2. Pelaksanaan
a. Petugas On Call dihubungi oleh supervisor/
perawat ok yang sedang dinas.
b. `Sopir yang sudah ditunjuk untuk menjemput.
c. Sopir Menjemput semua Petugas On Call tidak
terkecuali dari yang terjauh sampai yang
terdekat.
d. Sopir membawa surat tugas
e. Sopir mengantarkan kembali petugas On Call
ke rumahnya masing-masing
f. Sopir kembali ke Rumah Sakit.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Pengertian
Penatalaksanaan Pasien Pra Induksi adalah suatu kegiatan
pengecekan ulang yang dilakukan sebelum pasien dilakukkan
tindakan anestesi meliputi :
1. Mengecek kembali checklist keselamatan pasien ( Sign
In) .
2. Pemasangan Alat dan Monitor anestesi sebelum
dilakukan pembiusan.
3. Menuntun pasien melakukan Do’a untuk menenangkan
pasien agar tidak cemas.
Tujuan
Mempersiapkan secara matang dan sesuai prosedur baik Medis
maupun Non Medis sehingga tindakan Anesthesi dapat
dilakukan dengan baik dan dengan harapan bebas dari
komplikasi.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 Kebijakan Umum
Direktur membuat kebijakan dan prosedur tentang pelayanan
anestesi dan bedah di RSUD AL IHSAN.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Prosedur
1. Persiapan Medis :
a. Status Generalis.
b. Diagnosa dan Rencana Tindakan Anestesi.
c. Konsultasi ke Spesialis Lain jika dibutuhkan.
2. Persiapan Non Medis :
a. Informed Concent.
b. Surat Persetujuan dan Penolakan Tindakan
Anestesi.
c. Persiapan Darah ( Jika Perlu ).
d. Persiapan Tindakan Anestesi meliputi Obat, Alat
yang akan digunakan untuk tindakan anestesi.
e. Persiapan Puasa Minimal 6 jam sebelum Anestesi.
3. Pada saat akan dilakukan tindakan Anestesi :
a. Melepaskan pakaian, perhiasan, gigi palsu, Cat
Kuku dan Lipstik
b. Pemberian Premedikasi sesuai instruksi dokter
Spesialis Anestesi.
c. Instruksi khusus sesuai tindakan pembedahan
yang akan dilakukan : Pasang NGT, Urine
Catheter.
Instalasi terkait
1. Instalasi Bedah Sentral.
2. SMF Anestesi.
3. Rawat Inap, ICU, IGD, Rawat Jalan.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Pengertian
Penerimaan pasien di Ruang Persiapan adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh perawat ruang rawat inap, IRJ,
IGD, ICU kepada perawat IBS di ruang persiapan untuk
pengecekan kembali pasien Pra anestesi dan Bedah, dengan
menggunakan check list Keselamatan Pasien meliputi :
1. Data Pasien.
2. Persiapan Fisik dan Mental.
3. Kelengkapan Penunjang Data.
4. Kelengkapan Alat Kesehatan dan Obat-obatan.
Tujuan
Untuk mencegah terjadinya kekeliruan dokumentasi medis
pasien, kesalahan pasien, kesalahan prosedur, lokasi operasi
dan persiapan obat-obat penunjang operasi.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan 2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN.
Prosedur
1. Siapkan :
a. Pakaian Pasien khusus IBS.
b. Kereta dorong khusus Instalasi Bedah Sentral.
c. Alas Kereta Dorong.
d. Tutup Kepala Pasien.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
2 Lepaskan seluruh pakaian pasien diganti dengan
Prosedur
pakaian dan topi khusus pasien IBS.
3. Pindahkan Pasien ke Kereta dorong khusus IBS.
4. Periksa kembali Keadaan Umum : CM, Apatis,
Samnolen, Soppor Coma atau Coma.
5. Tanda – tanda Vital pasien : TD, Nadi, Suhu Badan
dan Respirasi.
6. Periksa Kembali kelengkapan pasien :
a. Status List ( Dokumentasi Medis )
b. Diagnosa, Jenis Operasi dan Lokasi Operasi.
c. Surat Ijin Persetujuan Operasi ( Informed
Concernt ).
d. Persiapan Fisik : Puasa, Laverment, Cukur daerah
Operasi.
e. Premedikasi.
f. Persiapan Fisik : Puasa, Laverment, Cukur daerah
Operasi.
g. Premedikasi.
h. Lain – lain : Medical Supply, darah dan obat -
obatan.
7. Lepaskan Perhiasan dan gigi palsu.
8. Berikan Support Mental.
9. Menanda tangani Timbang terima sesuai format
check list yang berlaku di IBS
1. Petugas Ruang Persiapan IBS.
Instalasi terkait
2. Rawat Inap, ICU, Instalasi Farmasi
3. IGD, Rawat Jalan, SMF Anastesi
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Pengertian
Persiapan Pasien Pra Operasi adalah suatu kegiatan
pengecekan ulang yang dilakukan sebelum pasien
dilakukkan tindakan pembedahan meliputi :
1. Pengecekan ulang identitas pasien, jenis tindakan
operasi, kelengkapan obat dan alat operasi.
2. Mengecek kembali checklist keselamatan pasien
( Sign In, Time Out dan Sign Out ) .
3. Pemasangan Alat yang menunjang tindakan operasi
4. Pengecekan ulang penandaan dan pencukuran area
operasi
5. Menuntun pasien melakukan Do’a.
Tujuan
Mempersiapkan secara matang dan sesuai prosedur baik
Medis maupun Non Medis sehingga tindakan operasi dapat
dilakukan dengan baik dan dengan harapan bebas dari
komplikasi.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 prosedur pelayanan anestesi dan
bedah di RSUD AL IHSAN.
Prosedur
1. Persiapan Medis :
a. Status Generalis.
b. Diagnosa dan Rencana Tindakan Operasi.
c. Konsultasi ke Spesialis Lain jika dibutuhkan.
2. Persiapan Non Medis :
a. S I O ( Surat Ijin Operasi )
b. Persiapan Darah ( Jika Perlu ).
c. Persiapan Tindakan Operasi
d. Persiapan Puasa Minimal 6 jam sebelum Operasi.
3. Indikasi Konsul ke SMF lain jika dibutuhkan.
4. Persiapan Mental / Psikis pasien termasuk Informed
Concernt.
5. Mengganti pakaian luar dengan khusus kamar
operasi.
6. Pada saat akan dilakukan tindakan pembedahan :
a. Memindahkan pasien ke meja operasi.
b. Pencucian area operasi
c. Pemasangan alat sesuai instruksi dokter operator.
d. Instruksi khusus sesuai tindakan pembedahan
yang akan dilakukan : Pasang NGT, Urine
Catheter.
Instalasi terkait
1. SMF Anestesi.
2. Rawat Inap, ICU, IGD, Rawat Jalan.
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Pengertian
Observasi Tanda – tanda Vital di Instalasi Bedah Sentral
adalah Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
keadaan umum pasien dan tanda – tanda vital pasien, agar
dalam pelaksanaan tindakan operasi berjalan dengan baik
tanpa ada komplikasi penyakit lain.
