan selama tindakan sedasi
sedang dalam adalah tekanan darah maksimal setiap
lima ( 5 ) menit, sedangkan laju nadi, laju nafas,
saturasi oksigen yang dilakukan
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
secara terus menerus dan didokumentasikan setiap
PROSEDUR lima belas ( 15 ) menit.
h. Semua kondisi pasien selama sedasi dicatat dalam
status anestesidan didokumentasikan dalam rekam
medis pasien.
i. Semua kondisi pasien selama sedasi dicatat dalam
status anestesidan didokumentasikan dalam rekam
medis pasien.
3. Tahap Pasca Sedasi
a. Setelah prosedur tindakan selesai, kondisi fisiologis
dan tanda – tanda vital pasien harus tetap dipantau
dan di catat.
b. Tim anestesi melakukan proses sign out.
c. Selama pasien berada dalam masa pemulihan
dilakukan pemantauan menggunakan skor aldrette
setiap 15 menit.
d. Pasien dinyatakan boleh pulang / pindah ruang rawat
jika skor aldrette >/ 9 oleh tim anestesi.
e. Tim anestesi mengidentifikasi keadaan pasien bila
terjadi keadaan sedasi yang berkepanjangan akibat
komplikasi atau pemulihan sedasi yang lambat. Bila
terjadi keadaan sedasi yang berkepanjangan, maka
dokter anestesi membuat rencana pengelolaan
keperawatan pasien selanjutnya dan bila diperlukan
pasien dapat langsung dipindahkan ke ruang rawat
inap atau dipulangkan.
f. Tim anestesi menginformasikan kepada perawat
ruangan bila pasien sudah pulih dan siap dipindahkan
ke ruang rawat inap atau dapat dipulangkan.
g. Tim anestesi harus menginformasikan mengenai
rencana perawatan pasien pasca sedasi kepada
pasien dan keluarga.
h. Semua proses sedasi harus terdokumentasi dan
dimasukan ke dalam rekam medis pasien.
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. SMF Anestesi
3. Rekam Medik
4. ATK
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
PENGERTIAN Adalah tata cara yang baik dan benar sesuai aturan untuk
menggunakan defibrillator atau suatu alat elektronik untuk
memberikan kejut listrik dengan waktu yang relative singkat
dan intensitas yang tinggi kepada pasien penyakit jantung.
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
PROSEDUR
11. Setelah tindakan selesai lepaskan selang dari mesin
suction kemudian di bersihkan di air mengalir setelah
itu rendam dengan larutan desinfektan untuk
mencegah infeksi nosokomial.
12. Lakukan pembersihan ulang.
13. Keringkan, petugas mencuci tangan kembali
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
PENGERTIAN Tata Cara mengoperasikan mesin surgeon air dengan baik dan
benar, sesuai dengan petunjuk.
Surgeon Air adalah suatu alat / mesin yang digunakan untuk
mensterilkan daerah sekitar area sayatan operasi.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
b) Rencana terapi
c) Pendidikan pasien
ASUHAN KEPERAWATAN
4. Implementasi Keperawatan
Tata Laksana
a. Tiga macam cakupan tindakan keperawatan :
a) Fisiologik
b) Tindakan keperawatan yg bersifat Psikologik
c) Tindakan keperawatan yg bersifat sosio ekonomik
(discharge planning,health education,referal ),
tugas ini tdk begitu nampak /kurang nyata / tdk
menonjol .mis. Edukasi pasien. Dan lebih
memerlukan ketrampilan kognitif dari psikomotor
b. Tiga ketrampilan yg harus dikuasai perawat dlm
mengimplementasikan rencana asuhan :
a) ketrampilan intelektual/cognitif;
b) ketrampilan interpersonal / affective, dan
c) ketrampilan teknis / psykomotor.
c. Tindakan keperawatan harus konsisten dengan
asuhan medik dan rencana asuhan pasien
d. Tindakan yang dilakukan harus rasional didukung
oleh landasan ilmiah
e. Tindakan yang dilakukan harus mengarah ke
pencapaian tujuan
f. Pastikan bahwa tindakan yang dilakukan bersifat
therapetik yang aman
g. Tindakan yang dilakukan harus meningkatkan
kontuinitas asuhan
h. Berkolaborasi dengan keluarga dan klien dalam
implementasi asuhan.
i. Memberikan pendidikan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien
ASUHAN KEPERAWATAN
RSUD AL IHSAN
445/SPO.129/IBS 2 6 dari 6
PROVINSI JAWA BARAT
1. Komite keparawatan
UNIT TERKAIT
2. Instalasi kamar operasi
3. Rawat Inap- rawat jalan
4. IGD
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
dan mempunyai efek samping
PROSEDUR 3. Terapi Farmakologi
Ondansetrom 4 mg diberikan secara intra Vena
Metoclopramid 5 mg diberikan secara intra Vena
Dexamatazon 4 mg diberikan secara intra Vena
Berikan cairan sesuai kebutuhan
4. Posisikan pasien miring bila terjadi muntah
Berikan edukasi kepada pasien dan keluarganya
Dokumentasikan dalam kartu anestesi setiap ada
kejadian
5. Terapi tambahan disesuaikan dengan penyebab mual
muntah
6. Monitor Efek Samping
Efek samping dari antiemetik, seperti letargi, kegelisahan,
takikardi dan gejala-gejala ekstrapiramidal serta harga obat
baru yang tinggi.
