Anda di halaman 1dari 243

PROSEDUR ANTAR JEMPUT PETUGAS ON CALL

PERAWAT KAMAR OPERASI

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD Al Ihsan 445/SPO.001/IBS 2 1/2
Provinsi Jawa Barat

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,


Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Standar Prosedur
Operasional

Pengertian Antar Jemput petugas on call di Instalasi Bedah Sentral


adalah suatu kegiatan dimana ada tindakan operasi cito di
luar jam kerja maka petugas yang menjadi tim operasi adalah
tim on call 24 jam yang sudah terjadwal, untuk itu dilakukan
antar jemput oleh sopir dan mobil khusus yang telah
ditentukan oleh Rumah Sakit sesuai SK yang berlaku dari
rumah masing-masing sampai kembali ke rumah masing-
masing.

Tujuan Agar pelayanan tindakan operasi 24 jam di Instalasi Bedah


Sentral terlayani dengan cepet dan tepat

Kebijakan Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016
Kebijakan Umum Direktur membuat kebijakan dan prosedur
tentang prosedur pelayanan anestesi dan bedah di RSUD
AL IHSAN

Prosedur 1. Kriteria Persiapan


Petugas /perawat kamar operasi menghubungi

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 1


PROSEDUR ANTAR JEMPUT PETUGAS ON CALL
PERAWAT KAMAR OPERASI

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD Al Ihsan 445/SPO.001/IBS 2 2/2
Provinsi Jawa Barat
supir ambulan yang bertugas untuk menjemput
PROSEDUR petugas on call yang sudah terjadwal.

2. Pelaksanaan
a. Petugas On Call dihubungi oleh supervisor/
perawat ok yang sedang dinas.
b. `Sopir yang sudah ditunjuk untuk menjemput.
c. Sopir Menjemput semua Petugas On Call tidak
terkecuali dari yang terjauh sampai yang
terdekat.
d. Sopir membawa surat tugas
e. Sopir mengantarkan kembali petugas On Call
ke rumahnya masing-masing
f. Sopir kembali ke Rumah Sakit.

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. IRI
3. ICU
4. BAGIAN UMUM

PENATALAKSANAAN PASIEN PRA INDUKSI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 2


No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :
445/SPO.002/IBS 2 1/2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

Pengertian
Penatalaksanaan Pasien Pra Induksi adalah suatu kegiatan
pengecekan ulang yang dilakukan sebelum pasien dilakukkan
tindakan anestesi meliputi :
1. Mengecek kembali checklist keselamatan pasien ( Sign
In) .
2. Pemasangan Alat dan Monitor anestesi sebelum
dilakukan pembiusan.
3. Menuntun pasien melakukan Do’a untuk menenangkan
pasien agar tidak cemas.

Tujuan
Mempersiapkan secara matang dan sesuai prosedur baik Medis
maupun Non Medis sehingga tindakan Anesthesi dapat
dilakukan dengan baik dan dengan harapan bebas dari
komplikasi.

Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 Kebijakan Umum
Direktur membuat kebijakan dan prosedur tentang pelayanan
anestesi dan bedah di RSUD AL IHSAN.

PENATALAKSANAAN PASIEN PRA INDUKSI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 3


Nomor Dokumen : Revisi ke : Halaman :
445/SPO.002/IBS 2 2/2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Prosedur
1. Persiapan Medis :
a. Status Generalis.
b. Diagnosa dan Rencana Tindakan Anestesi.
c. Konsultasi ke Spesialis Lain jika dibutuhkan.
2. Persiapan Non Medis :
a. Informed Concent.
b. Surat Persetujuan dan Penolakan Tindakan
Anestesi.
c. Persiapan Darah ( Jika Perlu ).
d. Persiapan Tindakan Anestesi meliputi Obat, Alat
yang akan digunakan untuk tindakan anestesi.
e. Persiapan Puasa Minimal 6 jam sebelum Anestesi.
3. Pada saat akan dilakukan tindakan Anestesi :
a. Melepaskan pakaian, perhiasan, gigi palsu, Cat
Kuku dan Lipstik
b. Pemberian Premedikasi sesuai instruksi dokter
Spesialis Anestesi.
c. Instruksi khusus sesuai tindakan pembedahan
yang akan dilakukan : Pasang NGT, Urine
Catheter.

Instalasi terkait
1. Instalasi Bedah Sentral.
2. SMF Anestesi.
3. Rawat Inap, ICU, IGD, Rawat Jalan.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 4


PENERIMAAN PASIEN DI RUANG PERSIAPAN

No. Dokumen : No.Revisi Halaman :


445/SPO.003/IBS 2 1/2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

Pengertian
Penerimaan pasien di Ruang Persiapan adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh perawat ruang rawat inap, IRJ,
IGD, ICU kepada perawat IBS di ruang persiapan untuk
pengecekan kembali pasien Pra anestesi dan Bedah, dengan
menggunakan check list Keselamatan Pasien meliputi :
1. Data Pasien.
2. Persiapan Fisik dan Mental.
3. Kelengkapan Penunjang Data.
4. Kelengkapan Alat Kesehatan dan Obat-obatan.

Tujuan
Untuk mencegah terjadinya kekeliruan dokumentasi medis
pasien, kesalahan pasien, kesalahan prosedur, lokasi operasi
dan persiapan obat-obat penunjang operasi.

Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan 2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN.

Prosedur
1. Siapkan :
a. Pakaian Pasien khusus IBS.
b. Kereta dorong khusus Instalasi Bedah Sentral.
c. Alas Kereta Dorong.
d. Tutup Kepala Pasien.

PENERIMAAN PASIEN DI RUANG PERSIAPAN

No Dokumen : No.Revisi : Halaman :

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 5


445/SPO.003/IBS 2 2/2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
2 Lepaskan seluruh pakaian pasien diganti dengan
Prosedur
pakaian dan topi khusus pasien IBS.
3. Pindahkan Pasien ke Kereta dorong khusus IBS.
4. Periksa kembali Keadaan Umum : CM, Apatis,
Samnolen, Soppor Coma atau Coma.
5. Tanda – tanda Vital pasien : TD, Nadi, Suhu Badan
dan Respirasi.
6. Periksa Kembali kelengkapan pasien :
a. Status List ( Dokumentasi Medis )
b. Diagnosa, Jenis Operasi dan Lokasi Operasi.
c. Surat Ijin Persetujuan Operasi ( Informed
Concernt ).
d. Persiapan Fisik : Puasa, Laverment, Cukur daerah
Operasi.
e. Premedikasi.
f. Persiapan Fisik : Puasa, Laverment, Cukur daerah
Operasi.
g. Premedikasi.
h. Lain – lain : Medical Supply, darah dan obat -
obatan.
7. Lepaskan Perhiasan dan gigi palsu.
8. Berikan Support Mental.
9. Menanda tangani Timbang terima sesuai format
check list yang berlaku di IBS
1. Petugas Ruang Persiapan IBS.
Instalasi terkait
2. Rawat Inap, ICU, Instalasi Farmasi
3. IGD, Rawat Jalan, SMF Anastesi

PERSIAPAN PASIEN PRA OPERASI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 6


No. Dokumen : No.Revisi ke : Halaman :
445/SPO.004/IBS 2 1/2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

Pengertian
Persiapan Pasien Pra Operasi adalah suatu kegiatan
pengecekan ulang yang dilakukan sebelum pasien
dilakukkan tindakan pembedahan meliputi :
1. Pengecekan ulang identitas pasien, jenis tindakan
operasi, kelengkapan obat dan alat operasi.
2. Mengecek kembali checklist keselamatan pasien
( Sign In, Time Out dan Sign Out ) .
3. Pemasangan Alat yang menunjang tindakan operasi
4. Pengecekan ulang penandaan dan pencukuran area
operasi
5. Menuntun pasien melakukan Do’a.

Tujuan
Mempersiapkan secara matang dan sesuai prosedur baik
Medis maupun Non Medis sehingga tindakan operasi dapat
dilakukan dengan baik dan dengan harapan bebas dari
komplikasi.

Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 prosedur pelayanan anestesi dan
bedah di RSUD AL IHSAN.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 7


PERSIAPAN PASIEN PRA OPERASI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


445/SPO.004/IBS 2 2/2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Prosedur
1. Persiapan Medis :
a. Status Generalis.
b. Diagnosa dan Rencana Tindakan Operasi.
c. Konsultasi ke Spesialis Lain jika dibutuhkan.
2. Persiapan Non Medis :
a. S I O ( Surat Ijin Operasi )
b. Persiapan Darah ( Jika Perlu ).
c. Persiapan Tindakan Operasi
d. Persiapan Puasa Minimal 6 jam sebelum Operasi.
3. Indikasi Konsul ke SMF lain jika dibutuhkan.
4. Persiapan Mental / Psikis pasien termasuk Informed
Concernt.
5. Mengganti pakaian luar dengan khusus kamar
operasi.
6. Pada saat akan dilakukan tindakan pembedahan :
a. Memindahkan pasien ke meja operasi.
b. Pencucian area operasi
c. Pemasangan alat sesuai instruksi dokter operator.
d. Instruksi khusus sesuai tindakan pembedahan
yang akan dilakukan : Pasang NGT, Urine
Catheter.

Instalasi terkait
1. SMF Anestesi.
2. Rawat Inap, ICU, IGD, Rawat Jalan.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 8


OBSEVASI TANDA – TANDA VITAL

No Dokumen : No Revisi : Halaman :


445/SPO.005/IBS 2 1/1
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

Pengertian
Observasi Tanda – tanda Vital di Instalasi Bedah Sentral
adalah Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
keadaan umum pasien dan tanda – tanda vital pasien, agar
dalam pelaksanaan tindakan operasi berjalan dengan baik
tanpa ada komplikasi penyakit lain.

Tujuan
Mempersiapkan keadaan umum pasien dalam kondisi baik
sehingga tindakan operasi dan anestesi berjalan dengan baik
tanpa ada komplikasi penyakit lain.

Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN.

Prosedur
Persiapkan alat –alat untuk memeriksa Keadaan Umum
pasien, diantaranya :
1. Monitor pasien
2. Sphygmomanometer / Tensimeter
3. Thermometer
4. Saturasi

Instalasi terkait 1. IBS


2. SMF Anestesi

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 9


PEMBERIAN PREMEDIKASI PADA PASIEN PRA
ANESTESI

No. Dokumen : No Revisi : Halaman :


RSUD Al Ihsan
445/SPO.006/IBS 2 1/1
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

Pengertian
Adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam memberikan
obat – obatan penenang sebelum pelaksanaan tindakan
anestesi yang di lakukan oleh Tim Anestesi di Ruang
Persiapan IBS

Tujuan
Untuk mengurangi rasa cemas pada pasien.

Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

1. Ahli Anestesi akan mencantumkan jenis obat dan


Prosedur
dosis obat pada lembar catatan anestesi.
2. Obat Premedikasi ditulis pada Lembar Catatan
Anestesi.
3. Pemberian obat premedikasi dilakukan oleh Tim
Anestesi.

Instalasi terkait
1. SMF Anestesi
2. IBS
3. Depo Farmasi

PERSIAPAN MESIN ANESTESI DAN BAHAN HABIS

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 10


PAKAI ANESTESI

No. Dokumen No.Revisi : Halaman :


445/SPO.007/IBS - 1/2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

Pengertian
Pengoperasian Mesin dan Alat Anestesi adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh Tim Anestesi dalam menunjang
pelaksanaan Pembiusan dan monitoring dalam Tindakan
operasi sehingga berjalan dengan baik sesuai yang
diharapkan dan tidak terjadi komplikasi.

Tujuan
Untuk menunjang pelaksanaan pembiusan dan monitoring
dalam tindakan operasi sesuai dengan jenis operasi yang
akan dilakukan dan keadaan umum pasien.

Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

Prosedur
Tim Anestesi mempersiapkan mesin dan alat anestesi dalam
kondisi baik dan siap pakai, meliputi :
1. Unit Mesin Anestesi
2. Ventilator
3. Bedside Monitor lengkap dgn 5 parameter
4. Sumber Oksigen Sentral.
5. Sumber N2O Sentral.

PERSIAPAN MESIN ANESTESI DAN BAHAN HABIS PAKAI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 11


ANESTESI

No. Dokumen No.Revisi : Halaman :


445/SPO.007/IBS - 2 /2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

6. Suction pump.

Prosedur 7. Troli Emergency Anestesi.


8. Laringoscop berbagai ukuran.
9. Jackson Reese
10. Alat untuk tindakan Regional Anestesi
11. ETT berbagai ukuran.
12. Mayo berbagai ukuran.
13. Face Mask bayi, anak dan dewasa.
14. Stethoscope

Instalasi terkait
1. SMF Anestesi.
2. IBS

PENATALAKSANAAN ANESTESI UMUM

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 12


No.Dokumen : No.Revisi Halaman :
445/SPO.008/IBS - 1/2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

Pengertian
Anestesi umum adalah salah satu teknik pembiusan yang
dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat anestesi langsung
melalui pembuluh darah atau dengan inhalasi agar pasien tidak
sadar sehingga tidak terasa nyeri pada saat dilakukan tindakan
operasi.

Tujuan
Untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar agar
dalam pelaksanaan tindakan operasi pasien tidak merasakan
kesakitan / nyeri, cemas dan ketakutan.

Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

1. Mesin, alat dan obat – obatan anestesi dalam kondisi siap


Prosedur pakai dan di beri label.
2. Oksigen dan N2O sudah siap pakai.
3. Pasien di siapkan di meja operasi.
4. Pemasangan tensi meter, pulse oksimetri, monitor
5. Setelah diberikan Premedikasi kemudian lakukan induksi /
intubasi.

PENATALAKSANAAN ANESTESI UMUM

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 13


No.Dokumen : No.Revisi Halaman :
445/SPO.008/IBS - 2/2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Prosedur
6. Beritahukan kepada operator bahwa tindakan operasi sudah
dapat dilakukan.
7. Setelah tindakan pembedahan selesai pasien dilakukan
ekstubasi agar pasien sadar kembali.
8. Berikan oksigen yang adekuat.
9. Setelah sadar pindahkan pasien ke ruang pemulihan.
10. Berikan kembali oksigen yang adekuat sampai pasien sadar
penuh selama 1-2 jam pasca pembedahan.

Instalasi terkait
1. Tim Anestesi.
2. IBS.
3. Depo Farmasi.

PENATALAKSANAAN ANESTESI REGIONAL

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 14


No Dokumen : Revisi ke : Halaman :
445/SPO.009/IBS - 1/1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Pengertian Anestesi Regional adalah Tindakan anestesi yang dilakukan
dengan cara menyuntikan obat anestesi local pada lokasi serat
syaraf pada region tertentu, yang menyebabkan hambatan
konduksi impulse afferent yang bersifat temporer.
Jenis – jenis anestesi regional :
1. Blok syaraf.
2. Blok fleksus Brakhialis.
3. Blok spinal.
4. Blok Epidural
Menghilangkan rasa sakit dan kecemasan pasien pada saat
Tujuan tindakan pembedahan dilakukan.
SK. Direktur No. 445/Kep 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang
Kebijakan Pelayanan Anastesi dan Bedah
Persiapkan alat – alat untuk tindakan anestesi Regional :
Prosedur 1. Meja instrument di beri alas steril.
2. Sediakan instrument steril untuk tindakan preparasi dan
drapping lokasi anestesi.
3. Siapkan dalam keadaan steril dan siap pakai jarum
spinal atau epidural dengan nomor disesuaikan instruksi
dokter spesialis anestesi.
4. Siapkan sarung tangan dan spuit 5 cc steril.
5. Siapkan obat anestesi regional sesuai kebutuhan.
6. Siapkan pasien dalam posisi sesuai kebutuhan tindakan
anestesi.
1. SMF Anestesi.
Instalasi terkait
2. IBS.
3. Depo Farmasi.

PENATALAKSANAAN ANESTESI LOKAL

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 15


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
: - 1 /1
445/SPO.010/IBS

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Anesthesi Lokal adalah tindakan anestesi yang dilakukan
Pengertian
dengan cara menyuntikan obat anestesi pada sekitar daerah /
lokasi yang akan dilakukan tindakan pembedahan, terdiri dari
3 jenis :
1. Anestesi Topikal, jenisnya tetes, semprot atau oles
pada permukaan mukosa, jaringan atau rongga tubuh.
2. Anestesi infiltrasi / suntik local.
3. Blok Lapangan, suntik mengelilingi area yang akan
dieksplorasi.
Agar pasien tidak kesakitan pada saat dilakukan tindakan
Tujuan
pembedahan, mengurangi rasa takut dan cemas pasien.

Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


Kebijakan
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
Persiapkan :
Prosedur
1. Obat – obat anestesi yang akan diberikan ( Oles,
semprot, tetes atau
suntik ).
2. Siapkan spuit dalam kondisi steril jika dilakukan
anestesi local dengan suntik.
1. Depo farmasi.
Instalasi terkait
2. IBS
3. SMF Bedah, Obgyn, THT, Mata.

MONITORING ANESTESI LOKAL

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 16


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
: - 1 dari 1
445/SPO.011/IBS
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

Pengertian
Pemantauan yang dilakukan oleh tim anestesi pada pasien
yang dilakukan tindakan anestesi local agar dapat diketahui
jika ada perubahan fungsi vital yang menyebabkan
komplikasi sehingga dapat segera ditanggulangi oleh tim
anestesi.

Tujuan
Sebagai acuan dalam monitoring pasien dengan anestesi
lokal.

Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

Prosedur
1. Pasien disiapkan di meja operasi.
2. Pasang bedside monitor ( Tensi darah dan saturasi
O2).

Instalasi terkait
1. Tim Anestesi IBS

PENJADWALAN TINDAKAN OPERASI DARURAT / CITO

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 17


No. Dokumen No.Revisi Halaman :
445/SPO.012/IBS 2 1/2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

Pengertian
Operasi darurat atau cito adalah suatu tindakan operasi yang
harus dilakukan sesegera mungkin ( kurang dari 6 jam ).

Tujuan
Untuk menyelamatkan jiwa pasien dengan tindakan segera.

Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

Prosedur
1. Dokter IGD berkonsultasi kepada Dokter Spesialis
Bedah atau Kebidanan.
2. Dokter IGD dan Kebidanan, melaporkan kepada
Petugas Instalasi Bedah Sentral untuk menjadwalkan
pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan
darurat.
3. Jika di luar jam kerja menghubungi dan menjemput
petugas On Call.
4. Segera kirim pasien ke Instalasi Bedah Sentral.
5. Siapkan Pasien yang akan dilakukan tindakan
pembedahan darurat / cito.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 18


PENJADWALAN TINDAKAN OPERASI DARURAT / CITO

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.012/IBS 2 2/2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

6. Periksa kembali kelengkapan data pasien, alat dan


obat - obatan yang akan digunakan selama tindakan
pembedahan.
7. Petugas administrasi memeriksa kembali surat ijin
tindakan operasi dan anestesi.
8. Siapkan alat / instrument operasi sesuai kebutuhan
tindakan.
9. Siapkan medical supply khusus di IBS.

Instalasi terkait
1. Instalasi Gawat Darurat.
2. Rawat Inap.
3. Medical Record.
4. Depo Farmasi.

PENYEDIAAN / MEDICAL SUPPLY ANESTESI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 19


Nomor Dokumen : Revisi ke : Halaman :
445/SPO.014/IBS - 1/2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

Pengertian
Penyediaan / Medical Supply, obat – obatan cairan anestesi
adalah suatu langkah dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhan obat – obat anestesi yang digunakan di Instalasi
Bedah Sentral sesuai Standar yang berlaku.

Tujuan
1. Memperlancar pelaksanaan tindakan pembiusan.
2. Menghindari terjadinya penyalahgunaan obat di luar
standar.
3. Menghindari permasalahan yang timbul akibat ketidak
siapan medical supply oleh depo farmasi IBS.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
Kebijakan
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

Prosedur
1. Dokter Spesialis Anestesi mengajukan kebutuhan obat –
obat anestesi sesuai standar yang disepakati.
2. Depo Farmasi IBS mengajukan permintaan obat – obat
anestesi sesuai pengajuan dokter anestesi dan
disesuaikan dengan standar yang berlaku kepada
Instalasi Farmasi.
3. Depo Farmasi Menyediakan dan menyimpan obat – obat
anestesi secara terpisah di lemari obat dan lemari es
secara hati – hati dan aman di Instalasi Bedah Sentral.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 20


PENYEDIAAN / MEDICAL SUPPLY ANESTESI

Nomor Dokumen : Revisi ke : Halaman :


445/SPO.014/IBS - 2 dari 2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

4. Asisten anestesi mengajukan permintaan obat – obat


anestesi kepada depo farmasi sesuai kebutuhan.
5. Pemasukan dan pengeluaran obat dicatat dan di periksa
ulang setiap minggu untuk laporan ( Stock Opname ).
6. Laporan diberikan kepada Kepala Instalasi Farmasi
dilanjutkan kepada Bag. Pengadaan Farmasi

Instalasi terkait 1. Depo Farmasi.


2. IBS.
3. Tim Anestesi ( Dokter Spesialis dan Perawat Anestesi ).

VISITE PASIEN PRA ANESTESI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 21


Pengertian
Visite Pasien adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam
langkah Perioperatif dalam rangka pendekatan secara moril
kepada pasien serta memeriksa ulang identitas, keadaan
umum pasien agar tindakan pembiusan berjalan dengan baik
tanpa ada komplikasi.

Tujuan
1. Pendekatan secara moril kepada pasien
2. Memeriksa ulang identitas, keadaan umum pasien
agar tindakan pembiusan berjalan dengan baik tanpa
ada komplikasi

Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

Prosedur
1. Memperkenalkan diri kepada pasien.
2. Memeriksa kembali identitas pasien, riwayat penyakit,
diagnosa, tindakan pembedahan yang dilakukan.
3. Memberikan dukungan moral dan menjelaskan
tindakan induksi yang akan dilakukan.

Instalasi terkait
1. SMF Anestesi
2. Perawat Anestesi
3. IBS

MONITORING INTRA OPERASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.016/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 22


Pengertian Melakukan pemantauan dan antisipasi tindakan pada saat
berjalannya tindakan operasi apabila terjadi perubahan pada
jalan nafas, oksigenasi, denyut jantung dan nadi, suhu tubuh
dan kesadaran selama anestesi berlangsung.

Tujuan
1. Menghilangkan rasa sakit selama tindakan operasi.
2. Mempertahankan fungsi Vital dalam kondisi baik dan
normal.
3. Mengurangi atau menghilangkan rasa cemas dan takut
dan memberikan rasa aman pada pasien terutama
yang dilakukan tindakan anestesi regional.
4. Memberikan rasa aman dan nyaman kepada Operator.

Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

Prosedur
1. Dokter Spesialis Anestesi memberikan instruksi
kepada tim untuk persiapan tindakan anestesi yang
akan dilakukan.
2. Pemeriksaan kembali mesin dan alat anestesi yang
akan digunakan sebelum tindakan anestesi dimulai.

MONITORING INTRA OPERASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.017/IBS 2 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Prosedur
3. Menyiapkan obat – obat anestesi yang akan
digunakan dan diberi label dalam spuit dekat dengan
dokter spesialis anestesi.
4. Memasukan obat anestesi melalui infus.
5. Melakukan induksi dan intubasi jika dilakukan Anestesi
Umum.
6. Memberitahukan kepada Operator jika tindakan sudah
dapat dilaksanakan.
7. Monitoring selama tindakan operasi.
8. Melakukan Ekstubasi jika tindakan operasi sudah

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 23


selesai dilaksanakan.
9. Memberikan oksigen secara adekuat
10. Membangunkan kembali pasien dari pengaruh bius
11. Jika pasien kembali sadar dipindahkan ke ruang
pemulihan

Instalasi terkait
1. Dokter Spesialis Anastesi
2. IBS
3. SMF Bedah, SMF Obgyn, SMF THT, SMF Mata

PENATALAKSANAAN PASIEN PASCA BEDAH


(DISCHARGE PASIEN)

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.018/IBS 2 1 dari 3

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

Pengertian
Suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh petugas
anestesi kepada pasien yang dilakukan setelah
pemberian anestesi dan akan dipindahkan ke
ruang pemulihan.

Memberikan acuan yang benar dalam

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 24


Tujuan
penatalaksanaan pasca anestesi pasien-pasien
yang menjalani pembedahan.

Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

Prosedur
1. Pasien tidak boleh dipindahkan dari kamar
operasi kecuali jalan napasnya sudah dijamin
paten dan stabil, dengan ventilasi dan
oksigenasi yang adekuat, serta hemodinamik
yang stabil.
2. Pemindahan pasien ke ruang pemulihan
harus didampingi oleh dokter anestesi yang
memahami kondisi pasien.
3. Selama pemindahan dokter anestesi
bertanggung jawab terhadap jalan napas,
pernapasan, dan sirkulasi dan diberikan
bantuan sesuai kondisi pasien.
4. Oksigen suplemen harus diberikan saat
memindahkan pasien dengan resiko
hipoksemia

PENATALAKSANAAN PASIEN PASCA BEDAH


(DISCHARGE PASIEN)
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.018/IBS 2 2 dari 3

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
5. Pasien yang tidak stabil harus tetap
Prosedur terintubasi dan bila akan dipindahkan ke RR
harus tetap termonitor dengan monitor
portable dan harus tersedia obat-obatan
emergensi
6. Pasien dengan resiko aspirasi atau
perdarahan saluran napas atas harus
dipindahkan dengan posisi lateral.
7. Setelah tiba di ruang pemulihan, segera
lakukan pemeriksaan patensi jalan napas,
tanda vital, dan oksigenasi.
8. Posisikan posisi pasien head up (bila tidak ada
kontraindikasi).
9. Lakukan serah terima pasien kepada perawat

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 25


yang bertugas di ruang RR dengan informasi
yang berkenaan dengan kondisi pra bedah
dan jalannya pembedahan (jenis anestesi,
tindakan pembedahan, perdarahan, jumlah
dan jenis cairan yang diberikan, komplikasi
operasi,) kemungkinan masalah pasca operasi
serta intruksi pasca bedah.
10. Petugas ruang pemulihan melakukan
pemeriksaan ulang kondisi pasien bersama-
sama dengan pemberian anestesi.
11. Kondisi pasien setelah tiba di kamar operasi
harus dicatat
12. Dokter anestesi yang melakukan pembiusan
dapat meninggalkan ruang pemulihan setelah
melakukan serah terima pasien dengan
petugas ruang pemulihan.
13. Pemantauan kesadaran, tekanan darah, nadi,
napas, suhu, SPO2 di ruang pemulihan
dilakukan secara rutin setiap 5 menit pada 15
menit pertama atau sampai stabil, kemudian
setelah itu tiap 15 menit.

PENATALAKSANAAN PASIEN PASCA BEDAH


(DISCHARGE PASIEN)
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.018/IBS 2 3 dari 3

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

14. Pantau adanya nyeri pasca operasi, mual


muntah, input-output, cairan, drain,
perdarahan. Kemudian lakukan
tindakan/tatalaksana yang sesuai.
15. Pada pasien yang mendapatkan tindakan
regional harus dilakukan pemeriksaan motorik
dan sensorik secara periodik dengan
pamantauan hehodinamik yang lebih kuat.
16. Kriteria pengeluaran pasien dari ruang
pemulihan menggunakan kriteria Aldrete Score
dengan scor ≥9
17. Dibuat laporan tertulis yang akurat tentang
pemantauan kondisi pasien di ruang

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 26


pemulihan

Instalasi terkait 1. Instalasi bedah


2. Instalasi Rawat Inap

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI ( APD )

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.019/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Suatu alat atau bahan yang digunakan untuk melindungi diri
Pengertian
terhadap kontak /paparan yang diakibatkan oleh pasien, alat
atau limbah.

Mencegah terjadinya kontak / paparan kuman baik terhadap


Tujuan
tim bedah maupun petugas lain ( Cleaning Service, Staf IBS )

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 27


Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
Kebijakan
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
Prosedur
pekerjaan.
2. Pakai topi, masker, sarung tangan, pelindung badan /
apron, kaca mata serta sepatu boots.
3. Gunakan APD sesuai ketentuan dengan
memperhatikan teknik aseptic.
4. Lakukan cuci tangan kembali selesai melakukan
kegiatan dan gunakan anti septik.
1. IBS
Instalasi terkait
2. SMF Anestesi
3. Bagian Pengadaan Umum
4. Cleaning Service.

PEMBERIAN ANESTESI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.021/IBS - 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Pemberian anestesi adalah suatu tindakan yang bertujuan agar


pasien tidak merasa nyeri pada saat dilakukan tindakan operasi
dan mengurangi stress emosi, kecemasan dan ketakutan ketika
dilakukan tindakan operasi atau prosedur medis tertentu

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 28


dengan cara memberikan obat – obat anestesi oleh dokter
spesialis anestesi yang mempunyai kewenangan di rumah sakit
tersebut.

TUJUAN Menghilangkan rasa nyeri, cemas dan ketakutan pada pasien


sehingga operasi berjalan baik sesuai yang diharapkan.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Memberikan penjelasan tentang anestesi dan memastikan
PROSEDUR informed concernt pada pasien dan keluarga.
2. Memahami dan mengetahui prosedur operasi yang akan
dilakukan untuk menentukan jenis tindakan anestesi.
3. Konsultasi dengan dokter spesialis lain jika dibutuhkan.
4. Mempersiapkan pasien yang akan dilakukan tindakan
anestesi dan operasi ( kelengkapan dan kejelasan data
pasien, kelengkapan data penunjang pasien, alat dan obat
– obatan yang dibutuhkan dalam tindakan anestesi dan
operasi )
5. Pemeriksaan kembali mesin dan alat anestesi, oksigen dan
N2O dalam kondisi siap pakai.

PEMBERIAN ANESTESI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.021/IBS - 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
6. Pada saat yang sama seorang dokter spesialis anestesi
PROSEDUR hendaknya membatasi diri bertanggung jawab maksimal
tiga pelayanan anestesi.
7. Semua pasien yang menerima tindakan anestesi oleh
bukan dokter anestesi atau oleh perawat anestesi
menjadi tanggung jawab dokter anestesi dalam
pelaksanaannya dibantu oleh tenaga perawat terlatih
anestesi
8. Dokter spesialis dipantau sesuai dengan standar
pemantaun dasar intra operatif
9. Semua pasien dipantau sesuai dengan standar
pemantauan dasar intra operatif.
10. Tenaga perawat anestesi harus selalu berada di dalam
kamar operasi yang bertanggung jawabnya selama

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 29


pemberian anestesi
11. Perhatikan jalan nafas, oksigenasi, ventilasi, sirkulasi,
harus dievaluasi secara teratur dan dilaporkan kepada
dokter anestesi yang bertugas jika ada masalah agar
segera dilakukan tindakan.
12. Setelah tindakan operasi selesai maka segera untuk
melakukan tindakan untuk memulihkan kembali pasien
dari pasca anestesi.
13. Memindahkanpasien ke ruang pulih sadar
14. Jika kondisi pasien sudah memungkinkan maka
dipindahkan ke ruang perawatan, ICU atau pulang

UNIT TERKAIT 1. SMF Anestesi


2. IBS
3. Rawat Inap
4. ICU
5. Rawat Jalan

LAPORAN OPERASI DIBUAT DALAM


REKAM MEDIS PASIEN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.022/IBS 2 1 dari 2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Laporan Operasi dibuat oleh Operator setelah selesai


dilakukan tindakan operasi, berisi identitas operator, asisten,
instrumenter, diagnosa, jenis operasi yang dilakukan dan
dibuat secara jelas, terperinci dan ditandatangani oleh
operator.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 30


TUJUAN 1. Dokumentasi Medis.
2. Pertanggungjawaban Medis.
3. Sebagai bukti telah dilakukan operasi jika terjadi hal –
hal yang tidak diinginkan berkaitan dengan hukum.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Setelah selesai tindakan operasi, operator mengisi


laporan dan resume operasi, instruksi post operasi
pada format yang telah disediakan di dalam buku /
status pasien.
2. Ditanda tangani dan diberi nama jelas.
3. Diserahkan pada perawat IBS untuk diteruskan
instruksi ke perawat ruang rawat inap, ICU atau
keluarga pasien jika pasien pulang.