Tujuan
Mempersiapkan keadaan umum pasien dalam kondisi baik
sehingga tindakan operasi dan anestesi berjalan dengan baik
tanpa ada komplikasi penyakit lain.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN.
Prosedur
Persiapkan alat –alat untuk memeriksa Keadaan Umum
pasien, diantaranya :
1. Monitor pasien
2. Sphygmomanometer / Tensimeter
3. Thermometer
4. Saturasi
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Pengertian
Adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam memberikan
obat – obatan penenang sebelum pelaksanaan tindakan
anestesi yang di lakukan oleh Tim Anestesi di Ruang
Persiapan IBS
Tujuan
Untuk mengurangi rasa cemas pada pasien.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
Instalasi terkait
1. SMF Anestesi
2. IBS
3. Depo Farmasi
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Pengertian
Pengoperasian Mesin dan Alat Anestesi adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh Tim Anestesi dalam menunjang
pelaksanaan Pembiusan dan monitoring dalam Tindakan
operasi sehingga berjalan dengan baik sesuai yang
diharapkan dan tidak terjadi komplikasi.
Tujuan
Untuk menunjang pelaksanaan pembiusan dan monitoring
dalam tindakan operasi sesuai dengan jenis operasi yang
akan dilakukan dan keadaan umum pasien.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
Prosedur
Tim Anestesi mempersiapkan mesin dan alat anestesi dalam
kondisi baik dan siap pakai, meliputi :
1. Unit Mesin Anestesi
2. Ventilator
3. Bedside Monitor lengkap dgn 5 parameter
4. Sumber Oksigen Sentral.
5. Sumber N2O Sentral.
6. Suction pump.
Instalasi terkait
1. SMF Anestesi.
2. IBS
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Pengertian
Anestesi umum adalah salah satu teknik pembiusan yang
dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat anestesi langsung
melalui pembuluh darah atau dengan inhalasi agar pasien tidak
sadar sehingga tidak terasa nyeri pada saat dilakukan tindakan
operasi.
Tujuan
Untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar agar
dalam pelaksanaan tindakan operasi pasien tidak merasakan
kesakitan / nyeri, cemas dan ketakutan.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Prosedur
6. Beritahukan kepada operator bahwa tindakan operasi sudah
dapat dilakukan.
7. Setelah tindakan pembedahan selesai pasien dilakukan
ekstubasi agar pasien sadar kembali.
8. Berikan oksigen yang adekuat.
9. Setelah sadar pindahkan pasien ke ruang pemulihan.
10. Berikan kembali oksigen yang adekuat sampai pasien sadar
penuh selama 1-2 jam pasca pembedahan.
Instalasi terkait
1. Tim Anestesi.
2. IBS.
3. Depo Farmasi.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Pengertian
Pemantauan yang dilakukan oleh tim anestesi pada pasien
yang dilakukan tindakan anestesi local agar dapat diketahui
jika ada perubahan fungsi vital yang menyebabkan
komplikasi sehingga dapat segera ditanggulangi oleh tim
anestesi.
Tujuan
Sebagai acuan dalam monitoring pasien dengan anestesi
lokal.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
Prosedur
1. Pasien disiapkan di meja operasi.
2. Pasang bedside monitor ( Tensi darah dan saturasi
O2).
Instalasi terkait
1. Tim Anestesi IBS
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Pengertian
Operasi darurat atau cito adalah suatu tindakan operasi yang
harus dilakukan sesegera mungkin ( kurang dari 6 jam ).
Tujuan
Untuk menyelamatkan jiwa pasien dengan tindakan segera.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
Prosedur
1. Dokter IGD berkonsultasi kepada Dokter Spesialis
Bedah atau Kebidanan.
2. Dokter IGD dan Kebidanan, melaporkan kepada
Petugas Instalasi Bedah Sentral untuk menjadwalkan
pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan
darurat.
3. Jika di luar jam kerja menghubungi dan menjemput
petugas On Call.
4. Segera kirim pasien ke Instalasi Bedah Sentral.
5. Siapkan Pasien yang akan dilakukan tindakan
pembedahan darurat / cito.
Instalasi terkait
1. Instalasi Gawat Darurat.
2. Rawat Inap.
3. Medical Record.
4. Depo Farmasi.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat
Pengertian
Penyediaan / Medical Supply, obat – obatan cairan anestesi
adalah suatu langkah dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhan obat – obat anestesi yang digunakan di Instalasi
Bedah Sentral sesuai Standar yang berlaku.
Tujuan
1. Memperlancar pelaksanaan tindakan pembiusan.
2. Menghindari terjadinya penyalahgunaan obat di luar
standar.
3. Menghindari permasalahan yang timbul akibat ketidak
siapan medical supply oleh depo farmasi IBS.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
Kebijakan
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
Prosedur
1. Dokter Spesialis Anestesi mengajukan kebutuhan obat –
obat anestesi sesuai standar yang disepakati.
2. Depo Farmasi IBS mengajukan permintaan obat – obat
anestesi sesuai pengajuan dokter anestesi dan
disesuaikan dengan standar yang berlaku kepada
Instalasi Farmasi.
3. Depo Farmasi Menyediakan dan menyimpan obat – obat
anestesi secara terpisah di lemari obat dan lemari es
secara hati – hati dan aman di Instalasi Bedah Sentral.
Tujuan
1. Pendekatan secara moril kepada pasien
2. Memeriksa ulang identitas, keadaan umum pasien
agar tindakan pembiusan berjalan dengan baik tanpa
ada komplikasi
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
Prosedur
1. Memperkenalkan diri kepada pasien.
2. Memeriksa kembali identitas pasien, riwayat penyakit,
diagnosa, tindakan pembedahan yang dilakukan.
3. Memberikan dukungan moral dan menjelaskan
tindakan induksi yang akan dilakukan.
Instalasi terkait
1. SMF Anestesi
2. Perawat Anestesi
3. IBS
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat
Tujuan
1. Menghilangkan rasa sakit selama tindakan operasi.
2. Mempertahankan fungsi Vital dalam kondisi baik dan
normal.
3. Mengurangi atau menghilangkan rasa cemas dan takut
dan memberikan rasa aman pada pasien terutama
yang dilakukan tindakan anestesi regional.
4. Memberikan rasa aman dan nyaman kepada Operator.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
Prosedur
1. Dokter Spesialis Anestesi memberikan instruksi
kepada tim untuk persiapan tindakan anestesi yang
akan dilakukan.
2. Pemeriksaan kembali mesin dan alat anestesi yang
akan digunakan sebelum tindakan anestesi dimulai.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Prosedur
3. Menyiapkan obat – obat anestesi yang akan
digunakan dan diberi label dalam spuit dekat dengan
dokter spesialis anestesi.
4. Memasukan obat anestesi melalui infus.
5. Melakukan induksi dan intubasi jika dilakukan Anestesi
Umum.
6. Memberitahukan kepada Operator jika tindakan sudah
dapat dilaksanakan.
