PENDAHULUAN
dalam berbagai bidang. Misalnya dalam bidang ilmu dan teknologi secara tidak
dalam pola hidup tersebut, misalnya masyarakat sekarang ingin sesuatu yang
serba praktis. Dengan perilaku manusia tersebut, maka akan menimbulkan suatu
menimbulkan masalah yang cukup serius, karena jumlah kepadatan lalu lintas
lintas.
menyebutkan bahwa 1/3 warga dunia pernah mengalami patah tulang dan insiden
terbesar terjadi pada remaja antara usia 14 tahun hingga 21 tahun. Faktor
yang tidak diinginkan yang terjadi secara mendadak dan dapat mengenai semua
umur.
Adjusted Life Year) dan diperkirakan akan menjadi peringkat ke-3 di tahun
1
penelitian retrospektif Sunarto Reksoprawiro tahun 2001-2005 pada penderita
yang dirawat di SMF Ilmu Bedah RSU DR. Soetomo, Surabaya menunjukan
pengendara sepeda motor ini lebih banyak dijumpai pada laki-laki usia
produktif, yaitu usia 21-30 tahun, sekitar 64,38%. Kejadian fraktur femur
konstinuitas tulang, tulang rawan, baik yang bersifat total maupun sebagian.
Secara ringkas dan umum, fraktur adalah patah tulang yang disebabkan oleh
sepeda motor ini sering terjadi, data yang diproleh dari rekam medik RSUD
kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan cidera sebanyak 270 orang, dan 120
Penanganan dari fraktur ini bisa dengan teknik konservatif dan pembedahan.
pasien yang ditangani dengan tindakan ORIF ( open reduksi internal fiksasi)
yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang actual atau
potensial.
2
Dalam manajemen nyeri, banyak pasien dan anggota tim kesehatan
isotonik sesuai dengan teori gate control yang dikemukakan oleh . Teori gate
control yaitu suatu mekanisme gate (pintug erbang) dalam transmisi impuls
pusat. Ketika gate tertutup, maka transmisi impuls nyeri tertutup dan tidak
sampai pada pusat kesadaran dikorteks jika gate terbuka akan menimbulkan
nyeri. Transmisi impuls nyeri dapat melalui aktifitas serat saraf besar dan
kecil, proyeksi pada batang otak sistem retikular dan proyeksi dari kortek
pressure dapat menghambat impuls nyeri melalui aktifitas serat besar dan
serat kecil yang kemudian menutup pintu gerbang terhadap rasa nyeri
(Amatiria, 2013)
3
Mengacu dari hasil penetilian yang dilakukan peneliti sebelumn oleh
penelitiannya menyatakan bahwa nilai rata rata nyeri sebelum Latihan isotonik
dan isometrik adalah 6,70 dan nilai rata-rata nyeri sesudah Latihan isotonic
dan isometrik adalah 5,06. Hasil analisis lebih lanjut menunjukan ada
pengaruh latihan isotonik dan isometrik dengan nyeri pasien fraktur femur (p
value = 0,001). Berdasarkan apa yang telah di jelasakan di atas maka penulis
Padangsidimpuan.
klien fraktur.
rasa nyeri.
4
1.4. Manfaat penelitian
5
BAB II
LANDASAN TERORITIS
2.1. Definisi
adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang
dewasa. Dan dapat juga disebabkan karena kecelakaan yang tidak terduga.
sesuaijenis dan luasnya, frakturterjadi jika tulang dikenai stress yang lebih
2012).
A. Etiologi
6
a. Trauma langsung; berarti benturan pada tulang dan mengakibatkan
B. Klasifikasi
1. Fraktur traumatik
2. Fraktur patologi
3. Fraktur stres
tertentu.