LAPORAN OPERASI DIBUAT DALAM


REKAM MEDIS PASIEN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.022/IBS 2 2 dari 2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. SMF Anestesi
3. Rekam Medis
4. Rawat Inap, ICU, Rawat Jalan.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 31


INFORMED CONSENT

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.023/IBS 2 1 dari 5

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah suatu catatan yang menerangkan tentang tata cara
PENGERTIAN dalam melaksanakan tindakan operasi untuk accountabilitas /
pertanggungjawaban di dalam pelayanan tindakan anestesi dan
operasi

TUJUAN Sebagai acuan, pertimbangan hukum dalam prosedur tindakan


anestesi dan operasi sebelum tindakan dilaksanakan.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 32


dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Pasien yang telah diperiksa status penyakitnya oleh
PROSEDUR dokter operator, jika diperlukan suatu tindakan medik
maka dokter harus memberikan informasi selengkap-
lengkapnya kecuali bila dokter menilai bahwa informasi
tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan
pasien.
2. Pada saat dokter memberikan penjelasan kepada
pasien maka dokter harus menjelaskan mengenai :
a. Tujuan dan prospek keberhasilan tindakan medik
yang akan dilakukan.
b. Tata cara tindakan medik yang akan dilakukan.
c. Resiko dan komplikasi yang mungkin akan terjadi.
d. Alternatif tindakan medic lain yang mungkin
dilakukan dan resiko yang ditimbulkan.
e. Prognosis penyakit apabila tindakan medik tersebut
dilakukan atau tidak.
f. Diagnosa.

INFORMED CONSENT

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.023/IBS 2 2 dari 5

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
3. Pelaksanaan informed concent tersebut dianggap benar
PROSEDUR bila persetujuan atau penolakan tindakan medik :
a. Diberikan tanpa paksaan.
b. Diberikan setelah mendapat informasi dan
penjelasan yang dibutuhkan.
c. Dilakukan oleh pasien dewasa yang sehat mental ( >
17 tahun ).
d. Bagi pasien dewasa yang mengalami gangguan
mental maka persetujuan tindakan di tandatangani
oleh orangtua / wali / curator.
e. Bagi pasien dibawah umur 17 tahun dan tidak
mempunyai orang tua / wali atau orangtua / wali
berhalangan hadir persetujuan di tandatangani oleh
keluarga terdekat atau induk semangnya.
4. Persetujuan medik ini diperlukan untuk tindakan operasi
yang membutuhkan tindakan anestesi umum ataupun
regional, tindakan medik yang beresiko tinggi, tindakan

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 33


medik pada pasien darurat yang tidak sadar.
5. Bila pasien menolak dilakukan tindakan medik
terhadapnya setelah diberikan penjelasan yang cukup
6. mengenai tindakan tersebut maka pasien
menandatangani surat penolakan tindakan medik.
7. Pada tindakan beresiko dan tindakan medik bedah,
surat ijin tindakan anestesi dan operasi ditandatangani
oleh pasien itu sendiri, dokter yang bertanggung jawab
dan saksi.
Perluasan tindakan medik atau operasi selain tindakan
medik yang telah disetujui tidak dibenarkan dilakukan
dengan alasan apapun juga kecuali apabila perluasan
8. tindakan medik tersebut terpaksa untuk menyelamatkan
jiwa pasien

INFORMED CONSENT

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.023/IBS 2 3 dari 5

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
9. Setelah melakukan perluasan operasi maka dokter
PROSEDUR operator harus memberikan informasi kepada pasien
dan keluarganya.
a. Diberikan setelah mendapat informasi dan
penjelasan yang dibutuhkan
b. Dilakukan oleh pasien dewasa yang sehat mental ( >
17 tahun )
c. Bagi pasien dewasa yang mengalami gangguan
mental maka persetujuan tindakan di tanda tangani
oleh orang tua / wali / curator
d. Bagi pasien dibawah umur 17 tahun dan tidak
mempunyai orang tua / wali atau orang tua / wali
berhalangan hadir persetujuan di tanda tangani oleh
keluarga terdekat atau induk semangnya.
10. Persetujuan medik ini diperlukan untuk tindakan operasi
yang membutuhkan tindakan anestesi umum ataupun

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 34


regional, tindakan medik yang beresiko tinggi, tindakan
medik pada pasien darurat yang tidak sadar
11. Persetujuan medik ini diperlukan untuk tindakan operasi
yang membutuhkan tindakan anestesi umum ataupun
regional, tindakan medik yang beresiko tinggi, tindakan
medik pada pasien darurat yang tidak sadar.
12. Persetujuan medik ini diperlukan untuk tindakan operasi
yang membutuhkan tindakan anestesi umum ataupun
regional, tindakan medik yang beresiko tinggi, tindakan
medik pada pasien darurat yang tidak sadar.
13. Bila pasien menolak dilakukan tindakan medik
terhadapnya setelah diberikan penjelasan yang cukup
mengenai tindakan tersebut maka pasien
menandatangani surat penolakan tindakan medik.
14. Pada tindakan beresiko dan tindakan medik bedah,
surat ijin tindakan anestesi dan operasi ditandatangani
oleh pasien itu sendiri, dokter yang bertanggung jawab
dan saksi.

INFORMED CONSENT

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.023/IBS 2 4 dari 5

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR 15. Perluasan tindakan medik atau operasi selain tindakan


medik yang telah disetujui tidak dibenarkan dilakukan
dengan alasan apapun juga kecuali apabila perluasan
tindakan medik tersebut terpaksa untuk
menyelamatkan jiwa pasien
16. Setelah melakukan perluasan operasi maka dokter
operator harus memberikan informasi kepada pasien
dan keluarganya.
17. Dokter yang akan melakukan mempunyai
tanggungjawab untuk memberikan informasi dan
penjelasan yang diperlukan apabila berhalangan
informasi dan penjelasan yang harus diberikan dapat
mewakilkan kepada dokter lain sepengetahuan dokter
operator yang bersangkutan.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 35


18. Dokter yang akan melakukan mempunyai
tanggungjawab untuk memberikan informasi dan
penjelasan yang diperlukan apabila berhalangan
informasi dan penjelasan yang harus diberikan dapat
mewakilkan kepada dokter lain sepengetahuan dokter
operator yang bersangkutan.
19. Dokter yang akan melakukan mempunyai
tanggungjawab untuk memberikan informasi dan
penjelasan yang diperlukan apabila berhalangan
informasi dan penjelasan yang harus diberikan dapat
mewakilkan kepada dokter lain sepengetahuan dokter
operator yang bersangkutan.
20. Dalam tindakan medik yang bukan tindakan operasi
dan tindakan invasive lainnya, informasi dapat
diberikan oleh dokter lain atau perawat dengan
sepengetahuan atau perintah dokter yang bertanggung
jawab.

INFORMED CONSENT

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.023/IBS 2 5 dari 5

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. SMF Anestesi
3. SMF Bedah, Obgyn, THT, Mata, Gilut.
4. Rawat Inap
5. IGD
6. Rawat Jalan
7. Rekam Medik

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 36


PENDIDIKAN KESEHATAN/ EDUKASI ANESTESI
PADA PASIEN DAN KELUARGA

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.024/IBS - 1 dari 2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu Pemberian penjelasan pada pasien dan


keluarga pasien tentang tindakan anastesi yang akan
diberikan sehingga pasien dan keluarga mengerti dan merasa
nyaman

TUJUAN Agar pasien dan keluarga mengerti dan memahami tindakan


medik yang dilakukan serta mengurangi rasa cemas dan
khawatir

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 37


KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

1. Pasien dan keluarga di berikan penjelasan tentang


PROSEDUR persiapan tindakan anestesi / operasi diantaranya :
a. Persiapan Puasa 6-8 jam
b. Pada kasus tertentu lambung dikosongkan atau di
lavement.
c. Mencukur daerah operasi.
d. Jika memungkinkan sebelum tindakan operasi
maka pasien dimandikan dan dikeramasi.
e. Lokasi operasi ditandai.
2. Setelah operasi pasien diberitahu : jika anestesi
umum harus puasa s/d BU ( + ), Bedrest total 24 jam
dan tidak puasa pada pasien regional.

PENDIDIKAN KESEHATAN/ EDUKASI ANESTESI


PADA PASIEN DAN KELUARGA

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.024/IBS - 2 dari 2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. SMF Anestesi.
3. Rawat Inap
4. ICU
5. IGD

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 38


PEMBERIAN SEDASI UNTUK ANAK

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.025/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah kegiatan yang dilakukan oleh dokter spesialis anestesi
PENGERTIAN atau perawat terlatih anestesi yang diinstruksikan untuk
memberikan obat anestesi kepada anak yang dalam keadaaan
tidak tenang atau cemas sebelum dilakukan tindakan operasi
dalam anestesi umum.
1. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi pasien anak
TUJUAN dan operator.
2. Mendukung kelancaran jalannya tindakan operasi.
3. Mengurangi sekresi kelenjar dan menekan reflex vagus.
4. Memudahkan dan melancarkan prosedur induksi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 39


KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Sebelum dilakukan sedasi pada anak dokter anestesi
PROSEDUR memberikan informed concent terlebih dahulu tentang
kemungkinan resiko yang terjadi kepada orang tua
pasien anak tersebut.
2. Pasien dalam kondisi puasa.
3. Pasien anak diletakan diruang persiapan yang cukup
hangat dan pencahayaan yang baik.
4. Persiapkan obat – obat sedasi untuk anak sesuai
instruksi dokter anestesi :
a. Untuk sedasi diazepam diberikan 0,1 -0,2 mg / kg BB
IV.
b. Untuk ketamin 2-4 mg / kg BB IM.
Sedasi terjadi setelah sekitar 5-10 menit dan efek
bekerja selama kurang lebih 20 menit.

PEMBERIAN SEDASI UNTUK ANAK

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.025/IBS 2 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR 5. Selama proses sedasi awasi jalan nafas anak


terhadap kemungkinan terjadinya depresi jalan
nafas.
6. Pantau saturasi oksigen dengan menggunakan
pulse oksimetri jika memungkinkan.
7. Pastikan tersedia balon resusitasi dan oksigen.
8. Membungkus anak dengan kain selama tindakan
untuk menjaga keamanan selama dilaksanakan
prosedur praktis.
9. Membungkus anak dengan kain selama tindakan
untuk menjaga keamanan selama dilaksanakan
prosedur praktis.

UNIT TERKAIT 1. SMF Anestesi.


2. Perawat Anestesi terlatih.
3. IBS.
4. Depo Farmasi.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 40


PEMBERIAN SEDASI UNTUK DEWASA

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.026/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah prosedur pemberian obat anestesi sebelum dilakukan
PENGERTIAN tindakan anestesi umum pada orang dewasa sebagai cara
untuk meringankan kecemasan, ketidaknyamanan pasien untuk
mempermudah perawatan dan pengobatan karena banyak
factor yang mendukung timbulnya stress fisik maupun psikis
pada pasien pre operasi.
1. Meringankan kecemasan dan ketidak nyamanan pasien.
TUJUAN 2. Mempermudah perawatan dan pengobatan pada pasien
pre operasi.
3. Mengurangi sekresi kelenjar dan menekan reflex vagus.
4. Memudahkan dan melancarkan prosedur induksi.
5. Mengurangi dosis obat anestesi.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 41


KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Penyusunan rencana identifikasi dibedakan antara
PROSEDUR dewasa dan anak atau pertimbangan khusus lainnya.
2. Dokumentasi yang diperlukan tim untuk dapat bekerja
dan berkomunikasi secara efektif.
3. Informed concent khusus jika dibutuhkan.
4. Pasien dalam kondisi puasa.
5. Kebutuhan monitoring pasien.
6. Dilakukan oleh tim yang terlatih dan kompeten di bidang
anestesi.
7. Ketersediaan dan penggunaan alat yang spesialistik.
8. Ketersediaan obat – obat yang dibutuhkan sesuai
prosedur pada pasien dewasa.

UNIT TERKAIT 1. SMF Anestesi.

PEMBERIAN SEDASI UNTUK ORANG TUA

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.027/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah pemberian obat – obat anestesi sebelum tindakan
PENGERTIAN anestesi umum pada orang tua, perlu diperhatikan resiko cukup
tinggi terutama sering ditemukan kelainan kardiovaskuler,
pulmonal, endokrin, proses degenerative dan lain – lain di
samping penyakit bedahnya jika memungkinkan dengan tujuan
untuk meringankan kecemasan dan ketakutan pada pasien pre
operasi.
1. Untuk meringankan stress fisik maupun psikis pada pasien
TUJUAN pre operasi.
1. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi pasien pre
operasi.
2. Mendukung jalannya tindakan anestesi dan operasi menjadi
lancar dan tidak timbul komplikasi.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 42


3. Mengurangi sekresi kelenjar dan menekan reflex vagus.
4. Memudahkan dan melancarkan prosedur induksi.
5. Mengurangi dosis obat anestesi.
6. Mengurangi rasa sakit dan kegelisahan pasca bedah.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Berikan penjelasan atau informed concent pada keluarga
PROSEDUR terdekat pasien tentang kemungkinan resiko yang
ditimbulkan.
2. Observasi keadaan umum pasien, kalau memungkinkan
dilakukan perbaikan keadaan umum sampai optimal, hal ini
tergantung urgency suatu tindakan operasi.

PEMBERIAN SEDASI UNTUK ORANG TUA

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.027/IBS - 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
3. Penilaian factor keadaan cardiovaskuler, pulmonal dan
PROSEDUR organ lain.
4. Obat – obat yang diberikan harus seminimal mungkin atau
dosis rendah mengingat factor metabolisme yang rendah,
masa sirkulasi dan kemampuan organ – organ lain yang
sudah berkurang.
5. Lakukan monitoring seketat mungkin baik pre operasi,
durante operasi dan post operasi.

UNIT TERKAIT 1. SMF Anestesi.


2. Perawat anestesi terlatih.
3. Depo Farmasi.
4. IBS

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 43


INFORMED CONCENT KHUSUS

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.028/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan yang dituangkan dalam sebuah format


informed concent yang menerangkan tentang tindakan anestesi
dan operasi tambahan di meja operasi ketika tindakan operasi
yang utama berlangsung, disetujui dan ditandatangani oleh
keluarga terdekat pasien.
1. Dokumentasi medis pasien sebagai legalitas atas
TUJUAN tindakan anestesi dan operasi.
2. Untuk keamanan hukum bagi dokter anestesi dan dokter
operator.

KEBIJAKAN SK. Direktur No. 445/Kep 388/IBS.RS.Ihsan/2016

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 44


PROSEDUR 1. Keluarga terdekat pasien diberikan penjelasan /
informed concent tentang tindakan khusus yang
dilakukan dengan kemungkinan resiko yang ditimbulkan
jika dilakukan atau tidak dilakukan tindakan tersebut.
2. Keluarga terdekat pasien menandatangan surat
persetujuan tindakan anestesi dan operasi dan di
saksikan dan ditandatangani oleh staf IBS.
3. Dokter spesialis dan Operator melanjutkan kembali
prosedur tindakan operasi sesuai rencana.

UNIT TERKAIT 1. SMF Anestesi, Bedah, Obgyn, THT, Mata, Gilut.


2. IBS
3. Rekam Medis.

EVALUASI MONITORING STATUS FISIOLOGIS


PRE, INTRA DAN PASCA ANESTESI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.029/IBS 2 1 dari 2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memantau kondisi
PENGERTIAN fisiologis pasien secara terus menerus mulai dari pre, intra
operasi dan pasca operasi, untuk menilai fungsi tubuh/ respon
terhadap tindakan yang dilakukan, meliputi :
1. Tekanan darah.
2. Denyut nadi.
3. Respirasi rate.
4. Suhu badan.
5. Saturasi Oksigen dalam darah.
6. End Tidal CO2.
7. EKG.
1. Untuk monitoring atau pemantauan kondisi fisiologis
TUJUAN pasien
2. Memungkinkan dokter dan para medis dapat
mengevaluasi pasien lebih cepat, karena makin tidak

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 45


stabil vital sign pasien, berarti makin sakit pasien
tersebut.
3. Dapat bekerja lebih efektif sehingga menghemat waktu
yang pada akhirnya bermanfaat bagi pasien lebih cepat
diketahui adanya masalah pada vital sign.
4. Dengan evaluasi monitoring fisiologis pre, intra dan
pasca memberikan hasil yang optimal mengenai kondisi
fiologis pasien dan mengetahui reaksi tubuh terhadap
stress fisik
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

EVALUASI MONITORING STATUS FISIOLOGIS


PRE, INTRA DAN PASCA OPERASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.030/IBS 2 2 dari 2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 46


1. Pre Operasi :
PROSEDUR a. Monitor vital sign di ruang persiapan, catat hasil
monitor pre operasi pada catatan / kartu anestesi
dan catatan observasi pasien pre operasi.
b. Laporkan jika ada masalah kepada dokter anestesi
dan operator.

2. Intra Operasi :
a. Pasang alat monitor vital sign pada pasien yang
akan dilakukan tindakan anestesi dan operasi.
b. Monitoring di catat pada catatan / kartu anestesi
selama tindakan anestesi dan operasi berlangsung
sampai selesai.
c. Berikan tindakan segera jika ditemukan masalah
dalam monitoring tersebut.

3. Pasca Operasi :
a. Pasien yang dalam kondisi pemulihan pasca operasi
di tempatkan di ruang pemulihan.
b. Pasang monitor vital sign pada pasien.
c. Catat perkembangan kondisi fisik pasien selama
pemulihan.
d. Pasien yang dalam kondisi pemulihan post operasi
di tempatkan di ruang pemulihan.
e. Pasang monitor vital sign pada pasien.
f. Catat perkembangan kondisi fisik pasien selama
pemulihan.
g. Jika memungkinkan pasien dapat di pindahkan ke
ruang rawat inap, ICU atau pulang.

1. SMF Anestesi
UNIT TERKAIT 2. Perawat anestesi terlatih.
3. IBS.

MONITORING UMUM

SELAMA ANESTESI / PEMBEDAHAN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


RSUD Al Ihsan 445/SPO.031/IBS 2 1 dari 2

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 47


Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh petugas
PENGERTIAN anestesi selama pemberian anestesi yang harus di
catat dan didokumentasikan.
Mendeteksi perubahan klinis yang terjadi pada
TUJUAN pasien yang sedang menjalani pembiusan, sehingga
dapat diberikan intervensi dengan cepat bila
diperlukan.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
Monitoring dilakukan dengan cara terus menerus
PROSEDUR selama pemberian anestesi, harus dilakukan
evaluasi terhadap:
1. Oksigenasi :
a. Pemantauan oksigenasi jaringan dilakukan
secara kontinyu dengan pengamatan visual
dengan menilai warna dengan pencahayaan
pasien yang adekuat.
b. Pemantauan oksigen secara kuantitatif
dengan pulse oksimetri dengan target SpO2 ≥
94% dengan udara ruangan.
2. Ventilasi
Pemantauan jalan napas dan ventilasi dilakukan
secara kontinyu
a. Tanda-tanda klinis kecukupan ventilasi,
antara lain: pengembangan dada yang
adekuat, pergerakan kembang kempiskan
tung pernapasan, dan auskultasi bunyi napas

MONITORING UMUM

SELAMA ANESTESI / PEMBEDAHAN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


RSUD Al Ihsan 445/SPO.031/IBS 2 2 dari 2
Provinsi Jawa Barat

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 48


(pre cordial stetoskop pada pediatrik).
PROSEDUR b. Secara kuantitatif: kebutuhan volume tidal
(8cc/kgBB), laju respiraasi 12-14x/menit
untuk mencapai volume semenit 100cc/kgBB.
3. Sirkulasi
a. Pemantauan fungsi peredaran darah yang
kontinyu terhadap laju jantung
dan irama jantung dengan palpasi nadi,
auskultasi bunyi jantung (stetoskop
percordial pada pediatrik), pulse oksimetri.
b. Pemantauan EKG secara kontinyu sejak awal
hingga anestesi berakhir. evaluasi EKG
dilakukan terhadap: ritme, laju jantung, ST
segmen, ada tidaknya gelombang P,
perubahan bentuk gelombang P, Q, R, S,T
c. Perfusi jaringan dipantau secara kontinyu
dengan meraba suhu perifer, capillary refill,
pulse oksimetri, diuresis.
d. Evaluasi tekanan darah dan laju jantung
paling tidak setiap lima menit: pertahankan
setiap variasi perubahan tekanan darah
± 20% dari base line. Prosedur untuk
mempertahankan variasi tekanan darah
tersebut dilakukan sesuai
dengan penyebab, seperti: pemberian cairan,
pengaturan kedalaman anestesi
obatinotropik / vasoaktif, obat anti
hypertensi.
4. Suhu tubuh
Pemantauan suhu tubuh ini dilakukan secara
kontinyu dengan thermometer.
5. Pencatatan dan dokumentasi hasil monitoring
UNIT TERKAIT Instalasi bedah

ALAT – ALAT ANESTESI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.032/IBS - 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 49


Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Operasional

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah alat – alat yang digunakan oleh penyedia anestesi untuk
menghantarkan oksigen dan obat – obat anestesi inhalasi,
mengontrol ventilasi, monitor fungsi peralatan dan memberikan
anestesi yang paling aman selama tindakan operasi.
1. Menghantarkan oksigen dan obat – obat inhalasi kepada
TUJUAN pasien.
2. Mengontrol ventilasi.
3. Monitor fungsi peralatan.
4. Memberikan anestesi paling aman selama tindakan operasi.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Alat – alat anestesi di siapkan dalam kondisi siap pakai.
PROSEDUR 2. Ketersediaan Oksigen dan N2O.
3. Tenaga terlatih yang kompeten di bidangnya.
4. Memelihara agar alat – alat dalam kondisi baik.
5. Melakukan kalibrasi untuk mengecek fungsi alat – alat
anestesi.
6. Melengkapi dan mengajukan penggantian alat – alat yang
rusak atau tidak ada.

UNIT TERKAIT 1. Bagian Pengadaan Alat Kesehatan.

PENGEMBALIAN PASIEN PASCA ANESTESI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.033/IBS - 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 50


H. Komar Hanifi, dr., MKM
Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah suatu tindakan memindahkan pasien pasca anestesi
PENGERTIAN dalam keadaan pulih sadar dan belum dapat bergerak sendiri
dari meja operasi ke brankar untuk dipindahkan ke Ruang
Pemulihan dan selanjutnya dipindahkan ke ruang perawatan.
Mengurangi atau menghindarkan pergerakan pasien sesuai
TUJUAN dengan keadaan fisiknya.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Persiapan Alat :
PROSEDUR a. Brankar
b. Handscoont atau sarung tangan kalau dibutuhkan.
c. Alas kain atau easy move kalau tersedia.
2. Persiapan Pasien :
a. Pasien diberi alas kain untuk memudahkan
perpindahan pasca operasi dari meja operasi ke
brankar.
b. Ada sekurangnya 3 orang petugas yang bersiap
untuk memindahkan pasien.
c. Pasien dipindahkan secara bersamaan dengan
aba – aba hitungan.
d. Posisi pasien di atur dalam posisi aman dan
nyaman di ruang pemulihan.
e. Jika memungkinkan pasien bisa dipindahkan ke
ruang Rawat Inap / ICU / pulang.
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. Rawat Inap

MONITORING SEDASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.034/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 51


H. Komar Hanifi, dr., MKM
Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Suatu kegiatan pemantauan yang dilakukan terus menerus


selama pasien dalam kondisi diberikan obat sedasi dan
didokumentasikan dalam rekam medis pasien.

TUJUAN 1. Untuk mengetahui kondisi fisik dan psikis pasien


terutama tanda – tanda vital.
2. Mengawasi adanya perubahan kondisi selama
diberikan sedasi.
3. Mengevaluasi resiko dan ketepatan sedasi bagi pasien.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Persiapkan format catatan anestesi.


2. Catat setiap perubahan fisik dan psikis pasien dalam
catatan anestesi sebagai dokumentasi medic.
3. Simpan atau masukkan catatan anestesi ke dalam
rekam medik pasien.

UNIT TERKAIT 1. SMF Anestesi


2. IBS
3. Rawat Inap, ICU dan IGD.
4. Medrek

OBAT – OBATAN YANG AKAN DIGUNAKAN


PADA SAAT INDUKSI ANESTESI
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.035/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 52


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah obat – obat yang termasuk ke dalam standar obat –


obatan anestesi yang mempunyai fungsi sebagai sedasi atau
hypnosis, analgesia, dan relaksasi otot rangka, yang digunakan
sebelum tindakan anestesi.

TUJUAN Menghilangkan kesadaran pasien sehingga memudahkan


dimulainya anestesi dan operasi.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Induksi Intra Vena : Profopol, diberikan dengan kepekatan 1


% menggunakan dosis 2-3 mg / kg BB kurangi mual dan
muntah pasca operasi dan pemulihan cepat.
2. Induksi Intra Muscular : Ketamin dengan dosis 5-7 mg / kg
BB dimasukkan setlah pasien tertidur 3-5 menit.
3. Induksi Inhalasi : Halothane atau sevoflouran yang
memerlukan dorongan O2 dan N2O. Keuntungannya
pasien jarang batuk.
4. Induksi per rectal : menggunakan Thiopental atau
midazolam diberikan hanya untuk anak atau bayi.
5. Pelemas Otot bertindak sebagai pelumpuh otot termasuk
otot – otot pernafasan.
UNIT TERKAIT Depo Farmasi
PERAWATAN ANESTESI DIDOKUMENTASIKAN DI
DALAM CATATAN ANESTESI PASIEN
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.037/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 53


PENGERTIAN Adalah kegiatan atau proses pendokumentasian tindakan
anestesi dalam bentuk tulisan di atas kertas, file computer
dan lain-lain dengan ilustrasi tulisan, grafik, gambar dan
suara.

TUJUAN Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan
mutakhir secara periodik dan teratur

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Tim anestesi menyiapkan formulir catatan / kartu


anestesi.
2. Dokter / perawat anestesi mengisi catatan / kartu
anestesi sebelum, selama dan sesudah dilakukan
tindakan anestesi.
3. Jika ada masalah maka masalah dan penanganannya
dicatat.
4. Ditandatangani oleh dokter anestesi sebagai
penanggungjawab.
5. Catatan di masukan ke dalam status rawat pasien.
1. SMF Anestesi
UNIT TERKAIT 2. IBS
3. Rekam Medis
4. Bagian Gudang ATK

PERENCANAAN ANESTESI

Nomor Dokumen evisi ke : Halaman :


445/SPO.038/IBS - 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah langkah awal dari rangkaian tindakan anestesi yang
PENGERTIAN dilakukan terhadap pasien yang direncanakan untuk tindakan
operasi.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 54


1. Mengetahui status fisik dengan klasifikasi ASA pada
TUJUAN pasien pre operasi.
2. Mengetahui dan menganalisa jenis operasi.
3. Memilih jenis / teknik anestesi yang sesuai.
4. Meramalkan penyulit yang mungkin akan terjadi selama
operasi dan atau post operasi.
5. Mempersiapkan obat /alat guna menanggulangi penyulit
yang mungkin terjadi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Anamnesa pasien :
PROSEDUR a. Identifikasi pasien : Nama, Umur, Alamat.
b. Keluhan saat ini dan tindakan operasi yang akan
dilakukan.
c. Riwayat penyakit yang sedang atau pernah diderita
yang dapat menjadi penyulit anestesi.
d. Riwayat obat-obatan yang meliputi alergi obat,
intoleransi obat, dan obat yang sedang digunakan.
e. Riwayat anestesi dan operasi sebelumnya
f. Kebiasaan buruk
2. Pemeriksaan Fisik dan psikis :
a. Keadaan psikis : gelisah, takut atu kesakitan.
b. Keadaan Gizi : Malnutrisi atau Obesitas.

PERENCANAAN ANESTESI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.038/IBS - 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
c. Tinggi dan Berat Badan.
PROSEDUR d. Frekuensi nadi, tekanan darah, pola dan frekuensi
pernafasan, serta suhu badan.
e. Jalan Nafas ( Airway ).
f. Evaluasi kondisi jantung.
g. Auskultasi paru – paru : adakah ronchi dan
wheezing.
h. Abdomen : adakah distensi, massa, ascites, hernia
atau tanda regurgitasi.
i. Ekstremitas : adakah perfusi distal, sianosis.
3. Pemeriksaan Penunjang ( Laboratorium, Rontgen dan

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 55


lain – lain ).
4. Konsultasi dengan spesialis bila diperlukan.

UNIT TERKAIT 1. SMF Anestesi.


2. IBS
3. Rawat Inap, Rawat Jalan, IGD.

PENCATATAN REKAM MEDIS TINDAKAN ANESTESI


PASIEN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.039/IBS - 1 dari 1
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan pencatatan pasien yang dilakukan


tindakan anestesi dalam rekam medis pasien dari sebelum
tindakan sampai dengan selesai tindakan di Instalasi Bedah

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 56


Sentral RSUD AL IHSAN

TUJUAN Untuk dokumentasi rekam medis tindakan anestesi pasien.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Tim anestesi menyiapkan formulir catatan / kartu


anestesi.
2. Dokter / perawat anestesi mengisi catatan / kartu
anestesi sebelum, selama dan sesudah dilakukan
tindakan anestesi.
3. Jika ada masalah maka masalah dan penanganannya
dicatat.
4. Ditandatangani oleh dokter anestesi sebagai
penanggungjawab.
5. Catatan di masukan ke dalam status rawat pasien.
1. SMF Anestesi
UNIT TERKAIT 2. IBS
3. Rekam Medis
4. Bagian Gudang ATK

PEMANTAUAN DAN PENGISIAN KARTU ANESTESI


PADA PASIEN YANG DILAKUKAN TINDAKAN ANESTESI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.040/IBS - 1 dari 1
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencatat hasil
PENGERTIAN pemantauan atau monitoring pasien Pre, Durante dan Post
Operasi dalam Lembar Catatan Anestesi sebagai dokumentasi
rekam medis yang bermanfaat untuk mengetahui
perkembangan fisik pasien yang dilakukan Tindakan anestesi

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 57


dan Operasi.
1. Mengetahui perkembangan fungsi fisik pasien.
TUJUAN 2. Jika ada masalah akan segera diatasi dan ada
dokumentasi rekam medis.
3. Sebagai aspek legal hukum bila terjadi masalah.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Persiapkan format catatan anestesi yang berlaku pada
PROSEDUR setiap akan dilakukan tindakan anestesi.
2. Persiapkan pasien pre operasi.
3. Pasangkan tensi meter, pulse oksimetri, thermometer,
EKG pada pasien yang dilakukan tindakan anestesi dan
operasi.
4. Mesin dan monitor vital sign dalam keadaan ON.
5. Catat semua hasil yang terdapat pada monitor vital sign
mulai dari pre, durante dan post operasi ke dalam
Lembar catatan Anestesi yang dimasukkan ke dalam
status rawat pasien operasi.
1. SMF Anestesi
UNIT TERKAIT 2. Rekam Medis
3. Pengadaan ATK

MONITORING PASIEN PASCA ANESTESI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.041/IBS - 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu tindakan pemantauan pada pasien pasca


Anestesi di Ruang Pemulihan untuk mengetahui
perkembangan kesadaran dan tanda – tanda vital pasien
setelah selesai dilakukan tindakan anestesi.

TUJUAN Untuk mengetahui keadaan umum, kesadaran dan tanda –

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 58


tanda vital pasien setelah tindakan anestesi di ruang pemulihan
sebelum dipindahkan ke ruangan rawat inap, ICU atau pulang.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Pasien yang telah di pindahkan ke ruang pemulihan


dipasang oksigen, bedside monitor, pulse oksimetri.
2. Kemudian di catat dalam catatan / kartu anestesi, untuk
kemudian dimasukan ke dalam status rawat pasien.
3. Jika ada masalah segera laporkan kepada dokter
anestesi dan operator yang bertanggungjawab.
4. Jika pasien sudah pulih sadar segera pindahkan ke
ruang rawat, ICU atau pulang.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Rawat Inap, ICU
3. Rawat Jalan
4. Tim Anestesi dan Bedah.

PEMANTAUAN STATUS FISIOLOGIS PASIEN SELAMA


PEMBEDAHAN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.042/IBS 2 1 dari 1
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah suatu tindakan pemantauan pada pasien selama
PENGERTIAN tindakan pembedahan secara terus menerus untuk mengetahui
adanya adanya perdarahan pasca operasi dan tanda – tanda
vital pasien setelah selesai dilakukan tindakan operasi.
Untuk mengetahui keadaan umum, kesadaran, perubahan atau
TUJUAN komplikasi selama pembedahan dan tanda – tanda vital pasien
setelah tindakan anestesi dan operasi di ruang pemulihan
sebelum dipindahkan ke ruangan rawat inap, ICU atau pulang.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 59


KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Pasien yang telah di pindahkan ke ruang pemulihan
PROSEDUR dipasang oksigen, bedside monitor, pulse oksimetri.
2. Kemudian di catat dalam catatan / kartu anestesi, untuk
kemudian dimasukan ke dalam status rawat pasien.
3. Jika ada masalah segera laporkan kepada dokter
anestesi dan operator yang bertanggungjawab.
4. Jika pasien sudah pulih sadar segera pindahkan ke
ruang rawat, ICU atau pulang.
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. Rawat Inap, ICU
3. Rawat Jalan
4. SMF Anestesi dan Bedah.