7. Monitoring selama tindakan operasi.
8. Melakukan Ekstubasi jika tindakan operasi sudah
Instalasi terkait
1. Dokter Spesialis Anastesi
2. IBS
3. SMF Bedah, SMF Obgyn, SMF THT, SMF Mata
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Pengertian
Suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh petugas
anestesi kepada pasien yang dilakukan setelah
pemberian anestesi dan akan dipindahkan ke
ruang pemulihan.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
Prosedur
1. Pasien tidak boleh dipindahkan dari kamar
operasi kecuali jalan napasnya sudah dijamin
paten dan stabil, dengan ventilasi dan
oksigenasi yang adekuat, serta hemodinamik
yang stabil.
2. Pemindahan pasien ke ruang pemulihan
harus didampingi oleh dokter anestesi yang
memahami kondisi pasien.
3. Selama pemindahan dokter anestesi
bertanggung jawab terhadap jalan napas,
pernapasan, dan sirkulasi dan diberikan
bantuan sesuai kondisi pasien.
4. Oksigen suplemen harus diberikan saat
memindahkan pasien dengan resiko
hipoksemia
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
5. Pasien yang tidak stabil harus tetap
Prosedur terintubasi dan bila akan dipindahkan ke RR
harus tetap termonitor dengan monitor
portable dan harus tersedia obat-obatan
emergensi
6. Pasien dengan resiko aspirasi atau
perdarahan saluran napas atas harus
dipindahkan dengan posisi lateral.
7. Setelah tiba di ruang pemulihan, segera
lakukan pemeriksaan patensi jalan napas,
tanda vital, dan oksigenasi.
8. Posisikan posisi pasien head up (bila tidak ada
kontraindikasi).
9. Lakukan serah terima pasien kepada perawat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
PEMBERIAN ANESTESI
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
PEMBERIAN ANESTESI
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
6. Pada saat yang sama seorang dokter spesialis anestesi
PROSEDUR hendaknya membatasi diri bertanggung jawab maksimal
tiga pelayanan anestesi.
7. Semua pasien yang menerima tindakan anestesi oleh
bukan dokter anestesi atau oleh perawat anestesi
menjadi tanggung jawab dokter anestesi dalam
pelaksanaannya dibantu oleh tenaga perawat terlatih
anestesi
8. Dokter spesialis dipantau sesuai dengan standar
pemantaun dasar intra operatif
9. Semua pasien dipantau sesuai dengan standar
pemantauan dasar intra operatif.
10. Tenaga perawat anestesi harus selalu berada di dalam
kamar operasi yang bertanggung jawabnya selama
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
INFORMED CONSENT
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
3. Pelaksanaan informed concent tersebut dianggap benar
PROSEDUR bila persetujuan atau penolakan tindakan medik :
a. Diberikan tanpa paksaan.
b. Diberikan setelah mendapat informasi dan
penjelasan yang dibutuhkan.
c. Dilakukan oleh pasien dewasa yang sehat mental ( >
17 tahun ).
d. Bagi pasien dewasa yang mengalami gangguan
mental maka persetujuan tindakan di tandatangani
oleh orangtua / wali / curator.
e. Bagi pasien dibawah umur 17 tahun dan tidak
mempunyai orang tua / wali atau orangtua / wali
berhalangan hadir persetujuan di tandatangani oleh
keluarga terdekat atau induk semangnya.
4. Persetujuan medik ini diperlukan untuk tindakan operasi
yang membutuhkan tindakan anestesi umum ataupun
regional, tindakan medik yang beresiko tinggi, tindakan
INFORMED CONSENT
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
9. Setelah melakukan perluasan operasi maka dokter
PROSEDUR operator harus memberikan informasi kepada pasien
dan keluarganya.
a. Diberikan setelah mendapat informasi dan
penjelasan yang dibutuhkan
b. Dilakukan oleh pasien dewasa yang sehat mental ( >
17 tahun )
c. Bagi pasien dewasa yang mengalami gangguan
mental maka persetujuan tindakan di tanda tangani
oleh orang tua / wali / curator
d. Bagi pasien dibawah umur 17 tahun dan tidak
mempunyai orang tua / wali atau orang tua / wali
berhalangan hadir persetujuan di tanda tangani oleh
keluarga terdekat atau induk semangnya.
10. Persetujuan medik ini diperlukan untuk tindakan operasi
yang membutuhkan tindakan anestesi umum ataupun
INFORMED CONSENT
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
INFORMED CONSENT
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
3. Penilaian factor keadaan cardiovaskuler, pulmonal dan
PROSEDUR organ lain.
4. Obat – obat yang diberikan harus seminimal mungkin atau
dosis rendah mengingat factor metabolisme yang rendah,
masa sirkulasi dan kemampuan organ – organ lain yang
sudah berkurang.
5. Lakukan monitoring seketat mungkin baik pre operasi,
durante operasi dan post operasi.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
2. Intra Operasi :
a. Pasang alat monitor vital sign pada pasien yang
akan dilakukan tindakan anestesi dan operasi.
b. Monitoring di catat pada catatan / kartu anestesi
selama tindakan anestesi dan operasi berlangsung
sampai selesai.
c. Berikan tindakan segera jika ditemukan masalah
dalam monitoring tersebut.
3. Pasca Operasi :
a. Pasien yang dalam kondisi pemulihan pasca operasi
di tempatkan di ruang pemulihan.
b. Pasang monitor vital sign pada pasien.
c. Catat perkembangan kondisi fisik pasien selama
pemulihan.
d. Pasien yang dalam kondisi pemulihan post operasi
di tempatkan di ruang pemulihan.
e. Pasang monitor vital sign pada pasien.
f. Catat perkembangan kondisi fisik pasien selama
pemulihan.
g. Jika memungkinkan pasien dapat di pindahkan ke
ruang rawat inap, ICU atau pulang.
1. SMF Anestesi
UNIT TERKAIT 2. Perawat anestesi terlatih.
3. IBS.
MONITORING UMUM
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
MONITORING UMUM
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
PENGERTIAN Adalah alat – alat yang digunakan oleh penyedia anestesi untuk
menghantarkan oksigen dan obat – obat anestesi inhalasi,
mengontrol ventilasi, monitor fungsi peralatan dan memberikan
anestesi yang paling aman selama tindakan operasi.
1. Menghantarkan oksigen dan obat – obat inhalasi kepada
TUJUAN pasien.
2. Mengontrol ventilasi.
3. Monitor fungsi peralatan.
4. Memberikan anestesi paling aman selama tindakan operasi.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
MONITORING SEDASI
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
TUJUAN Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan
mutakhir secara periodik dan teratur
PERENCANAAN ANESTESI
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
PERENCANAAN ANESTESI
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
c. Tinggi dan Berat Badan.
PROSEDUR d. Frekuensi nadi, tekanan darah, pola dan frekuensi
pernafasan, serta suhu badan.
e. Jalan Nafas ( Airway ).
f. Evaluasi kondisi jantung.
g. Auskultasi paru – paru : adakah ronchi dan
wheezing.
h. Abdomen : adakah distensi, massa, ascites, hernia
atau tanda regurgitasi.
i. Ekstremitas : adakah perfusi distal, sianosis.
