ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn. S DENGAN FFRAKTUR FEMUR,
DI RUANG SADEWA 1 RSUD KRMT WONGSONEGORO SEMARANG
DISUSUN OLEH
LAILA QOTHRUNNADA
P1337420619042
A. Biodata Klien
a. Data Demografi
1. Klien / Pasien
1) Nama : Tn. S
2) Usia : 60 Tahun
3) Jenis kelamin : Laki-laki
4) Alamat : Kec Candisari, Cinde selatan
5) Pendidikan :-
6) Pekerjaan : Tukang bangunan
7) Agama : Islam
8) Suku : Jawa
9) Tanggal Masuk : 23 Oktober 2021
10) Diagnosa medis : Fraktur femur sinistra 1/3 medial
2. Penanggung Jawab
1) Nama : Ny. K
2) Umur :-
3) Jenis Kelamin :Perempuan
4) Hubungan dengan klien : Istri
5) Alamat : Kec Candisari, Cinde selatan
b. KELUHAN UTAMA
Patah tulang pada kaki bagian paha kiri dan terasa nyeri
c. RIWAYATKESEHATAN
1. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien masuk kerumah sakit pada hari Sabtu, 23 Oktober 2021 jam 14.23
WIB, dengan keluhan kaki bagian paha kiri patah dan terasa nyeri. Setelah
dilakukan pengkajian oleh petugas IGD ternyata ditemukan diagnosa
Fraktur femur sinistra 1/3 medial. Pasien mendapatkan terapi obat di IGD
berupa Ranitidin inj 2X1, Ceftiraxon 1gr inj 2X1, Ketorolac 30 mg inj
2X1, Nacl 0,9% 20 tpm. Kemudian pasien masuk keruang rawat inap di
ruang sadewa 1 pada pukul 14.50 WIB.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan 15 tahun yang lalu pernah dirawat di rumah sakit
karena sakit paru-paru.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak memiliki penyakit menurun seperti DM.
4. Genogram
Ket :
- : Laki-laki
- : Perempuan
- : Pasien
- X : meninggal
- : Garis perkawinan
- : Garis Keturunan
- ------------ : Garis serumah
B. Pengkajian
a. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL ( GORDON)
1. Pola Persepsi Kesehatan
DS : Pasien mengatakan ingin segera sehat kembali
DO : Pasien terlihat semangat untuk sembuh
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pasien mengatakan sebelum sakit makan 3 x sehari satu porsi habis, selama
sakit, pasien makan 3 x sehari satu porsi terkadang tidak habis.
3. Pola Eliminasi
Pasien mengatakan selama di RS pasien belum BAB, pasien bed rest dan di
pasang kateter, urin pasien berwarna kuning jernih.
4. Pola Istirahat dan Tidur
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit tidur 6-8 jam sehari.
b. Saat sakit
Pasien mengatakan setelah sakit kadang sering terbangun di malam hari
karena nyeri pada kaki kiri.
5. Pola Aktifitas dan Latihan
Setelah masuk RS aktivitas pasien menjadi menurun karena pasien bed rest
akibat paha kaki kiri pasien patah, pasien terpasang kateter dan pasien juga
terpasang infus.
6. Pola peran dan hubungan
Pasien berperan sebagai suami di dalam keluarganya, selama sakit peran
pasien dalam keluarga menjadi sedikit. Pasien menjalankan perannya
dengan baik dan menjalin hubungan komunikasi baik dengan keluarganya.
7. Pola persepsi sensori
Pasien sadar (composmentis), dapat berbicara dengan baik, interaksi sesuai,
pendengaran normal, dan penglihatan normal.
8. Pola persepsi diri/ konsep diri
a. Gambaran diri :
pasien mengatakan optimis dengan tubuhnya yang sekarang
b. Identitas diri pasien :
adalah seorang suami dan juga ayah
c. Harga diri :
pasien tidak merasa malu dengan kondisi pasien saat ini
d. Ideal diri :
pasien percaya bahwa kondisinya akan segera membaik dan segera
pulang
9. Pola Seksual dan Reproduksi
Pasien adalah seorang laki-laki yang berstatus menikah dan memiliki 2
anak perempuan.
10. Pola Mekanisme Koping
Pasien mengatakan saat ini selalu menyelesaikan masalahnya dengan
keluarga dan merasa khawatir cemas terhadap sakitnya.
