PADANGSIDIMPUAN 445 / 469 / I / 2018 A 1/2 Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh Direktur RSUD Kota Padangsidimpuan SPO 9 Januari 2018
dr. H. Aminuddin NIP. 196001031987121001
PENGERTIAN Suatu proses pemilihan dan perencanaan tatalaksana sedasi yang
akan diberikan kepada pasien sesuai dengan indikasi atau kebutuhan pasien.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk terselenggaranya
prosedur sedasi yang mengutamakan keselamatan (patient’s safety) dan kenyamanan pasien.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD Kota Padangsidimpuan Nomor : 820 /
464/ I / 2018 tertanggal 9 Januari 2018 tentang Pelayanan Sedasi RSUD Kota Padangsidimpuan
1. Tahap Pra Sedasi
PROSEDUR a. Setiap tindakan sedasi dievaluasi kembali persiapan dan perencanaan sedasi. b. Dilakukan keputusan jenis tindakan sedasi berdasarkan temuan pra sedasi. c. Tindakan sedasi dilakukan oleh DPJP Anestesi atau asisten anestesi yang diberikan delegasi oleh DPJP Anestesi. d. DPJP Anestesi atau asisten yang melakukan sedasi selalu siap di tempat untuk pemantauan pasien pra, intra dan pasca sedasi. e. Peralatan monitoring dan resusitasi tersedia di kamar bedah. f. Setiap tindakan sedasi diberikan penjelasan dan edukasi kepada pasien dan keluarga (orang tua anak) dan diminta persetujuan tindakan medis. g. Setiap tindakan sedasi didahului dengan menandatangani informed consent oleh pasien semua proses sedasi didokumentasikan dalam formulir anestesi dan dimasukkan dalam rekam medis pasien. 2. Tahap Selama Sedasi a. Setiap tidakan sedasi di evaluasi kembali obat – obatan, peralatan anestesi dan monitoring pasien serta kelengkapan status pasien. b. Saat pasien diberikan sedasi DPJP Anestesi atau asisten Anestesi melakukan pemantauan yang berkesinambungan selama proses sedasi berlangsung. PELAYANAN SEDASI MODERAT DAN DALAM PADA PASIEN DEWASA No. Dokumen : No. Revisi : Halaman : RSUD KOTA PADANGSIDIMPUAN 445 / 469 / I / 2018 A 2/2
PROSEDUR c. Selama sedasi, DPJP Anestesi atau asisten anestesi bereaksi
( Lanjutan ) cepat terhadap segala kondisi pasien akibat tindakan sedasi. d. Ada monitor EKG, oksimetri, tabung oksigen dan perlengkapannya, suction dan perlengkapannya, ada troli emergensi, obat-obatan antidotum, tersedia di dalam kamar tindakan selama proses sedasi. e. Semua kondisi pasien selama sedasi dicatat dalam catatan sedasi dan dimasukkan di dalam rekam medis.
3. Tahap Pasca sedasi
a. Setelah pembedahan selesai, kedalaman sedasi pasien dipantau dan dicatat. b. Pasien pasca sedasi dipulihkan di ruang pemulihan dan tidak boleh ditinggal oleh pengawas medis sampai pulih sepenuhnya dari sedasi. c. DPJP Anestesi atau asisten anestesi harus mengidentifikasi keadaan pasien bila terjadi keadaan sedasi yang berkepanjangan akibat komplikasi atau pemulihan sedasi yang lambat. d. Bila terjadi keadaan sedasi yang berkepanjangan, DPJP Anestesi membuat rencana pengelolaan keperawatan pasien selanjutnya dan bila diperlukan DPJP Anestesi dapat langsung memindahkan pasien ke ruang rawat intensif sampai pulih sepenuhnya. e. Setiap pasien pasca sedasi diobservasi di ruang pemulihan dengan penilaian secara periodik menggunakan kriteria pemulangan atau pengeluaran pasien pediatrik dari ruang pulih dan pengaruh sedasi. f. Bila terjadi keadaan sedasi yang berkepanjangan, DPJP membuat rencana pengelolaan keperawatan pasien selanjutnya. g. Pasien pasca sedasi diberikan instruksi tertulis kepada keluarga atau orang tua pasien berupa anjuran dan nutrisi, aktivitas, komplikasi yang mungkin terjadi serta tindakan yang harus dilakukan bila terjadi komplikasi. h. DPJP Anestesi dan asisten Anestesi menginformasikan kepada perawat bila pasien sudah pulih dan siap dipindahkan ke ruang rawat inap atau dapat dipulangkan. i. DPJP Anestesi menginformasikan mengenai rencana perawatan pasien pasca sedasi kepada pasien dan keluarga pasien. j. Semua proses pasca sedasi terdokumentasi dan dimasukkan dalam rekam medis pasien.