SERAH TERIMA PASIEN SEBELUM PEMBEDAHAN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.043/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Suatu prosedur yang harus dilakukan dalam menerima pasien


yang akan dilakukan tindakan pembedahan.

TUJUAN Memberikan komunikasi pelayanan yang diberikan sebelumnya


kepada pasien agar pelayanan keperawatan dapat
dilaksanakan secara berkesinambungan.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 60


dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Pasien diantar oleh perawat ruangan ke kamar operasi /


ruang persiapan.
2. Perawat ruang operasi menerima pasien dengan
dengan melakukan dengan panduan chek list pengisian
daftar tilik keselamatan pasien pada kolom check in.
3. Periksa kembali kelengkapan penunjang operasi : obat –
obatan, x-ray, hasil laboratorium, dicocokkan dengan
gelang pasien dari ruangan.

SERAH TERIMA PASIEN SEBELUM PEMBEDAHAN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.043/IBS 2 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR 4. Periksa kembali surat persetujuan / penolakkan


operasi sudah terlampir dalam rekam medis pasien.
5. Perawat yang melakukan serah terima
menandatangani format
6. Format dimasukkan ke dalam rekam medis pasien.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Rawat Inap
3. Rekam Medik

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 61


PEMBERIAN SEDASI UNTUK PREMEDIKASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.044/IBS - 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah tindakan awal anestesi dengan memberikan obat – obat


pendahuluan yang terdiri dari obat – obatan dari golongan
sedative / trankuilizer ( obat – obat yang berkhasiat anti cemas
dan menimbulkan rasa kantuk ).

TUJUAN Untuk memberikan suasana nyaman bagi pasien pre operasi,


bebas dari rasa cemas dan takut, sehingga pasien menjadi
tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 62


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Dokter Anestesi memberikan instruksi pemberian obat –


obat sedasi premedikasi.
2. Pemberian obat – obat golongan derivate fenothiazin
sebagai anti histamine :
a. Intra Muskular dosis 1 mg / kg BB dan diberikan 30
– 45 menit sebelum induksi.
b. Intravena dengan dosis 0,5 mg / kg BB, diberikan 5 –
10 menit sebelum nduksi.

PEMBERIAN SEDASI UNTUK PREMEDIKASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.044/IBS - 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR 3. Pemberian obat – obat golongan Derivat Benzodiazepin


yang banyak digunakan untuk premedikasi adalah
diazepam dan Midazolam :
a. Premedikasi diberikan Intra muscular dengan dosis
0,2 mg / kg BB atau Per Oral dengan dosis 5 – 10
mg.
b. Induksi, diberikan Intra Vena dengan dosis 0,2 – 0,6
mg / kg BB.
c. Sedasi pada Analgesia Regional diberikan Intra
Vena.
d. Pada pemberian Ketamin dapat menghilangkan
halusinasi.
4. Pemberian obat – obat golongan Derivat Butirofenon,
yang sering digunakan adalah Dehydro Benzperidol atau
popular disebut DHBP :
a. Premedikasi, diberikan Intra Muskular dosis 0,1 mg /
kg BB.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 63


b. Sedasi untuk analgesi Regional.
c. Anti Hypertensi.
d. Anti Muntah.
e. Suplemen Anestesi.
5. Pemberian obat – obat golongan Derivat Barbiturat ,
yang sering digunakan adalah Pentobarbital dan
Sekobarbital digunakan sebagai sedasi dan penenang
Pre Operasi terutama pada anak – anak :
 Intra Muskular dengan dosis 2 mg / kg BB atau per
oral.
6. Pemberian obat – obat golongan Preparat Antihistamin,
yang sering digunakan adalah Derivat Defenhidramin.

UNIT TERKAIT 1. SMF Anestesi


2. Depo Farmasi
3. IBS

JADWAL VISITE PASIEN PRA OPERASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.045/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan yang dilakukan sebelum dilaksanakan


tindakan operasi, hasil asessmen dicatat/didokumentasikan
dalam status pasien yang digunakan untuk mengembangkan
dan mendukung tindakan invasive / operasi yang di
rencanakan.

TUJUAN Untuk dokumentasi perencanaan tindakan operasi yang akan


dilakukan oleh ahli bedah.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 64


dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Dokter Ahli Bedah Mengunjungi dan memeriksa pasien


pre operasi di ruang rawat inap.
2. Merencanakan tindakan operasi yang akan dilakukan
berdasarkan informasi / keluhan pasien.
3. Memberikan informed concent kepada pasien dan
keluarga tentang rencana tindakan operasi yang akan
dilakukan dengan segala kemungkinan resiko /
komplikasi yang terjadi.
4. Pasien dijadwalkan oleh ahli bedah untuk kasus elektif
atau cito.
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. SMF Bedah, Obgyn, THT, Mata, Gilut.
3. Rawat Inap, Rawat Jalan, IGD, ICU.

PERENCANAAN TINDAKAN BEDAH

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.046/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Pasien yang telah dilakukan pemeriksaan oleh dokter ahli


bedah direncanakan tindakan bedah berdasarkan informasi
asessmen pada pasien.

TUJUAN Perencanaan tindakan bedah yang tepat akan memperkecil


kemungkinan komplikasi dalam tindakan bedah / operasi.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Dokter Ahli Bedah melakukan asessmen terhadap

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 65


pasien pre operasi.
2. Merencanakan tindakan bedah / operasi sesuai
informasi asessmen.
3. Rencana tindakan di catat dan dilaporkan ke Petugas
IBS untuk dijadwalkan.
4. Instrumenter menyiapkan alat untuk persiapan tindakan
operasi yang akan dilakukan.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. SMF Bedah, Obgyn, THT, Mata, Gilut
3. Rawat Inap, Rawat Jalan,IGD, ICU.

PENJADWALAN OPERASI ELEKTIF

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.047/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah suatu kegiatan pengaturan penjadwalan operasi yang
PENGERTIAN meliputi :
1. Penjadwalan pasien elektif adalah 1 hari sebelum operasi
dilakukan dan dilaporkan oleh petugas rawat inap ke
Instalasi Bedah Sentral
2. Persiapan pasien pre operasi harus sudah lengkap, puasa,
alat dan obat untuk operasi, SIO, dan jika ada konsul IPD
harus sudah ada jawaban acc untuk tindakan NU atau
Regional.
1. Memberikan informasi yang akurat bagi Tim Bedah, Rawat
TUJUAN Inap, Pasien dan Keluarga.
2. Dokumentasi Medik.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 66


dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Laporkan ke Staf IBS pasien yang akan dilakukan tindakan
PROSEDUR elektif 1 x 24 jam sebelum tindakan operasi.
2. Pasien diperiksa kembali oleh dokter anestesi untuk
mengetahui kelayakan pembiusan dan penentuan
premedikasi.
3. Susun jadwal operasi oleh staf IBS ( Nama, umur, diagnosa,
jenis anestesi dan tindakan operasi ).
4. Penambahan jadwal operasi harus diberitahukan kepada
staf IBS melalui telpon agar di jadwalkan dan dilaporkan
kepada dokter anestesi.
1. SMF Bedah, Obgyn, Mata, THT, Gimul
UNIT TERKAIT 2. SMF Anestesi.

PERSIAPAN ALAT – ALAT UNTUK TINDAKAN OPERASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.048/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
PENGERTIAN Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan
instrument / alat operasi secara cermat dan teliti sesuai
kebutuhan tindakan operasi yang akan dilakukan.
1. Mencegah terjadinya ketidak lengkapan instrument
TUJUAN operasi.
2. Mempermudah persiapan tindakan operasi.
3. Memperlancar jalannya tindakan operasi.
4. Sterilitas terjamin.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Siapkan trolly mayo / tray yang sudah dibersihkan dan
PROSEDUR kondisi siap pakai.
2. Instrumenter memakai sarung tangan steril.
3. Trolly mayo /tray diberi alas sarung mayo steril lapis
pertama.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 67


4. Dilapisi dengan alas meja mayo steril lapis ke dua.
5. Susun Instrument operasi sesuai kebutuhan.
6. Siapkan meja untuk doek dan jas operasi steril.
7. Siapkan sarung tangan, benang jahit dan alat kesehatan
lain sesuai tindakan operasi yang akan dilakukan.
8. Instrument disiapkan sedekat mungkin sebelum
tindakan operasi dilakukan untuk mencegah infeksi
nosokomial.
9. Instrument ditutup dengan alas steril penutup
instrument.
UNIT TERKAIT 1. CSSD

PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN


SAMPEL DARAH KE LABORATORIUM
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.049/IBS 2 1 dari 2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Standar Prosedur
Operasional

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengambil dan
mengirimkan sampel darah dari Instalasi Bedah Sentral Ke
Laboratorium sebagai penunjang untuk kebutuhan dalam
tindakan operasi, misalnya pemeriksaan Hb untuk transfusi
darah, dan atau pemeriksaan lain sesuai kebutuhan tindakan
operasi.
TUJUAN Membantu penegakan rencana tindakan yang dibutuhkan
berhubungan dengan pemeriksaan laboratorium sebagai
penunjang.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
PROSEDUR 1. Dokter Spesialis anestesi atau bedah memberikan instruksi
pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan.
2. Petugas IBS menyiapkan alat yang akan digunakan :
a. Handscoen atau sarung tangan steril
b. Bak spuit lengkap dengan kapas alcohol, tourniquet,
plester dan gunting & siapkan botol sediaan
3. Petugas IBS memakai sarung tangan, tourniquet terpasang
pada lokasi yang akan diambil darah.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 68


4. Diberi alas karet atau kain.
5. Sapukan kapas alcohol ke pembuluh darah yang akan
diambil darahnya.
6. Ambil darah dengan spuit steril sesuai kebutuhan.
7. Selesai pengambilan darah dimasukan kedalam sediaan
yang disiapkan & tutup luka dengan kapas alcohol plester.
8. Kirim ke laboratorium, beritahukan petugas laboratorium
agar hasilnya segera diberitahukan melalui telpon ke
petugas IBS

PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN


SAMPEL DARAH KE LABORATORIUM

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.049/IBS 2 2 dari 2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat

UNIT TERKAIT 1. SMF Anestesi, Bedah, Obgyn, THT, Mata, Gilut.


2. IBS
3. Laboratorium

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 69


SURAT PENGANTAR KE BANK DARAH

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.050/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Standar Prosedur
Operasional

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah format yang berisi tentang permintaan tentang transfuse


darah yang dibutuhkan pada pasien pre, durante dan post
operasi yang ditanda tangani oleh dokter spesialis yang
meminta.

TUJUAN 1. Memudahkan penyediaan darah untuk tindakan yang


dibutuhkan.
2. Dokumentasi Medis.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Dokter memberikan instruksi permintaan darah untuk


transfuse.
2. Petugas menyiapkan format permintaan / pengantar ke
bank darah.
3. Mengisi identitas pasien dan permintaan darah yang
dibutuhkan.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 70


4. Sampel darah disiapkan dan diberikan dengan formulir
pengantar ke bank darah yang sudah ditandatangani
oleh dokter.
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Laboratorium.
3. Bank Darah.
4. SMF Bedah, Obgyn, THT, Mata, Gilut.

PENGGUNAAN DARAH DAN PRODUK DARAH

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.051/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Tindakan yang dilakukan pada pasien pre, intra dan pasca
operasi sesuai kebutuhan dalam tindakan operasi.
1. Untuk memperbaiki keadaan umum pasien.
TUJUAN 2. Menambah Hb pasien dengan Anemia karena
perdarahan pre, Intra dan pascq operasi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Periksa kondisi pasien pre operasi/anestesi :
PROSEDUR a. Pemeriksaan konjunctiva, anemis?
b. Apakah ada perdarahan atau tidak ? dalam atau luar?
c. Pemeriksaan Hb pre operasi ke Laboratorium.
d. Melaksanakan instruksi dokter untuk pemasangan
transfusi.
2. Periksa kondisi pasien durante operasi :
a. Dr anestesi memeriksa konjunctiva pasien apakah
anemis atau tidak.
b. Dr ahli bedah memberitahukan dan berkolaborasi
dengan dokter anestesi bahwa perdarahan banyak
sehingga membutuhkan transfusi.
c. Dokter anestesi memberikan instruksi kepada petugas

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 71


IBS untuk menyiapkan sampel darah pasien untuk
pengambilan darah dengan jumlah dan jenis darah
sesuai kebutuhan.
d. Membuat format permintaan transfuse darah,
ditandatangani dokter ahli bedah / dokter anestesi.

PENGGUNAAN DARAH DAN PRODUK DARAH

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.051/IBS 2 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR e. Memberitahukan kepada keluarga pasien agar


memberikan sampel darah ke laboratorium untuk
kemudian diteruskan ke bank darah.
f. Jika persediaan darah dengan golongan yang
dibutuhkan masih tersedia maka darah bisa diambil
di bank darah, jika persediaan darah dengan
golongan yang diminta kosong maka pengambilan
darah dialihkan ke Bank Darah cabang kabupaten
atau propinsi.
3. Periksa kondisi pasien post operasi :
a. Dokter ahli bedah berkolaborasi dengan dokter
anestesi memeriksa kondisi pasien post operasi.
b. Jika anemis dokter ahli bedah berkolaborasi
dengan dokter anestesi untuk memberikan instruksi
transfusi darah.
c. Cek Hb Post Operasi.
d. Jika < 8 mg% maka pasien diberikan transfusi
darah sesuai instruksi.
e. Dokter memberikan instruksi pengambilan sampel
darah.
f. Petugas IBS mengisi formulir permintaan transfusi
darah dan ditanda tangani oleh dokter yang
bersangkutan.
g. Pengiriman sampel darah ke Laboratorium dan
pengambilan darah ke Bank Darah.

UNIT TERKAIT 1. IBS.


2. Laboratorium.
3. Bank Darah.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 72


LAPORAN TERHADAP PIHAK YANG BERWENANG

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.052/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu tindakan apabila ada kejadian kecelakaan pasien,


meninggal di meja operasi, salah posisi lokasi operasi, salah
tindakan operasi, salah pasien atau ada benda asing yang
tertinggal dalam tubuh pasien, maka Operator dan Tim
membuat laporan yang ditujukan kepada pihak Manajemen
Rumah Sakit.
1. Supaya diketahui oleh pihak Manajemen Rumah Sakit untuk
TUJUAN dicarikan solusi terbaik untuk permasalahan tersebut.
2. Perlindungan Hukum jika ada tuntutan di kemudian hari.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Membuat laporan kejadian / kronologi.
PROSEDUR 2. Ditanda tangani oleh tim terkait.
3. Kelengkapan data/ status.
4. Pencatatan dan pelaporan kejadian diketahui oleh Ka. IBS
dan di tanda tangani oleh Ka. Perawat IBS.
5. Pencatatan dan pelaporan ditujukan kepada bagian Hukmas
RSUD AL IHSAN
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. Komite Medik
3. Hukmas
4. WaDir Yan Med.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 73


5. Direktur RSUD AL IHSAN

PENCATATAN REKAM MEDIS DAN ASUHAN


KEPERAWATAN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.053/IBS 2 1 dari 1
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu pencatatan kegiatan yang dilakukan di Instalasi


Bedah Sentral setelah pasien dilakukan tindakan Anestesi,
didokumentasikan ke dalam rekam medis pasien, dan
direncanakan asuhan keperawatan pasien selama 24 jam
pasca tindakan anestesi.

TUJUAN 1. Setiap instruksi dan tindakan ada dokumentasinya.


2. Selalu siap jika dibutuhkan untuk hukum.
3. Tindakan sesuai dengan rencana.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Siapkan rekam medis pasien dalam setiap tindakan


operasi yang dilakukan.
2. Catat dan dokumentasikan dimasukkan dalam rekam
medis pasien.
3. Ditandatangani oleh dokter operator dan anestesi.

UNIT TERKAIT 1. Dokter anestesi dan Operator.


2. IBS
3. Rawat Inap.
4. Rekam Medik.
5. Bidang Keperawatan.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 74


PENCATATAN REKAM MEDIS : PENUNJANG MEDIS LAIN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.054/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Standar Prosedur
Operasional

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah suatu kegiatan tindakan dari penunjang medis lain yang
PENGERTIAN dibutuhkan pasien post operasi dan dicatat dalam rekam
medispasien.
1. Sebagai bukti tertulis adanya instruksi dari penunjang
TUJUAN medis lain untuk kebutuhan pasien dan ditandatangani.
2. Dokumentasi medis sebagai landasan hukum yang kuat
bila terjadi resiko komplikasi yang mungkin terjadi.
3. Sebagai kelengkapan dokumentasi medis dalam rekam
medis pasien.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Dokter Ahli Bedah atau Anestesi memberi instruksi
PROSEDUR untuk permintaan kelengkapan pemeriksaan penunjang
medis lain sesuai dengan kebutuhan pasien.
2. Instruksi dicatat dan di tandatangani oleh dokter
bersangkutan.
3. Petugas IBS memberitahukan petugas dari Penunjang
Medis Lain.
4. Petugas dari Penunjang Medis Lain datang ke IBS dan
melakukan tindakan sesuai instruksi dokter yang
bersangkutan.
5. Kegiatan tindakan dicatat dan didokumentasikan dalam
rekam medis pasien dan ditandatangani dan nama jelas.
1. SMF Anestesi, Bedah, Obgyn, THT, Mata, Gilut.
UNIT TERKAIT 2. IBS
3. Rawat Inap.
4. Rekam Medik.

STERILISASI ALAT SEBELUM OPERASI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 75


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.055/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah suatu proses yang dilakukan untuk membasmi kuman
PENGERTIAN dan STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ( SPO )ra
terhadap semua peralatan operasi sebelum digunakan.
1. Untuk membunuh kuman dan STANDAR PROSEDUR
TUJUAN OPERASIONAL ( SPO )ra pada instrument.
2. Untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial pada
pasien post operasi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Alat – alat yang telah dipakai untuk tindakan operasi,
PROSEDUR diperiksa ulang kelengkapannya.
2. Kumpulkan dalam satu wadah set alat tersebut.
3. Diserahkan kepada petugas CSSD.
4. Catat di buku serah terima alat.
5. Petugas CSSD mengambil alat dan mencatat di buku
serah terima alat dan ditanda tangani.
6. Petugas CSSD memeriksa kembali alat – alat yang
diterima.
7. Alat – alat dicuci dan disterilkan sesuai prosedur
Sterilisasi CSSD.
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. CSSD
3. Tim PPI

PELAYANAN ANESTESI DI KAMAR OPERASI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 76


PADA MASA PRE, DURANTE DAN POST OPERASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.056/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah Tindakan anestesi yang dilakukan pre, durante dan post
operasi dibuat dalam laporan tertulis yang dituangkan ke dalam
rekam medis pasien, lengkap dan ditandatangani oleh dokter
anestesi yang melakukannya sebelum pasien dipindahkan ke
Ruang Rawat Inap.

TUJUAN 1. Kelengkapan dokumentasi medis pasien.


2. Sebagai dasar untuk tindakan selanjutnya.
3. Sebagai bukti tertulis jika ada kejadian yang tidak
diinginkan menyangkut hukum

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Siapkan rekam medis pasien.


2. Catat setiap tindakan anestesi dari pre, durante dan
post operasi dalam catatan anestesi dan dimasukkan ke
dalam rekam medis pasien.
3. Ditandatangani oleh dokter anestesi.

UNIT TERKAIT 1. SMF Anestesi.


2. IBS
3. Rekam Medis.
4. Rawat Inap.

PROSEDUR CUCI TANGAN BEDAH / OPERASI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 77


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.057/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Ditetapkan oleh,
Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Tanggal Terbit
Standar Prosedur
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah suatu kegiatan mencuci tangan yang baik dan benar
PENGERTIAN sebelum melakukan tindakan operasi dengan menggunakan
sabun antiseptik di Instalasi Bedah Sentral.
1. Menghilangkan mikroorganisme.
TUJUAN 2. Mencegah transmisi mikroorganisme dari petugas ke
pasien atau dari pasien ke petugas atau dari pasien ke
pasien dan dari lingkungan sekitar pasien ( Infeksi
Nosokomial ).
3. Tindakan utama untuk pengendalian dan pencegahan
infeksi ( PPI ).
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Siapkan terlebih dahulu sikat cuci tangan dan sabun
PROSEDUR antiseptic pada tempat cuci tangan.
2. Buka kran, bila memakai sensor cukup mendekatkan
kedua telapak ke lampu sensor, bila pakai step atau
sentuhan lutut.
3. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu, basahi kedua
tangan sampai sikut di bawah air mengalir.
4. Tekan dispenser sabun agar cairannya keluar ke kedua
telapak tangan, kemudian lakukan 6 langkah cuci tangan
bedah menurut WHO :
a. Letakkan telapak tangan kanan diatas telapak tangan
kiri, lalu gosok sabun yang ada di telapak tangan
selama 3 menit, begitu pula sebaliknya.
b. Setelah itu Letakkan telapak tangan kanan di atas.

PROSEDUR CUCI TANGAN BEDAH / OPERASI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 78


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.057/IBS 2 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
punggung tangan kiri, gosokkan secara merata dan
PROSEDUR bergantian selama 3 menit
c. Mengatupkan ke dua telapak tangan menggosok
disela-sela jari dengan jari selama 3 menit secara
bergantian.
d. Mengunci kedua telapak tangan dengan cara
ditekuk berlawanan kemudian digosokan selama 3
menit.
e. Putar ibu jari kiri dengan tangan kanan, begitu pula
sebaliknya selama 3 menit.
f. Menggosokkan ujung jari tangan kanan ke telapak
tangan kiri, begitu pula sebaliknya, dilanjutkan
sampai sikut kemudian bilas dengan air steril.
5. Tutup kran denganmenggunakan sikut, sensor atau
pedal kaki.
6. Keringkan dengan menggunakan handuk steril yang
disediakan.
7. Memakai gaun operasi / jas operasi dan memakai
sarung tangan steril.
8. Siap melakukan tindakan operasi.
9. Setelah tindakan operasi selesai maka Lakukan cuci
tangan bersih.
10. Keringkan dengan alat pengering atau handuk bersih
yang disediakan.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Bagian Pengadaan Alkes dan Obat.
3. Tim PPI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 79


CUCI TANGAN PROSEDURAL

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.058/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah suatu kegiatan mencuci tangan yang dilakukan
PENGERTIAN sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan pada
pasien pre dan post operasi, dengan menggunakan sabun
antiseptik.
1. Meminimalkan mikroorganisme.
TUJUAN 2. Mencegah terjadinya infeksi nasokomial.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Sebelum melakukan tindakan perawatan di Instalasi
PROSEDUR Bedah Sentral maka petugas wajib melakukan cuci
tangan bersih.
2. Basahi telapak tangan sampai pergelangan tangan
dibawah air mengalir.
3. Tuangkan sabun dengan cara menekan dispenser.
4. Gosokkan kedua telapak tangan, sela-sela jari sampai
pergelangan tangan selama 5-10 menit.
5. Bilas kembali dibawah air mengalir sampai benar –
benar bersih dari sabun antiseptik.
6. Keringkan dengan pengering atau handuk bersih.
7. Apabila sesudah melakukan tindakan lakukan langkah
yang sama.
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. Bagian pengadaan Alat Kesehatan.
3. Rawat Inap, IGD dan ICU
4. Tim PPI

PROSEDUR CUCI TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 80


ANTISEPTIK HAND RUB/ALKOHOL

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.059/IBS - 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah suatu kegiatan yang dilakukan sebelum dan sesudah
PENGERTIAN melakukan tankan perawatan di Instalasi Bedah sentral tanpa
menggunakan sabun anti septik tetapi dengan menggunakan
Hand Rub / Alkohol.
1. Meminimalkan mikroorganisme.
TUJUAN 2. Mencegah infeksi nosokomial.
KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Sebelum melakukan pemeriksaan atau memegang
PROSEDUR tubuh pasien maka petugas wajib melakukan cuci
tangan kering.
2. Letakkan telapak tangan di bawah kran antiseptic hand
rub.
3. Tekan pangkal kran antiseptik hand rub dengan
menggunakan jari tangan kanan ke atas telapak tangan
kiri 1 atau 2 kali.
4. Gosokkan ke seluruh bagian tangan termasuk sela –
sela jari tangan selama 5 - 10 menit.
5. Biarkan kering dengan sendirinya.
6. Lakukan kembali jika setelah melakukan pemeriksaan
atau memegang tubuh pasien.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Tim PPI
3. Bagian Pengadaan Alat Kesehatan

STERILISASI LINEN

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 81


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.060/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu proses yang dilakukan oleh petugas CSSD untuk
membunuh kuman dan STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL ( SPO )ra pada linen yang digunakan untuk
kelengkapan drapping tindakan operasi dengan menggunakan
alat sterilisasi uap kering atau basah.
1. Pedoman bagi CSSD dalam melakukan tindakan sterilisasi
TUJUAN linen operasi.
2. Membunuh kuman dan STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL ( SPO )ra penyebab infeksi.
3. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Linen yang sudah bersih dan kering dari laundry dilipat
PROSEDUR sesuai ketentuan lipatan doek operasi.
2. Packing set doek dan jas operasi untuk tindakan operasi
sedang, besar dan khusus, yaitu :
a. Operasi Sedang : 2 jas operasi, 2 doek sisi, 1 doek
atas, 1 doek bawah, 1 doek bolong besar, 2 handuk
kecil.
b. Operasi Besar : 3 jas operasi, 2 doek sisi, 1 doek
atas, 1 doek bawah, 1 doek bolong besar, 1 doek
bawah cadangan, 3 handuk kecil.
c. Operasi Khusus : 4 jas operasi, 2 doek sisi, 1
doek atas, 1 doek bawah, 1 doek bolong besar, 1 doek
bawah cadangan, 4 handuk kecil.

STERILISASI LINEN

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 82


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.060/IBS 2 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR 3. Beri label nama dan tanggal sterilisasi.


4. Siapkan mesin sterilisasi.
5. Masukkan linen yang akan disterilkan.
6. Proses sterilisasi dilaksanakan sesuai prosedur.
7. Matikan mesin jika sudah mencapai steril dan melalui
dry.
8. Angkat linen steril.
9. Linen yang sudah steril disimpan di lemari packing
steril.
10. Linen steril siap digunakan.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. CSSD
3. Tim PPI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 83


PERSIAPAN SEBELUM OPERASI
( BASIC EQUIPMENT )
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.061/IBS 2 1 dari 2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan sebelum tindakan


operasi yaitu mempersiapkan alat – alat dasar yang selalu
digunakan di Instalasi Bedah Sentral dalam kondisi siap
pakai.

TUJUAN Untuk memudahkan dan memperlancar pelayanan tindakan


operasi di Instalasi Bedah Sentral.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Siapkan Kamar tindakan operasi di Instalasi Bedah Sentral
PROSEDUR setelah digunakan untuk persiapan tindakan operasi hari
berikutnya.
2. Periksa apakah alat – alat sudah dalam kondisi baik dan
siap pakai.
3. Lampu – lampu segera dimatikan dan kamar disiapkan
untuk proses Sterilisasi selama 24 jam.
4. Setelah 24 jam alat sterilisasi kamar operasi dimatikan,
hidupkan exchaus fan, untuk mengeluarkan bau ultraviolet.
5. Pemeriksaan ulang kondisi alat – alat di tiap kamar operasi
agar selalu siap pakai, antara lain :
a. Meja Operasi.
b. Meja Anestesi.
c. Mesin Anestesi.
d. Suction.
e. Diathermi / Electric Cauter.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 84


PERSIAPAN SEBELUM OPERASI
( BASIC EQUIPMENT )
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.061/IBS 2 2 dari 2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR f. Meja Mayo


g. Meja Linen
h. Meja Antiseptik
i. Lampu Operasi
j. Tromol
k. Tempat Sampah
l. Supply Oksigen dan N2O
m. Regulator Oksigen dan N2O
n. Dingklik
o. Iluminator X – ray
p. Alat Laparascopy
q. Surgeon Air
r. Brankar
s. Hidupkan alat pendingin / AC

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Teknisi.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 85


PROSES PERSALINAN DENGAN NYERI MINIMAL
( ILA : INTRATHECAL LABOR ANALGESIA )

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.063/IBS 2 1 dari 2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Suatu teknik untuk mengurangi rasa nyeri pada saat


melahirkan normal dengan cara menyuntikan obat penghilang
rasa nyeri / sakit, yang disuntikkan ke dalam ruang spinal
pasien.

TUJUAN 1. Mengurangi rasa nyeri pasien pada saat melahirkan.


2. Mengurangi rasa cemas menjelang persalinan.
3. Memberikan rasa nyaman pada pasien menjelang
persalinan.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Persiapan alat dan obat :
PROSEDUR a. Intrument steril : kom bethadine, kasa, sponge
holder, sarung tangan,doek bolong kecil, spuit 5
cc.
b. Obat analgesia spinal / epidural disiapkan.
c. Obat di buka masukkan kedalam spuit yang
disediakan dalam keadaan steril.

PROSES PERSALINAN DENGAN NYERI MINIMAL

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 86


( ILA : INTRATHECAL LABOR ANALGESIA )

Nomor Revisi ke : Halaman :


Dokumen 2 2 dari 2
445/SPO.063/I
RSUD Al Ihsan
BS
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR 2. Pasien disiapkan dalam posisi duduk dengan


punggung sedikit membungkuk.
3. Proses Yoderm dan drapping.
4. Prosedur ILA dilaksanakan.
5. Pasien dikembalikan dalam posisi melahirkan atau
Lithotomy.

UNIT TERKAIT 1. SMF Anestesi


2. SMF Obgyn
3. IBS

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 87


PELAYANAN ANESTESI TERSEDIA UNTUK KEADAAN
DARURAT ( CITO ) DI LUAR JAM KERJA

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.064/IBS 2 1 dari 2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Pelayanan anestesi di luar jam kerja ( On Call ) yang
PENGERTIAN dilaksanakan pada tindakan operasi yang bukan jadwal
Elektif ( Cito ).
Terselenggaranya kelancaran pelayanan anestesi pada
TUJUAN tindakan operasi Cito.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
Surat Keputusan Direktur Utama RSUD Al Ihsan Nomor
PROSEDUR 445/Kep 388/IBS.RS.Ihsan/2016
1. Menyusun jadwal On Call Tim Anestesi.
2. Jadwal diberikan ke Instalasi Gawat Darurat ( IGD ),
SMF Obgyn, IBS, Operator telepon.
3. Jika ada Tindakan Operasi Cito, IGD atau Obgyn
menghubungi Tim Anestesi melalui operator telpon
RS.
4. Hubungi Bagian transportasi khusus petugas On Call
IBS.
5. Setelah operasi selesai dilaksanakan maka Tim
Anestesi dijemput dan dipulangkan kembali ke
rumahnya .

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 88


PELAYANAN ANESTESI TERSEDIA UNTUK KEADAAN
DARURAT ( CITO ) DI LUAR JAM KERJA

Nomor Revisi ke : Halaman :


Dokumen 2 2 dari 2
RSUD Al Ihsan
445/SPO.064/I
Provinsi Jawa Barat
BS

UNIT TERKAIT 1. SMF Anestesi.


2. SMF Obgyn
3. IGD
4. IBS
5. Operator Telpon RS
6. Bag. Umum transportasi

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 89


TIM ANESTESI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.066/IBS - 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah Tim yang solid dalam melaksanakan tugas tindakan


anestesi yang terdiri dari Ketua Tim adalah Dokter Spesialis
anestesiologi sebagai DPJP di RSUD AL IHSAN dan
anggotanya adalah perawat anestesi yang kompeten di
bidangnya.

TUJUAN Terselenggaranya kelancaran pelayanan anestesi baik pada


kasus elektif maupun cito di RSUD AL IHSAN.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR Surat Keputusan Direktur Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016
1. Menyusun Tim Anestesi yang disetujui oleh dokter
spesialis di RSUD Al Ihsan dan diketahui oleh Kepala
Instalasi Bedah Sentral .
2. Mengajukan pembuatan Surat Keputusan Tim
Anestesi yang disahkan oleh Direktur RSUD AL
IHSAN.
3. Surat Keputusan disimpan sebagai arsip di Instalasi
Bedah Sentral.
4. Nama Tim Anestesi yang melaksanakan tindakan di
catat dalam kartu anestesi dimasukkan ke dalam
rekam medis pasien.