7
b. Klasifikasi berdasarkan jenis fraktur
1. Fraktur terbuka
2. Fraktur tertutup
3. Fraktur kompresi
4. Fraktur stress
5. Fraktur avulasi
7. Fraktur transversal
8. Fraktur komunitif
9. Fraktur impaksi
C. Anatomi Fisiologi
8
Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25%
tulang pipih (sternum) dan tulang tak teratur (vertebra). Tulang tersusun
atas sel, matrik protein, deposit mineral. Sel – selnya terdiri atas tiga jenis
Ostiosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharahan fungsi tulang
dan tarletak ostion. Ostioklas adalah sel multi nukliar yang berperan dalam
menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga – rongga dalam tulang
9
sumsum tulang panjang dan dalam pipih. Sumsum tulang merah yang
D. Patofisiologi
berasal dari periosteum. Sel ini menghasilkan endapan garam kalsium dalam
jaringan ikat yang di sebut callus. Callus kemudian secara bertahap dibentuk
disebabkan oleh terputusnya pembuluh darah pada tulang dan periost, fase
ini disebut fase hematoma. Hematoma ini kemudian akan menjadi medium
fase jaringan fibrosis dan jaringan yang menempelkan fragmen patah tulang
ini kemudian juga tumbuh sel jaringan mesenkin yang bersifat osteogenik.
10
Sel ini akan berubah menjadi sel kondroblast yang membentuk kondroid
yang merupakan bahan dasar tulang rawan. Kondroid dan osteoid ini mula-
mula tidak mengandung kalsium hingga tidak terlihat foto rontgen. Pada
11
E. Manifestasi Klinik
Adapun tanda dan gejala dari fraktur menurut Smeltzer & Bare (2001)
antara lain:
a. Deformitas
2. Penekanan tulang.
b. Bengkak
Edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam
e. Tenderness
perdarahan).
h. Pergerakan abnormal
j. Krepitasi
12
F. Penatalaksanaan Medis
Proses penyembuhan dapat dibantu oleh aliran darah yang baik dan
femur adalah menjaga paha tetap dalam posisi normalnya dengan cara
meliputi :
a. Reduksi fraktur
bentuk pin, kawat, skrup, plat, paku atau batangan logam dapat
sampai penyembuhan tulang yang sulit terjadi. Alat ini dapat diletakkan
kerongga sum sum tulang. Alat tersebut menjaga aproksimasi dan fiksasi
13
b. Imobilisasi Fraktur
mengimobilisasi fraktur.
dan setelah fraktur mulai sembuh mobilisasi sendi dapat dimulai sampai
d. Analgetik
Diberikan untuk mengurangi rasa sakit yang timbul akibat trauma. Nyeri
G. Komplikasi
kulit.
b. Early Complication
14
Dapat terjadi seperti : osteomelitis, emboli, nekrosis, dan syndrome
compartemen
c. Late Complication
Sedangkan komplikasi lanjut yang dapat terjadi antara lain stiffnes (kaku
H. Pemeriksaan diagnostik
A. Pengkajian
secara menyeluruh.
2. Sirkulasi
trombus).
15
Tanda : Hipertensi ( kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap
nkapiler lambat ( capillary refill) , kulit dan kuku pucat atau sianosis .
3. Neurosensori
Gejala: Hilang gerak atau sensasi , spasme otot . kebas atau kesemutan
( parestesi ).
Gejala: Nyeri berat tiba tiba saat cidera ( mungkin terlokalisasi pada
tak ada nyeri akibat kerusakan syaraf. Spasme atau kerang otot (
setelah imobilisasi )
5. Integritas ego
stimulasi simpatis.
16
6. Makanan / cairan
7. Pernapasan
8. Keamanan
9. Penyuluhan / Pembelajaran
17
B. Diagnosa Keperawatan
2006) meliputi :
18
2.4. Latihan Kekuatan Otot (LKO)
tegangan dan tenaga selama usaha maksimal baik secara dinamis maupun
statis. (Kisner et al, 1996). Otot skeletal manusia dewasa secara keseluruhan
dan kuadrisep yang dilakukan sebelum tindakan operasi dengan tujuan untuk
memelihara kekuatan otot yang diperlukan untuk berjalan (Smeltzer & Bare,
2009).