3. Pemeriksaan Penunjang ( Laboratorium, Rontgen dan
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Standar Prosedur
Operasional
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
PENGERTIAN Tindakan yang dilakukan pada pasien pre, intra dan pasca
operasi sesuai kebutuhan dalam tindakan operasi.
1. Untuk memperbaiki keadaan umum pasien.
TUJUAN 2. Menambah Hb pasien dengan Anemia karena
perdarahan pre, Intra dan pascq operasi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Periksa kondisi pasien pre operasi/anestesi :
PROSEDUR a. Pemeriksaan konjunctiva, anemis?
b. Apakah ada perdarahan atau tidak ? dalam atau luar?
c. Pemeriksaan Hb pre operasi ke Laboratorium.
d. Melaksanakan instruksi dokter untuk pemasangan
transfusi.
2. Periksa kondisi pasien durante operasi :
a. Dr anestesi memeriksa konjunctiva pasien apakah
anemis atau tidak.
b. Dr ahli bedah memberitahukan dan berkolaborasi
dengan dokter anestesi bahwa perdarahan banyak
sehingga membutuhkan transfusi.
c. Dokter anestesi memberikan instruksi kepada petugas
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Standar Prosedur
Operasional
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
PENGERTIAN Adalah Tindakan anestesi yang dilakukan pre, durante dan post
operasi dibuat dalam laporan tertulis yang dituangkan ke dalam
rekam medis pasien, lengkap dan ditandatangani oleh dokter
anestesi yang melakukannya sebelum pasien dipindahkan ke
Ruang Rawat Inap.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Tanggal Terbit
Standar Prosedur
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
punggung tangan kiri, gosokkan secara merata dan
PROSEDUR bergantian selama 3 menit
c. Mengatupkan ke dua telapak tangan menggosok
disela-sela jari dengan jari selama 3 menit secara
bergantian.
d. Mengunci kedua telapak tangan dengan cara
ditekuk berlawanan kemudian digosokan selama 3
menit.
e. Putar ibu jari kiri dengan tangan kanan, begitu pula
sebaliknya selama 3 menit.
f. Menggosokkan ujung jari tangan kanan ke telapak
tangan kiri, begitu pula sebaliknya, dilanjutkan
sampai sikut kemudian bilas dengan air steril.
5. Tutup kran denganmenggunakan sikut, sensor atau
pedal kaki.
6. Keringkan dengan menggunakan handuk steril yang
disediakan.
7. Memakai gaun operasi / jas operasi dan memakai
sarung tangan steril.
8. Siap melakukan tindakan operasi.
9. Setelah tindakan operasi selesai maka Lakukan cuci
tangan bersih.
10. Keringkan dengan alat pengering atau handuk bersih
yang disediakan.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
STERILISASI LINEN
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
PENGERTIAN Adalah suatu proses yang dilakukan oleh petugas CSSD untuk
membunuh kuman dan STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL ( SPO )ra pada linen yang digunakan untuk
kelengkapan drapping tindakan operasi dengan menggunakan
alat sterilisasi uap kering atau basah.
1. Pedoman bagi CSSD dalam melakukan tindakan sterilisasi
TUJUAN linen operasi.
2. Membunuh kuman dan STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL ( SPO )ra penyebab infeksi.
3. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Linen yang sudah bersih dan kering dari laundry dilipat
PROSEDUR sesuai ketentuan lipatan doek operasi.
2. Packing set doek dan jas operasi untuk tindakan operasi
sedang, besar dan khusus, yaitu :
a. Operasi Sedang : 2 jas operasi, 2 doek sisi, 1 doek
atas, 1 doek bawah, 1 doek bolong besar, 2 handuk
kecil.
b. Operasi Besar : 3 jas operasi, 2 doek sisi, 1 doek
atas, 1 doek bawah, 1 doek bolong besar, 1 doek
bawah cadangan, 3 handuk kecil.
c. Operasi Khusus : 4 jas operasi, 2 doek sisi, 1
doek atas, 1 doek bawah, 1 doek bolong besar, 1 doek
bawah cadangan, 4 handuk kecil.
STERILISASI LINEN
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
TIM ANESTESI
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
1. SMF Anestesi.
UNIT TERKAIT 2. IBS
3. 1Direktur RSUD AL IHSAN
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
dalam Larutan Clorin 0,5% selama 10 mnt, untuk
PROSEDUR Operasi Infeksi rendam selama 15 – 20 menit
dalam larutan Clorin 0,5% atau rendam selama 1
jam dalam larutan savlon 1 %.
b. Keluarkan alat dari rendaman clorin.
c. Cuci dibawah air mengalir kemudian dicuci
kembali dengan savlon dengan menggunakan
sikat instrument yang lembut, untuk
membersihkan celah – celah instrument dengan
terlebih dahulu melepaskan penguncinya.
d. Bilas kembali di bawah air mengalir.
e. Pisahkan instrument tajam, halus dari instrument
besar, berat dan kasar, untuk menghindari
kerusakan.
f. Uraikan diatas kain alas kering.
g. Keringkan alat / instrument dengan menggunakan
pengering, diangin – angin atau di lap.
h. Olesi dengan cairan anti korosif agar alat tidak
mudah berkarat dan tetap baik fungsinya.
i. Alat / instrument siap untuk packing / set
kemudian simpan di rak packing non steril untuk
kemudian disterilkan.
j. Jika ada alat yang rusak atau berkurang fungsinya
maka petugas segera melaporkan dan
mengajukan alat / instrument baru sesuai
kebutuhan.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
1. Perawatan Harian :
PROSEDUR a. Kamar Operasi dalam keadaan tidak digunakan :
1) Matikan Lampu Kamar Operasi.
2) Rapihkan peralatan kamar operasi dengan baik
dan benar.
3) Tutup semua pintu dengan rapat ( pintu masuk,
pintu keluar dan pintu tempat cuci tangan ).
4) Hidupkan AC untuk mencegah pengembunan dan
jamur, dan merusak alat yang ada.
5) Nyalakan lampu Ultra Violet, selama 8 – 24 jam
setiap hari untuk mempertahankan sterilitas kamar
operasi.
b. Kamar Operasi sedang Dipakai ( Operasi sedang
berjalan )
1) Hidupkan lampu kamar operasi.
2) Lakukan desinfeksi dengan larutan alcohol pada
semua peralatan yang ada di kamar operasi yang
akan dipakai.
3) Siapkan alat – alat yang akan dipakai sesuai
dengan rencana tindakan operasi baik alat – alat
Steril maupun Non steril.
4) Pertahankan sterilitas Kamar Operasi dengan cara
:
a) AC tetap hidup / dinyalakan dengan
penyaringan udara ( HEPA Filter ).
b) Pintu masuk – keluar kamar tindakan operasi
tertutup rapat.
c) Keluar Masuk personil sesuai dengan alur
yang telah ditentukan.
d) Jumlah personil yang ada di kamar operasi
harus dibatasi.
e) Memakai baju khusus piama kamar operasi
untuk petugas.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Kamar operasi Setelah digunakan.