TIM ANESTESI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 90


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.066/IBS - 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat

1. SMF Anestesi.
UNIT TERKAIT 2. IBS
3. 1Direktur RSUD AL IHSAN

PROSEDUR STERILISASI ALAT – ALAT MEUBELAIR

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 91


DI KAMAR OPERASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.067/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan dalam menyiapkan alat meubelair dari


bahan steinless steel di kamar operasi ( meja linen, meja mayo,
meja tray, tromol, meja tromol, kursi tindakan, dll ) dalam
keadaan steril dengan cara desinfeksi dengan alcohol 70 %.

TUJUAN 1. Sebagai pedoman petugas IBS dalam menyiapkan alat –


alat meubelair dari bahan steinless steel yang steril di
kamar operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Al Ihsan.
2. Mencegah berkembangbiaknya bakteri dan STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL ( SPO ) penyebab infeksi.
3. Mencegah terjadinya Infeksi Nasokomial.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Siapkan Alkohol 70% dan kasa steril dalam wadah / kom
PROSEDUR steril tertutup.
2. Siapkan terlebih dahulu air dicampur dengan lisol dan
washlap khusus untuk membersihkan alat – alat
meubelair kamar operasi dari bahan steinless steel.
3. Siapkan alat – alat meubelair ( meja linen, meja mayo,
meja tray, meja tromol, kursi tindakan, dll ) yang sudah
terlebih dahulu dibersihkan dari darah dan kotoran lain,
seka dengan larutan lisol kemudian keringkan.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 92


PROSEDUR STERILISASI ALAT – ALAT MEUBELAIR
DI KAMAR OPERASI
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.067/IBS 2 2 dari 2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR 1. Setelah kering alat di seka dengan larutan alcohol


dan kasa steril.
2. Packing alat steril siap untuk diletakan di atas meja
yang sudah disterilkan.
3. Packing alat steril siap untuk digunakan sesuai
dengan jenis tindakan operasi

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Tenaga Kebersihan.
3. Tim PPI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 93


TINDAKAN A DAN ANTISEPTIK
DAERAH OPERASI DAN DRAPPING

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.068/IBS 3 1 dari 3
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu tindakan yang dilakukan sebelum tindakan


operasi untuk mensuci hamakan daerah operasi dengan
menggunakan anti septic ( Iodine ) serta tindakan untuk
melokalisir daerah operasi agar terjaga area steril dengan
menggunakan linen steril
( Drapping ).
1. Melokalisir area operasi tetap steril dengan cara emnutup
TUJUAN bagian lain diluar area operasi sehingga tidak terjadi kontak
antara area steril dan tidak steril.
2. Mencegah terjadinya infeksi Nosokomial.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Siapkan
PROSEDUR a. Linen steril untuk drapping dalam alas steril di atas
meja linen yang sudah disterilkan.
1) Doek atas dan bawah pasien masing – masing 1
buah.
2) Doek Samping pasien 2 buah.
3) Doek bolong Besar 1 buah.
4) Doek Klem 4 buah.
b. Kom Antiseptik 1 buah.
c. sponge Holder 1 buah.
d. Kasa Steril 3 – 4 buah.
e. Antiseptik ( Iodine 7,5 % – 10 % )

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 94


TINDAKAN A DAN ANTISEPTIK
DAERAH OPERASI DAN DRAPPING
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.068/IBS 3 2 dari 3
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
f. Lakukan :
PROSEDUR g. Jepit kasa steril dengan STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL ( SPO )nge holder, kasa dibentuk
segitiga dan sudut segitiga dijepit, buat tiga buah jepit
di sela – sela jari tangan.
h. Sebelum dilakukan Yoderm, area operasi terlebih
dahulu didesinfeksi dengan menggunakan cairan
savlon dan NaCl kemudian dikeringkan dan diseka
dengan alcohol oleh petugas sirkuler.
i. Bila area operasi terdapat luka terbuka dan ada pus /
kotor maka pencucian dilakukan dari area luar ke arah
dalam dengan menggunakan savlon + NaCl + Alkohol
setelah itu baru dilakukan Yoderm.
j. Bila area operasi bersih maka pencucian dengan
savlon + NaCl + Alkohol dilakukan dari arah dalam
kearah luar dengan cara melingkar.
k. Bebaskan area operasi dari penutupnya.
l. Lakukan Yoderm daerah Operasi sesuai dengan jenis
operasi yang dilakukan sejauh mungkin dalam satu
regio.
3. Drapping :
a. Pada daerah abdomen : Pasang Doek bawah
kemudian dilanjutkan dengan doek atas pasien,
setelah itu pasang doek samping kiri dan kanan
pasien kemudian rekatkan dengan doek klem di tiap
sudut membentuk segi empat pada area operasi.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 95


TINDAKAN A DAN ANTISEPTIK
DAERAH OPERASI DAN DRAPPING

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.068/IBS 3 3 dari 3
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR b. Pada daerah Extremitas doek dibuat posisi melingkar


dahulu dijepit dengan doek klem.
c. Kemudian pasang doek bolong besar diatas doek
ampar pasien tepat di atas area operasi.
d. Tindakan operasi siap untuk dilaksanakan.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Depo Farmasi
3. CSSD
4. Laundry

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 96


PEMELIHARAAN INSTRUMENT

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.069/IBS 3 1 dari 3

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Suatu tindakan yang dilakukan oleh petugas IBS dalam
PENGERTIAN memelihara instrument / alat – alat operasi secara baik dan
benar, dimulai dari sebelum operasi dan sesudah operasi
dilakukan.
1. Mempertahankan keutuhan / kelengkapan set
TUJUAN instrument operasi.
2. Menjaga terjadinya korosi / karat pada instrument
operasi.
3. Menjaga agar instrument operasi awet dan tahan
lama.
4. Mencegah infeksi nosokomial.

Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Gunakan Instrument sesuai dengan fungsinya.


2. Pisahkan alat – alat tajam dan halus dari alat – alat
berat dan kaasar.
3. Segera bersihkan alat – alat dari darah yang
menempel pada permukaan dan celah – celah
peralatan selama operasi berlangsung dengan NaCl
0,9 %.
4. Pembersihan manual :
a. Rendam semua alat bekas pakai operasi Non
Infeksi

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 97


PEMELIHARAAN INSTRUMENT

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.069/IBS 3 2 dari 3

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
dalam Larutan Clorin 0,5% selama 10 mnt, untuk
PROSEDUR Operasi Infeksi rendam selama 15 – 20 menit
dalam larutan Clorin 0,5% atau rendam selama 1
jam dalam larutan savlon 1 %.
b. Keluarkan alat dari rendaman clorin.
c. Cuci dibawah air mengalir kemudian dicuci
kembali dengan savlon dengan menggunakan
sikat instrument yang lembut, untuk
membersihkan celah – celah instrument dengan
terlebih dahulu melepaskan penguncinya.
d. Bilas kembali di bawah air mengalir.
e. Pisahkan instrument tajam, halus dari instrument
besar, berat dan kasar, untuk menghindari
kerusakan.
f. Uraikan diatas kain alas kering.
g. Keringkan alat / instrument dengan menggunakan
pengering, diangin – angin atau di lap.
h. Olesi dengan cairan anti korosif agar alat tidak
mudah berkarat dan tetap baik fungsinya.
i. Alat / instrument siap untuk packing / set
kemudian simpan di rak packing non steril untuk
kemudian disterilkan.
j. Jika ada alat yang rusak atau berkurang fungsinya
maka petugas segera melaporkan dan
mengajukan alat / instrument baru sesuai
kebutuhan.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 98


PEMELIHARAAN INSTRUMENT

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.069/IBS 3 3 dari 3

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR 5. Pembersihan dengan alat Ultra sonic :


a. Perendaman alat / instrument dilakukan sama
dengan cara pembersihan manual.
b. Tuangkan detergent atau savlon pada tangki
ultrasonic.
c. Angkat dan letakkan alat dalam keranjang / baki
dan masukkan.
d. Tutup tabung untuk mencegah terjadinya aerosol.
e. Gunakan alat pencatat waktu sesuai protap.
f. Angkat keranjang / baki setelah putaran selesai.
g. Bilas dengan air mengalir kemudian keringkan alat.
6. Catatan :
a. Perawatan Alat – alat micro, fiber optic, lensa,
kabel harus lebih hati – hati.
b. Baca petunjuk pemeliharaaan yang disertakan /
dianjurkan dari produk alat tersebut.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. CSSD
3. Bagian Pengadaan Alkes dan Obat

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 99


PEMELIHARAAN KAMAR OPERASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.070/IBS - 1 dari 4

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam upaya untuk


pemeliharaan kamar operasi apabila selesai digunakan
tindakan operasi untuk mencegah dan meminimalkan terjadi
infeksi nosokomial sehingga dapat digunakan untuk tindakan
operasi selanjutnya dilakukan harian, untuk pemeliharaan
keseluruhan kamar operasi dan alat – alat yang ada di
dalamnya dilakukan secara terjadwal mingguan.

TUJUAN 1. Memelihara kamar operasi agar terjaga kebersihan


dan kesterilannya.
2. Mencegah terjadinya infeksi Nosokomial.
3. Pemeliharaan kamar operasi yang baik menjadikan
lingkungan yang nyaman bagi petugas dan pasien.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PEMELIHARAAN KAMAR OPERASI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 100


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.070/IBS 3 2 dari 4

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
1. Perawatan Harian :
PROSEDUR a. Kamar Operasi dalam keadaan tidak digunakan :
1) Matikan Lampu Kamar Operasi.
2) Rapihkan peralatan kamar operasi dengan baik
dan benar.
3) Tutup semua pintu dengan rapat ( pintu masuk,
pintu keluar dan pintu tempat cuci tangan ).
4) Hidupkan AC untuk mencegah pengembunan dan
jamur, dan merusak alat yang ada.
5) Nyalakan lampu Ultra Violet, selama 8 – 24 jam
setiap hari untuk mempertahankan sterilitas kamar
operasi.
b. Kamar Operasi sedang Dipakai ( Operasi sedang
berjalan )
1) Hidupkan lampu kamar operasi.
2) Lakukan desinfeksi dengan larutan alcohol pada
semua peralatan yang ada di kamar operasi yang
akan dipakai.
3) Siapkan alat – alat yang akan dipakai sesuai
dengan rencana tindakan operasi baik alat – alat
Steril maupun Non steril.
4) Pertahankan sterilitas Kamar Operasi dengan cara
:
a) AC tetap hidup / dinyalakan dengan
penyaringan udara ( HEPA Filter ).
b) Pintu masuk – keluar kamar tindakan operasi
tertutup rapat.
c) Keluar Masuk personil sesuai dengan alur
yang telah ditentukan.
d) Jumlah personil yang ada di kamar operasi
harus dibatasi.
e) Memakai baju khusus piama kamar operasi
untuk petugas.

PEMELIHARAAN KAMAR OPERASI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 101


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.070/IBS 3 3 dari 4

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Kamar operasi Setelah digunakan.
PROSEDUR 1) Semua peralatan yang ada di kamar operasi
dan diseka dan dibersihkan dengan larutan
desinfektan ( Lysol 70 % ) setelah dipakai.
2) Keluarkan instrument kotor, sarung tangan
kotor, dan linen kotor melalui pintu keluar alat
– alat kotor ( belakang kamar operasi ).
3) Keluarkan sampah medis dalam kantong
plastik yang sudah diikat dan tertutup rapat ke
alur pintu pembuangan.
4) Bersihkan noda – noda yang ada pada
dinding, lampu operasi, pintu, dan lain – lain
dengan menggunakan larutan deterjen dan di
seka dengan larutan desinfektan.
5) Bersihkan lantai dengan larutan desinfektan.
6) Peralatan dirapihkan kembali dan disusun di
tempat semula dengan teratur.
7) Semprot ruangan yang tidak dipakai dengan
larutan pembunuh nyamuk, misalnya : baygon.
8) Matikan lampu – lampu yang ada di kamar
operasi setelah semua tindakan dilakukan.
2. Perawatan Mingguan
a. Dilakukan secara teratur setiap hari jumat minggu
ke II dan IV.
b. Keluarkan semua alat yang ada di kamar operasi
I, II, III dan IV dan diletakkan sementara di koridor.
c. Bersihkan semua dinding, lantai, pintu, lampu
operasi
d. di kamar operasi I, II, III, IV dengan larutan
desinfektan ( Lysol 1 % ).
e. Bersihkan seluruh kaca dengan pembersih kaca
sampai bersih.
f. Bersihkan tempat cuci tangan dengan pembersih
kaca, bilas dengan air bersih dan keringkan

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 102


PEMELIHARAAN KAMAR OPERASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.070/IBS 3 4 dari 4

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
g. Masukkan kembali alat – alat setelah
pembersihan.dan pengeringan kamar operasi
dilaksanakan dan diletakkan secara tersusun dan
rapi sesuai fungsinya
h. Matikan lampu – lampu, tutup pintu – pintu dengan
rapat.
i. Semprot ruangan dengan larutan pembunuh
nyamuk / lalat misalnya baygon.
j. Untuk semetara kegiatan operasi elektif dihentikan
kecuali tindakan operasi cito / darurat.
3. Perawatan Mendadak ( sewaktu / Cito )
a. Lakukan perawatan bila kamar operasi
terkontaminasi ( pus, Faeces, atau kasus infeksi ).
b. Keluarkan linen, instrument dan sarung tangan
melalui alur pembuangan alat kotor. Pengelola
linen dan instrument disesuaikan dengan
peraturan yang berlaku.
c. Keluarkan sampah melalui alur alat kotor.
d. Keluarkan setiap set instrument yang telah selesai
digunakan, di periksa ulang untuk kemudian
diserahkan ke CSSD untuk diproses sesuai
dengan ketentuan yang berlaku pada kasus
pasien dengan infeksi atau penyakit menular.
e. Bersihkan kembali alat – alat di kamar operasi
kemudian masukkan kembali setelah pembersihan
selesai dilakukan

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Teknisi Kebersihan
3. PPI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 103


JADWAL JAGA PETUGAS CITO / ON CALL

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.072/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah suatu pelayanan kegiatan tindakan
PENGERTIAN kedaruratan/operasi cito di luar jam kerja oleh petugas
Instalasi Bedah Sentral yang teratur dan terjadwal untuk satu
tim operasi yang terdiri dari perawat instrument, perawat
anestesi, administrasi dan tenaga kebersihan.
1. Memberikan pelayanan paripurna 24 jam untuk
TUJUAN kegiatan operasi di Instalasi Bedah sentral.
2. Pasien terlayani 24 jam untuk tindakan operasi cito.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

1. Kepala perawat Instalasi Bedah Sentral menyusun


PROSEDUR jadwal On Call tiap bulan.
2. Diserahkan kepada Bidang Keperawatn.
3. Ditanda tangani oleh Kepala Perawat Instalasi Bedah
Sentral dan di sahkan oleh Kepala Bidang
Keperawatan.
4. Jadwal di perbanyak untuk kemudian diserahkan ke
Ruang Rawat Kebidanan, IGD dan arsip untuk
Instalasi Bedah Sentral.
5. Jadwal ditempel di papan jadwal Instalasi Bedah
Sentral
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. Kepala Bidang Keperawatan
3. IGD
4. Ruang Rawat Inap Kebidanan

PENGADAAN ALAT DAN OBAT

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 104


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.073/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Suatu kegiatan yang mengatur dan merncanakan kebutuhan


perlengkapan alat – alat instrument, alat habis pakai dan alat
penunjang tindakan operasi di Instalasi Bedah Sentral.
1. Kelengkapan alat – alat dan obat untuk tindakan operasi
TUJUAN selalu terjaga dan siap pakai.
2. Untuk kelancaran dan kemudahan jalannya proses
tindakan operasi di Instalasi Bedah Sentral.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Alat Tenun / Linen Operasi.
PROSEDUR a. Untuk set alat tenun atau linen operasi persediaannya
harus berjumlah 3x rata – rata tindakan operasi per
hari.
b. Untuk alat tenun yang digunakan petugas
persediaannya harus 3x rata yang digunakan tiap hari
2. Alat Habis Pakai :
a. Stok / persediaannya harus selalu lengkap di Depo
Farmasi Instalasi Bedah Sentral.
b. Instalasi Bedah Sentral secara teratur setiap 2 mggu
sekali mengajukan permintaan kebutuhan alat habis
pakai dan obat – obatan ke Depo Farmasi IBS.
c. Depo Farmasi menyediakan semua kebutuhan alat
habis pakai dan obat – obatan Instalasi Bedah

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 105


PENGADAAN ALAT DAN OBAT

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.073/IBS 2 2 dari 2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
d. Sentral secara teratur setiap bulan dengan mengajukan
PROSEDUR permintaan kebutuhan rutin ke Gudang Farmasi.
e. Gudang Farmasi menyediakan permintaan kebutuhan alat
dan Obat di Instalasi Bedah Sentral sesuai dengan
kebutuhan yang diminta dan selalu tersedia lengkap dan
siap pakai.
f. Jika ada permintaan kebutuhan mendadak dan stok
persediaan di depo farmasi habis maka Instalasi Bedah
Sentral berhak mengajukan permintaan cito kepada Depo
Farmasi, begitu juga Depo Farmasi IBS berhak
mengajukan permintaan kebutuhan Cito kepada Gudang
Farmasi jika Stok di Depo Farmasi habis.
3. Instrumen Operasi disiapkan dalam packing set sesuai
tindakan.
a. Set laparatomy : 2 Set
b. Set Hernioraphy : 2 Set
c. Set Appendectomy : 2 Set
d. Set Eksterpasi : 3 Set
e. Set SC : 3 Set
f. Set Histerectomy : 1 Set
g. Set KET : 1 Set
h. Set THT : 1 Set
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. CSSD
3. Depo Farmasi / Gudang Farmasi.
4. Bagian Pengadaan Alat dan Obat
5. Laundry

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 106


PERMINTAAN ALAT KESEHATAN
DAN OBAT KE GUDANG FARMASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


RSUD Al Ihsan 445/SPO.074/IBS 2 1 dari 2
Provinsi Jawa Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari
2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi dan
PENGERTIAN melengkapi kebutuhan alat kesehatan dan obat di Instalasi
Bedah Sentral secara rutin dan teratur juga cito untuk
kebutuhan alat kesehatan dan obat tertentu ke Gudang
Farmasi sehingga pelayanan berjalan tanpa hambatan.
1. Sebagai acuan dalam pelaksanaan permintaan alat
TUJUAN kesehatan dan obat dari Instalasi bedah Sentral ke
gudang farmasi.
2. Memenuhi kebutuhan alat kesehatan dan obat untuk
keperluan tindakan operasi.
3. Memperlancar pelayanan tindakan operasi.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Kepala Perawat IBS memberikan instruksi kepada
PROSEDUR penanggung jawab alat kesehatan dan obat yang
dibutuhkan di Instalasi Bedah Sentral untuk
mengajukan permintaan kebutuhan alat kesehatan
dan obat kepada petugas Depo Farmasi IBS secara
rutin dan berkala tiap bulan minggu pertama atau cito.
2. Permintaan kebutuhan alat kesehatan dan Obat ditulis
dan ditandatangani oleh Kepala Perawat IBS dalam
buku amprahan dan diserahkan kepada petugas Depo
Farmasi IBS.
3. Petugas Depo Farmasi IBS mencatat dan membuat
amprahan untuk melengkapi permintaan kebutuhan

PERMINTAAN ALAT KESEHATAN DAN OBAT KE


GUDANG FARMASI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 107


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.074/IBS 2 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR 4. Instalasi Bedah Sentral dan ditujukan kepada Gudang


Farmasi.
5. Buku amprahan / permintaan kebutuhan alat
kesehatan dan obat Instalasi Bedah Sentral
diserahkan ke Gudang Farmasi untuk dilengkapi.
6. Alat kesehatan dan obat sesuai kebutuhan sudah
dilengkapi diambil oleh petugas Depo Farmasi IBS
dan serah terima buku amprahan yang disetujui dan
ditandatangan oleh Gudang Farmasi.
7. Alat kesehatan dan Obat disimpan dan disusun Depo
Farmasi IBS kemudian diperiksa ulang
kelengkapannya dan dicocokkan dengan permintaan
atau amprahan yang diajukan.
8. Perawat membuat permintaan rutin dan berkala tiap
minggu sesuai kebutuhan tindakan operasi.

1. IBS
UNIT TERKAIT 2. Depo Farmasi dan Gudang Farmasi.
3. Bagian Pengadaan Alat Kesehatan dan Obat RS

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 108


DIAGRAM
PERMINTAAN ALAT KESEHATAN DAN OBAT KE GUDANG
FARMASI

RSUD Al Ihsan Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


Provinsi Jawa
445/SPO.075/IBS 2 1 dari 1
Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Prosedur 11 Januari 2016
Operasional

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PERMINTAAN ALAT KESEHATAN DAN OBAT KE GUDANG FARMASI

MEMBUAT AMPRAHAN

DEPO FARMASI IBS

GUDANG FARMASI RSUD AL IHSAN

BAG. PENGADAAN ALKES DAN OBAT RSUD AL IHSAN

GUDANG FARMASI RSUD AL IHSAN

DEPO FARMASI IBS

KAMAR OPERASI IBS

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 109


PENGADAAN GAS OKSIGEN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.076/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Standar Prosedur
Operasional

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam memenuhi
PENGERTIAN kebutuhan oksigen di Instalasi Bedah Sentral dalam
melaksanakan pelayanan tindakan operasi agar berjalan
dengan lancar.
1. Sebagai acuan dalam melaksanakan langkah – langkah
TUJUAN pengadaan gas oksigen di Instalasi Bedah Sentral.
2. Melengkapi kebutuhan gas oksigen untuk pelayanan
kegiatan tindakan operasi agar berjalan dengan lancar
tanpa ada hambatan.
3. Pengadaan gas oksigen yang teratur dan tertib
memberikan pelayanan yang paripurna dalam kegiatan
tindakan operasi di RS.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Petugas IBS membuat amprahan / permintaan kebutuhan
PROSEDUR gas oksigen yang ditanda tangani oleh Kepala Perawat
IBS ditujukan kepada Bagian Pengadaan Umum.
2. Bagian Pengadaan Umum mengajukan permintaan
kebutuhan gas oksigen secara rutin setiap bulan kepada
Direktur dan Midle Manager RSUD RSUD AL IHSAN
3. Pengajuan gas oksigen disetujui dan ditanda tangani oleh
Direktur sesuai hasil kesepakatan dengan Midle Manager.
4. Panitia Pengadaan Menyeleksi Rekanan Kerja yang akan
ikut dalam pengadaan gas oksigen dengan melampirkan
MOU.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 110


PENGADAAN GAS OKSIGEN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.076/IBS 1 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR 5. Bagian Pengadaan Umum memenuhi permintaan gas


oksigen di Instalasi Bedah Sentral.
6. Pengiriman gas oksigen ke Instalasi Bedah Sentral setiap
2 hari sekali, senin, rabu dan jumat.
7. Gas oksigen diserahkan ke Instalasi Bedah Sentral.
8. Catat dalam buku serah terima gas oksigen yang terisi
dan kosong kemudian ditandatangani oleh petugas
bersangkutan.
9. Faktur pengiriman gas oksigen diserahkan ke bagian
pengadaan umum RSUD RSUD AL IHSAN.
Lakukan pemeriksaan ulang setelah faktur diterima oleh
bagian pengadaan umum.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. IPSRS
3. Direktur dan Midle Manager
4. Bagian Pengadaan Umum
5. Bagian Keuangan

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 111


PENDISTRIBUSIAN GAS OKSIGEN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.077/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah kegiatan yang dilakukan dalam pemenuhan


kebutuhan gas oksigen dari gudang penyimpanan ke Instalasi
Bedah Sentral untuk kegiatan tindakan operasi.
1. Sebagai acuan dalam penerapan langkah – langkah
TUJUAN prosedur pendistribusian gas oksigen agar tercipta
kualitas kerja yang efisien, tepat sasaran dan cepat.
2. Memenuhi kebutuhan gas oksigen di Instalasi Bedah
Sentral untuk kelancaran pelayanan kegiatan tindakan
operasi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Petugas IBS mengajukan permintaan pemasangan gas
PROSEDUR oksigen.
2. Petugas IPSRS memasang regulator dan selang dan
tabung oksigen di Instalasi Bedah Sentral agar siap pakai.
3. Petugas IBS mencatat pemakaian gas oksigen pada buku
/ kartu oksigen.
4. Petugas administrasi merinci pemakaian gas oksigen
setiap pasien sesuai dengan pemakaian tindakan operasi.
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. IPSRS
3. Bagian Pengadaan Umum

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 112


PENYIMPANAN GAS OKSIGEN

Nomor Revisi ke : Halaman :


Dokumen 2 1 dari 1
445/SPO.078/I
RSUD Al Ihsan BS
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional Terbit
11 Januari
2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyimpanan,
PENGERTIAN penyelenggaraan dan pengaturan di Gudang Penyimpanan
Gas Oksigen agar setiap waktu diperlukan dapat dipenuhi
dengan cepat dan tepat.
1. Sebagai acuan dalam penerapan langkah –langkah
TUJUAN prosedur penyimpanan tabung gas oksigen agar
tercipta kualitas dan kuantitas barang, sehingga
dijamin secara utuh, aman dan teratur sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Pengadaan dan penyimpanan yang teratur
memperlancar pelayanan kegiatan tindakan operasi.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Petugas Gudang menerima dan menyimpan tabung
PROSEDUR gas isi di Ruang Penyimpanan.
2. Mendistribusikan ke Instalasi Bedah Sentral sesuai
kebutuhan dan di simpan di Sentral Penyimpanan
Gas Oksigen dan N2O.
3. Untuk pelayanan permintaan gas oksigen dilakukan
oleh petugas IPSRS.
4. Membuat pencatatan dan pelaporan rutin bulanan
tentang penyimpanan dan pengeluaran oksigen
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. IPSRS
3. Bagian Pengadaan Umum

PENGADAAN GAS NITROGEN ( N2O )

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 113


Nomor Revisi ke : Halaman :
Dokumen 2 1 dari 2
445/SPO.079/I
BS
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional Terbit
11 Januari
2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam memenuhi


kebutuhan Nitrogen ( N2O ) di Instalasi Bedah Sentral dalam
melaksanakan pelayanan tindakan operasi agar berjalan
dengan lancar.
1. Sebagai acuan dalam melaksanakan langkah –
TUJUAN langkah pengadaan gas Nitrogen ( N2O ) di Instalasi
Bedah Sentral.
2. Melengkapi kebutuhan gas Nitrogen ( N2O ) untuk
pelayanan kegiatan tindakan operasi agar berjalan
dengan lancar tanpa ada hambatan.
3. Pengadaan gas Nitrogen ( N2O ) yang teratur dan
tertib memberikan pelayanan yang paripurna dalam
kegiatan tindakan operasi di RS.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Petugas IBS membuat amprahan / permintaan


kebutuhan gas Nitrogen ( N2O ) yang ditanda tangani
oleh Kepala Perawat IBS ditujukan kepada Bagian
Pengadaan Umum.

PENGADAAN GAS NITROGEN ( N2O )

Nomor Revisi ke : Halaman :


Dokumen 2 2 dari 2

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 114


445/SPO.079/I
BS

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
2. Bagian Pengadaan Umum mengajukan permintaan
PROSEDUR kebutuhan gas Nitrogen ( N2O ) secara rutin setiap
bulan kepada Direktur dan Midle Manager RSUD AL
IHSAN.
3. Pengajuan gas Nitrogen ( N2O ) disetujui dan ditanda
tangani oleh Direktur sesuai hasil kesepakatan
dengan Midle Manager.
4. Panitia Pengadaan Menyeleksi Rekanan Kerja yang
akan ikut dalam pengadaan gas Nitrogen ( N2O )
dengan melampirkan MOU ( Kontrak Kerja ).
5. Bagian Pengadaan Umum memenuhi permintaan gas
Nitrogen ( N2O ) di Instalasi Bedah Sentral.
6. Pengiriman gas Nitrogen ( N2O ) ke Instalasi Bedah
Sentral setiap 2 minggu sekali, minggu ke 2 dan
minggu ke 4.
7. Gas Nitrogen ( N2O ) diserahkan ke Instalasi Bedah
Sentral.
8. Catat dalam buku serah terima gas Nitrogen ( N2O)
yang terisi dan kosong kemudian ditandatangani oleh
petugas bersangkutan.
9. Faktur pengiriman gas Nitrogen ( N2O ) diserahkan ke
bagian pengadaan umum RSUD Al Ihsan.
10. Lakukan pemeriksaan ulang setelah faktur diterima
oleh bagian pengadaan umum.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. IPSRS
3. Direk
4. tur dan Midle Manager
5. Bagian Pengadaan Umum
6. Bagian Keuangan

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 115


PENDISTRIBUSIAN GAS NITROGEN ( N2O )

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.080/IBS 2 1 dari 1
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah kegiatan yang dilakukan dalam pemenuhan
PENGERTIAN kebutuhan gas Nitrogen ( N2O ) dari gudang penyimpanan
ke Instalasi Bedah Sentral untuk kegiatan tindakan operasi.
1. Sebagai acuan dalam penerapan langkah – langkah
TUJUAN prosedur pendistribusian gas Nitrogen ( N2O ) agar
tercipta kualitas kerja yang efisien, tepat sasaran dan
cepat.
2. Memenuhi kebutuhan gas Nitrogen ( N2O ) di
Instalasi Bedah Sentral untuk kelancaran pelayanan
kegiatan tindakan operasi.
KEBIJAKAN
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Petugas IBS mengajukan permintaan pemasangan
PROSEDUR gas Nitrogen ( N2O ).
2. Petugas IPSRS memasang regulator dan slang dan
tabung Nitrogen ( N2O ) di Instalasi Bedah Sentral
agar siap pakai.
3. Petugas IBS mencatat pemakaian gas Nitrogen ( N2O
) pada buku / kartu oksigen.
4. Petugas administrasi merinci pemakaian gas Nitrogen
( N2O ) setiap pasien sesuai dengan pemakaian
tindakan operasi.
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. IPSRS
3. Bagian Pengadaan Umum

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 116


PENYIMPANAN GAS NITROGEN ( N2O )

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.081/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyimpanan,
PENGERTIAN penyelenggaraan dan pengaturan di Gudang Penyimpanan
Gas Nitrogen ( N2O ) agar setiap waktu diperlukan dapat
dipenuhi dengan cepat dan tepat.
1. Sebagai acuan dalam penerapan langkah –langkah
TUJUAN prosedur penyimpanan tabung gas Nitrogen ( N2O )
agar tercipta kualitas dan kuantitas barang, sehingga
dijamin secara utuh, aman dan teratur sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Pengadaan dan penyimpanan yang teratur
memperlancar pelayanan kegiatan tindakan operasi.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Petugas Gudang menerima dan menyimpan tabung
PROSEDUR gas Nitrogen ( N2O ) isi di Ruang Penyimpanan.
2. Mendistribusikan ke Instalasi Bedah Sentral sesuai
kebutuhan dan di simpan di Sentral Penyimpanan
Gas Oksigen dan N2O.
3. Untuk pelayanan permintaan gas oksigen dilakukan
oleh petugas IPSRS.
4. Membuat pencatatan dan pelaporan rutin bulanan
tentang penyimpanan dan pengeluaran oksigen
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. IPSRS
3. Bagian Pengadaan Umum

JUMLAH KASA DALAM SATU PAK ADALAH 10

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 117


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.082/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu ketentuan jumlah kasa dalam satu pak adalah
10, sesuai dengan kesepakatan antara Tim Operasi untuk
memudahkan dalam penghitungan sebelum dan sesudah
tindakan operasi dilakukan.