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan beragama islam, sebelum sakit pasien dapat
menjalankan ibadah solat.
b. Saat sakit
Pasien mengatakan saat ini kesulitan untuk melakukan ibadah solat.
b. PEMERIKSAAN FISIK
a) Keadaan umum pasien
- Kesadaran: Compos Mentis, GCS : 15 (E: 4, M: 6, V: 5)
- Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 170/83 mmHg
Nadi : 82 x/menit,
Pernapasan : 20 x/menit,
Suhu : 36,9 0c
Sp02 : 96%
b) Head to toe
1. Kulit
Warna kulit sawo matang, turgor baik.
2. Kepala dan Rambut
Bentuk kepala normal, ukuran normal, luka (-), benjolan (-) , rambut
hitam.
3. Mata
Bentuk mata simetris. Tidak tampak secret. Sclera tidak ikterik. Pupil
iskor. Konjungtiva tidak anemis. Fungsi penglihatan baik.
4. Hidung
Bentuk simetris, secret (-), polip (-), sinusitis (-).
5. Mulut
Bibir tampak kemerahan, lidah bersih, batuk (-),tonsillitis (-),
stomatitis(-).
6. Telinga
Simetris kanan=kiri, nyeri(-), darah(-), liang telinga terdapat serumen,
fungsi pendengaran normal.
7. Leher
Batuk (-), pembesaran JVP (-),pembesaran tiroid (-), reflek menelan
baik, deviasi trachea (-).
8. Dada
a. Paru - Paru
Inspeksi : bentuk simetris
Palpasi : benjolan (-),nyeri (-)
Perkusi : sonor kanan=kiri
Auskultasi : wheezing (-)
b. Jantung
Inspeksi : bentuk simetris
Palpasi : ictus cordis teraba, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : terdengar pekak
Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
9. Abdomen
- Inspeksi : acites (-), lesi (-), dinding abdomen tampak simetris
- Auskultasi : peristaltic usus 7 kali permenit, terdengar jelas
- Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepatomegali (-),
splenomegali(-)
- Perkusi : timpani - redup
10. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas : terpasang infus NaCl 0,9% pada ekstremitas kiri,
jejas (-), kulit tampak bersih, vulnus (-), pergerakan aktif, oedema (-
), turgor kulit baik, kekuatan otot ekstermitas kiri atas 4/4, kanan
atas 3/4.
b. Ekstremitas bawah : pergerakan ekstermitas kiri bawah pasief,
pergerakan ekstermitas kanan bawah pasif, oedema (-), ada fraktur
femur sinistra 1/3 medial. ada fraktur komplit pada kolum-
intertrochanter os femur dekstra. : Fraktur tertutup. Kekuatan otot
ekstermitas kiri bawah 2/4, kekuatan otot ekstermitas kanan bawah
1/4.
11. Sistem saraf
- Fungsi motorik tidak ada gangguan
- Fungsi sensorik tidak ada gangguan
- Tidak ada reflex patologis
d. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratrium
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL KET.
23/10/21
Calcium 1,29 Mmo/l 9-11 mg/dl
Glukosa darah sewaktu 181 mg/dL < 100mg/dL
Hemoglobin 12,2 g/dL > 12,0 g/dL
Hemaokrit 30.90 % 38–46
Calium 3,90 Mmo/l 3.5 mmol/L - 5.0
mmol/L
Trombosit 306 UL 150-400
Leukosit 20,5 UL 3,6-11,0
Ureum 29.5 Mg/dl 8-24 mg/dL.
Creatin 1.3 0,6-1,2 mg/dL
Eritrosit 4.33 ul 4,0 – 5,0
2. Thorax AP
COR : Bentuk dan letak normal
Pulmo : corakan vaskuler meningkat. Tampak bercak pada ke dua perihiler
dan parakardial kanan.
Diafragma dan sinus kostofrenikus kanan kiri normal tulang dan soft tissue
baik.
Kesan :
Cor bentuk dan letak normal. Gambar bronkopneumonia.
3. X Foto femur sinistra AP – Lateral
Struktul tulang tampak normal. Tampak diskontinuitas komplit oblik pada
1/3 proksimal tengah. Os femur sinistra, disertai displacement ke medial.
Aposisi dan aligment kurang baik. Tak tampak dislokasi pada hip joint
sinistra. Tak tampak lesi dan sklerotik pada tulang. Tak tampak
penyempitan cela sendi. Tak tampak lusensi dan klasifikasi soft tissue.
Kesan :
Fraktur komplit oblik pada 1/3 tengah Os femur sinistra, disertai
displacement ke medial aposisi dan aligment kurang baik.