PROSEDUR 1) Semua peralatan yang ada di kamar operasi
dan diseka dan dibersihkan dengan larutan
desinfektan ( Lysol 70 % ) setelah dipakai.
2) Keluarkan instrument kotor, sarung tangan
kotor, dan linen kotor melalui pintu keluar alat
– alat kotor ( belakang kamar operasi ).
3) Keluarkan sampah medis dalam kantong
plastik yang sudah diikat dan tertutup rapat ke
alur pintu pembuangan.
4) Bersihkan noda – noda yang ada pada
dinding, lampu operasi, pintu, dan lain – lain
dengan menggunakan larutan deterjen dan di
seka dengan larutan desinfektan.
5) Bersihkan lantai dengan larutan desinfektan.
6) Peralatan dirapihkan kembali dan disusun di
tempat semula dengan teratur.
7) Semprot ruangan yang tidak dipakai dengan
larutan pembunuh nyamuk, misalnya : baygon.
8) Matikan lampu – lampu yang ada di kamar
operasi setelah semua tindakan dilakukan.
2. Perawatan Mingguan
a. Dilakukan secara teratur setiap hari jumat minggu
ke II dan IV.
b. Keluarkan semua alat yang ada di kamar operasi
I, II, III dan IV dan diletakkan sementara di koridor.
c. Bersihkan semua dinding, lantai, pintu, lampu
operasi
d. di kamar operasi I, II, III, IV dengan larutan
desinfektan ( Lysol 1 % ).
e. Bersihkan seluruh kaca dengan pembersih kaca
sampai bersih.
f. Bersihkan tempat cuci tangan dengan pembersih
kaca, bilas dengan air bersih dan keringkan
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
g. Masukkan kembali alat – alat setelah
pembersihan.dan pengeringan kamar operasi
dilaksanakan dan diletakkan secara tersusun dan
rapi sesuai fungsinya
h. Matikan lampu – lampu, tutup pintu – pintu dengan
rapat.
i. Semprot ruangan dengan larutan pembunuh
nyamuk / lalat misalnya baygon.
j. Untuk semetara kegiatan operasi elektif dihentikan
kecuali tindakan operasi cito / darurat.
3. Perawatan Mendadak ( sewaktu / Cito )
a. Lakukan perawatan bila kamar operasi
terkontaminasi ( pus, Faeces, atau kasus infeksi ).
b. Keluarkan linen, instrument dan sarung tangan
melalui alur pembuangan alat kotor. Pengelola
linen dan instrument disesuaikan dengan
peraturan yang berlaku.
c. Keluarkan sampah melalui alur alat kotor.
d. Keluarkan setiap set instrument yang telah selesai
digunakan, di periksa ulang untuk kemudian
diserahkan ke CSSD untuk diproses sesuai
dengan ketentuan yang berlaku pada kasus
pasien dengan infeksi atau penyakit menular.
e. Bersihkan kembali alat – alat di kamar operasi
kemudian masukkan kembali setelah pembersihan
selesai dilakukan
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. Depo Farmasi dan Gudang Farmasi.
3. Bagian Pengadaan Alat Kesehatan dan Obat RS
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Prosedur 11 Januari 2016
Operasional
MEMBUAT AMPRAHAN
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Standar Prosedur
Operasional
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional Terbit
11 Januari
2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional Terbit
11 Januari
2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
2. Bagian Pengadaan Umum mengajukan permintaan
PROSEDUR kebutuhan gas Nitrogen ( N2O ) secara rutin setiap
bulan kepada Direktur dan Midle Manager RSUD AL
IHSAN.
3. Pengajuan gas Nitrogen ( N2O ) disetujui dan ditanda
tangani oleh Direktur sesuai hasil kesepakatan
dengan Midle Manager.
4. Panitia Pengadaan Menyeleksi Rekanan Kerja yang
akan ikut dalam pengadaan gas Nitrogen ( N2O )
dengan melampirkan MOU ( Kontrak Kerja ).
5. Bagian Pengadaan Umum memenuhi permintaan gas
Nitrogen ( N2O ) di Instalasi Bedah Sentral.
6. Pengiriman gas Nitrogen ( N2O ) ke Instalasi Bedah
Sentral setiap 2 minggu sekali, minggu ke 2 dan
minggu ke 4.
7. Gas Nitrogen ( N2O ) diserahkan ke Instalasi Bedah
Sentral.
8. Catat dalam buku serah terima gas Nitrogen ( N2O)
yang terisi dan kosong kemudian ditandatangani oleh
petugas bersangkutan.
9. Faktur pengiriman gas Nitrogen ( N2O ) diserahkan ke
bagian pengadaan umum RSUD Al Ihsan.
10. Lakukan pemeriksaan ulang setelah faktur diterima
oleh bagian pengadaan umum.
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
PENGERTIAN Adalah suatu ketentuan jumlah kasa dalam satu pak adalah
10, sesuai dengan kesepakatan antara Tim Operasi untuk
memudahkan dalam penghitungan sebelum dan sesudah
tindakan operasi dilakukan.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
PROSEDUR 1. Pasien disiapkan dari ruang rawat inap, IGD atau rawat
jalan untuk prosedur tindakan operasi.
2. Siapkan alat cukur.
3. Siapkan cairan sabun antiseptic shaver.
4. Memulai mencukur 1 jam sebelum operasi.
5. Bersihkan area yang telah dicukur agar bebas dari
rambut.
6. Area operasi siap untuk pencucian dan preparasi.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat
PROSEDUR ukuran.
5. Setelah pasien dalam kondisi tidur atau dibius pasien
diposisikan lithotomy.
6. Isi Spuit dengan aquabidest steril kurang lebih 10 cc.
7. Siapkan kasa bethadine, usapkan ke area urethra dari
luar ke dalam lalu buang.
8. Folley catheter di beri jelly, kemudian didekatkan di
daerah lubang urethra, masukan secara perlahan,
untuk laki – laki sampai ujung cabang V catheter,
untuk wanita sampai keluar urine baru masukkan
aquadest ke jalur pengisian balon kurang lebih 10 cc
atau sesuai ketentuan.
9. Tarik selang catheter sampai mentok, pasang urine
bag untuk menampung urine.
10. Bereskan kembali agar rapi.
11. Perawat / dokter cuci tangan setelah tindakan.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
sedasi dsn dilakukan monitoring terhadap vital sign.
PROSEDUR 2. Tahap Selama Sedasi
a. Setiap tindakan sedasi dievaluasi kembali obat –
obatan, peralatan sedasi dan monitoring pasien
serta kelengkapan status pasien.
a. Saat pasien diberikan sedasi, maka DPJP dan
atau asisten melakukan pemantauan yang
berkesinambungan selama proses sedasi
berlangsung.
b. Selama sedasi DPJP atau asisten bereaksi cepat
terhadap kondisi pasien akibat tindakan sedasi.
c. Semua kondisi pasien selama sedasi dicatat
dalam catatan sedasi dan dimasukan di dalam
rekam medis pasien.