TUJUAN Untuk memudahkan penghitungan dalam jumlah kasa


sebelum dan sesudah tindakan operasi dilakukan.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Packing yang berisi 10 buah kasa yang telah dilipat
PROSEDUR sesuai dengan ukuran dan jenis, kemudian diikat
dengan tali benang khusus yang mudah diputuskan
( kasa jadi siap pakai : Polos dan X Ray ).
2. Kasa disusun ke dalam tromol non steril dengan
jumlah sesuai kapasitas tromol.
3. Pisahkan antara kasa polos dan X ray sesuai ukuran
yang ada.
4. Setelah dimasukkan ke dalam tromol kasa kemudian
disterilkan.
5. Kasa steril siap untuk dipakai
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. CSSD
3. Farmasi

PENCUCIAN AREA OPERASI SEBELUM DILAKUKAN

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 118


PREPARASI / YODERM
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.083/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah suatu kegiatan pencucian area operasi dengan
PENGERTIAN menggunakan cairan savlon, NaCl 0,5 kemudian setelah
bersih dan kering disapu dengan alkohol 70 % untuk
mencegah terjadinya infeksi luka operasi.
1. Agar area operasi tidak kotor / bersih.
TUJUAN 2. Mencegah / meminimalkan terjadinya infeksi luka
operasi karena area operasi yang kotor.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Siapkan set alat steril untuk pencucian area operasi
PROSEDUR yang terdiri dari :
a. Kom & Kassa 1 pak kecil
b. Savlon
c. Alcohol 70 %
d. Sarung tangan steril sesuai ukuran.
2. Masukan savlon : NaCL = 1 : 2 ke dalam kom yang
telah disediakan kurang lebih 10 cc.
3. Perawat sirkuler memakai sarung tangan steril.
4. Masukkan kasa ke dalam kom berisi cairan savlon.
5. Gosokkan / sapu area operasi dengan kasa savlon
yang dicampur dengan NaCl.
6. Setelah selesai bilas dengan NaCl.
7. Keringkan dengan kasa steril.
8. Sapu dengan alcohol 70 %.
9. Setelah kering area operasi siap untuk preparasi /
yoderm.
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. CSSD
3. Farmasi

PENCUKURAN AREA OPERASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 119


445/SPO.084/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan mencukur daerah operasi 1 jam


sebelum dilakukan tindakan operasi.

1. Untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial dari


TUJUAN kuman/bakteri yang menempel pada rambut.
2. Mencegah / meminimalkan terjadinya Infeksi Luka
operasi.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Pasien disiapkan dari ruang rawat inap, IGD atau rawat
jalan untuk prosedur tindakan operasi.
2. Siapkan alat cukur.
3. Siapkan cairan sabun antiseptic shaver.
4. Memulai mencukur 1 jam sebelum operasi.
5. Bersihkan area yang telah dicukur agar bebas dari
rambut.
6. Area operasi siap untuk pencucian dan preparasi.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Bagian Umum dan Pengadaan Alkes
3. Rawat Inap, Rawat Jalan, Poliklinik.

PEMASANGAN CATETER URINE

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 120


445/SPO.085/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah suatu tindakan yang dilakukan pada pasien Pre
PENGERTIAN Operasi Laparatomy Explorasi, SC, Urology, dan pada
tindakan operasi Besar dan Khusus yang memerlukan
pemasangan cateter urine.
1. Untuk memudahkan penghitungan output urine/24 jam.
TUJUAN 2. Agar pasien bisa bedrest pasca operasi tanpa harus k
toilet sehingga pasien bisa istirahat dan memberikan rasa
nyaman pada pasien pasca operasi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Pasien diberikan penjelasan tentang pemasangan
PROSEDUR catheter urine ( Informed Concent ) sebelum pasien
ditidurkan / dibius.
2. Siapkan alat :
a. Sarung tangan steril
b. Kasa steril
c. Bethadine 25 cc
d. Kom bethadine
e. Spuit 10 cc
f. Aquabidest steril
g. K-Y Jelly
h. Folley Catheter / Kondom Catheter sesuai ukuran.
i. Urine Bag.
3. Perawat/dokter cuci tangan sebelum tindakan.
4. Setelah dikeringkan pasang sarung tangan steril sesuai

PEMASANGAN CATETER URINE

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 121


Nomor Revisi ke : Halaman :
Dokumen 2 2 dari 2
445/SPO.085/I
BS
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR ukuran.
5. Setelah pasien dalam kondisi tidur atau dibius pasien
diposisikan lithotomy.
6. Isi Spuit dengan aquabidest steril kurang lebih 10 cc.
7. Siapkan kasa bethadine, usapkan ke area urethra dari
luar ke dalam lalu buang.
8. Folley catheter di beri jelly, kemudian didekatkan di
daerah lubang urethra, masukan secara perlahan,
untuk laki – laki sampai ujung cabang V catheter,
untuk wanita sampai keluar urine baru masukkan
aquadest ke jalur pengisian balon kurang lebih 10 cc
atau sesuai ketentuan.
9. Tarik selang catheter sampai mentok, pasang urine
bag untuk menampung urine.
10. Bereskan kembali agar rapi.
11. Perawat / dokter cuci tangan setelah tindakan.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Farmasi

PEMASANGAN NASO GASTRIK TUBE

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 122


445/SPO.086/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk pemasangan


nasogastrik tube dengan tujuan pengosongan lambung pada
pasien pre operasi.

TUJUAN 1. Untuk pengosongan lambung pada kasus – kasus


tertentu..
2. Mengetahui output dan warna cairan yang keluar dari
lambung.
3. Pada pasien dengan puasa kurang dan kasus cito
sehingga pada saat muntah tidak masuk ke saluran
pernapasan.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Siapkan alat :
PROSEDUR a. NGT sesuai ukuran.
b. Sarung tangan steril
c. Urine bag
d. Spuit 10 cc
e. Na Cl
f. KY jelly
g. Kom NaCl
h. Bengkok

PEMASANGAN NASO GASTRIK TUBE

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 123


Nomor Revisi ke : Halaman :
Dokumen 2 2 dari 2
445/SPO.086/I
BS
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR i. Perlak alas tindakan


2. Bila kesadaran pasien CM maka beritahukan tentang
tindakan yang akan dilakukan agar pasien dan
keluarga mengerti.
3. Menandatangani informed consent.
4. Posisikan pasien
5. Cuci tangan sebelum tindakan
6. Tindakan pemasangan NGT segera dilakukan
7. Cuci tangan sesudah melakukan tindakan.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Farmasi

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 124


PELAPORAN KEPERAWATAN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.087/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Setiap kegiatan yang dilakukan dan berlangsung di


pelayanan keperawatan harus dibuat laporannya secara
berkala pada Kepala Bidang Keperawatan.

TUJUAN 1. Semua kegiatan didokumentasikan .


2. Mengetahui perkembangan Pelayanan Keperawatan
yang diberikan.
3. Mengetahui secara dini, dan mencari solusi
pemecahan masalah.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Laporan meliputi :


a. Laporan Harian :
1) Laporan kegiatan rutin petugas ( Check list )
2) Laporan kegiatan pelayanan.
3) Laporan pasien
4) Laporan data kunjungan
5) Laporan permasalahan dan pemecahannya
6) Laporan logistik harian.
b. Laporan Mingguan :
1) Laporan data kunjungan
2) Laporan permasalahan dan pemecahannya.
3) Laporan logistic mingguan.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 125


PELAPORAN KEPERAWATAN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.087/IBS 2 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR c. Laporan bulanan :


1) Laporan data kunjungan.
2) Laporan permasalahan dan pemecahannya.
3) Laporan logistic bulanan.
4) Laporan perencanaan kegiatan bulanan.
2. Yang berhak membuat laporan :
a. Laporan harian dilakukan oleh pelaksana harian
dan dilaporkan kepada
penanggungjawab/koordinator.
b. Laporan mingguan direkap oleh
penanggungjawab/ koordinator dan dilaporkan
kepada kepala perawat IBS.
c. Laporan bulanan dilakukan oleh kepala perawat
dilaporkan kepada bagian Yan Med.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Rekam Medik
3. ATK

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 126


PENGGUNAAN ELEKTRO CAUTER

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.088/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu prosedur penggunaan alat elektro cauter dalam


pelaksanaan tindakan operasi sebagai coagulant ( menutup
perdarahan ) dan cutting ( memotong ) dan perawatannya.

TUJUAN 1. Memberikan cara yang benar dalam penggunaan dan


perawatannya.
2. Menjaga sterilitas alat elektro cauter.
3. Menjaga dan merawat alat agar siap pakai dan tidak
cepat rusak.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

1. Mesin disiapkan di bawah kaki pasien pada meja


PROSEDUR terpisah non steril.
2. Tombol ON dinyalakan hingga timbul angka pada
panel angka dan diset pada angka 40-40 atau
disesuaikan.
3. Plat / ground di pasang di betis atau paha dengan
diberi jeli.
4. Masukkan ujung kabel ground ke elektro mesin yang
bertanda plat / ground.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 127


PENGGUNAAN ELEKTRO CAUTER

Nomor Revisi ke : Halaman :


Dokumen 2 2 dari 2
445/SPO.088/I
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat BS

PROSEDUR 5. Kabel Elektro cauter dengan pisau pinsil yang sudah


di steril dalam packing.
6. Packing dibuka pada saat pisau akan digunakan.
7. Periksa kembali arah pisau sudah tepat pada
tempatnya.
8. Di cek apakah masih berfungsi.
9. Sebagian kabel menjuntai ke area non steril untuk
dimasukkan ke mesin elektro cauter, kabel dijepit
dengan duk klem.
10. Ujung kabel yang bercabang 3 dimasukkan ke mesin
elektro cauter sesuai petunjuk.
11. Setelah selesai pemakaian, handset – kabel dan
pisau dibersihkan dari kotoran / darah yang
mongering dengan kasa basah nacl.
12. Keringkan simpan ditempat pengepakan untuk
disterilkan kembali dengan sterilisasi kering ( RENO ).

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Pengadaan alkes.
3. CSSD

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 128


LAYANAN SEDASI RINGAN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.089/IBS - 1 dari 3

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Suatu proses pemilihan dan perencanaan tatalaksana sedasi


yang akan diberikan kepada pasien sesuai dengan indikasi
atau kebutuhan pasien.

TUJUAN Untuk terselenggaranya prosedur sedasi yang


mengutamakan keselamatan ( Patient’s Safety ) dan
kenyaman pasien.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

1. Tahap Pra Sedasi


PROSEDUR a. Setiap tindakan sedasi diberikan penjelasan dan
edukasi kepada pasien.
b. Dilakukan keputusan obat sedasi yang digunakan.
c. Tindakan Pra Sedasi yang dilakukan oleh DPJP
atau asisten yang diberikan delegasi oleh DPJP.
d. Pemberian obat sedasi ringan disesuaikan denga
standar obat untuk sedasi. Jika diperlukan sedasi
yang lebih dalam suatu kondisi tersebut diwajibkan
untuk melakukan konsultasi dengan dokter
anestesi.
e. DPJP atau asisten yang melakukan Pra Sedasi
selalu siap ditempat pemantauan pasien pra

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 129


LAYANAN SEDASI RINGAN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.089/IBS - 2 dari 3

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
sedasi dsn dilakukan monitoring terhadap vital sign.
PROSEDUR 2. Tahap Selama Sedasi
a. Setiap tindakan sedasi dievaluasi kembali obat –
obatan, peralatan sedasi dan monitoring pasien
serta kelengkapan status pasien.
a. Saat pasien diberikan sedasi, maka DPJP dan
atau asisten melakukan pemantauan yang
berkesinambungan selama proses sedasi
berlangsung.
b. Selama sedasi DPJP atau asisten bereaksi cepat
terhadap kondisi pasien akibat tindakan sedasi.
c. Semua kondisi pasien selama sedasi dicatat
dalam catatan sedasi dan dimasukan di dalam
rekam medis pasien.
3. Tahap Pasca sedasi
a. Dokter Spesialis anestesi harus mengidentifikasi
keadaan pasien bila terjadi keadaan sedasi
yang berkepanjangan akibat komplikasi atau
pemulihan sedasi yang lambat.
b. Bila terjadi keadaan sedasi yang
berkepanjangan, dokter Spesialis Anestesi
membuat rencana pengelolaan keperawatan
pasien selanjutnya
c. Setiap pasien pasca sedasi diobservasi dengan
penilaian secara periodik menggunakan kriteria
pemulangan atau pengeluaran pasien dari ruang
tindakan atas pengaruh sedasi.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 130


LAYANAN SEDASI RINGAN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.089/IBS - 3 dari 3

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR d. Pasien pasca sedasi diberikan instruksi tertulis


atau verbal kepada keluarga atau orang tua
pasien berupa anjuran diet, nutrisi, aktivitas,
komplikasi yang mungkin terjadi serta tindakan
yang harus dilakukan bila terjadi komplikasi.
e. Dokter Spesialis Anestesi menginformasikan
kepada perawat bila pasien sudah pulih
f. Dokter Spesialis Anestesi menginformasikan
mengenai rencana perawatan pasien pasca
sedasi kepada pasien dan keluarga pasien.
g. Semua proses pasca sedasi terdokumentasi dan
dimasukkan dalam rekam medis pasien

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Tim Anestesi
3. Rawat Inap
4. Rekam Medik

PELAYANAN SEDASI MODERAT DAN DALAM

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 131


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.090/IBS - 1 dari 4

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Sedasi / Analgesi Moderat adalah Pemberian obat yang


menyebabkan penurunan kesadaran namun pasien masih
dapat merespon perintah verbal dengan atau tanpa rangsang
sentuh, tidak diperlukan intervensi untuk menjaga patensi
jalan nafas, ventilasi adekuat dan fungsi cardiovascular
biasanya tidak terganggu.
Untuk terselenggaranya prosedur sedasi yang
TUJUAN mengutamakan keselamatan (patient’s safety) dan
kenyamanan pasien.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

1. Tahap Pra Sedasi


PROSEDUR a. Perencanaan tindakan sedasi yang akan dilakukan
berdasarkan dari hasil penilaian pra sedasi yang
dilakukan oleh dokter anestesi.
b. Dokter anestesi dapat meminta konsultasi ke dokter
spesialis lain jika diperlukan, misalnya ke dokter anak,
dokter penyakit dalam, jantung atau paru.
c. Sebelum tindakan sedasi sedang dan dalam dokter
anestesi memberikan penjelasan dan edukasi serta
meminta persetujuan tindakan

PELAYANAN SEDASI MODERAT DAN DALAM


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 132


445/SPO.090/IBS - 3 dari 4

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
anestesi dalam informed concent kepada pasien.
PROSEDUR d. Anak atau pasien yang tidak mampu mengambil
keputusan sendiri maka informed concent dilakukan
oleh keluarga pasien sebagai wali penanggung jawab.
e. Persiapan sedasi dilakukan jika pasien / keluarga /
penanggungjawab setuju terhadap tindakan
berdasarkan instruksi saat penilaian pra sedasi di
rawat jalan maupun di rawat inap sesuai instruksi saat
kunjungan pra anestesi dan didokumentasikan dalam
rekam medis pasien.
2. Tim Tahap Intra Sedasi
a. Tim Anestesi melakukan evaluasi ulang kelengkapan
status, obat, peralatan anestesi, monitoring pasien,
trolli emergency dan peralatan resusitasi.
b. Dilakukan pemasangan infuse, oksigen ( bila
diperlukan ) dan alat monitoring berdasarkan ceklist
kesiapan anestesi.
c. Tim Anestesi melakukan proses sign in.
d. Dokter anestesi melakukan penilaian ulang untuk
menilai kesiapan pasien menjalani prosedur sedasi.
e. Seluruh tim yang terlibat melakukan proses Time Out
kemudian prosedur tindakan dapat dimulai.
f. Anestesi melakukan pemantauan yang
berkesinambungan selama proses sedasi
berlangsung dan bereaksi cepat terhadap segala
kondisi pasien akibat tindakan sedasi.
g. Pemantauan yang dilakukan selama tindakan sedasi
sedang dalam adalah tekanan darah maksimal setiap
lima ( 5 ) menit, sedangkan laju nadi, laju nafas,
saturasi oksigen yang dilakukan

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 133


PELAYANAN SEDASI MODERAT DAN DALAM
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.090/IBS - 4 dari 4

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
secara terus menerus dan didokumentasikan setiap
PROSEDUR lima belas ( 15 ) menit.
h. Semua kondisi pasien selama sedasi dicatat dalam
status anestesidan didokumentasikan dalam rekam
medis pasien.
i. Semua kondisi pasien selama sedasi dicatat dalam
status anestesidan didokumentasikan dalam rekam
medis pasien.
3. Tahap Pasca Sedasi
a. Setelah prosedur tindakan selesai, kondisi fisiologis
dan tanda – tanda vital pasien harus tetap dipantau
dan di catat.
b. Tim anestesi melakukan proses sign out.
c. Selama pasien berada dalam masa pemulihan
dilakukan pemantauan menggunakan skor aldrette
setiap 15 menit.
d. Pasien dinyatakan boleh pulang / pindah ruang rawat
jika skor aldrette >/ 9 oleh tim anestesi.
e. Tim anestesi mengidentifikasi keadaan pasien bila
terjadi keadaan sedasi yang berkepanjangan akibat
komplikasi atau pemulihan sedasi yang lambat. Bila
terjadi keadaan sedasi yang berkepanjangan, maka
dokter anestesi membuat rencana pengelolaan
keperawatan pasien selanjutnya dan bila diperlukan
pasien dapat langsung dipindahkan ke ruang rawat
inap atau dipulangkan.
f. Tim anestesi menginformasikan kepada perawat
ruangan bila pasien sudah pulih dan siap dipindahkan
ke ruang rawat inap atau dapat dipulangkan.
g. Tim anestesi harus menginformasikan mengenai
rencana perawatan pasien pasca sedasi kepada
pasien dan keluarga.
h. Semua proses sedasi harus terdokumentasi dan
dimasukan ke dalam rekam medis pasien.

1. IBS
UNIT TERKAIT 2. SMF Anestesi
3. Rekam Medik
4. ATK

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 134


PENATALAKSANAAN PRE INDUKSI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.091/IBS - 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Melakukan pendekatan dan memberikan dukungan moril


kepada pasien, memeriksa ulang tentang identitas pasien,
obat – obatan, alat – alat yang akan digunakan sebelum
pelaksanaan pre induksi dan operasi.
1. Untuk meyakinkan bahwa pasien dalam keadaan
TUJUAN hemodinamik stabil sebelum dilakukan induksi.
2. Untuk mengantisipasi dampak dari tindakan induksi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Penilaian Pre Induksi dilakukan di Kamar Operasi / ruang
PROSEDUR tindakan
2. Penilaian pre induksi dilakukan oleh DPJP Anestesiology
dan peserta didik ( PPDS ) sesuai kompetensi.
3. Penilaian pre induksi dilakukan sesaat sebelum induksi.
4. Sebelum melakukan penilaian pre induksi bersamaan
dengan proses Sign In DPJP Anestesiology dan perawat
anestesi meninjau kembali data – data yang dianggap
penting.
5. Dilakukan penilaian tanda vital pre induksi iseperti :
a. Tingkat kesadaran pasien
b. Tekanan Darah
c. Frekuensi Nadi

PENATALAKSANAAN PRE INDUKSI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 135


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.091/IBS - 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR d. Frekuensi Pernafasan


e. Patensi Jalan Nafas
f. Suhu Badan
6. Pemberian Premedikasi
7. Diberikan oksigenasi melalui sungkup muka
8. Evaluasi kembali efek dari pemberian obat
premedikasi terhadap fisiologi, dan jalan nafas pasien.
9. Dilakukan proses dokumentasi terhadap seluruh
proses penilaian pre induksi
10. Hasil penilaian pre induksi menjadi dasar bagi
pengelolaan Induksi selanjutnya.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. SMF Anestesi
3. Farmasi
4. ATK

PERSETUJUAN DAN PENOLAKAN

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 136


TINDAKAN OPERASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.092/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu tindakan yang dilakukan setelah dokter operator


tentang diagnose penyakit dan tindakan operasi yang akan
di lakukan yang dituangkan ke dalam dokumentasi berupa
surat ijin persetujuan / penolakkan tindakan operasi, ditanda
tangani oleh dokter operator, saksi petugas dan keluarga
kandung pasien.

TUJUAN 1. Aspek legal hukum bagi dokter operator dan Rumah


Sakit jika terjadi komplikasi yang tidak diinginkan saat
dilakukan tindakan anestesi dan bedah.
2. Dokumentasi medis
3. Bukti otentik jika ada tuntutan hukum di kemudian
hari.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang
PROSEDUR penyakitnya dan tindakan yang akan dilakukan oleh
dokter operator.
2. Pasien dan keluarga mengerti tentang penyakit dan
tindakan yang akan dilakukan.
3. Pasien dan keluarga diberikan format surat ijin
persetujuan / penolakan tindakan operasi yang akan
dilakukan.
4. Sarankan untuk membaca kembali surat persetujuan /

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 137


PERSETUJUAN DAN PENOLAKAN
TINDAKAN OPERASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.092/IBS 2 2 dari 2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
penolakan tindakan operasi sebelum ditanda tangani
PROSEDUR ( untuk pasien dewasa 17 tahun ke atas ), untuk
pasien anak di bawah 17 tahun orang tua langsung
yang menanda tangani surat tersebut
5. Ditanda tangani oleh saksi petugas dan dokter
operator.
6. Berikan dukungan moril agar pasien merasa aman,
nyaman dan berkurang rasa cemas sebelum tindakan
dilakukan.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. SMF Bedah
3. Rawat Inap
4. IGD

KONSULTASI ANESTESI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 138


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.093/IBS - 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Standar Prosedur
Operasional

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah suatu kegiatan yang dilakukan pada pasien yang
PENGERTIAN akan dilakukan tindakan operasi atas permintaan dokter ahli
bedah untuk konsultasi anestesi kepada dokter ahli anestesi
sebagai bahan pertimbangan layak atau tidak layak pasien
dilakukan tindakan anestesi.
1. Menghindari komplikasi anestesi yang terjadi pada saat
TUJUAN dilakukan tindakan operasi.
2. Apabila ditemukan penyakit lain yang kontra indikasi
dengan tindakan anestesi maka ahli anestesi
menyarankan untuk melakukan konsultasi dengan
spesialis lain sampai dinyatakan layak untuk dilakukan
tindakan anestesi / operasi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Dokter ahli bedah mencatat dalam lembar konsultasi
PROSEDUR kepada dokter ahli anestesi.
2. Pasien di kirim ke ruang konsultasi anestesi.
3. Dokter anestesi memeriksa dan mencatat jawaban
konsultasi kepada dokter ahli bedah.
4. Pasien dikirim kembali ke ruangan asal.
5. Dokter ahli bedah membaca jawaban hasil konsultasi
dokter ahli anestesi.
6. Jika disetujui dan tidak ada kontra indikasi maka dokter
ahli bedah menjadwalkan operasi.
7. Jika terdapat kontra indikasi pasien disarankan untuk
dikonsultasikan ke dokterspesialis lain untuk dilakukan
terapi sampai kondisi memungkinkan dan dijadwal ulang.

KONSULTASI ANESTESI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 139


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.093/IBS - 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR 8. Pasien diberikan penjelasan agar tidak terjadi missed


communication / salah persepsi.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. SMF Anestesi
3. SMF OBGYN
4. SMF THT
5. SMF Mata
6. SMF GiLut
7. SMF Bedah
8. Ruang Rawat Inap

LAPORAN OPERASI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 140


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.094/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah suatu pencatatan yang dilakukan oleh dokter ahli
PENGERTIAN bedah yang melakukan tindakan operasi yang berisi tentang
identitas, diagnose, tindakan, dan instruksi pasca operasi.
1. Dokumentasi medis pasien.
TUJUAN 2. Bukti otentik bagi dokter ahli bedah jika terdapat
kekeliruan hukum sehingga jelas dan tercatat.
3. Sebagai acuan bagi petugas rawat inap dalam
melaksanakan instruksi dokter ahli bedah yang harus
dilakukan.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Format laporan operasi disiapkan dalam dokumentasi
PROSEDUR medic pasien.
2. Setelah selesai tindakan operasi maka dokter ahli bedah
mengisi laporan operasi sebagai kelengkapan
dokumentasi medic.
3. Dokter ahli bedah dan anestesi mencatat instruksi pasca
operasi dan anestesi.
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. SMF Anestesi
3. SMF Bedah
4. SMF OBGYN
5. SMF Bedah Mulut
6. SMF THT
7. SMF Mata
8. Rekam Medik

PETUNJUK PENGISIAN

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 141


SURAT PERSETUJUAN / PENOLAKAN
TINDAKAN ANESTESI
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.095/IBS - 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Suatu kegiatan yang dilakukan oleh dokter atau petugas


Instalasi Bedah Sentral dalam memberikan petunjuk
pengisian surat persetujuan / penolakan tindakan anestesi
agar tidak terjadi kekeliruan.

TUJUAN 1. Agar pasien dan keluarga mengerti tata cara


pengisian surat persetujuan / penolakan tindakan
anestesi yang benar.
2. Agar tidak terjadi kekeliruan dalam pengisian.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Siapkan format Surat Persetujuan / Penolakan


tindakan Anestesi.
2. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga
dalam tata cara penulisan yang benar.
3. Bimbing pasien dan keluarga dalam mengisi formulir
tersebut.
4. Sebelum ditanda tangani sarankan pasien dan
keluarga untuk membaca kembali.
5. Setelah jelas dan selesai maka pasien dan keluarga
menandatangani formulir tersebut.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 142


PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERSETUJUAN / PENOLAKAN
TINDAKAN ANESTESI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


RSUD Al Ihsan
445/SPO.095/IBS - 2 dari 2
Provinsi Jawa Barat

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. IGD
5. SMF Anestesi
6. Rekam Medik
7. ATK

PETUNJUK PENGISIAN

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 143


SURAT PERSETUJUAN / PENOLAKAN TINDAKAN
OPERASI
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.096/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Suatu kegiatan yang dilakukan oleh dokter atau petugas


Instalasi Bedah Sentral dalam memberikan petunjuk
pengisian surat persetujuan / penolakan tindakan anestesi
agar tidak terjadi kekeliruan.

TUJUAN 1. Agar pasien dan keluarga mengerti tata cara


pengisian surat persetujuan / penolakan tindakan
operasi yang benar.
2. Agar tidak terjadi kekeliruan dalam pengisian.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Siapkan format Surat Persetujuan / Penolakan


tindakan Anestesi.
2. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga
dalam tata cara penulisan yang benar.
3. Bimbing pasien dan keluarga dalam mengisi formulir
tersebut.
4. Sebelum ditanda tangani sarankan pasien dan
keluarga untuk membaca kembali.
5. Setelah jelas dan selesai maka pasien dan keluarga
menandatangani formulir tersebut.

PETUNJUK PENGISIAN

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 144


SURAT PERSETUJUAN / PENOLAKAN TINDAKAN
OPERASI
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.096/IBS - 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. IGD
5. SMF Anestesi
6. Rekam Medik
7. ATK

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 145


PEMINDAHAN PASIEN DARI RUANG PERSIAPAN KE
MEJA OPERASI / TINDAKAN
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.097/IBS - 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Standar Prosedur
Operasional

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Suatu kegiatan yang dilakukan pada pasien pre anestesi oleh
PENGERTIAN perawat anestesi dari ruang persiapan dengan menggunakan
kereta dorong atau brankar, dan memindahkannya ke meja
operasi / tindakan untuk persiapan dilakukan tindakan
anestesi.
1. Memudahkan pemindahan pasien yang akan dilakukan
TUJUAN tindakan anestesi / operasi.
2. Agar pasien merasa aman dan nyaman.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Pasien dipindahkan dari kereta dorong / brankar ruangan
PROSEDUR ke brankar ruang persiapan dengan menggunakan easy
move.
2. Setelah dilakukan pengecekan ulang identitas dan
kelengkapan anestesi dan operasi dengan menggunakan
checklist maka pasien didorong ke kamar operasi /
tindakan.
3. Pasien diinstruksikan untuk pindah ke meja operasi /
tindakan jika kondisinya memungkinkan, jika tidak
memungkinkan maka dibantu oleh petugas dengan
menggunakan easy move.
4. Pasien disiapkan untuk tindakan anestesi.
5. Sebelum dilakukan anestesi maka dilakukan checklist
Sign In.
6. Setelah selesai pasien diajak untuk berdoa menurut
keyakinannya.
7. Tindakan anestesi siap untuk dilakukan.

PEMINDAHAN PASIEN DARI RUANG PERSIAPAN KE

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 146


MEJA OPERASI / TINDAKAN
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.097/IBS - 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. IGD

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 147


DAFTAR TILIK KESELAMATAN PASIEN OPERASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.098/IBS - 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

Adalah suatu catatan yang berisi checklist keselamatan


PENGERTIAN pasien operasi mulai dari pasien masuk dan di terima di
ruang persiapan, Kamar operasi/tindakan sampai dengan
ruang pemulihan dan serah terima dari ruang pemulihan
kembali ke ruang rawat inap.
1. Pemeriksaan kembali kelengkapan data dan obat/alkes
TUJUAN kebutuhan operasi pasien yang akan dilakukan tindakan
operasi.
2. Mencegah terjadinya salah pasien, salah operasi, salah
lokasi operasi.
3. Mencegah terjadinya kesulitan/kekurangan saat
dilaksanakan tindakan operasi dan pasien membutuhkan
alkes atau obat operasi.
4. Menjadikan lebih yakin karena data tertulis dengan
lengkap sesuai dengan kelengkapan data pasien.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Serah terima pasien dari ruang rawat inap ke Ruang
PROSEDUR persiapan IBS.
2. Siapkan checklist, mulai mengisi data Check In oleh
perawat Ruang Persiapan.
3. Jika lengkap, mulai mencocokkan data dengan informasi
langsung dari pasien dengan melengkapi data checklist
Sign In pada saat pasien sdh berada di kamar
operasi/anestesi sebelum dilakukan induksi

DAFTAR TILIK KESELAMATAN PASIEN OPERASI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 148


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.098/IBS - 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR 4. Pengisian data sign in dilakukan oleh perawat sirkuler.


5. Setelah pasien dilakukan intubasi/bius maka sirkuler
melakukan Time Out dengan mengulang menyebutkan
kembali data pasien, penandaan area operasi,
penayangan hasil penunjang, diagnose dan tindakan
yang akan dilakukan, antibiotic, dan kebutuhan alkes atau
jumlah instrument dan tambahannya selama operasi
berjalan.
6. Sebelum menutup luka sirkuler melengkapi data Sign Out
yaitu pemeriksaan ulang kelengkapan instrument,
kasa,benang dan alat tambahan lain.
7. Setelah tindakan operasi/anestesi selesai pasien
diserahterimakan ke perawat ruang pemulihan dengan
melengkapi data check out yang meliputi keadaan umum
pasien, vital sign, skala nyeri, aldrette score, kelekapan
data penunjang, darah, alkes dan obat, alat terpasang
ditulis tanggalnya, area luka op,PA, Instruksi Pasca
Operasi.
8. Setelah penilaian Aldrette Score >8-10 maka pasien
boleh dikembalikan ke ruang rawat inap.
9. Dimasukan ke dalam Rekam Medis Pasien

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Rawat Inap
3. IGD
4. Rekam Medik
5. ATK

PENANDAAN AREA OPERASI/ SITE MARKING

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 149


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.099/IBS - 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah suatu tindakan untuk menandai area operasi pada
PENGERTIAN pasien sebelum dilakukan tindakan operasi untuk mencegah
terjadinya mal praktek karena salah area operasi.
Mencegah terjadinya kesalahan area operasi sehingga
TUJUAN memudahkan dokter ahli dalam melakukan tindakan operasi
secara aman.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Periksa kembali data medic pasien, identitas,
PROSEDUR diagnose dan tindakan yang akan dilakukan.
2. Sesuaikan antara data langsung dari pasien dan data
dari pemeriksaan awal dokter ahli bedah.
3. Setelah sesuai kemudian diberi tanda lingkaran
kecil/tanda ceklis dengan menggunakan spidol skin
marker.
4. Penandaan area operasi berlaku pada dua sisi yang
berlawanan seperti kiri-kanan, depan-belakang, atas-
bawah.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 150


PENANDAAN AREA OPERASI/ SITE MARKING

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.099/IBS - 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Rawat Inap
3. IGD
4. Farmasi
5. SMF Bedah

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 151


KUNJUNGAN PRA-ANESTESI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.100/IBS - 1 dari 3

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 152


Mengadakan kunjungan ke ruang persiapan pasien guna
PENGERTIAN mengevaluasi kondisi pasien dan kesiapan tindakan yang
akan dilakukan pada pasien tersebut.