Pengertian
Penilaian yang dilakukan sebelum pasien dipindahkan ke ruang
rawat inap, ICU atau pulang.
Tujuan
Sebagai acuan untuk memindahkan pasien ke ruang rawat inap,
ICU atau pulang.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
Prosedur
1. Jika nilai < 5 pasien pindah ke ICU.
2. Jika nilai > 7 pasien pindah ke rawat inap.
3. Jika nilai 9 atau lebih bisa pulang.
Instalasi terkait
1. Perawat RR
2. Tim Anestesi
3. Rawat Inap
PENGERTIAN Proses penyusunan jadwal jaga dokter anestesi di luar jam kerja
( On Call ) yang dilaksanakan pada tindakan operasi yang bukan
jadwal Elektif ( Cito ).
PELAPORAN KEPERAWATAN
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.146/IBS 2 2 dari 2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari
2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
1. PERSIAPAN
PROSEDUR
1.1 Persiapan alat :
1.1.1 bantal seperlunya.
1.1.2 Handuk
1.1.3 Tissue
1.2 Persiapan pasien :
1.2.1 memberi penjelasan langkah – langkah tindakan
1.2.2 menjelaskan tujuan dilakukan perubahan posisi.
1.3 Persiapan lingkungan
1.3.1 Gorden/ skerem
2. PELAKSANAAN :
2.1 Mencuci tangan 6 langkah
2.2 Mempersiapkan alat didekatkan
2.3 Tarik pasien ke dekat petugas
2.4 Rapatkan kedua kaki pasien
2.5 Miringkan pasien sampai posisi agak tengkurap
2.6 Tekuk lutut yang berada diatas
2.7 Letakan bantal kecil di bawah kepala
2.8 Tempatkan satu tangan di belakang tubuh
2.9 Atur bahu atas sedikit abduksi atau siku fleksi
2.10 Mencuci tangan
2.11 Evaluasi respon pasien
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
2.12 Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil.
1. PERSIAPAN
PROSEDUR
1.1 Persiapan alat :
1.1.1 bantal seperlunya.
1.1.2 Balok sesuai kebutuhan
1.1.3 Selimut
1.2 Persiapan pasien :
1.2.1 memberi penjelasan langkah – langkah tindakan
1.2.2 menjelaskan tujuan dilakukan perubahan posisi.
1.3 Persiapan lingkungan
1.3.1 menutup gorden/ skerem
2. PELAKSANAAN :
2.1 Mencuci tangan 6 langkah
2.2 Mempersiapkan alat didekatkan
2.3 Baringkan pasien terlentang tanpa bantal di kepala
2.4 Letakan bantal di atas kepala diantara kepala dan
ujung tempat tidur.
2.5 Beri bantal / guling dibawah lipatan lutut
4. Instalasi Intensif
1. PERSIAPAN
PROSEDUR
1.1 Persiapan alat :
1.1.1 bantal seperlunya.
1.1.2 Selimut
1.2 Persiapan pasien :
1.2.1 memberi penjelasan langkah – langkah tindakan
1.2.2 menjelaskan tujuan dilakukan perubahan posisi.
1.3 Persiapan lingkungan
1.3.1 menutup gorden/ skerem
1. PERSIAPAN
1. PERSIAPAN
PROSEDUR
1.1 Persiapan lingkungan:
1.1.1 bantal seperlunya.
1.1.2 Selimu
1.1.3 gulungan handuk\
1.1.4 sarung tangan jika diperlukan
2.1 Persiapan pasien :
2.1.1 memberi penjelasan langkah – langkah tindakan
2.1.2 menjelaskan tujuan dilakukan perubahan posisi.
3.1 Persiapan lingkungan
3. Pelaksanaan :
a) Mencuci tangan 6 langkah
b) Mempersiapkan alat didekatkan
c) Baringkan pasien terlentang mendatar ditengah tempat
tidur
d) Gulingkan pasien hingga posisinya miring
e) Letakan bantal kepala dan leher pasien
PENGERTIAN Posisi ini posisi setengah duduk atau duduk, dimanana bagian
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan.
1. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan
TUJUAN dan memfasilitasi fungsi pernafasan pasien.
2. Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga
meningkatnya ekspansi dada dan ventilasi
3. Mengurangi penekanan pada tubuh akibat posisi yang
menetap.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. PERSIAPAN
PROSEDUR
1.1 Persiapan alat :
1.1.1 bantal seperlunya.
1.1.2 Papan kaki
1.1.3 Handuk
1.1.4 Penopang bantal
1.2 Persiapan pasien :
1.2.1 memberi penjelasan langkah – langkah tindakan
1.2.2 menjelaskan tujuan dilakukan perubahan posisi.
1.3 Persiapan lingkungan
1.3.1 menutup gorden/ skerem
2. PELAKSANAAN :
2.1 Mencuci tangan 6 langkah
2.2 mempersiapkan alat didekatkan
2.3 tinggikan kepala tempat tidur 45 – 60 drajat
2.4 Topangkan kepala diatas tempat tidur atau bantal
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
11 Januari 2016
Barat
RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
1. Sign in
a. Perawat mengevaluasi kembali rekam medis pasien yang
bersangkutan dan berkaitan dengan identitas.
b. Perawat memeriksa kembali dokumen termasuk surat
persetujuan pembedahan atau informed concent.
c. Perawat mengukuran vital sign terakhir.
d. Perawat memeriksa riwayat alergi.
e. Dokter anesthesia menjelaskan tentang prosedur
pembiusan.
f. Dokter anesthesia mengantisipasi resiko kehilangan darah
saat pembedahan, resiko gangguan pada jalan nafas dan
keamanan prosedur anesthesi yang akan dikerjakan.
PROSEDUR
g. Dokter bedah mengkonfirmasi lokasi pada tubuh yang akan
dimanipulasi oleh pembedahan, di bagian mana, kiri atau
kanan, depan atau belakang.
2. Time Out
a. Dokter bedah meninjau kembali lokasi insisi pada tubuh
pasien.
b. Perawat melaporkan kesiapan alat / instrument.
c. Perawat melaporkan keadaan sterilitas alat dan termasuk
perhitungan jumlah kasa.
d. Dokter anesthesia menyampaikan mengenai obat
antibiotika profilaksis yang telah diberikan beserta hasil
pemeriksaan penunjang.
RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
d. Perawat memberikan label sesuai identitas pasien pada
jaringan yang telah diangkat dari tubuh pasien.
e. Dokter bedah sebagai operator beserta dokter anesthesia
menyampaikan hal-hal yang perlu diperhatikan pada masa
pemulihan pasien dan perawatan pasca operasi
selanjutnya
445/SPO.270/IBS 02 1/2
RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
445/SPO.270/IBS 02 2/2
RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
PROSEDUR 1. Pasien diantarkan ke Ruang operasi oleh perawat ruangan
rawat inap, igd, icu, rawat jalan,
2. Tergantung kondisi pasien, pasien dapat diantar dengan
membawa bed atau dengan kursi roda.
3. Dilakukan serah terima berita acara tindakan operasi antara
perawat ruangan dengan petugas kamar operasi, beserta
status pasien dan obat-obatan yang diperlukan.
4. Petugas kamar operasi memeriksa kembali kelengkapan
administrasi dan identitas pasien.
5. Setelah dinilai lengkap, pasien kemudian dipindahkan ke
brankar kamar operasi.Lakukan pemindahan senyaman
mungkin.
6. Setelah pasien diatas brankar, posisikan senyaman mungkin,
bed pasien dikeluarkan.
7. Ganti semua pakaian dengan pakaian kamar operasi,
lepaskan semua perhiasan, beri penutup kepala, lakukan
senyaman mungkin sesuai tata krama. Tenangkan pasien.
8. Setelah selesai, pasien ditransport ke ruang operasi,
pindahkan pasien ke meja operasi dan Posisikan senyaman
RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
TIME OUT
No Dokumen No. Revisi Halaman
445/SPO.272/IBS 02 1/1
RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
Tanggal Terbit Ditetapkanoleh,
STANDAR Direktur RSUD Al Ihsan
PROSEDUR
OPERASIONAL
H. Komar Hanafi, dr,.MKM
Pembina Utama Muda
NIP. 19580128198802 1 001
PENGERTIAN Suatu prosedur perifikasi yang harus dilakukan sebelum pasien
dilakukan incisi
TUJUAN 1. Untuk melakukan konfirmasi terhadap kebenaran identitas
pasien.
2. Untuk mengetahui kesiapan tim operasi ( dokter anestesi,
dokter bedah, asisten anestesi, dan tim operasi).
3. Untuk mengetahui kesiapan dan melakukan konfirmasi alat-