aliran darah perifer dan mencegah kekakuan otot / sendi. Tujuannya adalah :
darah serta suplai oksigen untuk jaringan sehingga akan mempercepat proses
a) Aktif Asistif Range of Motion (AAROM) adalah kontraksi aktif dari otot dengan
bantuan kekuatan ekternal seperti terapis, alat mekanik atau ekstremitas yang
19
b) Aktif Resistif ROM (ARROM) kontraksi aktif dari otot melawan tahanan yang
diberikan, tahanan dari otot dapat diberikan dengan berat/beban, alat, tahanan
cast/Gips dan Brace. Contoh isometric exercise adalah 22 uadriceps set, gluteal
set.
d) Isotonik Exercise (Aktif ROM dan Pasif ROM) adalah kontraksi terjadi jika otot
tahanan tertentu atau hasil dari pergerakan sendi.contoh isotonic exercise fleksi
massa otot dan memperkuat serta mencegah atropi otot (Smeltzer & Bare,
20
kontraksi selama 5 – 10 detik. d. Biarkan pasien rileks. e. Ulangi latihan ini,
rileks. Ulangi latihan ini, 10 kali dalam satu jam ketika pasien terjaga.
detik. Biarkan pasien rileks. Ulangi latihan ini, 10 kali dalam satu jam ketika
pasien terjaga.
kekuatan otot ekstremitas yang cedera, tanpa menggerakkan sendi, yang akan
3. Latihan Isontonik /Latihan Range of Motion (ROM) Cara melakukan Aktif ROM
(Black, 2005)
21
a) Gerakan Kepala dan Leher : fleksi, lateral fleksi, ekstensi,hiperekstensi, rotasi.
b) Gerakan Bahu, sendi siku dan pergelangan tangan Bahu; fleksi, hiperekstensi,
adduksi.
c) Gerakan tungkai bawah (sendi pinggul, lutut dan kaki) Sendi pinggul (hip) ; fleksi,
Sendi lutut (knee) dan sendi kaki (ankle); fleksi, ekstensi, hiperekstensi. Jari kaki;
perubahan panjang otot. Ini melibatkan pemendekan otot dan kontraksi aktif
dan relaksasi otot-otot dan terjadi saat gerakan seperti berjalan, berlari,
otot yang menggunakan beban konstan dan terjadi perubahan panjang otot
pada lingkup gerak sendi. Terapi latihan yang digunakan untuk mengurangi
nyeri dan mempertahankan kekuatan otot dan luas gerak sendi yakni dengan
latihan isometrik. Latihan isometrik mungkin yang paling tepat dan mudah
22
Kontraksi isotonik dapat dibagi lagi menjadi dua kategori sebagai
panjang yang cepat yang dapat merusak jaringan otot dan menyerap
guncangan.
tubuh dimana otot melekat akan bergerak. Kontraksi isotonik memiliki 2 tipe
yaitu:
Ketika suatu otot berkontraksi dan kedua titik perlekatan otot tersebut
memendek.
gerakan dalam pola yang terkontrol, maka aksi otot tersebut disebut
23
Kontraksi isotonik memendek dapat terjadi dalam berbagai
keadaan,yaitu kapan pun gerakan yang terjadi sering titik perlekatan otot
terjadi jika ada gaya eksternal yang teraplikasikan pada komponen yang
bergerak dan bagian tubuh tersebut akan bergerak secara perlahan sehingga
Kontraksi konsentrik adalah tipe kontraksi otot yang lebih umum. Latihan
tubuh sendiri maupun beban dari luar, seperti lempengan besi, katrol, atau
mesin latihan.
24
2.5. Rencana Asuhan keperawatan
25
dalam rentang yang di harapkan
Tidak ada ortostatik hipertensi
Mendemonstrasikan
kemampuan kognitif yang di
tandai dengan :
Berkomunikasi dengan jelas
dan sesuai dengan kemampuan
Menunjukan perhatian,
konsentrasi, dan orientasi.