Mengadakan evaluasi dan penilaian tindakan,sebagai bahan


TUJUAN pertimbangan dalam menentukan baik atau tidaknya
tindakkan tersebut dilakukan atau untuk menentukan langkah
dalam upaya memberikan pelayanan tindakan yang optimal.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Kunjungan pra anestesi dilakukan oleh Spesialis
PROSEDUR Anestesiologi yang kompeten.
2. Kunjungan pra anestesi dilakukan setelah Spesialis
Anestesiologi menerima konsultasi atau jadwal tindakan
yang membutuhkan anestesi dan sedasi
3. Pasien atau keluarga pasien sebelumnya diminta untuk
mempelajari dan mengisi form persiapan anestesi.
4. Spesialis Anestesiologi yang kompeten memperkenalkan
diri kepada pasien.
5. Sebelum melakukan wawancara dan pemeriksaan
Spesialis anestesiologi harus memastikan identitas
pasien yang dimaksud dengan melihat kesesuaian
nama, tempat, tanggal lahir dan nomor rekam medis
sesuai dengan gelang identitas pasien. ( lihat Instruksi
Kerja Identifikasi pasien)

KUNJUNGAN PRA-ANESTESI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.100/IBS - 2 dari 3

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
6. Wawancara dilakukan dengan :
PROSEDUR
Membahas riwayat penyakit, riwayat alergi, kebiasaan,
pengalaman anestesi sebelumnya, dan pengobatan
yang sedang dijalani.

7. Menilai aspek kondisi fisik yang mungkin merubah


keputusan dalam hal risiko dan pengelolaan anestesi.

8. Mempelajari hasil-hasil pemeriksaan yang tersedia


terkait dengan resiko penyulit dan rencana tindakan

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 153


anestesi yang akan dilakukan.

9. Mempelajari hasil konsultasi yang tersedia terkait


dengan resiko penyulit dan rencana tindakan anestesi
yang akan dilakukan.
10. Meminta proses pemeriksaan penunjang dan tindakan
konsultasi lain sesuai kondisi pasien.

11. Menentukan status fisik pasien sesuai klasifikasi ASA.


12. Menentukan teknik anestesi pilihan dan alternatif yang
akan dilakukan.

13. Menentukan obat-obat atau medikasi pra-anestesi yang


diperlukan untuk tindakan anestesi.
14. Menentukan pengelolaan jenis dan jumlah cairan
termasuk estimasi kehilangan darah,
15. Menentukan pengelolaan obat-obat lain yang dikonsumsi
oleh pasien.
16. Menentukan jenis pemantauan yang akan dilakukan.
17. Menentukan tindakan invasif tambahan termasuk
pemasangan CVP dan kanulasi intra arterial bila
diperlukan
18. Menentukan persiapan puasa sebelum anestesi dan
sedasi.
19. Menentukan STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
( SPO ) ke tempat tindakan sesuai dengan sesuai
dengan kondisi pasien.
20. Menentukan pengelolaan pasca anestesi, termasuk
manajemen nyeri pasca tindakan. Bila diperlukan
menentukan kebutuhan ruang rawat khusus pasca
anestesi dan sedasi.

KUNJUNGAN PRA-ANESTESI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.100/IBS - 3 dari 3

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat

PROSEDUR 21. Bila diperlukan menentukan kebutuhan ruang rawat khusus


pasca anestesi dan sedasi
22. Menentukan usulan jumlah dan jenis persiapan darah yang
dibutuhkan.
23. Penjelasan yang adekuat tentang keadaan pasien kepada
keluarga atau pasien (dewasa) sendiri, meliputi diagnosis

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 154


kerja, rencana tindakan anestesi dan alternatifnya, risiko dan
faktor penyulit anestesi, kemungkinan komplikasi intra pasca
tindakan, kebutuhan ruang rawat khusus pasca anestesi dan
sedasi, serta kemungkinan transfusi termasuk risiko
24. Mendapatkan persetujuan ataupun penolakan tindakan medis
dari pasien maupun keluarga pasien.
25. Spesialis anestesiologi yang bertanggung jawab memeriksa
kembali bahwa hal-hal tersebut di atas sudah dilakukan
secara benar dan dicatat dalam rekam medis pasien.
( Formulir praanestesi)
26. Kunjungan pra-anestesi dapat dilakukan di ruang rawat,
poliklinik Anestesi dan tempat lain bila kondisi
mengharuskan.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Rawat Inap

KESELAMATAN PASIEN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.101/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 155


Suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan
PENGERTIAN pelayanan pada pasien lebih aman, mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil resiko
yang seharusnya diambil.

TUJUAN 1. Mencegah terjadinya cedera akibat kesalahan


melaksanakan suatu tindakan.
2. Agar pasien menjadi aman.
3. Menghindari terjadinya kecelakaan akibat tindakan
yang salah sehingga menimbulkan tuntutan hukum.

Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Siapkan check list daftar tilik keselamatan pasien.
PROSEDUR 2. Identifikasi data pasien.
3. Pemeriksaan kembali kelengkapan data dan
kebutuhan tindakan operasi.
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. SMF Anestesi
3. Rekam Medik
4. ATK

PELAYANAN BEDAH UNTUK MEMASTIKAN TEPAT


LOKASI, TEPAT PROSEDUR DAN TEPAT PASIEN
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.103/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah suatu pelayanan yang dilakukan oleh dokter ahli
PENGERTIAN bedah dalam melakukan tindakan operasi agar tidak terjadi
kesalahan prosedur karena salah posisi operasi, letak area

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 156


operasi, salah pasien dikarenakan kelalaian dalam
mengidentifikasi pasien yang akan dilakukan tindakan
operasi.
1. Untuk menegakan prosedur yang tepat pada paien yang
TUJUAN tepat.
2. Menghindari terjadinya kesalahan prosedur operasi,
kesalahan pasien dan letak operasi.
3. Sebagai aspek legal medis dalam melakukan tindakan
operasi.
4. Memberikan kenyamanan dan keamanan dalam
melakukan tindakan operasi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Tegakkan diagnose secara pasti ditunjang dengan
PROSEDUR pemeriksaan laboratorium dan Radiologi jika diperlukan.
2. Mencatat dengan jelas diagnose dan tindakan operasi
yang akan dilakukan pada catatan / dokumentasi medic
pasien yang bersangkutan.
3. Memberikan instruksi yang jelas pada petugas rawat inap
untuk persiapan pasien operasi.
4. Jika pasien sudah terjadwal rencana operasi di ruang
rawat inap dan IBS, sebelum dimasukkan ke kamar
operasi periksa kembali identitas pasien, diagnose dan

PELAYANAN BEDAH UNTUK MEMASTIKAN TEPAT


LOKASI,
TEPAT PROSEDUR DAN TEPAT PASIEN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat 445/SPO.103/IBS 2 2 dari 2

PROSEDUR jenis tindakan yang akan dilakukan.


5. Berikan penandaan lokasi operasi jika diperlukan.
6. Berikan penjelasan kembali pada pasien tentang
prosedur tindakan operasi yang akan dilakukan
sebelum pasien dimasukkan ke kamar operasi

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Rawat Inap
3. IGD
4. Rekam Medis.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 157


PENANDAAN LOKASI OPERASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.104/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan cara menandai
PENGERTIAN lokasi operasi yang akan dilakukan sebelum pasien masuk ke
kamar operasi, dengan cara penandaan dengan garis lurus
atau lingkaran.
1. Untuk memudahkan operator dalam melakukan tindakan

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 158


TUJUAN operasi.
2. Menghindari terjadinya kejadian salah letak operasi
( kiri/kanan, atas/bawah dll ).
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Setelah diagnose ditegakkan dokter operator mencatat di
PROSEDUR catatan medis pasien.
2. Pasien masuk rawat untuk direncanakan operasi.
3. Petugas rawat inap memeriksa kembali kelengkapan
dokumentasi medic pasien.
4. Siapkan prosedur pasien pre operasi ( Informed concent,
puasa dan kebutuhan farmasi ).
5. Perawat memeriksa kembali diagnose dan tindakan
operasi yang akan dilakukan.
6. Jika diagnose dan tindakan operasi yang memerlukan
penandaan, lakukan penandaan operasi dengan
menggunakan tinta hitam ( garis lurus atau lingkaran.
7. Pasien disiapkan untuk tindakan operasi dan segera
laporkan kepada petugas IBS untuk dijadwalkan.
8. Petugas IBS memanggil pasien operasi jika waktunya
telah siap.

PENANDAAN LOKASI OPERASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.104/IBS 2 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR 9. Pasien masuk ke ruang persiapan dan petugas


memeriksa kembali kelengkapan data dan farmasi pasien.
10. Periksa kembali penandaan letak operasi disesuaikan
dengan diagnose pada catatan medis pasien.
11. Jika terhapus ditebalkan kembali dengan tinta hitam.
12. Pasien dimasukkan ke kamar operasi, perawat
melaporkan penandaan letak operasi.
13. Operator memeriksa kembali diagnose dan tindakan
operasi sesuai dengan penandaan letak operasi.
14. Tindakan operasi telah siap dilaksanakan sesuai
prosedur.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 159


UNIT TERKAIT 1. IBS
2. Rawat Inap
3. IGD

LIMA MOMENT CUCI TANGAN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.105/IBS 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah lima peristiwa dimana setiap petugas Rumah Sakit
PENGERTIAN diharuskan untuk mencuci tangan enam langkah diantaranya
adalah :
1. Sebelum memeriksa pasien.
2. Sebelum melakukan tindakan.
3. Sesudah melakukan tindakan.
4. Sesudah memegang cairan pasien, urine atau darah.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 160


5. Sesudah memegang status dan lingkungan sekitar
pasien.
1. Meminimalkan berkembangbiaknya mikroorganisme.
TUJUAN 2. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial baik dari
pasien ke petugas, dari petugas ke pasien atau dari
lingkungan ke pasien atau petugas.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

Sebelum melakukan 2 momen dan setelah melakukan tiga


PROSEDUR momen terakhir maka petugas diharuskan untuk mencuci
dengan enam langkah.
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. PPI
3. Farmasi
4. IPSRS

CUCI TANGAN ENAM LANGKAH MENURUT WHO

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.106/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan mencuci tangan yang dilakukan


sebelum dan sesudah melakukan lima momen pada pasien
pre dan post operasi, dengan menggunakan sabun antiseptik.
1. Meminimalkan mikroorganisme.
TUJUAN 2. Mencegah terjadinya infeksi nasokomial.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Basahi telapak tangan sampai pergelangan tangan
PROSEDUR dibawah air mengalir.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 161


2. Tuangkan sabun dengan cara menekan dispenser.
3. Gosokkan kedua telapak tangan berlawanan arah
jarum jam sebanyak 4 x hitungan.
4. Kemudian punggung tangan kiri dan kanan 4x
hitungan.
5. Sela – sela jari 4x hitungan.
6. Mengunci jari kiri kanan 4x hitungan.
7. Sela ibu jari putar dari arah dalam ke luar kiri kanan
4x hitungan.
8. Bersihkan kuku jari putar di atas telapak tangan
berlawanan arah jarum jam kiri kanan 4x hitungan.
9. Ke enam langkah tersebut dilakukan selama 20-30
detik.
10. Keringkan dengan pengering atau handuk bersih.

CUCI TANGAN ENAM LANGKAH MENURUT WHO

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.106/IBS 2 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

UNIT TERAIT 1. IBS


2. Bagian pengadaan Alat Kesehatan.
3. Rawat Inap, IGD dan ICU
4. Rawat Jalan
5. Tim PPI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 162


PENGGUNAAN MESIN ANESTHESI DATEX OHMEDA

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.109/IBS - 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah tata cara untuk mengoperasikan mesin anestesi datex


ohmeda dengan baik dan benar

TUJUAN Sebagai acuan agar tidak terjadi kekeliruan dalam


mengoperasikan mesin anestesi datex ohmeda.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Start Case :
PROSEDUR a. Set Bag / Vent.
b. Pilih start case.
c. Set mode, parameter, alarm dan tampilan sesuai

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 163


kebutuhan.

PENGGUNAAN MESIN ANESTHESI DATEX OHMEDA

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat 445/SPO.109/IBS - 2 dari 2
Pilih start case now untuk membuka aliran gas pada system.
PROSEDUR 1. Lakukan ventilasi secara manual / mekanik sesuai
kebutuhan :
Ventilasi Manual :
1) Set Switch ke posisi circle
2) Set Bag / Vent Switch ke posisi Bag.
3) Set APLValve sesuai dengan kebutuhan.
4) Hubungkan pasien dengan mesin melalui
Endotracheal Tube, LMA, atau Face Mask.
5) Set Fresh Gas dan Vaporyzer sesuai
kebutuhan.
Gunakan Flush untuk mengisi bag dengan cepat jika
dibutuhkan.
a. Ventilasi Mekanik :
1) Set Switch ke posisi circle.
2) Set bag / Vent Switch ke posisi Ventilator.
3) Hubungkan mesin pada pasien melalui Endo
Tracheal Tube.
4) Set mode Ventilasi dan parameter lainnya
sesuai kebutuhan.
5) Set fresh gas dan Vaporyzer sesuai
kebutuhan.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 164


6) Gunakan Flush untuk mengisi bag dengan
cepat sesuai kebutuhan.
2. End Case
a. Set bag / ventilator switch ke posisi bag.
b. Tekan tombol Start / end Case
c. Pilih End Case Yes, untuk menghentikan aliran
gas dan menempatkan pada mesin pada kondisi
stanby
3. Bersihkan dan rapihkan kembali yang mesin yang
telah digunakan.
1. SMF ANESTESI
UNIT TERKAIT 2. IPSRS

PROSEDUR STANDAR PENGGUNAAN


MESIN ANESTESI STEPHAN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.110/IBS - 1 dari 2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Tatacara pelaksanaan untuk mengoperasikan mesin anestesi


merk Stephan secara baik dan benar.

TUJUAN Sebagai acuan untuk mengoperasikan mesin anestesi merk


Stephan agar sesuai dengan petunjuk yang benar.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Periksa CO2 absorber / sodalime, jika sudah berubah
PROSEDUR warna segera diganti dengan yang baru.
2. Pasang pasien sirkuit yang akan digunakan.
3. Nyalakan mesin dengan memutar system switch ke
kanan.
4. Tunggu sampai terlihat tampilan menu.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 165


5. Lakukan ventilasi secara manual / mekanik sesuai
kebutuhan :
a. Ventilasi Manual :
1) Buka Sumber gas N2O, O2 dan Vaporyzer
sesuai kebutuhan.
2) Set APL valve sesuai kebutuhan.
3) Putar Switch ke kanan ke posisi bag.
4) Hubungkan pasien dengan mesin melalui ETT,
LMA atau Face Maker.

PROSEDUR STANDAR PENGGUNAAN


MESIN ANESTESI STEPHAN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.110/IBS - 2 dari 2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR b. Ventilasi Mekanik :


1) Set N2O, O2 dan Vaporyzer sesuai
kebutuhan.
2) Set mode ventilasi dan parameter lainnya
sesuai kebutuhan.
3) Hubungkan dengan pasien melalui
Endotracheal tube.
4) Putar Switch ke kanan ke posisi pasien.
6. Matikan mesin jika tidak digunakan lagi.
7. Bersihkan dan rapihkan kembali ke temapt semula.
Agar siap digunakan untuk pasien berikutnya.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. SMF ANESTESI
3. IPSRS

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 166


PROSEDUR PENGOPERASIAN
MESIN ANESTESI ACOMA

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.111/IBS - 1 dari 1
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Tata Cara pengoperasian mesin anestesi Acoma.

TUJUAN Sebagai acuan dalam mengoperasikan mesin anestesi merk


Acoma dengan baik dan benar.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Putar Switch ke kanan untuk membuka aliran gas
PROSEDUR N2O dan O2.
2. Putar swich vaporizer ke kanan sesuai kebutuhan.
3. Mesin siap digunakan.
4. Tutup kembali switch N2O dan O2 ke kiri jika telah
selesai digunakan.
5. Tutup juga vaporizer jika telah selesai digunakan.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 167


6. Bersihkan dan rapihkan kembali mesin anestesi ke
tempat semula.
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. SMF ANESTESI
3. IPSRS

PROSEDUR PENGOPERASIAN MONITOR

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.112/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Tata Cara pengoperasian monitor pasien yang baik dan


benar.

TUJUAN Sebagai acuan dalam langkah mengoperasikan monitor pada


pasien.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Hubungkan monitor dengan sumber listrik.


2. Tekan tombol power untuk menyalakan monitor.
3. Tunggu sampai terlihat tampilan menu.
4. Pasang tensi meter, saturasi O2, EKG dan suhu
pasien.
5. Atur parameter sesuai kebutuhan.
6. Tekan tombol stand by jika selesai menggunakan
untuk penggunaan berikutnya.
7. Bersihkan dan rapihkan kembali monitor ke tempat

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 168


semula.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. SMF Anestesi
3. IPSRS

PENYUSUNAN INSTRUMENT STERIL


DIATAS MEJA INSTRUMENT STERIL UNTUK OPERASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.113/IBS - 1 dari 1
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat instrument untuk


menyusun alat/instrumen steril di atas meja instrument yang
sudah diberikan alas steril sesuai dengan ketentuan sebelum
tindakan operasi dilakukan.

TUJUAN 1. Persiapan alat / instrument steril sebelum tindakan


operasi.
2. Alat / instrument operasi siap pakai sesuai kebutuhan
dan jenis tindakan operasi yang akan dilakukan.
3. Mempermudah instrumenter dalam pelaksanaan
tindakan operasi.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Siapkan Meja Instrument yang telah bersih dan


didisinfeksi.
2. Tutup Meja Instrument dengan Sarung Meja Steril.
3. Tutup kembali Sarung Meja dengan Alas Meja
Instrument yang Steril sehingga menjadi dualapis.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 169


4. Ambil container alat / instrument operasi yang steril
sesuai jrnis tindakan operasi yang akan dilakukan.

PENYUSUNAN INSTRUMENT STERIL


DIATAS MEJA INSTRUMENT STERIL UNTUK OPERASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.113/IBS - 1 dari 1
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR 5. Susun alat / instrument steril di atas meja instrument


steril sesuai langkah – langkah operasi yang akan
dilakukan.
6. Siapkan bisturi, elektro cauter, benang, bethadine
sesuai kebutuhan.
7. Siapkan alat tambahan jika diminta / dibutuhkan.
8. Alat / instrument operasi steril siap untuk digunakan.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. CSSD

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 170


PENATALAKSANAAN TERAPI NYERI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.114/IBS 2 1 dari 3

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Suatu tindakan yang dilakukan secara tepat oleh perawat


maupun dokter pada pasien pasca operasi untuk mengurangi
nyeri yang diakibatkan oleh trauma pada luka operasi.
Penatalaksanaan Terapi Nyeri dikelompokkan menjadi dua
yaitu :
1. Penatalaksanaan Nyeri secara Farmakology,
melibatkan penggunaan Obat – obatan golongan
Narkotika ( Opiat ), Obat AINS ( Anti Inflamasi Non
Steroid ) / Non Opiat, obat- obat Adjuvans
atauKoanalgesik.
a. Narkotik member sensasi yang meredakan nyeri
dan memberikan rasa euphoria.
b. Analgesik Adjuvans adalah obat yang
dikembangkan untuk tujuan selain penghilang
nyeri kronis tipe tertentu selain mengerjakan kerja
primernya. Contoh : Sedatif Ringan atau Obat
Penenang dapat mengurangi spasme otot yang
menyakitkan, stree dan ketegangan.
c. Anti Depressan : Digunakan untuk mengatasi
depressi dan gangguan alam bawah sadar tapi
dapat juga menguatkan strategi nyeri lainnya
( Berman, et al 2009 )

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 171


2. Penatalaksanaan Terapi Nyeri secara Non
Farmakology :
a. Stimulasi dan Massage Cutanneus.

PENATALAKSANAAN TERAPI NYERI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.114/IBS 2 2 dari 3

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Secara umum dipusatkan pada bahu dan punggung,
PENGERTIAN dapat membuat pasien nyaman karena relaksasi otot.
b. Terapi Es dan Panas.
c. Dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat
sensitivitas reseptor nyeri dan subcutan lain pada
tempat cedera dengan menghambat proses
inflamasiTranscutanneus Electric Nerve Stimulation
( TENS ).
Menggunakan unit yang menggunakan batere dengan
elektroda yang dipasang pada kulit menghasilkan
sensasi kesemutan, menggetar atau mendengung
pada area nyeri ( baik pada nyeri acute maupun
chronis ). Smeltzer dam Bare, 2002.
d. Distraksi
Memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain
nyeri. ( Smeltzer dan Bare, 2002
e. Teknik Relaksasi.
Merelaksasikan ketegangan otot yang menunjang
nyeri, hamper semua nyeri kronis. ( Smeltzer dan
Bare, 2002 )
f. Imajinasi Terbimbing.
Menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara
yang dirancang khusus untuk mencapai efek positif
tertentu. ( Smeltzer dan Bare, 2002 )
g. Hypnosis Efektif.
Cara untuk meredakan nyeri atau menurunkan jumlah
analgesic yang dibutuhkan pada nyeri akut dan kronis,
keberhasilan tergantung pada kemudahan hypnotic
individu.
1. Memberikan rasa nyaman pada waktu pemulihan.
TUJUAN 2. Mengurangi nyeri pasca operasi.
3. Mencegah komplikasi.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 172


4. Sembuh secara cepat.

PENATALAKSANAAN TERAPI NYERI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.114/IBS 2 3 dari 3

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
PROSEDUR 1. Posisikan pasien pada posisi tidur yang nyaman sehingga
dapat mengurangi stress pada luka.
2. Lakukan tindakan massage pada bahu atau punggung.
3. Lakukan compress es atau hangat.
4. Jika masih terasa nyeri lakukan relaksasi dan teknik
distraksi ( Pengalihan Perhatian ).
Relaksasi dengan music dan atau aroma therapy.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. SMF Anestesi.
3. Ruang Rawat Inap.
4. Instalasi Farmasi.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 173


PENGISIAN CHECKLIST
PEMAKAIAN DAN KONDISI ALAT ANESTESI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.115/IBS - 1 dari 1
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat anestesi dalam


mencatat / mengisi formulir checklist setiap selesai
menggunakan alat anestesi dan memeriksa kondisi alat
anestesi apakah dalam kondisi baik atau rusak, dilakukan
setiap hari kerja dalam satu bulan.
Sebagai alat pantau pemakaian dan kondisi alat anestesi
TUJUAN sehingga bisa diketahui lama pemakaian dan layak atau
tidaknya fungsi alat anestesi tersebut.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Buat format checklist pemakaian alat dan mesin
PROSEDUR anestesi yang telah disetujui.
2. Isi kolom yang telah disediakan setiap ada tindakan
anestesi yang mengharuskan memakai alat dan
mesin anestesi.
3. Diisi setiap hari, jika sudah mencapai satu bulan
ditandatangani oleh kepala Perawat IBS.
4. Jika ada kerusakan segera dilaporkan untuk dilakukan
perbaikan atau penggantian.
5. Laporan diserahkan ke bagian
6. Simpan sebagai arsip.
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. SMF Anestesi
3. IPSRS ( Teknisi Elektromedis )
4. Bagian Umum

PEMBUANGAN ALAT TAJAM :

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 174


JARUM, BISTURI DAN AMPUL DALAM WADAH KHUSUS
UNTUK ALAT TAJAM
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.115/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
PENGERTIAN Yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh semua petugas
Instalasi Bedah Sentral terutama perawat Instrument dalam
membuang alat tajam seperti jarum, bisturi dan ampul setelah
pemakaian tindakan operasi ke dalam wadah khusus
diSTANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ( SPO )sibel /
sekali buang.
1. Untuk mencegah terjadinya resiko kecelakaan kerja
TUJUAN akibat dari kelalaian petugas dalam membuang benda
tajam bekas operasi.
2. Menjaga keamanan bagi petugas Instalasi Bedah Sentral
maupun petugas lain di luar IBS terutama Instalasi
Pengolahan Limbah RS.
3. Menghindari Infeksi Nosokomial.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Simpan wadah khusus untuk benda tajam di setiap kamar
PROSEDUR operasi dan di CSSD.
2. Lepaskan bisturi, needle / jarum dan ampul bekas pakai
dan buang ke dalam wadah yang disediakan.
3. Pisahkan needle dan spuitnya.
4. Jika sudah penuh segera diganti dengan yang baru.
5. Limbah Benda Tajam di buang ke tempat yang sudah
ditentukan.
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. IPAL / IPSRS
3. PPI
4. Bagian Umum

PENYERAHAN JARINGAN/ SPESIMEN PA/VC

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 175


DARI INSTALASI BEDAH SENTRAL KE RUANG RAWAT
INAP

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.116/IBS 2 1 dari 2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah suatu tindakan yang dilakukan apabila dalam tindakan
PENGERTIAN operasi ada jaringan yang harus diperiksakan ke
Laboratorium oleh petugas Instalasi Bedah Sentral kepada
petugas Rawat Inap dan menulis di buku serah terima PA/VC
yang telah disediakan dan ditandatangani oleh petugas yang
menyerahkan dan menerima.

TUJUAN 1. Memudahkan bagi petugas administrasi dalam


perincian biaya tindakan.
2. Supaya tidak terjadi missed communication antara
petugas IBS, Pasien dan Rawat Inap.
3. Memudahkan dalam penegakkan diagnose dan
tindakan pengobatan selanjutnya.
4. Mencegah terjadinya hilang karena ada bukti serah
terima.
5. Menghindari terjadinya saling menyalahkan antara
IBS, Rawat Inap dan Keluarga Pasien jika jaringan
hilang.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Buat buku serah terima jaringan PA/VC dan susun
PROSEDUR formatnya, ditanda tangani oleh petugas yang
menyerahkan dan menerima.
2. Petugas administrasi menyerahkan jaringan PA/VC ke
petugas Rawat Inap atau Keluarga.

PENYERAHAN JARINGAN / SPESIMEN PA / VC


DARI INSTALASI BEDAH SENTRAL KE RUANG RAWAT

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 176


INAP

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.116/IBS 2 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Rawat Inap
3. Administrasi
4. ATK
5. Laboratorium

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 177


EVALUASI LAPORAN OPERASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.117/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
1. Masih adanya laporan operasi yang belum dibuat
PENGERTIAN secara lengkap dan keterlambatan dalam membuat
laporan operasi.
2. Peningkatan mutu pelayanan di kamar operasi.
3. Tertib administrasi.
1. Mendukung suatu pelayanan yang berkesinambungan
TUJUAN dari pelayanan suportif pasca bedah, catatan operasi
atau catatan lainnya tersedia sebelum pasien
meninggalkan ruang pulih pasca anestesi.
2. Meningkatkan ketertiban penulisan laporan operasi
oleh operator dan residen operator.
3. Meminimalkan terjadinya komplain.
4. Mencegah terjadinya kesalahan perawatan pasca
operasi
5. Sebagai acuan rencana tindakan yang akan datang
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
PROSEDUR 1. Penulisan laporan operasi lengkap, tulisannya jelas dan
mudah dipahami.
2. Laporan dibuat segera setelah pembedahan selesai.
UNIT TERKAIT 1. IBS
2. SMF BEDAH
3. SMF OBGYN
4. SMF THT
5. SMF GIGI MULUT
6. SMF MATA

PENCATATAN DAN PELAPORAN KEJADIAN

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 178


DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.118/IBS 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Kegiatan pencatatan dan pelaporan kejadian di Instalasi
PENGERTIAN Bedah Sentral yang di tuangkan dalam sebuah buku khusus
yang selanjutnya dilaporkan setiap minggu kepada kepala
perawat IBS dan ditanda tangani, laporan dilanjutkan kepada
Komite PMKP seterusnya kepada Direktur RS, untuk
kemudian diberikan feed back / solusi.
1. Untuk mencari solusi yang tepat dalam mengatasi
TUJUAN masalah yang timbul.
2. Pihak Top Manajemen mengetahui permasalahan yang
terjadi di lapangan jika permasalahan tersebut tidak dapat
diselesaikan di IBS.
3. Setiap kejadian dan solusinya dicatat dalam buku
pencatatan dan pelaporan kejadian.
4. Ada koordinasi antara Lower Manajer dan Top Manajer
sehingga tidak terjadi salah persepsi / komunikasi.
5. Agar permasalahan segera teratasi dan tidak dibiarkan
lama.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Buat buku Pencatatan dan Pelaporan kejadian yang
PROSEDUR menghambat pelayanan tindakan operasi di IBS.
2. Ditandatangani oleh kepala Perawat IBS dan diketahui
oleh Kepala IBS.
3. Dibuat tanggal kejadian dan solusinya.
1. IBS
UNIT TERKAIT 2. Direktur melalui Wadir YanMed dan Keperawatan
3. Bagian Umum

PEMISAHAN TEMPAT SAMPAH INFEKSIUS DAN NON

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 179


INFEKSIUS
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.119/IBS - 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Penyediaan tempat pembuangan sampah yang dibedakan


antara sampah infeksius dan non infeksius.

TUJUAN 1. Untuk memisahkan sampah infeksius dan Non


Infeksius.
2. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
3. Memudahkan dalam pengelolaan sampah infeksius
dan non infeksius
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Siapkan dua tempat sampah dengan plastic sampah


warna yang berbeda, plastic merah untuk infeksius
dan plastic kuning untuk non infeksius.
2. Tempat sampah disiapkan di tiap kamar operasi,
ruang persiapan dan ruang pemulihan.
3. Jika penuh segera diganti dengan plastic baru.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. IPAL
3. Bagian Umum.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 180


PENGOPERASIAN DEFIBRILATOR / DC SHOCK

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.120/IBS - 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah tata cara yang baik dan benar sesuai aturan untuk
menggunakan defibrillator atau suatu alat elektronik untuk
memberikan kejut listrik dengan waktu yang relative singkat
dan intensitas yang tinggi kepada pasien penyakit jantung.

TUJUAN Untuk memberikan rangsangan arus listrik pada sel – sel


ventrikuler jantung sehingga semua sel jantung akan
diharapkan mulai berdenyut kembali.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Ambil paddles dari sisi samping alat.
PROSEDUR 2. Yakinkan dalam keadaan kering.
3. Beri jelly krim pada permukaan paddle.
4. Tempelkan paddle pada pasien di posisi apeks dan
sternum.
5. Tekan tombol energy.
6. Lakukan pengisian dengan cara menekan satu tombol
pada paddle, lalu proses pengisian dapat dilihat di
monitor.
7. Jangan menyentuh pasien.
8. Jika pengisian selesai maka akan terdengar suara “
BEEP” pada display muncul tulisan “Defibrilator ready”
dan tombol akan menyala.
9. Tekan paddle agak menekan agak menekan ke
tengkorak.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 181


PENGOPERASIAN DEFIBRILATOR / DC SHOCK

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.120/IBS - 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR 10. Untuk pengosongan tekan kedua tombol pada paddle


secara bersamaan.
11. Lihat pada monitor
12. Setelah selesai pilih switch pada tombol emergency
setelah menunjukan “0’
13. Tekan tombol Power.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. SMF Anestesi
3. Farmasi ( Alkes dan Obat )

PENGOPERASIAN SUCTION PUMP

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 182


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.121/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Tata cara pemakaian alat suction pump secara baik dan
PENGERTIAN benar.
Suction pump adalah alat yang dipergunakan untuk
menghisap cairan / lender melalui hidung dan atau mulut.
1. Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan
TUJUAN penghisapan lendir / cairan.
2. Mengeluarkan atau menghisap lendir untuk
membebaskan jalan nafas.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Siapkan alat suction dekat pasien.
PROSEDUR 2. Petugas IBS memakai sarung tangan.
3. Pasien disiapkan sesuai kondisi.
4. Selang dipasangkan pada mesin suction.
5. Hubungkan mesin suction dengan sumber listrik.
6. Tekan switch “ ON “ untuk menghidupkan mesin
suction.
7. Sebelum dilakukan penghisapan ke pasien terlebih
dahulu dicoba dengan menghisap air di baskom untuk
mengetahui kelayakan mesin tersebut.
8. Setelah mesin suction kondisi layak pakai maka mulai
untuk melakukan penghisapan cairan / lendir pasien
sampai bersih.
9. Jika selesai digunakan tekan switch ke arah “ OFF “.
10. Bersihkan mulut dan hidung pasien dengan kasa
lembab.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 183


PENGOPERASIAN SUCTION PUMP

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.121/IBS 2 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
PROSEDUR
11. Setelah tindakan selesai lepaskan selang dari mesin
suction kemudian di bersihkan di air mengalir setelah
itu rendam dengan larutan desinfektan untuk
mencegah infeksi nosokomial.
12. Lakukan pembersihan ulang.
13. Keringkan, petugas mencuci tangan kembali

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. SMF Anestesi.
3. PPI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 184


PERSIAPAN MEJA OPERASI DI KAMAR OPERASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.122/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Mempersiapkan meja operasi dengan baik dan benar sesuai


tindakan yang akan dilakukan dan petunjuk yang ada.