3. Tahap Pasca sedasi
a. Dokter Spesialis anestesi harus mengidentifikasi
keadaan pasien bila terjadi keadaan sedasi
yang berkepanjangan akibat komplikasi atau
pemulihan sedasi yang lambat.
b. Bila terjadi keadaan sedasi yang
berkepanjangan, dokter Spesialis Anestesi
membuat rencana pengelolaan keperawatan
pasien selanjutnya
c. Setiap pasien pasca sedasi diobservasi dengan
penilaian secara periodik menggunakan kriteria
pemulangan atau pengeluaran pasien dari ruang
tindakan atas pengaruh sedasi.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
anestesi dalam informed concent kepada pasien.
PROSEDUR d. Anak atau pasien yang tidak mampu mengambil
keputusan sendiri maka informed concent dilakukan
oleh keluarga pasien sebagai wali penanggung jawab.
e. Persiapan sedasi dilakukan jika pasien / keluarga /
penanggungjawab setuju terhadap tindakan
berdasarkan instruksi saat penilaian pra sedasi di
rawat jalan maupun di rawat inap sesuai instruksi saat
kunjungan pra anestesi dan didokumentasikan dalam
rekam medis pasien.
2. Tim Tahap Intra Sedasi
a. Tim Anestesi melakukan evaluasi ulang kelengkapan
status, obat, peralatan anestesi, monitoring pasien,
trolli emergency dan peralatan resusitasi.
b. Dilakukan pemasangan infuse, oksigen ( bila
diperlukan ) dan alat monitoring berdasarkan ceklist
kesiapan anestesi.
c. Tim Anestesi melakukan proses sign in.
d. Dokter anestesi melakukan penilaian ulang untuk
menilai kesiapan pasien menjalani prosedur sedasi.
e. Seluruh tim yang terlibat melakukan proses Time Out
kemudian prosedur tindakan dapat dimulai.
f. Anestesi melakukan pemantauan yang
berkesinambungan selama proses sedasi
berlangsung dan bereaksi cepat terhadap segala
kondisi pasien akibat tindakan sedasi.
g. Pemantauan yang dilakukan selama tindakan sedasi
sedang dalam adalah tekanan darah maksimal setiap
lima ( 5 ) menit, sedangkan laju nadi, laju nafas,
saturasi oksigen yang dilakukan
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
secara terus menerus dan didokumentasikan setiap
PROSEDUR lima belas ( 15 ) menit.
h. Semua kondisi pasien selama sedasi dicatat dalam
status anestesidan didokumentasikan dalam rekam
medis pasien.
i. Semua kondisi pasien selama sedasi dicatat dalam
status anestesidan didokumentasikan dalam rekam
medis pasien.
3. Tahap Pasca Sedasi
a. Setelah prosedur tindakan selesai, kondisi fisiologis
dan tanda – tanda vital pasien harus tetap dipantau
dan di catat.
b. Tim anestesi melakukan proses sign out.
c. Selama pasien berada dalam masa pemulihan
dilakukan pemantauan menggunakan skor aldrette
setiap 15 menit.
d. Pasien dinyatakan boleh pulang / pindah ruang rawat
jika skor aldrette >/ 9 oleh tim anestesi.
e. Tim anestesi mengidentifikasi keadaan pasien bila
terjadi keadaan sedasi yang berkepanjangan akibat
komplikasi atau pemulihan sedasi yang lambat. Bila
terjadi keadaan sedasi yang berkepanjangan, maka
dokter anestesi membuat rencana pengelolaan
keperawatan pasien selanjutnya dan bila diperlukan
pasien dapat langsung dipindahkan ke ruang rawat
inap atau dipulangkan.
f. Tim anestesi menginformasikan kepada perawat
ruangan bila pasien sudah pulih dan siap dipindahkan
ke ruang rawat inap atau dapat dipulangkan.
g. Tim anestesi harus menginformasikan mengenai
rencana perawatan pasien pasca sedasi kepada
pasien dan keluarga.
h. Semua proses sedasi harus terdokumentasi dan
dimasukan ke dalam rekam medis pasien.
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. SMF Anestesi
3. Rekam Medik
4. ATK
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
KONSULTASI ANESTESI
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Standar Prosedur
Operasional
KONSULTASI ANESTESI
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
LAPORAN OPERASI
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
PETUNJUK PENGISIAN
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
PETUNJUK PENGISIAN
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
PETUNJUK PENGISIAN
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Standar Prosedur
Operasional
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
KUNJUNGAN PRA-ANESTESI
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
6. Wawancara dilakukan dengan :
PROSEDUR
Membahas riwayat penyakit, riwayat alergi, kebiasaan,
pengalaman anestesi sebelumnya, dan pengobatan
yang sedang dijalani.
KUNJUNGAN PRA-ANESTESI
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
KESELAMATAN PASIEN
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Secara umum dipusatkan pada bahu dan punggung,
PENGERTIAN dapat membuat pasien nyaman karena relaksasi otot.
b. Terapi Es dan Panas.
c. Dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat
sensitivitas reseptor nyeri dan subcutan lain pada
tempat cedera dengan menghambat proses
inflamasiTranscutanneus Electric Nerve Stimulation
( TENS ).
Menggunakan unit yang menggunakan batere dengan
elektroda yang dipasang pada kulit menghasilkan
sensasi kesemutan, menggetar atau mendengung
pada area nyeri ( baik pada nyeri acute maupun
chronis ). Smeltzer dam Bare, 2002.
d. Distraksi
Memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain
nyeri. ( Smeltzer dan Bare, 2002
e. Teknik Relaksasi.
Merelaksasikan ketegangan otot yang menunjang
nyeri, hamper semua nyeri kronis. ( Smeltzer dan
Bare, 2002 )
f. Imajinasi Terbimbing.
Menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara
yang dirancang khusus untuk mencapai efek positif
tertentu. ( Smeltzer dan Bare, 2002 )
g. Hypnosis Efektif.
Cara untuk meredakan nyeri atau menurunkan jumlah
analgesic yang dibutuhkan pada nyeri akut dan kronis,
keberhasilan tergantung pada kemudahan hypnotic
individu.
1. Memberikan rasa nyaman pada waktu pemulihan.
TUJUAN 2. Mengurangi nyeri pasca operasi.
3. Mencegah komplikasi.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
PROSEDUR 1. Posisikan pasien pada posisi tidur yang nyaman sehingga
dapat mengurangi stress pada luka.
2. Lakukan tindakan massage pada bahu atau punggung.
3. Lakukan compress es atau hangat.
4. Jika masih terasa nyeri lakukan relaksasi dan teknik
distraksi ( Pengalihan Perhatian ).
Relaksasi dengan music dan atau aroma therapy.