- Menunjukan fungsi sensori
motori cranial yang utuh:
tingkat kesadaran membaik,
tidak ada gerakan gerakan
involunter
26
BAB III
TINJAUAN KASUS
No. MR : 497541
3.1. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama : Ny.S
Umur : 34 Tahun
Agama : islam
Pekerjaan : IRT
Penanggung Jawab :
Nama : Tn. E
Umur : 36 Tahun
2. Keluhan Utama
3. Riwayat kesehatan
27
a. Riwayat kesehatan sekarang
keluarga dengan keluhan nyeri pada betis sebelah kiri dan tidak bisa
yang patah,klien mengeluh nyeri pada kaki (betis) sebelah kiri karena patah
dengan skala nyeri :4. Dan nyeri bertambah jika kaki tersebut
4. Data psikologis
Klien tampak menerima keadaan sakit sekarang dan berharap bisa cepat
sembuh.
5. Data sosial
6. Data spiritual
28
Klien beragama kristen protestan,klien dan keluarga selalu berdo'a
7. Kebiasaan sehari-hari
Nutrisi
a.Makanan
3x sehari
1 frekuensi
Nasi,lauk 3x sehari
jenis makanan
pauk,sayur Nasi, lauk-pauk,
sayur
b.Minuman
6-7 gelas /hari
frekuensi
Air putih 6-7 gelas/hari
jenis minuman
1x/hari Air putih
Eliminasi
Lembek 1x/hari
a.BAB
Kuning Lembek
2 frekuensi
4-5x/hari Kuning
konsistensi
warna
Jernih Terpasang kateter
b.BAK
kekuningan Jernih kekuningan
frekuensi
Khas Khas
warna
+ 1300 cc/hari +1300cc/hari
bau
jumlah
6-7 jam/hari
Tidak ada 6-7 jam/hari
3 Istirahat tidur
2x/hari Tidak ada
lama tidur
2x/hari Dilap 1x/hari
gangguan
1x/hari
tidur
Klien selalu dibantu
4. Personal hygiene
oleh keluarga dan
mandi
Klien bisa perawat dalam
gosok gigi
melakukan melakukan aktivitas
5.
aktivitas
Aktivitas
Secara mandiri
29
8. Pemeriksaan fisik
N : 81x/Menit S : 36,5'c
1.Kepala
2.Mata
inspeksi :simetris,tidak ada katarak,konjungtiva anemis,sclera an
ikterik
palpasi :tidak ada nyeri tekan
3.Hidung
hidung
4.Telinga
5.Mulut
6.Leher
30
Palpasi :tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembengkakan
7.Dada
8.Abdomen
9.Ekstremitas
10.Genetalia
9. THERAPY
31
A. ANALISA DATA
Klien mengatakan
nyeri pada betis
sebelah kiri kerena Diskontinuitas tulang
patah
DO :
Pergeseran fragmen
KLien tampak lemah tulang
Skala nyeri 4
Tampak edema pada
bagian fraktur
Nyeri bertambah jika Nyeri
pada bagian yang
fraktur di gerakkan
2 DS : Hambatan
Klien dalam aktivitas Fraktur mobilitas fisik
selama di Rumah Sakit
makan atau minum, Diskontinuitas tulang
mandi, berpakaian dan
ambulasi ROM di bantu Perubahan jaringan
oleh orang lain. sekitar
Sedangkan toileting,
mobilitas di tempat tidur Pergeseran fragmen
dan berpindah di bantu tulang
orang lain dan ala
DO :
Klien tampak lemah,
kebutuhan ADL dibantu Depormitas
oleh keluarga, klien
bedrest total, terpasang
infus NaCl 0,9% di Gangguan fungsi
tangan kanan, kekuatan
otot ekstremitas bawah Gangguan mobilitas
5/2, hasil rontgen fisik
radiologi menunjukkan
fraktur di os femur ⅓
tengah kiri, terpasang
bidai di kaki kiri
32
3 DS: Keterbatasan kognitif Defisiensi
pasien mengatakan pengetahuan
belum mengtahui
tentang program
rehabilitasi pada
pasien dengan
fraktur
pasien mengatakan
takut untuk
melakukan
pergerakan pada
kaki yang sudah
dioperasi, pasien
mengatakan takut
mengalami patah
lagi bila kaki
digunakan bergerak
DO:
pasien tampak takut
ketika dilakukan
latihan pergerakan
ROM aktif
pasien masih tampak
bingung ketika
dijelaskan tentang
program latihan
ROM,
pasien ragu dalam
melakukan
pergerakan sendi.