TUJUAN Sebagai acuan dalam pemakaian atau pengoperasian meja


operasi yang baik dan benar.

Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Baca secara teliti tentang tata cara penggunaan meja


operasi sesuai petunjuk.
2. Gunakan sesuai kebutuhan posisi sesuai tindakan
operasi yang akan dilakukan.
3. Beri alas perlak dan meja operasi jika akan
digunakan.
4. Setelah digunakan meja dibersihkan kembali dari
darah dan kotoran agar tidak mudah terjadi korosif
atau karat.
5. Pembersihan menggunakan larutan desinfektan untuk
mencegah Infeksi Nosokomial.
6. Keringkan kembali agar tidak mudah berkarat.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. SMF Anestesi
3. PPI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 185


PENGOPERASIAN LAMPU OPERASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.123/IBS - 1 dari 1
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
Operasional 11 Januari 2016 Barat

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
PENGERTIAN Tata Cara pemakaian lampu operasi sesuai petunjuk dengan
baik dan benar.
Sebagai acuan untuk menggunakan lampu operasi dengan
TUJUAN baik dan benar sesuai petunjuk.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Tekan tombol power lampu
PROSEDUR 2. Nyalakan lampu bila digunakan.
3. Sesuaikan kadar cahaya menurut kenyamanan operator.
4. Arahkan / fokuskan lampu ke lokasi operasi.
5. Lampu siap digunakan.
6. Setelah selesai tindakan operasi maka lampu dimatikan
kembali
7. Bersihkan lampu dari noda darah dengan larutan
desinfektan untuk mencegah infeksi nosokomial.
8. Keringkan.
9. Rapihkan kembali posisi lampu agar tidak beresiko
mencederai kepala petugas.
10. Lampu siap untuk digunakan kembali.
11. Setelah semua tindakan operasi selesai, maka power
dalam posisi OFF.
UNIT TERKAIT 1. IBS
2. SMF Anestesi
3. PPI

PENGOPERASIAN AC

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 186


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.124/IBS - 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Tata cara pemakaian mesin Air Conditioning ( AC ) yang baik


dan benar sesuai petunjuk.

TUJUAN Sebagai acuan untuk pemakaian air conditioning sesuai


petunjuk yang baik dan benar.

Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

1. Sebelum kegiatan operasi di mulai ac dinyalakan


PROSEDUR menggunakan remote bertuliskan power.
2. Setel pada angka 18 sesuai suhu ruangan.
3. Jika pasien kedinginan maka suhu dinaikan sesuai
kebutuhan.
4. Jika selesai kegiatan tindakan operasi maka ac
kembali dimatikan.
5. Tekan tombol power off.
6. Kegiatan pembersihan rutin AC setiap 6 bulan sekali.
7. Jika Freon habis maka diisi kembali.
8. Gunakan ac sesuai kebutuhan

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. IPSRS

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 187


PENGOPERASIAN MESIN SURGEON AIR

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.125/IBS 2 1 dari 1
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Operasional

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Tata Cara mengoperasikan mesin surgeon air dengan baik dan
benar, sesuai dengan petunjuk.
Surgeon Air adalah suatu alat / mesin yang digunakan untuk
mensterilkan daerah sekitar area sayatan operasi.

TUJUAN 1. Mensterilkan daerah sekitar area sayatan operasi.


2. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
3. Meminimalisir mikroorganisme penyebab infeksi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi dan
bedah di RSUD AL IHSAN

1. Siapkan alat / mesin surgeon air.


PROSEDUR 2. Hubungkan kabel kontak ke sumber listrik.
3. Nyalakan tombol power ON.
4. Mulai masukan data pasien dan diagnose serta tindakan
operasinya.
5. Data disimpan.
6. Arahkan surgeon air ke area sayatan.
7. Jika selesai tindakan operasi alat / mesin dalam keadaan
OFF.
8. Rapihkan kembali ke tempat semula.
9. Mesin ditutup dengan penutup alat

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Bagian Umum

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 188


PENGOPERASIAN ALAT / MESIN LAPARASCOPY

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.126/IBS - 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah Tata Cara menggunakan alat atau mesin laparascopy


yang baik dan benar sesuai dengan petunjuk yang ada.
Laparascopy adalah tindakan bedah minimal yang ditujukan
untuk mengurangi resiko yang didapatkan pada operasi besar
dan proses penyembuhannya lebih cepat daripada operasi
besar.

TUJUAN Sebagai acuan dalam mengoperasikan mesin laparascopy


dengan baik dan benar.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Pasien ditidurkan dengan posisi telentang.
PROSEDUR 2. Tim anestesi menyiapkan alat dan mesin anestesi yang
akan dipakai dalam kondisi stand by.
3. Obat – obat anestesi disiapkan diatas baki tempat obat.
4. Instrumenter menyiapkan alat / instrument set
laparascopy ( misalnya appendectomy ).
5. Susun alat laparascopy yaitu Trocard ukuran 5’,10’ dan
12’, perres needle, babcock, allis, hook, cauter, gunting,
dissector, klem, endoloop.
6. Siapkan benang yang dibutuhkan yaitu PGA 2/0 untuk
appendix, PGA 3/0 untuk jahit facia dan sub cuticulair.
7. Mesin Laparascopy dalam kondisi siap pakai.

PENGOPERASIAN ALAT / MESIN LAPARASCOPY

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 189


445/SPO.126/IBS - 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
8. Alat / instrument operasi laparascopy telah siap pakai.
PROSEDUR 9. Pasien mulai dianestesi.
10. Dokter ahli bedah mulai melakukan Yoderm.
11. Asisten mulai memasang drapping.
12. Semua alat laparascopy disiapkan di area steril.
13. Posisikan pasien sesuai keinginan operator bedah.
14. Operator mulai melakukan incisi di atas umbilical.
15. Tusukan perres needle untuk memasukan gas CO.
terlebih dulu tes dengan spuit berisi NaCl untuk
mengetahu masuk atau tfdaknya.
16. Gas CO dimasukkan melalui trocard ukuran 10’, setelah
gas masuk, perres needle dicabut.
17. Kemudian tusukan trocard ukuran 10’ untuk memasukan
kamera.
18. Setelah kamera masuk kemudian akan terlihat kondisi di
dalam perut.
19. Buat incise lagi untuk trocard ukuran 5’.
20. Masukan alat dissector.
21. Buat incise untuk trocard ukuran 10’ untuk memasukkan
alat babcock atau allis klem.
22. Tindakan operasi dilakukan sesuai diagnose dan jenis
tindakannaya.
23. Setelah tindakan operasi selesai, kamera, babcock, dan
dissector di keluarkan.
24. Gas CO dibuang melalui trocard.
25. Trocard dicabut.
26. Luka dijahit dan di bersihkan dan dikeringkan dengan
kasa steril.
27. Tutup Luka dengan Hansaplas jumbo setelah terlebih
dahulu di usap dengan bethadine.
28. Setelah itu alat dibereskan dan disterilkan kembali.
29. Mesin dirapihkan kembali dan ditutup dengan kain
UNIT TERKAIT 1. Ibs
2. Smf obgyn
3. Smf bedah

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 190


SECTIO CESSARIA

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.127/IBS - 1 dari 4

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
 Adalah suatu tindakan operasi dengan cara menginsisi
PENGERTIAN dinding perut dan rahim untuk mengeluarkan janin pada ibu
hamil dengan umur kehamilan 28 minggu dan sesuai dengan
indikasi medis yang mengharuskan tindakan tersebut, bersifat
cito dan elektif.
1. Pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas
TUJUAN pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja
instansi pemerintah berdasarkan indicator – indicator
teknis, administrative dan procedural sesuai tata kerja dan
system kerja pada unit kerja yang bersangkutan.
2. Melahirkan janin secepatnya.
3. Mencegah komplikasi yang mengancam keselamatan ibu
dan janin.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Indikasi medis
PROSEDUR a. Panggul Sempit Absolute.
b. Disproporsi Kepala Panggul.
c. Plasenta Previa / Plasenta Letak Rendah di belakang.
d. Inkoordinasi uteri.
e. Preeklampsia Berat / Eklampsia.
f. Ada riwayat Bekas SC.
g. Induksi / Stimulasi Gagal / Gagal Dripp.
h. Tumor Jalan Lahir yang mengganggu penurunan
janin.
i. Fetal Distress.

SECTIO CESSARIA

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 191


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.127/IBS - 2 dari 4

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
PROSEDUR j. Presentasi Bokong dengan Tali Pusat ditunggangi.
k. Presentasi Muka dagu di belakang.
l. Janin Tumbuh Lambat ( kurang dari 70% ).
m. Rupture Uteri Iminens
n. Atas Permintaan sendiri.
2. KONTRA INDIKASI
Tidak Ada.
3. PERSIAPAN ALAT
a. Persiapan Petugas / Tim Operasi.
Satu orang Dokter ObGyn sebagai operator, dan
satu orang perawat bertindak sebagai asisten dan
instrument, satu orang petugas selaku sirkuler
b. Persiapan Pasien
1) Puasa minimal 6 jam sebelum operasi ( Cito ).
2) Pasang IVFD
3) Pasang Cathter Urine.
4) Bersihkan dinding perut.
c. Persiapan Operasi
1) Konsultasi Anestesi.
2) Pemeriksaan Laboratorium ( minimal HB, AL,
AT, CT, BT, HbsAg, Golongan Darah ).
3) Persediaan Darah.
4) Persiapan Alat Operasi ( oleh petugas IBS ).
5) Informed Consent.
4. CARA KERJA
a. Pasien ditidurkan diatas meja operasi dengan
sebelumnya diberikan premedikasi di Ruang
Persiapan oleh Tim Anestesi.
b. Dilakukan tindakan anestesi oleh dokter anestesi.
c. Cuci Savlon di area operasi / dinding perut
kemudian dengan alcohol 70% setelah itu
dilakukan Preparasi Iodine.
d. Lakukan drapping.

SECTIO CESSARIA

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 192


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.128/IBS 2 3 dari 4

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
e. Setelah itu tindakan operasi dilakukan oleh
PROSEDUR operator.
f. Incisi dilakukan bisa dengan cara Pfanensteil atau
mediana sesuai indikasi kemudian sayatan
diperdalam lapis demi lapis ( subcutis, facia, otot,
peritoneum parietale ).
g. Setelah peritoneum dibuka kemudian pasang
tampon usus, dilakukan pembukaan pada plika
vesicouterina, kandung kencing disisihkan sejauh
mungkin ke kaudal.
h. Dilakukan sayatan pada segmen bawah rahim
kemudian dilebarkan secara tumpul.
i. Tangan kiri operator memegang kepala janin
( presentasi kepala ), mencari kaki janin, kemudian
melakukan ekstraksi ( pada presentasi Bokong
dan letak lintang ), setelah janin lahir dilakukan
pemotongan tali pusat, muka dan mulut bayi
dibersihkan dilakukan pengisapan lendir bayi, lalu
diserahkan kepada sirkuler untuk diserahkan ke
perawat perinatology dan dokter spesialis anak
untuk dilakukan resusitasi.
j. Sebelum plasenta dikeluarkan secara manual
terlebih dahulu suntikan oksitocin 10 U intra Mural.
k. Sudut perdarahan kanan kiri diklem, kemudian
diikat dengan benang cromic sebagai Tagel.
l. SBR dijahit dua lapis satu – satu atau Cross,
kemudian plika vesicauterina dijahit.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 193


SECTIO CESSARIA

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.128/IBS 2 4 dari 4

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
5. PERAWATAN PASCA OPERASI
PROSEDUR a. Awasi tanda Vital setiap 5 menit sampai stabil.
b. Puasakan sampai dengan Bising Usus (+) jika
pasien dilakukan Narkose Umum, tp jika dilakukan
Spinal Anestesi pasien tidak usah puasa dan
Bedrest total selama 24 jam pasca Operasi.
c. IVFD tetap terpasang untuk mengontrol Balance
cairan sampai stabil.
d. Bila ada infeksi, lakukan perawatan peritonitis.
Pada Pre Eklampsia Berat dan Eklampsia dirawat
di ICU sampai Hemodinamika stabil.
e. Medikamentosa : antibiotic / roboransia / analgetik.
f. Hari ke 2 dilakukan mobilisasi dini.
g. Hari ke 3 penutup luka operasi dibuka dan diganti,
perhatikan tanda infeksi. Jika tidak ada tanda
infeksi, pasien boleh pulang, ingatkan untuk
control pasca operasi.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. SMF ObGyn
3. Rawat Inap Kebidanan dan Bersalin
4. Rawat Inap Perinatology
5. ICU
6. SMF Anestesi

ASUHAN KEPERAWATAN

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 194


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.129/IBS 2 1 dari 6

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit
Standar Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
Operasional 11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
1. Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian pada
PENGERTIAN praktik keperawatan baik langsung atau tidak langsung
diberikan kepada sistem klien di sarana dan tatanan
kesehatan lainnya,dengan menggunakan pendekatan
ilmiah keperawatan berdasarkan kode etik dan standar
praktik keparawatan.
2. Asuhan keperawatan langsung adalah merupakan
tindakan yang ditetapkan dan dilakukan oleh perawat
secara mandiri atas dasar justifikasi ilmiah keparawatan
dalam memenuhi kebutuhan dasar klien maupun
tindakan kolaborasi yang merupakan tindakan dari hasil
konsultasi dengan profesi kesehatan lain dan atau
didasarkan pada keputusan pengobatan oleh tim medik.
3. Asuhan keperawatan tidak langsung adalah merupakan
kegiatan yang menunjang dan memfasilitasi
keterlaksanaan asuhan keperawatan.

TUJUAN 1. Untuk dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan


yang diberikan kepada klien.
2. Sebagai pedoman perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan3
3. Dapat memberikan pelayanan/asuhan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan dasar dalam upaya
peningkatan kesehatan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 195


ASUHAN KEPERAWATAN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.129/IBS 2 2 dari 6

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR 1. Pengkajian keperawatan


Dalam pengkajian harus dicek dan dilengkapi tentang :
a. Identifikasi pasien
Alasan masuk rumah sakit
b. Pengkajian kebutuhan individu pasien meliputi
1) Kebutuhan fisiologi
2) Kebutuhan rasa aman dan keamanan (safety
and security)
3) Kebutuhan Rasa kasih sayang
4) Kebutuhan Harga diri
5) Kebutuhan Aktualisasi diri
c. Untuk kelengkapan data perlu adanya pengumpulan
data (data subyektif dan obyektif): Melalui pengkajian
fisik, observasi, riwayat keperawatan/ “nursing
history”, wawancara, data sekunder (catatan,
laporan, literatur)
d. Asesmen awal : sejak pasien masuk rawat inap
Asesmen awal keperawatan dilaksanakan dalam 24
jam pertama sejak rawat inap atau lebih dini/lebih
cepat sesuai kondisi pasien atau kebijakan rumah
sakit
e. Asesmen ulang ; dilakukan pada interval tertentu
atas dasar kondisi dan pengobatan untuk
menetapkan status terhadap tindakan keperawatan
dan merencanakan pengobatan atau untuk
pemulangan pasien

ASUHAN KEPERAWATAN

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 196


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.129/IBS 2 3 dari 6
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
f. Mengelompokkan data, menentukan kesenjangan
PROSEDUR data dengan membandingkan dengan standar,
membuat interpretasi/ membuat kesimpulan dan
menetapkan masalah keperawatan pasien
g. Pengumpulan data secara sistematik,
komprehensif dan berkelanjutan serta
memprioritaskannya berdasarkan kondisi pasien
yang nyata dan terkini
h. Pengumpulan data melibatkan pasien, keluarga,
orang lain yang terkait, dan tenaga kesehatan lain.
i. Pengumpulan data dengan menggunakan format
baku
j. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan
diintegrasikan
k. Perawat mendokumentasikan dengan akurat dan
tepat waktu
l. Form Pengkajian Keperawatan dan masalah
dilengkapi dengan
m. Form Pengkajian Keperawatan dan masalah
dilengkapi dengan petunjuk pengisian (Contoh
Formulir)
2. Diagnosa keperawatan

Dalam menentukan diagnosa keperawatan mengacu


pada beberapa komponen dan masalah antara lain :

a. Masalah aktual dan Risiko/Potensial


b. Komponen diagnosis keperawatan terdiri dari:
Masalah (P), Penyebab (E), dan tanda atau gejala
(S) atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE),
bersifat aktual dan risiko.
c. Melakukan validasi diagnosis dengan pasien,
keluarga, orang/ pihak lain yang
berhubungan, dantenagakesehatan lain
d. Memformulasikan tujuan bersama pasien dan
tenaga kesehatan lain yang disusun secara
realistik dikaitkan dengan sumber, kemampuan
dan budaya pasien.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 197


ASUHAN KEPERAWATAN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.129/IBS 2 4 dari 6

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 198


e. Menyusun pernyataan diagnosa
PROSEDUR f. Diagnosa keperawatan di dokumentasikan dalam
asuhan keperawatan
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan disusun berdasarkan prioritas masalah
(diagnosa); urutan prioritas masalah bisa berubah bila
keadaan pasien berubah dg tatalaksana :
a. Menetapkan prioritas masalah meliputi: masalah yang
mengancam kehidupan, mengancam kesehatan dan
mempengaruhi perilaku pasien
b. Menetapkan tujuan
c. Menentukan tindakan keperawatan yang akan
dilakukan
d. Perencanaan mencakup unsur-unsur :

a) Pertimbangan diagnostik atau asesmen

b) Rencana terapi

c) Pendidikan pasien

e. MenentukanTujuan dalam perencanaan harus mengacu


pada SMART (Specific, Measurable, Achievable,
Realistic, Timely).
f. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi
atau kebutuhan pasien
g. Rencana asuhan harus mencerminkan keunikan dan
individualitas pasien.
h. Pendekatan holistik harus digunakan sehingga semua
kebutuhan dipertimbangkan
i. Bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencana
tindakan keperawatan.
j. Rencana diberi tanggal dan ditandatangani oleh perawat
yg bertanggung jawab
k. Revisi atau perubahan- perubahan dari rencana semula
harus diberi tanggal dan ditandatangani oleh yg
melakukan revisi
l. Rencana asuhan harus menggabungkan dengan unsur-.

ASUHAN KEPERAWATAN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.129/IBS 2 5 dari 6
RSUD AL IHSAN
PROVINSI JAWA BARAT
unsur rencana asuhan medik, sehingga kedua rencana

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 199


PROSEDUR tersebut saling melengkapi bukan bertentangan
m. Rencana harus tertulis dengan jelas dan ringkas
n. Rencana harus menjadi bagian dari Rekam Medik pasien
o. Rencana asuhan harus bisa diakses oleh semua
anggota tim kesehatan

4. Implementasi Keperawatan

Tata Laksana
a. Tiga macam cakupan tindakan keperawatan :
a) Fisiologik
b) Tindakan keperawatan yg bersifat Psikologik

c) Tindakan keperawatan yg bersifat sosio ekonomik


(discharge planning,health education,referal ),
tugas ini tdk begitu nampak /kurang nyata / tdk
menonjol .mis. Edukasi pasien. Dan lebih
memerlukan ketrampilan kognitif dari psikomotor
b. Tiga ketrampilan yg harus dikuasai perawat dlm
mengimplementasikan rencana asuhan :
a) ketrampilan intelektual/cognitif;
b) ketrampilan interpersonal / affective, dan

c) ketrampilan teknis / psykomotor.


c. Tindakan keperawatan harus konsisten dengan
asuhan medik dan rencana asuhan pasien
d. Tindakan yang dilakukan harus rasional didukung
oleh landasan ilmiah
e. Tindakan yang dilakukan harus mengarah ke
pencapaian tujuan
f. Pastikan bahwa tindakan yang dilakukan bersifat
therapetik yang aman
g. Tindakan yang dilakukan harus meningkatkan
kontuinitas asuhan
h. Berkolaborasi dengan keluarga dan klien dalam
implementasi asuhan.
i. Memberikan pendidikan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien

ASUHAN KEPERAWATAN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.129/IBS 2 6 dari 6
RSUD AL IHSAN
PROVINSI JAWA BARAT

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 200


PROSEDUR 5. EVALUASI
1. Tata Laksana

a. Concurrent (formatif evaluation)


b. Retrospektif ,terjadi saat pasien tidak lagi
menerima asuhan keperawatan (melalui audit
Rekam Medik tertutup)
c. Tetapkan kriteria dan standar dan pertanyaan2
evaluasi (Evaluatif question)
d. Kumpulkan data tentang situasi terkini
e. Analisa data dan bandingkan data dengan kriteria
f. Ambil tindakan yg tepat berdasarkan kesimpulan
yang dibuat
g. Form Catatan perkembangan pasien (progress
notes) Contoh Formulir
Progress Notes mencakup unsur :
h. Narasi Pernyataan Subjektif yg dikemukakan oleh
pasien dan keluarga atau pihak terkait.
Temuan objektif dari tim kesehatan Asesmen

1) Rencana
2) Flow Sheet/Bagan Alur
3) Discharge Summary

1. Komite keparawatan
UNIT TERKAIT
2. Instalasi kamar operasi
3. Rawat Inap- rawat jalan
4. IGD

TATALAKSANA MUAL MUNTAH


INTRA DAN PASCA BEDAH
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
RSUD AL IHSAN 445/SPO.130/IBS 2 1 dari 4
PROVINSI JAWA BARAT
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 201


Operasional 11 Januari Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Kegiatan pencegahan dan penanggulangan serta terapi


komplikasi pada pasien yang menjalani pembedahan dengan
anestesi umum, anestesi regional dan sedasi di Instalasi Bedah
Sentral RSUD AL IHSAN

TUJUAN 1. Memberikan pelayanan bedah dan anestesi yang bermutu


dan berkualitas serta selalu mengedepankan keselamatan
pasien.
2. Meningkatkan efisensi dan efektitas obat-obatan anestesi.
3. Menurunkan angka kejadian mual muntah beserta
komplikasinya.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

1. Evaluasi Penyebab Mual Muntah


PROSEDUR a. Penyebab PONV adalah multifaktorial, di mana prediktor
utama adalah wanita, riwayat PONV atau motion sickness
sebelumnya, tidak merokok, lama operasi, manipulasi
operasi dan pemakaian opioid pascaoperasi. Rangsangan
untuk mual dan muntah bisa berasal dari berbagai tempat
di saluran cerna. Adanya distensi uterus, pelvis renal atau
kandung kemih juga merupakan rangsangan mual dan
muntah
b. Perhatikan lama Pengosongan lambung untuk pasien
operasi elektif (dewasa tidak lebih dari 8 jam dan anak
tidak lebih dari 4 jam)
c. Perhatikan pemakaian opioid intra dan pasca operasi,

TATALAKSANA MUAL MUNTAH


INTRA DAN PASCA BEDAH
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
RSUD AL IHSAN 445/SPO.130/IBS 2 2 dari 4
PROVINSI JAWA BARAT
2. Terapi Mual Muntah
PROSEDUR a. Akupuntur untuk pencegahan mual muntah
merupakan salah satu cara yang paling sering

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 202


digunakan dan baik diaplikasikan dalam praktek
anestesi. Stimulasi di titik Nei Guan (P6) efektif
mengurangi mual muntah, dilaporkan sama efektif
dengan pengobatan farmakologik seperti
ondansetron baik terhadap pasien dewasa maupun
anak-anak. Mekanisme yang pasti belum diketahui,
diduga melalui pelepasan β-endofin di cairan otak
atau ada perubahan transmisi serotonin. Efektivitas
antiemetik yang ada saat ini masih terbatas, hanya
menurunkan insidensi mual muntah sekitar 25%,
mahal dan mempunyai efek samping.
b. Terapi Farmakologi

c. Ondansetrom 4 mg diberikan secara intra Vena


d. Metoclopramid 5 mg diberikan secara intra Vena
e. Dexamatazon 4 mg diberikan secara intra Vena
f. Berikan cairan sesuai kebutuhan
g. Posisikan pasien miring bila terjadi muntah

h. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarganya

i. Dokumentasikan dalam kartu anestesi setiap ada


kejadian

j. Terapi tambahan disesuaikan dengan penyebab mual


muntah.
3, Terapi Mual Muntah
Akupuntur untuk pencegahan mual muntah merupakan
salah satu cara yang paling sering digunakan dan baik
diaplikasikan dalam praktek anestesi. Stimulasi di titik
Nei Guan (P6) efektif mengurangi mual muntah,
dilaporkan sama efektif dengan pengobatan farmakologik
seperti ondansetron baik terhadap pasien dewasa
maupun anak-anak. Mekanisme yang pasti belum
diketahui, diduga melalui pelepasan β-endofin di cairan
otak atau ada perubahan transmisi serotonin. Efektivitas
antiemetik yang ada saat ini masih terbatas, hanya
menurunkan insidensi mual muntah sekitar 25%, mahal.

TATALAKSANA MUAL MUNTAH


INTRA DAN PASCA BEDAH

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.130/IB 3 dari 4

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 203


RSUD Al Ihsan S
Provinsi Jawa
Barat
dan mempunyai efek samping
PROSEDUR 3. Terapi Farmakologi

 Ondansetrom 4 mg diberikan secara intra Vena


 Metoclopramid 5 mg diberikan secara intra Vena
 Dexamatazon 4 mg diberikan secara intra Vena
 Berikan cairan sesuai kebutuhan
4. Posisikan pasien miring bila terjadi muntah

 Berikan edukasi kepada pasien dan keluarganya

 Dokumentasikan dalam kartu anestesi setiap ada


kejadian

5. Terapi tambahan disesuaikan dengan penyebab mual


muntah
6. Monitor Efek Samping

Efek samping dari antiemetik, seperti letargi, kegelisahan,


takikardi dan gejala-gejala ekstrapiramidal serta harga obat
baru yang tinggi.

UNIT TERKAIT 1. Unit/ Departemen terkait


2. Kamar Bedah
3. Ruang rawat inap

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 204


KRITERIA PEMULIHAN DARI SEDASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.132/IBS - 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Ditetapkan oleh :
TANGGAL DIREKTUR RSUD AL IHSAN
STANDAR TERBIT
PROSEDUR 11 Januari 2016
OPERASIONAL ( H. KOMAR HANIFI.,dr.MKM
SPO ) Pembina Utama Muda
NIP. 19580128198802 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu standar yang harus diperhatikan untuk


memindahkan pasien pasca anestesi ke ruang perawatan /
ICU / pulang menurut Aldreet Score.

TUJUAN Sebagai acuan untuk memindahkan pasien pasca anestesi ke


ruang rawat inap / pulang.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Pasang bedside monitor
PROSEDUR 2. Pasang Observasi tanda-tanda vital pasien
3. Perhatikan reaksi verbal pasien
4. Jika nilai aldreet nya :
a. Nilai 9 atau lebih boleh pulang ke rumah bila tindakan
memungkinkan.
b. Nilai 7 pindah ke ruang rawat inap
c. Nilai 5 pasien ke ICU
5. Hasil Observasi didokumentasikan dalam rekam medis
pasien.oksigen

UNIT TERKAIT 1. Perawat RR


2. Rawat Inap

ALDRETE SCORE

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 205


No.Dokumen No. Revisi : Halaman :
445/SPO.132/IBS 2 1/1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

Pengertian
Penilaian yang dilakukan sebelum pasien dipindahkan ke ruang
rawat inap, ICU atau pulang.

Tujuan
Sebagai acuan untuk memindahkan pasien ke ruang rawat inap,
ICU atau pulang.

Kebijakan
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

Prosedur
1. Jika nilai < 5 pasien pindah ke ICU.
2. Jika nilai > 7 pasien pindah ke rawat inap.
3. Jika nilai 9 atau lebih bisa pulang.

Instalasi terkait
1. Perawat RR
2. Tim Anestesi
3. Rawat Inap

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 206


BROMAGE SCORE

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.133/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari
2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Bromage Score merupakan salah satu indicator reSTANDAR
PENGERTIAN PROSEDUR OPERASIONAL ( SPO )n motorik setelah
dilakukan tindakan spinal anestesi.

TUJUAN Sebagai acuan untuk mengetahui reSTANDAR PROSEDUR


OPERASIONAL ( SPO )n pasien setelah dilakukan tindakan
spinal anestesi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Bernilai 0 jika terdapat gerakan penuh
PROSEDUR 2. Bernilai 1 jika tak mampu ekstensi
3. Bernilai 2 jika tak mampu fleksi utuh
4. Bernilai 3 jika tak mampu fleksi pergelangan kaki.
5. Jika nilai Bromage Score < sama dengan 2 pasien boleh
pindah ke ruangan.

UNIT TERKAIT 1. Tim Anestesi


2. Perawat RR
3. Rawat Inap

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 207


SUMBER ANESTESI DARI LUAR
RSUD AL IHSANBERDASARKAN REKOMENDASI
DIREKTUR / KEPALA SMF ANESTESI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa 445/SPO.134/IBS 2 1 dari 1
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari
2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah dokter spesialis anestesi pengganti dan konsultasi


apabila dokter anestesi di RSUD Al Ihsan berhalangan, sesuai
dengan Ikatan Kerja Sama sebagai Rumah Sakit Jejaring
dengan RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung.

TUJUAN Untuk memberikan pelayanan anestesi yang professional sesuai


dengan standar nasional.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Membuat Perjanjian Kerja Sama dengan RSUP Hasan
PROSEDUR Sadikin sebagai Rumah Sakit Jejaring yang ditanda
tangani oleh Direktur dan diketahui oleh Kepala /
Penanggungjawab SMF Anestesi.
2. Memberlakukan / Membuat Surat Keputusan tentang
Pelayanan Anestesi Sumber dari luar.
3. Sosialisasikan kepada Tim Anestesi RSUD AL IHSAN

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. SMF ANESTESI
3. DIREKTUR RSUD AL IHSAN

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 208


JAGA ON CALL DOKTER ANESTESI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.135/IBS - 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari
2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Proses penyusunan jadwal jaga dokter anestesi di luar jam kerja
( On Call ) yang dilaksanakan pada tindakan operasi yang bukan
jadwal Elektif ( Cito ).

TUJUAN Terselenggaranya kelancaran pelayanan anestesi pada


tindakan operasi Cito.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Menyusun jadwal On Call dokter anestesi.
PROSEDUR 2. Jadwal diberikan ke Instalasi Gawat Darurat ( IGD ),
SMF Obgyn,Komite Medik, IBS, Operator telepon.
3. Jika ada Tindakan Operasi Cito, IGD atau Obgyn
menghubungi Dokter Anestesi melalui operator
telpon RS.
4. Hubungi Bagian tranSTANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL ( SPO )rtasi khusus petugas On Call
IBS.
5. Setelah operasi selesai dilaksanakan maka Dokter
anestesi dijemput dan dipulangkan kembali ke
rumahnya

UNIT TERKAIT 1. SMF Anestesi.


2. SMF Obgyn
3. IGD

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 209


4. IBS
5. Operator Telpon RS
6. Bag. Umum transportasi

PROSEDUR STERILISASI ALAT – ALAT MEUBELAIR


DI KAMAR OPERASI
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.136/IBS 3 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari
2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Adalah suatu kegiatan dalam menyiapkan alat meubelair dari
PENGERTIAN bahan steinless steel di kamar operasi ( meja linen, meja mayo,
meja tray, tromol, meja tromol, kursi tindakan, dll ) dalam
keadaan steril dengan cara desinfeksi dengan alcohol 70 %.
1. Sebagai pedoman petugas IBS dalam menyiapkan alat –
TUJUAN alat meubelair dari bahan steinless steel yang steril di
kamar operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD AL IHSAN.
2. Mencegah berkembangbiaknya bakteri dan STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL ( SPO )ra penyebab
infeksi.
3. Mencegah terjadinya Infeksi Nasokomial.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Siapkan Alkohol 70% dan kasa steril dalam wadah / kom
PROSEDUR steril tertutup.
2. Siapkan terlebih dahulu air dicampur dengan lisol dan
washlap khusus untuk membersihkan alat – alat
meubelair kamar operasi dari bahan steinless steel.
3. Siapkan alat – alat meubelair ( meja linen, meja mayo,
meja tray, meja tromol, kursi tindakan, dll ) yang sudah
terlebih dahulu dibersihkan dari darah dan kotoran lain,
seka dengan larutan lisol kemudian keringkan.
4. Setelah kering alat di seka dengan larutan alcohol dan
kasa steril.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 210


5. Packing alat steril siap untuk diletakan di atas meja yang
sudah disterilkan.
6. Packing alat steril siap untuk digunakan sesuai dengan
jenis tindakan operasi.