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
PENGERTIAN Adalah tata cara yang baik dan benar sesuai aturan untuk
menggunakan defibrillator atau suatu alat elektronik untuk
memberikan kejut listrik dengan waktu yang relative singkat
dan intensitas yang tinggi kepada pasien penyakit jantung.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
PROSEDUR
11. Setelah tindakan selesai lepaskan selang dari mesin
suction kemudian di bersihkan di air mengalir setelah
itu rendam dengan larutan desinfektan untuk
mencegah infeksi nosokomial.
12. Lakukan pembersihan ulang.
13. Keringkan, petugas mencuci tangan kembali
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat
PENGOPERASIAN AC
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
PENGERTIAN Tata Cara mengoperasikan mesin surgeon air dengan baik dan
benar, sesuai dengan petunjuk.
Surgeon Air adalah suatu alat / mesin yang digunakan untuk
mensterilkan daerah sekitar area sayatan operasi.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
8. Alat / instrument operasi laparascopy telah siap pakai.
PROSEDUR 9. Pasien mulai dianestesi.
10. Dokter ahli bedah mulai melakukan Yoderm.
11. Asisten mulai memasang drapping.
12. Semua alat laparascopy disiapkan di area steril.
13. Posisikan pasien sesuai keinginan operator bedah.
14. Operator mulai melakukan incisi di atas umbilical.
15. Tusukan perres needle untuk memasukan gas CO.
terlebih dulu tes dengan spuit berisi NaCl untuk
mengetahu masuk atau tfdaknya.
16. Gas CO dimasukkan melalui trocard ukuran 10’, setelah
gas masuk, perres needle dicabut.
17. Kemudian tusukan trocard ukuran 10’ untuk memasukan
kamera.
18. Setelah kamera masuk kemudian akan terlihat kondisi di
dalam perut.
19. Buat incise lagi untuk trocard ukuran 5’.
20. Masukan alat dissector.
21. Buat incise untuk trocard ukuran 10’ untuk memasukkan
alat babcock atau allis klem.
22. Tindakan operasi dilakukan sesuai diagnose dan jenis
tindakannaya.
23. Setelah tindakan operasi selesai, kamera, babcock, dan
dissector di keluarkan.
24. Gas CO dibuang melalui trocard.
25. Trocard dicabut.
26. Luka dijahit dan di bersihkan dan dikeringkan dengan
kasa steril.
27. Tutup Luka dengan Hansaplas jumbo setelah terlebih
dahulu di usap dengan bethadine.
28. Setelah itu alat dibereskan dan disterilkan kembali.
29. Mesin dirapihkan kembali dan ditutup dengan kain
UNIT TERKAIT 1. Ibs
2. Smf obgyn
3. Smf bedah
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
SECTIO CESSARIA
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
PROSEDUR j. Presentasi Bokong dengan Tali Pusat ditunggangi.
k. Presentasi Muka dagu di belakang.
l. Janin Tumbuh Lambat ( kurang dari 70% ).
m. Rupture Uteri Iminens
n. Atas Permintaan sendiri.
2. KONTRA INDIKASI
Tidak Ada.
3. PERSIAPAN ALAT
a. Persiapan Petugas / Tim Operasi.
Satu orang Dokter ObGyn sebagai operator, dan
satu orang perawat bertindak sebagai asisten dan
instrument, satu orang petugas selaku sirkuler
b. Persiapan Pasien
1) Puasa minimal 6 jam sebelum operasi ( Cito ).
2) Pasang IVFD
3) Pasang Cathter Urine.
4) Bersihkan dinding perut.
c. Persiapan Operasi
1) Konsultasi Anestesi.
2) Pemeriksaan Laboratorium ( minimal HB, AL,
AT, CT, BT, HbsAg, Golongan Darah ).
3) Persediaan Darah.
4) Persiapan Alat Operasi ( oleh petugas IBS ).
5) Informed Consent.
4. CARA KERJA
a. Pasien ditidurkan diatas meja operasi dengan
sebelumnya diberikan premedikasi di Ruang
Persiapan oleh Tim Anestesi.
b. Dilakukan tindakan anestesi oleh dokter anestesi.
c. Cuci Savlon di area operasi / dinding perut
kemudian dengan alcohol 70% setelah itu
dilakukan Preparasi Iodine.
d. Lakukan drapping.
SECTIO CESSARIA
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
e. Setelah itu tindakan operasi dilakukan oleh
PROSEDUR operator.
f. Incisi dilakukan bisa dengan cara Pfanensteil atau
mediana sesuai indikasi kemudian sayatan
diperdalam lapis demi lapis ( subcutis, facia, otot,
peritoneum parietale ).
g. Setelah peritoneum dibuka kemudian pasang
tampon usus, dilakukan pembukaan pada plika
vesicouterina, kandung kencing disisihkan sejauh
mungkin ke kaudal.
h. Dilakukan sayatan pada segmen bawah rahim
kemudian dilebarkan secara tumpul.
i. Tangan kiri operator memegang kepala janin
( presentasi kepala ), mencari kaki janin, kemudian
melakukan ekstraksi ( pada presentasi Bokong
dan letak lintang ), setelah janin lahir dilakukan
pemotongan tali pusat, muka dan mulut bayi
dibersihkan dilakukan pengisapan lendir bayi, lalu
diserahkan kepada sirkuler untuk diserahkan ke
perawat perinatology dan dokter spesialis anak
untuk dilakukan resusitasi.
j. Sebelum plasenta dikeluarkan secara manual
terlebih dahulu suntikan oksitocin 10 U intra Mural.
k. Sudut perdarahan kanan kiri diklem, kemudian
diikat dengan benang cromic sebagai Tagel.
l. SBR dijahit dua lapis satu – satu atau Cross,
kemudian plika vesicauterina dijahit.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
5. PERAWATAN PASCA OPERASI
PROSEDUR a. Awasi tanda Vital setiap 5 menit sampai stabil.
b. Puasakan sampai dengan Bising Usus (+) jika
pasien dilakukan Narkose Umum, tp jika dilakukan
Spinal Anestesi pasien tidak usah puasa dan
Bedrest total selama 24 jam pasca Operasi.
c. IVFD tetap terpasang untuk mengontrol Balance
cairan sampai stabil.
d. Bila ada infeksi, lakukan perawatan peritonitis.
Pada Pre Eklampsia Berat dan Eklampsia dirawat
di ICU sampai Hemodinamika stabil.
e. Medikamentosa : antibiotic / roboransia / analgetik.
f. Hari ke 2 dilakukan mobilisasi dini.
g. Hari ke 3 penutup luka operasi dibuka dan diganti,
perhatikan tanda infeksi. Jika tidak ada tanda
infeksi, pasien boleh pulang, ingatkan untuk
control pasca operasi.