B. Diagnosa Keperawatan
tulang / fraktur
33
C. INTERVENSI
nyeri muncul
5.Kolaborasi pemberian
(Metamizole 1g/8jam)
34
dari peningkatan mobilisasi 3.Ajarkan merubah
5.Konsultasi dengan
fisioterapi
D. IMPLEMENTASI
35
nyeri muncul saat Metamizole skala 3
sekitar 10menit. dimasukkanMem T:Klien
O: beri informasi mengatakan
Klien tampak pada keluarga nyeri hilang
meringis untuk timbul, saat
kesakitan dan mendampingi nyeri muncul
memegangi klien sekitar
daerah paha kiri S:Keluarga klien 5menit.
saat nyeri muncul. mengatakan O:
Hasil tanda-tanda selalu Klien tampak
vital: TD : 140/90 mendampingi meringis
mmHg, Nadi : klien saat sakit kesakitan dan
82x/menit, irama seperti ini memegangi
cepat, kekuatan O:Keluarga daerah paha
atau isi kuatRR : tampak selalu kiri saat nyeri
21x/menit, irama mendampingi muncul. Hasil
normalSuhu : klien saat klien di tanda-tanda
37.10C.Klien rawat vital: TD :
terpasang Mengkaji nyeri 120/80 mmHg,
bidaipada kaki kiri, 10.0 P:Klien Nadi :
terpasang NaCl 0 mengatakan 80x/menit,
0,9%di tangan nyeri saat paha irama cepat,
kanan kiri mengalami kekuatan atau
pergerakan isi kuatRR :
Mengajarkan Q:Klien 20x/menit,
11.
Relaksasi nafas mengatakan irama
dalam nyeri seperti normalSuhu :
30 S: tertusuk-tusuk 36.80C.Klien
Klien mengatakan R:Klien terpasang
dapat melakukan mengatakan bidaipada kaki
teknik relaksasi nyeri di bagian kiri, terpasang
nafas dalam dan paha kiri infus NaCl
akan mengulangi S:Klien 0,9%di tangan
saat nyeri muncul menunjukkan kananMemberi
O: nyeri dengan kesempatan
Klien tampak skala 4 istirahat dan
melakukan teknik T:Klien tidur
relaksasi dengan mengatakan S:
baik dan tampak nyeri hilang Klien
nyaman timbul, saat mengatakan
nyeri muncul mengantuk
sekitar O:
10menit. Klien tampak
O: tidur dengan
Klien tampak nyaman
meringis
kesakitan dan
memegangi
daerah paha kiri
saat nyeri
muncul. Hasil
tanda-tanda vital:
TD:120/90
36
mmHg,
Nadi:80x/menit,
irama cepat,
kekuatan atau isi
kuatRR:
19x/menit, irama
normalSuhu :
36.70C.Klien
terpasang
bidaipada kaki
kiri, terpasang
infus NaCl
0,9%di tangan
kanan
Mengajarkan Memberitahu
Mengkaji merubah posisi keluarga dalam
2. kemampuan yang aman melakukan
mobilisasi S: teknik
09. S: Klien berpindah yang
Klien mengatakan mengatakan aman
00 tidak dapat dapat miring ke S:
melakukan kanan secara Keluarga
pergerakan pada perlahan mengatakan
paha kiri O: saat klien ingin
O: Klien tampak mengatur posisi
Klien tampak sedang di bantu
bedrest total, klien berpindah posisi dengan pelan-
memegangi daerah dengan hati-hati, pelan
paha kiri, terpasang kekuatan otot O:
bidai di kaki kiri dan ekstremitas Keluarga
infus NaCl 0,9% di bawah tampak selalu
tangan kanan 5/2Konsultasi sabar
Melatih kemampuan fisioterapi mendampingi
dalam pemenuhan S: dan membantu
ADLS: Klien Klien klien
mengatakan dapat mengatakan
melakukan nyeri muncul
pemindahan posisi saat bergerak
miring di bantu O:
keluarga klien tampak
O: memegangi paha
Klien tampak kiri
berhati-hati dan
menahan nyeri saat