PROSEDUR STERILISASI ALAT – ALAT MEUBELAIR


DI KAMAR OPERASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa 445/SPO.136/IBS 3 2 dari 2
Barat

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Tenaga Kebersihan.
3. Tim PPI

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 211


PELAPORAN KEPERAWATAN

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.146/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari
2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Setiap kegiatan yang dilakukan dan berlangsung di pelayanan


keperawatan harus dibuat laporannya secara berkala pada
Kepala Bidang Keperawatan.

TUJUAN 1. Semua kegiatan didokumentasikan .


2. Mengetahui perkembangan Pelayanan Keperawatan
yang diberikan.
3. Mengetahui secara dini, dan mencari solusi pemecahan
masalah.

KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Laporan meliputi :


a. Laporan Harian :
1) Laporan kegiatan rutin petugas ( Check list )
2) Laporan kegiatan pelayanan.
3) Laporan pasien

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 212


4) Laporan data kunjungan
5) Laporan permasalahana dan pemecahannya
6) Laporan logistik harian.

PELAPORAN KEPERAWATAN
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.146/IBS 2 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat

PROSEDUR b. Laporan Mingguan :


4) Laporan data kunjungan
5) Laporan permasalahan dan pemecahanya.
6) Laporan logistic mingguan.
c. Laporan bulanan :
5) Laporan data kunjungan.
6) Laporan permasalahan dan pemecahannya.
7) Laporan logistic bulanan.
8) Laporan perencanaan kegiatan bulanan.
d. Yang berhak membuat laporan :
2. Laporan harian dilakukan oleh pelaksana harian dan
dilaporkan kepada penanggungjawab/koordinator.
3. Laporan mingguan direkap oleh penanggungjawab/
koordinator dan dilaporkan kepada kepala perawat IBS.
4. Laporan bulanan dilakukan oleh kepala perawat
dilaporkan kepada bagian Yan Med.

UNIT TERKAIT 1. IBS


2. Rekam Medik
3. ATK

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 213


SERAH TERIMA PASIEN PRA ANESTESI
DI KAMAR PERSIAPAN
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.153/IBS - 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari
2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Tata Cara serah terima pasien yang akan dioperasi oleh
PENGERTIAN perawat ruangan kepada Perawat di Ruang persiapan Kamar
Operasi.

TUJUAN 1. Sebagai acuan untuk mengetahui program pengobatan


dan pelaksanaan operasi atau tindakan operasi, apakah
bisa berhasil dengan baik dengan mengutamakan
keselamatan pasien.
2. Menyiapkan obat – obatan, alat – alat, darah dan
persiapan khusus lainnya yang dibutuhkan untuk
menunjang pelaksanaan operasi tersebut.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. Petugas Ruangan mengetahui jadwal operasi.
PROSEDUR 2. Petugas ruangan mempersiapkan semua rekam medis
pasien termasuk Surat Ijin Operasi untuk dibawa serta ke
kamar operasi.
3. Petugas Ruangan menyertakan perlengkapan penunjang
operasi misalnya obat – obatan dan darah.
4. Setengah jam sebelum jadwal operasi atau setelah ada
panggilan dari petugas kamar operasi maka pasien
segera dibawa ke kamar operasi.
5. Setelah pasien masuk ke ruang persiapan maka petugas

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 214


kamar operasi memeriksa kembali kelengkapan pasien
( identitas pasien, catatan medis pasien, pemeriksaan
penunjang, surat ijin operasi).

SERAH TERIMA PASIEN PRA ANESTESI


DI KAMAR PERSIAPAN
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.153/IBS - 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat

UNIT TERKAIT 1. Perawat Ruang Persiapan dan RR


2. Rawat Inap
3. Rekam Medik

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 215


PEMANTAUAN SELAMA ANESTESI DAN SEDASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.153/IBS - 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari
2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Pemantauan selama anestesi dan sedasi adalah pemantauan


yang dilakukan oleh Tim Anestesi agar diketahui fungsi vital,
melakukan monitoring tepat, dan menanggulangi komplikasi
yang terjadi selama tindakan anestesi berlangsung.

TUJUAN 1. Untuk mengetahui tanda – tanda vital pasien selama


tindakan anestesi dan sedasi berlangsung.
2. Untuk monitoring secara tepat.
3. Dapat menanggulangi segera komplikasi yang terjadi
selama anestesi dan sedasi berlangsung.

Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Persiapkan format catatan anestesi selama tindakan


anestesi berlangsung.
2. Catat setiap perubahan fisik dan psikis pasien dalam
catatan anestesi sebagai dokumen medik.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 216


3. Simpan atau masukkan catatan anestesi ke dalam rekam
medic pasien.

UNIT TERKAIT 1. Tim Anestesi


2. Rekam Medik

PENCATATAN TEKHNIK ANESTESI YANG DIGUNAKAN


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.154/IBS - 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari
2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu kegiatan pendokumentasian teknik anestesi yang


digunakan dalam pelayanan tindakan anestesi yang dilakukan
Tim Anestesi sebagai bukti pelayanan anestesi yang dilakukan
di IBS RSUD Kelas B Majalaya.

TUJUAN Sebagai dokumentasi / bukti pelayanan anestesi yang dilakukan.

Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep


KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Siapkan Format Kartu Anestesi


2. Isi dengan lengkap Identitas pasien termasuk tindakan
atau teknik anestesi yang digunakan sesuai dengan jenis
operasi yang dilakukan.
3. Masukkan ke dalam rekam medis pasien
4. Masukan teknik anestesi yang digunakan di dalam
pelaporan kegiatan operasi di IBS sebagai dokumentasi.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 217


UNIT TERKAIT 1. Tim Anestesi
2. Admnistrasi
3. Rekam Medik

PENGENDALIAN INFEKSI DAN PERLINDUNGAN DARI


PENULARAN HEPATITIS/HIV
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.155/IBS 2 1 dari 1

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Prosedur Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016
Operasional

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Adalah suatu aturan yang mengatu rpelaksanaan tindakan


pembedahan bagi penderita hepatitis / HIV

TUJUAN 1. Sebagai acuan dalam mengatur pelaksanaan tindakan


pembedahan bagi penderita hepatitis / HIV
2. Mencegah terjadinya infeksi
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Ruangan yang digunakan memakai ruangan sendiri


2. Setelah Digunakan kemudian ruangan dibersihkan dengan
desinfektan kemudian dilakukan penyeterilan dengan alat
voging (penyemprotan)
3. Setelah ruangan kering kemudian ruangan disteril dengan
menggunakan sinar ultraviolet
4. Instrumen operasi direndam denganlarutan klorin 0,5 %
selama 10 menit sebelum dicuci
5. Spuit dan sarung tangan yang digunakan harus sekali pakai
6. Petugas yang ikut dalam tim operasi setelah selesai tindakan

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 218


langsung membersihkan diri dengan cara mandI
7. Para petugas operasi harus tidak punya luka atau terluka
pada waktu melakukan tindakan pembedahan
Ruangan tersebut harus boleh digunakan sehari setelah
disterilkan lengkap

UNIT TERKAIT 1. Kamar operasi

PELAPORAN KECELAKAAN / KEGAGALAN


OPERASI DI KAMAR OPERASI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.156/IBS 2 1 dari 2
RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
11 Januari 2016
Barat

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Pelaporan kecelakaan / kegagalan operasi adalah tindakan


untuk melaporkan bila terjadi kecelakaaan di kamar operasi

TUJUAN Agar kecelakaan tidak terulang kembali.


Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN

PROSEDUR 1. Bila terjadi kecelakaan di kamar operasi perawat kamar


operasi segera menulis kejadian di formulir laporan
kejadian (incident report).
2. Formulir diisi dengan jelas dan rinci tentang kejadian
berdasarkan fakta, bukan asumsi, pendapat atau
kesimpulan oleh perawat kamar operasi dan kepala
instalasi kamar operasi.

3. Formulir laporan kejadian harus sudah diisi selambat-


lambatnya 24 jam setelah ekjadianoleh kepala instalsi

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 219


kamar operasi.

4. Formulir yang telah diisi diserahkan kepada kepala bidang


pelayanan medis selambat-lambatnya 48 jam setelah
kejadian.

Kepala bidang pelayanan medis akan melaporkan kepada ketua


patient safety tentang kecelakaan yang

UNIT TERKAIT 1. Instalasi bedah


2. Instalasi anestesi

MENGATUR PASIEN DENGAN POSISI SIM


Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.157/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
11 Januari 2016
Barat

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
PENGERTIAN Posisi miring kekanan atau miring kekiri . posisi ini dengan berat
badan terletak pada tulang ilium, humerus dan clavikula.
1. Mengurangi penekanan pada tulang sacrum dan trochanter
TUJUAN mayor otot pinggang
2. Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah
asfirasi.
3. Mencegah decubitus..
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. PERSIAPAN
PROSEDUR
1.1 Persiapan alat :
1.1.1 bantal seperlunya.
1.1.2 Handuk
1.1.3 Tissue
1.2 Persiapan pasien :

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 220


1.2.1 memberi penjelasan langkah – langkah tindakan
1.2.2 menjelaskan tujuan dilakukan perubahan posisi.
1.3 Persiapan lingkungan
1.3.1 Gorden/ skerem
2. PELAKSANAAN :
2.1 Mencuci tangan 6 langkah
2.2 Mempersiapkan alat didekatkan
2.3 Tarik pasien ke dekat petugas
2.4 Rapatkan kedua kaki pasien
2.5 Miringkan pasien sampai posisi agak tengkurap
2.6 Tekuk lutut yang berada diatas
2.7 Letakan bantal kecil di bawah kepala
2.8 Tempatkan satu tangan di belakang tubuh
2.9 Atur bahu atas sedikit abduksi atau siku fleksi
2.10 Mencuci tangan
2.11 Evaluasi respon pasien

MENGATUR PASIEN DENGAN POSISI SIM

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.157/IBS 2 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
2.12 Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Intensif

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 221


MENGATUR PASIEN DENGAN POSISI
TRENDELENBERG
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.158/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
11 Januari 2016
Barat

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
PENGERTIAN Posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan dengan
bagian kepala lebih rendah dari pada bagian kaki.
1. Posisi ini untuk melancarkan persedaran darah ke otak.
TUJUAN 2. Pasien shock
3. Pasien hipotensi.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. PERSIAPAN
PROSEDUR

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 222


1.1 Persiapan alat :
1.1.1 bantal seperlunya.
1.1.2 Balok sesuai kebutuhan
1.1.3 Selimut
1.2 Persiapan pasien :
1.2.1 memberi penjelasan langkah – langkah tindakan
1.2.2 menjelaskan tujuan dilakukan perubahan posisi.
1.3 Persiapan lingkungan
1.3.1 menutup gorden/ skerem
2. PELAKSANAAN :
2.1 Mencuci tangan 6 langkah
2.2 Mempersiapkan alat didekatkan
2.3 Baringkan pasien terlentang tanpa bantal di kepala
2.4 Letakan bantal di atas kepala diantara kepala dan
ujung tempat tidur.
2.5 Beri bantal / guling dibawah lipatan lutut
2.6 Bila mrnggunakan tempat tidur khusus , atur posisi
tempat tidur kepala lebih rendah dari pada kaki
2.7 Bila tidak tempat tidur khusus , letakabn penopang kaki
tempat tidur dibagian kaki tempat tidur.

MENGATUR PASIEN DENGAN POSISI


TRENDELENBERG
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.158/IBS 2 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
2.8 Mencuci tangan
2.9 Evaluasi respon pasien
2.10 Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat

4. Instalasi Intensif

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 223


MENGATUR PASIEN DENGAN POSISI DORSAL
RECUMBEN
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.159/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
11 Januari 2016
Barat

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
PENGERTIAN Posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi
ditarik atau direnggangkan ) di atas tempat tidur .
1. Posisi ini untuk meningkatkan kenyamanan pasien, terutama

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 224


TUJUAN dengan ketegangan tulang belakang.
2. Pasien dengan pemeriksaan pada bagian pelvic, vagina dan
anus.
3. Pasien pada proses persalinan .
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. PERSIAPAN
PROSEDUR
1.1 Persiapan alat :
1.1.1 bantal seperlunya.
1.1.2 Selimut
1.2 Persiapan pasien :
1.2.1 memberi penjelasan langkah – langkah tindakan
1.2.2 menjelaskan tujuan dilakukan perubahan posisi.
1.3 Persiapan lingkungan
1.3.1 menutup gorden/ skerem
2. PELAKSANAAN :
2.1 Mencuci tangan 6 langkah
2.2 Mempersiapkan alat didekatkan
2.3 Pasien dalam keadaan berbaring terlentang
2.4 Pakaian bawah dibuka, untuk diperlukan pemeriksaan
atau tindakan
2.5 Tekuk lutut dan kaki direnggangkan
2.6 Pasang selimut
2.7 Mencuci tangan
2.8 Evaluasi respon pasien
2.9 Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil

MENGATUR PASIEN DENGAN POSISI DORSAL


RECUMBEN
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.159/IBS 2 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
UNIT TERKAIT 1.Instalasi Rawat Inap
2.Instalasi Rawat Jalan
3.Instalasi Gawat Darurat
4.Instalasi Intensif

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 225


MENGATUR PASIEN DENGAN POSISI LITOTOMI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.160/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 226


Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
11 Januari 2016
Barat

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
PENGERTIAN Posisi ini pasien berbaring terlentang dengan mengangkat ke
dua kaki dan menariknya ke atas perut.
1. Posisi ini untuk memudahkan pemeriksaan daerah rongga
TUJUAN panggul., missal vagina , taucher, sistoscopy.
2. Memudahkan pelaksanaan proses persalinan, operasi
daerah anus.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. PERSIAPAN
PROSEDUR
1.1 Persiapan alat :
1.1.1 bantal seperlunya
1.1.2 selimut
1.1.3 tempat tidur khusus
1.2 Persiapan pasien :
1.2.1 memberi penjelasan langkah – langkah tindakan
1.2.2 menjelaskan tujuan dilakukan perubahan posisi.
1.3 Persiapan lingkungan
1.3.1 menutup gorden/ skerem
2. PELAKSANAAN :
2.1 Mencuci tangan 6 langkah
2.2 mempersiapkan alat didekatkan
2.3 Pasien dalam keadaan terlentang
2.4 Angkat kedua paha dan tarik keatas abdomen
2.5 Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat
terhadap paha
2.6 Letakan bagian lutut / kaki pada penyanggan kaki
ditempat tidur khusus untuk posisi litotomi

MENGATUR PASIEN DENGAN POSISI LITOTOMI

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.160/IBS 2 1 dari 2

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 227


RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
2.7 Pasang selimut
2.8 Cuci tangan
2.9 Evaluasi respon pasien
2.10 Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rawat Inap


2. 2.Instalasi Rawat Jalan
3. 3.Instalasi Gawat Darurat
4. 4.Instalasi Intensif

MENGATUR PASIEN DENGAN POSISI MIRING

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 228


(LATERAL)
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.161/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
11 Januari 2016
Barat

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
PENGERTIAN Posisi ini pasien miring dimana pasien bersandar kesamping
dengan sebagian besar berat tubuh berada pada pinggul dan
bahu.
1. Posisi ini untuk mempertahankan body aligement
TUJUAN 2. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
3. Meningkatkan rasa nyaman pasien.
4. Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada
tubuh akibat posisi yang menetap.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. PERSIAPAN
PROSEDUR
1.1 Persiapan lingkungan:
1.1.1 bantal seperlunya.
1.1.2 Selimu
1.1.3 gulungan handuk\
1.1.4 sarung tangan jika diperlukan
2.1 Persiapan pasien :
2.1.1 memberi penjelasan langkah – langkah tindakan
2.1.2 menjelaskan tujuan dilakukan perubahan posisi.
3.1 Persiapan lingkungan

3.1.1 menutup gorden/ skerem

3. Pelaksanaan :
a) Mencuci tangan 6 langkah
b) Mempersiapkan alat didekatkan
c) Baringkan pasien terlentang mendatar ditengah tempat
tidur

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 229


d) Gulingkan pasien hingga posisinya miring
e) Letakan bantal kepala dan leher pasien

MENGATUR PASIEN DENGAN POSISI MIRING


(LATERAL)
Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :
445/SPO.161/IBS 2 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
f) Fleksikan bahu bawah dan posisikan ke depan sehingga
tubuh tidak menopang bahu tersebut
g) Letakan bantal dibawah lengan atas
h) Letakan bantal dibawah paha dan kaki sehingga
ekstremitas bertumpu secara pararel dengan permukaan
tempat tidur
i) Letakan bantal guling di belakang punggung pasien
untuk menstabilkan posisi
j) Pasang selimut
k) Cuci tangan
l) Evaluasi respon pasien
m) Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil

1..Instalasi Rawat Inap


UNIT TERKAIT 2.Instalasi Rawat Jalan
3.Instalasi Gawat Darurat
4.Instalasi Intensif

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 230


MENGATUR PASIEN DENGAN POSISI FOWLER

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.162/IBS 2 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
11 Januari 2016
Barat

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN Posisi ini posisi setengah duduk atau duduk, dimanana bagian
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan.
1. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan
TUJUAN dan memfasilitasi fungsi pernafasan pasien.
2. Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga
meningkatnya ekspansi dada dan ventilasi
3. Mengurangi penekanan pada tubuh akibat posisi yang
menetap.
Surat Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan Nomor : 445/Kep
KEBIJAKAN 388/IBS.RS.Ihsan/2016 tentang prosedur pelayanan anestesi
dan bedah di RSUD AL IHSAN
1. PERSIAPAN
PROSEDUR
1.1 Persiapan alat :
1.1.1 bantal seperlunya.
1.1.2 Papan kaki
1.1.3 Handuk
1.1.4 Penopang bantal

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 231


1.2 Persiapan pasien :
1.2.1 memberi penjelasan langkah – langkah tindakan
1.2.2 menjelaskan tujuan dilakukan perubahan posisi.
1.3 Persiapan lingkungan
1.3.1 menutup gorden/ skerem
2. PELAKSANAAN :
1. Mencuci tangan 6 langkah
2. mempersiapkan alat didekatkan
3. tinggikan kepala tempat tidur 45 – 60 drajat
4. Topangkan kepala diatas tempat tidur atau bantal

MENGATUR PASIEN DENGAN POSISI FOWLER

Nomor Dokumen Revisi ke : Halaman :


445/SPO.162/IBS 2 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa
Barat
5. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan
tangan bila pasien tidak dapat mengontrolnya secara
sadar
6. Tempatkan bantal di bawah punggung
7. Tempatkan bantal kecil atau gulungan di bawah
pergelangan kaki
8. Turunkan tempat tidur
9. Observasi kesejajaran tubuh, kenyamanan dan titik
potensi tekanan
10. Cuci tangan
11. Evaluasi respon pasien
12. Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil

UNIT TERKAIT 1.Instalasi Rawat Inap


2.Instalasi Rawat Jalan
3.Instalasi Gawat Darurat
4.Instalasi Intensif

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 232


TENAGA DOKTER SPESIALIS ANESTESI DAN
KONSULTASI SEBAGAI PENGGANTI DAN KONSULTASI
YANG BERSUMBER DARI LUAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
445/SPO.163/IBS - 1 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa
11 Januari 2016
Barat

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Dokter Anestesi dan konsultan sumber dari luar adalah
PENGERTIAN tenaga dokter spesialis anestesi yang berkompeten
dengan terikat kerja sama sebagai tenaga pengganti dan
konsultasi apabila dokter anestesi berhalangan.
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan sebagai Rumah
TUJUAN Sakit jejaring.
2. Menerapkan Standar Operasional Prosedur
dalam menyelenggarakan pendidikan, penelitian,
supervise dan konsultasi sesuai dengan keilmuan.
3. Meningkatkan kelancaran dalam pelaksanaan kerja
sama dengan rumah sakit lain.
1. Kebijakan Kepala Rumah Sakit tentang pelayanan
KEBIJAKAN Anestesi dan Sedasi
2. Perjanjian kerja sama dengan Rumah Sakit Umum Pusat
dr. Hasan Sadikin Bandung dengan RSUD Al Ihsan

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 233


Bandung.
1. Rumah Sakit telah memiliki surat penjanjian kerja
PROSEDUR sama dengan Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan
Sadikin Bandung dan RS Al-Islam
2. Apabila Rumah Sakit Al Ihsan Bandung membutuhkan dr
Spesialis Anestesi untuk konsultasi atau sebagai tenaga
pengganti maka Kepala Rumah Sakit Al Ihsan membuat
Surat permohonan kepada Direktur Rumah Sakit Hasan
Sadikin dan RS Al-Islam
3. Dokter Spesialis Anestesi yang ditunjuk oleh direktur
Rumah Sakit Hasan Sadikin dan RS Al-Islam memiliki
surat tugas
4. Dokter Spesialis Anestesi sumber dari luar memiliki hak
dan kewajiban dalam
a. Sebagai konsultan Anestesi yang telah melalui
TENAGA DOKTER SPESIALIS ANESTESI DAN
KONSULTASI SEBAGAI PENGGANTI DAN KONSULTASI
YANG BERSUMBER DARI LUAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
445/SPO.163/IBS - 2 dari 2

RSUD Al Ihsan
Provinsi Jawa Barat
proses kredential di komite medik.
PROSEDUR b. Melaksanakan pelayanan Anestesi dan sedasi
sesuai dengan kebijakan kepala RSUD Al Ihsan
Bandung dan standar prosedur operasional yang
berlaku di RSUD Al Ihsan Bandung.
c. Melakukan koordinasi secara lisan maupun
tulisan demi kelancaran penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
d. Mentaati peraturan yang telah ditetapkan oleh
Rumah Sakit Al Ihsan Bandung
e. Memberikan laporan balk lisan maupun tertulis
tentang seluruh kegiatan pengelolaan pasien yang
dilaksanakan di lingkungan Rumah Sakit Al Ihsan
Bandung
f. Memegang teguh etika yang berlaku di lingkungan
Rumah Sakit Al Ihsan Bandung.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 234


PENANDAAN AREA OPERASI
No Dokumen No. Revisi Halaman
445/SPO.268/IBS 02 1/1

RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Suatu tindakan penandaan area operasi oleh dokter operator
PENGERTIAN Bedah sebelum prosedur operasi dilakukan
TUJUAN Untuk mencegah terjadinya kesalahan lokasi pembedahan.
1. Semua pasien yang akan dilakukan operasi harus diberi
penandaan di area operasi dengan melibatkan pasien.
(SesuaiDengan SK Direktur RSUD Al Ihsan No.
445/KEP/388/IBS.RS.Ihsan/2016 Tentang Kebijakan
KEBIJAKAN
Pelayanan anestesi dan bedah ).
2. Penandaan area operasi harus dilakukan oleh operator
bedah, 445/KEP/388/IBS.RS.Ihsan/2016 Tentang Kebijakan
Pelayanan anestesi dan bedah ).
PROSEDUR 1. Beri salam pada pasien “Selamat pagi/siang/malam…………”
2. Perkenalkan identitas diri “Saya, dr………., dokter bedah…..,
saya yang akan melakukan tindakan pembedahan pada

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 235


Bpk/Ibu?....”
3. Konfirmasi Identitas
4. Pastikan bahwa pasien sadar, bila kesadaran menurun
libatkan keluarga
5. Jelaskan prosedur penandaan area operasi “Saya
dr………….akan memberi tanda pada area dimana akan dilakukan
tindakan pembedahan, dengan maksud dan tujuan…………….”
6. Lakukan penandaan area operasi dengan tanda CEKLIST ( √ )
7. Dokumentasikan pada formulir penandaan area operasi di
rekam medis pasien
1. Instalasi Kamar Operasi
2. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Gawat Darurat

VERIFIKASI OPERATIF / SSC


No Dokumen No. Revisi Halaman
445/SPO.269/IBS 02 1/3

RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
Suatu langkah penting yang dilakukan untuk memastikan bahwa
operasi dilakukan pada orang yang benar, lokasi yang benar dan
PENGERTIAN
dilakukan dengan prosedur yang benar
1. Memastikani lokasi, prosedur, dan pasien yang benar;
2. Memastikan bahwa semua dokumen, foto (imaging), hasil
pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dengan baik,
TUJUAN
dan dipampang;
3. Lakukan peninjauan ketersediaan setiap peralatan khusus
dan/atau implant-implant yang dibutuhkan
KEBIJAKAN 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 236


3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor.340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah
Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran.
7. Pedoman Kerja Perawat Kamar Operasi, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia tahun 1993.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
779/MENKES/SK/VIII/2008 tentang Standar Pelayanan
Anestesiologi dan Reanimasi di Rumah Sakit.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

VERIFIKASI OPERATIF / SSC


No Dokumen No. Revisi Halaman
445/SPO.269/IBS 02 2/3

RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
PROSEDUR 1. Sign in
a. Perawat mengevaluasi kembali rekam medis pasien yang
bersangkutan dan berkaitan dengan identitas.
b. Perawat memeriksa kembali dokumen termasuk surat
persetujuan pembedahan atau informed concent.
c. Perawat mengukuran vital sign terakhir.
d. Perawat memeriksa riwayat alergi.
e. Dokter anesthesia menjelaskan tentang prosedur
pembiusan.
f. Dokter anesthesia mengantisipasi resiko kehilangan darah
saat pembedahan, resiko gangguan pada jalan nafas dan
keamanan prosedur anesthesi yang akan dikerjakan.
g. Dokter bedah mengkonfirmasi lokasi pada tubuh yang akan
dimanipulasi oleh pembedahan, di bagian mana, kiri atau
kanan, depan atau belakang.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 237


2. Time Out
a. Dokter bedah meninjau kembali lokasi insisi pada tubuh
pasien.
b. Perawat melaporkan kesiapan alat / instrument.
c. Perawat melaporkan keadaan sterilitas alat dan termasuk
perhitungan jumlah kasa.
d. Dokter anesthesia menyampaikan mengenai obat
antibiotika profilaksis yang telah diberikan beserta hasil
pemeriksaan penunjang.
e. Dokter anesthesia menyampaikan tentang
kemungkinan resiko pembiusan selama berlangsungnya
operasi.
3. Sign Out
a. Dokter bedah mendokumentasikan prosedur yang telah
dilakukan sebelumnya.
b. Perawat menghitung jumlah instrumen, jarum dan kasa
secara benar –jika digunakan selama operasi.
c. Perawat melaporkan jika ada permasalahan pada alat atau
bahan habis pakai lainnya.

VERIFIKASI OPERATIF / SSC


No Dokumen No. Revisi Halaman
445/SPO.269/IBS 02 3/3

RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
d. Perawat memberikan label sesuai identitas pasien pada
jaringan yang telah diangkat dari tubuh pasien.
e. Dokter bedah sebagai operator beserta dokter anesthesia
menyampaikan hal-hal yang perlu diperhatikan pada masa
pemulihan pasien dan perawatan pasca operasi
selanjutnya

1. Instalasi Kamar Operasi


UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Gawat Darurat

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 238


TRANSPORT PASIEN PRA OPERASI
No Dokumen No. Revisi Halaman

445/SPO.270/IBS 02 1/2

RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
PENGERTIAN Tata cara transport pasien yang akan dan telah dioperasi oleh
perawat ruangan / bangsal dan staf kamar operasi.
TUJUAN Mengutamakan keselamatan pasien agar pelaksanaan operasi
bias berhasil dengan baik.
KEBIJAKAN 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 239


tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor.340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah
Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran.
7. Pedoman Kerja Perawat Kamar Operasi, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia tahun 1993.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
779/MENKES/SK/VIII/2008 tentang Standar Pelayanan
Anestesiologi dan Reanimasi di Rumah Sakit.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

TRANSPORT PASIEN PRA & PASCA OPERASI


No Dokumen No. Revisi Halaman

445/SPO.270/IBS 02 2/2

RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
PROSEDUR 1. Pasien diantarkan ke Ruang operasi oleh perawat ruangan
rawat inap, igd, icu, rawat jalan,
2. Tergantung kondisi pasien, pasien dapat diantar dengan
membawa bed atau dengan kursi roda.
3. Dilakukan serah terima berita acara tindakan operasi antara
perawat ruangan dengan petugas kamar operasi, beserta
status pasien dan obat-obatan yang diperlukan.
4. Petugas kamar operasi memeriksa kembali kelengkapan
administrasi dan identitas pasien.
5. Setelah dinilai lengkap, pasien kemudian dipindahkan ke
brankar kamar operasi.Lakukan pemindahan senyaman
mungkin.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 240


6. Setelah pasien diatas brankar, posisikan senyaman mungkin,
bed pasien dikeluarkan.
7. Ganti semua pakaian dengan pakaian kamar operasi,
lepaskan semua perhiasan, beri penutup kepala, lakukan
senyaman mungkin sesuai tata krama. Tenangkan pasien.
8. Setelah selesai, pasien ditransport ke ruang operasi,
pindahkan pasien ke meja operasi dan Posisikan senyaman
mungkin.
9. Semua suportif diperiksa kelancarannya : IV line, urine
catheter, O2, Pasang manset Tekanan darah, pasang pulse
oxymetri, nyalakan pulse oksimeter/ECG Monitor sesuai
kebutuhan masing-masing pasien.
UNIT TERKAIT 1. Rawat Jalan.
2. Rawat Inap.
3. Instalasi Gawat Darurat.

PEMERIKSAAN IDENTITAS PASIEN


No Dokumen No. Revisi Halaman
445/SPO.271/IBS 02 1/1

RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
Standar Prosedur Tanggal Terbit Ditetapkan oleh,
Operasional Direktur RSUD Al Ihsan Prov Jawa Barat
11 Januari 2016

H. Komar Hanifi, dr., MKM


Pembina Utama Muda
NIP : 19580128 198802 1 001
PENGERTIAN Tata cara pemeriksaan identitas pasien yang akan dioperasi oleh
perawat kamar operasi.
TUJUAN Untuk memastikan kebenaran identitas pasien yang akan di
operasi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan No.445

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 241


/Kep388/IBS.RS.Ihsan/2016 Tentang Kebijakan Pelayanan
Kamar Operasi.dan Anestesi
PROSEDUR 1. Perawat kamar operasi melakukan serah terima dengan
perawat ruangan.
2. Perawat kamar operasi mengecek status pasien.
3. Perawat kamar operasi mengucapkan salam kepada
pasien( selamat pagi/sore/malam).
4. Perawat kamar operasi bertanya nama pasien kepada
pasien(nama bapak/ibu/sdr....).
5. Perawat kamar operasi mengecek status pasien , dan
gelangidentitas (untuk mengetahui kebenaran identitas
pasien dengan status pasien).
6. Perawat kamar operasi memeriksa kelengkapan berita
acara,kelengkapan identitas, catatan medik pasien,
keadaan umum pasien,inform consent dan kelengkapan
penunjang lainnya seperti obat-obatan dan persediaan
darah.
7. Perawat kamar operasi dan perawat ruangan
menandatangi lembar serah terima pasien.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Kamar Operasi.
2. Rawat Jalan.
3. Rawat Inap.
4. Instalasi Gawat Darurat.

TIME OUT
No Dokumen No. Revisi Halaman
445/SPO.272/IBS 02 1/1

RSUD AL IHSAN
PEMPROV JABAR
Tanggal Terbit Ditetapkanoleh,
STANDAR Direktur RSUD Al Ihsan
PROSEDUR
OPERASIONAL
H. Komar Hanafi, dr,.MKM
Pembina Utama Muda
NIP. 19580128198802 1 001
PENGERTIAN Suatu prosedur perifikasi yang harus dilakukan sebelum pasien
dilakukan incisi
TUJUAN 1. Untuk melakukan konfirmasi terhadap kebenaran identitas

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 242


pasien.
2. Untuk mengetahui kesiapan tim operasi ( dokter anestesi,
dokter bedah, asisten anestesi, dan tim operasi).
3. Untuk mengetahui kesiapan dan melakukan konfirmasi alat-
alat yang digunakan oleh anestesi dan perawat bedah.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD Al Ihsan No.445
/Kep388/IBS.RS.Ihsan/2016 Tentang Kebijakan Pelayanan
Kamar Operasi.dan Anestesi
PROSEDUR 1. Setelah tim operasi siap, maka dilakukan time out.
2. Time out dipimpin oleh sirkuler.
3. Perawat sekuler membacakan lembar time out.
4. Perawat sekuler membacakan setelah dokter anestesi
datang.
5. Setelah pasein di bius dan dilakukan diinfeksi dan drapping
perawat sirkuler memimpin time out.
6. Saat menutup kulit, perawat sirkuler memimpin sign out.
UNIT TERKAIT Instalasi Kamar Operasi.

Kamar Operasi RSUD Al_Ihsan 2016 243

Anda mungkin juga menyukai