ASUHAN KEPERAWATAN
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
ASUHAN KEPERAWATAN
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
b) Rencana terapi
c) Pendidikan pasien
ASUHAN KEPERAWATAN
4. Implementasi Keperawatan
Tata Laksana
a. Tiga macam cakupan tindakan keperawatan :
a) Fisiologik
b) Tindakan keperawatan yg bersifat Psikologik
ASUHAN KEPERAWATAN
1) Rencana
2) Flow Sheet/Bagan Alur
3) Discharge Summary
1. Komite keparawatan
UNIT TERKAIT
2. Instalasi kamar operasi
3. Rawat Inap- rawat jalan
4. IGD
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Ditetapkan oleh :
TANGGAL DIREKTUR RSUD AL IHSAN
STANDAR TERBIT
PROSEDUR 11 Januari 2016
OPERASIONAL ( H. KOMAR HANIFI.,dr.MKM
SPO ) Pembina Utama Muda
NIP. 19580128198802 1 001
ALDRETE SCORE
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Pengertian
Penilaian yang dilakukan sebelum pasien dipindahkan ke ruang
rawat inap, ICU atau pulang.
Tujuan
Sebagai acuan untuk memindahkan pasien ke ruang rawat inap,
ICU atau pulang.
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
Prosedur
1. Jika nilai < 5 pasien pindah ke ICU.
2. Jika nilai > 7 pasien pindah ke rawat inap.
3. Jika nilai 9 atau lebih bisa pulang.
Instalasi terkait
1. Perawat RR
2. Tim Anestesi
3. Rawat Inap
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari
2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari
2016
PENGERTIAN Proses penyusunan jadwal jaga dokter anestesi di luar jam kerja
( On Call ) yang dilaksanakan pada tindakan operasi yang bukan
jadwal Elektif ( Cito ).
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari
2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari
2016
PELAPORAN KEPERAWATAN
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.146/IBS 2 2 dari 2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari
2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari
2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari
2016
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Operasional
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
11 Januari 2016
Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
2.12 Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil.
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
11 Januari 2016
Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
2.8 Mencuci tangan
2.9 Evaluasi respon pasien
2.10 Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil
4. Instalasi Intensif
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
11 Januari 2016
Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
UNIT TERKAIT 1.Instalasi Rawat Inap
2.Instalasi Rawat Jalan
3.Instalasi Gawat Darurat
4.Instalasi Intensif
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
11 Januari 2016
Barat
3. Pelaksanaan :
a) Mencuci tangan 6 langkah
b) Mempersiapkan alat didekatkan
c) Baringkan pasien terlentang mendatar ditengah tempat
tidur
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
f) Fleksikan bahu bawah dan posisikan ke depan sehingga
tubuh tidak menopang bahu tersebut
g) Letakan bantal dibawah lengan atas
h) Letakan bantal dibawah paha dan kaki sehingga
ekstremitas bertumpu secara pararel dengan permukaan
tempat tidur
i) Letakan bantal guling di belakang punggung pasien
untuk menstabilkan posisi
j) Pasang selimut
k) Cuci tangan
l) Evaluasi respon pasien
m) Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
11 Januari 2016
Barat
PENGERTIAN Posisi ini posisi setengah duduk atau duduk, dimanana bagian
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan.
1. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan
TUJUAN dan memfasilitasi fungsi pernafasan pasien.
2. Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga
meningkatnya ekspansi dada dan ventilasi
3. Mengurangi penekanan pada tubuh akibat posisi yang
menetap.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. PERSIAPAN
PROSEDUR
1.1 Persiapan alat :
1.1.1 bantal seperlunya.
1.1.2 Papan kaki
1.1.3 Handuk
1.1.4 Penopang bantal
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
5. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan
tangan bila pasien tidak dapat mengontrolnya secara
sadar
6. Tempatkan bantal di bawah punggung
7. Tempatkan bantal kecil atau gulungan di bawah
pergelangan kaki
8. Turunkan tempat tidur
9. Observasi kesejajaran tubuh, kenyamanan dan titik
potensi tekanan
10. Cuci tangan
11. Evaluasi respon pasien
12. Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
11 Januari 2016
Barat
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
proses kredential di komite medik.
PROSEDUR b. Melaksanakan pelayanan Anestesi dan sedasi
sesuai dengan kebijakan kepala RSUD Al Ihsan
Bandung dan standar prosedur operasional yang
berlaku di RSUD Al Ihsan Bandung.
c. Melakukan koordinasi secara lisan maupun
tulisan demi kelancaran penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
d. Mentaati peraturan yang telah ditetapkan oleh
Rumah Sakit Al Ihsan Bandung
e. Memberikan laporan balk lisan maupun tertulis
tentang seluruh kegiatan pengelolaan pasien yang
dilaksanakan di lingkungan Rumah Sakit Al Ihsan
Bandung
f. Memegang teguh etika yang berlaku di lingkungan
Rumah Sakit Al Ihsan Bandung.
RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
PROSEDUR 1. Sign in
a. Perawat mengevaluasi kembali rekam medis pasien yang
bersangkutan dan berkaitan dengan identitas.
b. Perawat memeriksa kembali dokumen termasuk surat
persetujuan pembedahan atau informed concent.
c. Perawat mengukuran vital sign terakhir.
d. Perawat memeriksa riwayat alergi.
e. Dokter anesthesia menjelaskan tentang prosedur
pembiusan.
f. Dokter anesthesia mengantisipasi resiko kehilangan darah
saat pembedahan, resiko gangguan pada jalan nafas dan
keamanan prosedur anesthesi yang akan dikerjakan.
g. Dokter bedah mengkonfirmasi lokasi pada tubuh yang akan
dimanipulasi oleh pembedahan, di bagian mana, kiri atau
kanan, depan atau belakang.
RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
d. Perawat memberikan label sesuai identitas pasien pada
jaringan yang telah diangkat dari tubuh pasien.
e. Dokter bedah sebagai operator beserta dokter anesthesia
menyampaikan hal-hal yang perlu diperhatikan pada masa
pemulihan pasien dan perawatan pasca operasi
selanjutnya
445/SPO.270/IBS 02 1/2
RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
445/SPO.270/IBS 02 2/2
RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
PROSEDUR 1. Pasien diantarkan ke Ruang operasi oleh perawat ruangan
rawat inap, igd, icu, rawat jalan,
2. Tergantung kondisi pasien, pasien dapat diantar dengan
membawa bed atau dengan kursi roda.
3. Dilakukan serah terima berita acara tindakan operasi antara
perawat ruangan dengan petugas kamar operasi, beserta
status pasien dan obat-obatan yang diperlukan.
4. Petugas kamar operasi memeriksa kembali kelengkapan
administrasi dan identitas pasien.
5. Setelah dinilai lengkap, pasien kemudian dipindahkan ke
brankar kamar operasi.Lakukan pemindahan senyaman
mungkin.
RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
TIME OUT
No Dokumen No. Revisi Halaman
445/SPO.272/IBS 02 1/1
RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
Tanggal Terbit Ditetapkanoleh,
STANDAR Direktur RSUD Al Ihsan
PROSEDUR
OPERASIONAL
H. Komar Hanafi, dr,.MKM
Pembina Utama Muda
NIP. 19580128198802 1 001
PENGERTIAN Suatu prosedur perifikasi yang harus dilakukan sebelum pasien
dilakukan incisi
TUJUAN 1. Untuk melakukan konfirmasi terhadap kebenaran identitas