4. X Foto femur dekstra AP – lateral
Struktur tulang tampak normal, tampak diskontinuitas komplit pada kolum
– intertrochanter Os femur dekstra, aposisi dan aligment kurang baik. Tak
tampak dislokasi pada hip joint dekstra. Tak tampak lesi dan sklerotik pada
tulang. Tak tampak penyempitan cela sendi. Tak tampak lusensi dan
klasifikasi soft tissue.
Kesan :
Fraktur komplit pada kolum – intertrochanter Os femur dekstra, aposisi
dan aligment kurang baik
5. X Foto pelpis AP
Kesan :
Fraktur komplit pada kolum– intertrochanter Os femur dekstra. Aposisi
dan aligmena kurang baik. Shortening pada kolum femur sinistra sacroilitis
sinistra.
e. PROGRAM TERAPI
1. Nacl 0,9% 20 tpm
2.Ranitidin inj 2x1
3.Ceftiraxon 1 gr inj 2x1
4.Ketorolac inj 3x1
- DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisik D.0077
b. Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan D.0080
c. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan musculoskeletal D.0054
D. Perencanaan
Diagnosa
Tgl/ jam No Tujuan (SLKI) TTD Intervensi (SIKI) TTD
Keperawatan
25 Oktober 1 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi f
2021 Pukul Agen pencedera keperawatan selama 2 x 24 1. Identifikasif lokasi, karakteristik,
09.30 fisik jam masalah keperawatan durasi, danfskala nyeri.
nyeri akut dapat teratasi Terapeutik f
dengan kriteria : 2. Berikan teknik
f nonfarmakologis
a. Keluhan nyeri menurun (relaksasi nafas
f dalam)
b. Meringis menurun 3. Fasilitasi istirahat dan tidur
c. Gelisah menurun Edukasi
d. Kesulitan tidur menurun 4. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri.
Kolaborasi
5. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
25 Oktober 2 Ansietas b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi
2021 Pukul kekhawatiran keperawatan selama 1 x 24 1. Identivikasi saat tingkat
09.30 mengalami jam masalah keperawatan ansietas berubah
kegagalan ansietas dapat teratasi dengan Teraprutik
kriteria hasil : 2. Ciptakan suasana teraputik
a. Perilaku gelisah menurun untuk menumbuhkan
b. Tegang menurun kepercayaan
Edukasi
3. Jelaskan prosedur operasi
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
4. Informasikan secara factual
mengenai diagnose
pengobatan, dan prognosis
5. Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien.
6. Ajarkan teknik relaksasi nafas
dalam
Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberian obat anti
ansietas, jika perlu
25 Oktober 3 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Observasi
2021 Pukul mobilitas fisik keperawatan selama 2 x 24
1. Identifikasi adanya nyeri atau
09.30 b.d gangguan jam masalah keperawatan
keluhan fisik lainnya
musculoskeletal gangguan mobilitas fisik
2. Identifikasi toleransi fisik
dapat teratasi dengan kriteria
melakukan ambulasi
hasil :
- Nyeri menurun
Terapeutik
Edukasi
4. Anjurkan melakukan
ambulasi dini
E. Implementasi
TTD
Tanggal/jam DX KEP Tindakan Keperawatan Respon Pasien
Berikan teknik DS :
nonfarmakologis (relaksasi Pasien mau melakukan teknik relaksasi nafas
nafas dalam) dalam saat pasien merasakan nyeri. Pasien
mengatakan nyeri tidak berkurang
DO :
Meringis pasien berkurang
DO :
Meringis pasien berkurang
1. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia: definisi
dan indikator diagnostik Edisi 1. Jakarta: DPP PNI
2. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standart Luaran Keperawatan Indonesia: definisi
dan kriteria hasil keperawatan Edisi 1. Jakarta: DPP PNI
3. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia: definisi
dan Tindakan keperawatan Edisi 1. Jakarta: DPP PNI
4. Andi, Juli. DKK. 2020. Nyeri Pada Pasien Post OP Fraktur Ekatermitas Bawah Dengan
Pelaksanaan Mobilisasi Dan Ambulasi Dini: Journal of Telenursing (JOTING)
5. Wiarto, G. (2017). Nyeri Tulang dan Sendi. Gosyen Publisihing.
6. Aini, lala. Dan Reskita, Reza. 2018. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap
Penurunan Nyeri pada Pasein Fraktur. Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Tanjung Karang
7. http://scholar.unand.ac.id/17468/2/2.%20BAB%20I%20.pdf
8. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1360/4/4%20CHAPTER%202.pdf