berpindah posisi,
kekuatan otot
ekstremitas
37
E. EVALUASI
Dx Evaluasi
1 S: S: S:
P:Klien mengatakn nyeri P:Klien mengatakan P:Klien
saat paha kirimengalami nyeri saat paha kiri mengatakan nyeri
pergerakanQ:Klien mengalami saat paha kiri
mengatakan nyerti pergerakan Q:Klien mengalami
terasa tertusuk- mengatakan nyeri pergerakanQ:Klien
tusukR:Klien seperti tertusuk- mengatakan nyeri
mengatakan nyeri tusukR:Klien seperti tertusuk-
dibagian paha mengatakan nyeri di tusukR:Klien
kiriS:Klien menunjukkan bagian paha mengatakan nyeri
nyeri skala 4T: Klien kiriS:Klien di bagian paha
mengatakan nyeri menunjukkan nyeri kiriS:Klien
hilang timbul, saat nyeri dengan skala menunjukkan
mucul sekitar 15 menit. 4T:Klien mengatakan nyeri dengan
O: nyeri hilang timbul, skala 3T:Klien
Klien tampak meringis saat nyeri muncul mengatakan nyeri
kesakitan dan memegangi sekitar 10 menit. hilang timbul, saat
daerah paha kirisaat nyeri O: nyeri muncul
muncul. Tanda –tanda Klien tampak sekitar 5menit.
vital:TD: 140/90 mmHg, meringis kesakitan O:
Nadi: 82x/menit, irama dan memegangi Klien tampak
cepat, kekuatan atau isi daerah paha kiri saat meringis kesakitan
kuatRR: 21x/menit, irama nyeri muncul. Hasil dan memegangi
normal Suhu: 37,10C tanda-tanda vital: daerah paha kiri
Klien terpasang bidai di TD:130/90 mmHg, saat nyeri muncul.
kaki kiridengan cairan Nadi:80x/menit, irama Hasil tanda-tanda
infus NaCl 0,9%di tangan cepat, kekuatan atau vital: TD : 120/80
kanan isi kuatRR: 20x/menit, mmHg, Nadi:
A: masalah belum teratasi irama normalSuhu : 80x/menit, irama
P: lanjutkan intervensi 36.70C.Klien cepat, kekuatan
terpasang bidaipada atau isi kuatRR :
kaki kiri, terpasang 20x/menit, irama
infus NaCl 0,9%di normalSuhu :
tangan kanan 36.80C.Klien
A: masalah teratasi terpasang
sebagian bidaipada kaki kiri,
P: lanjutkan intervensi terpasang NaCl
0,9%di tangan
kanan
A: masalah teratasi
sebagian
P: lanjutkan
intervensi
2 S: S: S:
Klien mengatakan tidak Klien mengatakan Klien mengatakan
dapat melakukan dapat mengatur posisi dapat mengatur
38
pergerakan terutama miring kekanan posisi secara
pada paha kiri O: mandiri dengan
O: Klien tampak bedrest Klien tampak berpindah perlahan
total, klien memegangi dengan hati-hati O:
daerah paha kiri yang dibantu oleh keluarga, Klien tampak
nyeri, terpasang bidai di terpasang bidai di kaki melakukan posisi
kaki kiri,terpasang infus kiri,terpasang infus secara perlahan
NaCl 0,9% di tangan NaCl 0,9% di tangan dan hati-
kanan,kekuatan otot 5/2, kanan, kekuatan otot hati,terpasang bidai
hasil rontgen radiologi ekstremitas bawah 5/2, di kaki
yaitu fraktur di os femur ⅓ hasil rontgen radiologi kiri,terpasang infus
tengah kiri yaitu fraktur di os femur NaCl 0,9% di
A: masalah belum teratasi ⅓ tengah kiri tangan kanan,
P: lanjutkan intervensi A: masalah teratasi kekuatan otot
sebagian ekstremitas bawah
P: lanjutkan intervensi 5/2, hasil rontgen
radiologi yaitu
fraktur di os femur
⅓ tengah kiri
A: masalah
teratasisebagian
P:Lanjutkan
intervensi
39